Anda di halaman 1dari 25

KOROSI

I. Pendahuluan
Logam/bangunan logam
pada umumnya terdapat
dalam lingkungan
berwujud: gas, cair atau
padat.
Lingkungan tersebut
dapat menyebabkan
logam:
mengalami kerusakan
disebut korosi
Contoh: besi dalam udara/air
berkarat
tidak mengalami kerusakan
Contoh: emas, platina disebut
logam mulia.
Definisi:
Korosi adalah peristiwa
rusaknya benda logam
karena proses reaksi kimia
yang dialami dalam
lingkungannya.

Masalah korosi
menyentuh hampir
seluruh
benda/bangunan
logam, bagian
terbesar dalam bidang
industri ( 15% bahan
konstruksi besi harus
diganti per tahun).
Korosi dapat menyerang:
hanya bagian luar benda logam masih dapat
berfungsi, tetapi tidak enak dipandang.
bagian dalam merusak seluruh struktur
berbahaya diperlukan lapisan pelindung.

Hasil reaksi korosi berbentuk oksida akan


menutupi permukaan logam yang:
bila menghalangi kontak logam lebih lanjut
dengan lingkungannya akan
menghambat/menghentikan proses korosi
(oksida-oksida Al, Cr, Ni, Zn, dll).
Bila mudah mengelupas korosi akan
berlanjut. (oksida logam alkali dan logam
alkali tanah).
II. Proses Korosi
Corrosion is an electrochemical process
Merupakan peristiwa yang berlangsung
secara spontan G < 0.

- reaksi reduksi - reaksi katodik (red)


Korosi dapat berlangsung oleh:
1. Kontak langsung dengan zat kimia
a) Pada suhu (T) biasa
-Mg dan Sn dengan Cl2 (cepat)
-Mg dan Ca dengan O2 (lambat)
b) Pada suhu tinggi
Logam lain (Fe, Cu) dengan O2 (cepat)
(logam diletakkan dalan nyala api)
2.Terbentuk sel listrik (korosi galvanik)
biasanya dalam lingkungan
fasa cair/basah.
a) Reaksi anodik
Terjadi pada logam berfungsisebagai
anoda
M M+ + e-
OH- atau X- bergerak ke anoda:
2M + 2OH- M2O + H2O + 2e-
M + OH- MOH + e-
M + X- MX + e-
b) Reaksi katodik Anodes and
Terjadi pada logam berfungsi cathodes may
arise from
sebagai katoda differences in
M+ + e- M the constituen
2H+ + 2e- H2
O2 + 2H2O + 4e- 4OH-
Contoh :
Jenis sel listrik yang dapat terbentuk:
a) Sel komposisi: terjadi pada
kontak/sambungan 2 logam
(A dan B), tertutup oleh
larutan elektrolit. Logam
bersifat lebih anodik
mengalami korosi.

Dalam sel listrik:


Anoda (A) : reaksi oksidasi
M M+ + e-
(bahan logam Anoda ion
M+ - logam anoda dirusak)
Katoda (K) reaksi reduksi
N+ + e- N
(menempel pada katoda)
Untuk sel komposisi yang akan mengalami korosi adalah logam yang
bersifat lebih anodik;
dapat dilihat dari daftar Potensial Elektrode Standar (PES)
Jenis sel listrik yang dapat terbentuk:
b) Sel konsentrasi: ujung-
ujung suatu batang kawat
dicelupkan ke dalam
konsentrasi berbeda dari
suatu larutan elektrolit.

Konsentrasi di A (Katodik) >


konsentrasi di B (Anodik)
Yang mengalami korosi ialah
ujung yang tercelup ke dalam
B.

c) Sel tegangan: bagian


logam yang terganggu
susunan kristalnya
mengalami korosi bila
tertutup larutan elektrolit
(berfungsi sebagai anoda)
III. Klasifikasi Korosi
Ditinjau dari daerah permukaan yang
diserang, korosi dibagi dalam 3 jenis:
1. Korosi permukaan / uniform corrosion
Menyerang seluruh permukaan logam
(mencakup 65% dari seluruh proses korosi)
Contoh: baja dalam udara lembab
2. Korosi celah/crevise corrosion
Terjadi pada celah sambungan 2 logam (mur
2 sekrup, ring) atau logam dengan benda non
logam yang bersinggungan dengan elektrolit.
Logam bersifat lebih anoda mengalami
kerusakan.
3. Korosi sumur / pitting corrosion
Berawal dari korosi terlokalisasi.

Contoh pada baja.


Sekali terbentuk karat pada suatu tempat, akan terbentuk
sumur pada proses selanjutnya.
Proses akan dipercepat oleh kehadiran anion aktif
umpamanya anion Cl-.
IV. Jenis Lingkungan
1. Korosi kering (dry
corrosion)
Berlangsung dalam lingkungan
gas antara logam dan O2.
Logam + O2 (murni/udara)
oksida logam
Reaksi berlangsung secara
spontan (G < 0).
Pada suhu rendah kecepatan
oksidasi berlangsung lambat dan
berlangsung lebih cepat pada
suhu tinggi.
Oksida logam terbentuk pada
permukaan logam:
- pada suhu ruangan terlalu tipis
untuk dapat dilihat
- pada suhu tinggi timbul warna
warni (pelangi) karena
interferensi cahaya yang
dipantulkan antara lapisan atas
dan bawah oksida logam
persamaan grafik pertumbuhan tebal karat :
Per. Parabolik; y2 = 2k1t
pers. Linier; y = k2t + c
Pers. Logaritmik; y = k3 log (at+1)
(k1, k2, k3, c, a ; konstanta)

k1 tergantung suhu sehingga untuk satu persamaan pertumbuhan


terbentuknya tebal oksida dapat berbeda pada suhu berbeda.
Contoh:
logam Ti : T rendah logaritmik, T tinggi parabolic
(1)kecepatan oksidasi berkurang dengan bertambahnya y
(2)karat bertambah terus hingga pecah terbentuk karat baru
(3)oksidasi berhenti pada harga y tertentu
2. korosi basah (wet corrosion)
Lebih buruk dibandingkan
dengan korosi kering
Karat besi (Fe2O3.3H2O)
membuat besi tak berguna.
Lapisan karat akan mengelupas
menyebabkan proses korosi
berkelanjutan
Besi tidak akan berkarat bila :
udara di sekitarnya kering (tidak
mengandung uap air)
air benar-benar bebas O2.
Faktor utama penyebab korosi
ialah O2 dan air yang dipercepat
dengan adanya:
asam dan elektrolit
logam bersifat katodik (lebih
tidak rekatif)
karat itu sendiri
a) korosi tetes air (water drop corrosion)
b) korosi batas permukaan air (water line attack)
- karat mengendap pada batas dibawah permukaan air
(tempat bertemu ion Fe2+ dengan ion OH-)
- besi dibawah permukaan mengalami korosi secara
merata.
3. korosi udara dan tanah
a) Korosi udara/atmosfer
- besi mulai berkarat pada kelembaban > 60%
- proses dipercepat oleh gas SO2, hujan, debu
b) Korosi tanah
Tergantung dari pada daya antar listrik tanah tersebut.
Tanah basah daya antar listrik besar (tahanan kecil)
korosi cepat
Tanah kering daya antar listrik kecil (tahanan besar)
korosi lambat
IV. Pencegahan Korosi
Pencegahan dilakukan dengan cara:
Modifikasi lingkungan
Modifikasi sifat logam
Lapisan pelindung
Proteksi katodik
Pemilihan bahan dan desain
Anodic Coatings
IV. Pencegahan Korosi
Modifikasi lingkungan

Menghilangkan semua senyawa


yang merangsang terjadinya korosi:
O2, asam, garam, uap air, debu.
Memberi inhibitor: bahan dalam
jumlah kecil ditambahkan pada
lingkungan sekitar logam akan
menurunkan kecepatan korosi
IV. Pencegahan Korosi
Modifikasi sifat logam

Penggunaan cara modifikasi lingkungan sering


menimbulkan masalah pencemaran hasil lebih dipilih
modifikasi sifat logam.
Ada 2 cara:
Alloying (penambahan logam lain)
Contoh: - Stainless steel: Baja diberi Mn, Cu + S
- Kuningan : Campuran Cu dan Zn diberi As atau
Sb mencegah
proses dezincification.
Refining (pemurnian)
Contoh: - Menghilangkan S dari baja
- Mengurangi kadar C dalam baja.

Anda mungkin juga menyukai