Anda di halaman 1dari 11

Perhitungan Gaya Drag pada Benda Uji Pelat Persegi Datar … (Muchammad)

PERHITUNGAN GAYA DRAG PADA BENDA UJI PELAT


PERSEGI DATAR MENGGUNAKAN LOW SPEED WIND
TUNNEL
Muchammad*)

Abstrak

Aerodinamika merupakan salah satu cabang ilmu dinamika fluida yang mempelajari
khususnya gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda yang berada di dalam suatu aliran
fluida. Pemecahan masalah-masalah aerodinamika pada umumnya melibatkan
penghitungan berbagai macam sifat dari aliran yang terjadi, seperti kecepatan, tekanan,
masa jenis ataupun temperatur, sebagai suatu fungsi terhadap ruang dan waktu. Dengan
mempelajari pola-pola aliran yang ada, maka akan memungkinkan untuk menghitung
ataupun memperkirakan gaya dan momen yang bekerja pada benda yang terdapat pada
aliran tersebut. Informasi secara eksperimen yang berguna dalam pemecahan masalah
aerodinamika dapat diperoleh melalui bermacam metode, dan salah satu metode tersebut
yaitu dengan menggunakan wind tunnel. Karena dengan metode ini memungkinkan untuk
penggunaan model dan pembuatannya relatif mudah, wind tunnel menjadi suatu alat
yang ekonomis serta akurat dalam rangka penelitian aerodinamika.
Wind tunnel yang digunakan adalah low speed wind tunnel tipe terbuka. Prinsip kerja
dari wind tunnel ini adalah menggerakkan udara dengan fan hisap dibagian belakang
dan meletakkan benda uji pada external balance yang berfungsi untuk mengukur gaya
yang bekerja pada benda tersebut. Disini pengujian dilakukan pada pelat tipis persegi,
terbuat dari logam galvanis dengan panjang sisinya adalah 70 mm. Dari pengujian ini,
untuk variasi kecepatan dari 10.21 m/s sampai dengan 20.69 m/s, pada benda uji
berbentuk pelat datar persegi diperoleh nilai gaya drag (FD) pada kisaran 0.35 N - 1.36
N, bilangan Reynolds (Re) pada kisaran 68000 - 139000, dan nilai koefisien drag (CD)
pada kisaran 1.16 s/d 1.27.

Kata kunci : Low Speed Wind Tunnel, Square Flat Plate, External Balance, Drag,
Coefficient of Drag, Reynolds Number
Pendahuluan Wind tunnel atau terowongan angin
Aerodinamika, sebagai salah satu cabang merupakan salah satu alat percobaan yang cukup
ilmu pengetahuan, mengalami perkembangan penting dalam mempelajari ilmu aerodinamika,
teknologi seperti cabang-cabang ilmu namun seiring perkembangan teknologi maka
pengetahuan yang lain. Aerodinamika dapat terdapat juga metode lain yang digunakan dalam
diartikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari ilmu aerodinamika, yaitu dengan
mempelajari interaksi antara aliran fluida dengan penggunaan simulasi terhadap gaya-gaya
benda-benda solid yang bergerak secara relatif di aerodinamika menggunakan bantuan komputer,
dalam aliran tersebut. Salah satu penerapan metode ini lebih dikenal sebagai Computational
aerodinamika digunakan dalam rangka Fluid Dynamics (CFD). Adapun dalam tugas
perancangan maupun peningkatan kemampuan akhir ini, perhitungan gaya drag pada benda uji
pesawat terbang serta kendaraan bergerak pelat persegi menggunakan low speed wind
lainnya, baik darat maupun air seperti kapal, tunnel dilakukan secara percobaan (experimental)
mobil dan lain-lainnya, selain itu ilmu menggunakan alat percobaan berupa wind tunnel
aerodinamika diterapkan juga pada bangunan- dengan spesifikasi low speed wind tunnel.
bangunan statis seperti jembatan maupun Wind tunnel sebagai alat uji
gedung-gedung bertingkat. aerodinamika terdiri dari beberapa bagian penting
yaitu bagian seksi uji (Test Section), yang
*)
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
15
Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang Semarang. e-mail: m_mad5373@yahoo.com
Momentum, Vol. 2, No. 1, April 2006 : 15 - 25

transparan, honeycomb sebagai penyearah aliran dan sebagainya memiliki sifat yang kontinyu
udara yang masuk kedalam seksi uji, kipas terhadap posisi dan waktu.
penyedot angin berupa motor penggerak dan fan, Pengujian aliran fluida dengan benda uji
serta external balance sebagai alat ukur gaya low speed wind tunnel menggunakan fluida
yang terjadi pada benda kerja. Adapun pada berupa udara. Udara dalam kondisi normal
pengujian ini digunakan benda kerja berupa pelat merupakan suatu fluida newtonian. Yaitu fluida
persegi datar dengan tujuan dapat menghitung yang mengalami tegangan geser (shear stress)
gaya drag akibat aliran udara yang mengenai berbanding langsung terhadap tingkat deformasi
permukaan benda uji dengan bentuk dasar pelat yang terjadi. Pengujian wind tunnel sendiri
persegi datar. termasuk dalam bahasan bidang dinamika fluida
Tujuan utama dari pengujian (fluid dynamics).
aerodinamika model pelat persegi dengan low Aliran fluida dapat diklasifikasikan
speed wind tunnel ini adalah: seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Pengujian
1. Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja aliran fluida pada benda uji dalam low speed
pada benda uji meliputi gaya drag, bilangan wind tunnel termasuk dalam tipe menurut garis
Reynolds, dan koefisien drag. tebal pada Gambar 2.1 yaitu aliran viscous,
2. Untuk mengetahui pengaruh bentuk benda incompressible, laminar dan external.
uji terhadap aliran udara yang melewatinya Aliran Fluida
serta gaya-gaya yang berpengaruh.
3. Untuk mengetahui visualisasi aliran dari
Inviscous Viscous
benda uji pelat persegi datar. µ=0
Batasan masalah yang ada:
1. Benda kerja yang digunakan adalah pelat
persegi datar dengan panjang sisi 70 mm, Laminar Turbulent
terbuat dari logam galvanis.
2. P
engukuran gaya drag dilakukan dengan
menggunakan external balance dengan 11 Compressible Incompressibl Internal External
e
variasi kecepatan aliran angin. Gambar 2.1 Klasifikasi Aliran Fluida
3. Kondisi aliran yang dipilih adalah laminar,
steady, dan incompressible. Wind Tunnel
4. Desain dan konstruksi wind tunnel tidak Wind tunnel atau terowongan angin
dibahas dalam tugas akhir ini. merupakan salah satu alat percobaan dasar yang
cukup penting dalam mempelajari ilmu
Klasifikasi Aliran Fluida aerodinamika, namun seiring perkembangan
Dalam aerodinamika, kita mempelajari teknologi maka terdapat juga metode lain yang
interaksi antara aliran fluida dengan benda solid digunakan dalam mempelajari ilmu
yang bergerak secara relatif di dalam aliran fluida aerodinamika, yaitu dengan penggunaan simulasi
tersebut. Adapun fluida merupakan suatu zat terhadap gaya-gaya aerodinamika menggunakan
yang berubah bentuknya secara kontinyu yang bantuan komputer, metode ini lebih dikenal
dikarenakan adanya gaya geser tangensial sebagai Computational Fluid Dynamics atau
(shear). Karena adanya sifat ini fluida cenderung disingkat sebagai CFD. Perhitungan gaya drag
untuk mengalir jika ada gaya geser tangensial pada benda uji pelat persegi dilakukan secara
yang bekerja. Fluida yang mengalir didefinisikan experimental (percobaan) menggunakan alat
sebagai fluida yang continuum, fluida dianggap percobaan berupa wind tunnel dengan spesifikasi
sebagai kumpulan molekul yang tergabung secara low-speed wind tunnel.
keseluruhan dan tidak dilihat atau dianalisa Informasi secara eksperimen sangat
secara molekul. Pada kebanyakan aplikasi diperlukan dalam menyelesaikan masalah-
engineering, yang menjadi perhatian utama masalah aerodinamika, informasi secara
adalah efek fluida secara makroskopik, dimana eksperimen dapat dicapai dengan berbagai cara,
fluida diperlakukan sebagai zat yang tidak dapat dari pengujian terbang, pengujian jatuh,
dibagi-bagi atau dipecah-pecah. Akibatnya sifat- terowongan air, tuas berputar, penerbangan roket,
sifat fluida seperti massa jenis, suhu, kecepatan uji balistik, serta subsonic, nearsonic, transonic,

16
Perhitungan Gaya Drag pada Benda Uji Pelat Persegi Datar … (Muchammad)

supersonic, dan hypersonic wind tunnel yang Wind tunnel diklasifikasikan berdasarkan
semuanya memiliki keunggulan masing-masing. kecepatan udara yang dihasilkan dari terowongan
udara itu sendiri. Terdapat empat jenis wind
tunnel berdasarkan klasifikasi tersebut. Subsonic
wind tunnel digunakan pada operasi bilangan
Tipe Wind Tunnel Mach yang sangat rendah, dengan kecepatan di
Ada dua tipe dasar wind tunnel. Pertama, test section (seksi uji) sampai dengan 400 km/jam
disebut open-circuit (“Eiffel” atau “NPL”) (M = 0,3). Tipe mereka adalah open-circuit
tunnel, tidak memiliki pengarah balik udaranya tunnel, atau closed-circuit tunnel. Udaranya
dapat dilihat pada Gambar 2.3a. Setelah udara bergerak dengan sistem penggerak yang terbuat
meninggalkan diffuser, udara tersebut terlepas dari kipas aksial yang dapat meningkatkan
langsung ke udara bebas. Apabila tunnel tekanan dinamik untuk mengatasi kerugian
mengambil udara langsung dari atmosfer, maka viskositas. High subsonic wind tunnel
udara yang diambil adalah udara segar yang baru. (0,4<M<0,75) atau Transonic wind tunnel
Tipe kedua, disebut closed-circuit atau (0,75<M<1,2) didesain dengan prinsip yang sama
”Prandtl”, ”Göttingen, atau ”return-flow” tunnel dengan subsonic wind tunnel. Transonic wind
Gambar 2.3b, sesuai nama yang terakhir, udara tunnel dapat mencapai kecepatan mendekati
yang keluar dari diffuser diarahkan kembali kecepatan suara. Kecepatan tertinggi dicapai
untuk masuk ke entrance cone. Tipe wind tunnel pada test section (seksi uji). Supersonic wind
yang akan digunakan disini adalah tipe wind tunnel adalah wind tunnel yang dapat
tunnel open-circuit dimana udara yang sudah memproduksi kecepatan supersonik (1,2<M<5).
lewat tidak diarahkan kembali namun langsung Untuk memproduksi kecepatan supersonik maka
menuju udara bebas. Adapun secara garis digunakan desain yang tepat dari convergent
besarnya ada 2 tipe dasar wind tunnel yang dapat divergent nozzle. Hypersonic wind tunnel
dilihat pada Gambar 2.2. Kelebihan dari sistem didesain untuk menghasilkan aliran dengan
ini karena lebih ekonomis dan dapat kecepatan hypersonic (5<M<15) di seksi uji.
meminimalisir kerugian energi dan turbulensi.

Wind Tunnel

Open Circuit Closed Circuit

Gambar 2.2 Tipe Wind Tunnel

Gambar 2.4 Klasifikasi Wind Tunnel

Bagian-Bagian dari Wind Tunnel


Pada sebuah unit wind Tunnel terdapat
Gambar 2.3a Open Circuit Tunnel berbagai macam bagian, namun secara garis
besarnya ada lima bagian utama, dibagian paling
depan terdapat settling chamber yang didalamnya
terdapat honeycomb, lalu udara masuk melalui
contraction cone menuju test section, lalu udara
keluar melewati diffuser, dan dibagian belakang
terdapat drive section yang didalamnya terdapat
fan dan motor penggeraknya. Adapun instrumen
pendukungnya antara lain breather, corner, dan
Gambar 2.3b Closed- Circuit Tunnel sebagai alat ukurnya digunakan external balance.
Klasifikasi Wind Tunnel Settling Chamber

17
Momentum, Vol. 2, No. 1, April 2006 : 15 - 25

Fungsi settling chamber yaitu untuk Sensor untuk mengukur gaya dalam hal
menyeragamkan aliran udara. Karena aliran ini external balance, seperti gaya lift dan drag
turbulen dapat menyebabkan gaya menjadi tidak ditempatkan pada di test section. Dalam suatu
dapat diperkirakan dan diukur di dalam seksi uji. pengujian aerodinamika, selain lift (gaya angkat),
Didalam settling chamber terdapat honeycomb, drag (gaya hambatan), dan pitching moment,
yang berfungsi untuk mengembangkan atau masih terdapat gaya atau momen lain, terutama
menghasilkan aliran udara yang halus pada seksi pada bentuk-bentuk yang mulai rumit seperti
ujinya sehingga aliran udaranya dapat lebih pesawat terbang. Gaya atau momen tersebut
linier. Honeycomb ini harus digunakan karena meliputi rolling moment, yawing moment, dan
pengaruhnya dalam mengembangkan aliran udara side force.[Alan Pope, 1966]
sangat besar [Alan Pope, 1966]. Pada wind tunnel Keenam gaya dan momen inilah yang
tipe terbaru dengan nilai rasio kontraksi tinggi harus dapat ditentukan dan diukur oleh sebuah
jarang membutuhkan honeycomb, bahkan balance dalam sebuah terowongan udara.
terkadang pada kasus tertentu honeycomb tidak
membantu untuk menurunkan turbulensi.

Gambar 2.5 Settling Chamber

Gambar 2.9 Diagram Wind Tunnel Balance


Gambar 2.6 Honeycomb Keterangan :
1. Lift –L = C + D + E
Contraction Cone 2. Drag D=A+B
Contraction cone berfungsi untuk 3. SideForce Y=F
mengambil udara yang memiliki kecepatan 4. Rolling Moment RM = ( C – D ) x b/2
rendah bervolume besar dan menguranginya 5. Yawing Moment YM = ( A – B ) x b/2
menjadi udara yang memiliki kecepatan tinggi 6. Pitching Moment M=Exc
bervolume kecil. Semakin ukuran contraction
cone mengecil semakin tinggi kecepatan Secara umum terdapat dua macam
udaranya. balance yang sering digunakan, pertama adalah
internal balance, dimana posisinya terletak
dalam model atau benda kerja yang nantinya
akan mengirim data melalui sistem elektronik,
Gambar 2.7 Contraction Cone
dan yang kedua adalah external balance, dimana
memiliki beban diluar terowongan udara sebelum
Test Section ( Seksi Uji )
dilakukan pengukuran. External balance sendiri
Test section berfungsi sebagai tempat
memiliki lima macam tipe sesuai dengan caranya
untuk menempatkan model sebuah sayap atau
memegang benda kerja seperti strut, wire, yoke,
pesawat atau benda yang ingin kita uji. Saat
platform, dan pyramidal. Adapun balance yang
aliran udara berdasarkan kecepatan yang
nantinya digunakan adalah external balance tipe
diinginkan, sensor untuk mengukur gaya dalam
strut. Klasifikasi balance dapat dilihat pada
hal ini external balance, seperti gaya lift dan drag
Gambar 2.10 berikut ini.
ditempatkan juga di test section. Lift adalah gaya
pada sayap yang berlawanan dengan gaya Balance
gravitasi. Lift menahan pesawat di udara. Drag
adalah gaya pada sayap searah dengan aliran
Internal Balance External Balance
udara.

Strut Wire Yoke Platform Pyramidal

Gambar 2.8 Test Section Gambar 2.10 Klasifikasi Balance

18
Perhitungan Gaya Drag pada Benda Uji Pelat Persegi Datar … (Muchammad)

Pada external balance tipe strut, yang


menjadi ciri khasnya adalah penggunaan satu
atau dua buah strut (penyangga) untuk benda
kerjanya, sedangkan tipe platform juga
menggunakan penyangga namun jumlahnya lebih
dari dua. Pada external balance tipe strut
Gambar 2.14. Fan
memiliki keunggulan yaitu kepresisian yang
cukup tinggi, minim terjadinya defleksi, dan
Deskripsi Wind Tunnel
biaya yang tidak terlalu mahal.
Dalam pengujian aerodinamika pada
benda uji berupa pelat persegi, digunakan
terowongan angin tipe open-circuit yang dapat
dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 2.11 Contoh Bentuk External Balance


Tipe Strut

Diffuser
Diffuser berfungsi untuk memperlambat
laju udara yang keluar dari seksi uji sebelum
menuju keluaran atau atau dalam closed-circuit
tunnel untuk sirkulasi kembali. Perlambatan laju 9 7 4
2
8 6 5 10 3
udara disebabkan karena bentuk dari diffuser.
Gambar 3.1 Terowongan angin tipe open-circuit

Keterangan Gambar:
Gambar 2.12 Diffuser 1. Settling Chamber
Settling chamber berfungsi untuk
Drive Section menyeragamkan aliran udara yang
Drive section berfungsi untuk masuk menuju test section.
menyediakan gaya yang dapat menyebabkan 2. Honeycomb
udara bergerak melewati terowongan. Gaya ini Honeycomb berfungsi untuk
secara biasanya didapat dari fan yang besar. mengembangkan atau menghasilkan
Sedangkan wind tunnel yang membutuhkan aliran udara yang halus pada seksi uji
kecepatan yang sangat tinggi dan yang dapat sehingga aliran udaranya dapat lebih
menghasilkan angin yang melebihi kecepatan linier.
suara dengan menggunakan pressurized gases 3. Contraction Cone
(gas yang ditekan) atau vacuum cylinders Contraction cone berfungsi untuk
(silinder vakum). mengambil udara yang memiliki
kecepatan rendah bervolume besar dan
menguranginya menjadi udara yang
memiliki kecepatan tinggi bervolume
kecil.
4. Test Section
Gambar 2.13 Drive Section Test section berfungsi sebagai tempat
untuk menempatkan, sensor untuk
mengukur gaya dalam hal ini external

19
Momentum, Vol. 2, No. 1, April 2006 : 15 - 25

balance, seperti gaya lift dan drag cone. Bahan yang digunakan adalah akrilik
ditempatkan juga di test section. transparan 5 mm yang diperkuat pelat aluminium
5. Diffuser di kedua sisinya. Dibagian bawahnya terdapat
Diffuser berfungsi untuk celah untuk memasukkan benda uji dan
memperlambat laju udara yang keluar anemometer.
dari seksi uji.
6. Exhaust Fan
Exhaust fan berfungsi untuk
menyediakan gaya yang dapat
menyebabkan udara bergerak melewati
terowongan.
Gambar 3.3 Test Section
7. External Balance
External balance berfungsi untuk
External Balance
mengukur gaya-gaya yang terjadi pada
Dalam aliran udara pada wind tunnel ini,
benda uji yang diletakkan di test
benda akan memiliki gaya-gaya dan momen yang
section meliputi gaya lift dan gaya
bekerja diukur dengan external balance yang
drag..
kemudian diteruskan pada 2 buah timbangan
8. Motor Penggerak
digital, sehingga didapat besaran dalam skala
Motor penggerak berfungsi sebagai
berat. Adapun yang harus diperhatikan dalam
pemberi daya untuk menggerakkan fan
instalasinya adalah kerataan dari tuas tuas
dan merupakan satu bagian dengan
penekannya.
drive section.
9. Timbangan Digital 1
Timbangan digital 1 berfungsi untuk
mengukur gaya lift yang terjadi pada
benda kerja yang berada di test section.
10. Timbangan Digital 2
Timbangan digital 2 berfungsi untuk
mengukur gaya drag yang terjadi pada Gambar 3.4 External Balance
benda kerja yang berada di test section.
Anemometer
Settling Chamber Untuk mengukur kecepatan udara dalam
Dalam pengujian ini digunakan settling wind tunnel, anemometer yang digunakan dalam
chamber dengan bentuk segi delapan, seperti pengujian ini adalah anemometer digital Lutron
pada Gambar 3.2. Bagian dalam dari settling AM-4206 dengan spesifikasi sebagai berikut:
chamber dicat dan di pernis untuk mengurangi Air Velocity Range: 0,4-25,00 m/s
gesekan permukaan sehingga dapat mengurangi Resolution: 0,01 m/s
terjadinya turbulensi di daerah permukaan. Accuracy: ±(2% + 0,2 m/s)
Honeycomb berbentuk lingkaran. Contraction Air Temperature Range: 0º-50ºC
cone juga dicat dan di pernis untuk mengurangi Power Consumption: Approx DC 8,3 mA
gesekan permukaan.

Gambar 3.5 Anemometer

Gambar 3.2 Settling Chamber Timbangan Digital

Test Section
Pada seksi uji ini karena bentuknya
menyatu dengan ducting maka bentuknyapun
mengikuti bentuk segi delapan dari contraction

20
Perhitungan Gaya Drag pada Benda Uji Pelat Persegi Datar … (Muchammad)

Gambar 3.6 Timbangan digital TIF 9010A


Adapun spesifikasi dari timbangan digital TIF
9010A series adalah sebagai berikut:
Capacity / Weighing Range : 0,000 to 55,000 kg
Normal Resolution : 2 gram
Accuracy : ± 0,5% of reading ± 1digit
Power Supply : one 9V alkaline battery. Gambar 3.9 Diffuser
Operating Temperature : 0ºC - 49ºC Exhaust Fan
Untuk mengalirkan udara dari luar
masuk kedalam seksi uji digunakan exhaust fan,
dimana digunakan motor dinamo dengan
karakteristik sebagai berikut:
Merk : POWER
Tipe : 3 Phase AC
Gambar 3.7 Timbangan digital Sartorius Basic Serial :Y90L-2
B310S Speed : 2840 rpm
spesifikasi dari timbangan digital sartorius basic Daya : 3 HP
B 310 S series adalah sebagai berikut: Volt/Ampere : 380 V / 4,8 A
Capacity / Weighing Range : 310 gram
Readability : 0,001gram
Tare Range : 310 gram
Standard Deviation : +/- 0,001 gram
Stabilization Time : 2 second
Ambient Temperature Range: 0° - 40° C
Gambar 3.10 Exhaust Fan
Allowable Humidity : 15 - 85 %
Pengujian
Pan Size : Ø130 mm
Prosedur Pengujian
Langkah Langkah yang dilakukan
Benda Uji
dalam pengujian gaya drag pada pelat persegi
Benda uji yang digunakan pada Tugas
adalah sebagai berikut :
Akhir ini adalah pelat persegi dengan
1. Menghitung keadaan awal pada
spesifikasi sebagai berikut
laboratorium. Meliputi: temperatur udara,
Dimensi : 70 x 70 mm
kelembaban udara, tekanan udara, kerapatan
(pelat persegi)
udara, dan koefisien viskositas.
Bahan : Galvanized Metal
2. Memasang anemometer pada titik tengah
Berat : 70 gram
dari seksi uji
3. Melakukan penyetelan pada damper untuk
mendapatkan kecepatan yang dikehendaki.
4. Menyalakan fan.
5. Membaca kecepatan yang terbaca pada
Gambar 3.8 Benda uji pelat persegi datar anemometer.
6. Mematikan fan.
Diffuser 7. Melepas anemometer.
Pada diffuser ini karena bentuknya 8. Memasang strut pada dudukan atas external
menyatu dengan test section maka bentuknyapun balance, kencangkan baut pengunci.
mengikuti bentuk segi delapan dari test section. 9. Melakukan leveling pada kedua sumbu
Bahan yang digunakan adalah fiber glass yang external balance dengan mengacu pada dua
dilapisi cat dan di pernis untuk mengurangi buah waterpass yang berada di bagian atas
gesekan permukaan. dengan mengatur dua buah bandul pemberat
yang berada pada sisi berlawanan dari
batang penekan.

21
Momentum, Vol. 2, No. 1, April 2006 : 15 - 25

10. Menurunkan baut penekan pada batang


penekan external balance hingga menyentuh
permukaan timbangan digital.
11. Melakukan setting nol pada timbangan
12. Menghidupkan motor dinamo, tunggu sesaat
hingga alirannya stabil.
13. Membaca gaya yang tertera pada timbangan
digital TIF 9010A. Ambil 5 sampel data.
14. Mematikan kipas.
15. Memasang model pelat persegi ke strut-nya.
16. Mengulangi langkah 11 sampai 15 untuk
mengukur gaya drag pada pelat persegi.
17. Mengulangi langkah 2 sampai 16 untuk 10
macam variasi kecepatan yang lain.

Data Pengujian
Data hasil pengujian digunakan sebagai
data untuk melakukan perhitungan dan hasil
perhitungan tersebut nantinya digunakan sebagai
acuan untuk menghasilkan analisa. Data
pengujian ini memiliki 11 variasi kecepatan
dengan range antar 10 m/s sampai dengan 20 m/s
yang pada masing-masing variasi kecepatan Pengolahan Data Pengujian
diambil 5 sampel data yang terbaca pada Data hasil pengujian memerlukan
timbangan digital. Tabel 4.1 memberikan pengolahan lebih lanjut dikarenakan hasil yang
informasi kepada kita bahwa variasi kecepatan tertera dalam timbangan bukan hasil akhir. Data
yang berbeda dapat menghasilkan besar gaya tersebut akan dikonversikan ke dalam gaya yang
yang berbeda berdasarkan tingkat kecepatan yang sebenarnya terjadi pada benda uji pelat persegi.
melewati benda kerja.

Tabel 4.1 Data Pengujian


Perhitungan Gaya Terbaca Pada Alat Ukur
Dari Tabel 4.1 yaitu data pengujian,
didapatkan rata-rata kecepatan dari masing-
masing variasi kecepatan dan rata-rata gaya yang
diterima oleh timbangan digital dalam satuan
gram, bila dikonversikan ke dalam skala Newton
dengan gaya gravitasi 9,81 m/s2 sehingga
didapatkan nilai sebagai berikut:

Tabel 4.2 Gaya Terbaca Pada Alat Ukur

Dari diagram benda bebas external


balance dibawah ini dapat diperhitungkan gaya
aktual yang terjadi pada benda kerja dengan

22
Perhitungan Gaya Drag pada Benda Uji Pelat Persegi Datar … (Muchammad)

mengambil titik acuan pada titik pusat benda uji


pelat persegi.

Grafik Pembacaan Fd pada External Balance


25.000

20.000

Gambar 4.1. Diagram Benda Bebas External

V (m/s)
15.000

Balance 10.000

Dimana : 5.000

F1 = Gaya aktual pada benda kerja 0.000


0.000000 0.500000 1.000000 1.500000 2.000000 2.500000

F2 = Gaya terbaca pada alat ukur Fd (Newton)

Fd terbaca Fd aktual
L1 = Jarak titik pusat pelat persegi dengan titik
tumpu ө Grafik 4.1. Perbandingan Gaya Drag Terbaca
L2 = Jarak batang penekan dengan titik tumpu ө Dengan Gaya Drag Aktual Pada Sistem External
L3 = Jarak pusat berat batang penyeimbang dgn Balance
titik tumpu ө
L4 = Jarak titik berat bandul penyeimbang dgn Perhitungan Koefisien Drag dan Bilangan
titik tumpu ө Reynolds
W1 = Berat keseluruhan sistem pada sumbu y Untuk menentukan koefisien drag dan
W2 = Berat batang penekan bilangan Reynolds, hal yang pertama harus kita
W3 = Berat batang penyeimbang ketahui adalah besar densitas udara dengan
W4 = Berat bandul penyeimbang menggunakan persamaan:
Dengan diasumsikan bahwa sistem dalam P
ρ=
keadaan setimbang, sehingga persamaannya RT
adalah sebagai berikut: dengan nilai P = 92300 kg/s2
Σ Mө = 0 R = 287 kg/mºK
1 T = 301 K
F1 L1 + W2 L2 = F2 L2 + W3 L3 + W4
2 Sehingga didapat nilai ρ = 1,068 kg/m3
L4 Lalu menentukan besar koefisen viskositas udara
Dikarenakan dilakukan reset pada timbangan dengan menggunakan persamaan:
3
sesudah leveling maka gaya berat yang
dikarenakan berat batang penekan tidak T 2 To 110
µ = µ0
diperhitungkan, sehingga persamaannya menjadi: To T 110
F1 L1 = F2 L2
Dimana besar L1 = 0,320 meter Sehingga didapat nilai µ = 1,1173 . 10-5 kg/ms
L2 = 0,211 meter Kemudian menentukan debit aliran udara dengan
Sehingga didapatkan nilai FD aktual seperti pada menggunakan persamaan:
tabel dibawah ini. V2
q=
Tabel 4.3 2
Gaya Terbaca dan Aktual Pada Benda Kerja
Dari perhitungan diatas digunakan untuk
menghitung Re dan Cd dengan menggunakan
persamaan dibawah ini:

23
Momentum, Vol. 2, No. 1, April 2006 : 15 - 25

VL karenakan oleh tahanan bentuk, gaya tersebut


Re = = ρL/μ x V dimana ρL/μ untuk berasal dari koefisien tekanan negatif yang
timbul pada bagian depan pelat, meskipun
kondisi steady merupakan suatu tetapan, sebenarnya terjadi gaya tarik viskos, namun gaya
sehingga untuk pelat persegi Re didapat : tarik viskos tersebut hanya bekerja pada
permukaan pelat, sehingga tidak ada komponen
Re = 6691.13 x V gaya dorong depan untuk memungkinkan
Fd timbulnya skin-friction drag..
Cd = di dapat dari
qA 1.4
Grafik Hubungan V-Cd
2
V 1.2
Fd = Cd x qA dimana q = sehingga 1.0
2 0.8

Cd
0.6
V2 0.4
Fd = Cd A 0.2
2 0.0
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Sehingga didapatkan nilai Re dan Cd pada V (m/s)

masing-masing variasi kecepatan adalah sebagai Grafik 4.2 Hubungan Kecepatan dan Koefisien
berikut: Drag

Grafik Hubungan V - Re
160000

Tabel 4.4. Tabel perhitungan Re dan Cd 140000

120000
Re

100000

80000

60000
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
V (m/s)

Grafik 4.3 Grafik Hubungan Kecepatan dan


Bilangan Reynolds

Analisa Dari pengolahan data pengujian


Dari Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa gaya didapatkan grafik hubungan antara bilangan
drag meningkat seiring dengan pertambahan Reynold dan koefisien drag yang cenderung
kecepatan. Sedangkan untuk koefisien drag mengalami kenaikan cukup kecil atau dapat
mengalami kenaikan yang cukup kecil seiring dikatakan konstan yang sesuai dengan referensi
dengan makin tingginya kecepatan. Hal ini yaitu pada saat bilangan Reynolds (berdasarkan
disebabkan oleh makin besarnya bilangan dari tinggi dimensi pelat) lebih dari 103, koefisien
Reynolds ketika kecepatannya bertambah. Hal ini drag dapat dikatakan tidak terpengaruh oleh
dapat dilihat pada Grafik 4.3 hubungan kecepatan bilangan. Hal ini digambarkan dalam Grafik 4.4.
dan bilangan Reynolds, dimana antara kecepatan Grafik Hubungan Re dan Cd
dan bilangan Reynolds berbanding lurus.
Peningkatan nilai koefisien drag tersebut 1.40
1.20
dapat dilihat pada Grafik 4.2. Dari referensi 1.00
0.80
sendiri seharusnya koefisien drag untuk pelat
Cd

0.60
persegi dikatakan konstan atau tetap, yaitu pada 0.40
0.20
saat bilangan Reynolds (berdasarkan dari tinggi 0.00
dimensi pelat) lebih dari 103, koefisien drag dapat 60000 80000 100000 120000 140000
Re
dikatakan tidak terpengaruh oleh bilangan
Reynolds hal ini dikarenakan adanya titik Referensi Hasil Pengujian

separasi yang tetap pada geometri. Pada benda Grafik 4.4 Hubungan Antara Koefisien Drag dan
dengan bentuk pelat persegi besarnya gaya drag Bilangan Reynolds
yang terjadi seluruhnya adalah murni di

24
Perhitungan Gaya Drag pada Benda Uji Pelat Persegi Datar … (Muchammad)

Visualisasi Aliran 3. Dari perhitungan diketahui bahwa untuk


Di samping melakukan perhitungan gaya variasi kecepatan antara 10.21 m/s sampai
drag pada benda uji, dilakukan juga pengujian dengan 20.69 m/s maka bilangan Reynoldsnya
visualisasi aliran. Visualisasi aliran dilakukan berkisar antara 68000 sampai dengan 139000,
dengan menggunakan benang yang disusun pada dimana pada kisaran bilangan Reynolds ini
grid-grid, seperti terlihat pada gambar 4.2, aliran yang terjadi adalah aliran laminar.
sehingga pada saat benda uji terkena aliran angin 4. Dari percobaan visualisasi aliran dengan
dapat terlihat pola aliran di sekitar benda uji menggunakan benang, diketahui bentuk pola
tersebut. Dari hasil visualisasi ini kemudian aliran pada benda uji pelat persegi sesuai
dilakukan perbandingan hasil visualisasi dengan referensi.
percobaan dengan visualisasi dari referensi untuk
mengetahui jenis aliran yang terjadi beserta Saran
fenomena-fenomena aliran lainnya, seperti wake 1. Penggunaan damper sebagai pengatur
serta pola aliran pada benda uji dengan bentuk kecepatan sangat berpengaruh pada besarnya
pelat persegi. getaran pada wind tunnel yang juga
Adapun hasil dari visualisasi dari pelat berpengaruh pada pembacaan timbangan,
persegi dapat dilihat pada gambar 4.3. Pada sehingga perlu ditambahkan sistem
gambar tersebut dapat dilihat pola aliran sebelum peredaman pada dudukan fan maupun meja.
mengenai benda kerja berbentuk segaris dengan 2. Untuk pengembangannya nanti, akan lebih
pola yang rapi yang menunjukan bahwa aliran baik jika dilengkapi dengan smoke generator,
yang terjadi pada wind tunnel merupakan aliran sehingga dapat diketahui visualisasi aliran
yang sudah laminar. Kemudian setelah pola yang lebih jelas.
aliran mengenai benda uji, maka dapat diketahui
pola aliran pada pelat persegi tersebut. Di Daftar Pustaka
belakang pelat persegi terjadi wake yang ditandai 1. Anderson, John D. Fundamental Of
dengan pola aliran yang tidak teratur serta Aerodynamics. McGraw-Hill Book
turbulensi pada belakang pelat tipis persegi yang Companies Inc. Singapore, 1991.
menunjukan adanya aliran balik pada belakang 2. Fox, Robert W and Alan T. Mc Donald,
pelat persegi tersebut. Introduction to Fluid Mechanics, fourth
edition, SI Version. John Wiley & Sons Inc.
Canada, 1994.
3. Houghton, E.L, Aerodynamics for
engineering students, 5th edition.
Butterworth-Heinemann, 2003.
4. Gerhart, Philip M. and Gross, Richard J.,
Gambar 4.2 Perbandingan visualisasi aliran pada Fundamental Of Fluid Mechanics, 1985.
pelat persegi hasil percobaan dengan visualisasi 5. Pope, Alan and John J. Harper. Low Speed
aliran pada referensi. Wind Tunnel, John Wiley & Sons, Inc.
Kesimpulan Canada, 1966.
1. Dari hasil pengujian aerodinamika pada pelat 6. White, Frank M. Fluid Mechanics, 3rd.
persegi dengan dimensi 70x70 mm dengan Edition, McGraw-Hill Inc. 1994.
variasi kecepatan 10.21 m/s sampai dengan 7. “Advanced Topics in Aerodynamics: The
20.69 m/s didapat nilai koefisien drag dengan Wind Tunnel” (2003). diambil pada 25
range 1.16 s/d 1.27, dengan nilai koefisien Januari 2007:
drag rata-rata sebesar 1.20. http://aerodyn.org/WindTunnel/
2. Dari perhitungan diketahui bahwa nilai 8. “Aerodynamics“ (2007). Answers
koefisien drag pada benda uji pelat persegi Corporation. diambil pada 25 Januari 2007:
secara pengujian dan teoritis tidak tergantung http://www.answers.com/topic/Aerodynamic
secara signifikan terhadap bilangan Reynolds
dan Kecepatan.

25

Anda mungkin juga menyukai