Anda di halaman 1dari 18

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Gaya Tahanan (Drag)


Drag adalah besarnya gaya yang bergerak diatas sebuah objek yang
memiliki posisi sejajar dengan aliran bebas. Drag pada suatu benda
diakibatkan dua hal yaitu gesekan antara fluida dengan permukaan benda
dan beda tekanan. Drag karena gesekan disebut friction drag yang
tergantung pada besar permukaan yang bersentuhan dengan fluida,
tegangan geser, viskositas, gradient kecepatan permukaan, kekasaran, dan
streamline body. Drag karena tekanan disebut from Drag yang tergantung
pada bentuk, ukuran, distribusi tekanan, wake, bilangan reynods dan bluff
body dari benda yang dikenakan.
Gaya drag dirumuskan sebagai hasil kali coefficient drag, tekanan
dinamis arus bebas dan luas karakteristik. Rumus untuk meghitung gaya drag
dapat dituliskan sebagai berikut:
𝐹𝐷
𝐶𝐷 = 1 (2.1)
𝜌𝑣 2 𝐴
2

Persamaan bilangan Reynolds didasarkan pada aliran bebas dan


karakteristik panjang L pada sebuah benda, dimana panjang model sejajar
dengan aliran. Persamaan bilangan Reynolds dapat dituliskan sebagai berikut
𝜌𝑣𝐿
𝑅𝑒 = (2.2)
𝜇

Drag tekanan merupakan komponen yang paling besar yang


memberikan pengaruh pada drag total. Di kendaraan disebabkan oleh sparsi
aliran pada bagian belakang. Drag tekan adalah bagian drag yang langsung
disebabkan oleh tekanan. Drag tekan memiliki ketergantungan yang sangat
kuat pada bentuk dari benda. Drag tekan merupakan fungsi dari besarnya
tekanan dari orientasi arah elemen permukaan dimana gaya tekan tersebut
bekerja. Gaya tekan pada plat datar yang tegak lurus aliran menyebabkan
keseluruhan drag, Sebaliknya gaya tekan pada kedua sisi plat datar sejajar
commit
aliran tidak berkontribusi pada dragtokarena
user gaya tersebut bekerja tegak lurus
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

aliran sesuai dengan gambar 2.1 yang menampilkan distribusi tekanan pada
airfol.

Gambar 2.1 Distribusi tekanan pada airfoil (sumber . Munson 2002)

2.2. Lapisan Batas dan Intensitas Turbulensi


2.2.1. Lapisan Batas (boundary layer)
Lapisan batas adalah sebuah lapisan yang terbentuk pada benda
yang terendam dalam fluida dimana pada lapisan tersebut efek viskos sangat
penting dan di luar lapisan tersebut fluida bersifat inviscid. Inviscid
merupakan aliran fluida yang tidak mengalami gesekan, konduktifitas
panas, atau diffusi masa.
Aliran seragam pada sebuah fluida tidak mampat mendekati
permukaan sebuah benda dengan kecepatan upstream, maka ketika fluida
telah mencapai tepi sebelah depan, tegangan geser yang besar terbentuk
dekat permukaan benda karena partikel-partikel fluida yang datang terpaksa
berhenti dan partikel-partikel yang cukup dekat dan normal terhadap benda
dihambat oleh gesekan viskos. Daerah tempat aliran mengalami hambatan
ini disebut lapisan batas dan ketebalannya dinyatakan dengan tebal lapisan
batas.
Lapisan batas menebal dengan arah yang sama dengan arah aliran,
akibatnya perubahan kecepatan dari nol di permukaan pelat hingga free
stream, 𝑈, pada jarak 𝑑 semakin jauh menjadi semakin besar. Laju
perubahan kecepatan tadi menentukan gradien kecepatan di permukaan
pelat dan juga tegangan gesernya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

Tegangan geser untuk lapisan batas laminar adalah :


𝑑𝑢
𝜏 = 𝜇 (𝑑𝑦 ) (2.3)
𝑦=0

Nilai tegangan geser bervariasi terhadap jarak disepanjang


permukaan karena profil kecepatan juga bervariasi terhadap jarak. Gambar
2.2 dengan contoh pada plat datar memperlihatkan lapisan batas laminar
mulai menebal ketika akan terjadi ketidak mantapan sehingga akan
terbentuk lapisan turbulen. Peralihan dari lapisan batas laminar ke lapisan
batas turbulen tergantung pada kekasaran permukaan dan tingkat turbulensi
aliran bebas.

Gambar 2.2 Tahanan permukaan pada plat datar


(sumber: http://www.cortana.com/Drag_Description.htm)

2.2.2. Intensitas Turbulensi


Turbulensi dianggap sebagai aliran fluida yang berfluktuasi dan
merupakan sifat fluida yang sangat penting apabila berbicara mengenai
aliran yang terjadi pada kendaraan. Turbulensi juga dapat dinyatakan
dengan intensitas turbulensi. Intensitas turbulensi adalah suatu skala yang
mengkarakteristikan turbulen dalam persen. Persamaan dari intensitas
turbulensi adalah:
𝑢i
𝑇𝐼 = (2.4)
𝑈

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

2.3. Terowongan Angin (wind tunnel)


Terowongan angin adalah peralatan yang digunakan untuk
melakukan pengujian aerodinamika terhadap sebuah model, seperti pesawat
dan mobil. Aliran udara akan diserap masuk melalui bagian intake
contraction dan fan yang digerakkan oleh motor. Model ditempatkan di
bagian working section dan udara yang masuk ke dalam terowongan angin
akan dikeluarkan melalui diffuser. Ukuran model dibatasi ukuran working
section, semakin besar ukuran working section maka semakin besar ukuran
model yang ditempatkan. Konstruksi terowongan angin ditunjukan pada
gambar 2.3

Gambar 2.3 : Bagian-bagian terowongan angin,


(sumber: http://temasekpoly.wordpress.com)

Simulasi pada terowongan angin, model diasumsikan diam dan udara


bergerak dengan kecepatan tertentu, sebaliknya pada kondisi nyata, pesawat
atau mobil dianggap bergerak dan udara relatif diam. Hal ini menyebabkan
aliran udara dalam working section terowongan angin harus memenuhi
persyaratan tertentu. Udara yang bergerak dalam seksi uji harus homogen
secara lateral, longitudinal dan vertikal baik kecepatan, tekanan statik,
angularitas dan intensitas turbulensi. Kecepatan udara homogen yang
mampu dihasilkan di seksi uji terowongan angin menjadi salah satu ukuran
kinerja terowongan angin. Terowongan angin dengan kecepatan rendah
umumnya mampu menghasilkan kecepatan 5 m/s hingga 80 m/s. Itu
commit
sebabnya konstruksi terowongan to user
angin relatif rumit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

2.4. Model Bluff Body Kendaraan


Model bluff body yang paling sering digunakan dalam penelitian-
penelitian aerodinamika adalah Ahmed body. Ahmed body merupakan
sebuah model kendaraan yang disederhanakan, dan digunakan banyak
peneliti karena mampu mendeskripsikan permodelan turbulensi untuk kasus
geometri yang kompleks. Model Ahmed body ditunjukkan pada Gambar
2.4.

Gambar 2.4 Skema model Ahmed body. Dimensi dalam mm.


(sumber: http://www.cfd-online.com/Wiki/Ahmed_body)

Ahmed Body terdiri dari geometri berbentuk bundar pada bagian


depan, geometri berbentuk miring dengan sudut yang bisa diubah pada
bagian belakang untuk mempelajari fenomena separasi aliran, dan kotak
persegi panjang yang menghubungkan bagian depan dan belakang. Model
Ahmed body medan aliran yang terdapat pada olakan (wake) bersifat three-
dimensional, unsteady, dan sangat tergantung pada sudut kemiringan.
Contoh penelitian yang telah dilakukan dengan model Ahmed body adalah
Ehab Fares (2009) menggunakan metode the Power FLOW 4.0 D3Q19
lattice Boltzmann untu meneliti aliran utama pada olakan (wake) yang
terjadi pada model Ahmed body.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

2.5. SolidWorks
SolidWorks merupakan salah satu opsi diantara design software
lainnya sebut saja catia, inventor, Autocad, dll. Bagi yang berkecimpung
dalam dunia teknik khususnya teknik mesin dan teknik industri, file ini
wajib dipelajari karena sangat sesuai dan prosesnya lebih cepat daripada
harus menggunakan autocad. File software solidWorks bisa di eksport ke
software analisis semisal Ansys, FLOVENT, dll.

Gambar 2. 5 Templates Solidworks

Gambar 2.5 menunjukan tempales utama dari solidWorks yaitu Part,


Assembly dan Drawing. Definisi dari ke tiga templates adalah sebagai
berikut :

1. Part
Part adalah sebuah Object 3D yang terbentuk dari Feature. Part bisa
menjadi sebuah komponen pada suatu Assembly, dan juga bisa
digambarkan dalam bentukan 2D pada sebuah Drawing.
Extension file untuk part SolidWorks adalah .SLDPRT.
2. Assembly
Assembly adalah sebuah document dimana Parts, Feature dan
Assembly lain (Sub Assembly) dipasangkan/ disatukan bersama.
Extension File untuk SolidWorks Assembly adalah .SLDASM.
3. Drawing
Drawing adalah Tempates yang digunakan untuk membuat gambar
kerja 2D/2D engineering Drawing dari Part mapun Assembly.
Extension File Untuk SolidWorks Drawing adalah .SLDDR.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

2.6. Fenomena Aerodinamika Pada Mobil


Aerodinamika dipertimbangkan dalam pembuatan design kendaraan
dikarenakan gaya aerodinamika memberikan beban tambahan pada mesin
kendaraan, hal ini berasal dari gaya tahanan. Suatu kendaraan melaju pada
kecepatan konstan pada jalan datar. Kendaraan tersebut mengalami dua
gaya yang menghambat gerak lajunya perlawanan rolling (rolling
resistance) dan tahanan aerodinamika. Perlawanan rolling berkaitan dengan
deformasi menerus dari roda kendaraan. Penjumlahan antara tahanan
aerodinamika dan perlawanan rolling disebut dengan beban jalan (road
load). Mesin kendaraan harus secara terus-menerus menyediakan daya
untuk mengatasi beban jalan tersebut. Daya tersebut merupakan hasil
perkalian dari beban jalan dengan kecepatan kendaraan.
Gambar 2.6 memperlihatkan variasi dari daya beban jalan terhadap
kecepatan kendaraan untuk suatu kendaraan truk trailer. Daya perlawanan
rolling hampir-hampir linier terhadap kecepatan, sedangkan daya tahanan
aerodinamika bervariasi terhadap pangkat tiga kecepatan. Kurva
perlawanan rolling dan kurva tahanan aerodinamika berpotongan masing-
masing berkontribusi sama pada beban jalan pada suatu kecepatan sekitar
50 mph (80 km/h) dan 60 mph (96 km/h). Daya yang dibutuhkan untuk
mengatasi tahanan pada kecepatan ini mengakibatkan aerodinamika
meningkat secara cepat dan menjadi faktor pengontrol dalam kecepatan
kendaraan

Gambar 2.6 Variasi daya beban jalan terhadap komponen kecepat


commit
(sumber: http://www. to daya
variasi user dengan kecepatan.com)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

Pengurangan tahanan untuk mobil disulitkan dengan adanya


permasalahan yang ditimbulkan akibat tahanan bawah (underbody Drag)
dan tahanan gangguan (interference Drag). Bagian bawah kendaraan secara
aerodinamika sangatlah rumit disebabkan oleh permukaan-permukaan yang
menonjol seperti bagian-bagian penampung oli, muffler dan suspensi,
masing-masing permukaan ini mengalami gaya tahanan yang relatif besar.
Gambar 2.7 dan Gambar 2.8 adalah adalah contoh pola garis arus
(streamline) dua jenis mobil dengan pengujian dalam terowongan angin
(wind tunnel ) yang disebut dengan metode eksperimen.

Gambar 2.7 Pola garis arus (streamline) pada model mobil Artega GT
(sumber: http://www.contoh aliran udara pada mobil.com)

Gambar 2.7 adalah pola garis arus pada bagian permukaan atas
model mobil Artega GT. Model mobil dilengkapi dengan roda dan kaca
spion. Bentuk body mobil didesain sebaik mungkin agar terjadi penundaan
separasi pada titik tertentu sehingga area wake yang terjadi menjadi lebih
kecil sehingga gaya hambat yang terjadi menjadi semakin kecil .

Gambar 2.8 Pola garis arus (streamline) pada mobil jenis sports car Porsche
(sumber: http://www.contoh aliran udara pada mobil.com)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

Ganbar 2.8 adalah pola garis arus pada mobil Porsche dengan
penambahan front bumper dan spoiler. Penambahan front bumper dan
spoiler pada bagian depan body mobil bertujuan agar meningkatkan traksi
(traction) dan dapat berpengaruh pada karakteristik-karakteristik
pengemudian (handling characteristics).
Gambar 2.9 dan Gambar 2.10 adalah contoh pola garis arus
(streamline) pada dua jenis mobil dengan menggunakan metode analisa
numerik yaitu dengan memanfaatkan program untuk analisa aliran fluida
yang sering disebut dengan CFD atau Computational Fluid Dynamic

Gambar 2.9 Pola garis arus (streamline) pada model truk trailer
(sumber: http://www.contoh simulasi CFD aliran udara pada mobil.com)

Computational Fluid Dynamic digunakan untuk menganalisa aliran


fluida keunggulan CFD adalah praktis dan efisien dari pada analisa dengan
eksperimen. Analisa aliran fluida dengan menggunakan CFD
(Computational Fluid Dynamic) lebih hemat biaya karena pembuatan
model dapat dikerjakan dengan perangkat lunak CAD (Computer Aided
Design) sedangkan pada analisa aliran fluida dengan metode
eksperimen,pembuatan model di kerjakan secara manual dengan meterial
tertentu yang membutuhkan biaya yang cukup mahal. Gambar 2.9
memperlihatkan salah satu contoh pola garis arus pada model truk trailer.
Dari hasil simulasi yang sudah dilakukan dengan CFD kita dapat
memprediksi dan menganalisa aliran fluida yang terjadi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

Gambar 2.10 Pola garis arus (streamline) pada model mobil sedan
(sumber: http://www.contoh simulasi CFD aliran udara pada mobil.com)

Gambar 2.10 adalah pola garis arus pada model mobil sedan dari
hasil simulasi dengan CFD (Computational Fluid Dynamic). Dari gambar
tersebut tampak area olakan yang disebabkan separasi aliran pada bagian
belakng mobil. Area olakan tersebut dapat dikurangi agar coefficient
tahananya menjadi semakin kecil dengan merubah bentuk bagian belakang
model mobil tersebut.
Analisa aliran fluida yang melewati sebuah mobil sampai saat ini
masih terus di lakukan untuk mendapatkan coefficient tahanan yang
semakin kecil. Tabel 2.1 menunjukan nilai coefficient tahanan dari
beberapa jenis mobil dengan coefficient tahanan besar sampai mobil
concept yang didwsain sebaik mungkin agar menghasilkan coefficient
tahanan yang lebih kecil.
Tabel 2.1 Nilai coefficient tahanan beberapa jenis mobil
No. Jenis Mobil Tahun Produksi Cd
1. Hummer H2 2003 0.57
2. Ford Escape Hybrid 2005 0.40
3. Volkswagen Tiguan 2008 0.37
4. Mazda RX-8 2004 0.31
5. Honda Civic Hybrid 2003-2005 0.28
6. Toyota Prius 2010 0.25
7. BMW Vision Efficient 2009 0.22
Dynamics Concept
8. Volkswagen 1-litre car 2002-2013 (planned 0.159
Concept commit to userproduction)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

2.7. Komposit
Komposit adalah bahan yang terbentuk apabila dua atau lebih
komponen yang berlainan digabung atau bahan hibrida yang terbuat dari
resin polimer diperkuat dengan serat, menggabungkan sifat-sifat mekanik
dan fisik.
Ilustrasi ikatan dan sifat fisik polimer dapat dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11. Komposisi Komposit


(Sumber: K. van Rijswijk, et.al, 2001)

Bahan komposit merupakan bahan gabungan secara makro yang


didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran
atau kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utama yang secara makro
berbeda dalam bentuk dan atau komposisi material yang tidak dapat
dipisahkan (Schwartz, 1984).
Material komposit mempunyai beberapa keuntungan diantaranya
1. Bobotnya ringan
2. Mempunyai kekuatan dan kekakuan yang baik
3. Biaya produksi murah
4. Tahan korosi
Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian dari Komposit
Keuntungan Kerugian
- Berat berkurang - Biaya bertambah untuk bahan baku
- Rasio antara kekuatan atau rasio dan fabrikasi
kekakuan dengan berat tinggi - Sifat-sifat bidang melintang lemah
- Sifat-sifat yang mampu beradaptasi: - Kelemahan matrik, kekerasan rendah
Kekuatan atau kekakuan dapat - Matriks dapat menimbulkan
beradaptasi terhadap pengaturan beban degradasi lingkungan
- Lebih tahan terhadap korosi - Sulit dalam mengikat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

Material komposit terdiri dari dua buah penyusun yaitu filler dan
matrik. Adapun definisi dari keduanya adalah sebagai berikut:
1. Filler adalah bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan komposit
berupa serat atau serbuk. Serat yang sering digunakan dalam pembuatan
komposit antara lain serat E-Glass, Boron, Carbon dan lain sebagainya.
Bisa juga dari serat alam antara lain serat kenaf, jute, rami, cantula dan
lain sebagainya
2. Matriks. Gibson R.F. (1994) mengatakan bahwa matriks dalam struktur
komposit bisa berasal dari bahan polimer, logam, maupun keramik.
Matriks secara umum berfungsi untuk mengikat serat menjadi satu
struktur komposit. Matriks memiliki fungsi:
a. Mengikat serat menjadi satu kesatuan struktur
b. Melindungi serat dari kerusakan akibat kondisi lingkungan
c. Mentransfer dan mendistribusikan beban ke serat

2.7.1. Klasifikasi Komposit


Berdasarkan matriks yang digunakan komposit dapat dikelompokkan atas:
1. MMC Metal Matriks Composite (menggunakan matriks logam)
Metal Matriks Composite adalah salah satu jenis komposit yang
memiliki matriks logam. MMC mulai dikembangkan sejak tahun 1996.
Pada mulanya yang diteliti adalah Continous Filamen MMC yang
digunakan dalam industri penerbangan
2. CMC: Ceramic Matriks Composite (menggunakan matriks keramik)
CMC merupakan material dua fasa dengan satu fasa berfungsi sebagai
penguat dan satu fasa sebagai matriks dimana matriksnya terbuat dari
keramik. Penguat yang digunakan pada CMC adalah oksida, carbide,
nitride. Proses pembuatan dari CMC dengan proses DIMOX yaitu
pembentukan komposit dengan reaksi oksidasi leburan logam untuk
pertumbuhan matriks keramik di sekeliling daerah filler.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

3. PMC: Polymer Matriks Composite (menggunakan matriks polimer).


Polimer merupakan matriks yang paling umum digunakan pada material
komposit, Karena memiliki sifat yang lebih tahan terhadap korosi dan
lebih ringan. Matriks polimer dibagi menjadi dua yaitu termoset dan
termoplastik. Perbedan ke dua polimer ini adalah polimer termoset tidak
dapat didaur ulang sedangkan termoplastik dapat didaur ulang sehingga
lebih banyak digunakan. Jenis termoplastik yang biasa digunakan
adalah polypropylene (PP), polystryrene (PS), polyethylene (PE), dan
lain-lain
Berdasarkan penempatannya terdapat beberapa tipe serat pada komposit:
1. Continuous Fibre Composite
Continuous Fibre Composite mempunyai susunan serat panjang dan
lurus, membentuk lamina diantara matriksnya. Tipe ini mempunyai
kelemahan pemisahan antar lapisan.
2. Woven Fibre Composite (bi-directional)
Woven Fibre Composite tidak mudah dipengaruhi pemisahan antar
lapisan karena susunan seratnya mengikat antar lapisan.
3. Discontinous Fibre Composite
4. Discontinous Fibre Composite adalah tipe komposit dengan serat
pendek.
Berdasarkan strukturnya komposit dibedakan atas:
1. Particulate Composite Materials
Particulate Composite Materials adalah komposit yang menggunakan
partikel/butiran sebagai filler (pengisi). Partikel berupa logam atau non
logam dapat digunakan sebagai filler.
2. Fibrous Composite Materials
Fibrous Composite Materials adalah komposit serat terdiri dari dua
komponen penyusun yaitu matriks dan serat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

Klasifikasi komposit menurut tipe matriks yang digunakan, serat


dan strukturnya dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Struktur Bagan Komposit


(sumber: http://www.pembagian komposit.com)

2.7.2. Faktor Ikatan Fiber-Matriks


Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang
membutuhkan material yang mempunyai perpaduan dua sifat dasar yaitu
kuat namun juga ringan. Komposit serat yang baik harus mampu menyerap
matriks yang memudahkan terjadi antara dua fase (Schwartz, 1984).
Komposit serat juga harus mempunyai kemampuan untuk menahan
tegangan yang tinggi, karena serat dan matriks berinteraksi dan pada
akhirnya terjadi pendistribusian tegangan. Kemampuan ini harus dimiliki
oleh matriks dan serat. Hal yang mempengaruhi ikatan antara serat dan
matriks adalah void, yaitu adanya celah pada serat atau bentuk serat yang
kurang sempurna yang dapat menyebabkan matrik tidak akan mampu
mengisi ruang kosong pada cetakan. Apabila komposit tersebut menerima
beban, maka daerah tegangan akan berpindah ke daerah void sehingga akan
mengurangi kekuatan komposit tersebut (Schwartz, 1984).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

2.7.3. Komposit Sandwich


Komposit sandwich merupakan material yang tersusun dari tiga
material atau lebih yang terdiri dari plat sebagai skin dan core pada bagian
tengahnya. Banyak variasi definisi dari komposit sandwich, tetapi faktor
utama dari material tersebut adalah core yang ringan, sehingga memper
kecil berat jenis dari material tersebut serta kekakuan dari lapisan skin yang
memberikan kekuatan pada komposit sandwich.
Konstruksi sandwich telah digunakan secara luas dalam beberapa
industri yang membutuhkan suatu konstruksi yang ringan dan kaku.
Pemanfaatan konstruksi sandwich antara lain pada konstruksi lambung
kapal, pesawat terbang, Body mobil, jembatan, dan lain sebagainya.
Komponen penyusun komposit sandwich secara umum terdiri atas tiga
bagian utama yaitu:
1. Face (skin)
Face (skin) adalah bagian terluar dari komposit sandwich. Material atau
bahannya terbuat dari berbagai macam bahan yang dibentuk menjadi
lembaran. Berbagai jenis material dapat digunakan sebagai skin.
Lembaran plat logam seperti aluminium, baja, titanium dan polymer
diperkuat oleh serat merupakan beberapa contoh umum material yang
biasa digunakan sebagai skin.
2. Core
Core adalah inti (pengisi) dari komposit sandwich. Tujuan dari
penambahan core adalah agar terjadi penambahan ketebalan tanpa
terjadi penambahan berat yang berarti, sehingga didapatkan kekakuan
yang relatif tinggi. Core komposit sandwich yang harus mempunyai
sifat ringan, harganya murah dan mempunyai modulus geser tinggi.
3. Adhesive
Adhesive adalah zat perekat yang digunakan untuk mengikat face
dengan core. Kekuatan tarik adhesive harus lebih kuat daripada
kekuatan tarik core.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

2.7.4. Metode pembuatan Komposit


Secara Garis besar metoda pembuatan material komposit terdiri dari atas
dua cara,yaitu
1. Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)
a. Contact Molding/ Hand Lay Up
Hand lay-up adalah metoda yang paling sederhana dan merupakan
proses dengan metode terbuka dari proses fabrikasi komposit. Proses
dari pembuatan dengan metoda ini adalah dengan cara menuangkan
resin dengan tangan kedalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain,
kemudian memberi takanan sekaligus meratakannya menggunakan rol
atau kuas. Proses tersebut dilakukan berulang-ulang ingga ketebalan
yang diinginkan tercapai. Proses ini resin langsung berkontak dengan
udara dan biasanya proses pencetakan dilakukan pada temperatur
kamar.
b. Vacuum Bag
Proses Vacum bag mengunakan pompa vacuum untuk menghisap udara
yang ada dalam wadah tempat diletakkannya komposit yang akan
dilakukan proses pencetakan, Dengan vakum udara dalam wadah maka
udara yang ada diluar penutup plastik akan menekan ke arah dalam. Hal
ini akan menyebabkan udara yang terperangkap dalam spesimen
komposit akan dapat diminimalkan.
c. Pressure Bag
Pressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, tetapi
cara ini tidak memakai pompa vakum tetapi menggunakan udara atau
uap bertekanan yang dimasukkan malalui suatu wadah elastis Wadah
elastis ini yang akan berkontak pada komposit yang akan dilakukan
proses. Tekanan pada proses ini adalah sebesar 30 sampai 50 psi.
d. Spray-Up
Spray-up adalah metode cetakan terbuka yang dapat menghasilkan
bagian-bagian yang lebih kompleks ekonomis dari hand lay-up.
Proses spray-up dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fibre) yang
telah melewati tempat commit to user
pemotongan (chopper).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

e. Filament Winding
Proses fiber tipe roving adalah spesimen dilewatkan melalui wadah
yang berisi resin, kemudian fiber tersebut akan diputar sekeliling
mandrel yang sedang bergerak dua arah, arah radial dan arah tangensial.
Proses ini dilakukan berulang, sehingga cara ini didapatkan lapisan serat
dan fiber sesuai dengan yang diinginkan. Resin termoseting yang biasa
digunakan pada proses ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan
fenolat.

2. Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)


a. Proses Cetakan Tekan (Compression Molding)
Proses cetakan menggunakan hydraulic sebagai penekanya. Fiber yang
telah dicampur dengan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan,
kemudian dilakukan penekanan dan pemanasan. Resin termoset khas
yang digunakan dalam proses cetak tekan ini adalah poliester, vinil
ester, epoxies, dan fenolat.
b. Injection Molding
Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan
atau pelapisan tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam
rongga cetakan bagian atas, kondisi temperature dijaga supaya tetap
dapat mencairkan resin. Resin cair beserta fiber akan mengalir ke
bawah, kemudian injeksi dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju
cetakan.
c. Continuous Pultrusion
Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian
secara kontinu dilewatkan ke cetakan pra cetak dan diawetkan (cure),
kemudian dilakukan pengerolan sesuai dengan dimensi yang
diinginkan. Atau juga bisa di sebut sebagai penarikan serat dari suatu
jaring atau creel melalui bak resin, kemudian dilewatkan pada cetakan
yang telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan tersebut ialah mengontrol
kandungan resin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

2.7.5. Fraksi Volume Komposit


Menurut Gibson (1994), penempatan serat harus mempertimbangkan
geometri serat, arah, distribusi dan fraksi volume, agar dapat dihasilkan
komposit berkekuatan tinggi.
Fraksi Volume (V) =
Volume Serat
Vserat = x 100% (2.5)
Volume Komposit
m ⁄ρ
VSerat = m /ρ f+mf /ρ × 100% (2.6)
f f f f

Volume matrik
Vmatrik = × 100% (2.7)
Volume Komposit
m ⁄m
Vmatrik = m /ρ m+m m/ρ × 100% (2.8)
f f m m

Dimana :
mf = Massa serat (gr)
mm = Massa matrik (gr)
ρ f = Massa jenis serat (gr/mm3)
ρ m = Massa jenis matrik (gr/mm3)

commit to user

Anda mungkin juga menyukai