Anda di halaman 1dari 151

x

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS DALAM MERENCANAKAN


PENGGANTIAN ALAT ANGKUT LAMA DENGAN ALAT
ANGKUT BARU DI AREA PENAMBANGAN ANDESIT PT
TARABATUH MANUNGGAL KECAMATAN CARIU
KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik


pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung

Oleh :

Rizki Purnama
100.701.17.113

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H / 2021 M

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS DALAM MERENCANAKAN


PENGGANTIAN ALAT ANGKUT LAMA DENGAN ALAT ANGKUT
BARU DI AREA PENAMBANGAN ANDESIT PT TARABATUH
MANUNGGAL KECAMATAN CARIU, KABUPATEN BOGOR,
PROVINSI JAWA BARAT.

Nama : Rizki Purnama

NPM : 100.701.17.113

Bandung, 23 Agustus 2021


Menyetujui,

Ir. Zaenal, M.T. Noor Fauzi Isniarno S.Si. S.Pd. M.T.


Pembimbing Co-Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Yunus Ashari, M.T.


Ketua Program Studi Teknik Pertambangan

ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan pernyataan ini, bahwa saya menyatakan skripsi ini tidak terdapat
karya atau hasil orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana
Teknik di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta, dan menurut sepengetahuan
saya tidak terdapat karya ataupun pendapat orang lain yang telah ditulis dan
diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis dalam skripsi ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandung, 23 S 2021
Penyusun,

Rizki Purnama
100.701.17.113

iii
MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya” QS. Al-Baqarah: 286

“ Menuntut Ilmu adalah Taqwa, Menyampaikan Ilmu adalah Ibadah,

Mengulangi Ilmu adalah Dzikir, Mencari Ilmu adalah Jihad .’’

- IMAM AL-GHAZALI -

“ Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku

tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku

tidak akan pernah melewatkanku’’

- UMAR BIN KHATTAB –

“Belajarlah dari kemarin, Hiduplah untuk hari ini, Berharaplah untuk

besok. Yang paling penting adalah tidak berhenti untuk bertanya ’’

- Albert Einstein -

iv
LEMBAR PERSEMBAHAN

Penyusun Persembahkan Skripsi ini Kepada :

Allah Subhanahu WA Ta’ala

Alhamdulillahirrobbil’alamin. penyusun panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah


Subhanahu WA Ta’ala karena atas Rahmat dan Ridha-Nya penyusun dapat
menyelesaikan skripsi ini.

Orang Tua dan Adikku

Kepada kedua orang tua penyusun. Bapak Edi Hermawan dan Ibu Ai Ayani yang
senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan baik secara moril dan materil
demi kelancaran penyusunan skripsi ini. Karena berkat doa Ayah dan doa Ibu
skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Terimakasih juga kepada adik Andri
Saputera Hermawan yang telah sabar menunggu kelulusan kakaknya dan selalu
memberikan semangat.

Keluarga Laboratorium Tambang

Terimakasih penyusun ucapkan kepada Ibu Elfida Moralista, S.Si.,M.T. dan Bapak
Ir. Zaenal, M.T. Serta Bapak Iswandaru S.T., M.T. yang selalu memberikan
semangat dan motivasi kepada penyusun. Terimakasih juga kepada Abang, Kaka
dan teman-teman Asisten Laboratorium Tambang atas canda tawa, dukungan, dan
juga nasehat yang diberikan kepada penyusun. Sehingga penyusun dapat
menyelesaikan sripsi ini. Khususnya asisten 17 kepada Alghi, Farhan, Ainur, Alvin,
Iqbal,Fahri dan Ilham .

Teman-teman Angkatan 2017

Terima kasih atas doa, motivasi, canda tawa dan semangat selama perkuliahan,
khususnya kalian yang telah mendukung dan selalu memberikan support kepada
penyusun.

v
KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS DALAM MERENCANAKAN
PENGGANTIAN ALAT ANGKUT LAMA DENGAN ALAT
ANGKUT BARU DI AREA PENAMBANGAN ANDESIT PT
TARABATUH MANUNGGAL KECAMATAN CARIU
KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT

SARI

PT Tarabatuh Manunggal merupakan salah satu perusahaan yang


bergerak di bidang penambangan batuan andesit dengan menggunakan metode
tambang terbuka, dimana perusahaan ini terletak di Desa Cikutamahi, Kecamatan
Cariu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. dengan No. Izin Usaha
Pertambangan (IUP) 540/29/10.1.06.0/DPMPTSP/ 2017 dengan luasan wilayah
sebesar 74,84 Ha.
Dalam kegiatan produksinya perusahaan ini menggunakan alat gali-muat
Caterpillar 345 GC sebanyak 1 unit yang telah digunakan untuk produksi selama 2
tahun, 3 unit alat angkut baru Hino 500 Ranger FM 260 JD baru yang sudah
beroperasi selama 4 tahun. Kondisi dari alat mekanis yang sudah tergolong tua dan
tidak layak beroperasi karena sering terjadi kerusakan dan membutuhkan
perawatan yang khusus dan biaya operasi alat semakin besar, tentunya
mempengaruhi produktivitas dan produksi yang akan semakin menurun. Oleh
karena itu agar kegiatan penambangan yang dilakukan tidak terganggu karena
masalah alat yang sering mengalami kerusakan maka perlu dilakukan penggantian
alat. Dalam merencanakan penggantian alat mekanis maka perlu dilakukan kajian
secara teknis dan ekonomis. Untuk kajian teknis meliputi kajian produksi alat, serta
untuk kajian ekonomi meliputi biaya operasi, biaya kepemilikan, nilai Present Worth
Cost serta nilai Production Unit Cost.
Berdasarkan hasil kajian teknis, alat gali-muat mempunyai efisiensi kerja
49,86% dengan produksi sebesar 271.384,18 BCM/Tahun dan alat angkut lama
mempunyai efisiensi kerja 86,03% dengan produksi sebesar 270.996,93
BCM/Tahun, Sedangkan untuk alat angkut baru mempunyai efisiensi kerja 86,95%
dengan produksi sebesar 305.409,91 BCM/Tahun. Berdasarkan hasil kajian
ekonomi didapatkan hasil biaya operasi alat angkut lama sebesar Rp
621.884.172,20 /tahun, dan untuk biaya operasi alat angkut baru adalah sebesar Rp
552.566.994,26 /tahun. Selain itu didapatkan juga hasil perhitungan Production Unit
Cost alat angkut lama yaitu sebesar Rp 3.100,46/BCM, sedangkan untuk alat
angkut baru yaitu sebesar Rp 2.585,07/BCM.

Kata Kunci :Umur Alat, Produksi, Biaya Operasi, Biaya Kepemilikan,Present Worth Cost,
Production Unit Cost.

vi
TECHNICAL STUDIES AND ECONOMIC ALTERNATIVE
ASSESSMENT OF REPLACEMENT OF OLD TRANSPORT
EQUIPMENT WITH NEW TRANSPORT EQUIPMENT IN
ANDESIT MINING AREA IN PT TARABATUH MANUNGGAL
CARIU DISTRICT BOGOR REGENCY
WEST JAVA PROVINCE

ABSTRACT

PT Tarabatuh Manunggal is one of the companies engaged in andesite


rock mining and using quarry method, where the company is located in Cikutamahi
Village, Cariu District, Bogor Regency, West Java Province,with No. Mining
Business Permit (IUP) 540/29/10.1.06.0/DPMPTSP/2017 with an area of 74.84 Ha.
In its production activities, this company uses 1 unit of Caterpillar 345 GC
excavation equipment which has been used for production for 2 years and 3 units of
new Hino 500 New Ranger FM 260 JD production for 4 years. The condition of
mechanical equipment that is classified as old and unfit for operation due to frequent
breakdowns and requiring special maintenance and equipment operating costs are
getting bigger, Of course it will affect productivity and production which will
decrease. Therefore, so that the mining activities carried out are not disturbed due
to equipment problems that often experience damage, it is necessary to replace the
equipment. In planning the replacement of mechanical equipment, it is necessary to
conduct a technical and economical study. For a technical study, it includes a study
of equipment production, and for an economic study it includes operating costs,as
well a ownership costs, Present Worth Cost value and Production Unit Cost value.
Based on the results of a technical study, the digging tool has a work
efficiency of 49.86% with a production of 271,384.18 BCM/Year and the old
conveyance has a work efficiency of 86.03 % with a production of 270,996.93
BCM/year, As for the new means of transportation, it has a work efficiency of
86.95% with a production of 305409,91 BCM/Year. Based on the results of the
economic study, it was found that the operating costs of the old conveyances were
Rp 621,884,172.20 /year, and for the operating costs of the new conveyances, it
was Rp 552,566,994.26 /year. In addition, the results of the calculation of
Production Unit Cost for old transportation equipment are also obtained, which is Rp
3,100.46/BCM , while for new means of transport it is Rp 2,585.07/BCM.
.

Keyword : Lifetime, Productivity, Ownership Cost, Operating Cost, Present Worth


Cost, Production Unit Cost.

vii
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur panjatkan atas ke hadirat Allah S.W.T yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penyusun

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kajian Teknis Dan Ekonomis Dalam

Merencanakan Penggantian Alat Angkut Lama Dengan Alat Angkut Baru di

Area Penambangan Andesit PT Tarabatuh Manunggal Kecamatan Cariu,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak,

sehingga skripsi yang dibuat dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, pada

kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Yunus Ashari, Ir. M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik

Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung.

2. Bapak Noor Fauzi Isniarno S.Si. S.Pd. M.T. selaku Sekretaris Program

Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam

Bandung dan selaku co-pembimbing yang telah membantu dan

memberikan waktu dan ilmunya dalam membimbing penyusun.

3. Bapak Zaenal, Ir. M.T. selaku Koordinator Skripsi dan sekaligus pembimbing

skripsi yang telah membantu dan memberikan arahan dalam penyusunan

skripsi selama kegiatan skripsi berlangsung.

4. Kepada Seluruh Staff dan Karyawan Program Studi Teknik

Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung.

viii
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak

perusahaan PT Tarabatuh Manunggal.Tbk yang telah memberikan kesempatan

kepada penyusun untuk menyelesaikan skripsi, diantaranya :

1. Bapak Budi Hermawan S.T. selaku Kepala Teknik Tambang yang telah

memberikan waktu, ilmu dan pengalamannya kepada penyusun.

2. Bapak Bahrul Ilmi S.T. Selaku Wakil Kepala Teknik Tambang yang telah

membimbing dan memberikan ilmu serta pengalamannya kepada penyusun.

3. Bapak Rahmat Alif Adi Prakoso S.T. selaku pembimbing lapangan yang

telah memberikan waktu, ilmu dan pengalamannya kepada penyusun.

4. Bapak Manta, Bapak Andri, Bapak Fata’ah, Bapak Dani, Bapak Jaya dan Ibu

Jua yang telah memberikan waktu, ilmu serta pengalamannya kepada

penyusun.

5. Seluruh staff dan karyawan PT Tarabatuh Manunggal yang tidak bisa

disebutkan satu persatu oleh penyusun.

Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik

dari segi judul maupun isi. Oleh karena itu, agar penyusun dapat berkembang dan

meningkatkan dalam penyusunan laporan mohon untuk kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi yang membutuhkan. Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung,Juli 2021
Penyusun,

Rizki Purnama
100.701.17.113

ix
DAFTAR ISI

Halaman
SARI …………………………..……………………………………………………………………
vii
ABSTRACT.............................................................................................................viii
KATA PENGANTAR.................................................................................................ix
DAFTAR ISI...............................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................2
1.2.1 Identifikasi Masalah..................................................................2
1.2.2 Batasan Masalah.....................................................................2
1.2.3 Masalah Penelitian...................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................3
1.4 Anggapan Dasar..................................................................................4
1.5 Metodologi Penelitian..........................................................................4
1.5.1 Teknik Pengambilan Data........................................................4
1.5.2 Teknik Pengolahan Data..........................................................5
1.5.3 Teknik Analisis Data.................................................................5
1.6 Sistematika Penulisan.........................................................................6
BAB II TINJAUAN UMUM........................................................................................8
2.1 Profil Perusahaan................................................................................8
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah..........................................................9
2.3 Keadaan Penduduk.............................................................................9
2.4 Keadaan Iklim dan Curah Hujan........................................................10
2.5 Keadaan Topografi............................................................................12
2.6 Keadaan Geologi...............................................................................12
BAB III LANDASAN TEORI....................................................................................17
3.1 Kegiatan Penambangan....................................................................17
3.2 Pemindahan Tanah Mekanis.............................................................19
3.3 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat..................................20
3.4 Rimpull...............................................................................................21
3.4.1 Tahanan Gulir (Rolling Resistance).......................................21
3.4.2 Tahanan Kemiringan (Grade Resistance).............................23
3.4.3 Percepatan (Acceleration)......................................................24
3.5 Waktu Edar (Cycle Time)...................................................................25
3.5.1 Waktu Edar Alat Gali-Muat.....................................................26
3.5.2 Waktu Edar Alat Angkut.........................................................27

x
3.6 Waktu Kerja Efektif Alat.....................................................................27
3.7 Efisiensi Mekanis (Mechanical Efficiency).........................................28
3.8 Faktor Pengisian Mangkuk (Bucket Fill Factor).................................30
3.9 Faktor Pengembangan (Swell Factor)...............................................31
3.10 Kondisi Material.................................................................................34
3.11 Produktifivitas dan Produksi Alat.......................................................36
3.12 Biaya Operasi....................................................................................38
3.12.1 Biaya Bahan Bakar................................................................38
3.12.2 Biaya Filter.............................................................................39
3.12.3 Biaya Ban...............................................................................40
3.12.4 Biaya Reparasi (Perbaikan)...................................................40
3.12.5 Upah Operator.......................................................................41
3.13 Biaya Kepemilikan.............................................................................41
3.14 Present Wort Cost (PWC)..................................................................42
3.15 Production Unit Cost (PUC)...............................................................43
BAB IV PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN....................................................44
4.1 Waktu Kerja Tersedia........................................................................44
4.2 Waktu Hambatan...............................................................................45
4.3 Efisiensi Kerja....................................................................................46
4.4 Efisiensi Mekanis (Mechanical Efficiency).........................................48
4.5 Waktu Edar (Cycle Time)...................................................................51
4.6 Faktor Isian Mangkuk (Fill Factor).....................................................52
4.7 Faktor Pengembangan (Swell Factor)...............................................53
4.8 Produktivitas dan Produksi Alat Gali-muat dan Alat Angkut Lama....55
4.9 Estimasi Produktivitas Alat Angkut Baru............................................57
4.10 Biaya Operasi (Operating Cost).........................................................58
4.10.1 Konsumsi Bahan Bakar Alat Angkut......................................58
4.10.2 Konsumsi Minyak Pelumas....................................................60
4.10.2 Umur Ban Alat Angkut............................................................60
4.10.3 Total Biaya Operasi Alat Angkut Lama dan Baru..................61
4.11 Biaya Kepemilikan (Ownership Cost)................................................66
4.12 Present Worth Cost (PWC)...............................................................69
4.13 Production Unit Cost (PUC)..............................................................71
BAB V PEMBAHASAN............................................................................................73
5.1 Keadaan Lokasi Penambangan.........................................................73
5.2 Kondisi Alat........................................................................................73
5.3 Ketersedian (Availability) Alat Gali-Muat dan Angkut........................74
5.4 Kajian Teknis Penggantian Alat Angkut.............................................74
5.4.1 Waktu Hambatan...................................................................75
5.4.2 Efisiensi Kerja........................................................................75
5.4.3 Waktu Edar (Cycle Time).......................................................76
5.4.4 Produktivitas Alat Angkut.......................................................77
5.5 Kajian Ekonomis Penggantian Alat Angkut.......................................78
5.6 Rekomendasi Penggantian Alat Angkut............................................81
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................82
6.1 Kesimpulan........................................................................................82
6.2 Saran.................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................84
LAMPIRAN...............................................................................................................86

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Data Kepadatan Penduduk Kecamatan Cariu.......................................10


Tabel 2.2 Keadaan Iklim dan Cuaca Kecamatan Cariu.........................................11

Tabel 3.1 Angka Tahanan Gulir Untuk Beberapa Kondisi Jalan……..…………..….23

Tabel 3.2 Angka Tahanan Gulir Dalam Persen.....................................................23


Tabel 3.3 Efisiensi Operator..................................................................................28
Tabel 3.4 Faktor Pengisian Berdasarkan Kondisi Penggalian dan Jenis Material 31
Tabel 3.5 Bobot isi dan Faktor Pengembangan dari Berbagai Material................34
Tabel 3.6 Skala Wenthworth..................................................................................35
Tabel 3.7 Klasifikasi Kekuatan Batuan..................................................................36

Tabel 4.1 Waktu Kerja…………………………………….…………………………….44

Tabel 4.2 Waktu Hambatan Alat Gali-Muat...........................................................45


Tabel 4.3 Waktu Hambatan Alat Angkut Lama dan Baru .....................................46
Tabel 4.4 Efisiensi Kerja Alat Gali Muat.................................................................47
Tabel 4.5 Efisiensi Kerja Alat Angkut Lama dan Angkut Baru...............................48
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Efisiensi Mekanis Alat Gali-muat dan Alat Angkut. . .51
Tabel 4.7 Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali Muat...............................................51
Tabel 4.8 Waktu Edar(Cycle Time) Alat Angkut....................................................52
Tabel 4.9 Rekapitulasi Fill Factor...........................................................................53
Tabel 4.10 Rekapitulasi Swell Factor.......................................................................55
Tabel 4.11 Produktivitas Alat Angkut Baru..............................................................58
Tabel 4.12 Data Konsumsi Bahan Bakar Alat Angkut.............................................59
Tabel 4.13 Data Konsumsi Minyak Pelumas Alat Angkut Lama dan Baru..............60
Tabel 4.14 Spesifikasi Ban Hino 500 FM 260 JD....................................................61
Tabel 4.15 Biaya Ban Hino 500 FM 260 JD.............................................................61
Tabel 4.16 Harga Solar/HSD (High Speed Diesel)..................................................62
Tabel 4.17 Perbandingan Biaya Operasi Alat Angkut Lama dan Baru....................66
Tabel 4.18 Perbandingan Biaya Kepemilikan Alat Angkut Lama dan Baru.............68
Tabel 4.19 Biaya Operasi Alat Angkut Lama...........................................................69
Tabel 4.20 Biaya Operasi Alat Angkut Baru............................................................69
Tabel 4.21 Present Worth Cost Alat Angkut Lama..................................................70
Tabel 4.22 Present Worth Cost Alat Angkut Baru....................................................71

Tabel 5.1 Parameter Dalam Perhitungan Produktivitas…………………………….74

Tabel 5.4 Perbandingan Teknis dan Ekonomis Alat Angkut..................................81

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian........................................................7

Gambar 2.1 Curah Hujan Bulanan……...……………………………………………………11

Gambar 2.2 Curah Hujan Harian.............................................................................11


Gambar 2.3 Peta Kesampaian Daerah....................................................................13
Gambar 2.4 Peta Administrasi Daerah....................................................................14
Gambar 2.5 Peta Topografi Regional......................................................................15
Gambar 2.6 Peta Geologi Regional........................................................................16

Gambar 3.1 Arah Tahanan Gulir………...……………………………………………...22

Gambar 3.2 Tahanan Kemiringan Positif dan Tahanan Kemiringan Negatif..........24


Gambar 3.3 Tahanan Kemiringan Positif dan Tahanan Kemiringan Negatif...........31

Gambar 4.1 Pengukuran Density Insitu………………………………………...………54

Gambar 4.2 Pengukuran Density Loose..................................................................54

Gambar 5.1 Grafik Perbandingan Waktu Hambatan Alat Angkut Lama dan Baru..75

Gambar 5.2 Grafik Perbandingan Efisiensi Kerja Alat Angkut Lama dan Baru.......76
Gambar 5.3 Grafik Perbandingan Cycle Time Alat Angkut Lama dan Baru...........77
Gambar 5.4 Grafik Perbandingan Konsumsi Solar Alat Angkut Lama dan Baru.....79
Gambar 5.5 Grafik Perbandingan Biaya Operasi Alat Angkut Lama dan Alat Baru 80

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
A Spesifikasi Alat Gali-Muat….…………………..….……………………………..……..
….87
B Spesifikasi Alat Angkut…………………..…………………………………………...91
C Waktu Hambatan Alat Gali Muat….…………………………………………………94
D Waktu Hambatan Alat Angkutt….……………………………………………………
96
E Cycle Time……………………………...……………………………………….
……..98
F Swell Factor…..………………………………………………………………………….…..108
G Fill factor…..……………………………..……………………………………….…..110
H Konsumsi Bahan Bakar Gali-Muat…...
…………………………………………….112
I Konsumsi Bahan Bakar Angkut…….…...………………………………..
………..114
J Biaya Maintance & Konsumsi Minyak
Pelumas…………………………………..117
K Estimasi Biaya Operasi Alat Angkut Lama dan Alat Angkut Baru…….……….120
L Trade In Value..………………………………...…………………………………..……....125
M Discount Rate…………………………………...…………………………………..……....127
N Tingkat Inflasi…...……………………………………………………..……………...129

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertambangan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam upaya

pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan, dan juga

penjualan bahan galian (Paul. W. 1968)14. Industri pertambangan kegiatan yang

dilakukan merupakan kegiatan yang padat modal serta padat teknologi berdasarkan

kegiatan yang memerlukan investasi besar dengan berbagai macam kebutuhan

yang diperlukan dalam menunjang kegiatan penambangan (Cummins, A.B. 1973)06,

salah satu kebutuhan dengan investasi yang harus disiapkan adalah untuk

pengadaan alat mekanis atau alat berat yang dibutuhkan dalam kegiatan

penambangan karena alat mekanis merupakan salah satu faktor penunjang

keberhasilan kegiatan penambangan dalam mencapai target produksi (Peurifoy,

R.L. 1998)15.

Peralatan mekanis baik alat gali-muat dan alat angkut serta alat mekanis

lainnya yang digunakan dalam kegiatan penambangan tentunya memiliki batas

pemakaian atau yang sering disebut dengan umur pakai alat (Smith, H. P. 1977)20,

dalam kegiatan penambangan yang dilakukan pemakaian alat mekanis yang sering

digunakan serta umur alat yang hampir mencapai batas umur pakai alat maka

kinerja dari alat tersebut akan mengalami penurunan dan sering mengalami

kerusakan sehingga memerlukan perawatan khusus (Bustanul Arifin, 2014)04, salah

satu upaya yang perlu dilakukan agar kegiatan penambangan tidak terganggu oleh

masalah alat mekanis, maka perlu dilakukan penggantian terhadap alat-alat

1
2

tersebut jika sudah habis umur pakai dengan alat baru agar kegiatan penambangan

yang dilakukan mencapai target produksi (Sugiyanto, L. H. 1984)23

2
2

Pada lokasi penambangan PT Tarabatuh Manunggal ini memiliki alat

angkut yang hampir melampaui batas umur pemakaian alat dimana alat angkut

sudah beroperasi selama 4 tahun dari 8 tahun umur pemakaian alat serta kondisi

dari alat angkut yang sering mengalami kerusakan yang mengakibatkan biaya

operasi semakin meningkat, maka harus dilakukan kajian perencanaan alat. Kajian

yang dilakukan dalam merencanakan penggantian alat angkut berdasarkan kajian

teknis dan ekonomis, dalam kajian teknis yaitu memperhitungkan produksi alat

angkut sedangkan dalam kajian ekonomis mencakup perhitungan biaya

operasional, biaya kepemilikan (Ownership Cost), nilai Present Worth Cost (PWC)

Serta Production Unit Cost alat angkut. Berdasarkan kajian teknis dan ekonomis

maka dapat diputuskan alat angkut tersebut perlu dilakukan penggantian atau tidak.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian yang telah dilakukan mencakup identifikasi

masalah, batasan masalah dan masalah penelitian.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini berdasarkan

dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan yaitu :

1. Umur alat angkut yang hampir melebihi dari batas pemakaian.

2. Menurunya produksi alat angkut.

3. Biaya operasi yang semakin meningkat tiap tahunnya.

1.2.2 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah mengenai penelitian ini hanya dibatasi pada kajian

yang berdasarkan

1. Penelitian ini yaitu hanya dibatasi pada kajian berdasarkan aspek teknis

yang dinilai dari produksi alat angkut lama dengan alat angkut baru serta
3

diasumsikan sama antara alat angkut lama dengan alat angkut baru, dan

kajian berdasarkan aspek ekonomi yang dinilai dari biaya operasi, biaya

kepemilikan dan hasil perhitungan Present Worth Cost (PWC) serta

Production Unit Cost (PUC).

1.2.3 Masalah Penelitian

Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal

agar penelitian lebih terarah dan tersistem, yaitu :

1. Berapa besar produksi dari alat angkut baru dan lama?

2. Berapa besar biaya operasi dan biaya kepemilikan alat angkut lama dan

baru?

3. Bagaimana perbandingan Present Worth Cost (PWC) antara alat angkut

lama dan alat angkut baru?

4. Bagaimana perbandingan Production Unit Cost (PUC) antara alat angkut

lama dan alat angkut baru, serta perlukah dilakukan penggantian alat

angkut lama dengan alat angkut baru?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menghitung dan menganalisis produksi dari alat angkut lama dan alat angkut

baru.

2. Menghitung dan menganalisis biaya operasi (operating cost) dan biaya

kepemilikan alat angkut lama dan alat angkut baru.

3. Menghitung dan menganalisis perbandingan Present Worth Cost (PWC) alat

angkut lama dengan alat angkut baru.


4

4. Menghitung dan menganalisis perbandingan Production Unit Cost antara

alat angkut lama dengan alat angkut baru serta perlukah dilakukan

penggantian alat angkut lama dengan alat angkut baru.

1.4 Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam kajian ini mengacu pada perumusan masalah, pada

saat alat angkut hampir mencapai batas umur pakai maka kinerja alat akan

menurun karena sering mengalami kerusakan sehingga akan mengganggu proses

produksi yang menyebabkan menurunnya tingkat produksi serta meningkatnnya

biaya operasi. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka harus dilakukan kajian

berdasarkan aspek teknis dan aspek ekonomis apakah alat angkut yang digunakan

masih efisien untuk digunakan atau harus dlakukan penggantian, sehingga dari

hasil pengkajian penggantian alat angkut maka dapat diketahui biaya per unit alat

angkut yang lebih hemat dengan tingkat produksi yang tinggi.

1.5 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan di PT Tarabatuh Manunggal terbagi

kedalam tiga tahap yaitu : Teknik pengambilan data, teknik pengolahan data dan

teknik analisis data, yaitu diantaranya :

1.5.1 Teknik Pengambilan Data

Dalam pengambilan data dibagi menjadi dua bagian yaitu kajian teknis dan

kajian ekonomis diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer yang dikumpulkan meliputi waktu kerja, waktu edar alat gali-

muat, waktu edar alat angkut, volume nyata bucket (Fill Factor),Swell Factor,

data jalan angkut (jarak dan grade)

2. Data Sekunder
5

Data sekunder yang dikumpulkan adalah spesifikasi alat muat dan angkut,

data biaya bahan bakar, biaya penggantian oli, biaya maintenance, biaya

perbaikan, harga alat, Trade In Value, serta Biaya pajak dan asuransi .

1.5.2 Teknik Pengolahan Data

Dalam pengolahan data dibagi menjadi dua bagian yaitu berdasarkan aspek

kajian teknis dan berdasarkan aspek kajian ekonomis diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Kajian Teknis

Data-data yang telah diambil berdasarkan kajian teknis kemudian diolah dan

dilakukan perhitungan secara teoritis menggunakan rumus perhitungan

produksi alat mekanis baik alat lama ataupun alat baru.

2. Kajian Ekonomis

Data-data dalam kajian ekonomis yang telah diambil kemudian diolah

dengan cara mengklasifikasikan biaya operasi dan biaya kepemilikan

berdasarkan jenis alat, selanjutnya data yang telah terkumpul dilakukan

pengolahan data dengan cara membandingkan antara biaya operasi alat

lama dengan alat baru serta untuk menentukan biaya yang dibutuhkan pada

alat angkut lama dan alat angkut baru dilakukan perhitungan dengan

menggunakan metode perhitungan Production Unit Cost untuk menentukan

biaya yang diperlukan satu alat untuk menghasilkan satu BCM.

1.5.3 Teknik Analisis Data

Data yang sudah diolah kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan

metode komparatif dengan membandingkan produksi, biaya kepemilikan, biaya

operasi, Present Worth Cost (PWC) serta Production Unit Cost antara alat angkut

lama dengan alat angkut baru. Apabila nilai Produksi alat angkut lama kurang dari

alat angkut baru, biaya operasi alat angkut lama lebih besar dibandingkan alat
6

angkut baru, serta nilai Production Unit Cost alat angkut lama lebih besar

dibandingkan alat angkut baru, dapat diputuskan bahwa alat angkut lama tersebut

perlu diganti. Penjelasan lebih jelasnya dapat dilihat pada Diagram Alir penelitian

(Gambar 1.1).

1.6 Sistematika Penulisan


Berikut merupakan sistematika penulisan skripsi yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai pendahuluan meliputi latar belakang

dilakukannya penelitian, tujuan, serta ruang lingkup masalah, selain itu

metode penelitian dalam pengambilan data dan sistematika dalam penulisan

laporan dimasukan dalam pembahasan bab ini.

BAB II TINJAUAN UMUM


Pada bab ini membahas mengenai keadaan umum daerah penelitian,

meliputi sejarah atau profil perusahaan, lokasi atau kesampaian daerah,

keadaan topografi, geologi, iklim dan cuaca pada daerah pengamatan,

keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan lain-lainnya. Keadaan umum

ditunjukan untuk mengetahui keadaan umum dari lokasi pengamatan pada

daerah penelitian.

BAB III LANDASAN TEORI


Bab ini berisikan mengenai teori-teori dasar yang berkaitan dengan tema

kegiatan penelitian sebagai penunjang dalam pembuatan dan pengolahan

data skripsi ini.

BAB IV PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN


Pada bab ini berisi beberapa data hasil kegiatan lapangan yang dilakukan

selama penelitian berlangsung meliputi prosedur pengambilan dan

pengolahan data, perhitungan efisiensi kerja, waktu edar (Cycle Time) alat,

faktor pengisian (Fill Factor), produksi alat angkut lama, produksi alat
7

angkut baru, konsumsi bahan bakar, konsumsi minyak pelumas, umur ban

alat angkut, biaya operasi alat lama, estimasi biaya operasi alat baru,

Present Worth Cost (PWC) alat angkut lama dan alat angkut baru, dan

Production Unit Cost (UPC).

BAB V PEMBAHASAN
Bab ini berisikan mengenai pembahasan atas data hasil penelitian,

sekaligus melakukan kegiatan teknis dan ekonomis yang kemudian dapat

diputuskan rekomendasi penggantian alat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisikan kesimpulan dari seluruh kegiatan penelitian disertai

dengan saran penelitian untuk perusahaan yang terlibat secara langsung

maupun tidak langsung di dalam kegiatan penelitian ini.


8

Gambar 1.1
Diagram Alir Metodologi Penelitian
9

BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Perusahaan

PT Tarabatuh Manunggal merupakan perusahaan pertambangan yang

bergerak di dalam industri penambangan batuan andesit sebagai jenis komoditas

Utamanya, PT Tarabatuh Manunggal terletak di Kecamatan Cariu, Kabupaten

Bogor, Provinsi Jawa Barat. Izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi

dengan nomor IUP-OP/540/29/10.1.06.0/DPMPTSP/2017 yang memiliki luas

daerah sebesar 7,45 Ha dengan masa berlaku sampai dengan 09 November 2022.

PT Tarabatuh Manunggal bekerja sama dengan berbagai perusahaan-perusahaan

swasta maupun kontraktor proyek sipil untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan

pasar seperti menunjang industri beton siap pakai (ready mix concreate).

Perusahaan ini memanfaatkan hampir 80% pekerjanya yang berasal dari warga

lokal Kecamatan Cariu, dan sekitarnya. Adapun produk yang dihasilkan oleh PT

Tarabatuh Manunggal berupa agregat dengan produk split 1-2, split 2-3, abu batu,

dan abu cuci (wash sand). Kegiatan produksi dilakukan di site pamoyanan yang

terletak di desa cikutamahi dan dikirimkan ke tempat penjualan (sales) dan stockpile

yang terletak di desa Bantar Kuning melalui overland belt conveyor sepanjang 3 km.

Dengan luasan wilayah 7,45 Ha perusahaan ditunjang dengan beberapa fasilitas :

1. Fasilitas bangunan terdiri atas, kantor, Gudang handak, pos keamanan,

bengkel, dan lain sebagainya.

2. Fasilitas alat berat terdiri atas, dump truck, excavator, grader, bulldozer,

compactor, belt conveyor, whell loader, unit crushing dan lain sebagainya.

3. Sumber tenaga listrik.

9
10

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Kegiatan penelitian dilakukan pada daerah Kecamatan Cariu, Kabupaten

Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis lokasi penelitian berada pada

koordinat 107° 10’ 5.10” - 107° 10’ 39.20” BT dan 6°32’ 1.30” - 6° 33’ 12.60” LS.

Kabupaten ini memiliki batas administrasi daerah sebagai berikut : (untuk lebih jelas

dapat dilihat pada Gambar 2.4).

1. Utara : Kecamatan Cibarusah

2. Selatan : Kecamatan Sukaresmi, dan Kecamatan Pacet

3. Barat : Kecamatan Jonggol

4. Timur : Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan Cikalong Kulon

Lokasi penelitian berjarak ±97 km dari kampus Universitas Islam Bandung,

dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan

estimasi waktu tempuh selama ±3 jam melalui Jl. Tamansari - Jl. Layang Pasupati –

Jl Dr. Djunjunan dilanjutkan ke Jl. Padalarang lalu melewati jalur Bandung – Cianjur

dan dilanjutkan menuju jalur Cianjur – Bogor (Cariu) (untuk lebih jelas dapat dilihat

pada Gambar 2.3).

2.3 Keadaan Penduduk

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor tahun 2020

untuk Kecamatan Cariu memiliki luasan wilayah sebesar 7.366 Ha dengan jumlah

penduduk Kecamatan Cariu pada tahun 2020. Adapun berdasarkan data hasil

estimasi penduduk adalah 45.011 jiwa yang terdiri dari 22.527 jiwa laki-laki dan

22.484 jiwa perempuan. Jumlah penduduk terendah berada di Desa Sukajadi

dengan jumlah penduduk 2.811 jiwa dan jumlah penduduk tertinggi berada di Desa

Cariu dengan kepadatan 9.712 jiwa, Adapun data Jumlah penduduk di kecamatan

Cariu dapat dilihat pada Tabel 2.1.


11

Tabel 2.1
Data Kepadatan Penduduk Kecamatan Cariu
Kecamatan Cariu
Jumlah Penduduk Luas Kepadatan
No Desa Daerah Penduduk
Laki-Laki Perempuan Jumlah (Km2) (Jiwa/Km2)
1 Karya Mekar 1.662 1.712 3.374 8,08 418
2 Bantar Kuning 2.129 2.146 4.275 10,15 421
3 Cikutamahi 1.949 1.776 3.725 13,83 269
4 Cibatu Tiga 2.061 2.049 4.110 9,98 412
5 Mekarwangi 2.216 2.275 4.491 4,48 1015
6 Tegal Panjang 2.305 2.306 4.611 4,41 1050
7 Cariu 5.014 4.698 9.712 5,12 1909
8 Kutamekar 1.521 1.631 3.152 6,66 473
9 Sukajadi 1.423 1.388 2.811 4,27 658
10 Babakan Raden 2.247 2.503 4.750 6,68 711
Jumlah 22.527 22.484 45.011 73,66 7.337
Rata-Rata 2.253 2.248 4.501 7,366 611
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2020

2.4 Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Adapun keadaan iklim dan curah hujan pada daerah penelitian yang terletak

di Desa Cikutamahi, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

merupakan daerah yang mempunyai iklim, dimana pada umumnya dipengaruhi oleh

dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya terjadi

pada bulan November – April dan musim kemarau biasa terjadi pada bulan Mei –

Oktober. Kondisi curah hujan pada daerah tersebut bervariasi antara 2 mm hingga

394 mm, dengan hari hujan antara 1 hingga 23 hari yang dapat dilihat pada Tabel

2.2. Adapun berdasarkan data curah hujan pada bulan November tahun 2017

merupakan curah hujan tertinggi yaitu sebesar 394 mm, sedangkan curah hujan

terendah terjadi pada bulan Februari tahun 2018 sebesar 2 mm, Adapun suhu rata-

rata daerah penelitian 23oC dengan tingkat kelembaban sekitar 32%. Banyaknya

curah hujan dan hari hujan pada daerah penelitian berdasarkan data pada tahun

2017 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat pada (Sarwono, 2016)[19] Gambar 2.3

dan Gambar 2.4.


12

Tabel 2.2
Keadaan Iklim dan Cuaca Kecamatan Cariu
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Bulan CH CH
CH HH CH HH CH HH HH HH
(mm (mm
(mm) (hari) (mm) (hari) (mm) (hari) (hari) (hari)
) )
Jan 194 17 234 23 21 12 168 12 199 10
Feb 321 20 172 17 2 1 351 20 201 13
Mar 266 14 367 19 22 10 280 15 275 16
Apr 197 15 201 20 33 11 169 10 307 16
May 362 21 374 15 55 3 113 4 149 5
Jun 332 20 352 14 12 9 64 4 35 7
Jul 240 15 225 11 32 9 8 1 - -
Aug 121 18 111 5 22 8 102 2 - -
Sep 105 16 93 5 12 7 67 2 5 1
Oct 77 9 65 3 12 6 125 6 161 4
Nov 372 22 394 19 23 4 293 11 146 8
Dec 273 16 267 18 44 3 264 12 316 12
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2020

Curah Hujan Bulanan Tahun 2016 s/d


2020
Curah Hujan Bulanan (mm)

600
400
200
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2020
Gambar 2.1
Curah Hujan Bulanan
Hari Hujan (hari)

Hari Hujan Harian Tahun 2016 s/d 2020


30
20
10
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Bulan

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2020
Gambar 2.2
Curah Hujan Harian
13

2.5 Keadaan Topografi

Berdasarkan keadaan topografi, daerah penelitian berada pada elevasi

antara 112,5 meter - 287,5 meter dari permukaan laut. Dilihat dari kondisi kontur

pada topografinya dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu pada bagian barat laut dan

barat memiliki kerapatan kontur yang relatif renggang. Sedangkan pada bagian

tenggara dan selatan memiliki kerapatan kontur yang relatif curam, dengan bentuk

kontur yang membukit. Untuk peta topografi dapat dilihat pada Gambar 2.4.

2.6 Keadaan Geologi

Berdasarkan keadaan peta geologi regional, daerah penelitian ini umumnya

didominasi oleh hasil intrusi pada tubuh bukit, dengan kondisi batuan andesit lapuk

dan andesit segar. Untuk peta geologi regional daerah penelitian dapat dilihat pada

Gambar 2.6. Berdasarkan peta geologi regional wilayah IUP perusahaan terdiri dari

beberapa formasi geologi, yaitu :.

Mdm
Mdm : FORMASI JATILUHUR, ANGGOTA NAPAL DAN BATUPASIR

KUARSA - Napal abu-abu tua, batulempung nepalan dan serpih

lempungan dengan sisipan-sisipan batupasir kuarsa, kuarsit dan

batugamping napalan.

Ha Ha : ANDESIT HORNBLENDA DAN PORFIRI DIORIT HORNBLENDA –

Intrusi – intrusi yang umumnya tersusun dari plagioklas menengah

dan hornblende di sekitar G. Sanggabuwanan dan G. Parang


14

Gambar 2.3 13
Peta Kesampaian Daerah
15

Gambar 2.4
14
Peta Administrasi Daerah
16

Gambar 2.5 15
Peta Topografi Regional
17

Gambar 2.6 16
Peta Geologi Regional
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Kegiatan Penambangan

Kegiatan penambangan merupakan kegiatan utama disamping kegiatan

pada tahap-tahap pertambangan lainnya, yakni kegiatan yang meliputi penggalian,

pemuatan, dan pengangkutan. Kegiatan penambangan adalah suatu kegiatan untuk

mengambil suatu material yang berharga dari dalam bumi untuk dimanfaatkan oleh

manusia (Nandang Sudrajat)[22]. Dalam kegiatan penambangan tentunya melibatkan

kegiatan pemindahan tanah atau material dengan menggunakan alat mekanis.

Kegiatan ini pada dasarnya lebih dikhususkan pada tambang terbuka, contohnya

pada tambang batubara yang memiliki tanah penutup harus melalui tahap-tahap

berikut ini :

1. Persiapan

Kegiatan ini meliputi kegiatan yang berguna untuk kelancaran kegiatan

selanjutnya, seperti penempatan kantor, letak alat-alat penambangan,

pembuatan jalan, dan lain-lain. Intinya yang berhubungan dengan job

analysis.

2. Pembersihan lahan

Pembersihan lahan (land clearing) merupakan kegiatan untuk

menghilangkan apa saja yang ada di atas tanah yang akan ditambang,

seperti pepohonan, semak belukar.

3. Pengupasan tanah pucuk

Tanah pucuk adalah tanah yang masih dapat digunakan untuk kegiatan

reklamasi,sehingga tanah ini biasanya disimpan untuk kegiatan reklamasi.

18
19

4. Pengupasan tanah penutup

Pengupasan tanah penutup merupakan tanah yang menghalangi bahan

galian yang akan diambil. Cara pengupasan ini berbeda-beda sesuai dengan

jenis bahan galiannya.

5. Penambangan

Kegiatan penambangan adalah suatu kegiatan untuk mengambil suatu

material yang berharga dari dalam bumi untuk dimanfaatkan oleh manusia.

Dalam kegiatan penambangan tentunya melibatkan kegiatan pemindahan

tanah atau material dengan menggunakan alat mekanis, dari mulai menggali

material hingga pada kegiatan penimbunan material hasil tambang itu

sendiri.

6. Backfilling

Kegiatan ini merupakan kegiatan mengembalikan lagi tanah pucuk maupun

tanah penutup ke tempat yang telah ditambang, agar tidak menimbulkan

lubang tambang yang membahayakan.

7. Perataan tanah dan rehabilitasi

Setelah melakukan penimbunan kembali tanah pucuk maupun tanah

penutup, dilakukan pemeraataan guna lubang bekas tambang tidak amblas.

Dapat dilakukan juga pemadatan dengan suatu bahan kimia untuk

memudahkan proses reklamasi.

8. Reklamasi

Reklamasi adalah kegiatan untuk mengembalikan fungsi lahan tambang

sesuai dengan fungsi asalnya, meskipun tidak 100% kembali ke bentuk

awal, Setelah kegiatan penambangan sudah habis masa produksinya, maka

perusahaan wajib untuk melakukan kegiatan reklamasi. Kegiatan reklamasi


20

dilakukan dalam upaya meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau

dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengeringan lahan.

9. Monitoring tambang

Monitoring tambang adalah kegiatan setelah reklamasi, yakni lahan yang

telah di reklamasi agar lahan tersebut benar-benar dapat berfungsi kembali.

Dari tahapan-tahapan di atas yang berhubungan dengan penggunaan alat-

alat berat yakni pada tahap pembersihan lahan sampai perataan tanah. Hal yang

perlu diperhatikan dalam penggunaan alat-alat tersebut adalah produktivitasnya,

yang akan mempengaruhi ekonomi suatu perusahaan tambang.

3.2 Pemindahan Tanah Mekanis

Pemindahan tanah mekanis merupakan suatu proses penggalian dan

pemindahan tanah dengan menggunakan alat-alat mekanis dari front kerja menuju

disposal. Dalam proses penambangan proses ini harus dilakukan sebagaimana

yang diketahui bahwa cadangan tambang terdapat di bawah permukaan bumi

sehingga dilakukannya proses penggalian terlebih dahulu untuk mendapatkan

cadangan tambang tersebut. (Partanto Prodjosumarto 1993)[16].

Dalam melakukan pemindahan material kondisi jalan produksi perlu

diperhatikan dimana akses jalan merupakan salah satu faktor penting dalam

mencapai target volume dari suatu material yang akan dipindahkan Fungsi utama

jalan tambang mempunyai karakteristik khusus yang membedakan perlakuan

terhadap penanganannya dibandingkan jalan transportasi umum yaitu :

1. Jalan tambang selalu dilewati oleh alat berat yang mempunyai crawler track

sehingga tidak memungkinkan adanya pengaspalan.

2. Jalan tambang yang berada di area seam umumnya selalu mengalami

perubahan elevasi karena adanya aktivitas penggalian.


21

3. Lebar jalan tambang harus diperhatikan sesuai dengan fungsi jalurnya,

khususnya untuk jalur ganda atau lebih sehingga tidak terjadinya gangguan.

Dalam membuat jalan angkut tambang diperlukan bermacam-macam alat

diantaranya :

1. Bulldozer yang berfungsi untuk membersihkan lahan dan pembabatan,

perintisan badan jalan, potong-timbun, perataan dan sebagainya.

2. Alat garuk (ripper) yang berfungsi untuk membantu pembabatan dan

mengatasi batuan yang agak keras.

3. Alat muat berfungsi untuk memuat hasil galian tanah yang diperlukan.

4. Motor grader berfungsi untuk meratakan dan merawat jalan.

5. Alat gilas (compactor) berfungsi untuk memadatkan dan mempertinggi daya

dukung jalan. (Partanto Prodjosumarto 1993)[16].

3.3 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat

Faktor keberhasilan yang menjadi salah satu tolak ukur dalam suatu

pencapaian hasil kerja salah satunya yaitu bagaimana alat pemindahan mekanis

bekerja dan besarnya tingkat produksi yang dicapai, oleh karena itu upaya dalam

meningkatkan tingkat produksi menjadi perhatian suatu perusahan penambangan.

Maka dari untuk memperkirakan produksi alat berat secara teliti perlu dipelajari

faktor- faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi hasil kerja alat tersebut

(Darmansyah Nabar)[11]. Tahanan gali (digging resistance) merupakan tahanan yang

dialami oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian material, penyebabnya

diantaranya yaitu :

1. Gesekan antara alat gali dan tanah.

2. Kelembaban dan kekerasan butiran tanah.

3. Gesekan alat dan tanah yang terjadi.


22

4. Kekerasan dari material yang digali.

5. Kekasaran dan ukuran butiran tanah atau material yang digali.

6. Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali dan kohesi antara butiran

tanah itu sendiri.

7. Berat jenis tanah (terutama berpengaruh pada alat gali yang berfungsi

sebagai alat muat, misalnya power shovel, clamshell, dragline dan

sejenisnya).

3.4 Rimpull

Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin

atau ban penggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan.

Rimpull biasanya dinyatakan dalam satuan kg atau lbs (Dwiyanto, 2009)[08]. Apabila

Coefficient of Traction (CT) cukup tinggi, sehingga roda tidak selip atau CT mampu

mengatasi selip, maka besarnya rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh

mesin/ ban kendaraan adalah fungsi dari tenaga mesin (dalam Horse Power) dan

perseneling antara mesin dan rodanya. (Partanto Prodjosumarto, 1993)[16] Jadi

untuk menghitung rimpull dapat menggunakan rumus berikut 3.1 :

RPi = HP x 375 x Em……………………………(3.1)


Vmi
Keterangan :

RPi = Rimpull pada gigi ke-i (lb)

HP = Daya Mesin (HP)

375 = Angka konversi

Em = Efisiensi Mesin (H0 / Hc) x 100%

Vmi = Kecepatan maksimal pada gigi ke-i (mph).

3.4.1 Tahanan Gulir (Rolling Resistance)


23

Tahanan gulir (rolling resistance) merupakan seluruh gaya-gaya luar

(external forces) yang berlawanan dengan arah gerak suatu kendaraan yang

berjalan diatas jalur jalan atau pada permukaan tanah. Rolling resistance tergantung

pada kekerasan dan kehalusan pada permukaan jalan yang digunakan, semakin

keras dan mulus permukaan jalan maka rolling resistance yang dihasilkan akan

semakin kecil. (Partanto Prodjosumarto 1993)[16]. Tahanan guling/tahanan gelincir

(Rolling Resistance, biasa disingkat RR) merupakan segala gaya-gaya luar yang

berlawanan arah dengan arah gerak kendaraan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Sumber : PTM Partanto Prodjosumarto, 1993


Gambar 3.1
Arah Tahanan Gulir

Bagian yang mengalami Rolling Resistance (RR) secara langsung adalah

ban bagian luar kendaraan. Tahanan gulir (RR) tergantung pada banyak faktor,

diantaranya yang terpenting adalah :

1. Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan permukaan jalan), semakin keras

dan mulus atau rata jalan tersebut, maka tahanan gulingnya (RR) semakin

kecil.

2. Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika memakai

ban karet, maka yang berpengaruh adalah ukuran, tekanan dan permukaan

dari ban alat berat yang digunakan,Jika menggunakan crawler yang

berpengaruh adalah kondisi jalan. Besarnya nilai RR dinyatakan dalam

pounds (lbs) dan rimpull yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton
24

berat kendaraan beserta isinya pada jalur mendatar dan dengan kondisi

jalan tertentu Tabel 3.1

Untuk perhitungan praktis RR dapat dihitung menggunakan rumus 3.2 :

RPRR = W x RR……………………………(3.2)

Keterangan :

RPRR = Rimpull untuk mengatasi Rolling Resistance (lbs).

W = Berat kendaraan (ton).

RR = Rolling Resistance (lbs/ton).

Tabel 3.1
Angka Tahanan Gulir Untuk Beberapa Kondisi Jalan
RR (lbs/ton)
No Kondisi
Tekanan ban tinggi Tekanan Ban Rata-rata
Jalan Rendah
1 Smooth concrete 35 45 40
2 Good asphalt 40-65 50-60 45-60
3 Hard earth, smooth, well maintained 40-70 50-70 45-70
4 Dirt road, average construction road, little maintenance 90-100 80-100 85-100
5 Dirt road, soft, rutted, poorly maintained 100-140 70-100 85-120
6 Earth, muddy, rutted, no maintenance 180-220 150-220 165-210
7 Loose sand and gravel 260-290 220-260 240-275
8 Earth, very muddy, soft 300-400 280-340 290-370
Sumber : Pemindahan tanah Mekanis, Partanto Prodjosumarto. 1993

Tabel 3.2
Angka Tahanan Gulir Dalam Persen
RR (% berat kendaraan
No Kondisi Jalan
dlm lbs)
1 Concrete, rough, dry 2
2 Compacted dirt and gravel, well maintened, no tire penetration 2
3 Dry dirt, fairly compacted, slight tire penetration 3
4 Firm, rutted dirt, tire penetration approximately 2" 5
5 Soft dirt fills, tire penetration approximately 4" 8
6 Loose sand and gravel 10
7 Deeply rutted dirt, spongly base, tire penetration approximately 8" 16
Sumber : Pemindahan tanah Mekanis, Partanto Prodjosumarto. 1993

3.4.2 Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)

Kemiringan jalan angkut dapat berupa jalan menanjak ataupun jalan

menurun yang disebabkan perbedaan ketinggian pada jalur jalan. Kemiringan jalan

berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut, baik dalam pengereman

maupun dalam mengatasi tanjakan. (Partanto Prodjosumarto 1993)[16].


25

Grade Resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau

membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur

jalan itu naik disebut kemiringan positif karena tahanan kemiringan atau Grade

Resistance (GR) akan melawan gerak kendaraan. Namun sebaliknya, jika jalan

tersebut turun maka disebut kemiringan negatif karena tahanan kemiringan akan

membantu gerak kendaraan(Sonny Wedhanto,2009) [24] Dapat dilihat pada Gambar

3.2.

Sumber : Volvo Terex Specification and Application Handbook Edition 9 2007


Gambar 3.2
Tahanan Kemiringan Positif (a) dan Tahanan Kemiringan negatif (b)

Besarnya GR dinyatakan dalam pounds (lbs) dan rimpull yang diperlukan

untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur

dengan kemiringan tertentu. Rimpull tahanan kemiringan dapat dihitung

menggunakan rumus 3.3 berikut :

RPGR = W x α x GR……………………………(3.3)

Keterangan :

RPGR = Rimpull untuk mengatasi kemiringan (lbs).

W = Berat kendaraan (ton).

α = Kemiringan jalan (%).

GR = Grade Resistance (20 lb/ton%).

3.4.3 Percepatan (Acceleration)


26

Percepatan (acceleration) adalah waktu yang diperlukan untuk mempercepat

kendaraan dengan memakai kelebihan rimpull yang tidak digunakan untuk


[24]
menggerakkan kendaran pada jalur tertentu (Sonny Wedhanto,2009) . Lama

waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat kendaraan tergantung pada beberapa

faktor diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Berat kendaraan.

Semakin berat kendaraan beserta isinya, maka semakin lama waktu yang

dibutuhkan oleh kendaraan tersebut untuk menambah kecepatannya.

2. Kelebihan rimpull yang ada.

Semakin besar kelebihan rimpull pada suatu kendaraan, maka semakin

cepat kendaraan itu dapat dipercepat. Percepatan tidak mungkin dihitung

secara tepat, tetapi dapat diperkirakan memakai rumus Hukum Newton atau

pada persamaan 3.4

Fxg
a= ……………………………………………(3.4)
W

Keterangan :

F = Kelebihan rimpull setiap gigi (lbs).

g = Percepatan gravitasi (32,2 ft/sec2).

W = Berat alat yang harus dipercepat (lbs).

a = Percepatan (ft/sec2).

Selain itu adapun rumus untuk menghitung rimpull untuk mengatasi

akselerasi, dapat dihitung menggunakan persamaan 3.5

RPAR = W x AR……………………………………(3.5)

Keterangan :

RPAR = Rimpull untuk mengatasi akselerasi (lbs).

W = Berat kendaraan (ton).


27

AR = Acceleration Resistance (20 lbs/ton)

3.5 Waktu Edar (Cycle Time)

Dalam pemindahan material, siklus kerja merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan berulang proses gerakan dari suatu alat dari gerakan mulanya sampai

kembali lagi pada gerakan mula tersebut. Adapun waktu yang diperlukan untuk

melakukan satu siklus kegiatan diatas disebut waktu siklus (Partanto

Prodjosumarto. 1993)[16] Pekerjaan utama dalam kegiatan tersebut menggali,

memuat, memindahkan, membongkar muatan dan kembali ke kegiatan awal. Setiap

alat yang bekerja akan mempunyai kemampuan memindah material per siklus.

Faktor - faktor yang mempengaruhi waktu edar alat mekanis yaitu sebagai berikut :

1. Ketinggian daerah kerja

2. Kondisi tempat kerja

3. Kondisi jalan angkut

4. Berat muatan

5. Keterampilan dan pengalaman operator

3.5.1 Waktu Edar Alat Gali-Muat

Waktu edar alat gali-muat merupakan waktu yang digunakan untuk

menggali, swing (mengayun bucket) bermuatan material, membuang muatan, waktu

swing tidak bermuatan, kembali kepermukaan kerja dan posisi siap untuk menggali

muatan lagi. Waktu yang dibutuhkan alat gali-muat untuk mengisi alat angkut

sampai bak vessel alat angkut dalam keadaan penuh dan siap untuk mengangkut

muatan lagi disebut waktu mengisi muatan (Loading time). (Partanto Prodjosumarto

1993)[[12].

Rumus Waktu Edar (Cycle Time) alat gali dapat dilihat pada persamaan 3.6:

Cm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4………………………….(3.6)


28

Keterangan :

Cm = Waktu edar (detik)

Tm1 = Waktu digging (detik)

Tm1 = Waktu swing isi (detik)

Tm3 = Waktu dumping (detik)

Tm4 = Waktu swing kosong (detik)

3.5.2 Waktu Edar Alat Angkut

Waktu edar alat angkut merupakan jumlah waktu yang digunakan untuk

mengisi muatan (loading time), mengangkut muatan (hauling time), kembali kosong

(Returning time) dan waktu kembali mengambil posisi sampai siap melakukan

pemuatan (spot & delay time) (Partanto Prodjosumarto 1993)[16].. Aktivitas waktu

atau yang disebut sebagai cycle time (waktu edar) dump truck dapat dihitung

dengan persamaan 3.7:

Ca = tma + tl + ta + tmd + td + tb ……………………..(3.7)

Keterangan

tma = Waktu manuver kosong (menit)

tl = Waktu memuat (menit)

ta = Waktu mengangkut isi (menit)

tmd = Waktu mengatur posisi untuk menumpahkan (menit)

td = Waktu dumping (menit)

tb = Waktu kembali kosong (menit)

Ca = Waktu edar (menit)


29

3.6 Waktu Kerja Efektif Alat

Waktu kerja efektif alat adalah waktu yang benar-benar dipergunakan untuk

berproduksi dari alat yang dioperasikan dalam waktu yang tersedia., waktu kerja
[16]
efektif dapat dihitung dengan persamaan 3.8 (Partanto Prodjosumarto, 1993) .

We = WP – (Wr + Ws) ……………………………..(3.8)

Sehingga waktu kerja efektifnya dapat dihitung dengan rumus :

We
E= x100%………………………………..(3.9)
Wp

Dimana :

E = Efisiensi kerja efektif (%)

We = Waktu kerja efektif (menit)

WP = Waktu kerja produktif (menit)

Wr = Waktu repair (menit)

Ws = Waktu standby (menit)

Berikut ini adalah efisiensi kerja operator yang diklasifikasikan pada Tabel

3.3 berikut :

Tabel 3.3
Efisiensi Operator
Klasifikasi Efisiensi operator
Baik sekali >92 %
Baik sekali 83 -92%
Cukup 75 %
Sedang 65 %
Sumber : Partanto, P. Pemindahan Tanah Mekanis.1993

Hambatan-hambatan tersebut dapat dibedakan menjadi :

1. Hambatan yang dapat dihindari /dikurangi

2. Hambatan yang tidak dapat dihindari


30

3.7 Efisiensi Mekanis (Mechanical Efficiency)

Efisiensi mekanis Merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dan sangat

penting dalam melakukan penjadwalan suatu alat adalah faktor-faktor ketersediaan

alat dari setiap unit alat. Ketersedian alat merupakan faktor yang menunjukan

kondisi alat-alat mekanis yang digunakan dalam pekerjaan dengan memperhatikan

kehilangan waktu selama waktu kerja dari suatu alat tersebut yang terdiri dari jam

perbaikan (repair) dan jam kerja tersedia (Stand by hours). Ketersediaan alat

(Availability) (Partanto Prodjosumarto, 1993)[16]. Efisiensi mekanis merupakan faktor

yang sulit ditentukan, karena dipengaruhi oleh berbagai hal seperti keterampilan

operator, perbaikan dan penyetelan alat, keterlambatan kerja dan sebagainya.

Namun berdasarkan data-data serta pengalaman dapat ditentukan efisiensi kerja

yang mendekati kenyataan. Dalam hubungan dengan efisiensi kerjanya, maka perlu

juga diketahui mengenai kesediaan dan penggunaan alat mekanis. Karena hal ini

mempunyai nilai kerja yang bersangkutan. :

1. Ketersediaan Mekanik (Mechanical Availability)

Kesediaan mekanik (MA) ini menunjukan secara nyata kesedian alat karena

adanya akibat masalah mekanik, persamaan dan kesediaan mekanik dapat

dihitung menggunakan rumus 3.10 :

We
M.A = x 100% …………………………...(3.10)
We + R

2. Keadaan Fisik (Physical Availability)

Mengenai keadaan fisik alat yang dipergunakan dalam operasi. Faktor ini

meliputi adanya pengaruh dari segala waktu akibat permasalahan yang ada,

persamaan keadaan fisik (PA) menggunakan rumus 3.11 :

We + S
P.A = x 100% …………………………(3.11)
We + R + S

3. Keadaan Pemakaian (Use of Availability)


31

Menunjukan jumlah persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk

beroperasi pada saat alat tersebut dipergunakan (Available) persamaan dari

ketersedian pemakaian (AU) dapat dilihat pada rumus 3.12 :

We
A.U = x 100% ……………………………..(3.12)
We + S

4. Penggunaan Efektif (Effective Utilition)

Faktor yang menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang

tersedia dapat dimanfaatkan untuk bekerja atau persen waktu yang

dimanfaatkan oleh alat untuk bekerja dari sejumlah waktu kerja yang

tersedia. Rumus 3.13 :

We
E.U = x 100% …………………………(3.13)
We + R + S

3.8 Faktor Pengisian Mangkuk (Bucket Fill Factor)

Menurut (Suwandhi. 2001)[04] Faktor pengisian adalah persentase volume

yang sesuai atau sesungguhnya dapat diisikan ke dalam bak truck atau mangkok

dibandingkan dengan kapasitas teoritisnya. Suatu bak truck mempunyai faktor isi 87

%, artinya 13 volume bak tersebut tidak dapat diisi. Mangkok Loader, Backhoe,

Dragline, dan lain sebagainya yang memiliki faktor isi lebih dari 100% karena dapat

diisi munjung (Heaped).

Faktor pengisian adalah merupakan perbandingan antara kapasitas muat

dengan kapasitas baku alat angkut dinyatakan dalam persen, semakin besar faktor

pengisian maka semakin besar kemampuan nyata alat tersebut komparasi

pendekatan data sesuai material yang akan dimuat oleh alat muat itu sendiri.

Untuk menghitung faktor pengisian digunakan rumus 3.14 :

Hma
FF m = x 100% ………………..…………………(3.14)
Hmt

Keterangan :
32

FFm = Faktor pengisian (%)

Hma = Kapasitas atau volume alat muat nyata (LCM)

Hmt = Kapasitas atau volume alat muat teoritis (LCM)

Volume mangkuk sebenarnya dapat diukur dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Material di dalam mangkuk hydraulic excavator ditumpahkan pada bidang

relatif datar secara perlahan hingga menyerupai bentuk trapezohedral.

2. Lakukan pengukuran panjang (l), lebar (w) dan tinggi (h) pada tumpukan

tersebut dengan membagi menjadi beberapa grid.

3. Menghitung volume tumpukan dengan menggunakan rumus volume prisma

segitiga.

Sumber : S.W Nurmally,”Construction Method and Management”, 2006


Gambar 3.3
Tahanan Kemiringan Positif(a) dan Tahanan Kemiringan Negatif(b)

Faktor pengisian secara teoritis dapat ditentukan melalui kondisi penggalian

dan jenis material Tabel 3.4.

Tabel 3.4
Faktor Pengisian Berdasarkan Kondisi Penggalian dan Jenis Material
Kondisi Penggalian Material Fill Factor
33

Penggalian material alami seperti tanah


Mudah lempungan, lempung dan tanah lunak > 1,00

Penggalian material alami seperti tanah


Sedang asli seperti tanah berpasir dan tanah 0,95 – 1,00
kering

Penggalian material asli seperti tanah


Sukar berpasir serta bongkah hasil peledakan 0,90 – 0,95
Sumber :Tetsuji Ohasi, Handbook Komatsu Edition 30, 2009

3.9 Faktor Pengembangan (Swell Factor)

Menurut (Darmansyah, 1998)[09] swell adalah pengembangan volume

material dari volume asli yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah material

yang harus dipindahkan dari kedudukan aslinya, ketika digali material akan lepas

dan terjadi pengembangan sedemikian rupa sehingga tidak akan kembali kebentuk

semula. Pengembangan terjadi karena terbentuk rongga-rongga udara (voids)

diantara partikel-partikel material lepas tersebut.

Material di alam ditemukan dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan

baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian yang kosong atau ruangan-

ruangan yang terisi udara (voids) diantara butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir-

butir itu halus sekali (Darwis, 2018)[07]. Akan tetapi bila material tersebut digali dari

tempat aslinya, maka akan terjadi pengembangan atau pemuaian volume (swell).

Jadi 1,00 cu yd tanah liat di alam bila telah digali dapat memiliki volume kira-

kira 1,25 cu yd. Ini berarti terjadi penambahan volume sebesar 25 %, dan

dikatakan material tersebut mempunyai faktor pengembangan (Swell Factor)

sebesar 0,80 atau 80 %. Faktor pengembangan tersebut perlu diketahui karena

volume material yang diperhitungkan pada waktu penggalian selalu apa yang

disebut ”pay yard” atau ”bank yard” atau volume aslinya di alam. Sedangkan

apa yang harus diangkut adalah material yang telah mengembang karena

digali. Serta alat angkut itu sanggup membawa material tersebut sebesar
34

kapasitas munjung (heapaed capacity) nya. Apabila kapasitas munjung

dikalikan dengan faktor pengembangan material yang diangkutnya akan

diperoleh ”pay yard capacity” nya. (Partanto Prodjosumarto, 1993) [16]

Tanah maupun massa batuan yang ada di alam ini telah dalam kondisi

terkonsolidasi dengan baik, artinya bagian-bagian yang kosong atau ruangan yang

terisi udara diantara butirannya sangat sedikit, namun demikian jika material

tersebut digali dari tempat aslinya, maka terjadilah pengembangan atau pemuaian

volume. Tanah asli yang di alam volumenya 1 m3, jika digali volumenya bisa

menjadi 1,25%,

ini terjadi karena tanah yang digali mengalami pengembangan.

Faktor pengembangan dan pemuaian volume material perlu diketahui,

sebab pada waktu penggalian material volume yang diperhitungkan adalah volume

dalam kondisi bank yard, yaitu volume aslinya seperti di alam. Akan tetapi pada

waktu perhitungan pengangkutan material, volume yang dipakai adalah volume

material setelah digali, jadi material telah mengembang, sehingga volumenya

bertambah besar (Diah Lydianingtias, 2018)[10]. Faktor pengembangan dapat

dihitung menggunakan persamaan 3.15.

SF = V𝑖 x 100%………………..…………………(3.15)
V𝑙
Keterangan :

SF = Swell Factor (%).

Vi = Volume in situ (BCM).

Vl = Volume loose (LCM).

Keterangan : A) Asli (bank/ BCM)

B) Gembur (loose/LCM)

C) Padat (compact/CCM)
35

Kemampuan alat angkut maksimal biasanya dihitung dari kemampuan alat

itu mengangkut material pada kapasitas munjung, jadi bila kapasitas munjung

dikalikan

dengan faktor pengembangan material yang diangkut, akan diperoleh bank cubic

capacity-nya. Faktor pengembangan perlu diketahui karena volume material yang

diperhitungkan pada waktu penggalian adalah volume asli yang langsung berada di

alam. Sedangkan yang harus diangkut adalah material yang telah mengembang

karena dilakukan proses penggalian. Jadi apabila kapasitas munjung dikalikan

dengan faktor pengembangan material yang diangkut, maka diperoleh volume

sebenarnya dari material yang diangkut (Diah Lydianingtias, 2018) [10]. Nilai Swell

Factor pada setiap jenis material itu berbeda-beda, tergantung dari tingkat

kekerasan material itu sendiri, dimana semakin lunak material maka persentase

Swell Factor nya akan semakin rendah, sebaliknya jika semakin keras material

maka nilai SF nya akan semakin besar, hal ini dibuktikan oleh penelitian yang telah

dilakukan seorang ahli geologi dari canada dan mempublikasikan hasil penelitianya

dalam sebuah jurnal (Roseke Bernie, 2013)[18], Adapun beberapa angka pemuaian

dan penyusutan jenis material galian dapat dilihat pada Tabel 3.5

Tabel 3.5
Bobot isi dan Faktor Pengembangan dari Berbagai Material
Bobot Isi Swell factor (In-
Macam Material (density lb/cu bank correction
yd, Insitu) factor)
Bauksit 2.700 – 4.325 0,75 (75%)
Tanah Liat, Kering 2.300 0,85
Tanah Liat, Basah 2.800 – 2.300 0,82 – 0,80
Antrasit (Antrachite) 2.200 0,74
Batubara Bituminus (Bituminous Coal) 1.900 0,74
Bijih Tembaga (Cooper Ore) 3.800 0,74
Tanah Biasa, Kering 2.800 0,85
Tanah Biasa, Basah 3.370 0,85
Tanah Biasa Bercampur Pasir dan Kerikil 3.100 0,90
(Gravel)
Kerikil Kering 3.250 0,89
36

Bobot Isi Swell factor (In-


Macam Material (density lb/cu bank correction
yd, Insitu) factor)
Kerikil Basah 3.600 0,88
Granit, Pecah-pecah 4.500 0,67 – 0,56
Hematit, Pecah-pecah 6.500 – 8.700 0,45
Bijih Besi (Iron Ore), Pecah-pecah 3.600 – 5.500 -0,45
Batu Kapur, Pecah-pecah 2.500 – 4.200 0,60 – 0,57
Lumpur 2.160 – 2.970 0,83
Lumpur, Sudah ditekan (Packed) 2.970 – 3.510 0,83
Pasir, Kering 2.200 – 3.250 0,89
Pasir, Basah 3.300 – 3.600 0,88
Serpih, Shale 3.000 0,75
Batu Sabak (Slate) 4.590 – 4.860 0,77
Sumber :Pemindahan Tanah Mekanis, Partanto Prodjosumarto, 1993

3.10 Kondisi Material

Setiap jenis tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat fisik dan

mineralogi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu sebaiknya jika akan melakukan

pekerjaan pemindahan tanah atau material dengan alat mekanis maka harus

diketahui terlebih dahulu jenis serta kondisi materialnya,

Salah satu faktor penting dari material yang perlu diamati adalah ukuran dan

bentuk butir material tersebut,. Contohnya, jika material yang memiliki ukuran

butiran yang halus dengan bentuk butir yang bundar, maka volume material tersebut

dapat hampir sama dengan volume ruangan yang ditempatinya, karena tidak akan

banyak terdapat pori (void) pada tumpukan material yang berada pada ruangan

yang ditempatinya. Sedangkan material dengan ukuran yang kasar dan bentuk butir

yang menyudut,. Ukuran dan bentuk butir ini akan sangat berpengaruh terhadap

faktor pengisian bucket (bucket Fill Factor) alat muat (C.K. Wentworth, 1922)[6].

Adapun pengelompokan ukuran butir material menurut Wentworth, yang disebut

dengan skala Wentworth yang dapat dilihat pada Tabel 3.6

Tabel 3.6
Skala Wenthworth
37

Diameter (mm) Material


≥ 256 Bongkah
64 Berangkal
4 Kerakal
2 Kerikil
1 Pasir sangat kasar
0,5 Pasir kasar
0,25 Pasir sedang
0,125 Pasir halus
0,0625 Pasir sangat halus
0,00395 Lanau

Sumber : C.K. Wentworth, 1922

Kekerasan material adalah faktor lainnya yang penting untuk diamati, karena

akan berpengaruh juga terhadap kegiatan pemindahan material dengan alat

mekanis, dimana dengan diketahuinya kekerasan material yang akan digali maka

dapat ditentukan alat apa yang akan digunakan untuk menggali atau memberaikan

material tersebut . Karena tingkat kekerasan material bervariasi, maka sering

dilakukan pengelompokan material berdasarkan mudah atau sukarnya material

tersebut untuk digali dengan peralatan mekanis seperti berikut ini (Howard Hartman

L, 1987)[09] :

1. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya tanah atas atau top

soil, pasir (sand), lempung pasiran (sandy clay), pasir lempungan (clayed

sand).

2. Agak keras atau medium hard digging, misalnya tanah liat atau lempung

(clay) yang basah dan lengket. Batuan yang sudah lapuk (weathered rock).
38

3. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya : batu sabak (slate), material

yang kompak (compacted material), batuan sedimen (sedimentary rock),

konglomerat (conglomerate), breksi (breccia).

4. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar

(fresh rock) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat

digali, misalnya: batuan beku segar (fresh igneous rock), batuan malihan

segar (fresh metamorphic rock).

Tabel 3.7
Klasifikasi Kekuatan Batuan
Strength Strength Range
Classification (Mpa)
Very weak Oct-20
Weak 20 - 40
Medium 40 - 80
Strong 80 - 160
Very Strong 160 - 320
Sumber: Howard Hartman L, 1987

3.11 Produktifivitas dan Produksi Alat

Dalam melakukan perhitungan kemampuan produktivitas alat – alat

mekanis, dapat menggunakan persamaan berikut:

1. Alat muat
Kemampuan produktivitas pada alat muat dapat dirumuskan dengan

persamaan 3.16 :

E m x 60 x H mt x F m x SF
Pim = ………………..………… (3.16)
Cm
Dimana :

Pim = Produktivitas alat muat (BCM/jam/alat)

Em = Efisiensi kerja (%)

Cm = Cycle Time alat muat sekali pemuatan (menit)


39

Hm = Kapasitas teoritis mangkuk alat muat (LCM)

FFm = Fill Factor (%)

SF = Swell Factor (%)

Kemampuan produksi pada alat muat dapat menggunakan rumus sebagai

berikut :

Pm = Pim x nm………………….…..………… (3.17)


Keterangan :

Pm = Produksi alat muat (BCM/jam)

Pim = Produktivitas alat muat (BCM/jam/alat)

nm = Jumlah alat muat (alat)

2. Alat angkut
Dalam melakukan perhitungan produktivitas alat angkut dapat menggunakan

persamaan berikut:

E a x 60 x H at x FF a x SF
Pia = ………………..………… (3.18)
Ca
Atau dapat menggunakan persamaan :

E a x 60 x (np x H mt x FF m )
Pia = ………………..………… (3.19)
Ca
Dimana :

Pia = Kemampuan produksi alat angkut (BCM/jam/alat)

Ea = Efisiensi kerja (%)

Ca = Cycle Time alat muat sekali pengangkutan (menit)

Hat = Kapasitas teoritis bak alat angkut (LCM)

FFa = Fill Factor (%)

SF = Swell Factor (%)

np = Jumlah alat
40

Adapun dalam perhitungan produktivitas pada alat angkut dirumuskan

sebagai berikut :

Pa = Pia x na……………….………..………… (3.20)


Dimana :
Pa = Produksi alat angkut (BCM/jam)

Pia = Produktivitas alat angkut (BCM/jam/alat)

na = Jumlah alat angkut (alat)

3.12 Biaya Operasi

Biaya operasi adalah estimasi perhitungan yang dibuat untuk mengetahui

besarnya biaya biaya operasi (Operating cost) alat )untuk suatu masa tertentu.

Masa tertentu ini adalah suatu masa dimana umur ekonomi atau umur kegunaan

atau nilai buku dari suatu unit sudah habis (Bustanul Arifin., 2014)[04]. Biaya operasi

(Operating Cost) adalah biaya yang dikeluarkan selama alat tersebut digunakan.

Biaya operasi terdiri dari :

3.12.1 Biaya Bahan Bakar

Kebutuhan bahan bakar dan pelumas per-jam berbeda untuk setiap alat atau

merek dari mesin tersebut. Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar

kecilnya daya mesin yang digunakan disamping kondisi medan yang ringan atau

berat juga menentukan. Data-data ini biasanya dapat diperoleh dari pabrik produsen

alat atau dealer alat bersangkutan maupun berdasarkan data yang diperoleh dari

lapangan (Sugiyanto, L. H. 1984)23. Pabrik pembuat alat biasanya memberikan

perkiraan konsumsi bahan bakar sesuai daya mesin alat yang dinyatakan dalam

liter/jam atau galon/jam yang berada pada Handbook atau buku panduan alat.

Perlu diperhatikan bahwa selama pengoperasian alat, mesin tidak selalu

bekerja 100%. Misalnya pada alat gali, pemakaian tenaga mesin 100% hanya
41

pada waktu menggali dan mengangkat tanah saja, sedang pada waktu bucket

kosong mesin tidak menggunakan tenaga penuh. Efisiensi kerja operator dalam

satu jam kerja juga tidak penuh 100%, misalnya hanya 50 menit/jam saja, hal ini

disebut dengan operating factor, yang semakin besar operating factornya maka

akan semakin besar pula tenaga mesin bekerja. Adapun dalam perhitungan biaya

bahan bakar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.21 yaitu adalah

sebagai berikut :

Biaya Bahan Bakar = Kebutuhan BBM/jam x Harga BBM/liter………… (3.21)

3.12.2 Biaya Filter

Biaya Filter merupakan biaya yang diperlukan dalam untuk kebutuhan

pelumas pada komponen-komponen mesin meliputi minyak pelumas dan gemuk

pelumas. Biaya yang dikeluarkan tergantung dari kebutuhan setiap jam yang sesuai

dengan ukuran HP mesin, kapasitas bak mesin, kondisi ring piston, interval

penggantian pelumas dan banyaknya bagian yang memerlukan pelumasan serta

kondisi kerja Kondisi medan kerja dibedakan dalam tiga keadaan yaitu :

1. Ringan : gerakan-gerakan teratur dan banyak istirahat, tidak membawa

muatan penuh

2. Sedang : gerakan-gerakan teratur muatan tidak penuh

3. Berat : bekerja terus menerus dengan tenaga mesin penuh

Kebutuhan minyak pelumas dan minyak hidrolis tergantung pada besarnya

bak karter (crankcase) dan lamanya periode penggantian minyak pelumas,

biasanya antara 100 sampai 200 jam pemakaian. Untuk kebutuhan minyak

pelumas, minyak hidrolis, gemuk (grease) dan filter biasanya pabrik pembuat

memberikan prakiraan yang dinyatakan dalam liter/jam atau gallon/jam tergantung

kondisi medan kerjanya.

Biaya Bahan Pelumas = Kebutuhan Pelumas/jam x Harga Pelumas/liter …… (3.22)


42

Sedangkan biaya filter biasanya diambil 50% dari jumlah biaya pelumas

diluar bahan bakar atau dalam rumus hitungannya

Biaya Filter/Jam = Jumlah Filter x Harga Filter…………..… (3.23)


Lama Penggantian Filter (jam)

3.12.3 Biaya Ban

Umur ban dari alat sangat dipengaruhi oleh medan kerjanya disamping

kecepatan dan tekanan angin. Selain itu kualitas ban yang digunakan juga

berpengaruh. Umur ban biasanya diperkirakan sesuai dengan kondisi medan

kerjanya. Perhitungan biaya ban dihitung untuk alat-alat yang beroda ban dan

biasanya dipengaruhi harga satuan ban dan usia pelayanan ban itu sendiri. Untuk

menentukan usia pelayanan ban memang agak sulit karena usia ban ini banyak

dipengaruhi kondisi kerja di lapangan.

3.12.4 Biaya Reparasi (Perbaikan)

Biaya reparasi adalah biaya pemulihan (pengembalian) modal berikut

bunganya yang lazim disebut dengan biaya penyusutan atau

depresiasi.Perhitungan biaya pasti untuk segala jenis peralatan pada dasarnya

sama,dan besarnya dipengaruhi oleh suasana moneter (bunga bank) dan umur

rencana alat (Bustanul Arifin., 2014)[04.

Biaya reparasi ini merupakan biaya yang diperlukan untuk perbaikan

ataupun biaya pemeliharaan pada alat-alat sesuai dengan yang mengalami

kerusakan, termasuk harga suku cadang (spare part) serta ongkos perawatan

sesuai dengan kondisi operasinya.

3.12.5 Upah Operator

Upah operator merupakan biaya yang dikeluarkan untuk seseorang yang

menjalankan alat berat. Gaji operator biasanya akan disesuaikan dengan tingkat
43

kecakapan hingga lamanya pengalaman kerja operator tersebut serta medan dan

tingkat resiko yang dihadapi.

3.13 Biaya Kepemilikan

Biaya kepemilikan (ownership cost) pada alat merupakan suatu biaya yang

harus diperhitungkan selama alat yang bersangkutan masih dioperasikan jika alat

tersebut milik sendiri. Biaya ini harus dipertimbangkan karena alat semakin lama

akan semakin berkurang hasil produksinya, bahkan pada waktu tertentu alat tidak

dapat digunakan untuk kegiatan produksi, sehingga akan mengalami penyusutan

(depresiasi). Nilai ownership cost dan operating cost dapat dijadikan acuan untuk

memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan pada suatu pekerjaan yang dilakukan

oleh suatu mesin. Sehingga dapat dipakai sebagai acuan untuk memperkirakan

keuntungan dan kerugian suatu pekerjaan yang dilakukan oleh suatu mesin

(Bustanul Arifin., 2014)[04]. Adapun beberapa komponen dalam perhitungan biaya

kepemilikan (Ownership Cost) yaitu :

1. Depresiasi

Depresiasi (penyusutan) adalah harga modal yang hilang pada peralatan

yang disebabkan oleh umur pemakaian alat tersebut. Guna menghitung besarnya

biaya penyusutan perlu diketahui terlebih dahulu umur kegunaan dari alat yang

bersangkutan dan nilai sisa alat pada batas akhir umur kegunaannya. Beberapa

metode dalam menghitung biaya penyusutan (depresiasi) salah satunya dengan

metode garis lurus (straight line method) yaitu metode dimana turunnya nilai modal

dilakukan dengan pengurangan nilai penyusutan yang sama besarnya sepanjang

umur kegunaan dari alat. Metode ini dapat dihitung dengan cara menjumlahkan

harga beli alat yang disesuaikan dengan tahun pembelian, biaya angkut, biaya muat

dan biaya pemasangan alat dibagi dengan perkiraan umur pakai alat.
44

3.14 Present Wort Cost (PWC)

Present Worth Cost (PWC) adalah perhitungan untuk perencanaan investasi

suatu proyek pada tahun awal (present) untuk jangka waktu tertentu berdasarkan

cost (biaya) yang dibutuhkan. Analisis biaya secara present worth cost ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar investasi atau biaya yang dibutuhkan pada saat

ini (present) dengan perhitungan berdasarkan tabel discrete value factor (Stermole

Franklin J, 1996)[21].

Oleh karena pada penganalisaan ini menghasilkan operating cost yang

berbeda setiap tahunya, serta diasumsikan tidak ada salvage value karena alat

tersebut telah dioperasikan sampai batas akhir umur ekonomisnya dan tidak

lakunya alat tersebut untuk dijual sebagai barang bekas, maka untuk menghitung

Present Worth Cost ini dapat menggunakan persamaan berikut :

PW Cost = C + OC1 (P/Fi,n) + OC2 (P/Fi,n) + ... + (OCn – L) (P/Fi,n) …………… (3.24)

Dimana :

i = Tingkat suku bunga (%)

n = Periode/jangka waktu (tahun)

C = Biaya kapital (investasi awal)

OC = Biaya operasi (operating cost)

L = Nilai sisa
45

3.15 Production Unit Cost (PUC)

Production Unit Cost (PUC) adalah biaya produksi per unit alat yang harus

dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Analisis Production Unit Cost

bertujuan untuk mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk

menghasilkan 1 BCM bahan galian. Nilai PUC alat lama dengan alat baru akan

dibandingkan karena nilai yang lebih rendah tersebut akan lebih menguntungkan.
BAB IV
PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Waktu Kerja Tersedia

Jadwal kerja yang berlaku di PT Tarabatuh Manunggal dalam waktu

seminggu yaitu 6 hari yaitu hari Senin - Sabtu, Waktu kerja dimulai pada pukul

08.00 WIB Kemudian istirahat pada pukul 12:00 – 13:00 WIB, dan kembali bekerja

pada jam 13.00 WIB sampai jam 17.00 WIB, berikut jam kerja di PT Tarabatuh

Manunggal dapat dilihat pada Tabel 4.1 :

Tabel 4.1
Waktu Kerja
Waktu kerja terjadwal PT Tarabatuh Manunggal
Kerja Kerja Waktu Kerja Waktu Total Waktu
Hari Jumlah Hari Produktif I Istirahat Produktif 2 Produktif Produktif Produktif
(jam/hari) (jam/bulan) (jam/bulan)
Senin s/d
kamis dan 19 08:00-12:00 12:00-13:00 13:00-17:00 8 152 180
Sabtu
Jumat 4 08:00-11:00 11:00-13:00 13:00-17:00 7 28

Berdasarkan jumlah waktu produktif pada Tabel 4.1 maka dapat dihitung

waktu produktif PT Tarabatuh manunggal

1. Hari Senin s/d Kamis & Sabtu

Wp I = Waktu Produktif (Jam/Hari) x Banyaknya Hari Kerja (Hari/Bulan)

= 8 Jam/Hari x 19 Hari/Bulan

=152 Jam/Bulan

2. Hari Jumat

Wp 2 = Waktu Produktif (Jam/hari) x Banyaknya Hari Kerja (Hari/Bulan)

= 7 Jam/Hari x 4 Hari/Bulan

= 28 Jam/Bulan

46
47

3. Waktu Produktif Kerja

Wp = Wp I + Wp II

=152 Jam/Bulan + 28 Jam/Bulan

=180 Jam/Bulan

Sehingga dapat diketahui total waktu produktif PT Tarabatuh Manunggal

selama satu bulan kerja adalah sebesar 180 jam/bulan.

4.2 Waktu Hambatan

Waktu hambatan yang diamati pada lokasi penelitian yaitu merupakan waktu

yang menghambat waktu kerja produktif diluar waktu toleransi yang telah diberikan.

Dalam waktu hambatan yang diamati d ilokasi penelitian terbagi menjadi dua yaitu

waktu standby dan waktu repair. Adapun waktu hambatan alat gali muat dapat

dilihat pada Tabel 4.2 :

Tabel 4.2
Waktu Hambatan Alat Gali-Muat
No Standby Time Waktu Alat Gali-Muat (Menit)
Caterpillar 345 GC
1 Terlambat Awal Shift 0,00
2 Istirahat Lebih Awal 243,22
3 Istirahat Terlalu Lama 74,02
4 Pulang Lebih Awal 0,00
5 Blasting 421,55
6 Perpihan Loading Point 657,23
8 Moving Alat 229,89
9 Waktu Tunggu DT 3610,78
Total Waktu 5236,68
No Repair Time Waktu Alat Gali-Muat (Menit)
Caterpillar 345 GC
1 Maintannce 180,00
Total Waktu 180,00
Total Waktu Hambatan 5416,68

Adapun waktu hambatan yang terdiri dari waktu standby sebesar 5.236,68

menit dan waktu repair 180 menit sehingga total waktu hambatan alat gali-muat

sebesar 5.416,68 menit, untuk melihat lebih detail waktu hambatan alat gali-muat

dapat dilihat pada Lampiran C.


48

Adapun total waktu hambatan antara alat angkut lama dengan alat angkut
baru dapat dilihat pada Tabel 4.3 :
Tabel 4.3
Waktu Hambatan Alat Angkut Lama dan Baru
No Standby Time Waktu Alat Angkut (Menit)
Lama Baru
1 Terlambat Awal Shift 0,00 0,00
2 Istirahat Lebih Awal 81,85 81,85
3 Setelah Waktu Istirahat 15,02 15,02
4 Pulang Kerja 0,00 0,00
5 Blasting 410,55 410,55
6 Waktu Tunggu Dumping 518,55 518,55
7 Waktu Tunggu Antar DT 288,12 288,12
Total Waktu 1314,09 1314,09
No Repair Time Waktu Alat Angkut(Menit)
Lama Baru
1 Pengisian Bahn Bak ar 0,00 0,00
2 Maintannce 190,00 95,00
Total Waktu 190,00 95
Total Waktu Hambatan 1504,09 1409,09
Adapun waktu hambatan alat angkut lama yang terdiri dari waktu standby

sebesar 1.314,09 menit dan waktu repair 190 menit sehingga total waktu hambatan

alat angkut lama sebesar 1.504,09 menit sedangkan untuk alat angkut baru total

waktu hambatan sebesar 1.409,09 menit dimana waktu repair diasumsikan 50%

dari alat lama menit. Untuk melihat lebih detail waktu hambatan alat angkut dapat

dilihat pada Lampiran D.

4.3 Efisiensi Kerja

Berdasarkan dari pengolahan data dari alat gali-muat dan alat angkut maka

dapat dilakukan perhitungan nilai efisiensi kerja alat gali-muat dan alat angkut.

1. Efisiensi Kerja Alat Gali-Muat

Adapun untuk perhitungan efisiensi mekanis alat-gali muat dapat dihitung

sebagai berikut :

Diketahui :

W = Actual Work = 89,72 Jam


49

R = Repair and Maintenance = 3,00 jam

S = Standby = 87,26 jam

Total Time =W+S+R

= 89,72 Jam + 87,26 jam + 3,00 jam

= 180,00 Jam

Maka dapat dilakukan perhitungan efisiensi kerja alat gali-muat yaitu :

Penggunaan Efektif ( Effective Of Utilization)

We
E.U = x 100 %
We + R + S

89,72 jam
E.U = x 100 %
89,72 jam + 3 jam + 87,26 jam

E.U = 49,86 %

Adapun untuk efisiensi kerja alat gali muat dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4
Efisiensi Kerja Alat Gali Muat
EFISIENSI KERJA ALAT GALI-MUAT
No Keterangan Waktu Simbol Total Waktu
(menit)
1 Kerja Produktif Wp 10800,00
2 Waktu Standby S 5236,68
3 Waktu Repair R 180,00
4 Kerja Efektif W 5383,32
Efisiensi Kerja E 49,85%

2. Efisiensi Kerja Alat Angkut

Efisiensi Mekanis alat angkut dapat dihitung sebagai berikut :

Diketahui :

W = Actual Work = 154,93 jam

R = Repair and Maintenance = 3,17 jam

S = Standby = 21,90 jam

Total Time =W+S+R

= 154,93 jam + 21,90 jam + 3,17 jam


50

= 180,00 Jam

Dari perhitungan efisiensi mekanis alat angkut, Maka dapat dilakukan

perhitungan efisiensi kerja alat angkut yang sedang digunakan dengan penggunaan

efektif yaitu :

Penggunaan Efektif ( Effective Of Utilization)

We
E.U = x 100 %
We + R + S

154,93 Jam
E.U = x 100 %
154,93 Jam + 3,17 Jam + 21,90 jam

E.U = 86,07 %

Adapun untuk perhitungan efisiensi kerja alat angkut lama didapatkan

86,07% sedangkan untuk efisiensi kerja untuk alat baru didapatkan 86,95% .untuk

melihat efisiensi kerja alat angkut baru dan angkut lama dapat dilihat pada Tabel

4.5

Tabel 4.5
Efisiensi Kerja Alat Angkut Lama dan Alat Angkut Baru
EFISIENSI KERJA ALAT ANGKUT LAMA dan BARU
No Keterangan Waktu Simbol Total Waktu (Menit)
Lama Baru
1 Kerja Produktif Wp 10800,00 10800,00
2 Waktu Standby S 1314,09 1314,09
3 Waktu Repair R 190,00 95,00
4 Kerja Efektif W 9295,91 9390,91
Efisiensi Kerja E 86,07% 86,95%

4.4 Efisiensi Mekanis (Mechanical Efficiency)

Berdasarkan pengolahan data kerja aktual, waktu standby dan waktu repair

semua alat maka dapat dilakukan rekapitulasi perhitungan atau pengolahan dari

efisiensi mekanis yang bertujuan untuk menilai efisiensi dari alat gali-muat dan alat

angkut.

1. Efisiensi Mekanis Alat Gali-Muat


51

Adapun perhitungan efisiensi mekanis alat gali-muat angkut adalah sebagai

berikut :

Diketahui :

W = Actual Work = 89,72 Jam

R = Repair and Maintenance = 3,00 jam

S = Standby = 87,26 jam

Total Time =W+S+R

= 89,72 Jam + 87,26 jam + 3,00 jam

= 180,00 Jam

Maka didapatkan perhitungan efisiensi mekanis sebagai berikut :

a. Ketersedian Mekanis (Mechanical Availability)

We
M.A = x 100%
We + R

89,72 Jam
M.A = x 100%
89,72 Jam + 3,00 Jam

M.A = 96,76 %

b. Ketersedian Fisik (Physical Availability)

W+S
P.A = x 100%
W+R +S

89,72 Jam + 87,26 Jam


P.A = x 100%
89,72 Jam + 3,00 Jam + 87,26 Jam

P.A = 98,33 %

c. Ketersedian Penggunaan (Use Of Availability)

W+R
U.A = x 100%
W+R +S

89,72 Jam + 3,00 Jam


U.A = x 100%
89,72 Jam + 3,00 Jam + 87,26 Jam

U.A = 50,69 %
52

d. Penggunaan Efektif (Effective of Utilization)

W+R
E.U = x 100%
W + R+ S

89,72 Jam
E.U = x 100%
89,72 Jam + 3,00 Jam + 87,26 Jam

E.U = 49,85 %

2. Efisiensi Mekanis Alat Angkut

Adapun perhitungan efisiensi mekanis alat angkut angkut adalah :

W = Actual Work = 154,93 jam

R = Repair and Maintanance = 3,17 jam

S = Standby = 21,90 jam

Total Time =W+S+R

= 154,93 jam + 21,90 jam + 3,17 jam

= 180,00 Jam

Maka didapatkan perhitungan efisiensi mekanis sebagai berikut :

a. Ketersedian Mekanis (Mechanical Availability)

We
M.A = x 100%
We + R

154,93 jam
M.A = x 100%
154,93 jam + 3,17 jam

M.A = 98 %

b. Ketersedian Fisik (Physical Availability)

W+ S
P.A = x 100%
W + R+ S

154,93 jam + 21,90 jam


P.A = x 100%
154,93 jam + 3,17 jam + 21,90 jam

P.A = 98,24 %

c. Ketersedian Penggunaan (Use Ofl Availability)


53

W
U.A = x 100%
W+ S

154,93 jam
U.A = x 100% = 87,61 %
154,93 jam + 21,90 jam

d. Penggunaan Efektif (Efektive of Utilization)

W+R
E.U = x 100%
W + R+ S

154,93 jam
E.U = x 100%
154,93 jam + 3,17 jam + 21,90 jam

E.U = 86,07 %

Adapun hasil rekapitulasi efisiensi alat angkut lama adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Efisiensi Mekanis Alat Gali-muat dan Alat Angkut
JAM %
Unit
W R S T MA PA UA EU
Hino FM 500 260 JD 154,93 3,17 21,90 180,00 98,00% 98,24% 87,61% 86,07%
Excavator Caterpillar 345 GC 89,72 3,00 87,28 180,00 96,76% 98,33% 50,69% 49,85%

4.5 Waktu Edar (Cycle Time)

Adapun hasil pengamatan dilokasi penelitian yang dilakukan secara

langsung di PT Tarabatuh Manunggal besarnya waktu edar alat gali-muat

menggunakan alat Excavator Caterpillar 345 GC yang terdiri dari kegiatan menggali

material (digging), berputar (swing) ketika bucket berisi material, waktu

menumpahkan material ke alat angkut (Dumping), dan waktu putar (swing) kosong

dalam satu kali pengisian sebesar 25,14 detik, dan untuk lebih jelasnya waktu edar

rata-rata alat gali muat yang digunakan saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.7,

sedangkan untuk melihat rincian data waktu edar lebih detail dapat dilihat pada

lampiran E.

Tabel 4.7
Waktu Edar (Cycle Time) Alat Gali Muat
54

Waktu Edar Alat Gali-Muat (detik)


N Simbo
o Jenis Kegiatan l Waktu Total
1 (Digging) tg 11,49
2 (Swing Holding Capacity) tpi 5,45 25,14
3 (Dumping) td 3,60
4 (Swing Empty Capacity) tpk 4,59

Sedangkan besarnya waktu edar alat angkut menggunakan alat Dumptruck

HINO 500 FM 260 JD yang terdiri dari kegiatan berangkat pada saat muatan

kosong, Manuver pada saat muatan kosong, Pengisian material pada bak

Dumptruck hingga penuh, mengangkut material (Hauling), Manuver pada saat

muatan isi, menumpahkan (dumping) material ke hopper dalam satu kali putaran

alat angkut saat ini membutuhkan waktu sebesar 13,03 Menit, dan untuk alat baru

waktu yang dibutuhkan adalah 10,43 menit. Adapun untuk waktu edar rata-rata alat

angkut lama dan alat angkut baru dapat dilihat pada Tabel 4.8, sedangkan untuk

melihat rincian data waktu edar lebih detail dapat dilihat pada lampiran E.

Tabel 4.8
Waktu Edar(Cycle Time) Alat Angkut
No Jenis Kegiatan Waktu( menit)
Alat Alat
Lama Baru
1 Travel Kosong 3,36 1,64
2 Manuver kosong 0,58 0,58
3 Muat 2,29 2,52
4 Travel Isi 5,67 1,56
5 Manuver isi 0,58 0,58
6 Dumping 0,54 0,54
7 Belok - 0,9
8 Ganti gigi & akselerasi - 1,19
Total 13,03 10,43

4.6 Faktor Isian Mangkuk (Fill Factor)

Fill Factor atau faktor pengisian adalah perbandingan antara kapasitas nyata

dengan kapasitas bucket alat muat secara teoritis yang dinyatakan dalam persen

(%). Semakin besar faktor pengisian maka akan semakin besar pula kemampuan
55

nyata dari alat tersebut. Pengukuran Fill Factor di lapangan dilakukan dengan cara

mengukur tinggi rata-rata, panjang rata-rata, serta lebar rata-rata dari tumpukan

material yang telah ditumpahkan dari bucket alat gali-muat untuk mengetahui

volume nyata material yang dapat dimuat kedalam bucket alat gali-muat yang

digunakan. Untuk pengukuran tinggi, panjang, dan lebar rata-rata dari tumpukan

material tersebut dilakukan dengan cara membuat pola grid pada setiap

dimensinya. berikut pengukuran kapasitas nyata dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1
Pengukuran Kapasitas Nyata

Berdasarkan hasil pengukuran fill factor yang dilakukan dilapangan

pengisian mangkuk (Bucket) rata-rata alat gali muat Caterpillar 345 GC adalah

69,17% , berikut rekapitulasi fill factor dapat dilihat pada Tabel 4.9 Sedangkan

rincian data Fill Factor yang didapatkan dari hasil pengambilan data dapat dilihat

pada Lampiran G.

Tabel 4.9
Rekapitulasi Fill Factor
Kapasitas Bucket
FF Rata -
V V FF (%)
Rata (%)
Aktual Teoritis
1,8410 2,7 68,19%
69,17%
1,8942 2,7 70,16%

4.7 Faktor Pengembangan (Swell Factor)

Pengukuran Swell Factor dilakukan dengan cara mengukur density batuan

insitu dan density loose, prosedur pengukuran density batuan insitu ini dilakukan
56

dengan cara mengambil batuan dalam kondisi insitu (alami) kemudian sampel

dilakukan penimbangan berat sampel yang akan dilakukan pengujian, selanjutnya

menyiapkan wadah yang diisi air dengan volume tertentu, sampel yang telah

ditimbang kemudian dimasukan kedalam wadah maka akan diketahui perubahan

volume air pada waktu tersebut. Berikut pengukuran density insitu dapat dilihat pada

gambar 4.2.

Gambar 4.2
Pengukuran Density Insitu

Setelah didapatkan density insitu batuan andesit, maka langkah selanjutnya

adalah menghitung density loose batuan dengan cara melakukan penimbangan

material yang dimasukan kedalam wadah yang telah diketahui volumenya,

kemudian lakukan pengukuran berat material yang ada didalam wadah, Berikut

pengukuran density losse dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3
Pengukuran Density Loose
57

Setelah density insitu dan density loose batuan diketahui maka dapat

dihitung swell factor dengan menggunakan persamaan 3.15, Adapun contoh

perhitungan swell factor adalah sebagai berikut :

3
Density loose = 1,5 gr/cm

3
Density Insitu = 2,5 gr/cm

Density Loose
Swell Factor = x 100%
Density Insitu

1, 5 gr/cm 3
= x 100 %
2, 5 gr/cm 3

= 60 %

Tabel 4.10
Rekapitulasi Swell Factor
No Berat Sampel V Loose Density Loose Density Insitu
Sampel (gram) (cm3) (gr/cm3) (gr/cm3) SF(%)
1 31698 21746,07 1,46 2,50 58,32%
2 33533 21746,07 1,54 2,50 61,68%
Rata - Rata Swell Factor (%) 1,50 2,50 60 %

4.8 Produktivitas dan Produksi Alat Gali-muat dan Alat Angkut Lama

Dalam penelitian yang dilakukan ini metode yang digunakan untuk

menghitung produktivitas alat adalah metode perhitungan langsung karena

sebagian besar data yang dibutuhkan untuk menghitung produktivitas alat diambil

langsung dari lapangan.

1. Produktivitas Alat Excavator Caterpillar 345 GC

Berdasarkan data yang telah didapatkan diatas maka dapat dihitung

produktivitas gali-muat, berikut ini adalah hasil perhitungan dengan menggunakan

rumus :

E m x 60 x H mt x F m x SF
Pim =
Cm
58

Adapun untuk mengetahui produktivitas alat data yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Kapasitas Bucket (Hm) = 2.7 LCM (Lampiran G)

Fill Factor (FF) = 69,16 % (Lampiran G)

Efisiensi kerja (Em) = 49,85 %

Swell Factor (SF) = 60 %

Cycle Time (Cm) = 0,419 menit (Lampiran E)

Sehingga hasil produktivitas alat gali-muat excavator dapat dihitung sebagai

berikut :

( E m x 60 ) x H mt x F m x SF
Pim =
Cm

(0,499 x 3600 jam/menit) x 2,7 LCM x 0,692 x 0,6


Pim =
0,419 Menit

= 80,04 BCM/Jam/Alat

Sehingga didapatkan Produksi alat muat lama sebesar :

Pm = Pim x nm

Pm =71,45 BCM/Jam/Alat x 1 unit

Pm =80,04 BCM/Jam x 3390 jam/tahun

Pm = 271384,18 BCM/Tahun

2. Produktivitas Alat DumpTruck Hino 500 FM 260 JD (Saat Ini)

Berdasarkan data yang telah didapatkan maka dapat dilakukan perhitungan

produktivitas alat alat angkut, berikut ini adalah hasil perhitungan dengan

menggunakan rumus :

E a x 60 x H m x F a x np x SF
Pia = Ca

Adapun untuk mengetahui produktivitas alat data yang digunakan adalah

sebagai berikut :
59

Kapasitas Bucket (Hm) = 2.7 LCM (Lampiran G)

Fill Factor (FF) = 69,16 % (Lampiran G)

Efisiensi kerja (Em) = 86,07 %

Swell Factor (SF) = 60 %

Cycle Time (Ca) = 13,30 menit (Lampiran H)

Jumlah Pengisian (np) = 6 kali

Sehingga hasil produktivitas alat angkut dapat dihitung sebagai berikut :

E a x 60 x H m x F m x SF x np
Pia =
Ca

(0,8607 x 60 menit) x 2,7 LCM x 0,692 x 0,6 x 6


Pia =
13,30 Menit

= 26,65 Bcm/Jam/Alat

Sehingga didapatkan produksi alat angkut lama sebesar :

Pa = Pia x na

Pa = 26,65 Bcm/Jam/Alat x 3 unit

Pa =79,94 BCM/Jam x 3.390 jam/tahun

Pa =270.996,93 BCM/tahun

Berdasarkan perhitungan produktiftas dan produksi alat angkut saat ini maka

didapatkan nilai produkvitas alat angkut sebesar 26,65 BCM/Jam untuk produksi

alat angkut dengan jumlah alat 3 unit sebesar 270.996,93 BCM/tahun.

4.9 Estimasi Produktivitas Alat Angkut Baru

Adapun untuk produktivitas Dumptruck HINO 500 FM 260 JD baru sebesar

30,88 BCM/jam/unit untuk produksi 3 unit Dumptruck HINO 500 FM 260 JD selama

setahun sebesar 314.050,60 BCM/tahun untuk melihat rekapitulasinya dapat dilihat

pada Tabel 4.11.


60

Adapun untuk mengetahui produktivitas alat angkut baru data yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Kapasitas Bucket (Hm) = 2.7 LCM (Lampiran G)

Fill Factor (FF) = 69,16 % (Lampiran G)

Efisiensi kerja (Em) = 86,95 %

Swell Factor (SF) = 60 %

Cycle Time (Ca) = 10,43 menit (Lampiran E)

Jumlah Pengisian (np) = 6 kali

Sehingga hasil produktivitas alat angkut dapat dihitung sebagai berikut :

E a x 60 x H m x F m x SF x np
Pia =
Ca

(0,8695 x 60 menit) x 2,7 LCM x 0,692 x 0,6 x 6


Pia =
10,43 Menit

= 30,03 Bcm/Jam/Alat

Sehingga didapatkan Produksi alat angkut baru sebesar :

Pa = Pia x na

Pa = 30,03 Bcm/Jam/Alat x 3 unit

Pa = 90,09 BCM/Jam x 3.390 jam/tahun

Pa =305.409,91 BCM/tahun

Tabel 4.11
Produktivitas Alat Angkut Baru
Kemampuan Produksi Alat Angkut Baru (Hino Fm 500 260 JD)
No Parameter Simbol Nilai Satuan
1 Efisiensi Kerja Ea 86,95 %
2 Buck et Capacity Hm 2,7 LCM
3 Fill Factor FF 69,16 %
4 Swell Factor SF 60 BCM/LCM
5 Cycle Time Ca 10,41 menit
6 Jumlah Pengisian np 6 -
7 Produktifitas Pia 30,03 BCM/Jam/Unit
8 Produksi (3 Unit) Pa 90,09 BCM/Jam
Produksi ( satu tahun) Pa 305409,91 BCM/Tahun
61

4.10 Biaya Operasi (Operating Cost)

4.10.1 Konsumsi Bahan Bakar Alat Angkut

Adapun dalam melakukan pengambilan data konsumsi bahan bakar pada

alat angkut dilakukan dengan cara mencatat data HM (Hour Meter) yang

diperuntukan untuk mengetahui berapa lama atau durasi waktu pemakaian alat

angkut beroperasi berdasarkan dari kinerja mesin pada alat tersebut, kemudian

selain data HM perlu dicatat data konsumsi atau solar yang dikeluarkan untuk

operasi alat angkut, setelah data tersebut didapatkan maka dapat dilakukan

perhitungan konsumsi solar yang digunakan pada alat angkut tersebut. Adapun

hasil pengolahan dari pengambilan data didapatkan konsumsi bahan bakar alat

angkut lama sebesar 5,97 ltr/jam sedangkan konsumsi solar untuk alat angkut baru

menggunakan data pemakain bahan bakar pada bulan pertama pada saat alat

angkut baru beroprasi yang didapatkan hasil data sebesar 4,39 liter/jam , adapun

untuk rincian data data lebih detail dapat dilihat pada Lampiran K, Sedangkan

untuk tabel perbandingan konsumsi bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Adapun untuk perhitungan konsumsi bahan bakar adalah sebagai berikut :

1. Konsumsi Bahan Bakar Alat Lama

Konsumsi bahan bakar (1 bulan) = 1300,5579 liter

Hour meter alat angkut lama = 227 Jam

Konsumsi bahan bakar =

Konsumsi bahan bakar 1 bulan


hours meter

1300,5579 liter
=
227 jam

= 5,722 liter/jam

2. Konsumsi Bahan Bakar Alat Angkut Baru


62

Konsumsi bahan bakar (1 bulan) = 1076,068750 liter

Hour meter alat angkut baru = 224 jam

konsumsi bahan bakar =

Konsumsi bahan bakar 1 bulan


hours meter

1076,069 liter
=
224 Jam

= 4,804 liter/jam

Tabel 4.12
Data Konsumsi Bahan Bakar Alat Angkut
Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar Alat Angkut Hino 500 FM 260 JD
Hino 500 Fm 260 JD Lama Baru
Konsumsi Bahan Bakar (liter/jam) 5,72 4,80

4.10.2 Konsumsi Minyak Pelumas

Adapun untuk mengetahui data konsumsi minyak pelumas dilakukan dengan

mengumpulkan data hasil rekapitulasi penggantian minyak pelumas dalam

beberapa bulan terakhir. Dari data hasil rekapitulasi didapatkan rentang waktu

penggantian minyak pelumas pada alat angkut yang dilakukan setiap 250 – 1000

jam dan juga didapatkan quantity dalam satuan liter, untuk penelitian yang dilakukan

alat angkut saat dan alat angkut baru konsumsi minyak pelumas diasumsikan sama.

Adapun untuk data konsumsi minyak pelumas pada alat angkut lama dan alat

angkut baru dapat dilihat pada Tabel 4.13. Sedangkan untuk rincian data lebih

detail konsumsi minyak pelumas dapat dilihat pada lampiran L.

Tabel 4.13
Data Konsumsi Minyak Pelumas Alat Angkut Lama dan Baru
KONSUMSI MINYAK PELUMAS HINO 500 FM 260 JD
Pelumas (Oli) Deskripsi Rentang Pergantian (jam) Quantity (ltr)
Engine OIL Pertamina 15 w 40 250 47

Transmisi Oli Corena Rs 32 2000 29

Hydraulic 1000 24
Hydraulic Agip OSO 68
63

4.10.2 Umur Ban Alat Angkut

Dalam kegiatan operasional ban yang digunakan pada alat angkut

mempunyai batas umur pakai yang ditetapkan sesuai dengan umur ban. Adapun

ban yang digunakan HINO 500 FM 260 JD adalah ban Goodyear Timberking

dengan umur pakai 1500 jam dan Aeolus HN10 dengan umur pakai 1400 jam

sesuai dengan pengalaman mekanik dan penggunaan ban pada alat angkut lama

dan alat angkut baru diasumsikan menggunakan ban yang sama, pergantian ban

sesuai dengan umur dari ban yang digunakan untuk kegiatan operasional

penambangan. Adapun data Merk/Type ban dapat dilihat pada Tabel 3.14 dan

untuk data Biaya ban yang digunakan dapat dilihat Tabel 4.15.

Tabel 4.14
Spesifikasi Ban Hino 500 FM 260 JD
SPESIFKASI BAN (HINO FM 500 260 JD)

Type Ban Aelos Good Year


Pola HN10 G177
L/S 152/149F 193B
TL/TT TT TL
Radial/Diagonal Radial Radial
Rekomandasi Rim 8.00 8.00-8,5
Tekanan Ban (Bar) 8,3 7,93
Ukuran 11.00 R20 11.00 R20
Lebar (mm) 287 288
Diameter (mm) 1087 1097

Tabel 4.15
Biaya Ban Hino 500 FM 260 JD
64

Biaya Ban
Unit Type Ban Harga Rp/Ban Umur ban
(Rp/jam)
Aelus HN 10 Rp3.459.000 1400 Rp2.471
GoodYear Timberking Rp3.950.000 1500 Rp2.633
GoodYear Timberking Rp3.950.000 1500 Rp2.633
GoodYear Timberking Rp3.950.000 1500 Rp2.633
Hino Fm 260 JD 500 GoodYear Timberking Rp3.950.000 1500 Rp2.633
GoodYear Timberking Rp3.950.000 1500 Rp2.633
Aelus HN 10 Rp3.950.000 1500 Rp2.633
Aelus HN 10 Rp3.950.000 1500 Rp2.633
Aelus HN 10 Rp3.459.000 1500 Rp2.306
Aelus HN 10 Rp3.459.000 1400 Rp2.471
Total Biaya Ban Alat Angkut Rp38.027.000 Rp25.681

4.10.3 Total Biaya Operasi Alat Angkut Lama dan Baru

Untuk menghitung biaya operasi dapat dilakukan perhitungan sesuai dengan

data-data yang diperlukan seperti biaya bahan bakar, Biaya minyak pelumas, biaya

ban, Biaya konsumsi grease, upah operator, dan biaya perbaikan. Untuk harga

Solar/HSD dapat dilihat pada Tabel 4.16 yang di sesuaikan dengan periode pada

saat penelitian dilakukan dan wilayah penelitian berada pada wilayah I dengan

harga Rp. 11.550,00/liter.

Tabel 4.16
Harga Solar/HSD (High Speed Diesel)

Solar Industri Wilayah Harga

Harga Dasar HSD Solar Industri Wilayah I Sumatra, Jawa, Bali, Madura Rp 11.550

Harga Dasar HSD Solar Industri Wilayah II Kalimantan Rp 11.550

Harga Dasar HSD Solar Industri Wilayah III Sulawesi, NTB Rp 11.650

Harga Dasar HSD Solar Industri Wilayah IV Maluku, NTT, Irian Jaya Rp 11.800
Sumber : PT Pertamina (Persero), Periode 15-31 Mei 2021

Adapun untuk perhitungan biaya operasi adalah sebagai berikut :

1. Biaya Bahan Bakar

a. Biaya Bahan Bakar Alat angkut Lama

Konsumsi bahan bakar = 5,969 liter/jam


65

Harga bahan bakar = Rp 11.550 /liter

Biaya = Konsumsi bahan bakar x harga bahan bakar

= 5,722 liter/jam x Rp 11.550 /liter

= Rp 66.086 /jam

b. Biaya bahan Bakar Alat angkut Baru

Konsumsi bahan bakar = 5,969 liter/jam

Harga bahan bakar = Rp 11.550 /liter

Biaya = Konsumsi bahan bakar x harga bahan bakar

= 4,804 liter/jam x Rp 11.550 /liter

= Rp 55.485,00 /jam

2. Biaya Minyak Pelumas

Untuk Biaya Minyak pelumas alat-lama dan baru diasumsikan sama.

Engine oil = Konsumsi Engine oil x harga

= 0,18 liter/jam x Rp.21,900 /liter

= Rp 4.117,00 liter/jam

Transmisi Oil = Konsumsi Transmisi Oil x harga

=0,0145 liter/jam x Rp 40.627 /liter

= Rp 589,00 liter/jam

Hydraulic Oil = Konsumsi hydraulic Oil x harga

= 0,024 liter/jam x Rp. 21.425 /liter

= Rp. 514,00 liter/jam

3. Biaya Grease

15 Kg/Bulan
Konsumsi grease =
30 Hari/Bular

0,5 Kg/Bulan
=
24 jam/hari

= 0,021 kg/jam
66

Biaya grease = 0,021kg/jam x Rp 37.000/kg

= Rp 771,00 /jam

4. Upah Operator

Upah Operator = Rp160.000 /hari

Jam Kerja = 8 Jam/hari

Upah Operator
Biaya =
Jam Kerja

Rp 160.000/ Hari
=
8 Jam/hari

= Rp 20.000,00 /jam

5. Biaya Perawatan

Harga Engine Filter


Biaya Engine filter =
Jam Penggantian

Rp.152.000,00
=
250 Jam

= Rp 608,00 / jam

Harga Transmisi Filter


Biaya Transmisi Filter =
Jam Penggantian

Rp. 40.400,00
=
250 Jam

= Rp 162,00 / Jam

Harga Fuel Filter


Biaya Fuel Filter =
Jam Penggantian

Rp.39.167,00
=1000 Jam

=Rp 157,00 /Jam

Harga Hydraulic Filter


Biaya Hydraulic Filter =
Jam Penggantian
67

Rp. 81.200,00
=
2000 Jam

=Rp 42,00 /Jam

Harga Break Filter


Biaya Brake Filter =
Jam Penggantian

Rp. 33.525,00
=
2000 Jam

=Rp. 17,00 / jam

Harga Ail Filter Out


Biaya Air Filter Out =
Jam Penggantian

Rp. 368.900
=
1000 Jam

=Rp. 369 /jam

Harga Ail Filter In


Biaya Air Filter In =
Jam Penggantian

Rp. 155.500 ,00


=
2000 Jam

= Rp. 389,00 /jam

6. Biaya Bengkel dan Perbaikan

Adapun untuk biaya bengkel dan perbaikan untuk alat angkut lama dan alat

angkut baru adalah sebagai berikut :

a. Biaya Bengkel dan Perbaikan Alat Angkut Lama

Biaya Bengkel = 8,25% (KATALOG ALAT BERAT 2013)

Harga Alat
= 8,25% X
Annual Use In Hours

Rp. 850.000.000,00
= 8,25% x
3.390

= Rp 20.684,32 /jam
68

Biaya Perbaikan = 17,25% (KATALOG ALAT BERAT 2013)

Harga Alat
= 17,25% X
Annual Use In Hours

Rp. 850.000.000,00
= 17,25% x
3.390

= Rp 43.249,02 /jam

b. Biaya Bengkel dan Perbaikan Alat Angkut Baru

Biaya Bengkel = 6,25% (KATALOG ALAT BERAT 2013)

Harga Alat
= 6,25% X
Annual Use In Hours

Rp. 978.000.000
= 6,25% x
3.390

= Rp 18.029,64 /jam

Biaya Perbaikan = 12,25% (KATALOG ALAT BERAT 2013)

Harga Alat
= 12,25% X
Annual Use In Hours

Rp. 978.000.000
= 12,25% x
3.390

= Rp 36.059,29 /jam

7. Total Biaya Operasi

Adapun hasil perhitungan total biaya operasi alat angkut lama adalah : Rp

185.433,13/jam x 3390 jam/tahun ≈ Rp 621.884.172,20 /tahun Sedangkan

untuk biaya operasi alat angkut biaya ban, pemakaian pelumas, grease,

biaya perawatan serta upah operator diasumsikan alat lama dan alat baru

sama yang membedakan hanya pada biaya bahan bakar dan biaya bengkel

dan perbaikan sehingga total biaya operasi alat angkut baru Rp

552.566.994,26 /tahun . untuk hasil perhitungan biaya operasi alat lama dan
69

alat baru dapat dilihat pada Tabel 4.17 sedangkan untuk rincian data

perhitungan biaya operasi alat angkut lama dan baru dapat dilihat pada

Lampiran M

Tabel 4.17
Perbandingan Biaya Operasi Alat Angkut Lama dan Baru
Biaya Operasi Alat Angkut (Rp/Jam)
No Keterangan
Lama Baru
1 Bahan Bakar Rp 66.086,43 Rp 55.484,79
Engine Rp 4.117,20 Rp 4.117,20
2 Pelumas Transmisi Rp 589,09 Rp 589,09
Hydraulic Rp 514,20 Rp 514,20
3 Ban Rp 25.680,76 Rp 25.680,76
4 Grease Rp 770,83 Rp 770,83
5 Upah Operator Rp 20.000,00 Rp 20.000,00
Engine Rp 608,00 Rp 608,00
Transmisi Rp 161,60 Rp 161,60
Fuel Rp 156,67 Rp 156,67
6 Maintenance Hydraulic Rp 40,60 Rp 40,60
Brak e Rp 16,76 Rp 16,76
Air Filter Out Rp 368,90 Rp 368,90
Air Filter In Rp 388,75 Rp 388,75
7 Biaya Bengkel Rp 20.684,32 Rp 18.029,64
8 Biaya Perbaikan Rp 43.249,02 Rp 36.059,29
Total Operating Cost (Rp/jam) Rp 183.433,13 Rp 162.987
Total Operating Cost (Rp/tahun) Rp 621.884.172,20 Rp 552.566.994,26

4.11 Biaya Kepemilikan (Ownership Cost)

Dalam perhitungan biaya kepemilikan terdapat tiga data yang mempengaruhi

hasil dari perhitungan biaya kepemilikan (ownership cost) diantaranya yaitu nilai

trade in value, depresiasi, asuransi serta pajak (Tax). Adapun perhitungan biaya

kepemilikan antara alat angkut lama dengan alat angkut baru adalah sebagai

berikut.

1. Biaya Kepemilikan alat angkut HINO 500 FM 260 JD lama

Trade in Value = Trade In Value x Harga Alat

= 11% x Rp 850.000.000,00

= Rp 93.500.000

Harga Alat - Trade In Value


Depresiasi =
Umur alat (jam/tahun) x Annual Use In Hours
70

Rp.850.000.000,00 - Rp 93.500.000,00
=
8 x 3390

= Rp 27.892,49 jam tahun

( (1+Umur Alat(Tahun)) x 100%


Faktor =
2 x Umur Alat (Tahun

(1+8) x 100%
=
2x8

= 0,56

Faktor x Harga Alat x ( Tax and Insurance)


Tax & Insurance =
Annual use In Hours

(0,56x Rp 850.000.000) x (0,1)


=
3.390

= Rp. 14102,94 jam/tahun

2. Biaya Kepemilikan alat angkut HINO 500 FM 260 JD Baru

Trade in Value = Trade In Value x Harga Alat

= 11% x Rp 978.000.000,00

= Rp 107.580.00,00

Harga Alat - Trade In Value


Depresiasi =
Umur alat (jam/tahun) x Annual Use In Hours

978.000.000 ,00 - Rp 107.580.00,00


=
8 x 3.390

= Rp 32.092,77 jam/tahun

( (1+Umur Alat(Tahun)) x 100%


Faktor =
2 x Umur Alat (Tahun

(1+8) x 100%
=
2x8

= 0,56

Faktor x Harga Alat x ( Tax and Insurance)


Tax & Insurance =
Annual use In Hours
71

0,56x 978.000.000 - (0,1)


=
3390

= Rp. 16.226,68 Jam/tahun

Adapun hasil rekapitulasi perhitungan biaya kepemilikan alat angkut lama

dan baru dapat dilihat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18
Perbandingan Biaya Kepemilikan Alat Angkut Lama dan Baru
Perbandingan Biaya Kepemilikan Alat Lama dan Baru HINO FM 260 JD
Alat Angkut
No Keterangan
Lama Baru
1 Umur Alat (Jam) 27.122 27.122
2 Umur Alat (Tahun) 8 8
3 Annual Use in Hours (Jam/Tahun) 3.390,25 3.390,25
4 Harga (Rp) 850.000.000 978.000.000
5 Hasil Trade in Value (Rp) 93.500.000 107.580.000
6 Hasil Depresiasi (Rp/Jam/Tahun) 27.892,49 32.092,77
7 Penanaman Modal Tahunan (Faktor) 0,56 0,56
8 Tax and Insurance (Rp/Jam/Tahun 14.102,94 16.226,68
Total Owning Cost (Rp/Tahun) 142.375.000 163.815.000
Total Owning Cost (Rp/Jam) 41.995,43 48.319,45

Adapun untuk nilai trade in value yang berdasarkan pada data Statistic

Organisation For Economic Co-Operation And Development (OECD) dimana nilai

yang dipilih untuk trade in value pada perhitungan ownership cost adalah nilai rest

of the world (nilai rata-rata di seluruh dunia) yaitu 11%, Sementara untuk nilai Tax

didapatkan berdasarkan data UU No 04 Tahun 2009 Pasal 6 yang membahas

mengenai pajak berganda alat berat yaitu dengan nilai 0,1%.

4.12 Present Worth Cost (PWC)

Dari hasil perhitungan yang dilakukan didapatkan PWC untuk alat angkut

lama sebesar Rp. 3.360.858.637,09 sedangkan untuk alat angkut baru sebesar Rp

6.316.057.736,10. Berikut tabel yang menunjukan biaya operasi tiap tahun dapat

dilihat pada Tabel 4.19 dan Tabel 4.20 sementara untuk nilai present worth cost
72

pada untuk alat angkut lama dapat dilihat pada Tabel 4.21 sedangkan present

worth cost pada untuk alat angkut baru dapat dilihat pada Tabel 4.22.

Tabel 4.19
Biaya Operasi Alat Angkut Lama
DT HINO FM 260 JD
Biaya Operasi (Rp/Tahun)
Tahun Inflasi
Alat Lama
2021 1,68% Rp621.884.172
2022 1,68% Rp632.331.826
2023 1,68% Rp642.955.001
2024 1,68% Rp653.756.645

Tabel 4.20
Biaya Operasi Alat Angkut Baru
DT HINO FM 260 JD
Biaya Operasi (Rp/Tahun)
Tahun Inflasi
Alat Baru
2021 1,68% Rp552.566.994
2022 1,68% Rp561.850.120
2023 1,68% Rp571.289.202
2024 1,68% Rp580.886.860
2025 1,68% Rp590.645.760
2026 1,68% Rp600.568.608
2027 1,68% Rp610.658.161
2028 1,68% Rp620.917.218

1. Present Worth Cost HINO 500 FM 260 JD Lama

Adapun perhitungan Present Worth Cost (PWC) untuk alat angkut lama

adalah sebagai berikut :

Diketahui :

i = 9,78 %

n = 4 Tahun

C = Rp. 0,-

OC = Biaya operasi (operating cost) (Tabel 4.19)

L = Rp 93.500.000,00

Present Worth Cost = C +( OC1 +OWC )+ (OC2 (P/Fi,n) +OWC) ....

+ (OCn - L) (P/Fi,n) + OWC

Present Worth Cost = 0 + ( Rp 621.884.172,20 + Rp 142.375.000,00) +


73

[Rp 632.331.826,29 + Rp. 142.375.000,00] + [Rp

642.955.000,98 (0,9109) + Rp. 142.375.000,00] +

[Rp 664.739.756,60 (0,8298) + Rp. 142.375.000,00]

+ [Rp 664.739.756,60 - Rp. 93.500.000,00 (0,7558)

+ Rp. 142.375.000,00]

Present Worth Cost = Rp. 3.360.858.637,09

Tabel 4.21
Present Worth Cost Alat Angkut Lama
HINO FM 260 JD Lama
n Tahun Inflasi P/F 9,78% Biaya (RP/Tahun)
1 2021 1,68% 0 Rp 764.259.172,20
2 2022 1,68% 0,9109 Rp 718.374.113,04
3 2023 1,68% 0,8298 Rp 675.874.633,94
4 2024 1,68% 0,7558 Rp 636.510.933,49
Present Worth Cost (PWC) Rp 3.360.858.673,09

2. Present Worth Cost HINO 500 FM 260 JD Baru

Adapun perhitungan Present Worth Cost (PWC) untuk alat angkut Baru

adalah sebagai berikut :

Diketahui :

i = 9,78 %

n = 8 Tahun

C = Rp. 978.000.000,00

OC = Biaya operasi (operating cost) (Tabel 4.20)

L = Rp. 107.580.000,00

Present Worth Cost = C +( OC1 + OWC )+ (OC2 (P/Fi,n) +OWC) ....

+ (OCn + L) (P/Fi,n) + OWC

Present Worth Cost = Rp 978.000.000,00 + (Rp 552.266.994,26 + Rp

163.815.000) + [Rp 561.850.119,77 + Rp

163.815.000] + [Rp 571.289.201,78 (0,9109) + Rp


74

163.815.000] + [Rp 580.886.860,37 (0,8298) + Rp

163.815.000] + [Rp 590.645.759,62 (0,7558) + Rp

163.815.000] + [Rp 600.568.608,38 (0,7558) + Rp

163.815.000] + [Rp 610.658.161,01 (0,6272) + Rp

163.815.000] + [Rp 620.917.218,11 (0,5713) + Rp

163.815.000] + [Rp 620.917.218,11 – Rp

107.580.000,00 (0,5204) + Rp 163.815.000]

Present Worth Cost = Rp 6.316.057.736,1

Tabel 4.22
Present Worth Cost Alat Angkut Baru
HINO FM 260 JD Baru
n Tahun Inflasi P/F 9,78% Biaya (RP/Tahun)
1 2021 1,68% 0 Rp 1.694.381.994,26
2 2022 1,68% 0,9109 Rp 675.611.429,01
3 2023 1,68% 0,8298 Rp 637.849.076,35
4 2024 1,68% 0,7558 Rp 602.872.978,53
5 2025 1,68% 0,6885 Rp 570.477.554,72
6 2026 1,68% 0,6272 Rp 540.472.392,64
7 2027 1,68% 0,5713 Rp 512.681.129,38
8 2028 1,68% 0,5204 Rp 486.940.414,79
Present Worth Cost (PWC) Rp 6.316.057.736,10

4.13 Production Unit Cost (PUC)

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan kajian teknis dan ekonomis.

Pada alat angkut lama nilai present worth cost lebih rendah dibandingkan alat baru

akan tetapi berdasarkan kajian teknis alat baru lebih tinggi dibandingkan alat lama,

oleh karena itu untuk menentukan penggantian alat angkut harus dilakukan

perhitungan production unit cost (PUC) yang merupakan biaya produksi per unit alat

yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Analisis production unit

cost bertujuan untuk mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk

menghasilkan 1 BCM bahan galian. Nilai PUC alat lama dengan alat baru akan
75

dibandingkan karena nilai yang lebih rendah tersebut akan lebih menguntungkan.

Adapun hasil perbandingan antara alat lama dan alat baru adalah sebagai berikut :

1. Production Unit Cost Alat Angkut Lama

Present Wort Cost


Production Unit Cost =
Produksi x Umur alat

Rp.3.360.858.673,09
=
270.996,93 BCM/Tahun x 4 Tahun

= Rp 3.100,46 /BCM

2. Production Unit Cost Alat Angkut Baru

Present Wort Cost


Production Unit Cost =
Produksi x Umur alat

Rp.6 . 316 .057 . 736,10


=
305.409,91 BCM/Tahun x 8 Tahun

= Rp 2.585,07 /BCM

Berdasarkan hasil perhitungan Production Unit Cost (PUC) didapatkan biaya

yang dikeluarkan untuk satu BCM bahan galian pada alat angkut saat ini yang

sedang digunakan yaitu Rp 3.100,46 /BCM sedangkan untuk biaya yang

dikeluarkan untuk satu BCM bahan galian pada alat angkut baru yaitu sebesar Rp

2.585,07 /BCM.
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Lokasi Penambangan

Keadaan pada lokasi penambangan sangat mempengaruhi kinerja dari alat

yang digunakan. Pada lokasi penelitian kondisi lokasi penelitian cukup baik, aspek

pada lokasi penelitian yang mendukung berupa kondisi jalan angkut, perawatan

yang dilakukan pada lokasi jalan angkut sering diperhatikan oleh perusahaan

terbukti dengan dilakukannya perataan jalan menggunakan alat motor grader yang

dilakukan secara berkala pada setiap segmen jalan yang bergelombang yang

diakibatkan tekanan yang berasal dari alat angkut yang sedang melintas ketika

dalam posisi bermuatan.

5.2 Kondisi Alat

Kondisi alat angkut yang digunakan pada daerah penelitian sudah tergolong

alat yang cukup tua untuk alat angkut yang saat ini digunakan yaitu HINO FM 500

260 JD sudah beroperasi selama 4 tahun dari perrtama pembelian alat pada tahun

2017 dimana alat tersebut sering mengalami kerusakan sehingga harus melakukan

perbaikan, faktor alat yang sering mengalami kerusakan dapat mempengaruhi

tingkat produktivitas dan target produksi yang dapat merugikan kegiatan

pertambangan yang sedang dilakukan, oleh sebab itu alat angkut tersebut perlu

dikaji baik secara kajian teknis dan kajian ekonomis yang bertujuan untuk

menentukan kelayakan alat pada saat beroperasi yang tidak lain agar perusahaan

76
tidak mengalami kerugian dan agar memenuhi target produksi yang telah

ditentukan oleh perusahaan.

77
78

5.3 Ketersedian (Availability) Alat Gali-Muat dan Angkut

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan secara langsung dilapangan dan

berdasarkan pengolahan data yang telah didapatkan ketersediaan alat yang berada

dilapangan pada front kerja kegiatan penambangan dimana terdapat 1 alat gali-

muat dan 3 alat angkut dimana ketersediaan dari alat yang berada dilapangan alat

gali-muat lebih banyak menunggu sehingga perlu dilakukan penambahan 1 alat

angkut yang berada front kerja kegiatan penambangan.

5.4 Kajian Teknis Penggantian Alat Angkut

Berdasarkan data yang didapatkan pada lokasi penelitian dalam kajian

teknis penggantian alat angkut terdapat beberapa parameter utama yang

mempengaruhi dalam mendapatkan produktivitas alat angkut yang sedang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 5.1. Adapun dalam kajian teknis yaitu dengan

cara membandingkan produktivitas alat angkut lama dengan alat angkut baru,

berdasarkan hasil perbandingan produktivitas antara alat lama dengan alat baru

maka akan diketahui alat mana yang produktivitasnya lebih baik atau lebih produktif.

Tabel 5.1
Parameter Dalam Perhitungan Produktivitas
Parameter Variabel Variabel
Tidak Tetap Tetap
Daya mesin x ✓
Waktu Edar ✓ X
Machine Kapasitas Bucket x ✓
Jumlah alat x ✓
Jumlah Pengisian x ✓
Material Faktor Pengembangan (SF) x ✓
Faktor Pengisian (FF) x ✓
Man Efisiensi Kerja ✓ X
Pola Pemuatan x ✓
Method Front Kerja x ✓
Jumlah Alat x ✓
79

Berdasarkan Tabel 5.1 maka dapat diketahui dalam perhitungan

produktivitas variabel yang sangat mempengaruhi adalah variabel Cycle Time dan

Efisiensi kerja.

5.4.1 Waktu Hambatan

Adapun waktu hambatan yang mempengaruhi efisiensi kerja alat angkut

yang meliputi Standby Time dan waktu repair. untuk lebih jelasnya perbandingan

waktu hambatan antara alat angkut lama dengan alat angkut baru dapat dilihat pada

Gambar 5.1.

Gambar 5.1
Grafik Perbandingan Waktu Hambatan Alat Angkut Lama dan Baru

Berdasarkan grafik perbandingan waktu hambatan antara alat angkut lama

dengan alat angkut baru waktu hambatan untuk alat angkut lama sebesar 1504,09

menit sedangkan untuk alat baru waktu hambatan sebesar 1409,09 menit

5.4.2 Efisiensi Kerja

Adapun nilai dari efisiensi kerja dari hasil perhitungan dan pengamatan

langsung dilapangan didapatkan nilai efisiensi kerja untuk alat angkut yang saat ini

digunakan adalah 86,07% sedangkan untuk efisiensi kerja alat angkut baru adalah

86,95% sehingga dapat diketahui adanya selisih antara efisiensi alat baru dengan

alat lama yaitu sebesar 0,88% artinya terjadi kenaikan efisiensi kerja dari alat
80

angkut baru yang direkomendasikan sebesar 0,88%, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2
Grafik Perbandingan Efisiensi Kerja Alat Angkut

Berdasarkan grafik perbandingan efisiensi kerja alat angkut lama dengan

alat angkut baru terjadinya kenaikan efisiensi kerja dari alat angkut baru yang

direkomendasikan dimana dipengaruhi dari data waktu hambatan khususnya pada

waktu perbaikan (repair), pada waktu perbaikan alat baru tidak ada karena alat

masih dalam kondisi baru. perbaikan alat lama karena kondisi mekanis dari alat

lama masih 100% sehingga kemungkinan kerusakan akan lebih kecil dibandingkan

alat lama.

5.4.3 Waktu Edar (Cycle Time)

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan langsung dilapangan maka dapat

diketahui variabel-variabel yang mempengaruhi dalam perhitungan produktivitas alat

diantaranya adalah variabel Cycle Time atau waktu edar yang termasuk kedalam

variabel tidak tetap yang dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja serta pola pemuatan

yang diterapkan , Adapun pola pemuatan yang digunakan pada front kerja yaitu

menggunakan pola top loading, dimana kondisi pada saat pemuatan dilakukan alat

gali-muat berada pada posisi lebih tinggi daripada alat angkut, selain itu faktor yang

mempengaruhi waktu edar (Cycle time) alat angkut adalah kondisi jalan tambang
81

serta efisiensi kerja operator alat angkut dalam mengoperasikan alat angkut. Berikut

merupakan grafik perbandingan waktu edar antara alat angkut lama dengan alat

angkut baru yang dapat dilihat pada Gambar 5.3

Gambar 5.3
Grafik Perbandingan Cycle Time Alat Angkut

Adapun perbandingan hasil pengamatan dan perhitungan waktu edar pada

alat angkut, selisih waktu hambatan dan waktu edar antara alat angkut lama dengan

alat angkut baru tidak mempunyai selisih yang signifikan dimana waktu edar alat

angkut lama sebesar 13,03 menit sedangkan waktu edar untuk alat angkut baru

sebesar 10,43 menit sehingga diketahui selisih waktu edar alat angkut lama dengan

alat angkut baru sebesar 2,01 menit dengan nilai selisih yang kecil tidak terlalu

mempengaruhi terhadap nilai produktivitas antara alat angkut lama dengan alat

angkut baru. Adapun perhitungan Cycle Time untuk alat baru didapatkan dari

perhitungan waktu tetap (Fixed Time).

5.4.4 Produktivitas Alat Angkut

Semakin sering alat angkut digunakan serta semakin tua umur alat maka

efisiensi dari kinerja alat angkut akan menurun sehingga akan mempengaruhi

produktivitas dari alat angkut yang digunakan.

Berdasarkan data hasil perhitungan produktivitas alat angkut dengan

menggunakan type dan merk yang sama yaitu HINO 500 FM 260 JD terdapat
82

perbedaan hasil produktivitas antara alat angkut lama dengan alat baru, dimana

produktivitas untuk alat lama sebesar 90332,31 BCM/Tahun/Unit sedangkan untuk

produktivitas alat angkut baru berdasarkan hasil perhitungan estimasi sebesar

101803,30 BCM/Tahun/Unit, selisih produktivitas alat lama dan alat baru sebesar

11470,99 BCM/Tahun/unit.

Diketahui bahwa produksi antara alat angkut lama dan alat angkut baru

dengan jumlah alat yang sama terdapat kenaikan produksi pada alat baru yang

direkomendasikan, Adapun produksi dari alat angkut lama sebesar 270996,93

BCM/tahun sedangkan produksi untuk alat angkut baru sebesar 305409,91

BCM/Tahun Adapun selisih antara alat angkut lama dan baru sebesar 34412,97

BCM Tahun.

Berdasarkan perbedaan selisih antara produktivitas dan produksi alat angkut

lama dengan alat angkut baru membuktikan bahwa semakin sering alat angkut

digunakan maka efisiensi dari kinerja alat angkut akan menurun dan umur

pemakaian alat alat akan semakin berkurang sehingga akan mempengaruhi

produktivitas dari alat angkut yang digunakan, berdasarkan kajian teknis alat angkut

yaitu produktivitas alat angkut, alat angkut baru memiliki produktivitas dan produksi

yang lebih besar dibandingkan dengan alat lama.

5.5 Kajian Ekonomis Penggantian Alat Angkut

Selain kajian teknis yang digunakan sebagai acuan melakukan penggantian

alat tetapi harus dilakukan juga kajian berdasarkan segi ekonomis alat angkut

lama dengan alat angkut baru. Dalam melakukan kajian secara ekonomis untuk

penggantian alat angkut harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya adalah

biaya operasi (Operating Cost), biaya kepemilikan (Ownership Cost), Penilaian

Biaya (Cost) menggunakan metode perhitungan Present Wort Cost (PWC), Serta

biaya Production Unit Cost (PUC).


83

Berdasarkan hasil perhitungan data biaya operasi alat angkut lama dengan

alat angkut baru, perhitungan estimasi biaya operasi dilakukan selama 8 tahun

sesuai dengan umur alat baru dengan umur alat lama yang bertujuan untuk

mengetahui biaya operasi pada alat angkut yaitu pada tahun 2020 sampai dengan

tahun 2021, untuk mempermudah perhitungan menggunakan metode present wort

cost yang dilakukannya perhitungan selama 8 tahun agar mengetahui biaya operasi

yang harus dilkeluarkan perusahaan sampai dengan umur pakai alat habis, faktor

yang mempengaruhi adanya selisih biaya operasi antara alat angkut lama dan alat

angkut baru karena pemakaian alat lama yang sudah sering digunakan dan umur

alat yang sudah tergolong tua serta alat lama yang yang memerlukan perawatan

khusus.

Dalam menentukan biaya operasi alat angkut lama dengan alat angkut baru

terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi terhadap biaya operasi, salah satu

variabel yang mempengaruhi biaya operasi adalah adalah biaya konsumsi bahan

bakar yang dikeluarkan oleh alat angkut. Berikut merupakan grafik perbandingan

konsumsi bahan bakar alat lama dengan alat angkut baru yang dapat dilihat pada

Gambar 5.4.

Gambar 5.4
Grafik Perbandingan Konsumsi Solar Alat Angkut Lama dan Baru
84

Berdasarkan grafik perbandingan konsumsi bahan bakar antara alat angkut

lama dengan alat angkut baru memiliki selisih perbedaan konsumsi bahan bakar

antara alat lama dengan alat angkut baru. Adapun konsumsi bahan bakar untuk alat

lama adalah 5,72 liter/jam sedangkan untuk konsumsi bahan bakar alat baru yaitu

sebanyak 4,80 liter/jam, perbedaan konsumsi bahan bakar antara alat lama dengan

alat baru karena adanya faktor alat lama sudah sering digunakan dan umur alat

yang sudah tua . Adapun biaya untuk bahan bakar alat lama sebesar Rp

66.086/jam dan biaya bahan bakar untuk alat baru sebesar Rp 55.485/jam. Adapun

perbandingan biaya operasi antara alat angkut lama dan alat angkut baru dapat

dilihat pada Gambar 5.5.

Gambar 5.5
Grafik Perbandingan Biaya Operasi Alat Angkut Lama dan Alat Baru

Dalam biaya operasi alat angkut lama dengan alat baru terdapat beberapa
variabel yang memiliki pengaruh besar terhadap biaya operasi dari alat tersebut
baik variabel tetap maupun variabel tidak tetap. Adapun berdasarkan tabel
perbandingan biaya operasi alat angkut dapat diketahui biaya operasi untuk alat
angkut lama pada tahun pertama sebesar Rp 621.884.172,20/Tahun sedangkan
biaya operasi untuk alat angkut baru sebesar Rp 552.556.994,26/Tahun, rata-rata
selisih biaya operasi antara alat angkut lama dengan alat angkut baru sebesar
Rp.71.083.617,07/Tahun, faktor yang mempengaruhi adanya selisih biaya operasi
antara alat angkut lama dan alat angkut baru karena pemakaian alat lama yang
sudah sering digunakan dan umur alat yang sudah tergolong tua serta alat lama
85

yang yang memerlukan perawatan yang lebih agar tetap bisa beroperasi
walaupun seiring berjalannya waktu karena kondisi dalam dan luar mesin yang akan
lebih haus menjadi faktor atau penyebab utama konsumsi bahan bakar maupun
minyak pelumasnya akan semakin boros.
Apabila dikaji berdasarkan perbandingan biaya operasi antara alat angkut

lama dengan alat angkut baru maka alat angkut baru jauh lebih hemat. Akan tetapi

faktor biaya operasi belum menjadi faktor penentu apakah alat harus diganti, karena

dalam perhitungan biaya operasi ini belum diperhitungkan biaya kepemilikan

(Ownership Cost) dan biaya Investasi awal (Capital Cost) serta nilai sisa, sehingga

perlu dikaji lagi menggunakan metode production unit cost (PUC) yang menjadi

parameter untuk menentukan penggantian alat angkut berdasarkan kajian teknis

dan kajian ekonomis.

5.6 Rekomendasi Penggantian Alat Angkut

Berdasarkan hasil perhitungan kajian teknis dan ekonomis yaitu

perbandingan produksi dan present wort cost maka dapat ditentukan penggantian

alat angkut lama dengan alat angkut baru dengan menggunakan metode

perhitungan production unit cost (PUC),dari hasil perhitungan nilai production unit

cost maka untuk alat angkut lama perlu dilakukan penggantian alat menggunakan

alat angkut baru dikarenakan nilai PUC alat angkut baru sebesar Rp. 2.585,07 /BCM

lebih kecil dibandingkan alat angkut lama yaitu sebesar Rp. 3.100,46 /BCM serta

dengan melakukan penggantian alat angkut baru maka dapat menghemat biaya

(Saving) sebesar Rp.515,38/BCM dan dapat dipakai untuk investasi jangka panjang.

Adapun tabel rekapitulasi perbandingan dari segi teknis dan segi ekonomis dari alat

angkut lama dengan alat baru dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.2
Perbandingan Teknis dan Ekonomis Alat Angkut
86

Alat Angkut Hino FM 500 260 JD


Parameter Simbol Nilai Satuan
Alat Lama Alat Baru
Jumlah alat na 3 3 Unit
Efisiensi Kerja Ea 86,03 86,95 %
Produktifitas Pia 90332,31 101803,30 BCM/Tahun/unit
Produksi Pa 270996,93 305409,91 BCM/Tahun
Biaya Operasi OC 621.884.172,20 552.566.994,26 Rp/Tahun
Biaya Kepemilikan OWC 142.375.000 163.815.000 Rp/Tahun
Present Wort Cost PWC 3.360.858.673,09 6.316.057.736,10 Rp
Unit Cost Production UCP 3100,46 2585,07 Rp/BCM
Penghematan (Saving) Sa 515,38 Rp/BCM
87

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Produksi untuk 3 unit alat angkut lama yaitu sebesar 270.996,93 BCM/Tahun,

sedangkan untuk produksi 3 unit alat angkut baru sebesar 305.409,91

BCM/tahun.

2. Biaya produksi untuk alat angkut lama yaitu sebesar Rp 621.884.172,20 /Tahun

sedangkan untuk biaya operasi alat angkut baru sebesar Rp

552.566.994,26/Tahun. Adapun biaya kepemilikan untuk alat angkut lama yaitu

sebesar Rp 142.375.000,00/tahun sedangkan biaya kepemilikan untuk alat

angkut baru sebesar Rp.163.815.500,00/tahun.

3. Nilai present worth cost untuk alat angkut lama sebesar Rp. 3.360.858.673,09

untuk pemakaian alat selama 4 tahun sedangkan nilai present worth cost untuk

alat angkut baru didapatkan nilai sebesar Rp 6.316.057.736,10 untuk

pemakaian alat selama 8 tahun.

4. Berdasarkan kajian dan perhitungan secara teknis dan ekonomis didapatkan

nilai production unit cost untuk alat lama sebesar Rp 3.100,46/BCM sedangkan

production unit cost untuk alat baru sebesar Rp.2585,07/BCM berdasarkan hasil

perbandingan hasil PUC alat angkut baru lebih hemat dibandingkan alat angkut

lama sehingga perlu dilakukan penggantian alat.

87
88

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, sebaiknya alat angkut dilakukan

penggantian dengan alat baru dikarenakan secara teknis tingkat produktivitas dari

alat angkut lama lebih rendah dibandingkan dengan alat baru. Selain tingkat

produktivitasnya yang rendah alat lama lebih sering mengalami kerusakan yang

akan menghambat kegiatan produksi yang mana secara ekonomis pun konsumsi

bahan bakar lebih irit alat baru serta biaya operasi serta Production Unit Cost (PUC)

untuk alat lama ini lebih besar dibandingkan dengan alat baru, dengan

menggunakan alat baru ini juga akan lebih menghemat biaya untuk investasi jangka

panjang.
89

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2019, Handbook Caterpillar 345 GC Backhoe”, United State Of


America.

2. Anonim, 2020, “Kecamatan Cariu Dalam Angka”, Badan Pusat Statistik


Kabupaten Bogor.

3. Arifin, Bustanul, 2014 ”Katalog Alat Berat 2013” Kementerian Pekerjaan


Umum, Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, Jakarta.

4. C,K Wentworth., 1922 “Wentworth Scale” (Geology, US) A Particle Tbk.,


Summit Global Auto Management B.V.

5. Cummins, A.B. 1973, “Mining Engineering Handbook”, Society Mining


Engineers of The American Institute of Mining , Metallurgical, and
Petroleum Engineer, Inc New York

6. Darwis, 2018 “Dasar-Dasar Mekanika Tanah” Pena Indis, Yogyakarta

7. Dwiyanto, 2009, “Buku Ajar Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik


Sipil Fakultas Teknik UNDIP, Semarang.

8. Hartman, Howard L. 1987, “Mining Engineering Hand Book”, University


Alabama

9. Hiroo Kayanoki., 2003 “Hino Motors Ltd” PT Indomobil Sukses


InternasionalTbk.,Summit Global Auto Management B.V, Jepang

10. Lydianingtias, Diah, 2018, “Alat Berat” POLINEMA Press, Malang

11. Nabar Darmansyah, 1998, “Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat”.
Universitas Sriwijaya, Palembang

12. Nurmally, S.W, 2006 “Construction Methods and Management”, Seventh


Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey.

13. Ohasi,Tetsuji, 2009, “Specifications & Application Handbook Komatsu


Edition 30”, Komatsu, Tokyo

14. Paul. W. 1968, “A Dictionary of Mining, Mineral, and Related Terms”


Washington U.S.: Department of Interior, Bureau of Mines

89
90

15. Peurifoy, R.L. 1998. “Construction Planning Equipment and methods. 4th
Edition” United State of America: McGraw-hill Publishing Company

16. Prodjosumarto, Partanto, 1993, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Departemen


Pertambangan Institut Teknologi Bandung. Bandung.

17. Prodjosumarto, Partanto, 1993, “Tambang Terbuka (Surface Mining)”,


Departemen Pertambangan Institut Teknologi Bandung. Bandung.

18. Roseke Bernie, 2013, “Project Engineer Swell Factor For Various Material”,
Canada

19. Sarwono, 2016, “Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor”, Penerbit BPS
Kabupaten Bogor

20. Smith, H. P. 1977, “Farm Machinery and Equipment”, Tata McGraw-Hill


Publishing Company LTD., New Delhi

21. Stermole, Franklin J, 1996, “Economic Evaluation and Investment Decision


Methods”, Invesment Evaluation corporation 2000 Golden Drive, Colorado

22. Sudrajat, Nandang, 2013, “Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia”


Medpress Digital, Yogyakarta,

23. Sugiyanto, L. H. 1984, “Manajemen Alat-Alat Berat”. Technical Consulting


Department. PT United Tractors. Jakarta

24. Wedhanto, Sonny, 2009, “Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis”
Universitas Negeri Malang, Malang.

90
91

LAMPIRAN

91
92

LAMPIRAN A
(SPESIFIKASI ALAT GALI-MUAT)

92
93

Sumber : Handbook Caterpillar 345 GC, 2019


Gambar A.1
Spesifikasi Alat Muat
94

Sumber : Handbook Caterpillar 345 GC, 2019


Gambar A.2
Spesifikasi Alat Muat
95

Sumber : Handbook Caterpillar 345 GC, 2019


Gambar A.3
Spesifikasi Alat Muat
LAMPIRAN B
(SPESIFIKASI ALAT ANGKUT)

96
Sumber : Handbook Hino FM 260 JD 500, 2017
Gambar B.1
Spesifikasi Alat Angkut
92
Sumber : Handbook Hino FM 260 JD 500, 2017
Gambar B.2 93
Spesifikasi Alat Angkut
LAMPIRAN C
WAKTU HAMBATAN
(GALI-MUAT)

94
LAMPIRAN C
Waktu Hambatan Alat Gali-Muat
Tabel C.1
Waktu Hambatan Alat Gali-Muat

95
LAMPIRAN D
WAKTU HAMBATAN
(ALAT ANGKUT)

96
LAMPIRAN D
Waktu Hambatan Alat Angkut
Tabel D.1
Waktu Hambatan Alat Angkut

97
LAMPIRAN E
CYCLE TIME

98
99

LAMPIRAN E
Waktu Edar (Cycle Time)

A. Waktu Edar Alat Gali-Muat


Tabel E.1
Cycle Time Alat Gali-Muat
Waktu Edar Alat Gali-Muat (Cycle Time)
Waktu (Detik)
Diggin Swing Swing Cycle
Dumping
No g isi Isi Time
Tg Tpi Td tpk CT
1 11,49 4,73 4,28 4,57 25,07
2 11,17 4,01 3,72 4,85 23,75
3 11,06 6,27 4,59 6,33 28,25
4 10,80 5,28 3,59 5,05 24,72
5 11,52 6,01 3,55 4,84 25,92
6 11,34 5,28 3,37 4,84 24,83
7 11,24 4,24 3,10 3,81 22,39
8 12,52 4,14 3,30 4,04 23,99
9 11,09 4,64 3,57 4,18 23,47
10 11,14 4,88 4,10 4,56 24,68
11 11,43 4,48 3,28 3,92 23,10
12 11,52 7,85 4,26 6,08 29,70
13 11,44 7,91 4,31 5,04 28,70
14 11,32 7,83 3,53 4,01 26,69
15 12,46 6,99 3,38 4,21 27,04
16 12,46 6,99 2,78 4,21 26,44
17 11,47 6,03 2,55 5,02 25,07
18 11,36 4,96 3,44 4,27 24,03
19 11,15 4,60 3,68 4,03 23,45
20 11,44 4,63 3,84 4,42 24,33
21 11,86 4,70 4,13 4,63 25,33
22 11,57 3,95 3,20 3,97 22,69
23 11,50 4,89 3,32 4,74 24,45
Jumlah 264,34 125,26 82,89 105,63 578,12
Rata-
rata 11,49 5,45 3,60 4,59 25,14

Maka waktu edar Cycle Time alat gali-muat adalah :


Cm = 11,49 detik + 5,45 detik + 3,60 detik + 4,59 detik = 25,14 detik

B. Waktu Edar Alat Angkut


100

1. Cycle Time Alat Angkut Saat Ini


Tabel E.2
Cycle Time Alat Angkut Saat Ini
Waktu Edar Alat Angkut (Cycle Time)
Waktu (Menit)

Kembali Manuver Berangkat Manuver Cycle


No Pemuatan Dumping
Kosong Kosong Isi Isi Time
1 3,40 0,67 2,26 5,70 0,58 0,55 13,16
2 3,46 0,60 2,19 5,70 0,52 0,62 13,08
3 3,38 0,51 2,26 5,76 0,61 0,68 13,19
4 3,40 0,49 2,34 5,79 0,50 0,53 13,03
5 3,43 0,41 2,20 5,80 0,53 0,47 12,83
6 3,50 0,47 2,43 5,67 0,50 0,47 13,04
7 3,41 0,55 2,19 5,78 0,54 0,47 12,92
8 3,29 0,45 2,17 5,61 0,50 0,48 12,49
9 3,77 0,58 2,29 5,73 0,64 0,67 13,67
10 3,35 0,61 2,11 5,75 0,59 0,53 12,94
11 3,63 0,66 2,30 5,94 0,55 0,62 13,69
12 3,22 0,58 2,87 5,38 0,73 0,45 13,23
13 3,20 0,88 2,56 5,69 0,85 0,55 13,73
14 3,30 0,67 2,16 5,70 0,56 0,57 12,95
15 3,55 0,67 2,40 5,54 0,44 0,52 13,12
16 3,46 0,61 2,46 5,63 0,59 0,58 13,33
17 2,71 0,69 2,22 5,66 0,49 0,50 12,28
18 3,29 0,58 2,20 5,64 0,58 0,55 12,84
19 3,48 0,59 2,31 5,75 0,64 0,47 13,24
20 3,31 0,54 2,18 5,56 0,53 0,54 12,64
21 3,29 0,54 2,35 5,61 0,78 0,52 13,08
22 3,31 0,53 2,20 5,64 0,54 0,54 12,76
23 3,27 0,52 2,11 5,48 0,52 0,54 12,43
Total 3,36 0,58 2,29 5,67 0,58 0,54 13,03

Adapun Waktu edar alat angkut adalah sebagai berikut :

a. Kembali Kosong = 3,36 Menit

b. Manuver Kosong = 0,58 Menit

c. Pemuatan = 2,29 Menit

d. Berangkat Isi = 5,67 Menit

e. Manuver Isi = 0,58 Menit

f. Dumping = 0,54 Menit

Ca = 3,36 Menit + 0,58 Menit + 2,29 Menit + 5,67 Menit + 0,54 Menit
101

= 13,03 Menit

C. Cycle Time Alat Angkut Baru

a. Perhitungan Rimpull
Adapun untuk perhitungan rimpull yang tersedia pada alat angkut dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan rumus sebagai berikut :

RPi = HP x 375 x Em
Vmi
Keterangan :

RPi = Rimpull pada gigi ke-i (lb)

HP = Daya Mesin (HP)

375 = Angka konversi

Em = Efisiensi Mesin (H0 / Hc) x 100%

Vmi = Kecepatan maksimal pada gigi ke-i (mph).

Tabel E.3
Rekapitulasi Rimpull Pada Setiap Gear (gigi)
Gea Kecepatan Kecepatan Rimpull
Eff Mesin HP
r (mph) (km/jam) (lb)
1 2 4 85% 256,3 33.402
2 3 5 85% 256,3 24.213
3 5 8 85% 256,3 17.385
4 6 10 85% 256,3 12.589
5 9 14 85% 256,3 9.186
6 12 20 85% 256,3 6.658
7 17 28 85% 256,3 4.778
8 24 38 85% 256,3 3.462
R 2 3 85% 256,3 47.214
Tabel E.4
Rekomendasi RR untuk Ban Karet

RR untuk Ban Karet


Macam Jalan
(lb/ton)
Hard, smooth surface, well maintained 40
Firm but flexible surface, well maintained 65

Dirt road, average construction road, little


100
maintained

Sumber : Partanto Prodjosumarto, 1993


Tabel E.5
Rimpull RR, GR, AR
102

Front-Hopper Nilai Satuan


7,5 (ton)
Berat Kosong
15.000,00 (lbs)
18,50 (ton)
Berat Muatan
40.785,53 (lbs)
26,00 (ton)
Berat Total
52.000,00 (lbs)
RR 65 (lbs/ton)
GR 20 (lbs/ton)
AR 20 (lbs/ton)

Berikut merupakan contoh perhitungan rimpull pada segmen B – C dengan

kondisi bermuatan (berangkat isi) :

Rimpull untuk mengatasi RR = 26 ton x 65 lbs/ton

= 1.690 lbs

Rimpull untuk mengatasi GR = 26 ton x 20 lbs/ton/% x 5,241 %

= 2.725,20 lbs

Rimpull untuk mengatasi AR = 26 ton x 20 lbs/ton

= 520 lbs

Total RP yang dibutuhkan = 1.690 lbs + 2.725 lbs + 520 lbs

= 4.935,20 lbs

170,492654 liter
Waktu Tempuh pada segmen A-B = = 0,083 menit
117 Jam
Tabel E.7
Rekapitulasi Rimpull Kondisi Muatan Isi
BERANGKAT ISI
Rimpull Rimpull Rimpull Waktu Kecepatan Rekomendas
Beda Panjang Panjang Grade Rimpull Km/Jam Rekomendasi Rekomendasi
Segmen Untuk Untuk Untuk Teoritis Standar i Kecepatan
Tinggi (m) Jalan (m) Jalan (km) (%) Total Teoritis Waktu (menit) Waktu (detik)
RR GR AR (menit) (Km/Jam) (Km/Jam)
A - B -0,806 23,087 0,023 -3,492 1690,00 -1815,88 520,00 394,12 29 0,05 30 29 0,05 2,91
B - C 1,222 23,324 0,023 5,241 1690,00 2725,20 520,00 4935,20 24 0,06 20 20 0,07 4,20
C - D 5,324 33,615 0,034 12,000 1690,00 6240,00 520,00 8450,00 21 0,10 20 20 0,10 6,05
D - E 0,974 27,893 0,028 3,492 1690,00 1815,88 520,00 4025,88 25 0,07 30 25 0,07 3,98
E - F 8,077 45,806 0,046 17,633 1690,00 9169,00 520,00 11379,00 18 0,15 30 18 0,15 9,01
F - G 1,757 33,528 0,034 5,241 1690,00 2725,20 520,00 4935,20 24 0,08 20 20 0,10 6,04
G - H -3,679 35 0,035 12,000 1690,00 6240,00 520,00 8450,00 21 0,10 30 21 0,10 5,99
H - I -2,578 73,824 0,074 -3,492 1690,00 -1815,88 520,00 394,12 29 0,15 20 20 0,22 13,29
I - J -1,056 40,315 0,040 -2,619 1690,00 -1361,67 520,00 848,33 28 0,09 20 20 0,12 7,26
J - K -2,939 84,172 0,084 -3,492 1690,00 -1815,88 520,00 394,12 29 0,18 30 29 0,18 10,59
K - L 0,460 26,342 0,026 1,746 1690,00 907,66 520,00 3117,66 26 0,06 30 26 0,06 3,64
L - M 0,716 20,516 0,021 3,492 1690,00 1815,88 520,00 4025,88 25 0,05 20 25 0,05 2,93
M - N -4,192 25,051 0,025 -12,000 1690,00 -6240,00 520,00 -4030,00 33 0,05 20 20 0,08 4,51
N - O -5,095 28,897 0,029 -12,000 1690,00 -6240,00 520,00 -4030,00 33 0,05 20 20 0,09 5,20
O - P -6,106 58,096 0,058 -10,510 1690,00 -5465,42 520,00 -3255,42 32 0,11 20 20 0,17 10,46
P - Q -0,699 20,021 0,020 -3,492 1690,00 -1815,88 520,00 394,12 29 0,04 30 29 0,04 2,52
Total -8,62 599,49 0,60 9,75 27040,00 5068,23 8320,00 40428,23 425,71 1,38 390,00 361,62 1,64 98,57

103
Tabel E.8
Rekapitulasi Rimpull Kondisi Muatan Kosong
BERANGKAT KOSONG
Panjang Rimpull Rimpull Rimpull Waktu Kecepatan Rekomendasi
Beda Panjang Grade Rimpull Km/Jam Rekomendasi Rekomendasi
Segmen Jalan Untuk Untuk Untuk Teoritis Standar Kecepatan(
Tinggi (m) Jalan (m) (%) Total Teoritis Waktu (menit) Waktu (detik)
(km) RR GR AR (menit) (Km/Jam) Km/Jam)
Q - P 0,699 20,021 0,020 3,492 487,50 -523,81 150,00 113,69 28,872 0,04 30 30 0,04 2,40
P - O 3,501 58,096 0,058 10,510 487,50 786,12 150,00 1423,62 27,642 0,13 20 20 0,17 10,46
O - N 5,301 28,897 0,029 12,000 487,50 1800,00 150,00 2437,50 26,690 0,06 20 20 0,09 5,20
N - M 4,218 25,051 0,025 12,000 487,50 523,81 150,00 1161,31 27,888 0,05 30 30 0,05 3,01
M - L 2,890 20,516 0,021 -3,492 487,50 2644,90 150,00 3282,40 25,897 0,05 30 30 0,04 2,46
L - K -0,917 26,342 0,026 -1,746 487,50 786,12 150,00 1423,62 27,642 0,06 20 20 0,08 4,74
K - J 4,409 84,172 0,084 3,492 487,50 1800,00 150,00 2437,50 26,690 0,19 30 30 0,17 10,10
J - I 2,466 40,315 0,040 2,619 487,50 -523,81 150,00 113,69 28,872 0,08 20 20 0,12 7,26
I - H 6,460 73,824 0,074 3,492 487,50 -392,79 150,00 244,71 28,749 0,15 20 20 0,22 13,29
H - G 3,679 35 0,035 10,510 487,50 -523,81 150,00 113,69 28,872 0,07 30 30 0,07 4,20
G - F -0,892 33,528 0,034 -5,241 487,50 261,83 150,00 899,33 28,134 0,07 30 30 0,07 4,02
F - E -1,051 45,806 0,046 -12,000 487,50 523,81 150,00 1161,31 27,888 0,10 20 20 0,14 8,25
E - D -1,221 27,893 0,028 -3,492 487,50 -1800,00 150,00 -1162,50 30,070 0,06 20 20 0,08 5,02
D - C -5,265 33,615 0,034 -12,000 487,50 -1800,00 150,00 -1162,50 30,070 0,07 20 20 0,10 6,05
C - B -2,932 23,324 0,023 -5,241 487,50 -1576,56 150,00 -939,06 29,860 0,05 20 20 0,07 4,20
B - A -5,927 23,087 0,023 3,492 487,50 -523,81 150,00 113,69 28,872 0,05 30 30 0,05 2,77
Total 15,42 599,49 0,60 18,40 7800,00 1461,99 2400,00 11661,99 452,71 1,28 390,00 390,00 1,56 93,43

104
105

b. Perhitungan Fixed Time (Waktu Tetap)


Adapun untuk menghitung waktu fixed time menggunakan persamaan

sebagai berikut :

FT = tL + (tg + a) + (tb x nb) + td


Keterangan :
FT = waktu tetap (menit).
tL = Waktu pemuatan (menit).
tg+a = waktu ganti gigi + akselerasi (menit).
tb = waktu berbelok (menit).
nb = jumlah belokan.
Waktu Pemuatan (tL)

tL = N p x Cm

Np = 6 kali (sama dengan alat lama karena kapasitas alat yang sama)

Cm = 0,42 menit

tL = 6 x 0,42 menit

= 2,52 menit

Waktu Akselerasi dan Ganti Gigi (tg + a)

tg = (estimasi waktu ganti gigi 3 detik / 0,05 menit)

Adapun contoh perhitungan akselerasi atau percepatan gigi 1 : percepatan

(a) gigi 1 adalah sebagai berikut :

RP1 = 33402,00 lbs

RP AR Maks. = 520,00 lbs

Kelebihan Rimpull (F) = RP1 – RPAR maks

= 33402lbs – 520 lbs

= 32882 lbs

Wt = 26 ton x 2.000 lbs/ton

= 52000 lbs
106

F x 32,2
a =
Wt

32882 x 32,2
=
52000

= 20,36 ft/det2

= 20,36 ft/det2 x 0,682

= 12,38 mph/d x 60 menit

= 743,03 mph/menit

Akselerasi yang diperlukan pada gigi 1

V1 = 2,45 mph

akselerasi yang diperlukan = 2,45 – 0 (bergerak dari posisi diam)

= 2,45 mph

Waktu yang diperlukan untuk mencapai kecepatan maks pada gigi 1 =

ta = akselerasi yang diperlukan (mph) / (mph/menit)

ta = 2,45 mph / 743,03 mph/menit

ta = 0,003 menit

Keterangan :
 lakukan perhitungan yang sama untuk gigi 2 dan seterusnya.
 Untuk hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel E.9
Rekapitulasi Waktu Akselerasi Alat Angkut Baru
Akselerasi Rimpull Rimpull AR Kelebihan Percepatan Waktu
Kecepatan
Gear Maks Rimpull Akselerasi
mph (mph) mph lbs lbs ft/s mph/s mph/min menit
1 2,45 0,34 33402 520,00 32882,03 20,36 12,38 743,03 0,003
2 3,37 14,75 24213 520,00 23692,75 14,67 8,92 535,38 0,006
3 4,70 10,52 17385 520,00 16864,84 10,44 6,35 381,09 0,012
4 6,49 7,55 12589 520,00 12069,38 7,47 4,55 272,73 0,024
5 8,89 5,44 9186 520,00 8665,82 5,37 3,26 195,82 0,045
6 12,27 3,88 6658 520,00 6138,25 3,80 2,31 138,71 0,088
7 17,10 2,71 4778 520,00 4258,15 2,64 1,60 96,22 0,178
8 23,59 1,90 3462 520,00 2942,43 1,82 1,11 66,49 0,355
R 28,99 2,54 47214 520,00 46693,65 28,91 17,59 1055,14 0,027
Total 0,74

tg + a = Waktu ganti gigi + waktu akselerasi maksimum

= (0,05 x 9) + 0,74

=1,19 menit
107

Waktu Berbelok (td)

tb = estimasi 9 detik / 0,15 menit x 6 kali belokan

tb = tb x nb

= 0,9 menit

Waktu Dumping (td)

td = 0,54 Menit (diestimasikan sama dengan alat saat ini)

Waktu Manuver isi + Kosong

tm = 0,58 Menit + 0,58 Menit (diestimasikan sama dengan alat saat ini)

= 1,56 menit

Fixed Time

FT = 2,52 menit + 1,19 menit + 0,9 menit +0,54 Menit +1,56 menit

= 7,52 menit

Sehingga, Perhitungan waktu edar (Cycle Time) alat Angkut baru adalah

sebagai berikut :

Ca = Berangkat isi + Berangkat Kosong + FT

= 1,64 Menit + 1,56 Menit + 7,52 menit

= 10,43 menit
LAMPIRAN F
SWELL FACTOR

108
109

LAMPIRAN F
Swell Factor

Tabel F.1
Density Insitu Area A
Density Insitu
No. Berat V awal V akhir Density
Sampel (gr) (cm3) (cm3) ∆V (cm3) (gr/cm3)
1 61 400 425 25 2,440
2 52 400 420 20 2,600
3 146 400 460 60 2,433
4 210 400 496 96 2,188
5 58 400 425 25 2,320
6 54 400 422 22 2,455
7 60 400 424 24 2,500
8 68 400 428 28 2,429
9 105 400 439 39 2,692
10 103 400 435 35 2,943
Rata – Rata 2,500

Tabel F.2
Density Loose Area A

No. Berat Sampel V Loose Density Loose


Sampel (gram) (cm3) (gr/cm3)
1 31698 21746,07 1,46
2 33533 21746,07 1,54
Rata - Rata Density Loose (gr/cm3) 1,50

Tabel F.3
Swell Factor

Density Loose (gr/cm3) 1,5


Density Insitu (gr/cm3) 2,5
Swell Factor (%) 60
LAMPIRAN G
FILL FACTOR

110
LAMPIRAN G
Fill Factor

Tabel G.1
Fill Factor Area A
EXCAVATOR (BACKHOE ) Caterpillar 345 GC
Dimensi Grid (Cm) Dimensi Grid Rata - Rata (m) Kapasitas Bucket
NO FF (%) FF Rata - Rata (%)
P L T P L T V Aktual V Teoritis
1 163 147 54
2 193 183 65
3 189 186 66
1,770 1,687 0,617 1,8410 2,7 68,19%
4 189 171 71
5 176 168 66
6 152 157 48
69,17%
7 179 158 52
8 188 178 68
9 186 176 65
1,802 1,687 0,623 1,8942 2,7 70,16%
10 192 182 73
11 175 172 62
12 161 146 54

111
LAMPIRAN H
KONSUMSI BAHAN BAKAR
(ALAT GALI MUAT)

112
113

LAMPIRAN H
KONSUMSI BAHAN BAKAR CATERpILLAR 345 GC
Tabel H.1
Biaya Konsumsi Bahan Bakar Alat Gali-Muat
LAMPIRAN I
KONSUMSI BAHAN BAKAR
(ALAT ANGKUT)

114
115

LAMPIRAN I
KONSUMSI BAHAN BAKAR HINO 500 FM 260 JD 500

1. Konsumsi Bahan Bakar Alat Angkut Lama

Tabel I.1
Biaya Konsumsi Bahan Bakar Alat Angkut Lama
Biaya Konsumsi Bahan Bakar Hino FM 260 JD 500
Banyaknya Konsumsi Banyaknya Konsumsi
NO Hm Awal Hm Akhir Waktu Terpakai Solar solar
Liter/jam Liter/Bulan
1 13335 13342 8
2 13342 13349 7
3 13349 13353 4 24,39024 97,56097561
4
5 13353 13362 9
6 13362 13371 9 13,33333 120,000000
7 13371 13380 9
8 13380 13392 12
9 13392 13403 11 10,81081 118,9189189
10 13403 13415 12
11 13415 13421 6 23,43750 140,625
12 13421 13426 5
13 13426 13438 12
14 13438 13447 9 17,39130 156,5217391
15 13447 13455 8
16 13455 13460 6
17 13460 13467 6 19,20635 115,2380952
18 13467 13473 6
19 13473 13482 9 11,11111 100
20 13482 13490 8
21 13490 13499 9
22 13499 13505 6 26,66667 160
23 13505 13510 5
24 13510 13514 4
25
26 13514 13521 7
27 13521 13527 6 28,81356 172,8813559
13527 13535 8
29 13535 13542 7
30 13542 13552 10 11,88119 118,8118812
31 13552 13561 9
Rata-Rata 5,969 43,35193

Konsumsi Bahan Bakar alat angkut lama sebesar 5,969 liter/jam


116

2. Konsumsi Bahan Bakar Alat Angkut Baru

Tabel I.2
Biaya Konsumsi Bahan Bakar Alat Angkut Lama
Biaya Konsumsi Bahan Bakar Hino FM 260 JD 500
Banyaknya Konsumsi Banyaknya Konsumsi
NO Hm Awal Hm Akhir Waktu Terpakai Solar Solar
Liter/jam Liter/Bulan
1 362 371 9 11,45563 103,100625
2 371 378 7
3 378 387 9 12,16313 109,468125
4 387 392 5
5 392 399 7 12,19750 85,382500
6 399 407 8
7 407 414 7
8 414 422 8
9 422 429 7 12,81688 89,718125
10 429 434 5
11 434 440 6 14,88750 89,325000
12 440 446 6
13 446 455 9 12,60688 113,461875
14 455 463 8
15 463 471 8
16 471 478 7
17 478 487 9 11,73688 105,631875
18 487 495 8
19 495 501 6 12,70625 76,237500
20 501 507 6
21 507 516 9 12,05438 108,489375
22 516 523 7
23 523 524 7 13,68625 95,803750
24 524 532 8
25 532 540 8
26 540 548 8
27 548 556 8
28 556 565 9 11,05000 99,450000
29 565 572 7
30 572 580 8
Rata-Rata 224 4,6 35,86896

Konsumsi Bahan Bakar alat angkut Baru sebesar 4,6 liter/jam


LAMPIRAN J
BIAYA MAINTENANCE DAN
KONSUMSI MINYAK
PELUMAS

117
LAMPIRAN J
KONSUMSI MINYAK PELUMAS (LUBRICANT)

Tabel J.1
Biaya Konsumsi Minyak Pelumas Excavator
KONSUMSI MINYAK PELUMAS Caterpillar 345 GC
Pelumas (Oli) Deskripsi Rentang Pergantian (jam) Quantity (ltr) Harga (Rp) Total lt/jam Harga (lt/jam)
Engine OIL Pertamina 15 w 40 250 50 Rp 21.900 Rp 1.095.000 0,2 Rp 4.380

Final Drive Engine Oil 15W40-DH1/P20 1000 60 Rp 21.900 Rp 1.314.000 0,06 Rp 1.314

Hydraulic HYDRAULIC Agip OSO 68 1000 165 Rp 21.425 Rp 3.535.125 0,165 Rp 3.535

Swing 1000 40 Rp 839.000 0,04 Rp 839


Oli Agip Oso 46 Rp 20.975

Tabel J.2
Biaya Konsumsi Minyak Pelumas Dumptruck
KONSUMSI MINYAK PELUMAS HINO 500 FM 260 JD
Pelumas (Oli) Deskripsi Rentang Pergantian (jam) Quantity (ltr) Harga (Rp/liter) Total lt/jam Harga (lt/jam)
Engine OIL Pertamina 15 w 40 250 47 Rp 21.900 Rp 1.029.300 0,188 Rp 4.117

Transmisi Oli Corena Rs 32 2000 29 Rp 1.178.183 0,0145 Rp 589


Rp 40.627

Hydraulic 1000 24 Rp 514.200 0,024 Rp 514


Hydraulic Agip OSO 68 Rp 21.425

118
BIAYA PERAWATAN (MAINTANANCE)
Biaya Perawatan (Maintance) Alat Angkut

Tabel J.3
Biaya Perawatan(Maintanance) Excavator
BIAYA MAINTANCE CATERPILLAR 345 GC
Filter Deskripsi Rentang Pergantian (jam) Pcs Harga (Rp) Total Rp/jam
Engine Eng oil filter VOE478736 500 1 Rp 754.456 Rp 754.456 Rp 1.509
Fuel CATRIDGE: FUEL, VOE15126069 500 1 Rp 1.531.500 Rp 1.531.500 Rp 3.063
Hydraulic Hydroulic 208-60-71123 1000 1 Rp 1.201.305 Rp 1.201.305 Rp 1.201
Washer VOE-14550970 2000 1 Rp 111.278 Rp 111.278 Rp 56
Inner air filter VOE 15193226 1000 1 Rp 363.990 Rp 363.990 Rp 364
Outer Air filter VOE 11033998 1000 1 Rp 1.257.067 Rp 1.257.067 Rp 1.257

Tabel J.4
Biaya Perawatan(Maintanance) Dumptruck
BIAYA MAINTANCE HINO 500 FM 260 JD
Filter Deskripsi Rentang Pergantian (jam) Pcs Harga (Rp) Total Rp/jam
Engine Element, oil filter. PN:15613-LAA70 250 1 Rp 152.000 Rp 152.000 Rp 608
Transmisi Element, oil filter. 32915-Lva10 250 1 Rp 40.400 Rp 40.400 Rp 162
Fuel Element Fuel Filter 2314/LAA10 250 1 Rp 39.167 Rp 39.167 Rp 157
Hydraulic Element assy. PN:23310JAC70 2000 1 Rp 81.200 Rp 81.200 Rp 41
Brak e Filter E2. 23414L-AA10 2000 1 Rp 33.525 Rp 33.525 Rp 17
Air Filter Out AIR cleaner outer. PN:17801JAA30 1000 1 Rp 368.900 Rp 368.900 Rp 369
Air Filter In AIR cleaner iner. PN:17801JSS50 2000 5 Rp 155.500 Rp 777.500 Rp 389

119
LAMPIRAN K
ESTIMASI BIAYA OPERASI
ALAT ANGKUT LAMA DAN
BARU

120
121

LAMPIRAN K
Biaya Operasi Alat Agkut

1. Biaya Bahan Bakar

a. Biaya Bahan bakar alat angkut Lama

Konsumsi bahan bakar = 5,969 liter/jam

Harga bahan bakar = Rp 11.550 /liter

Biaya = Konsumsi bahan bakar x harga bahan bakar

= 5,722 liter/jam x Rp 11.550 /liter

= Rp 66.086 /jam

b. Biaya bahan bakar alat angkut Baru

Konsumsi bahan bakar = 5,969 liter/jam

Harga bahan bakar = Rp 11.550 /liter

Biaya = Konsumsi bahan bakar x harga bahan bakar

= 4,804 liter/jam x Rp 11.550 /liter

= Rp 55.485,00 /jam

2. Biaya Minyak Pelumas

Engine oil = Konsumsi engine oil x harga

= 0,18 liter/jam x Rp.21,900 /liter

= Rp 4.117,00 liter/jam

Transmisi Oil = Konsumsi transmisi Oil x harga

=0,0145 liter/jam x Rp 40.627 /liter

= Rp 589,00 liter/jam

Hydraulic Oil = Konsumsi hydraulic oil x harga

= 0,024 liter/jam x Rp. 21.425 /liter

= Rp. 514,00 liter/jam


122

3. Biaya Grease

15 Kg/Bulan
Konsumsi grease =
30 Hari/Bular

0,5 Kg/Bulan
=
24 jam/hari

= 0,021 kg/jam

Biaya grease = 0,021kg/jam x Rp 37.000/kg

= Rp 771,00 /jam

4. Upah Operator

Upah operator = Rp160.000 /hari

Jam kerja = 8 Jam/hari

Upah Operator
Biaya =
Jam Kerja

Rp 160.000/ Hari
=
8 Jam/hari

= Rp 20.000,00 /jam

5. Biaya Perawatan

Harga Engine Filter


Biaya engine filter =
Jam Penggantian

Rp.152.000,00
=
250 Jam

= Rp 608,00 / jam

Harga Transmisi Filter


Biaya transmisi Filter =
Jam Penggantian

Rp. 40.400,00
=
250 Jam

= Rp 162,00 / Jam
123

Harga Fuel Filter


Biaya fuel Filter =
Jam Penggantian

Rp.39.167,00
=1000 Jam

=Rp 157,00 /Jam

Harga Hydraulic Filter


Biaya hydraulic filter =
Jam Penggantian

Rp. 81.200,00
=
2000 Jam

=Rp 42,00 /Jam

Harga Break Filter


Biaya breake filter =
Jam Penggantian

Rp. 33.525,00
=
2000 Jam

=Rp. 17,00 / jam

Harga Ail Filter Out


Biaya air filter out =
Jam Penggantian

Rp. 368.900
=
1000 Jam

=Rp. 369 /jam

Harga Ail Filter In


Biaya air filter in =
Jam Penggantian

Rp. 155.500 ,00


=
2000 Jam

= Rp. 389,00 /jam

6. Biaya Bengkel dan Perbaikan

a. Biaya Bengkel dan Perbaikan Alat Angkut Lama

Biaya bengkel = 8,25% (KATALOG ALAT BERAT 2013)


124

Harga Alat
= 8,25% X
Annual Use In Hours

Rp. 850.000.000,00
= 8,25% x
3.390

= Rp 20.684,32 /jam

Biaya perbaikan = 17,25% (KATALOG ALAT BERAT 2013)

Harga Alat
= 17,25% X
Annual Use In Hours

Rp. 850.000.000,00
= 17,25% x
3.390

= Rp 43.249,02 /jam

c. Biaya Bengkel dan Perbaikan Alat Angkut Baru

Biaya bengkel = 6,25% (KATALOG ALAT BERAT 2013)

Harga Alat
= 6,25% X
Annual Use In Hours

Rp. 978.000.000
= 6,25% x
3.390

= Rp 18.029,64 /jam

Biaya perbaikan = 12,25% (KATALOG ALAT BERAT 2013)

Harga Alat
= 12,25% X
Annual Use In Hours

Rp. 978.000.000
= 12,25% x
3.390

= Rp 36.059,29 /jam

7. Total Biaya Operasi

Adapun hasil perhitungan total biaya operasi alat angkut lama adalah : Rp

185.433,13/jam x 3390 jam/tahun ≈ Rp 621.884.172,20 /tahun sedangkan

untuk biaya operasi alat angkut biaya ban, pemakaian pelumas, grease,
125

biaya perawatan serta upah operator diasumsikan alat lama dan alat baru

sama yang membedakan hanya pada biaya bahan bakar dan biaya bengkel

dan perbaikan sehingga total biaya operasi alat angkut baru Rp

552.566.994,26 /tahun
126

LAMPIRAN L
Trade In Value

126
127

Tabel L.1
Trade In Value
Dataset: Trade in Value
Added (TiVA): Principal
indicators December 2020
Indicator EXGR_FVASH: Foreign value added share of gross exports
Industry D05T39: Industry (mining, manufactures and utilities)
Partner country / region WLD: World
Unit Percentage
Time 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Country / Region
OECD: OECD member 8,2 9,6 9,8 11,6 9,4 11,0 12,9 12,9 12,5 12,1 10,5 9,5
AUS: Australia 11,6 13,0 12,4 12,5 11,7 10,8 11,8 11,8 11,3 12,5 12,9 10,7
AUT: Austria 33,5 34,7 34,8 35,6 31,2 36,5 38,6 38,4 38,0 37,2 34,5 35,2
BEL: Belgium 39,1 41,0 41,8 44,6 40,2 44,2 47,9 48,5 47,7 46,8 44,4 44,8
CAN: Canada 23,2 23,2 22,9 23,3 25,0 25,7 25,6 26,9 25,2 24,3 25,7 25,4
CHL: Chile 17,0 13,7 14,8 19,0 15,0 12,8 14,8 15,1 14,6 15,1 15,9 12,7
CZE: Czech Republic 40,2 41,4 42,2 41,5 39,3 43,4 44,6 45,2 44,6 45,2 45,5 43,7
DNK: Denmark 24,9 26,8 27,8 29,9 25,9 26,3 28,4 28,0 27,2 27,1 25,3 26,2
EST: Estonia 38,6 39,2 39,3 41,1 37,1 43,6 48,7 49,5 48,4 47,4 44,8 45,6
FIN: Finland 32,0 34,3 34,6 36,4 33,0 34,8 37,3 38,7 37,3 35,8 31,3 31,6
FRA: France 27,1 29,0 29,1 29,9 26,0 30,4 32,3 32,0 31,4 31,1 29,5 30,5
DEU: Germany 22,6 24,7 25,4 25,6 22,4 25,9 27,6 27,5 26,7 26,1 25,1 24,4
GRC: Greece 31,0 34,6 36,9 32,8 25,6 37,2 40,6 46,6 46,6 46,2 39,7 35,7
HUN: Hungary 52,2 55,1 55,3 56,3 53,7 57,8 57,9 56,7 55,9 55,8 51,1 53,7
ISL: Iceland 22,3 24,3 22,6 23,9 24,0 24,8 26,9 27,9 27,6 26,6 26,6 24,0
IRL: Ireland 38,6 40,1 41,1 43,2 39,4 41,4 39,3 40,6 41,3 42,8 33,1 35,7
ISR: Israel 33,8 35,4 31,4 32,4 29,2 29,9 30,2 29,4 28,1 29,2 26,7 26,1
ITA: Italy 26,1 28,8 29,2 29,7 25,3 30,4 32,1 31,1 29,4 28,8 28,2 27,9
JPN: Japan 12,1 14,5 15,6 17,9 13,3 14,5 17,2 16,5 18,1 19,0 16,0 13,2
KOR: Korea 35,5 37,1 37,2 44,3 39,9 40,8 45,4 45,1 42,5 40,5 35,5 33,4
LVA: Latvia 28,3 30,4 30,9 28,2 24,8 28,5 31,0 32,2 31,5 29,5 29,5 28,4
LTU: Lithuania 40,6 41,3 34,2 46,1 39,7 45,3 48,0 46,8 47,8 43,4 42,8 40,6
LUX: Luxembourg 46,5 49,3 47,0 51,1 49,0 54,1 54,3 52,7 49,9 50,5 53,5 49,5
MEX: Mexico 42,1 41,8 40,7 40,3 41,4 41,0 38,7 40,2 41,6 41,3 44,0 43,4
NLD: Netherlands 30,0 29,8 31,1 30,4 28,6 32,2 35,4 35,6 35,4 36,3 38,2 38,5
NZL: New Zealand 17,5 18,8 17,3 19,9 17,2 17,9 18,9 19,7 18,0 17,9 17,4 16,2
NOR: Norway 9,7 10,1 11,6 9,9 10,8 10,8 9,2 8,4 8,7 10,0 11,6 11,9
POL: Poland 31,1 34,0 34,9 34,8 31,2 34,4 35,8 34,8 35,0 35,1 33,9 34,3
PRT: Portugal 34,7 37,2 35,3 36,9 31,8 35,8 38,9 39,7 39,8 38,9 37,9 37,7
SVK: Slovak Republic 51,3 54,7 54,6 53,0 50,8 51,8 54,5 54,9 55,1 53,6 52,2 52,4
SVN: Slovenia 40,1 41,9 43,1 42,2 37,4 41,1 42,5 41,8 40,8 40,7 38,9 38,9
ESP: Spain 32,0 33,6 34,6 33,6 27,5 31,3 34,5 35,5 34,2 34,0 31,8 31,0
SWE: Sweden 29,9 31,2 31,5 33,2 28,4 29,9 30,4 31,0 28,5 28,8 27,4 26,7
CHE: Switzerland 33,5 34,4 35,0 34,7 34,3 34,3 33,7 35,0 36,2 33,5 32,2 34,2
TUR: Turkey 21,3 23,5 24,0 25,9 21,1 22,9 25,6 27,2 25,0 23,7 22,1 21,3
GBR: United Kingdom 22,1 23,3 23,8 25,6 25,4 27,0 28,9 29,2 28,1 25,8 24,0 26,3
USA: United States 16,4 17,3 17,9 19,5 15,2 17,4 19,8 19,4 17,9 17,5 15,3 14,9
ARG: Argentina 13,3 13,8 14,6 14,9 10,9 13,4 14,4 12,3 12,8 11,3 8,8 9,1
BRA: Brazil 13,1 13,0 12,6 13,3 10,6 11,6 11,6 12,8 13,9 14,2 15,8 12,6
BRN: Brunei Darussalam 7,0 6,3 4,9 6,7 6,3 6,9 8,6 10,9 12,0 6,2 4,3 5,7
BGR: Bulgaria 44,7 49,7 50,8 53,5 42,4 44,3 47,4 48,7 50,0 47,6 46,3 42,2
KHM: Cambodia 39,7 37,8 37,2 36,7 34,4 33,6 34,4 36,5 33,9 34,3 34,8 34,2
CHN: China (People's Republic) 28,1 27,7 26,5 24,4 20,9 22,5 23,2 22,2 21,7 20,9 18,6 17,5
COL: Colombia 11,8 12,5 12,3 11,4 9,5 8,5 7,7 7,7 7,9 9,8 12,6 11,2
CRI: Costa Rica 32,1 32,9 31,2 32,9 27,5 28,4 28,9 28,0 27,7 28,2 25,8 25,1
HRV: Croatia 32,0 32,5 33,1 32,7 28,2 30,4 28,6 27,5 28,6 27,4 28,9 27,8
CYP: Cyprus 30,2 32,9 34,3 36,7 33,0 34,4 33,3 31,9 32,4 32,4 32,0 27,7
HKG: Hong Kong, China 34,5 37,8 40,8 42,2 38,9 42,0 47,3 48,8 51,8 52,0 47,2 43,9
IND: India 24,8 28,0 28,4 34,4 29,8 33,0 34,7 35,0 34,6 32,5 27,1 22,8
IDN: Indonesia 20,5 16,5 15,8 16,3 13,3 13,8 14,1 14,6 15,4 15,7 14,9 13,2
KAZ: Kazakhstan 23,1 20,9 23,3 18,3 16,9 10,3 9,0 10,7 9,6 7,6 7,0 9,0
MYS: Malaysia 50,2 48,2 49,0 44,4 44,8 45,8 44,4 42,6 41,7 40,9 41,5 40,7
MLT: Malta 61,0 65,2 62,3 56,2 58,6 60,8 60,2 61,7 58,8 54,9 54,3 57,9
MAR: Morocco 30,6 28,7 33,4 33,3 29,3 30,2 34,4 36,9 35,1 34,0 32,5 33,4
PER: Peru 14,9 15,1 14,0 15,7 13,3 12,9 12,7 13,3 13,3 13,7 11,1 10,5
PHL: Philippines 32,4 39,2 31,0 31,3 28,7 30,6 30,4 31,3 27,9 27,0 30,1 32,8
ROU: Romania 33,8 33,8 32,1 29,7 25,0 23,1 25,8 28,8 28,4 28,7 29,7 27,3
RUS: Russian Federation 11,1 10,4 10,5 11,7 11,9 10,7 10,5 9,3 9,5 9,9 11,5 11,2
SAU: Saudi Arabia 3,5 4,1 4,0 2,4 2,5 2,3 2,6 2,4 2,8 2,4 3,8 4,2
SGP: Singapore 50,9 53,6 49,6 54,4 49,9 49,6 53,1 53,2 52,7 52,6 50,0 47,7
ZAF: South Africa 19,6 21,7 22,7 26,8 20,8 20,6 23,1 25,4 27,1 27,5 25,7 25,7
TWN: Chinese Taipei 42,7 45,2 46,4 49,8 42,2 47,3 47,5 46,4 44,9 43,8 37,6 34,6
THA: Thailand 44,0 43,3 42,2 45,3 40,1 41,9 45,8 45,2 44,5 43,3 40,3 38,6
TUN: Tunisia 29,4 29,7 32,2 33,8 29,7 31,5 31,3 34,9 35,1 34,7 32,4 34,8
VNM: Viet Nam 38,4 40,5 43,6 43,9 39,6 43,3 44,7 43,9 44,5 45,2 47,3 46,9
ROW: Rest of the World 13,6 13,1 14,0 13,5 12,2 11,7 12,5 12,3 12,2 11,9 12,0 11,0
Sumber : Data extracted on 15 Mei 2021 15:58 UTC (GMT) from OECD.Stat
Nilai trade in value yang berdasarkan pada data statistic OECD dimana nilai

yang dipilih untuk trade in value pada perhitungan ownership cost adalah nilai rest

of the world (nilai rata-rata di seluruh dunia) yaitu 11,00%.


LAMPIRAN M
PERHITUNGAN DISCOUNT
RATE

128
129

LAMPIRAN L
Perhitungan Discount Rate

Perhitungan discount rate (RR minimum) dengan WACC :


Rf (Risk free rate) = 6,45 %

EMRP (Equity Market Risk Premium) = 3,33 %

β (Equity Market Risk Premium) =1

Cost of equity = Rf + (Rm-Rf ) x β

= 6,45 %+ (3,33 %) x 1

= 9,78 %.

IRR minimum = (Debt x suku bunga bank) + (equity x cost of equity).

= (0% X 0%) + (100% X 9,78%)

= 9,78 %

Sumber: www.market-risk-premia.com/id.html
Gambar L.1
Discount Rate
LAMPIRAN N
TINGKAT INFLASI

130
131

LAMPIRAN M
TINGKAT INFLASI

Sumber: Bank Sentral Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai