Defensi korosi
Korosi berasal dari bahasa latin “Corrodere” yang artinya perusakan logam
atau berkarat. Definisi korosi adalah proses degradasi/deteorisasi/perusakan
material yang terjadi disebabkan oleh lingkungan sekelilingnya. Beberapa pakar
bersikeras definisi hanya berlaku pada logam saja, tetapi para insinyur korosi juga
ada yang mendefinisikan istilah korosi berlaku juga untuk material non logam,
seperti keramik, plastik, karet. Sebagai contoh rusaknya cat karet karena sinar
matahari atau terkena bahan kimia, mencairnya lapisan tungku pembuatan baja,
serangan logam yang solid oleh logam yang cair.
Adapun definisi korosi dari pakar lain :
a. Perusakan material tanpa perusakan mekanis.
b. Kebalikan dari metalurgi ekstraktif.
c. Proses elektrokimia dalam mencapai kesetimbangan termodinamika suatu
sistem.
Adapun proses korosi yang terjadi, di samping oleh reaksi kimia biasa,
maka yang lebih umum adalah proses elektro kimia. Yang dimaksud dengan
lingkungannya dapat berupa udara dengan sinar matahari, embun, air tawar, air
laut, air danau, air sungai dan tanah yang berupa tanah pertanian, tanah rawa,
tanah kapur dan tanah berpasir/berbatu-batu. Korosi dapat berjalan secara cepat
ataupun lambat tergantung dari material bahan, lingkungan, temperatur dan lain
sebagai nya. Dalam dunia teknik, material korosi yang sering disinggung adalah
korosi pada logam. Ilustrasi dari proses pengkorosian pada material logam dapat
dilihat pada Gambar 1 dimana besi yang dibentuk sesuai kegunaannya dapat
terkorosi akibat lingkungan yang dihadapi pada aplikasinya.
Steel mill
Auto Body
Reduction Sheet
Rolling ( Atmosphere) Rust
Iron ore
Mine Casting
Iron Oxide Refining
Shaping Pipe
Undergone ( Hydrated
pipeline iron oxide)
( solid and
water)
Dalam lingkungan tertentu dapat saja medianya bersifat asam netral, lembab,
panas dan ada yang menunjang zat-zat renik yang juga dapat menimbulkan
masalah korosi. Dari segi teori, korosi tidak mungkin sepenuhnya dapat dicegah
karena memang merupakan proses alamiah bahwa semua logam akan kembali ke
sifat asalnya. Asal dari tanah kembali ke tanah, asal dari bijih besi kembali ke
oksida besi. Walaupun demikian pengendalian korosi harus dilakukan secara
maksimal, karena dilihat dari segi ekonomi dan segi keamanan merupakan hal
yang tidak mungkin ditinggalkan. Jadi pengendalian korosi harus dimulai dari
perancangan, pengumpulan data lingkungan, proses, peralatan yang dipakai bahan
baku dan cara pemeliharaan yang akan dilaksanakan. Menurut proses
elektrokimia, bahwa proses korosi pada logam disebabkan karena logam itu
mempunyai komposisi kimia yang tidak homogen. Dalam kenyataan memang
logam sangat sulit untuk dibuat betul-betul homogen. Akibatnya akan ada
perbedaan potensial yang dapat menimbulkan korosi galvanis bila ada elektrolit
(uap air dan udara). Bagian yang berpotensial lebih rendah akan menjadi anoda
sedangkan yang berpotensial lebih tinggi akan menjadi katoda. Sebagai contoh
korosi pada besi [7].
Anoda akan larut: Fe Fe++ + 2e.
reaksi katodik .
+2
Zn
Zinc
e HCl Solution
e
+
H
+
H2 H
+
H
Cl
Korosi dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Salah satu metode dalam
pembagian korosi adalah korosi oksidasi dan korosi elektro kimia. Pembagian lain
dari klasifikasi korosi adalah korosi temperatur rendah dan korosi temperatur
tinggi. Adapun pembagian yang sering digunakan adalah wet corrosion and dry
corrosion.
a. Korosi Oksidasi dan Korosi Elektrokimia
Pada umumnya proses pengkaratan terdiri dari proses elektrokimia, yang
mekanismenya sama dengan yang terjadi di dalam baterai lampu senter.
Baterai terdiri dari elektroda yang terbuat dari mangkuk yang terbuat dari
seng dan elektroda karbon. Kedua elektroda tersebut dipisahkan oleh
elektrolit yang terdiri dari larutan amonium klorida (NH4Cl).
Karbon
Mangkuk seng
Larutan NH 4Cl
Karena serangan karat tersebut, mangkuk seng akan berlubang (perforated) hanya
dalam beberapa jam saja, namun apabila kabel penghubung dilepas, arus listrik
terputus, umur mangkuk seng dapat bertahun-tahun. Karena dengan kondisi tidak
tersambung (open circuit) tersebut, proses pengkaratan seng menjadi sangat
lambat, yang umumnya disebabkan oleh kotor, seperti besi yang tertanam di
dalam permukaan seng. Kotoran tersebut bekerja sebagai katoda terhadap seng
yang bersifat anodik, sehingga terjadi aliran elektron dari anoda ke katoda dan
menyebabkan karat di daerah anoda. Bentuk karat elektro kimiawi yang paling
sering ditemukan adalah proses elektrokimia dari oksida metal. Oksidasi adalah
terlepasnya elektron dari suatu atom, misal terlepasnya elektron dari atom seng
Zn Zn2+ + 2e
Apabila terdapat kelebihan zat asam di dalam larutan akan terjadi pembentukan
ion hidroksil di daerah katoda.
2H2O + O2 + 4e- 4(OH)-
Elektroda seng yang anodik akan kehilangan massa karena melarutnya ion-ion
Zn2+ yang tidak stabil, karenanya elektroda seng dikatakan berkarat dengan
ditandai terjadinya kerusakan pada permukaannya [9].
Korosi sumuran terjadi karena adanya serangan korosi lokal pada permukaan
logam sehingga membentuk cekungan atau lubang pada permukaan logam.
Korosi logam pada baja tahan karat terjadi karena rusaknya lapisan pelindung
(Passive Film)
5. Retak Pengaruh Lingkungan (Environmentally Induced Cracking)
Merupakan patah getas dari logam paduan ulet yang beroperasi di lingkungan
yang menyebabkan terjadinya korosi seragam. Ada tiga jenis tipe perpatahan
pada kelompok ini, yaitu : stress corrosion cracking (SSC), corrosion fatigue
cracking (CFC), dan hydrogen-induced cracking (HIC)
6. Kerusakan Akibat Hidrogen (Hidrogen damage)
Korosi yang menyerang pada batas butir akibat adanya segregasi dari unsur
pasif seperti krom meninggalkan batas butir sehingga pada batas butir bersifat
anodic
8. Dealloying
Dealloying adalah lepasnya unsureunsur paduan yang lebih aktif (anodik) dari
logam paduan, sebagai contoh : lepasnya unsur seng atau Zn pada kuningan
( Cu – Zn ) dan dikenal dengan istilah densification.
9. Korosi Erosi
Korosi erosi disebabkan oleh kombinasi fluida korosif dan kecepatan aliran
yang tinggi. Bagian fluida yang kecepatan alirannya rendah akan mengalami
laju korosi rendah, sedangkan fluida kecepatan tinggi menyebabkan terjadinya
erosi dan dapat menggerus lapisan pelindung sehingga mempercepat korosi.
10. Korosi Aliran (Flow induced Corrosion)
3. DAMPAK KOROSI
Korosi yang terjadi pada logam tidak dapat dihindari, tetapi hanya dapat
dicegah dan dikendalikan sehingga struktur atau komponen mempunyai masa
pakai yang lebih lama. Setiap komponen atau struktur mengalami tiga tahapan
utama yaitu perancangan, pembuatan dan pemakaian. Ketidakberhasilan salah satu
aspek seperti korosi menyebabkan komponen akan mengalami kegagalan.
Kerugian yang akan dialami dengan adanya korosi meliputi finansial dan
safety, diantaranya :
a. Penurunan kekuatan material
b. Penipisan
c. Downtime dari equipment
d. Retak & Pitting
e. Kebocoran fluida
f. Embrittlement
g. Penurunan sifat permukaan material
h. Penurunan nilai / hasil produksi
i. Modification
4. Metode Pencegahan Korosi
Dengan dasar pengetahuan tentang proses korosi yang dapat menjelaskan
mekanisme dari korosi, dapat dilakukan usaha-usaha untuk pencegahan
terbentuknya korosi
a. Pengubahan Media
Korosi merupakan interaksi antara logam dengan media sekitarnya, maka
pengubahan media sekitarnya akan dapat mengubah laju korosi. Ada tiga
situasi yang dapat terjadi yaitu:
• Media sekitar / lingkungan berupa gas
• Media sekitar berupa larutan dengan ion-ion tertentu
b. Seleksi Material
Metode umum yang sering digunakan dalam pencegahan korosi yaitu
pemilihan logam atau paduan dalam suatu lingkungan korosif tertentu untuk
mengurangi resiko terjadinya korosi.
c. Proteksi Katodik (Cathodic Protection)
Proteksi katodik adalah jenis perlindungan korosi dengan menghubungkan
logam yang mempunyai potensial lebih tinggi ke struktur logam sehingga tercipta
suatu sel elektrokimia dengan logam berpotensial rendah bersifat katodikdan
terproteksi Macam : Impressed Current
e. Inhibitor Korosi
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi
adalah dengan penggunaan inhibitor korosi. Secara umum suatu inhibitor adalah
suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi kimia.
Sedangkan inhibitor korosi adalah suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam
suatu lingkungan, dapat menurunkan laju penyerangan korosi lingkungan itu
terhadap suatu logam. Mekanisma penghambatannya terkadang lebih dari satu
jenis. Sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara adsorpsi untuk
membentuk suatu lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa
molekul saja, ada pula yang karena pengaruh lingkungan membentuk endapan
yang nampak dan melindungi logam dari serangan yang mengkorosi
logamnya dan menghasilkan produk yang membentuk lapisan pasif, dan ada
pula yang menghilangkan konstituen yang agresif.
f. Pelapisan (Coatings)
Prinsip umum dari pelapisan yaitu melapiskan logam induk dengan suatu
bahan atau material pelindung. Jenis - jenis coating :
• Metallic coatings
• Paint/organic coatings
• Chemical conversion coatings
• Miscellaneous coatings (enamel, thermoplastics)