Anda di halaman 1dari 76

PENGANTAR KOROSI dan

PENGENDALIANNYA
Korosi didefinsikan sebagai peristiwa penurunan
mutu logam atau paduan logam akibat reaksi
elektrokimia dengan lingkungannya .

Destructive result of electrochemical reaction


between metal or alloy and its Environment

sheet

Mine

Iron ore
(iron
oxide)

Auto body
(atmosphere)

Steel mill
Reduction
Refining
C ti
Casting
Rolling
Shaping

Underground
Pipeline
(Soil and
water)
pipe

Metallurgy in reverse

Rust

(hydrated
iron oxide)

Dampak korosi meliputi :


Dampak ekonomi
Kerugian produksi
d k selama
l
slm
l idle
dl
Biaya perawatan tinggi.
Effisiensi berkurang.
Kontaminasi yg mempengaruhi produk.
Overdesign
Dampak Sosial
Kehidupan.
Safety/ keamanan

Significance of Corrosionon on Infrastructure

Engineer finds
corrosion in
collapsed bridge at
North
N h Carolina
C li
speedway (2000)

Significance of Corrosionon on Vehicles


1988 19-year
19
old
ld B
Boeing
i 737
operated by Aloha Airlines lost a
major portion of the upper fuselage
in full flight
g at 24000 ft
The pillowing process in which the
faying surfaces are forced apart is
schematically illustrated in Fig.
The prevalent corrosion product
identified in corroded fuselage joints is
hydrated alumina, Al(OH)3, with a
particularly high volume expansion
relative to aluminum. This build-up of
voluminous corrosion products can lead
to an undesirable increase in stress
levels near critical fastener holes and
subsequent fracture due to the high
tensile stresses resulting from the
pillowing.

Manakah yang digalvanis dan


manakah yang dilapisi krom

Bagaimana Korosi terjadi


Korosi (Perkaratan) merupakan reaksi
redoks spontan antar logam dengan zat
yang ada di sekitarnya dan menghasilkan
senyawa yang tidak dikehendaki biasanya
berupa oksida logam atau logam karbonat.
y Mudah tidaknya suatu logam terkorosi
dapat dipahami dari deret Volta ataupun
nilai potensial elektrode standarnya,
standarnya Eo.
y

Sebagai contoh, logam besi (Fe) dengan


potensial elektrode sebesar -0,44 lebih
mudah terkorosi dibandingkan dengan
logam emas yang memiliki potensial
elektrode standar Eo sebesar +1,42.

Standard EMF Series

lebih ano
odic

lebih cathodic

EMF series
o
Emetal
metal
Au
+1.420 V
Cu
+0.340
Pb
- 0.126
Sn
- 0.136
Ni
- 0.250
V o =
Co
- 0.277
0.153V
- 0.403
Cd
Fe
- 0.440
Cr
- 0.744
- 0.763
Zn
0 763
Al
- 1.662
Mg
- 2.363
Na
- 2.714
2 714
K
- 2.924

Metal dengan lebih kecil


o
Emetal
lebih mudah korosi.

Example : Cd
Cd-Ni
Ni cell
E o<
E o Cd terkorosi
Ni
Cd

Cd

25C

Ni

1.0 M
1.0 M
Cd 2+ solution Ni 2+ solution

Umumnya korosi logam melibatkan beberapa reaksi sbb:


y 1. Reaksi oksidasi logam pada anode:
L L n+ + ney 2. Reaksi reduksi pada katode yang mungkin terjadi adalah:
a. Reduksi ada dua kemungkinan
g
:
i) Reduksi O2 menjadi ion OH- (kondisi netral atau basa)
O2(aq) + H2O(I) + 2e- 2OH-(aq)
ii) Reduksi O2menjadi H2O (kondisi asam)
O2(aq) + 4H+(aq) + 4e- 2H2O(I)
b. Evolusi/Pembentukan H2
2H+(aq) + 2e- H2(g)
c. Reduksi Ion Logam
L3+(aq) + e- L2+(aq)
d Deposisi Logam
d.
L+(aq) + e- L(s)

Perhatikan contoh reaksi korosi yang terjadi pada logam besi berikut:

yPada
yDi

kondisi netral atau basa, ion Fe2+ dan OH- membentuk endapan Fe(OH)2.

udara, Fe(OH)2 tidak stabil dan membentuk Fe2O3 xH2O disebut karat.

yPada

kondisi asam, banyaknya ion H+ memicu terjadinya reaksi reduksi lainnya


yang juga berlangsung, yakni evolusi atau pembentukan hidrogen menurut
persamaan reaksi: 2H+(aq) + 2e- H2(g).

y Adanya

2 reaksi di katode pada kondisi asam menyebabkan lebih banyak logam


besi yang teroksidasi.

yHal

ini menjelaskan mengapa korosi paku besi pada kondisi asam lebih besar
daripada korosi dalam air

Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Korosi


Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh :
1. Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2
y Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang
mengandung reaksi redoks.
y Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai
contoh, korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air
(H2O).
y Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran
karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam
tersebut.
tersebut
y Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara
atom logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe)
bertindak sebagai
g anode dan atom C sebagai
g katode.
y Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi,
sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat
berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi.

2. Keberadaan Zat Pengotor


Zat Pengotor di permukaan logam dapat
menyebabkan
y
terjadinya
j
y reaksi reduksi tambahan
sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi.
Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari
hasil ppembakaran BBM ppada ppermukaan logam
g
mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada
permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi
semakin dipercepat.

3. Kontak dengan Elektrolit


y Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air
laut dapat mempercepat laju korosi dengan
menambah terjadinya reaksi tambahan.
y Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat
menambah laju aliran elektron sehingga korosi
meningkat.

y
y
y
y

4. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada
peristiwa korosi.
Umumnya, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat
terjadinya korosi.
Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka
meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar
sehingga
h
l korosi
laju
k
pada
d logam
l
semakin
k meningkat.
k
Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat
dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam
pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti
cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti
mesin kendaraan bermotor).

5. Tingkat Keasaman (pH )


y Peristiwa korosi p
pada kondisi asam, yyakni ppada
kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya
reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada
y
katode yaitu:
2H+(aq) + 2e- H2
y Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode
menyebabkan lebih banyak atom logam yang
teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan
logam semakin besar.

6. Metalurgi
y 6.a) Permukaan logam
y Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda
potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang
terkorosi.
y

6.b)
6
b) Efek Galvanic Coupling
y Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atomatom unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga
memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya
perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E
E
antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada
permukaan logam dengan kemurnian rendah.
y Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan
reaksi oksidasi pada daerah anode.
y

Standar EMF (Electromotive Force)

y
y
y

7. Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat
menyebabkan
b bk peningkatan
i k
k
korosi
i pada
d logam.
l
Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu
mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk
memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya.
hidupnya
Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain:
protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat,
dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans
Thiobacillus ferroxidans.

Macam--macam Korosi
Macam
Korosi Galvanis
Korosi Regangan
Korosi Batas Butir
Dealloying/Selective Leaching
Korosi Arus Liar
Korosi Celah (Crevice Corrosion)
Korosi Sumuran (Pitting Corrosion)
Korosi Titik Embun
Korosi Bakteri
Korosi Kavitasi
Korosi Erosi
Korosi suhu tinggi
Korosi Fretting

1 Karat
1.
K
Galvanis
G l i
Karat

galvanis merupakan proses pengkaratan elektro kimiawi


apabila dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan
(coupled) langsung di dalam elektrolit yang sama.
sama
Elektron mengalir dari metal yang kurang mulia (anodik)
menuju ke metal yang lebih mulia (katodik).
Metal anodik berubah menjadi ion-ion positif karena
kehilangan elektron.
Ion
Ion-ion
ion positif metal bereaksi dengan ion negatif yang berada
di dalam elektrolit menjadi garam metal.
Permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah
sumur-sumur
sumur sumur karat atau serangan karat permukaan (Surface
Attack).

GALVANIC SERIES
Galvanic Series in Seawater (supplements Faraq Table 3.1 , page 65), EIT Review
Manual, page 38-2

Tendency to be protected from corrosion


corrosion, cathodic
cathodic, more noble end
Mercury
Platinum
Gold
Zirconium Graphite
Titanium
Hastelloyy C Monel
Stainless Steel (316-passive)
Stainless Steel (304-passive)
Stainless Steel (400-passive)
Nickel (passive oxide)
Silver
Hastelloy 62Ni, 17Cr
Silver solder
Inconel 61Ni, 17Cr
Aluminum (passive AI203)
70/30 copper-nickel
90/10 copper-nickel
Bronze (copper/tin)
Copper
Brass (copper/zinc)
Alum Bronze Admiralty Brass
Nickel
Naval Brass Tin
Lead-tin
Lead
Hastelloy A
Stainless Steel (active)
316 404 430 410
Lead Tin Solder
Cast iron
Low-carbon steel (mild steel)
Manganese Uranium
Aluminum Alloys
Cadmium
Aluminum Zinc
Beryllium
Magnesium

Note, positions of
ss and
d al**
l**

M
ki jjauh
h lletak
k llogam d
l
d
Makin
dalam
deret
galvanik
makin
parah
korosi
yang mungkin dialami oleh bahan
yang lebih anodik.
Penggunaan kombinasi logam yang
terletak berjauhan pada deret
galvanik tetap dilakukan tetapi
anoda jauh lebih besar dari katoda.
Ti, SS dan Al mengalami pemasifan
karena terbentuknya selaput oksida
mantap . (laju korosi berkurang,
merupakan penyimpangan prediksi
deret galvanik).
K
Korosii
d
dwilogam
il
di
dimanfaatlkan
f tlk
untuk
penanggulangan
korosi
(proteksi katodik, mengorbankan
anoda secara sengaja, secreficial
waster).
Karena kondisi tertentu urutan
logam-logam pada deret galvanik
dapat berubah (misal : besi dan
seng pada komponen baja galvanis
pipa
p
p air m
minum
mp
pada temperatur
mp
tinggi).

Galvanic

Big Cathode, Small Anode = Big Trouble

Gambar . Serangan galvanic disekitar baut

Gambar. Serangan korosi pada sambungan pipa baru


dan pipa lama

P
Penampakan
k : Produk
P d k korosi
k
i terdeposit/
t d
it/ tertimbun
t ti b pada
d
sambungan dua logam (pada logam yang lebih
anodik dekat sambungan )
Akibat

: Serangan terhadap logam yang lebih anodik


mengakibatkan kegagalan/kerusakan total
yang disebabkan disintegrasi pada bagian
yang anodik khususnya bila katoda >>> anoda

Contoh

: Alumunium - Copper
Mild steel - Stainless steel
(
(anodik)
dik)
(k t dik)
(katodik)

Pencegahan dan Penanggulangan


Kombinasi
K bi
i

llogam yang digandeng


di
d
di
diusahakan
h k
sedekat mungkin pada deret galvanik.
Penyisipan logam ketiga, sehingga mengurangi
efek galvanik.
alvanik
Mencegah terjadinya aliran arus listrik antara
kedua logam dengan mengisolasi Anoda >>>>
Katoda.
Katoda
Coatings
Cegah lingkungan lembab pada sambungan.

Gambar Sambungan baut dan sambungan transisi

2. Karat Regangan
Material

yang mengalami regangan (tarik


maupun tekan) berada pada lingkungan korosif
dapat mengalami kegagalan di bawah tegangan
luluhnya.
Kegagalan ini berupa retakan yang disebut retak
karat regangan (stress corrosion cracking).
Regangan internal disebabkan
Pembentukan dingin (cold forming)
pengerjaan
g j
(residual),
(
) seperti
p
ppengelingan,
g g
Sisa hasil p
pengepresan, dll.

Untuk

material kuningan (brass) disebut Season


cracking pada Low carbon steel disebut caustic
cracking,
embrittlement (kerapuhan basa)

Stress Corrosion Cracking, SCC

Zat penyebab karat dan kondisi lingkungan penyebab RKR


Si
Sistem
P
Paduan
d

Li k
Lingkungan

Paduan Aluminium

Klorida, Udara industri yang lembab, Udara laut

Paduan Tembaga

Ion amonium, Amine

Paduan Nikel

Hidroksida terkonsentrasi dan panas, Uap asam


hidrofuorida

Baja karbon rendah

Hidroksida dan nitrat terkonsentrasi dan


mendidih, Produk penyulingan

Baja Oil-country/Oil field

H2S dan CO2

Baja
j ppaduan rendah berkekuatan tinggi
gg

Klorida

Baja tahan karat


Baja austenitik (seri 300)

Klorida mendidih, hidroksida terkonsentrasi dan


mendidih, asam politionik

Baja ferritik dan Baja Martensit (seri


400)

Klorida, air pendingin reaktor

Baja maraging (18%Ni)

Klorida

Paduan Titanium

Klorida, metil alkohol


Klorida
alkohol, klorida padat suhu diatas
5500C

Mekanisme Retak Karat Regangan


Faktor

Elektrokimia
Faktor ini terjadi bila material terdapat
bagian anodik dan katodik serta berada
dalam larutan penghantar arus (elektrolit).

Bagian katodik, berupa selapis film oksida logam


atau
t kkotoran
t
/i
/impurity
it dalam
d l material
t i l
Bagian anodik, metal dibawah film oksida yang
terkelupas, batas butir dimana terjadi
k tid kt t kristal
ketidaktepatan
k i t l metal
t l atau
t komposisi
k
i i metal
t l
pada permukaan yang heterogen

Faktor

Mekanis
P d ujung
Pada
j
retakk terjadi
j di konsentrasi
k
i
regangan. Retak mekanis memecahkan lapisan
g anodik ke
film oksida dan membuka bagian
elektrolit sehingga terjadi sel korosi.

3. Korosi Batas Butir

Komposisi struktur logam yang tidak seragam membentuk sel korosi


menimbulkan efek galvanik.
` Penyebab ketidakseragaman komposisi atau struktur Iogam :
`

Cacat volume akibat proses produksi


Cacat batas butir akibat proses pembekuan
Cacat dislokasi atau cacat titik

`
`

Atom berada pada tingkat energi thermodinamik terendah


apabila
menempati kedudukan dalam kisi kristal yang
sempurna.
Atom yang berada pada kedudukan kisi kristal yang tidak
p
mempunyai
p y energi
g bebas p
positif y
yang
g berarti lebih
sempurna
mungkin
k menderita
d
serangan korosi.
k
Apabila jumlah atom pada kisi cacat jauh lebih kecil
dibandingkan jumlah atom pada kisi normal akan terjadi
korosi Iokal yang dalam (selective attack) yang sangat
berbahaya khususnya pada konstruksi yang mengalami
tekanan atau tegangan.
Proses pengetsaan (etching) sebenarnya merupakan proses
korosi batas butir (bermanfaat ).
)
Batas butir merupakan tempat pengendapan (precipitation)
dan tempat pemisahan (segregation).

Intergranular
Corrosion along
grain boundaries,
often where precipitate
particles form.
p

Chromium memberikan sifat nirkarat apabila kandungnnya lebih


dari 12 %. Akibat pembentukan chromium carbida mengurangi
porsi chromium hingga kurang dari 12 % sehingga tidak nirkarat
lagi.

Kegagalan kemungkinan terjadi apabila penggunaan bahan


melibatkan proses pemanasan, contoh : pengelasan baja nirkarat
austenitik dapat mengakibatkan peluruhan las akibat pemekaan
dan terjadi pada rentang suhu 300 - 320 C (apabila sudah ada
i ti chromium
inti
h
i
k bid pada
karbida
d batas
b t butir).
b ti )

Stabilished Stainless stell baja nirkarat yang dimantapkan tidak


rentan terhadap korosi intergranular. Stabilised Stainless steel
merupakan
k baja
b j nirkarat
i k
t yang dipadukan
di d k dengan
d
tit i
titanium
atau
t
niobium atau kolombium. sebanyak 5-10 x carbon. unsur-unsur ini
akan terlebih dahulu membentuk karbida sehingga mengindari
terbentuknya chromium carbida.
carbida

Cara mengurangi kerentanan baja nirkarat terhadap korosi :


Penggunaan baja carbon rendah (misal 3041)
Perlakuan
P l k
panas pasca pengelasan
l
Penambahan Titanium dan Niubium

4. Dealloying/Selective Leaching (Karat Pelarutan Selektif)


y

Peluruhan selektif adalah pelepasan sebuah unsur dari paduan


yang berefek logam berpori (bila peluruhan terjadi pada seluruh
permukaan) atau terjadi lobang (apabila terjadi secara lokal)
Zat komponen yang larut selalu bersifat anodik terhadap
komponen yang lain (matrik). Secara visual tampak perubahan
warna pada permukaan paduan,
paduan namun tidak tampak adanya
kehilangan materi berupa takik, perubahan dimensi, retak, atau
alur. Bentuk permukaan tetap tidak berubah termasuk
kehalusannya.
y Namun berat jjenisnya
y berkurang,
g berpori-pori
p
p
dan
kehilangan sifat mekanisnya seperti menjadi getas dan kekuatan
tariknya sangat rendah.
Contoh p
peluruhan selektif :
Lepasnya seng dari kuningan (dezincification)
Lepasnya Nikel dari paduan tembaga (denickelification)
Lepasnya alumunium dari paduan tembaga (deaIumunification)
Lepasnya timah dari paduan temb aga (destannification)

Selective Leaching
Preferred corrosion of
one element/constituent
[
[e.g.,
Zn
Z from
f
brass
b
(Cu-Zn)].
(C Z )]
Dezincification.

4.1.Dezincification
`
`

Pelarutan
P
l
seng dari
d i metall paduan
d
brass
b
yang merupakan
k
paduan tembaga dengan seng antara 10 sampai 40 %.
Ciri-ciri:
Perubahan warna dari kekuningan menjadi merah tembaga. Terjadi pada
kuningan dengan kadar seng > 20% (Yellow brass)

Faktor penyebab korosi

Menggunakan air lunak dengan kandungan zat CO2 tinggi.


Suhu lingkungan tinggi
Kandungan klorida dalam air tinggi
Kecepatan aliran rendah
Celah-celah sempit
Terdapat endapan pada permukaan logam

Cara pencegahan

Gunakan kuningan dengan kadar Zn rendah ( < 15 %) atau red brass.


Kendalikan lingkungan agar tidak agresive
p
yang
y
g resistant misal: p
paduan rase tunggal
gg (Zn<37%
Gunakan paduan
+ 1% Sn, As,.Sb, Pb)
Gunakan proteksi katodik

4.2. Grafitisasi (Graphitization)


`
`

Grafitisasi adalah pelarutan logam ferrum dari logam


besi karbon (Gray cast iron)
Proses grafitisasi berlangsung secara merata dari
permukaan ke dalam material dan meninggalkan
matrik yang keropos berupa karbon dan grafit. Besi
cor yang
ang terserang grafitisasi dapat ber
berubah
bah
menjadi bahan pensil tulis yang baik.
Proses grafitisasi terjadi pada
Air asin (air laut)
Air tambang yang bersifat asam
Dalam tanah yang mengadung sulfat dan bakteri
pereduksi sulfat.
Menambahkan unsur nikel dapat mengurangi
kepekaan terhadap grafitisasi
grafitisasi.

5. Crevice Corrosion (Karat Celah)


Korosi celah adalah serangan yang terjadi karena sebagaian permukaan
logam terhalang atau terasing dari lingkungan dibanding bagian lain logam
yang menghadapi elektrolit dalam volume besar.
Mula-mula
ua ua e
elektrolit
e t o t mempunyai
e pu ya komposisi
o pos s se
seragam,
aga ,
sehingga korosi terjadi di seluruh permukaan logam
yang terbuka baik di dalam maupun diluar celah.
Pengambilan oksigen yang terlarut menyebabkan
lebih banyak
y
lagi
g difusi oksigen
g
dari p
permukaan
elektrolit yang kontak langsung dengan atmosfer..
Oksigen di permukaan logam yang berhadapan
dengan sebagian besar elektrolit lebih mudah
dikonsumsi ketimbang
g yyang
g terdapt
p dalam celah.

Di dalam celah, kekurangan oksigen menghalangi proses katodik sehingga pembangkitan


ion-ion hidroksil yang negatif dari tempat yang terkurung itu juga berkurang
Produksi ion-ion positif yang berlebihan dalam celah menyebabkan ion-ion negatif dari
elektrolit di luar celah terdifusi ke dalam celah guna mempertahankan keadaan dengan
energi potensial yang minimum. Dengan hadirnya klorida, agaknya terbentuklah ion-ion
kompleks antara klorida, ion-ion logam dan molekul-molekul air.
Peningkatan konsentrasi ion hidrogen mempercepat proses pelarutan logam yang pada
gilirannya membuat masalah semakin buruk. Demikian pula saat peningkatan
k
konsentrasi
i anion
i di dalam
d l celah
l h juga
j
memperburuk
b k keadaan.
k d
Logam didalam celah terkorosi dengan cepat sementara bagian luarnya terlindung
secara katodik.

Crevice Corrosion

6. Pitting Corrosion (Korosi Sumuran)


Bila selembar baja lunak yang bersih dibiarkan kehujanan dalam beberapa
hari akan terkorosi dengan cepat dan karat yang terbentuk berupa endapan
keras, keropeng atau tonjolan-tonjolan bundar, pada bagian-bagian tertentu
dimana titik-titik air menggenang lebih lama.
lama Kalau karat
karat dihilangkan akan
dijumpai lubang-lubang di tempat yang semula tertutup hasil korosi.

Pembentukan sebuah ceruk didahului oleh korosi biasa di seluruh


ppermukaan yyangg yang
y g dibasahi oleh air menyebabkan
y
berkurangnya
g y
kandungan oksigen dalam elektrolit.
Konsumsi oksigen pada reaksi katoda normal dalam larutan netral
menyebabkan terjadinya gradien konsentrasi oksigen dalam elektrolit.
Daerah basah yyangg bersebelahan dengan
g udara atau antarmuka
elektrolit menerima oksigen dari difusi lebih banyak ketimbang daerah
di pusat tetesan air yang terletak paling jauh dari sumber pemasokan
oksigen. Gradien konsentrasi daerah di tengah itu mengalami polarisasi
anodik sehingga
gg terlarut dengan
g aktif:
Fe Fe2+ + 2e
Ion-ion hidroksil yang dibangkitkan di daerah katoda terdifusi ke arah
dalam dan bereaksi dengan ion-ion besi yang terdifusi ke arah luar,
sehingga
gg terjadilah
j
pengendapan
p g
p produk
p
korosi tak dapat
p larut di
sekeliling cekungan, atau ceruk membentuk cincin karat .
Selanjutnya menghambat difusi oksigen, mempercepat proses anodik di
pusat tetesan dan menyebabkan reaksi bersifat otokatalitik.

Boiler tube

5th Century sword

304 stainless steel / acid


chloride solution

7. Karat Arus Liar


Serangan

karat arus liar adalah merasuknya arus


searah secara liar (tidak disengaja) pada suatu
kontruksi, kemudian meninggalkannya kembali
menuju sumber arus.
Pada
P d titik dimana
di
arus meninggalkan
i
lk kontruksi
k t ki
akan terjadi serangan karat yang cukup serius
gg dapat
p merusak kontruksi tadi.
sehingga
Teknik pengendalian arus liar secara khusus
melibatkan hubungan langsung antara struktur
yang dilindungi dengan struktur yang terkena
arus liar, atau dengan cara mengalihkan arah
arus liar tersebut sehingga tidak mengganggu
struktur
t kt lain
l i

Arus liar akibat kereta listrik yang melaju di samping atau


berdekatan dengan pipa air minum di dalam tanah yang terbuat dari
baja bergavanis atau baja berlapis beton sebelah dalam dan berbalut
sebelah luar. Karat akan terjadi pada daerah keluarnya arus liar yang
berasal dari rel kereta listrik tersebut. Tempat dimana arus liar
masuk ke dalam pipa menjadi katoda, sedangkan dimana arus liar
meninggalkan pipa menjadi anoda dan berkarat melubangi pipa.

Arus liar dari kereta listrik pada tiang-tiang pancang gedung tinggi
yang terbuat dari pipa baja yang tidak dilindungi secara katodis. Pipapipa pancang ini akan rusak/keropos karena serangan karat arus liar
ini.

Arus dari sistem perlindungan katodis jenis arus paksa (impressed


current) pada suatu pipa tertentu, menjalar ke pipa lain yang tidak
terlindungi yang berada di sekitar pipa tersebut. Tempat dimana
arus pelindung meninggalkan pipa yang tidak dilindungi untuk
kembali ke pipa yang dilindungi menjadi berkarat dan dapat
membocorkan pipa yang tidak dilindungi.

Karat juga dapat terjadi pada kegiatan pertambangan atau


pengelasan yang menggunakan arus searah.

8.Karat Titik Embun


Faktor

utama proses karat atmosfer selain polusi


adalah faktor kelembaban yang menyebabkan titik
embun
b (dew
(d point)) atau kkondensasi.
d
Titik embun sangat korosif di daerah pantai dimana
banyak partikel air asin yang terhembus angin dan
mendarat
d t di permukaan
k
metal,
t l atau
t kawasan
k
industri
i d ti
yang kaya dengan zat pencemar udara.
Hujan pada hakekatnya membersihkan lapisan polutan
pada permukaan metal sehingga mengurangi pengaruh
pengkaratan, kecuali jika sisa air hujan tidak segera
kering karena terperangkap di daerah terlindung atau
celah. Pada saat jarang hujan, maka zat pencemar di
permukaan logam tidak terbasuh sehingga sewaktu
terjadi kondensasi air embun akan tercampur dengan
zat p
pencemar menjadi
j larutan elektrolit yyangg sangat
g
baik.

Tingkat

pengkaratan akan sangat ganas dipengaruhi oleh:

Keberadaan zat pengkarat (corrodent)


C
Cuaca
yang relatif
l tif di
dingin
i
Kelembaban yang tinggi (diatas 80%)
Suhu yang bersifat cyclic (naik turun)

Karat

titik embun hampir selalu terjadi pada bagian atas


cerobong asap yang terbuat dari plat baja karbon. Pada
puncak cerobong suhu udara cukup rendah sehingga
berada di bawah suhu kondensasi. Panas akibat
pembakaran di puncak cerobong telah mendingin karena
diserap oleh metal dinding cerobong yang bersuhu lebih
rendah sepanjang
p j g cerobong.
g Akibatnya
y puncak
p
cerobongg
suhu relatif rendah sehingga berada di bawah suhu
kondensasi.
Gas bekas (flue gas) banyak mengandung CO, CO2, COx
d SO2, maka
dan
k bil
bila bbutir-butir
ti b ti kkondensat
d
t telah
t l h tercemar
t
dan bersifat asam akibatnya terjadilah karat titik embun
yang sanggup melubangi dinding cerobong (perforasi).
Reaksi pembentukan asam akibat SO2 adalah:
2H2O + 2SO2 + O2 2 H2SO4 (asam belerang)

9. Karat Bakteri
Secara

umum jika tidak terdapat zat asam maka laju


pengkaratan pada baja relatif lambat, namun pada kondisi
tertentu laju pengkaratan tetap terjadi.
terjadi
Keberadan bakteri anaerobik yang hidup dalam kondisi
tanpa zat asam mengubah garam sulfat menjadi asam
yang reaktif dan menyebabkan karat.
karat Bakteri disebut
Sulfate Reducing Bacteria
Reaksi yang terjadi:
Anoda
A d
Katoda

4Fe 4Fe
4F
4F 2+ + 8e
8
8H2O 8H+ + 8(OH) +8e
8H+ + Na2SO4 4H2O + Na2S
N 2S + 2H2CO3 2NaHCO
Na
2N HCO3 + H2S (asam)
(
)
4Fe+2H2O+Na2SO4+2H2CO3 3Fe(OH)2+FeS +2NaHCO3
b kt i
bakteri

k t
karat

Tanda keberadaan bakteri :


Adanya bau busuk menyengat bila karat
dikelupas, atau diberi HCl pada karat dan akan
timbul
i b l bau
b bbusukk H2S.
S

Cara mencegah :
Memberi aerasi (memasukkan zat asam)
kedalam air (klorinasi, tennates, potassium,
t ll it cetyl
tellurite,
t l pyridinium,
idi i
O
O-nitrophenol,
it h
l
selenate anorganik).

Nama bakteri yang bekerja Sporovibrio


Sporovibrio
desulfuricans.

Jenis--Jenis Mikro Organisme


Jenis
NAMA
Flavobacterium, Mucoids, Aerobacter,
Pseudomonas B.Subtilis,
Pseudomonas,
B Subtilis B.Cereus
B Cereus

JENIS
Bakteri pembentuk lendir penyebab sel
karat konsentrasi oksigen

Desulfovibrio, Closfridia

Bakteri penyebab karat

Giallonella, Crenothrix

Bakteri pendeposisi besi

Chroococcus, Oscillatoria, Chlorococcus,


Ulothrix, Scenedesmus, Navicula

Aspergillus,
p g
Alternaria, Penicillium,
Trichoderma, Torula, Monilia

Algae (lumut)

JJamur

Mikro

organisme (bakteri) yang membentuk lapisan


b l di ((slime)
berlendir
li ) yang menyebabkan
b bk d
deposisi
i i bbesi,i
jamur dan algae. Slime menyebabkan sel karat jenis
konsentrasi oksigen mengakibatkan pitting.
Akibat
Ak b jasad
d renikk
Kerusakan kontruksi, mengganggu proses produksi
(menggerogoti filter), karat membuntu pipa pendingin.

Cara
C

mencegahh

Injeksi klorine (0,3 0,6 ppm), menghambat


pertumbuhan lendir dan algae serta mengubah sulfida
k
korosif
if menjadi
j di sulfat
lf t yang kkurang kkorosif.
if
Senyawa quarternary ammonium dan phenol,
mengendalikan lapisan lendir (slime)
Cupri sulfat (CuSO4) kurang dari 1 ppm dan pH rendah,
rendah
mengendalikan algae. Pada aluminium menyebabkan
pengendapan tembaga pada permukaan aluminium dan
menyebabkan pitting.

Kehidupan

mikro organisme yang menyebabkan


deposisi besi yakni segala jenis biaota air tawar/laut
yang hidup dalam sistem pendingin atau penukar kalor
yang menggunakan air tawar/laut sebagai pendingin.
Macam-macam
Macam macam biota laut
Segala jenis kerang-kerangan dan remis
Segala jenis barnacles dan udang-udangan
Ganggang laut, anemon, dll.

Akibat

yang terjadi

Sel karat perbedaan konsentrasi oksigen, penyumbatan dan


kontaminan lain.

Pencegahan

Menciptakan suasana tidak nyaman untuk hidup dengan


injeksi klorine maksimal 1ppm.
Membersihkan atau pengusiran dengan shock terapi,
namum bbangkainya
k i
dapat
d
menumpukk dan
d menyumbat
b pipa
i

10. Cavitation Corrosion (Karat Kavitasi)


y

Kecepatan cairan yang tinggi menciptakan daerah bertekanan tinggi


dan rendah yang berulang pada permukaan peralatan. Gelembung uap
cairan pada permukaan apabila pecah menimbulkan pukulan pada
permukaan yang cukup besar yang mampu memecah film oksida
pelindung permukaan akibatnya akan terserang karat karena menjadi
anodik.
dk

Penyebab terjadinya gelembung uap cairan adalah turbulensi cairan di


permukaan metal atau suhu yang menyebabkan tekanan cairan jatuh
di bawah tekanan uap cairan.

Biasanya terjadi pada : belakang propeler kapal, suduturbin air, pipa


dengan aliran tinggi, sayap yang terendam air dari pesawat hidrofoil.

Penanggulangan:
Dipasang pada tekanan head setinggi mungkin sehingga menghindari
terbentuknya gelembung uap dari cairan.
Pelapisan permukaan dengan elastromer coating seperti karet, neoprene
atau sejenisnya.

11. Erosion Corrosion (Karat Erosi)


Erosi adalah kerusakan permukaan yang
disebabkan aliran fluida sangat cepat
cepat, adanya
partikel pada dalam fluida, adaya gelembung gas.
Erosi juga dapat terjadi pada permukaan yang
bergerak cepat seperti : impeler pompa sentrifugal.
f
y Rusaknya permukaan metal, rusak pula lapisan film
pelindung sehingga memudahkan terjadinya karat.
karat
y Untuk mengurangi pengaruh karat erosi diambil
langkah pencegahan karat sekaligus
penanggulangan serangan erosi.
y

Erosion-corrosion
Combined chemical attack and
mechanical wear (e.g., pipe
elbows).
)

Brass water pump

Impingement Attack (Serangan Benturan Partikel)


y
y

Penyebab
y
benturan adalah aliran turbulen atau
partikel padat yang terbawa aliran.
Ciri : kerusakan permukaan setempat dengan
bentuk keseluruhannya menuju satu arah,
arah alur
/sumur cenderung mendalam pada satu sisi.
Terjadi
j ppada : ppompa,
p , kran ((valve),
), orifice,, tube,,
alat penukar kalor, elbow dan tee pada
perpipaan.
Penanggulangan : dengan menggunakan material
yang tahan serangan ini (paduan tembaga-nikel
70-30 yang mengandung 0,4 1,0% Fe, paduan
Ti-6Al-4V)

12.Fretting Corrosion (Karat Gesekan)


Fretting corrosion terjadi pada dua permukaan yang saling
berhubungan secara rapat sehingga ada yang lengket.
Disebabkan gerakan oscilasi, vibrasi dan gerakan pusingan
maka
k terjadi
j di gesekan
k (f
(friksi),
ik i) slippage
li
((tergelincir).
li i )
y Abrasi menyebabkan terkelupasnya film oksida pelindung
sehingga mengakibatkan serangan oksidasi dan karat pada
metal yang film pelindungnya terkelupas.
Pencegahan :
y Menghilangkan pergerakan dengan menambahkan beban
pada kedua permukaan
y Membuat kedua p
permukaan menempel
p
y Memberikan lubrikasi pada kedua permukaan
y

13. Korosi suhu tinggi


y

Korosi panas menghadapkan perancang dengan pemilihan bahan.


Ketahanan terhadap creep (deformasi akibat tegangan yang terus menerus),
persyaratan pada sudu-sudu dan piringan turbin yang berputar dengan cepat
(kandungan nikel harus tinggi)
Ketahanan terhadap korosi panas paling baik bila kandungan kromium dalam
paduan cukup tinggi.
Bilah-bilah pemandu (guide vanes) yang diam dan bekerja pada tingkat
tegangan rendah dapat dibuat dari paduan dengan kandungan kromium tinggi
seperti paduan cobalt X40.
Bilah-bilah sudu yang berputar dibuat dari paduan kaya nikel yang termasuk
dalam daftar nimonik.

Metode mengurangi kemungkinan terjadinya korosi panas :


Menyempurnakan mutu campuran bahan bakar/udara
Mengurangi kandungan belerang atau penyaringan natrium klorida akan
meminimumkan pembentukan terak yang titik lelehnya rendah
Pelapisan dari bahan paduan pada sudu-sudu untuk menghalangi logam dari
kontak dengan atmosfer yang ganas. Contohnya adalah cocraly, paduan kobalt,
kromium, aluminium dan itrium yang digantikan oleh zirkonium.

Pengendalian Korosi

Pengendalian Korosi
I. Pengendalian Korosi Melalui Pengubahan lingkungan
a.

L k
Lingkungan
gas (-10
( 10

C sampai 30 C)/ udara


d
b b
bebas

- Menurunkan kelembaban relatif (korosi >60 % , laju


korosi
meningkat > 800%)
- Menghilangkan komponen-komponen mudah menguap yang
dihasilkan oleh bahan sekitar.
- Mengubah
g
temperature
p
- Menghilangkan kotoran
- Penggunaan inhibitor
b
b.

Elektrolit
El
kt lit
- Menurunkan konduktifitas ionic
- Mengubah PH
- Secara homogen mengurangi kandungan oksigen

- Mengubah temperatur
- Penggunaan inhibitor
- Memperkuat selaput pasif pada permukaan logam
c. Dalam
D l
tanah
h
- Proteksi katodik
- Pelapisan
p
permukaan
p
- Mengganti tanah urug
- Mengendalikan PH
Catatan

2. Inhibitor
a. Anodik : Meningkatkan laju
j p
polarisasi anoda melalui reaksi
dengan ion-ion logam yang terkorosi untuk menghasilkan
selaput pasif tipis atau lapisan-lapisan garam.
b. Katodik : Inhibitor katodik berpengaruh
p g
terhadap
p dua reaksi :
terhadap reaksi pertama: 2H20 + 02 + 4e-

40H-

Inhibitor akan bereaksi dengan ion hidroksil untuk


mengendapkan senyawa-senyawa tidak dapat larut ke
permukaan katoda dan karena itu menyelimuti katoda dari
elektrolit dan mencegah masuknya oksigen.
oksigen ( garam seng,
seng
magnesium, - kaIsium , polifosfat )
terhadap reaksi kedua: 2H+ + 2e2H
2H,
inhibitor akan membentuk selapis hidrogen absorbsi pada
permukaan katoda (garam-garam arsenikum, Bismuth,
antimonium)

c. Inhibitor adsorbsi :
Merupakan molekul-molekul organik panjang
yang dapat
g ke p
permukaan atau merangkap
g p ionmembatasi difusi oksigen
ion logam di permukaan, memantapkan lapisan ganda dan
mereduksi laju pelarutan.

Tabel Inhibitor

3. Pengendalian Korosi
((Perlindungan
g
Mekanis))

dengan

Lapisan

Penghalang

Perlindungan mekanis dilakukan dengan mencegah agar permukaan


logam tidak bersentuhan dengan udara dan air, misalnya dengan
pengecatan
p
g
dan p
pelapisan
p
dengan
g logam
g lain (p
(penyepuhan)
y p
)

4. Perlindungan elektrokimia
Dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi elektrolik (reaksi
elektrokimia yang mengoksidasi logam). Perlindungan tersebut disebut
juga perlindungan katode (proteksi katodik) atau perlindungan anode
(proteksi anodik).
(p
)
4,1. Proteksi Katodik
Proteksi katodik biasa dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Metode anoda tumbal (sacrificial anoda method)
b. Metode arus terpasang (impressed current method)
Mg

Magnesium Anode

Impressed current

4.1.a. Metode anoda tumbal


y

y
y

Penggunaan logam lain yang lebih reaktif akan menempatkan


logam sebagai penyuplai e- atau bertindak sebagai anode
dalam sel elektrokimia korosi. Bahan ini sengaja dikorbankan
(habis termakan korosi) yang setiap saat secara periodik
di
diganti.
ti Bahan
B h
M & paduannya,
Mg
d
Z & paduannya
Zn
d
, Al dan
d
paduannya.
Contoh :
Penggunaan logam Mg (E = -2.37V) untuk perlindungan logam
Fe (E = -0.44V). Mg akan bertindak sebagai anode yang
teroksidasi, sedangkan Fe akan menjadi katode dimana
reduksi
d k i oksigen
k i
b l
berlangsung

Perlindungan
l
terhadap saluran
l
pipa dengan menggunakan anoda
tumbal dan distribusi potensial sepanjang pipa bila ada ccaat

Distribusi anoda timbal pada anjungan

4.1.b. Metode arus terpasang


Suatu sumber listrik dihubungkan ke tangki bawah tanah yang akan
dili d i dan
dilindungi
d ke
k anode
d inert,
i t seperti
ti grafit.
fit Elektron
El kt
akan
k mengalir
li dari
d i
sumber listrik ke anode inert. Reaksi oksidasi yang terjadi akan melepas e-,
yang akan mengalir melalui elektrolit tanah menuju ke tangki yang bertindak
sebagai katode. Metode ini disebut juga Impressed current cathodic protection
(ICCP).
(ICCP)

Sistem proteksi katodik arus terpasang pada pipa bawah tanah

Pengendalian korosi dengan Proteksi katodik melalui


metoda arus dipaksakan,
dipaksakan atau impress current
dapatdilakukan dengan cara menurunkan potensial
antar muka logam ke daerah pasif dengan
memberikan arus anodic.
anodic
Elektroda yang dapat digunakan adalah material atau
bahan yang relative inert ketika berfungsi sebagai
anoda.
anoda
Bahan yang umum digunakan sebagai anoda pembantu
dalam proteksi katodik impress current adalah Ti/Pt,
Nb/Pt Ta/Pt,
Nb/Pt,
Ta/Pt grafit,
grafit magnetit,
magnetit silicon,
silicon dan baja.
baja
Masing masing anoda mempunyai kekhususan dalam
penggunaannya ditinjau dari lingkungan dan kapasitas
arus.
arus

Keuntungan Proteksi Katodik Arus Dipaksakan


y Jika sumber Tegangan cukup memadai,
memadai maka arus pelindung
dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan.
y Penghubung anoda tidak perlu besar, karena kehilangan energi
akibat tahanan dapat
p dikoreksi dengan
g meningkatkan
g
potensial.
Kerugian
g Proteksi Katodik Arus Dipaksakan.
p
y Harus ada sumber energi listrik arus searah
y Tidak boleh ada kesalahan sirkuit atau arus salah arah.
y Membutuhkan teknisi dan pengawas yang banyak dan terlatih
y Penghubung anoda harus diisolasi secara sempurna dan tidak
boleh menyerap air.
y Harus dilengkapi
g p dengan
g pelindung
p
g anoda

4.2. Proteksi Anodik


Prinsip proteksi anodik adalah pemberian potensial pada baja
sehingga logam terpolarisasi secara anodik dari potensial
korosi bebasnya yang dapat menyebabkan timbulnya selaput
pasif sehingga
p
gg dapat
p
melindungi
g logam
g
dari serangan
g
korosi
selanjutnya

Prinsip proteksi anodik pada baja,


skema
k
pengulasan
l
potensiodinamik
t
i di
ik
untuk bahan yang memperlihatkan
sifat pasif.

KRITERIA PROTEKSI

Menurut literatur (teori), korosi dianggap


berhenti bila konsentrasi ion-ion logam
g
sekitarnya kurang dari 10-6 gram ion per liter.
Bila angka ini kita terapkan pada korosi dari besi,
potensial pada kondisi ini :
Fe Fe2+ + 2e-

Note: Konversi SHE menjadi CSE dengan mengurangkan 0,242 V

Theoretically, besi akan terproteksi katodik bila potensialnya


(
)
E- 0,933 V (CSE).

Menurut NBS ( National Bureau of Standards ), dalam


ppraktek menunjukan
j
bahwa besi sudah akan tidak terkorosi
2 ) di sekitarnya 10-3
3 M. Kita akan
bila konsentrasi ion (Fe2+
memperoleh nilai potensial proteksi :

Angka ini pada saat ini diterapkan sebagai kriteria proteksi


katodik untuk besi / baja pada umumnya.

Pencegahan korosi dengan design yang tepat

Often several approaches to control corrosion


Often several system constraints pertain

Anda mungkin juga menyukai