Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pompa sentrifugal merupakan merupakan jenis pompa yang paling banyak
digunakan, karena daerah operasinya yang luas dari tekanan rendah sampai tekanan
tinggi. Efisiensi dari performa pompa akan tercapai maksimal apabila desain atau
perancangan sistem instalasi pemipaannya dilakukan dengan cermat dan tepat. Salah
satu gangguan atau hambatan yang sering terjadi dan tidak dapat diabaikan pada
aliran yang menggunakan pipa adalah kehilangan energi akibat gesekan (mayor
losses) dan minor losses (adanya perubahan arah, perubahan penampang serta
gangguan-gangguan lain yang mengganggu aliran normal). Hal ini menyebabkan
energi aliran air semakin lemah dan mengecil.
Alat uji rugi-rugi aliran yang terdapat pada laboratorium fenomena dasar mesin
jurusan teknik mesin, Sekolah Tinggi teknologi Pekanbaru, menggunakan sebuah
pompa untuk pengujiannya. Sebelumnya telah dilakukan pengujian kinerja pompa
sentrifugal terhadap head losses yang dengan mengunakan metode penelitian
pengujian aktual, perhitungan teoritis dan melakukan simulasi aliran dalam pipa
dengan mengunakan program Computational Fluid Dynamics, dengan paket
program Fluent 6.0 yang diberi judul "Analisa Kinerja Pompa Sentifugal Terhadap
Besarnya Head Losses Dengan Menggunakan CFD Fluent" yang dilakukan Chiristian
Samosir (2010). Selanjutnya dengan menggunakan alat uji yang sama, Franky (2011)
melakukan penelitian tentang pengaruh variasi tegangan listrik terhadap kinerja
pompa sentrifugal.
Dalam hal ini penulis mencoba kembali untuk menganalisa kinerja pompa
dengan menambahkan variasi bukaan katup. Sistim variasi bukaan katup tujuannya
untuk mengetahui besaran tekanan dan kapasitas pompa yang digunakan dan
mengetahui kinerja pompa dan efisiensi pompa.

1
2

1.2 Permasalahan

Beberapa permasalahan yang dapat diangkat dari uraian di atas adalah sebagai
berikut :
1. Adakah pengaruh variasi bukaan katup terhadap kinerja pompa?
2. Seberapa besar pengaruh aliran air terhadap variasi bukaan katup ?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk :
1. Melakukan analisa terhadap kinerja pompa akibat variasi bukaan katup
yang diberikan.
2. Mengetahui pengaruh variasi bukaan katup terhadap tekanan dan debit
aliran air
3. Mengetahui besarnya pengaruh geometri komponen pipa dan kekasaran
penampang pipa terhadap kinerja pompa dan head losses yang
ditimbulkan.

1.4 Batasan Masalah


Penulisan skripsi ini dibatasi pada :
1. Analisa performa pompa meliputi daya pompa, head total pompa,
efisiensi pompa dan kurva kinerja pompa dilakukan dengan metode
perhitungan teoritis pada alat uji rugi-rugi aliran.
2. Analisa ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh geometri komponen
pipa terhadap besarnya head losses dan fenomena aliran dalam pipa.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini ialah :
1. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut.
3

2. Simulator sebagai alat eksperimen dapat dijadikan sarana praktik analisis


perestasi dasar mesin (pompa).
3. Memahami dan mengerti akan fenomena aliran fluida dalam pipa dengan
melakukan variasi bukaan katup.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika berfungsi agar pembaca mudah memahami dan mengerti isi dari
tiap bab secara kronologis tentang uraian masalah yang ditampilkan, sehingga skripsi
ini nantinya akan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Sistematika
penulisan skripsi ini ialah sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan berisikan, latar belakang, permasalahan, tujuan,


batasan manfaat, dan sistimatika penulisan.
BAB II. Tinjauan Pustaka berisikan Teori dasar yang berkaitan dengan
penulisan skripsi.
BAB III. Metodologi Penelitian berisikan metode pengujian terhadap daya
pompa, head losses, dan efisiensi pompa secara terukur.
BAB IV. Hasil dan Pembahasan, Berisikan hasil dan pembahasan dari hasil
penelitian.
BAB V. Penutup. Berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil
analisa.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pompa
Pompa adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan suatu fluida
dari tempat berenergi rendah menuju tempat yang berenergi tinggi melalui sebuah
sistem dengan meningkatkan tekanan sesuai dengan yang diinginkan. Secara prinsip
energi, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga
(penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk
mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
Dalam memompa fluida, ada beberapa alasan mengapa tekanan fluida perlu
ditingkatkan yaitu:
1. Perbedaan ketinggian
Tekanan harus ditingkatkan untuk memompa fluida ke tempat yang lebih
tinggi, misalnya dari sumur ke atas sebuah gedung.
2. Faktor gesekan
Untuk mengalirkan fluida melalui sistem pemipaan dimana terdapat
kerugian gesek. Apalagi pada sistem yang banyak katup, belokan, fitting
dan sebagainya akan memperbesar kerugian gesek.
3. Perbedaan tekanan
Disamping perbedaan ketinggian dan kerugian gesekan yang ada, untuk
memompakan fluida ke sebuah bejana atau sistem pemipaan bertekanan.

2.2. Klasifikasi Pompa


Dari bermacam – macam pompa yang digunakan di kehidupan sehari-hari dan
dijual di pasaran, secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

4
5

Gambar 2.1 Klasifikasi pompa


(www.pumps.org and www.pumplearning.org)
6

2.3 Pompa Sentrifugal


Jenis pompa ini termasuk jenis tekanan dinamis atau pompa radial. Dimana
tekanan fluida naik akibat adanya gaya sentrifugal yang diberikan pada kerja tersebut.
Gaya ini timbul disebabakan impeller yang terpasang pada poros berputar sehingga
menimbulkan kecepatan arah radial dari aliran fluida tersebut. Setelah fluida keluar
dari impeller ditampung oleh volute, hal ini mengakibatkan terjadi perubahan dari
velocity head menjadi pressure head yang mampu menekan aliran keluar volute.
Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah :
1. Cairan dipaksa menuju sebuah impeller oleh karena tekanan atmosfer,
atau dalam hal jet pump oleh tekanan buatan.
2. Baling-baling impeller meneruskan energi kinetik cairan , sehingga cairan
berputar, dan meninggalkan impeller pada kecepatan tinggi.
3. Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal ini pompa turbin, di
gunakan cicin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner
mengubah fungsi kinetik menjadi energi tekan.
Aliran buang

Rumah pompa

Aliran masuk

Poros pompa

Impeler

Gambar 2.2 Proses Pemompaan Pompa Sentrifugal


(Sumber : Samsudin Anis, Dasar Pompa, 2008))
7

Fungsi impeler pompa adalah merubah energi mekanik menjadi energi


kinetik. Zat cair yang masuk ke dalam rumah pompa akan mengalami pertambahan
energi melalui putaran impeler dan menghasilkan pertambahan head tekan, head
kecepatan dan head potensial. Jumlah dari ketiga bentuk head tersebut dinamakan
head total. Head total pompa juga bisa didefinisikan sebagai selisih head total (energi
persatuan berat ) pada sisi isap pompa dengan sisi keluar pompa.

2.4 Karakteristik Pompa


Dalam memilih suatu pompa untuk satu maksud tertentu, terlebih dahulu
harus diketahui kapasitas aliran, serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat
cair yang akan dipompa. Selain itu agar pompa bekerja tanpa mengalami kavitasi
maka perlu ditaksir berapa tekanan minimum yang tersedia pada sisi masuk pompa.
Beberapa karateristik yang ada pada pompa sentrifugal adalah sebagai berikut :
1. Kapasitas Aliran Pompa
Salah satu faktor yang penting dalam pemilihan suatu pompa adalah kapasitas
(debit) pompa, dimana keberhasilan dari keseluruhan plant banyak ditentukan
oleh kapasitas pompa.Kapasitas pompa ini harus diketahui dengan jelas dan
sebaiknya dikonsultasikan kepada pihak-pihak yang memerlukan cairan yang
akan ditangani oleh pompa tersebut.
2. Daya Pompa
Daya pompa dapat dihitung dengan persamaan (Sularso, 1983) :
 .Q . H
Np  ………………………………………………………
75 . p

(2.1)
Dimana :
Np = Daya pompa
 = Density cairan
= 995,7 Kg/m3 (lampiran 1, pada temperatur 30 °C)
Q = Kapasitas pompa
8

H = Head pompa
 p = Efesiensi pompa
= (50  80) %

3. Daya Air Pompa


Daya air yaitu energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa per
satuan waktu, Daya air dapat dihitung dengan mengunakan persamaan,
(Sularso, 1983) :
........................................................................ (2.2)

Dimana :
Na = Daya air (kw)
H = Head total pompa (m)
Q = Kapasitas aliran (m3/s)

= Massa jenis fluida (kg/m3)

= Percepatan gravitasi (m/s2)

4. Head Total Pompa


Head adalah suatu kerugian-kerugian yang terjadi pada bagian-bagian pompa
karena adanya fluida mengalir. Pompa sentrifugal menaikkan head dengan
cara merubah kecepatan fluida pada impeler menjadi tekanan di dalam volute
atau diffuser casing. Untuk menganalisa kemampuan suatu pompa maka perlu
diperhitungkan kerugian-kerugian (head) pada setiap bagian-bagian pompa.
Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan fluida,
dapat di hitung dengan mengunakan persamaan (Sularso, 2008 ):
9

v d2
H TP  ha  h p  hl  .............................................................
2g

(2.3)

Dimana :
H TP = Head total pompa (m).

ha = Head stastis total (m).

h p = Perbedaan tekanan pada kedua permukaan air (m).

hl = Kerugian yang terjadi disepanjang pipa (m)

v2 = Head kecepatan keluar (m).


2g

g = Percepatan gravitasi (m/s 2 )

5. Efisiensi pompa
Efisiensi pompa merupakan hasil perbandingan antara daya air dengan daya
pompa, dapat dihitung dengan mengunakan persamaan (Sularso, 2008) :

p = (Na/Np) x 100% ………………………………………. (2.4 )

Dimana :
p = Efisiensi pompa (%)
Np = Daya poros pompa (kw)
Na = Daya Air pompa(Kw)

6. Kurva Kinerja Pompa


10

Head dan debit aliran menentukan kinerja sebuah pompa yang secara grafis
ditunjukkan dalam Gambar 2.3 sebagai kurva kinerja atau kurva karakteristik
pompa. Gambar memperlihatkan kurva pompa sentrifugal dimana head secara
perlahan turun dengan meningkatnya aliran. Dengan meningkatnya tahanan
sistim, head juga akan naik. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan debit
aliran berkurang dan akhirnya mencapai nol. Debit aliran pada head tertentu
disebut titik tugas. Kurva kinerja pompa terbuat dari banyak titik-titik tugas.
Titik operasi pompa ditentukan oleh perpotongan kurva sistim dengan kurva
pompa sebagaimana ditunjukan pada gambar.

Gambar.2.3 Karakteristik pompa tunggal dengan berbagai macam kecepatan


(Sumber : Samsudin Anis, Dasar Pompa, 2008))

2.5 Aliran Fluida Dalam Pipa


Fluida didefinisikan sebagai substansi yang berdepormasi apabila dikenai
tengangan geser. Ketika suatu fluida bergerak, kuantitas-kuantitas yang berhubungan
dengan keadaan dan gerakan tersebut akan berbeda dari titik-ke titik. Secara umum
11

fluida dibagi atas fluida compressible (mampu mampat) dan incompresible (tak
mampu mampat).
Dalam kasus fluida ideal tidak ada gesekan dalam atau tahanan apabila satu lapisan
aliran fluida melalui lapisan lainnya. Konsekwensinya apabila suatu fluida ideal
melalui suatu pipa kecepatannya adalah sama pada seluruh suatu luas area tertentu.
Ini berarti, kecepatan adalah sama pada semua titik pada seksyen tersebut. Dalam
analisa aliran akan difokuskan untuk menganalisa aliran fluida nyata dimana rugi-rugi
aliran menjadi suatu hal yang sangat dipertimbangkan dan dapat mempengaruhi
tekanan sepanjang pipa aliran. Analisa itu melingkupi rugi-rugi tekanan yang
disebabkan oleh sambungan, katup, gesekan serta perubahan luas penampang pipa.
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang digunakan
untuk mengalirkan fluida. Apabila zat cair di dalam pipa tidak penuh, maka aliran
termasuk dalam aliran saluran terbuka. Menurut Hukum Reynolds Aliran terdiri dari
1. Aliran lancar (steady) yang disebut dengan aliran laminar.
2. Aliran bergejolak (berfluktuasi) yang disebut dengan aliran Tubulen.
Antara aliran laminar dengan turbulen disebut aliran transisi. Yang mempengaruhi
aliran dalam pipa antara lain :
a. Kekasaran dinding pipa.
b. Bilangan Reynolds (Re).
c. Fluktuasi kecepatan masuk (Head kecepatan).

2.5.1 Bilangan Reynolds


Apabila kecepatan dalam pipa kecil, molekul fluida bergerak untuk
membentuk susunan lapisan yang berdekatan dan tanpa adanya pencampuran.
Dalam aliran yang melalui pipa bundar pola aliran terbentuk sebagai seri
cangkang yang tipis yang meluncur melalui lainnya. Kondisi ini disebut aliran
laminer. Pada titik tengah pipa kecepatan aliran adalah maksimum dan dekat
dinding pipa kecepatan adalah nol.
12

Apabila kecepatan relatif tinggi, arus berputar akan terbentuk dan timbul
pencampuran partikel fluida. Situasi ini diketahui sebagai aliran turbulen.
Partikel fluida mengalami gerekan secara acak yang mana memotong arah
aliran utama. Turbulen ini menyebabkan kecepatan partikel fluida rata-rata
pada penampang potong pipa. Reynolds melakukan serangkaian eksperimen
dengan diameter pipa yang berbeda-beda dan variasi fluida. Yang
menyimpulkan bahwa jenis aliran tergantung pada:
1. Kecepatan aliran fluida rata-rata
2. Diameter pipa
3. Viskositas fluida
4. Densitas fluida
Hasil dari eksperimen Reynolds digabungkan menjadi suatu bentuk tak
berdimensi yang dinamakan sebagai Bilangan Reynolds (Re):
vd …………………………………………………… (2.5)
Re 

Dimana :
v = Kecepatan rata aliran fluida (m/s)
d = Diameter pipa (m)
 = Viskositas kinematik (kg m2/s)
Dalam aliran pipa, aliran laminer terbentuk pada Re kecil dari 2000,
sedangkan aliran turbulen terbentuk jika Re lebih besar dari 4000. Jika Re
berada antara 2000 dan 4000 jenis aliran tak dapat ditentukan sehingga dia
disebut aliran transisi. Dalam praktek, aliran dalam pipa umumnya adalah
turbulen.

2.5.2 Persamaan Kontinuitas


Fluida yang mengalir melalui suatu penampang akan selalu memenui
hukum kontinuitas yaitu laju massa fluida yang masuk masuk akan selalu sama
13

dengan laju massa fluida yang keluar keluar. Persamaan kontinuitasa dituliskan
sebagai berikut :
1 A1V1   2 A2V2 = tetapan

Untuk fluida –fluida compresibel dan bila 1   2 untuk semua maksud


praktis, persamaan menjadi:

Q  A1v1  A2 v 2 ………………………………………… (2.6)


Q
V  ………………………….………………….…………
A
(2.7)
Dimana :
Q = Debit aliran (m 3 /s).
V = Kecepatan aliran (m/s).
A = Luas penampang (m2).

= , d = inside diameter pipa (m)

2.5.3 Persamaan Bernoulli


Prinsip Bernouli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan :

a. Kecepatan fluida tinggi bila tekanannya rendah dan bilamana


kecepatanya rendah maka tekanannya tinggi.
b. Prinsipnya adalah energi pada dua titik yang dianalisis haruslah sama
c. Untuk aliran steady dan fluida incompressible (perubahan energi
dalam diabaikan).
Persamaan Bernauli adalah :

……………………… (2.8)

Dimana :
P = Tekanan (N/m2).
 = Massa jenis (Kg/m3).
14

g = Gaya grafitasi (m/s).

V = Kecepatan (m/s).
Z = Ketinggian permukaan (m).
H = Head losses sistim (m).
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut.
2.5.4 Pressure drop

Pressure drop adalah perbedaan tekanan antara dua titik maupun


ketinggian yang berbeda dalam suatu cairan dapat dihitung dengan
mengunakan persamaan:

…………………………………..….. (2.9)

Dimana :
P2-P1 = Perbedaan tekanan (Pa)
= Satuan berat cairan (N/m3)

= Perbedaan ketinggian (m)

Jika berada pada satu titik di permukaan bebas cairan dan h positif
kearah bawah, maka persamaan menjadi :
p = ρ.g,h …………………………………………………………. (2.10)

2.6 Sistim Pemipaan


Pipa adalah istilah untuk benda silinderis yang berlubang yang berfungsi
sebagai media transfortasi fluida dari suatu tempat ketempat yang berbeda dengan
jarak yang relatif seperti cairan, gas, uap, atau serbuk padat dengan mengunakan
tenaga pompa. Sistem pemipaan digolongkan atas :
15

1. Pipa merupakan komponen utama dari sistim pemipaan. Pengunaan pipa


digolonkan berdasarkan fungsi dan jenis aliran fluida yang mengalirinya.
Pengolongan pipa juga didasari atas kemampuan pipa itu sendiri untuk
menahan tekanan.
2. Fittings adalah suatu komponen yang digunakan untuk mengarahkan
aliran fluida atau membagi aliran menjadi beberapa cabang aliran pipa.
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran fluida,seperti , ball
valve, foot and strainer, gate valve, swing check valve, globe valve.
3. Misselenius ( perlengkapan khusus) berfungsi sebagai tambahan pada
instalasi pemipaan yang ditujukan untuk mengefisienkan aliran dalam
pipa, seperti strainer, dan flow meter pressure guage,dll.
Perencanaan sistem pemipaan melibatkan persamaan energi dan perhitungan
head losses. Perhitungan head losses untuk pipa tunggal adalah dengan persamaan
Darcy-Weisbach yang mengandalkan Diagram Moody untuk penentuan koefisien
geseknya. Untuk keperluan analisa jaringan perpipaan umumnya dipergunakan
persamaan Hazen-Williams. Rugi-rugi aliran (head losses) dalam pipa terdiri atas
kerugian karena gesekan terhadap kekasaran penampang di sepanjang dinding pipa,
dan kerugian yang diakibatkan pengunaan komponen pemipaan seperti elbow,
reduser, valve, dan lain-lain. Rugi-rugi aliran ini dapat disebut dengan rugi-rugi head
(yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian tersebut).
16

Gambar 2.4. Diagram Moody


http://www.engineeringtoolbox.com/moody-diagram-d_618.html)

2.6.1 Rugi Gesekan Dalam Pipa


Rugi gesekan dalam pipa (Mayor losses). merupakan kerugian yang
ditimbulkan akibat kekasaran penampang disepanjang pipa. Untuk menghitung
kerugian akibat gesekan di dalam pipa dapat dipakai rumus berikut :
L V 2
hf  f
D 2g

…………………………………………………... (2.11)
Dimana ;
V = Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s)
h f = Head kerugian gesek dalam pipa (m)

Ƒ = Koefisien kerugian gesek (dari diagram Moody)


G = Percepatan grafitasi (9,8 m/s2)
L = Panjang pipa (m)
17

D = Diameter dalam pipa (m).


Konsep adanya sub lapis laminar di dalam lapis batas pada aliran
turbulen dapat digunakan untuk menjelaskan prilaku kekasaran permukaan.
Tinggi efektif ketidakteraturan permukaan disebut dengan tinggi kekasaran
yang disimbolkan  . Perbandingan antara tinggi kekasaran dengan diameter
pipa (  /D) disebut dengan kekasaran relatif.

2.6.2 Kerugian Dalam Jalur Pipa


Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi akibat
penggunaan komponen pipa (Minor losses). Untuk menghitung besarnya
kerugiaan yang terjadi akibat penggunaan komponen pipa, dapat dihitung
dengan mengunakan persamaan :
V 2
h f k …………………………………………………..
2g

(2.12)
Dimana ;
V = Kecepatan rata-rata di dalam pipa (m/s)

K = Koefisien kerugian
G = Percepatan grafitasi (9,8 m/s2)
h f = Kerugian head (m)

Untuk menentukan harga f untuk komponen pipa diperoleh dari berbagai


sumber literatur yang ada.

2.6.3 Percabangan Dan Pertemuan Pipa


Dalam instalasi pemipaan percabangan dan pertemuan pipa ditujukan
untuk membagi dan menyatukan beberapa aliran. Umumnya komponen
18

pemipaan yang digunakan dalam percabangan dan pertemuan pipa adalah


seperti , lateral, Tee, Cross, dll

Gambar 2.5 Pertemua pipa Gambar 2.6 Percabangan pipa

Untuk mengitung besarnya kerugian yang ditimbulkan akibat percabangan pipa


maka dapat dihitung dengan mengunakan persamaan (Sularso Harou Tahara):
2
V
h f 13  f 1 1 ..............................................................................
2g

2
V
h f 1 2  f 1 1 ..............................................................................
2g
Dimana :
hf1-2 = Kerugian head cabang 1 ke 2
hf1-3 =Kerugian head cabang 1ke 3
f1-2 = Koefisien kerugian
V1 = Kecepatan aliran sebelum percabangan (m/s)
Pada pertemuan pipa :
2
V3
h f 13  f 1 ...........................................................................
2g
2
V
h f 2 3  f 1 3 .............................................................................
2g
hf1-2 = Kerugian head temu 1 ke 2 (m)
hf2-3 = Kerugian head temu 2 ke 3 (m)
19

f1-2 = Koefisien kerugian


V3 = Kecepatan aliran setelah pertemuan (m/s)

2.6.4 Sistim Pemipaan Majemuk (Multipath)


Pada kenyataannya kebanyakan sistem perpipaan adalah sistem pipa
majemuk, yaitu rangkaian pipa seri, paralel maupun berupa jaringan perpipaan.

a. Rangkaian Pipa Seri


Apabila dua pipa atau lebih dengan diameter berbeda dihubungkan
secara seri, total rugi-rugi dalam pipa adalah jumlah rugi-rugi gesekan
pada masing-masing pipa ditambah dengan kelompok rugi-rugi
setempat. Besarnya rugi-rugi aliran pada pipa ini adalah
 hL = (Rugi-rugi gesekan pipa 1) + (Rugi-rugi gesekan pipa 2) +
(Kelompok rugi-rugi pada sambungan)
Atau dapat dituliskan dalam persamaan :

f1 L1 v12 f L v2 v2
 hL   2 2 2  K 2 ..................................................( 2.17)
d1 2 g d 2 2g 2g
Q
v1 
A1
Q
v2  ...................................................................(2.18)
A2
b. Rangkaian Pipa Paralel
Apabila dua pipa atau lebih disambungkan bercabang menjadi dua dari
satu titik dan setelah sama atau tak sama panjang bergabung pada titik
lainnya, kemudian pipa dikatakan dengan rangkaian paralel. Besarnya
kehilangan energi yang terjadi pada rangkaian pipa paralel dapat
dihitung denngan mengunakan persamaan Kontunuitas dibawah ini :
20

Q  Q1  Q2  Q3  ..........Qn
.......................................................

(2.19)

atau

V2 V
Q  V1 A1  V1 A2  3 V1 A3  . . .....................................................(2.20)
V1 V1

Perbandingan kecepatan aliran dalam pipa dapat dihitung dengan

persamaan :
V2 f1 L1 D2 …………………………………..…….............. (2.21)

V1 f 2 L2 D1

2.7 Pengaturan katup


Kebutuhan pelayanan kapasitas operasi pompa tidak selalu tetap,tetapi
disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga kapasitas aliran harus diatur untuk
menyesuiakan kebutuhan. Pada instalasi pompa terdapat katup-katup untuk
pengaturan kapasitas, terutama pada sisi pipa ke luar pompa. Laju aliran diatur
dengan menghambat aliran dengan mengubah-ubah pembukaan katup.
Dengan mengubah-ubah pembukaan katup kapasitas aliran menjadi berubah, akan
tetapi timbul tahanan katup sehingga menaikkan kerugian daya. Dengan kata lain,
kapasitas aliran semakin dikurangi, tahanan katup semakin besar dan kerugian head
juga akan semakin besar.
21

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat Pengujian


Alat uji rugi-rugi aliran merupakan satu unit pompa dan serangkaian pipa dan
perlengkapan yang digunakan oleh penulis sebagai alat guna menganalisa per
lengkapannya dan mengetahui karakteristik pompa yang di uji.

Gambar 3.1 Alat Uji rugi-rugi aliran


( Lokasi : Laboratorium Fenomena Dasar Mesin STT Pekanbaru )

3.3.1 Skema Alat Uji


Untuk mengetahui skema alat yang akan di uji ditampilkan pada gambar
dibawah ini.
22

Gambar 3.2: Skema alat yang diuji


(Chiristian S, 2010)

3.3.2 Spesifikasi Alat Uji


A. Komponen Utama
1. Pompa
Pompa yang digunakan pada alat uji ini adalah pompa sentrifugal
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Nama : SHIMIZU
Capasity : Max 43 L/Menit
Suction lift : Max 9 M
Out-put : 125 W
Total head : Max 33 M
Putaran : 2850 Rpm

2. Pipa
Adapun pipa yang digunakan adalah pipa galvanis dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Panjang pipa hisap : 0,7 m
Panjang pipa tekan : 5,71 m
Diameter nominal : DN 15
23

Diameter dalam : 15,798 mm


Diameter luar : 21,336 mm
Diameter nominal : DN 20
Diameter dalam : 20,93 mm
Diameter luar : 26,67 mm
Diameter nominal : DN 25
Diameter dalam : 26,645 mm
Diameter luar : 33,401 mm

3. Fitting
Adapun komponen-komponen fitting dan factor gesek (f) ditampilkan
pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 : Komponen fitting
Factor Jumlah
No Jenis fitting Suction Discharge
Gesek ( f )
1 Elbow 90 1” 0,69* 1 pc  
2 Check valve 3,7** 2 pcs 
3 Foot valve and strainer 1,70*** 1 pc 
4 Ball valve 1” 0,07* 2 pcs
5 Ball valve 3/4” 0,08* 1 pc
6 Globe valve 7,8* 1 pc
7 Elbow 90 1” 0,69* 2 pcs
8 T - Joint 3 pcs
9 Y - Joint 1 pc
10 Tee through side outlet 1,62* 1 pc
1-1/2”
11 Tee through side outlet 1,38* 4 pcs
1-1”
12 Tee through run 1-1” 0,46* 1 pc
13 Coupling 3/4” 0,04** 4 pcs
14 Coupling 1” 0,04** 7 pcs
15 Flowmeter 7,0 1 pc
24

3.2 Alat Ukur


Alat ukur yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pressure Gauge
Merupakan alat ukur tekanan dengan menggunakan prinsip diaghpragma.
Jika fluida meyentuh bagian dalam gauge, maka alat gauge akan bergerak
guna menggerakkan jarum untuk menunjukkan berapa tekanan air yang
mengalir di dalam pipa.

Gambar 3.3 Pressure Gauge

2. Flow Meter
Merupakan alat ukur untuk mengetahui debit fluida yang mengalir di
dalam suatu pipa. Pengukuran aliran adalah penghitungan bagian
terbesar atau terpenting dari suatu cairan atau fluida. Aliran dapat di
ukur dengan beberapa cara. Flow meter perpindahan positif
mengakumulasi suatu volume tetap dari suatu fluida (gas, cair),
kemudian menghitung jumlah dari berapa kali volume diisi ke alat ukur
aliran. Volume aliran juga dapat dihitung dengan mengukur kecepatan
aliran serta terhadap area yang tegak lurus terhadap aliran yang
dilaluinya.
25

Gambar 3.4 Flowmeter

3. Stop Watch
Merupakan alat yang dipakai untuk mengetahui waktu pada saat
mengukur aliran fluida pada flow meter

Gambar 3.5 Stop Watch

4. Katup Pengatur
Katup pengatur digunakan untuk mengatur bukaan katup.
26

Gambar 3.6. Katup pengatur

3.3 Prosedur Persiapan


Berikut prosedur persiapan yang dilakukan penulis:
1. Pastikan alat siap dan layak untuk digunakan dengan cara memeriksa
setiap komponen,
2. Buka semua katup pada alat uji – uji rugi aliran agar terjadi pembersihan
pipa pada saat pompa di jalankan,
3. Lakukan pembersihan bagian dalam pipa dengan dengan menghubungkan
pompa ke sumber tegangan listrik,
4. Biarkan pompa bekerja agar terjadi pembersihan system di dalam pipa,
5. Periksa dan perhatikan line pipa yang mengalami kebocoran. Perbaiki jika
terdapat kebocoran,
6. Jika sudah bersih, putuskan hubungan listrik ke pompa, dan tutup katup
dari aliran pipa yang tidak di gunakan,

3.4 Prosedur Pengujian


Setelah serangkaian prosedur persiapan telah dilaksanakan, maka langkah
berikutnya yaitu melakukan prosedur pengujian. Seperti berikut :
27

1. Pastikan area dan alat bebas dari kondisi basah serta aman karena
pengujian berhubungan dengan penggunaan listrik,
2. Pasang pressure gauge pada tempatnya seperti gambar di bawah,

Gambar 3.6 Posisi Pressure Gauge pada alat uji


3. Hidupkan pompa
4. Atur bukaan katup pada posisi bukaan 90%.
5. Baca dan catat tekanan pada pressure gauge
6. Baca dan catat debit yang mengalir pada flow meter
7. Lakukan langkah kerja pada item 5 dan 6.
8. Ulangi pengujian untuk variasi bukaan katup 72%, 54%, 36%, dan 18%.
9. Matikan pompa
28

BAB IV
HASIL DAN BAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Data Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian dengan bukaan katup yang divariasikan diperoleh data
sebagai berikut. Dengan waktu 25 detik
Tabel 4.1. Data pengujian pompa
Bukaan Katup Pressure Debit
p (psi) p (kg/cm2)
( 0) Q (m3/s)
90
80
70
60
50

Tentukan Daya Pompa


Dengan cara perhitungan yang sama seperti bukaan katup 85 0 , parameter
kinerja pompa sentrifugal pada alat rugi-rugi aliran untuk bukaan katup 80 0, 700, 550
dan 400 dapat dicari dan hasilnya ditabelkan seperti tabel dibawah.
Tabel 4.7 Parameter kinerja pompa
Bukaan Katup Debit Head Total Daya Pompa Pressure Drop
(0) (m3/s) (m) ( Watt ) (pascal)
90
80
70
60
50

Anda mungkin juga menyukai