Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konsumsi energi merupakan trouble yang paling penting dalam era saat ini. Pada
zaman seperti saat ini, konsumsi energi per-kapitanya menentukan tingkat
perkembangan bangsa tersebut. Dengan meningkatnya kesadaran, bahwa sumber daya
energi dunia terbatas telah menyebabkan banyak negara menilai kembali kebijakan
energi mereka dan mengambil langkah-langkah untuk menghilangkan ataupun
mengurangi limbah pada pabrik-pabrik itu seperti halnya perusahaan pembangkit energi
listrik. Hal ini juga memicu minat para ilmuwan dan peneliti untuk mencermati
perangkat konversi energi dan mengembangkan teknik baru untuk pemanfaatan sumber
daya yang tersedia dengan lebih baik. (Sarang j gulhane, 2013)

Pada Gambar 1 menunjukan data dari rencana pembangunan pembangkit oleh


PT. PLN (persero) per tanggal 27 september 2017 telah menunjukan kebutuhan
listrik yang terus meningkat dari tahun 2017 sampai 2026. (Sarang j gulhane, 2013)

Gambar 1.1 Rencana pembangunan pembangkit di Indonesia tahun 2017-2026. ( S a r a n


gj gulhane, 2013)

Menurut dari data tersebut, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan
energi yang paling banyak digunakan dari 2017 hingga 2026. Di lain itu diketahui saat
ini pembangkit yang berbahan bakar fosil seperti batu bara mempunyai masalah dari
keberadaan bahan bakar yang terbatas. Hal ini disebabkan bahan bakar
1
fosil adalah salah satu jenis bahan bakar yang tidak dapat diperbarui. Dengan adanya
tantangan tersebut, maka harus dilakukan banyak usaha yang dilakukan untuk
penggunaan energi pada pembangkit listrik tenaga uap yang lebih efisien. Unit
pembangkitan Tanjung Awar-awar mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap (PLTGU) dengan kapasitas 1938 MW untuk mendukung sistem. (Effendy, 2018)

Salah satu pembangkit yang ada di negara ini ialah PLTU, Pembangkit Listrik
Tenaga Uap adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang memiliki sekala cukupbesar
dan paling banyak ditemui dan kurang lebih 75% kebutuhan listrik yang ada di Jawa-
Bali disupply dari jenis pembangkit PLTU. Pembangkit Listrik Tenaga Uap
mempunyai banyak kelebihan/keuntungan daripada jenis pembangkit yang lain. Pada
PLTU– PLTU besar dengan daya mampu di atas 100.000Kw, siklus yang digunakan
pada umumnya di gunakan merupakan bukan siklus rankin murni, namun siklus yang
telah dimodif lanjutan menjadi siklus rankine panas ulang (reheat). kemudian sebutan
untuk siklus rankin reheat yang biasa hanya disebut dengan sebutan siklus reheat.
Susunan-susunan peralatan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap dengan siklus
rankine panas ulang. (Effendy, 2018)

Condenser merupakan salah satu komponen utama didalam pembangkit seperti


PLTGU, PLTU, PLTG dan lain sebagainya. Kegunaan kondensor adalah komponen
besar yang mana untuk merubah fasa uap hasil pembuangan ekstraksi turbin menjadi
titiktitik air (air kondensat) atau dikenal dengan istilah pengkondensasian, selanjutnya
uap yang tersebut berubah menjadi air ditampung ke tangki hotwell. Kemudian air
yang terkondensasi tadi disirkulasikan menuju ke boiler untuk diproses kembali
menjadi steam. Ketika proses pengkondensasian tersebut ada berbagai macam
parameter yang harus diperhatikan, diantaranya: titik vakum didalam kondensor, suhu
dan tekanan air pendinginnya, serta suhu uap yang akan dikondensasi. Parameter
tersebut sangat berpengaruh terhadap efektivitas kondensor pada khususnya dan
efisiensi pembangkit pada umumnya. (Apollo, Musrady Mulyadi, 2014)

Kondensor merupakan komponen yang penting untuk mencapai nilai efisiensi


yang bagus. Unjuk kerja kondenser dipengaruhi oleh perpindahan panas yang bagus,
sehingga tekanan vakum pada kondenser dapat dijaga tetap tinggi. Tekanan vakum
condensor selalu dipantau karena semakin tingi tekanan vakum condenser
menunjukkan bahwa kinerja condensor semakin baik. Agar unjuk kerja condenser
terjaga maka perlu dilakukannya pembersihan pada kondensor. Perawatan serta

2
pembersihan kondensor bisa dilaksanakan dalam kondisi unit sedang beroperasi.
Keberhasilan pembersihan dapat dipantau dari penurunan tekanan condensor dan
kenaikan tekanan vakum di kondensor. (Harun Al Rosyid, Retno Aita Diantara, 2017)

Kondensor shell dan tube adalah penukar kalor yang paling umum digunakan
dalam industri karena proses pembuatannya yang relatif sederhana dan kemampuan
adaptasinya terhadap berbagai kondisi operasi. Meskipun jenis kondensor ini
membedakan dirinya dengan tetesan tekanan rendah dengan kecepatan aliran tinggi,
persyaratan modal, serta persyaratan biaya terkait (yaitu daya gabungan dan modal)
karena tetesan tekanan aliran yang dipompa dan dikompresi dalam Unit bisa sangat
mahal. Selain itu, ketergantungan total biaya ke modal atau persyaratan saat ini sangat
dipengaruhi oleh kebijakan komersial negara tempat situs tersebut berada. (B. Khalifeh
Soltan, 2004)

Berdasarkan informasi, bahwa pada unit 3 PLTU UP Gresik telah terjadi


overhaul pada tahun 2018, sehingga penulis ingin menganalisis terhadap kinerja
kondensor sebelum dan sesudah overhaul sesuai dengan data yang telah diperoleh.
Oleh sebab itu penulis ingin mengambil judul tugas akhir “Analisis Kinerja Kondensor
Sebelum dan Sesudah Overhaul di PLTU Unit 3 UP Gresik”.

3
1.2. Permasalahan Penelitian
1.2.1. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut:

1. Keadaan performa kondensor dapat mempengaruhi terhadap efisiensi kondensor.


Maka dari itu overhaul dilakukanagar kinerja dari kondensor tetap optimal.
2. Kehancuran/kerugian kondensor mempengaruhi ketidak efesienan suatu sistem
pembangkit.
1.2.2. Ruang Lingkup Masalah
Penulisan skripsi ini terfokus pada pembahasan tentang analisis unjuk kerja dari
kondensor sebelum dan sesudah overhaul di PT.PJB UP Gresik Unit 3 agar hasil
penelitian dapat diterima seperti yang diharapkan serta agar pembahasan objek Analisa
tidak melebar, maka ditentukan batasan-batasan penelitian, yaitu:

1) Penelitian ini hanya membahas terbatas pada komponen kondensor, tidak


membahas spesifik pada alat bantu unit 3 PLTU UP Gresik.
2) Data yang digunakan merupakan data performance test sebelum dan
sesudah overhaul.
1.2.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas maka perumusan masalah
dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah overhaul di PLTU dapat menaikan Efektifitas kondensor?


2. Apakah setelah dilakukan overhaul dapat meningkatkan laju perpindahan panas
pada kondensor?

1.3. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini beberapa manfaat antara lain yaitu:

1. Agar mengetahui efektifitas kondensor setelah di lakukan overhaul.

2. Agar mengetahui efek overhaul terhadap laju perpindahan panas pada kondensor.

4
1.4. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuannya antara lain, yakni:
1. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis pada
komponen kondensor PLTU.
2. Sebagai referensi dalam pengembangan pengetahuan tentang perpindahan panas
pada kondensor
3. Sebagai pertimbangan refrensi oleh pihak PJB UP Gresik.
1.5. Kerangka Penulisan
Kerangka penulisan tugas akhir ini ditujukan untuk mempermudah dalam
pembacaan dan memberikan pencerahan mengenai pembahasan tugas akhir, adapun
susunannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Didalam bab ini menjelaskan secara rinci mengenai latar belakang masalah yang akan
dianalisa dan teliti, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,
metode pengumpulan data dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Menjelaskan beberapa teori dasar yang diperlukan untuk mengembangkan analisis
perpindahan panas pada kondensor, beberapa teori dasar yang dibahas antara lain: Prinsip kerja
PLTU, Siklus Rankine dan Perpindahan Kalor pada Kondensor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Menjelaskan bagaimana cara-cara yang akan digunakan agar mendapatkan data dan
pengambilannya, perhitungan serta data pemecahan masalahnya.

BAB IVANALISA DAN PEMBAHASAN


Bab ini membahas mengenai pengolahan data yang sudah dikumpulkan sebelumnya,
serta analisa unjuk kerja dari kondensor untuk mendapatkan perbandingan sebelum dan sesudah
overhaul.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari masalah yang ditanyakan pada tujuan
dari skripsi tersebut, dan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.

5
BA
B II
TINJAU
AN
PUSTA
KA

2.1. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ialah salah satu jenis
pembangkit listrik yang memiliki sekala besar dan paling banyak
ditemui di pulau jawa dan bali. PLTU memiliki banyak
keuntungan/kelebihan daripada jenis pembangkit lainnya antara lain
sebagai berikut, yaitu: (Rochani, 2013)
 Dapat menggunakan berbagai macam jenis bahan bakar, cair
gas maupun padat dapat digunakan PLTU.
 Mampu menghasilkan energi bersekala besar, mencapai
1.200 MW dalam satu unitnya.

 Lifetime bisa bertahan lama.

 Biaya listrik yang diproduksi dapat terjangkau apabila


yangdigunakan bahan bakar yang biaya kalorinya kecil
 Tidak terlalu berpengaruh banyak oleh kondisi atmosfire.
Selain itu memiliki banyak keuntungan/kelebihan, namun ada juga
kerugian/kekurangan antara lain, yaitu: (Rochani, 2013)
Membutuhkan air pendingin (cooling water) dengan j

Anda mungkin juga menyukai