P : penjelasan praktikum
PM : Penjelasan materi
M : praktikum mandiri
RM : presentasi hasil praktikum mandiri
UP : Ujian Praktikum
POTENSIOMETRI: ELEKTRODE ION SELEKTIF
Pendahuluan
E= potensial terbaca (mV), E0= Potensial standar, konstan (antara lain ditentukan oleh design
ESI), R= konstanta universal gas (8.134 JK-1mol-1), F= tetapan Faraday, T= suhu absolut (K),
zi= muatan analat, ai= aktivitas analat.
Contoh paling sederhana dari elektroda ion selektif adalah elektroda pH yang memiliki
membran tipis dari gelas yang mampu merespon konsentrasi H+ dalam suatu larutan. Contoh
lain dari elektroda ion selektif ialah elektroda selektif ion K+, Na+, Ca2+, Mg2+, Cl-.
Tujuan Percobaan
Praktikum bertujuan untuk membuat elektroda ion selektif S2-, melakukan karakterisasi
elektroda ion selektif S2-, dan menentukan konsentrasi S2- pada sampel.
Alat yang digunakan adalah voltmeter/potensiometer, magnetik stirrer, elektroda ion selektif S 2-,
kawat perak dan tembaga, tabung plastik/tip mikropipet, amplas halus, elektrode pembanding
kalomel, dan gelas piala 100 ml.
Bahan yang digunakan untuk percobaan adalah larutan sulfida 0.1 M, Lem super, larutan
standar S2-, larutan HNO3, akuades, larutan sampel, (NH4)2S2O8 0.1 M, ISA, dan Na2S 0.1 M
Prosedur Kerja
s
Vx
Cx = konsentrasi ion dalam sampel Cs = konsentrasi larutan standar
Vx = volume larutan sampel Vs = volume larutan standar
E2 = potensial sel setelah penambahan larutan standar
E1 = potensial sel sebelum penambahan larutan standar
S = kemiringan kurva kalibrasi.
VOLTAMETRI: ELEKTRODE PASTA KARBON
Pendahuluan
Elektrode pasta karbon merupakan salah satu elektrode yang digunakan pada sensor
elektrokimia. Elektroda pasta karbon banyak digunakan karena menggantikan peran elektrode
berbasis merkuri. Bahaya penggunaan merkuri telah diketahui dan dapat mengakibatkan
berbagai macam gangguan kesehatan.
Keungulan elektrode pasta karbon adalah elektrode pasta karbon lebih ramah lingkungan
dengan menggunakan bahan yang bersifat lebih tidak berbahaya, kisaran aplikasi potensial
yang cukup luas, arus latar belakang yang rendah, biaya yang terjangkau, lembam, dan sesuai
untuk berbagai macam pengukuran dan deteksi. Kelemahan dari elektrode pasta karbon adalah
pengumpulan ion pada permukaan karbon kurang terkendalai dan lebih lambat dibanding
dengan elektrode logam. Untuk mengatasi ini kadang ditambahkan beberapa pemodifikasi pada
elektrode pasta karbon.
Banyak terdapat teknik voltammetri yang biasa digunaan untuk analisis dengan
memanfaatkan elektrode pasta karbon. Salah satunya adalah teknik voltammetri siklik. Pada
teknik voltammetri siklik analat diubah menjadi produk melalui reaksi redoks dengan pemayaran
yang bolak-balik. Fase pemayaran anodik akan mengoksidasi analat dan fase pemayaran
katodik akan mereduksi analat. Kelebihan voltammetri siklik adalah teknik ini mampu
mendeteksi arus puncak sehingga dapat digunakan untuk keperluan analisis baik kualitatif
dengan memanfaatkan informasi potensial setengah gelombang atau pun kuantitatif dengan
memanfaatkan besarnya arus yang dihasilkan pada masing-masing proses pemayaran. Selain
itu dapat juga dimanfaatkan untuk keperluan peninjaun mengenai kinetika dan termodinamika
reaksi.
Pemanfaatan lain teknik voltammetri dengan menggunakan eletkrode pasta karbon dan
modifikasinya adalah untuk penentuan iodida. Iodida merupakan unsur yang diperlukan oleh
tubuh walaupun dalam jumlah yang sedikit (unsur mikro). Unsur ini harus dimasukkan dari luar,
salah satunya adala melalui pengayaan (fortifikasi) garam dapur (NaCl). Kekurangan unsur ini
menyebabkan terjadinya penyakit gondok akibat perbesaran kelenjar tiroid. Analisis unsur
iodida secara voltammetri dilakukan dengan mengoksidasi dan mereduksi analat yaitu iodida.
Penjelasan lebih lanjut mengenai teknik analisis voltammetri dapat dibaca dalam literatur-
literatur dan buku yang menjelaskan mengenai teknik voltammteri.
Tujuan percobaan
Percobaan ini bertujuan membuat elektrode pasta karbon, melakukan karakterisasi
eletktrode pasta karbon yang telah dibuat, membandingkan karakter elektroda pasta karbon
dengan elektroda komersial, dan menganalisis senyawa iodida dengan eletkrode pasta karbon
dan elektroda komersial menggunakan teknik voltametri siklik.
2. Karakterisasi kinerja elektrode pasta karbon (EPK) dan Perbandingan EPK dengan
Elektroda Kerja komersial
Pendahuluan
Sensor dapat memberikan respon berdasarkan sifat fisik yang dimiliki analit ataupun hasilr
reaksi analit dengan reagen tertentu. Sifat fisik yang menjadi basis deteksi sensor antara lain
ialah massa, suhu, dan tekanan. Pada praktikum kali ini mahasiswa akan diperkenalkan dengan
beberapa piranti yang dapat memberikan respon terhadap perubahan sifat fisik.
1. Termistor
Merupakan thermal resistor, yaitu resistor yang akan berubah nilainya apabila suhu
lingkungan mengalami perubahan. Terbagi menjadi 2 jenis, yaitu PTC (Positive
Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient). Nilai
tahanan/resistansi PTC akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu lingkungan.
Sementara itu pada NTC tahanan akan berkurang seiring dengan meningkatnya suhu.
2. Light Dependent Resistor (LDR)
Merupakan photo resistor, yaitu resistor yang nilain resistansinya dipengaruhi oleh cahaya.
Nilai hambatan LDR akan menurun saat cahaya terang dan nilai hambatannya meningkat
dalam kondisi tinggi.
3. Piezoelectric Transducer
Merupakan perangkat yang menggunakan efek piezoelektrik, yaitu terbentuknya electricity
akibat tekanan. Piranti ini dapat mendeteksi sifat fisik berupa massa dan tekanan.
Tujuan percobaan
Percobaan ini bertujuan mengenalkan beberapa piranti sensing yang bekerja berdasarkan
sifat fisik analit, meliputi termistor, LDR, dan piezoelectric.
Alat yang digunakan adalah multimeter, NTC, PTC, LDR, piezoelectric, resistor,
breadboard dan lampu LED.
Prosedur Percobaan
1. Disiapkan NTC dan PTC, hubungan masing-masing kaki NTC atau PTC dengan probe
multimeter.
2. NTC dan PTC dipanaskan, nilai resistensi yang terbaca pada layar multimeter dicatat
3. Disiapkan LDR,hubungkan kaki LDR dengan probe multimeter.
4. LDR disinari, nilai resistensi yang terbaca pada layar multimeter dicatat
5. Disiapkan piezoelectric transducer, hubungkan kaki piezoelectric dengan probe multimeter.
6. Permukaan piezoelectric ditekan dan nilai resistensi yang terbaca pada layar multimeter
dicatat
7. Disiapkan breadboard, NTC/PTC/LDR/piezoelectric, resistor, dan LED disusun sedemikian
rupa pada breadboard.
8. Diberikan perlakuan panas/cahaya/tekanan pada NTC/PTC/LDR/piezoelectric dan
perubahan yang terjadi pada LED diamati dan dicatat
SENSOR SEDERHANA UNTUK DETEKSI KEBERADAAN ION LOGAM
Pendahuluan
Deteksi ion logam dapat dilakukan dengan teknik spektroskopi seperti spektrofotometri UV-Vis
dan Spektroskopi serapan atom. Pada teknik spektrofotometri UV-Vis, ion logam diberi reagen
atau pereaksi kromogenik yang bereaksi dengan ion logam membentuk kompleks dengan
warna tertentu. Teknik ini cukup sederhana, namun memerlukan reagen kimia dalam orde
puluhan hingga ratusan milliliter dan memerlukan instrument spektrofotometer. Di sisi lain,
analisis dengan AAS memberikan kinerja analitik yang baik (sensitivitas, akurasi, limit deteksi
dan limit kuantitasi) namun memerlukan instrumen canggih dan biaya analisis yang kurang
ekonomis. Deteksi ion logam dengan sensor sederhana yang bekerja berdasarkan perubahan
warna yang terbentuk akibat reaksi ion logam dengan reagent kromogenik dapat menjadi
alternatif pilihan deteksi ion logam, terutama untuk deteksi yang bersifat kualitatif. dengan dan
Sensor dapat memberikan respon berdasarkan sifat fisik yang dimiliki analit
Tujuan percobaan
Percobaan ini bertujuan mendeteksi ion logam dengan strip test berdasarkan reaksi
pembentukan warna ion logam dengan pereaksi kromogenik.
Alat yang digunakan kertas selulosa asetat, pipa kapiler, larutan ion Fe3+, dan larutan
KSCN.
Prosedur Percobaan