PERCOBAAN VI
TEGANGAN PERMUKAAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK XIII ( TIGA BELAS)
2016
ABSTRAK
6.1 PENDAHULUAN
6.1.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan tegangan permukaan suatu
sistem dengan menggunakan metode cincin du Nouy.
Keluarnya cairan perlahan-lahan dari penetes obat bukanlah seperti arus yang
tidak putus-putus, melainkan setetes demi setetes sebatang jarum, jika diletakkan di
atas permukaan air akan membuat lekukan kecil pada permukaan air itu dan tidak
akan tenggelam, biarpun rapatannya sepuluh kali rapatan air. Bila sebuah pipa gelas
bersih berlubang kecil dicelupkan air, maka air akan naik di dalam pipa, tetapi jika
dicelupkan ke dalam raksa, raksa ini akan tertekan ke bawah. Fenomena-fenomena ini
dan banyak lainnya yang sama sifatnya, berhubungan dengan adanya permukaan
batas antara suatu zat-cair dengan zat lainnya (Sears, 1994).
Permukaan zat cair dalam keadaan diam juga berperilaku dengan cara yang
menarik. Sejumlah observasi umum menunjukkan bahwa permukaan zat cair
berperilaku seperti membran yang teregang karena tegangan. Permukaan zat cair
berperilaku seakan-akan mengalami tegangan dan tegangan ini bekerja sejajar dengan
permukaan muncul gaya tarik menarik antar molekul. Efek ini disebut dengan
tegangan permukaan yang lebih khusus lagi, suatu besaran yang disebut tegangan
permukaan (huruf yunani gamma), dirumuskan sebagai gaya F per satuan panjang L
yang bekerja melintasi semua garis pada permukaan dengan kecenderungan menarik
permukaan agar tertutup (Giancoli, 2001):
F
= ............................................................................................................
L
(6.1)
Satuan untuk tegangan permukaan () adalah Jm-2 atau dyne cm-1 atau Nm-1.
Metode yang paling umum untuk mengukur tegangan permukaan adalah kenaikan
atau penurunan cairan dalam pipa kapiler yang dirumuskan dengan (Dogra, 1990):
drgl drgl .........................................................................................
= =
2 2
...............(6.2)
dimana d adalah kerapatan cairan, r adalah jari-jari kapiler, l adalah panjang cairan
yang ditekan atau yang akan naik dan g adalah konstanta gravitasi. Dalam metode
perbandingan, tegangan permukaan cairan yang tidak diketahui dapat dihitung dari
persamaan:
1 d 1 .l 1
=
2 d 2 .l 2
......................................................................................................(6.3)
dimana padat dan cair masing-masing adalah tegangan permukaan padatan dan cairan,
padat-cair adalah tegangan permukaan (atau tegangan antar muka) antara permukaan
padat dan permukaan cair. Tegangan antar muka dapat juga didefinisikan diantara dua
cairan jika masing-masing tidak saling melarutkan. Jika 90o, cairan membasahi
permukaan padatan dan hal ini dapat terjadi jika padat padat-cair.
Umumnya tegangan permukaan fluida mengalami penurunan saat terjadi
kenaikan suhu. Bahwa suhu berhubungan dengan energi gerak molekul dalam bahan.
Saat suhu bertambah dan molekul cairan bergerak lebih cepat pengaruh intensitas
antar molekul akan berkurang pada gerakannya dan tegangan permukaan akan
berkurang. Berikut beberapa nilai tegangan permukaan untuk beberapa cairan
(Young, 2002):
Tabel 6.1 Nilai tegangan permukaan hasil percobaan
Cairan yang bersentuhan Suhu (oC) Tegangan permukaan
dengan udara (Nm/m atau dyne/cm)
Benzene 20 28,9
Karbon tetraklorida 20 26,8
Etanol 20 22,3
Gliserin 20 63,1
Raksa 20 465,0
Minyak zaitun 20 32,0
Air sabun 20 25,0
Air 0 75,6
Air 20 72,8
Air 60 66,2
Air 100 58,9
Gaya tarik-menarik antara sebuah molekul di dalam cairan dan dan molekul-
molekul lain dalam cairan dinamakan gaya kohesi. Gaya antara sebuah molekul
cairan dengan bahan lain, seperti dinding pipa yang dinamakan gaya adhesi. Bila
gaya adhesi relatif lebih besar terhadap gaya kohesi, seperti pada kasus air dan
permukaan gelas dan dikatakan membasahi permukaan bahan lainnya. Dalam hal ini,
permukaan kolom cairan dalam sebuah pipa adalah konkaf k eatas. Sudut kontak c
antara samping dan permukaan menunjukkan kekuatan relatif gaya kohesi dan adhesi.
Untuk cairan yang membasahi permukaan, sudut kontak lebih kecil dari 90 o. Bila
gaya adhesi relatif lebih kecil terhadap gaya kohesi, seperti halnya air raksa dan
cairan tidak membasahi permukaan dan permukaan adalah konveks. Dalam hal ini,
sudut kontak lebih besar dari 90o. Gaya kohesi dan adhesi sulit dihitung secara
teoritis, tetapi sudut kontak c dapat diukur. Untuk air dan gelas sudut kontaknya
kira-kira 0o. Untuk gelas, sudut itu sekitar 140o (Tipler, 1991).
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan, diantaranya adalah (Soedojo, 2004):
a. Cara jaeger
Cara jaeger dalam penentuan tegangan muka sering juga disebut metode
gelembung karena berdasarkan penggelembungan udara di dalam cairan yang hendak
ditentukan tegangan mukanya dengan menerapkan rumus laplace p = 2H/R.
b. Cara kenaikan kapiler
Dengan langsung menerapkan rumus H = r h g diperoleh H dengan
mengukur r dan h dan diketahui dan g. Adapun r, kecuali dapat diukur langsung
dengan mikroskop, dapat juga diperoleh dengan mengisi buluh kapiler dengan air
raksa dengan pertolongan karet penyedot. Dengan mengukur bagian panjang l dari
buluh yang terisi air raksa serta mengeluarkan air raksanya lagi untuk ditimbang
beratnya (w), diperoleh jari-jari buluh kapiler r menurut rumus berikut:
W = r2 h x 13,6..........................................................................................(6.5)
Rangkaian Alat
Keterangan :
1. du Nouys tester
1
2. Cincin kawat
3. Gelas beker 250 mL
6.3.2 Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, oli,
minyak goreng dan gula 5 gram.
du Nouys tester
- Disiapkan
- Diperiksa dan dipasang dengan benar
Akuades
- Dituangkan kedalam gelas bekker sebanyak 250 mL
- Diukur suhunya
Cincin kawat
- Digantungkan dipermukaannya
- Diangkat dengan cepat
- Dicatat sudut puntirannya sebanyak 3 kali
- Diulangi langkah diatas dengan larutan gula, oli dan minyak
goreng
Hasil
6.4.2 Pembahasan
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan
sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan ke dalam pada cairan. Hal
tersebut terjadi karena pada permukaan adanya gaya adhesi (antara cairan dan udara)
lebih kecil daripada gaya kohesi antara molekul-molekul cairan sehingga
menyebabkan terjadinya gaya ke dalam pada permukaan cairan. Adhesi adalah gaya
tarik-menarik antara dua partikel atau molekul tak sejenis, sedangkan kohesi adalah
gaya tarik-menarik antara dua partikel atau molekul yang sejenis.Besarnya tegangan
permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis cairan, suhu, tekanan,
massa jenis, konsentrasi zat terlarut dan kerapatan. Jika cairan memiliki molekul
besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Suhu memiliki pengaruh
terhadap tegangan permukaan suatu larutan. Jika suhu semakin tinggi maka tegangan
permukaannya semakin kecil. Semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan-
muatan dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan makin besarnya
gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut (Ardisty, 2011).
Hasil pada percobaan ini ditunjukkan pada gambar 6.3 di bawah ini:
Gambar 6.3 Hasil Tegangan Permukaan
6.5 PENUTUP
6.5.1 Kesimpulan
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan
sejajar permukaan cairan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah tegangan permukaan akuades yaitu
sebesar 71,636 dyne/cm, kemudian tegangan permukaan larutan gula sebesar 94,089
dyne/cm, tegangan permukaan oli sebesar 56,667 dyne/cm, tegangan permukaan
minyak goreng sebesar 52,930 dyne/cm. Tegangan permukaan suatu permukaan zat
cair dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu massa jenis, surfaktan, suhu dan zat
terlarut. Prinsip kerja du Nouys tester adalah gaya yang diperlukan untuk melepas
cincin kawat sebanding dengan tegangan permukaan.
6.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari percobaan ini dengan mengganti variable
dengan bahan lain seperti larutan detergen agar dapat didapatkan nilai tegangan
permukaan yang berbeda dan dapat dibandingkan dengan bahan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ardisty, Bunga dkk. 2011. Tegangan Permukaan. Universitas Jember. Jember.
Dogra, S.K. dan Dogra, S. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. UI Press. Jakarta.
Martin, A. J. Swarbrick dan A. Cammarata. 1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid 2. UI
Press. Jakarta.
Sears dan Zemansky. 1994. Fisika untuk Universitas 1 Mekanika, Panas, Bunyi.
Binacipta. Bandung.
Sears, F.W dan Zemansky. 1982. Fisika untuk Universitas 1. Erlangga. Jakarta.
Stanford, A.L dan Tonner, J.M. 1985. Fisika untuk Mahasiswa Sains dan Teknik.
Erlangga. Jakarta.
Tipler, Paul.A. 1992. Fisika untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.
Young, Hugh.D dan Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh
Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Ditanya : a) akuades
b) minyak goreng
c) oli
d) larutan gula
massa aquadest
Jawab : a) akuades = volume aquadest
9,7 gram
=
10 ml
= 0,97 g/mL
massa minyak goreng
b) minyak goreng = volume minyak goreng
8,8 gram
=
10 ml
= 0,889 g/mL
massa oli
c) oli = volume oli
8,3 gram
=
10 ml
= 0,839 g/mL
massa larutan gula
d) larutan gula = volume larutan gula
9,9 gram
=
10 ml
= 0,99 g/mL