Anda di halaman 1dari 17

HUKUM II TERMODINAMIKA

Disusun oleh:
NOVALINA INDRIYANI
Kelas : XI IPA 4
Tugas : FISIKA
Guru Pembimbing : Bpk. ALBERT

SMA Negeri 4 PARIMAN


Tahun Ajaran 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total
entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan
meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang
dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu
ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi
energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses ireversibel
(irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan pada satu arah tetapi tidak
pada arah sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah.
Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara bolak-balik.
Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan
kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel
merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).
Sejarah awal dari AC (air Conditioner ) sudah dimulai sejak jaman Romawi yaitu dengan
membuat penampung air yang mengalir di dalam dinding rumah sehingga menurunkan suhu
ruangan , tetapi saat itu hanya orang tertentu saja yang bisa karena biaya membangunnya
sangatlah mahal karena membutuhkan air dan juga bangunan yang tidak biasa. Hanya para raja
dan orang kaya saja yang dapat membangunnya.
Kemudian pada tahun 1820 ilmuwan Inggris bernama Michael Faraday Image menemukan
cara baru mendinginkan udara dengan menggunakan Gas Amonia dan pada tahun 1842 seorang
dokter menemukan cara mendinginkan ruangan dirumah sakit Apalachicola yang berada di
Florida Ameika Serikat. Dr.Jhon Gorrie Image adalah yang menemukannya dan ini adalah cikal
bakal dari tehnologi AC (air conditioner) tetapi sayangnya sebelum sempurna beliau sudah
meninggal pada tahun 1855.
Willis Haviland Carrier Image seorang Insinyur dari New York Amerika menyempurnakan
penemuan dari Dr.Jhon Gorrie tetapi AC ini digunakan bukan untuk kepentingan atau
kenyamanan manusia melainkan untuk keperluan percetakan dan industri lainnya. Penggunaan
AC untuk perumahan baru dikembangkan pada tahun 1927 dan pertama dipakai disbuah rumah
di Mineapolis, Minnesota. Saat ini AC sudah digunakan disemua sektor, tidak hanya industri saja
tetapi juga sudah di perkantoran dan perumahan dengan berbagai macam bentuk dari mulai yang
besar hingga yang kecil.semuanya masih berfungsi sama yaitu untuk mendinginkan suhu
ruangan agar orang merasa nyaman.

1.2 Rumusan Masalah


Maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
Apa pengertian dan aplikasi hukum kedua termodinamika ?
Bagaimana Prinsip kerja dari beberapa mesin menurut hukum 2 Termodinamika?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, antara lain:
1. Memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang Hukum 2 Termodinamika.
2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai cara kerja dari reservoir energi panas,
mesin kalor, mesin pendingin, pompa panas, dan mesin abadi.

2.4 Metode Penulisan


Penulisan makalah ini melalui prosedur studi pustaka, baik media buku maupun internet. Semua
informasi dan gagasan yang telah diperoleh dalam makalah ini, kami gabungkan menjadi satu
kesatuan dan menyeluruh, untuk menjelaskan makalah kami tentang hukum termodinamika
kedua, sehingga kami dapat menarik kesimpulan dari intisari pembahasan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan Hukum II Termodinamika


Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika
energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Hukum kedua termodinamika mengatakan
bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel
(arahnya dapat dibalik). Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara
spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam
secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus es sampai suhu
keduanya sama.
Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu proses mungkin
terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu, muncullah hukum kedua termodinamika
yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran sistem yang merupakan
fungsi keadaan. Ternyata orang yang menemukannya adalah Clausius dan besaran itu disebut
entropi. Hukum kedua ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak mungkin terjadi.
Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi sistem tersebut selalu naik
atau tetap tidak berubah.”
Hukum kedua termodinamika memberikan batasan dasar pada efisiensi sebuah mesin atau
pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi masukan minimum yang
dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin. Hukum kedua termodinamika juga
dapat dinyatakan dalam konsep entropi yaitu sebuah ukuran kuantitatif derajat ketidakaturan atau
keacakan sebuah sistem.
Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat sebuah mesin
kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin dengan efisiensi termal
100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu pernyataan hukum kedua termodinamika sebagai
berikut :
“Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengaalami sebuah proses di mana sistem
menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas seluruhnya menjadi kerja
mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya”.

Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “mesin” dari hukum kedua
termodinamika. Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat
alami energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak, molekul
memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap molekul
pada arah yang sesuai dengan kecepatan benda tersebut. Energi kinetik dan energi potensial yang
berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau pembangkit daya
dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini tidak melanggar hukum pertama
termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua termodinamika bukanlah penyimpulan dari
hukum pertama, tetapi berdiri sendiri sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama
mengabaikan kemungkinan penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua
termodinamika membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.
Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin, tidak pernah
sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas,
tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik atau kerja. Hal umum mengenai
pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk bekerja sendiri dan menghasilkan perpindahan
panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas.”
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “pendingin” dari hukum kedua
termodinamika.
Pernyataan “pendingin” ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat dengan pernyataan
“mesin”. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini seutuhnya setara. Sebagai contoh, jika
seseorang dapat membuat pendingin tanpa kerja, yang melanggar pernyataan “pendingin” dari
hukum kedua, seseorang dapat mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor, memompa kalor
yang terbuang oleh mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali. Meski gabungan ini
akan melanggar pernyataan “mesin” dari hukum kedua, karena selisih efeknya akan menarik
selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah seutuhnya menjadi kerja W.
Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida kental (viskos) dan
aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien suhu, adalah suatu proses
ireversibel. Pernyataan “mesin” dan “pendingin” dari hukum kedua menyatakan bahwa proses
ini hanya dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran secara spontan
melalui suatu celah dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gas-gas dan
cairan-cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan selalu tercampur dengan sendirinya dan
bukannya terpisah. Hukum kedua termodinamika adalah sebuah pernyataan dari aspek sifat
searah dari proses-proses tersebut dan banyak proses ireversibel lainnya. Perubahan energi
adalah aspek utama dari seluruh kehidupan tanaman dan hewan serta teknologi manusia, maka
hukum kedua termodinamika adalah dasar terpenting dari dunia tempat makhluk hidup tumbuh
dan berkembang.
Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk memahami konversi
energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan
Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Formulasi Kelvin-Planck
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu
seluruhnya menjadi usaha mekanik.” Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan
bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan energi ini
untuk menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Oleh
karena itu, pada setiap alat atau mesin memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan
nilai perbandingan dari usaha mekanik yang diperoleh dengan energi panas yang diserap dari
sumber suhu tinggi.

2. Formulasi Clausius
“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda panas”. Dengan kata
lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin (suhu rendah) dan
memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa memberikan energi pada pompa
untuk melakukan usaha. (Marthen Kanginan, 2007: 249-250)
Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai perumusan. Kelvin
mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck mengetengahkan perumusan lain. Karena pada
hakekatnya perumusan kedua orang ini mengenai hal yang sama maka perumusan itu digabung
dan disebut perumusan Kelvin-Planck bagi hukum kedua termodinamika. Perumusan ini
diungkapkan demikian :
“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya semata-mata menyerap kalor dari sebuah
reservoir dan mengubahnya menjadi usaha”
Oleh Clausius, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan ungkapan :
“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari reservoir
bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir yang bertemperatur tinggi, tanpa
disertai perubahan lain”.

2.1 Reservoir Energi Panas (Thermal Energy Reservoir)


Thermal Energy Reservoir atau lebih umum disebut dengan reservoir energi panas adalah
suatu benda atau zat yang mempunyai kapasitas energi panas yang besar. Artinya reservoir dapat
menyerap atau menyuplai sejumlah energi panas yang tidak terbatas tanpa mengalami perubahan
temperatur. Contoh dari benda atau zay besar yang disebut reservoir adalah samudera, danau,
dan sungai untuk benda besar yang berwujud air dan atmosfer untuk benda berwujud besar di
udara. Sistem dua fasa juga dapat dimodelkan sebagau suatu reservoir, karena sistem dua fasa
dapat menyerap dan melepaskan panas tanpa mengalami perubahan temperatur. Dalam
prakteknya, ukuran sebuah reservoir menjadi relatif. Misalnya sebuah ruangan dapat disebut
sebagai sebuah reservoir dalam suatu analisa panas yang dilepaskan oleh sebuah televisi.
Reservoir yang menyuplai energi disebut dengan saurce dan reservoir yang menyerap energi
disebut dengan sink.

2.2 Mesin Kalor (Heat Engines)


Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi panas menjadi energi
mekanik.
Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai berikut:
1. Mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi matahari, bahan bakar,
reaktor nuklir, dll)
2. Mesin kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam bentuk poros yang
berputar)
3. Mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.
4. Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
Sebuah alat produksi kerja yang paling tepat mewakili definisi dari mesin kalor adalah
pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan mesin pembakaran luar dimana fluida kerja
mengalami siklus termodinamika yang lengkap.

Efisiensi termal (thermal efficiencies)


Efisiensi termal sebenarnya digunakan untuk mengukur unjuk kerja dari suatu mesin kalor, yaitu
berapa bagian dari input panas yang diubah menjadi output kerja bersih.

Unjuk kerja = Output yang diinginkan


Input yang diperlukan
Untuk mesin kalor, output yang diinginkan adalah output kerja bersih. Dan input yang
diperlukan adalah jumlah panas yang disuplai ke fluida kerja. Kemudian efisiensi termal dari
sebuah mesin kalor dapat diekspresikan sebagai:
Efisiensi termal = output kerja bersih
Input yang diinginkan
atau

Atau

nth= 1 – Q out
Q in Dimana W bersih out = Qout-Qin

Pernyataan kelvin-plank
Melihat karaktristik dari sebuah mesin kalor, maka tidak ada sebuah mesin kalor yang dapat
mengubah semua panas yang diterima kemudian mengubahnya semua menjadi kerja. Pernyataan
tersebut dimuat sebuah pernyataan oleh Kelvin-Plank yang berbunyi;
“Adalah tidak mungkin untuk sebuah alat atau mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus yang
menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi sejumlah kerja bersih.”
Pernyataan diatas hanya diperuntukkan pada mesin kalor, dapat diartikan sebagai tidak ada
sebuah mesin/alat yang bekerja dalam sebuah siklus menerima panas dari reservoir
bertemperatur tinggi dan mengubah panas tersebut seluruhnya menjadi kerja bersih. Atau dengan
kata lain tidak ada sebuah mesin kalor yang mempunyai efisiensi 100%.
2.3 Mesin Pendingin dan Pompa kalor
a. Mesin Pendingin
Mesin pendingin merupakan peralatan yang prinsip kerjanya berkebalikan dengan mesin
kalor. Pada mesin pendingin terjadi aliran kalor dari reservoir bersuhu rendah ke reservoir
bersuhu tinggi dengan melakukan usaha pada sistem. Contohnya, pada lemari es (kulkas) dan
pendingin ruangan (AC). Bagan mesin pendingin dapat dilihat pada gambar berikut.

Bagan proses penyerapan kalor pada mesin pendingin

Ukuran kinerja mesin pendingin yang dinyatakan dengan koefisien daya guna merupakan hasil
bagi kalor yang dipindahkan dari reservoir bersuhu rendah Q2 terhadap usaha yang dibutuhkan
W.

dengan:

Kp = koefisien daya guna


W = usaha yang diperlukan ( J)
Q1 = kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi ( J)
Q2 = kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah ( J)
T1 = suhu pada reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 = suhu pada reservoir bersuhu rendah (K)

Penerapan hukum II termodinamika dapat diamati pada proses mengalirnya kalor pada mesin
pemanas seperti ditunjukan pada gambar berikut.

Bagan penerapan hukum II termodinamika pada mesin pemanas


b. Pompa Kalor
Pompa kalor adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau sumber) ke
lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi pompa kalor
memindahkan panas dari sumber panas yang bertemperatur rendah ke lokasi bertemperatur lebih
tinggi. Contoh yang paling umum adalah lemari es, freezer, pendingin ruangan, dan sebagainya.
Tujuan dari mesin pendingin adalah untuk menjaga ruang refrigerasi tetap dingin dengan
meyerap panas dari ruang tersebut. Tujuan pompa kalor adalah menjaga ruangan tetap
bertemperatur tinggi. Proses pemberian panas ruangan tersebut disertai dengan menyerap panas
dari sumber bertemperatur rendah.
Perbandingan antara COPR dan COPHP adalah sebagai berikut :

Mesin kalor membuat energi mengalir dari lokasi yang lebih panas ke lokasi yang lebih
dingin, menghasilkan fraksi dari proses tersebut sebagai kerja. Kebalikannya, pompa kalor
membutuhkan kerja untuk memindahkan energi termal dari lokasi yang lebih dingin ke lokasi
yang lebih panas.
Air condtioner pada dasarnya adalah sebuah mesin pendingin tetapi yang didinginkan disini
bukan ruang refrigerasi melainkan sebuah ruangan/gedung atau yang lain.

Hukum Termodinamika II Pernyataan Clausius


Terdapat dua pernyataan dari hukum termodinamika kedua - - pernyataan kelvin-plank yang
diperuntukkan untuk mesin kalor, dan pernyataan clausius yang diperuntukkan untuk mesin
pendingin/pompa kalor. Pernyataan clausis dapat diungkapkan sebagai berikut:
“Adalah tidak mungkin membuat sebuah alat yang beroprasi dalam sebuah siklus tanpa adanya
efek dari luar untuk mentransfer panas dari media bertemperatur rendah kemedia bertemperatur
tinggi.”
Telah kita ketahui bahwa panas akan berpindah dari media bertemperatur tinggi kemedia
bertemperatur rendah. Pernyataan clausis tidak mengimplikasikan bahwa membuat sebuah alat
siklus yang dapat memindahkan panas dari terperatur rendah ke media bertemperatur tinggi
adalah tidak mungkin dibuat. Hal tersebut dapat terjadi asalkan ada efek luar yang dalam kasus
tersebut dilakukan kompresor yang mendapat energi dari energi listrik.

Pengertian Entropi
Termodinamika menyatakan bahwa proses alami cenderung bergerak menuju ke keadaan
ketidakteraturan yang lebih besar. Ukuran ketidakteraturan ini dikenal dengan sistem entropi.
Entropi merupakan besaran termodinamika yang menyerupai perubahan setiap keadaan, dari
keadaan awal hingga keadaan akhir sistem. Semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan
sistem semakin tidak teratur. Entropi sama seperti halnya tekanan dan temperatur, yang
merupakan salah satu sifat dari sifat fisis yang dapat diukur dari sebuah sistem. Apabila sejumlah
kalor Q diberikan pada suatu sistem dengan proses reversibel pada suhu konstan, maka besarnya
perubahan entropi sistem adalah :

dengan:

ΔS = perubahan entropi ( J/K)


Q = kalor ( J)
T = suhu (K)

2.4 Mesin Gerak –Abadi (Perpetual-Motion Machines)


Kita mempunyai pernyataan yang berulang-ulang, bahwa sebuah proses tidak akan dapat
berlangsung jika tidak memenuhi hukum termodinamika pertama dan kedua. Semua alat yang
melanggar baik hukum pertama dan kedua termodinamika disebut dengan mesin gerak abadi
(Perpetual-Motion Machines).
Sebuah alat yang melanggar hukum termodinamika yang pertama disebut mesin gerak abadi
tipe pertama (Perpetual-Motion Machines of the first kind) atau PMMI, sedangkan alat yang
melanggar hukum termodinamika kedua disebut mesin gerak abadi tipe kedua (Perpetual-
Motion Machines of the second kind)atau KMM2.
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain:


1. Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan
antara energi panas dengan kerja.
2. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan kata
lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua
termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke
benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.
3. Terdapat dua pernyataan dari hukum termodinamika kedua - - pernyataan kelvin-plank yang
diperuntukkan untuk mesin kalor, dan pernyataan clausius yang diperuntukkan untuk mesin
pendingin/pompa kalor.
4. Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai berikut:
a. mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi matahari, bahan bakar,
reaktor nuklir, dll)
b. mesin kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam bentuk poros yang
berputar)
c. mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.
d. mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
Contoh soal:
1. Suatu mesin memiliki suhu reservoir tinggi 400°C dan suhu reservoir rendah 70°C. Hitunglah
efisiensi mesin tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui :
Tt = 400°C = 673 k
Tr = 70°C = 343 K

Ditanyakan : η
Jawab:

Jadi, efisiensi mesin sebesar 49%

2. Suatu system menyerap kalor sebesar 60 kJ pada suhu 27°C. Berapakah peubahan entropi
system ini?

Penyelesaian:
Diketahui:
Q = 60 kJ = 60. 000J
T = 27°C = 300 K
Ditanyakan:
Jadi, besar perubahan entropi adalah 200 J/K

3.

Gambar di atas menunjukkan bahwa 2.400 J kalor mengalir secara spontan dari reservoir panas
bersuhu 600 K ke reservoir dingin bersuhu 300 K. Tentukanlah jumlah entropi dari sistem
tersebut. Anggap tidak ada perubahan lain yang terjadi.
Jawaban :
Diketahui : Q = 2.400 J, T1 = 600 K, dan T2 = 300 K.
Perubahan entropi reservoir panas:
ΔS1 = (- Q1/T1) = (-2.400 J/600 K) = –4 J/K
Perubahan entropi reservoir dingin:
ΔS2 = (Q2/T2) = (2.400 J/300 K) = 8 J/K
Total perubahan entropi total adalah jumlah aljabar perubahan entropi setiap reservoir:
ΔSsistem = ΔS1 + ΔS2 = –4 J/K + 8 J/K = +4 J/K

Anda mungkin juga menyukai