Diajukan Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul ”Analisa Efisiensi Pompa Sentrifugal (Vogel Pump) di PT. Krakatau Steel,
Divisi LAB STEEL PLANT” tepat pada waktunya.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin,
penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan.Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, pada laporan ini penulis membatasi
pembahasan masalah meliputri:
1. Efesiensi mesin pompa sentifugal
2. Bagaimana sistem operasi mesin pompa sentrifugal
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah
:
1. Mengetahui sistem operasi pompa.
2. Mengetahui aplikasi pompa pada dunia industri.
3. Mengetahui permasalahan yang muncul pada pompa.
5
4. Mengetahui efisiensi pompa dan parameter pada pompa.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah Analisa Efisiensi
Pompa Sentrifugal yang mengalirkan air isian dari sungai ke bak penampungan yang
kemudian di salurkan pada mesin-mesin pengolahan hingga di salurkan kembali ke
basin water treatment serta faktor – faktor yang mempengaruhi kerja pompa pada PT.
KRAKATAU STEEL. Untuk menghitung efisiensi tersebut, data yang dibutuhkan
yaitu tekanan keluar dan tekanan masuk pompa, debit pompa, daya terbaca pompa
dan daya hidrolik pompa.
Bab V Penutup
Pada bab penutup Terdiri dari Kesimpulan hasil dan pembahasan beserta
Saran untuk motivasi selanjutnya
Lampiran
Pada bagian lampiran ini berisi tentang tinjauan umum perusahaan,beserta
gambar teknik mengenai spesimen yang menjadi pembahasan
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7
Gambar 2.1.
a) Pemasukan dengan hisapan dan
b) Pemasukkan dengan dorongan/tekanan
Pada gambar 2.1.(a) diatas merupakan instalasi pompa dengan hisapan, dimana
untuk operasi pompa ini agak sulit dipakai untuk operasi pompa secara
otomatis disebabkan karena saluran hisapannya belum terisi fluida ataupun
terjadi kebocoran pada sistem perpipaan di saluran hisap. kecuali dengan
pompa vakum untuk memancing fluida. Sedangkan pada gambar 2.1.(b)
merupakan kondisi kerja pompa dengan dorongan atau tekanan, dimana operasi
pompa ini dapat beroperasi secara otomatis sebab saluran hisap selalu terisi
dengan fluida yang dipompakan.
8
Gambar 2.2 a) Penampang impeler . b) Perubahan energi pompa.
9
Gambar 2.3.Klasifikasi Pompa
Pompa perpindahan positif ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu
:
a. Rotary
Pompa rotary adalah pompa perpindahan positif dimana energi mekanis
ditransmisikan dari mesin penggerak kecairan dengan menggunakan elemen
10
yang berputar (rotor) didalam rumah pompa (casing). Adapun pembagian rotary
yaitu :
1) Gear pumps
Cara kerja pompa ini secara umum adalah pertama tekanan atmosfir dalam
tangki memaksa fluida masuk melalui port inlet dan masuk kedalam selah-
selah roda gigi yang berputar kearah luar.Gambar gear pump dapat dilihat pada
gambar 2.4. dibawah ini.
Gambar 2.4.Gear Pump a) Pompa roda gigi luar b) Pompa roda gigi dalam
2) Vane pumps
Pada pompa vane ini, rotornya berupa elemen berputar yang dipasang eksentrik
dengan rumah pompa. Pada keliling rotor terdapat alur-alur yang diisi bilah-
bilah sudu yang dapat bergerak bebas. Ketika rotor diputar sudu-sudu bergerak
dalam arah radial gaya sentrifugal sehingga salah satu ujung sudu selalu kontak
dengan permukaan dalam rumah pompa membentuk sekat-sekat didalam
pompa.Gambar vane pump dapat dilihat pada gambar 2.5. dibawah ini.
3) Screw pumps
Pompa skrup ini mempunyai satu, dua, tiga yang berputar dalam rumah pompa
yang diam. Tersedia sejumlah besar desain untuk berbagai
penggunaan.Gambarscrew pump dapat dilihat pada gambar 2.6. dibawah ini.
11
Gambar 2.6.Screw Pump
4) Lobe pumps
Pompa cuping (lobe pumps) ini mirip dengan pompa jenis pompa roda gigi
dalam hal aksinya dan mempunyai dua rotor atau lebih dengan dua, tiga,
empat kuping atau lebih pada masing-masing rotor. Pompa ini biasa digunakan
pada berbagai macam jenis aplikasi industry yang disebutkan tadi karena:
• Memberikan kualitas yang baik dalam kesehatan.
• Efisiensi tinggi.
• Tahan uji.
• Tahan terhadap korosi.
• Kebersihan ditempat baik
Untuk gambar lobe pumpdapat dilihat pada gambar 2.7. dibawah ini.
b. Reciprotating
. Pompa reciprotating adalah pompa dimana energi mekanik dari penggerak pompa diubah
menjadi energi aliran dari cairan yang dipompa dengan menggunakan elemen yang bergerak
bolak-balik di dalam silinder.
1) Diaphragm Pump Pompa diaphragm ini memiliki daya hisap yang baik, beberapa
diantaranya merupakan pompa bertekanan rendah dengan laju aliran yang rendah pula,
terdapat pula pompa yang memungkinkan untuk laju aliran yang tinggi, tergantung diameter
kerja efektif diaghragm dan lebar langkah.Gambar diaphragm pump dapat dilihat pada
gambar 2.8. dibawah ini
12
Gambar 2.8.Diaphragm Pump
13
Gambar 2.9 Pompa aliran radial
d. Peripheral
Cairan pada jenis ini diatur oleh baling-baling impeller dengan kecepatan yang tinggi
selama hampir satu putaran di dalam saluran yang berbentuk cincin.Energi
ditambahkan ke cairan dalam sejumlah impuls.
14
2. Berdasarkan bentuk rumah pompa
1. Pompa volut, pompa dengan rumah berbentuk volut
Pada pompa ini diperlihatkan sebuah impeller mengeluarkan cairan ke dalam rumah
berbentuk spiral, untuk mengurangi secara proporsional kecepatan cairan.Dengan
demikian, sebagian energi kecepatan cairan diubah ke bentuk energi tekanan.
15
3. Berdasarkan jumlah aliran yang masuk
Berdasarkan jumlah aliran yang masuk pompa di PT.Krakatau Steel merupakan jenis
Pompa satu aliran masuk, karena pompa memiliki satu saluran masuk.
4. Berdasarkan posisi poros
Merupakan jenis Pompa horizontal, Karena Pompa mempunyai poros dengan posisi
mendatar
16
3.2 Pengumpulan Data
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
4.1 Hasil
Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar yang tidak
dapat dihandle oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan pompa cadangan yang akan
dipergunakan bila pompa utama rusak/diperbaiki. Penyusu nan pompa secara paralel
dapat digambarkan sebagai berikut :
19
20
4 meter of head = 0,4 Bar 0.4
Bar = 40000 Pa Keterangan :
Hd : Head Dischard (Tekanan Keluar)
Hs : Head Suction (Tekanan Hisap)
∆P : Perubahan Tekanan Q
: Debit
Nhp : Daya hidrolik pompa
Bhp : Daya terbaca pompa η
: Efisiensi
21
• Untuk Perhitungan aktual pada jam berikutnya dilakukan dengan menggunakan
program FS.EXCEL.
22
23
4.2 Pembahasan
Dari data - data hasil perhitungan dapat dibuat grafik perbandingan, grafik
perbandingan perbandingan η VS ΔP dan η VS jam. Dengan adanya grafik maka
dapat dilihat peningkatan dan penurunan efisiensi pompa yang dipengaruhi oleh
perbedaan tekanan pompa.Perbandingan η VS ΔP didapat berdasarkan hasil dari ΔP,
yang dimana ΔP pada operasi pompa yang tersusun parallel ini lah yang berperan
penting terhadap perubahan atau ketidak konstannya efisiensi pompa pada saat
beroperasi. Perbandingan antara efisiensi pada set point yang tertera pada manual
book ( buku manual) pompa dengan efisiensi aktual hanya terdapat perbedaan antara
0,5-1,0 % ( kerugian efisiensi ). Pada buku manual terdapat efisiensi set point sebesar
75 % , sementara pada aktualnya efisiensi pompa saat beroperasi pada tanggal 20
Februari 2015 hingga tanggal 21 Februari 2015 jika dirata-ratakan sebesar 76,4 %.
Pada tekanan hisap (Ps) dan tekanan buang (Pd) terdapat satuan N/m 2 karena
dikonversikan dari head hisap dan head buang. Untuk head hisap konstan sementara
head buang tidak konstan, maka dalam hasil perhitungan di atas bahwa sangat
berpengaruhnya perubahan perubahan ketinggian head terhadap efisiensi pompa.
24
Grafik 4.1 perbandingan η VS ∆P, garis linear η menunjukkan hubungan berbanding
lurus dengan Q dan ∆P, ditunjukkan dengan semakin besar η maka semakin besar ∆P
yang dibutuhkan. Efisiensi mínimum sebesar 55,36 % pada beda tekanan (∆P)
196130.00 Pa dan efisiensi maksimum sebesar 63,66 % pada beda tekanan (∆P)
225549.50 Pa. Pompa sentrifugal pada WTP 3 ini beroperasi secara terus
menerus,setiap pompa per pipa aliran pada pabrik memiliki pompa cadagan. Pompa
ini digunakan sebagai operasi cadangan apabila salah satu pompa mengalami
kerusakan tak terduga. Nilai efisiensi rata-rata pada operasi sistem kerja pompa yaitu
60,95 %, efisiensi pada sistem operasi ini tidak konstan karena head buang/discharge
juga tidak kontan,dan juga dipengaruhi faktor lainnya seperti volume pada basin yang
terus di isi otomatis dari tangki emergenci yang volumenya konstan. Penurunan
efisiensi juga bisa terjadi akibat head losses,baik head losses mayor maupun minor.
Seperti pengaruh kekasaran pipa,belokan-belokan,percabangan maupun perkatupan
yang terdapat pada pipa.
25
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Efisiensi pompa berbanding lurus dengan beda tekanan (ΔP) dan debit (Q),
semakin besar efisiensi semakin besar pula beda tekanan (ΔP) dan debit (Q) yang
dibutuhkan dan sebaliknya.
2. Kebutuhan tekanan maupun debit air yang dibutuhkan oleh boiler telah
tercukupi oleh pompa dengan efisiensi yang kecil.
3. Tekanan flow pada pompa pada saat beroperasi tidak konstan dikarenakan
terjadinya getaran,dan juga terjadinya korosi pada komponen dalam pipa yang
diakibatkan oleh fluida yang mengalir.
4. Efisiensi berdasarkan perhitungan masih cukup jauh dibandingkan efisiensi
set point yang sudah dilakukan. Efisiensi pada perhitungan 60,95 %, sementara
efisiensi set point sebesar 75 %, maka disimpulkan bahwa efisiensi tersebut terjadi
penurunan sekitar ± 14 %.
5.2 Saran
Dari hasil pengamatan dan analisis terhadap efisiensi pada pompa sentrifugal, saran
yang diberikan adalah :
- Sistem sebaiknya tetap berlangsung terus menerus per jamnya untuk
mengurangi kebutuhan debit (Q) awal yang besar saat penghidupan pompa.
- Fluida pada pompa sebaiknya menggunakan air murni H 2 O, agar tidak
terjadinya korosi pada setiap komponen pompa yang dilewati fluida tersebut.
26
Perawatan pompa harus diutamakan,agar kinerja pompa tetap menghasilkan efisiensi
mendekati set point pompa.
DAFTAR PUSTAKA
Anis, Samsudin Dan Karnowo, 2008, Buku Ajar Dasar Pompa, PKUPT UNNES,
Universitas Negeri Semarang.
Cundif, Jhon S, Fluid Power Circuit and Control Fundamentals Aplications, Boca
Raton London New York Washington, D.C.
Dietzel, Fritz, 1986, Turbin Pompa dan Kompresor, Erlangga, Jakarta Kreith,
Frank dkk, 1999.
27