Anda di halaman 1dari 48

PENGENDALIAN KOR0SI

1. KOROSI
DEFINISI KLASIK:
Korosi / Karat adalah proses elektrokimia.1)
Menurut NACE ( National CORROSION OF CORROSION
ENGINEER) :CORROSION IS THE DETERIORATION OF
SUBTANCE,USSUALLY A METAL,OR ITS PROPERTIES
BECAUSE OF A REACTION WITH ITS ENVIRONMENT. 2)
Korosi bisa terjadi dimana saja dan bahan apa saja,
contohnya :
Aluminium tahan terhadap karat, namun tidak tahan
terhadap mercuri.
Logam mulia ( emas dan platina) sangat tahan terhadap
sebagian karat,namun tidak tahan terhadap bromine
basah atau karbotetraklorida konsentrasi diatas 60 %
APA SAJA YANG DISEBUT LINGKUNGAN ?

• UDARA ( UAP AIR DALAM UDARA)


• FRESH, DISTILLED,SALT & MINE WATER
• RURAL, URBAN,& INDUSTRIAL ATMOSPHERE
• UAP AIR & BERBAGAI JENIS GAS
• BERBAGAI JENIS PRODUK MAKANAN
Kerugian Akibat Korosi:
>Penampilan; Body mobil yg terkorosi nampak kurang serasi
dipandang, gedung yg kerangkanya dari baja mempengaruhi
penampilan,begitu juga hotel dan restaurant.
>Plant terpaksa shutdowns ( pabrik berhenti bekerja) karena
peralatan berkarat
Produk terkontaminasi, terutama untuk fabrik farmasi dan
makanan
>kehilangan produk yg berharga produk Uranium
> safety dan reliablity pemerosesan barang barang
berbahaya, seperti gas racun,asam sulfat/nitrat pekat,radioaktif.
Dirumah tangga--.pipa gas dan pipa air yang menggunakan
logam
Infrastuktur: jalan layang dan pesawat terbang , dimana Fatique
Corrosion Engineer wajib :
@ memahami berbagai hal tentang sifat-sifat
kimia,fisika,metalurgi dan mekanika bahan,

@ mengetahui corrosion testing,fabrikasi bahan,


dan mampu menganalisa, mengutamakan keselamatan, dan
berpikir secara ekonomis.

Mengapa diperlukan seorang insinyur korosi:

> mampu menangani korosi


>mengetahui kerugian akibat korosi
>perusahaan kurang pemahaman terhadap korosi.

## DEMAND TERHADAP CORROSION ENGINEERING


CUKUP TINGGI##
2.PRINSIP-PRINSIP KOROSI
2.1 Pendahuluan

Pada umumnya proses korosi hanya dikaitkan dengan proses


terjadinya karat pada logam besi atau baja.

Atau secara Termodinamis , proses korosi merupakan


kecenderungan suatu logam untuk kembali ke keadaan
alamiahnya atau ke bentuk yang lebih stabil, misalnya: sebagai
mineral, senyawa, atau sebagai biji besi.3)

Atau proses korosi dapat juga merupakan kebalikan dari


metalurgi ekstraksi 4) yang dapat dijelaskan dalam gambar 1 di
bawah ini.
Gambar 1. Proses Ekstraksi Metalurgi sampai Proses Korosi
Selanjutnya pengertian korosi itu sendiri sangat luas
sehingga mengakibatkan timbulnya beberapa pengertian-
pengertian mengenai “Apa itu proses korosi”.

Secara umum korosi dapat didefinisikan sebagai degradasi


dari material yang disebabkan oleh proses elektrokimia 5). Lebih
jauh dapat pula dikatakan bahwa proses korosi adalah kerusakan
material (dalam hal ini logam) yang disebabkan oleh reaksi kimia
dan atau elektrokimia 6). Di samping itu keadaan material dan
lingkungan ikut mempengaruhi proses ini.
Karena proses korosi berjalan sangat lambat, proses tersebut
tak dapat terlihat dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu
korosi adalah suatu problema yang harus dihadapi dalam
kehidupan teknologi dewasa ini.

Kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh korosi bukan saja


menyangkut kerugian secara materi, tetapi seringkali faktor-faktor
keselamatan manusia menjadi terancam. Hal ini patut
mendapatkan perhatian dari kita semua dalam hal pemilihan
material, pengetahuan tentang korosi maupun pencegahannya;
yang mana satu dan yang lain saling terkait. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 2 dan 3.
Berapa cost yang
ditimbulkan untuk membuat
peralatan

Gambar 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam


Pemilihan Material
Gambar 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan
Korosi dari Logam
3.JENIS KOROSI
KOROSI MELALUI PROSES
ELEKTROKIMIA
• Terdiri dari:
• >Korosi Atmosfir
• >Korosi Galvanis
• >Korosi air laut
• >Korosi Tanah
• > Oxigen concentration cell
KOROSI KARENA SUHU TINGGI
@ Oksidasi
@Liquid Metal Corrosion
Korosi melalui Proses mekanis

• *Fretting ( Korosi Gesek)


• *Korosi kelelahan ( Fatique Corr.)
• * Korosi tumbukan Partikel ( Impingment
attact)
• *Kavitasi
• *Erosi/Abrasi
Korosi melalui proses kimia.
Korosi ini terjadi melalui proses
kombinasi elektrokimia,kimia, dan fisika

• Korosi pelarutan selektif


• Korosi Merkuri
• Korosi Asam
• Korosi Titik Embun (Dew Point Corr.)
Klasifikasi korosi menurut Mars G.
Fontana
• Korosi Basah :
Korosi basah terjadi ketika ada cairan disekitarnya,
biasanya larutan elektrolit

• Korosi kering:
Korosi kering terjadi dimana tidak adanya fase cair
atau diatas titik embunnya.Bahan yg
mengakibatkan korosi uap atau gas. Biasanya
terjadi pada suhu tinggi.
Contoh: Hantaran gas pada pembakaran baja.
ad.1 Korosi Atmosfir.

Korosi ini adalah adalah proses


elektrokimia,dimana lapisan tipis elektrolit
terbentuk dipermukaan logam,pada kelembaban
tertentu.lapisan tipis elektrolit ini yg mendorong
terjadinya korosi.

Hal yang mempengaruhi tingkat korosi atmosfir


adalah:
1. Jumlah pencemaran udara( debu,gas)
2.Suhu
3. Kelembaban
4. arah dan kecepatan angin dan
5. curah hujan
Ad2.Galvanic korosi

Faktor yang mempengaruhinya adalah


1.Electro motive force dan galvanic series
2.pengaruh lingkungan
3.pengaruh jarak
4.pengaruh luas permukaan
Ad3. Korosi air laut
Secara umum diasumsikan bahwa
pada suhu ruang , laju korosi adalah
15 mpy dan jika dalam keadaan jenuh
26 % laju korosi akan menurun.

Korosi yang terjadi adalah korosi


pitting,namun jika suhu air laut sekitar
50 derjat celcius maka laju korosi
melebihi 50 mpy .
Uraian selanjutnya akan diikuti melalui
bahasan selanjutnya.
4. Proses Korosi

Untuk dapat menjelaskan proses korosi yang


sederhana, dapat ditinjau dari teori pembentukan ion .
Hal ini dimungkinkan karena korosi dari sepotong logam dapat
dikatakan sebagai perubahan logam menjadi ion logam
dan kehilangan satu atau lebih elektron dari atom logam.
Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut :

M  Mn+ + ne
Logam muatan positif muatan negatif
Ion logam elektron
Bila digambarkan menjadi :
Hal ini juga berlaku untuk logam-logam lain, contoh :

Al  Al3+ + 3e
Zn  Zn2+ + 2e

Akan tetapi, apabila lingkungan ikut berperan, maka proses


korosi terjadi sebagai akibat reaksi kimia dan elektrokimia.

4.1 Korosi sebagai Reaksi Kimia

Apabila seng dimasukkan ke dalam asam klorida, timbul gas-gas


hidrogen yang menguap dengan reaksi :

Zn + 2HCl  ZnCl2 + H2 (gas)


elektron dari anoda ke katoda melalui larutan elektrolit

Namun apabila besi dimasukkan ke dalam asam klorida maka


reaksi sbb :

Fe + 2HCl  FeCl2 + H2 (gas)


Fe + 2H+ -> Fe 2+ + H2

Keadaan akan lain,jika besi tidak terkorosi apabila besi


tersebut dimasukkan ke dalam asam sulfat pekat. Hal ini
terjadi karena terbentuknya lapisan besi oksida (Fe2O3) dari
reaksi:

8 Fe + 3H2SO4  4 Fe2O3 + 3H2S


4.2 Korosi Sebagai Reaksi Elektrokimia

Apabila reaksi kimia tersebut diuraikan lebih jauh, akan


terjadi perpindahan elektron sehingga reaksi ini akan terdiri dari
reaksi oksidasi dan reduksi.

Sebagai contoh :
Zn + HCl  ZnCl2 + H2

Dapat ditulis :
Zn + H+ + 2 Cl-  Zn2+ + 2 Cl- + H2

Disederhanakan :
Zn + H+  Zn2+ + H2
Disini terlihat :
Logam seng , ion naik dari : 0  2 karena proses korosi,
sedang ion hidrogen akan direduksi (valensinya turun ) menjadi
gas hidrogen.

Penulisan reaksi yang lengkap disebut juga reaksi sel :


Zn  Zn2+ + 2e (oksidasi)
2 H+ + 2e  H2 (reduksi)
--------------------------------------------------
Zn + 2H+  Zn2+ + H2

Dalam proses korosi, oksidasi disebut reaksi


anodik dan reduksi disebut reaksi katodik.
Secara umum reaksi anodik selama proses korosi logam
dapat dituliskan menjadi :

M  Mn+ + ne

Sedangkan untuk reaksi katodik yang mungkin terjadi


selama proses korosi logam adalah :

Pelepasan gas hidrogen


1) 2 H+ + 2e  H2
Reduksi Oksigen (larutan asam)
2) O2 + 4 H+ + 4e  2H2O
Reduksi Oksigen (larutan netral/ basa)
3) O2 + 2 H2O + 4e  4OH-
• Reduksi Ion Logam
4) Fe3+ + e  Fe2+
• Pengendapan Logam
5) Cu2+ + 2e  Cu
Sebagai contoh proses berkaratnya besi atau baja dalam
udara yang dapat terjadi karena adanya oksigen, air dan ion-
ion yang berasal dari :
a. Oksigen, selalu ada di udara sehingga semua logam akan
selalu kontak dengan oksigen.
b. Air, terdapat dalam atmosfir, yang biasanya berupa uap atau
embun yang juga akan berhubungan dengan permukaan
logam.
c. Ion-ion, berasal dari asap-asap buangan kendaraan, industri,
kontaminasi garam-garam, asam-asam atau alkali dimana
dengan uap air membentuk ion.
Gambar 4 dan 5 memperlihatkan proses korosi ini :

Gambar 4. Sebelum Proses Korosi


Keterangan :
Uap air yang ada diudara mengandung ion-ion bertindak sebagai
elektrolit. Sedangkan oksigen yang selalu berada dalam udara
akan larut dalam elektrolit.
Gambar 5. Proses Korosi Logam
Keterangan :
1. Pada anoda : atom besi melepas 2 elektron berubah menjadi
ion besi, segera bereaksi dengan air dan oksigen membentuk
karat.
Besi  Besi++ + 2e
Besi ++ + air + oksigen  karat / iron oksida
2. Elektron mengalir melalui logam ke katoda.
3. Pada katoda : air dan oksigen dan elektron bersama-sama
membentuk ion kaustik pada permukaan logam.
4. Pada permukaan logam, arus dialirkan oleh ion ke eloktrolit.
5. Pada anoda, pelarutan terus berlangsung sampai semua
permukaan menjadi karat.
4.3 Polarisasi
Polarisasi, yaitu penyimpangan potensial pada saat reaksi
anodik dan katodik tidak seimbang. Besarnya penyimpangan ini
disebut overpotensial.
Sebab-sebab terjadinya polarisasi karena :
•Adanya perbedaan konsentrasi, disebut Polarisasi Konsentrasi
•Adanya perbedaan tahanan, disebut Polarisasi Tahanan
•Adanya polarisasi aktivasi, disebut Polarisasi Aktivasi

4.4 Pasivasi
Gejala ini dapat diamati selama proses korosi berlangsung
pada logam atau paduan-paduan logam tertentu, misalnya besi,
krom, nikel, titanium dan paduan-paduannya. Pasivasi dapat
didefinisikan sebagai kehilangan reaktivitas kimia dalam
kondisi atau lingkungan tertentu.
Contoh :

•Sepotong besi atau baja dicelupkan dalam beaker glass yang


berisi 70% asam nitrat pada temperatur kamar. Tidak ada reaksi
yang terjadi atau teramati.
•Kemudian ditambahkan air sampai terjadi pengenceran dari
larutan dengan perbandingan 1:1 , tidak ada reaksi yang terjadi.
Keadaan ini disebut pasif, karena adanya lapisan film yang
tebalnya lebih kurang 30 Angstrom pada permukaan logam.
•Tetapi, apabila beaker digoyangkan atau besi tersebut digores.
Akan terjadi reaksi korosi di mana besi akan larut. Hal sama
akan terjadi pula apabila besi langsung dimasukkan dalam asam
nitrat encer. Logam-logam yang mempunyai sifat aktif pasif dapat
digambarkan dalam gambar 6 berikut ini.
Gambar 6. Sifat Pelarutan Anodik dari Logam Aktif-Pasif
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keadaan pasif suatu
logam adalah temperatur dan konsentrasi asam. Lihat gambar 7.

Gambar 7. Pengaruh Temperatur dan Konsentrasi Asam pada


Sifat Pelarutan Anodik dari Logam Aktif Pasif
5. LAJU KOROSI
• Formulasi laju korosi yang baik mencakup
sbb:
1.Satuan yg biasa digunakan
2.Mudah menghitung dengan tingkat
kesalahan yang rendah.
3.Memperlihatkan usia bahan ,dalam tahun
4.Menunjukkan penetrasi yg terjadi.
5.Angkanya mudah tidak desimal
Parameter laju korosi
.Prosentase kehilangan berat / percent
weight loss: mg / cm 2 . day atau
g / in2 . Hour.
• Parameter tersebut tidak menunjukkan
ketahanan korosi terhadap penetrasi.
• Kecepatan penetrasi dapat dipakai untuk
memprediksi usia bahan.
Rumus Korosi

• Mils per year = 534 W / DAT


• 1m = 0.03 mm
W = kehilangan berat , mg
D = Densitas spesimen, g / cm3
A = Luas spesimen , in2
T = waktu, hr

M/y mm/y um/y nm /hr pm/sec


1 0.0254 25.4 2.94 0.805
5.1 Pengaruh-Pengaruh Lingkungan Terhadap Proses
Korosi
A. Pengaruh Oksigen dan Oksidiser
Keterangan :
1 : Monel dalam larutan HCl + O2
Cu dalam H2SO4 + O2
Fe dalam H2O + O2
1-2 : 18 Cr – 8 Ni dalam H2SO4 + Fe3+
Ti dalam HCl + Cu2+
: 18 Cr – 8 Ni dalam larutan HNO3
Hastelloy C dalam FeCl3
2-3 : 18 Cr – 8 Ni dalam HNO3 + Cr2O3
1-2-3 : 18 Cr – 8 Ni dalam campuran H2SO4 + HNO3
pekat pada temperatur tinggi
catatan : Monel : lebih kurang Ni 76 % + Cu 24%
B. Pengaruh Kecepatan

Tergantung kepada logam dan lingkungan


Keterangan :

Kurva A :
1 : Fe dalam H2O + O2
Cu dalam H2O + O2
1-2 : 18 Cr – 8 Ni dalam H2SO4 + Fe3+
Ti dalam HCl + Cu2+

Kurva B : Fe dalam HCl encer


18 Cr – 8 Ni dalam H2SO4
Kurva C : Pb dalam H2SO4 encer
Fe dalam H2SO4 pekat
C. Pengaruh Temperatur
Pada umumnya penambahan temperatur akan menaikkan
kecepatan reaksi korosi.

RT- Room Temperature


Keterangan :
Kurva A : 18 Cr – 8 Ni dalam H2SO4
Ni dalam HCl
Fe dalam HF
Kurva B : 18 Cr – 8 Ni dalam HNO3
Monel dalam HF
Ni dalam NaOH
D. Pengaruh Konsentrasi Larutan Korosif
Keterangan :

Kurva A :
1 : Ni dalam NaOH
18 Cr – 8 Ni dalam HNO3
Hastelloy B dalam HCl
Ta dalam HCl
1-2: Monel dalam HCl
Pb dalam H2SO4

Kurva B : Al dalam asam asetat dan HNO3


18 Cr – 8 Ni dalam HNO3
Fe dalam H2SO4
5.2 Pengaruh Faktor Metalurgis
a. Pengaruh Struktur Logam
• Adanya perbedaan ukuran butir, di mana butir dengan ukuran
yang lebih kecil akan bersifat lebih anodik
• Terjadinya pengendapan pada batas butir, banyak dijumpai
pada baja tahan karat akibat proses pengelasan sehingga baja
ini mengalami sensitasi
• Perbedaan komposisi kimia dari logam
• Terjadinya inklusi pada saat proses pembuatan logam .
Catatan:sensitasi adalah lepasnya atom2 chromium yg ada dibutir
menuju batas butir sehingga terbentuk senyawa chromium
karbida.kondisi makin parah jika ada larutan korosi sehingga
terjadi korosi di batas butir .
Catatan :Inklusi = ketidakmurnian
Untuk lebih jelasnya pengaruh struktur ini dapat dilihat
pada gambar 9 di bawah ini.

Gambar 9. Pengaruh
Struktur Logam Terhadap
Proses Korosi
b. Penambahan Unsur Paduan

Unsur paduan yang banyak digunakan untuk menambah


ketahanan terhadap korosi antara lain adalah krom dan nikel,
lebih banyak dengan baja tahan karat.

c. Pengaruh Perlakuan Panas

Pada umumnya perlakuan panas juga mempunyai


pengaruh yang tidak dapat diabaikan. Sebagai contoh perlakuan
panas pada temperatur 500-800 oC terhadap baja tahan karat
akan menyebabkan korosi intergranular pada baja tersebut. Hal
ini disebabkan karena terbentuknya endapan krom karbida pada
batas butir.
Untuk menghindari hal tersebut di atas, baja ini harus
dipanaskan di atas temperatur 1000oC. Sedangkan baja karbon
telah mengalami proses pengerasan akan lebih tahan terhadap
korosi daripada baja karbon hasil temper dalam lingkungan asam.
Hal ini disebabkan karena struktur martensit yang dihasikan pada
proses pengerasan berupa 1 fase. Hasil pross temper adalah
struktur martensit temper dan karbida, sehingga akan terjadi
perbedaan ukuran butir, lebih mudah terkorosi.

Anda mungkin juga menyukai