Anda di halaman 1dari 29

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Istilah koligatif diambil dari bahasa latin colligare
(mengumpulkan). artinya sifat ini ditentukan oleh kumpulan partikel zat
terlarut. sifat- sifat fisika larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut disebut sifat koligatif
larutan.Sifat- sifat koligatif larutan dipengaruhi oleh zat itu berinteraksi pada
tingkat molekul. bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, sifat
larutan itu berbeda dari pelarut murni. sejauh mana sifat suatu larutan itu
berubah jika dibandingkan dengan pelarut murni dinyatakan dalam hukum
koligatif. hukum tersebut berbunyi bahwa selisih tekanan uap, titik beku dan
titik didih larutan dengan tekanan uap, titik beku dan titik didih pelarut murni
berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut.
Zat terlarut dalam air (pelarut murni) akan menyebabkan titik didih
larutan lebih tinggi dari titik didih air (pelarut). terjadinya kenaikan titk didih
disebabkan larutan membutuhkan temperatur tinggi agar tekanan uapnya
kembali sama dengan tekanan uap pelarut murni. jadi, kenaikan titik didih
larutan sebanding dengan jumlah mol zat terlarut. Titik didih normal cairan
murni atau larutan ialah suhu pada saat tekakanan uap mencapai 1 atm.
Kerena zat terlarut menurunkan tekanan uap, maka pada suhu larutan harus
dinaikan agar ia mendidih.
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi
dengan penurunan titik bekunya. Pengukuran penurunan titik beku, seperti
halnya peningkatan titik didih, dapat digunakan untuk menentukan massa
molar zat yang tidak diketahui. Penurunan titik beku berbanding lurus dengan
perubahan tekanan uap. Untuk konsentrasi zat terlarut yang cukup rendah,

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 2

penurunan titik beku berkaitan dengan molalitas. Pengukurannya dapat


digunakan untuk menentukan massa molar zat yang tidak diketahui.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana cara menentukan
perubahan titik didih dan titik beku larutan ideal dan larutan non ideal ?

C. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara menentukan
perubahan titik didih dan titik beku larutan ideal dan larutan non ideal.

D. MANFAAT
Manfaat dari percobaan ini adalah agar dapat mengetahui cara menentukan
perubahan titik didih dan titik beku larutan idel dan larutan non ideal.

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI
Sifat koligatif adalah konsentrasi larutanindependen dari sifat zat
terlarut. tekanan osmotik darisolusi adalah tekanan eksternal yang harus
diterapkan padasolusi untuk Mencegah itu yang diencerkan dengan
masuknyapelarut melalui proses yang dikenal sebagai osmosis (Ali dkk.,
2013).Osmosis telah dijelaskan dalam literatur dan osmotik Tekanan dari
larutan encer yang merupakan properti koligatif, diungkapkan oleh Van't Hoff
persamaan = CRT, yang mirip dengan persamaan gas ideal (Khare, 2015).
Larutan ideal adalah larutan yang memiliki perubahan entalpi
percampuran sama dengan nol. Definisi ini diperoleh seiring dengan
penurunan fungsi percampuran yang telah dibahas sebelumnya. Efek dari
perubahan entalpi yang besarnya adalah sama dengan nol adalah volume
campuran sama dengan jumlah volume masing-masing komponen oleh
karena tidak ada interaksi tarik-menarik dan tolak-menolak antar komponen
(Fatimah, 2015). Titik didih merupakan suhu yang menunjukkan terjadinya
perubahan fase, yaitu dari fase cair menjadi gas (Suarsana, 2012). Titik didih
suatu cairan dipengaruhi oleh berat molekulpenyusun cairan tersebut. Dalam
satu golongan senyawa,kenaikan titik didih sejajar dengan kenaikanberat
molekul. Fenomena tersebut terlihat pada titik didih golongan senyawa
alifatik rantai linier seperti alkana. Pada kasus, tertentu kenaikan titik didih
suatucairan tidakdapat dijelaskan berdasarkan kenaikan berat molekul.
Sebagai contoh, pada tekanan 1 atm titik didih air adalah 100C sedangkan
titik didih etanoladalah 77C, padahal berat molekul air (H2O) adalah18
gram/mol sedangkan berat molekul etanol(C2H5OH) adalah 46 gram/mol
(Muchson, 2013).

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 4

Titik didih etanol murni adalah 78C sedangkan air adalah 100C
(kondisi standar). Pada suhu 78C etanol lebih dulu menguap dari pada air.
Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi
dan kembali menjadi etanol cair. Kondensasi atau proses pengembunan uap
menjadi cairan, dan penguapan suatu cairan menjadi uap melibatkan
perubahan fase cairan dengan koefisien pindah panas yang besar(Fahmi dkk.,
2014).
Titik beku adalah suhu suhu pada nilai tekanan tertentu, saat terjadi
perubahan wujud zat dari cait menjadi padat. Titik beku air murni pada
tekanan 760 mmHg adalah 0oC. Jika ke dalam air murni dilarutkan zat yang
tidak menguap sehingga membentuk larutan ideal, kemudian didinginkan
hingga suhu 0oC, ternyata larutan tersebut belum membeku. Agar laruta
tersebut dapat membeku, suhu larutan harus diturunkan di bawah titik beku air
(0oC). Selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan disebut penurunan
titik beku (Tf) (Sutresna, 2008).
Fenomena penurunan titik beku ialah pembekuan melibatkan transisi
dari keadaan tidak teratur ke keadaan teratur. Agar proses itu terjadi, energi
harus di ambil dari sistem, karena larutan lebih tidak teratur dibandingkan
pelarut. Maka lebih banyak energi yang harus di ambil darinya untuk
menciptakan keteraturan dibandingkan dalam kasus pelarut murni. Jadi,
larutan memiliki titik beku lebih rendah dibandingkan pelarut. Bila larutan
membeku, padatan yang memisah ialah komponen pelarutnya (Chang, 2005).

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 5

B. URAIAN BAHAN
1. Akuades (Ditjen POM, 1979 : 96)
Nama Resmi : Aqua Destillata
Nama Lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau; tidak


mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Zat pelarut

2. Alkohol (Ditjen POM, 1979 : 65)


Nama resmi : AETHANOLIUM
Nama lain : Etanol
BM / RM : 46,068 gr/mol / C2H5OH
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap,


mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wada tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai antiseptic

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 6

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 7

3. Glukosa (Ditjen POM, 1979 : 268)


Nama Resmi : Glucosum
Nama Lain : Glukosa
RM / BM : C6H12O6.H2O / 198,17 g/mol
Rumus Struktur :

a+D-glukopiranosa monohidrat
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran
putih; tidak berbau; rasa manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air
mendidih; agak sukar larut dalam etanol (95%)P
mendidih; larut dalam etanol (95%)P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Kalorigenikum.

4. Garam (Ditjen POM RI, 1979: 403).


Nama Resmi : Natrii Chloridum
Nama Lain : Natrium Klorida
RM / BM : NaCL / 198,17 g/mol
Rumus Struktur : Na - Cl
Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur
putih; tidak berbau; rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol
P; sukar larut dalam etanol (95%)P.mendidih; larut
dalam etanol (95%)P.

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 8

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


Kegunaan : Sumber ion klorida dan ion natrium.

BAB III
MEETODE PRAKTIKUM

A. WAKTU DAN TEMPAT


Praktikum Farmasi Fisik I percobaan 3 tentang Larutan (Sifat Koligatif
dari Larutan Ideal dan Larutan Non Ideal diselenggarakan pada hari Senin, 27
Maret 2017 pukul 13.00 WITA-selesai di Laboratorium Farmasi Fisik I, Fakultas
Farmasi, Universitas Halu Oleo.

B. ALAT
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Batang pengaduk
2. Elektromantel
3. Gegep
4. Gelas kimia
5. Gelas ukur
6. Pipet tetes
7. Sendok tanduk
8. Tabung reaksi
9. Termometer
10. Timbangan analitik

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 9

C. BAHAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Akuades
2. Alkohol
3. Garam
4. Glukosa
5. Kertas perkamen
6. Tissue

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 10

D. PROSEDUR KERJA
1. Penentuan Titik Didih

Glukosa

- Ditimbang sebanyak 5 mg
- Dilarutkan dalam 75 ml akuades
- Diaduk hingga homogeny
- Dipanaskan pada elektromantel hingga suhu 75 oC
- Diukur perubahan suhu tiap 5 menit
Hasil Pengamatan

2. Penentuan Titik Beku

Alkohol

- Diukur sebanyak 20 ml
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Dimasukkan tabung reaksi kedalam gelas kimia yang telah diisi
oleh es batu
- Dimasukkan temometer kedalam tabung reaksi
- Diamati perubahan suhu tiap 10 detik
- Pengamatan dilakuka selama 8 menit
Hasil Pengamatan

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 11

3. Penentuan Titik Beku Larutan Contoh

NaCl + Alkohol

- Ditimbang 5 gram NaCl


- Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan alkohol sebanyak 20 ml
- Dimasukkan tabung reaksi kedalam gelas kimia yang telah diisi
oleh es batu
- Dimasukkan temometer kedalam tabung reaksi
- Diamati perubahan suhu tiap 10 detik
- Pengamatan dilakuka selama 8 menit
Hasil Pengamatan

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 12

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Penentuan Titik Didih (Larutan Gula)

No. Jenis zat Waktu Perubahan Suhu

1. Larutan Gula 5 menit pertama 94oC

5 menit ke-2 98 oC

5 menit ke-3 102oC

5 menit ke-4 104oC

2. Penentuan Titik Beku (Alkohol)

No. Jenis Zat Waktu Perubahan Suhu

1. Alkohol 10 detik pertama 10C

10 detik ke-2 4C

10 detik ke-3 3C

10 detik ke-4 1C

10 detik ke-5 0C

10 detik ke-6 0C

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 13

10 detik ke-7 0C

10 detik ke-8 0C

10 detik ke-9 0C

10 detik ke-10 0C

10 detik ke-11 0C

10 detik ke-12 0C

10 detik ke-13 0C

10 detik ke-14 1C

10 detik ke-15 10C

10 detik ke-16 6C

10 detik ke-17 6C

10 detik ke-18 4C

10 detik ke-19 3C

10 detik ke-20 4C

10 detik ke-21 3C

10 detik ke-22 3C

10 detik ke-23 4C

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 14

10 detik ke-24 4C

10 detik ke-25 4C

10 detik ke-26 3C

10 detik ke-27 3C

10 detik ke-28 3C

10 detik ke-29 6C

10 detik ke-30 4C

10 detik ke-31 4C

10 detik ke-32 3C

10 detik ke-33 3C

10 detik ke-34 2C

10 detik ke-35 2C

10 detik ke-36 2C

10 detik ke-37 2C

10 detik ke-38 2C

10 detik ke-39 3C

10 detik ke-40 1C

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 15

10 detik ke- 41 1C

10 detik ke-42 1C

10 detik ke-43 1C

10 detik ke-44 1C

10 detik ke-45 1C

10 detik ke-46 0C

10 detik ke-47 1C

10 detik ke-48 1C

10 detik ke-49 1C

10 detik ke-50 0C

10 detik ke-51 0C

10 detik ke-52 0C

10 detik ke-53 0C

10 detik ke-54 0C

10 detik ke-55 0C

10 detik ke-56 0C

10 detik ke-57 0C

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 16

10 detik ke-58 0C

10 detik ke-59 0C

3. Penentuan Titik Beku Larutan Contoh

No. Jenis Zat Waktu Perubahan Suhu

Larutan Garam +
1. 10 detik pertama 7C
alcohol

10 detik ke-2 5C

10 detik ke-3 5C

10 detik ke-4 5C

10 detik ke-5 5C

10 detik ke-6 4C

10 detik ke-7 4C

10 detik ke-8 4C

10 detik ke-9 4C

10 detik ke-10 4C

10 detik ke-11 4C

10 detik ke-12 3C

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 17

10 detik ke-13 3C

10 detik ke-14 3C

10 detik ke-15 3C

10 detik ke-16 3C

10 detik ke-17 3C

10 detik ke-18 3C

10 detik ke-19 2C

10 detik ke-20 2C

10 detik ke-21 2C

10 detik ke-22 2C

10 detik ke-23 2C

10 detik ke-24 1,5C

10 detik ke-25 1,5C

10 detik ke-26 1C

10 detik ke-27 1C

10 detik ke-28 1C

10 detik ke-29 1C

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 18

10 detik ke-30 1C

10 detik ke-31 1C

10 detik ke-32 1C

10 detik ke-33 1C

10 detik ke-34 1C

10 detik ke-35 1C

10 detik ke-36 1C

10 detik ke-37 1C

10 detik ke-38 1C

10 detik ke-39 1C

10 detik ke-40 1C

10 detik ke- 41 1C

10 detik ke-42 1C

10 detik ke-43 1C

10 detik ke-44 1C

10 detik ke-45 0,5C

10 detik ke-46 0,5C

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 19

10 detik ke-47 0,5C

10 detik ke-48 0,5C

10 detik ke-49 0,5C

10 detik ke-50 0,5C

10 detik ke-51 0,5C

10 detik ke-52 0,5C

10 detik ke-53 0,5C

10 detik ke-54 0C

10 detik ke-55 0C

10 detik ke-56 0C

10 detik ke-57 0C

10 detik ke-58 0C

10 detik ke-59 0C

4. Perhitungan
a. Penentuan Titik didih

Dik:

massa gula = 78 g Kb air = 0,52C/mol

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 20

V = 75 mL Tb pelarut = 100C

Mr gula (C6H1206) = 180

Dit:

Tb larutan?

Penye:

Tb = Tb pelarut-Tb larutan

Tb larutan = Tb pelarut-Tb

Tb = m. Kb

Dengan Kb sebagai tetapan yaitu Kb air= 0,52C/mol


m =

Jadi,
78 g 1000
m = x
180 75 mL

= 5,777 mol

Tb = m x Kb

= 5,777 mol x 0,52C/mol

= 3,00404C

Tb larutan = Tb pelarut - Tb

= 100C - 3,00404C

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 21

= 96,99596C

Jadi, titik didih dari gula adalah 96,99596C.

b. Penentuan Titik beku

1) Alkohol

Dik:

massa alkohol = 19,952 g Mr alkohol = 46

Kf air = 1,86C/mol Tf pelarut = 100C

V alkohol = 20 mL

Dit:

Tb larutan?

Penye:

Tf = Tf pelarut - Tf larutan

Tf larutan = Tf pelarut - Tf

Tf = m. Kf

Dengan Kf sebagai tetapan yaitu Kf air= 1,86C/mol


m=

Jadi,
19,952 g 1000
m = x
46 mL

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 22

= 21,6869 mol

Tf = m x Kf

= 21,6869 mol x 1,86C/mol

= 40,3377C

Tf larutan = Tf pelarut - Tf

= 100C - 40,3377C

= 59,6622C

Jadi, titik beku dari gula adalah 59,6622C

2) Larutan contoh (Garam + alkohol)

Dik:

massa garam = 35,6319 g Mr NaCl = 58

Kf air = 1,86C/mol Tf pelarut = 100

V = 20 mL

Dit:

Tb larutan?

Penye:

Tf = Tf pelarut - Tf larutan

Tf larutan = Tf pelarut - Tf

Tf = m. Kf
YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 23

Dengan Kf sebagai tetapan yaitu Kf air= 1,86C/mol


g 1000
m = x
Mr v

Jadi,

35,6319 g 1000
m = x
58 20 mL

= 30,7171 mol

Tf = m x Kf

= 30,7171 mol x 1,86C/mol

= 57,1339C

Tf larutan = Tf pelarut - Tf

= 100C - 57,1339C

= 42,8660C

Jadi, titik beku dari garam adalah 42,8660C

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 24

B. Pembahasan

Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat yang hanya bergantung pada


jumlah (kuantitas) partikel zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung
pada jenis atau identitas partikel zat terlarut dalam bentuk atom, ion, ataupun
molekul. sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada
jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat
terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif
larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit.Larutan elektrolit
adalah suatu zat,yang ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik larutan non elektrolit adalah suatu zat,
yang ketika di larutkan dalam air tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan ideal adalah interaksi antarmolekul komponen-komponen
larutan sama besar dengan interaksi antarmolekul komponen-komponen
tersebut dalam keadaan murni, terbentuklah suatu idealisasi. Larutan ideal
mematuhi hukum Roult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding
tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam larutan. Larutan yang benar-benar
ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa larutan memenuhi hukum Raoult
sampai batas-batas tertentu.Larutan non ideal dapat menunjukkan
penyimpangan positif (dengan tekanan uap lebih tinggi daripada yang
diprediksikan oleh hukum Raoult) atau penyimpangan negatif (dengan tekanan
uap lebih rendah). Pada tingkat molekul penyimpangan negatif muncul bila zat
terlarut menarik molekul pelarut dengan sangat kuat, sehingga mengurangi
kecenderungannya untuk lari ke fase uap. Penyimpangan positif muncul pada
kasus kebalikkannya yaitu bila molekul pelarut dan zat terlarut tidak saling
tertarik satu sama lain
Sifat- sifat koligatif larutan dipengaruhi oleh zat itu berinteraksi pada
tingkat molekul. bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, sifat
YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 25

larutan itu berbeda dari pelarut murni. sejauh mana sifat suatu larutan itu
berubah jika dibandingkan dengan pelarut murni dinyatakan dalam hukum
koligatif. hukum tersebut berbunyi bahwa selisih tekanan uap, titik beku
datitik didih larutan dengan tekanan uap, titik beku dan titik didih pelarut
murni berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut.
Titik didih adalah suhu fase cair dan uap berada dalam kesetimbangan
dengan satu sama lain pada tekanan tertentu. Oleh karena itu, titik didih adalah
suhu tekanan uap cairan sama dengan tekanan diterapkan pada cairan. Titik
didih pada tekanan 1 atm disebut titik didih normal.Titik didih normal juga
disebut titik didih atmosfer dari sebuah cairan merupakan kasus istimewa
ketika tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer di permukaan laut,
satu atmosfer. Pada suhu ini, tekanan uap cairan bisa mengatasi tekanan
atmosfer dan membentuk gelembung di dalam massa cair.Pada tekanan dan
temperatur udara standar (76 cmHg, 25 C) titik didih air sebesar 100 C.
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi
dengan penurunan titik bekunya.Pengukuran penurunan titik beku, seperti
halnya peningkatan titik didih, dapat digunakan untuk menentukan massa
molar zat yang tidak diketahui. Penurunan titik beku berbanding lurus dengan
perubahan tekanan uap. Konsentrasi zat terlarut yang cukup rendah,
penurunan titik beku berkaitan dengan molalitas. Pengukurannya
dapatdigunakan untuk menentukan massa molar zat yang tidak diketahui.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini yaitu metode penentuan
titik didih dan penentuan titik beku larutan. Penentuan titik didih ini
menggunakan larutan gula sebagai bahan utamanya. Larutan tersebut kemudian
dipanaskan dan diaduk sampai menjadi homogen. Kemudian setelah mendidih
larutan tersebut diukur setiap 5 menit, sampai 20 menit.
Penentuan titik beku menggunakan alkohol dan larutan pupuk urea
sebagai bahan utama dalam penentuan titik beku. Alkohol dan larutan pupuk
urea tersebut dikerjakan secara bergantian tetapi cara kerjanya sama.

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 26

Berdasarkan prosedur kerjanya,alkohol dan larutan pupuk urea dimasukkan ke


dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml. Kemudian saat memulai penentuan titik
bekunya,tabung reaksi yang berisi alkohol dan larutan pupuk urea dimasukkan
lagi ke dalam wadah yang telah berisi es batu,kemudian dimasukkan
termometer dan diukur perubahan suhunya setiap 10 menit hingga menit ke-8
dengan selang waktu tiap 10 detik.
Percobaan kali ini digunakan larutan glukosa sebagai sampel untuk
menentukan titik didih suatu larutan, larutan yang digunakan sebanyak 75 ml.
larutan gula tersebut dipanaskan hingga 75oC kemudian diacatat perubahan
suhunya tiap 5 menit. Hasil yang didapatkan pada 5 menit pertama suhunya
mengalami peningkatan menjadi 34oC, pada 5 menit kedua 40oC, untuk 5 menit
ketiga menjadi 45oC dan 5 menit keempat suhu mengalami kenaikan menjadi
47oC dan dari perhitungannya dapat ditentukan titik didih larutan yaitu
sebanyak 99,9C. Sedangkan untuk pengukuran titik beku dilakukan selama 8
menit dengan selang waktu tiap 10 detik. Dari perhitungan yang telah
ditentukan penurunan titik beku untuk alkohol ialah 9,38C, dan penurunan
titik beku untuk larutan garam ialah 20,17C. Dalam percobaan terdapat
berbagai macam kesalahan yang menyebabkan berbedanya hasil percobaan
dengan literatur. Faktor-faktor kesalahan tersebut dapat terjadi pada proses
pengukuran, pembuatan larutan, maupun cara membaca hasil yang diperoleh.
Manfaat sifat koligatif larutan dalam bidang farmasi yaitu penggunaan
sifat koligatif larutan banyak dilakukan pada pembuatan cairan fisiologis
seperti obat tetes mata, obat tetes mata harus sesuai dengan pH dari cairan mata
karena apabila tidak sama, maka dapat menimbulkan kebutaan. Begitupula
dengan infus, infus harus isotonik dengan darah pada tubuh manusia. Karena
apabila cairan tersebut hipotonik atau hipertonik dalam tubuh, maka akan
terjadi kerusakan pada darah dalam tubuh. Contohnya ketika cairan hipertonik
dimasukkan darah ke dalamnya, maka akan terjadi pemecahan pada darah.

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 27

Apabila hal ini terjadi dalam tubuh, maka sel darah merah dalam tubuh akan
pecah dan dapat menyebabkan kematian.

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 28

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN IDEAL DAN NON IDEAL 29

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., S.K Senthilkumar, S Parthiban, 2013, Riview On Natural Pumps: A


Novel Drug Delivery system, International Journal of Pharmaceutical
Development & technology, Vol. 3(2).

Chang, R., 2005, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 2, Penerbit Erlangga:
Jakarta, Hal: 15.

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Fahmi, D., Bambang, S., Wahyunanto, A. N., 2014, Pemurnian Etanol Hasil
Fermentasi Kulit Nanas (Ananas comosus L. Merr) dengan
Menggunakan Distilasi Vakum, Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis
dan Biosistem, Vol. 2(2).

Fatimah, I., 2015, KIMIA FISIKA, Penerbit Deepublish: Yogyakarta, Hal: 111.

Khare, R., 2015, A new approach of Vant Hoof equation for osmotic pressure of
a dilute solution, American Internasional Journal of Reasearch in
Science, technology, engineering & Mathematica, Page: 172.

Muchson, M., 2013, Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Topik


Gaya Antarmolekul pada Matakuliah Ikatan Kimia, Jurnal Pendidikan
Sains, Vol. 1(1).

Suarsana, M., 2012, Pemanfaatan Biji Labu Dalam Pembuatan Minyak Kelapa
Secara Fermentatif, WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi, Vol.
11(3).

Sutresna, N., 2006, KIMIA Untuk Kelas 12 Semester I SMA, Penerbit Garifindo
Madia Pratama: Bandung, Hal: 16.

YUSNIATI DWI PEMUDI

O1A116077 NOVITA SARI SYUKUR T.

Anda mungkin juga menyukai