Anda di halaman 1dari 17

A.

Judul Percobaan : VOLTAMETRI


B. Waktu Percobaan : 8 Mei 2017 pukul 13.00 WIB
C. Selesai percobaan : 8 Mei 2017 pukul 16.00 WIB
D. Tujuan Percobaan : a. Menentukan jumlah elektron yang terlibat (n)
b. Menentukan konsentrasi sampel (C)
E. Dasar Teori

Voltametri adalah suatu elektrolisis dimana arus direkam sebagai suatu fungsi potensial
elektroda kerja. Voltametri merupakan elektrolisis dalam ukuran mikroskala dengan
menggunakan mikro elektroda kerja, disebut juga teknik arus voltase. Potensial dari mikro
elektroda kerja divariasikan dan arus yang dihasilkan dicetak sebagai fungsi dari poetnsial. Hasil
cetakan ini disebut voltamograf. Voltametri berkembang pesat dibanding metode analisis lain,
hal ini dikarenakan kelebihan dalam sensitifitas, selektifitas, kesederhanaan dan kemudahan
penganalisisan. Pesatnya perkembangan voltametri setelah penemuan polarografi (Jaroslav
Heyrovsky, 1920).
Voltametri didasarkan pengukuran arus sebagai fungsi dari potensial aplikasi (applied
potential) pada saat terjadi polarisasi pada indicator elektroda atau elektroda kerja. Voltametri
mempelajari hubungan voltase arus-waktu selama elektrolisis dilakukan dalam suatu sel, di mana
suatu elektroda mempunyai luas permukaan yang relative besar, dan elektroda yang lain
(elektroda kerja) mempunyai luas permukaan yang sangat kecil dan seringkali dirujuk sebagai
mikroelektroda: lazimnya teknik ini mencakup pengkajian pengaruh perubahan voltase pada arus
yang mengalir di dalam sel. Mikroelektroda ini biasanya dibuat dari bahan tak reaktif yang
menghantar listrik seperti emas, platinum atau karbon, dan dalam beberapa keadaan dapat
digunakan suatu elektroda merkurium tetes (D.M.E); untuk kasus istimewa ini teknik itu dirujuk
sebagai polarografi. Voltametri merupakan metoda elektrokimia yang mengamati perubahan arus
dan potensial. Potensial divariasikan secara sistematis sehingga zat kimia tersebut, mengalami
oksidasi dan reduksi dipermukaan elektroda. Dalam voltametri, salah satu elektroda pada sel
elektrolitnya terpolarisasi. Penelahan pada sistem tersebut diikuti dengan kurva arus tegangan.
Metode ini umum digunakan untuk menentukan komposisi dan analisis kuantitatif larutan.
Dalam sistem voltametri ada yang disebut dengan siklik voltametri. Voltametri ini
merupakan tehnik voltametri dimana arus diukur selama penyapuan potensial dari potensial awal
ke potensial akhir dan kembali lagi potensial awal atau disebut juga penyapuan (scanning) dapat
dibalik kembali setelah reduksi berlangsung. Dengan demikian arus katodik maupun anodik
dapat terukur. Arus katodik adalah arus yang digunakan pada saat penyapuan dari arus yang
paling besar menuju arus yang paling kecil dan arus anodik adalah sebaliknya (Khopkar, 1985).
Sel voltametri, terdiri dari 3 elektroda yaitu elektroda pembanding, elektroda kerja, dan
elektroda pembantu. Elektroda kerja pada voltametri tidak bereaksi, akan tetapi merespon
elektroda aktif apa saja yang ada dalam sampel. Pemilihan elektroda bergantung pada besarnya
range potensial yang diinginkan untuk menguji sampel. Adapun jenis dan teknik yang termasuk
kedalam voltametri adalah sebagai berikut:
a). Polarografi
Polarografi adalah suatu bentuk elektrolisis dalam mana elektroda kerja berupa suatu
elektroda merkuri tetes, dan direkam suatu kurva arus voltase (voltammogram).
Polarogarfi digunakan secara luas untuk analisis ion –ion logam dan anion –anion
anorganik, seperti IO dan NO . Gugus fungsi senyawa organik yang mudah teroksidasi
atau tereduksi juga dipelajari dalam polarogarfi. Gugus fungsi yang digunakan meliputi
karbonil, asam karboksilat, dan senyawa karbon yang memiliki ikatan rangkap (David,
2000).
b). Hydrodynamic Voltametri
Hydrodynamic voltametri bermanfaat untuk analisis reduksi atau oksidasi pada potensial
yang lebih positif karena hydrodynamic voltametri tidak dibatasi untuk elektroda Hg.
Arus pada hydrodynamic voltametri diukur sebagai fungsi dari aplikasi potensial pada
elektroda kerja.
c). Stripping voltametri
Stripping Voltametri terdiri atas tiga teknik yaitu : anoda, katoda, dan adsorpsi stripping
voltametri. Anodic stripping voltametri terdiri dari dua tahap Pertama pengontrolan
potensial elektrolisis yang mana elektroda kerja, biasanya tetes merkuri atau lapis tipis
merkuri, pada potensial katoda yang cukup untuk melapisi ion logam pada elektroda.
Tahap kedua, potensial anoda di scan kearah potensial yang lebih positif. Ketika potensial
pada elektroda kerja cukup positif analit dilepaskan dari elektroda, larutan dikembalikan
dalam bentuk oksidasi. Arus selama tahap stripping dimonitor sebagai fungsi dari
potensial, memberikan bentuk kenaikan pada puncak voltammogram yang sama Puncak
arus yang proporsional pada konsentrasi analit dalam larutan. Anodic stripping voltametri
sangat sensitif pada percobaan, yang mana harus dikontrol dengan hati–hati jika hasilnya
ingin akurat dan tepat.
d). Amperometri
Amperometri merupakan salah satu teknik voltametri yang mana potensial konstan
diaplikasikan pada elektroda kerja, dan arus diukur sebagai fungsi waktu Karena potensial
tidak discan, amperometri tidak mendorong kearah voltammogram. (http://coolkhas,
2009).
Potensial yang diterapkan pada elektroda dalam teknik voltametri ini bisa bermacam-
macam, yang menghasilkan beberapa varian teknik voltametri diantaranya adalah : LSV (linear
sweep voltammetry), CV (cyclic voltammetry), DPV (differensian pulse voltammetry) dan SWV
(square wave voltammetry).

5.1 LSV (linear sweep voltammetry)

Linear sweep voltammetry adalah istilah umum untuk suatu teknik voltametri dimana
potensial yang diberikan pada elektroda kerja dengan variasi waktu linier. Metode ini juga
mencakup polarography, siklik voltametri rotating disc voltametri. Slope yang dihasilkan dari
metode ini memiliki unit potensial (volt) per satuan waktu, dan biasanya disebut scan rate
percobaan.

Voltammogram dari LSV yaitu :

Nilai dari scan rate percobaan dapat divariasi dari tingkat rendah mV/sec (khusus untuk
polarography) sampai tingkat tinggi 1.000.000 V/sec (tercapai bila digunakan ultra
mikroelektrode sebagai electrode kerja). Dengan jalur linier potensial, arus Faraday ditemukan
untuk menaikkan scan rates yang lebih tinggi.

5.2 CV (cyclic voltammetry)

Cyclic voltammetry adalah yang paling umum digunakan dalam teknik elektrokimia, dan
berdasarkan pada kelinieran potensial dari kurva. Sehingga perubahan potensial sebagai fungsi
linier dari waktu. Tingkat perubahan potensial dengan waktu mengarah pada scan rate.
Voltamogram dari CV yaitu :

5.3 DPV (differensian pulse voltammetry)

Differensian pulse voltammetry diperoleh dengan menambahkan secara periodic pulse


potensial (meningkatkan potensial sementara) untuk menjalankan voltase yang digunakan pada
LSV. Arus diukur hanya khusus untuk pulse dan diakhiri pada penerapan pulse. Perbedaan antara
kedua arus diplotkan sebagai fungsi jalur potensial pada LSV.

Voltammogram dari DPV yaitu :

5.4 SWV (square wave voltammetry)

Square wave voltammetry dan differential pulse voltammetry keduanya digunakan untuk
analisis kualitatif dan kuantitatif. Metode ini mengambil keuntungan dari timing sampel ke
computer berulang kali pada dua titik relative terhadap waktu penerapan tegangan square wave
untuk electroda. Perbedaan antara dua nilai arus diplotkan sebagai fungsi dari aplikasi potensial
DC. Hasil yang diperoleh adalah puncak dari voltammetryc wave , sesuai dengan aktivitas elektro
dari spesies pada sel elektrokimia.

Voltamogram dari SWV yaitu :

F. Alat dan Bahan


 ALAT
1. Gelas Kimia
2. Pipet ukur
3. Labu ukur
4. Pipet tetes
5. Kawat tembaga
6. Gunting
7. Penggaris
 BAHAN
1. Air sampel
2. Larutan K4Fe(CN)6
3. Aquades
G. Prosedur kerja

1) Pembuatan Larutan Standar

Larutan Induk K4Fe(CN)6

- Diambil 20 mL, 10 mL, 5 mL, 2.5 mL, 1.25 mL


masing-masing untuk konsentrasi (1,2,4,8,16). 10-3 M
- Dimasukkan ke dalam labu ukur
- Ditambahkan aquades hingga mencapai tanda batas

Larutan Induk K4Fe(CN)6


2) Pembuatan elektroda

Kawat Tembaga

- Dipotong dengan diameter 1,2 mm dengan panjang ±


1,5 cm
- Dikupas ujung-ujung kawat, atas 1 cm dan bawah 0,5
cm
- Dihaluskan dengan amplas
- Diasapi dengan kain tissue
- Dibilas dengan air
- Dicelupkan larutan HgNO3 1 menit

Elektroda Amalgam
3) Pengujian Sampel

Sampel

-Dituangkan ke tempat sampel pada voltmeter


-Dicelupkan elektroda amalgam
-Ditemukan menggunkan voltametri dengan K4Fe(CN)6
(1,5 ; 10-3 M)

Konsentrasi sampel
H. Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Bertambahnya
1. Pembuatan Larutan Standar Sebelum : Semakin rendah konsentrasi sebanding
-Larutan K4Fe(CN)6 : konsentrasi warna dengan kenaikan arus.
larutan berwarna kuning (+ kuning semakin
Larutan Induk K4Fe(CN)6
+) memudar
-Aquades : tidak berwarna
- Diambil 20 mL, 10 mL, 5 mL, 2.5
mL, 1.25 mL masing-masing untuk
Sesudah :
konsentrasi (1,2,4,8,16). 10-3 M
-Larutan K4Fe(CN)6 :
- Dimasukkan ke dalam labu ukur
larutan kuning (+)
- Ditambahkan aquades hingga
mencapai tanda batas -Larutan K4Fe(CN)6 :
larutan kuning (-)
Larutan Induk K4Fe(CN)6 -Larutan K4Fe(CN)6 :
larutan kuning (--)
-Larutan K4Fe(CN)6 :
larutan kuning (---)
Elektroda amalgam
2. Pembuatan Elektroda Sebelum : Elektroda amalgam berwarna putih perak
-HgNO3 : larutan tidak berwarna putih perak mengkilap.
Kawat Tembaga
- Dipotong dengan diameter 1,2 mm berwarna mengkilap Terbentuknya warna
dengan panjang ± 1,5 cm -Kawat tembaga : berwarna putih pada kawat
- Dikupas ujung-ujung kawat, atas 1 merah kecoklatan tembaga tersebut
cm dan bawah 0,5 cm Sesudah : menunjukkan bahwa
- Dihaluskan dengan amplas
-Kawat tembaga diamplas : elektroda amalgam
- Diasapi dengan kain tissue
merah kecoklatan kusam dari Cu-Hg telah
- Dibilas dengan air terbentuk.
- Dicelupkan larutan HgNO3 1
menit

Elektroda Amalgam
Akan diperoleh kurva Konsentrasi larutan
3. Pengujian Sampel Sebelum : antara arus terhadap sampel sebesar -66,14
-Sampel : diambil di saluran potensial yang 10-4 sehingga
Sampel air Jalan Gayungan dikenal sebagai
dianggap konsentrasi
-Dituangkan ke tempat sampel -Sampel : larutan berwarna voltamogram siklik.
larutan sampel yang
pada voltmeter kuning Kemudian dicari nilai
didapatkan bernilai 0
-Dicelupkan elektroda amalgam Imax dan Vmax
M. Dikarenakan zat
-Ditemukan menggunkan Sesudah :
terlarut didalam analit
voltametri dengan K4Fe(CN)6 (1,5 ; -Kawat tembaga setelah
10-3 M) tidak ada sehingga
dicelup HgNO3 : putih
tidak ada zat yang
mengkilap (keperakan)
Konsentrasi sampel terelektrolisis pada
permukaan elektroda.
I. Analisis dan Pembahasan
Pada percobaan voltametri bertujuan untuk menentukan konsentrasi sampel. Voltametri
adalah suatu metode pengukuran yang didasarkan pada arus dan potensial. Prinsip dari
voltametri adalah mempolarisasi elektroda dalam sel elektrokimia pada serangkaian potensial
tertentu dan mengamati perubahan arus yang dihasilkan oleh sel akibat adanya proses oksidasi
reduksi analit. Pada metode voltametri ini digunakan tiga buah elektroda yaitu :
a. Elektroda kerja merupakan elektroda yang potensialnya bergantung pada konsentrasi analit
yang diukur.
b. Elektroda pembanding merupakan elektroda yang potensialnya tidak bergantung pada
konsentrasi analit yang diukur.
c. Elektroda pembantu dalam praktikum ini digunakan elektoda amalgam.

Pembuatan Larutan Standar


Percobaan voltametri ini pembuatan larutan standar menggunakan larutan standar
K4Fe(CN)6 berupa larutan berwarna kuning (+) yang diambil sebanyak 20 mL, 10 mL, 5 mL, 2,5
mL, dan 1,25 mL. lalu ditambahkan aquades hingga mencapai tanda batas, sehingga didapatkan
larutan K4Fe(CN)6 dengan variasi konsentrasi 1x10-3 M, 2x10-3 M, 4x10-3 M, 8x10-3 M, dan
16x10-3 M. Masing-masing konsentrasi analit diamati arus yang terbentuk pada percobaan
menggunakan voltamografi. Pada voltamogram, yang digunakan adalah Linier Sweep
Voltammetry, hal ini dikarenakan hasil voltamogramnya lebih mudah, yaitu linear. Pengaruh
konsentrasi terhadap arus adalah bahwa bertambahnya konsentrasi sebanding dengan kenaikan
arus. Hal ini dapat dilihat dalam grafik bahwa semakin tinggi konsentrasi didapatkan puncak
nilai tertinggi dari tiap konsentrasi meningkat pula. atau dengan kata lain tiap kenaikan
konsentrasi, arus yang dihasilkan juga mengalami kenaikan.
Pembuatan Elektroda
Pada pembuatan elektroda Cu yaitu menggunakan kawat tembaga berwarna merah

kecoklatan, dipotong dengan diameter 1,2 mm dengan panjang 1,5 cm. Lalu dikupas ujung-

ujung kawat tembaga yaitu atas 1 cm dan bawah 0,5 cm. Setelah itu kawat tembaga diamplas
ujungnya menjadi berwarna merah kecoklatan kusam. Kawat tembaga diamplas bertujuan untuk
memperbesar kontak antara kabel Cu dengan analit. Kemudian di bersihkan dengan tisu untuk
menghilangkan sisa kotoran yang menempel pada kawat tembaga tersebut. Selanjutnya dibilas
dengan H2O dan kawat tembaga dicelupkan dalam larutan HgNO 3 berupa larutan tidak berwarna.
Setelah dicelupkan kawat tembaga menjadi putih mengkilap. Terbentuknya warna putih pada
kawat tembaga tersebut menunjukkan bahwa elektroda amalgam dari Cu-Hg telah terbentuk.
Kemudian dicuci dengan aquades untuk menghilangkan sisa-sisa pengotor dan dikeringkan
dnegan kain. Elektroda ini merupakan elektroda yang ramah lingkungan daripada metode tetes
Hg (polarografi) karena lebih menghemat pembuangan Hg yang tidak ramah lingkungan.
Pengujian Voltametri

Sebelumnya elektroda Cu – Hg digunakan untuk menganalisis larutan K 4Fe(CN)6 dengan


berbagai konsentrasi 1x10-3 M, 2x10-3 M, 4x10-3 M, 8x10-3 M, 16x10-3 M, dan sampel. Pada
percobaan voltametri ini menggunakan air sampel dari saluran air Jalan Gayungan Kebonsari,
Surabaya. Sampel berupa larutan berwarna kuning. Kemudian sampel dituang kedalam
voltameter dan sampel dicelupkan ke elektroda amalgam. Dihasilkan konsentrasi sampel.
Larutan K4Fe(CN)6 dengan berbagai konsentrasi dan sampel dianalisis menggunakan voltametri
dengan elektroda Cu-Hg, elektroda pembanding Ag/AgCl dan elektroda pembantu Pt. Elektroda
Pt berfungsi agar potensialnya lebih rendah dan tidak mempengaruhi reaksi redoks yang terjadi
pada larutan. Elektroda ag/AgCl berfungsi jika ada arus yang mengalir pada elektroda Ag/AgCl,
maka konsentrasi ion Cl akan berubah dan potensialnya juga berubah. Apabila menggunakan
elektroda pembanding tetap, maka elektroda pembantu yang digunakan memiliki hambatan kecil
dari pada elektroda Ag/AgCl. Sehingga arus yang mengalir ke elektroda pembanding sangat
kecil dan arus yang diukur adalah arus pada rangkaian antara elektroda kerja dan elektroda
pembantu.
Pada percobaan ini adalah voltametri siklik. Voltametri siklik merupakan voltametri untuk
mempelajari sifat elektrokimia dari spesi yang diamati. Teknik voltametri siklik dapat
memberikan nilai potensial reduksi/oksidasi dari spesi-spesi elektroaktif. Selama pengukuran
dengan voltametri siklik, akan diperoleh kurva antara arus terhadap potensial yang dikenal
sebagai voltamogram siklik. Kemudian dicari nilai Imax dan Vmax.
Dengan sumbu-x adalah voltase (volt) dan sumbu-y adalah kuat arus (A). Grafik tersebut
dapat menentukan volt yang memberikan arus optimum, di mana puncak kurva adalah voltase
maksimum. Voltase maksimum adalah -0,44632 Volt, sedangkan kuat arus maksimum adalah -

1,8611 10-4 A. Berikut ini adalah perhitungannya.

Vmax = -0,44632

Imax = -1,8611 10-4

y = -0021x – 0,0002

-1,8611 10-4 = -0021x – 0,0002

-1,8611 10-4 + 0,0002 = -0021x

0,1389 10-4 = -0,0021x

x =

x = -66,14 10-4
dari hasil tersebut didapatkan konsentrasi larutan sampel sebesar -66,14 10-4 sehingga

dianggap konsentrasi larutan sampel yang didapatkan bernilai 0 M. Dikarenakan zat terlarut
didalam analit tidak ada sehingga tidak ada zat yang terelektrolisis pada permukaan elektroda.

J. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan bahwa konsentrasi sampel yang dihasilkan

sebesar -66,14 10-4 sehingga dianggap konsentrasi larutan sampel yang didapatkan bernilai 0

M.
K. Daftar pustaka
Coolkhas-chemistry., 2009. Voltametri, http://coolkhas-chemistry.blogspot.com
Day, R.A dan Underwood A.L. 1998. AnalisisKimia Kuantitatif Edisike-6. Jakarta:
Erlangga
Febliza, Asyiti.S.Pd, M.Pd.2011. Metode Amperometri(Voltametri) dalam analisis.
Unic of Chemistry.
Hendayana, Sumar. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang Press.
Khopkar,S.M., 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta : UI-Press.
LAMPIRAN FOTO

Kabel Tembaga yang Larutan K4Fe(CN)6 Kabel tembaga di Tembaga berubah


sudah di kupas kedua 0,1 M celukan kedalam warna menjadi silver
ujungnya masing- larutan K4Fe(CN)6 0,1
masing 0,5 cm dan 1 M
cm
Larutan K4Fe(CN)6 Sampel air Perangkat instrumen Proses pengenceran
berbagai konsentrasi AAS larutan

Larutan sampel diuji pada instrumen AAS

Anda mungkin juga menyukai