Anda di halaman 1dari 69

SKRIPSI

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT


ANGKUT UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN
PRODUKSI COAL GETTING DI PT. CARITAS ENERGI
INDONESIA, SITE KBB SAROLANGUN,
KABUPATEN SAROLANGUN,
PROVINSI JAMBI

Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Oleh :

REZA GATOT WIBOWO


NIM. 710014175

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2022
KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT
ANGKUT UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN
PRODUKSI COAL GETTING DI PT. CARITAS ENERGI
INDONESIA, SITE KBB SAROLANGUN,
KABUPATEN SAROLANGUN, PROVINSI JAMBI

Oleh :
REZA GATOT WIBOWO
NIM. 710014175

Disetujui untuk
Program Studi Teknik Pertambangan
FAKULTAS TEKNOLOGI
MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Tanggal : 10 Februari
2021 Pembimbing I, Pembimbing II,

(Ir. Ag. Isjudarto, M.T.) (Faisol Mukarrom, S.T., M.M.)


NIK. 1973 0068 NIK. 1973 0245

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dipersembahkan untuk
Alhamdulillah segala puji syukur bagi Allah SWT, Sujud syukurku
kusembahkan kepadaMu ya Allah, Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Tinggi.
Atas takdirmu saya bisa menjadi pribadi yang berpikir, berilmu, beriman dan
bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa
depanku, dalam meraih cita-cita saya.
Dengan ini saya persembahkan skripsi saya untuk kedua orang tua saya Bapak
Suratman dan Ibu Kasiatun Ekawati, Istri saya Endah Budiarti, S.Pd, dan seluruh
keluarga, yang telah memberi support dan dukungan baik secara materil dan ilmu.
Terimkasih kepada para dosen pembimbing Bapak Ir. Ag. Isjudarto, M.T , Bapak
Faisol Mukarrom, S.T, M.M, bapak Hidayatullah Sidiq, S.T, M.T. Hingga skripsi
ini dapat tersusun dan digunakan sebagai acuan kelulusan sebagaimana mestinya.
Terimakasih saya ucapkan kepada teman – teman kampus seperjuangan, teman
kontrakan, teman kerjaan, khususnya kepada Abu Salam latuconsina dan Haris
Nur Eka P, Andi kurniawan, Yehezekiel yang sudah membantu hingga skripsi ini
selesai.
Terimakasih saya ucapkan kepada PT. Caritas Energi Indonesia Site KBB
Sarolangun, khususnya kepada pak Freddy Agus Prastyo dan pak Candra yang
sudah membimbing memberi jalan kita hingga dapat kuliah praktek dan penelitian
di perusahaan tersebut.

iv
SARI

PT. Caritas Energi berada dibawah naungan PT Karya Bumi Bratama yang
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di penambangan batubara.
Perusahaan ini berlokasi di kabupaten sarolangun provinsi jambi Indonesia,
sesuai Surat Keputusan Operasi yang diberikan pemerintah melalui Menteri
ESDM Indonesia bulan Agustus, 2013. Kegiatan penambangan yang
dilakukan PT. Caritas Energi menggunakan sistem tambang terbuka stripe
mine. Perusahaan ini sudah berjalan selama ± 2,5 tahun. Luas daerah
penambangan PT Caritas energi 15.420 hektar. Penelitian dilakukan di Site
KBB Sarolangun, Jambi, pada kesempatan kali ini penulis mengkaji tentang
produksi alat gali muat dan alat angkut pada kegiatan produksi batubara,
dalam hal ini didapatkan kesimpulan Berdasarakan hasil pengamatan, analisa
dan pembahasan terhadap kegiatan penambangan batubara di blok selatan.
Proses penambangan batubara dengan alat gali muat menggunakan
excavator KOMATSU PC-300 dengan kapasitas bucket 2,3 m3 berjumlah 1
unit, dan alat angkut jenis Truck SCANIA 380 P dengan kapasitas truck 11,5
m3 berjumlah 5 unit, dengan target produksi batubara sebesar 70.000
ton/bulan. PT. Caritas Energi Indonesia, maka dapat ditarik kesimpulan dan
saran sebagai berikut: Faktor – faktor penyebab belum tercapainya target
produksi dari alat muat dan alat angkut adalah rendahnya waktu kerja efektif,
dan kurangnya alat angkut. Alat muat dengan 1 unit Komatsu PC300
memiliki produksi sebesar
140.276 ton/bulan, dimana produksi alat gali muat sudah mencapai target dan
tidak perlu ada perbaikan efisiensi kerja. Sedangkan alat angkut dengan 5 unit
dump truck Scania 380 P memiliki produksi sebesar 31.685 ton/bulan setelah
melakukan perbaikan efisiensi kerja dan penambahan 4 unit alat menjadi
73.219 ton/bulan.
Dari hasil perhitungan dan pengamatan di lapangan maka penulis
memberikan saran sebagai berikut: Meningkatkan disiplin operator agar
waktu efektif dan efisiensi penggunaan alat muat dan alat angkut meningkat.
Mengoptimalkan Fungsi kontrol dari Pengawas lapangan agar target produksi
dapat terpenuhi dengan waktu yang tersedia. Perlu adanya penambahan unit
cadangan yang digunakan ketika alat yang beroperasi mengalami kerusakan
atau perbaikan.

Kata Kunci : Produksi, hambatan kerja, target produksi, produksi aktual.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
pertolongan dan petunjuk-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan Skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini berjudul “kajian Teknis Produksi
Alat Muat dan Alat Angkut Untuk Meningkatkan Efisiensi Kegiatan Coal Getting,
di PT. Caritas Energi Indonesia, Site KBB Sarolangun, Kabupaten Sarolangun,
Provinsi Jambi”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
Selesainya penelitian dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. H. Ircham, M.T selaku Rektor Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta
2. Bapak Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T selaku Dekan Fakultas Teknologi
Mineral, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
3. Bapak Bayurohman Pangacella Putra, S.T, M.T selaku Ketua Program
Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
4. Bapak Ir. Ag. Isjudarto, M.T selaku Dosen Pembimbing I.
5. Bapak Faisol Mukarrom, S.T, M.M selaku Dosen Pembimbing II
6. Bapak Hidayatullah Sidiq, S.T, M.T selaku Dosen Penguji
7. Para Pembimbing lapangan dan staff PT. Caritas Energi Indonesia Bapak
Freddy Agus Prastyo dan Bapak Candra.

Akhirnya, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pada


umumnya, dan khususnya ilmu pertambangan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi
setiap orang yang membacanya.
Yogyakarta, 15 Februari 2022
Penulis

(Reza Gatot Wibowo)

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................................iv
SARI..................................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................................................................vi
DAFTAR ISI..................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL............................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................3
1.4 Batasan Masalah.................................................................................................3
1.5 Metode Penelitian...............................................................................................4
1.6 Manfaat Penelitian..............................................................................................3
BAB II TINJAUAN UMUM............................................................................................7
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah.........................................................................7
2.2 Iklim dan Curah hujan........................................................................................9
2.3 Keadaan Geologi................................................................................................9
2.4 Waktu Kerja........................................................................................................12
2.5 Kegiatan Penambangan Batubara........................................................................12
BAB III DASAR TEORI...............................................................................................16
3.1 Pola Pemuatan..................................................................................................16
3.2 Faktor Pengisian (Bucket Fill Factor)...............................................................18
3.5 Produktivitas Alat Mekanis..............................................................................21
3.7 Efisiensi Kerja..................................................................................................22
3.8 Faktor Keserasian (Match Factor)....................................................................24
BAB IV HASIL PENELITIAN.....................................................................................26

vii
4.1 Kondisi Tempat Kerja......................................................................................26
4.2 Pola Pemuatan..................................................................................................27
4.3 Waktu Kerja.....................................................................................................27
4.4 Efisiensi Kerja..................................................................................................29
4.5 Waktu Edar Alat Muat dan Angkut (Cycle Time).............................................30
4.6 Faktor Pengisian Mangkuk (Bucket Fill Factor)..............................................30
4.7 Jumlah curah Bucket terhadap bak Truck.........................................................31
4.8 Produksi Alat Muat dan Alat Angkut...............................................................31
BAB V PEMBAHASAN................................................................................................33
5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi Batubara.....................................33
5.2 Evaluasi peningkatan waktu kerja efektif.........................................................34
5.3 Produksi batubara setelah perbaikan.................................................................35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................36
6.1 Kesimpulan......................................................................................................36
6.2 Saran................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................37
LAMPIRAN....................................................................................................................38

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.1 Diagram Alir Penelitian..............................................................................6

2.1 Peta Lokasi Penelitian.................................................................................8

2.2 Grafik Curah Hujan Bulanan......................................................................9

2.3 Statigrafi daerah Penelitian.......................................................................11

2.4 Metode Strip Mine....................................................................................12

2.5 Motor Grader KOMATSU GD-535..........................................................13

2.7 Water Truck HINO....................................................................................14

2.8 Coal Getting Dengan Excavator...............................................................14

2.9 Pengangkutan batubara.............................................................................15

4.1 Penyiraman Jalan Angkut.........................................................................26

4.1 Pola Pemuatan Top loading......................................................................27

ix
DAFTAR TABEL

Tabel
2.1 Batas Wilayah PKP2B PT. Caritas Energi.....................................................7

4.1 Waktu kerja...................................................................................................28

4.2 Hambatan Alat Angkut yang tidak dapat ditekan........................................28

4.3 Hambatan Gali Muat yang tidak dapat ditekan.............................................29

4.4 Hambatan Alat Angkut yang dapat di tekan.................................................29

4.5 Hambatan Gali Muat yang dapat di tekan.....................................................29

4.6 Efisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut..................................................30

4.7 Waktu Edar Alat Gali Muat..........................................................................30

4.8 Waktu Edar Alat Angkut Scania 380P..........................................................30

4.9 Jumlah curah Bucket Aktual.........................................................................31

4.10 Produksi Alat Muat.......................................................................................31

4.11 Produksi Alat Angkut Scania 380P...............................................................32

5.1 Produksi setelah perbaikan............................................................................35

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1 Curah Hujan..................................................................................................39
2 Swell Factor..................................................................................................40
3 Efisiensi Kerja..............................................................................................41
4 Spek Alat Gali Muat.....................................................................................43
5 Spek Alat Angkut.........................................................................................45
6 Waktu Edar Alat Gali Muat..........................................................................49
7 Waktu Edar Alat Angkut..............................................................................51
8 Fill Factor.....................................................................................................53
9 Produksi Alat Gali Muat...............................................................................54
10 Produksi Alat Angkut...................................................................................55
11 Perbaikan Efisiensi Kerja.............................................................................56
12 Produksi Alat Angkut Setelah Perbaikan.....................................................57
13 Faktor Keserasian.........................................................................................59

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batubara merupakan batuan hidrokarbon padat yang terbentuk dari
tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen, serta terkena pengaruh tekanan dan
panas yang berlangsung sangat lama. Proses pembentukan (coalification)
memerlukan jutaan tahun, mulai dari awal pembentukan yang menghasilkan
gambut, lignit, subbituminus, bituminous, dan akhirnya terbentuk antrasit. Di
Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier,
yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan
Kalimantan), pada umumnya endapan batubara tersebut tergolong usia muda,
yang dapat dikelompokkan sebagai batubara berumur Tersier Bawah dan Tersier
Atas. Potensi batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau
Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai
batubara walaupun dalam jumlah kecil, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Papua, dan Sulawesi (Dirjen ESDM, 2007).
Sektor usaha pertambangan khususnya dalam skala besar merupakan salah
satu sektor usaha yang membutuhkan modal yang besar. Kebutuhan modal yang
besar itu menyebabkan pusahaan tambang berusaha agar kegiatan pertambangan
yang akan dilakukan menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan
pengembalian modal secepat mugkin. Salah satu untuk mencapai keuntungan
yaitu dengan cara meningkatkan suatu target produksi atau keberhasilan kerja dari
peralatan yang digunakan pada kegiatan operasional penambangan. Karena
peranannya yang sangat penting sebagai penentu dalam peningkatan target
produksi, maka perlu dilakukan kajian teknis produksi alat muat dan alat angkut
bertujuan efisiensi kerja pada kegiatan coal getting.
PT. Caritas Energi berada dibawah naungan PT Karya Bumi Bratama yang
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di penambangan batubara.
Perusahaan ini berlokasi di kabupaten sarolangun provinsi jambi Indonesia, sesuai

1
Surat Keputusan Operasi yang diberikan pemerintah melalui Menteri ESDM
Indonesia bulan Agustus, 2013. Kegiatan penambangan yang dilakukan PT.
Caritas Energi menggunakan sistem tambang terbuka stripe mine. Perusahaan ini
sudah berjalan selama ± 2,5 tahun. Luas daerah penambangan PT Caritas energi
15.420 hektar.
Jenis batubara yang ditambang yaitu sub bituminous dengan kandungan
kalori yang lebih rendah yaitu antara 4611 kcal/kg – 5833 kcal/kg, dengan sistem
kerja 1 fleet, pada perusahaan ini juga menerapkan 2 shift yaitu shift siang dan
malam. Pengangkutan batubara diangkut melalui jalan umum dan sungai sekitar
lokasi penambangan dengan jarak sekitar ± 140 km.
PT. Caritas Eergi Indonesia melakukan proses penambangan secara terbuka
dengan menggunakan metode strip mine ( adalah sistem tambang terbuka yang
diterapkan untuk menambang endapan-endapan sedimenter yang letaknya kurang
lebih mendatar misalnya tambang batu bara).
Proses penambangan batubara dengan alat gali muat menggunakan
excavator KOMATSU PC-300 dengan kapasitas bucket 2,3 m3 berjumlah 1 unit,
dan alat angkut jenis Truck SCANIA 380 P dengan kapasitas bak aktual 11,5 m3
berjumlah 5 unit, dengan target produksi batubara sebesar 70.000 ton/bulan. Pada
Juli 2018, produksi tercapai sebesar 63.835 ton/bulan, sehingga target produksi
belum tercapai hal ini disebabkan oleh masih rendahnya kemampuan produksi alat
mekanis yang disebabkan karena berkurangnya waktu kerja efektif, adanya
beberapa hambatan yaitu, keterlambatan memulai kerja, berhenti bekerja sebelum
waktu istirahat, terlambat bekerja setelah waktu istirahat, berhenti bekerja lebih
awal pada akhir shift, keperluan operator, kerusakan alat, hujan, dan istirahat,
adanya waktu hambatan saat jam kerja menyebabkan waktu tunggu alat mekanis
pada saat beroperasi sehingga efisiensi kerja alat menurun dan ketidak serasian
antara alat gali muat dan alat angkut.
Oleh karana itu perlu meminimalisir hambatan-hambatan yang ada sehingga
kerja alat gali muat dan alat angkut dapat optimal, agar kebutuhan batubara pada
stockrom yang tersedia dapat terpenuhi, maka dari itu perlu dilakukan perhitungan

2
kebutuhan jumlah alat muat dan alat angkut yang akan digunakan, serta waktu
efektif yang digunakan dalam kegiatan penambangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar dapat dirumuskan suatu masalah bahwa
permasalahan yang harus dihadapi oleh PT. Caritas Energi Indonesia, yaitu
tidak tercapainya target produksi, serta perlu adanya menghitung produksi
aktual untuk emcapai target produksi.

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini hanya mencakup lokasi
penelitian yang dilakukan di blok selatan PT. Caritas Energi Indonesia,
pengangkutan batubara hanya pada stock ROM saja, serta kegiatan produksi alat
gali muat dan alat angkut dibatasi hanya kegiatan coal getting nya saja, dan hanya
dalam 2 fleet, tanpa mengkaji faktor over burden nya dalam hal ini faktor
ekonomi tidak dipertimbangkan dan hanya mempertimbangkan dari target
produksi batubara pada perusahaan.

1.4 Tujuan Penelitian


Ada pun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi batubara.
2. Mengoptimalkan produksi batubara dengan menganalisis waktu kerja
efektif, guna meningkatkan efisiensi kerja alat muat dan alat angkut.
3. Menghitung kebutuhan alat muat dan alat angkut yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan batubara pada stockROM.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian mengenai rancangan teknis penambangan batubara ini diharapkan
dapat digunakan:
1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk
mengoptimalkan alat mekanis dilapangan, dan dalam upaya tercapainya
efisiensi serta target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3
1.6 Metode Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan oleh
penulis adalah:
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang, antara lain:
a. Perpustakaan, buku Pemindahan Tanah Mekanis oleh Yanto
Indonesianto, Open Pit Mine Planning & Design oleh Hustrulit, Kutcha
& Martin, Pemindahan Tanah Mekanis,
b. Peta, grafik
c. Informasi serta data yang diperoleh dari PT. Caritas Energi Indonesia
2. Penelitian di lapangan
a. Observasi dan pengamatan secara langsung di lapangan serta mencari
data-data pendukung.
b. Menentukan titik dan batas lokasi pengamatan agar penelitian tidak
meluas, tidak keluar dari permasalahan yang ada, serta data yang diambil
dapat dimanfaatkan secara efektif.
3. Pengambilan data
Data-data yang diambil antara lain:
a. Data primer
Yaitu data yang diambil dengan melakukan pengambilan secara
langsung di lapangan, meliputi pengamatan kegiatan penambangan dan
wawancara, adapu data primer yang diambil ketika penelitian meliputi :
 Waktu edar alat muat dan alat angkut
 Faktor pengisian
 Waktu hambatan kerja alat dan manusia
 Jumlah curah bucket
 Dokumentasi
b. Data sekunder

4
Yaitu data yang diambil berasal dari literatur, penelitian terdahulu,
serta arsip-arsip penunjang yang diperoleh dari PT. Caritas Energi
Indonesia, meliputi :
 Data curah hujan
 Peta lokasi penelitian
 Peta topografi dan geologi regional
 Speifikasi dan alokasi alat muat alat angkut
 Jumlah jam kerja
 Swell factor (faktor pengembangan)
 Target Produksi
 Density loose
4. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan perhitungan berdasarkan
data yang ada.
5. Analisis data
Menganalisis hasil pengolahan data tersebut menggunakan perhitungan
dengan rumusan yang berkaitan dengan produksi alat dalam kegiatan coal
getting, serta dengan menggunakan microsoft office excel dan penunjang
lainnya untuk mengetahui berapa produksi aktual.
6. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh menjadi hasil akhir dari penelitian
yang dilakukan. Setelah dilakukannya perhitungan dari data-data yang
didapatkan dilapangan.

5
STUDI LITERATUR

METODE PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA


SEKUNDER
1. Waktu edar alat muat dan alat 1
. Data curah hujan
angkut
Pe2 topogr d geolo
2. Waktu hambatan kerja alat regional
dan manusia 4. Spesifikasi dan alokasi alat
3. Jumlah curah bucket muat dan alat angkut
5. Waktu kerja tersedia
4. Dokumentasi 6. Swell factor
7. Target Produksi
8. DATA
PENGOLAHAN Density loose
9. Fill Factor

ANALISIS DATA
1. Menghitung cycle time alat gali muat
Gambar 1.1 Diagram Alir
danPenelitian
angkut.
2. Menghitung waktu kerja alat.
3. Menghitung Produksi alat

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

6
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah


PT. Caritas Energi Indonesia yang merupakan pemilik izin telah
menandatangani kontrak PKP2B dengan Menteri Pertambangan dan Energi atas
nama Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 13 Oktober 1999. Berdasarkan
PKP2B tersebut, luas area penyelidikan umum adalah seluas 32.170 Ha. Daerah
penyelidikan kemudian diciutkan menjadi seluas 18.440 Ha, berdasarkan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum Nomor 368K/20.01/DJP/2000,
tanggal 1 Agustus 2000, perihal Persetujuan Penciutan Tahap 1 dan Permulaan
Tahap Kegiatan Eksplorasi.
Lokasi wilayah PKP2B PT. Caritas Energi Indonesia a secara administratif
terletak di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi seluas ± 16.730 Ha dan sisanya
seluas ± 1.710 Ha terletak di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan
dengan letak astronomis yang dibatasi oleh koordinat di bawah ini :
Tabel 2. 1 Batas Wilayah PKP2B PT. Caritas Energi
GARIS BUJUR ( BT ) GARIS LINTANG ( LS )
TITIK NOMOR
º ‘ “ º ‘ “
1 102 45 00 2 18 00
2 102 51 30 2 18 00
3 102 51 30 2 19 00
4 102 53 00 2 19 00
5 102 53 00 2 22 00
6 102 51 00 2 22 00
7 102 51 00 2 26 00
8 102 45 00 2 26 00

7
Gambar 2.1 Peta Lokasi Wilayah PKP2B

Untuk mencapai wilayah penyelidikan dapat dicapai dari Yogyakarta


menuju Kota Jambi yang ditempuh dengan pesawat udara selama lebih kurang 2,5
jam. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan roda
empat menuju Kota Sarolangun yang jaraknya ± 233 Km selama ± 4 jam. Dari
Sarolangun, perjalanan dilanjutkan melalui :
1. Akses Desa Tanjung Rambai yang berjarak 4,3 Km dari Kota Sarolangun
melalui Jalan Provinsi antara Sarolangun – Lubuk Linggau, dari Desa
Tanjung Rambai menuju batas Barat daerah penyelidikan, jalan yang dilalui
adalah jalan kebun karet milik masyarakat setempat dan hanya dapat dilalui
oleh kendaraan roda dua.

8
2. Akses Desa Lubuk Sepuh - Desa Muara Danau, melalui jalan provinsi
antara Kota Sarolangun – Kota Lubuk Linggau sejauh ± 12 Km setelah itu
melalui jalan desa dan bekas jalan logging dengan kondisi jalan tidak
terawat. Jalan ini dapat dilalui dengan kendaraan roda dua dan kendaraan
roda empat yang hanya bisa sampai di lokasi Trans Sosial.
2.2 Iklim dan Curah hujan
Data curah hujan yang diperoleh adalah berdasarkan pengamatan yang
dilakukan Selama tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 (Lampiran A). Angka
curah hujan tiap bulan selama tahun 2013 sampai 2017, dapat dilihat pada Gambar
2.2
Curah Hujan Rata-Rata Tahun 2013 - 2017
Di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi
500
450
400
Curah Hujan Rata- rata

350
300
250
200
150
100
50
0

Bulan

Gambar 2.2 Grafik Curah Hujan Bulanan


2.3 Keadaan Geologi
Keadaan geologi di daerah penelitian meliputi struktur geologi dan
stratigrafi. Struktur geologi di daerah penelitian berupa sesar dan lipatan,
sedangkan stratigrafi daerah penelitian masuk dalam wilayah cekungan Sumatra
Selatan.

9
2.3.1 Morfologi
Batuan yang terdapat di daerah penyelidikan terdiri dari batuan Pra-Tersier
dan batuan endapan benua klastika yang bermur Tersier. Batuan Pra-Tersier
merupakan batuan dasar yang tergabung dalam Formasi Sepingtiang, Lingsing
dan Saling yang berumur Jura Akhir - Kapur Awal yang diendapkan pada
lingkungan laut dalam. Diatas batuan tersebut diendapkan secara tidak selaras
batuan endapan benua klastika dari Formasi Kikim dan Anggota Cawang Formasi
Kikim yang berumur Paleosen-Oligosen Tengah.
Berdasarkan kenampakan morfologinya, wilayah PT. Caritas Energi
Indonesia ini terdapat satuan morfologi yaitu satuan morfologi bergelombang
berlereng sedang sampai terjal menempati seluruh daerah penyelidikan.

2.3.2 Stratigrafi
Stratigrafi di daerah penyelidikan membentuk suatu antiklinorium
mencakup tiga formasi yaitu formasi Air Bekanat, Muara Enim, dan Formasi
Kasai dengan arah jurus perlapisan berkisar antara N192°E-N227° dan kemiringan
berkisar antara 28-80°. Formasi yang menjadi pembawa batubara adalah formasi
Muara Enim (Lihat Gambar 2.3).
Wilayah penyelidikan termasuk dalam cekungan Sumatera Sealatan yang
terdiri dari 3 formasi yakni Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim dan
Formasi Kasai dan Endapan Rawa.
a. Formasi Air Benakat
Formasi Air Benakat berumur Miosen Awal, dimana terjadi proses
penyusutan/regresi laut dan terjadi pengendapan Formasi Air Benakat yang
berlangsung dari Miosen Awal hingga Miosen Akhir dicirikan oleh litologi
perselingan batulempung, batupasir sisipan konglomerat, gampingan, batu
lanau dan batubara.
b. Formasi Muara Enim
Formasi Muara Enim berumur Miosen Akhir hingga Pliosen,
lingkungan pengendapan formasi ini adalah laut dangkal hingga transisi
dicirikan oleh litologi perselingan batupasir, batupasir tuffaan (Tuffaceous
Sandstone) dan

1
batulempung sisipan batubara. Di bagian atas Formasi Muara Enim terdapat
bahan endapan gunung api.
c. Formasi Kasai
Formasi Kasai berumur Pliosen Akhir, Formasi ini terjadi karena
proses pengangkatan dan proses Vulkanik, dicirikan oleh tufa berbatuapung
sisipan batupasir Tuffaceous Sandstone.
d. Endapan Rawa
Endapan Rawa berumur Holosen, tersusun oleh endapan lumpur,
lempung dan gambut.

Gambar 2.3 Statigrafi daerah Penelitian

2.3.3 Struktur Geologi


Secara regional geologi daerah penelitian termasuk ke dalam cekungan
sumatera selatan yang merupakan “Backdeep Basin” atau cekungan pendalaman
belakang. Cekungan sumatera selatan dipisahkan dari cekungan Sumatera Tengah
oleh suatu ketinggian yaitu pegunungan Tiga Puluh, kedua cekungan ini memiliki
kesamaan dalam ciri-ciri sedimentasinya yang terbentuk akibat pergerakan ulang
sesar bongkah pada batuan dasar Pra-tersier yang diikuti oleh kegiatan vulkanik.
Cekungan Sumatera Selatan dibagi menjadi 3 (tiga) depresi yaitu depresi Jambi di
utara, Sub Cekungan Palembang Tengah dan Sub Cekungan Palembang Selatan
atau Depresi Lematang di selatan yang masing-masing dipisahkan oleh tinggian
batuan dasar yaitu Antiklin Pendopo, Palembang dan Muara Enim.

1
Proses sedimentasi selama Paleogen di kontrol antara lain oleh pensesaran
batuan dasar. Stratigrafi umumnya memperlihatkan bahwa pembentukan batubara
hampir bersamaan dengan proses sedimentasi Tersier yaitu pada saat pengendapan
Formasi Talang Akar, Air bekanat dan Muara Enim. Endapan batubara yang
paling berpotensi hanya pada siklus pertengahan regresi yaitu pada saat
pengendapan Formasi Muara enim. Lapisan batubara pada formasi Muara Enim
yaitu anggota M1, M2, M3, dan M4.

2.4 Waktu Kerja


Waktu kerja Penambangan di PT. Caritas Energi Indonesia terbagi menjadi
dua shift kerja. Pada dasarnya, PT. Caritas Energi Indonesia memiliki jam kerja 10
jam/hari untuk setiap shift-nya. Shift kerja pertama dimulai pada jam 07.00 WIB
sampai dengan 17.00 WIB, Shift kedua dimulai pukul 19.00 Sampai dengan 05.00
WIB. Untuk waktu istirahat kerja, dimulai pada pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB,
dan Pukul 00.00-01.00 WIB. Namun pada hari Jumat, istirahat kerja dimulai pada
pukul 11.30 – 13.00 WIB.

2.5 Kegiatan Penambangan Batubara


Kegiatan penambangan batubara di PT. Caritas Energi Indonesia dilakukan
dengan sistem tambang terbuka metode Strip Mine (lihat gambar 2.4).

Gambar 2.4 Metode Strip Mine

1
2.5.1 Kegiatan Persiapan penambangan
Sebelum dilakukan tahap pembongkaran maka pada area yang masih
banyak ditumbuhi semak belukar dilakukan pembersihan lahan dengan
menggunakan alat bulldozer dengan merk KOMATSU tipe D-85 ESS. Alat ini juga
digunakan untuk pit maintenance, yaitu meratakan jalan yang terkadang terdapat
material yang timbul yang tidak terbongkar oleh alat muat (lihat gambar 2.5).

Gambar 2.5 Bulldozer KOMATSU D-85 ESS


Untuk Meratakan Jalan dengan kondisi material halus dan pit maintenance
setelah hujan, PT. Caritas Energi Indonesia menggunakan alat Motor grader
KOMATSU GD-535 (lihat gambar 2.6).

Gambar 2.6 Motor Grader KOMATSU GD-535


Dalam kegiatan penambangan, pada jalan yang dilalui akan menimbulkan
debu yang berasal dari aktivitas penambangan maupun hauling. Untuk
mengurangi

1
debu tersebut, PT. Caritas Energi Indonesia menggunakan Water Truck Hino
(lihat gambar 2.7).

Gambar 2.7 Water Truck HINO


2.5.2 Kegiatan Pembongkaran dan Pemuatan
Pada kegiatan pemuatan batubara (Coal Getting) menggunakan alat
excavator KOMATSU PC-300 dengan kapasitas bucket 2,3 m3 (Lihat gambar 2.8).

Gambar 2.8 Coal Getting dengan Excavator


2.5.3 Kegiatan Pengangkutan
Untuk mengangkut batubara dari lokasi penambangan ke lokasi StockROM
PT. Caritas Energi Indonesia menggunakan alat angkut jenis Truck SCANIA 380 P
dengan kapasitas vessel 11,3 m3 (Lihat gambar 2.9) dengan jarak angkut kurang
lebih 6,5 km.

1
Gambar 2.9 Pengangkutan Batubara
2.5.4 Stock ROM
Tempat penumpahan batubara dalam kegiatan pengangkutan dilakukan
pada StockROM, Tempat ini dapat juga dikatakan sebagai stockyard, karena
batubara di tempat tersebut belum dilakukan pengolahan. (lihat gambar 2.10).

Gambar 2.10 Area StockROM

1
BAB III
DASAR TEORI

Kegiatan pemuatan dan pengangkutan pada kegiatan penambangan adalah


kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan material hasil penggalian ke lokasi
penimbunan dengan menggunakan alat-alat mekanis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan jumlah alat mekanis untuk
mencapai sasaran produksi yang diinginkan adalah dengan melakukan analisa
terhadap produksi alat-alat mekanis yang digunakan dan juga menganalisis waktu
kerja efektif yang digunakan untuk pencapaian target produksi. Untuk itu
diperlukan pengamatan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
produksi alat-alat mekanis yang ada digunakan.
3.1 Pola Pemuatan
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka pola
pemuatan merupakan faktor yang mempengaruhi waktu edar alat muat dan alat
angkut. Alat muat melakukan penggalian dan apabila mangkuk (bucket) terisi
penuh maka material siap ditumpahkan. Setelah alat angkut (truk) terisi penuh
maka harus segera keluar dan digantikan dengan alat angkut (truk) yang lainnya.
Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukan alat
gali- muat dan alat angkut, yaitu :
1. Berdasarkan kedudukan truk untuk dimuati bahan galian oleh alat muat.
Cara pemuatan material oleh alat muat ke dalam alat angkut ditentukan
oleh kedudukan alat muat terhadap material dan alat angkut, apakah
kedudukan alat muat tersebut berada lebih tinggi atau kedudukan kedua-
duanya sama tinggi (lihat Gambar 3.1). Cara pemuatan dibagi menjadi 2,
yaitu :
A. Top Loading
Kedudukan alat muat lebih tinggi dari bak truk jungkit (alat muat
berada diatas tumpukan material atau berada diatas jenjang).

1
B. Bottom loading
Bottom Loading, yaitu backhoe melakukan pemuatan dengan
menempatkan dirinya di jenjang yang sama dengan posisi alat angkut.

Gambar 3.1 Pola pemuatan Top Loading dan Bottom Loading (Nichols
Helbert L, 1955) Pola Pemuatan Top Loading dan Bottom Loading

2. Berdasarkan jumlah penempatan posisi truk terhadap posisi alat muat.


A. Single Back Up
Pada pola ini, truk memposisikan diri untuk dimuati pada salah satu
sisi alat muat.
B. Double Back Up
Pada pola ini, truk memposisikan diri untuk dimuati pada dua sisi alat
muat dimana pada waktu salah satu truk sedang diisi muatan truk yang
lainna telah siap memposisikan diri untuk dimuati (lihat Gambar 3.2).

Gambar 3.1 Pola Pemuatan Berdasarkan Jumlah Penempatan Alat Angkut


3. Berdasarkan cara manuvernya
Pola pemuatannya dibedakan menjadi :

1
A. Frontal Cut
Alat muat berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian dan
mulai menggali ke depan dan samping alat muat. Dalam hal ini digunakan
double spotting dalam penempatan posisi truk. Alat muat memuat pertama
kali pada truk jungkit sebelah kanan sampai penuh dan berangkat setelah itu
dilanjutkan pada truk jungkit sebelah kiri
B. Parallel cut with drive-by
Alat muat bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian.
Pada metode ini, akses untuk alat angkut harus tersedia dari dua arah.
Walaupun sudut putar rata – rata lebih besar daripada frontal cut, truk tidak
perlu membelakangi alat muat dan spotting lebih mudah (lihat Gambar 3.3).

Gambar 3.3 Pola Pemuatan Berdasarkan Cara Pemuatan


A. Frontal Cut B. Paralel Cut with Drive By (Nichols Helbert L, 1955)
3.2 Faktor Pengisian (Bucket Fill Factor)
Faktor pengisian merupakan perbandingan antara kapasitas nyata suatu alat
dengan kapasitas baku alat tersebut yang dinyatakan dalam persen (%). Menurut
Eugene P. Pfleider dalam bukunya Surface Mining menuliskan rumus untuk
menghitung faktor pengisian sbb:

Fp = (Vn/Vd) x 100%.......................................................................................(3.1)
Keterangan :
Fp = Faktor pengisian, (%)

1
Vn = Kapasitas nyata alat muat, (m3)
Vd = Kapasitas teoritis alat muat, (m3)
Adapun faktor yang mempengaruhi faktor pengisian suatu alat adalah :
1. Kandungan Air
Makin besar kandungan air suatu material, maka faktor pengisiannya
semakin kecil. Karena dengan adanya air mengakibatkan ruang yang seharusnya
terisi material diisi oleh air.
2. Ukuran Material
Ukuran material yang umumnya lebih besar, menyebabkan banyak ruangan
di dalam bucket yang tidak terisi material. Sehingga faktor pengisiannya menjadi
lebih kecil.
3. Kelengketan Material
Jika material yang lengket banyak menempel pada bucket baik di sisi dalam
maupun di sisi luar, maka akan mengurangi faktor pengisian alat.

3.3 Faktor Pengembangan Material (Swell Factor)


Swell Factor adalah pengembangan volume suatu material setelah digali dari
tempat aslinya (insitu). Di alam, material diperoleh dalam keadaan padat dan
terkonsolidasi dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian kosong (void)
yang terisi udara di antara butir-butirnya. Apabila material tersebut digali dari
tempat aslinya maka terjadi pengembangan volume (swell). Untuk menyatakan
berapa besarnya pengembangan volume material tersebut dikenal istilah swell
factor.
Rumus untuk menghitung swell factor menurut R.L Peurifoy ada dua, yaitu :
1. Berdasarkan Volume

Swell Factor volumeinsitu


= volumeloose x100%....................................................... (3.2)

2. Berdasarkan Densitas

Swell Factor densityloose


= densityinsitu x100%........................................................ (3.3)

1
3.4 Waktu Edar (Cycle Time)
Setiap alat berat yang bekerja akan mempunyai kemampuan memindah
material tiap siklus. Siklus kerja adalah proses gerakan suatu alat dari gerakan
mulanya sampai kembali lagi pada gerakan mula tersebut. Adapun waktu yang
diperlukan untuk melakukan satu siklus kegiatan di atas disebut waktu edar.

3.4.1 Waktu Edar Alat Muat


Merupakan total waktu pada alat muat, yang dimulai dari pengisisan bucket
sampai menumpahkan muatan ke dalam alat angkut dan kembali kosong. Rmusan
untuk menghitung waktu edar: (Eugene P. Pfleider, 1972)
CTm =Tm1+Tm2+Tm3+Tm4...................................................................(3.4)
Keterangan :
Ctm : Total waktu edar alat muat, detik
Tm1 : Waktu untuk menggali muatan, detik
Tm2 : Waktu swing bermuatan, detik
Tm3 : Waktu untuk menumpahkan muatan, detik
Tm4 : Waktu swing tidak bermuatan, detik

3.4.2 Waktu Edar Alat Angkut


Waktu edar alat angkut pada umumnya terdiri dari waktu mengatur posisi
unutk dimuati, waktu diisi muatan, waktu menngangkut muatan, waktu dumping
dan waktu kembali kosong. rumusan untuk menghitung waktu edar alat angkut
sbb: (Eugene P. Pfleider, 1972)
Cta = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6..........................................(3.5)
Keterangan :
Cta : Waktu edar alat angkut, menit
Ta1 : Waktu mengambil posisi siap dimuati, menit
Ta2 : Waktu diisi muatan, menit
Ta3 : Waktu mengangkut muatan, menit
Ta4 : Waktu mengambil posisi untuk penumpahan, menit
Ta5 : Waktu muatan ditumpahkan, menit

2
Ta6 : Waktu kembali kosong, menit
Waktu edar alat angkut ini merupakan waktu keseluruhan dari satu siklus
produksi yang terdiri dari :
- Waktu Mengambil Posisi Siap Dimuati (Manuver Time), Ta1.
Waktu penempatan dari alat angkut sampai siap untuk dimuati material.
- Waktu Pemuatan (Loading Time) Ta2
Waktu yang diperlukan alat muat untuk mengisi bak alat angkut sampai
penuh.
- Waktu Pengangkutan (Hauling Time) Ta3
Merupakan waktu yang digunakan untuk pengangkutan material sampai ke
tempat penimbunan. Pekerjaan pengangkutan ini dipengaruhi oleh kondisi
jalan angkut.
- Waktu Mengambil Posisi untuk Penumpahan (Spoting Time), T4
Merupakan waktu yang diperlukan oleh alat angkut untuk menempatkan
posisi sebelum menumpahkan material.
- Waktu Penimbunan (Dumping Time) Ta5
Merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menumpahkan material di tempat
penimbunan (dumping point)
- Waktu Kembali Kosong (Return Time) Ta6
- Adalah waktu yang diperlukan alat angkut untuk kembali ke tempat
pemuatan setelah melakukan penumpahan material di tempat penimbunan
(dumping point)

3.5 Produktivitas Alat Mekanis


Faktor–faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali–muat dan alat
angkut adalah : waktu edar alat muat dan alat angkut, ukuran bucket alat muat dan
ukuran bak alat angkut, bucket fill factor, efisiensi kerja dan swell factor.
Rumusan produksi adalah sebagai berikut : (Yanto Indonesianto, 2018)

2
1. Produktivitas Alat Muat
Rumus yang umum dipakai untuk perhitungan produktivitas Excavator
adalah:
Pa = (3600/CT) x KB x FF x [Fk] x [Fk]
Keterangan :
Pa = Produksi alat gali muat (LCM/jam)
CT = Cycle Time (detik)
KB = Kapasitas Bucket (m3)
FF = Fill Factor (%)
Fk = Faktor koreksi (misal: Efisiensi kerja)
Fk = Faktor konversi(misal: Swell factor)
2. Produktivitas Alat Angkut
Rumus yang umum dipakai untuk perhitungan produktivitas Dump Truck
adalah :
Perhitungan untuk produksi alat angkut :
Pb = 60/CTa x Kt x Ek
Keterangan :
Pb = Produksialat angkut (m3/menit)
CTa = Waktu edar alat angkut (menit)

3.7 Efisiensi Kerja


Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan terhadap suatu
pekerjaan atau merupakan suatu perbandingan antara waktu yang dipakai untuk
bekerja dengan waktu yang tersedia. Faktor – faktor yang mempengaruhi efisiensi
kerja adalah sebagai berikut :
1. Waktu Kerja Penambangan
Waktu kerja penambangan adalah jumlah waktu kerja yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penggalian, pemuatan dan pengangkutan. Efisiensi kerja akan
semakin besar apabila banyaknya waktu kerja semakin mendekati jumlah waktu
kerja yang tersedia. Waktu yang tersedia berhubungan erat dengan jam kerja
efektif. Jam kerja efektif adalah jam kerja dimana alat mekanis berproduksi,
jam kerja

2
efektif diperoleh dari jam kerja yang tersedia dikurangi hambatan-hambatan yang
terjadi selama proses produksi termasuk perbaikan dan perawatan alat.
2. Hambatan yang dapat ditekan
Adalah hambatan yang terjadi karena adanya penyimpangan-penyimpangan
terhadap waktu kerja yang dijadwalkan. Hambatan tersebut antara lain :
- Terlambat memulai kerja.
- Berhenti bekerja sebelum waktu istirahat.
- Terlambat bekerja setelah waktu istirahat.
- Keperluan operator.
- Berhenti bekerja lebih awal pada akhir shift.
3. Hambatan yang tidak dapat ditekan
Hambatan yang tidak dapat ditekan adalah hambatan yang terjadi pada
waktu jam kerja yang menyebabkan hilangnya waktu kerja dikarenakan kondisi
alam atau kegiatan rutin dan harus dilaksanakan. Hambatan tersebut antara lain :
- Pindah posisi penempatan alat
- Pemeriksaan dan pemanasan alat
- Pengisian bahan bakar
- Kerusakan dan perbaikan alat di tempat
- Rain and Slippery
- Istirahat
Dengan mengetahui hambatan – hambatan tersebut di atas, maka dapat
diketahui waktu kerja efektif. Dimana dengan berkurangnya waktu kerja efektif
akan berpengaruh terhadap produksi alat mekanis tersebut.
We = Wt – ( Whd + Wtd )
Keterangan :
We = Waktu kerja efektif, (menit)
Wt = Waktu yang tersedia, (menit)
Whd = Total waktu hambatan yang dapat dihindari, (menit)
Wtd = Total waktu hambatan yang tidak dapat dihindari, (menit)
Dengan mengetahui waktu kerja efektif, maka dapat diketahui efisiensi kerja
alat mekanis.

2
We
Ek = x 100 %..................................................................................(3.6)
Wt
Keterangan :
Ek = Efisiensi kerja
We = Waktu kerja efektif
Wt = Waktu yang
tersedia

3.8 Faktor Keserasian (Match Factor)


Faktor keserasian (match factor) adalah angka yang menunjukkan tingkat
keserasian kerja antara dua macam alat, yaitu alat gali-muat dan alat angkut.
Faktor keserasian dijabarkan sebagai perbandingan antara produksi alat angkut
dibagi dengan produksi alat gali-muat. Apabila produksi alat angkut sama dengan
produksi alat gali-muat, maka dapat diartikan bahwa kedua alat tersebut sudah
serasi atau match. Angka faktor keserasian dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

Na x CTm ........................................................................(3.7)
...............................
Nmx CTa

Bila hasil perhitungan diperoleh :

1. MF < 1
- Produksi alat angkut lebih kecil dari produksi alat gali-muat
- Waktu tunggu alat angkut (Wta) = 0
- Waktu tunggu alat gali-muat (Wtm)
Cta x Nm
Wtm   CTm
Na
- Faktor kerja alat angkut (Fka) = 100%
- Faktor kerja alat gali-muat (Fkm) = MF x 100%
2. MF > 1
- Produksi alat angkut lebih besar dari produksi alat gali-muat
- Waktu tunggu alat gali-muat (Wtm) = 0

2
- Waktu tunggu alat angkut (Wta)
CTm x Na
Wta   Cta
Ngm

- Faktor kerja alat gali-muat (Fkm) = 100%


1
- Faktor kerja alat angkut (Fka) = ( ) x 100%
MF
3. MF = 1
- Produksi alat angkut sama dengan produksi alat gali-muat
- Waktu tunggu alat gali-muat (Wtm) = 0
- Waktu tunggu alat angkut (Wta) = 0
Faktor kerja alat gali-muat sama dengan faktor kerja alat angkut (Fkm =
Fka) Keterangan :
MF = Faktor keserasian
Na = Jumlah alat angkut
Nm = Jumlah alat gali-muat
CTa = Waktu edar alat angkut
CTm = Waktu edar alat gali-muat mengisi penuh 1 bak alat angkut

2
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Kondisi Tempat Kerja


Kegiatan penambangan batubara yang dilakukan oleh PT. Caritas Energi
Indonesia berada di daerah perkebunan. Kondisi lapangan seperti keadaan jalan
angkut,metode pemuatan serta sistem kerja alat muat dan alat angkut berpengaruh
terhadap daur kerja atau waktu edar alat muat dan alat angkut. Pada waktu musim
kemarau, permukaan jalan angkut ini berdebu sehingga dapat mengganggu
pandangan operator. Maka dari itu, dilakukan penyiraman air menggunakan
selang atau water truck tiap beberapa jam untuk permukaan jalan angkut.
Sedangkan pada musim penghujan permukaannya menjadi licin sehingga
terkadang kegiatan dihentikan untuk mengurangi resiko.

Gambar 4.1 Penyiraman Jalan Angkut


Kegiatan Pembongkaran material batubara menggunakan alat berat komatsu
PC300. Hasil pembongkaran material di muat dan diangkut menuju stockROM
(stockyard)dengan menggunakan peralatan mekanis. Peralatan mekanis yang
digunakan, yaitu kombinasi 1 unit excavator Komatsu PC300 dengan 5 unit dump
truck scania 380 .
Data yang diperoleh Grade Control data dencity untuk material dalam
keadaan terbongkar (loose) adalah 0,75 ton/m3 dan dencity untuk material dalam
keadaan aslinya (insitu) adalah 1,01 ton/m3 (PT. Caritas Energi Indonesia, 2018).

2
Dari data data tersebut dapat diketahui faktor pengembangan (swell factor)
material yang ada sebesar 0,74 (Lampiran 2).

4.2 Pola Pemuatan


Pola pemuatan yang dilakukan di PT. Caritas Energi Indonesia pada proses
pemuatan adalah top loading, dimana alat muat dan alat angkut berada pada posisi
jenjang yang berbeda, dimana kedudukan alat muat lebih tinggi dari alat angkut.
Berdasarkan jumlah penempatan posisi truck menggunakan single back up, pada
pola ini, truk memposisikan diri untuk dimuati membelakangi alat muat,setelah
pemuatan selesai alat angkut pertama berangkat kemudian alat angkut kedua di isi
material.(lihat Gambar 4.2).

Gambar 4.2 Pola Pemuatan Top loading


4.3 Waktu Kerja
Waktu kerja tersedia adalah waktu keseluruan yang disediakan perusahaan
dalam melakukan kegiatan penambangan. PT. Caritas Energi Indonesia memiliki
waktu kerja sebesar 30 hari kerja Selama bulan Januari 2018. Namun pada
kenyataannya di lapangan waktu kerja yang tersedia tidak dapat digunakan
sepenuhnya karena adanya hambatan-hambatan yang mengurangi waktukerja
yang tersedia.
Waktu kerja efektif adalah waktu yang benar-benar digunakan oleh operator
bersama alat yang digunakan untuk operasi produksi. Waktu kerja efektif
berpengaruh terhadap efisiensi kerja. Waktu kerja yang tersedia ditetapkan 24 jam

2
atau 1440 menit waktu kerja efektif per hari yang dibagi dalam dua shift.
Sehingga dalam satus shift waktu kerja adalah 11 Jam atau 660 menit
(Dikurangi jam istirahat), waktu kerja tersedia dalam 1 bulan adalah 658 jam.
Pada kenyataannya di lapangan waktu kerja yang tersedia tidak dapat digunakan
sepenuhnya karena adanya hambatan-hambatan yang dapat mengurangi waktu
kerja efektif yang tersedia. Hambatan waktu kerja alat yang terjadi dapat
dibedakan menjadi hambatan yang dapat dihindari dan hambatan yang tidak dapat
dihindari.
Tabel 4.1 Waktu kerja
Jumlah
Waktu kerja (jam WIB)
waktu
Hari kerja
Over shift
Shift 1 (siang) Shift 2 (malam) Jam istirahat Jam/2 shift
(jam)
Senin 06.00-17.00 18.00-05.00 12.00-13.00 2 20
Selasa 06.00-17.00 18.00-05.00 12.00-13.00 2 20
Rabu 06.00-17.00 18.00-05.00 12.00-13.00 2 20
Kamis 06.00-17.00 18.00-05.00 12.00-13.00 2 20
Jum’at 06.00-17.00 18.00-05.00 11.30-13.00 2 19.5
Sabtu 06.00-17.00 18.00-05.00 12.00-13.00 2 20
Minggu 06.00-17.00 18.00-05.00 12.00-13.00 2 20

4.3.1 Hambatan yang tidak dapat ditekan.


Merupakan hambatan yang terjadi pada waktu jam kerja yang
menyebabkan hilangnya waktu kerja. Dari data–data actual hambatan yang
terjadi di lokasi penelitian selama satu bulan. Besarnya hambatan tersebut
dapat dilihat pada (Lampiran 3).
Tabel 4.2 Hambatan Alat Angkut yang tidak dapat ditekan
Jenis Hambatan dalam 1 Bulan
Pemeriksaan
Persiap Pengisian Total
dan Peminda Perusakan dan
an bahan Rain slipery (jam)
pemanasan han alat perawatan alat
Kerja bakar
alat
25,6 15,6 13,3 5,9 11,3 11 82,7

2
Tabel 4.3 Hambatan Gali Muat yang tidak dapat ditekan
Jenis Hambatan dalam 1 Bulan
Pemeriksaan
Persiap Pengisian
dan Kerusakan dan Total
an bahan Rain slipery
pemanasan perawatan alat (jam)
Kerja bakar
alat
10,5 13,5 6,1 16,7 11 57,6

4.3.2 Hambatan yang dapat ditekan


Hambatan yang dapat ditekan merupakan hambatan yang terjadi karena
adanya penyimpangan terhadap waktu kerja yang telah dijadwalkan. Besarnya
hambatan tersebut dapat dilihat pada (Lampiran 3).

Tabel 4.4 Hambatan Alat Angkut yang dapat di tekan


Jenis Hambatan dalam 1 bulan
Berhenti sebelum Terlambat Berhenti sebelum Keperluan Total
waktu istirahat setelah waktu akhir kerja operator (jam)
istirahat
20,9 13,9 8,2 25,4 68,4

Tabel 4.5 Hambatan Gali Muat yang dapat di tekan


Jenis Hambatan dalam 1 bulan
Berhenti sebelum Terlambat Berhenti sebelum Keperluan Total
waktu istirahat setelah waktu akhir kerja operator (jam)
istirahat
12,7 20,0 10,9 16,7 59,4

4.4 Efisiensi Kerja


Efisiensi kerja (Ek) dari alat muat dan alat angkut dapat dihitung dengan
We
menggunakan Rumus Ek = x 100 %. Besarnya efisiensi kerja alat muat dan
Wt
alat angkut saat ini adalah seperti pada Tabel 4.6. (Lampiran 3)

2
Tabel 4.6 Efisiensi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut
NO Jenis alat Efisiensi
1 Alat gali muat Komatsu PC 300 82%
2 Alat angkut Scania 380 P 77%

4.5 Waktu Edar Alat Muat dan Angkut (Cycle Time)


Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh suatu alat mekanis untuk
melakukan kegiatan dari awal sampai akhir dan siap memulai lagi. Waktu edar
alat muat dan alat angkut dapat dipengaruhi oleh kondisi jalan angkut, kondisi
tempat kerja, kondisi alat itu sendiri dan juga pola pemuatan yang dilakukan.
Pengamatan terhadap waktu edar alat muat meliputi : waktu untuk mengisi
mangkuk, waktu untuk berputar (bermuatan), waktu untuk menumpahkan muatan
dan waktu untuk kembali berputar (kosong).
Berdasarkan hasil pengamatan waktu edar rata-rata alat gali muat pada
kegiatan Coal Getting adalah: (Lampiran 6)

Tabel 4.7 Waktu Edar Alat Gali Muat


Jenis alat Tipe Lokasi Cycle Time
Komatsu PC
Alat gali muat Blok selatan 16,13 detik
300

Pengamatan terhadap waktu edar alat angkut meliputi :Waktu mengambil


posisi untuk pemuatan, waktu untuk pemuatan, waktu pengangkutan bermuatan,
waktu penumpahan, waktu kembali kosong. Berdasarkan hasil pengamatan waktu
edar rata-rata alat angkut Scania 380P ( Lampiran 7) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Waktu Edar Alat Angkut Scania 380P


Jenis alat Tipe Lokasi Cycle Time
Alat Angkut Scania 380P Blok selatan 26,4 menit

4.6 Faktor Pengisian Mangkuk (Bucket Fill Factor)


Faktor pengisian (fill factor) merupakan suatu faktor yang menunjukan
besarnya kapasitas nyata dengan kapasitas baku dari mangkuk (bucket) alat muat.

3
Kapasitas menunjang alat muat excavator komatsu PC300 adalah 1,83 m3. Nilai
fill factor komatsu pc 300 adalah 88 % (Lampiran 8).

4.7 Jumlah curah Bucket terhadap bak Truck


Untuk alat angkut truck menggunakan Scania 380P, sehingga untuk
menentukan jumlah curah bucket terhadap bak truck perlunya pengamatan
langsung dilapangan mengenai curah bucket actual (Lampiran 8).
Tabel 4.9 Jumlah curah Bucket Aktual

Jumlah
Kapasitas
Alat gali muat Lokasi Alat Angkut curah
Bucket
rata-rata
excavator komatsu Blok
2,3 m3 Scania 380P 5
pc 300 Selatan

4.8 Produksi Alat Muat dan Alat Angkut


Kemampuan produksi nyata alat muat dan alat angkut adalah besarnya
produksi yang dapat dicapai dalam kenyataan kerja alat muat (Lampiran 9) dan
alat angkut (Lampiran 10) berdasarkan kondisi yang dapat dicapai saat ini.

Tabel 4.10 Produksi Alat Gali Muat

Alat Gali Muat


KET :
komatsu PC300
CT (cycle time) = 16,13 Detik
KB (kapasitas bucket) m3 2,3 M3
Pa = FF (fill factor) = 88%
3600
x KBxFFxSFxEFF SF (swell factor) = 74%
𝐶𝑇
density batubara 1,01
EF (effisiensi Kerja) = 82%

Produktivitas
Jumlah Produksi Waktu Kerja
1 Density BB Produksi Ton/bulan
unit Bcm/jam
unit(Bcm/jam) 1 bulan (jam)

259,292 1 259,292 1,01 541 140,276

3
Tabel 4.11 Produksi Alat Angkut Scania 380P
Alat Angkut KET :
CT (cycle time) = 26,4 Menit
Pb = KT (kapasitas truck) = 11,5 M3
60
x KT x Eff EF (effisiensi Kerja) = 77%
𝐶𝑇
Density 1,01

Produksi 1 Jumlah Produksi Waktu Kerja


Density BB Produksi Ton/bulan
unit(Bcm/jam) unit Bcm/jam
1 bulan (jam)

12,37 5 61,89 1,01 658 31.685

3
BAB V
PEMBAHASAN

Target Produksi per bulan pada PT. Caritas Energi Indonesia adalah 130.000
Ton/bulan. Untuk mencapai target produksi yang diinginkan maka dapat
diupayakan dengan beberapa cara, antara lain mengkaji faktor-faktor penyebab
belum tercapainya target produksi, mengkaji efisiensi kerja pada alat muat dan
alat angkut, melakukan alternatif peningkatan waktu kerja dan penambahan alat
muat dan alat angkut.
Kegiatan penambangan batubara yang dilakukan oleh PT. Caritas Energi
Indonesia pada blok selatan saat ini, Kemampuan produksi produksi alat angkut
126.835 ton/bulan. Produksi alat angkut saat ini belum mampu memenuhi target
produksi. namun untuk meningkatan kebutuhan batubara yang diinginkan agar
dapat bekerja maksimal, maka perlu melakukan kajian produksi alat muat dan alat
angkut guna mengetahui kemampuan maksimal produksi alat tersebut. Namun
apabila produksi alat muat dan alat angkut tidak memenuhi produksi yang
diinginkan maka perlu adanya penambahan sejumlah alat mekanis.

5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Batubara


Kondisi lapangan dapat mempengaruhi kinerja alat muat dan alat angkut.
Dalam kondisi lapangan yang baik, seperti : kondisi jalan alat angkut yang tidak
berdebu pada musim kemarau ataupun kondisi jalan yang tidak licin pada saat
musim hujan, maka alat mekanis dapat bekerja secara optimal sehingga akan
meningkatkan produksi. Sebaliknya dalam kondisi lapangan yang buruk alat
mekanis tidak bekerja secara optimal sehingga produksi sulit untuk ditingkatkan.

5.1.1 Metode Pemuatan


Metode pemuatan berdasarkan posisi pemuatannya yang diterapkan oleh
PT. Caritas Energi Indonesia adalah top loading. Berdasarkan cara pemuatan yang
diterapkan adalah Single Back Up. Metode ini dapat membantu cycle time alat gali

3
muat lebih cepat dibandingkan menggunakan metode bottom loading. Cara
pemuatan Single back Up digunakan karena jumlah alat angkut yang dimiliki
terbatas, dan tidak menyebabkan waktu tunggu yang lama untuk alat muat.

5.2 Evaluasi peningkatan waktu kerja efektif


Dalam menentukan efisiensi alat yang baik untuk upaya meningkatkan
produksi sesuai yang diinginkan maka perlu dianalisis menggunakan satu cara
yaitu dengan menggunakan peningkatan waktu kerja efektif terendah dimana
waktu yang dapat ditekan diambil yang terendah. cara ini akan dinilai apakah
waktu yang digunakan telah efisien dalam peningkatan jumlah produksi batubara
pada blok selatan.

Hambatan Yang Dapat Di Tekan


30

25

20
j

15

10

5
Berhenti sebelumTerlambat setelah Berhenti sebelum Keperluan operator
0 waktu istirahatwaktu istirahat akhir kerja

Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

Gambar 5.1
Perbaikan hambatan alat angkut Scania 380P waktu Terendah dalam 1 bulan
Berdasarkan analisis dengan cara menekan waktu hambatan yang dapat di
hindari, maka didapatkan efisiensi kerja alat yang baru (Lampiran ) yaitu:
a. Dump Truck Scania 380P Efisiensi kerja dari 77% ke 87,4%. Mengalami
perbaikan karena belum mencapai target produksi.
b. Sedangkan untuk Komatsu PC300 tidak mengalami perbaikan karena
sudah mencapai target produksi

3
5.3 Produksi batubara setelah perbaikan
Setelah melakukan perbaikan pada efisiensi kerja maka produksi batubara
setelah perbaikan adalah dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1 Produksi setelah perbaikan

Alat Angkut Truck


KET :
Scania 380P
CT (cycle time) = 26,4 Menit
Pb = KT (kapasitas truck) = 11,5 M3
60
x KT x Eff EF (effisiensi Kerja) = 87,4%
𝐶𝑇
Density 1,01
Waktu
Produksi 1 unit Jumlah Produksi Density Produksi
kerja
(Bcm/jam) unit Bcm/jam BB Ton/bulan
(jam)

14,05 9 126,45 1,01 575,3 73.219

Dengan menggunakan waktu kerja efektif yang terendah maka efektifitas


waktu kerja akan meningkat (Lampiran 11). Perhitungan produksi dengan
perbaikan waktu kerja efektif untuk alat angkut dengan 5 unit adalah 143.949
Ton/bulan (Lampiran 12) dan telah mecapai target yang di tetapkan perusahaan

3
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarakan hasil pengamatan, analisa dan pembahasan terhadap kegiatan


penambangan batubara di blok selatan, PT. Caritas Energi Indonesia, maka dapat
ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :

6.1 Kesimpulan
1. Faktor – faktor penyebab belum tercapainya target produksi dari alat muat
dan alat angkut adalah rendahnya waktu kerja efektif, dan kurangnya alat
angkut.
2. Alat muat dengan 1 unit Komatsu PC300 memiliki produksi sebesar
140.276 ton/bulan, dimana produksi alat gali muat sudah mencapai target
dan tidak perlu ada perbaikan efisiensi kerja.
3. Sedangkan alat angkut dengan 5 unit dump truck Scania 380 P memiliki
produksi sebesar 31.685 ton/jam setelah melakukan perbaikan efisiensi kerja
dan penambahan 4 alat menjadi 9 alat maka didapat hasil 73.219 ton/bulan

6.2 Saran
Dari hasil perhitungan dan pengamatan di lapangan maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Meningkatkan disiplin operator agar waktu efektif dan efisiensi penggunaan
alat muat dan alat angkut meningkat.
2. Mengoptimalkan Fungsi kontrol dari Pengawas lapangan agar target
produksi dapat terpenuhi dengan waktu yang tersedia.
3. Perlu adanya penambahan unit yang digunakan ketika alat yang beroperasi
mengalami kerusakan atau perbaikan.

3
DAFTAR PUSTAKA

CAT Hydraulic Excavator, Machine Product and Service Announcement,


Juni 2013, (https://www.cat.com/id_ID/news/machine-press-releases/cat-
320d-series2hydraulicexcavatorfeaturesnewfuelefficienten0.html), diakses
pada tanggal 11 Februari 2018 16:17.

Dealer Resmi Hino Dump Truck, Hino Dutro 130 HD Dump Truck, 2011,
(Http://hinodumptruk.blogspot.co.id/p/dump-truck-hino-dutro-7-meter-
kubik.html), diakses pada tanggal 22 maret 2017..

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1980, Peralatan Tambang,


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Indonesia.
Eugene P.Pfleider 1992, Surface Mining, 1 Edition, The American Institute
of Mining, New York, USA.
Herbert L. Nichols, 1955, Moving The Earth, The Workbook of Excavation,
Second Edition, Galgotia Publishing House, New Delhi.
Higher Education Commision, 2003, Revised Curriculum of Mining
Engineering, Islamabad.
Hino Indonesia, Hino 500 Ranger, September 2012,
(http://hino.co.id/m/id/product/overview/hino-500-ranger), Diakses pada
tanggal 11 Februari 2018.

L. Hartman Howard, 1987, Introductory Mining Engineering, John willey


and Sons, p. 191

Nurhakim, 2004, Tambang Terbuka, Program Studi Teknik Pertambangan


Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Peurifoy. RL, 1979, Construction Planning Equipment and Methods, Three
Edition, Mc Graw Hill Internasional Book Company, London, Sydney,
Tokyo, p38.
Waterman Sulistyana, 2017, Perencanaan Tambang, Program Studi Teknik
Pertambangan, UPN “ Veteran” Yogyakarta.

3
LAMPIRAN

3
LAMPIRAN 1
CURAH HUJAN

Data curah hujan yang diperoleh adalah berdasarkan pengamatan yang


dilakukan Selama tahun 2013 sampai dengan tahun 2017
Berdasarkan jumlah hujan serta besarnya curah hujan taip bulan, dapat dilihat
dari tabel berikut:

Tabel
Data Curah Hujan Bulanan Tahun 2013-2017
Curah Hujan (mm/bulan) Rata-rata
No. Bulan
2013 2014 2015 2016 2017 (mm/bulan)
1 Januari 259 385 385 1515 259 560,6
2 Februari 188 428 398 630 188 366,4
3 Maret 340 226 448 33 448 299,0
4 April 486 256 457 437 457 418,6
5 Mei 96 380 593 99 14 236,4
6 Juni 386 96 123 147 123 175,0
7 Juli 80 265 162 299 162 193,6
8 Agustus 53 102 179 408 353 219,0
9 September 127 73 277 99 215 158,2
10 Oktober 244 325 179 91 328 233,4
11 November 228 300 381 298 381 317,6
12 Desember 619 531 647 643 531 594,2
Sumber : Stasiun Pos Hujan Lahat 2017
Curah Hujan (CH) Rata-rata berdasarkan data curah hujan 5 tahun (2013-
2017)
CH =
560,6+366,4+299,0+418,6+236,4+175,0+193,6+219,0+158,2+233,4+317,6+594,2
12

mm/bulan
= 314,3 mm/bulan

3
LAMPIRAN 2
SWELL FACTOR

Swell adalah pengembangan volume suatu material setelah digali dari


tempatnya. Faktor pengembangan Batubara adalah perbandingan antara volume
pasir batu dalam keadaan alamiah (insitu) dengan volume batubara dalam keadaan
lepas (loose). Perhitungan faktor pengembangan adalah sebagai berikut

%Swell  densityinbank  loosedensity 


=
  100%
loosedensity
 
%Swell 1,01  0,75 
= 100%
 
 0,75 
%Swell = 35%

Untuk swell factor


Rumus yang digunakan juga berdasarkan Density

SF=  insitu density 


loose density
 100%
 
 Bobot isi insitu = 1,01 ton/m3 (Sumber : PT.Caritas Energi Indonesia)
 Bobot isi loose = 0,75 ton/m3 (Sumber : PT. Caritas Energi Indonesia)
Faktor pengembangan Batubara adalah

SF = 0,75
1,01
= 0,74 x 100 % = 74 %

4
LAMPIRAN 3
EFISIENSI KERJA

A. Efisiensi Kerja Alat Gali Muat


Kehilangan Waktu

Pemeriksaan Berhenti Berhenti Terlambat Terlambat Berhenti


Pemeriksaan Pengisian Pengisian Kerusakan dan Berhenti
Persiapan Persiapan kerja dan sebelum sebelum Kerja Setelah Kerja Setelah Keperluan Keperluan Sebelum
No Tanggal dan Pemanasan Bahan Bakar Bahan Bakar perawatan alat Istirahat Rain & Slippery Sebelum akhir jumlah
kerja (I) (II) Pemanasan waktu waktu Waktu Waktu operator (I) operator (II) akhir Kerja
alat (I) (I) (II) ditempat Kerja (I)
alat (II) istirahat (I) istirahat (II) Istirahat (I) Istirahat (II) (II)

Menit
1 2 7 5 15 10 5 5 15 15 20 15 10 10 120 15 25 205
2 3 45 7 10 13 5 7 15 10 25 25 15 15 120 18 10 207
3 4 5 5 14 12 7 7 14 10 15 15 15 15 120 10 17 201
4 5 7 5 15 15 7 5 13 14 25 25 13 13 150 13 13 240
5 6 7 7 15 15 7 5 10 10 15 15 14 14 120 12 13 199
6 7 10 5 20 15 7 7 14 13 15 15 10 10 120 20 20 205
7 8 7 7 16 10 5 7 10 10 20 20 10 10 120 20 15 199
8 9 15 15 15 14 5 6 10 12 15 20 10 10 120 660 25 18 875
9 10 55 10 14 13 7 6 15 13 24 23 9 9 120 25 15 209
10 11 8 10 15 14 5 7 15 12 25 25 7 7 60 120 17 20 275
11 12 5 10 10 10 7 6 10 14 15 15 14 14 150 15 15 234
12 13 10 10 10 17 6 6 13 11 20 23 14 14 120 20 10 211
13 14 7 7 15 16 6 6 13 12 20 20 14 14 120 17 15 210
14 15 7 5 20 11 7 7 14 12 10 15 15 15 120 20 20 205
15 16 10 7 10 15 7 5 13 10 15 20 15 15 100 120 20 10 302
16 17 30 10 15 10 7 7 13 12 20 10 10 10 120 120 10 15 314
17 18 5 5 17 18 5 5 15 15 15 15 9 9 120 18 15 202
18 19 7 7 15 10 5 5 15 10 20 20 10 10 120 150 13 12 344
19 20 5 7 10 12 6 6 15 14 22 25 13 13 120 10 10 207
20 21 10 7 15 10 6 6 10 13 22 22 12 12 120 15 20 210
21 22 10 10 13 14 5 5 10 10 15 15 10 10 120 10 15 199
22 23 7 10 13 13 5 7 12 12 25 25 10 10 120 120 17 18 335
23 24 30 10 15 10 5 7 13 13 25 25 9 9 120 20 20 214
24 25 7 7 12 15 6 6 15 10 15 20 10 10 120 17 15 203
25 26 7 10 10 15 6 7 15 15 22 22 15 15 150 20 10 244
26 27 7 5 10 10 7 6 10 10 15 15 9 9 120 15 20 195
27 28 5 5 15 10 7 5 15 15 22 25 11 11 120 120 17 13 324
28 29 7 10 20 15 7 5 14 13 20 20 5 5 120 15 15 203
29 30 10 8 10 15 7 5 14 14 25 25 5 5 120 13 12 204
30 31 40 10 16 10 5 7 15 15 30 30 5 5 360 120 10 15 572
Jumlah (Menit) 392 236 420 387 182 181 395 369 592 605 328 328 1000 3720 660 487 461 7947
Jumlah (Jam) 6,5333333 3,933333333 7 6,45 3,0333333 3,0166667 6,5833333 6,15 9,8666667 10,083333 5,4666667 5,4666667 16,66666667 62 11 8,11666667 7,6833333 132,45
Minimum 5 5 10 10 5 5 10 10 10 10 5 5 60 120 660 10 10 195
Modus 7 10 15 10 7 7 15 10 15 15 10 10 120 120 20 15
Total (Jam) 10,5 13,5 6,1 12,7 20,0 10,9 16,7 62,0 11,0 15,8 179,1

Waktu tersedia 658


Whd (waktu yng tidakdapat di hindari) Wtd (waktu
59,4117,1
yang dapat di hindari)
Waktu efektif 57,6
541,0

EFISIENSI KERJA
Waktu Tersedia (wt) 22 jam/hari 154 jam/minggu 658 jam/bulan
waktu efektif (we) 541 jam/bulan

EfF= we/wt x100% 82%


B. Efisiensi Kerja Alat Angkut

4
Kehilangan Waktu
Berhenti Berhenti Terlambat Terlambat Kerusakan
Pemeriksa Pemeriksa Berhenti Berhenti
Pengisian Pengisian sebelum sebelum Kerja Kerja Keperluan dan
Persiapan Persiapan an dan an dan Keperluan Pemindaha Pemindaha Rain & Sebelum Sebelum
No Tanggal Bahan Bahan waktu waktu Setelah Setelah operator perawatan Istirahat jumlah
kerja (I) kerja (II) Pemanasa Pemanasa operator (I) n Alat (I) n Alat (II) Slippery akhir akhir
Bakar (I) Bakar (II) istirahat istirahat Waktu Waktu (II) alat
n alat (I) n alat (II) (I) (II) Istirahat Istirahat ditempat Kerja (I) Kerja (II)
Menit
1 2 21 23 14 16 15 15 10 20 15 15 7 7 8 8 120 20 10 232
2 3 81 26 17 23 15 15 22 24 14 14 6 6 8 8 120 27 31 261
3 4 19 27 24 20 10 10 16 14 15 15 5 5 7 7 120 25 29 251
4 5 16 24 21 15 12 18 31 37 14 14 7 7 5 5 600 120 23 27 873
5 6 22 14 11 17 10 10 30 26 13 13 10 10 4 4 120 30 30 238
6 7 18 26 8 12 10 10 20 10 13 13 8 8 3 3 120 29 29 227
7 8 23 19 14 16 12 12 25 33 13 13 10 10 4 4 120 33 37 262
8 9 21 27 19 15 15 15 18 16 12 12 7 7 3 3 120 660 20 28 907
9 10 77 21 20 20 15 15 10 20 12 12 10 10 5 5 120 30 30 253
10 11 16 24 22 20 16 16 26 24 11 11 9 9 5 5 120 10 20 251
11 12 19 21 18 15 15 15 17 13 11 11 15 15 7 7 120 32 28 248
12 13 24 20 13 15 10 10 15 23 10 10 6 6 6 6 75 120 30 34 317
13 14 20 22 10 16 15 15 16 14 10 10 10 10 5 5 120 25 31 237
14 15 19 29 19 15 10 10 24 16 16 16 5 5 4 4 120 29 31 250
15 16 22 16 6 10 13 13 20 22 17 17 7 7 3 3 120 35 35 239
16 17 68 18 19 15 16 14 20 10 16 16 10 10 4 4 120 31 37 248
17 18 20 10 9 11 12 12 30 32 15 15 10 10 6 6 120 15 15 229
18 19 18 28 16 14 15 15 33 27 18 18 9 9 6 6 120 30 10 249
19 20 15 25 12 12 15 15 22 24 14 14 7 7 5 5 120 16 14 236
20 21 23 19 9 11 10 10 10 20 14 14 10 10 5 5 120 20 10 217
21 22 22 18 14 16 14 14 21 19 15 15 7 7 8 8 120 32 34 249
22 23 20 18 11 17 16 14 15 15 15 15 10 10 9 9 120 10 10 222
23 24 78 28 19 17 15 15 20 20 13 13 7 7 10 10 120 30 30 262
24 25 21 23 22 20 10 10 25 29 19 19 9 9 8 8 120 31 33 273
25 26 19 21 20 30 15 19 23 25 19 19 10 10 8 8 120 19 11 253
26 27 17 25 18 20 13 13 14 16 14 14 4 4 8 8 120 28 36 254
27 28 23 19 10 16 15 15 20 10 14 14 7 7 7 7 120 10 20 222
28 29 21 19 8 10 15 15 26 28 12 12 8 8 6 6 120 33 37 253
29 30 20 22 16 14 10 10 24 16 11 11 7 7 5 5 120 31 35 242
30 31 80 20 14 16 12 14 22 26 11 11 9 9 5 5 120 15 15 234
Jumlah (Menit) 883 652 453 484 396 404 625 629 416 416 246 246 177 177 675 3600 660 749 777 8689
Jumlah (Jam) 14,7 10,9 7,6 8,1 6,6 6,7 10,4 10,5 6,9 6,9 4,1 4,1 3,0 3,0 11,3 60,0 11,0 12,5 13,0 144,8
Minimum 15 10 6 10 10 10 10 10 10 10 4 4 3 3 75 120 660 10 10 975
Modus 21 19 14 16 15 15 20 20 14 14 7 7 5 5 120 30 10
Total Jam 25,6 15,6 13,3 20,9 13,9 8,2 5,9 11,3 60,0 11,0 25,4 211,1

Waktu Tersedia 658 jam


Whd (Waktu tidak dapat di hindari) 68,4
151,1 jam
Wtd (waktu dapat di hindari) 82,7
waktu efektif 506,9 jam

EFISIENSI KERJA
Waktu Tersedia (wt) 22 jam/hari 154 jam/minggu 658 jam/bulan
Waktu efektif (we) 506,9 jam/bulan
EfF= we/wt x100% 77,03%

4
LAMPIRAN 4
SPEK ALAT GALI MUAT

Excavator Caterpillar 320 D2


Dirancang berdasarkan keunggulan kinerja, KOMATSU PCV 300-7
merupakan alat berat yang sangat andal, sangat produktif yang menghemat biaya
pengoperasian berkat konsumsi bahan bakar yang lebih rendah dan perawatan
rutin yang lebih disederhanakan. Alat berat ini menggunakan engine baru, sistem
hidraulik yang canggih, struktur utama yang tahan lama, dan ruang operator yang
telah disempurnakan.

Model : KOMATSU
Type : Hydraulic Exavator
Buckets
Bucket Capacity : 2,35 yd3 2,3 m3
Berat Operasi : 31.510 Kg 69.470 Lb
Tenaga : 180 KW / 242 HP pada 1900 Rpm
Kecepatan maksimum : 5,5 Km/h / 3,4 mph
Kecepatan Swing : 10,9 rpm

4
Mesin : Komatsu SAA6D114E
Aspirasi : Turbocharged, Aftercooled
Kapasitas Bahan Bakar : 605 L
Dimensi Operasi :
- Tinggi penggalian max : 10,55 m
- Tinggi Penumpahan max : 7,490 m
- Kedalaman penggalian max : 8,180 m
Dimensi Body :
- Radius Tail Swing : 3,450 m
- Lebar Keseluruhan : 3,190 m
- Panjang Keseluruhan : 11,290 m (posisi istirahat)
- Tinggi Keseluruhan : 3,760 m
- Panjang “track” : 4,625 m

4
LAMPIRAN 5
SPEK ALAT ANGKUT

Scania P380CB 6X4 Tripper

Spesifikasi Scania P380CB 6X4 Tripper


Measurements
General
dependent
measurements
on axle
distance
L063 – Front axle
- rear edge of L011 – Axle
294 mm 4100 mm
cab suspension Distance

L020 - Overhang
rear 2310 mm

W002 – Chassis
width 2500 mm

4
Engine
Cylinders 6
Displacement (liter) 11.7
Emission rating Euro 3
Exhaust brake output
(kW) 247 (at 2400 rpm)
Max output (hp) 380 (at 1900 rpm)
Max output (kW) 279 (at 1900 rpm)m)
Max torque (Nm) 1900 (at 1000-1350 rpm)

Gearbox
Type 8+1 speed range gearbox
Reverse gears 1
Crawler gears 1

General Gearbox Electrics


Product class Gearbox GR905 Battery 140 Ah
Alternator charges
► Truck Ratio :
100 Amps
Type of transport C:
16,41
► Construction 1st : 10,34 Cab
Wheel
configuration 2nd : 7,19

Cab type CP14


► 6x4 3rd :
5,08 Day Cab
► Tinted
Truck model 4th : 3,57 windscreen
►P 5th : 2,76 Cab suspension

4
► 4-point
Suspension system 6th : mechanical
1,92
sprunged
► Leaf front + rear 7th : 1,35 Cab anti-roll bar
Transport
application 8th : 1,00 ► Heavy duty
► Tipper PTO Gearbox Driver’s seat
► EG651P ► Air suspension seat
►Tilt able, forward
Dimension
and backward,
raised and

Front axle lowered, adjustable


backrest
Axle distance Safety belt
► 3-points
Axle weight front,
►4100 mm integrated
technical
safety belt
Chassis width ► 9000 kg Steering wheel
► 60 mm adjustment
► 2600 mm
of height
► Adjustable angle 32
Rear axle
to 52 degrees
► Horizontal parked
Weight
position at 8
degree
Axle weight rear,
► Cruise control
technical
buttons in the
Technical weight steering wheel
front axle
► 32000 kg Rear view mirrors

4
► design with
Axle gear spherical glass
► 9000 kg
RBP385+RP835 ► Wide-angle
mirror,
Technical weight passenger side
Axle gear ratio
rear axle ► Close-up mirror
► 16000 kg ► 5.68
on passenger
side
Legal weight 2nd rear
Differential lock ► Front view
axle
mirror
► Interwheel lock
► 16000 kg
with Rotary switch Instrument cluster

4
LAMPIRAN 6
WAKTU EDAR ALAT GALI MUAT

Berikut merupakan waktu edar alat gali muat yang diambil pada saat
penelitian dilapangan :
t1 t2 t3 t4 total
NO
Detik Detik Detik Detik Detik
1 5 5 4 5 19
2 5 4 3 4 16
3 5 4 4 4 17
4 4 4 3 4 15
5 5 5 3 5 18
6 6 5 3 4 18
7 5 4 3 4 16
8 6 5 3 3 17
9 7 4 3 4 18
10 4 5 3 4 16
11 2 4 3 3 12
12 5 4 3 3 15
13 6 4 3 3 16
14 7 4 3 3 17
15 6 3 3 4 16
16 5 5 2 4 16
17 4 4 3 4 15
18 4 4 3 3 14
19 6 3 4 4 17
20 3 4 5 4 16
21 3 4 4 4 15
22 5 4 2 4 15
23 5 4 3 4 16
24 4 8 4 5 21
25 6 4 3 3 16
26 5 4 3 4 16
27 5 4 3 3 15
28 3 3 4 3 13
29 5 4 3 5 17
30 5 4 3 4 16

Rata-Rata 16,1333

4
Keterangan :
Ctm : Total waktu edar alat muat, detik
T1 : Waktu untuk menggali muatan, detik
T2 : Waktu swing bermuatan, detik
T3 : Waktu untuk menumpahkan muatan, detik
T4 : Waktu swing tidak bermuatan, detik

5
LAMPIRAN 7
WAKTU EDAR ALAT ANGKUT

Berikut merupakan waktu edar alat angkut yang diambil pada saat penelitian
dilapangan :
T1 T2 t3 t4 t5 t6 Total
NO
Detik Detik Detik Detik Detik Detik Detik
1 64 168 613 17 42 567 1471
2 60 171 585 22 26 512 1376
3 59 148 555 31 40 581 1414
4 78 140 566 32 52 525 1393
5 71 134 547 43 46 531 1372
6 57 144 470 24 41 386 1122
7 69 171 585 31 40 581 1477
8 64 501 578 70 42 497 1752
9 67 366 560 28 39 515 1575
10 56 400 625 30 46 513 1670
11 62 426 640 30 56 681 1895
12 74 405 623 28 44 511 1685
13 55 423 618 27 53 678 1854
14 65 420 580 25 41 508 1639
15 50 309 570 29 68 488 1514
16 50 341 576 29 72 464 1532
17 83 360 565 34 70 552 1664
18 50 354 618 29 59 534 1644
19 67 362 586 29 83 454 1581
20 42 339 553 27 70 462 1493
21 54 348 570 29 72 464 1537
22 50 384 540 26 70 513 1583
23 55 356 568 29 68 681 1757
24 78 372 602 30 78 511 1671
25 52 374 567 36 76 678 1783
26 54 302 578 28 70 508 1540
27 53 342 620 26 66 488 1595
28 51 442 580 35 60 464 1632
29 53 350 565 25 58 552 1603
30 50 450 636 28 59 555 1778
total 2060 9853 17578 907 1707 15954 48059
1586,733333 Detik
rata-rata 26,44555556 Menit

5
Keterangan :
Cta : Waktu edar alat angkut, menit
Ta1 : Waktu mengambil posisi siap dimuati, menit
Ta2 : Waktu diisi muatan, menit
Ta3 : Waktu mengangkut muatan, menit
Ta4 : Waktu mengambil posisi untuk penumpahan, menit
Ta5 : Waktu muatan ditumpahkan, menit
Ta6 : Waktu kembali kosong

5
LAMPIRAN 8
FILL FACTOR

Ff = 𝑉𝑛 𝑥 100 %
𝑉𝑏

Keterangan :
Ff = Faktor Pengisian
Vn = Volume Nyata
Vb = Volume Baku
Perhitungan aktual factor pengisian alat gali muat
Diketahui :
Volume pemuatan dilapangan = 88%
Kapasitas bucket = 2,3 m³
Volume Ktual = 88% x 2,3 m³
= 2,112 m³
Faktor Pengisian (Ff) = 𝑉𝑛 𝑥 100 %
𝑉𝑏
2,112
= 𝑥 100 %
2,3

= 88%
= 0,88

5
LAMPIRAN 9
PRODUKSI ALAT GALI MUAT

Alat Gali Muat


KET :
komatsu PC300
CT (cycle time) = 16,13 Detik
KB (kapasitas bucket) m3 2,3 M3
Pa = FF (fill factor) = 88%
3600
x KBxFFxSFxEFF SF (swell factor) = 74%
𝐶𝑇
density batubara 1,01
EF (effisiensi Kerja) = 82%

Produksi 1 Jumlah Produksi Waktu Kerja


Density BB Produksi Ton/bulan
unit(Bcm/jam) unit Bcm/jam
1 bulan (jam)

259,29 1 259,29 1,01 541 140.276

5
LAMPIRAN 10
PRODUKSI ALAT ANGKUT

Diketahui :
Jumlah alat angkut = 5 unit
Jumlah curah pengisian = 5
Kapasitas bak truk aktual (Kba) = n x Cb
= 5 x 2,3 m³
= 11,5 m³
Cycle Time (CTm) = 26,44 menit
Ff = 0,88
Sf = 0,7
Eff = 77%
Produktivitas per jam
60
Pa =
𝐶𝑇𝑎 𝑥 Kba x Ff X Sf x Eff
60
= 𝑥 11,5 x 0,88 x 0,7 x 77 %
26,44

= 12,378 bcm/ jam


Produktivitas 5 unit alat angkut per jam
Pa = 12,378 bcm/ jam x 5
= 61,89 bcm/jam
Produksi per bulan
Pa = 62,695 bcm/jam x 506,9 jam/bulan
= 31.372,041 bcm/bulan
Total produksi = prod alat angkut x densitas
= 31.372,041 bcm/bulan x 1,01 ton/m³
= 31.685,76 ton/bulan

5
LAMPIRAN 11
PERBAIKAN EFISIENSI KERJA

Hambatan Yang Dapat Di Tekan


30

25

20
j

15

10

5
Berhenti sebelumTerlambat setelahBerhenti sebelumKeperluan operator
0 waktu istirahatwaktu istirahatakhir kerja

Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

Waktu Tersedia 658 jam


Whd (Waktu tidak dapat di hindari) 68,4
68,4 jam
Wtd (waktu dapat di hindari) 0
waktu efektif 575,3 jam

EFISIENSI KERJA
Waktu Tersedia 22 jam/hari 154 jam/minggu 658 jam/bulan
waktu efektif 575,3 jam/bulan
EfF= we/wt x100% 87,43%

5
LAMPIRAN 12
PRODUKSI ALAT ANGKUT SETELAH PERBAIKAN

Diketahui :
Jumlah alat angkut = 9 unit
Jumlah curah pengisian = 5
Kapasitas bak truk aktual (Kba) = n (Jml curah pengisian) x Cb (kapasitas baket)
= 5 x 2,3 m³
= 11,5 m³
Cycle Time (CTm) = 26,44 menit
Ff = 0,88
Sf = 0,7
Eff = 87,4 %
Produktivitas per jam
Pa = 60
𝐶𝑇𝑎 𝑥 Kba x Ff X Sf x Eff
60
= 𝑥 11,5 x 0,88 x 0,7 x 87,4 %
26,44

= 14,0501 bcm/ jam


Produktivitas 8 unit alat angkut per jam
Pa = 14,0501 bcm/ jam x 9
= 126,451bcm/jam
Produksi per bulan
Pa = 112,401 bcm/jam x 575,3 jam/bulan
= 72.494,36 bcm/bulan
Total produksi = prod alat angkut x densitas
= 72.494,36 bcm/bulan x 1,01 ton/m³
= 73.219,304 ton/bulan

5
LAMPIRAN 13
FAKTOR KESERASIAN

A. Sebelum Perbaikan
Jumlah alat angkut (Na) = 5 unit
Jumlah alat gali muat (Nm) = 1 unit
Banyaknya pemmuatan (n) = 5 bucket
CTm = 16,13 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 (0,26 menit)
CTa = 26,44 menit
𝑁𝑎 𝑥 (𝑛 𝑥 𝐶𝑡𝑚)
MF= 𝑁𝑚 𝑥 𝐶𝑡𝑎

5 𝑥 (5 𝑥 0,26)
= 1 𝑥 26,44

= 0,25 (25 %)

B. Sesudah Perbaikan
Jumlah alat angkut (Na) = 9 unit
Jumlah alat gali muat (Nm) = 1 unit
Banyaknya pemmuatan (n) = 5 bucket
CTm = 16,13 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 (0,26 menit)
CTa = 26,44 menit
𝑁𝑎 𝑥 (𝑛 𝑥 𝐶𝑡𝑚)
MF = 𝑁𝑚 𝑥 𝐶𝑡𝑎

9 𝑥 (5 𝑥 0,26)
= 1 𝑥 26,44

= 0,44 (44 %)

Anda mungkin juga menyukai