Anda di halaman 1dari 14

TUGAS IPA

SEMESTER 2 TAHUN 2017/2018

Nama Kelompok:
1) Hani Arista (09)
2) Laely Nur Istiqomah (12)

UPTD SMP Negeri 10 KOTA TEGAL


Jalan Kartini No. 58 TEGAL
(0283)351355 kode pos 52123
a) Prinsip kerja Hukum Hidrostatis
1. Manometer Tabung Terbuka
Banyak alat yang digunakan untuk mengukur tekanan . Yang
paling sederhana adalah manometer tabung terbuka , dimana tabung
berbentuk U sebagaian diisi dengan zat cair , biasanya air raksa atau
air . Tekanan P yang terukur dihubungkan dengan perbedaan ketinggian
h dari dua ketinggian zat cair dengan hubungan .

Dimana P0 adalah tekanan atmosfir ( yang bekerja diatas fluida ditabung


sebelah kiri) dan rho adalah massa jenis zat cair. Perhatikan bahwa nilai
rho. g . h adalah “tekanan terukur” , suatu angka sehingga harga P lebih
besar dari pada tekanan atmosfir. Jika cairan pada kolom sebelah kiri
lebih rendah dari kolom sebelah kanan, hal ini menunjukkan bahwa P
lebih kecil dari tekanan atmosfir ( dan h bertanda negative ).
Biasanya bukan hasil kali rho.g.h yang dihitung, melainkan hanya
ketinggian h yang ditentukan . Pada kenyataannya , tekanan kadang
kadang dinyatakan dalam orde “ millimeter air raksa “ ( mm-Hg ).
Adalah penting bahwa hanya N/m2 = Pa, satuan SI yang digunakan
dalam perhitungan yang melobatkan besaran-besaran lain yang
dinyatakan dalam satuan SI.

2. Pengukur Aneroid ( Barometer Aneroid )


Jenis pengukur tekanan lain adalah pengukur aneroid dimana
penunjuk dihubungkan dengan ujung-ujung fleksibel dari ruang logam
tipis yang vakum. Pada pengukur elektronik, tekanan dapat diberikan ke
diafragma logam tipis yang perubahan bentuknya dideteksi secara
elektris.
3. Pengukur Tekanan Ban
Tekanan dari udara dalam ban akan
mengerakkan pegas , dan pergesaran pegas dikalibrasi , sehingga dapat
terukur pada angka tertentu
4. Barometer Air Raksa

Tekanan atmosfir sering diukur dengan manometer air raksa yang


dimodifikasi dengan satu ujung ditutup disebut barometer air raksa .
Prinsip kerjanya tabung gelas diisi penuh dengan air raksa dan dibalik
kedalam semangkuk air raksa.
Jika tabung tersebut cukup panjang, tinggi air raksa akan turun,
meninggalkan ruang hampa dibagian atas tabung, karena tekanan
atmosfir dapat menahan satu kolom air raksa yang tingginya hanya 76
cm ( tepat 76 cm pada tekanan atmosfer standar ) , sehingga kolom air
raksa yang tingginya 76 cm memberikan tekanan yang sama seperti
tekanan atmosfir ; kita bisa melihat hal ini dengan menggunakan rumus
P = rho . g .h dengan rho air raksa = 13,6 x 103 kg/m3 untuk air raksa
dan h = 76 cm maka :P = 13,6 x 103 . 9,8 . 0,76
= 1,013 x 105 N/m2 = 1 atm

5. Pompa Vakum
Perhitungan lain yang hampir sama diatas akan menunjukkan bahwa
tekanan atmosfir dapat menahan satu kolom air yang tingginya 10,3 m
dalam tabung yang bagian atasnya hampa. Beberapa abad yang lalu,
merupakan suatu hal yang membingungkandan membuat frustasi bahwa
tidak peduli seberapa bagusnya sebuah pompa vakum, tetap tidak dapat
menarik air lebih dari 10 m. Satu satunya cara untuk memompa air dari
sumur yang dalam, adalah dengan menggunakan beberapa tahap untuk
kedalaman lebih dari 10 m. Galileo mempelejari masalah ini dan
muridnya Toricelli merupakan orang pertama yang dapat
menjelaskannya. Yang menjadi masalah adalah pompa sebenarnya tidak
menyedot air ke atas tabung, melainkan memperkecil tekanan dibagian
atas tabung. Tekanan udara atmosfir mendorong air ketasa tabung jika
ujung atas berada pada tekanan rendah ( hampa udara ), sama seperti
kenyataan bahwa tekanan udaralah yang mendorong ( atau
mempertahankan ) ketinggian air raksa 76 cm pada barometer.

6. Berenang
Pada saat berenang semakin dalam kita menyelam maka telinga akan
terasa sakit. Hal ini karena semakin dalam kita menyelam maka tekanan
hidrostatis juga akan semakin besar

.
7. Pembuatan bendungan

Sesuai konsep tekanan hidrostatis bahwa semakin dalam maka tekanan


akan semakin besar. Dinding bendungan bagian bawah dibuat lebih
tebal dari bagian atas agar bendungan tidak jebol karena tekanan zat cair
terbesar berada pada dasar permukaan zat cair.
8.Pemasangan Infus

Sebelum infus dipasang biasanya dilakukan pengukuran tekanan darah


pasien. Hal ini dilakukan karena pemasangan infus harus
memperhatikan tekanan darah pasien. Dimana tekanan infus harus lebih
tinggi dari tekanan darah pasien agar cairan infusmengalir ke dalam
tubuh pasien. Jika tekanan darah pasien lebih besar dari tekanan cairan
infus maka yang terjadi darah pasien akan mengalir melalui selang infus
menuju kantong infus.

b) Prinsip Kerja Hukum Archimedes


1. Kran Otomatis Pada Penampungan Air

Jika di rumah kita menggunakan mesin pompa air, maka dapat kita
lihat bahwa tangki penampungnya harus diletakkan pada ketinggian
tertentu. Tujuannya adalah agar diperoleh tekanan besar untuk
mengalirkan air. Dalam tangki tersebut terdapat pelampung yang
berfungsi sebagai kran otomatis. Kran ini dibuat mengapung di air
sehingga ia akan bergerak naik seiring dengan ketinggian air. Ketika air
kosong, pelampung akan membuka kran untuk mengalirkan air.
Sebaliknya, jika tangki sudah terisi penuh, pelampung akan membuat
kran tertutup sehingga secara otomatis kran tertutup.

2. Kapal Selam

Pada dasarnya prinsip kerja kapal selam dan galangan kapal sama.
Jika kapal akan menyelam, maka air laut dimasukkan ke dalam ruang
cadangan sehingga berat kapal bertambah. Pengaturan banyak
sedikitnya air laut yang dimasukkan, menyebabkan kapal selam dapat
menyelam pada kedalaman yang dikehendaki. Jika akan mengapung,
maka air laut dikeluarkan dari ruang cadangan. Berdasarkan konsep
tekanan hidrostastis, kapal selam mempunyai batasan tertentu dalam
menyelam. Jika kapal menyelam terlalu dalam, maka kapal bisa hancur
karena tekanan hidrostatisnya terlalu besar.

3. Hidrometer

Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa


jenis zat cair. Alat ini berbentuk tabung yang berisi pemberat dan ruang
udara sehingga akan terapung tegak dan stabil seketika. Hidrometer
bekerja sesuai dengan prinsip Archimedes.
Semakin besar besar massa jenis zar air, maka akan semakin
sedikit bagian hidrometer yang tenggelam. Hidrometer ini banyak
dipakai untuk mengetahui besarnya kandungan air dalam susu, bir, atau
minuman lain.
Hidrometer ini terbuat dari tabung kaca. Agar tabung kaca tersebut
terapung dan tegak dalam zat cair, maka bagian bawahnya diberi butiran
timbal yang berfungsi sebagai beban. Diameter bagian bawah tabung
dirancang lebih besar dengan tujuan agar volume zat cair yang
dipindahkan oleh hidrometer menjadi lebih besar. Dengan begitu,
dihasilkanlah gaya ke atas yang lebih besar, dan terapunglah hidrometer
dalam zat cair.
Tangkai tabung kaca ini dirancang sedemikian rupa agar
perubahan kecil dalam berat benda yang dipindahkan dapat
menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tabung yang tercelup
dalam zat cair tersebut. Ini berarti adanya perbedaan bacaan yang
terdapat pada skala menjadi lebih jelas.

4. Bejana Berhubungan

Bejana berhubungan adalah suatu wadah atau bejana yang tidak


memiliki sekat atau saling berhubungan. Jika bejana ini diisi zat cair
yang sejenis, maka permukaan zat cair ini akan sama tinggi. Namun,
jika zat cair yang diisikan berbeda jenis, maka permukaannya tidak akan
sama tinggi.

5. Jembatan Ponton
Jembatan ponton adalah kumpulan drum-drum kosong yang
berjajar sehingga menyerupai jembatan. Jembatan ponton merupakan
jembatan yang dibuat berdasarkan prinsip benda terapung. Drum-drum
tersebut harus tertutup rapat sehingga tidak ada air yang masuk ke
dalamnya. Jembatan ponton digunakan untuk keperluan darurat. Apabila
air pasang, jembatan naik. Jika air surut, maka jembatan turun. Jadi,
tinggi rendahnya jembatan ponton mengikuti pasang surutnya air.

6. Kapal Laut

Agar kapal laut tidak tenggelam badan kapal harus dibuat


berongga.halini bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan oleh
badan kapal menjadi lebih besar. Berdasarkan persamaan besarnya gaya
apung sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan, sehingga
gaya apungnya menjadi sangat besar. Gaya apung inilah yang mampu
melawan berat kapal, sehingga kapal tetap dapat mengapung di
permukaan laut.

7. Balon Udara
Balon gas ini dapat melayang karena di dalam balon tersebut
berisi gas hydrogen atau helium. Massa jenis hydrogen atau helium ini
lebih ringan dibanding dengan udara. Balon udara ini dapat melayang
karena berisi gas yang memiliki massa jenis labih kecil dari massa jenis
udara.

c) Prinsip Kerja Hukum Pascal


1. Dongkrak Hidrolik

Dongkrak hidrolik adalah jenis alat yang bekerja sesuai dengan prinsip
hukum Pascal yang berguna untuk memperingan kerja. Dongkrak ini
merupakan sistem bejana berhubungan (2 tabung) yang berbeda luas
penampangnya. Dengan menaik turunkan piston, maka tekanan pada
tabung pertama akan dipindahkan ke tabung kedua sehingga dapat
mengangkat beban yang berat.

Dongkrak hidrolik terdiri dari 2 tabung yang berhubungan yang


memiliki diameter yang berbeda ukurannya. Masing-masing ditutup dan
diisi air. Dengan menaik turunkan piston, maka tekanan pada tabung
pertama akan dipindahkan ke tabung kedua sehingga dapat mengangkat
beban yang berat.
2. Pompa Hidrolik

Pompa hidrolik menggunakan energi kinetik dari cairan yang dipompa


pada suatu kolom dan energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba
menjadi energi yang berbentuk lain (energi tekan). Pompa ini berfungsi
untuk mentransfer energi mekanik menjadi energi hidrolik.

Pompa hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki hidrolik
dan mendorongnya kedalam sistem hidrolik dalam bentuk aliran. Aliran
ini yang dimanfaatkan dengan cara merubahnya menjadi tekanan.
Tekanan dihasilkan dengan cara menghambat aliran oli dalam sistem
hidrolik. Ada 2 macam peralatan yang biasanya digunakan dalam
mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik yaitu motor hidrolik
dan aktuator.

3. Press Hidrolik

Berdasarkan hukum Pascal, alat press hidrolik menggunakan tekanan


yang seluruh sistem tertutup adalah konstan. Salah satu bagian dari
sistem itu adalah piston yang bertindak sebagai pompa, dengan kekuatan
mekanik sederhana yang bekerja pada luas penampang kecil.

Bagian lain adalah piston dengan luas yang lebih besar yang
menghasilkan kekuatan mekanis yang lebih besar pula. Hanya
memerlukan pipa berdiameter kecil yang lebih mudah dalam menolak
tekanan jika pompa dipisahkan dari silinder tekan.
Ketika tekanan pada silinder tekan dilepaskan, cairan akan kembali ke
reservoir, gaya dibuat dengan tekanan yang dikurangi menjadi
lebih rendah. Piston utama tidak menarik kembali ke posisi aslinya
kecuali sebuah mekanisme tambahan digunakan.

4. Rem Hidrolik

Pada rem hidrolik terdapat pipa-pipa hidrolik yang berisi cairan berupa
minyak rem. Pada ujung-ujung pipa ini terdapat piston penggerak yaitu
piston pedal dan piston cakram. Pipa dan piston inilah yang memegang
peranan penting dimana konsep dan strukturnya telah didesain
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan hukum Pascal, dengan tujuan
menghasilkan daya cakram yang besar daripada penginjakan pedal rem.

Penyesuaian terhadap hukum Pascal yang dimaksud adalah dengan


mendesain agar pipa pada pedal rem lebih kecil daripada pipa yang
terhubung dengan piston cakram. Tekanan yang didapat dari pedal akan
diteruskan ke segala arah di permukaan pipa termasuk ujung-ujung pipa
yang terhubung dengan piston cakram. Saat pedal rem diinjak, pedal
yang terhubung dengan booster rem akan mendorong piston pedal dalam
sehingga minyak rem yang berada pada pipa akan mendapatkan tekanan.

Karena luas permukaan piston cakram lebih besar daripada piston pedal,
maka gaya yang tadinya digunakan untuk menginjak pedal rem akan
diteruskan ke piston cakram yang terhubung dengan kanvas rem dengan
jauh lebih besar sehingga gaya untuk mencengkram cakram akan lebih
besar pula.

Cakram yang bersinggungan dengan kanvas rem akan menghasilkan


gaya gesek, maka dari itu cakram yang ikut berputar bersama roda.
Semakin lama perputarannya maka akan semakin pelan, dan inilah yang
disebut dengan proses pengereman.

Selain itu karena diameter dari cakram yang lebih lebar juga ikut
membantu proses pengereman. Hal itulah yang menyebabkan sistem
kerja rem cakram hidrolik lebih efektif daripada rem konvensional.
5. Tensimeter atau Sfigmomanometer

Cairan yang tekanannya akan diukur harus memiliki berat jenis yang
lebih rendah dibanding cairan manometrik. Oleh karena itu pada alat
pengukur tekanan darah dipilih air raksa sebagai cairan manometrik
karena air raksa memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan
dengan berat jenis darah.

Dalam kasus alat pengukur tekanan darah yang menggunakan air raksa,
berarti tekanan darah dapat diukur dengan menghitung berat jenis air
raksa dikalikan dengan gravitasi dan ketinggian air raksa kemudian
dikurangi dengan berat jenis darah dikalikan dengan gravitasi dan
ketinggian darah.

d) Prinsip Kerja Hukum Boyle


1. Cat Semprot

Kita tahu bahwa sebelum Anda semprot kaleng cat Anda


seharusnya dikocok beberapa saat untuk mencampur dua bagian yang
ada di dalam kaleng, yang kemudian akan terdengar bantalan bola
bergetar dibagian dalam kaleng. Ada 2 zat yang tinggal di dalam kaleng,
salah satunya adalah cat, yang lainnya adalah gas yang memiliki tekanan
tinggi, yang berada dalam keadaan cair. Gas cair ini ini memiliki ti-tik
didih jauh di bawah suhu kamar. Kaleng ditutup rapat yang akan
mencegah gas ini tidak mendidih dan berubah menjadi bentuk gas.
Artinya, sampai Anda menekan nosel. Saat nosel ditekan, dan penutup
terbuka, sekarang ada jalan keluar untuk gas. Gas cair yang ada di dalam
kaleng langsung mendidih dan mengembang menjadi gas dan
mendorong keluar bersama dengan cat yang mencoba untuk melepaskan
diri dari tekanan tinggi ke udara luar yang memiliki tekanan lebih
rendah. Proses ini akan memaksa cat juga ikut tersembur keluar dari
nosel.

2. Jarum Suntik

Jarum suntik semuanya memanfaatkan Hukum Boyle pada tingkat


yang sangat dasar. Ketika Anda menarik batang penutup pada jarum
suntik itu menyebabkan volume dalam ruangan meningkat. Seperti yang
kita ketahui, ini menyebabkan tekanan melakukan hal yang sebaliknya,
yang menciptakan ruang vakum dengan tekanan rendah di banding
tekanan atmosfer. Kemudian cairan yang tersedia di sisi lain dari jarum
seperti darah, akan tersedot ke dalam ruang dalam jarum suntik, yang
kemudian mengurangi volume dan meningkatkan tekanan kembali di
tempat itu.

3. Kaleng Soda

Biasanya Anda pernah mengambil sebotol soda, perlahan-lahan


memutar tutup memungkinkan udara untuk secara bertahap melepaskan
diri sebelum melepas tutup. Kita melakukan ini karena telah belajar dari
waktu ke waktu bahwa jika membuka tutup terlalu cepat menyebabkan
semburan isi kaleng soda di sekitar Anda. Peristiwa ini disebabkan
udara penuh karbon dioksida (karbonasi) terpompa yang menyebabkan
gelembung CO2 cepat keluar.

4. Penyelam

Setiap penyelam yang terlatih tahu bahwa ketika mereka menuruni


perairan yang dalam harus dilakukan secara perlahan adalah hal sangat
penting. Tubuh kita dibangun untuk, dan terbiasa hidup dalam tekanan
normal atmosfer yang lebih rendah. Saat seorang penyelam lebih dalam
di bawah air, tekanan akan mulai meningkat karena air lebih berat dari
udara. Dengan peningkatan tekanan akan menyebabkan penurunan
volume sehingga gas nitrogen mulai menyerap ke dalam darah
penyelam.

Saat kembali ke atas permukaan air juga harus di lakukan secara


perlahan. Kalau anda naik dengan cepat, proses semburan pada kaleng
minuman berkarbonasi juga akan terjadi pada diri Anda. Gas nitrogen
yang ada pada tubuh Anda akan sepat keluar dari tubuh ketika terjadi
perbedaan tekanan di dalam tubuh dan diluar tubuh.

Anda mungkin juga menyukai