Anda di halaman 1dari 10

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korosi merupakan salah satu masalah serius yang berakibat pada timbulnya

kerugian dalam segi pembiayaan. Korosi tidak dapat dihilangkan namun dapat

dicegah dengan memproteksi material dari lingkungan. Hal ini tentu saja

menimbulkan banyak kerugian karena terjadi pengurangan dimensi yang relatif

besar per satuan waktu dan juga mengurangi umur berbagai barang atau

bangunan yang menggunakan material logam. Kerugian langsung akibat korosi

berupa pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang

mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa

terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak

akibat korosi, sedangkan korosi pada senjata ringan adalah adanya perubahan

warna pada senjata ringan yaitu warna berubah menjadi kecoklatan (karat) serta

dapat mengakibatkan keausan pada senjata tersebut, dan dapat mengakibatkan

kerusakan pada senjata ( senjata tidak dapat berfungsi dengan baik/ rusak).

Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di

lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.

Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling

lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi,

sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah


2

berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. xH2O, suatu

zat padat yang berwarna coklat-merah.

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari

besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s)Fe2+(aq)+2eE=+0.44V

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang

bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g)+2H2O(l)+4e4OH-(aq)E=+0.40V

atau

O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l) E = +1.23 V

2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Korosi Besi

Korosi besi memerlukan oksigen dan air.

3.Pengaruh Logam Lain terhadap Korosi Besi

Dari kehidupan sehari-hari kita ketahui bahwa besi yang dilapisi dengan zink

tahan karat, sedangkan besi yang kontak dengan tembaga berkarat lebih

cepat.

4.Cara-cara Pencegahan Korosi Besi

Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal

ini terjadi karena beberapa hal, diantaranya:

Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,

Pengolahan relatif mudah dan murah, dan


3

Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi

menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang

yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan

mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini

terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.

Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang

terjadi, yaitu :

O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e 4 OH-(aq)

Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion

inisehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion

inisegera ditangkap oleh garam kompleks hexasianoferat (II) membentuk

senyawakompleks stabil biru. Lingkungan basa tersedia karena kompleks

kaliumheksasianoferat (III).

Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisansenyawa

besi (III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembusoleh

udara maupun air. Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial

reduksijauh lebih negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut

menjaditerhambatkarena hasil oksidasi Al2O3, yang melapisinya tidak

bersifat poroussehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan

udara luar.
4

Karatan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap logam yang

mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak

dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis

karatadalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja,

sedangkansecara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi

didefenisikan sebagaidegradasi material (khususnya logam dan paduannya) atau

sifatnya akibatberinteraksi dengan lingkungannya.

Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah

danberlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah

ataudihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat

lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya.

Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya

transferelektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel

yangmemberikan elektron (anoda) dan lingkungannya sebagai penerima

elektron(katoda). Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah

reaksioksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion

denganmelepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi

reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap

elektron-

elektron yang tertinggal pada logam.

R = (534 W)/(D.A.T)
5

R = laju korosi, mil per year, mpy

W = kehilangan berat, mili gram

D = densitas, g/cm3

A = luas permukaan sampel, in2

T = lama waktu pengujian, jam

Sebagai catatan, bahwa rumus di atas dapat digunakan dengan asumsi bahwa

logam M mengalami serangan korosi merata dalam larutan X.


6
7

Coating atau pelapisan (logam atau non-logam) pada suatu pemukaan


(logam atau non-logam), secara umum adalah berfungsi untuk keperluan
sebagai berikut :

Decorative/aesthetic : cosmetic marketable appearance


Functional/engineering : corrosion and wear resistant
Electronic circuitry : Printed Circuit Boards, Connectors and contacts
Repair/reclamation : refurbishment of worn parts, recovery oftolerance
Manufacturing : Electroforming
Economic : Cheaper (eg. steel) substrates,expensive coating
8

Conversion Coating
Suatu proses yang merubah lapisan permukaan yang aktif (korosif) menjadi
lapisan pasif yang dapat melindungi permukaan dari serangan korosi.
Proses ini relatif sederhana dan lapisan yang terbentuk memiliki ketebalan
antara 0.1 sampai 5 mikron.
Dapat menghasilkan sinergi yang baik dengan proses coating lainnya.

Oxide Coatings : Pelapisan yang menghasilkan lapisan oksida yang memiliki


sifat adhesif yang baik. Proses ini dapatdilakukan secara thermal, kimiawi
ataupun secara elekrokimia. Ketebalan lapisan oksida ini adalah kurang dari
2,5 mikron.

Bluing dilakukan dengan cara pemanasan logam (umumnya


baja) pada temperatur 225C sampai 370C dalam atmosfir uap
air selama 0,25 sampai 12 jam.
Chemical baths psama dengan proses bluing tetapi
dilakukan dengan mencelupkan logam pada larutan kimia (Ferri,
cupri, asam phospat atau garam ammonium).
Black oxide dapat diterapkan pada logam-logam : baja,
tembaga dan stainless steel. Proses ini dilakukan secara kimiawi.
Anodizing merupakan proses elektrokimia (umumnya pada
logam aluminium) dengan tujuan menghasilkan lapisan protektif
serta untuk keperluan dekoratif, lapisan yang dihasilkan memiliki
ketebalan antara 2 m sampai 25 m. Lapisan yang lebih tebal
lagi yaitu antara 25 sampai 75 m ditujukan untuk ketahanan
abrasi.

Chromate Coatings : lapisan yang terbentuk oleh


reaksi dari larutan asam kromik atau garam kromium. Lapisan ini
memiliki sifat ketahanan korosi yang baik pada kondisi atmosfir
biasa serta dapat diterapkan pada logam-logam : aluminium,

seng, cadmium, dan magnesium.


Phosphate Coatings : Lapisan yang terbentuk dari
kristal-kristal phosfat pada permukaan logam (baja karbon, baja
9

paduan rendah, besi cor, seng, cadmium, aluminium dan timah).


Jenis-jenis lapisan ini adalah : besi phosfat, seng phosfat dan
mangan phosfat. Lapisan phosfat ini tergolong lapisan jenis
nonmetalik.

Persiapan Permukaan
cleaning

Degreasing
Pickling

Perlakuan permukaan
Conversion coatings atau etsa-primer
Polishing
Mechanical modification

Komposisi larutan blackening yaitu:


Jenis Asam :
FeCl3 = 1 bagian
HCl = 3 bagian
H2O = 100 bagian
Proses dicelup, kemudian dipanggang (dipanaskan)

Jenis Basa :
NaOH = 700 gr/lt
NaNO3 = 350 gr/lt
NaNO2 = 175 gr/lt
Proses dicelup pada temperatur: 80 C selama: 30 menit,
dinginkan dalam oli.
Atau:
NaClO2 = 100 ml
NaOH = 5 gr
Proses dicelup dalam larutan (PH=13) pada temperatur: 18 C
selama: 15 detik
10

Anda mungkin juga menyukai