Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kajian aliran fluida, baik aliran pada saluran terbuka (external flow) maupun
aliran saluran tertutup (internal flow) sudah menjadi ketetapan umum bahwa jika suatu benda
dikenai aliran fluida maka benda akan mengalami perubahan gaya. Gaya yang bekerja pada
benda itu disebut dengan drag. Drag pada benda yang bergerak dalam suatu aliran fluida
mampu menahan laju kecepatan benda tersebut. Dengan demikian kecepatan benda akan
semakin berkurang bahkan berhenti. Semakin besar drag maka energi yang dibutuhkan oleh
suatu benda untuk bergerak dalam aliran fluida akan semakin besar. Hal ini terbukti pada
kendaraan bermotor dimana pengaruh drag tidak dapat dianggap sederhana. Dewasa ini
perancangan kendaraan bermotor berbasis aerodinamis merupakan langkah para perancang
teknik dalam mengurangi pengaruh drag. Dengan kata lain, drag pada kendaraan bermotor
diusahakan sekecil mungkin agar tidak boros dalam pemakaian bahan bakar. Di sisi lain,
drag pada ilmu kedirgantaraan dapat dimanfaatkan oleh para penerjun payung untuk
mengimbangi gaya gravitasi yang terjadi pada parasut.
Di alam sendiri ada beberapa manfaat dari keberadaan drag. Salah satunya adalah
dengan adanya drag yang bekerja pada butiran air hujan atau salju ketika melaju jatuh ke
tanah dengan sendirinya dapat mengurangi gaya gravitasi pada air hujan atau salju tersebut.
Seandainya tidak ada drag bisa dibayangkan betapa besarnya energi potensial yang dibawa
oleh butiran air hujan atau salju tersebut yang jatuh dari ketinggian sekian ribu meter dari
permukaan bumi. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa drag yang bekerja pada
suatu benda ada yang bermanfaat dan juga merugikan. Di samping besar kecilnya drag yang
terjadi juga sangat menentukan apakah drag tersebut bisa dimanfaatkan atau tidak. Untuk
mengetahui hal tersebut perlu pengkajian lebih dalam terhadap drag.
Secara umum drag dipengaruhi oleh berat benda itu sendiri, namun dimensi dari
benda juga menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan nilai drag.
Sementara itu, kecepatan benda dalam aliran fluida atau kecepatan fluida yang mengenai
benda juga akan mempengaruhi nilai drag. Faktor lain yang ikut mempengaruhi besar

1
kecilnya
drag
yang bekerja pada suatu benda adalah konfigurasi permukaan dan geometri benda (shape)
karena setiap benda memiliki geometri yang berbeda-beda.
1.2 Tujuan :
a. Mengetahui fenomena aliran fluida dan tahu apa itu drag ?.
b. Menentukan nilai reynold

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan
Konsep teori aliran fluida dan lapisan batas merupakan hal yang menarik untuk dikaji
secara mendalam. Akan tetapi teori tersebut bukan merupakan suatu teori kompleks yang
mampu menyelesaikan semua problem pada aliran fluida. Khusus aliran fluida luar atau
eksternal flow masih membutuhkan suatu eksperimental dalam menyelesaikan masalah aliran
fluida. Salah satu problem yang masih membutuhkan eksperimental yang lebih lanjut adalah
suatu gaya (force) yang bekerja pada benda apabila berada pada aliran fluida.
Suatu aliran fluida berjenis external flow (aliran luar) apabila mengenai suatu benda
akan memberikan dua jenis gaya luar pada benda tersebut, secara garis besarnya gaya
tersebut dapat dikelompokkan atas :
1. Drag bodies (dua atau tiga dimensi / gaya seret)
 Penampang tumpul (blunt bodies)
 Penampang mulus (streamlines shapes)
2. Gaya angkat (performer of lifting bodies)
 Profil sayap pesawat (airfoil dan aircraft)
 Peluru (projektil bodies)
 Burung dan serangga (birds and insect)

2.2 Gaya pada benda yang terbenam (drag of immersed bodies)


Setiap benda yang seluruh permukaannya terbenam dalam aliran fluida akan
mengalami tiga gaya dan tiga moment dari aliran tersebut. Gaya yang dialami benda tersebut
dinamakan dengan drag (gaya seret), side forced (gaya samping) dan lift force (gaya angkat),
sedangkan moment yang dialami benda tersebut dinamakan dengan rolling moment (momen
putar), pitching moment dan yawing moment. Khusus untuk benda yang berbentuk simetri
hanya mengalami dua gaya dan satu moment saja yaitu : drag (gaya seret), lift force (gaya
seret) dan rolling moment (momen putar). Penjelasan diatas dapat dilihat pada gambar 2.1
dibawah ini.

3
Lift
force

Yawing moment
Arbitrary body Drag force
Rolling moment

P Pitching moment
itching
Side force
Freestream
Velecity

Gambar 2.1 Beberapa gaya dan momen pada benda yang terbenam

Drag merupakan gaya yang sangat utama menyebabkan losses pada aliran fluida dan
berpengaruh sekali dalam perpindahan benda pada aliran fluida tersebut. Disamping itu yang
tidak kalah pentingnya adalah gaya angkat (lift force), dimana gaya ini menyebabkan
perpindahan posisi benda secara vertikal. Sementara moment yang terjadi akibat perpindahan
benda secara vertikal adalah moment yaw.

2.3 Drag
Drag merupakan inti dari perancangan aerodinamik dimana pembahasan tentang drag
ini sangat mengagumkan. Semua perancang aerodinamik mengharapkan drag yang terjadi
bernilai negatif (kecil). Awal dari perhitungan drag dilakukan dengan memilih konsep
spesifik sentrifugal sebagai perbandingan dengan konsep lain yang lebih awal didalam
tahapan perancangan. Pengaruh drag mempunyai efek yang sangat besar pada konfigurasi
ukuran, biaya dan juga tujuan proses perancangan.
Kelangsungan hidup perekonomian dan masa depan sebuah perusahaan pesawat udara
tergantung sekali pada pengurangan besarnya drag dari sebuah aerodinamik (bersama sama
dengan disiplin ilmu lainnya seperti perancangan, teknologi struktur, motor bakar dan
4
kontrol)

disamping itu kualitas perawatan yang baik memberikan keamanan dan kenyamanan
perjalanan. Rancangan-rancangan baru kedepannya bekerja dengan memanfaatkan metode
komputerisasi aerodinamik yang dibutuhkan untuk menghasilkan kendaraan dengan drag
yang rendah dari arus seret pesawat udara. Generasi terbaru dari perancangan (Boing 767,
777, Airbus A340, etc)

2.4 Klasifikasi Drag


Dari gambar 2.2 dapat kita peroleh klasifikasi dan jenis-jenis drag. Secara garis
besarnya drag terbagi atas empat yaitu : induced drag, wave drag, wake drag dan profile
drag.

Gambar 2.2 Klasifikasi drag


2.5 Bilangan Reynold
merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu aliran itu pada
kondisi laminar, transisi atau turbulen.
ρ×v×d
Re=
μ

5
Aliran

dikatakan laminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang dari 2000, untuk aliran
transisi berada pada bilangan Re lebih dari 2000 dan bilangan Re 4000 biasa juga disebut
sebagai bilangan Reynold kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari
4000 (Wright, 1993).

6
BAB III

METODOLOGI

Gambar 3.1 Alat uji bilangan Drag

7
3.1 Plat

lingkaran menantang arah aliran


Data yang diambil dari pengujian untuk bukaan katup yang divariasikan adalah
sebagai berikut :
Data Debit dan Pertambahan panjang pegas
Bukaan katup Debit Lo Lt Δx
( 0) Q(m3/s) (m) (m) (m)

Dimana :
Q = Debit aliran
Lo = Panjang pegas sebelum pengujian
Lt = Panjang pegas setelah pengujian
x = Pertambahan panjang pegas
Dari data yang diambil, maka dapat dicari besarnya kecepatan aliran, besarnya bilangan
Reynold, gaya drag dan pengaruh nilai drag.
1. Kecepatan aliran ditentukan dari pers.
Q
V=
A
Dimana :
Q = Debit aliran
= 2,55x10-5 m3/s (pada bukaan katup 180)
A = Luas penamang pipa
= 0,785.d2 ( diameter pipa acrylic =0,041m)
Reynold number :
ρ×v×d
Re=
μ

Dimana :
ρ = rapat massa fluida = 1000 kg/m3
V = Kecepatan aliran fluida = 0,0732 m/s
d = Diameter pipa acrylic = 0,041m
µ = Viscositas dinamik pada temperatur 300C

8
= 8,00
x 10-4
N.s/m2 (Ir.Soeadgiharjo,2004, 1890)
Dengan cara yang sama harga kecepatan aliran dan Reynold number untuk bukaan
katup berikutnya dapat ditabelkan seperti dibawah ini.
Harga kecepatan aliran dan bilangan Reynold
Bukaan katup Dpipa acrylic Debit Kec.Alir
Reynold
( 0) (m) Q(m3/s) v(m/s)

2. Gaya Drag (F)

F = x . k (N)
Dimana :

x = Pertambahan panjang pegas


= Lt - Lo
k = Konstanta pegas = 2,23 N/m
Maka :

F= x . k (N)

4. Pengaruh nilai drag


= 1/2ρv2A
Dengan cara yang sama harga gaya drag dan pengaruh nilai drag untuk bukaan katup
berikutnya dapat ditabelkan seperti dibawah ini.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang di ambil dari pengujian untuk bukaan katub yang di variasikan dan waktu yang di
gunakan untuk melihat flowrate yaitu 20 detik dan hasil pengujian dapat di masukkan ke
dalam tabel pengujian berikut ini.

Data Debit dan Pertambahan panjang pegas


Bukaan Katub Debit Lo Lt Δx
(0) Q(m3/s) (m) (m) (m)
200
350
550
850
900

Harga kecepatan aliran dan bilangan Reynold


Bukaan Katub Dpipa acrylic Debit Kec. Alir Reynold
(0) (m) Q(m3/s) v(m/s)
200
350
550
850
900

10

Anda mungkin juga menyukai