Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL SKRIPSI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PANJANG DAN POSISI


LOGITUDINAL PENGARAH ALIRAN TURBIN AIR ROTOR
SAVONIUS TERHADAP COEFECIEN POWER (CP)

Disusun Oleh:

Nama : Puteri
Npm : 19620046
Program Studi : Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2021
PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan judul :

“Studi eksperimental pengaruh panjang dan posisi logitudinal pengarah


aliran turbin air rotor savonius terhadap coefecien power (cp)”

Dibuat untuk melengkapi persyaratan kurikulum Program Sarjana Teknik Mesin


Universitas Islam Kalimantan (Uniska) agar memperoleh gelar serjana teknik
pada Program Studi Teknik Mesin. Proposal Skripsi ini disetujui dan diterima
setelah melelui bimbingan dengan dosen pembimbing Proposal Skripsi.

Menyetujui :

Pembimbing Proposal Skripsi Ketua Program Studi

Rendi, ST., MT. M.Firman,ST.,MT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam perkembangan sebuah wilayah, listrik memiliki peranan yang

sangat penting. Ada dua jenis sumber energi listrik sekarang ini yaitu pertama

berasal dari energi posil dan yang kedua berasal dari energi baru dan terbarukan.

Sumber energi baru dan tebarukan bisa berasal dari energi angin, energi air, energi

panas bumi dan energi surya. (Chen, Liao, and Cheng 2012).

Energi air adalah energi yang diperoleh dari tenaga air (berupa energi

kinetik, energi potensial dan energi tekanan) untuk menggerakan peralatan

mekanik. Peralatan mekanik yang sering digunakan untuk membangkitkan daya

energi air adalah turbin air. Turbin air di klasifikasikan menjadi dua jenis yaitu

pertama turbin air yang memanfaatkan energi potensial contohnya turbin Pelton,

turbin Kaplan, dan turbin Bangki. Kedua turbin air yang memanfaatkan energi

kinetik contohnya turbin air Savonius, Turbin air Darius dan turbin air Gorlof.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, turbin jenis rotor Savonius yang paling

banyak di kembangkan, hal ini tidak terlepas dari keunikan turbin ini. Beberapa

keunikannya adalah memiliki konstruksi yang sederhana, Star awal baik, mampu

berputar di aliran lambat dan bisa di tempatkan di bawah maupun di atas

permukaan air. (Behrouzi et al. 2016). Dalam prinsif kerjanya Turbin Savonius

memanfaatkan Gaya drag (Ostos et al. 2019) dan (T. Ogawa, Yoshida, and

Yokota 1989). Turbin Savonius konvensional memiliki sudu berbentuk setengah

lingkaran, menyerupai hurup “S”, sehingga pada bagian sudu akan bekerja dua

buah Gaya, yaitu sudu yang memberikan Gaya positif dan Gaya negatif (Roy and

Saha 2013) dan (Al-Ghriybah et al. 2019). Selisih kedua Gaya positif dan negatif
akan menghasilkan tenaga yang digunakan untuk memutar turbin (Sarkar and

Bhattacharyya 2012) dan (Tian, Mao, and Ding 2019). Fakta ini lah yang

membuat turbin air rotor savonius hanya memiliki koefesien daya tidak lebih dari

0.2

Untuk meningkatkan koefesien daya tersebut, beberapa penelitian telah

dilakukan, baik secara numberik maupun secara eksperimen, salah satunya adalah

dengan mengoptimalkan parameter desain turbin seperti aspect ratio (Kamoji,

Kedare, and Prabhu 2009), overlap ratio (Khan and Energy 2009) , end plate ratio

(Jeon et al. 2015), propil sudu (Ostos et al. 2019), dan jumlah sudu (Saha, Thotla,

and Maity 2008). Selain mengoptimalkan parameter-parameter desain tersebut,

ada beberapa penelitian menggunakan teknik augmentasi seperti menambahkan

plat pengarah aliran (Alom and Saha 2019), menambahkan pengarah baling-

baling (Manganhar et al. 2019) dan menambahkan kotak pemandu arah aliran.

Beberapa penelitian ini terbukti mampu meningkatkan koefesien tenaga turbin

sangat signifikan sampai 150% Artinya dengan kata lain teknik augmentasi ini

mampu mengurangi Gaya negatif pada turbin (Grönman, Tiainen, and Jaatinen-

Värri 2019).

Alexander dan Holownia adalah orang pertama yang mengusulkan

penambahan plat pengarah aliran, pengujian dilakukan pada turbin angin model

Savonius hasilnya, dengan ditambahnya pengarah aliran mampu meningkatkan

koefesien tenaga (Alexander and Holownia 1978). Kemudian Ogawa dan Yoshida

mencoba mengkaji pengaruh kemiringan sudut plat pengarah aliran hasil kajian

kemiringan sudut plat defletor berpengaruh terhadap koefesien tenaga (Tainori

Ogawa 1986). Kemudian hal yang sama dilakukan oleh Muhammed.et al menguji
turbin dengan plat pengarah aliran dengan mengubah jumlah sudu hasil pengujian

koefesien tenaga tidak berpengaruh signifikan (Mohamed et al. 2010). Kemudian

Goleccha et al melakukan exsperimen terhadap turbin air hidrokinetik dengan

pengaturan sudut plat pengarah aliran dari 30o sampai 160o. Hasil penelitian sudut

plat pengarah aliran 101o memberikan peningkatan koefesien tenaga sebesar 50%

(Golecha, Eldho, and Prabhu 2011). Kemudian Goleccha et al kembali

melakukan penelitian seperti sebelumnya tetapi pada penelitian ini ditambahkan

plat pengarah aliran di bagian atas sudu terjadi hasilnya dengan penambahan plat

pengarah aliran diatas sudu dapat peningkatan koefesien tenaga (Cp) sebesar

150%. (Kailash, Eldho, and Prabhu 2012). Berdasarkan beberapa penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya dapat dikatakan bahwa tenik aquementasi seperti

penambahan pengarah aliran yang di integrasikan dengan turbin dapat

meningkatkan kinerja turbin.

1.2. Identifikasi Masalah

Beberapa penelitian sebelumnya hanya berfokus pada penambahan

pengarah aliran yang di integrasikan dengan turbin Savonius, Sementara faktor

lain belum di pertimbangkan seperti panjang pengarah aliran, jumlah pengarah

aliran, geometri pengarah aliran dan posisi penempatan pengarah aliran, padahal

faktor-faktor ini kemungkinan besar akan mempengaruhi kinerja turbin.

Keterbatasan untuk mendapatkan pengaruh faktor diatas menjadikan penelitian ini

dilakukan. Penelitian hanya berfokus pada faktor panjang pengarah aliran dan

posisi logitudinal pengarah aliran.


1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa besar peningkatan nilai Cp turbin terhadap variasi panjang

pengarah aliran dan variasi penempatan posisi logitudinal pengarah aliran

2. Faktor apa yang paling mempengaruhi nilai Cp turbin diantara dua

variabel panjang pengarah aliran dan posisi logitudinal pengarah aliran

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah

1. Berapa besar peningkatan nilai Cp turbin terhadap variasi panjang

pengarah aliran dan variasi penempatan posisi logitudinal pengarah aliran

2. Mengetahui faktor apa yang paling mempengaruhi nilai Cp turbin diantara

dua variabel panjang pengarah aliran dan posisi logitudinal pengarah aliran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Kajian Pustaka

(Altan and Atilgan 2010) melakukan penelitian pada tipe pengarah

aliran Curtains (dua plat datar pengarah aliran) dengan variabel penelitian ( ):

30o-60o Sudut ( ) : 10o-15o dan Panjang deplektor :22.34.45 cm L2:26.39,52 cm.

hasil penelitiannya menyatakan bahwa Cp meningkat sebesar 153% pada sudut

pengarah aliran 45o dan 15o pada panjang pengarah aliran 45 dan 52 cm

Gambar 2.1. Curtains Pengarah aliran (Altan and Atilgan 2010)


(Tainori Ogawa 1986) meneliti penambahan satu plat pengarah aliran

dengan variabel penelitian Sudut ( ): 30o-90o dan Posisi pengarah aliran :0.123R,

0.250R, 0.37R. hasil penelitian Cp meningkat sebesar 24o di sudut 90o

Gambar 2.2 Desain pengarah aliran (Tainori Ogawa 1986)


(Golecha, Eldho, and Prabhu 2011) meneliti penamhana satu plat

pengarah aliran dengan variabel penelitian Sudut ( ): 44o-159o Posisi pengarah

aliran 0.153m – 0,230m. hasil penelitian Cp meningkat sebesar 50 % di sudut 101o

Gambar 2.3 Desain pengarah aliran (Golecha, Eldho, and Prabhu 2011)
Kailash, Eldho, and Prabhu 2012) meneliti pemanbahan dua pengarah

aliran dengan variabel penelitian Sudut ( ): 101o Sudut pengarah aliran ( ): 15o-

60o. hasil penelitian Cp meningkat sebesar 150% pada sudut pengarah aliran 101o

dan 50o

Gambar 2.4 Desain pengarah aliran Kailash, Eldho, and Prabhu 2012)
(Salleh, Kamaruddin, and Mohamed-Kassim 2020) meneliti

menambahkan dua pengarah aliran dengan variabel penelitian Sudut ( ): 90o

Sudut pengarah aliran ( ): 30 Posisi Pengarah aliran XA/R =0.00 – 0.500 XR/R =-

1.204 sampai -1.704). hasil penelitian Cp meningkat sebersar 100% pada X A/R -

0.50 dan XR/R -1.204


Gambar 2.5 Desain pengarah aliran
(Salleh, Kamaruddin, and Mohamed-Kassim 2020)

1.2 Landasan Teori

1.2.1 Turbin Hidro kinetik

Sebagian besar kebutuhan energi di dunia masih bergantung pada bahan

bakar fosil, sedangkan bahan bakar fosil diperkirakan akan terus berkurang hingga

60 tahun kedepan berdasarkan jumlah penggunaannya saat ini. Tidak hanya itu,

bahan bakar fosil memiliki dampak yang buruk terhadap lingkungan seperti emisi

CO2, pemanasan global, serta pencemaran lingkungan. Maka dari itu dibutuhkan

adanya energi alternatif yang ramah lingkungan. Beberapa energi alternatif yang

dikembangkat saat ini meliputi energi hidro, energi angin, photovoltaic (PV),

biomassa dan geothermal (Gurney & Kaygusuz, 2010). Perlu diketahui bahwa

satu pertiga populasi di dunia tidak memimiliki akses energi listrik tetapi memiliki

akses terhadap air mengalir. Diantara beberapa energi alternatif yang ada,

hidropower merupakan pilihan utama yang digunakan oleh sebagain besar negara

di dunia karena ketersediaannya yang terus menerus, densitas tinggi, memiliki

tenaga paling besar, dapat diprediksi, tidak bergantung terhadap kondisi cuaca,

serta memiliki dampak yang kecil terhadap lingkungan. Energi hidro dapat

dihasilkan melalui ombak, pasangsurut air laut, arus laut dan aliran pada sungai.

Terdapat dua metode untuk mengekstrak energi hidro yakni dengan


memanfaatkan beda ketinggian (head), biasanya dengan membangun bendungan

atau air terjun, atau dengan memanfaatkan energi kinetik yang diperoleh dari

kecepatan arus laut atau sungai. Yang banyak dikembangkan saat ini adalah

energi hidrokinetik karena tidak membutuhkan biaya yang banyak dan proses

konstruksi yang lumayan mudah jika dibandingkan dengan energi hidro yang

memanfaatkan beda potensial.

Gambar 2.6 Jumlah energi terbarukan yang telah dan diprediksi akan
digunakan di dunia (International Energy Agency)

Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi untuk

mengembangkan pembangkit listrik hidrokinetik karena memiliki gelombang dan

arus laut yang besar. Daerah yang memiliki potensi besar hidrokinetik untuk

pembangkit listrik adalah Selat Sunda, Selat Bali dan Selat Lombok. Gaya kinetik

pada daerah tersebut memang tinggi karena menghimpun tekanan arus dari laut

lepas. Selat Sunda mendapatkan pasokan arus dari Laut China Selatan. Sedangkan

Selat Bali dan Lombok mendapatkan aliran arus laut Samudera Pasifik yang

melalui Selat Makasar. Terdapat dua cara untuk mengekstrak energi hidrokinetik

yakni dengan menggunakan turbin dan tanpa menggunakan turbin, seperti float

atau sistem bouy, serta perangkat oscillating water column.


Sementara, energi hidrokinetik yang telah terpasang di daerah Lombok

pada sungai dengan kedalaman 2 meter dan lebar 2,75 meter serta memiliki

kecepatan aliran sebesar 2,45 meter/detik dapat membangkitkan listrik dengan

daya hidrokinetik sebesar 3,371 Watt. Prinsip utama energi hidrokinetik yakni

mengubah energi kinetik yang dimiliki arus air menjadi energi kinetik yang

memutar poros turbin. Besarnya energi yang dapat ditransfer pada sudu turbin

bergantung oleh massa jenis air, luas area sudu dan kecepatan arus air. Energi

kinetik untuk suatu massa air (m) yang bergerak dengan kecepatan (v) yang

nantinya akan diubah menjadi energi poros dapat dituliskan dengan persamaan

sebagai berikut :

…………………………………………..(Persamaan 1)

Dengan menganggap suatu pemampang melintang (A), dimana arus air

dengan kecepatan (v) mengalami perpindahan volume tiap satuan waktu, yang

disebut sebagai aliran volume atau debit (Q) yang dapat dirumuskan sebagai

berikut :

…………………………………………..(Persamaan 2)

Sedangkan aliran massa dengan kerapatan air (ρ) dapat dirumuskan

sebagai berikut :

………………………………………(Persamaan 3)

Persamaan – persamaan di atas menunjukkan energi kinetik dan aliran

massa yang melewati suatu penampang melintang (A) sebagai energi (P) yang
ditunjukkan dengan mensubtitusi persamaan (2) ke persamaan (1) sehingga

didapatkan daya yang tersimpan pada fluida sebagai berikut :

……………………………………….(Persamaan 4)

Sedangkan untuk daya yang mampu dihasilkan oleh rotor turbin

bergantung terhadap gaya air yang mendorong turbin (F) dan kecepatan arus air

(v), yang dapat dituliskan sebagai berikut :

………………………………………...(Persamaan 5)

Untuk kecepatan arus air (v) dapat dikonversi menjadi kecepatan angular

turbin (ω) yang memiliki jari – jari (R) dengan rumusan sebagai berikut :

……………………………………………..(Persamaan 6)

Sehingga apabila persamaan (6) disubtitusikan ke dalam persamaan (5)

akan diperoleh daya yang dapat diekstrak oleh turbin sebagai berikut :

1.2.2 Turbin Savonius

Turbin Savonius dipatenkan oleh Sigurd Savonius pada tahun 1922.

Turbin Savonius merupakan turbin simpel dengan sumbu vertikal yang memiliki

bentuk setengah lingkaran yang menempel pada sisi yang berlawanan dari poros

vertikal dan beroprasi karena adanya gaya tarik, sehingga turbin tersebut tidak

dapat berputar lebih cepat dibandingkan kecepatan air. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa rasio kecepatan ujung (tip speed ratio) sama dengan satu

atau kurang dari satu..


Tip Speed Ratio adalah kecepatan tangensial pada ujung sudu berbanding

dengan kecepatan aktual air. Prinsip kerja dasar dari Turbin Air Savonius adalah

menggunakan perbedaan antara gaya tarik pada bagian cekung dan cembung pada

sudu turbin saat mereka berputar mengelilingi poros vertikal. Dengan demikian,

gaya tarik adalah gaya utama yang akan menggerakan turbin pada Savonius.

Gambar 2.7 turbin savonius


(https://journal.umsida.ac.id/index.php/rem/article/view/811/912#figures)

Tip speed ratio merupakan salah satu parameter penting dalam

perancangan turbin. TSR dilambangkan sebagai  merupakan perbandingan antara

kecepatan tangensial maksimum dari turbin dengan kecepatan free stream yang

melintasi turbin, sehingga secara matematis dapat dinyatakan sebagai :

Dimana:

 = Tip speed ratio

Utmax = kecepatan tangensial maksimum turbin (m/s)

 = kecepatan putar turbin (rad/s)

R = Radius rotor terluar

V = kecepatan fluida

Dengan mengetahui tip speed ratio, maka dapat diketahui performa dari

turbin. Performa tersebut menunjukkan seberapa besar torsi hasilan dari turbin
dapat bekerja pada kecepatan fluida tertentu. Suatu jenis turbin, tidak dapat serta

merta dapat bekerja secara maksimal pada setiap tip speed ratio. Pada TSR

tertentu, suatu turbin dapat memanfaatkan energi secara maksimal dan ada saat

dimana pemanfaatan energi tidak dapat dilakukan.

Gambar 2.8 Grafik koefisien daya terhadap tip speed ratio dari berbagai
macam turbin.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – juni 2021 yang bertempat di

desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan.

3.2 Alat dan bahan

3.2.1 Alat

 Gergaji besi

 Bor listrik

 Penggaris besi

 Kunci inggris

3.2.2 Bahan

 Pipa paralon

 Kaca mika

 Mur

 Baut

 Bearing

3.3 Pembuatan geometri turbin savonius

Model turbin Savonius mengacu pada penelitian Patel et al (2016).

Dimana hasil kajiannya, model turbin savonius yang paling optimal memiliki

parameter aspek, rasio, AR = 0.4 dan parameter overlap rasio OR = 0.1 seperti

ditunjukan pada gambar berikut ini:

3.4 Pembuatan geometri turbin savonius


Model turbin Savonius mengacu pada penelitian Patel et al (2016).

Dimana hasil kajiannya, model turbin savonius yang paling optimal memiliki

parameter aspek, rasio, AR = 0.4 dan parameter overlap rasio OR = 0.1 seperti

ditunjukan pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Model turbin Hidrokinetik Savonius

Tabel 3.1 Parameter model turbin Savonius Hidrokinetik


Parameter Nilai Satuan
Jumlah sudu, n 2 -
Tinggi turbin, H 0,06 m
Diameter turbin, D 0,15 m
Panjang overlap, e 1,50 cm
Ketebalan sudu, tb 0,20 cm
Ketebalan end plat, te 0,10 cm
Aspek, rasio AR 0,40 -
Overlap rasio OR 0,10 -
3.5 Geometri pengarah aliran

z z z z
β β β β

a a a a

y y y y
α x α x α x α x

z z z z
β β β β
a a a a
y α x y α x y α x y α x

Tabel 3.2 Geometri Pengarah aliran


n α (°) β (°) x (mm) y (mm) z (mm) a (mm)
1 156 30 150 400 350 250
2 156 30 150 400 400 250
3 156 30 150 400 450 250
4 156 30 150 400 500 250
5 156 30 150 400 350 125
6 156 30 150 400 400 125
7 156 30 150 400 450 125
8 156 30 150 400 500 123

3.6 Pengukuran Torsi

Untuk mendapatkan torsi, dilakukan dengan cara konvensional yaitu

dengan memberikan pembebanan pada putaran turbin. Kemudian beban

maksimum yang dapat diputar turbin di kalkulasikan untuk mendapatkan torsi

turbin.

3.7 Perhitungan Kinerja Turbin

Besarnya kinerja turbin Savonius ditentukan oleh besarnya koefesien

tenaga (Cp) dan koefesien torsi (Ct). Koefsien tenaga (Cp) adalah rasio daya

mekanik yang dihasilkan oleh turbin terhadap luas area turbin pada saat aliran air

mengenai sudu turbin dan dinyatakan dalam persamaan


Dimana:

 = massa jenis fluid,

U = kecepatan aliran air

Po = Daya mekanik.

Dimana:

T = Torsi yang dihasilkan oleh turbin

 = kecepatan sudut putaran roda turbin.

Nilai torsi (T) dapat diukur dengan menyetel dinamometer rem

pembebanan dengan persamaan

Dimana F1 dan F2 adalah beban pengereman yang diperoleh setelah

menyetel dinamometer kemudian kecepatan sudut putaran turbin dihitung dengan

persamaan

Dimana RPM turbin dapat diperoleh dengan mengukur kecepatan putaran

turbin menggunakan thacometer. Kemudian koefesien torsi baru dapat dihitung

setelah pamaeter parameter diatas ada. Dihitung dengan persamaan


Dimana disini koefesien tenaga (Cp) dan koefesien torsi (Ct) merupakan

persamaan yang tidak berdimensi. koefesien tenaga (Cp) dan koefesien torsi (Ct)

biasanya di sajikan dengan rasio kecepatan ujung (tangensial)


3.8 Diagram alir

Mulai

Study literatur

Penentuan geometri turbin


dan pengarah aliran

Pengujian

Pengambilan data
berupa torsi, daya
dan kecepatan.

Analisa data

Kesimpulan

Penyusunan laporan

Selesai
DAFTAR PUSTAKA

Chen, T. Y., Y. T. Liao, and C. C. Cheng. 2012. “Development of Small Wind


Turbines for Moving Vehicles: Effects of Flanged Diffusers on Rotor
Performance.” Experimental Thermal and Fluid Science 42: 136–42.
http://dx.doi.org/10.1016/j.expthermflusci.2012.05.001.
Behrouzi, Fatemeh, Mehdi Nakisa, Adi Maimun, and Yasser M. Ahmed. 2016.
“Renewable Energy Potential in Malaysia: Hydrokinetic River/Marine
Technology.” Renewable and Sustainable Energy Reviews 62: 1270–81.
http://dx.doi.org/10.1016/j.rser.2016.05.020.
Ostos, Iván et al. 2019. “A Modified Novel Blade Configuration Proposal for a
More Efficient VAWT Using CFD Tools.” Energy Conversion and
Management 180(November 2018): 733–46.
Ogawa, T., H. Yoshida, and Y. Yokota. 1989. “Development of Rotational Speed
Control Systems for a Savonius-Type Wind Turbine.” Journal of Fluids
Engineering, Transactions of the ASME 111(1): 53–58.
Roy, Sukanta, and Ujjwal K. Saha. 2013. “Review on the Numerical
Investigations into the Design and Development of Savonius Wind
Rotors.” Renewable and Sustainable Energy Reviews 24: 73–83.
http://dx.doi.org/10.1016/j.rser.2013.03.060.
Al-Ghriybah, Mohanad, Mohd Fadhli Zulkafli, Djamal Hissein Didane, and
Sofian Mohd. 2019. “The Effect of Inner Blade Position on the
Performance of the Savonius Rotor.” Sustainable Energy Technologies
and Assessments 36(August).
Sarkar, Jahar, and Souvik Bhattacharyya. 2012. “Application of Graphene and
Graphene-Based Materials in Clean Energy-Related Devices Minghui.”
Archives of Thermodynamics 33(4): 23–40.
Tian, Wenlong, Zhaoyong Mao, and Hao Ding. 2019. “Numerical Study of a
Passive-Pitch Shield for the Efficiency Improvement of Vertical Axis
Wind Turbines.” Energy Conversion and Management 183(October 2018):
732– 45. https://doi.org/10.1016/j.enconman.2019.01.006.
Kamoji, M. A., S. B. Kedare, and S. V. Prabhu. 2009. “Experimental
Investigations on Single Stage Modified Savonius Rotor.” Applied Energy
86(7–8): 1064–73. http://dx.doi.org/10.1016/j.apenergy.2008.09.019.
Khan, Nahidul, and Nalcor Energy. 2009. “Performance of Savonius Rotor as a
Water Current Turbine.” (April 2016).
Jeon, Keum Soo, Jun Ik Jeong, Jae Kyung Pan, and Ki Wahn Ryu. 2015. “Effects
of End Plates with Various Shapes and Sizes on Helical Savonius Wind
Turbines.” Renewable Energy 79(1): 167–76.
http://dx.doi.org/10.1016/j.renene.2014.11.035.
Alom, Nur, and Ujjwal K. Saha. 2019. “Influence of Blade Profiles on Savonius
Rotor Performance: Numerical Simulation and Experimental Validation.”
Energy Conversion and Management 186(October 2018): 267–77.
Manganhar, Abdul Latif et al. 2019. “Performance Analysis of a Savonius
Vertical Axis Wind Turbine Integrated with Wind Accelerating and
Guiding Rotor House.” Renewable Energy 136: 512–20.
https://doi.org/10.1016/j.renene.2018.12.124.
Grönman, Aki, Jonna Tiainen, and Ahti Jaatinen-Värri. 2019. “Experimental and
Analytical Analysis of Vaned Savonius Turbine Performance under
Different Operating Conditions.” Applied Energy 250(May): 864–72.
https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2019.05.105.
Alexander, A. J., and B. P. Holownia. 1978. “Wind Tunnel Tests on a Savonius
Rotor.” Journal of Wind Engineering and Industrial Aerodynamics 3(4):
343–51.
Ogawa, Tainori. 1986. “The Efect Of A Defleting Plate and Rotor End Plates On
Peformances Of Savonus Type Win Turbine.” JSME 29(253): 2115–21.
http://www.mendeley.com/research/geology-volcanic-history-eruptive-
styleyakedake-volcano-group-central-japan/.
Mohamed, M. H., G. Janiga, E. Pap, and D. Thèvenin. 2010. “Optimization of
Savonius Turbines Using an Obstacle Shielding the Returning Blade.”
Renewable Energy 35(11): 2618–26.
http://dx.doi.org/10.1016/j.renene.2010.04.007.
Golecha, Kailash, T. I. Eldho, and S. V. Prabhu. 2011. “Influence of the Deflector
Plate on the Performance of Modified Savonius Water Turbine.” Applied
Energy 88(9): 3207–17. http://dx.doi.org/10.1016/j.apenergy.2011.03.025.
Kailash, Golecha, T. I. Eldho, and S. V. Prabhu. 2012. “Performance Study of
Modified Savonius Water Turbine with Two Deflector Plates.”
International Journal of Rotating Machinery 2012.

Anda mungkin juga menyukai