PENDAHULUAN
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dapat dijadikan salah satu sumber
energi alternatrif sebagai solusi untuk permasalahan krisis energi listrik disamping
sumber energi fosil yang semakin lama akan semakin habis. Selain dapat
dimanfaatkan dengan pembangkit listrik skala besar (PLTA), potensi air yang
melimpah di pulau jawa juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum sebagai
sumber energi listrik skala kecil seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH). Dari berbagi sumber daya energi nasional yang selama ini dimanfaatkan,
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan salah satu sumber daya energi
yang paling sering digunakan karena dianggap ramah lingkungan dan
membutuhkan biaya yang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan pemanfaatan
sumber energi yang lain (Aris Setyo Wibowo,2014).
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah turbin aliran silang
dengan bentuk runner berbasis spherical memiliki kinerja yang lebih baik di
banding turbin darrius ?, untuk menjawab pertanyaan tersebut, dalam penelitian ini
kami akan membuat model turbin dengan runner berbasis bentuk spherical dan
dibandingkan dengan turbin darrieus yang telah ada. Kedua model tersebut di uji
kinerjanya dan dibandingkan berdasarkan karakteristik efisiensi yang dihasilkan.
Apakah perubahan bentuk sudu hasil modifikasi ini memiliki kinerja yang
lebih baik? Untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukan uji kinerja turbin
spherical.
1.4. Tujuan Penulisan Tugas Akhir
1.5.1 Institusi
Sebagai acuan para peneliti yang melakukan dengan masalah yang serupa
serta menambah pengetahuan bagi para pembaca yang menekuni bidang
rekayasa.
Yaitu cara pengumpulan materi penunjang pembuatan alat untuk tugas akhir
dengan cara menelusuri dari buku maupun pencarian refrensi lewat dunia
maya, dimana materi didasari dari konsep CFWT yang awalnya mengenai
bentuk turbin darrius yang sudah ada dan cara uji turbin.
Proses pembahasan dan analisa hasil yang diperoleh sesudah pengujian yang
bertujuan untuk mengetahui hasil akhir dari pengujian.
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang ditulis dalam
tugas akhir ini, penulis membuat sistematika penulisan, yaitu sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
c. Tujuan penulisan tugas akhir berisi perumusan secara teknis dan ekonomis
penelitian yang akan dicapai.
Bab ini memuat hasil pengujian turbin dan pembahasan atau analisis dari
pengujian yang bersifat terpadu.
a. Data pengujian disajikan dalam bentuk tabel atau daftar, grafik, foto atau
bentuk lain, dan ditempatkan berdekatan dengan pembahasan atau analisis
agar pembacaan lebih mudah mengikuti uraian.
BAB VI : Penutup
Pada bab ini berisikan kesimpulan yang berisi hasil akhir yang diperoleh
dari pengujian yang dipaparkan dalam bentuk narasi dan saran yang berisikan
masukan-masukan yang membangun yang diharapkan dapat memberikan manfaat
untuk pengembangan lebih lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI
Turbin air adalah alat untuk mengubah energi air menjadi anergi mekanik.
Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator (Djoko
Luknanto, 2012). Turbin air diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara, tetapi
yang paling utama adalah klasifikasi turbin air berdasarkan cara turbin air merubah
energi air menjadi energi mekanik. Beberapa turbin air yang sudah kita kenal antara
lain Turbin Darrieus, Turbin Gorlov, Turbin Achard dan Maitre, dan Turbin
Zanette. Turbin – turbin tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing –
masing untuk perairan di Indonesia.
Turbin aliran silang atau Cross Flow Water Turbine (CFWT), memiliki
sumbu rotasi tegak lurus terhadap arus. Jenis turbin ini memiliki beberapa
keuntungan turbin beroperasi dalam segala arah aliran, namun desain dan prediksi
perilaku hidrodinamikanya lebih rumit (Paraschivioiu I, 2002).
Gambar 2.3 Tiga Model CFWT dari skala yang berbeda (a) Darrieus,1931; (b)
Gorlov, 1997 ; (c) Archard dan Maitre, 2004
Turbin aliran silang atau Cross Flow Water Turbine (CFWT) dikembangkan dari
turbin Darrieus (1931) yang digunakan untuk angin. Desain Darrieus dapat dilihat
pada gambar 2.2a. sudu turbin Darrieus berjumlah 3 dan berpenampang airfoil yang
dipasang tegak sejajar dengan poros turbin. Desain Turbin Darrieus dikembangkan
untuk fluida air oleh Gorlov (1997). Perbedaan turbin Gorlov terletak pada arah
posisi sudu. Jika sudu Darrieus memiliki arah posisi tegak, pada turbin Gorlov
memiliki arah posisi helik. Turbin – turbin tersebut kemudian dikembangkan dalam
bentuk yang berbeda oleh Archard dan Maitre (2004), seperti pada gambar 2.3 sudu
turbin Archard Maitre berbentuk delta dengan luas penampang tetap/konstan
.2.2 Hydrofoil
Keterangan :
Leading Edge : Sisi depan hydrofoil.
Trailing Edge : Sisi belakang hydrofoil.
Chord Length : Jarak antara leading edge dan trailing edge
Chord Line : Garis lurus yang menghubungkan leading edge dengan trailing
edge.
Thickness : Ketebalan hydrofoil.
2.4 Persamaan Kapasitas Dasar Aliran
Data sumber air yang perlu diketahui adalah beda ketinggian permukaan air
(z) atau head potensial (𝐻 = 𝑔𝑧) dan kapasitas aliran (Q). pengukuran kapasitas
aliran atau debit yang merupakan jumlah aliran air rata – rata tiap satuan waktu,
merupakan bagian dari bidang teknik mekanikal (Wibowo Paryatmo Turbin Air.
2007).
2.4.1 Persamaan Kontinuitas
∆h1
𝑷𝟏 𝒗𝟏𝟐 𝑷𝟐 𝒗𝟐𝟐
z1 + + = z2 + + + HT ................................................ (3)
𝜸 𝟐𝒈 𝜸 𝟐𝒈
diketahui pada
v1 = √2𝑔∆ℎ1 P1 = h1 𝛾
v2 = √2𝑔∆ℎ2 P2 = h2 𝛾
kemudian dengan memasukkan persamaan (v1), (v2), (P1), dan (P2) diperoleh
ℎ1 𝛾−ℎ2 𝛾 2 𝑔 ∆ℎ1 −2 𝑔 ∆ℎ2
HT = + , maka
𝛾 2𝑔
( h1 – h2) = ( z1 – z2)
Dimana HT merupakan head total (m), ∆h merupakan tinggi tekan air sebelum
dan sesudah turbin (m), z merupakan tinggi permukaan air sebelum dan sesudah
turbin (m)
𝝅
A = 𝟒 . d2 ..................................................................................... (5)
Dimana A merupakan luas penampang turbin yang terkena sapuan air (m2), d
merupakan diameter turbin (m)
Debit air adalah volume air yang mengalir dan diukur dengan satuan liter
per detik. Untuk mencari nilai debit menggunakan persamaan sebagai berikut :
Q = A x √𝟐 𝐱 𝐠 𝐱 ∆𝐡 ................................................................... (6)
Dimana, Q = debit air (m3/s), A merupakan luas penampang turbin yang terkena
sapuan air (m2), g merupakan nilai gravitasi bumi (m/s2), ∆h merupakan selisih nilai
∆h1 dan nilai ∆h2 (m)
2.6.4 Daya Hidrolik
𝑷𝒉 = g x Q x 𝑯𝑻 ............................................................................ (7)
𝟐𝝅𝒏𝑻
𝑷𝑻 = ..................................................................................... (8)
𝟔𝟎
2.6.6 Efisiensi
𝑷
ηt = 𝑷𝑻 x 100%.............................................................................. (9)
𝒉
d = 32,12 cm ≈ 32 cm
1
= 2 980,6. 0,3204. (1,618)2
= 411,26 watt
e) Menghitung Daya Rencana (Pd)
Pd = Pk . Fc
= 411,26 . 1
= 411,26 Watt
f) Tegangan Geser yang diizinkan (τa)
Bahan poros yang digunakan adalah ST37, yaitu bahan tersebut memiliki
tegangan tarik 37 kg/mm2 atau 362,822 N/mm2
Sesuai dengan persamaan pada BAB II bahwa tegangan geser yang
diijinkan merupakan 18% dari kekuatan tarik bahan maka didapat :
τa = 18% x 𝜎𝑏 (N/𝑚𝑚2 )
= 18% . 362,822
𝑁
= 65,31 𝑚𝑚2
= 0,0804 m2
c) Menghitung momen yang terjadi pada poros
Σ𝐹𝐻 = 𝑅𝐴 − 𝐹 = 0
𝑅𝐴 = 𝐹
RA = 142,432 N
Momen di titik A adalah
Ma = RA.AB
Ma = 142,432. 0,525
Ma = 74,776 Nm
Momen yang terbesar yang terjadi pada poros adalah nilai di titik A,
maka
Mmax = Ma
Mmax = 74,776 Nm = 74776 Nmm
1
5,1
dp =[65,308 √{(1,5 .74776 ) 2 + (1 .18605) 2 }] 3
dp = 20,707 mm
Tabung pitot berfungsi mengukur nilai potensi aliran dalam hal ini adalah
head dinamis atau beda tinggi muka air pada saluran dan kenaikan kolom air
didalam tabung pitot yang disimbolkan dengan (∆ℎ) pada saluran terbuka (Open
Channel). Nilai ∆ℎ digunakan untuk menghitung kecepatan aliran. Tabung pitot
pada pengujian turbin ini terbuat dari pipa transparant yang diberi mistar untuk
mengukur nilai ∆ℎ.
3.5.3 Tachometer
22
Gambar 3.7 Tachometer
23
Tabel 3.1 Spesifikasi Motor Penggerak
Diameter x Langkah 68 x 45 mm
Karburator Kupu-kupu
Berat 15,1 kg
3.5.5 Mistar
Mistar merupakan alat ukur jarak. Pada pengujian turbin, mistar
berfungsi sebagai alat untuk mengukur ketinggian atau kedalaman aliran serta
lebar aliran. Mistar yang digunakan memiliki kapasitas ukur 1meter dengan
ketelitian 1mm dan berbahan logam.
24
Pengujian tersebut menggunakan variasi debit dan kecepatan motor yang
dilakukan pada skala laboratorium dengan saluran uji yang telah tersedia.
25
13. Membaca massa yang dihasilkan dengan cara menarik neraca
pegas yang dipasang pada panjang lengan pada rem cakram untuk
mendapatkan torsi.
14. Membaca head masuk dan keluar turbin dengan melihat naik turun
air pada tabung pitot dalam setiap pembebanan.
15. Membaca tinggi air masuk dan keluar turbin dengan melihat
permukaan air yang terukur pada penggaris dalam setiap
pembebanan.
16. Mencatat nilai ukur yang didapatkan dari putaran, head, tinggi
air dan pembebanan yang terbaca.
17. Dengan cara yang sama dari langkah 5 sampai 10 sampai beban
dimana turbin tidak dapat berputar.
18. Melakukan langkah yang sama pada setiap turbin dengan tiga kali
variasi kecepatan pompa aksial.
19. Merapikan peralatan setelah selesai pengujian.
20. Mengolah data, mentabelkan dan membuat dalam bentuk kurva
karakteristik dari masing-masing turbin.
26