SKRIPSI
Oleh:
Aisyah
11160980000039
JAKARTA
1440 H / 2019 M
OPTIMALISASI KINERJA ALAT PEREMUK PADA PT
INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA UNTUK
PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI SEMEN
SKRIPSI
Oleh:
Aisyah
11160980000039
JAKARTA
1440 H / 2019 M
LEMBAR PERNYATAAN
Nama : Aisyah
Nim : 11160980000039
Aisyah
11160980000039
ii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah swt. serta Shalawat dan Salam kepada
Nabi Muhammad saw.
Penulis bersyukur kepada Allah atas berkat, rahmat, karunia, dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul OPTIMALISASI
KINERJA ALAT PEREMUK PADA PT INDOCEMENT TUNGGAL
PRAKARSA UNTUK PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI SEMEN.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Teknik Pertambangan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Skripsi ini dapat terwujud dengan bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
vi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Ummi, Nafiroh Kurniasih, dan Abi, Astubianto, Kakak Salma, dan Naufal
yang selalu menyayangi saya dan memberikan dukungan serta semangat
yang tidak ada habisnya.
7. Bapak Ambran Hartono selaku Ketua Prodi Teknik Pertambangan UIN,
Bapak Andrew Fiade selaku Sekertaris Prodi Teknik Pertambangan UIN,
dan seluruh tim pengajar Prodi Teknik Pertambangan UIN.
8. Anisa, Biyan, Ikhsan, Maulana, Liyana, dan seluruh teman-teman PKL
Indocement 2018, dan Zona 2 yang telah senantiasa menemani hari-hari
penelitian serta membantu mempermudah pengumpulan data.
9. Lien, Hanisa, Qurrota, dan seluruh anggota KMPLHK RANITA yang selalu
menemani dan menyemangati penulis selama penelitian dan penulisan.
10. Aldo, Amazing Ami, Tara, dan seluruh teman AIESEC UIN yang menemani
dan siap menghibur penulis.
11. Ka Nurul Mughniza, yang sabar membantu dan membimbing penulis ketika
dalam kesulitan dalam penulisan.
12. Sarah, Nurul, Zahrah, dan seluruh saudara dari keluarga besar Alif
Rosyidin, serta Fatiyyah, Maya, Hadi, dan keluarga besar M.Isa yang selalu
siap membantu, menghibur dan menyemangati penulis.
13. Bella, Devi, Disya, Nia, Nisrina, Rizqy, Erlangga, dan teman – teman
seperjuangan Teknik Pertambangan UIN Jakarta angkatan 2014.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Dari itu, kritik
dan saran yang membangun dari pihak manapun diharapkan oleh penulis. Akhir
kata, penulis memohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan.
Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi yang membacanya. Terima kasih.
Aisyah
11160980000039
vii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAKSI
Penelitian Tugas Akhir ini bertujuan untuk menjelaskan kinerja alat peremuk
(crusher) dalam memproduksi batu gamping di PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk untuk periode 13 bulan. Judul penelitian ini dipilih karena kinerja crusher
belum optimal dinilai dari produksi yang dicapai dibandingkan dengan yang
ditargetkan. Kondisi ini terjadi di bulan November 2017, Desember 2017, Januari
2018, Februari 2018, Mei 2018, dan Juli 2018 yang disebabkan oleh hambatan
internal dan eksternal alat. Hambatan eksternal seperti hambatan akibat cuaca, dan
keterlambatan dump truck memasok umpan ke crusher. Sedangkan hambatan
internal disebabkan kerusakan mesin, terjadi penyumbatan di alat, dan
terdeteksinya metal didalam alat peremuk.
Penelitian dilakukan mengenai kajian teknis unit Crushing Plant pada tambang
batu gamping untuk mengidentifikasi dan memperbaiki hambatan. Analisis yang
dilakukan menunjukkan bahwa untuk mencapai kinerja crusher yang optimal
adalah dengan menyesuaikan produktifitas ton/jam batu gamping yang ideal, yaitu
sebesar 1,491.16 ton/jam dinilai dari kesediaannya sesi cek rutin, sesi safety talk,
dan sesi maintenance alat, serta rendahnya waktu hambatan kerusakan mesin.
Waktu kerja efektif berubah dari 5,553.61 jam/13 bulan menjadi 5,823.16 jam/13
bulan. Rata-rata nilai kesediaan alat sebelum perbaikan waktu hambatan adalah
sebesar 80.48 %; Mechanical Availability (MA) 86.24%, Physical Availability (PA)
88.98%, Use of Availability (UA) 77.62%, dan Effective Utilization (Eut) 69.07 %.
Dan rata-rata nilai ketersediaan alat setelah perbaikan waktu efektif menjadi
84.21%; MA 93.22 %, PA 94.73 %, UA 75.68%, dan Eut 72.43%. Sehingga,
produksi aktual batu gamping periode Oktober 2017 – Oktober 2018 sebesar
8,923,241.00 ton dapat menjadi 8,683,271.82 ton.
viii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
The research analyzes the Crushing Plant unit in limestone mining to overcome
the obstructions. The analysis used to achieve the optimum performance of the
crusher is by adjusting the limestone productivity in ton/hour, is in 1,491.16
ton/hour, which is assessed from machine check routine session, safety talk, and
maintenance session, as well as the low delayment hour caused by crusher
breakdown. Effective working hour changes from 5,553.61 hours/13 months to
5,823.16 hours/13 months. The average availability value before the delayment
hour is improvised is 80.48%; Mechanical Availability (MA) 86.24%; Physical
Availability (PA) 88.98%; Use of Availability (UA) 77.62%; and Effective
Utilization (Eut) 69.07%. The average availability value after improvisation
becomes 84.21%; MA 93.22%, PA 94.73%, UA 75.68%, dan Eut 72.43%. And the
actual production of limestone during the period of October 2017 – October 2018
from 8,923,241.00 tons changes to 8,683,271.82 tons.
ix
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 5
x
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.3 Iklim dan Curah Hujan .................................................................... 10
2.4.4 Conveying........................................................................................ 25
xi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.2 LOKASI PENELITIAN ......................................................................... 39
BAB IV ................................................................................................................. 49
xii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.9.1 Ketersediaan Unit Crushing P.12 Setelah Perbaikan ...................... 76
BAB V................................................................................................................... 87
LAMPIRAN …………………………………………………………………..... 92
xiii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR TABEL
Tabel 2.7 Faktor M: Kandungan Air dari Material berhubungan dengan Ukuran
Bukaan Crusher .................................................................................................... 29
Tabel 4.3 Target dan Aktual Produksi Batu Gamping Crusher P.12. .................. 63
Tabel 4.7 Produksi Batu Kapur Sebelum dan Setelah Waktu Perbaikan Hambatan
…………………………………………………………………………………... 81
xiv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.4 – Grafik Produksi Batu gamping vs Waktu Oktober 2017 – Oktober
2018 …………………………………………………………………………….. 64
Gambar 4.7 – Diagram Tonase Produksi Batu gamping sebelum dan sesudah
perbaikan waktu hambatan ……………………………………………………… 81
xv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A ...................................................................................................... 93
SPESIFIKASI CRUSHER..................................................................................... 93
LAMPIRAN B ...................................................................................................... 98
LAMPIRAN C ...................................................................................................... 99
xvi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PERHITUNGAN PRODUKSI SEMEN ............................................................. 126
xvii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam era pembangunan di dalam negeri, kebutuhan akan semen di Indonesia
meningkat seiring dengan pesatnya laju pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Pembangunan tersebut berupa pembuatan gedung-gedung, pembangunan fasilitas
untuk transportasi seperti jalan tol, jembatan, dan sebagainya. Salah satu
perusahaan produsen semen terbesar di Indonesia yaitu PT Indocement, saat ini ikut
serta dalam rangka mendukung pembangunan dalam negeri, perusahaan ini
memiliki target produksi semen agar dapat memenuhi kebutuhan permintaan pasar
di tahun 2019. Perusahaan pun menggunakan strategi program efisiensi untuk
mencapai target produksi semen.
Dalam proses untuk mendapatkan semen, dibutuhkan bahan baku utama yaitu
batu kapur, dan tanah liat; bahan baku korektif yaitu pasir silika, dan pasir besi; dan
bahan baku baku aditif yaitu batu gamping, trass, fly ash, dan slag. Pada tahap awal
pengolahan semen, bahan baku melalui tahapan pengecilan ukuran karena banyak
yang masih dalam bentuk bongkahan dari tambangnya. Pengecilan ukuran ini
merupakan proses untuk memperoleh ukuran yang diperlukan dalam proses
pengolahan lanjutan. Pengecilan ukuran bongkahan tersebut menggunakan alat
peremuk batuan (crusher).
PT Indocement, Pabrik Citeureup sendiri memiliki 9 unit Crushing Plant untuk
pencapaian target produksi yang terdiri dari unit crusher P4, crusher P5, crusher
P6A, crusher P6B, crusher P7, crusher P9, crusher P10, crusher P11, dan crusher
P12 untuk mencapai target produksi batu gamping yang telah ditetapkan. Crusher
P.12 menyediakan 48% dari jumlah target produksi setiap tahunnya. Penelitian
menggunakan sampel data selama 13 bulan periode Oktober 2017 hingga Oktober
2018. Perhitungan total target produksi batu gamping untuk seluruh crusher di PT.
ITP Pabrik Citereup selama 13 bulan tersebut adalah sebesar 18,056,808.23 ton,
sehingga P.12 mempunyai target untuk menghasilkan sebanyak 8,667,267.95 ton.
Bahan baku yang siap diproses adalah bahan tambang yang mempunyai bentuk
ukuran yang telah ditetapkan dan lebih kecil dari ukuran insitu, sebab itu
produktifitas crusher tergantung pada efisiensi dan efektifitas alat dalam mencapai
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
target produksi. Apabila terdapat kendala pada unit Crushing Plant, dan berdampak
terhadap tidak tercapainya target produksi, serta kinerja crusher kurang produktif
maka perlu dilakukan penelitian yang berfokus di evaluasi kinerja unit Crushing
Plant berdasarkan kapasitas dan spesifikasi crusher tersebut. Selain itu juga, perlu
dilakukan evaluasi produktivitas crusher, dan mengetahui faktor operasi, dan
penggunaan waktu yang mempengaruhi optimalisasi kinerja alat peremuk supaya
mencapai target produksi pembuatan semen di PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan kapasitas teoritis unit Crushing
Plant sebagai parameter pencapaian nilai optimal kinerja crusher.
Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan mengenai
penyebab – penyebab tidak tercapainya target produksi yang kemudian akan
diberikan dalam bentuk saran. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai
Optimalisasi Kinerja Alat Peremuk untuk Mencapai Target Produksi Semen
di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2018.
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Hanya membahas kinerja Crushing Plant dan faktor penghambat yang
mempengaruhi produktifitas Crushing Plant.
4. Penelitian hanya dilakukan pada kegiatan dumping dan Crushing.
5. Kegiatan penelitian dan pengamatan tidak meliputi potensi biaya dari
kehilangan produksi semen.
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas uraian informasi penelitian seperti profil perusahaan secara
umum, lokasi daerah penelitian, iklim dan curah hujan, topografi daerah
penelitian, dan kondisi geologi daerah penelitian. Selain itu, bab ini berisi
tentang tinjauan pustaka yang terkait penelitian, dan teori – teori yang
mendasari topik penelitian, sebagai dasar pendukung untuk analisis,
mengembangkan, menjelaskan, dan menjawab permasalahan dari kegiatan
penelitian yang dilakukan di perusahaan ini.
4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN UMUM
2.1.1 Profil Perusahaan
PT Indocement merupakan perusahaan produsen semen, bergerak dalam bidang
penambangan, pengolahan, serta pemasaran dengan memfokuskan usahanya pada
tiga segmen utama yaitu semen, beton siap-pakai, dan agregat. Perusahaan ini
merupakan pabrik pengolahan semen dengan kapasitas terbesar di Indonesia, dan
merupakan pabrik semen terintegrasi terbesar di dunia.
Indocement didirikan pada tanggal 16 Januari 1985, dan pada 15 Juni 1985 akta
pendirian Indocement mengalami perubahan, yang menjelaskan PT Indocement
Tunggal Prakarsa didirikan untuk melebur keenam perusahaan tersebut dan
mengelola serta mengoperasikan kedelapan pabriknya dalam satu manajemen yang
1
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses pada Oktober
2018
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terpadu, dan menetapkan bahwa semua saham ekuitas yang dimiliki keenam
perusahaan berbeda tersebut telah diakuisisi oleh Indocement melalui penerbitan
sahamnya sendiri. Indocement melakukan Penawaran Umum Saham Perdana dan
menjadi perusahaan terbuka, serta menyesuaikan nama perseroan menjadi PT
Indocement Tunggal Prakarsa TBK pada 5 Desember 1989. Pada 1 Maret 1999,
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, kembali meningkatkan kapasitas
produksinya dengan membangun Plant 11 di Citeureup-Bogor dengan kapasitas
produksi terpasang 2.500.000 ton semen/tahun.
PT Indocement memiliki tiga belas Plant pabrik semen yang tersebar di tiga
lokasi, yaitu daerah Citeureup, di Komplek Pabrik Citeureup, Bogor (sepuluh Plant
pabrik), di Komplek Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan (satu Plant
pabrik), dan di Komplek Pabrik Palimanan, Cirebon, Jawa Barat (dua Plant pabrik).
2
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses pada Oktober
2018
3
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses pada Oktober
2018
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.1 – Struktur Organisasi
Kekuasaan tertinggi dalam perusahaan dipegang oleh Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Untuk pelaksanaan kegiatan operasional dipegang oleh Dewan
Direksi yang terdiri dari 9 orang yang bertugas melaksanakan kebijakan yang telah
digariskan RUPS. Sebagai wakil pemegang saham untuk mengawasi dewan direksi
dibentuk dewan komisaris yang terdiri dari 6 orang dengan 1 komisaris utama dan
2 wakil komisaris utama. Komisaris bertugas dan bertanggungjawab untuk
mengontrol dan memberi masukan kepada direksi terhadap kebijakan perusahaan,
dan mengontrol keefektifan dari kebijakan dan keputusan yang dihasilkan oleh
direksi. Direksi memiliki tanggung jawab penuh terhadap pengelolaan dan
pengembangan perusahaan, menyusun dan melaksanakan anggaran belanja. Dalam
melaksanakan kegiatan eksekutif sehari-hari, direksi mengangkat Plant atau
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Division Manager dan mengawasi jalannya pabrik. Berikut adalah susunan
komisaris PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.4
Dewan Komisaris
Direktur
4
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses : Oktober 2018
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lokasi pengoperasian pabrik, termasuk di pasar Jawa Barat, Jakarta, Lampung, dan
Kalimantan Barat.
Tabel 2.1 Kapasitas Produksi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2018
Lokasi Pabrik Kapasitas Produksi (Ton Semen/Tahun)
Pabrik Citeureup 18,100.000
Pabrik Palimanan 4.000.000
Pabrik Tarjun 2.800.000
Total Kapasitas Produksi 24.900.000
Sumber : PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (2018), Marketing Division
Sebagai nilai tambah produk, beton siap pakai memberikan margin yang lebih
tinggi dari pada produk semen lainnya. Beton siap pakai ini menunjukkan distribusi
yang modern untuk produk perusahaan. Sebagian besar, produk ini dijual di wilayah
Jakarta, di mana pembangunan industri merata.6
5
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses : Oktober 2018
6
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses : Oktober 2018
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.3 Iklim dan Curah Hujan
Iklim wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis sangat basah di bagian
selatan dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-rata curah hujan tahunan
2.500 – 5.000 mm/tahun, kecuali di wilayah bagian utara dan sebagian kecil
wilayah timur curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun. Suhu rata-rata di wilayah
Kabupaten Bogor adalah 20° - 30°C, dengan rata-rata tahunan sebesar 25°C.
Kelembaban udara 70 %. Lokasi penelitian memiliki dua musim, yaitu musim
hujan, dan musim kemarau. Periode musim hujan berkisar antara bulan Oktober –
Mei. Sedangkan periode musim kemarau berkisar antara bulan Juni – September.
Namun, kedua musim ini tidak selalu datang tepat waktunya.
Berdasarkan data musim hujan dari BMKG Bogor, lokasi Quarry D, PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki curah hujan rata-rata dari Oktober
2017 – Oktober 2018 sebesar 245 mm.
2017 2018
Bulan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt total Rata-rata
Mm 417 518 309 283 423 366 347 143 145 0 42 46 147 3186 245
Sumber : BMKG Bogor, 2018
2.1.4 Keadaan Geologi
2.1.4.1 Keadaan Topografi dan Morfologi
Kondisi topografi pada lokasi penelitian memiliki ketinggian dengan elevasi
tertinggi yaitu 700 mdpl dan elevasi terendahnya yaitu 100 mdpl. Pada daerah barat
lokasi penelitian adalah dataran rendah sedangkan daerah barat hingga tenggara
adalah dataran tinggi. Lokasi penelitian terletak pada daerah perbukitan dari
ketinggian 250 hingga ketinggian 500 mdpl. Terdapat beberapa anak sungai yang
mengalir dari arah tenggara menuju barat laut.
Kondisi morfologi lokasi penelitian Menurut Wongsosentono (1969), keadaan
geologi teknik wilayah Bogor umumnya disusun oleh batuan kipas gunung api
(volkanik) yang telah mengalami pelapukan kuat berupa lempung lanauan,
lempung pasiran, pasir lempungan, dan pasir lanauan. Tanah lapukan dari batuan
volkanik ini mempunyai nilai permeabilitas bervariasi dari rendah hingga sedang,
pada kedalaman lebih dari 1 m di bawah muka tanah setempat mempunyai nilai
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
permeabilitas cukup tinggi berkisar 10-4 - 10-3 cm/detik. Daya dukung untuk
tumpuan pondasi umumnya sedang. Sementara itu kondisi geomorfologi daerah
penelitian berupa kipas volkanik dengan relief permukaan dari dataran hingga
bergelombang dengan kemiringan bervariasi, umumnya kurang dari 30% dan
setempat pada bagian tepian lembah berlereng terjal.7
7
https://docplayer.info/45461174-Geologi-lingkungan-untuk-penentuan-koefisien-dasar-
bangunan-wilayah-cibinong-dan-sekitarnya.html diakses pada 10.10.2018, pukul 20.00
8
https://www.amuzigi.com/2016/04/geologi-regional-lembar-bogor-jawa-barat.html diakses pada
09.10.2018
11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
12
Gambar 2.2 – Peta Morfologi
Simbol
Umur Formasi Deskripsi
litologi
Miosen
Awal
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2 GENESA BATU GAMPING
1. Proses Sedimentasi
Batu gamping yang terjadi akibat proses sedimentasi melalui proses sedimentasi
organik, sedimentasi kimia dan, sedimentasi mekanik. Proses sedimentasi organik
terjadi karena adanya tumbuhan laut (koloni foraminifera, algae dan renik lainnya)
yang telah mati dan kemudian mengendap di dasar laut dengan kondisi laut yang
tenang. Batu gamping yang terjadi akibat sedimentasi kimia terjadi akibat proses
kimia yang berlangsung secara terus menerus di lautan dengan larutan yang
terkandung di dalamnya, sedangkan sedimentasi mekanik diakibatkan oleh adanya
proses akumulasi dari lumpur – lumpur yang mengandung karbonat. Proses
pembentukan batu gamping berlangsung secara terus – menerus melalui proses
sedimentasi, dan berlangsung cukup lama sehingga terbentuk endapan batu
gamping/ limestone yang ada sekarang ini.
2. Proses Pelapukan
Pada proses pelapukan, sumber unsur karbonat terletak pada karbon dioksida
(CO2) dari udara dan mineral – mineral yang mengandung unsur karbonat yang
terdapat pada batuan asal yang tersebar di permukaan bumi. Dapat dikatakan bahwa
melalui proses pelapukan pada batu gamping yang membentuk larutan kalsium
karbonat (CaCO3) yang larutannya diangkut oleh media air dan diendapkan di
lingkungan laut dangkal.
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3 SEMEN
9
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses pada
Oktober 2018
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Oil Well Cement (OWC): tipe semen khusus untuk pengeboran minyak dan
gas baik di darat maupun lepas pantai. OWC dicampur menjadi suatu adukan semen
kemudian disuntikkan di antara pipa bor dan cetakan sumur bor dimana semen
tersebut dapat mengeras dan kemudian mengikat pipa pada cetakannya. OWC
diproduksi dengan standar mutu sesuai API (American Petroleum Institute).
5. Semen Putih (White Cement): digunakan untuk dekorasi eksterior dan
interior gedung. Sebagai satu-satunya produsen semen putih di Indonesia, saat ini
Indocement dapat mencukupi kebutuhan semen putih untuk pasar domestik.
Kapasitas produksi pada semen ini sebanyak 3,7 juta ton/tahun.
10
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses pada Oktober
2018
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penjelasan tahapan pembuatan semen adalah:
1. Penambangan Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan semen adalah
batukapur/batu gamping, tanah liat, pasir silika, tanah liat, pasir besi dan gipsum.
Penambangan bahan baku merupakan salah satu kegiatan utama dalam keseluruhan
proses produksi semen. Perencanaan penambangan bahan baku sangat menentukan
pada proses – proses selanjutnya yang akhirnya bermuara pada kualitas dan
kuantitas semen. Bahan baku ditambang dengan cara pengeboran dan peledakan,
dan kemudian dibawa ke mesin penggiling yang berlokasi tidak jauh dari tambang.
Bahan yang telah digiling kemudian dikirim melalui ban berjalan atau dengan
menggunakan truk.11
11
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses pada Oktober
2018
12
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses pada Oktober
2018
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Pembakaran dan Pendinginan
Dari tempat penyimpanan hasil campuran yang telah digiling, material yang
telah halus itu dikirim ke tempat pembakaran yang berputar dan bertemperatur
sangat tinggi sampai menjadi klinker. Setelah klinker ini didinginkan, dikirim ke
tempat penyimpanan. Bahan bakar yang dipergunakan adalah batu bara, kecuali
untuk semen putih dan oil well cement digunakan gas alam.
Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan klinker adalah
cooler. Selanjutnya klinker dikirim menuju tempat penampungan klinker (klinker
silo) dengan menggunakan alat transportasi yaitu pan conveyor.13 Dua buah
blending silo di Pabrik Citeureup memiliki kapasitas masing-masing 20.000 ton.
5. Penggilingan Akhir
Klinker yang sudah didinginkan kemudian dicampur dengan gips, kemudian
digiling untuk menjadi semen. Penggilingan ini dilaksanakan dengan sistem close
circuit untuk menjaga efisiensi serta mutu yang tinggi. Semen yang telah siap untuk
dipasarkan ini kemudian dipompa ke dalam tangki penyimpanan.14
Bahan baku proses pembuatan semen terdiri dari :
i. Bahan baku utama, yaitu terak/klinker (terdiri dari 80% batu gamping,
dan 20% clay/shale),
ii. Bahan baku korektif/penolong yaitu gypsum, pasir silika, dan pasir besi,
iii. Bahan baku aditif yaitu batu gamping, trass, fly ash, dan slag.
13
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses pada Oktober
2018
14
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses pada Oktober
2018
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sedangkan dalam closed circuit panjang shell sekitar 3 kali diameter atau kurang
untuk mempercepat produk yang lewat. Separator bekerja sebagai pemisah
sekaligus pendingin produk semen.15
Horizontal Tube Mill/Ball Mill adalah peralatan giling yang sering dijumpai di
berbagai industri semen, meskipun sekarang sudah mulai dijumpai vertical mill
untuk menggiling terak menjadi semen.
Material yang telah mengalami penggilingan kemudian diangkut oleh bucket
elevator menuju separator. Separator berfungsi untuk memisahkan semen yang
ukurannya telah cukup halus dengan ukuran yang kurang halus. Semen yang cukup
halus akan dibawa udara melalui cyclone, kemudian ditangkap oleh bag filter yang
kemudian akan ditransfer ke dalam cement silo.16
6. Pengemasan/Pengantongan
Dari silo tempat penampungan, semen dipindahkan ke tempat pengantongan
untuk kantong maupun curah. Pengepakan menjadi efisien dengan menggunakan
mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Kantong-kantong yang telah terisi
dengan otomatis ditimbang dan dijahit untuk kemudian dimuat ke truk melalui ban
berjalan. Sedangkan semen curah dimuat ke lori khusus untuk diangkut ke tempat
penampungan di pabrik, atau langsung diangkut ke pelabuhan untuk disimpan atau
langsung dikapalkan.17 Gambar 2.6 mengilustrasikan proses pembuatan semen.
Bulatan merah mengilustrasikan proses yang diteliti.
15
Idem, pada 10.10.18
16
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-description diakses pada Oktober
2018
17
idem, pada 10.10.18
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4 KEGIATAN PENAMBANGAN
Penambangan batu gamping Quarry D PT Indocement Tunggal Prakarsa
merupakan jenis penambangan quarry side hill. Tambang quarry D dilakukan
secara berjenjang mengupas bukit dari ketinggian 230 mdpl sampai kemajuan saat
ini mencapai 480 mdpl, ketinggian bervariasi antara 12 – 15 m dengan sudut lereng
individu berkisar 800. Proses penambangan yang dilakukan di Quarry D mulai dari
kegiatan pembongkaran dari batuan induknya dengan cara drilling and blasting,
kemudian pemuatan oleh wheel loader ke dump truck, pengangkutan ke alat
peremuk primer (Hammer crusher), dan pengangkutan ke setiap Plant dengan
menggunakan Belt conveyor.
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4.2 Pemuatan (Loading) dan Pengangkutan (Hauling)
Loading merupakan proses pemuatan material ke alat angkut wheel loader.
Wheel loader yang digunakan adalah wheel loader Caterpillar 992 dan Komatsu
WA 700 & 800 dengan kapasitas bucket yaitu 10-14 m3. Proses pengangkutan
material ke Crushing Plant menggunakan dump truck dengan kapasitas 60 ton yaitu
Caterpillar 775 F dan Komatsu HD 465 & 605.
2.4.3 Crushing
Crushing bertujuan menghancurkan material menjadi ukuran yang sesuai
dengan ukuran yang diminta pabrik. Di tahap ini, material akan mengalami proses
mereduksi sehingga batu gamping memiliki ukuran yang kurang dari 50 mm.
Material batu gamping hasil penambangan yang diangkut oleh dump truck
selanjutnya ditumpahkan ke dalam hopper, kemudian dimasukkan kedalam alat
peremuk batuan (Hammer crusher) di P-12.
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4.4 Conveying
Setalah melewati proses peremukan, material hasil tambang (batu gamping)
dimuat melalui ban berjalan (Belt conveyor) yang akan dikirim ke storage pabrik
dengan jarak ± 4,5 km dari intermediet storage yang ada di Quarry D.
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5.1.1 Kekerasan Batuan
Kekerasan batuan dipakai untuk mengukur sifat teknis dari mineral batuan.
Kekerasan batuan dapat dikatakan sebagai tahanan dari suatu bidang permukaan
halus terhadap suatu abrasi. Apabila batuan memiliki kekerasan batuan yang tinggi,
maka batu tersebut semakin sulit diremukan. Dan apabila suatu batuan memiliki
tingkat kekerasan yang rendah, maka batu tersebut mudah diremukkan.18
2.5.1.3 Plastisitas
Plastisitas batuan didefinisikan sebagai karakteristik batuan untuk menahan
regangan yang melibihi kekuatan batuan tersebut sebelum keadaan batuan hancur.
Sifat plastis tergantung pada komposisi mineral penyusun batuan dan dipengaruhi
18
Taggart, Arthur F. 1954. Handbook of Mineral Dressing. New York: Chapman and Feal Limited, John
Wiley and Sons, Inc, halaman 30, dan appendix II.
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
oleh adanya pertambahan kuarsa, fledspar dan mineral lain. Apabila suatu batuan
dengan tingkat plastisitas tinggi, batu tersebut akan sulit diremukan, karena batuan
tersebut memiliki kekuatan untuk menahan regangan yang menyebabkannya
hancur. Dan apabila suatu batuan memiliki tingkat plastisitas yang rendah, maka
batu tersebut mudah hancur sehingga akan mudah diremukkan.19
2.5.1.4 Elastisitas
Sifat mekanik batuan yang lainnya adalah sifat elastisitas yang dimiliki suatu
batuan. Sifat elastis batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau modulus
young (E), dan nisbah poisson (µ). Modulus elastisitas merupakan faktor
kesebandingan antara tegangan normal dengan regangan relatifnya, sedangkan
nisbah poisson merupakan kesebandingan antara regangan lateral dengan regangan
aksial. Modulus elastisitas sangat tergantung pada komposisi mineral, porositas,
jenis perpindahan, dan besar beban yang diterapkan. Nilai modulus elastisitas untuk
batuan sedimen sangat rendah, hal ini disebabkan komposisi mineral dan tekstur.20
Menurut Taggart, apabila suatu batuan semakin elastis, maka semakin sulit
batuan untuk hancur. Selain itu menurut Wills BA, apabila suatu batuan memiliki
tingkat porositas yang tinggi serta adanya kehadiran air didalamnya,
energi yang dibutuhkan untuk kominusi berkurang, ini mungkin disebabkan oleh
penurunan energi permukaan pada pemberian adsorpsi, bahwa surfaktan dapat
menembus ke dalam celah dan mengurangi kekuatan ikatan pada ujung retakan
sebelum pecah.
19
Taggart, Arthur F. 1954. Handbook of Mineral Dressing. New York: Chapman and Feal Limited, John
Wiley and Sons, Inc, halaman 109.
20
Idem, halaman 110.
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5.2 Alat Peremuk / Crusher
Crusher tidak dirancang untuk mereduksi semua jenis batuan. Crusher dipilih
melalui pertimbangan ukuran umpan yang dapat diterima oleh mesin tersebut,
kekerasan material umpan yang akan direduksi, kapasitas yang dapat diterima oleh
alat dalam mereduksi material, serta keseragaman produk yang dihasilkan.
Di PT Indocement, alat yang digunakan untuk mereduksi batu gamping adalah
crusher dengan tipe Double Hammer Crusher. Alat ini dipilih dari pertimbangan
faktor-faktor tertentu terutama pada kapasitas yang sangat besar yang dapat
diterima oleh alat ini. Hammer crusher juga mudah dalam pengumpanan karena
Opening Side lebih besar daripada ukuran maksimum material yang akan
diumpankan. Selain itu, Plate atau palu – palu penghancurnya yang terletak di
tengah – tengah bagian alat menghancurkan / mereduksi material yang besar
(1200mm) menjadi material yang lebih kecil (<50 mm) dapat dilaksanakan dengan
mudah atau cukup dalam sekali tahapan pereduksian, (Miller, 1935). 21
Tentu saja selain faktor – faktor diatas faktor lainnya yang perlu
dipertimbangkan adalah seperti biaya initial yang akan dikeluarkan di quarry, biaya
maintenance, daya elektrik yang dikonsumsi, dan kecukupan ruang yang
ditempati.22
21
Will, T.W., Miller. 1935. Crusher for Stones and Ore Publication LTD, Salisbury House of London,
halaman 199.
22
Will, T.W., Miller. 1935. Crusher for Stones and Ore Publication LTD, Salisbury House of London,
halaman 210.
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dimana:
TA = Kapasitas teoritis hammer crusher (ton/jam)
T = Kapasitas hammer crusher yang diberikan pada katalog (ton/jam).
Kc = Faktor untuk jenis batuan.
Km = Faktor untuk kandungan air dari material hubungannya dengan ukuran
bukaan crusher.
Kf = Faktor untuk distribusi ukuran butir material.
Tabel 2.7 – Faktor M: Kandungan Air dari Material berhubungan dengan Ukuran
Bukaan Crusher
Ukuran Bukaan (mm) Faktor M
OSS > 100 1.0
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Material dihasilkan dengan peledakan, dimana butiran
Kuari yang lebih kecil dari ukuran bukaan crusher telah disaring 0.8
dan dipindahkan sebelumnya.
Bongkah Material mengandung bongkah-bongkah besar ukurannya
0.7 – 0.65
Besar kira-kira 50 – 80% dari umpan bukaan crusher.
24
A. Gupta, and D.S Yan. 2008. Mineral Processing Design and Operation, An Introduction. Elsevier,
Oxford UK, Bab 12, halaman 236.
25
A. Gupta, and D.S Yan. 2008. Mineral Processing Design and Operation, An Introduction. Elsevier,
Oxford UK, halaman 236.
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.11 – Hammer Crusher (Wills BA, 2006)
26
Wills BA. (2006). Mineral Processing Technology, Seventh Edition. Queensland: Elsevier Science &
Technology Books, halaman 108.
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5.7 Gaya yang Bekerja Dalam Crusher.
Gaya-gaya yang diberikan pada suatu benda berperan dalam proses
penghancuran batuan. Pada crusher, gaya yg bekerja bisa terjadi lebih dari satu
gaya. Beberapa gaya yg bekerja dapat diganti oleh sebuah gaya yang disebut
resultan gaya. Gaya yang bekerja dengan arah yang sama akan saling menguatkan.
Dan sebaliknya jika arah berlawanan maka nilainya saling melemahkan.
27
Crushing Handbook, Metalliferous Mining – Processing Crushing Resource Book, halaman 1.5
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Shear / Gaya Geser
Gaya geser adalah gaya yang tidak selaras mendorong satu bagian tubuh ke
satu arah tertentu, dan bagian tubuh lain di arah yang berlawanan. Dalam
crusher, gaya geser dapat menghasilkan retakan / robekan pada bagian
tubuh batuan.
4. Attrition / Gaya Gesek
Merupakan gaya yang bekerja pada permukaan antara palu yang bergerak
dengan kekuatan energi yang menggerakkan untuk mengerus material.
Dengan menghitung hambatan tersebut maka jam kerja efektif dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
We = Wt-(Wn+Wu) ….. Rumus 2.3
Dimana:
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Wn = Waktu hambatan yang disebabkan oleh faktor alat
Waktu produktif efektif yang diperoleh digunakan untuk menghitung efisiensi kerja
dengan persamaan:
E = Efisiensi Kerja
We = Waktu Efektif
Wt = Waktu Tersedia
Untuk mengetahui produksi bijih atau bahan galian yang dihancurkan dapat
menggunakan rumus teoritis, dimana digunakan kapasitas alat terpasang untuk
menghitung produksi sebagai berikut;
𝑃 = 𝐶 𝑋 𝑊𝑒 ….. rumus 2.5
Dimana: C = kapasitas unit crusher (ton/jam)
We = waktu kerja efektif (jam)
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Perhitungan nyata perjam
rumus 2.7
Produksi nyata perjam =
MA =
𝑾
x 100% ……rumus 2.8
𝑾 𝑹
dimana:
W = (Working hour) jumlah jam kerja alat tanpa mengalami kerusakan. Waktu
ini meliputi pula tiap hambatan (delay time) yang ada.
R = (Repair hour) jumlah jam perbaikan. Termasuk juga waktu untuk
penyediaan suku cadang serta waktu untuk perawatan preventif.
PA =
𝑾 𝑺
x 100% ….. rumus 2.9
𝑾 𝑹 𝑺
dimana:
S = (Stand by hour) jumlah jam alat tidak digunakan tapi tidak mengalami
kerusakan
W+R+S = (schedule hour) jumlah seluruh jam kerja dimana alat dijadwalkan
beroperasi
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Use of Availability (UA)
Angka UA biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat yang
sedang tidak rusak untuk dapat dimanfaatkan, hal ini dapat dijadikan suatu ukuran
seberapa baik pengelolaan pemakaian peralatan. Persamaannya adalah:
UA =
𝑾
x 100% …… rumus 2.10
𝑾 𝑺
Eut =
𝑾
x 100% …… Rumus 2.11
𝑾 𝑹 𝑺
2.5.8.3 Hambatan
Efisiensi kerja sangat dipengaruhi oleh waktu kerja produktif suatu mesin.
Suatu mesin akan tidak bekerja secara optimal apabila mesin tersebut mengalami
hambatan. Hambatan yang terjadi selama berlangsungnya kegiatan Crushing
dinamakan hambatan operasi. Hambatan operasi dicari untuk memperoleh
penyebab hambatan tersebut terjadi, dan di analisis supaya diperoleh usulan
perbaikan sehingga efisiensi kerja diperoleh optimal. Waktu kerja akan diperoleh
rendah apabila banyaknya hambatan operasi yang terjadi sehingga menyebabkan
banyak kehilangan waktu operasi. Hambatan operasi berupa hambatan mekanis,
dan hambatan non-mekanis. Sedangkan hambatan sendiri dapat dibagi menjadi dua
yaitu hambatan yang bisa dihindari, dan hambatan yang tidak bisa dihindari.
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
storage/intermediate bin yang sudah tidak dapat menampung produksi, dan lain-
lain.
Selain hambatan mekanis, beberapa hambatan yang bersifat non – mekanis juga
bisa dikategorikan sebagai hambatan yang tidak bisa dihindari, yaitu seperti jadwal
cek rutin untuk persiapan awal operasi, jadwal pembersihan alat, scheduled/planned
maintenance, dan istirahat.
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6.2 Implementasi Ayat
Tafsiran Ayat:
Allah telah memberikan berbagai tanda-tanda kekuasaan-Nya yang sangat besar
kepada makhluk-Nya. Di antaranya, dijadikan-Nya siang dan malam berbeda, agar
mereka merasa tenteram pada malam hari dan bertebaran pada siang hari untuk
menjalani kehidupan, membuat barang-barang, bekerja dan melakukan perjalanan.
Selain itu, agar mereka mengetahui jumlah hari, pekan, bulan dan tahun serta
mengetahui batas waktu hutang, juga waktu ibadah, mu’amalah, serta berbagai
malam kontrak, dan lain sebagainya. Oleh karena itu Allah berfirman: litabtaghuu
fadl-lam mir rabbikum (“Agar kamu mencari karunia dari Rabbmu.”) Yakni dalam
kehidupan, perjalanan dan lain sebagainya.
Ayat diatas sesuai dengan penelitian tugas akhir yang menganalisa optimalisasi
kinerja karena sesuai dengan tafsir ayat diatas. Dimana penulisan penelitian
efisiensi kinerja perlu dihitung secara tepat supaya jelas kinerja penggunaan mesin
yang selama ini dilaksanakan, dan Surat Al-Isra, ayat 12 menjelaskan bahwa Allah
S.W.T menciptakan perhitungan supaya semuanya jelas.
Seperti mana Allah menciptakan malam dan siang supaya manusia itu tentram
dan bisa menjalani kehidupan, membuat barang-barang, bekerja dan melakukan
perjalanan, serta mengetahui batas waktu hutang, juga waktu ibadah, mu’amalah.
Sama seperti tulisan penelitian ini, terlihatlah perhitungan-perhitungan yang
menjelaskan kinerja mesin yang digunakan oleh manusia, dan ditemukanlah faktor
yang menghambat dan faktor yang meningkatkan kinerja yang dapat disajikan dan
dijelaskan dalam perhitungan yang jelas.
Ini menegaskan bahwa semua yang sudah diciptakan oleh Allah menunjukkan
bahwa Allah tegas dengan perhitungannya, dan perhitungannya dapat dibuktikan,
supaya manusia tidak boleh menyia-nyiakan apa yang sudah diberikan.
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 WAKTU PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian tugas akhir dilakukan pada Crusher P.12, Komplek
Pabrik Citeureup, PT Indocement Tunggal Prakarsa tbk. Penelitian dimulai tanggal
1 Oktober 2018 sampai dengan 30 November 2018. Pengambilan data penelitian
dilakukan selama 1 bulan, dan penyusunan laporan untuk penelitian ini dilakukan
selama 2 bulan.
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Faktor-faktor yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan tata letak
pabrik dan proses agar efisien, antara lain:
Untuk mencapai lokasi PT ITP dapat ditempuh selama 1 jam dari Kampus UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dengan menggunakan kendaraan roda empat melalui
jalan tol jagorawi hingga keluar pintu tol Gunung Putri, kemudian melanjutkan
perjalanan menuju PT ITP di Jalan Mayor Oking, (Gambar 3.1). Luas area kuari
sekitar 1500 ha, dan berokasi di Kec. Klapanunggal yang berjarak 4,5 km dari lokasi
pabrik PT ITP, (Gambar 2.4).
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 3.1 – Peta Kesampaian Daerah
Sumber: Google Map
3.3 PENGUMPULAN DATA
Faktor yang mempengaruhi kinerja peremukan ada 8 sesuai BAB II, yaitu; sifat
fisik dan mekanik batuan, alat peremuk yang digunakan, kapasitas alat peremuk,
pengaturan kinerja peremuk plant 12, ukuran umpan yang dimasukkan, nilai
Reduction ratio yang dihasilkan, gaya yang bekerja dalam mesin peremuk, dan
efisiensi kinerja alat peremuk tersebut. Setiap faktor memiliki data sendiri-sendiri,
dan data-data ini tergolong dari data primer, dan data sekunder. Pengambilan data-
data ini pula terbagi kepada dua teknik, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan
cara pengukuran secara langsung dan pengamatan dilapangan, dan wawancara
dengan pihak yang terkait terhadap kasus yang diajukan. Dan pengumpulan data
sekunder dari literatur-literatur terdahulu.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari kegiatan observasi
selama di lapangan, dokumentasi kegiatan, dan wawancara pekerja. Data primer
dijadikan sebagai data pokok seperti data produksi alat angkut, jumlah alat di
Crushing Plant, produksi aktual unit Crushing Plant, hambatan dalam kegiatan
Crushing, dan ukuran material umpan dan produk.
Selama penelitian, tidak semua dasar teori dapat diterapkan di lapangan, namun
data – data tersebut dapat diperoleh dari hasil literatur. Data sekunder ini digunakan
sebagai penjelas, pembanding, serta penguat hasil analisa dalam penelitian. Data-
data yang tergolong dalam data sekunder adalah data berupa peta geologi,
stratigrafi, data morfologi daerah, curah hujan, spesifikasi alat Crushing Plant,
jadwal kerja Crushing Plant. sifat fisik dan mekanik batuan, pengaturan kinerja
peremuk, gaya yang bekerja dalam mesin peremuk, dan efisiensi kinerja alat
peremuk tersebut.
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
alat peremuk serta ukuran produk yang dihasilkan. Gambaran aktual kegiatan
produksi dan hasil produksi nyata perlu diperoleh. Maka selama penelitian perlu
dilakukan pengamatan di lapangan, terutama pada unsur yang berpengaruh pada
proses produksi aktual crusher P.12, antaranya adalah;
1. Jumlah produksi aktual unit Crushing Plant, dalam jam kerja dan tonase.
2. Ukuran material umpan dan produk sebagai acuan untuk menganalisis
faktor Reduction ratio.
3. Spesifikasi alat yang digunakan dalam kegiatan produksi seperti unit
Crushing Plant, alat angkut, dan alat muat.
4. Waktu hambatan yang terjadi selama unit crusher beroperasi meliputi waktu
breakdown time, dan waktu alat stand by.
5. Kapasitas alat angkut yang dilakukan oleh excavator, dan dump truck untuk
menyuplai bahan baku yaitu batu gamping ke unit Crushing Plant meliputi
cycle time, jumlah ritase dump trusk, dan tonase batu gamping.
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Data kapasitas setiap crusher, dan data produksi aktual perlu diambil supaya
dapat menentukan apakah kapasitas aktual dari setiap alat sudah sesuai dengan
kapasitas teoritis. Masing-masing alat unit peremuk perlu memenuhi target
produksi sebesar 25,950.63 ton/hari untuk periode Oktober 2017 - Oktober 2018.
Data kapasitas setiap crusher berdasarkan spesifikasi alat, yang kemudian
diolah menjadi kapasitas teoritis. Data produksi aktual diperoleh berdasarkan data
produksi harian selama penelitian bulan oktober 2018, yang terdiri dari produksi
tonase batu gamping dan jumlah waktu unit peremuk beroperasi.
Kapasitas alat peremuk tergolong dalam data primer karena dapat diperoleh
data seperti besar dan luas wheel loader dan dump truck dalam memuat material
dari quarry ke crusher, luasan hopper yang nyata di lapangan sehingga diketahui
kapasitas nyata yang dapat memuat material untuk menampung dari dump truck,
dan kapasitas nyata produksi crusher per jam selama penelitian.
1. Studi Literatur
Dilakukan dengan mempelajari literatur terkait teknik pengolahan, kominusi,
dan alat crusher. Literatur referensi seperti laporan penelitian terdahulu, artikel,
dan jurnal yang bersangkutan denga judul penelitian nantinya akan dijadikan
sebagai dasar teori pada penelitian ini.
2. Pengambilan Data
Pada tahap ini dilakukan pengambilan data yaitu observasi, data primer, dan
data sekunder yang disesuaikan dengan masalah yang diteliti. Data-data
tersebut meliputi laju pengumpanan, jumlah produk yang dihasilkan, jadwal
jam kerja harian, spesifikasi alat, target produksi bulanan, dan rekapitulasi
kegiatan produksi dan hambatan operasi alat peremuk.
45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Pengolahan Data
Dilakukan dengan beberapa perhitungan maupun gambaran yang selanjutnya
akan direalisasikan dalam bentuk perhitungan, grafik dan table berdasarkan
metode efisiensi dan efektifitas crusher, upaya menuju perumusan penyelesaian
masalah.
4. Pengolahan data
Data yang diperoleh diolah dan dianalisis kinerja Crushing Plant untuk
pencapaian target produksi per bulan di tahun 2018. Pengolahan dan analisis
Dilakukan dengan beberapa perhitungan maupun penggambaran yang
selanjutnya akan direalisasikan dalam bentuk perhitungan, grafik-grafik dan
tabel yang menuju perumusan penyelesaian masalah. Hasil dari analisa data
primer, dan data sekunder akan menghasilkan rekomendasi yang dapat
digunakan perusahaan untuk kepentingan lanjutan sebagai acuan penelitian dan
pelaksanaan usulan perbaikan.
5. Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan dapat ditarik dari hasil analisa data dan memberikan rekomendasi
kepada perusahaan terkait hasil penelitian serta menjawab pertanyaan masalah
yang dihadapi.
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 3.1 Ringkasan Metode Penyelesaian Masalah
Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Metode Penyelesaian
Bagaimana efisiensi Mengetahui efisiensi Nilai efisiensi dan efektifitas alat dapat
dan efektifitas dari unit dan efektifitas dari dihitung dengan menentukan:
Crushing Plant P.12 di unit Crushing Plant a. Waktu kerja tersedia
PT Indocement P.12 di PT b. Waktu kerja efektif
Tunggal Prakarsa pada Indocement Tunggal c. laju pengumpanan
2018? Prakarsa pada 2018.
Bagaimana nilai Menghitung nilai Melakukan analisis terhadap
kesediaan alat crusher kesediaan alat rekapitulasi dan hambatan operasi
pada unit Crushing crusher pada unit selama tahun 2018 sehingga dapat
Plant P.12 di PT Crushing Plant P.12 ditentukan nilai:
Indocement Tunggal di PT Indocement a. Stand by hours
Prakarsa pada 2018? Tunggal Prakarsa b. Rapair hours
pada 2018. c. Working hours
Bagaimana upaya yang Mengevaluasi Melakukan evaluasi terhadap unit
dilakukan untuk kinerja alat crusher Crushing Plant untuk mengetahui
meningkatkan kinerja yang digunakan kinerja alat sehingga dapat dilakukan
alat crusher yang pada unit Crushing upaya untuk meningkatkan kinerja alat
digunakan pada unit Plant P.12 di PT Crushing tersebut. Adapun point –
cruhing Plant P.12 di Indocement Tunggal point yang dievaluasi antara lain:
PT Indocement Prakarsa pada 2018. a. Nilai efektifitas
Tunggal Prakarsa pada b. Nilai efisiensi
2018? c. Tingkat produktivitas
d. Nilai kesediaan alat
e. Hambatan mekanis dan non mekanis
f. Reduction ratio
Bagaimana menentukan Menganalisis faktor Membuat matrix mengenai tingkat
faktor-faktor yang hambatan crusher kesulitan suatu hambatan terhadap
menyebabkan yang terjadi selama solusi yang dilakukan sehingga dapat
terhambatnya kinerja penelitian di unit ditentukan hambatan yang dapat
crusher. Crushing Plant P.12. diperbaiki.
47
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.6 BAGAN ALIR PENELITIAN
Tahapan penelitian yang dijabarkan dibuat secara sistematis dalam bagan alir.
Bagan alir penelitian merupakan langkah – langkah yang penulis lakukan dalam
menyusun laporan tugas akhir. Setelah data – data diperoleh dilakukan pengolahan
data dan dianalisis untuk ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Adapun
bagan alir penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2.
Studi Literatur
Observasi Lapangan
Pengambilan Data
1 Laju Pengumpanan,
2 Jumlah Produk yang dihasilkan
3 Jadwal Jam kerja harian
4 Data curah hujan
5 Spesifikasi alat
6 Target Produksi bulanan
Pengolahan Data
1 Besar waktu hambatan
2 Ketersediaan alat
3 Produksi Crusher
Analisis Data
1 Besar waktu hambatan
2 Pengaruh nilai ketersediaan alat
terhadap produksi crusher
48
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 UNIT CRUSHING PLANT 12
Pelaksanaan penelitian tugas akhir yang berjudul Optimalisasi Kinerja Alat
Peremuk untuk Mencapai Target Produksi Semen di PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk pada tahun 2018 difokuskan pada kinerja Unit Crushing Plant 12,
atau juga dikenal dengan Crusher P.12. Penelitian ini difokuskan ke alat peremuk
saja disebabkan alat peremuk merupakan bagian utama dalam proses mengecilkan
ukuran batu gamping menjadi ukuran yang lebih kecil supaya dapat diolah hingga
menjadi semen.
Cara kerja crusher adalah, umpan yang diberikan dari Dump truck merupakan
material batu gamping yang ukurannya sangat besar, dengan ukuran maksimum
sebesar 1200 mm. Umpan ini kemudian diterima hopper, lalu ke feeder conveyor,
masuk menuju crusher dimana proses tereduksinya / pecahnya batuan berlangsung
sehingga ukurannya menjadi lebih kecil. Material yang sudah berukuran kecil
dengan ukuran ≤ 50 mm kemudian di bawa / transporatsi melalui Belt conveyor ke
storage penyimpanan material batu gamping untuk proses pembuatan semen
selanjutnya.
Dalam rangkaian proses peremukan, tempat penampungan batu gamping
sebelum masuk ke dalam hammer crusher dinamakan Hopper. Hopper merupakan
tempat berbentuk trapezium digunakan untuk menampung material batu gamping
dari dump truck sebelum memasuki hammer crusher. Kapasitas Hopper dapat
memengaruhi jumlah umpan yang masuk kedalam hammer crusher. Kapasitas
hopper milik P.12 untuk menampung umpan (material batu gamping) adalah
sebesar 352 ton (Lampiran D).
50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Peta Aliran Proses
proses kerja: peremukkan batu gamping di unit crusher P.12
Operasi 1 2
Inspeksi 1 28.2
Transportasi 9
Menunggu 1 2
Penyimpanan 2
Total 14 32.2
simbol
Jumlah
no. kegiatan M I T O P Waktu (mnt) (ton) Keterangan
Inspeksi Area sekitar dan .
alat unit crusher P.12
1 28.2
Batu Gamping dibawa .
2 oleh Dt 60
Dt menunggu Feed .
Hopper siap menerima
3 material Batu Gamping 2
Pemindahan Batu .
Gamping dari Dt ke Feed
4 Hopper 60
.
Batu Gamping tersimpan
di Feed Hopper, dan
antre masuk ke Feed
Conveyor
5 2 60
Pemindahan Batu .
Gamping dari Feed
Hopper ke Feed
6 Conveyor 60
Material Batu Gamping . 50% material yang lolos,
yang halus pindah ke maka tersaring terlebih
7 Chain Scraper 30 dahulu
Batu Gamping dari feed .
conveyor pindah masuk
8 ke Hammer Crusher 30
.
Peremukan Batu Gamping
9 di Hammer Crusher 2 30
.
Batu Gamping di hammer
crusher pindah ke
10 Crusher discharge belt 60
Batu gamping di Crusher .
discharge belt pindah ke
11 belt conveyor p.12 60
.
batu gamping di belt
conveyor p.12 pindah ke
12 belt conveyor dp 102 60
batu gamping di belt .
conveyor dp 102 pindah
13 ke storage 60
penumpukkan material .
14 batu gamping di storage 60
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kemudian, batu gamping yang berukuran besar yang tersimpan di feed hopper
akan berpindah masuk ke feed conveyor, dan batu gamping yang halus akan pindah
ke chain scraper. Batu gamping yang berukuran besar di feed conveyor akan dibawa
masuk kedalam hammer crusher dimana proses peremukan terjadi. Batu gamping
yang sudah berukuran kecil akan tersaring dan lolos di grade bar dan keluar ke
discharge belt P.12. Batu gamping yang halus, yang berada di chain scraper akan
dibawa lagsung ke discharge belt, bersama dengan hasil batu gamping hasil dari
proses peremukan di hammer crusher. Seluruh hasil batu gamping di discharge belt
kemudian dipindahkan ke belt conveyor DP 102, lalu ditransportasikan ke storage
untuk disimpan sebelum masuk ke tahap proses selanjutnya dalam pembuatan
semen.
3. Safety talk
Safety talk merupaka kegiatan rapat persiapan operasi produksi yang
dilaksanakan bersama seluruh pegawai operasi produksi, seluruh seksi operasi
53
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
crusher, dan seluruh seksi operator alat berat. Rapat ini dilaksanakan untuk
mengingatkan semua orang untuk bekerja secara aman, serta membincangkan
(briefing) mengenai segala hal yang berhubungan dengan operasional crusher per
minggu, dan permasalahan yang bisa ditangani secara langsung, yang bertujuan
agar dalam pelaksanaannya berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Safety talk dijadwalkan sekali seminggu selama 60 menit. Pada periode Oktober
2017 – Oktober 2018 total kehilangan waktu produktif akibat sesi safety talk sebesar
19.47 jam (Lampiran I). Jumlah ini tergolong rendah, sehingga dapat diketahui
bahwa ada beberapa bulan dimana safety talk tidak dilaksanakan seperti misalnya
di bulan Oktober 2017, April 2018, Juni 2018, September 2018, dan Oktober 2018.
4. Istirahat
Operasi produksi diberikan waktu selama 30 menit untuk istirahat di hari kerja
Senin-Kamis, dan Sabtu dan Minggu untuk shift 1 dan shift 2 nya, dan waktu
istirahat 1 jam untuk shift 3. Sedangkan waktu istirahat di hari Jumat, untuk shift 1
diberikan waktu selama 2 jam, shift 2 selama 30 menit, dan shift 3 selama 1 jam.
Hambatan akibat istirahat dapat ditoleransi jika sesuai waktu idealnya. Namun
akan menjadi hambatan apabila pegawai menggunakan istirahat lebih dari waktu
yang diberikan. Menurut Lampiran I, waktu hambatan akibat istirahat untuk periode
Oktober 2017 – Oktober 2018 sebesar 940.50 jam. Rata-rata waktu yang digunakan
untuk istirahat adalah sebesar 56.16 menit per satu shift. Jumlah ini tergolong tinggi,
karena apabila mengikuti jam istirahat yang disediakan, waktu istirahat yang akan
terbuang hanya sebesar 748 jam.
54
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
divisi produksi apabila terbuangnya waktu produktif crusher dari pergantian
pengambilan supply ditengah-tengah waktu kerja.
Pada periode Oktober 2017 – Oktober 2018 total waktu hambatan yang
diakibatkan pergantian supply adalah sebesar 15.92 jam. Waktu yang terbuang
akibat perubahan lokasi wheel loader dan dump truck akan mengakibatkan
hambatan ke crusher karena selama pergantian supply ini, crusher mengalami stand
by dari tidak adanya umpan masuk. Waktu yang terbuang akibat dari pergantian
supply ini minimal 19,8 menit, dan maksimal bisa mencapai paling lama 42,6 menit
(Lampiran J).
Walaupun hambatan ini tidak selalu terjadi, namun salah satu hambatan yang
mengakibatkan produksi aktual batu gamping pada bulan Februari 2018 tidak
mencapai target (tabel 4.3) disebabkan banyaknya frekuensi hambatan ini terjadi,
yaitu sebanyak 5 kali (Lampiran J), yang merupakan jumlah frekuensi terbanyak
yang terjadi dibandingkan dibulan-bulan lain.
7. Sampling
Sampling merupakan kegitan pengambilan conto dari tiap Belt conveyor
crusher untuk di cek keseragaman, kadar batuan, dan sifat batuan lainnya hasil dari
kinerja crusher.
Sampling bukan merupakan hambatan yang serius karena kegiatan sampling
tidak terjadi setiap hari, dan tidak menghabiskan waktu yang lama di kinerja
55
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
crusher. Pada periode Oktober 2017 – Oktober 2018 total waktu hambatan yang
diakibatkan pengambilan sampel adalah sebesar 1.32 jam. Minimal waktu produktif
crusher yang terbuang dari kegiatan ini sebesar 6 menit, dan maksimal bisa
mencapai 24 menit (Lampiran J).
8. Kegiatan blasting
Blasting/peledakan merupakan salah satu kegiatan sebelum material dibawa
oleh dump truck ke crusher. Apabila kegiatan peledakan dilaksanakan, kegiatan
lainnya seperti Hauling, Loading, Crushing, dan lain-lain, tidak beroperasi. Ini
disebabkan untuk mejaga keselamatan pekerja selama kegiatan peledakan
dilaksanakan mau apabila peledakan dilaksanakan di wilayah blok penambangan
berada dekat dengan Crushing Plant, maupun wilayah peledakan jauh dari unit
Crushing Plant. Oleh karena itu, kegiatan peledakan diberikan waktu khusus yaitu
pada waktu istirahat shift 1, dimana semua pekerja tidak berada di blok
penambangan.
Apabila kegiatan peledakan berawal telat atau selesai telat, maka kegiatan
operasi crusher untuk memproduksi batu gamping juga akan tertunda sampai
kegiatan peledakan selesai. Karena kegiatan peledekan sudah memiliki waktu
khusus, maka tidak adanya waktu toleransi apabila blasting / peledakan belum
selesai sehingga waktu yang terbuang ini termasuk waktu penghambat operasi
produksi. Pada periode Oktober 2017 – Oktober 2018 total waktu hambatan yang
diakibatkan peledakan sebesar 6.46 jam. Waktu yang terbuang minimal 10,2 menit,
dan maksimal mencapai 0.89 jam atau setara dengan 53,4 menit (Lampiran J).
9. Penumpukan di Bin.
Tahapan sebelum bahan baku semen dibawa ke Plantsite pabrik untuk proses
pengolahan salah satunya adalah material yang telah ditambang, dan sudah
diremuk, di bawa oleh Belt conveyor disimpan/ditumpuk terlebih dahulu di storage
bin atau buffer bin sebelum akhirnya dikirim lagi melalui Belt conveyor ke pabrik.
Apabila bin ini penuh, Belt conveyor akan berhenti. Terhentinya Belt conveyor,
akan automatis menghentikan dan menjadi penghambat dalam proses produksi di
56
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
crusher karena sistem crusher dengan Belt conveyor terhubung secara
berkelanjutan antara satu sama yang lain.
Pada periode Oktober 2017 – Oktober 2018 total waktu hambatan yang
diakibatkan bin yang penuh adalah sebesar 33.63 jam. Waktu yang hilang akibat
hambatan ini minimal 10,8 menit, dan maksimal bisa mencapai 0.89 jam atau setara
dengan 53.4 menit dalam sekali terjadi.
57
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11. Maintenance
Maintenance adalah kombinasi pemeliharaan dan tindakan yang dilakukan
untuk menjaga dan memperbaiki suatu barang hingga kondisi yang dapat diterima.
Crusher P.12 memiliki dua tipe maintenance, maintenance untuk pemeliharaan,
dan maintenance untuk perbaikan. Apabila maintenance termasuk kedalam
kategori pemeliharaan, waktu hambatan ini tergolong stand by, namun apabila
maintenance dilakukan akibat adanya kerusakan maka ini tergolong hambatan
repair. Maintenance merupakan faktor krusial bagi crusher supaya tidak terjadi
kerusakan mekanis. Semakin maintenance sering dilakukan, maka kerusakan
crusher akan berkurang / terminimalisasi.
Pada periode Oktober 2017 – Oktober 2018 total waktu hambatan yang
diakibatkan maintenance adalah sebesar 283.53 jam. Pada periode Oktober 2017 –
Oktober 2018 untuk planned maintenance yang tergolong hambatan stand by
mengambil waktu selama 48.5 jam. Pada periode Oktober 2017 – Oktober 2018
untuk scheduled maintenance yang tergolong hambatan repair mengambil waktu
235.03 jam.
28
Data marketing 2018, Ins. Andi Judono, TSD.
29
Tabel 4.3 Target dan Aktual Produksi Batu Gamping Crusher P.12
58
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4 JADWAL KERJA UNIT CRUSHING PLANT 12
Kebijakan produksi kegiatan kerja unit Crushing Plant 12 terus berjalan, dan
tanpa waktu libur. Sistem kerja yang digunakan adalah sistem pergantian shift.
Kebijakan produksi oleh perusahaan menetapkan jadwal kerja resmi 7 hari dalam
seminggu. Pada operasi crusher, jadwal kerja dibagi menjadi tiga shift dengan
masing-masing shift selama 8 jam, sehingga total waktu kerja tersedia dalam sehari
adalah 24 jam.
Waktu Produktif 3 15.00 - 18.30 3.5 jam 15.00 - 18.30 3.5 jam
Waktu Produktif 4 19.00 - 23.00 4.0 jam 19.00 - 23.00 4.0 jam
Waktu Produktif 5 23.00 - 02.00 3.0 jam 23.00 - 02.00 3.0 jam
III Istirahat 02.00 - 03.00 1.0 jam 02.00 - 03.00 1.0 jam
Waktu Produktif 6 03.00 - 07.00 4.0 jam 03.00 - 07.00 4.0 jam
59
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.2 Matrix Hambatan
durasi dapat
(jam/1x diabaikan jarang sedang sering
kejadian) frekuensi 1 2 3 4
sebentar 1 Sampling
Ganti
Supply, No Feed,
sedang 2
Pindah Binfull,
Jalur MD
BC
Blasting, Trouble,
lama 3
Blockade, Check
Safety Talk, Rutin
sangat Elektrik,
4
lama Maintenance Mekanik
Matrix ini dibuat sesuai tingkat frekuensi kegiatan terjadi, vs lama kegiatan
terjadi dengan keterangan :
Durasi :
Keterangan
jam /
Durasi tingkatan 1xfrekuensi
Sebentar 1 x < 0.30
0.30 ≤ X <
Sedang 2 0.5
Lama 3 0.5 ≤ x ≤ 1.0
sangat lama 4 1.0 < x
X menunjukkan durasi suatu hambatan dalam jam setiap 1 kali terjadinya
jenis hambatan.
Tingkat 1 menjelaskan bahwa rata-rata durasi hambatan yang terjadi adalah
sebentar (hambatan yang terjadi dibawah 18 mnt).
Tingkat 2 menjelaskan bahwa durasi hambatan yang terjadi adalah sedang
yaitu bisa selama 18 menit hingga 30 menit.
60
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tingkat 3 menjelaskan bahwa durasi hambatan tersebut memakan waktu
yang lama yaitu 30 menit hingga 1 jam.
Tingkat 4 menjelaskan bahwa rata-rata durasi hambatan yang terjadi
berlangsung sangat lama, dimana bisa memakan waktu lebih dari satu jam.
Frekuensi :
Frekuensi tingkatan Keterangan
Diabaikan 1 x≤5
Jarang 2 5 < x ≤ 25
Sedang 3 25 < x ≤ 50
Sering 4 x > 50
X menunjukkan jumlah frekuensi suatu hambatan terjadi dalam periode 13
bulan.
Tingkat 1 menjelaskan bahwa frekuensi hambatan yang terjadi sangat jarang
atau dibawah 5 kali dalam 13 bulan, sehingga dapat diabaikan.
Tingkat 2 menjelaskan hambatan yang secara frekuensi jarang terjadi,
terjadi sebanyak 5 hingga 25 kali dalam 13 bulan.
Tingkat 3 menjelaskan bahwa hambatan tersebut ber frekuensi
sedang/medium, terjadi sebanyak 25 hingga 50 kali dalam 13 bulan.
Tingkat 4 menjelaskan bahwa frekuensi hambatan sering terjadi, yaitu bisa
terjadi lebih dari 50 kali dalam 13 bulan.
61
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
disebabkan sampling, blasting, terjadi penyumbatan di crusher, safety talk yang
jarang, dan maintenance yang tidak berkala.
Hambatan yang dikategorikan berdurasi sangat lama (4) yaitu apabila suatu
hambatan tersebut terjadi maka dapat memakan waktu lebih dari satu jam, yaitu
maintenance, dan masalah elektik dan mekanis alat. Hambatan yang tergolong
berdurasi lama (3) yaitu apabila suatu hambatan terjadi akan memakan waktu 30
menit hingga satu jam. Hambatan tersebut adalah blasting, blasting, terjadi
penyumbatan di crusher, dan masalah Belt conveyor. Hambatan yang tergolong
sedang (2) adalah hambatan yang berdurasi selama 18 menit hingga 30 menit.
Hambatan-hambatan ini adalah ganti supply material, dan perpindahan jalur bc/dt
ditengah-tengah waktu kerja, tidak adanya umpan dari dump truck, dan
intermediate/storage bin penuh. Sampling merupakan hambatan yang terkategori
(1) yaitu berdurasi sebentar.
62
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dapat diabaikan adalah hambatan akibat Belt conveyor bermasalah, pindah jalur,
atau pindah dumper, karena Belt conveyor di Quarry D tidak hanya berasal dari
crusher Plant 12 namun dari cabang Belt conveyor crusher Plant lainnya sehingga
masalah Belt conveyor merupakan bukan masalah yang berhubungan langsung
dengan unit Crushing Plant 12.
Tabel 4.3 Target dan Aktual Produksi Batu Gamping Crusher P.12.
30
Data marketing 2018, Ins. Andi Judono, TSD.
63
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Juli 2018 644,222.7 633,844.0
600,000.0
500,000.0
400,000.0
300,000.0
200,000.0
100,000.0
-
WAKTU
Target Aktual
Gambar 4.4 – Grafik Produksi Batu gamping vs Waktu Oktober 2017 – Oktober
2018
Target produksi batu gamping terendah adalah di bulan Juni 2018 sebesar
416,313.7 ton. Target produksi batu gamping tertinggi adalah di bulan Januari 2018
sebesar 794,639.0 ton.
64
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Produksi aktual batu gamping terendah adalah di bulan Juni sebanyak 487,180.0
ton, dan produksi aktual batu gamping tertinggi adalah di bulan April 2018
sebanyak 889,447.0 ton. Rata-rata produksi batu gamping perbulan adalah
sebanyak 686,403.2 ton.
4. Hambatan Elektrik
Hambatan elektrik merupakan hambatan yang muncul akibat gangguan alat
yang disebabkan oleh gangguan listrik selama proses produksi. Hambatan elektrik
aktual di lapangan meliputi penghambatan di jalur conveyor karena error,
kerusakan di apron feeder, terjadi crusher trip, tension trip, dan kontrol inverter
trip. Selain itu persiapan setelah kerusakan adalah harus mempersiapkan listrik
kembali, serta menangani permasalahan pada aliran arus listrik untuk mensuplai
motor mesin penggerak.
Pada periode Oktober 2017 – Oktober 2018 besar hambatan yang disebabkan
listrik adalah 76.87 jam. Dengan waktu apabila sekali terjadi minimal 10 menit, dan
maksimal bisa mencapai 5 jam (Lampiran J).
5. Hambatan Mekanik
Hambatan mekanik terjadi akibat kerusakan alat di Crushing Plant sehingga
unit tidak dapat bekerja. Hal ini karena perbaikan kerusakan peralatan memakan
waktu sehingga unit peremuk tidak dapat berproduksi sampai waktu perbaikan
selesai. Jenis hambatan ini tidak dapat dihindari mengingat unit peremuk
merupakan alat utama dalam operasi produksi.
Hambatan mekanis meliputi pembersihan material yang menempel pada
hopper, kelebihan muatan di Belt conveyor crusher, terdapat besi di crusher,
gratebar rusak, brake crusher rusak, temperatur gear crusher rusak, perlu
penambahan grease, ganti roll, spillage rusak, basket bar rusak, dll.
Produksi batu gamping di bulan November 2017 dan Desember 2017 tidak
mencapai target bulanan (tabel 4.3, dan Lampiran N) disebabkan tingginya
hambatan yang diakibatkan masalah mekanik. Pada periode Oktober 2017 –
Oktober 2018 besar waktu hambatan akibat faktor hambatan mekanika yaitu
66
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sebesar 578.72 jam. Dengan apabila sekali terjadi minimal mengambil waktu
selama 0.39 jam atau setara dengan 23.4 menit, hingga maksimal 10.03 jam.
Target produksi batu gamping pada periode Oktober 2017 – Oktober 2018
adalah sebesar 8,667,267.96 ton/13 bulan (Lampiran H). Dalam periode Oktober
2017 – Oktober 2018, hari kerja yang tersedia sebanyak 335 hari (Lampiran G),
sehingga target produksi per hari adalah sebesar 25,872.00 ton/hari.
𝟖 𝟔𝟔𝟕 𝟐𝟔𝟕.𝟗𝟓 /
=
= 25,872.00 ton/hari.
𝟐𝟓 𝟖𝟕𝟐.𝟎𝟎
=
= 1,078.00 ton/jam
Setiap bulan unit crusher Plant 12 memiliki jumlah target ton produksi batu
gamping yang berbeda-beda. Dari target yang berbeda-beda ini, produksi batu
gamping unit crusher P.12 kadang memenuhi targetnya namun kadang juga tidak
mencapai targetnya, seperti di bulan November 2017, Desember 2017, Januari
2018, Februari 2018, Mei 2018, dan Juli 2018. Target yang ditetapkan dibulan-
bulan tersebut adalah 608,083.6 ton, 599,807.0 ton, 794,639.0 ton, 708,034.0 ton,
582,889.4 ton, dan 644,222.7 ton (Lampiran H).
67
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.6.3 Produksi Aktual
Perhitungan produksi aktual crusher P.12 berdasarkan data produksi dari
perusahaan. Tingkat produksi crusher dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan
material batu gamping dari tambang. Jika terjadi keterlambatan penyuplaian
material batu gamping ke crusher, maka kegiatan operasional produksi crusher
akan terkendala.
Berdasarkan data rekapitulasi periode 2017 – 2018, diperoleh total produksi
nyata peremuk sebesar 8,923,241 ton sehingga perhari rata – rata sebesar 26,607.99
ton/hari, dengan total waktu efektif kerja sebesar 5,553.61 jam, dan rata-rata 427.20
jam per bulan (lampiran H), maka dapat diperoleh produksi nyata per jam:
𝟖,𝟗𝟐𝟑,𝟐𝟒𝟏
=
𝟓,𝟓𝟓𝟑.𝟔𝟏
= 1,606.75 ton/jam
𝟖,𝟗𝟐𝟑,𝟐𝟒𝟏
=
𝟑𝟑𝟓
= 26,636.54 ton/hari
Dari perhitungan diatas jumlah produksi nyata per jam lebih besar dari jumlah
target produksi per jam, ini disebabkan perhitungan diatas menggunakan nilai rata-
rata produksi per hari. Di bulan-bulan yang target produksinya tercapai akan
menutupi jumlah kekurangan produksi di bulan-bulan yang target produksi batu
gamping tidak tercapai, sehingga target produksi tahunan tercapai, namun target
produksi bulanan untuk beberapa bulan ada yang tidak tercapai.
Sesuai target produksi, produksi rata – rata aktual batu gamping crusher P.12
sudah terpenuhi. Namun di beberapa bulan tertentu, target produksi perbulan, dan
target produksi per jam tidak tercapai seperti di bulan November 2017, Desember
2017, dan bulan Mei 2018. Selain itu, efisiensi kerja alat crusher belum optimal.
68
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.7 KETERSEDIAAN UNIT CRUSHING PLANT
Tiga faktor ketersediaan unit peremuk adalah working hour ketika alat dalam
keadaan yang baik dan bekerja, stand by hour ketika alat dalam keadaan baik namun
tidak bekerja dan repair hour ketika alat sedang dalam masa perbaikan dan tidak
dapat digunakan, dan available hour yaitu total waktu yang tersedia untuk alat
tersebut bekerja.
Perhitungan nilai ketersedian alat peremuk berdasarkan data rekapitulasi dari
bagian operasi crusher semasa menajalankan aktivitas operasi produksi. Peniliaian
kesediaan alat peremuk terdiri dari MA/Mechanical Availability, PA/Physical
Availability, UA/Use of Availability, dan Eut/Effective Utilization. Ketersediaan
alat tergolong kepada baik, sedang, kurang, dan buruk. Ketersediaan alat tergolong
baik jika nilai berkisar 83% – 92%, tergolong sedang apabila nilai diantara 75% –
83%, tergolong kurang baik apabila nilai berkisar 67% – 75%, dan tergolong buruk
jika nilai < 67%. Dari lampiran I, maka dapat ditentukan nilai-nilai bagi persamaa
tersebut.
= 1,600.78 jam
69
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mesin/alat, atau perawatan mesin. Rumus yang digunakan adalah rumus 2.8 yaitu
seperti berikut
MA = x 100 %
.
= x 100 %
. .
= 86.25 %
PA = x 100 %
. .
= x 100 %
. . .
= 88.98 %
70
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
UA = x 100 %
.
= x 100 %
. .
= 77.63 %
Eut = x 100 %
.
= x 100 %
. . .
= 69.07 %
71
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Persentase Ketersediaan Alat
100.00
90.00
80.00 86.25 88.98
80.48
70.00 77.63
60.00 69.07
50.00
%
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
eut ma pa ua rata2
= 5,553.61 jam
72
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Setelah waktu kerja efektif diketahui, maka dilakukan perhitungan terhadap
efisiensi kerja unit peremuk:
.
= X 100 %
= 69.07 %
Dengan waktu produktif yaitu 5553.61 jam maka akan bisa ditingkatkan kembali
efisiensi dari unit Crushing Plant dalam beroperasi.
74
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dilakukan sekali seminggu di hari sabtu pada shift pagi (acuan berdasarkan sop dan
hasil wawancara dengan superintenden quarry D). Hambatan yang diakibatkan
kerusakan mekanis alat juga bisa ditangani dengan maintenance yang teratur.
Masalah utama penyebab kerusakan mekanis adalah kerusakan di grate bar
crusher, kerusakan di spillage crusher, kerusakan di roller feed conveyor crusher,
baut patah/rusak/longgar, masalah temperatur, dan maupun area stopper kotor. Cara
untuk menangani masalah ini adalah dengan mengadakan stock minimum 1 % alat
cadangan untuk setiap jenis kerusakan. Bagi bagian yang sudah terlihat aus
walaupun belum rusak, tetap diganti setiap kali di waktu maintenance mingguan.
Dan cara penanganan lainnya adalah mesin crusher dan area crusher perlu
dibersihkan secara berkala.
Dasar perhitungan produktifitas yang ideal adalah di bulan Juli 2018 karena
pada bulan tersebut, crusher melaksanakan ketiga sesi yaitu cek rutin, safety talk,
dan maintenance secara berkala, serta mengalami waktu hambatan terendah. Cek
rutin pada bulan Juli adalah sebesar 6.65 jam dalam satu bulan, safety talk
dilaksanakan tiap minggu dengan total waktu yang terpakai adalah sebesar 3.17 jam
dalam satu bulan, dan maintenance rutin dilaksanakan tiap minggu dengan total
24.50 jam dalam satu bulan. Sedangkan, total waktu hambatan kerusakan mesin
sebesar 38.58 jam dalam sebulan. Dengan ketiga sesi terlaksana, produtifitas ideal
tersebut adalah 1,491.16 ton/jam.
75
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.5 Waktu Kegiatan, Waktu Hambatan, dan Produktifitas Bulan Juli 2018
2018
Parameter Bulan Jul
T (jam) Jam Tersedia 576
W (jam) Jam Produktif 425.07
cek rutin 6.65
no feed 1.62
safety talk 3.17
Istirahat 64.73
MD 0.15
ganti supply 1.58
pindah jalur 1.15
Stand By (jam) 112.35
blockade 0.00
sampling 0.13
blasting 0.75
binfull 1.25
BC trouble 6.67
lain-lain 0.00
Planned Maintenance 24.50
Mekanik 31.85
Repair (jam) Elektrik 6.73 38.58
scheduled maintenance 0.00
total waktu hambatan 150.93
produksi (ton) 633844
ton/jam 1491.16
Tabel 4.5 diambil dari lampiran K sebagai dasar waktu hambatan kerusakan,
dan sesi cek rutin, safety talk, serta maintenance yang ideal. Setelah waktu
hambatan diperbaiki, waktu kerja produktif akan berubah, dan nilai-nilai
ketersediaan alat juga berubah.
76
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iii. Total waktu hambatan
= 1,793.41 jam + 423.43 jam
= 2,216.84 jam
77
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2017 – Oktober 2018 karena masalah di periode ini adalah batu gamping yang
terproduksi berlebih dari target yang ditetapkan. Apabila produksi batu gamping
jauh melebihi target, maka di tahun tersebut batu gamping yang digunakan sebagai
bahan baku akan menumpuk di storage, dan tidak segera terpakai ke proses
selanjutnya untuk menjadi semen.
MA = x 100 %
, .
= x 100 %
, . .
= 93.22 %
PA = x 100 %
, . , .
= x 100 %
, . . , .
= 94.73 %
78
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
UA = x 100 %
5,823.16
= x 100 %
5,823.16+ 2,216.84
= 76.45 %
4.9.1.4 Effective Utilization (Eut)
Nilai Eut menunjukkan nilai penggunaan efektif dari seluruh waktu yang
tersedia untuk dimanfaatkan. Setelah perbaikan, nilai Eut meningkat dari 69.08%
menjadi 72.43%. Meningkatnya nilai Eut sebesar 3.35% ini menandakan bahwa
waktu kerja efektif dalam penggunaan alat crusher ini meningkat.
Eut = x 100 %
, .
= x 100 %
, . . , .
= 72.43 %
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
eut ma pa ua rata2
Dari keseluruhan penilaian terhadap faktor kesediaan alat, dapat dilihat dari
diagram presentase nilai rata – rata kesediaan alat unit Crushing plant yang tersaji
pada gambar diagram. Dari diagram diatas menunjukkan perubahan nilai
ketersediaan alat setelah perbaikan untuk periode Oktober 2017 – Oktober 2018.
Dimana nilai MA sebesar 93.22 %, PA menjadi 94,73 %, nilai UA adalah 76.45 %,
dan nilai Eut dari seluruh waktu yang tersedia sebesar 72.43 %, maka dapat
79
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
diketahui bahwa rata – rata nilai kesediaan alat atau dikenal juga dengan waktu
produktif selektif unit Crushing plant meningkat sebanyak 3.73 %, yaitu menjadi
sebesar sebesar 84.21 %.
, .
= X 100 %
,
= 72.43 %
Produksi batu gamping yang akan di produksi oleh crusher P.12 setelah
perbaikan waktu hambatan akan berubah. Berkurangnya produksi batu gamping
setelah perbaikan waktu hambatan disebabkan oleh pemilihan jumlah produktifitas
batu gamping yang lebih ideal yaitu sebesar 1,491.16 ton/jam.
80
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Waktu kerja produktif berubah menjadi 5,823.16 jam. Berikut merupakan
perhitungan kemampuan produksi crusher setelah perbaikan waktu hambatan
(Lampiran K)
= jam x
Tabel 4.7 Produksi Batu Kapur Sebelum dan Setelah Waktu Perbaikan Hambatan
Produksi Ton
Target 8,667,267.95
sebelum perbaikan 8,923,241.00
setelah perbaikan 8,683,271.82
8,800,000.00
8,750,000.00
8,667,267.95 8,683,271.82
8,700,000.00
8,650,000.00
8,600,000.00
8,550,000.00
8,500,000.00
Target sebelum perbaikan setelah perbaikan
Gambar 4.7 – Diagram Tonase Produksi Batu gamping sebelum dan sesudah
perbaikan waktu hambatan.
81
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Produksi semen (lampiran M) yang ditargetkan untuk crusher P.12 adalah
sebesar 7,118,262.46 ton. Produksi semen oleh P.12 sebelum perbaikan waktu
hambatan (produksi semen aktual periode 13 bulan) menghasilkan sebanyak
7,328,488.22 ton semen. Setelah perbaikan waktu kerja efektif, maka semen yang
akan dihasilkan oleh P.12 adalah sebanyak 7,131,406.10 ton.
RR =
RR = Reduction ratio
Tf = Ukuran feed maksimum (mm)
tp = Ukuran produk maksimum (mm)
RR teoritis =
= 24
Nilai teoritis reduction ratio alat hammer crusher adalah 24, ini menunjukkan
bahwa alat crusher mengerjakan proses peremukan secara optimal. Kondisi aktual
lapangan menunjukkan distribusi ukuran material yang masuk adalah beragam,
dimana ukuran feed dikelompokkan menjadi ukuran feed rata-rata, ukuran feed
82
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
maksimal, dan ukuran feed minimal. Begitu juga dengan distribusi ukuran produk.
Nilai rr yang didapat adalah hasil perhitungan data yang diambil selama penelitian.
Data diambil sebanyak 30 data, di dua hari yang berbeda yaitu ketika crusher dalam
keadaan yang optimal, dan ketika crusher mengalami kerusakan di grate bar.
Pada kondisi aktual ketika crusher bekerja secara optimal berurut dari ukuran
feed rata-rata sebesar 615.95 mm, ukuran feed maksimum sebesar 1064 mm, dan
ukuran feed minimum adalah 236.8 mm. Dan dengan ukuran produk yang
dihasilkan rata-rata adalah sebesar 32.27 mm, ukuran produk maksimum adalah 57
mm, dan ukuran produk minimum adalah 12 mm.
.
RR rata-rata =
.
= 19.09
RR maksimum =
= 18.67
.
RR minimum =
= 19.73
Apabila crusher mengalami kerusakan di grate bar, crusher akan menghasilkan
produk yang berukuran lebih besar dari yang ditetapkan oleh spesifikasi alat, karena
grate bar merupakan alat sebagai penyaring ukuran material yang akan keluar dari
ruang hammer crusher setelah proses peremukan. Pada kondisi aktual ketika
crusher mengalami kerusakan di grate bar, berurut dari ukuran feed rata-rata
sebesar 481.05 mm, ukuran feed maksimum adalah 1077 mm, dan ukuran feed
minimum adalah 155 mm. Dan dengan ukuran produk yang dihasilkan adalah
sebesar 41.2 mm, ukuran produk maksimum adalah 109 mm, dan ukuran produk
minimum adalah 12 mm.
.
RR rata-rata =
.
= 11.68
RR maksimum=
= 9.89
83
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
RR minimum =
= 12.92
Tabel 4.8 Nilai Reduction ratio unit Crushing plant 12.
RR teoritis Crusher Optimal Grate bar Crusher Rusak
RR rata-rata 19.09 11.68
24 RR maksimum 18.67 9.89
RR minimum 19.73 12.92
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai Reduction ratio aktual
alat crusher ketika mesin bekerja secara optimal berurut dari nilai rr rata-rata, nilai
rr maksimum, dan nilai rr minimum adalah sebesar 19.09, 18.67, 19.73. Sedangkan
ketika grate bar crusher mengalami kerusakan, nilai Reduction ratio aktual alat
crusher berurut dari nilai rr rata-rata, nilai rr maksimum, dan nilai rr minimum
adalah sebesar 11.68, 9.89, 12.92. Nilai rr ketika crusher dalam keadaan optimal,
dan ketika grate bar crusher dalam keadaan rusak menunjukkan bahwa kinerja alat
peremuk mereduksi ukuran mengalami penurunan.
84
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ukuran material output yang lebih kecil dari ukuran output yang diperlukan. Maka,
over crushing akan menyebabkan penggunaan daya berlebih.
Ketika nilai rr adalah 19.09 pemakaian jumlah listrik sebesar 2,687.06 kw/jam
(lampiran L.4). Sedangkan ketika nilai rr adalah 11.68, besaran listrik yang terpakai
adalah 4,723.14 kw/jam (Lampiran L.4).
Dari perhitungan di lampiran L.4, diperoleh bahwa crusher P.12 mengalami
over crushing. Dimana nilai rr menurun disebabkan ukuran produk yang mengecil,
maka energi per satuan massa meningkat, sehingga daya listrik yang digunakan
lebih besar. Penggunaan daya yang besar akan menghasilkan banyak produk
material undersize dari yang diperlukan. Selain itu juga, over crushing dapat
mempercepat faktor keausan alat sehingga alat bisa jadi lebih cepat/rentan rusak.
85
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Crusher P.12
Sebelum Sesudah
Perbaikan Perbaikan
Jenis Waktu Waktu Sparklines
Efisiensi Kerja 69.07 72.43
StandBy 19.91 22.31
Repair 11.01 5.27
MA 86.24 93.22
(%)
PA 88.98 94.73
UA 77.62 75.68
Eut 69.07 72.43
Rata-Rata Kesediaan Alat 80.48 84.21
Waktu Hambatan 2,508.22 2,216.84
Waktu Kerja Efektif 5,553.61 5,823.16
Jenis Hambatan
Cek rutin dan Persiapan Awal 156.98 94.3233
Safety Talk 19.47 34.7635
Istirahat 940.5 940.5
(jam/13bulan)
Sampling 4.2 4.2
Maintenance 235.03 254.5
Keterlambatan DT 52.65 52.65
Metal Detect 16.8 16.8
Blockage 10.28 10.28
Kerusakan Mesin 885.62 423.43
(ton/jam) Produktifitas 1,606.75 1,491.16
ton Produksi 8,923,241.00 8,683,271.82
Teoritis Aktual
Reduction Ratio
24.00 19.09
86
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Produksi aktual batu gamping P.12 diperoleh melebihi target produksi yang
ditetapkan yaitu sebesar 8,923,241.00 ton dari target produksi batu gamping yang
sebesar 8,667,267.96 ton. Efisiensi kinerja crusher P.12 PT Indocement Tunggal
Prakarsa periode 13 bulan yang sebesar 69.07% diperoleh tidak optimal karena
produksi batu gamping berlebih sebanyak 255,973.04 ton. Produksi semen P.12
sebelum perbaikan waktu hambatan menghasilkan sebanyak 7,328,488.22 ton
semen. Setelah perbaikan waktu kerja efektif, maka semen yang akan dihasilkan
oleh P.12 adalah sebanyak 7,131,406.10 ton. Jumlah produk semen yang akan
dihasilkan setelah perbaikan waktu hambatan akan menurun sebanyak 197,082.12
ton dari produksi sebelum perbaikan waktu hambatan.
Upaya yang dilakukan untuk mengeoptimalisasi unit crusher P.12 ini adalah
dengan menyesuaikan produktifitas ton/jam batu gamping yang ideal, dan efisiensi
kinerja crusher. Produktifitas yang ideal diambil dari bulan Juli 2018 karena di
bulan tersebut waktu hambatan kerusakan mesin tergolong rendah, dan
melaksanakan tiga sesi perawatan mesin yaitu cek rutin, safety talk, maintenance
berkala.
Produktifitas batu gamping sebagai upaya optimalisasi kinerja crusher adalah
sebesar 1,491.16 ton/jam. Setelah perbaikan waktu hambatan nilai efisiensi crusher
menjadi 72.43%, sehingga jumlah produksi batu gamping periode 13 bulan menjadi
8,683,271.82 ton, yang dimana jumlah ini tidak jauh melebihi dari target yang
ditetapkan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai nilai optimal ini adalah
dengan menyesuaikan waktu cek rutin dan persiapan awal, meningkatkan sesi
safety talk, dan merutinkan waktu untuk maintenance alat sesuaikan jadwal
perawatan mesin dan SOP.
Pada bulan yang tidak tercapai target produksi batu gamping bulanan seperti di
bulan November, Desember, Januari, Februari, Mei, dan Juli disebabkan oleh
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja alat seperti sering terjadinya hambatan
terhadap waktu operasi yaitu hambatan dikarenakan tidak ada umpan akibat
keterlambatan Dump truck mengisi hopper P.12, waktu istirahat berlebih, terdeteksi
87
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
metal di crusher, terjadi blockage di crusher, hambatan akibat bin penuh, Belt
Conveyor yang bermasalah, maintenance dan safety talk yang tidak berkala,
kerusakan mekanik alat, dan kerusakan elektrik.
Setelah perbaikan waktu untuk upaya optimalisasi kinerja crusher di periode
Oktober 2017 – Oktober 2018 waktu kerja efektif crusher adalah sebesar 5,553.61
jam menjadi 5,823.16 jam. Total waktu hambatan dari 2,508.22 jam menjadi
2,216.84 jam. Hambatan stand by sebesar 19.91% menjadi 22.31%, dan hambatan
repair sebesar 11.01% menjadi 5.27 %. Nilai MA sebesar 86.24% menjadi 93.22
%, nilai PA sebesar 88.98% menjadi 94.73 %, nilai UA sebesar 77.62% menjadi
75.68%, dan nilai rata-rata kesediaan alat dari 80.48% menjadi 84.21%.
Nilai rr rata-rata adalah sebesar 19.09, nilai ini adalah lebih kecil dari nilai rr
teoritis yang sebesar 24. Ini menandakan bahwa terjadi penurunan dalam kinerja
peremukan batuan untuk alat tersebut. Selain itu, jumlah listrik yang terpakai ketika
nilai rr 19.09 adalah sebesar 2,687.06 kw/jam, dan ketika nilai rr adalah 11.68
besaran listrik yang terpakai adalah 4,723.14 kw/jam. Ini menunjukkan bahwa
crusher P.12 mengalami over crushing. Dimana nilai rr menurun disebabkan
ukuran produk yang dihasilkan adalah lebih kecil dari yg diperlukan, yaitu sebesar
32 mm, maka energi per satuan massa meningkat, sehingga daya listrik yang
digunakan lebih besar.
5.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Perlu dilakukan manajemen waktu yang lebih baik dan lebih disiplin sesuai
standard operasional procedure untuk unit Crushing plant sehingga kegiatan
produksi berjalan lebih teratur dan lebih terarah.
2. Memperhatikan jadwal perawatan terhadap alat-alat yang digunakan,
terutama pada Crusher dan Belt Conveyor sesuai rekomendasi
manufacturer, dan maintenance, serta pengecekan alat perlu dilakukan
terhadap setiap komponen Crushing plant secara rutin setiap hari Sabtu
sesuai yang ditentukan oleh SOP Limestone Quarry D, agar kehilangan
waktu akibat faktor kerusakan mekanis dapat diminimalisir, dan
memperpanjang umur mesin.
88
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Beban produktifitas ton/jam crusher yang tinggi akan membuat mesin
mudah dan cepat mengalami kerusakan, maka produktifitas (ton/jam) yang
ideal dipilih dari bulan yang memiliki kesediaan sesi cek mesin secara rutin,
safety talk yang rutin, dan maintenance yang berkala, sehingga waktu
hambatan kerusakan dapat diperoleh terendah.
4. Menghilangkan hambatan kekurangan umpan di hopper akibat
keterlambatan Dump truck dianjurkan dengan cara pengisian oleh dump
truck sebanyak 6 kali setiap 11 menit.
5. Perlu ada penambahan jumlah dump truck yang beroperasi di musim hujan
untuk mengurangi hambatan akibat keterlambatan dump truck.
6. Tetap memperhatikan faktor keselamatan kerja didalam dan diseputar Unit
Crusher P.12 untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja dan pencemaran
lingkungan semaksimal mungkin.
89
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Buku
A. Gupta, and D.S Yan. 2008. Mineral Processing Design and Operation, An
Introduction. Elsevier, Oxford UK.
Metso Corporation, Metso; Expect Results, 11th Edition, 2018, Basics in Minerals
Processing.
Martodjojo, S., 2003, Evolusi Cekungan Bogor Jawa Barat: ITB Press, Indonesia
Rachmawati, A., Tri W., Krisnanto, 2018, Menghitung Neraca Massa dan Neraca
Panas pada Rotary Kiln Plant 7, Laporan KP, PT ITP.
Taggart, Arthur F. 1954. Handbook of Mineral Dressing. New York: Chapman and
Feal Limited, John Wiley and Sons, Inc.
90
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Will, T.W., Miller. 1935. Crusher for Stones and Ore, Publication LTD, Salisbury
House of London.
Laman Web
https://tafsirweb.com/4616-surat-al-isra-ayat-12.html
http://www.indocement.co.id/v5/id/company/indocement-in-brief/brief-
description
https://www.911metallurgist.com/blog/wp-
content/uploads/2016/02/Crushing_Handbook.pdf
https://docplayer.info/45461174-Geologi-lingkungan-untuk-penentuan-koefisien-
dasar-bangunan-wilayah-cibinong-dan-sekitarnya.html
https://docplayer.info/45461174-Geologi-lingkungan-untuk-penentuan-koefisien-
dasar-bangunan-wilayah-cibinong-dan-sekitarnya.html
Dokumen
91
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN
92
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN A
SPESIFIKASI CRUSHER
93
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sumber: ThyssenKrupp Industrial Solution, Mining Division PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk.
Dimana:
1. Feed Hopper
2. Feed Conveyor
3. Chain Scraper
4. Hammer Crusher
5. Crusher Discharge Belt
6. Filter system 80 000 m3/h
7. Crane
Capacity : 200 m3
Filling Level Monitoring Unit : Ultrasonic sensor FDU 93
94
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran A.3 Spesifikasi Feed Conveyor
95
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran A.7 Spesifikasi Hydraulic Unit
For pinion shaft assembly, grate basket trolley, rear flap opening and
rotor slewing equipment:
96
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran A.10 Spesifikasi Crusher Discharge Belt
Tipe : PSAM 3 600 X 16 000
Belt width : 3 600 mm
Centre Distance : 16 000 mm
Angle of incline of belt : 9°
Conveying Speed : 0.61 m/s
Conveyor Belt : Belt 3 600 EP 630/4 8:3 Y – endless – GI
97
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN B
KAPASITAS TEORITIS HAMMER CRUSHER
TA = T x Kc x Km x Kf
Dimana:
98
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN C
CYCLE TIME DUMP TRUCK
Waktu Edar Alat Angkut / Dump Truck (detik)
No Posisi Muat Di Isi Jalan Isi Antri Crusher Posisi Dumping Dumping Jalan Kosong Antri DT Jumlah CT (Menit)
1 28.57 189 453 256.2 26.56 34.1 426.6 0 1414.03 23.57
2 31.38 127.8 312 0 22.29 32.15 326.4 0 852.02 14.2
3 22.82 90.6 274.8 0 21.35 30.8 319.8 0 760.17 12.67
4 20.96 91.8 310.2 0 26.04 26.02 367.2 0 842.22 14.04
5 42.03 88.2 305.4 0 26.92 26.58 364.2 0 853.33 14.22
6 22.09 93 304.8 0 24.76 28.86 329.4 0 802.91 13.38
7 23 90 325.2 0 26.43 28.79 334.8 0 828.22 13.8
8 27.24 91.8 306 0 26.56 27.36 329.4 0 808.36 13.47
9 28.2 93 302.4 0 25.35 26.35 331.8 0 807.1 13.45
10 25.79 93.6 303 0 25.62 30.46 310.8 0 789.27 13.15
11 21.63 139.8 275.4 0 25.33 27.76 310.8 0 800.72 13.35
12 74.4 135.6 325.8 0 29.46 29.87 312.6 0 907.73 15.13
13 24.55 90 307.2 0 23.22 27.15 313.2 0 785.32 13.09
14 28.12 86.4 313.2 0 27.05 26.22 307.8 0 788.79 13.15
15 30.03 123.6 305.4 0 26.13 26.34 360.6 0 872.1 14.54
99
16 25.11 84.6 273 0 25.1 28.12 320.4 0 756.33 12.61
17 29.02 122.4 306.6 0 26.22 26.24 360 0 870.48 14.51
18 27.27 87.6 262.2 132 42.78 25 309 8.28 894.13 14.9
19 22.81 121.2 300 187.2 68.4 27.06 300 3.04 1029.71 17.16
20 38.17 152.4 272.4 0 24.14 29.01 274.2 1.22 791.54 13.19
21 22.27 185.4 302.4 0 24.31 25.24 319.8 37.3 916.72 15.28
22 30.42 183.6 303.6 0 26.13 27.21 304.8 1.14 876.9 14.62
23 23.7 190.2 300 132 62.4 24.04 262.2 4.27 998.81 16.65
24 40.02 153 267.6 0 22.88 26.68 302.4 7.12 819.7 13.66
25 62.4 184.2 273.6 0 26.62 26.49 302.4 1.04 876.75 14.61
26 32.73 189.6 301.8 0 26.9 24.09 134.4 0 709.52 11.83
27 29.7 91.2 273 0 25.55 23.04 309 0 751.49 12.52
28 25.09 92.4 387 0 38.43 20.09 373.2 48.55 984.76 16.41
29 17.08 122.4 379.8 0 33.09 23.45 327 0 902.82 15.05
30 37.22 89.4 322.2 0 34.01 27.4 305.4 0 815.63 13.59
Rata-rata 14.39333333
Capacity : 200 m3
Filling Level Monitoring Unit : Ultrasonic sensor FDU 93
Secara teoritis:
Kapasitas Hopper = Volume hopper x max. Density limestone
= 200 m³ x 2.5 ton/m³
= 500 ton.
Densitas Batu Gamping dilapangan berdasarkan lampiran E:
Swell Factor
Parameter Density Insitu Density Loose
m (gram) 400 77 400 77
V (ml) 180 20 250 40
Ρ 2.222222222 3.85 1.6 1.925
ρ rata-rata 3.036111111 1.7625
(Sumber: Proses Control Monitoring Departement)
100
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN E
DENSITAS BATU GAMPING
101
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN F
RITASE DAN PAYLOAD DUMP TRUCK UNTUK P.12
F.1 Jumlah Ritase per jam
Ritase adalah dihitung per satu kali muat dan bongkar barang. Ritase dump truck
dihitung supaya bisa dicari banyak pengisian yang ideal untuk memenuhi
target produksi per hari. Setiap percobaan dilakukan selama 1 jam.
percobaan 1
Minute
nomer waktu pengisian banyak
no. dt Isi kembali pengisian
1 90 7.5 7.5 4
2 91 10 10 3
3 92 7.5 7.5 4
4 98 15 15 2
5 99 15 15 2
6 100 7.5 7.5 4
7 111 10 10 3
8 112 10 10 3
9 114 15 15 2
Total pengisian 27
Total ritase 54
102
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
percobaan 2
Minute
nomer waktu pengisian banyak
no. dt Isi Kembali pengisian
1 90 7.5 7.5 4
2 91 10 10 6
3 92 7.5 7.5 4
4 98 15 15 2
5 99 15 15 2
6 100 10 10 3
7 111 7.5 7.5 4
8 112 10 10 3
9 114 10 10 3
Total pengisian 31
Total ritase 62
percobaan 3
Minute
nomer waktu pengisian banyak
no. dt Isi kembali pengisian
1 90 12 12 5
2 91 12 12 5
3 92 12 12 5
4 98 12 12 5
5 99 7.5 7.5 4
6 100 7.5 7.5 4
7 111 7.5 7.5 4
8 112 7.5 7.5 4
9 114 7.5 7.5 4
Total pengisian 40
Total ritase 80
103
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
percobaan 4
Minute
nomer waktu pengisian banyak
no. dt Isi Kembali pengisian
1 91 10 10 3
2 92 7.5 7.5 4
3 98 10 10 3
4 100 10 10 3
5 111 30 30 1
6 112 7.5 7.5 4
7 114 10 10 3
8 0 0 0 0
9 0 0 0 0
Total pengisian 21
Total ritase 42
percobaan 5
Minute
nomer Waktu pengisian banyak
no. dt Isi kembali pengisian
1 85 7.5 7.5 4
2 91 7.5 7.5 4
3 92 7.5 7.5 4
4 98 10 10 3
5 110 10 10 3
6 111 10 10 3
7 112 10 10 3
8 114 10 10 3
9 0 0 0 0
Total pengisian 27
Total ritase 54
104
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rata-rata rit =
= 58 rit / jam
Dari 5 percobaan diatas maka diperoleh rata-rata ritase dump truck dalam sejam
adalah sebesar 58 rit /jam. Dari perhitungan ritase maka:
1. Kapasitas crusher dapat menampung 2,000 ton batu kapur per jam, maka
apabila secara maksimal, crusher bisa menerima 66 rit/jam.
2. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan target produksi sejam yang sebesar
1,081 ton, maka jumlah ritase yang ideal adalah cukup 36 ritase / jam saja.
F.2 Payload DT
Payload dump truck di hitung karena pt itp tidak memiliki weighing sebelum
material masuk ke dalam crusher, sehingga perlu dipastikan jumlah berat material
(feed) yang akan masuk kedalam crusher.
11 56 26 64.8
lokasi 450
12 62 27 64
waktu Selasa, 9 Oktober 2018
13 63 28 60
jenis
14 64 29 63
DT Komatsu HD 465-112
15 64 30 65
Data Payload (ton)
Rata-
No Tonase No Tonase
Rata 57.95666667
1 65 16 50.1
2 62.5 17 55.1 Lokasi 390
3 51.2 18 63 Waktu Selasa, 9 Oktober 2018
4 51.8 19 62.5 jenis
5 50 20 50.6 DT Komatsu HD 605-112
6 55 21 56.3 Data Payload (ton)
7 51.1 22 63 No Tonase No Tonase
8 52 23 57 1 64 16 63.7
9 50 24 57.7 2 64.7 17 65
10 50 25 59 3 55.8 18 65
105
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4 61.2 19 62 11 53 26 52.9
5 62.6 20 59.6 12 60 27 63
6 62.8 21 59 13 62 28 51
7 60 22 60 14 65 29 60
8 59 23 65 15 64 30 65
9 62 24 65 Rata-
10 65 25 57 Rata 60.78
11 53 26 61.7
12 64.9 27 63 lokasi 450
13 62 28 51 waktu Rabu, 10 Oktober 2018
14 65 29 64 jenis DT Komatsu HD 465-112
15 64 30 65 Data Payload (ton)
Rata- No Tonase No Tonase
Rata 61.73333333 1 52 16 62.4
2 54.5 17 65
3 55.8 18 65
Lokasi 405
4 51 19 62
Waktu Rabu, 10 Oktober 2018
5 62.6 20 55.3
jenis DT Komatsu HD 605-112
6 62.8 21 59
Data Payload (ton)
7 60 22 60
No Tonase No Tonase
8 55.7 23 53
1 62 16 62.4
9 62 24 57
2 64.7 17 65
10 55 25 57
3 55.8 18 65
11 53 26 52.9
4 61.2 19 62
12 60 27 53
5 62.6 20 55.3
13 60 28 51
6 62.8 21 59
14 55 29 60
7 60 22 60
15 64 30 65
8 55.7 23 65
Rata-
9 62 24 65
Rata 58.03333333
10 65 25 57
106
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lokasi 465
Lokasi 405
waktu Kamis, 11 Oktober 2018
Waktu Kamis, 11 Oktober 2018
jenis
jenis
DT Komatsu HD 465-112
DT Komatsu HD 605-112
Data Payload (ton)
Data Payload (ton)
No Tonase No Tonase
No Tonase No Tonase
1 61 16 63.7
1 52 16 62.4
2 52 17 65
2 54.5 17 65
3 55.8 18 65
3 58.5 18 65
4 61.2 19 62
4 51 19 52
5 62.6 20 59
5 62.6 20 55.3
6 62.8 21 59.7
6 62.8 21 59
7 60 22 60
7 60 22 60
8 61 23 58.6
8 55.7 23 53
9 62.3 24 64.2
9 62 24 57
10 65 25 57
10 55 25 57
11 53 26 61.7
11 53 26 52.9
12 64.9 27 63
12 51.6 27 53
13 62 28 51
13 60 28 51
14 65 29 61.8
14 55 29 60
15 64 30 57.4
15 56.1 30 65
Rata-
Rata-
Rata 60.72333333
Rata 57.24666667
107
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran F.3
. . . . . .
Rata-rata Payload =
= 59.41
Jumlah dt yang diperlukan untuk mengisi hopper supaya tidak dalam keadaan
kosong :
Kapasitas hopper =
, /
= 11 menit
= 5.92
= 6 DT dalam 11 menit.
108
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN G
HARI KERJA DAN KETERANGAN HARI LIBUR
109
17: hari raya nyepi; 31:sabtu;
Maret 2018 26021.38024 27072.55556 30 27 22 5 4 4,25: minggu
Aprill 2018 26601.49086 30670.58621 29 29 25 4 1 14: isra miraj
1:hari buruh; 5,19,26:sabtu;
Mei 2018 24287.05925 23971.58333 30 24 20 4 7 6,20,27:minggu
Juni 2018 23128.53927 27063.33333 27 18 15 3 12 27:pilkada; 2,9,16,23,30:sabtu
110
Aprill 2018 771,443.20 889,447.00 696 547.97 148.03
Mei 2018 582,889.40 575,318.00 576 390.27 185.73
Juni 2018 416,313.70 487,140.00 432 329.25 102.75
Juli 2018 644,222.70 633,844.00 576 425.07 150.93
Agustus 2018 692,536.30 816,872.00 720 516.38 203.62
Septemberr 2018 759,920.20 797,666.00 672 493.32 178.68
Oktober 2018 663,387.50 666,238.00 720 444.50 275.50
Total 13 bulan 8 667 267.95 8 923 241.00 8040 5 553.61 2 486.39
Rata –rata 666,712.90 686,403.20 427.20 191.26
111
Aprill 2018 26,601.49 1,108.40 30,670.59 1,623.17
Mei 2018 24,287.06 1,011.96 23,971.58 1,474.17
Juni 2018 23,128.54 963.69 27,063.33 1,479.54
Juli 2018 26,842.61 1,118.44 26,410.17 1,491.16
Agustus 2018 23,084.54 961.86 27,229.07 1,581.91
Septemberr 2018 27,140.01 1,130.83 28,488.07 1,616.95
Oktober 2018 22,112.92 921.37 22,207.93 1,498.85
Rata-rata 25,950.63 1,081.28 26,607.99 1,609.38
112
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN I
HAMBATAN CRUSHER P.12 SEBELUM PERBAIKAN WAKTU HAMBATAN
Month 2017 2018
Parameter Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt total
T (jam) Jam Tersedia 648 648 552 624 528 648 696 576 432 576 720 672 720 8040
W (jam) Jam Produktif 471.12 367.52 273.55 481.64 373.13 439.90 547.97 390.27 329.25 425.07 516.38 493.32 444.50 5553.61
cek rutin 24.68 19.60 19.75 21.40 19.30 4.43 8.63 5.33 1.63 6.65 13.87 6.20 5.50 156.98
no feed 7.55 6.35 6.22 6.57 9.52 4.00 2.62 2.30 0.43 1.62 0.97 1.53 2.98 52.65
safety talk 0.00 1.67 1.00 4.38 2.87 1.00 0.00 2.17 0.00 3.17 3.22 0.00 0.00 19.47
Istirahat 83.83 45.75 83.83 71.90 77.17 71.00 85.75 55.67 55.40 64.73 78.88 74.92 91.67 940.50
MD 3.12 2.43 1.63 0.67 2.07 0.42 0.73 0.00 0.33 0.15 1.27 1.47 2.52 16.80
ganti supply 2.02 0.33 0.00 0.33 2.85 2.12 1.27 0.00 0.00 1.58 2.58 1.83 1.00 15.92
pindah jalur 0.87 0.67 1.13 2.00 0.25 0.00 0.28 0.27 1.42 1.15 0.33 1.70 0.17 10.23
Stand By (jam) 137.40 108.33 143.77 135.56 146.18 176.98 125.38 97.63 73.17 112.35 114.83 106.47 122.72
blockade 0.10 2.35 0.00 3.22 0.00 0.00 1.87 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.75 10.28
113
sampling 0.17 0.23 0.30 0.38 0.10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.13 2.88 0.00 0.00 4.20
blasting 0.17 0.00 0.00 0.00 0.50 1.28 1.78 0.50 0.00 0.75 0.00 1.48 0.00 6.47
binfull 0.60 0.00 0.00 1.35 5.22 2.68 4.55 2.97 1.78 1.25 4.95 7.47 5.85 38.67
BC trouble 14.30 26.80 11.40 23.37 22.56 88.45 8.30 28.43 12.17 6.67 5.88 5.67 10.28 264.28
lain-lain 0.00 2.15 2.50 0.00 3.78 1.60 1.60 0.00 0.00 0.00 0.00 4.20 0.00 15.83
Planned Maintenance 0.00 0.00 16.00 0.00 0.00 0.00 8.00 0.00 0.00 24.50 0.00 0.00 0.00 48.50
Mekanik 37.97 71.15 0.00 1.17 7.82 15.25 22.30 80.20 18.00 31.85 84.48 58.68 144.85 573.72
Repair (jam) Elektrik 1.52 39.48 5.00 172.15 4.15 134.68 5.63 6.80 0.87 8.68 15.87 31.12 0.35 22.65 7.90 88.10 11.58 29.58 6.73 38.58 4.30 88.78 5.03 72.22 7.93 152.78 76.87
scheduled maintenance 0.00 96.00 130.53 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8.50 0.00 235.03
total waktu hambatan 176.88 280.48 278.45 142.36 154.87 208.10 148.03 185.73 102.75 150.93 203.62 178.68 275.50 2486.39
produksi (ton) 815927 604559 493802 778966 632503 730959 889447 575318 487140 633844 816872 797666 666238 8923241.00
ton/jam 1731.9 1644.984 1805.162 1617.331 1695.11 1661.648 1623.165 1474.166 1479.544 1491.163 1581.909 1616.945 1498.847942 1606.75
eut 72.70318 56.71554 49.55616 77.18537 70.66931 67.8858 78.73142 67.75463 76.21528 73.79635 71.71995 73.41022 61.73612 69.07
ma 92.26726 68.10068 67.00825 98.6078 97.72579 93.39372 96.03064 81.58317 91.75569 91.67836 85.32912 87.23035 74.4203 86.25
jenis hambatan frekuensi/bulan okt 17 nov dec Jan feb mar Apr mei Jun jul aug sep okt 18 Total
Elektrik 2 1 4 7 2 9 2 5 6 8 7 5 9 67
Repair Mekanik 7 15 0 3 5 5 8 8 6 5 12 7 27 108
Maintenance 0 4 9 0 0 0 1 0 0 3 0 1 0 18
No Feed 24 22 21 22 24 9 8 10 3 5 9 9 8 174
Binfull 2 0 0 3 1 3 12 6 3 6 12 14 13 75
114
BC Trouble 17 36 10 23 14 29 15 31 26 14 14 8 12 249
Metal Detected 10 11 3 4 7 1 3 0 1 2 6 4 2 54
Blasting 1 0 0 0 1 3 2 1 0 1 0 3 0 12
Ganti Supply 3 1 0 1 5 3 3 0 0 3 5 3 2 29
Stand By
Blockade 1 1 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 6
Pindah Jalur/dumper 2 1 2 2 3 0 2 2 3 2 3 2 2 26
Sampling 1 2 2 3 1 0 0 0 0 1 0 0 0 10
Safety Talk 0 2 1 4 3 1 0 2 0 3 3 0 3 22
Check rutin 42 38 35 37 33 7 10 6 3 7 17 10 12 257
okt 2017 Nov-17 Dec-17 Jan-18 feb mar apr mei jun j ul aug sep okt 18
jenis hambatan frekuensi jam frekuensi jam frekuensi jam frekuensi jam frekuensi jam frekuensi jam frekuensi jam frekuensi jam frekuensi jam frekuensi jam frekuensi jam frekuensi jam frekuensi jam
Elektrik 2 0.758 1 5.000 4 1.038 7 0.805 2 0.433 9 1.763 2 0.175 5 1.580 6 1.931 8 0.842 7 0.614 5 1.007 9 0.881
Mekanik 7 5.424 15 4.743 0 0.000 3 0.389 5 1.563 5 3.050 8 2.788 8 10.025 6 3.833 5 6.370 12 7.040 7 8.383 27 5.365
Maintenance 0 0.000 4 24.000 9 14.504 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 8.000 0 0.000 0 0.000 3 8.167 0 0.000 1 8.500 0 0.000
No Feed 24 0.315 22 0.289 21 0.296 22 0.298 24 0.397 9 0.444 8 0.327 10 0.230 3 0.144 5 0.323 9 0.107 9 0.170 8 0.373
Binfull 2 0.300 0 0.000 0 0.000 3 0.450 1 0.183 3 0.894 12 0.379 6 0.494 3 0.594 6 0.208 12 0.413 14 0.533 13 0.450
BC Trouble 17 0.647 36 0.744 10 1.140 23 0.876 14 0.879 29 3.050 15 0.553 31 0.917 26 0.468 14 0.476 14 0.420 8 0.708 12 0.857
115
Metal Detected 10 0.312 11 0.221 3 0.544 4 0.167 7 0.295 1 0.417 3 0.244 0 0.000 1 0.333 2 0.075 6 0.211 4 0.367 2 0.708
Blasting 1 0.167 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.500 3 0.428 2 0.892 1 0.500 0 0.000 1 0.750 0 0.000 3 0.494 0 0.000
Ganti Supply 3 0.672 1 0.333 0 0.000 1 0.333 5 0.570 3 0.706 3 0.422 0 0.000 0 0.000 3 0.528 5 0.517 3 0.611 2 0.500
Blockade 1 0.100 1 2.200 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 2 0.933 0 0.000 0 0.000 2 0.458 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Pindah Jalur/dumper 2 0.433 1 0.667 2 0.567 2 1.000 3 0.083 0 0.000 2 0.142 2 0.133 3 0.472 2 0.575 3 0.111 2 0.850 2 0.083
Sampling 1 0.167 2 0.117 2 0.150 3 0.128 1 0.100 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.133 0 0.000 0 0.000 0 0.000
Safety Talk 0 0.000 2 0.833 1 1.000 4 1.096 3 0.956 1 1.000 0 0.000 2 1.083 0 0.000 3 1.056 3 1.072 0 0.000 3 0.917
Check rutin 42 0.588 38 0.516 35 0.564 37 0.578 33 0.585 7 0.633 10 0.863 6 0.889 3 0.544 7 0.950 17 0.816 10 0.620 12 0.458
500
400
Durasi (Jam)
284 264
300
192
200 157
77
100 53 39 19 17 16 16 10 10 6 4
0
Jenis Hambatan
116
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dumptruck, alat berat lainnya, dan kegiatan pembersihan area/mesin.
Dimana kedua jenis ini terjadi sama-sama 16 jam
12. Blockage di crusher, dan Terjadi kegiatan pindah jalur DT atau pindah
jalur Belt Conveyor di tengah waktu produksi. Dimana dua hambatan ini
sama-sama terjadi selama 10 jam
13. Blasting, selama 6 jam
14. Sampling, selama 4 jam
durasi
(jam/1x tingkat
jenis hambatan kejadian) frekuensi perbaikan
Elektrik 4 4 4
Mekanik 4 4 4
Maintenance 4 2 4
No Feed 2 4 3
Binfull 2 4 3
BC Trouble 3 4 4
Metal Detected 2 4 2
Blasting 3 2 1
Ganti Supply 2 3 1
Blockade 3 1 3
Pindah Jalur/dumper 2 3 2
Sampling 1 1 1
Safety Talk 3 2 1
Check rutin 3 4 1
lain 3 2 1
total
durasi
(jam/1x tingkat
no. jenis hambatan kejadian) frekuensi perbaikan
1 Elektrik 1.29 67 4
2 Repair Mekanik 4.54 108 4
3 Maintenance 12.63 18 4
4 No Feed 0.3 174 3
5 Binfull 0.45 75 3
6 BC Trouble 0.90 249 4
7 Metal Detected 0.30 54 2
8 Blasting 0.53 12 1
9 Ganti Supply 0.40 29 1
Stand By
10 Blockade 0.92 6 3
11 0.39
Pindah Jalur/dumper 26 2
12 Sampling 0.13 10 1
13 Safety Talk 1.00 22 1
14 Check rutin 0.66 257 1
15 lain 0.75 22 1
117
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Keterangan:
Keterangan
Durasi tingkatan
jam / 1xfrekuensi
Sebentar 1 x < 0.30
Sedang 2 0.30 ≤ X < 0.5
Lama 3 0.5 ≤ x ≤ 1.0
sangat lama 4 1.0 < x
Perbaikan tingkatan
Diabaikan 1
Mudah 2
Sedang 3
Sulit 4
118
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Data diatas menunjukkan bahwa plot point yang semakin ke kanan atas dan terlihat
paling jauh menunjukkan bahwa durasi hambatan terjadi semakin lama, frekuensi
kejadian semakin banyak, dan tingkat perbaikan hambatan tersebut semakin sulit.
Point warna biru menunjukkan titik yang atas kanan, ini menunjukkan bahwa
hambatan tersebut berdurasi sangat lama, dengan tingkat perbaikan yang sulit.
Hambatan ini adalah hambatan akibat elektrik, mekanis alat, dan maintenance alat.
Point yang berwarna ungu menjelaskan bahwa durasi hambatan adalah sedang, tapi
apabila point semakin keatas, menandakan bahwa tingkat perbaikan hambatan
tersebut semakin sulit seperti misalnya titik ungu paling bawah adalah hambatan
safety talk dan blasting. Kedua hambatan ini merupakan hambatan yang berdurasi
lama , dan ber frekuensi jarang, dengan tingkat perbaikan yang mudah. Sedangkan
point ungu yang paling atas adalah hambatan Belt Conveyor, ini menadakan bahwa
durasi hambatan tersebut terjadi lama, dengan frekuensi yang sering, dan tingkat
perbaikan yang sulit juga.
Point warna merah adalah hambatan no feed dan binfull, dengan durasi sedang, dan
frekuensi yang sering terjadi, serta tingkat perbaikan sedang.
Point berwarna coklat yang berada di depan adalah hambatan akibat pindah bc/dt,
dan point berwarna coklat yang berada di belakang adalah adalah hambatan akibat
md karena frekuensi hambatan akibat metal detected lebih banyak terjadi daripada
hambatan akibat pergantian jalur di tengah waktu pekerjaan.
Point berwarna hijau menunjukkan hambatan akibat pergantian supply material di
tengah waktu pekerjaan. Hambatan ini berdurasi sedang, dengan frekuensi tingkat
sedang, namun dengan tingkat perbaikan yang mudah.
Point berwarna biru paling bawah kiri adalah hambatan yang diakibatkan sampling.
Hambatan ini berdurasi sebentar, dengan frekuensi yang jarang, dan dengan tingkat
perbaikan yang mudah.
Gambar ini menunjukkan bahwa apabila point semakin ke kiri, mengarah ke bawah
dan di depan maka suatu hambatan tersebut semakin berdurasi pendek, dan
frekuensi yang semakin jarang terjadi, dengan tingkat perbaikan yang semakin
mudah. Namun apabila point menunjukan semakin ke kanan, mengarah ke atas dan
berada di belakang menandakan bahwa hambatan tersebut berdurasi semakin
panjang, semakin sering terjadi, dengan tingkat perbaikan yang semakin sulit.
119
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN K
PERBAIKAN WAKTU HAMBATAN CRUSHER P.12
Month 2017 2018
Parameter Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt total
T (jam) Jam Tersedia 648 648 552 624 528 648 696 576 432 576 720 672 720 8040
W (jam) Jam Produktif 444.85 490.03 382.75 472.77 361.78 415.90 530.85 415.78 302.25 425.07 549.80 499.78 531.53 5823.16
cek rutin 24.68 6.65 6.65 6.65 6.65 4.43 6.65 5.33 1.63 6.65 6.65 6.20 5.50 94.32
no feed 7.55 6.35 6.22 6.57 9.52 4.00 2.62 2.30 0.43 1.62 0.97 1.53 2.98 52.65
safety talk 3.17 1.67 1.00 4.00 2.87 1.00 3.17 2.17 3.00 3.17 3.22 3.17 3.17 34.76
Istirahat 83.83 45.75 83.83 71.90 77.17 71.00 85.75 55.67 55.40 64.73 78.88 74.92 91.67 940.50
MD 3.12 2.43 1.63 0.67 2.07 0.42 0.73 0.00 0.33 0.15 1.27 1.47 2.52 16.80
ganti supply 2.02 0.33 0.00 0.33 2.85 2.12 1.27 0.00 0.00 1.58 2.58 1.83 1.00 15.92
120
pindah jalur 0.87 0.67 1.13 2.00 0.25 0.00 0.28 0.27 1.42 1.15 0.33 1.70 0.17 10.23
Stand By (jam) blockade 0.10 164.57 2.35 119.39 0.00 130.67 3.22 144.43 0.00 157.54 0.00 200.98 1.87 126.56 0.00 121.63 0.00 100.16 0.00 112.35 0.00 131.62 0.00 133.63 2.75 149. 88 10.28
sampling 0.17 0.23 0.30 0.38 0.10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.13 2.88 0.00 0.00 4.20
blasting 0.17 0.00 0.00 0.00 0.50 1.28 1.78 0.50 0.00 0.75 0.00 1.48 0.00 6.47
binfull 0.60 0.00 0.00 1.35 5.22 2.68 4.55 2.97 1.78 1.25 4.95 7.47 5.85 38.67
BC trouble 14.30 26.80 11.40 23.37 22.56 88.45 8.30 28.43 12.17 6.67 5.88 5.67 10.28 264.28
lain-lain 0.00 2.15 2.50 0.00 3.78 1.60 1.60 0.00 0.00 0.00 0.00 4.20 0.00 15.83
Planned Maintenance 24.00 24.00 16.00 24.00 24.00 24.00 8.00 24.00 24.00 24.50 24.00 24.00 24.00 288.50
Mekanik 31.85 31.85 31.85 1.17 7.82 15.25 31.85 31.85 18.00 31.85 31.85 31.85 31.85 328.88
Repair (jam) Elektrik 6.73 38.58 6.73 38.58 6.73 38.58 5.63 6.80 0.87 8.68 15.87 31.12 6.73 38.58 6.73 38.58 11.58 29.58 6.73 38.58 6.73 38.58 6.73 38.58 6.73 38.58 94.55
RR teoritis =
RR teoritis =
= 24
Nilai Reduction ratio yang dimiliki double hammer crusher P.12 adalah 24.
121
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
L.2 Ukuran material Crusher dalam keadaan Optimal
Umpan Produk
no. Ukuran (mm) no. Ukuran (mm)
1 698 1 49
2 107.8 2 57
3 737 3 47
4 338.1 4 43
5 236.8 5 43
6 464.7 6 40
7 764 7 41
8 792 8 35
9 405 9 31
10 736 10 28
11 773 11 24
12 723 12 41
13 715 13 40
14 434 14 39
15 745 15 37
16 347 16 36
17 750 17 24
18 720 18 32
19 270 19 31
20 770 20 46
21 275 21 24
22 803 22 19
23 907 23 16
24 900 24 16
25 337 25 27
26 275 26 25
27 988 27 16
28 1064 28 19
29 356 29 12
30 1047 30 30
122
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
L.3 Ukuran material ketika grate bar crusher mengalami Kerusakan
umpan produk
ukuran ukuran
no. (mm) no. (mm)
1 236 1 109
2 1077 2 108
3 155 3 83
4 338.1 4 66
5 236.8 5 79
6 465.7 6 47
7 336.9 7 43
8 409 8 42
9 405 9 49
10 390 10 41
11 773 11 44
12 723 12 40
13 715 13 36
14 434 14 39
15 1043 15 39
16 347 16 37
17 341 17 35
18 220 18 32
19 270 19 28
20 210 20 31
21 275 21 29
22 988 22 27
23 1064 23 25
24 356 24 24
25 337 25 24
26 380 26 24
27 486 27 19
28 281 28 12
29 763 29 12
30 376 30 12
123
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
L.4 Hubungan nilai Reduction ratio vs Pemakaian Energi Listrik P.12
124
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Besar daya yang digunakan dalam crusher mempengaruhi ukuran output yang akan
di produksi. Semakin besar daya yang diberikan oleh crusher, semakin besar gaya
yang berlaku dalam peremukan batuan, sehingga ukuran output akan menjadi
semakin kecil, dan undersize akan diperoleh.
, .
=
.
= 2,687.06 kw/jam
= 4,723.14 kw/jam
125
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN M
PERHITUNGAN PRODUKSI SEMEN
1. Target
Target Produksi Semen seluruh Pabrik Citeureup di periode okt17-okt18
= 14,868,466.03 ton semen.
90 % target semen adalah semen OPC
= 13,381,619.43
Target produksi batu gamping P.12 untuk OPC
= 8,667,268.0 ton
2. Semen yang akan dihasilkan oleh target produksi batu gamping P.12
Klinker = ton batu gamping X faktor koreksi X rasio batu gamping
.
Klinker = 8,667,268.0 X X
.
= 8,667,268.0 X
= 6,890,478.06 ton
Target Semen OPC dari P.12 = klinker X rasio klinker
= 6,890,478.06 X
.
1. Semen yang dihasilkan oleh produksi batu gamping P.12 sebelum perbaikan
waktu hambatan.
.
Klinker = 8,923,241.00 X X
.
= 8,923,241.00 X
= 7,093,976.60 ton
126
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Semen OPC dari P.12 = klinker X rasio klinker
= 7,093,976.60 X
.
2. Semen yang akan dihasilkan oleh produksi batu gamping P.12 setelah
perbaikan waktu hambatan
.
Klinker = 8,683,271.82 X X
.
= 8,683,271.82 X
= 6,903,201.10 ton
= 6,903,201.10 X
.
127
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN N
EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS TIAP BULAN
N.1 Sebelum Perbaikan Waktu Hambatan
128
sampling 0.17 0.23 0.30 0.38 0.10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.13 2.88 0.00 0.00
blasting 0.17 0.00 0.00 0.00 0.50 1.28 1.78 0.50 0.00 0.75 0.00 1.48 0.00
binfull 0.60 0.00 0.00 1.35 5.22 2.68 4.55 2.97 1.78 1.25 4.95 7.47 5.85
BC trouble 14.30 26.80 11.40 23.37 22.56 88.45 8.30 28.43 12.17 6.67 5.88 5.67 10.28
lain-lain 0.00 2.15 2.50 0.00 3.78 1.60 1.60 0.00 0.00 0.00 0.00 4.20 0.00
Planned Maintenance 0.00 0.00 16.00 0.00 0.00 0.00 8.00 0.00 0.00 24.50 0.00 0.00 0.00
Mekanik 37.97 71.15 0.00 1.17 7.82 15.25 22.30 80.20 18.00 31.85 84.48 58.68 144.85
Repair (jam) Elektrik 1.52 39.48 5.00 172.15 4.15 134.68 5.63 6.80 0.87 8.68 15.87 31.12 0.35 22.65 7.90 88.10 11.58 29.58 6.73 38.58 4.30 88.78 5.03 72.22 7.93 152.78
scheduled maintenance 0.00 96.00 130.53 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8.50 0.00
total waktu hambatan 176.88 176.88 280.48 280.48 278.45 278.45 142.36 142.36 154.87 154.87 208.10 208.10 148.03 148.03 185.73 185.73 102.75 102.75 150.93 150.93 203.62 203.62 178.68 178.68 275.50 275.50
produksi (ton) 815927 604559 493802 778966 632503 730959 889447 575318 487140 633844 816872 797666 666238
ton/jam 1731.9 1644.984 1805.162 1617.331 1695.11 1661.648 1623.165 1474.166 1479.544 1491.163 1581.909 1616.945 1498.848
eut 72.70318 56.71554 49.55616 77.18537 70.66931 67.8858 78.73142 67.75463 76.21528 73.79635 71.71995 73.41022 61.73612
129
pindah jalur 0.87 0.67 1.13 2.00 0.25 0.00 0.28 0.27 1.42 1.15 0.33 1.70 0.17 10.23
Stand By (jam) blockade 0.10 164.57 2.35 119.39 0.00 130.67 3.22 144.43 0.00 157.54 0.00 200.98 1.87 126.56 0.00 121.63 0.00 100.16 0.00 112.35 0.00 131.62 0.00 133.63 2.75 149. 88 10.28
sampling 0.17 0.23 0.30 0.38 0.10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.13 2.88 0.00 0.00 4.20
blasting 0.17 0.00 0.00 0.00 0.50 1.28 1.78 0.50 0.00 0.75 0.00 1.48 0.00 6.47
binfull 0.60 0.00 0.00 1.35 5.22 2.68 4.55 2.97 1.78 1.25 4.95 7.47 5.85 38.67
BC trouble 14.30 26.80 11.40 23.37 22.56 88.45 8.30 28.43 12.17 6.67 5.88 5.67 10.28 264.28
lain-lain 0.00 2.15 2.50 0.00 3.78 1.60 1.60 0.00 0.00 0.00 0.00 4.20 0.00 15.83
Planned Maintenance 24.00 24.00 16.00 24.00 24.00 24.00 8.00 24.00 24.00 24.50 24.00 24.00 24.00 288.50
Mekanik 31.85 31.85 31.85 1.17 7.82 15.25 31.85 31.85 18.00 31.85 31.85 31.85 31.85 328.88
Repair (jam) Elektrik 6.73 38.58 6.73 38.58 6.73 38.58 5.63 6.80 0.87 8.68 15.87 31.12 6.73 38.58 6.73 38.58 11.58 29.58 6.73 38.58 6.73 38.58 6.73 38.58 6.73 38.58 94.55
LIMESTONE DEPARTMENT
MINING DIVISION
PENGANTAR
Ruang Lingkup
Rincian
a. Kegiatan operasional shift satu dimulai pukul 07.00 dan berakhir pukul
15.00, shift dua dimulai pukul 15.00 dan berakhir pukul 23.00, dan shift tiga
dimulai pukul 23.00 dan berakhir pukul 07.00 setiap harinya.
b. Kegiatan safety talk dilakukan selama satu jam setiap hari Rabu dan berlaku
kepada seluruh personil PT Indocement Tunggal Prakarsa.
c. Istirahat berlangsung selama 30 menit dari pukul 11.45 hingga 12.15 untuk
shift satu setiap hari Senin hingga Minggu kecuali hari Jum’at. Istirahat
berlangsung dua jam dari pukul 11.00 – 13.00 untuk shift satu pada hari
Jumat. Istirahat berlangsung selama 30 menit untuk shift dua setiap harinya,
dan Istirahat berlangsung satu jam untuk shift tiga setiap harinya.
130
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
SOP DUMP-TRUCK
131
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hentikan operasi saat kabut tebal
e. Aspek Lingkungan
Membuang sampah organik maupun anorganik pada tempatnya.
132
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Foreman crusher mengarahkan operator bulldozer mengenai zona
operasinya.
6. Bulldozer mengumpankan material ke apron sampai level material tersisa
0.5 meter dari mulut apron.
Bahan Stopper :
- Stopper crusher dapat terbuat dari flat besi yang diperkuat atau terbuat dari
beton bertulang yang ditutupi dengan flat besi.
Ketinggian Stopper :
- Ketinggian stopper adalah 1/3 dari diameter ban dump truck yang
melakukan dumping material di hopper
Perawatan Stopper :
133
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Mengutamakan penggunaan Crusher P-6A, P-6B, P-11 dan P-10
d. Pengaturan muatan Belt Conveyor DP-102 sebesar 4000 Ton/jam dikontrol
dari Belt Scale tail Belt Conveyor dari panel room Crusher P-7/8 dan muatan
dijaga pada kisaran 4000 Ton/jam
A. Sebelum Operasi
Pemeriksaan Setiap Hari
1. Foreman crusher dan operator melakukan pengecekan laporan dari shift
sebelumnya,
o Menanggulangi perbaikan-perbaikan minor yang ada sebelum
mengoperasikan
o Melaporkan pada atasan dan berkoordinasi dengan pihak
mekanik/electric jika terdapat kerusakan
134
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Setelah mendapatkan informasi dari Superintendent tentang crusher dan
jalur yang akan digunakan, foreman crusher menginstruksikan kepada panel
operator crusher untuk mempersiapkan crusher yang akan dioperasikan
3. Foreman crusher menempatkan patroller pada jalur conveyor yang akan
dioperasikan serta memastikan APD telah digunakan dengan baik.
4. Patrol melakukan pengecekan crusher system dan mengisi check list
pengecekan sebelum dioperasikan, sesuai dengan form check list dan
melaporkan hasil pengecekan pada foreman crusher
5. Pastikan jalur pada posisi interlock sebelum crusher system dioperasikan
6. Pengecekan system crusher dilakukan selama 30 menit sebelum crusher
dioperasikan.
B. Saat Operasi
Lakukan Pemeriksaan Keliling.
1. Panel operator menginformasikan pada setiap patrol yang bertugas dan
memastikan jalur conveyor aman sebelum men-start jalur Belt Conveyor
dan crusher
2. Patrol melakukan pengawasan pada jalur operasi selama crusher dan
conveyor beroperasi dan dapat menstop jalur conveyor jika adanya potensi
bahaya terhadap keselamat pekerja atau alat.
3. Patrol melaporkan kondisi jalur pada panel operator dan foreman terhadap
setiap permasalahan yang terjadi
4. Panel operator memperhatikan ampere-ampere crusher system dan material
yang akan masuk feeder crusher.
5. Panel operator mencatat kejadian-kejadian selama operasi dan melaporkan
ke foreman bila terdapat kendala saat pengoperasian crusher system
C. Setelah Operasi
6. Panel operator membuat laporan dan melaporkan hasil operasi kepada
foreman.
7. Foreman dan panel operator melakukan serah terima pekerjaan kepada shift
berikutnya.
135
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
D. Scheduled Maintenance
1. Matikan sumber kelistrikan atau lakukan LOTOTO (Log Out, Tag Out, dan
Try Out; merupakan prosedur pemberhentian crusher secara tepat untuk
menjamin mesin telah dimatikan dan tidak akan menyala kembali selama
perbaikan sedang berlangsung sampai perbaikan tersebut selesai) untuk :
a. Belt Conveyor
b. Motor crusher
c. Appron feeder
2. Pasang rantai dan rambu crusher stop (menandakan crusher tidak
beroperasi).
3. Cek atau pastikan potensi material yang jatuh di head apron dan rotor
crusher.
4. Pakailah APD (safety shoes, safety helmet, masker, kaca mata putih,
sarung tangan dan safety belt).
5. Pasang lampu penerangan portable diareal Belt Conveyor dibawah rotor
crusher karena lokasinya sangat gelap.
6. Gunakan tangga untuk menjangkau coating material yang tingginya sekitar
5 meter
7. Mengerjakan atau menyodok coating material minimal 2 orang agar
apabila terjadi sesuatu dapat saling membantu. Catatan : 1 orang berada
didalam crusher dan 1 orang lagi berada diluar crusher.
136
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8. Sebelum membuka LOTOTO pastikan aman, semua personil sudah keluar,
man hole tertutup dan peralatan kerja tidak ada yang ketinggalan,
contohnya tangga, lampu portable, pipa sodokan dll.
9. Buka LOTOTO dan buang hasil pembersihan di Belt Conveyorsecara
sedikit demi sedikit, agar tidak blockup di rangkaian sistem didepannya.
1. Matikan / off source elektrik dengan cara menarik emergency panel (pullwire
dan emergency push button) dan foreman crusher menghubungi pihak
elektrik untuk dilakukan LOTOTO.
2. Pastikan kembali bahwa source yang dimatikan sudah benar dengan cara
men-start kembali sistem tersebut (pastikan tidak ada yang bekerja di areal
tersebut terlebih dahulu). Jika tidak bisa di start maka area kerja sudah
aman.
137
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dilarang keras melakukan penyodokan dengan kondisi Belt Conveyor masih
berjalan.
4. Pergunakan APD yaitu safety helmet, safety shoes, safety belt dan sarung
tangan.
5. Pergunakan alat-alat kerja yang layak pakai (sodokan, palu dan scope).
6. Sebelum masuk ke chute maka pastikan tidak ada coating diatas chute yang
dapat menimpa pekerja.
7. Masuk ke hopper /chute secara bergantian, jika salah satu masuk ke dalam
maka satu orang lainnya menunggu diluar chute. Supaya dapat membantu
jika terjadi sesuatu
8. Apabila pekerjaan pembersihan sudah selesai, pastikan alat-alat tidak ada
yang ketinggalan di hopper.
9. Apabila sudah aman dan siap dioperasikan maka LOTOTO segera dibuka.
Cara melakukan penggantian roller conveyor secara baik, tepat dan aman perlu
dilakukan langkah-langkah sesuai SOP sebagai berikut :
A. Tahap Persiapan
1. Alat Pelindung Diri (APD) antaralain: body harness, safety vest, safety
helmet, safety shoes, safety google, dust respirator dan sarung tangan.
2. Alat Bantu :
Linggis kecil/alat congkel
Kunci pas/ring 10”, 19” dan 24”
3. Roller pengganti yang sesuai dengan check list hasil inspeksi
4. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, yaitu :
Electrical Department dan Panel Operator conveyor control
5. Memastikan bahwa kondisi conveyor system dalam keadaan aman.
Memasang LOTOTO pada panel control yang berhubungan dengan
pekerjaan penggantian roller.
Melakukan koordinasi dengan patroller dan Panel Operator pada
conveyor system yang akan diganti.
138
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B. Tahap Penggantian Roller
1. Melepas roller
2. Memasang roller
C. Tindak Lanjut Setelah Penggantian Roller
o Memberi informasi kepada patroller dan panel control bahwa
pekerjaan penggantian roller telah selesai.
o Menghubungi pihak-pihak terkait untuk melakukan pengujian hasil
penggantian roller
o Perhatikan roller yang baru diganti ketika belt beroperasi kembali,
agar dapat mengetahui hasil penggantian roller.
o Mengembalikan roller bekas ke gudang roller untuk di service/skrap
o Membuat laporan hasil kegiatan penggantian roller
PENANGANAN BOULDER
Boulder dari material hasil blasting dengan ukuran lebih dari 80cm x 80cm maka
harus dilakukan penanganan, dalam penanganan boulder berikut tata cara yang
harus dilakukan :
1. Pisahkan material boulder dari hasil blastingan dan dikumpulkan pada satu
lokasi
2. Jarak minimal lokasi tumpukan boulder 20 meter dari bench
3. Pemisahan boulder dilakukan dengan unit loader
4. Setelah dikumpulkan pada satu lokasi, boulder tersebut dikecilkan ukuranya
menggunakan unit breaker.
139
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta