Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I

PERCOBAAN VI
TEGANGAN PERMUKAAN

DOSEN PEMBIMBING: MUTHIA ELMA, Ph.D

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK XIII ( TIGA BELAS)

AYU RATMA SARI HIDI15204


DESSY ALFU LAYLA H1D115205
RAHMAN HAKIM H1D115047
RIZKY PRADITAMA H1D115048

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
BANJARBARU

2016
ABSTRAK

Tegangan permukaan merupakan suatu gaya yang diperlukan untuk


memperluas permukaan. Tujuan dari percobaan tegangan permukaan ini adalah
menentukan tegangan permukaan suatu fluida dengan menggunakan metode cincin
duNouy. Dalam percobaan ini digunakan beberapa jenis fluida seperti akuades,
minyak goreng, oli dan larutan gula. Tegangan permukaan terjadi karena adanya gaya
kohesi dan adhesi yang terjadi pada fluida.
Percobaan ini menggunakan metode du Nouys tester untuk mengukur
tegangan permukaan. Prinsip kerja du Nouys tester yaitu dengan meletakkan cincin
kawat yang ada pada alat di permukaan fluida. Angkat cincin kawat secara perlahan
hingga selaput tipis pada fluida pecah. Pengukuran pada du Nouys tester dapat dilihat
sudut puntiran yang terlihat pada saat pengangkatan cincin kawat dari permukaan
fluida.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah tegangan permukaan akuades,
yaitu sebesar 71,636 dyne/cm, tegangan permukaan minyak goreng yaitu sebesar
52,930 dyne/cm, tegangan permukaan oli yaitu sebesar 56,667 dyne/cm dan tegangan
permukaan larutan gula yaitu sebesar 94,089 dyne/cm.

Kata Kunci: du Nouys tester, tegangan permukaan, fluida.


PERCOBAAN 6
TEGANGAN PERMUKAAN

6.1 PENDAHULUAN

6.1.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan tegangan permukaan suatu
sistem dengan menggunakan metode cincin du Nouy.

6.1.2 Latar Belakang


Tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai suatu kerja yang dilakukan
dalam memperluas permukaan cairan. Dapat juga diartikan sebagai perbandingan
gaya permukaan terhadap panjang permukaan yang dipengaruhi gaya itu. Perubahan
tegangan permukaan berhubungan dengan perubahan komposisi pada antarmuka.
Tegangan permukaan menggunakan prinsip alat du Nouys tester. Gantungkan
cincin kawat pada alat du Nouys tester dan letakkan pada permukaan fluida. Angkat
cincin kawat perlahan-lahan hingga selaput tipis pecah, amati dan catat sudut puntiran
yang terlihat. Adapun fluida yang digunakan dalam percobaan yaitu akuades, larutan
gula, minyak goreng dan oli.
Tegangan permukaan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
contohnya pada penggunaan detergen.Adapun aplikasi pada bidang industri,
khususnya bidang farmasi yaitu dalam penyerapan obat pada bahan pembantu padat
pada sediaan obat.Selain itu, aplikasi pada bidang teknik kimia ialah pada proses
penyaringan dan pemisahan bahan-bahan.
6.2 DASAR TEORI

Keluarnya cairan perlahan-lahan dari penetes obat bukanlah seperti arus yang
tidak putus-putus, melainkan setetes demi setetes sebatang jarum, jika diletakkan di
atas permukaan air akan membuat lekukan kecil pada permukaan air itu dan tidak
akan tenggelam, biarpun rapatannya sepuluh kali rapatan air. Bila sebuah pipa gelas
bersih berlubang kecil dicelupkan air, maka air akan naik di dalam pipa, tetapi jika
dicelupkan ke dalam raksa, raksa ini akan tertekan ke bawah. Fenomena-fenomena ini
dan banyak lainnya yang sama sifatnya, berhubungan dengan adanya permukaan
batas antara suatu zat-cair dengan zat lainnya (Sears, 1994).
Permukaan zat cair dalam keadaan diam juga berperilaku dengan cara yang
menarik. Sejumlah observasi umum menunjukkan bahwa permukaan zat cair
berperilaku seperti membran yang teregang karena tegangan. Permukaan zat cair
berperilaku seakan-akan mengalami tegangan dan tegangan ini bekerja sejajar dengan
permukaan muncul gaya tarik menarik antar molekul. Efek ini disebut dengan
tegangan permukaan yang lebih khusus lagi, suatu besaran yang disebut tegangan
permukaan (huruf yunani gamma), dirumuskan sebagai gaya F per satuan panjang L
yang bekerja melintasi semua garis pada permukaan dengan kecenderungan menarik
permukaan agar tertutup (Giancoli, 2001):

F
= ............................................................................................................
L
(6.1)

Satuan untuk tegangan permukaan () adalah Jm-2 atau dyne cm-1 atau Nm-1.
Metode yang paling umum untuk mengukur tegangan permukaan adalah kenaikan
atau penurunan cairan dalam pipa kapiler yang dirumuskan dengan (Dogra, 1990):
drgl drgl .........................................................................................
= =
2 2
...............(6.2)
dimana d adalah kerapatan cairan, r adalah jari-jari kapiler, l adalah panjang cairan
yang ditekan atau yang akan naik dan g adalah konstanta gravitasi. Dalam metode
perbandingan, tegangan permukaan cairan yang tidak diketahui dapat dihitung dari
persamaan:

1 d 1 .l 1
=
2 d 2 .l 2
......................................................................................................(6.3)

Dengan syarat 2 cairan pembanding sudah diketahui.


Sudut kontak () didefinisikan sebagai sudut yang dibuat oleh permukaan
tetesan dengan permukaan padatan. Sudut kontak dihitung dari persamaan berikut
(Dogra, 1990):

padat = padat-cair + cair cos ...........................................................................(6.4)

dimana padat dan cair masing-masing adalah tegangan permukaan padatan dan cairan,
padat-cair adalah tegangan permukaan (atau tegangan antar muka) antara permukaan
padat dan permukaan cair. Tegangan antar muka dapat juga didefinisikan diantara dua
cairan jika masing-masing tidak saling melarutkan. Jika 90o, cairan membasahi
permukaan padatan dan hal ini dapat terjadi jika padat padat-cair.
Umumnya tegangan permukaan fluida mengalami penurunan saat terjadi
kenaikan suhu. Bahwa suhu berhubungan dengan energi gerak molekul dalam bahan.
Saat suhu bertambah dan molekul cairan bergerak lebih cepat pengaruh intensitas
antar molekul akan berkurang pada gerakannya dan tegangan permukaan akan
berkurang. Berikut beberapa nilai tegangan permukaan untuk beberapa cairan
(Young, 2002):
Tabel 6.1 Nilai tegangan permukaan hasil percobaan
Cairan yang bersentuhan Suhu (oC) Tegangan permukaan
dengan udara (Nm/m atau dyne/cm)
Benzene 20 28,9
Karbon tetraklorida 20 26,8
Etanol 20 22,3
Gliserin 20 63,1
Raksa 20 465,0
Minyak zaitun 20 32,0
Air sabun 20 25,0
Air 0 75,6
Air 20 72,8
Air 60 66,2
Air 100 58,9
Gaya tarik-menarik antara sebuah molekul di dalam cairan dan dan molekul-
molekul lain dalam cairan dinamakan gaya kohesi. Gaya antara sebuah molekul
cairan dengan bahan lain, seperti dinding pipa yang dinamakan gaya adhesi. Bila
gaya adhesi relatif lebih besar terhadap gaya kohesi, seperti pada kasus air dan
permukaan gelas dan dikatakan membasahi permukaan bahan lainnya. Dalam hal ini,
permukaan kolom cairan dalam sebuah pipa adalah konkaf k eatas. Sudut kontak c
antara samping dan permukaan menunjukkan kekuatan relatif gaya kohesi dan adhesi.
Untuk cairan yang membasahi permukaan, sudut kontak lebih kecil dari 90 o. Bila
gaya adhesi relatif lebih kecil terhadap gaya kohesi, seperti halnya air raksa dan
cairan tidak membasahi permukaan dan permukaan adalah konveks. Dalam hal ini,
sudut kontak lebih besar dari 90o. Gaya kohesi dan adhesi sulit dihitung secara
teoritis, tetapi sudut kontak c dapat diukur. Untuk air dan gelas sudut kontaknya
kira-kira 0o. Untuk gelas, sudut itu sekitar 140o (Tipler, 1991).
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan, diantaranya adalah (Soedojo, 2004):
a. Cara jaeger
Cara jaeger dalam penentuan tegangan muka sering juga disebut metode
gelembung karena berdasarkan penggelembungan udara di dalam cairan yang hendak
ditentukan tegangan mukanya dengan menerapkan rumus laplace p = 2H/R.
b. Cara kenaikan kapiler
Dengan langsung menerapkan rumus H = r h g diperoleh H dengan
mengukur r dan h dan diketahui dan g. Adapun r, kecuali dapat diukur langsung
dengan mikroskop, dapat juga diperoleh dengan mengisi buluh kapiler dengan air
raksa dengan pertolongan karet penyedot. Dengan mengukur bagian panjang l dari
buluh yang terisi air raksa serta mengeluarkan air raksanya lagi untuk ditimbang
beratnya (w), diperoleh jari-jari buluh kapiler r menurut rumus berikut:

W = r2 h x 13,6..........................................................................................(6.5)

Karena massa jenis air raksa adalah 13,6 gram/cm3.


Metode penentuan tegangan kapiler permukaan diantaranya adalah sebagai
berikut (Sears, 1982):
1. Metode kenaikan pipa kapiler
Bila suatu pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu cairan yang membasahi
dinding. Maka cairan akan naik ke dalam kapiler karena adanya tegangan permukaan
kenaikan cairan tertinggi tertentu. Sehingga terjadi kesetimbangan antara gaya ke atas
dan gaya yang ke bawah menyebabkan tinggi permukaan cairan akan stabil.
2. Metode berat tetes
Suatu cairan yang membasahi gelas akan berupa tetesan pada ujung pipa
vertikal. Mula-mula tetesan berupa setengah bola kemudian memanjang dan
membentuk pinggang.
3. Metode parakhor
Parakhor bersifat aditif dan dapat dihitung dari parakhor ekuivalen. Unsur-
unsur pembentuknya dengan mengingat pada ikatan-ikatan kimia yang dimiliki
senyawa tersebut.
Peristiwa terapungnya sifat di atas, meskipun besi telah memiliki kerapatan
yang besar daripada air. Hal ini disebabkan karena adanya tegangan muka. Molekul
di dalam zat cair berada dalam kesetimbangan karena gaya-gaya molekul lain yang
berada bekerja ke semua arah. Molekul di permukaan zat cair dapat meminimalkan
garis permukaannya. Sehingga air cenderung membentuk tetesan berbentuk bola,
karena sebuah bola dapat mempresentasikan luas permukaan minimum volume
tertentu.
Tensiometer du Nouy, dipakai secara luas untuk mengukur
tegangan permukaan dan tegangan antarmuka. Prinsip dari alat tersebut bergantung
pada kenyataan bahwa gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin yang
dicelupkan pada permukaan atau antar muka adalah sebanding dengan tegangan
permukaan atau tegangan antar muka (Martin, 1990).
Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan tegangan
permukaan. Setiap zat terlarut memiliki karakteristik tertentu yang dapat
mempengaruhi tegangan permukaan. Untuk akuades adanya elektrolit dan non
elektrolit tertentu seperti glukosa dan gliserin menaikkan tegangan permukaan (Yazid,
2005).
Semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar gaya tegangan permukaan.
Agar massa jenis bertambah dan tegangan permukaan besar, maka massa zat terlarut
harus diperbesar. Karena massa jenis berbanding lurus dengan massa zat terlarutnya
(Mawarda, 2009).
Kerja yang dilakukan oleh Clarle dan Mann beserta Butler menunjukkan
bahwa tegangan permukaan gula meningkat seiring meningkatnya konsentrasi. Butler
menunjukkan bahwa tegangan permukaan larutan gula merupakan fungsi linear dari
konsentrasi gula dalam mol. Meskipun begitu, von lippmann menemukan bahwa
tegangan permukaan menurun seiring bertambahnya konsentrasi dari sukrosa
(Fessenden, 1928).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tegangan permukaan yaitu (Stanford, 1985):
1. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena
meningkatnya energi kinetik molekul.
2. Zat terlarut
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan
permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga
tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada di
permukaan cairan membentuk lapisan monomolekular, maka akan menurunkan
tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
3. Surfaktan (surface active agents)
Zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk
terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Sabun merupakan salah satu contoh
surfaktan.
4. Jenis cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar
seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti
bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga
kecil.
5. Konsentrasi zat terlarut
Suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk
tegangan muka dan adsropsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang
ditambahkan ke dalam larutan akan menurunkan tegangan permukaan.
6.3 METODOLOGI PERCOBAAN

6.3.1 Alat dan Rangkaian Alat


Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu du Nouys tester, gelas
beker 250 mL, gelas ukur 10 mL, gelas arloji, sudip, pengaduk kaca, botol semprot,
neraca analitik,termometer dan pembakar bunsen.

Rangkaian Alat
Keterangan :
1. du Nouys tester
1
2. Cincin kawat
3. Gelas beker 250 mL

Gambar 6.1 Rangkaian Alat du Nouys tester

6.3.2 Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, oli,
minyak goreng dan gula 5 gram.

6.3.3 Prosedur Percobaan


Langkah pertama set pengukur tegangan permukaan du Nouys tester
disiapkan dan pastikan sudah dipasang dengan benar. Selanjutnya, gula ditimbang
sebanyak 5 gram dan dimasukkan ke dalam gelas beker 250 ml. Gula yang telah
ditimbang dibuat menjadi larutan menggunakan akuades, diaduk hingga homogen
menggunakan pengaduk kaca. Kemudian larutan gula tersebut diukur suhunya. VI 8
Kemudian cincin kawat digantungkan pada du Nouys tester sehingga cincin
kawat berada tepat di atas permukaan fluida. Langkah berikutnya, cincin kawat
diangkat secara cepat sehingga didapat sudut puntirannya dan diulangi sebanyak 3
kali. Langkah-langkah tersebut diulangi dari awal untuk akuades, minyak goreng dan
oli.

6.3.4 Flow Chart

du Nouys tester

- Disiapkan
- Diperiksa dan dipasang dengan benar

Akuades
- Dituangkan kedalam gelas bekker sebanyak 250 mL
- Diukur suhunya

Cincin kawat
- Digantungkan dipermukaannya
- Diangkat dengan cepat
- Dicatat sudut puntirannya sebanyak 3 kali
- Diulangi langkah diatas dengan larutan gula, oli dan minyak
goreng

Hasil

Gambar 6.2 Flow Chart Percobaan Tegangan Permukaan


6.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

6.4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 6.2 Pengamatan Tegangan Permukaan Akuades.
Fluida Skala
1 6
2 7
3 7,2
Total 20,2
Rata rata 6,7

Tabel 6.3 Pengamatan Tegangan Permukaan Minyak Goreng


Fluida Skala
1 5,5
2 4,9
3 4,5
Total 14,9
Rata-rata 4,9

Tabel 6.4 Pengamatan Tegangan Permukaan Oli.


Fluida Skala
1 4,5
2 5,5
3 6
Total 16
Rata rata 5,3

Tabel 6.5 Pengamatan Tegangan Permukaan Larutan Gula.


Fluida Skala
1 8
2 9
3 9,5
Total 26,5
Rata rata 8,8

Tabel 6.6 Nilai Tegangan Permukaan


Tegangan
Densitas
No. Fluida permukaan
(gram/mL)
(dyne/cm)
1. Akuades 71,636 0,97
2. Minyak Goreng 52,390 0,88
3. Oli 56,667 0,83
4. Larutan sabun 94,084 0,89

6.4.2 Pembahasan
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan
sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan ke dalam pada cairan. Hal
tersebut terjadi karena pada permukaan adanya gaya adhesi (antara cairan dan udara)
lebih kecil daripada gaya kohesi antara molekul-molekul cairan sehingga
menyebabkan terjadinya gaya ke dalam pada permukaan cairan. Adhesi adalah gaya
tarik-menarik antara dua partikel atau molekul tak sejenis, sedangkan kohesi adalah
gaya tarik-menarik antara dua partikel atau molekul yang sejenis.Besarnya tegangan
permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis cairan, suhu, tekanan,
massa jenis, konsentrasi zat terlarut dan kerapatan. Jika cairan memiliki molekul
besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Suhu memiliki pengaruh
terhadap tegangan permukaan suatu larutan. Jika suhu semakin tinggi maka tegangan
permukaannya semakin kecil. Semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan-
muatan dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan makin besarnya
gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut (Ardisty, 2011).
Hasil pada percobaan ini ditunjukkan pada gambar 6.3 di bawah ini:
Gambar 6.3 Hasil Tegangan Permukaan

Berdasarkan gambar 6.3, menunjukkan bahwa nilai tegangan permukaan


akuades, minyak goreng, oli dan larutan gula masing-masing adalah 71,636 dyne/cm;
52,930 dyne/cm; 56,667 dyne/cm; 94,089 dyne/cm.Empat fluida yang digunakan
dalam percobaan ini antara lain akuades,minyak goreng dan oli .Cara mengetahui
tegangan permukaan dari masing-masing fluida menggunakan cincin du nouys
tester.Prinsip kerja dari du nouys tester ialah gaya yang diperlukan untuk melepas
cincin sebanding dengan tegangan permukaan.Sehingga dapat diketahui tegangan
permukaan masing-masing fluida tersebut.
Tegangan permukaan dari larutan gula paling besar dibandingkan dengan
akuades ,minyak goreng dan oli.Hal ini sesuai dengan (Sukardjo,1997) yang
menyatakan bahwa tegangan permukaan berbanding lurus dengan massa jenis
larutannya.Massa jenis larutan gula pada percobaan ini lebih besar dibandingkan
massa jenis akuades,minyak goreng dan oli yaitu sebear 0,99 gram/ml.Berdasarkan
literatur,tegangan permukaan larutan gula lebih besar daripada tegangan permukaan
akuades,minyak goreng dan oli.Sesuai dengan pernyataan Wijandi(1975) yang
menyatakan bahwa gula berfungsi menaikan viskositas,tegangan permukaan dan
tekanan osmotik.
Tegangan permukaan akuades pada percobaan ini lebih kecil dibandingkan
dengan larutan gula dan lebih besar dibandingkan dengan minyak goreng dan oli
yaitu sebesar 71,636 dyne/cm.Hal ini dikarenakan massa jenis akuades lebih kecil
dibandingkan dengan larutan gula dan lebih besar dibandingkan dengan minyak
goreng dan oli yaitu sebesar 0,97 gram/ml. Hail ini pula sesuai dengan
(Sukardjo,1997) yang menyatakan bahwa tegangan permukaan berbanding lurus
dengan massa jenis larutannya.Selain itu akuades juga memiliki ikatan hidrogen yang
menyebabkan gaya antar molekulnya besar.Gaya tarik tersebutlah yang mempengarui
besar kecilnya tegangan permukaan suatu cairan.Hal ini sesuai dengan pendapat
(Tang,2011) yang menyatakan bahwa besarnya tegangan permukaan cairan
tergantung dari gaya tarik antar molekul-molekulnya.
Tegangan permukaan pada minyak goreng dari percobaan ini yaitu sebesar
52,930 dyne/cm dan merupakan tegangan permukaan yang paling kecil dari hasil
percobaan ini.Salah satu faktor yang menyebabkan tegangan permukaan minyak
goreng lebih kecil dibanding akuades,oli dan larutan gula adalah densitas,karena pada
percobaan ini densitas minyak goreng lebih kecil.Hal ini sesuai dengan pendapat
(Glasstone,1959) yang menyatakan bahwa densitas berhubungan lurus dengan
tegangan permukaan suatu cairan sehinnga semakin besar densitas tegangan
permukaan maka,cairan tersebut juga semakin besar.
Tegangan permukaan oli pada percobaan ini adalah sebesar 56,667
dyne/cm,lebih kecil dari larutan gula dan akuades.Sama halnya dengan minyak
goreng salah satu faktor yang menyebabkan tegangan permukaan oli lebih rendah
adalah densitasnya.Namun faktor lain karena oli tidak memiliki ikatan hidrogen sama
seperti akuades.Menurut (Tang,2011) molekul air bersifat polar dan antar molekunya
terjadi interaksi berupa ikatan hidrogen.Hal ini akan menyebabkan struktur
permukaan air menjadi kaku yang ditunjukkan oleh besarnya tegangan
permukaan.Oleh karena itu,tegangan permukaan oli lebih kecil dibandingkan
tegangan permukaan fluida yang lain
Faktor lain yang mempengaruhi tegangan permukaan antara lain suhu dan zat
terlarut.Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu.Adapun suhu dari
akuades adalah 27C,minyak goreng 27C,oli 26C dan larutan gula
26C.Penambahan zat terlarut akan menurunkan tegangan permukaan.Oleh sebab
itu ,tegangan permukaan tidak hanya dipertimbangkan pada satu faktor tapi harus
pada seluruh faktor.

6.5 PENUTUP
6.5.1 Kesimpulan
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan
sejajar permukaan cairan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah tegangan permukaan akuades yaitu
sebesar 71,636 dyne/cm, kemudian tegangan permukaan larutan gula sebesar 94,089
dyne/cm, tegangan permukaan oli sebesar 56,667 dyne/cm, tegangan permukaan
minyak goreng sebesar 52,930 dyne/cm. Tegangan permukaan suatu permukaan zat
cair dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu massa jenis, surfaktan, suhu dan zat
terlarut. Prinsip kerja du Nouys tester adalah gaya yang diperlukan untuk melepas
cincin kawat sebanding dengan tegangan permukaan.

6.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari percobaan ini dengan mengganti variable
dengan bahan lain seperti larutan detergen agar dapat didapatkan nilai tegangan
permukaan yang berbeda dan dapat dibandingkan dengan bahan lain.

DAFTAR PUSTAKA
Ardisty, Bunga dkk. 2011. Tegangan Permukaan. Universitas Jember. Jember.

Dogra, S.K. dan Dogra, S. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. UI Press. Jakarta.

Fessenden, Richard W. 1928. The Viscosity and Surface Tension of Dispersion of


Sucrose, Lactose, Skim Milk Powder and Butterfat. University of
Massachusetis. Amherst.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi 5. Erlangga. Jakarta.

Glasstone,S.1959.Pysical University Second Edition.Van Nostard Company Inc.New


York

Martin, A. J. Swarbrick dan A. Cammarata. 1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid 2. UI
Press. Jakarta.

Mawarda. 2009. Tegangan Permukaan dan Kapilaritas. PT Gramedia Pustaka


Utama. Jakarta.

Sears dan Zemansky. 1994. Fisika untuk Universitas 1 Mekanika, Panas, Bunyi.
Binacipta. Bandung.

Sears, F.W dan Zemansky. 1982. Fisika untuk Universitas 1. Erlangga. Jakarta.

Stanford, A.L dan Tonner, J.M. 1985. Fisika untuk Mahasiswa Sains dan Teknik.
Erlangga. Jakarta.

Sukadjo.1997.Kimia Fisika.Rineka Cipta.Jakarta

Tang, Muhammad dan Suendo, Veinardi. 2011. Pengaruh Penambahan Pelarut


Organik Terhadap Tegangan Permukaan Larutan Sabun. SNIPS. Bandung.

Tipler, Paul.A. 1992. Fisika untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.

Wijandi dan Guorrita.1975.Dasar Pengolahan Gula.Fatemata IPB.Bogor.

Young, Hugh.D dan Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh
Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Menghitung tegangan permukaan pada akuades


Diketahui : aquadest pada T1 = 30oC = 71,15 dyne /cm ( 1 )
aquadest pada T2 = 25oC = 71,96 dyne /cm ( 2 )
Ditanyakan : aquadest pada T = 27oC = ?
T 1T T 1T 2
Jawab : =
1 1 2
3027 3025
=
71,15 71,1571,96
3 5
=
71,15 0,81
2,43=5(71,15 )
2,43=355,755
5 =355,75+2,43
5 =358,18
358,18
=
5
aquadest = 71,636 dyne /cm

2. Menghitung tegangan permukaan pada minyak goreng


Diketahui : aquadest =71,636 dyne/cm
aquadest =6,7
minyak =4,9
Ditanyakan : minyak =?
minyak
Jawab : minyak= aqudest
aquadest
4,9
71,636
6,7
52,390 dyne/cm
3. Menghitung tegangan permukaan pada oli
Diketahui : aquadest =71,636 dyne/cm
aquadest =6,7
oli =5,3
Ditanyakan : oli = ?
oli
Jawab : oli = aquadest
aquadest
5,3
71,636
6,7
56,667 dyne /cm

4. Menghitung tegangan permukaan pada larutan gula


Diketahui : aquadest =71,636 dyne/cm
aquadest =6,7
larutan gula=8,8
Ditanyakan : larutangula = ?
larutangula
Jawab : larutangula = air
aquadest
8,8
71,636
6,7
94,089 dyne /cm

5. Menghitung densitas masing-masing fluida


Diketahui : Massa akuades = 9,7 gram
Massa minyak goreng = 8,8 gram
Massa oli = 8,3 gram
Massa larutan gula = 9,9 gram
Volume masing-masing fluida = 10 mL

Ditanya : a) akuades
b) minyak goreng

c) oli
d) larutan gula
massa aquadest
Jawab : a) akuades = volume aquadest

9,7 gram
=
10 ml
= 0,97 g/mL
massa minyak goreng
b) minyak goreng = volume minyak goreng
8,8 gram
=
10 ml
= 0,889 g/mL
massa oli
c) oli = volume oli
8,3 gram
=
10 ml
= 0,839 g/mL
massa larutan gula
d) larutan gula = volume larutan gula
9,9 gram
=
10 ml
= 0,99 g/mL

Anda mungkin juga menyukai