Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS CFD 2 DIMENSI & STUDI EKSPERIMEN

KARAKTERISTIK AERODINAMIKA AIRFOIL NACA 0018

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh:

DONI ERIKIAWAN
D 200 140 235

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS CFD 2 DIMENSI & STUDI EKSPERIMEN


KARAKTERISTIK AERODINAMIKA AIRFOIL NACA 0018

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

DONI ERIKIAWAN
D 200 140 235

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen
Pembimbing

Marwan Effendy S.T., M.T., Ph.D.

i
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS CFD 2 DIMENSI & STUDI EKSPERIMEN


KARAKTERISTIK AERODINAMIKA AIRFOIL NACA 0018

OLEH
DONI ERIKIAWAN
D 200 140 235

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Jumat, 5 Juli 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Marwan Effendy, S.T., M.T., Ph.D.


(Ketua Dewan Penguji) (……..……..)

2. Nurmuntaha Agung Nugroho, S.T., M.T.


(Anggota I Dewan Penguji) (……………)

3. Ir. Subroto, M.T.


(Anggota II Dewan Penguji) (…………....)

Dekan,

Ir. Sri Sunarjono, M.T.,Ph.D.


NIK. 682

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 30 September 2019


Penulis

DONI ERIKIAWAN
D200140235

iii
ANALISIS CFD 2 DIMENSI & STUDI EKSPERIMEN
KARAKTERISTIK AERODINAMIKA AIRFOIL NACA 0018

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa karakteristik airfoil NACA


0018 dengan metode CFD (Computational Fluid Dynamics) dan eksperimen wind
tunnel, yang kemudian dipadukan dengan studi literatur penelitian terdahulu.
Penelitian ini berfokus pada penyelidikan koefisien angkat(CL) dan koefisien
hambat(CD). Metode CFD 2 dimensi airfoil NACA 0018 menggunakan variasi
kecepatan 8m/s, 10m/s, 12m/s, pada variasi sudut serang -100, -50, 00, 50, 100, 150,
200. Spesimen uji memiliki dimensi panjang span 20cm dan chord 10cm,
dilakukan pada wind tunnel jenis terbuka dengan variasi yang sama dengan
simulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai CL yang diperoleh dari
hasil simulasi memiliki kesesuaian trend line dengan hasil eksperimen dan
literatur penelitian terdahulu. Fenomena yang teramati adalah airfoil simetris pada
sudut serang 00 akan menghasilkan nilai CL= 0, kemudian nilai CL dan CD akan
semakin naik seiring dengan naiknya kecepatan aliran dan bertambah besarnya
sudut serang, selain itu terjadi stall pada kisaran sudut serang 150. Penyelidikan
terkait performa terbaik hasil simulasi sama dengan hasil eksperimen yakni
diketahui pada kisaran sudut serang 100.

Kata Kunci : CFD, Wind Tunnel, Airfoil, NACA 0018

Abstract

This research aim is to evaluate performance characteristics of airfoil NACA 0018


using the CFD(Computational Fluid Dynamics) method in ANSYS FLUENT and
experiment method using wind tunnel and then combined with previous research
literature. This research focused on investigation of Lift Coefficient(CL) and Drag
Coefficient(CD) with variations of the angle of attack -100, -50, 00, 50, 100, 150, 200
at speed 8m/s, 10m/s, 12m/s. The simulation method will then be validated by the
experimental method. This research also discusses about L/D Ratio, streamline,
and pressure contour around the airfoil. Experiment method using a test specimen
with a dimension of span 20cm and chord 10cm. The results of this research
indicate that CL and CD obtained from the simulation results have a trendline
conformity with the results of the experiment and the previous research literature.
Observed phenomenon about simetric airfoil NACA 0018 are at an angle of attack
00 will produce a value of CL = 0, then the CL and CD values will increase as the
flow velocity and angle of attack increases, other than that stall occurs at an angle
of attack range 150. Investigation regarding the best performance of the simulation
method is the same as the results of the experiment, which is known to be at an
angle of attack of 100.

Keywords: CFD, Wind Tunnel, Airfoil, NACA 0018

1
1. PENDAHULUAN
Karena perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat, menimbulkan
kebutuhan akan teknologi tepat guna sehingga tercapainya suatu sistem yang
efektif dan efisien. Kehidupan masyarakat modern ini akan dipenuhi oleh riset
mengenai hal-hal mendetail dari setiap aspek demi menunjang terjadinya hal
tersebut. Kebutuhan mendasar dari kehidupan ini adalah energi dan salah satunya
adalah energi listrik, hampir semua pembangkit listrik memanfaatkan energi
kinetik untuk menggerakkan generator, dan hampir semua mesin konversi
energinya menggunakan sudu/bilah, kemudian untuk mendapatkan efisiensi yang
tinggi maka diperlukan desain sudu/bilah yang sesuai dengan kebutuhan, bentuk
dasar dari sudu/bilah tersebut adalah airfoil. Aerodinamika adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari hukum fisika tentang perilaku benda-benda yang
berada di dalam aliran udara dan gaya-gaya yang dihasilkannya(Munson et al.,
2009). Airfoil menjadi hal yang sangat mendasar pada suatu sistem yang bekerja
dengan fluida bergerak, mulai dari bidang pembangkit listrik, otomotif,
perkapalan, hingga penerbangan. Maka dari itu penelitian mengenai performa
aerodinamika airfoil sangat diperlukan demi memudahkan dalam pemanfaatannya
agar lebih efektif dan efisien.
Airfoil merupakan model bentuk yang berfungsi untuk mendapatkan gaya angkat
yang lebih besar dibandingkan gaya hambatnya. Besarnya gaya angkat airfoil
sangat bergantung pada sudut serangnya(Haque, Ali, & Ara, 2015). Dengan
bertambahnya sudut serang maka akan menambah gaya angkat dan gaya hambat
airfoil tersebut sampai batas sudut maksimal(Alam, Mamun, Ali, Islam, & Sadrul
Islam, 2014). Pada kecepatan yang tetap, koefisien angkat(CL) akan meningkat
sesuai dengan peningkatan sudut serang hingga mencapai nilai puncaknya dan
setelah melewatinya, CL tiba-tiba akan turun, fenomena ini disebut
Stalling(Abbott & Von Doenhoff, 1958). Kecepatan udara pada airfoil pada sudut
serang tertentu, antara titik satu dengan titik yang lain besarnya berbeda. Hal ini
yang menyebabkan distribusi tekanan tidak merata pada airfoil(Bagade, Bhumkar,
& Sengupta, 2014). Kebutuhan praktis untuk mengetahui aliran tentang model
secara aerodinamis yang mirip dengan aliran pada objek skala penuh menjadi jelas
dilihat dari fakta bahwa koefisien aerodinamika berubah dikarenakan perubahan

2
luas penampangnya, hal ini dikenal sebagai “scale effect”(Eastman, Jacobs, &
Sherman, 1939). Persamaan Bernoully menjelaskan bahwa pada satu sistem yang
sama, semakin cepat udara yang bekerja di suatu sisi maka tekanan pada sisi itu
akan rendah, akibatnya pada sisi yang lain dengan kecepatan yang rendah akan
memiliki tekanan yang lebih tinggi. Airfoil dirancang sedemikian rupa sehingga
pada sudut serang lebih dari nol, kecepatan fluida di permukaan atasnya lebih
besar (rata-rata) daripada di sepanjang permukaan bawahnya. Dari persamaan
Bernoulli, oleh karena itu, tekanan rata-rata pada permukaan bawah lebih besar
dari pada permukaan atas, hal ini yang menyebabkan gaya angkat (FL)
terjadi(Munson et al., 2009). Studi tentang gaya angkat dan hambat pada airfoil,
untuk bilangan Reynolds yang sangat rendah dengan variasi sudut serang agak
sulit ditemukan(Pathade, Kale, & More, 2016). Kinerja aerodinamis dari suatu
benda yang berinteraksi dengan fluida dapat dianalisis menggunakan
Computational Fluid Dynamics (CFD), yang merupakan salah satu cabang
mekanika fluida(Pathade et al., 2016). Vikas Gorakh melakukan penelitian secara
eksperimen dan simulasi pada airfoil NACA 0018, hasil penelitiannya
mengungkapkan bahwa semakin panjang chord line maka nilai CL dan CD juga
akan semakin meningkat(Pathade et al., 2016). Pada simulasi dengan metode
CFD, hasil simulasi dipengaruhi oleh besar kecilnya ukuran spacing mesh,
semakin kecil ukuran spacing mesh maka hasil simulasi akan semakin
akurat(Effendy, Yao, Yao, & Marchant, 2016). Penelitian yang berbeda
menyelidiki H-rotor VAWT dengan profil sudu simetris lurus dan airfoil yang
digunakan adalah NACA 0012, 0015, 0018, dan 0022. Dalam studi tersebut,
NACA 0018 memiliki hasil yang seimbang diantara kinerja aerodinamikanya
(efisiensi dan kapasitas self-starting) dan structural integrity (kekakuan
struktur)(Timmer, 2009). Dan juga pada pemanfaatannya airfoil dengan ketebalan
lebih dari 18% sangat jarang ditemukan(Houghton, Carpenter, Collicot, &
Valentine, 2016).
Berdasarkan pada uraian di ataslah pada penelitian ini dipilih airfoil NACA 0018,
dan penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kembali karakteristik performa
aerodinamika airfoil NACA 0018 menggunakan metode CFD 2 dimensi yang
kemudian di validasi dengan data hasil eksperimen dan literatur penelitian

3
terdahulu. Variasi penelitian yang digunakan adalah kecepatan aliran 8m/s, 10m/s,
12m/s, dan sudut serang -100, -50, 00, 50, 100, 150, 200. Dengan setup yang
digunakan untuk CFD adalah 2 jenis mesh yang berbeda dengan panjang chord
1meter, kemudian dimensi spesimen uji eksperimen memiliki panjang chord 10cm
dan panjang span 20cm. Parameter yang diteliti adalah koefisien angkat (CL) dan
koefisien hambat (CD), Rasio L/D, kemudian visualisasi aliran dan tekanan
berdasarkan hasil simulasi CFD 2D.

4
2. METODE
2.1 Diagram Alir Penelitian

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

5
2.2 Geometri Airfoil NACA 0018
Geometri benda uji eksperimen memiliki skala 1/10 dibandingkan dengan ukuran
benda uji simulasi, hal tersebut dapat dilihat pada gambar 2.

a. Benda Uji Eksperimen b. Benda Uji Simulasi


Gambar 2. Geometri Benda Uji
2.3 Metode Eksperimen
Pengujian dilakukan pada wind tunnel berjenis kecepatan subsonik dengan tipe
open circuit wind tunnel. Test section berukuran panjang 450mm, lebar 300mm,
dan tinggi 300mm. Benda uji merupakan airfoil NACA 0018 yang terbuat dari
kayu balsa.

Gambar 3. Open Circuit Wind Tunnel


Berdasarkan tabel appendix properti udara pada tekanan 1 atm, dan kondisi udara
pada saat pengujian, maka didapatkan property aliran udara seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Kondisi Aliran Udara Eksperimen


No. Deskripsi Nilai
1. Kecepatan aliran udara 8 - 12 m/s
2. Temperatur udara 27˚C
3. Tekanan udara 101325 Pa
4. Densitas udara 1.176 kg/m3
5. Viskositas kinematik 1.5804 x 10-5 m2/s

6
2.4 Metode Simulasi
Proses simulasi CFD 2 dimensi menggunakan software ANSYS FLUENT. Pada
metode simulasi, pembuatan specimen uji yang dimaksud adalah pembuatan
mesh. Menggunakan jenis mesh quadrilateral dan batas boundary type-C seperti
yang ditunjukkan pada gambar 4. Jenis structure dipilih karena lebih mudah
dalam pengontrolan bagian mana yang akan dibuat lebih halus(Effendy et al.,
2016).

Gambar 4. Mesh 2 Dimensi Airfoil NACA 0018


Kondisi aliran fluida pada simulasi disesuaikan dengan kondisi aliran fluida pada
eksperimen. Penelitian yang dilakukan oleh Talluri Srinivasa Rao, dkk dijadikan
acuan dalam penggunaan kondisi batas, dengan deskripsi ditunjukkan pada tabel
3. Model tersebut dipilih karena merupakan model simulasi yang cocok untuk
pengaplikasian dalam bidang aircraft(Srinivasa Rao, Mahapatra, & Chaitanya
Mangavelli, 2018).
Tabel 2. Karakteristik Mesh
Mesh Deskripsi Nilai
Jumlah Elemen 40000
Jumlah Elemen Disekitar Dinding Airfoil 100
Kasar
Jumlah Node 80800
∆y+ 45.0004
Jumlah Elemen 160000
Jumlah Elemen Disekitar Dinding Airfoil 400
Halus
Jumlah Node 321600
∆y+ 15.8438

7
Pada metode simulasi ini menggunakan metode 2 dimensi dengan memilih mesh
halus karena simulasi menggunakan mesh halus menghasilkan data yang lebih
stabil dan memiliki trendline yang sesuai dengan eksperimen dibandingkan
dengan hasil simulasi menggunakan mesh kasar. Pada gambar 5 menunjukkan
penyimpangan trendline hasil simulasi menggunakan mesh kasar yang terjadi
pada kecepatan 12m/s.

Gambar 5. Grafik CL Kecepatan 12m/s

Tabel 3. Kondisi Aliran Udara Simulasi


No. Deskripsi Keterangan
1. Kecepatan aliran udara 8 m/s, 10 m/s, 12 m/s
2. Temperatur udara 300˚ K
3. Tekanan udara 101325 Pa
4. Densitas udara Ideal gas
5. Viskositas udara Sutherland – Three Coefficient Method
6. Model turbulen Spallart Almaras
7. Boundary condition Velocity Inlet-Pressure Outlet
8. Solution Methods Coupled, Second Order Upwind

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil yang didapatkan dari metode eksperimen berupa gaya hambat(FD) dan gaya
angkat(FL) dalam satuan Newton, sehingga perlu dilakukan perhitungan manual
menggunakan persamaan 1 dan 2 untuk mendapatkan nilai koefisiennya (CL dan

8
CD). Sedangkan untuk metode simulasi langsung didapatkan nilai koefisiennya.
Kemudian hasil simulasi dan eksperimen di olah menjadi bentuk grafik. Dari
kedua metode tersebut kemudian di bandingkan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Andre Laneville dkk(Laneville & Vittecoq, 2010), Robert. E dkk(Robert,
Sheldahl, C, & Klimas, 1981), dan W.A Timmer(Timmer, 2009).

(1)

(2)

Dimana FL dan FD merupakan gaya angkat dan gaya hambat (Newton), ρ adalah
densitas fluida(kg/m3), ʋ adalah kecepatan aliran udara(m/s), A merupakan luas
permukaan(m2)(Munson et al., 2009).
3.1 Pengaruh Variasi Sudut Serang (α) Terhadap Koefsien Angkat (CL)
Pada penelitian ini prediksi nilai CL hasil dari sumulasi CFD 2 dimensi yang
dibandingkan dengan data hasil eksperimen dan hasil penelitian terdahulu dapat
diamati pada gambar 6. Prediksi nilai CL hasil simulasi memiliki trendline yang
sangat sesuai dengan nilai hasil eksperimen dan hasil penelitian terdahulu. Nilai
CL meningkat seiring dengan bertambahnya sudut serang hingga mencapai titik
puncaknya pada sudut 100 kemudian setelahnya mengalami penurunan(stalling).

Gambar 6. Grafik Karakteristik Koefisien Angkat

9
3.2 Pengaruh Variasi Sudut Serang (α) Terhadap Koefisien Hambat (CD)
Perbandingan prediksi nilai CD hasil dari simulasi CFD 2 dimensi dengan hasil
pengujian eksperimen dan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada gambar 7.
Prediksi nilai CD hasil simulasi memiliki trendline yang sesuai dengan hasil
eksperimen dan hasil penelitian terdahulu, dimulai dari sudut serang minus nilai
CD akan turun hingga sudut 00, nilai CD terendah terjadi pada sudut 00, kemudian
nilai CD naik kembali seiring dengan bertambah besarnya sudut serang.

Gambar 7. Grafik Karakteristik Koefisien Hambat

3.3 Efisiensi Aerodinamika (Rasio L/D)


Dari hasil penelitian ini dapat dianalisa bahwa prediksi nilai rasio L/D hasil
simulasi CFD 2 dimensi memiliki trendline yang sama dengan nilai L/D hasil
eksperimen dan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada gambar 8. Nilai rasio
L/D semakin naik seiring dengan bertambahnya sudut serang hingga mencapai
puncaknya pada sudut 100 kemudian mengalami penurunan meskipun sudut
serang terus diperbesar.

10
Gambar 8. Grafik Rasio L/D

3.4 Kontur Tekanan di Sekitar Airfoil


Kontur tekanan di sekitar airfoil mengalami perbedaan pada setiap variasi sudut
serang. Dari kontur tekanan pada setiap variasi sudut serang terlihat bahwa
tekanan pada sepanjang bagian atas permukaan (top surface) airfoil berbeda
dengan tekanan pada sepanjang bagian bawah permukaan (bottom surface) airfoil.
Teramati juga pada sudut serang 00 tekanan di atas dan di bawah permukaan
airfoil sama (simetris). Pada gambar 9 ditunjukkan kontur tekanan pada setiap
variasi sudut serang dengan kecepatan 8m/s.

-100 -50

11
00 50

100 150

200 Skala kontur tekanan


Gambar 9. Kontur Tekanan Pada Kecepatan 8m/s

3.5 Streamline Kecepatan di Sekitar Airfoil


Streamline kecepatan merupakan garis yang mewakili kecepatan aliran udara yang
melalui airfoil(Houghton et al., 2016). Perubahan sudut serang dan kecepatan
aliran berdampak pada perubahan distribusi kecepatan di sekitar airfoil. Pada
gambar 10 ditunjukkan streamline kecepatan pada setiap variasi kecepatan dengan
kecepatan aliran udara 8m/s.

12
Stagnation point
Stagnation point

-100 -50

Stagnation point Stagnation point

00 50

vortex

Stagnation point Stagnation point

100 150

vortex

Stagnation point

200 Skala streamline kecepatan


Gambar 10. Streamline Kecepatan Aliran Udara 8m/s

13
3.6 Distribusi Tekanan di Sekitar Airfoil
Distribusi tekanan menentukan besarnya gaya angkat, momen, gaya hambat
airfoil, dan posisi pusat tekanannya(Abbott & Von Doenhoff, 1958). Biasanya
distribusi tekanan disajikan berupa nilai koefisien tekanan (CP). Pada penelitian
ini nilai koefisien tekanan (CP) didapatkan dari hasil simulasi CFD 2 dimensi yang
terbagi menjadi 2 yaitu tekanan pada sepanjang permukaan bagian atas airfoil (top
surface) dan tekanan pada sepanjang bagian bawah airfoil (bottom surface), grafik
distribusi tekanan disekitar airfoil NACA 0018 pada setiap variasi sudut serang
dengan kecepatan 8m/s dapat dilihat pada gambar 11.

-100 -50

00 50

14
100 150

200
Gambar 11. Grafik Distribusi Tekanan Pada Kecepatan 8m/s

4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari analisa hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
a. Nilai CL dan CD mengalami peningkatan seiring dengan bertambah besarnya
sudut serang dan kecepatan aliran udara. Nilai CD mengalami kenaikan yang
sangat tinggi dimulai pada sudut serang 150, pada sudut serang yang sama
nilai CL mengalami stall.
b. Grafik L/D hasil simulasi memiliki bentuk trendline yang sama dengan hasil
eksperimen dan penelitian terdahulu, akan tetapi terjadi selisih nilai yang
cukup besar. Rasio L/D merupakan indikasi efisiensi aerodinamis dari airfoil,

15
sehingga dari grafik 3 dapat di analisa bahwa sudut paling optimal dari airfoil
NACA 0018 untuk membangkitkan koefisien angkat (CL) yang besar dengan
koefisien hambat (CD) yang kecil terdapat pada sudut 100.
c. Berdasarkan hasil simulasi CFD 2 dimensi yang berupa kontur tekanan,
streamline kecepatan, dan distribusi kecepatan, dapat diambil kesimpulan
bahwa pada sudut 150 terjadi vortex (aliran berputar) berkecepatan rendah
pada permukaan atas (top surface) airfoil, sehingga pada sebagian permukaan
atas airfoil memiliki tekanan yang tinggi. Hal tersebutlah yang mengakibatkan
fenomena stall, dan peningkatan koefisien hambat (CD) yang sangat tinggi
terjadi.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, yaitu:
a. Pembuatan benda uji eksperimen wind tunnel dapat menggunakan metode 3D
printing, agar geometri benda uji lebih presisi.
b. Dapat menggunakan jenis airfoil tidak simetris dengan geometri yang lebih
kompleks.
c. Pengambilan data eksperimen dengan wind tunnel sebaiknya dilakukan
beberapa kali agar nilai yang didapatkan lebih akurat.
d. Dapat menambahkan variasi beberapa jenis aliran turbulensi tidak hanya satu
jenis spallart-almaras saja, agar dapat mengetahui perbedaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abbott, I. H., & Von Doenhoff, A. E. (1958). Theory of Wings Section.
Alam, G. M. J., Mamun, M., Ali, M. A. T., Islam, M. Q., & Sadrul Islam, A. K.
M. (2014). Investigation of the aerodynamic characteristics of an aerofoil
shaped fuselage UAV model. Procedia Engineering, 90, 225–231.
Bagade, P. M., Bhumkar, Y. G., & Sengupta, T. K. (2014). An improved
orthogonal grid generation method for solving flows past highly cambered
aerofoils with and without roughness elements. Computers and Fluids, 103,
275–289.
Eastman, N., Jacobs, & Sherman, A. (1939). Airfoil Section Characteristics as
Affected by Variations of The Reynolds Number. Washington, D.C.

16
Effendy, M., Yao, Y. F., Yao, J., & Marchant, D. R. (2016). DES study of blade
trailing edge cutback cooling performance with various lip thicknesses.
Applied Thermal Engineering, 99, 434–445.
Haque, M. N., Ali, M., & Ara, I. (2015). Experimental investigation on the
performance of NACA 4412 aerofoil with curved leading edge planform.
Procedia Engineering, 105(Icte 2014), 232–240.
Houghton, E. ., Carpenter, P. W., Collicot, S. H., & Valentine, D. T. (2016).
Aerodynamics for Engineering Students. In Aerodynamics for Engineering
Students (sixth edit).
Laneville, A., & Vittecoq, P. (2010). Dynamic Stall: The Case of the Vertical
Axis Wind Turbine. Journal of Solar Energy Engineering, 108(2), 140.
Munson, B. R., Young, D. F., Okiishi, T. H., & Huebsch, W. W. (2009).
FUNDAMENTALS OF FLUID MECHANICS (Six Editio; D. Fowley, ed.).
New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Pathade, V. G., Kale, K. B., & More, S. K. (2016). CFD Analysis & Experimental
investigation of NACA0018 Blade Profile for Darrieus Turbine. Wind
Engineering, 4(8), 1–9.
Robert, E., Sheldahl, C, P., & Klimas. (1981). Aerodynamic Characteristics of
Seven Symmetrical Airfoil Section Through 180-Degree Angle of Attack for
Use in Aerodynamic Analysis of Vertical Axis Wind Turbines. Laboratory
Report, 124.
Srinivasa Rao, T., Mahapatra, T., & Chaitanya Mangavelli, S. (2018).
Enhancement of Lift-Drag characteristics of NACA 0012. Materials Today:
Proceedings, 5(2), 5328–5337.
Timmer, W. A. (2009). Two-Dimensional Low-Reynolds Number Wind Tunnel
Results for Airfoil NACA 0018. Wind Engineering, 32(6), 525–537.

17

Anda mungkin juga menyukai