PROPOSAL
Disusun oleh;
KHAMDAN KHAMBALI
(20130130240)
ABSTRAK
Terkait dengan teknologi pompa, kebanyakan pompa digerakkan dengan
sumber energi baik energi listrik maupun energi bahan bakar minyak(BBM). Pompa
hidram (hydraulic ram) adalah pompa yang tidak membutuhkan sumber energi dan
dapat menaikkan air dari tempat rendah ke tempat yang sangat tinggi dengan
menggunakan prinsip pukulan air (water hammer).
Di desa Umbul Harjo terdapat sebuah sumber mata air Umbul Wadon yang
dapat dimanfaatkan oleh warganya, akan tetapi sumber mata air ini berada sanggat
jauh dibawah dari rumah warga karena berada dilereng kaki gunung Merapi. Tujuan
perancangan ini adalah untuk membantu masyarakat desa Umbul Harjo dalam
memenuhi kebutuhan air bersih setiap hari. Perancangan ini dilakukan dengan
menganalisis dari berbagai sumber jurnal untuk mengetahui bagaimana cara
mendapatkan hasil pompa hidram yang efisien. Perancangan pompa hidram ini
diharapkan dapat menghasilkan pompa hidram yang sangat efisien serta tahan lama
agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih warga desa Umbul Harjo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
tumbuhan, dan manusia. Semua makhluk hidup dibumi pasti membutuhkan air. Air
adalah sumber kehidupan yang dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi, terutama
manusia. Manusia membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
contohnya untuk minum, memasak, mencuci, mandi, perkebunan, dan lain
sebagainya. Air permukaan adalah air yang terdapat disungai, danau, atau rawa.
Sedangkan air tanah adalah air terletak di ruang pori-pori antara tanah dan bebatuan
dalam. Keberadaan air permukaan dan air tanah berbeda-beda terhadap letak
geografis tanah. Ada daerah yang berbukit-bukit dan bergelombang. Daerah yang
permukaan tanahnya sangat tinggi dari sumber air dan daerah yang bergelombang
akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan air, karena sumber air berada
sangat dalam dari permukaan tanah
Desa Umbul Harjo adalah desa yang terletak di lereng kaki gunung merapi,
tepatnya terletak di kecamatan Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dan didaerah tersebut sumber air tanahnya sangat dalam, jauh dari permukaan tanah,
sehingga warga yang tinggal didaerah tersebut sulit mendapatkan pasokan air bersih
untuk kebutuhan sehari-hari, oleh sebab itu warga sekitar hanya mengandalkan
bantuan pemerintah untuk mendapatkan air bersih, bantuan tersebut berupa air yang
didatangkan menggunakan mobil tangki. Di desa Umbul Harjo tidak memungkinkan
untuk dibuat sumur. Hal ini disebabkan karena air tanah di daerah ini diperoleh
dengan penggalian sedalam lebih dari 20 meter. Hal ini tidak memungkinkan untuk
menaikan air tersebut kepermukaan tanpa menggunakan suatu alat bantu karena jarak
sumber air yang terlalu dalam. Di desa Umbul Harjo terdapat sebuah sungai kuning
atau biasa disebut dengan masyarakat sekitar sebagai Kali Kuning. Kali Kuning
terletak sekitar 80 meter menjulang dibawah desa Umbul Harjo. Terdapat sumber
mata air yang keluar dari permukaan tanah kali kuning yang dinamakan dengan
sumber mata air Umbul Wadon, sumber ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan sehari-hari masyarakat desa Umbul Harjo, akan tetapi untuk mengalirkan
air dari sumber mata air Umbul Wadon ke pemukiman penduduk diperlukan suatu
alat yang dapat menaikan air dari sumber air yang dalam tersebut ke permukiman
penduduk yang letaknya jauh lebih tinggi. Pompa merupakan alat yang dapat
menaikan air dari tempat rendah ketempat tinggi. Pada umumnya pompa digerakan
menggunakan sumber energi, baik sumber energi listrik maupun bahan bakar
minyak(BBM). Pompa yang terdapat dipasaran rata-rata hanya mampu menyedot air
dari kedalaman maksimal 10 meter saja, sedangkan sumber mata air Umbul Wadon
terletak jauh dari rumah penduduk sehingga pompa yang ada dipasaran tidak akan
mampu menaikan air. Dan jika membeli pompa yang lebih besar akan memerlukan
energi yang lebih besar pula untuk menyalakan pompa, dan jika pompa tersebut
digerakkan dengan sumber listrik maka akan susah untuk memasok listrik ke pompa
itu sendiri karena letak sumber mata air Umbul Wadon terletak jauh dari rumah
warga, dan jika pompa digerakkan menggunakan sumber energi bahan bakar
minyak(BBM) hal ini menyebabkan masalah finansial bagi masyarakat itu sendiri.
Maka untuk mengatasi masalah penyediaan air di desa Umbul Harjo maupun
di daerah yang sumber mata airnya jauh lebih rendah dari pada permukiman
penduduk, dibutuhkan suatu pompa yang tidak menggunakan sumber energi yang
dapat menaikan air dari tempat rendah ke tempat yang sangat tunggi. Oleh karena itu
perlu di cari dan dikembangkan suatu model teknologi pompa yang memadai, tepat
guna, efisien, dan ekonomis sehingga dalam perawatan dan pengelolaannya tidak
membutuhkan biaya yang mahal sehingga tidak membebani masyarakan. Untuk
mengatasi semua masalah tersebut maka dubuatlah suatu pompa yang dinamakan
hydraulic ram pump atau sering disebut juga dengan pompa hidram. Pompa hidram
adalah suatu alat untuk menaikan air dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi,
pompa ini tidak membutuhkan sumber energi listrik maupun bahan bakar, dan dapat
bekerja terus menerus, tidak membutuhkan pelumasan, biaya pembuatan dan
perawatan murah, bentuknya sederhana, dan dapat menaikkan air ke tempat yang
sangat tinggi. Sehingga pompa ini sangat tepat untuk daerah-daerah yang jauh dari
sumber listrik dan masyarakatnya minim pengetahuan teknologi, karena pompa ini
pemeliharaannya sangat sederhana. Oleh sebab itu desa Umbul Harjo sangat cocok
diberi pompa hidram karena kondisi sumber mata air yang terletak jauh dibawah dari
permukiman penduduk sehingga sumber listrik sangat sulit mencapai lokasi tersebut.
Perancangan ini diharapkan dapat membuat pompa hidram (hydraulic ram)
yang sangat efisien agar kebutuhan air bersih di desa Umbul Harjo terpenuhi,
sehingga masyarakat tidak perlu lagi mengandalkan dan menunggu bantuan air bersih
dari pemerintah setempat karena pompa hidram ini dapat bekerja 24 jam secara
kontinyu dan jika pompa ini rusak masyarakat diharapkan dapat memperbaiki sendiri
karena pompa ini perbaikan dan perawatannya pun sangat mudah.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang
1.3.
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam perancangan pompa ini adalah:
1.4.
Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan pompa hidram ini adalah:
1.
2.
3.
4.
1.5.
Manfaat Perancangan
Adapun manfaat dari perancangan ini adalah:
1. Mahasiswa mendapat pengetahuan tentang pompa hidram
2. Mahasiswa mendapat pengalaman merancang dan membuat pompa
hidram
3. Memberikan manfaat bagi masyarakat desa Umbul Wadon
4. Mahasiswa mengetahui secara langsung pengoprasian pompa hidram di
daerah yang nyata
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
4. Mata Air
Mata air merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke
permukaan tanah. Mata air yang berasal dari dalam tanah hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan air tanah dalam.
Berdasarkan keluarnya (muncul kepermukaan tanah) mata air, dapat
dibedakan menjadi: mata air rembesan, yaitu mata air yang keluar dari lereng-
lereng dan mata air umbul, yaitu mata air keluar dari suatu daratan (Sutrisno
dan Suciastuti, 2002).
Kualitas air dari mata air akan sangat tergantung dari lapisan mineral
tanah yang dilaluinya. Hal ini menunjukkan karakter-karakter khusus dari
mata air tersebut. Kebanyakan air yang bersumber dari mata air kualitasnya
baik sehingga umumnya digunakan sebagai sumber air minum oleh
masyarakat sekitarnya. Sebagai sumber air minum masyarakat, maka harus
memenuhi beberapa aspek yang meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas
(Arthana, 2007).
Berdasarkan sumber mata air ada dua macam yaitu: gravity springs yaitu
mata air yang muncul kepermukaan tanah karena gaya gravitasi dan artisien
springs yaitu mata air muncul kepermukaan tanah karena artesis/tekanan
(Sanropie, 1984).
2.2.2
Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
suatu fluida dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya pompa
digerakkan menggunakan sumber energi baik energi listrik dan bahan bakar
minyak(BBM).
2.2.3
Jenis-Jenis Pompa
Pada umumnya pompa dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu pompa
Pompa jenis ini, energi dalam mesin akan bertambah secara periodic
oleh gaya satu atau lebih penggerakan lapis batas dalam system tertutup.
Fluida bertekanan yang bertekanan akan keluar melalui katup. Macammacam pompa jenis ini adalah: pompa torak (reciprocating pump), pompa
putar (rotary pump)
B. Pompa dinamik
Pada pompa dinamik energi didalam mesin bertambah secara kontinyu
untuk menaikkan kecepatan fluida pada harga tertentu. Keluaran
(discharge) yang terjadi, kecepatannya akan naik
Pompa-pompa jenis ini dibedakan menjadi:
Pompa sentrifugal, yang bias dibedakan menjadi:
o Pompa sentrifugal aliran radial (radial flow)
o Pompa sentrifugal aliranaksial (axial flow)
o Pompa sentrifugal aliran campur (mixed flow)
Pompa special efek (special effec), yang bias dibedakan menjadi:
o Pompa gas lift
o Pompa hydraulic ram
2.2.4
Pompa Hidram
Pompa hidraulik ram merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menaikkan air dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi secara automatic
dengan energi yang berasal dari air itu sendiri (Hanafie dan De Longh, 1979)
Pompa hidram pertama kali dibuat oleh John Whitehurst seorang peneliti asal
Inggris pada tahun 1772. Pompa hidram buatan Whitehurst masih berupa hidram
manual, di mana katup limbah masih digerakkan secara manual. Pompa ini pertama
kali digunakan untuk menaikkan air sampai ketinggian 4,9 meter (16 kaki). Pada
tahun 1783, Whitehusrt memasang pompa sejenis ini di Irlandia untuk keperluan air
bersih sehari - hari.
Pompa hidram otomatis pertama kali dibuat oleh seorang ilmuwan Prancis
bernama Joseph Michel Montgolfier pada tahun 1796. Desain pompa buatan
Montgolfier sudah menggunakan 2 buah katup (waste valve dan delivery valve) yang
bergerak secara bergantian. Pompa ini kemudian digunakan untuk menaikkan air
untuk sebuah pabrik kertas di daerah Voiron. Satu tahun kemudian, Matius Boulton,
memperoleh hak paten atas pompa tersebut di Inggris. Pada tahun 1820, melalui
Eastons Firma yang mengkhususkan usahanya di bidang air dan sistem drainase,
Josiah Easton mengembangkan hidram hingga menjadi usaha ram terbaik dalam
penyediaan air bersih untuk keperluan rumah tangga, peternakan dan masyarakat
desa. Pada tahun 1929, usaha Eastons ini dibeli oleh Green and Carter, yang
kemudian meneruskan manufaktur ram tersebut.
Di Benua Amerika, hak paten hidram pertama kali di pegang oleh J. Cernau dan SS
Hallet, di New York. Pompa tersebut sebagian besar digunakan di daerah pertanian
dan peternakan. Memasuki periode berikutnya, kepopuleran hidram mulai berkurang,
seiring berkembangnya pompa elektrik. Di kawasan Asia, pompa hidram mulai
dioperasikan di Taj Mahal, Agra, India pada tahun 1900. Pompa hidram yang di
pasang di daerah tersebut adalah Blacks Hydram yang dibuat oleh John Black Ltd.,
sebuah perusahaan asalInggris. Blacks Hydram digunakan untuk memompa air
dengan debit 31,5 liter per detik. Selain di Agra lacks Hydram juga dipasang di
daerah
Risalpur,
Pakistan,
pada
tahun
1925.
Ditempat
itu, Blacks Hydram berhasil memompa airhingga ketinggian 18,3 m dengan debit
mencapai 56,5 Liter/detik.
Pada akhir abad 20, penggunaan pompa hidram kembali digalakkan lagi,
karena kebutuhan pembangunan teknologi di negaranegara berkembang, dan juga
karena isu konservasi energi dalam mengembangkan perlindungan ozon. Contoh
pengembang pompa hidram yang baik adalah AID Foundation di Filipina.Mereka
mengembangkan pompa hidram untuk digunakan di desa desa terpencil. Oleh sebab
itu mereka meraih Penghargaan Ashden.
Pompa hidram merupakan suatu alat yang digunakan untuk menaikkan air
dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan menggunakan sumber energi
dari air yang akan dinaikkan itu sendiri menggunakan prinsip palu air (water
hammer). Sehingga pompa ini tidak membutuhkan sumber energi dalam
pengoprasiannya, baik itu energi listrik maupun bahan bakar minyak(BBM).
2.2.5
sumber air yang merupakan input ke dalam tabung pompa hidram dan menghasilkan
output air dengan volume tertentu sesuai dengan lokasi yang memerlukan. Dalam
mekanisme ini terjadi proses perubahan energi kinetis berupa aliran air menjadi
tekanan dinamis yang mengakibatkan timbulnya palu air, sehingga terjadi tekanan
yang tinggi di dalam pipa. Dengan perlengkapan klep buang dan klep tekan yang
terbuka dan tertutup secara bergantian, tekanan dinamik diteruskan ke dalam tabung
udara yang berfungsi sebagai kompresor, yang mampu mengangkat air dalam pipa
penghantar.
2.2.6
2.2.7
Siklus pemompaan pompa jenis ini dapat dibagi menjadi empat periode, yang
didasarkan pada posisi katup pembuangan seperti yang terlihat dalam gambar berikut
ini:
2.2.8
perlambatan atau percepatan aliran, seperti pada perubahan yang terjadi dengan
dibukanya sebuah katup pada jalur pipa. Jika perubahan terjadi secara berangsurangsur, perhitungannya dapat dilaksanakan dengan metode lonjakan, dengan
memandang cairannya sebagai tak mampu mampat dan konduitnya tegar.
Bila sebuah katup pada jalur pipa ditutup secara cepat pada waktu aliran
berlangsung, berkuranglah aliran melalui katup itu. Hal ini meningkatkan tekanan
disebelah katup dan menyebabkan merambatnya suatu pulasa tekanan tinggi ke
hulu dengan kecepatan gelombang sonik a. Pulsa tekanan ini akan memperkecil
kecepatan aliran. Di sebelah hilir katup tekanan berkurang, dan suatu gelombang
tekanan merendah melintas ke hilir dengan kecepatan a, yang juga memperkecil
kecepatan. Jika penutupannya cukup dan tekanan stedinya cukup rendah, maka
dapat terbentuk gelembung uap disebelah hilir katup. Bila hal ini terjadi, rongga
tersebut akhirnya mengempes dan menimbulkan gelombang tekanan tinggi ke
hilir.
2.2.9
dengan:
A
Menurut Rankine:
dengan:
R
DAFTAR PUSTAKA
1. Jafri, Mohamad, Muhamad Jafri, Erich U. K. Maliwemu. (2015).
PENGARUH KATUP LIMBAH DAN JARAK ANTARA KATUP LIMBAH
DENGAN KATUP PENGHANTAR TERHADAP EFISIENSI POMPA
HIDRAM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas
Nusa Cendana, Penfui-Kupang NTT
2. Dinar M. F, Hari Anggit C. W, Latifah N. Q, Enjang J.M (2013). UJI
EFISIENSI POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI VOLUME TABUNG
UDARA. Prosidang Seminar Kontribusi Fisika 2013 (SKF2013), Bandung
3. Hanafie dan De Longh, 1979