Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Fadilah Ariani

NPM : 11181090
Kelas : 3 FA 2
Mata Kuliah : Analisis Fisikokimia

Rangkuman Biometri

A. Amperometri

Amperometri atau voltametri merupakan metoda analisis yang berkembang pesat dibanding metode
analisis yang lain. Hal ini dikarenakan kelebihannya dalam sensitivitas, selektifitas, juga sederhana
alatnya dan mudah penganalisisannya.Amperometri atau voltametri cara kerjanya didasarkan pada
pengukuran arus sebagai fungsi dari potensial yang aplikasi (applied potential) pada saat terjadi
polarisasi pada indicator elektroda atau elektroda kerja (working electrode). Berbeda dengan
potensiometri yang analisisnya berdasarkan pengukuran potensial dilakukan pada saat arus nol dan
tidak terjadi polarisasi.Amperometri atau voltametri berkembang pesat setelah adanya penemuan
polarografi oleh Jaroslav Heyrovsky pada tahun 1920 an.Dimana Jaroslav Heyrovsky mendapat
hadiah nobel atas penemuannya tersebut ditahun 1957. Pada saat sekarang banyak jenis dari
amperometri atau voltametri yang telah ditemukan.Antara lain voltametri yang merupakan analisis
dalam ukuran mikroskala dengan menggunakan mikro elektroda kerja,disebut juga dengan teknik
arus voltase .Potensial dari mikro elektroda kerja divariasikan dan arus yang dihasilkan dicetak
sebagai fungsi dari potensial yang disebut voltamograf di temukan oleh Christian, 1994.

Kemudian elektroda merkurium tetes (D.M.E) disebut sebagai polarografi (Bassett,J,1984). Lalu
diikuti dengan siklik voltametri yang merupakan tehnik pengukuran potensial dari awal sampai akhir
dan kembali lagi ke awal yang disebut dengan penyapuan (scanning) dari katodik menuju anodic dan
sebaliknya (Khopkar, 1985).Metode yang berdasarkan voltametri yang dikatakan polarograpi bila
elektrodanya terpolarisasi adalah elektroda merkuri atau Drpping Mercury electrode (D.M.E)
digunakan untuk menentukan komposisi dan analisis kuantitatif dari larutan.

Amperometri atau voltametri mempunyai persamaan dengan potensiometri,yaitu mempunyai


elektroda kerja, dan elektroda pembanding.Bedanya pada voltametri ditambah dengan sebuah
elektoda yaitu elektroda pembantu (auxiliary electrode) sehingga voltameter mempunyai 3 buah
elektroda pada amperometer elektroda pembanding yang mempunyai potensial yang sudah tetap
sehingga kelebihan arus ditangkap oleh elektroda pembantu.Ada beberapa teknik voltametri yang
sering digunakan antara lain :

a. Polarografi

Polarografi adalah suatu bentuk elektrolisis dimana elektroda kerjanya berupa suatu elektroda
merkuri tetes dan digunakan untuk kurva arus voltase (voltamogram).Aplikasi dari polarografi ini
dapat digunakan pada penentuan kualitatif dan kuantitatif.Polarografi yang sekarang ini secara
luas untuk analisis ion-ion logam dan anion-anion anorganik, seperti IO dan NO. Gugus fungsi
senyawa organic yang mudah teroksidasi atau tereduksi juga dapat dianalisis dengan polarografi.
Gugus fungsi yang digunakan meliputi karbonil, asam karboksilat, dan senyawa karbon yang
memiliki ikatan rangkap (David, 2000).Suatu polarografi manual dapat dengan mudah dibuat
dilaboratorium berdasarkan rangkaian listrik. Selain itu aplikasi dari polarografi untuk penentuan
kualitatif dan kuantitatif pada senyawa organic, anorganik dan sampel biologi.

b. Stripping Voltametri

Salah satu dari teknik voltametri kuantitatif yang lebih penting adalah stripping voltametri, yang
mana terdiri dari 3 teknik yang terkait : anoda, katoda dan absorbs stripping voltametri. Sejak
anodic stripping voltametri ditemukan aplikasinya yang paling luas. Anodik stripping voltametri
terdiri dari dua tahap. Pertama pengontrolan potensial elektrolisis yang mana elektroda kerja,
biasanya tetes merkuri atau lapis tipis merkuri, pada potensial katoda yang cukup untuk melapisi
ion logam pada elektroda. Tahap kedua potensial anoda discan kearah potensial yang lebih
posisitif. Ketika potensial pada elektroda kerja cukup positif analit dilepaskan dari elektroda,
larutan di kembalikan dalam bentuk oksidasi. Arus selama tahap stripping dimonitor sebagai
fungsi dari voltamogram yang sama. Puncak arus yang proporsional pada konsentrasi analit dalam
larutan. Anodik strippng voltametri sangat sensitive pada percobaan yang harus dikontrol dengan
hati-hati jika hasilnya ingin akurat dan tepat.Aplikasi stripping voltametri ini digunakan untuk
analisis reduksi atau oksidasi pada sampel yang potensialnya lebih positif.

c. Siklik Voltametri

Biasanya siklik voltametri sangat baik untuk mempelajari senyawa elektroaktif.Siklik voltametri
merupakan teknik voltametri dimana arus diukur selama penyapuan potensial dari potensial awal
sampai potensial akhir dan kembali lagi ke potensial awal, atau disebut penyapuan (scanning)
dapat dibalik kembali setelah reduksi berlangsung. Dimana pada siklik voltametri yang digunakan
potensial elektroda di dalam larutan yang tidak diaduk dan mengukur arus yang dihasilkan.
Sedangkan potensial dalam elektroda kerja dikontrol terhadap referensi elektroda (SCE ata
Ag/AgCl). Aplikasi dari siklik voltametri sekarang ini yang banyak dipakai yaitu : menganalisis kimia
organic, menganalisis elektroanalisis, menganalisis anorganik dan menganalisis biokimia.

d. Titrasi Amperometri

Teknik voltametri yang treakhir yang dipertimbangkan adalah amperometri, yang mana potensial
konstan diaplikasikan pada elektroda kerja, dan arus diukur sebagai fungsi waktu. Karena
potensial tidak discan, amperometri tidak meandorong kearah voltamogram.Suatu titrasi
volumetric dapat dilaksanakan dengan mengukur arus difusi setelah tiap penambahan titran.
Titrasi yang dilakukan dengan cara ini dikenal sebagai titrasi amperometri. Dengan mengalirkan
setiap perubahan volume titran terhadap perubahan arus yang teramati maka akan diperoleh
kurva yang terdiri atas dua garis lurus yang merupakan titik perpotongan yang disebut dengan
titik ekivalen.Peralatan titrasi: Setiap alat polarografi dapat digunakan untuk mengikuti titrasi.
Temperatur harus diawasi dengan cermat. Waktu untuk satu kali titrasi sekitar 10 menit. Banyak
zat-zat yang dapat dianalisis dengan cara ini. Kelebihan cara ini adalah :

a) Tidak diperlukan langkah untuk mengkalibrasi galvanometer.


b) Tegangan yang dapat diberikan cukup teliti (sampai 1/10 volt).
c) Tidak ada efek karakteristik dari kapiler
d) Tidak diperlukan unit polarisasi
e) Elektroda referens dapat dipilih yang nilai potensial elektrodanya sedemikian rupa sehingga
peristiwa reduksinya tidak memerlukan sumber tegangan dari luar
f) Untuk tujuan tersebut separuh sel yang sesuai dapat dipilih.

Sensitivitas dapat diperbaiki dengan mennukar DME dengan elektroda platina (Pt) yang berputar,
sebab dengan berputarnya elektroda platina dengan kecepatan konstan, lapisan difusi pada
permukaan elektroda tidak pernah terbentuk. Akibatnya arus residual dapat ditekan. Titrasi
dilakukan dengan hanya menambahkan titran 3 sampai 4 kali sampai muncul arus difusi (berarti
penitrannya yang tereduksi). Ekstrapolasi antara garis lurus yang dibentuk akibat kenaikan arus
sebagai akibat bertambahnya titran terhadap sumbu volume memberikan titik ekivalen. Titrasi
amperometri lebih sering digunakan daripada titrasi potensiometri.

B. Biamperometri

Biamperometri adalah metode analisis berdasarkan pengukuran arus sebagai fungsi dari potensial
yang aplikasi pada terjadi potensial pada indicator elektroda atau elektroda kerja. Biamperometri
merupakan aplikasi dari voltametri yang digunakan untuk menentukan titik ekivalen titrasi.

Titrasi biamperometri adalah metode volumetric yang menggunakan mikroelektroda kembar zat
padar. Ciri khas dari titrasi biamperometri ini adalah elektroda yang digunakan adalah system
elektroda platina sebagai elektroda kerja terpolarisasi dan elektroda pembanding tidak terpolarisasi.
Titrasi ini sangat mudah digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan salah satu spesi kimia tunggal
dari sampel. Bentuk plot kurva titrasi bergantung pada keseimbangan reaksi redoks pada elektroda.
Dalam biamperometri diberikan beda tegangan terkendali melalui dua elektroda yang dicelupkan ke
dalam larutan sampel dan diukur arus listrik yang dihasilkan melalui kedua elektroda.

Prinsip utama dari biamperometri adalah mikroelektrolisis komponen sampel dengan memanfaatkan
reaksi redoks dari salah satu komponen hasil reaksinya.

Komponen-komponen dalam titrasi biamperometri, yaitu :

a. Buret, sebagai alat penitrasi yang berisi larutan peniter.


b. Pengecek suhu, sebagai alat yang digunakan untuk mengecek suhu sehingga suhu titrasi dapat
selalu dikotrol agar sesuai dengan standar titrasi.
c. Biampometer, sebagai detector perubahan arus yang terjadi ketika titrasi.
d. Elektroda, yang digunakan dapat berupa elektroda platinum, elektroda merkuri, dan elektroda
emas. Pemilihan jenis elektroda didasarkan pada besarnya range potensial yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai