Anda di halaman 1dari 178

ANALISIS KINERJA KIPAS UTAMA PADA TAMBANG BAWAH TANAH

TOGURACI DI PT. NUSA HALMAHERA MINERALS,


MALUKU UTARA

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Adji Dwi Saputra (11160980000049)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1440 H
ANALISIS KINERJA KIPAS UTAMA PADA TAMBANG BAWAH
TANAH TOGURACI DI PT. NUSA HALMAHERA MINERALS,
MALUKU UTARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik Pertambangan (S.T)

Disusun Oleh:

Adji Dwi Saputra (11160980000049)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1440 H

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmaanirrohiim
Alhamdullilahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan revisi
penulisan Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat untuk seluruh civitas
akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya program studi Teknik
Pertambangan Fakultas Sains dan Teknologi.
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini banyak pihak yang telah
membantu, memberikan dukungan dan mempermudah pengerjaan dan
penyelesaian laporan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. PT. Nusa Halmahera Minerals :


 Bapak Rara Dodo Lawolo selaku Togurachi Mine Manager, yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan Kerja Praktek di PT.
Nusa Halmahera Minerals.
 Bapak Jimmy Bob Suroto selaku (Technical Service Manager) yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan Kerja Praktek di PT. Nusa
Halmahera Minerals.
 Bapak Eko Arief Retnindar Budiarto (Ass Sup. Ventilation Engineer)
selaku pengawas mahasiswa magang yang telah memberikan banyak
masuka dan diskusi yang telah memberikan banyak masukan, dan diskusi-
diskusi yang sangat bermanfaat pada penulis dalam melakukan Tugas
akhir.
 Bapak Septian Budi Setiawan (Senior Ventilation Engineer) selaku
pembimbing I, yang telah memberikan banyak masukan, dan diskusi-
diskusi yang sangat bermanfaat pada penulis dalam melakukan Tugas
akhir.
 Bapak Mahendra Rusman (Ventilation Engineer) selaku pembimbing II
yang banyak memberikan masukan, dan diskusi pada penulis dalam
melakukan Tugas Akhir ini.

iv
 Bapak Devi Kurniadi (Ventilation Engineer) yang telah banyak
memberikan masukan, dan diskusi pada penulis dalam melakukan Tugas
Akhir ini.
 Bapak Annas ( Hidrology engineer ) yang telah memberikan arahan dan
masukan masukan mengenai penulisan dalam melakukan Tugas akhir ini
 Kakak Abu Bakar A Samiun (Ventilation Engineer) yang selalu memberi
arahan, masukan dan menemani selama saya pengambilan data
dilapangan
 Kakak Jorge (Drill Blast Engineer) yang selalu memberi arahan, masukan
dan menemani selama saya pengambilan data dilapangan
 Seluruh Karyawan PT. Nusa Halmahera Minerals, atas keramahannya,
bantuan, kerjasama dan dukungannya selama Tugas Akhir ini
berlangsung.

2. Program Studi Teknik Pertambangan UIN Jakarta.


 Dr. Ambran Hartono, M.Sc, Ketua Jurusan Teknik Pertambangan.
 Dr. Ir. Achmad Sarwiyana Sastratenaya, selaku Dosen Pembimbing I
 Ir. M. Bambang Soegeng MT, selaku Dosen Pembimbing II
3. Kedua orang tua yang telah senantiasa selalu memberikan bantuan semangat,
motivasi dan doa yang tak ternilai. Serta seluruh keluarga besar yang turut
memberikan semangat dan doa.

4. Seluruh keluarga besar Himpunan Tambang (HITAM) UIN jakarta atas


dukungan dan semangatnya. Salam Tambang!

Pada penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, penulis menyadari bahwa


masih ada kekurangan dalam proses penulisan ini. Maka dari itu, penulis
menerima kritik dan saran dari pembaca agar dapat menyempurnakan laporan ini.

Tangerang Selatan, 24 April 2019

Penulis

v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

Sebagai Civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Adji Dwi Saputra
NIM 11160980000049
Program Studi : TeknikPertambangan
Fakultas : Sains dan Teknologi
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul :
ANALISIS KINERJA KIPAS UTAMA DI TOGURACI
PADA PT. NUSA HALMAHERA MINERALS, MALUKU UTARA
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tangerang
Selatan, Pada tanggal : 24
April 2019 Yang menyatakan,

( Adji Dwi Saputra )

vii
ABSTRAK

Sistem jaringan ventilasi merupakan bagian yang sangat penting dalam


penambangan bawah tanah, dan diperlukan pengontrolan atas kualitas dan
kuantitas udara pada aliran udara di penambangan bawah tanah. Pengontrolan ini
dilakukan untuk menganalisis kebutuhan udara dibawah tanah dengan kinerja
kipas utama sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30 MEM
2018 tentang kinerja kipas utama mengenai kebutuhan udara, dengan tidak adanya
data pengukuran langsung dilapangan untuk masalah kebutuhan udara. Maka
menjadikan pengukuran lapangan dengan metode pengukuran evase, collar, spot
dan traverse ini sebagai data pembanding dari hasil SCADA monitoring. Kinerja
primary fan T01 dan T03 Toguraci PT. Nusa Halmahera Minerals dikaji dengan
memperhitungkan nilai psikometri udara dalam fan, nilai inlet volume, resistensi,
air power, dan nilai efisiensi yang selanjutnya dapat dilihat dalam bentuk kurva
kinerja. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh nilai inlet volume untuk
ketiga kondisi yang berbeda yaitu inlet volume untuk Primary Fan T01 sebesar
338 m³/s dengan resistensi 0,02 Ns/m⁸ dan nilai efiensi 76% yang berarti bahwa
kinerja primary fan T1 TOG PT. NHM dalam kondisi baik karena berdasarkan
hasil pembacaan kurva kinerja, ketiga kondisi tersebut diatas berpotongan dengan
kurva pabrik (ketetapan manufaktur) dengan nilai inlet volume yang dihasilkan
lebih besar dibandingkan tekanan (pressure) yang diberikan walaupun inlet
volume yang dihasilkan belum mencapai target produksi sesuai kebutuhan
perusahaan sebesar 340 m³/s dan untuk primary fan T03 menghasilkan nilai inlet
volume sebesar 105 m³/s nilai inlet volume ini lebih tinggi yang diharapkan yaitu
sebesar 90 m³/s.

Kata kunci: collar, efisiensi, evase, inlet volume, pressure, resistensi, spot,
traverse.

viii
ABSTRACT

Ventilation network systems are a very important part of underground


mining, and control of the quality and quantity of air in the air flow in
underground mining is required. This control is carried out to analyze the
underground air requirements with the main fan performance in accordance with
Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30 MEM 2018 regarding the main fan
performance regarding air requirements, in the absence of direct measurement
data in the field for air needs problems. Then make this field measurement using
the evase, collar, spot and traverse measurement methods as comparative data
from the results of SCADA monitoring. The performance of the primary fan T01
and T03 Toguraci PT. Nusa Halmahera Minerals was assessed by calculating the
air psychometric values in the fan, inlet values of volume, resistance, water
power, and efficiency values which can then be seen in the form of a performance
curve. Based on the results of data processing, the volume of inlet values for the
three different conditions were obtained, volume of inlet for T01 Primary Fan is
338 m³ / s with resistance is 0.02 Ns / m⁸ and efficiency value is 76% which
means that the performance of T01 primary fan is in good condition because
based on the results of the reading of the performance curve, the three conditions
above intersect with the factory curve (manufacturing provisions) with the
resulting inlet volume greater than the given pressure, even though the inlet
volume has not reached the production target according to company requirements
equal to 340 m³ / s. T03 primary fan produces a volume of inlet in the amount of
105 m³ / s, it is greater than expected standard, where the value of inlet volume is
90 m³ / s.

Key words : collar, efisiensi, evase, inlet volume, pressure, resistensi, spot,
traverse.

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI..................................vii
ABSTRAK............................................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah...................................................................................3

1.3 Batasan Masalah.........................................................................................3

1.4 Rumusan Masalah......................................................................................4

1.5 Tujuan Pemelitian dan Manfaat Penelitian................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5

2.1 Ventilasi Tambang.....................................................................................5

2.1.1 Fungsi Utama Ventilasi........................................................................5

2.1.2 Prinsip Dasar Ventilasi.........................................................................6


x
2.1.3 Jenis Sistem Ventilasi..........................................................................6

2.1.4 Udara Segar........................................................................................10

2.1.5 Gas-Gas Pada Ventilasi......................................................................10

2.1.6 Suhu Dan Kelembapan.......................................................................17

2.1.7 Perhitungan Suhu...............................................................................20

2.1.8 Pemeriksaan Ventilasi........................................................................23

2.1.9 Dasar Peraturan Ventilasi...................................................................40

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan...............................................40

2.3 Kerangka Berfikir.....................................................................................44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................45

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................45

3.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah.........................................................45

3.1.2 Kondisi Geologi.................................................................................47

3.2 Metode Penelitian.....................................................................................52

3.3 Alur Penelitian.........................................................................................52

3.4 Instrumen Penelitian.................................................................................56

3.4.1 Alat dan Bahan Penelitian..................................................................56

3.4.2 Jenis Pengambilan Data.....................................................................56

3.5 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................57

3.6 Teknik Pengolahan Data..........................................................................64

BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................70

4.1 Temuan Hasil Penelitian..........................................................................70


xi

4.1.1 Penelitian............................................................................................70

4.1.2 Data Panjang Lebar dan Tinggi Terowongan....................................70


4.1.3 Kecepatan Aliran Udara.....................................................................71

4.1.4 Debit Udara........................................................................................74

4.1.5 Psikrometri Udara..............................................................................76

4.1.6 Temperatur Efektif dan Efisiensi Kerja.............................................78

4.1.7 Performa Kipas Utama.......................................................................80

4.1.8 Debit Udara Masuk Kedalam Tambang.............................................84

4.1.9 Kebutuhan Udara Tambang...............................................................84

4.2 Pembahasan...............................................................................................87

4.2.1 Psikrometri Udara..............................................................................87

4.2.1.1 Psikrometri Di Primary Fan......................................................87

4.2.1.2 Psikrometri Di Dalam Tambang...............................................89

4.2.2 Debit Udara........................................................................................90

4.2.3 Kebutuhan Udara...............................................................................92

4.2.4 Performa Kipas Utama.......................................................................93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................97

5.1 Kesimpulan..............................................................................................97

5.2 Saran.........................................................................................................98

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................99

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Udara Segar..........................................................................10

Tabel 2.2 Gas Dalam Tambang Bawah Tanah.......................................................15

Tabel 4.1 Luas Area...............................................................................................60

Tabel 4.2 Kecepatan Aliran Udara Perhitungan Collar.........................................62

Tabel 4.3 Kecepatan Aliran Udara Perhitungan Evase..........................................62

Tabel 4.4 Kecepatan Aliran Udara Perhitungan Traverse......................................63

Tabel 4.5 Kecepatan Aliran Udara Perhitungan Spot............................................64

Tabel 4.6 Debit Udara Perhitungan Collar dan Evase...........................................65

Tabel 4.7 Debit Udara Perhitungan Traverse dan Spot..........................................65

Tabel 4.8 Hasil Psikomteri Udara T01...................................................................68

Tabel 4.9 Thermal Work Limit..............................................................................69

Tabel 4.10 Hasil perhitungan untuk Performa Fan................................................73

Tabel 4.11 Total Udara Masuk Ke Tambang.........................................................75

Tabel 4.12 Kebutuhan Udara Untuk Alat Yang Beroperasi..................................76

Tabel 4.13 Hasil Psikrometri Di Primary Fan........................................................78

Tabel 4.14 Psikrometri Di Dalam Tambang..........................................................80

Tabel 4.15 Debit Udara Semua Pengukuran..........................................................81

Tabel 4.16 Design Duty Fan..................................................................................83

Tabel 4.17 Performa Primary Fan T01..................................................................84

xiii
DAFTAR

Gambar 2.1 Forcing System.....................................................................................8

Gambar 2.2 Exhausting System...............................................................................9

Gambar 2.3 Overlap System....................................................................................9

Gambar 2.4 Pengaruh Racun Gas CO Sebagai Fungsi Waktu...............................12

Gambar 2.5 Posisi Gas Dalam Terowongan..........................................................14

Gambar 2.6 Grafik Hubungan Suhu Dengan Efisiensi Kerja................................20

Gambar 2.7 Grafik Nilai Suhu Efektif...................................................................21

Gambar 2.8 Konfigurasi Manometer Dan Pitot Tube............................................24

Gambar 2.9 Pitot Tube...........................................................................................24

Gambar 2.10 Stick Flow Anemometer Digital......................................................25

Gambar 2.11 Prosedur Pengukuran Pressure.........................................................25

Gambar 2.12 Jalur Pergerakan Traverse................................................................26

Gambar 2.13 Hot Wire Anemometer Digital.........................................................27

Gambar 2.14 Kestrel Anemometer........................................................................28

Gambar 2.15 Grafik Psikrometri............................................................................33

Gambar 2.16 Reaksi Fisiologi................................................................................34

Gambar 2.17 Kurva Performance..........................................................................37

Gambar 2.18 Kerangka Berfikir.............................................................................41

Gambar 3.1 Lokasi Kesampaian Daerah................................................................46

Gambar 3.2 Peta Regional PT. NHM.....................................................................49

xiv
Gambar 3.3 Litologi Daerah Penelitian.................................................................50

Gambar 3.4 Bagan Alir Penelitian.........................................................................55

Gambar 3.5 Manometer Digital.............................................................................58

Gambar 3.6 Pitot Tube...........................................................................................58

Gambar 3.7 Pengambilan Data Collar...................................................................59

Gambar 3.8 Titik Pengambilan Data Collar (Kiri T01 dan Kanan T03)...............59

Gambar 3.9 Stick Flow Anemometer Digital........................................................60

Gambar 3.10 Pengambilan Data Evase..................................................................61

Gambar 3.11 Titik Pengambilan Data Evase.........................................................61

Gambar 3.12 Hot Wire Anemometer Digital.........................................................62

Gambar 3.13 Sketsa Pengambilan Data Spot Dan Traverse..................................63

Gambar 3.14 Kestrel Anemometer........................................................................64

Gambar 3.15 Pengambilan Data Psikrometri Udara..............................................64

Gambar 4.1 Keterangan Tabel TWL......................................................................70

Gambar 4.2 Kurva Performa Primary Fan T01......................................................74

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Sistem Jaringan Ventilasi.................................................................101

Lampiran B Total Pressure, Static Pressure dan Velocity Pressure.....................102

Lampiran C Velocity............................................................................................104

Lampiran D Luas Area Pengukuran.....................................................................107

Lampiran E Debit Udara Primary Fan T01 dan T03...........................................109

Lampiran F Psikrometri.......................................................................................112

Lampiran G Air Power Dan Efisiensi Primary Fan T01......................................114

Lampiran H Temperature Work Limit.................................................................115

Lampiran I Scada Monitoring..............................................................................121

Lampiran J Kurva Performance...........................................................................138

Lampiran K Spesifikasi Primary Fan...................................................................156

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Nusa Halmahera Minerals merupakan perusahaan tambang emas yang


menggunakan sistem tambang bawah tanah dengan perpaduan 2 metode
penambangan yakni cut and fill dan long hole stopping, selain itu PT. Nusa
Halmahera Minerals memiliki dua area penambangan tambang bawah tanah yang
dikenal dengan tambang bawah tanah Kencana dan tambang bawah tanah
Toguraci yang terletak di Halmahera Utara, Maluku Utara.

Tambang bawah tanah memiliki sistem kebutuhan yang tidak dimiliki oleh
penambangan ditempat terbuka yaitu sistem ventilasi. Sistem ini merupakan
bagian vital dari penambangan bawah tanah yang mencakup kebutuhan udara,
kualitas udara suhu dan kelembapan. Area tambang bawah tanah Toguraci yang
sering disingkat TOG merupakan tambang bawah tanah PT. Nusa Halmahera
Minerals yang cukup unik, hal ini dikarenakan tambang TOG memiliki suhu air
tanah yang relatif tinggi hasil kontak aktivitas tektonik yang ada pada daerah
tersebut dengan air meteorik dari permukaan. Sehingga menghasilkan suhu
rata-rata 28 ͦ𝐶 − 40 ͦ𝐶dan kelembapan diatas 85% pada front kerja dimana kondisi
ini sangat tidak aman dan tidak boleh ada kegiatan apapun.Maka dari itu
deperlukan penanganan khusus untuk sistem ventilasi di TOG.

Dalam kegiatan penambangan maka perlu memperhatikan dampak – dampak


tersebut dan untuk meminimalisir dampak tersebut dapat menggunakan sistem
ventilasi yang baik dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30 MEM
2018 tentang pedoman pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik
sebagai acuanya dioperasikan dengan optimal disesuaikan dengan kebutuhan
untuk para pekerja agar bekerja menjadi aman dan nyaman.

1
2

Kegiatan penambangan dan system ventilasi diatur dalam Al-Quran dimana


semua kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan kaidah-kaidah keislaman yang
tertuang didalamnya seperti yang sudah tercantum pada surat Sad ayat 36 dan
surat Al-Muddassir ayat 38 sebagai berikut :

N‫ْي ث أ َ َص اب‬ ‫جري ر ر‬ ‫ ِ ح‬NُN‫ه‬Nَ‫ ل‬N‫ا‬Nَ‫ر ن‬ ‫فَس‬


‫ح‬ ‫ َ ْم هِّ خ ا‬N‫أ‬Nّ ِ‫ب‬ ‫ ّر ت‬N‫ال‬
‫ي‬

Artinya : “Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan


baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya” (Q.S. Sad:36)

˚ N‫ة‬Nَ‫ر ِّه ين‬


N‫ت‬Nَ‫ب‬N‫ َس‬Nَ‫كُل نَف س ا ك‬
‫ب‬

Artinya : “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,”
(Q.S. Al-Muddassir:38)

Kedua ayat diatas dijelaskan bahwa angin diciptakan dengan tujuan untuk
mempermudah hidup makhluk hidup dalam pemanfaatanya, dan untuk
pertambangan sebagai mana yang disebutkan diatas bahwa aliran angin/udara bisa
dikendalikan. Seperti halnya dalam sistem jaringan ventilasi yang dapat diatur
aliran udaranya sesuai dengan kebutuhan. Dan pada ayat diatas dijelaskan juga
bahwa setiap perbuatan yang dilakukan harus bertanggung jawab atas
perbuatanya, dalam pertambangan ayat ini berkaitan dengan tanggung jawab
perusahaan terhadap keselamatan para pekerjanya mengenai kebutuhan udara
yang disediakan didalam tambang bawah tanah. Maka dari itu kinerja dari sitem
ventilasi yang sebagai alat pengatur udara harus dijaga kondisi dan diusahakan
selalu dalam kondisi optimal dan tercukupi udaranya untuk para pekerja.

Dengan adanya kegiatan penambangan yang dilakukan perusahaan dan


luasnya area penambangan yang dilakukan pada saat ini berakibat pada kebutuhan
udara yang harus diberikan semakin meningkat dan data kebutuhan udara hanya
berdasarkan dari alat pembaca lapangan sehingga kurang terkontrolnya aliran
udara masuk dan keluar untuk para pekerja. Maka dari itu perlu dilakukan kajian
teknis pengambilan data aliran udara secara langsung kelapangan untuk
mengetahui kinerja dari kipas utama mengenai kuantitas udara.
3

1.2 Identifikasi Masalah

Dengan adanya peningkatan produksi dari penambangan bawah tanah yang


mencakup memperluas area kerja sehingga kebutuhan udara yang diperlukan akan
meningkat, sehingga diperlukan pemantauan lebih untuk volume udara keluar dan
volume udara masuk. Pemantauan ini dilakukan dengan cara menghitung volume
udara masuk pada portal masuk dan volume udara keluar pada kipas utama yang
kemudian dibandingkan dengan kebutuhan udara para pekerja didalam tambang.
Dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30 MEM 2018 tentang
pedoman pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik ditetapkan bahwa
kebutuhan udara tambang bawah tanah berdasarkan dari kebutuhan udara didalam
tambang maksimal dari semua pekerja, peralatan dan ruangan yang ada, ditambah
15% dari total volume udara maksimal yang dibutuhkan.

Pemantauan kuantitas udara yang dilakukan perusahaan hanya menggunakan


alat SCADA monitoring untuk kegiatan pemantauan dari volume udara tidak ada
data pembanding lain. Kondisi ini sangat beresiko mengingat umur alat yang
sudah memasuki 10 tahun. Oleh karena itu untuk mengetahui kinerja dari kipas
utama apakah masih dalam kondisi baik atau tidak, perlu dilakukanya pengukuran
langsung dilapangan mengenai kinerja dari kipas utama dalam hal kuantitas udara.
Dengan adanya pengukuran langsung ini dapat mengevaluasi kinerja kipas jika
terjadi perbedaan data dari scada monitoring dan pengukuran langsung.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan terhadap masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian,
maka masalah pokok yang akan dibahas hanya berfokus pada kuantitas dan
kinerja kipas utama T01 dan T03 TOG pada PT. Nusa Halmahera Minerals.
4

1.4 Rumusan Masalah


1. Berapakah jumlah debit udara yang dihasilkan dari kipas utama T01 ?
2. Bagaimana mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kipas utama
T01 dan T03 ?
3. Bagaimana hasil perbandingan perhitungan debit dengan metode collar, evase,
spot dan traverse manakah yang lebih akurat ?

1.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian


1.5.1 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kinerja dari kipas utama T01.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dari kinerja kipas utama
T01 dan T03.
3. Membandingkan debit udara yang dihasilkan dengan metode collar,
evase, spot dan traverse.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Data ini berguna sebagai data pembanding dari hasil monitoring


kinerja kipas utama milik perusahaan dikarenakan ketiadaanya pengukuran
lapangan dari pihak perusahaan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ventilasi Tambang

Ventilasi Tambang adalah pengendalian dari bergerak/pergerakan udara,


arah dan jumlah dari udara (Hartman, 1982). Ventilasi Tambang juga dapat
didefinisikan sebagai proses pengaliran udara bersih dari luar permukaan kedalam
tambang bawah tanah. Meskipun tidak memberikan kontribusi lebih untuk
produksi, sistem ventilasi yang tidak tepat dan tidak benar dapat menyebabkan
bertambahnya tingkat kecelakaan, menurunnya kinerja pekerja tambang dan dapat
pula menurunkan produksi bahan galian.

Ventilasi juga merupakan sarana dari pengendalian kuantitas yang


merupakan bagian dari total air conditioning secara bersamaan terhadap kualitas,
kuantitas, temperatur, dan kelembaban udara. Mine Ventilation (Ventilasi
Tambang) berarti mengangkut keluar udara kotor (Injured Air) dan menggantinya
dengan udara segar (Fresh Air). Begitu pentingnya arti ventilasi dalam bidang
pertambangan khususnya tambang bawah tanah membuat kita harus mampu untuk
menganalisa segala hal yang berkaitan dengan pergerakan udara didalam tambang
bawah tanah, baik kecepatan udara maupun pola aliran udaranya.

2.1.1 Fungsi Utama Ventilasi

Dalam tambang bawah tanah (underground mining) ventilasi tambang dapat


difungsikan sebagai berikut yaitu : (Hartman, 1982)

a. Menghilangkan debu yang ada didalam ventilasi tambang bawah tanah hingga
udara menjadi normal sesuai dengan kebutuhan.

b. Mengatur suhu (panas atau lembab) udara ventilasi tambang bawah tanah
sehingga pekerja nyaman untuk melakukan aktivitas.

5
6

c. Mengalirkan dan menyediakan udara bersih (oksigen) kedalam tambang bawah


tanah untuk para pekerja maupun proses – proses yang memerlukan udara segar.

d. Menyingkirkan dan melarutkan udara kotor yang ada didalam tambang bawah
tanah menjadi udara bersih/segar sesuai dengan yang dibutuhkan.

2.1.2 Prinsip Dasar Ventilasi

Dalam mengatur keluar masuknya aliran udara di ventilasi tambang bawah


tanah, terdapat prinsip dasar ventilasi (Hartman, 1982). Prinsip dasar dari sistem
ventilasi tambang bawah tanah merupakan salah satu pengaturan aliran udara
dalam tambang dimana dalam ini berlaku beberapa hukum alam bahwa :

a. Jalur – jalur ventilasi yang memberikan tahanan yang lebih kecil akan lebih
banyak dialiri udara dibandingkan jalur – jalur yang memberikan tahanan yang
lebih besar.

b. Hukum mekanika fluida sangat berhubungan dalam perhitungan untuk ventilasi


tambang.

c. Udaranya akan mengalir kekondisi temperatur yang rendah menuju


ketemperatur yang lebih tinggi.

d. Udara akan mengalir pada tekanan tinggi menuju tekanan rendah.

e. Udara akan tersebar memenuhi berbagai ruang kosong.

2.1.3 Jenis Sistem Ventilasi

Sistem ventilasi tambang dibagi menjadi dua yaitu sistem ventilasi alam
dan sistem ventilasi bantu. Sistem ventilasi alam merupakan udara dari atmosfer
yang dapat mengalir secara sendirinya pada front tambang, pengaliran udara yang
terjadi pada sistem ventilasi alam ini disebabkan dari tekanan udara yang berada
di luar lebih besar dibandingkan udara yang berada di dalam tambang.
Sedangkan untuk
7

sistem ventilasi bantu merupakan udara dari luar dapat mengalir ke dalam front
tambang dengan bantuan alat seperti fan atau mesin ventilasi, pada sistem
ventilasi bantu atau buatan ini memiliki 3 metode yaitu metode forcing, metode
exhausting dan metode overlap. (McPherson J. Malcolm, 1997)

Sistem ventilasi yang digunakan pada metode tambang bawah tanah dibagi
menjadi dua macam yaitu ventilasi alami dan ventilasi buatan.

a. Ventilasi alami merupakan suatu sistem yang berasal dari udara yang
berasal dari atmosfer yang dapat mengalir secara sendirinya ke dalam front
tambang, yang disebabkan karena adanya tekanan udara yang berada di
luar lebih besar dibandingkan udara yang tersedia di dalam tambang.
Ventilasi Alami terbagi menjadi 2 macam yaitu :
1. Ventilasi Alami Permanen dimana ventilasi ini dapat terbuka secara
permanen sebagai fungsi untuk menjamin pertukaran udara minimal.
2. Ventilasi Alami Temporer dimana ventilasi ini dapat dibuka dan
ditutup untuk difungsikan apabila memerlukan kondisi penghawaan
yang lebih baik.
b. Ventilasi buatan merupakan suatu sistem yang berasal dari luar yang dapat
mengalir ke dalam front tambang dengan bantuan alat baik itu fan atau
mesin ventilasi lainnya. Ventilasi buatan ini dibuat dengan dua sistem
yaitu dengan sistem tekan yang dipasang dengan menggunakan fan pada
down cast shaft dan sistem hisap yang dipasang dengan menggunakan fan
pada up cast shaft. Ventilasi Buatan terbagi menjadi 3 macam yaitu :

2.1.3.1 Sistem Forcing

Sistem hembus (forcing system) akan memberikan hembusan udara


bertekanan positif ke front kerja (McPherson J. Malcolm, 1997). Tekanan positif
berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih besar dibanding udara di
atmosfir. Karena bertekanan positif, maka dapat digunakan flexible duct
(pipa/saluran ventilasi fleksibel). Pipa/saluran ventilasi ini menghubungkan fan
(kipas) dengan front kerja sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini.
Kelemahan terbesar
8

sistem hembus ini yaitu seluruh front kerja akan teraliri dengan udara kotor seperti
ditunjukkan dengan tanda panah bewarna merah (panah biru menunjukkan aliran
udara bersih). Disebut udara kotor karena semua gas dan emisi lain disepanjang
bukaan telah terlarut dalam aliran udara ini.

(Sumber: McPherson J. Malcolm, 1997)

Gambar 2.1

Forcing System

2.1.3.2 Sistem Exhausting

Dalam kondisi dimana debu menjadi perhatian utama, exhausting system


(sistem hisap) akan lebih disukai (McPherson J. Malcolm, 1997). Dengan sistem
ini, udara kotor tidak lagi mengalir di sepanjang bukaaan, melainkan terhisap
masuk ke duct (pipa/saluran ventilasi). Berkebalikan dengan sistem hembus,
sistem hisap ini akan memberikan aliran udara negatif. Sebab itu dibutuhkan
pipa/saluran ventilasi dari bahan yang rigid. Pipa/saluran ventilasi yang fleksibel
tidak dapat digunakan karena akan kempot kettika dihisap oleh fan.
9

(Sumber: McPherson J. Malcolm, 1997)

Gambar 2.2

Exhausting System

2.1.3.3 Sistem Overlap

Sistem ini merupakan gabungan yaitu dapat menghembus udara positif dan
dapat juga menghisap udara kotor secara bersamaan (McPherson J. Malcolm,
1997). Sistem ini umumnya diterapkan pada lubang bukaan panjang dengan
ukuran lebih dari 500 m. Overlap System ini menbutuhkan 2 fan (kipas). Dua
kipas ini akan memberikan tenaga lebih untuk memasok udara di bukaan – bukaan
panjang tersebut.

(Sumber: McPherson J. Malcolm, 1997)

Gambar 2.3

Overlap System
1

2.1.4 Udara Segar

Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi tambang terdiri dari ;
Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan Gas-gas lain seperti terlihat pada
table berikut:

Tabel 2.1

Komposisi Udara Segar

(Sumber: Hartman, 1982)

Disamping itu selalu dianggap bahwa udara segar akan selalu mengandung
karbondioksida (CO2) sebesar 0,03%. Demikian pula perlu diingat bahwa udara
dalam ventilasi tambang selalu mengandung uap air dan tidak pernah ada udara
yang benar-benar kering. Oleh karena itu akan selalu ada istilah kelembaban udara
(Sumber: Hartman, 1982).

2.1.5 Gas – Gas Pada Ventilasi

Dalam sistem ventilasi tambang bawah tanah penyuplaian udara harus


benar-benar sesuai dengan standar yang ada dimana akan mempermudah para
pekerja untuk bernafas dan melakukan aktifitas penambangan (Hartman, 1982).
Dalam sistem tambang bawah tanah tentunya akan berhadapan dengan berbagai
gas
– gas yang berbahaya. Ada beberapa macam gas pengotor dalam udara tambang
bawah tanah. Gas-gas ini berasal baik dari proses-proses yang terjadi dalam
tambang maupun berasal dari batuan ataupun bahan galiannya dan mesin-mesin.
Sehingga untuk menghilangkan gas – gas berbahaya tersebut dibuatlah sistem
ventilasi. Gas – gas yang berbahaya itu meliputi :
1

a. Karbondioksida (CO2)

Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung nyala api
dan bukan merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada udara, karenanya
selalu terdapat pada bagian bawah dari suatu jalan udara. Dalam udara normal
kandungan CO2 adalah 0,03 %. Dalam tambang bawah tanah sering terkumpul
pada bagian bekas-bekas penambangan terutama yang tidak terkena aliran
ventilasi, juga pada dasar sumur-sumur tua. Sumber dari CO2 berasal dari hasil
pembakaran, hasil peledakan atau dari lapisan batuan dan dari hasil pernafasan
manusia. Pada kandungan CO2 = 0,5 % laju pernafasan manusia mulai
meningkat, pada kandungan CO2 = 3 % laju pernafasan menjadi dua kali lipat
dari keadaan normal, dan pada kandungan CO2 = 5 % laju pernafasan meningkat
tiga kali lipat dan pada CO2 = 10 % manusia hanya dapat bertahan beberapa
menit. Kombinasi CO2 dan udara biasa disebut dengan ‘blacdamp’.

b. Methan (CH4)

Gas methan ini merupakan gas yang selalu berada dalam tambang
batubara dan sering merupakan sumber dari suatu peledakan tambang. Campuran
gas methan dengan udara disebut ‘Firedamp’. Apabila kandungan methan dalam
udara tambang bawah tanah mencapai 1 % maka seluruh hubungan mesin listrik
harus dimatikan. Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari pada udara
dan karenanya selalu berada pada bagian atas dari jalan udara.

Methan merupakan gas yang tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak mempunyai rasa. Pada saat proses pembatubaraan terjadi maka gas
methan terbentuk bersama-sama dengan gas karbondioksida. Gas methan ini akan
tetap berada dalam lapisan batubara selama tidak ada perubahan tekanan padanya.
Terbebasnya gas methan dari suatu lapisan batubara dapat dinyatakan dalam suatu
volume per satuan luas lapisan batubara, tetapi dapat juga dinyatakan dalam
satuan volume per satuan waktu. Terhadap kandungan gas methan yang masih
terperangkap dalam suatu lapisan batubara dapat dilakukan penyedotan dari gas
1

methan tersebut dengan pompa untuk dimanfaatkan. Proyek ini dikenal dengan
nama ‘seam methane drainage’.

c. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak ada rasa, dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak dihasilkan
pada saat terjadi kebakaran pada tambang bawah tanah dan menyebabkan tingkat
kematian yang tinggi. Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap
haemoglobin darah, sehingga sedikit saja kandungan gas CO dalam udara akan
segera bersenyawa dengan butir-butir haemoglobin (COHb) yang akan meracuni
tubuh lewat darah. Afinitas CO terhadap haemoglobin menurut penelitian (Forbes
and Grove, 1954) mempunyai kekuatan 300 kali lebih besar dari pada oksigen
dengan haemoglobin. Gas CO dihasilkan dari hasil pembakaran, operasi motor
bakar, proses peledakan dan oksidasi lapisan batubara.

Karbon monoksida merupakan gas beracun yang sangat mematikan karena


sifatnya yang kumulatif, seperti terlihat pada gambar 1. Misalnya gas CO pada
kandungan 0,04 % dalam udara apabila terhirup selama satu jam baru
memberikan sedikit perasaan tidak enak, namun dalam waktu 2 jam dapat
menyebabkan rasa pusing dan setelah 3 jam akan menyebabkan pingsan/ tidak
sadarkan diri dan pada waktu lewat 5 jam dapat menyebabkan kematian.
Kandungan CO sering juga dinyatakan dalam ppm (part per milion). Sumber CO
yang sering menyebabkan kematian adalah gas buangan dari mobil dan kadang-
kadang juga gas pemanas air. Gas CO mempunyai berat jenis 0,9672 sehingga
selalu terapung dalam udara.
1

(Sumber: Hartman, 1982)

Gambar 2.4

Pengaruh Racun Gas CO Sebagai Fungsi Waktu

d. Hidrogen Sulfida (H2S)

Gas ini sering disebut juga ‘stinkdamp’ (gas busuk) karena baunya seperti
bau telur busuk. Gas ini tidak berwarna, merupkan gas racun dan dapat meledak,
merupakan hasil dekomposisi dari senyawa belerang. Gas ini mempunyai berat
jenis yang sedikit lebih berat dari udara. Merupakan gas yang sangat beracun
dengan ambang batas (TLV-TWA) sebesar 10 ppm pada waktu selama 8 jam
terdedah (exposed) dan untuk waktu singkat (TLV-STEL) adalah 15 ppm.
Walaupun gas H2S mempunyai bau yang sangat jelas, namun kepekaan terhadap
bau ini akan dapat rusak akibat reaksi gas H2S terhadap syaraf penciuman. Pada
kandungan H2S = 0,01 % untuk selama waktu 15 menit, maka kepekaan manusia
akan bau ini sudah akan hilang.

e. Sulfur Dioksida (SO2)

Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak bisa
terbakar. Merupakan gas racun yag terjadi apabila ada senyawa belerang yang
terbakar. Lebih berat dari pada udara, dan akan sangat membantu pada mata,
hidung dan tenggorokan. Harga ambang batas ditetapkan pada keadaan gas = 2
ppm (TLV- TWA) atau pada waktu terdedah yang singkat (TLV-STEL) = 5 ppm.
1

f. Nitrogen Oksida NOX)

Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang ‘inert’, namun pada
keadaan tekanan tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas yang
sangat beracun. Terbentuknya dalam tambang bawah tanah sebagai hasil
peledakan dan gas buang dari motor bakar. NO2 merupakan gas yang lebih sering
terdapat dalam tambang dan merupakan gas racun. Harga ambang batas
ditetapkan 5 ppm, baik untuk waktu terdedah singkat maupun untuk waktu 8 jam
kerja. Oksida notrogen yang merupakan gas racun ini akan bersenyawa dengan
kandungan air dalam udara membentuk asam nitrat, yang dapat merusak paru-
paru apabila terhirup oleh manusia.

g. Gas Pengotor Lain

Gas yang dapat dikelompokkan dalam gas pengotor lain adalah gas
Hidrogen yang dapat berasal dari proses pengisian aki (battery) dan gas-gas yang
biasa terdapat pada tambang bahan galian radioaktif seperti gas radon.
1

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 2.5
Posisi Gas Dalam Terowongan
1

Tabel 2.2

Gas Dalam Tambang Bawah Tanah

(Sumber: Hartman, 1982)


1

2.1.6 Suhu Dan Kelembaban

Ventilasi digunakan untuk memenuhi persyaratan kenyamanan kerja di


tambang bawah tanah yang kelanjutannya dapat meningkatkan efesiensi kerja dan
produksi. Panas dan kelembaban mempengaruhi manusia dalam beberapa hal,
yakni menurunkan efesiensi, menimbulkan kecerobohan dan kecelakaan serta
menyebabkan sakit dan kematian (Hartman, 1982).

2.1.6.1 Sumber-sumber Panas

Terdapat sembilan sumber panas utama dalam tambang bawah tanah,


urutan empat teratas merupakan sumber panas yang paling utama dan mampu
menciptakan ketidaknyamanan di area kerja tambang antara lain :

a. Autokompresi

Proses dari autokompresi hampir sama dengan proses yang dialami oleh
udara pada sistem kompressor. Autokompresi terjadi disaat udara memasuki
tambang melalui shaft sehingga udara akan mengalami kompresi dan pemanasan
saat mengalir ke bawah. Jika tidak ada transfer panas dan kelembaban udara yang
ada di shaft, maka proses autokompresi akan berlangsung secara adiabatik. Ketika
udara atau fluida mengalir turun, maka energi potensialnya akan diubah menjadi
entalpi yang akan meningkatkan tekanan, energi dalam hingga temperaturnya.

b. Batuan

Temperatur batuan naik saat kedalaman tambang bertambah akibat adanya


tekanan yang semakin besar. Dalam menentukan panas yang dihasilkan oleh
batuan, diperlukan data-data seperti konduktivitas batuan, diffusivitas batuan dan
temperatur batuan alami (virgin rock)

c. Air Bawah Tanah

Semua air bawah tanah, terutama yang berasal dari rekahan yang panas
dan batuan reservoir panas, adalah sumber panas yang cukup besar di tambang.
Karena
1

air dan panas berasal dari batuan sekitar ataupun sumber geothermal, temperatur
air akan sama dengan batuan bahkan dapat lebih tinggi. Panas yang berasal dari
air umumnya berpindah ke udara tambang melalui evaporasi yang meningkatkan
panas laten dari udara tersebut. Proses evaporasi yang terjadi di tambang dapat
diminimalisasi dengan cara melakukan grouting pada batuan, isolasi sumber air
masuk dan juga membuat saluran air ditches ataupun pipa untuk meyalurkan air
yang sudah masuk keluar tambang. Selain itu, panas laten yang cukup besar juga
dapat berasal dari evaporasi service water (air pengeboran) yang disebut dengan
mine water, yang dipanaskan oleh batuan sekitar.

d. Peralatan Listrik

Hampir semua alat listrik menambah panas ke udara tambang karena


adanya rugi daya dan hampir semua rugi daya tersebut dikonversikan secara
langsung menjadi panas. Salah satu upaya untuk mengurangi panas yang
bertambah di dalam tambang adalah dengan meletakkan alat-alat kelistrikan (
main fan, pompa, kompressor) di permukaan tambang. Kenaikan temperatur dry-
bulb yang melewati fan axial adalah sekitar 1.8°C/Pa dan 0.9°C/Pa.

e. Peralatan Mesin

Biasanya suatu mesin diesel memproduksi panas tiga kali lebih besar dari
besar daya masukan listrik mesinnya. Hal ini dapat didemonstrasikan dengan
menganggap bahwa laju dari konsumsi bahan bakar per kW adalah 0,3 liter.

f. Metabolisme Manusia

Panas dari tubuh manusia dibuang secara kontinu dengan proses transfer
panas. Hasilnya adalah penambahan kalor laten dan kalor sensible temperature).
Pada udara tambang namun pada jumlah yang kecil. Panas yang dihasilkan oleh
pekerja disebabkan tubuh mengeluarkan panas untuk menyeimbangkan kondisi
tubuh terhadap lingkungan. Panas yang dihasilkan bergantung untuk tipe
pekerjaan yang sedang dilakukan, yaitu 100 W untuk pekerjaan ringan, 400 W
untuk pekerjaan sedang dan 600 W untuk pekerjaan berat.
1

g. Oksidasi

Efek dari oksidasi di tambang batubara dan sulfur biasanya menjadi hal
yang perlu diperhatikan. Oksidasi yang terjadi pada tambang tersebut akan
mempunyai heat load yang cukup besar tergantung dari besar penurunan volume
oksigen yang ada.

h. Peledakan

Panas yang dihasilkan dari peledakan sangat bergantung dari tipe bahan
peledak yang digunakan dan densitas bahan peledak untuk sekali peledakan.
Umumnya panas yang dilepaskan untuk peledakan di tambang bawah tanah
berkisar di 3700 kj/kg ANFO yang digunakan atau sekitar 5800 kJ/kg nitro-
glyserine. Saat peledakan, 50 % - 90% energi yang dilepaskan terjadi dalam
bentuk panas. Akan tetapi, menghitung jumlah kalor yang dilepaskan ke udara
tambang pada kenyataan cukup sulit dilakukan karena kebanyakan dari kalor
tersebut langsung diserap oleh batuan sekitar.

i. Pergerakan Batuan

Pergerakan batuan meruapakan sumber panas yang sulit untuk


dikuantifikasi. Metode caving maupun jatuhnya ore di stope adalahnya yang
umumnya menyebabkan panas dari pergerakan batuan. Masalah ini dapat diatasi
jika diketahui massa, jarak dan faktor gesek, tetapi perhitungan secara eksak
dianggap tidak memungkinkan. Bahkan diragukan 1% pun dari panas yang
terbentuk dilepaskan ke udara karena panas tersebut lebih banyak diserap oleh
batuan itu sendiri.

j. Pipa

Pipa yang membawa air bisanya lebih panas daripada mine air dan
kemudian akan memberikan panas ke udara. Air atau drainage water biasanya
satu- satunya air yang cukup hangat yang ada di pipa tambang bawah tanah.
Kuantifikasi
2

transfer panas dari pipa cukup sulit dilakukan, dan kenaikan maupun penurunan
panasyang terjadi bisanya diabaikan.

2.1.7 Perhitungan Suhu

Terdapat beberapa parameter dalam perhitungan suhu, yakni temperatur


cembung kering, temperatur cembung basah, suhu efektif, dan suhu global bola
basah (Hartman,1982).

a. Temperatur Cembung Kering (Dry Bulb Temperature)

Temperatur yang ditunjukkan oleh thermometer kering konvesional.


Diukur dalam Fahrenheit (Fo) atau Celcius (Co).

b. Temperatur Cembung Basah ( Wet Bulb Temperature)

Temperatur dimana air menguap ke udara yang dapat membuat udara


menuju jenuh adibatis pada temperatur tersebut. Ditunjukkan oleh thermometer
dalam selubung basah dan berada dalam aliran udara dengan kecepatan paling
tidak 10 ft/det (m3/det). Diukur dalam Fahrenheit (Fo) atau Celcius (Co). Wet bulb
temperature maksimum yang diperbolehkan untuk keselamatan dan kefektivitasan
kerja beragam disetiap tambang. Umumnya 87°F – 90°F adalah batas yang masih
diperbolehkan.

c.Suhu efektif (Temperature Effective)

Tubuh manusia bereaksi terhadap panas dan selalu mencoba untum


mempertahankan temperaturnya sekitar 37oC dengan cara mengeluarkan panas
melalui cara konveksi, radiasi, dan evaporasi. Namun tubuh manusia akan
menerima panas lagi begitu produksi metabolismenya naik, penyerapan panas dari
lingkungan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Sistem syaraf sentral akan selalu
bereaksi untuk menjalankan mekanisme pendinginan secara alamiah. Akan tetapi,
bila sistem syaraf sentral tidak dapat bekerja karena satu sebab dan lainnya, dapat
menyebabkan sakit dan kematian.
2

Bila seseorang istirahat di dalam ruangan dengan kondisi udara jenuh,


maka batas kemampuannya untuk beradaptasi hanya akan mencapai temperatur
90oF (32oC). Namun bila ruang tersebut dialiri udara denagn kecepatan 200 fpm
maka batas temperaturnya dapat naik hingga 95oF (35oC). sedangkan temperatur
normal utnuk seseorang dapat bekerja dengan nyaman adalah 19 oC -27oC.

(Sumber: Hartman, 1982)

Gambar 2.6
Hubungan Suhu Dengan Efisiensi Kerja

Perbedaan antara temperatur cembung kering dan cembung basah


menyatakan faktor kenyamanan di dalam udara lembab. Agar seseorang dapat
bekerja dengan nyaman di lingkungan udara dengan kelembaban relatif 80%
maka diperlukan perbedaan td-tw sebesar 5oF (2.8oC). Kecepatan aliran udara
merupakan faktor utama dalam mengatur kenyamanan lingkungan kerja.
Kecepatan aliran udara sebesar 50-500 fpm (0.8-2.5 m/det) dapat memperbaiki
tingkat kenyamanan ruang kerja yang panas dan lembab. Nilai suhu efektif dapat
diketahui dengan cara memplot kedua temperatur kering (dry bulb temperature) -
temperatur basah (wet bulb temperature) dan kecepatan aliran udara di grafik pada
gambar dibawah ini. Namun sebelum diplot pada grafik, satuan suhu harus
dikonversikan terlebih dahulu
2

ke dalam bentuk fahrenheit. Begitupula dengan satuan kecepatan harus


dikonversikan terlebih dahulu ke dalam bentuk fpm.

(Sumber: Hartman, 1982)

Gambar 2.7
Nilai Suhu Efektif
2

2.1.8 Pemeriksaan Ventilasi

Agar mendapatkan informasi yang terinci mengenai kualitas dan kuantitas


udara tambang, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap sistem ventilasi yang
ada, yaitu mengadakan pengukuran dan pengamatan terhadap ventilasi, sehingga
dapat diketahui arah aliran atau sirkulasi udara, kualitas dan kuantitas udara yang
harus memenuhi kebutuhan baku (standar) dan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku (D.J. Brake, 2013).

2.1.8.1 Kuantitas Udara Tambang

Kuantitas udara adalah jumlah udara yang melalui ruang dan luas tertentu
yang diukur setiap satuan waktu (D.J. Brake, 2013). Sedangkan kuantitas udara
tambang yang dimaksud adalah jumlah udara masuk kedalam tambang dalam
waktu tertentu. Kuantitas udara yang melalui jalur udara tidak ditentukan secara
langsung, melainkan berdasarkan pengukuran kecepatan aliran udara dan luas
penampang jalur udara tambang. Tujuan dari perhitungan udara tambang adalah
untuk mengetahui besarnya kebutuhan udara dan pembagiannya kesetiap jalur
yang dibutuhkan didalam tambang. Setelah diketahui kecepatan aliran udara dan
luas penampang jalur udara pada titik pengukuran, maka kuantitas udara dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝑄= 𝑉 𝑥 𝐴…………………………..…………………………………….……(2.1)

Dimana Q adalah adalah kuantitas udara (m3/s), V adalah kecepatan aliran


(m/s) dan A adalah luas penampang jalur udara (m2). Untuk menghitung nilai
kuantitas udara (inlet volume) terlebih dahulu dilakukan perhitungan kecepatan
aliran udara, rumus yang digunakan yakni:

V = √
2𝑉𝑝 …………………………………………………………………....(2.2)
𝜌

Dimana V adalah velocity (m/s), Vp nilai velocity pressure terukur (Pa), dan
nilai density (kg/m3).
2

2.1.8.2 Pengukuran Kecepatan Aliran Udara

a. Collar Measurment

Kecepatan aliran udara di dalam tambang merupakan salah satu parameter


dalam perhitungan kuantitas udara (D.J. Brake, 2013). Dalam pengukuran ini
menggunakan manometer yang dipadukan dengan pitot tube yang merupakan
salah satu alat untuk pengukuran kecepatan aliran udara dalam sistem ventilasi
tambang. Untuk mengukur kecepatan aliran udara didalam tambang menggunakan
teknik pengukuran Continuous artinya dilakukan secara terus menerus dan
konsisten pada arah horizontal atau vertical dari atas atau dari bawah dari ujung
yang satu ke ujung yang lain pada penampang lubang bukaan dengan jalur yang
teratur sehingga seluruh penampang lubang bukaan terukur.

Mekanisme pengukuran kecepatan udara adalah dengan menggunakan


pitot tube. Pitot tube berbentuk L yang pada bagian ujung pipa terbuka sebagai
tempat mengalirnya udara yang masuk. Dan apabila pipa bagian luar tersumbat
ujungnya, maka akan terbentuk disekeliling lubang-lubang yang kecil sebagai
udara masuk. Pitot tube merupakan suatu alat yang dapat pengukur tekanan udara
pada aliran dengan kecepatan yang tinggi dan dapat ditemui pada pesawat
terbang.

Tekanan yang mengalir pada aliran udara melalui pitot tube akan diukur
oleh suatu manometer yang disambungkan dengan slang plastik atau karet pada
ujung pitot tube lainnya. Tekanan yang diukur yakni total pressure, static
pressure dan velocity pressure.

a. Velocity Pressure didefinikan sebagai tekanan yang terjadi karena ada


pergerakan udara. Semakin cepat udara bergerak atau semakin tinggi kecepatan
udara, maka semakin tinggi pula nilai kecepatan udara dan sebaliknya.

b. Static pressure, merupakan Tekanan potensial diberikan oleh udara diam.


Dengan kata lain, tekanan statis adalah perbedaan antara tekanan didalam fan
yang diberikan ke segala arah dan tekanan dalam atmosfir.

c. Total Pressure, merupakan jumlah dari velocity pressure dan static pressure.
2

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 2.8

Konfigurasi Manometer dan Pitot Tube

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 2.9

Pitot Tube

b. Evase measurement

Evase measurement merupakan pengukuran kecepatan udara


menggunakan stickflow dan anemometer digital yang pengukuranya dilakukan di
outlet evase (D.J. Brake, 2013). Pengukuran ini dilakukan dengan memandaatkan
aliran udara yang keluar untuk mengetahui nilai barometric pressure, temperature
wet bulb, temperature dry bulb dan velocity.
2

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 2.10

Stick Flow Anemometer Digital

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 2.11

Prosedur Pengukuran Pressure


2

c. Traverse measurement

Pengukuran ini dilakukan diterowongan/ lubang bukaan dan bisa juga


dilakukan di pipa dengan syarat diameter pipa harus 6 kali lebih besar dari
panjang anemometer tersebut (D.J. Brake, 2013). Pengukuran ini bertujuan untuk
mengcari kecepatan udara rata-rata yang melewati lubang bukaan tersebut dengan
cara mengukur kecepatan dari ujung kanan lubang bukaan sampai ujung kiri
dengan pola seperti gambar berikut.

(Sumber: McPherson J. Malcolm, 1997)

Gambar 2.12

Jalur Pergerakan Traverse

Pengukuran tersebur dilakukan minimal 2 kali dari arah kiri kekanan dan
kanan kekiri untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pengukuran tersebut
menggunakan alat sebagai berikut:
2

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 2.13
Hot Wire Anemometer Digital

d. Spot Measurment

Pengukuran kecepatan udara ini dilakukan diterowongan/ lubang bukaan


dan bisa juga dilakukan di pipa dengan cara melakukan pengukuran ditengah jalur
udara dan alat yang digunakan sama dengan traverse measurement hot wire
anemometer digital (D.J. Brake, 2013).

2.1.8.3 Pengukuran Luas Penampang Jalur Udara

Selain mengukur kecepatan udara untuk menentukan kuantitas aliran udara


dilakukan pengukuran terhadap luas penampang jalur udara pada setiap titik
pengukuran (D.J. Brake, 2013). Persamaan yang digunakan yakni rumus luas
lingkaran, karena bentuk dari motor fan sendiri melingkar. Dimana A adalah Luas
jalur udara (m2), 𝑟2 adalah jari-jari penampang dalam hal ini adalah jari-jari dari
evasee (m2), 𝜋 adalah 3.14.

𝐴 (𝑚2)= 𝑟2 𝑥 𝜋………………………………….……………………………… (2.3)


2

2.1.8.4 Pengukuran Temperatur

Pengukuran temperatur didalam lubang bukaan tambang bawah tanah


diukur dengan Kestrel Anemometer yang bertujuan untuk mengukur temperatur
kering (dry bulb) dan temperatur basah (wet bulb) (D.J. Brake, 2013). Data ini
digunakan untuk mengetahui kelembaban udara dan density udara pada setiap
jalur aliran udara.

2.1.8.5 Pengukuran Tekanan Udara

Pengukuran tekanan udara menggunakan Kestrel Anemometer yang


bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan udara pada setiap titik pengukuran
(D.J. Brake, 2013). Dengan mengetahui perbedaan tekanan udara, maka dapat
diperkirakan arah pergerakan udara. Dimana udara akan selalu bergerak dari
tempat yang bertekanan tinggi ketempat yang bertekanan yang lebih rendah.

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)


Gambar 2.14
Kestrel Anemometer

2.1.8.6 Psikrometri Udara Tambang

Udara segar yang dialirkan kedalam tambang bawah tanah akan


mengalami beberapa proses seperti penekanan atau pengembangan, pemanasan
atau
3

pendinginan (McPherson J. Malcolm, 1997). Oleh karena itu maka volume,


tekanan, kandungan energi panas dan kandungan airnya juga akan mengalami
perubahan. Ilmu yang mempelajari proses perubahan sifat-sifat udara seperti
temperatur dan kelembaban disebut psikrometri.

Ventilasi digunakan untuk memenuhi persyaratan kenyamanan kerja di


tambang bawah tanah yang kelanjutannya dapat meningkatkan efisiensi dan
produksi. Tujuan ventilasi adalah mengeluarkan hawa panas dan uap air dengan
laju yang sesuai, sehingga temperatur dan kelembaban udara yang dikondisikan
memungkinkan pekerja juga melepaskan panas tubuhnya saat bekerja. Kedua
faktor tersebut (panas dan kelembaban) harus dikondisikan secara bersamaan.

Kecepatan aliran udara merupakan faktor utama dalam mengatur


kenyamanan lingkungan kerja. Kecepatan aliran udara sebesar 150 – 500 fpm
( 0,8
– 2,5 m/detik) dapat memperbaiki tingkat kenyamanan ruang kerja yang panas
dan lembab. Untuk mengetahui jumlah udara yang msuk maupun keluar dari
tunnel maka digunakan persamaan-persamaan sebagai berikut:

a. In drift Barometric Pressure

(P’) Tekanan udara didalam fan

……………………………………………………………….(2.4)

Keterangan :

P’ : Pressure in drift (fan) (kPa),

Tp : Total pressure (Pa)

P : Barometric Pressure (kPa)


3

b. Vapour Pressure (Pw)

Merupakan tekanan parsial uap air yang ditimbulkan oleh mulekul uap air
didalam udara lembab pada suhu constant. Apabila udara mencapai kondisi jenuh,
maka tekanan uap air tersebut disebut Saturated vapour pressure (esd). Pendugaan
tekanan parsial uap air dapat didekati dengan persamaan:

Keterangan :

𝑒𝑠𝑑 : Saturated vapour pressure (kg/kg)

twb : Wet bulb temperature (ºC)

tdb : Dry bulb temperature (ºC)

𝑒 : Pressure vapour (kg/kg)

A : Nilai dari konstanta Psikrometri ( 0,000644 °C-1 )

P’ : Pressure in drift (fan) (kPa).

c. Moisture Content (X)

Dalam buku Ventilation and occupational Environment Engineering in


Mines mendefinisikan moisture content sebagai massa uap air yang diasosiasikan
dengan satuan massa udara kering atau dapat diartikan sebagai massa uap air yang
dikandung per satuan massa udara kering lb/lb (kg/kg) yang dapat dinyatakan
dalam persamaan sebagai berikut:

o untuk X kg uap air:

e.V = X .Rv .T Joules (J)....................................................................................(2.7)


3

Keterangan: Rv : konstanta gas untuk uap air (461,50 J / kg K)

o untuk 1 kg udara kering asli,

Pa V = 1 x Ra .T Joules (J)....................................................................(2.8)
Keterangan: Ra : Konstan gas untuk udara kering (287,04 J / kg K)

o V disubtitusikan

Keterangan :

X : Moisture content (kg/kg),

P : Absolute Pressure menurut hukum Dalton (P = Pa + e)

Pa : Air dry pressure (kPa)

e : Vapour pressure (kPa).

d. Apparent Specific Volume (v)

Merupakan volume yang ditempati oleh unit massa material, yang dapat
diartikan volume ruang yang diisi oleh 1 kg udara kering dan dinyatakan dalam
m3/kg udara kering. Adapun persamaannya sebagai berikut: (0,28055 merupakan
konstanta gas untuk udara (kJ/kg K) ).

Keterangan :

𝑉𝑚 : App Specific volume (m3/kg)

𝑡𝑑𝑏 : Dry bulb temperature (K),


3

P : Absolute pressure (kPa),

Pw : Pressure vapour (kPa).

e. Density (𝜌)

Merupakan suatu besaran kerapatan massa benda yang dinyatakan dalam


berat benda per satuan benda tersebut.

Keterangan :

𝜌 : Density (kg/ m³ ),

𝑉𝑚 : App Specific volume (m³/kg)

f. Enthalpy (H)

Entalpi adalah panas total udara segar yang merupakan penjumlahan panas
udara kering dan uap air per satuan berat udara kering Btu/lb (kJ/Kg). Nilai
Enthalpy dapat dihitung dengan persamaan: (1,005 adalah nilai konstanta tekanan
udara ( kJ/kg. K), 1,8 adalah nilai konstanta tekanan udara dalam kondisi basah
(kJ/kg. K) dan 2501 adalah nilai entalpi uap air persatuan massa uap air (kJ/kg))

Keterangan

𝑡𝑑𝑏 : Dry bulb temperature,

r : Moisture content (kg/kg)


3

g. Sigma Heat

Sigma Heat merupakan energi panas total udara segar yang merupakan
penjumlahan panas udara kering dan uap air per satuan berat udara kering Btu/lb
(kJ/Kg) yang mengabaikan menghitung kandungan air dan uap airnya.

Keterangan
𝑆 : Sigma Heat
𝐻 : Entalphy
twb : Wet bulb temperature
𝑋 : Moisture Content

h. Relative Humidity (𝑟ℎ)

Relative Humidity atau kelembaban relatif merupakan perbandingan antara


tekanan uap dari udara pada suatu keadaan tidak jenuh dengan tekanan uap udara
pada keaadaan jenuh pada suhu bola kering. Pada keadaan temperature yang sama
kelembaban relative dapat dihitung dengan menggunakan pendekataan rumus:

Keterangan:

𝑟ℎ : Relative Humidity (%)

𝑒 : Vapour Pressure (kPa)

𝑒𝑠𝑑 : Saturated Vapour Pressure (kPa)


3

(Sumber: Hartman,
1982)
Grafik 2.15
Psikrometri
3

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 2.16
Reaksi Fisiologi

2.1.8.7 Performance Primary Fan

Kipas dan ventilasi merupakan dua kombinasi yang dipilih untuk


mengatasi aliran udara yang cukup pada tekanan yang dibutuhkan untuk operasi
kendaraan dan aktifitas pekerja didalam area kerja tambang bawah tanah (D. J.
Brake, 2013).
3

Primary fan atau kipas utama merupakan faktor utama dalam


mengeluarkan udara kotor dalam tambang. Sehingga kinerja dari pimary fan harus
baik , untuk memastikan kinerja primary fan dalam kondisi baik maka perlu
dilakukan pengontrolan terhadap primary fan secara rutin, dengan meninjau nilai
restistensi, air power dan juga tingkat efficiency dari fan itu sendiri.

a. Resistensi

Resistensi merupakan jumlah kehilangan tekanan dalam sistem, untuk


volume udara tertentu (D. J. Brake, 2013). Fan dalam sistem dengan saluran
sempit dan banyak tikungan dengan radius pendek akan bekerja lebih keras untuk
mengatasi resistansi sistem yang lebih besar, dari pada dalam sistem dengan
saluran yang lebih besar dan dengan lebih sedikit jumlah belokan dan panjang.

Saluran panjang yang sempit dengan banyak bengkokan dan tikungan akan
memerlukan lebih banyak energi untuk menarik udara untuk dilalui. Sebagai
akibatnya, untuk kecepatan fan yang sama, fan akan mampu menarik lebih sedikit
melalui sistim ini daripada yang melalui sistim pendek tanpa ada belokan.
Persamaan yang digunakan yakni:
.................................................................................................................
R = 𝑃𝑠 (2.17)
𝑄2

Keterangan :

R : Resistensi (Ns²/m⁸ )

Q : Volume udara atau kuantitas udara (m³/s)

Ps : Tekanan statik (Pa)

b. Air Motor

Air Motor atau daya penggerak atau kekuatan udara fan dalam menghisap
udara dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: (D. J. Brake, 2013)

Air Power = 𝑇𝑃 𝑋 𝑄 (kW)....................................................................................(2.18)


1000
3

Keterangan :

TP : Total Pressure (Pa)

Q : Inlet Volume (m3/s)

c. Efficiency

Efficiency fan adalah perbandingan antara daya yang dipindahkan ke aliran


udara dengan daya yang dikirimkan oleh motor ke fan (D. J. Brake, 2013). Daya
aliran udara adalah hasil dari tekanan dan aliran. Persamaan yang digunakan
yakni:

Fan Efficiency (%) = Air Power (kW)


𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 (𝑘𝑊)
𝑥 100 %................................................(2.19)

d. Kurva Performance

Performance fan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva. Kurva


performance merupakan kurva kinerja fan atau juga dapat dirtikan sebagai
penggambaran grafik dari fan curve dan system resistance curve. Perpotongan
system resistance curve dan fan curve merupakan titik operasi (duty point) yang
berarrti pertemuan antara jumlah tekanan yang diberikan dengan jumlah volume
udara yang dihisap (D. J. Brake, 2013). Bila system resistance berubah, titik
operasi juga berubah.

(sumber: DJ Brake, 2013)

Gambar 2.17

Kurva Performance
3

Garis kelanjutan dari system resistance kearah atas melewati fan curve
disebut garis performance. Semakin kekanan arahnya, semakin baik
performancenya dan sebaliknya semakin buruk. Jika pertemuan fan curve dan
system resistance pada garis datar atau lengkungan atas dari fan curva, maka
disebut performance stall artinya Tekanan yang diberikan maksimum, tetapi
volume alirannya tidak meningkat. Performance stall harus dihindari. Dan jika
pertemuannya pada sebelah kiri puncak fan curve, maka disebut out of stall.
Kondisi ini berbahaya karena mampu membuat blade terlepas karena tidak
sanggup menahan tekanan yang terlalu tinggi.

Dalam membuat kurva performance atau yang dikenal juga dengan istilah
system resistance curve data yang dibutuhkan yaitu:

o Inlet Volume
o Collar Pressure
o Nilai Resistensi
o Pressure
o Kurva Pabrik

Setelah mengetahui nilai inlet volume, collar pressure, nilai resistensi maka
selanjutnya menghitung nilai pressure. Untuk menghitung nilai pressure maka
rumus yang digunakan yaitu:

P = R x Q2.........................................................................................................(2.20)

Keterangan:

R : resistansi (Ns2/m8 )

Q : volume udara atau kuantitas udara

(m3/s) P : Tekanan statik (pa)

Dimana Q adalah nilai quantitas (m3/s) yang akan meningkat secara


eksponensial bersamaan dengan aliran udara sistem (flow) dimulai dari nol, dan R
adalah nilai resistensi.
4

Sedangkan untuk nilai pressure dan tekanan statik atau collar pada kurva
pabrik telah ada ketetapannya, sehingga yang perlu dilakukan hanyalah membuat
kurva yang kemudian digabungkan dengan system resistance curve aktual.

2.1.9 Dasar Peraturan Ventilasi Tambang

Berpedoman kepada Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30 MEM


2018 tentang pedoman pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik
mengenai penerapan sistem ventilasi yang baik dan benar. Di peraturan ini
dijelaskan batas-batas ventilasi yang dizinkan seperti standar sistem ventilasi,
pemantauan ventilasi, perawatan ventilasi, kuantitas dan kualitas udara.

Dalam kebutuhan udara dari kipas utama dijelaskan pada Lampiran II


pedoman pengelolaan teknis pertambangan bahwa kapasitas kipas angin utama
mampu mengalirkan udara ke seluruh area tambang bawah tanah sesuai kebutuhan
maksimum ditambah 15% (lima belas persen). Yang dimaksud disini jumlah
kebutuhan udara para pekerja, alat dan ruangan yang ada lalu ditambahkan 15%
dari jumlah kebutuhan udara maksimal mencakup semua pekerja yang
diperkirakan masuk ketambang dan alat yang didalam tambang meskipun tidak
beroperasi.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Pemenuhan kebutuhan udara bersih untuk para perkerja didalam tambang


sangat penting untuk kenyamanan dan keamanan pada saat melakukan pekerjaan.
Maka dari itu perawatan dan perbaikan kipas sebagai suplai udara sangat perlu
untuk dilakukan. Untuk menunjang hasil perawatan dan perbaikan kipas perlu
dilakukan pengukuran langsung untuk mengetahui kinerja kipas secara aktual.

Penelitian mengenai kajian menganalisis kinerja kipas berdasarkan


pengukuran volume udara kipas yang telah dilakukan oleh beberapa orang
sebelumnya di berbagai tempat yang berbeda. Berikut penelitian-penelitian yang
digunakan sebagai bahan untuk melakukan kegiatan penelitian ini:
4

1. Penelitian oleh Nurul Janah, Stevano Munir dan Sriyanti (2014)

Judul dari penelitian yang dilakukan ini adalah Kajian Sistem Jaringan
Ventilasi Tambang Emas Blok Cikoneng PT Cibaliung Sumberdaya, Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten, Universitas Islam Bandung. Hasil dari penelitian ini
mengevaluasi sistem jaringan ventilasi dari portal hingga ke area front kerja. Dan
Hasil yang didapatkan bahwa kinerja dari kipas utama tidak sesuai dengan
kebutuhan udara yang ada disana dimana kebutuhan udara yang seharusnya
dialirkan dari kipas utama sebesar 189,74 m³/s disini kipas hanya mampu
menghisap 110,78 m³/s. Sehingga menyebabkan pada front kerja Blok Cikoneng
tidak terpenuhi yaitu 8,11 m³/s yang seharusnya 18,59 m³/s. Maka perlu adanya
booster fan tambahan dan pemindahan booster fan yang tidak terlalu terpakai
sebagai solusinya.

2. Penelitian oleh Theoviliana Auleria Tekege (2013)

Judul dari penelitian ini Analisis Perubahan Sistem Ventilasi Tambang


Akibat Pembuatan Raise Manual Di Gudang Handak Level 500 PT. Aneka
Tambang TBK. UBPE Pongkor Bogor, Jawa Barat, Universitas Trisakti. Hasil
dari penelitian ini menganalisis perubahan aliran udara selama pembuatan raise
manual di gudang handak, pembuatan raise manual bertujuan agar gudang handak
mendapatkan suplai udara bersih yang tidak jauh dari kipas. Dan hasil dari
penelitian ini membandingkan kondisi aliran udara di sekitar gudang handak dan
gudang handak itu sendiri. Pada saat sebelum dilakukan pembuatan raise manual
suhu disana mencapai 29º kelembapan 85,6% belum sesuai standar kepmen
pertambangan dan energi no 555 tahun 1995 dimana yang sesau standar efektif
kerja suhu anatra 19º - 24º dan kelembapan batas maskimal 85%. Volume udara
bersih yang dibutuhkan 33,11 m³/s. dan suplai udara yang disediakan lebih besar
yaitu sebanyak 50,91 m³/s. Dan setelah pembuatan raise manual dilakukan
pengukuran ulang dan hasil yang didapat untuk suhu 23,5º dan untuk kelembapan
72% mencakup efektif kerja 93% dan volume udara yang dibutuhkan 33,11 m³/s
suplai udara bersih yang disediakan sebanyak 51,78 m³/s.
4

3. Penelitian oleh Mohamad Nuhnaradita Saleh (2012)

Judul dari penelitian ini Studi Distribusi Aliran Udara Ventilasi Lokal
Pada Metode Penambangan Cut And Fill PT Cibaliung Sumberdaya Dengan
Percobaan Skala Laboratorium, Institut Teknologi Bandung. Hasil dari penelitian
ini menganalisis kebutuhan udara untuk para pekerja dan peralatan yang
digunakan berdasarkan Kepmen 555 ESDM 555.K.26.M.PE Tahun 1995
mengenai kualitas dan kuantitas udara dan diuji coba dengan software kazemaru.
Hasil penelitian ini didapatkan pada area kerja temperatur kering mencapai 29,3º
dan kelembapan relatif 94,1% sedangkan berdasarkan Kepmen 555 ESDM
555.K.26.M.PE Tahun 1995 temperatur yang harus dipertahankan 18º - 24º dan
kelembapan relative harus dibawah 85%. Dan untuk pembacaan aliran udara
melalui aplikasi kazemaru terjadi kebocoran pada saluran udara sebesar 16,3 m³/s
sehingga pasokan udara pada lombong tidak optimal. Total debit udara dari hasil
simulasi perangkat lunak kazemaru adalah 22,6 m³/s sedangkan total debit udara
dari hasil pengukuran adalah 6,3 m³/s. Dengan kurangnya total debit udara yang
dihasilkan kipas sehingga menyebabkan kebutuhan udara pada heading cross cut 4
sebesar 1,6 m³/s sedangakan udara yang dibutuhkan untuk area ini 7,1 m³/s. Maka
perlu adanya perbaikan vent bag yang bocor (pengontrolan sistem ventilasi rutin).

4. Penelitian oleh Oktovianus Koibur (2016)

Judul dari penelitian ini Perencanaan Sistem Ventilasi Untuk Mendukung


Rencana Development Pada Q4 Akhir 2016 Di Tambang Bawah Tanah Grasberg
Blok Cave PT. Freeport Indonesia, Universitas Cenderawasih. Hasil dari
penelitian ini mengevaluasi optimisasi penggunaan peralatan ventilasi dan sistem
jaringan ventilasi secara optimal. Dari hasil yang didapat dengan jumlah
kebutuhan udara pada Grasberg Block Cave sebesar 1.537 m³/s sedangkan total
debit udara yang dialirkan dari 2 kipas utama 1.730 m³/s maka kebutuhan udara
pada site ini terpenuhi. Dan untuk menunjang hal tersebut perlu diterapkan
infrastruktur Kontrol ventilasi sebagai berikut : 37 ventdoor, 30 bulkhead, 13
regulator, 28 vent raise dan 17 kipas tambahan yang sudah di atur dengan aplikasi
ductsim untuk penempatanya. Dan untuk mensuplai udara ke setiap heading
buntu di setiap level
4

maka dibutuhkan 17 kipas tambahan dengan spesifikasi 75 HP dan 33 kipas


tambahan dengan spesifikasi 150 HP. Berdasarkan hasil diatas penggunaan 3
kipas utama yang dilakukan perusahaan termasuk pemborosan dikarenakan 2
kipas utama saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan udara didalam
tambang. Dan untuk berjalanya sistem jaringan ventilasi seperti diatas perlu
adanya pengontrolan rutin dari kipas tambahan yang ada baik mengenai kinerja
kipas maupun kebocoran duct.

5. Penelitian oleh Patrisia Pulu (2017)

Judul dari penelitian ini Evaluasi Performa Kipas Utama Terhadap Front
Kerja Cikoneng PT. Aneka Tambang TBK. UBPE Pongkor Bogor, Jawa Barat,
Universitas Papua. Hasil dari penelitian ini perusahaan tidak dapat memenuhi
kebutuhan udara sebesar 315 m³/s dikarenakan kipas utama yang digunakan
sedang dalam perbaikan total sehingga hanya 1 kipas saja yang bekerja pada saat
penelitian dimana kipas utama 01 menghasilkan 170,75 m³/s dan kipas utama 02
menghasilkan 173,27 m³/s. Dan diakhir penelitian diukur kembali jika kedua kipas
bekerja bersamaan dan didapat volume sebesar 350,26 m³/s. Dan jumlah ini cukup
untuk memenuhi kebutuhan udara pada saat itu. Maka pada saat perbaikan total
pada salah satu kipas kegiatan pada area front kerja hanya dibatasi pada 1 front
kerja dan dilakukan pemasangan regulator dan ventdoor untuk memfokuskan
aliran udara pada area front kerja agar kebutuhan udara terpenuhi.
4

2.3 Kerangka Berfikir

Gambar 2.18
Kerangka Berfikir
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 September – 31 Oktober 2018, yang


berlokasi di PT. Nusa Halmahera Minerals, Halmahera Utara Provinsi Maluku
Utara.

3.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

PT Nusa Halamahera Minerals, yang bergerak dalam usaha


penambangan dan pengolahan biji emas, terletak di Desa Tabobo Kecamatan
Malifut Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Tambang
Emas (gold mine) PT Nusa Halmahera Mineral yang dikenal dengan
Gosowong Site berada di belahan timur bagian utara pulau Halmahera,
Provinsi Maluku Utara.

Secara geografis PT. NHM terletak pada 127° 30’00’’ BT –


128°00’00’’ BT dan 1°00’00’’ LU – 1° 30’00’’ LU, sekitar 55 km disebelah
timur laut Kota Ternate yang berbatasan dengan:

a. Sebelah Timur : Laut Halmahera


b. Sebelah Barat : Laut Maluku
c. Sebelah Utara : Laut Pasifik
d. Sebelah Selatan : Laut Seram
Untuk mencapai lokasi penelitian dapat ditempuh dengan rute
Ternate – Sofifi - Gosowong site melalui jalur laut menggunakan speed
boat atau kapal ferry menuju Sofifi (ibukota Halmahera Utara), waktu
tempuh
±1 jam atau dengan mengunakan kapal Ferry ± 2 jam, kemudian
dilanjutkan dengan kendaraan bermotor ke lokasi area Perusahan lamanya
perjalanan darat ± 1,5 jam.

45
4

Dapat pula dengan rute Ternate – Gosowong site menggunakan


jalur udara, untuk jalur udara menggunakan Air Fast helikopter milik
perusahan dari bandara Sultan Babullah Ternate dengan waktu tempuh ±15
menit.

(Sumber : Geologi Department PT.NHM)


Gambar 3.1
Lokasi Kesampaian Daerah PT.NHM
4

3.1.2 Kondisi Geologi


Geologi daerah penelitian yaitu Kao Teluk yang termasuk dalam
mandala geologi Halmahera Barat tersusun oleh batuan gunungapi vulkanik
sejak pra tersier awal yang telah menjadi alur lintasan busur gunungapi.
Batuan gunungapi tersebut berumur oligosen - miosen yang tersebar luas di
wilayah ini. Berlangsung pada lingkungan laut yang secara bertahap melalui
proses pengangkatan beralih ke lingkungan terestial. Batuan gunungapi ini
umumnya telah mengalami propilitisasi dan hancur, mengandung urat–urat
kuarsa kecil (veinlets) silika dan karbonat, antara lain terdiri dari batupasir,
batulempung, napal dan batugamping.

Penyebaran mineralisasi Gosowong sangat dipengaruhi oleh sesar


normal yang berarah Barat Laut Tenggara dengan dip kearah Timur Laut
dan kontak lithologi antara andesit lava dengan batuan vulkanoklastik. Urat
Gosowong terdapat dalam sistem urat epithermal dengan kemiringan rata-
rata 45° ke arah Timur Grid atau Timur Laut magnetik. Panjang struktur
yang diketahui hingga saat ini adalah sekitar 400 m dan penerusan ke arah
kemiringan (down-dip) sekitar 300 m.

Kondisi geologi Gosowong terdiri dari batuan vulkanik dan


vulkanoklastik dengan terdapat instrusi dari kuarsa-diorit. Mineralisasi emas
berasosiasi dengan kuarsa-veins ephitermal, tipe vein dengan struktur hasil
dari lipatan dan sesar. Urat Gosowong menempati sekuen batuan andesit
lava dan beragam sedimen vulkanoklastik yang terdiri atas batulempung,
batulanau, batupasir halus sampai kasar dan konglomerat, ini serupa dengan
batuan deposit Gosowong. Batuan vulkanik halus (batulempung) secara
menyeluruh mengalami ubahan prahydrothermal hematitic dari lingkungan
pelapukan paleo (paleo-weathering).

3.1.2.1 Topografi
Secara umum lokasi penelitian yang berada di Pulau Halmahera
Utara ini memiliki kondisi daerah berupa pegunungan, namun berdasarkan
4

pengamatan langsung di lapangan, PT. NHM terdiri dari wilayah


berbukit selain itu juga terdapat pula bentuk topografi berupa dataran
landai, lembah dan juga berbukit yang diakibatkan oleh adanya aktifitas
pertambangan dan penumpukan (waste dump).

3.1.2.2 Morfologi
Berdasarkan data departement geologi eksplorasi, wilayah PT.
NHM dikategorikan berbentuk bukit bergelombang sedang hingga
bergelombang rendah, dengan elevasi 0-200 m yang memiliki bentuk
lembah “V”, dengan pola aliran sungai “dendritic” (bercabang) dan pola
aliran parallel.

3.1.2.3 Litologi
Litologi daerah penambangan secara garis besar terdiri dari recent
cover, quaternary cover, kayasa formation, gosowong Formation yang
dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2.
4

(sumber: dept Geologi TOG PT.


NHM)
Gambar 3.2
Peta Regional PT. NHM
5

(Sumber:Dept Geologi TOG PT. NHM)


Gambar 3.3
Litologi Daerah Penelitian
5

3.1.2.4 Genesa Endapan


Bahan galian yang terdapat pada tambang bawah tanah Toguraci
PT. NHM tergolong pada endapan epitermal. Endapan epitermal
didefinisikan sebagai salah satu endapan dari sistem hidrotermal yang
terbentuk pada kedalaman dangkal yang umumnya pada busur vulkanik
yang dekat dengan permukaan. Endapan epitermal adalah hasil dari
sistem hidrotermal yang berskala besar pada lingkungan vulkanik dalam
suatu sumber panas magmatic atau sumber air meteorik.

Pada umumnya endapan epitermal ini terbentuk pada suhu yang


relatif rendah antara 50°C-250°C. Zona bijih berupa urat-urat yang
simpel, beberapa tidak beraturan dengan pembentukan kantong-kantong
bijih, seringkali terdapat pada pipa dan stockwork. Adanya kontak
langsung antara penerobosan diorite secara dike pada batuan pengikat
(basalt) menyebabkan tingginya suhu aliran air tanah. Gejala tersebut
mengakibatkan terjadinya mineralisasi pada rekahan - rekahan yang
kosong. Asosiasi pada endapan ini berupa mineral emas (Au) dan perak
(Ag) dengan mineral penyertanya berupa mineral kalsit, mineral zeolit
dan mineral kwarsa. Dua tipe utama dari endapan ini adalah low
sulphidation dan high sulphidation yang dibedakan terutama berdasarkan
pada sifat kimia fluidanya dan berdasarkan pada alterasi dan
mineraloginya.

Keadaan tersebut dikarenakan pulau Halmahera merupakan


konfigurasi busur kepulauan sebagai hasil tumbukan lempeng dibagian
barat Pasifik. Daerah tersebut merupakan pertemuan antara tiga lempeng
yaitu Eurasia, Pasifik dan Indo – Australia. Memiliki keadaan geologi
yang hampir kompleks dengan adanya struktur lipatan berupa sinklin dan
antiklin serta struktur sesar yang terdiri dari sesar normal dan sesar naik.
Keadaan tersebut menyebabkan tambang Toguraci PT NHM memiliki
suhu air tanah yang relatif tinggi hasil kontak aktivitas tektonik yang ada
pada daerah tersebut dengan air meteorik dari permukaan.
5

Mineralisasi ore dengan keadaan dip sekitar 30°-45°. Struktur yang


berupa vein ini diindikasikan sebagai pembawa aliran air tanah. Badan
bijih hampir berbentuk vertikal, dimana ore body ini mengikuti jalur
mineralisasi kuarsa dan kuarsa adularia. Terdapat enam vein kuarsa
utama pada tambang Toguraci, antaralain:

 Urat Midas
 Urat Damar
 Urat Kayu Manis
 Urat Yahut (TY)
 Urat Yahut (TH)
 Urat Wulan

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode action research, dimana metode


action research adalah kegiatan atau tindakan perbaikan sesuatu yang
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya digarap secara sistematik
sehingga validitas dan reliabilitasnya mencapai tingkatan riset. action
research juga merupakan proses yang mencakup siklus aksi, yang
mendasarkan pada refleksi; umpan balik (feedback); bukti (evidence); dan
evaluasi atas aksi sebelumnya dan situasi sekarang Menurut Gunawan (2007).
Dalam metode ini dijelaskan cara menganalisis kinerja kipas yang paling
efektif dengan membandingkan volume udara dilapangan dengan data
monitoring perusahaan.

3.3 Alur Penelitian


1. Studi Literatur

Mempelajari bahan-bahan yang terkait dalam penelitian ventilasi baik


berupa buku maupun berbagai referensi laporan penelitian serta
mempelajari berbagai referensi dari perpustakaan yang nantinya akan
5

digunakan sebagai dasar teori pada penelitian ini.


2. Pengumpulan Data
a. Data primer
Data primer adalah data hasil pengamatan yang dilakukan di
lapangan, meliputi pengambilan data yang sifatnya secara langsung
seperti pengambilan kecepatan aliran udara, temperatur udara kering,
temperatur udara basah, tekanan kecepatan, tekanan static, tekanan
total dan pengambilan gambar sebagai dokumentasi.

b. Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang digunakan sebagai
pelengkap, yang meliputi denah kipas utama, spesifikasi kipas utama,
curah hujan, serta topografi dari lingkungan pertambangan.

3. Pengolahan Data

Tahap ini dilakukan setelah data lapangan yang terkumpul lengkap,


selanjutnya data diolah dan dianalisa menggunakan rumus in drift
barometrik, vapour pressure, moisture content, app spec volume, density
of air, enthalpy, sigma heat, relative humadity, air power, resistence,
effisiensi dan volume, kemudian disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan
perhitungan penyelesaian

4. Analisa Data

Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan


literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah tersebut, ialah sebagai
berikut :
a. Melakukan perbandingan debit udara yang dihasilkan dari metode
collar, evase, traverse dan spot
b. Membuat kurva performance primary fan
c. Menganalisis kinerja hasil dari perhitungan dan actual
5. Kesimpulan dan Rekomendasi

Mengambil kesimpulan dari hasil analisis data serta memberikan


5

rekomendasi kepada perusahaan berdasarkan hasil penelitian dan


merupakan arsip yang dimiliki perusahaan.
5

Studi Literatur

Observasi Lapangan

Pengambilan Data

Data Primer :
Data Sekunder :
1. Wet bulb dan Dry Bulb 1. Studi literatur
2. Barometric pressure 2. Collar pressure T01
3. Velocity 3. Scada
4. Total Pressure, static 4. Kurva
& velocity pressure 5. Spesifikasi Primary Fan dan

Pengolahan Data
1. Menghitung nilai indrift barometric, vapour pressure,
moisture content, app specvolume, density of air,
enthalpy, sigma heat and relative humudity
2. Menghitung Air Power, Fan efficiency dan Resistance
3. Menghitung debit dengan metode collar, evase, traverse dan
spot

Analisis Data
1. Melakukan perbandingan debit udara yang dihasilkan dari
metode collar, evase, traverse dan spot
2. Membuat kurva performance primary fan
3. Menganalisis kinerja hasil dari perhitungan dan aktual

Hasil

Kesimpulan dan Rekomendasi

Gambar 3.4

Bagan Alir Penelitian


5

3.4 Instrument Penelitian


3.4.1 Alat dan Bahan Penelitian

Dalam penelitian ini alat dan bahan yang dilakukan


untuk menunjang kegiatan penulisan laporan sebagai berikut:
a. Alat

 Pitot Tube

 Anemometer Digital

 Manometer Digital

 Hot wire Anemometer Digital

 Stick Flow Anemometer Digital

 Kestrel
b. Bahan

 Peta sistem jaringan ventilasi

 Sketsa desain kipas utama

 Spesifikasi kipas utama

3.4.2 Jenis Pengambilan Data

Data – data primer didapatkan berdasarkan hasil pengolahan data - data


penunjang. Dalam penelitian ini pengambilan data primer yaitu :

 Pengambilan kecepatan aliran udara

 Temperature udara kering

 Temperature udara basah

 tekanan kecepatan

 Tekanan statik
5

 Tekanan total

 Pengambilan gambar sebagai dokumentasi.

Data – data yang diperoleh untuk menunjang penelitian ini adalah data
sekunder berupa data hasil yang diambil dari beberapa satuan kerja serta
beberapa referensi dari arsip PT. Nusa Halmahera Minerals, jurnal, makalah
serta website resmi yang berkaitan dengan penelitian ini. Beberapa data yang
di pergunakan adalah:
 Denah kipas utama
 Spesifikasi kipas utama
 Denah jaringan ventilasi
 Temperatur di area tambang
 Luas area pengukuran

3.5 Teknik Pengumpulan Data


a. Pengambilan data collar
Pengambilan data ini dilakukan untuk mendapatkan nilai dari velocity
pressure, static pressure, total pressure dan collar pressure. Data ini
diambil menggunakan alat manometer sebagai alat pembaca dari tekanan
aliran udara dan pitot tube yang berguna untuk menangkap aliran udara.
Pegukuran dilakukan dibadan primary fan diamana pada badan primary
fan terdapat lubang kecil yang bisa dibuka tutup yang berguna untuk
pengambilan data lapangan.

Pengukuran dilakukan sebanyak 9 kali pada setiap pengukuran tekanan


(velocity pressure, static pressure dan total pressure) yang dilakukan
bertahap dari pinggir fan hingga sampai setengah dari diameter fan masuk
kedalam dengan kondisi ujung dari pitot tube menghadap berlawanan arah
dengan aliran udara didalam kipas. Dan pengukuran ini dilakukan
sebanyak
5

30 kali sesuai literatur data akan akurat apabila pengambilan data dilakukan
minimal 30 kali.

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 3.5

Manometer Digital

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 3.6

Pitot Tube
5

(Sumber: Pengambilan dokumentasi lapangan)

Gambar 3.7

Pengambilan Data Collar

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 3.8

Titik Pengambilan Data Collar (Kiri T01 dan Kanan T03)


6

b. Pengambilan data evase


Pengambilan data ini dilakukan dengan memanfaatan aliran udara yang
keluar pada outlet dari kipas utama. Alat yang digunakan untuk
pengambilan data ini seperti kestrel untuk pengambilan data tekanan
barometric, kelembapan relative, temperatur basah dan temperatur kering.
Stick flow untuk menangkap aliran udara yang keluar dari fan dan
vanemometer digital yang berguna untuk membaca kecepatan aliran udara.

Pengukuran dengan anemometer digital dilakukan sebanyak 8 kali,


pengukuran dilakukan pada dua jalur keluaran kipas dan dialkukan
pengukuran pada 4 titik pada bagian atas, kanan, bawah dan kiri disetiap
lubang bukaan kipas. Pengkuran menggunakan kestrel dilakukan sebanyak
1 kali pada salah satu bukaan kipas dengan cara menaruh kestrel
mengahadap berlawanan dengan aliran udara. Keuda pengukuran diatas
dilakukan sebanyak 30 kali sesuai literatur data akan akurat apabila
pengambilan data dilakukan minimal 30 kali.

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 3.9

Stick Flow Anemometer Digital


6

(Sumber: Pengambilan dokumentasi lapangan)

Gambar 3.10

Pengambilan Data

Evase

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 3.11

Titik Pengambilan Data Evase


6

c. Pengambilan data traverse dan spot


Pengambilan data ini dilakukan didalam tunnel yang terletak dibawah
Primary Fan dengan mengukur aliran udara yang melewati tunnel tersebut
menggunakan hot-wire anemometer digital dan data yang diambil berupa
kecepatan minimum, kecepatan average kecepatan maksimal, tekanan
barometric, kelembapan relative, temperature basah dan temperature
kering.

Pengukuran ini dilakukan 1 kali disetiap titik yang sudah ditetapkan


atau biasa disebut vent station pengukuran ini dilakukan di 5 titik.
Pengukuran ini dilakukan dengan 2 cara pertama pengambilan data
traverse dilakukan dengan cara menggunakan hot-wire anemometer digital
yang disisir dari atas kebawah dimulai dari ujung kanan penampang
hingga kiri penampang dan dilakukan secara perlahan. Dan yang kedua
pengambilan data spot dengan menempatkan hot-wire anemometer digital
ditengah-tengah tunnel selama 30 detik.

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 3.12
Hot Wire Anemometer Digital
6

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)

Gambar 3.13
Sketsa Pengambilan Data Spot dan Traverse

d. Pengambilan data temperatur, tekanan barometrik dan kelembapan relatif


Pengambilan data ini menggunakan alat kestrel dan prinsip alat ini
mengetahui temperatur, tekanan barometric dan kelembapan relative
bedasarkan suhu dan kandungan uap air yang berada pada aliran udara.
Dan pengukuran ini dilakukan disetiap ventstation dipermukaan dan
didalam tambang, pengukuran dilakukan satu kali setiap ventstation. Dan
total pengambilan data sebanyak 30 kali dipermukaan dan 15 kali didalam
tambang.
6

(Sumber: Ventilation management plan PT. NHM)


Gambar 3.14
Kestrel Anemometer

(Sumber: Pengambilan dokumentasi lapangan)

Gambar 3.15

Pengambilan Data Psikrometri

Udara

3.6 Teknik Pengolahan Data


Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut:
1. Perhitungan Kecepatan Aliran Udara
6

Setelah dilakukan pengambilan data berupa tekanan kecepatan


pada kipas utama pada pengukuran collar, dari kesembilan data pada
sekali pengukuran di jumlah dan dirata-rata kan. Lalu data tersebut
dirubah menjadi kecepatan aliran udara dengan rumus :

2𝑉𝑝
𝑉=√
𝜌

Keterangan :
𝑉𝑝 : Velocity pressure (Pa)
𝜌 : Density of air (kg/m3)
𝑉 : Velocity (m/s)

2. Perhitungan Area Pengukuran


Penentuan luas area pengukuran berdasarkan data skunder yang
didapat dari perusahaan berupa data panjang kali lebar untuk titik spot
yang sudah ada (ventstation) jika didalam tambang, dan data berupa
diameter kipas utama untuk pengukuran dipermukaan. Data ini
digunakan untuk mencari aliran debit udara, untuk mencari luar area
tersebut menggunakan rumus:
𝐴 = 𝑃 × 𝐿 → untuk terowongan

𝐴 = 𝜋𝑟² → untuk kipas utama

Keterangan :
A : Luas penampang (m²)
P : Tinggi terowongan (m)
L : Lebar terowongan (m)
𝜋 : 3,14
𝑟 : Jari-jari kipas (m)
6

3. Perhitungan Debit Udara


Perhitungan debit udara dilakukan setelah mendapatkan data
kecepatan aliran udara dan luas area pengukuran dari masing – masing
metode pengukuran. Dari data kecepatan aliran udara dan luas area
diatas maka didapatkan variable untuk menghitung debit udara yang
dihasilkan oleh kipas utama pada masing – masing metode dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑄=𝑉𝑥𝐴
Keterangan :
𝑄 : Debit udara (m³/s)
𝑉 : Velocity (m/s)
𝐴 : Luas penampang (m²)

4. Perhitungan Psikrometri Udara


Perhitungan psikrometri udara bertujuan untuk mendapatkan
densitas udara secara aktual jika dilakukan di kipas utama dan apabila
dilakukan didalam tambang perhitungan psikrometri udara dapat
diteruskan sampai mendapatkan kelembapan realtif diarea kerja.
Rumus ini digunakan untuk mendapatakan variable dalam perhitungan
inlet volume. Dan untuk mendapatkan data densitas udara pertama
yang dicari ialah tekanan udara didalam kipas (in drift barometric
pressure) menggunakan rumus :

Tp
P' = P - ( )
1000

Keterangan :
P’ : Pressure in drift (fan) (kPa),
Tp : Total pressure (Pa)
P : Barometric Pressure (kPa)
6

Setelah itu mencari tekanan parsial uap air dengan menggunakan


rumus sebagai berikut :
17,27twb
e = 0,06105𝑒𝑥𝑝 - A P' ( tdb - twb)
(237,3 + t w)

Keterangan :
𝑒𝑠𝑑 : Saturated vapour pressure (kg/kg)
twb : Wet bulb temperature (ºC)
tdb : Dry bulb temperature (ºC)
𝑒 : Vapour pressure (kg/kg)
A : Nilai dari konstanta Psikrometri ( 0,000644 °C-1 )
P’ : Pressure in drift (fan) (kPa).

Kemudian mencari volume udara sebenarnya secara aktual


(apparent specific volume) mengunakan rumus :

𝑡𝑑𝑏 + 273,15
𝑉𝑚 = 0,287055 ( )
𝑃 − 𝑃𝑤

Keterangan :

𝑉𝑚 : App Specific volume (m3/kg)


𝑡𝑑𝑏 : Dry bulb temperature (K),
P : Absolute pressure (kPa),
Pw : Pressure vapour (kPa).

Lalu yang terakhir untuk mendapatkan densitas udara secara actual


menggunakan rumus :

1
𝜌=
𝑉𝑚
6

Keterangan :
𝜌 : Density (kg/ m³ )
𝑉𝑚 : App Specific volume (m³/kg)

Dan untuk mendapatkan kelembapan realatif yang berfungsi sebagai


data apakah area kerja layak atau tidak jika dilakukan kegiatan disana
menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑒
𝑟ℎ =
𝑒𝑠𝑑 𝑥 100%

Keterangan:
𝑟ℎ : Relative Humidity (%)
𝑒 : Vapour Pressure (kPa)
𝑒𝑠𝑑 : Saturated Vapour Pressure (kPa)

5. Perhitungan Resistensi
Setelah dilakukan pengukuran debit udara maka dilakukan
perhitungan resistensi dengan tujuan untuk mengetahui besar hambatan
yang terjadi pada kipas utama. Untuk mengetahui hambatan tersebut
perhitungan nilai resistensi menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑃
𝑅= 2
Q
Keterangan :
R : Resistensi (Ns²/m⁸)
Q : Volume udara atau kuantitas udara (m³/s)
P : Tekanan statik (Pa)

6. Perhitungan Air Power


Nilai air power berdasarkan perhitungan debit udara yang
dihasilkan dengan tekanan total yang berada dikipas utama yang
6

nantinya dibandingkan untuk mendapatkan efisiensi dari kipas utama.


Perhitungan nilai air power menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑇𝑃 x 𝑄
𝐴𝑖𝑟 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 =
1000

Keterangan :

Air Power : Daya penggerak ( kW)


TP : Total Pressure (Pa)
Q : Inlet Volume (m3/s)

7. Perhitungan Efisiensi
Perhitungan efisiensi merupakan perbandingan dari hasil air
power dengan input power kipas utama. Dari perhitungan diatas
didapatkan variable untuk menghitung efisiensi kipas. Selanjutnya
dilakukan perhitungan untuk menentukan efisiensi kipas berdasarkan
data – data tersebut menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐴𝑖𝑟 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 (𝑘𝑊)


Fan Efficiency (%) = 𝑥 100%
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 (𝑘𝑊)

Keterangan :
Air Power : Daya penggerak ( kW)
Input Power : Daya yang dapat ditampung mesin (kW)

8. Kurva Kinerja Kipas


Penentuan kinerja dari kipas utama berdasrakan perbandingan
spesifikasi alat dengan pengukuran dilapangan. Pembuatan kurva
kinerja kipas sebagai penunjang perbandingan sebelumnya
berdasarkan volume, tekanan, resistensi, air power, efisensi. Pada
kurva ini didapatkan hasil shaft power yang merupakan data penunjang
untuk perbandingan.
BAB IV

TEMUAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Temuan Hasil Penelitian

4.1.1 Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lokasi tambang Toguraci lebih tepatnya pada
area Primary Fan dimana Fan ini merupakan alat untuk menghisap keluar udara
kotor dari dalam area tambang. Adanya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah Primary Fan T01 dan T03 sudah bekerja sesuai dengan kebutuhan udara
yang ada. Untuk memastikanya, dilakukan beberapa pengukuran seperti
pengukuran Kecepatan Udara, Tekanan Barometrik, Kelembapan Relatif, Total
Pressure, Static Pressure, Velocity Pressure dan Temperatur. Pengukuran
dilakukan dibeberapa lokasi yaitu : Primary fan T01, Primary Fan T02, Vent
Station 04, Vent Station 05 dan Vent Station 07 (VD01).

Tambang Toguraci mempunyai 3 intake yaitu dari Togurachi Portal 1,


Togurachi Portal 2 dan T2 Chiller.

4.1.2 Data Luas Terowongan

Data ini diambil dengan tujuan untuk mengetahui luas lubang bukaan yang
dimana data ini dapat berguna untuk perhitungan selanjutnya seperti untuk
mengetahui debit dan head loss. Data ini didapat dari data primer.

Tabel 4.1 Luas Area

(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)

70
7

4.1.3 Kecepatan aliran Udara

Data Kecepatan aliran udara merupakan salah satu parameter untuk


menghitung debit udara yang dihasilkan oleh Primary Fan. Untuk mengetahui
kecepatan aliran udara yang dihasilkan oleh Primary fan digunakan beberapa
pengukuran antara lain :

a) Pengukuran Collar
Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan tekanan dari
aliran udara yang dihasilkan oleh Primary Fan. Pengukuran ini dilakukan
pada badan Primary Fan Dan data yang didapat berupa Velocity Pressure,
Static Pressure dan Total Pressure. Dimana kecepatan aliran udara didapat
dari hasil Velocity Pressure yang sudah diolah dengan rumus sebagai
berikut :
1
𝑃𝑣 = 𝜌 𝑣2
2
2 𝑃𝑣
𝑣=√
𝜌
Pengukuran Kecepatan aliran udara pada T01 pada 12 September 2018 :

2 × 206.6
𝑣=√
1.055

𝑣 = 19.76 𝑚/𝑠

Dari perhitungan diatas didapatkan data kecepatan aliran udara


yang dilakukan sebanyak 30 kali pengambilan data dan mempunyai nilai
kecepatan rata-rata seperti tabel dibawah ini, dan untuk tabel kecepatan
aliran udara perhitungan collar dapat secara lengkap terdapat pada
lampiran C bagian collar.
7

Tabel 4.2 Kecepatan Aliran Udara Perhitungan Collar

Velocity (m/s)
Pengukuran Primary Fan
Collar T01 T03
AVG 21,22 6,65
(Sumber : Data primer perhitungan data lapangan)

b) Pengukuran Evase
Data ini didapat dengan memanfaatkan pengukuran di surface
saluran keluar dari Primary Fan T01 dan data yang didapat berupa
Average Velocity, Minimum Velocity dan Maximum Velocity. Dari
pengambilan data ini didapatkan data kecepatan aliran udara yang
dilakukan sebanyak 30 kali pengambilan data dan mempunyai nilai
kecepatan rata-rata seperti tabel dibawah ini, dan untuk tabel kecepatan
aliran udara perhitungan collar dapat secara lengkap terdapat pada
lampiran C bagian Evase.

Tabel 4.3 Kecepatan Aliran Udara Perhitungan Evase

Velocity (m/s)
Pengukuran Primary Fan T01
Evase Left Right
AVG 22,57 23,97
(Sumber : Data primer perhitungan data lapangan)

c) Pengukuran Traverse
Pengambilan data ini dilakukan di lubang bukaan dibawah lokasi
T01dan T03 berada pada Vent Station 04, Vent Station 05 dan Vent
Station
07. Data yang didapat berupa Average Velocity, Minimum Velocity dan
Maximum Velocity. Dari pengambilan data ini didapatkan data kecepatan
aliran udara yang dilakukan sebanyak 15 kali pengambilan data dan
mempunyai nilai kecepatan rata-rata seperti tabel dibawah ini, dan untuk
tabel kecepatan aliran udara perhitungan collar dapat secara lengkap
terdapat pada lampiran C bagian Traverse.
7

Tabel 4.4 Kecepatan Aliran Udara Perhitungan Traverse


VS04
Velocity (m/s)
VD01
Min Max Avg
Traverse 9,8 13,99 12,52

VS05
Velocity (m/s)
VD02
Min Max Avg
Traverse 4,8 7,3 5,53

VS07
Velocity (m/s)
VD03
Min Max Avg
Traverse 7,5 9,47 8,27
(Sumber : Data primer perhitungan data lapangan)

d) Pengukuran Spot
Pengambilan data ini dilakukan di lubang bukaan dibawah lokasi
T01dan T03 berada pada Vent Station 04, Vent Station 05 dan Vent
Station
07. Data yang didapat berupa Average Velocity, Minimum Velocity dan
Maximum Velocity. Dari pengambilan data ini didapatkan data kecepatan
aliran udara yang dilakukan sebanyak 15 kali pengambilan data dan
mempunyai nilai kecepatan rata-rata seperti tabel dibawah ini, dan untuk
tabel kecepatan aliran udara perhitungan collar dapat secara lengkap
terdapat pada lampiran C bagian Spot.
7

Tabel 4.5 Kecepatan Aliran Udara Perhitungan Spot


VS04
Velocity (m/s)
VD01
Min Max Avg
Spot 12,02 13,4 12,44

VS05
Velocity (m/s)
VD02
Min Max Avg
Spot 5,42 6,4 5,75

VS07
Velocity (m/s)
VD03
Min Max Avg
Spot 7,23 7,9 7,55
(Sumber : Data primer perhitungan data lapangan)

4.1.4 Debit Udara

Debit Udara merupakan volume udara yang masuk maupun keluar dari
terowongan tambang dalam satuan waktu. Dengan hasil dari kecepatan aliran
udara pada tabel 4.2 sampai tabel 4.5 debit udara yang dihasilkan oleh Primary
Fan dapat dihitung sebagai berikut :

𝑄 =𝐴×𝑣
Pengukuran debit udara pada T01 pada 12 September 2018 :
𝑄 = 15.9 × 206.6
𝑄 = 314.30 𝑚3/𝑠

Berikut hasil dari perhitungan debit menggunakan beberapa pengukuran :

Debit Pengukuran Collar dan Evase


7

Tabel 4.6 Debit Udara Perhitungan Collar dan Evase

TOGURACI VENT STATION AT PRIMARY FAN


Keterangan Lokasi Area (m²)
T01 Collar Measurment T01 collar 15,9
T01 Evase Measurment T01 outlet 8,04
T03 Collar Measurment T03 collar 15,9
(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)

Debit Pengukuran Traverse dan Pengukuran Spot

Tabel 4.7 Debit Udara Perhitungan Traverse dan Spot


VS04
Barometric Relative
Velocity (m/s) Tdb Twb Area Debit
VD01 Pressure Humidity
Min Max Avg kPa % °C °C m² m³/s
Spot 12,02 13,4 12,44 98,3 79,6 33,2 30 34 422,96
Traverse 9,8 13,99 12,52 98,3 81,3 33,1 30,2 34 425,68

VS05
Barometric Relative
Velocity (m/s) Tdb Twb Area Debit
VD02 Pressure Humidity
Min Max Avg kPa % °C °C m² m³/s
Spot 5,42 6,4 5,75 98,4 96,3 31,7 31,2 40 230
Traverse 4,8 7,3 5,53 98,4 100 31,3 31,3 40 221,2

VS07
Barometric Relative
Velocity (m/s) Tdb Twb Area Debit
VD03 Pressure Humidity
Min Max Avg kPa % °C °C m² m³/s
Spot 7,23 7,9 7,55 98,5 68,1 34,2 28,9 25 188,75
Traverse 7,5 9,47 8,27 98,5 71,6 33,6 29 25 206,75

(Sumber : Data primer perhitungan data lapangan)


7

4.1.5 Psikrometri Udara

Psikrometri udara merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan


perubahan udara pada aliran udara tambang. Data yang diambil ialah tekanan
barometrik, temperatur kering dan temperature basah. Dari data tersebut
didapatkan hasil perhitungan psikrometri sebagai berikut :

Pengukuran Psikrometri udara pada T01 pada 12 September

2018 Tekanan Barometrik : 98.6 kPa

Temperatur Kering : 35.7

°C Temperatur basah : 31.9

°C

 In drift barometric
pressure Total Pressure =
1585.8 Pa
𝑇𝑃
𝑃𝐼 = 𝑃 − ( )
1000
1585.8
𝑃𝐼 = 98.6 − ( )
1000
𝑃𝐼 = 97.01 kPa

 Vapour Pressure

17.27 × 𝑡𝑊𝑏
𝑒 = (0.6105 × 𝐸𝑥𝑝 ( ))
𝑡𝑊𝑏 + 273.15

− ((0.000644 × 𝑃′) × (𝑡𝐷𝑏 − 𝑡𝑊𝑏))


17.27 × 31.9
𝑒 = (0.6105 × 𝐸𝑥𝑝 ( ))
31.9 + 273.15

− ((0.000644 × 97.01) × (35.7 − 31.9))


𝑒 = 3.48 𝑃𝑎

 Moisture Content
0.622 × 𝑒
𝑋=
𝑃′ − 𝑒
7

0.622 × 3.48
𝑋=
97.01 − 3.48
𝑋 = 0.023 𝑘𝑔/𝑘𝑔

 Apparent Specific Volume


(𝑡𝐷𝑏 + 273.15)
𝑉𝑚 = 0.287 ×
(𝑃′ − 𝑒)
(35.7 + 273.15)
𝑉𝑚 = 0.287 ×
(97.01 − 3.48)
𝑉𝑚 = 0.95 𝑚3/𝑘𝑔

 Density
1
𝜌=
𝑉𝑚
1
𝜌=
0.95
𝜌 = 1.055 𝑘𝑔/𝑚³

 Entalpi
𝐻 = (1.005 × 𝑡𝐷𝑏) + 𝑋 × ((1.8 × 𝑡𝐷𝑏) + 2501)
𝐻 = (1.005 × 35.7) + 0.023 × ((1.8 × 35.7) + 2501)
𝐻 = 95.2 𝑘𝐽/𝑘𝑔

 Sigma Heat
𝑆 = 𝐻 − (𝑋 × 4.18 × 𝑡𝑊𝑏)
𝑆 = 95.2 − (0.023 × 4.18 × 31.9)
𝑆 = 92.1 𝑘𝐽/𝑘𝑔

 Relative Humidity
𝑒
𝑟ℎ = × 100%

𝑠𝑑
3.48
𝑟ℎ = × 100%
4.49
7

𝑟ℎ = 77.4%

Dibawah ini merupakan tabel hasil dari perhitungan psikomteri udara sebagai
berikut :

Tabel 4.8 Hasil Psikrometri Udara T01

Psikrometri
Tekanan Massa Total Panas
Tekanan Tekanan Densitas Total
Barometrik Temperatur Temperatur Kandungan Udara Tanpa Kelembapan
Barometrik Uap Air ( Udara Panas
Dalam Basah (Twb) Kering (Tdb) Air (X) Aktual Kandungan Relatif (Rh)
(P) e) (ρ) (H)
Kipas (P') (Vm) Air (S)
kPa kPa ºC ºC Pa kg/kg m³/kg kg/m³ kJ/kg kJ/kg %
98,57 97,11 31,38 34,99 3,40 0,02 0,94 1,06 93,04 90,07 78,40

(Sumber : Data primer perhitungan data lapangan)

4.1.6 Temperatur Efektif dan Efisiensi Kerja

Pada dasarnya temperature efektif dan efisiensi kerja diperoleh dari


hubungan temperatur kering dan temperatur basah terhadap kecepatan udara.
Namun dengan kondisi dilapangan yang terdapat air panas didalam tambang maka
dari itu PT. NHM mempunyai temperatur efektif dan efisiensi kerja tersendiri
berikut tabel Thermal Work Limit yang digunakan oleh PT. Nusa Halmahera
Minerals :
Tabel 4.9 Thermal Work Limit
LAMPIRAN - TWL Chart bagi Kecepatan Angin ≥ 4.0
m/s
WET BULB TEMPERATURE
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
44 295 288 281 274 266 258 249 241 232 223 213 201 188 178 168 155 142 131 120 107 94 44
296 289 282 275 267 259 251 242 234 224 215 202 190 180 170 157 144 133 122 109 96
43 297 290 283 276 268 260 252 244 235 226 216 204 191 181 171 158 145 134 123 110 97 43
299 292 285 277 270 262 254 245 237 227 218 205 193 183 173 160 147 136 125 112 99
42 300 293 286 279 271 263 255 247 238 229 219 207 194 184 174 161 148 137 126 113 100 42
301 294 288 280 273 265 257 248 240 230 221 208 196 186 176 163 150 139 128 115 102
41 302 296 289 282 274 266 258 250 241 232 223 210 197 188 177 164 151 140 129 116 103 41
304 297 290 283 276 268 260 251 243 234 225 212 199 189 179 166 153 142 131 118 105
40 305 298 291 284 277 269 261 253 244 235 226 213 200 190 180 167 154 143 132 119 106 40
306 299 293 285 278 270 262 254 246 236 227 214 202 192 182 169 156 145 134 121 108
39 307 301 294 287 279 271 263 255 247 238 228 216 203 193 183 170 157 146 135 122 109 39
308 302 295 288 281 273 265 256 248 239 230 217 205 195 185 173 161 149 137 124 111
38 309 303 296 289 282 274 266 258 249 240 231 219 206 196 186 176 165 152 138 125 112 38
311 304 298 290 283 275 268 259 251 242 233 222 211 199 188 177 167 153 140 128 116
37 312 306 299 292 284 277 269 261 252 243 234 225 215 202 189 179 168 155 141 130 119 37
313 307 300 293 286 278 271 262 254 245 236 226 217 204 191 180 170 156 143 132 121
36 314 308 301 294 287 280 272 264 255 246 237 228 218 205 192 182 171 158 144 133 122 36
315 309 303 296 289 281 273 265 257 248 239 229 220 207 194 183 173 159 146 135 124
35 316 310 304 297 290 282 274 266 258 249 240 231 221 208 195 185 174 161 147 136 125 35
318 311 305 298 291 283 276 267 259 250 242 232 223 209 196 186 176 162 149 137 126
34 319 313 306 299 292 285 277 269 260 252 243 234 224 211 197 187 177 164 150 139 127 34
DRY BULB

320 314 307 300 294 286 279 270 262 253 245 235 226 212 199 189 179 165 152 140 129
33 321 315 308 302 295 288 280 272 263 255 246 237 227 214 200 190 180 167 153 142 130 33
322 316 310 303 296 289 281 273 265 256 247 238 229 215 202 192 182 168 155 143
32 323 317 311 304 297 290 282 274 266 257 248 239 230 217 203 193 183 170 156 32
324 318 312 305 298 291 284 276 268 259 250 240 231 219 208 195 184 173
31 325 319 313 306 299 292 285 277 269 260 251 242 232 222 212 197 185 31
326 320 314 307 301 293 286 278 270 261 253 243 234 224 214 198
30 327 321 315 309 302 295 287 279 271 263 254 245 235 225 215 30
328 322 316 310 303 296 289 281 273 264 255 246 237 227
29 329 323 317 311 304 297 290 282 274 265 256 247 238 29
330 324 318 312 305 298 291 283 275 266 258 249
28 331 325 319 313 306 299 292 284 276 268 259 28
332 326 320 314 308 301 294 286 278 269
27 332 327 321 315 309 302 295 287 279 27
333 328 322 316 310 303 296 288
26 334 329 323 317 311 304 297 26
335 330 324 320 312 305
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

>220 Unrestricted 220 Acclimatisation 140 Buffer 115 Withdrawal


(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)

7
8

(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)

Gambar 4.1

Keterangan Tabel

TWL

4.1.7 Performa Kipas Utama

Data performa kipas utama merupakan data yang digunakan sebagai acuan
apakah kinerja kipas utama masih dalam standar atau sudah dibawah standar
untuk memenuhi kebutuhan menghisap udara keluar dari dalam tambang, standar
performa kipas utama berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30
MEM 2018 pada lampiran II “kinerja kipas utama mencakup kebutuhan udara
maksimal di seluruh tambang bawah tanah dan ditambah 15% dari total kebutuhan
udara tersebut. Berikut perhitungan untuk mendapatkan nilai dari performa dari
kipas utama :
8

Perhitungan Performa Kipas Utama pada T01 pada 12 September 2018

VP = 206.6 Pa

D = 4.5 m

Ρ = 1.055 kg/m³

1) Perhitungan Inlet Volume


 Luas penampang
𝐴 = 𝜋 × 𝑟2
𝐴 = 3.14 × 2.252
𝐴 = 15.9 𝑚2

 Kecepatan aliran udara


1
𝑃𝑣 = 𝜌 𝑣2
2
2 𝑃𝑣
𝑣=√
𝜌
2 × 206.6
𝑣=√
1.055

𝑣 = 19.76 𝑚/𝑠

 Debit
𝑄 = 15.9 × 19.76
𝑄 = 314.30 𝑚3/𝑠

 Mass Flow
𝑀𝑎𝑠𝑠 𝐹𝑙𝑜𝑤 = 𝑄 × 𝜌
𝑀𝑎𝑠𝑠 𝐹𝑙𝑜𝑤 = 314.30 × 1.055
𝑀𝑎𝑠𝑠 𝐹𝑙𝑜𝑤 = 331.66 𝑘𝑔/𝑠
8

 Inlet Volume ρ = 1.2 kg/m³


𝑀𝑎𝑠𝑠 𝐹𝑙𝑜𝑤
𝐼𝑛𝑙𝑒𝑡 𝑉𝑜𝑙 =
1.2
331.66
𝐼𝑛𝑙𝑒𝑡 𝑉𝑜𝑙 =
1.2
𝐼𝑛𝑙𝑒𝑡 𝑉𝑜𝑙 = 276.39 𝑚3/𝑠

2) Perhitungan nilai resistensi dan nilai


pressure Collar Pressure = 1710 Pa
𝑃 = 𝑅 × 𝑄²
𝑃
𝑅=
𝑄²
1710
𝑅=
276.39
𝑅 = 0.02 𝑁𝑠2/𝑚⁸
𝑃 = 1710 𝑃𝑎 → 1.71 𝑘𝑃𝑎
3) Air Power
Total Pressure = 1585.8 Pa
𝑇𝑃 × 𝐼𝑛𝑙𝑒𝑡 𝑉𝑜𝑙
𝐴𝑖𝑟 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 =
1000
1585.8 × 276.39
𝐴𝑖𝑟 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 =
1000
𝐴𝑖𝑟 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 438.29 𝑘𝑊

4) Efficiency

Input Power = 560 kW


𝐴𝑖𝑟 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟
𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 =
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 × 100%
438.29
𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 = × 100%
1120

𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 = 39
8

Tabel 4.10 Hasil perhitungan untuk Performa Fan

Curva
Inlet Volume Collar pressure Resistance Pressure Blade Volume Curva Shaft Power
Keterangan
m³/s Pa Ns²/m⁸ kPa ( )ͦ m³/s kW
Average 297,59 1484,70 0,02 1,48 56 345,9 353,3

(Sumber : Data primer perhitungan data lapangan)

(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)

Gambar 4.2

Kurva Performa Primary Fan T01


8

Pada pembacaan kurva kinerja Primary Fan T01 dengan menggunakan


kurva 900 rpm dapat dilihat bahwa duty point terletak pada kanan bawah pada fan
curve dengan kemiringan blade 56°. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak
ada indikasi stall yaitu dimana suatu kondisi nilai pressure mempunyai nilai yang
tinggi dapat dilihat jika pada kondisi stall duty point terdapat pada kiri atas pada
Fan Curve.

4.1.8 Debit udara masuk kedalam tambang

Data kebutuhan udara didalam tambang dapat diketahui dari rata-rata


pengunaan alat dan jumlah para perkerja didalam tambang bawah tanah setiap
harinya. Dan membandingkan dengan jumlah udara yang masuk dari portal 1
,portal
2 dan chiller dan udara keluar pada T01 dan T03. Berikut data perhitungan
kebutuhan udara yang ada di dalam tambang.

Tabel 4.11 Total Udara Masuk Ke Tambang

(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)

4.1.9 Kebutuhan Udara Tambang

Kebutuhan udara didalam tambang berdasarkan jumlah pekerja, jumlah


alat dan ruangan yang ada pada tambang bawah tanah setiap harinya. Dari data
yang ada dapat diketahui rata-rata kebutuhan udara perhari dengan parameter yang
diatas sebagai berikut :
Tabel 4.12 Kebutuhan Udara Untuk Alat Yang Beroperasi
Based on QTY AIRFLOW REQUIREMENT* AIRFLOW REQUIREMENT* (m³/s)
POWER RATING
EQUIPMENT QTY Equipment 1 Equipment per activity Average Normal Activity ACTIVITY
QTY
Hp Kw 0.05 (m³/s) /Hp 0.05 (m³/s) /Hp 0.034 (m³/s) /Person m³/s m³/s 0.05 (m³/s) /Hp 0.034 (m³/s) /Person m³/s
LD012 325 243 16,25 0,03 16,28
LD017 343 256 17,15 0,03 17,18
BOGGER LD018 4 343 256 68,60 17,15 0,03 17,18 17,18 2 34,30 0,03 34,33 Bogging
LD019 343 256 17,15 0,03 17,18
SOLO DR002 1 147 110 7,35 7,35 0,03 7,38 7,38 1 7,35 0,03 7,38 Tramming/Drilling

CABOLTER XB001 1 147 110 7,35 7,35 0,07 7,42 7,42 1 7,35 0,07 7,42 Tramming/Drilling
DD010 147 110 7,35 0,07 7,42
JUMBO DD012 3 147 110 22,05 7,35 0,07 7,42 7,42 3 22,05 0,07 22,12 Tramming/Drilling
DD014 147 110 7,35 0,07 7,42
XT046 121 90 12,10 6,05 0,07 6,12
SPRAYMEC 2 6,12 1 6,05 0,07 6,12 Shotcreting
XT047 121 90 12,10 6,05 0,07 6,12
DT017 /
0,00 0,00 0,03 0,03 0,03
HEWS
DT027 429 335 21,45 0,03 21,48
TRUCK DT028 5 429 335 21,45 0,03 21,48 3 64,35 0,07 64,42 Hauling/Loading
DT029 429 335 107,25 21,45 0,03 21,48 21,48
DT030 429 335 21,45 0,03 21,48
GRADER GR005 1 140 7,00 7,00 0,03 7,03 7,03 1 7,00 0,03 7,03 Mine Servicing
TR063 228 170 11,40 0,03 11,43
AGI TR064
2
228 170
22,80
11,40 0,03 11,43
11,43 1 11,40 0,03 11,43 Shotcreting
IT003 289 216 57,80 14,45 0,17 14,62
IT012 289 216 57,80 14,45 0,17 14,62
IT IT013 4 289 216 57,80 14,45 0,17 14,62 14,62 2 28,90 0,17 29,07 Mine Servicing
IT017 289 216 57,80 14,45 0,17 14,62
VC038 147 110 14,70 7,35 0,10 7,45
CHARMEC VC048
2
147 110 14,70 7,35 0,10 7,45
7,45 1 7,35 0,10 7,45 Charging
MULTIMEC VC058 1 147 110 7,35 7,35 0,07 7,42 7,42 1 7,35 0,07 7,42 Mine Servicing
TRX AT-
1 227 170 11,35 11,35 0,07 11,42 11,42 1 11,35 0,07 11,42 Mine Servicing/ Special Project
CRANE-FRANNA 15
LV LV 10 107 71,69 7,17 1,02 8,19 8,19 10 71,69 1,02 72,71 Mine Servicing
BLY BOBCAT
RIG 1 55 3,69 3,69 0,14 3,82 3,82 3 11,06 0,14 11,19 Drilling
DIAMOND DRILL
(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)

299,52 equipment per shift)


Total airflow volume usage as average for 1 shift (average

8
440 on 5 Aug 2017
Actual airflow volume based on airflow volume reading

Variance 140,49
8

Kebutuhan udara di tambang bawah tanah toguraci dapat dilihat pada tabel
diatas terdapat 31 alat dan 54 orang perkerja rata-rata dalam kegiatan seharinya
dan jika ditotal udara yang dibutuhkan dari para pekerja dan alat sebesar 299,52
m³/s.
8

4.2 Pembahasan

4.2.1 Psikrometri Udara

Tujuan dari pengukuran nilai psikrometri udara di tambang bawah tanah


ini mempunyai beberapa fungsi. Pada penelitian ini pengambilan data psikrometri
dilakukan di dua tempat yang pertama di permukaan dioulet primary fan dan yang
kedua di bawah tanah tepat dibawah jalur primary fan dan mempunyai data
sebagai berikut :

4.2.1.1 Psikrometri di Primary Fan

Dimana dari tabel 4.13 dapat kita lihat nilai P mewakili tekanan
barometrik atau tekanan udara yang dihasilkan oleh primary fan T01 dan nilai itu
sesuai dengan standar dari spesifikasi yang ada dengan range 96-99 jika kurang
atau lebih dari ini maka volume udara yang dihasilkan tidak seperti dalam target
dan primary fan dalam kondisi tidak baik harus segera diperbaiki. e merupakan
nilai dari vapour pressure dimana nilai ini merupakan tekanan yang dihasilkan
oleh uap air seperti yang kita tahu bahwa setiap aliran udara ditambang bawah
tanah pasti mengandung uap air hanya intensitasnya saja yang berbeda. Nilai X
mewakili berat dari kandungan air didalam aliran udara diprimary fan, Vm
merupakan nilai spesifik volume udara aktual dari densitas udara yang dihasilkan
oleh primary fan. Kelembapan relatif merupakan nilai dari perbandingan Twb dan
Tdb dimana nilai kelembapan relatif ini tidak boleh tinggi maupun terlalu rendah.
Jika terlalu tinggi menandakan bahwa kandungan air didalam aliran udara
tambang bawah tanah terlalu banyak, jika dalam keadaan kelembapan relatif
tinggi dan para pekerja tetap melakukan perkerjaannya dengan durasi 2 keatas
maka efek yang ditimbulkan akan pengap, kerja jantung menjadi cepat, gelisah
lalu pingsan terlalu banyak menghirup kandungan udara yang mengandung air
sedangakan jika kelembapan relatif terlalu kecil menandakan bahwa udara yang
terkandung didalam tambang terlalu kering sehingga dapat dipastikan kondisi
disana panas, dalam kondisi kelembapan relatif yang kecil juga tidak bagus karena
akan membuat dehidrasi yang berlebihan maka dari itu kelembapan relative yang
dianjurkan sekitar 65%-85%.
Tabel 4.13 Hasil Psikrometri di Primary Fan
Psikrometri
Tekanan Tekanan Massa Total Panas
Temperatur Temperatur Tekanan Uap Kandungan Densitas Total Kelembapan
Barometri Barometrik Udara Tanpa
Basah (Twb) Kering (Tdb) Air ( e ) Air (X) Udara (ρ) Panas (H) Relatif (Rh)
k Dalam Kipas Aktual Kandungan Air
(P)
kPa kPa ºC ºC Pa kg/kg m³/kg kg/m³ kJ/kg kJ/kg %
98,6 97,01 31,9 35,7 3,48 0,02 0,95 1,06 95,21 92,12 77,39
98,65 97,17 31,2 35 3,35 0,02 0,94 1,06 92,08 89,19 77,12
98,37 96,95 31,2 35,2 3,34 0,02 0,95 1,06 92,22 89,33 76,09
98,69 97,16 32,5 35,2 3,66 0,02 0,95 1,06 97,83 94,52 83,51
98,3 97,16 32,2 36,1 3,53 0,02 0,95 1,05 96,72 93,55 77,00
98,82 97,43 31,2 33,9 3,42 0,02 0,94 1,07 91,97 89,03 83,14
98,5 97,02 32,7 36 3,66 0,02 0,95 1,05 98,79 95,46 80,30
98,76 97,39 31,4 34,4 3,43 0,02 0,94 1,06 92,84 89,86 81,51
98,33 96,94 32,5 35,2 3,66 0,02 0,95 1,05 97,98 94,67 83,51
98,76 97,43 32,4 34,5 3,68 0,02 0,94 1,06 97,23 93,93 86,89
98,31 96,92 31,7 35,4 3,45 0,02 0,95 1,06 94,40 91,36 77,85
98,65 97,33 31,7 34,8 3,48 0,02 0,94 1,06 94,16 91,10 81,05
98,32 97,01 31,1 35,3 3,31 0,02 0,94 1,06 91,74 88,89 75,01
98,88 97,62 32,1 34,2 3,62 0,02 0,94 1,07 95,77 92,56 86,81
98,47 97,03 31,2 34,8 3,48 0,02 0,94 1,06 94,16 91,10 81,05
98,98 97,52 32,2 35,3 3,58 0,02 0,94 1,06 96,22 93,04 81,20
98,57 97,11 30,9 35,3 3,26 0,02 0,94 1,06 90,82 88,03 73,90
98,78 97,31 31,3 35,2 3,36 0,02 0,94 1,06 92,41 89,50 76,63
98,43 96,91 31,8 35,4 3,47 0,02 0,95 1,06 94,85 91,78 78,41
98,65 97,33 28,3 35 2,67 0,02 0,94 1,07 80,22 78,14 61,50
98,35 96,79 31,2 35,7 3,31 0,02 0,95 1,05 92,29 89,42 73,54
98,74 97,08 30,9 34,6 3,30 0,02 0,94 1,06 90,87 88,05 77,55
98,37 96,86 31 34,4 3,34 0,02 0,94 1,06 91,46 88,58 79,21
98,75 97,23 30,5 33,7 3,26 0,02 0,94 1,07 89,13 86,38 80,12
98,34 96,83 30,6 34,3 3,25 0,02 0,94 1,06 89,77 87,01 77,45
98,83 97,16 31,3 34,8 3,38 0,02 0,94 1,06 92,53 89,60 78,76
98,73 97,17 30,8 34,3 3,29 0,02 0,94 1,06 90,41 87,60 78,58
98,26 96,66 30,9 34,8 3,29 0,02 0,95 1,06 91,14 88,31 76,51
98,7 97,08 31,4 35,8 3,35 0,02 0,95 1,06 92,96 90,04 74,11

8
98,24 96,61 31,3 35,3 3,36 0,02 0,95 1,05 92,86 89,94 76,15
98,57 97,11 31,38 34,99 3,40 0,02 0,94 1,06 93,04 90,07 78,40
(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)
8

Perhitungan Psikrometri ini dilakukan untuk mengetahui nilai dari densitas


udara yang terdapat pada primary fan dan pengambilan datanya berupa tekanan
barometric, temperature basah dan temperature kering diolah sehingga
mendapatkan nilai dari densitas udara lalu digunakan untuk mendapatkan nilai
inlet volume. Pengambilan nilai densitas udara kering ini dilakukan karena pada
dasarnya tidak ada udara yang benar-benar kering di area tambang jadi
pengukuran dan pengambilan data ini dilakukan untuk mengetahui nilai dari
densitas udara kering secara akurat. Nilai densitas udara kering yang didapat 1,06
kg/m³ berbeda dengan nilai densitas standar yang ada yaitu 1,2 kg/m³ dikarenakan
udara yang keluar dari primary fan merupakan udara yang telah tercampur dengan
uap air (mempunyai kandungan air) lebih banyak dari standar densitas udara yang
ada dan nilai 1,06 kg/m³ merupakan nilai dari densitas udara kering.

4.2.1.2 Psikrometri di Dalam Tambang

Tabel 4.14 Psikrometri di dalam tambang


VS04
Barometric Relative
Tdb Twb
VD01 Pressure Humidity
kPa % °C °C
Spot 98,3 79,6 33,2 30
Traverse 98,3 81,3 33,1 30,2

VS05
Barometric Relative
Tdb Twb
VD02 Pressure Humidity
kPa % °C °C
Spot 98,4 96,3 31,7 31,2
Traverse 98,4 100 31,3 31,3

VS07
Barometric Relative
Tdb Twb
VD03 Pressure Humidity
kPa % °C °C
Spot 98,5 68,1 34,2 28,9
Traverse 98,5 71,6 33,6 29
(Sumber : Data Primer perhitungan data lapangan)
9

Pengukuran Psikrometri yang dilakukan diatas dapat kita ketahui bahwa


pada jalur udara keluar pada VS04, VS05 dan VS07 mempunyai suhu dan
kelembapan relatif yang tinggi, dimana suhu berpengaruh pada metabolisme dari
tubuh kita dalam bekerja dengan suhu dengan rata-rata 33 ͦ C dan kelembapan
relatif yang tinggi sekitar 70 % keatas menandakan bahwa terlalu banyak uap air
diarea. Dan untuk perhitungan psikrometri pada area drift dibawah kipas utama
didapatkan suhu 31,7 ͦ C Tdb dan 31,2 ͦ C Twb jika mengacu pada temperatur
efektif biasa maka keadaan ini termasuk area kerja yang tidak nyaman karena
pada temperatur efektif biasa suhu yang diperbolehkan 19 ͦ C – 25 ͦ C karena PT.
Nusa Halmahera Minerals mempunyai keadaan temperatur efektif sendiri yang
disebut Thermal Work Limit maka kondisi ini termasuk diperbolehkan kerja
dengan syarat tidak boleh sendiri dan didukung aliran udara diatas 4 m/s dan
aliran udara disini mencapai 22 m/s. Akan tetapi diarea ini terdapat kandungan
uap air yang tinggi diudaranya dengan kelembapan relaif 96,3% kondisi ini
berbahaya untuk para pekerja sehingga pada area ini hanya dianjurkan maksimal 3
jam jika melakukan pekerjaan diarea ini. Dan keadaan ini normal dengan keadaan
disini dengan adanya air panas yang banyak dan ini juga merupakan saluran udara
keluar tidak ada yang bekerja disini kecuali pada saat pengecekan oleh Departmen
Ventilasi dan ada yang harus diperbaiki.

4.2.2 Debit Udara

Hasil perhitungan debit udara pada tabel diatas di setiap lokasi tambang
diperoleh debit udara dari beberapa pengukuran yaitu : pengukuran collar,
pengukuran evase, pengukuran traverse, dan pengukuran spot yang diringkas
dalam tabel dibwah ini
9

Tabel 4.15 debit udara semua pengukuran

(Sumber : Data Primer perhitungan data lapangan)

Tabel diatas dapat dilihat nilai debit udara yang keluar mempunyai nilai
yang bervariasi tergantung pengukuran yang digunakan. Perbedaan debit diatas
disebabkan faktor –faktor yang mempengaruhi kinerja Primary Fan T01 dan T03.

Perhitungan volume menggunakan pengukuran evase mendapatkan total


debit 374,27 m³/s sedangkan debit spesifikasi yang dari Primary Fan T01 ialah
340 m³/s. dalam perhitungan ini kelebihan udara perbandingan antara perhitungan
debit menggunakan pengukuran evase dan debit yang didapat dari spesifikasi
Primary fan sebesar 10.08%. Seperti yang kita tahu evase pada primary fan
berguna untuk menstabilkan udara yang keluar dari exhaust fan dan udara yang
keluar ini mempunyai kecepatan yang sangat tinggi sehingga apabila tidak dibuat
evase pada lubang keluaran maka tekanan yang didapatkan pada udara keluar
sangat tinggi dan dapat menyebabkan rusak mesin dan penampang karena getaran
yang ditimbulkan. Dan pada perusahaan ini instalasi evase yang digunakan tidak
memenuhi standar yang ada dimana seharusnya penggunaan evase sepanjang 3
kali dari inlet duct tetapi perusahaan mengaplikasikan sepanjang 2.5 kali dari inlet
duct sehingga kecepatan udara yang keluar dari outlet primary fan masih kurang
stabil.

Perhitungan menggunakan pengukuran collar mempunyai kelebihan


3.07% kelebihan ini kecil jika disebut dengan kelebihan mungkin penyebabnya
karena human error atau pengkalibrasian alat tidak akurat dan jika bukan human
error atau pengkalibarsian alat yang tidak akurat yang menjadi penyebabnya
kemungkinan penyebab lainnya dikarenakan kebocoran pada ventdoor 01 dijalur
masuknya udara bersih yang masuk kedalam jalur udara keluar sehingga
penambahan volume pun terjadi dan faktor yang kedua karena penyempitan
saluran yang terjadi antara
9

lubang bukaan menuju saluran exhaust yang mengecil sehingga menaikan


kecepatan udara.

Seperti pengukuran collar untuk pengukuran traverse dan pengukuran spot


mempunyai kebocoran yang kecil yaitu : 4% dan 3.01% dimana kebocoran ini
kemungkinan dikarenakan human error atau pengkalibrasian alat yang tidak
akurat dan jika bukan itu penyebabnya maka ada beberapa faktor lain yang
menyebabkan hal itu terjadi yaitu kebocoran pada ventdoor 01 dijalur masuknya
udara bersih yang masuk kedalam jalur udara keluar sehingga penambahan
volume pun terjadi dan faktor yang kedua karena penyempitan saluran yang
terjadi antara lubang bukaan menuju saluran exhaust yang mengecil sehingga
menaikan kecepatan udara.

Dari keempat pengukuran diatas pengukuran yang akurat ialah pengukuran


collar karena pada dasarnya penggunaan pitot tube memang bertujuan untuk
mencari kecepatan udara dengan akurat. Untuk mendapatkan kecepatan aliran
udara dengan pengukuran ini perlu mengambil nilai dari tekanan kecepatan
menggunakan pitot tube dimana kecepatan tekanan ini akan diolah dan dirubah
untuk mendapatkan kecepatan aliran udara dan pada pengukuran ini juga pada
tekanan kecepatan tidak terpengaruh oleh hambatan karena nilai resistance sudah
terakumulasi di tekanan statis. Pada intinya pengambilan kecepatan aliran udara
pada pengukuran ini tidak terpengaruh oleh resistence ( friction loss dan shock
loss).

Dan faktor kedua dikarenakan pengambilan data collar dilakukan di


permukaan dibadan Primary Fan maka terjadinya penyempitan luas penampang
dari lubang bukaan menuju saluran udara sehingga menyebabkan kenaikan
kecepatan udara ditempat pengukuran.

4.2.3 Kebutuhan Udara

Berdasarkan data skunder yang berupa jumlah total udara masuk yang
berasal dari TOG portal 1, TOG portal 2 dan T2 Chiller sebesar 421 m³/s dan
udara yang dihisap jika menggunakan hasil perhitungan pengukuran collar sebesar
443.20
9

m³/s terdapat anomali dimana udara yang keluar lebih besar daripada udara yang
masuk. Hal ini disebabkan karena adanya kebocoran pada ventdoor 01 yang
dimana seharusnya pada jalur tersebut mengantarkan udara segar tetapi akibat
kebocoran ventdoor maka udara tersebut sebagian terhisap ke jalur exhaust
sehingga terjadi penambahan volume udara yang berasal dari portal satu masuk
melalui ventdoor sehingga udara bersih bercampur dengan udara kotor. Untuk
kebutuhan udara para pekerja, alat dan ruangan didapatkan sebesar 299,52 m³/s
mengacu kepada Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30 MEM 2018 bahwa
kinerja kipas utama harus dapat mengalirkan udara sebesar maksimal dari
kebutuhan udara ditambah 15% dari total maksimal kebutuhan udara tersebut.
Dan kipas utama PT Nusa Halmahera Minerals menghasilkan daya hisap udara
443,20 m³/s dan menurut peraturan kepmen total debit udara yang harus dihisap
sebesar 344.37 m³/s. Dari hasil ini dapat disimpulkan kinerja kipas dari sudah
sesuai standar kepmen yang diacunya bahkan lebih besar dari standarnya.

4.2.4 Performa Kipas Utama

Berdasarkan hasil perhitungan dalam menganalisa kinerja primary fan,


yang menjadi parameter yaitu spesifikasi atau standar kinerja yang telah
ditetapkan dari pabrik pembuat fan tersebut. Jenis primary fan yang digunakan
pada tambang bawah T1 TOG PT. NHM yaitu Axial fan Howden type AFSO
1200/2450 dengan 560 kW/690 V motors yang dipasang secara pararel dengan
diameter fan 2.450 mm, berkecepatan 900 rpm. Dengan standar kinerja sebagai
berikut:
9

Tabel 4.16 Design Duty Fan

(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)

Berikut hasil perbandingan dari kinerja Primary Fan T01 berdasarkan


spesifikasi pabrik dengan hasil pengambilan data aktual berdasarkan kurva :

Tabel 4.17 Performa Primary Fan T01

(Sumber : Data Primer perhitungan data lapangan)

Hasil tabel 4.17 dapat disimpulkan bahwa kinerja dari Primary Fan T01
pada inlet volume yang dihasilkan yaitu 338 m³/s dengan nilai resistence 0.02
Ns²/m⁸ jika dibandingkan dengan spesifikasi pabrik perbedaan debit udara yang
terjadi hanya sekitar 0.005% dan nilai ini masih bisa digunakan karena toleransi
perusahaan ± 5% dari hasil penelitian terhadap literatur.

Hasil dari analisa diatas dapat dilihat nilai Collar Pressure, Velocity
Pressure dan Total Pressure semuanya berbeda dari spesifikasi dan mengalami
9

penurunan tekanan. Dapat disimpulkan bahwa hal ini terjadi karena menurunya
kinerja dari primary fan tersebut yang berkaitan dengan umur kipas utama dan
perawatan pada kipas utama. Dan kurangnya nilai inlet volume tersebut juga
dikarenakan menurunya kinerja dari Primary Fan T01.

Hasil perhitungan efisiensi dari Primary Fan dengan nilai 46% yang jauh
dibawah standard sedangkan volume yang dihasilkan tidak beda jauh dengan
standardnya. Hasil ini didapat dari perhitungan antara perbandingan air power dan
motor fan power. Dapat dilihat dari efisiensi pabrik tidak sampai 100% pada saat
running dikarenakan pemberian daya kepada motor fan dari daya listrik diubah
menjadi energi kinetik untuk menggerakan blade tidak semua daya listrik yang
dialiri ke motor fan terpakai semua. Dari 1120 kW daya yang dialiri ke motor fan
dengan nilai 87% dari spesifikasi maka daya yang dapat berubah untuk
menggerakan fan hanya 513.2 kW. Jadi pada dasarnya nilai itu sangat kecil apa
bila dibandingkan dengan standar spesifikasi Primary Fan, sedangkan jika kita
bandingkan dari data scada monitoring total air power Primary Fan yang di pakai
sebesar 675 kW. Dan jika dibandingkan dengan data aktual dan data scada
monitoring efisiensi yang didapat 76% dan ini memenuhi target dimana target yg
diambil perusahaan minimal 60%.

Hasil data diatas perlu dilakukan pengakjian kembali untuk mendapatkan


hasil perhitungan volume Primary Fan yang maksimal yang pertama perlu
dilakukan untuk lebih teliti pada saat pengukuran dilapangan karena hasil diatas
ada pengaruhnya terhadap kurangnya ketelitian pada saat baik penggunaan alat
maupun pengambilan datanya. Kedua perlu dilakukan nilai kalibrasi dan kondisi
alat yang digunakan seperti pitot tube, manometer digital dan anemometer digital.

Berdasarakan hasil analisis faktor – faktor yang mempengaruhi performa


primary fan ialah sebagai berikut :
9

 Tekanan : Resistance (shock loss dan friction loss)


 Suhu : Kenaikan dan penurunan suhu
 Design saluran kipas : Luas penampang saluran udara
 Kipas : Blade dan mesin

Tekanan pada kipas bahwa gesekan udara dengan penampang (friction


loss), gesekan udara akibat adanya belokan dan perubahan bentuk penampang
(Shock loss) dan adanya kebocoran sangat sekali berpengaruh terhadap kinerja
dari kipas utama karena memperlambat aliran udara.

Perubahan suhu tidak menimbulkan perubahan kinerja kipas yang besar


tetapi berpengaruh pada aliran udara, semua aliran udara mengandung uap air
apabila pada kipas hisap aliran udara mengandung uap air yang tinggi dan suhu
didalam naik maka uap air didalam aliran udara tersebut menguap dan
menyebabkan aliran udara menjadi ringan sehingga kipas dapat menghisap sedikit
lebih banyak udara.

Desain kipas berpengaruh terhadap kinerja kipas dikarenakan untuk


menentukan desain penampang dari kipas hal pertama yang dilakukan
perbandingan ialah mesin dari kipas itu sendiri pada dasarnya diameter kipas dan
penampang tidak boleh terlalu jauh yang mengakibatkan kurangnya kinerja dari
kipas akibat tidak tercakupnya loss area pada jarak kipas dengan penampang yang
terlalu jauh dan terlalu dekat dengan penampang yang mengakibatkan getaran dan
suhu yang berlebih menyebabkan mesin cepat haus. Dan modifikasi bentuk
penampang juga diperlukan untuk menghemat tempat dan biaya seperti
penambahan evase bellmouth pada outlet kipas untuk mengurangi getaran.

Penambahan kemiringan blade dilakukan untuk mempercepat putaran dari


rpm kipas dikarenakan faktor umur kinerja kipas pada awal pembelian dengan
keadaan sekarang tentu berbeda maka untuk menaikan kinerja kipas perlu
dilakukan penambahan kemiringan blade.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari pengolahan data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dilihat dari hasil pembacaan kurva yang didapat bahwa kinerja dari
primary fan T01 normal karena duty point berada pada kanan bawah dari
grafik tidak ada indikasi stall yang berarti duty point berada dikiri atas
dimana kondisi nilai tekanan yang ditimbulkan terlalu tinggi
2. Berdasarakan hasil analisis faktor – faktor yang mempengaruhi performa
primary fan ialah sebagai berikut :
 Tekanan : Resistance (shock loss dan friction loss)
 Suhu : Kenaikan dan penurunan suhu
 Design saluran kipas : Luas penampang saluran udara
 Kipas : Blade dan mesin
3. Hasil perhitungan volume primary fan dengan menggunakan 4 metode
tersebut yang paling akurat menggunakan metode collar. Karena pada
dasarnya penggunaan alat pitot tube berfokus untuk mencari kecepatan
aliran udara berdasarkan tekanan kecepatan. Dan pada perhitungan volume
menggunakan metode ini kecepatan udara yang diambil dari nilai tekanan
kecepatan tidak terpengaruh oleh nilai resistence dikarenakan pada metode
ini semua nilai resistance sudah berada tekanan statis dan seperti teori
collar pengukuran diarea ini paling stabil kecepatan udaranya.

97
98

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ada beberapa saran yang bisa diterapkan untukmenjaga
kinerja dari primary fan yaitu :

1. Diperlukan perubahan design panjang evase pada primary fan T01 dimana
jika sesuai teori diaharuskan panjang dari evase harus 3 kali dari diameter

inlet duct dan diameter evase 7 ͦ sampai 15 ͦ kemiringan dari diameter


inlet duct.
2. Untuk masalah Ventdoor01 yang sering terbuka dan menyebabkan
penambahan volume udara keluar dari aliran udara masuk sebaiknya di
area Ventdoor01 diberi tanda/himbauan dan peringatan bila ada karyawan
yang tidak menutupnya kembali.
3. Diperlukan perawatan dan perbaikan primary fan secara rutin
4. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat perlu dilakukan
pengkalibrasian ulang seluruh alat dan dilakukan perhitungan ulang
dengan teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Brake, D. J. . 2013. Mine Ventilation A Practitioners Manual. Brisbane, Australia.

Bambang, Heriyadi. 2002. Peranginan (Ventilasi Tambang). Balai diklat


Tambang Bawah Tanah, Sawah Lunto : Museum Tambang Bawah
Tanah.

Hartman, Howard L & Mutmansky. 1982. Mine Ventilation and Air Conditioning.
Wiley Interscience. United Kingdom.

Keputusan Menteri ESDM 555.K.26.M.PE Tahun 1995 - Keselamatan Dan


Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor
1827K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan Yang Baik.

Koibur, Oktovianus. 2016. Perencanaan Sistem Ventilasi Untuk Mendukung


Rencana Development Pada Q4 Akhir 2016 Di Tambang Bawah Tanah
Grasberg Blok Cave PT. Freeport Indonesia. Tugas Akhir. Papua :
Universitas Cenderawasih.

McPherson J. Malcolm et al. 1997. Subsurface Ventilation and Enviromental


Engineering. Blacksburg Virginia.

Nurul Janah, Stevano Munir, dan Sriyanti. 2014. Kajian Sistem Jaringan Ventilasi
Tambang Emas Blok Cikoneng PT Cibaliung Sumberdaya, Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten. Tugas Akhir. Bandung : Universitas Islam
Bandung.

99
100

Pulu, Patrisia. 2017. Evaluasi Performa Kipas Utama Terhadap Front Kerja
Cikoneng PT. Aneka Tambang TBK. UBPE Pongkor Bogor, Jawa Barat.
Tugas Akhir. Papua : Universitas Papua.

Saleh, Mohamad Nuhnaradita. 2012. Studi Distribusi Aliran Udara Ventilasi


Lokal Pada Metode Penambangan Cut And Fill PT Cibaliung
Sumberdaya Dengan Percobaan Skala Laboratorium. Tugas Akhir.
Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Tekege, Theoviliana Auleria. 2013. Analisis Perubahan Sistem Ventilasi


Tambang Akibat Pembuatan Raise Manual Di Gudang Handak Level
500 PT. Aneka Tambang, TBK., UBPE Pongkor, Bogor, Jawa Barat.
Tugas Akhir Jakarta : Universitas Trisakti.

Wiyono, Bagus dan Sudarsono. 2001. “Diktat Ventilasi Tambang”Jurusan Teknik


Pertambangan, UPN “Veteran”. Yogyakarta.
101

Lampiran A
Sistem Jaringan Ventilasi
TOGURACI VENTILATION SCHEMATIC
Updated on Oct 2018

T02
PORTAL (chiller)
02 T01
T03 (exhaust)
(exhaust)
89m³/s

190m³/s
101m³/s 323m³/s

PORTAL TI-DC04
01 236m³/s
81m³/s

254m³/s
142m³/s
405m³/s
10m³/s 142m³/s
74m³/s
VD03 RD02

182m³/s
1161Pa 94m³/s
VD03
RD03
AIR VOLUME BALANCE : 27m³/s 81m³/s
169m³/
Intake Fresh Air m3/s 71m³/s
167m³/s
Tog Portal 1 142
50m³/s 34m³/s
T2 Shaft (Ch ller) 190 VD05 13m³/s
i
RD01 3m³/s VD03
Tog Portal 2 89
RD04 26m³/s
Total 421
Exhaust Air m3/s 196m³/s
T1 Shaft (VD01) 323 160m³/s

T3 Shaft (VD01) 101 VD05


Leakage Double Door 27 RD02
2m³/s
Total 424
60m³/s 90m³/s
Variance -0,71%

91m³/s 70m³/s
151m³/s 14m³/s
VD05
RD03

LEGEND :
TD4988B
DBR FRESH AIRFLOW
VENT WALL RETURN AIRFLOW DC09
SP01
14m³/s
WALL + MANDOOR VENT STATION
BRATTICE VENT DOOR

NIXON FLAPS FRAME


REGULATOR
LEVEL ACCESS EXHAUST CIRCUIT
HOT GROUND WATER CHILLER CIRCUIT

REFUGE CHAMBER
102

Lampiran B
Total Pressure, Static Pressure dan Velocity Pressure
T01 T03
No Tanggal Total Pressure Static Pressure
Static Pressure (Pa) Total Pressure (Pa) Velocity Pressure (Pa) Velocity Pressure (Pa)
( Pa) (Pa)
1 12/09/2018 1585,8 1739,3 206,6 13,7 9,6 23,2
2 13/09/2018 1483,4 1530,3 217,1 17,1 12,5 25,4
3 13/09/2018 1424,4 1662,3 228,7 19,1 8,6 25,3
4 14/09/2018 1531,4 1720,6 216,2 17,8 13,0 25,4
5 14/09/2018 1569,9 1786,9 223,7 15,8 8,7 23,4
6 15/09/2018 1386,8 1649 252,3 17,7 10,0 26,1
7 15/09/2018 1483,3 1793,3 253,7 16,6 7,4 21,2
8 18/09/2018 1371,7 1604,4 233,4 19,0 12,8 29,0
9 18/09/2018 1386,3 1623,8 237,7 19,1 12,0 29,8
10 19/09/2018 1332,7 1566,3 230,1 17,0 12,7 26,8
11 19/09/2018 1386,3 1588,0 210,5 17,9 12,9 29,8
12 20/09/2018 1315,2 1540,6 225,2 19,4 12,9 30,9
13 20/09/2018 1313,1 1552,0 231,0 19,4 11,8 30,0
14 21/09/2018 1258,0 1516,3 246,2 18,3 13,3 29,2
15 21/09/2018 1440,7 1668,0 220,0 19,0 12,7 29,3
16 22/09/2018 1458,6 1681,4 220,9 18,0 11,9 28,0
17 22/09/2018 1462,3 1667,3 215,0 18,2 12,5 28,1
18 24/09/2018 1473,4 1684,1 216,4 17,0 12,6 27,3
19 24/09/2018 1517,9 1745,1 224,5 17,5 12,3 27,3
103

T01 T03
No Tanggal Total Pressure Static Pressure
Static Pressure (Pa) Total Pressure (Pa) Velocity Pressure (Pa) Velocity Pressure (Pa)
( Pa) (Pa)
20 25/09/2018 1516,8 1748,8 230,2 18,7 11,0 28,3
21 25/09/2018 1558,2 1809,9 263,6 17,9 10,8 27,2
22 26/09/2018 1660,1 1914,8 261,2 16,6 11,2 25,6
23 26/09/2018 1513,0 1781,7 288,3 19,4 11,4 28,4
24 27/09/2018 1520,8 1791,4 269,1 19,2 11,3 28,8
25 27/09/2018 1509,4 1776,2 273,2 18,8 11,5 29,0
26 28/09/2018 1670,1 1918,8 257,5 19,1 12,2 28,5
27 29/09/2018 1564,0 1821,6 264,1 17,8 11,6 28,1
28 29/09/2018 1603,7 1861,4 258,4 18,4 11,3 27,6
29 30/09/2018 1615,1 1871,4 262,3 18,9 10,8 28,3
30 30/09/2018 1628,5 1873,3 253,3 18,1 11,0 26,9
Average 1484,70 1716,28 239,68 18,01 11,48 27,41
10

Lampiran C
Velocity
Collar

Collar T01 Collar T03


No Tanggal
Kecepatan Udara (m/s) Kecepatan Udara (m/s)
1 12/09/2018 19,76 6,06
2 13/09/2018 20,20 6,37
3 13/09/2018 20,77 6,34
4 14/09/2018 20,18 6,36
5 14/09/2018 20,62 6,10
6 15/09/2018 21,71 6,43
7 15/09/2018 21,93 5,79
8 18/09/2018 20,93 6,85
9 18/09/2018 21,21 6,95
10 19/09/2018 20,76 6,49
11 19/09/2018 19,94 6,95
12 20/09/2018 20,57 7,08
13 20/09/2018 20,87 6,97
14 21/09/2018 21,47 6,87
15 21/09/2018 20,37 6,88
16 22/09/2018 20,37 6,73
17 22/09/2018 20,12 6,74
18 24/09/2018 20,16 6,65
19 24/09/2018 20,61 6,65
20 25/09/2018 20,73 6,80
21 25/09/2018 22,33 6,64
22 26/09/2018 22,16 6,45
23 26/09/2018 23,30 6,80
24 27/09/2018 22,42 6,84
25 27/09/2018 22,66 6,86
26 28/09/2018 22,00 6,83
27 29/09/2018 22,26 6,76
28 29/09/2018 22,09 6,70
29 30/09/2018 22,24 6,78
30 30/09/2018 21,91 6,63
Avergage 21,22 6,65
10

Evase

No Tanggal Left Evase (m/s) Right

1 12/09/2018 21,665 21,7125


2 13/09/2018 21,54 22,6125
3 13/09/2018 21,265 21,8325
4 14/09/2018 22,005 21,4225
5 14/09/2018 21,5975 21,3775
6 15/09/2018 22,185 22,97
7 15/09/2018 22,425 23,81
8 18/09/2018 21,8925 23,4575
9 18/09/2018 21,9625 23,3475
10 19/09/2018 22,5775 23,0575
11 19/09/2018 26,3225 21,2075
12 20/09/2018 22,115 23,125
13 20/09/2018 20,6325 23,8925
14 21/09/2018 21,6525 23,0875
15 21/09/2018 21,8225 23,4875
16 22/09/2018 21,96 23,74
17 22/09/2018 21,905 22,6225
18 24/09/2018 21,575 24,0225
19 24/09/2018 22,0425 23,5175
20 25/09/2018 22,08 23,44
21 25/09/2018 23,0675 25,8525
22 26/09/2018 24,27 26,935
23 26/09/2018 23,015 26,2325
24 27/09/2018 23,0875 27,5975
25 27/09/2018 24,0225 26,9125
26 28/09/2018 23,2975 25,0175
27 29/09/2018 24,565 27,055
28 29/09/2018 23,69 25,72
29 30/09/2018 23,315 24,995
30 30/09/2018 23,4475 25,0375
Average 22,57 23,97
10

Traverse
Traverse (m/s)
No Tanggal
VS04 VS05 VS07
1 02/10/2018 12,71 5,73 8,55
2 04/10/2018 12,88 5,83 8,59
3 05/10/2018 12,85 5,88 8,65
4 06/10/2018 12,9 5,97 8,79
5 08/10/2018 12,32 5,32 8,01
6 09/10/2018 11,95 4,95 7,71
7 11/10/2018 12,55 5,6 8,34
8 13/10/2018 12,45 5,52 8,22
9 15/10/2018 12,67 5,62 8,41
10 17/10/2018 12,34 5,48 8,18
11 18/10/2018 12,67 5,67 8,45
12 19/10/2018 12,47 5,5 8,12
13 20/10/2018 12,22 5,02 7,81
14 21/10/2018 12,47 5,57 8,27
15 22/10/2018 12,35 5,29 7,95
Average 12,52 5,53 8,27

Spot
Spot (m/s)
No Tanggal
VS04 VS05 VS07
1 02/10/2018 12,82 6,1 7,95
2 04/10/2018 12,9 6,23 8,06
3 05/10/2018 12,89 6,21 8,07
4 06/10/2018 12,93 6,5 8,21
5 08/10/2018 12,15 5,32 7,19
6 09/10/2018 11,98 5,01 6,92
7 11/10/2018 12,46 5,77 7,57
8 13/10/2018 12,36 5,75 7,44
9 15/10/2018 12,27 5,81 7,67
10 17/10/2018 12,22 5,42 7,27
11 18/10/2018 12,74 6,09 7,82
12 19/10/2018 12,31 5,56 7,36
13 20/10/2018 12,02 5,43 7,01
14 21/10/2018 12,41 5,68 7,47
15 22/10/2018 12,14 5,37 7,24
Average 12,44 5,75 7,55
10

Lampiran D
Luas Area Pengukuran
1. TOGURACI VENT STATION IN UNDERGROUND
NO
Lokasi Area (m²)
STATION
VS01 VD01 RD01 (single door) 30,2
VS02 Portal 2 32,2
VS03 DEC.01 bypass 32,5
VS04 VD01 RD01 34,0
VS05 VD02 RD01 40,0
VS06 DEC.04 intersec DEC.01 37,2
VS07 VD03 RD01 25,0
VS08 inside VD04 FD03 37,4
VS09 downstream TY 5065A DEC.07 39,3
VS10 DEC.02 intersec DEC.01 30,7
VS11 Upstream EXPO02 34,5
VS12 Downstream EXPO02 38,4
VS13 EXPO02 LA 34,4
VS14 DEC.08 LA 38,2
VS15 DEC.01 intersec to DEC.08 33,3
VS16 TY 5015A LA 35,7
VS17 TD 5060A LA 30,3
VS18 Upstream Magazine 37,6
VS19 Downstream Magazine 38,1
VS20 DEC.07 intesection from DEC.01 33,4
VS21 DEC.07 SP01 35,5
VS22 INT DEC.07-DEC.09 35,2
VS23 INT DEC.07 before TY 5035C 32,0
VS24 Downstream VD03 RD04 30,5
VS25 TD 4998A upstream VD04 FD07 30,7
VS26 TD 4998A downstream VD04 FD07 26,6
VS27 TD 4988B VD04 FD06 37,0
VS28 upstream VD05 RD03 37,1
VS29 downstream VD05 RD03 32,8
VS30 Portal 1 35,6
VS31 VD01 (Downstream american door) 34,1
VS32 VD03 RD01 (before frame) 38,1
VS33 Chiller 45,0
VS34 VD04 FD05 (TD 5025A) 37,7
VS35 DEC.01-DEC.02 33,8
VS36 DEC.08 LA before door 35,0
VS37 TD5060-VD03RD03 29,3
10

2. TOGURACI VENT STATION AT PRIMARY FAN

Keterangan Lokasi Area (m²)


T01 Collar Measurment T01 collar 15,9
T01 Evase Measurment T01 outlet 8,04
T03 Collar Measurment T03 collar 15,9
109

Lampiran E
Debit Udara Primary Fan T01 dan T03
1. Debit Udara Di Permukaan

Primary Fan T01 dan T03 PT. NHM


T01 T03
No Date Time ( WIT)
Debit Collar (m³/s) Debit Evase (m³/s) Debit Collar (m³/s)
1 12/09/2018 08.30 - 10.00 314,56 348,86 96,36
2 13/09/2018 07.30 - 09.00 321,62 355,10 101,30
3 13/09/2018 15.30 - 17.00 330,79 346,61 100,88
4 14/09/2018 07.15 - 08.15 321,22 349,26 101,21
5 14/09/2018 15.45 - 17.15 328,39 345,63 97,06
6 15/09/2018 07.30 - 08.30 345,83 363,16 102,25
7 15/09/2018 14.00 - 15.15 349,41 371,84 92,08
8 18/09/2018 07.30 - 09.00 333,30 364,73 108,89
9 18/09/2018 15.00 - 16.00 337,80 364,40 110,60
10 19/09/2018 07.15 - 08.45 330,51 367,02 103,20
11 19/09/2018 15.00 - 16.15 317,47 382,26 110,50
12 20/09/2018 07.30 - 08.30 327,47 363,84 112,68
13 20/09/2018 15.30 - 17.00 332,28 358,09 110,86
14 21/09/2018 07.10 - 08.40 341,89 359,82 109,20
15 21/09/2018 15.30 - 17.00 324,35 364,40 109,45
16 22/09/2018 07.00 - 08.30 324,39 367,54 107,01
17 22/09/2018 15.50 - 17.00 320,29 358,11 107,24
18 24/09/2018 07.00 - 08.40 321,01 366,72 105,75
110

Primary Fan T01 dan T03 PT. NHM


T01 T03
No Date Time ( WIT)
Debit Collar (m³/s) Debit Evase (m³/s) Debit Collar (m³/s)
19 24/09/2018 16.00 - 17.20 328,13 366,42 105,80
20 25/09/2018 07.00 - 08.30 330,07 366,09 108,10
21 25/09/2018 15.40 - 17.00 355,67 393,44 105,65
22 26/09/2018 07.00 - 08.30 352,88 411,82 102,54
23 26/09/2018 15.40 - 17.20 371,18 396,07 108,11
24 27/09/2018 07.00 - 08.30 357,03 407,63 108,84
25 27/09/2018 15.40 - 17.00 360,90 409,64 109,13
26 28/09/2018 07.20 - 08.45 350,39 388,57 108,55
27 29/09/2018 07.00 - 08.30 354,47 415,15 107,48
28 29/09/2018 15.30 - 17.00 351,89 397,38 106,62
29 30/09/2018 08.50 - 10.10 354,19 388,53 107,84
30 30/09/2018 15.20 - 16.30 348,94 389,94 105,45
Average 337,94 374,27 105,69
(Sumber : Data Primer perhitungan data lapangan)
111

2. Debit Udara Di Dalam Tambang


Debit Udara Pengukuran di Bawah Tanah
Traverse Spot
No Tanggal
VS04 VS05 VS07 VS04 VS05 VS07
1 02/10/2018 432,14 229,2 213,75 435,88 244 198,75
2 04/10/2018 437,92 233,2 214,75 438,6 249,2 201,5
3 05/10/2018 436,9 235,2 216,25 438,26 248,4 201,75
4 06/10/2018 438,6 238,8 219,75 439,62 260 205,25
5 08/10/2018 418,88 212,8 200,25 413,1 212,8 179,75
6 09/10/2018 406,3 198 192,75 407,32 200,4 173
7 11/10/2018 426,7 224 208,5 423,64 230,8 189,25
8 13/10/2018 423,3 220,8 205,5 420,24 230 186
9 15/10/2018 430,78 224,8 210,25 417,18 232,4 191,75
10 17/10/2018 419,56 219,2 204,5 415,48 216,8 181,75
11 18/10/2018 430,78 226,8 211,25 433,16 243,6 195,5
12 19/10/2018 423,98 220 203 418,54 222,4 184
13 20/10/2018 415,48 200,8 195,25 408,68 217,2 175,25
14 21/10/2018 423,98 222,8 206,75 421,94 227,2 186,75
15 22/10/2018 419,9 211,6 198,75 412,76 214,8 181
AVG 425,68 221,2 206,75 422,96 230 188,75
(Sumber : Data Primer perhitungan data lapangan)
112

Lampiran F
PSIKROMETRI
Psikrometri
P P' Twb Tdb e X Vm ρ H S Rh
No Date Time ( WIT)
kPa kPa ºC ºC Pa kg/kg m³/kg kg/m³ kJ/kg kJ/kg %
1 12/09/2018 08.30 - 10.00 98,6 97,01 31,9 35,7 3,48 0,023 0,95 1,06 95,21 92,12 77,39
2 13/09/2018 07.30 - 09.00 98,65 97,17 31,2 35 3,35 0,022 0,94 1,06 92,08 89,19 77,12
3 13/09/2018 15.30 - 17.00 98,37 96,95 31,2 35,2 3,34 0,022 0,95 1,06 92,22 89,33 76,09
4 14/09/2018 07.15 - 08.15 98,69 97,16 32,5 35,2 3,66 0,024 0,95 1,06 97,83 94,52 83,51
5 14/09/2018 15.45 - 17.15 98,3 97,16 32,2 36,1 3,53 0,024 0,95 1,05 96,72 93,55 77,00
6 15/09/2018 07.30 - 08.30 98,82 97,43 31,2 33,9 3,42 0,023 0,94 1,07 91,97 89,03 83,14
7 15/09/2018 14.00 - 15.15 98,5 97,02 32,7 36 3,66 0,024 0,95 1,05 98,79 95,46 80,30
8 18/09/2018 07.30 - 09.00 98,76 97,39 31,4 34,4 3,43 0,023 0,94 1,06 92,84 89,86 81,51
9 18/09/2018 15.00 - 16.00 98,33 96,94 32,5 35,2 3,66 0,024 0,95 1,05 97,98 94,67 83,51
10 19/09/2018 07.15 - 08.45 98,76 97,43 32,4 34,5 3,68 0,024 0,94 1,06 97,23 93,93 86,89
11 19/09/2018 15.00 - 16.15 98,31 96,92 31,7 35,4 3,45 0,023 0,95 1,06 94,40 91,36 77,85
12 20/09/2018 07.30 - 08.30 98,65 97,33 31,7 34,8 3,48 0,023 0,94 1,06 94,16 91,10 81,05
13 20/09/2018 15.30 - 17.00 98,32 97,01 31,1 35,3 3,31 0,022 0,94 1,06 91,74 88,89 75,01
14 21/09/2018 07.10 - 08.40 98,88 97,62 32,1 34,2 3,62 0,024 0,94 1,07 95,77 92,56 86,81
15 21/09/2018 15.30 - 17.00 98,47 97,03 31,2 34,8 3,48 0,023 0,94 1,06 94,16 91,10 81,05
16 22/09/2018 07.00 - 08.30 98,98 97,52 32,2 35,3 3,58 0,024 0,94 1,06 96,22 93,04 81,20
17 22/09/2018 15.50 - 17.00 98,57 97,11 30,9 35,3 3,26 0,022 0,94 1,06 90,82 88,03 73,90
18 24/09/2018 07.00 - 08.40 98,78 97,31 31,3 35,2 3,36 0,022 0,94 1,06 92,41 89,50 76,63
19 24/09/2018 16.00 - 17.20 98,43 96,91 31,8 35,4 3,47 0,023 0,95 1,06 94,85 91,78 78,41
20 25/09/2018 07.00 - 08.30 98,65 97,33 28,3 35 2,67 0,018 0,94 1,07 80,22 78,14 61,50
21 25/09/2018 15.40 - 17.00 98,35 96,79 31,2 35,7 3,31 0,022 0,95 1,05 92,29 89,42 73,54
113

P P' Twb Tdb e X Vm ρ H S Rh


No Date Time ( WIT)
kPa kPa ºC ºC Pa kg/kg m³/kg kg/m³ kJ/kg kJ/kg %
22 26/09/2018 07.00 - 08.30 98,74 97,08 30,9 34,6 3,30 0,022 0,94 1,06 90,87 88,05 77,55
23 26/09/2018 15.40 - 17.20 98,37 96,86 31 34,4 3,34 0,022 0,94 1,06 91,46 88,58 79,21
24 27/09/2018 07.00 - 08.30 98,75 97,23 30,5 33,7 3,26 0,022 0,94 1,07 89,13 86,38 80,12
25 27/09/2018 15.40 - 17.00 98,34 96,83 30,6 34,3 3,25 0,022 0,94 1,06 89,77 87,01 77,45
26 28/09/2018 07.20 - 08.45 98,83 97,16 31,3 34,8 3,38 0,022 0,94 1,06 92,53 89,60 78,76
27 29/09/2018 07.00 - 08.30 98,73 97,17 30,8 34,3 3,29 0,022 0,94 1,06 90,41 87,60 78,58
28 29/09/2018 15.30 - 17.00 98,26 96,66 30,9 34,8 3,29 0,022 0,95 1,06 91,14 88,31 76,51
29 30/09/2018 08.50 - 10.10 98,7 97,08 31,4 35,8 3,35 0,022 0,95 1,06 92,96 90,04 74,11
30 30/09/2018 15.20 - 16.30 98,24 96,61 31,3 35,3 3,36 0,022 0,95 1,05 92,86 89,94 76,15
Average 98,57 97,11 31,38 34,98667 3,40 0,023 0,94 1,06 93,04 90,07 78,40
(Sumber : Data Primer perhitungan data lapangan)
114

Lampiran G
AIR POWER DAN EFISIENSI PRIMARY FAN T01
Spesifikasi Scada Monitoring
No Date Time ( WIT)
Air Power (kW) Efisiensi Air Power (kW) Efisiensi
1 12/09/2018 08.30 - 10.00 480,33 43% 628,8 76%
2 13/09/2018 07.30 - 09.00 481,62 43% 633,3 76%
3 13/09/2018 15.30 - 17.00 483,47 43% 646,9 75%
4 14/09/2018 07.15 - 08.15 485,62 43% 676,6 72%
5 14/09/2018 15.45 - 17.15 512,28 46% 662,8 77%
6 15/09/2018 07.30 - 08.30 505,59 45% 684,8 74%
7 15/09/2018 14.00 - 15.15 547,56 49% 711,2 77%
8 18/09/2018 07.30 - 09.00 473,15 42% 634,7 75%
9 18/09/2018 15.00 - 16.00 480,58 43% 626,5 77%
10 19/09/2018 07.15 - 08.45 456,91 41% 617,6 74%
11 19/09/2018 15.00 - 16.15 442,51 40% 607,8 73%
12 20/09/2018 07.30 - 08.30 445,36 40% 580,9 77%
13 20/09/2018 15.30 - 17.00 453,71 41% 611,4 74%
14 21/09/2018 07.10 - 08.40 459,10 41% 616,8 74%
15 21/09/2018 15.30 - 17.00 475,69 42% 621,4 77%
16 22/09/2018 07.00 - 08.30 481,20 43% 622,3 77%
17 22/09/2018 15.50 - 17.00 470,75 42% 598,0 79%
18 24/09/2018 07.00 - 08.40 477,18 43% 620,0 77%
19 24/09/2018 16.00 - 17.20 502,30 45% 658,4 76%
20 25/09/2018 07.00 - 08.30 512,84 46% 671,2 76%
21 25/09/2018 15.40 - 17.00 564,25 50% 764,4 74%
22 26/09/2018 07.00 - 08.30 596,25 53% 772,2 77%
23 26/09/2018 15.40 - 17.20 582,22 52% 755,0 77%
24 27/09/2018 07.00 - 08.30 567,09 51% 745,2 76%
25 27/09/2018 15.40 - 17.00 564,95 50% 742,5 76%
26 28/09/2018 07.20 - 08.45 592,89 53% 746,8 79%
27 29/09/2018 07.00 - 08.30 570,86 51% 753,5 76%
28 29/09/2018 15.30 - 17.00 575,02 51% 747,7 77%
29 30/09/2018 08.50 - 10.10 582,33 52% 751,3 78%
30 30/09/2018 15.20 - 16.30 572,32 51% 754,4 76%
Average 513,20 46% 675,49 76%
(Sumber : Data Primer perhitungan data lapangan)
115

Lampiran H
TEMPERATURE WORK LIMIT
LAMPIRAN - TWL Chart bagi Kecepatan Angin ≥ 4.0 m/s
WET BULB TEMPERATURE
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
44 295 288 281 274 266 258 249 241 232 223 213 201 188 178 168 155 142 131 120 107 94 44
296 289 282 275 267 259 251 242 234 224 215 202 190 180 170 157 144 133 122 109 96
43 297 290 283 276 268 260 252 244 235 226 216 204 191 181 171 158 145 134 123 110 97 43
299 292 285 277 270 262 254 245 237 227 218 205 193 183 173 160 147 136 125 112 99
42 300 293 286 279 271 263 255 247 238 229 219 207 194 184 174 161 148 137 126 113 100 42
301 294 288 280 273 265 257 248 240 230 221 208 196 186 176 163 150 139 128 115 102
41 302 296 289 282 274 266 258 250 241 232 223 210 197 188 177 164 151 140 129 116 103 41
304 297 290 283 276 268 260 251 243 234 225 212 199 189 179 166 153 142 131 118 105
40 305 298 291 284 277 269 261 253 244 235 226 213 200 190 180 167 154 143 132 119 106 40
306 299 293 285 278 270 262 254 246 236 227 214 202 192 182 169 156 145 134 121 108
39 307 301 294 287 279 271 263 255 247 238 228 216 203 193 183 170 157 146 135 122 109 39
308 302 295 288 281 273 265 256 248 239 230 217 205 195 185 173 161 149 137 124 111
38 309 303 296 289 282 274 266 258 249 240 231 219 206 196 186 176 165 152 138 125 112 38
311 304 298 290 283 275 268 259 251 242 233 222 211 199 188 177 167 153 140 128 116
37 312 306 299 292 284 277 269 261 252 243 234 225 215 202 189 179 168 155 141 130 119 37
313 307 300 293 286 278 271 262 254 245 236 226 217 204 191 180 170 156 143 132 121
36 314 308 301 294 287 280 272 264 255 246 237 228 218 205 192 182 171 158 144 133 122 36
315 309 303 296 289 281 273 265 257 248 239 229 220 207 194 183 173 159 146 135 124
35 316 310 304 297 290 282 274 266 258 249 240 231 221 208 195 185 174 161 147 136 125 35
318 311 305 298 291 283 276 267 259 250 242 232 223 209 196 186 176 162 149 137 126
34 319 313 306 299 292 285 277 269 260 252 243 234 224 211 197 187 177 164 150 139 127 34
320 314 307 300 294 286 279 270 262 253 245 235 226 212 199 189 179 165 152 140 129
33 321 315 308 302 295 288 280 272 263 255 246 237 227 214 200 190 180 167 153 142 130 33
DRY BULB

322 316 310 303 296 289 281 273 265 256 247 238 229 215 202 192 182 168 155 143
32 323 317 311 304 297 290 282 274 266 257 248 239 230 217 203 193 183 170 156 32
324 318 312 305 298 291 284 276 268 259 250 240 231 219 208 195 184 173
31 325 319 313 306 299 292 285 277 269 260 251 242 232 222 212 197 185 31
326 320 314 307 301 293 286 278 270 261 253 243 234 224 214 198
30 327 321 315 309 302 295 287 279 271 263 254 245 235 225 215 30
328 322 316 310 303 296 289 281 273 264 255 246 237 227
29 329 323 317 311 304 297 290 282 274 265 256 247 238 29
330 324 318 312 305 298 291 283 275 266 258 249
28 331 325 319 313 306 299 292 284 276 268 259 28
332 326 320 314 308 301 294 286 278 269
27 332 327 321 315 309 302 295 287 279 27
333 328 322 316 310 303 296 288
26 334 329 323 317 311 304 297 26
335 330 324 320 312 305
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

>220 Unrestricted 220 Acclimatisation 140 Buffer 115 Withdrawal


(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)
116

LAMPIRAN - TWL Chart bagi Kecepatan Angin 0.4


m/s
WET BULB TEMPERATURE
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
44 191 186 181 173 165 160 154 148 142 136 129 121 113 106 99 92 85 77 68 61 53 44
193 187 182 175 169 162 156 150 145 138 131 123 115 108 101 94 87 79 71 62 54
43 194 189 183 178 172 165 157 153 148 140 132 124 116 109 102 95 88 81 73 64 55 43
196 190 185 179 174 166 158 153 148 141 134 126 119 111 104 96 89 82 75 66 57
42 197 192 186 181 175 167 159 153 147 142 135 128 121 113 105 98 90 83 76 67 58 42
199 193 188 182 177 169 161 155 149 144 136 129 123 114 106 99 92 84 77 68 60
41 200 195 189 184 178 170 162 156 150 145 137 131 124 116 107 100 93 86 78 70 61 41
202 196 191 185 179 171 164 158 152 147 139 132 126 117 109 102 95 87 80 71 62
40 203 198 192 186 180 173 165 159 153 148 140 134 127 119 110 103 96 89 81 72 63 40
204 199 193 187 182 175 168 161 154 149 142 135 128 120 112 104 97 90 82 73 65
39 205 200 194 189 183 177 171 163 155 150 143 136 129 121 113 106 98 91 83 75 66 39
207 201 196 190 185 179 173 165 157 152 144 137 131 122 114 107 100 92 85 76 67
38 208 203 197 192 186 180 174 166 158 153 145 139 132 124 115 108 101 94 86 77 68 38
210 204 199 193 187 181 176 167 159 154 147 140 134 126 118 110 102 95 87 79 71
37 211 206 200 194 188 183 177 169 160 156 148 142 135 128 121 112 103 96 88 81 73 37
212 207 201 195 190 184 178 170 162 155 149 143 136 129 122 113 105 97 90 82 74
36 213 208 202 197 191 185 179 171 163 157 150 144 137 130 123 115 106 99 91 83 75 36
217 210 204 198 193 187 181 173 166 159 152 145 139 132 125 116 107 100 92 84 77
35 221 213 205 200 194 188 182 176 169 161 153 147 140 133 126 117 108 101 93 86 78 35
222 214 207 201 195 189 183 177 171 162 154 148 141 134 127 118 110 102 95 87 79
34 225 216 208 202 196 190 184 178 172 164 155 149 142 135 128 120 111 104 96 88 80 34
DRY BULB

225 217 209 203 198 192 186 180 174 165 157 150 144 137 130 121 112 105 97 89 82
33 226 218 210 205 199 193 187 181 175 167 158 152 145 138 131 122 113 106 98 91 83 33
228 220 212 206 200 194 189 182 176 168 159 153 146 139 132 123 115 107 100 92
32 229 221 213 207 201 196 190 184 177 169 160 154 147 140 133 125 116 109 101 32
230 223 217 210 203 197 191 185 179 170 162 155 149 142 135 127 119 109
31 231 226 220 212 203 198 192 186 180 172 163 157 150 143 136 129 121 31
233 227 222 213 205 199 193 187 181 174 166 159 151 144 137 130
30 234 229 223 215 206 200 194 188 182 176 169 161 152 145 138 30
235 230 224 216 208 202 196 190 184 177 171 162 153 146
29 236 231 225 217 209 203 197 191 185 179 172 163 154 29
238 232 227 218 210 204 198 192 186 180 173 162
28 239 234 228 220 211 205 199 193 187 181 174 28
240 235 229 222 215 208 201 194 188 182
27 241 236 230 224 218 210 202 196 189 27
243 237 232 226 220 211 203 197
26 244 239 233 227 221 213 204 26
245 240 234 228 222 2111
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

>220 Unrestricted 220 Acclimatisation 140 Buffer 115 Withdrawal


(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)
117

LAMPIRAN - TWL Chart bagi Kecepatan Angin 1 m/s


WET BULB TEMPERATURE
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
44 247 241 234 227 220 210 200 193 185 178 170 160 149 141 133 123 112 103 94 85 75 44
248 242 235 228 222 212 202 194 187 179 172 161 151 142 134 124 113 104 95 86 77
43 249 243 236 230 223 213 203 196 188 181 173 163 152 144 135 125 114 105 96 87 78 43
251 244 238 231 224 214 204 197 190 182 174 164 154 145 137 127 118 108 98 88 79
42 252 246 239 232 225 215 205 198 191 183 175 165 155 147 138 130 121 110 99 90 80 42
254 247 241 234 227 217 207 199 192 184 177 166 156 148 140 131 122 111 100 91 82
41 255 249 242 235 228 218 208 201 193 186 178 168 157 149 141 132 123 112 101 92 83 41
256 250 243 236 230 221 212 203 195 187 179 169 159 150 142 133 125 114 103 93 84
40 257 251 244 238 231 224 216 206 196 188 180 170 160 152 143 135 126 115 104 95 85 40
259 252 246 239 232 225 218 207 197 189 182 173 164 154 145 136 127 116 106 96 87
39 260 254 247 240 233 226 219 209 198 191 183 175 167 157 146 137 128 118 107 98 88 39
261 255 248 241 235 227 220 210 200 192 185 176 168 158 147 138 130 119 108 99 89
38 262 256 249 243 236 229 221 211 201 194 186 178 169 159 148 140 131 120 109 100 90 38
264 257 251 244 237 230 223 212 202 195 187 179 171 160 150 141 132 121 110 101 92
37 265 259 252 245 238 231 224 214 203 196 188 180 172 162 151 142 133 122 111 102 93 37
266 260 253 246 240 233 226 215 205 197 190 181 173 163 152 143 135 124 113 103 94
36 267 261 254 248 241 234 227 217 206 199 191 183 174 164 153 145 136 125 114 105 95 36
269 262 256 249 242 235 228 218 207 200 192 184 176 165 155 146 137 127 117 107 97
35 270 264 257 250 243 236 229 219 208 201 193 185 177 167 156 147 138 129 120 109 98 35
27` 265 258 278 298 264 231 222 213 204 195 186 178 168 157 148 140 130 121 110 99
34 272 266 259 306 353 293 232 225 217 207 196 188 179 169 158 150 141 132 122 111 100 34
274 267 261 281 301 267 233 226 218 208 197 189 181 170 159 151 142 133 124 112 101
33 275 269 262 255 248 241 234 227 219 209 198 190 182 171 160 152 143 134 125 114 102 33
DRY BULB

276 270 263 256 250 243 236 228 221 210 199 191 183 173 164 154 144 135 126 113
32 277 271 264 258 251 244 237 230 222 211 200 192 184 176 167 156 145 136 127 32
279 272 266 259 252 245 238 231 223 212 202 194 186 177 169 158 147 138
31 280 273 267 260 253 246 239 232 224 214 203 195 187 179 170 159 148 31
281 274 268 261 255 247 240 233 226 215 204 196 188 180 171 158
30 283 275 269 263 256 249 241 234 227 216 205 197 189 181 172 30
284 276 270 264 257 250 243 235 228 217 207 199 191 182
29 285 278 271 265 258 251 244 237 229 219 208 200 192 29
286 279 273 266 259 252 245 238 230 221 212 201
28 287 280 274 267 260 253 246 239 231 224 216 28
288 281 275 268 262 255 248 240 233 225
27 289 282 276 270 263 256 249 242 234 27
290 283 277 271 264 257 250 242
26 291 284 278 272 265 258 251 26
292 285 279 273 266 259
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

>220 Unrestricted Acclimatisation


220 140 Buffer 115 Withdrawal
(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)
118

LAMPIRAN - TWL Chart bagi Kecepatan Angin 2 m/s


WET BULB TEMPERATURE
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
44 275 268 261 254 247 239 231 223 215 204 192 183 174 162 150 141 131 119 107 97 86 44
277 270 263 255 248 240 233 224 216 205 193 184 176 164 152 142 133 121 109 98 88
43 278 271 264 257 249 242 234 226 217 206 194 186 177 165 153 144 134 122 110 100 89 43
279 272 266 258 251 243 236 227 219 207 196 187 178 166 155 145 136 123 111 101 91
42 280 274 267 260 252 245 237 229 220 209 197 188 179 168 156 147 137 125 112 102 92 42
282 275 268 261 254 246 238 230 222 210 199 190 181 169 157 148 138 127 116 104 93
41 283 276 269 262 255 247 239 231 223 212 200 191 182 170 158 149 139 129 119 107 94 41
284 277 271 263 256 248 241 233 224 213 201 192 184 173 162 151 141 131 121 108 96
40 285 279 272 265 257 250 242 234 225 214 202 194 185 176 166 154 142 132 122 110 97 40
287 280 273 266 259 251 244 235 226 215 204 195 186 177 168 156 144 133 123 111 99
39 288 281 274 267 261 253 245 237 227 217 205 196 187 178 169 157 145 135 124 112 100 39
289 282 276 269 262 254 246 238 228 220 210 199 189 179 170 158 146 136 126 113 101
38 290 284 277 270 263 255 247 239 230 223 214 202 190 181 171 159 147 137 127 115 102 38
292 285 278 271 264 256 249 241 231 224 215 203 192 182 173 161 149 139 129 116 104
37 293 286 279 272 265 258 250 242 233 225 216 205 193 184 174 162 150 140 130 119 105 37
294 287 281 274 267 259 251 243 234 226 218 206 194 185 176 163 151 141 131 118 107
36 295 289 282 275 268 260 252 244 235 228 219 207 195 186 177 165 152 142 132 120 108 36
296 290 283 276 269 261 254 246 236 229 221 209 197 187 178 166 154 144 134 121 109
35 297 291 284 277 270 263 255 247 238 231 222 210 198 189 179 167 155 145 135 123 110 35
299 292 286 279 272 264 257 249 239 232 224 211 199 190 181 169 157 147 137 124 112
34 300 294 287 280 273 266 258 250 241 234 225 213 200 191 182 170 158 148 138 126 113 34
301 295 288 281 274 267 259 251 242 235 226 214 202 193 184 173 162 150 139 128 116
33 302 296 289 282 275 268 260 252 243 236 227 215 203 194 185 175 165 153 140 130 119 33
DRY BULB

303 297 290 283 276 269 262 254 244 237 229 217 205 195 186 176 167 154 142 131
32 304 298 291 284 277 270 263 255 246 239 230 218 206 197 187 178 168 156 143 32
305 299 293 286 279 271 264 256 247 240 231 221 210 199 189 179 169 154
31 306 300 294 287 280 273 265 257 249 241 232 223 214 202 190 180 170 31
308 301 295 288 281 274 266 258 251 242 234 225 216 203 191 182
30 309 303 296 289 282 275 267 260 252 244 235 226 217 205 192 30
310 304 297 290 284 276 269 261 253 245 236 227 218 203
29 311 305 298 292 285 278 270 262 254 246 237 228 219 29
312 306 299 293 286 279 271 263 256 247 239 230
28 313 307 300 294 287 280 272 265 257 249 240 28
314 308 302 295 288 281 274 266 258 250
27 315 309 303 296 289 282 275 267 259 27
316 310 304 297 290 283 276 268
26 317 311 305 298 291 284 277 26
318 312 306 299 293 285
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

>220 Unrestricted 220 Acclimatisation 140 Buffer 115 Withdrawal


(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)
119

LAMPIRAN - TWL Chart bagi Kecepatan Angin 3 m/s


WET BULB TEMPERATURE
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
44 288 281 274 267 259 251 243 235 226 214 201 192 183 171 158 148 138 126 113 102 91 44
289 282 275 268 260 252 244 236 227 215 203 194 185 173 162 151 140 128 117 105 93
43 290 283 276 269 261 253 245 237 228 216 204 195 186 176 166 154 141 131 120 107 94 43
292 285 278 270 263 255 247 238 230 219 209 198 188 178 168 155 143 132 122 109 96
42 293 286 279 272 264 256 248 240 231 222 213 201 189 179 171 157 144 134 123 110 97 42
294 287 281 273 266 258 250 241 233 224 215 202 190 180 172 158 146 135 125 112 99
41 295 289 282 275 267 259 251 243 234 225 216 204 191 182 173 160 147 137 126 113 100 41
297 290 283 276 268 260 253 244 236 227 218 205 193 183 174 161 148 138 127 114 102
40 298 291 284 277 269 262 254 246 237 228 219 207 194 185 175 162 149 139 128 116 103 40
299 292 286 278 271 263 255 247 239 230 221 208 196 186 177 164 151 140 130 117 104
39 300 294 287 280 272 264 256 248 240 231 222 210 197 188 178 165 152 142 131 118 105 39
302 295 288 281 274 266 258 249 241 232 224 211 199 189 179 166 154 143 133 120 107
38 303 296 289 282 275 267 259 251 242 234 225 213 200 190 180 168 155 145 134 121 108 38
304 297 291 283 276 268 261 252 242 235 227 214 201 191 182 169 157 146 136 123 110
37 305 299 292 285 277 270 262 254 245 237 228 215 202 193 183 171 158 148 137 124 111 37
306 300 293 286 279 271 263 255 247 238 229 216 204 194 185 173 162 150 139 127 115
36 307 301 294 287 280 272 264 256 248 239 230 218 205 196 186 176 166 153 140 129 118 36
308 302 296 288 281 273 265 258 250 241 232 221 210 199 188 178 168 154 141 130 120
35 309 303 297 290 282 275 267 259 251 242 233 224 214 202 189 179 169 156 142 132 121 35
311 304 298 291 284 276 269 260 252 243 235 225 216 203 191 180 170 157 144 133 122
34 312 306 299 292 285 278 270 262 253 245 236 227 217 205 192 182 171 158 145 134 123 34
313 307 300 293 286 279 271 263 255 246 238 228 219 206 193 183 173 160 147 136 125
33 314 308 301 294 287 280 272 264 256 248 239 230 220 207 194 184 174 161 148 137 126 33
DRY BULB

315 309 303 296 289 281 274 266 258 249 240 231 222 209 196 186 176 163 150 139
32 316 310 304 297 290 283 275 267 259 250 241 232 223 210 197 187 177 164 151 32
317 311 305 298 291 284 276 268 260 251 243 233 224 211 199 189 179 165
31 318 312 306 299 292 285 277 269 261 253 244 235 225 213 200 190 180 31
319 313 307 300 294 286 279 271 263 254 246 236 227 214 201 191
30 320 314 308 302 295 288 280 272 264 256 247 238 228 215 202 30
321 315 309 303 296 289 281 273 265 257 248 239 230 220
29 322 316 310 304 297 290 282 274 266 258 249 240 231 29
323 317 311 305 298 291 284 276 268 259 251 241
28 324 318 312 306 299 292 285 277 269 261 252 28
325 319 313 307 300 293 286 278 270 262
27 326 320 314 308 301 294 287 279 271 27
327 321 316 309 303 295 288 280
26 328 323 317 311 304 297 289 26
329 323 318 311 305 298
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

>220 Unrestricted 220 Acclimatisation 140 Buffer 115 Withdrawal


(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)
120

(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)


121

Lampiran I
SCADA MONITORING

(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)


122

Scada Table FAN 018


Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- FA018 FA018
Pane1- FA018 FA018 Pane1- Pane1- FA018
FA018 FA018 Non- Non-
Time ms FA018 Air Drive End Drive FA018 FA018 Motor
Motor Motor Hours Drive End Drive
Flow Rate Motor Brg End Motor kW Motor RPM Speed
Amps Run Motor Brg End
Temp Vibration Reference
Temp Vibration
Rabu, 12
September 747 128,865009 79,693386 1,533006 417,140346 44015,68301 314,491138 895,304079 895,291199 71,239364 1,371045
2018
Rabu, 12
September 747 126,035623 80,050717 1,455295 415,188543 44022,99382 310,292812 890 890 71,427035 1,313823
2018
Rabu, 12
September 747 127,134545 80,263288 1,438513 414,330318 44030,34052 309,289034 890 890 71,285341 1,306461
2018
Rabu, 12
September 747 128,140044 80,375179 1,447151 413,788488 44037,52669 308,591876 890 890 71,049187 1,315279
2018
Kamis, 13
September 747 128,592894 79,76635 1,464917 416,205424 44044,82935 312,722206 893,59184 893,59184 71,031332 1,330888
2018
Kamis, 13
September 747 128,940185 79,713873 1,478286 418,837588 44052,17697 317,682964 898,465041 898,465041 71,286504 1,341154
2018
Kamis, 13
September 747 129,336322 79,433322 1,485168 419,78031 44059,37089 319,435718 900 900 71,381882 1,337332
2018
123

Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- FA018 FA018
Pane1- FA018 FA018 Pane1- Pane1- FA018
FA018 FA018 Non- Non-
Time ms FA018 Air Drive End Drive FA018 FA018 Motor
Motor Motor Hours Drive End Drive
Flow Rate Motor Brg End Motor kW Motor RPM Speed
Amps Run Motor Brg End
Temp Vibration Reference
Temp Vibration
Jumat, 14
September 747 132,126493 79,590807 1,5866 428,30726 44066,66786 334,117797 913,009445 913,010952 71,606917 1,440913
2018
Jumat, 14
September 747 135,244533 81,981305 1,643198 431,499959 44074,01635 342,594545 923,956584 923,95786 72,817046 1,495241
2018
Jumat, 14
September 747 137,513942 81,779082 1,735208 427,675679 44081,2149 337,914874 921,73494 921,734924 72,599054 1,509965
2018
Sabtu, 15
September 747 139,440417 79,643646 1,822741 428,334466 44088,50279 338,479991 921,784384 921,784384 71,384931 1,556117
2018
Sabtu, 15
September 747 142,665097 80,535188 1,788868 436,831296 44095,85381 355,344179 937,662802 937,662802 72,257599 1,622758
2018
Sabtu, 15
September 747 154,198485 80,410053 1,738375 425,715155 44103,05506 347,707502 949,101811 951,276066 72,313052 1,580615
2018
Minggu,
16
747 167,022667 79,116434 2,108259 420,127656 44110,31701 346,203956 970,73678 972,606007 71,434194 1,889552
September
2018
Minggu,
16
747 168,958196 80,448271 2,218706 432,136758 44117,66581 365,144709 990 990 72,808618 2,010994
September
2018
124

Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- FA018 FA018
Pane1- FA018 FA018 Pane1- Pane1- FA018
FA018 FA018 Non- Non-
Time ms FA018 Air Drive End Drive FA018 FA018 Motor
Motor Motor Hours Drive End Drive
Flow Rate Motor Brg End Motor kW Motor RPM Speed
Amps Run Motor Brg End
Temp Vibration Reference
Temp Vibration
Minggu,
16
747 153,234891 81,831447 1,786436 429,885829 44124,8845 352,242143 958,672556 958,656366 73,976875 1,635398
September
2018
Minggu,
16
747 136,202975 80,168629 1,5003 421,11659 44132,14873 326,509882 914,66931 914,655384 72,430828 1,394113
September
2018
Senin, 17
September 747 122,106914 76,625937 1,453188 372,18063 44138,82921 281,427933 803,599947 909,842838 68,805424 1,298539
2018
Senin, 17
September 747 113,005891 74,918352 1,30237 333,402979 44145,20639 251,18319 721,593027 911,033857 67,545602 1,177676
2018
Senin, 17
September 747 122,806939 74,566674 1,303728 377,401969 44151,65464 284,391523 817,905521 902,203273 66,995351 1,214499
2018
Selasa, 18
September 747 131,911886 75,22713 1,424787 414,878949 44158,46132 313,045472 900,274836 900,274836 67,051818 1,317701
2018
Selasa, 18
September 747 133,581965 76,788433 1,433088 415,301709 44165,64826 315,847234 905,567625 905,569292 68,737598 1,322022
2018
Selasa, 18
September 747 134,045498 76,982222 1,433693 414,212289 44172,94751 314,174027 904,584391 904,585825 68,933842 1,338091
2018
125

Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- FA018 FA018
Pane1- FA018 FA018 Pane1- Pane1- FA018
FA018 FA018 Non- Non-
Time ms FA018 Air Drive End Drive FA018 FA018 Motor
Motor Motor Hours Drive End Drive
Flow Rate Motor Brg End Motor kW Motor RPM Speed
Amps Run Motor Brg End
Temp Vibration Reference
Temp Vibration
Rabu, 19
September 747 131,48344 76,329701 1,421494 405,337739 44180,23624 304,961018 883,531651 901,158459 68,169865 1,329606
2018
Rabu, 19
September 747 133,984628 76,513658 1,451124 408,311988 44187,31998 310,418746 892,729165 907,881339 68,062752 1,340515
2018
Rabu, 19
September 747 136,827945 77,86909 1,491376 414,162453 44194,50044 315,745539 908,126634 908,115649 69,201392 1,401105
2018
Rabu, 19
September 747 132,162625 76,426838 1,375792 403,5845 44201,85793 295,462635 885,77245 885,759786 68,071813 1,313438
2018
Kamis, 20
September 747 129,640905 74,559905 1,271425 399,584242 44209,11245 286,514521 875,795613 875,795638 66,653186 1,214346
2018
Kamis, 20
September 747 130,828107 75,366296 1,287688 405,119433 44216,337 296,301634 885,737021 885,737043 67,483749 1,22839
2018
Kamis, 20
September 747 131,563857 75,665165 1,319659 408,166518 44223,69502 301,53737 890 890 67,631723 1,256814
2018
Jumat, 21
September 747 132,294692 75,454489 1,35067 409,893 44230,95596 304,232892 891,737205 891,737211 67,421603 1,276776
2018
Jumat, 21
September 747 129,412521 76,433592 1,317147 411,295673 44238,17364 305,873698 891,49429 891,494295 68,354119 1,250794
2018
126

Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- FA018 FA018
Pane1- FA018 FA018 Pane1- Pane1- FA018
FA018 FA018 Non- Non-
Time ms FA018 Air Drive End Drive FA018 FA018 Motor
Motor Motor Hours Drive End Drive
Flow Rate Motor Brg End Motor kW Motor RPM Speed
Amps Run Motor Brg End
Temp Vibration Reference
Temp Vibration
Jumat, 21
September 747 127,363625 77,142709 1,301504 412,028249 44245,53346 306,346568 890 890 69,0582 1,244962
2018
Sabtu, 22
September 747 127,942139 77,016914 1,323041 412,450766 44252,80148 306,855172 889,946658 889,946658 69,038464 1,263125
2018
Sabtu, 22
September 747 130,107094 77,428096 1,369878 415,652346 44260,01036 313,919415 897,931497 897,919363 69,47027 1,281657
2018
Sabtu, 22
September 747 131,564516 77,42337 1,368265 414,541115 44267,37126 313,375548 899,64964 899,639216 69,410967 1,282305
2018
Sabtu, 22
September 747 128,794647 76,797117 1,319329 410,884865 44274,64542 305,114026 889,710459 889,71047 68,788463 1,259519
2018
Minggu,
23
747 126,570097 76,656214 1,297969 410,632365 44281,84577 302,953456 885,006174 885,006155 68,654191 1,238335
September
2018
Minggu,
23
747 126,27243 76,882564 1,284235 410,349708 44289,2103 302,631125 885,005308 885,005291 68,977641 1,226614
September
2018
Minggu,
23
747 126,483697 76,761107 1,291837 410,106278 44296,48997 302,334901 885 885 68,947196 1,233969
September
2018
127

Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- FA018 FA018
Pane1- FA018 FA018 Pane1- Pane1- FA018
FA018 FA018 Non- Non-
Time ms FA018 Air Drive End Drive FA018 FA018 Motor
Motor Motor Hours Drive End Drive
Flow Rate Motor Brg End Motor kW Motor RPM Speed
Amps Run Motor Brg End
Temp Vibration Reference
Temp Vibration
Senin, 24
September 747 127,046571 76,677488 1,317334 412,225465 44303,68089 305,851527 887,907309 887,907316 68,896692 1,251272
2018
Senin, 24
September 747 128,715421 77,540472 1,362426 417,365755 44311,04693 315,635248 898,193226 898,193232 69,605764 1,283734
2018
Senin, 24
September 747 130,658166 78,523631 1,432834 422,088692 44318,33409 324,844514 907,637392 907,637392 70,400661 1,326156
2018
Selasa, 25
September 747 131,649141 78,88253 1,486999 425,580417 44325,51616 331,193341 912,905064 912,905064 70,586607 1,354862
2018
Selasa, 25
September 747 135,109529 80,748709 1,593085 438,379643 44332,88232 355,649978 935,527891 935,527897 72,105444 1,475307
2018
Selasa, 25
September 747 138,847879 83,361297 1,694455 450,262949 44340,179 377,296522 956,686599 956,686605 74,172411 1,571004
2018
Rabu, 26
September 747 139,687104 84,250935 1,733033 452,717206 44347,35442 381,071301 960 960 74,733799 1,586084
2018
Rabu, 26
September 747 140,600566 84,153915 1,729884 452,014795 44354,72008 380,579957 960 960 74,674353 1,589794
2018
Rabu, 26
September 747 142,796536 83,112119 1,675626 445,976321 44362,02332 372,679606 956,011641 956,00964 73,981752 1,549822
2018
128

Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- FA018 FA018
Pane1- FA018 FA018 Pane1- Pane1- FA018
FA018 FA018 Non- Non-
Time ms FA018 Air Drive End Drive FA018 FA018 Motor
Motor Motor Hours Drive End Drive
Flow Rate Motor Brg End Motor kW Motor RPM Speed
Amps Run Motor Brg End
Temp Vibration Reference
Temp Vibration
Rabu, 26
September 747 143,316951 81,551491 1,668394 442,193725 44369,19063 367,025123 951,194204 951,192484 72,812441 1,544506
2018
Kamis, 27
September 747 142,631231 81,019249 1,686858 443,14344 44376,55727 367,818469 950 950 72,364413 1,568542
2018
Kamis, 27
September 747 142,074566 81,411453 1,656825 442,570721 44383,86797 367,266199 950 950 72,671095 1,563766
2018
Kamis, 27
September 747 142,810882 81,085825 1,659636 442,000486 44391,02904 366,444527 950 950 72,3089 1,554596
2018
Jumat, 28
September 747 142,753041 80,555469 1,687571 443,548523 44398,39605 368,393343 950 950 71,718329 1,560105
2018
Jumat, 28
September 747 138,78462 81,996817 1,669739 446,196946 44405,71218 371,467023 950 950 72,882087 1,560247
2018
Jumat, 28
September 747 136,587371 83,395678 1,66781 447,219146 44412,86593 372,420404 950 950 74,086747 1,565642
2018
Sabtu, 29
September 747 137,837323 83,368432 1,690547 446,603012 44420,23447 371,75341 950 950 74,067696 1,576384
2018
Sabtu, 29
September 747 139,825195 82,745659 1,678816 444,869925 44427,55737 369,6526 950 950 73,591058 1,576085
2018
129

Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- Pane1- FA018 FA018
Pane1- FA018 FA018 Pane1- Pane1- FA018
FA018 FA018 Non- Non-
Time ms FA018 Air Drive End Drive FA018 FA018 Motor
Motor Motor Hours Drive End Drive
Flow Rate Motor Brg End Motor kW Motor RPM Speed
Amps Run Motor Brg End
Temp Vibration Reference
Temp Vibration
Sabtu, 29
September 747 140,7132 82,372444 1,657421 444,003794 44434,70119 368,806172 950 950 73,2929 1,556808
2018
Sabtu, 29
September 747 140,534732 82,351926 1,668724 444,480135 44442,07118 369,654009 950 950 73,273074 1,551389
2018
Minggu,
30
747 139,71606 82,688055 1,676328 445,450589 44449,40149 370,68359 950 950 73,604689 1,562333
September
2018
Minggu,
30
747 137,967704 83,279023 1,651 446,361017 44456,53776 371,642039 950 950 74,095383 1,542326
September
2018
Minggu,
30
747 137,404007 83,386668 1,652589 446,923731 44463,91083 372,192662 950 950 74,17255 1,530308
September
2018
(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)
130

Scada Table FAN 019


Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- FA019
Pane1- FA019 FA019 Pane1- Pane1- Pane1- FA019 FA019
FA019 Non-
Time ms FA019 Air Drive End Drive FA019 FA019 FA019 Motor Drive End
Motor Hours Drive
Flow Rate Motor Brg End VVVF Amps Motor kW Motor RPM Speed Motor Brg
Run End
Temp Vibration Reference Temp
Vibration
Rabu, 12
September 852 95,346872 88,757369 2,059181 416,404539 44460,07973 314,322875 874,35694 895,233528 69,311691 1,741174
2018
Rabu, 12
September 852 97,079008 89,541274 2,034479 423,591008 44467,31469 318,301549 890 890 70,206895 1,735486
2018
Rabu, 12
September 852 98,006867 89,4225 2,007147 422,580074 44474,60307 317,178286 890 890 70,240062 1,714535
2018
Rabu, 12
September 852 97,494939 89,149412 1,991213 421,916723 44481,78348 316,295646 890 890 70,077898 1,650506
2018
Kamis, 13
September 852 98,65039 89,064069 2,11531 424,465407 44489,15146 320,599242 893,625512 893,625512 70,150119 1,819286
2018
Kamis, 13
September 852 99,512533 89,182902 2,241156 427,21373 44496,44845 325,729017 898,481771 898,481771 70,596319 2,014593
2018
131

Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- FA019
Pane1- FA019 FA019 Pane1- Pane1- Pane1- FA019 FA019
FA019 Non-
Time ms FA019 Air Drive End Drive FA019 FA019 FA019 Motor Drive End
Motor Hours Drive
Flow Rate Motor Brg End VVVF Amps Motor kW Motor RPM Speed Motor Brg
Run End
Temp Vibration Reference Temp
Vibration
Kamis, 13
September 852 99,320786 87,448063 2,246466 428,161214 44503,62111 327,470756 900 900 70,825944 1,994659
2018
Jumat, 14
September 852 100,385302 84,958859 2,247988 436,936503 44510,99122 342,456032 913,129413 913,132933 71,041844 2,326998
2018
Jumat, 14
September 852 103,283114 85,69561 2,572336 408,808484 44517,81812 325,966082 852,212232 923,95562 72,157694 3,124389
2018
Jumat, 14
September 852 108,11232 85,233623 3,493767 409,695671 44524,54996 324,898136 861,270329 921,716011 72,004322 4,135769
2018
Sabtu, 15
September 852 110,599926 82,689008 3,98067 436,608927 44531,71887 346,306366 921,801115 921,801115 70,933606 4,637429
2018
Sabtu, 15
September 852 114,769373 83,181283 3,137709 445,367201 44539,09009 363,526382 937,797305 937,797305 71,876631 4,305337
2018
Sabtu, 15
September 852 71,664374 79,723398 1,416948 245,029468 44544,64561 202,002915 512,968682 951,28803 71,075549 2,193299
2018
Minggu,
16
852 23,363919 64,896435 0,497274 32,345049 44546,42953 25,075632 66,202418 972,795656 60,277489 0,577174
September
2018
Minggu,
852 15,916367 49,074678 0,425663 0 44546,42953 0 0 990 47,141663 0,527714
16
132

September
2018
Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- FA019
Pane1- FA019 FA019 Pane1- Pane1- Pane1- FA019 FA019
FA019 Non-
Time ms FA019 Air Drive End Drive FA019 FA019 FA019 Motor Drive End
Motor Hours Drive
Flow Rate Motor Brg End VVVF Amps Motor kW Motor RPM Speed Motor Brg
Run End
Temp Vibration Reference Temp
Vibration
Minggu,
16
852 n/a 52,201044 0,63039 153,022037 44547,54939 115,459137 317,703334 958,362489 47,73567 n/a
September
2018
Minggu,
16
852 87,035278 75,37643 0,96663 360,493932 44552,3642 273,686843 756,163468 914,495608 61,354233 0,894959
September
2018
Senin, 17
September 852 93,65802 86,312573 1,022915 378,40656 44559,14684 287,263895 800,222873 909,935118 68,027173 1,034086
2018
Senin, 17
September 852 102,770797 86,498119 1,109338 381,291551 44565,63945 288,534809 818,416553 910,96551 68,172236 1,180326
2018
Senin, 17
September 852 122,209457 88,263343 1,183755 420,880206 44572,56024 319,068458 902,175198 902,179255 69,095555 1,127183
2018
Selasa, 18
September 852 131,634791 88,403221 1,184596 423,429321 44579,92147 321,667766 900,277413 900,277413 69,217263 1,115861
2018
Selasa, 18
September 852 131,027261 88,87692 1,297915 407,508493 44587,19331 312,262989 866,769345 905,616723 70,025655 1,349234
2018
133

Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- FA019
Pane1- FA019 FA019 Pane1- Pane1- Pane1- FA019 FA019
FA019 Non-
Time ms FA019 Air Drive End Drive FA019 FA019 FA019 Motor Drive End
Motor Hours Drive
Flow Rate Motor Brg End VVVF Amps Motor kW Motor RPM Speed Motor Brg
Run End
Temp Vibration Reference Temp
Vibration
Selasa, 18
September 852 118,125753 88,968921 1,276295 409,132437 44594,06331 312,347664 871,801648 904,535817 69,826106 1,320349
2018
Rabu, 19
September 852 106,937956 88,840643 1,169201 413,125098 44601,0843 312,628351 881,58102 901,169318 69,258707 1,147345
2018
Rabu, 19
September 852 103,302597 89,017227 1,211962 405,520095 44608,30772 303,50566 861,569971 907,951574 69,446548 1,236185
2018
Rabu, 19
September 852 101,69468 88,319672 1,225779 403,889007 44615,36823 292,09863 861,636682 908,08565 68,40266 1,289875
2018
Rabu, 19
September 852 101,590369 87,263543 1,227831 403,630602 44622,50856 286,843332 867,663097 885,58797 67,365264 1,32837
2018
Kamis, 20
September 852 102,289973 87,366935 1,160809 407,930562 44629,8719 294,401245 875,849948 875,849974 67,525923 1,205092
2018
Kamis, 20
September 852 103,367844 88,347948 1,091896 413,602732 44637,15247 304,51535 885,783501 885,783523 68,328163 1,075658
2018
Kamis, 20
September 852 104,005545 88,639926 1,10111 416,749421 44644,34671 309,866633 890 890 68,718518 1,018031
2018
Jumat, 21
September 852 104,049876 88,335832 1,132174 418,508975 44651,71069 312,591554 891,753493 891,753499 68,478594 1,030942
2018
134

Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- FA019
Pane1- FA019 FA019 Pane1- Pane1- Pane1- FA019 FA019
FA019 Non-
Time ms FA019 Air Drive End Drive FA019 FA019 FA019 Motor Drive End
Motor Hours Drive
Flow Rate Motor Brg End VVVF Amps Motor kW Motor RPM Speed Motor Brg
Run End
Temp Vibration Reference Temp
Vibration
Jumat, 21
September 852 101,042953 88,952032 1,12648 420,07147 44658,99594 314,432204 891,477999 891,478004 69,155139 1,102437
2018
Jumat, 21
September 852 98,536979 89,411357 1,082751 420,861752 44666,1813 315,028826 890 890 69,766134 1,017193
2018
Sabtu, 22
September 852 98,009857 89,23079 1,081261 421,239698 44673,54743 315,458854 889,946158 889,946158 69,665981 0,952265
2018
Sabtu, 22
September 852 95,296066 89,154023 1,175235 411,812026 44680,75462 310,461018 868,502983 897,994534 69,753511 1,138882
2018
Sabtu, 22
September 852 88,091853 87,597094 1,087139 379,625447 44687,23716 284,659914 799,42331 899,590688 69,076319 1,035951
2018
Sabtu, 22
September 852 89,912358 86,595525 1,045975 391,911545 44693,88339 290,827186 826,180084 889,659115 68,669982 0,90052
2018
Minggu,
23
852 93,610585 85,341427 1,096287 419,436964 44701,2072 311,3938 885,006232 885,006212 69,178773 0,997264
September
2018
Minggu,
23
852 91,901438 83,816273 1,066681 419,0889 44708,55207 311,016212 885,00525 885,005234 69,509258 1,00436
September
2018
135

Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- FA019
Pane1- FA019 FA019 Pane1- Pane1- Pane1- FA019 FA019
FA019 Non-
Time ms FA019 Air Drive End Drive FA019 FA019 FA019 Motor Drive End
Motor Hours Drive
Flow Rate Motor Brg End VVVF Amps Motor kW Motor RPM Speed Motor Brg
Run End
Temp Vibration Reference Temp
Vibration
Minggu,
23
852 91,70933 82,234487 1,092113 418,812772 44715,72856 310,627439 885 885 69,205087 0,972735
September
2018
Senin, 24
September 852 93,385628 81,243594 1,155209 420,97279 44723,04323 314,180848 887,934568 887,934575 68,9793 1,045464
2018
Senin, 24
September 852 95,60892 81,426551 1,324367 426,243867 44730,38826 324,209961 898,266228 898,266234 69,725547 1,329799
2018
Senin, 24
September 852 95,304424 81,703817 1,452831 431,065251 44737,57222 333,534102 907,663156 907,663156 70,616202 1,506449
2018
Selasa, 25
September 852 93,297721 81,790617 1,541012 434,669017 44744,87909 339,958289 912,932294 912,932294 70,826958 1,604402
2018
Selasa, 25
September 852 96,539601 83,951108 2,043581 447,895183 44752,22481 365,045083 935,716559 935,716565 72,560428 2,305964
2018
Selasa, 25
September 852 101,107923 86,772156 2,112012 460,090765 44759,41568 387,087355 956,722714 956,722719 74,897892 2,368785
2018
Rabu, 26
September 852 102,83115 87,883432 1,916195 462,78288 44766,71703 391,136546 960 960 75,62286 2,054393
2018
136

Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- FA019
Pane1- FA019 FA019 Pane1- Pane1- Pane1- FA019 FA019
FA019 Non-
Time ms FA019 Air Drive End Drive FA019 FA019 FA019 Motor Drive End
Motor Hours Drive
Flow Rate Motor Brg End VVVF Amps Motor kW Motor RPM Speed Motor Brg
Run End
Temp Vibration Reference Temp
Vibration
Rabu, 26
September 852 102,683128 87,932502 2,063141 462,104046 44774,06447 390,658188 960 960 75,721992 2,312211
2018
Rabu, 26
September 852 102,343569 86,530128 2,098168 455,749519 44781,2599 382,339295 955,974302 955,972238 74,829082 2,402461
2018
Rabu, 26
September 852 102,206274 84,649672 2,107494 451,9015 44788,55249 376,495071 951,181224 951,179485 73,43886 2,355088
2018
Kamis, 27
September 852 102,60753 84,120094 2,38724 452,917318 44795,90101 377,341719 950 950 73,088539 2,723628
2018
Kamis, 27
September 852 102,5078 84,519727 2,472279 452,290224 44803,10475 376,760837 950 950 73,380025 2,902628
2018
Kamis, 27
September 852 101,022339 84,031575 2,228187 451,866095 44810,39019 376,091285 950 950 73,083706 2,52857
2018
Jumat, 28
September 852 99,371651 83,468799 2,255166 453,720388 44817,74066 378,390238 950 950 72,70656 2,514877
2018
Jumat, 28
September 852 96,194699 85,131469 2,480322 456,488459 44824,94921 381,62187 950 950 74,054232 2,868913
2018
Jumat, 28
September 852 95,863519 86,526268 2,35589 457,429179 44832,22451 382,473831 950 950 75,259331 2,69884
2018
137

Pane1-
Pane1- Pane1- Pane1- Pane1-
Pane1- FA019
Pane1- FA019 FA019 Pane1- Pane1- Pane1- FA019 FA019
FA019 Non-
Time ms FA019 Air Drive End Drive FA019 FA019 FA019 Motor Drive End
Motor Hours Drive
Flow Rate Motor Brg End VVVF Amps Motor kW Motor RPM Speed Motor Brg
Run End
Temp Vibration Reference Temp
Vibration
Sabtu, 29
September 852 97,159449 86,351219 2,255859 456,777143 44839,5782 381,779035 950 950 75,046054 2,519973
2018
Sabtu, 29
September 852 97,791744 85,794261 2,512115 455,110685 44846,79513 379,739745 950 950 74,397405 2,942248
2018
Sabtu, 29
September 852 99,915956 85,43257 2,377833 454,291175 44854,06155 378,904215 950 950 74,025122 2,796919
2018
Sabtu, 29
September 852 101,98166 85,314072 2,133261 454,730618 44861,41533 379,684966 950 950 73,943598 2,385236
2018
Minggu,
30
852 100,207028 85,65951 2,385661 455,674167 44868,63926 380,659754 950 950 74,280726 2,740026
September
2018
Minggu,
30
852 98,581326 86,434216 2,407194 456,525964 44875,89807 381,571756 950 950 74,868948 2,838696
September
2018
Minggu,
30
852 101,126792 86,564929 2,183099 457,12332 44883,25268 382,206693 950 950 75,030158 2,493107
September
2018
(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)
13

Lampiran J
KURVA PERFORMANCE
Performance fan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva. Kurva performance merupakan kurva
kinerja fan atau juga dapat dirtikan sebagai penggambaran grafik dari fan curve dan system
resistance curve. Perpotongan system resistance curve dan fan curve merupakan titik operasi
(duty point) yang berarrti pertemuan antara jumlah tekanan yang diberikan dengan jumlah
volume udara yang dihisap. Dimana nilai pressure ini didapat dari pengambilan udara pada
tabel collar pressure untuk menentukan kinerja dari primary fan
13

12 September 2018

56

1800
1590
1600

1400

1200

350

166
14

13 September 2018

56

1800

1600
1480
1400
1420
1200

350
348

168 170
14

14 September 2018

56

1800

1600 1569

1400 1531

1200

350
340

167 169
14

15
15September
September2018
2018

56
56

1800
1800
1660
1600
1600 1480
1530
1400
1400 1390
1200
1200

345
3
330
5
5
3
4
0

169 172
14

18
15September
September2018
2018

56
56

1800
1800
1660
1600
1600
1530
1390
1400
1400
1370
1200
1200

330
3
325
5
5
3
4
0

171 173
14

19
15September
September2018
2018

56
56

1800
1800 1660
1660
1600
1600 1530
1530
1400
1400
1200
1200

350
3
345
5
5
3
4
0

171 173
14

20
15September
September2018
2018

56
56

1800
1800
1660
1600
1600
1530
1400
1400 1320
1200 1310
1200

333
3
332
5
5
3
4
0

172172
14

21
15September
September2018
2018

56
56

1800
1800
1660
1600
1600 1440
1530
1400
1400
1200
1200 1260

340
3
320
5
5
3
4
0

171 177
14

22
15September
September2018
2018

56
56

1800
1800
1660
1600
1600 1460
1530
1400
1400 1460
1200
1200

340
3
340
5
5
3
4
0

169 169
14

24
15September
September2018
2018

56
56

1800
1800
1660
1600 1520
1600
1530
1400 1470
1400
1200
1200

345
3
340
5
5
3
4
0

169
168
14

25
15September
September2018
2018

56
56

1800
1800
1660
1560
1600
1600
1530
1520
1400
1400
1200
1200

347
3
345
5
5
3
4
0

168 169
15

26 September 2018

56

1660

1510

390
375

182
178
15

27 September 2018

56

1520
1510

380
375

182
181
15

28 September 2018

56

1670

390

177
15

29 September 2018

56

1600

1560

385
380

182
178
15

30 September 2018

56

1630

1620

390
390

178
178
15

Average

56

1800
1590
1600

1400

1200

350

166
156

Lampiran K
SPESIFIKASI PRIMARY FAN
157
158

Design Duty T01

Spesifikasi Pabrik T01

(Sumber : Data Skunder pengambilan data perusahaan)


159

Primary Fan T03


160
161

Spesifikasi Pabrik T03

Anda mungkin juga menyukai