Disusun Oleh:
Nama : Ardi Dwi Prasetyo
NIS : 7811
Kelas : XIII Teknik Otomasi Industri 1
KABUPATEN KENDAL
2022
LEMBAR PENGESAHAN
NIS : 7811
Laporan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini telah disetujui dan disahkan pada:
Hari :……………………….
Tanggal :……………………….
Tempat :……………………….
Mengetahui,
B. PERSEMBAHAN
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya, sehingga dapat
terselesaikanya laporan ini.
2. Ayah dan Ibu tercinta serta keluarga yang telah merawat, mendidik, membesarkan
serta memberikan dukungan dan motivasi.
3. Bapak Yudik Yuliyanto, S.pd. selaku pembimbing PKL dari sekolah.
4. Bapak dan Ibu Guru SMK N 2 Kendal yang telah, mendidik, membimbing dan
memberikan ilmunya.
5. Pokja Prakerin SMK N 2 Kendal.
6. PT. KAI DAOP 4 SEMARANG.
7. Karyawan dan staff perusahan terkait.
8. Teman-teman seperjuangan.
9. Seluruh pihak yang telah membantu saya dalam menulis laporan ini.
10. Para pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR
ii
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini dengan tepat waktu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas sebagai syarat mengikuti ujian praktik
kompetensi tahun pelaran 2022/2023 dan juga sebagai bukti bahwa saya telah melaksanakan
dan menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan di industri. Laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) ini menjelaskan tentang berbagai macam kegiatan yang saya lakukan di dunia industri
selama 8 bulan, khususnya kegiatan dibidang electrical.
Dalam penyusunan laporan ini, tentu tak lepas dari pengaruh dan bimbingan serta
dukungan dari berbagai pihak, diantaranya pihak-pihak tersebut sebagai berikut:
1. Drs. Agus Basuki, M.T, selaku kepala sekolah SMK N 2 Kendal yang telah memberi
izin kepada saya dan teman-teman untuk dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
2. Mulyono, S.Pd, selaku kepala jurusan Teknik Otomasi Industri
3. Yudik Yuliyanto, S.Pd, Selaku pembimbing dari sekolah yang selalu memberikan
bimbingan, arahan dan dukungan sehingga saya dapat melaksanakan Praktik Keja
Lapangan dengan baik.
4. Bapak Tommy Pirendi Sinuraya selaku Asisten Manager Mechanical Electrical PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang.
5. Bapak Kusyono selaku pembimbing lapangan PKL PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) DAOP IV Semarang.
6. Bapak Nandung Widiantoro, Mas Aditya Risandi, Mas Yoga Andika Raendi Putra,
Mas Muhammad Taqwadhika, Mas Tri Jaya Sandika, Mas Risqi Irdhiana, Mas Ferry
Irawan, Mas Ahmad Khaerozi dan Bapak Sulistiyanto selaku teknisi Mechanical
Electrical PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang.
7. Orang tua serta teman-teman yang selalu mendukung dan mendoakan serta
memberikan motivasi kepada saya
8. Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah
memeberikan pengarahan dan bimbingan serta arahan dalam penyusunan laporan ini,
khususnya kepada Bapak Yudik Yuliyanto, S.Pd. selaku guru pembimbing dalam
PKL ini.
iii
Karena arahan beliau saya dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) ini dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari laporan yang saya buat ini masih jauh dari
kesempurnaan, meskipun saya telah berusaha sebaik mungkin. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar laporan ini dapat
menjadi lebih baik lagi.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
v
3.5 Aplikasi Pada Genset Di Stasiun Semarang Tawang.........................................22
3.6.1 ATS..................................................................................................................22
3.7.1 Tujuan..............................................................................................................28
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................33
4.1 Kesimpulan........................................................................................................33
4.2 Saran...................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................34
LAMPIRAN....................................................................................................................35
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang
menyelenggarakan jasa angkutan kereta api di Indonesia. Layanan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) meliputi angkutan barang dan penumpang. Untuk mendukung layanan
transportasinya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) bekerja secara maksimal untuk kepuasan
konsumen sesuai dengan visi dan misi PT Kereta Api Indonesia. Oleh karena itu, Perlu
dilakukan pemilihan penggunaan alat yang sesuai untuk menjaga keselamatan sistem
transportasi kereta api dan di stasiunnya sendiri. Termasuk di dalamnya penggunaan panel
ATS pada genset di Stasiun Semarang Tawang agar mengoptimalkan penggunaan listrik di
Stasiun Semarang Tawang. Dalam laporan ini disampaikan hasil Praktik Kerja Lapangan di
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasional IV Semarang Stasiun Semarang
Tawang dengan mengambil judul “Penggunaan Panel ATS pada Genset di Stasiun Semarang
Tawang”.
viii
Setelah siswa selesai melaksankan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di industri, siswa
prakerin diwajibkan untuk menyusun laporan secara individual yang berisi tentang kegiatan-
kegiatan siswa yang dilaksanakan pada saat berada di perusahaan tersebut.
Tujuan pembuatan laporan Praktik Kerja Industri ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan siswa-siswi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
Adapun maksud dan tujuan Praktik Kerja Industri ini antara lain:
1. Siswa
2. Sekolah
4. Industri
ix
1.3 Tujuan Pembuatan Laporan PKL
Laporan ini saya susun sebagai tolak ukur dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan
praktik kerja lapangan, unutk detailnya adalah sebagai berikut:
a. Untuk memenuhi tugas agar bisa mengikuti Uji Kompetensi Keahlian (UKK) tahun
pelajaran 2022/2023.
b. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menyerap dan mempraktikan
semua ilmu tambahan yang telah didapatkan pada saat PKL
c. Sebagai bukti pelaksanaan praktik kerja lapangan
d. Sebagai referensi sekolah dan siswa tentang dunia usaha di industri sebagai bukti
siswa telah melaksanakan PKL.
e. Sebagai bahan perbandingan metode pengajaran sekolah dengan industri.
f. Siswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan secara lebih luas dan
mendalam yang terungkap dari buku laporan yang dibuatnya.
g. Agar siswa dapat mencurahkan apa yang dipikirkanya serta segenap kemampuan
kedalam bentuk tulisan.
h. Sebagai dokumentasi bahan pengajaran agar menjadi sumber materi yang dapat
dibaca atau dipelajari.
x
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara
melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS
meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong
investor swasta membangun jalur kereta api seperti Semarang Joana Stoomtram
Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS),
Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij
(OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram
Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM),
Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij
(MS), Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg
Maatschappij (DSM).
xi
perang mereka. Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473
km yang diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api disana.
xii
Semarang Cheribon
1864 – 1864 Stoomtram Maatschappij -
(SCS)
Madoera Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (Mad.SM)
Malang Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (MS)
Modjokerto Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (MSM)
Probolinggo Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (Pb.SM)
Kediri Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (KSM)
Pasoeroean Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (Ps.SM)
Oost Java Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (OJS)
Serajoedal Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (SDS)
Deli Spoorweg
1864 – 1942 -
Maatschappij (DSM)
Rikuyu Sokyoku (Dinas
1942 – 1945 -
Kereta Api)
Djawatan Kereta Api Maklumat Kementerian
1945 – 1950 Republik Indonesia Perhubungan No. 1/KA
(DKARI) Tahun 1946
Keputusan Menteri
Djawatan Kereta Api Perhubungan Tenaga dan
1950 – 1963
(DKA) Pekerjaan Umum RI No.
2 Tahun 1950
Perusahaan Nasional Kereta Peraturan Pemerintah RI
1963 – 1971
Api (PNKA) No. 22 Tahun 1963
Perusahaan Jawatan Kereta Peraturan Pemerintah RI
1971 – 1991
Api (PJKA) No. 61 Tahun 1971
Perusahaan Umum Kereta Peraturan Pemerintah RI
1991 – 1998
Api (PERUMKA) No. 57 Tahun 1990
1998 – PT Kereta Api Indonesia Peraturan Pemerintah RI
sekarang (Persero) No. 19 Tahun 1998
xiii
2.2 VISI DAN MISI
Visi
Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia
Misi
1. Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis digital,
dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Untuk mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi melalui
investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi.
3. Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan para
pemangku kepentingan, termasuk memprakarsai dan melaksanakan
pengembangan infrastruktur-infrastruktur penting terkait transportasi.
xiv
2. Logo KA dalam Segi Lima
Gambar 2.3 Logo Kereta Api dengan warna oranye berupa gambar mirip
dengan angka 2, dengan kemiringan 700 dan warna dasar putih yang menampakkan
bagian depan kereta api kecepatan tinggi dengan arah yang berlawanan, serta di
bagian bawah tertulis “KERETA API” warna biru.
xv
4. Logo Next Step
a. Bentuk
Garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI
dalam mencapai Visi dan Misinya. Sedangkan Anak Panah melambangkan
Nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan
Pelayanan Prima.
b. Warna
Oranye melambangkan proses Pelayanan Prima (Kepuasan Pelanggan)
yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal. Sedangkan Biru
melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan
nilai tambah ke stakeholders. Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi
di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat
melesat.
Pada 28 September 2020, PT KAI resmikan logo baru dengan bentuk tiga
huruf “K”, “A”, dan “I” yang dibuat dengan tulisan miring yang menggambarkan
karakter perusahaan yang progresif, terbuka, dan terpercaya. Aksen bentuk rel kereta
api pada huruf “A” melambangkan harapan untuk memajukan perusahaan sebagai
ekosistem transportasi yang terbaik dan bersinergi dan penggunaan dua warna yang
memiliki makna berbeda dari logo sebelumnya, yaitu gabungan dua warna ini
xvi
mencerminkan hubungan harmonis antara KAI dan seluruh pemangku kepentingan
sektor perkeretaapian, dengan warna biru melambangkan stabilitas, profesionalisme,
amanah, dan kepercayaan diri dari perusahaan. Warna orange melambangkan
antusiasme, kreativitas, dan tekad perusahaan.
Budaya Perusahaan
AMANAH
Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
KOMPETEN
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
HARMONIS
Saling peduli dan menghargai perbedaan.
LOYAL
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
ADAPTIF
Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi
perubahan.
KOLABORATIF
Membangun kerja sama yang sinergis.
xvii
Semarang. Lokasi Perusahaan ini ditentukan oleh pemerintah, dimana hal ini
dilatar belakangi oleh:
xviii
2.5 Manager Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan memiliki peran yang penting dalam
memberikan penjelasan mengenai wewenang, fungsi, tugas, dan tanggung
jawab anggota perusahaan untuk mencapai mekanisme yang efektif dan efisien.
Adapun struktur organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) secara umum
berdasarkan tingkatannya dapat dilihat sebagai berikut :
xix
2.6 PT. Kereta Api Indonesia ( Persero ) Daop 4 Semarang
Struktur organisasi perusahaan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
DAOP 4 Semarang dalam menjalankan operasionalnya secara umum dibagi
menjadi 15 Unit Kerja, yang masing–masing Unit Kerja dipimpin oleh
Manajer. Unit Kerja di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 4
Semarang sebagai berikut :
xx
dipimpin oleh seorang Executive Vice President (EVP) yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.
Daerah Operasi IV Semarang memiliki enam stasiun besar, di antaranya adalah stasiun
Semarangtawang, Stasiun Semarangponcol, Stasiun Pekalongan, Stasiun Tegal, Stasiun
Bojonegoro, dan Stasiun Cepu, sedangkan stasiun kereta api kelas menengah di antaranya
adalah Stasiun Kedungjati, Stasiun Gambringan, Stasiun Weleri, Stasiun Comal, dan Stasiun
Pemalang. Gudang kereta api berada di kompleks Stasiun Semarangponcol, sedangkan dipo
lokomotif berada tak jauh dari Stasiun Semarangponcol.
xxi
penerangan, dan meyeimbangkan arus listrik di panel hubung bagi. Fungsi arus
listrik diseimbangkan agar daya listrik terbagi rata, agar tidak memengaruhi
instalasi lainnya (AC, jaringan komputer, dan lain-lain) Penggantian lampu yang
rusak atau mati diganti dengan lampu standard merk Philips, sedangkan
penggantian komponen-komponen lain seperti stop kontak, instalansi saklar, dan
AC diganti dengan komponen standard merk Panasonic. Indikator penggantian
kabel adalah dengan pengecekan isolator kabel terkelupas atau tidak, dan
penggantian kabel dengan kabel standard merk Etherna.
xxii
tersebut, perawatan genset di stasiun dilakukan secara harian dan berkala.
Pengecekan harian terdiri dari pemeliharaan pelumas, air radiator, air ACCU,
HSD, dan kekencangan baut Accu. Sedangkan pemeliharaan berkala dinilai dari
pelumas, filter pelumas, filter HSD, filter udara, radiator, vanbelt, dan
kekencangan baut nozzle. Setelah pengecekan semua item dan dalam kondisi
baik, maka langkah perawatan selanjutnya adalah percobaan pengoperasian
genset tanpa beban listrik.Setelah dioperasikan, jika terdapat bunyi asing maka
dilakukan pemeriksaan mendetail mengenai penyebab bunyi, hingga bunyi
tersebut hilang.Kemudian dilakukan pengecekan pipa injector, fungsinya adalah
memastikan pipa tersebut tidak bocor agar aliran solar lancar.Jika semua sudah
normal maka percobaan pengoperasian ditambah dengan beban listrik, caranya
dengan langsung memberi beban listrik saat pengoperasian atau genset dimatikan
terlebih dahulu, diberi beban listrik kemudian baru dinyalakan.
Penggunaan genset di stasiun diprioritaskan pada stasiun yang digunakan sebagai
pemberhentian penumpang. Terdapat 45 stasiun di wilayah DAOP 4 Semarang,
dimana stasiun yang dijadikan pemberhentian penumpang adalah Stasiun Tegal,
Stasiun Pemalang, Stasiun Pekalongan, Stasiun Weleri, Stasiun Semarang Poncol,
Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Ngrombo, Stasiun Randublatung, dan Stasiun
Cepu. Terdapat 22 stasiun yang sudah memiliki 22 genset, dan sisanya 23 stasiun
belum memiliki genset. Kedepannya stasiun-stasiun yang lainpun akan dilengkapi
dengan genset.
6. Pengadaan kebutuhan alat dan bahan perawatan listrik area stasiun wilayah
DAOP 4 Semarang.
Pengadaan alat dan bahan tersebut bertujuan untuk menunjang perawatan
Mechanical & Electrical stasiun wilayah DAOP 4 Semarang. Kebutuhan bahan
untuk perawatan listrik antara lain kabel NYM, kabel NYY, kabel NYA, kabel
xxiii
NYAF, kabel audio. MCB (Miniature Circuit Breaker) 1 phase atau 3 phase
dengan ukuran 4 Ampere, 6 Ampere, 10 Ampere, 16 Ampere, 20 Ampere. Isolasi
listrik, fitting gantung, lampu LED dengan ukuran 18 watt, 30 watt, dan 50 watt,
lampu essential dengan ukuran 9 watt, 12 watt, 18 watt, 24 watt, 42 watt, 45 watt.
Sedangkan untuk kebutuhan alat-alat antara lain safety belt, tangga listrik, tali
pengaman, tang (lancip, potong, dan kombinasi), mesin gerinda, jigsaw, mesin
las, mesin bor, obeng, kunci set, dan lain-lain.
xxiv
para penumpang untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. Langkah-langkah
pemasangan AC baru tersebut adalah sebagai berikut :
a. Penentuan jumlah dan lokasi titik AC yang akan dipasang.
b. Penentuan daya listrik AC yang akan dipasang.
c. Pemasangan unit indoor AC (unit AC yang terpasang di dalam ruangan).
d. Pemasangan instalasi pipa AC.
e. Pemasangan unit outdoor AC (unit AC yang terpasang di luar ruangan).
f. Pengecekan performa AC.
xxv
Berikut ini adalah bagan struktur organisasi Unit Sintelis Daerah Operasional IV
Semarang :
Manager Bangunan
Pandu Aditya P
xxvi
2.9 Waktu Pelaksanaan PKL
Praktik Kerja Lapangan di PT. KAI DAOP 4 SEMARANG dilaksanakan selama 8 bulan,
dihitung mulai tanggal 9 Mei 2022 s/d 31 Desember 2022. Adapun rincian jam kerja selama
PKL di PT. KAI DAOP 4 SEMARANG antara lain:
xxvii
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada awal kegiatan praktik kerja lapangan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero),
penulis memperkenalkan diri kepada seluruh staf yang berada pada bidang dimana
penulis ditempatkan. Kegiatan ini termasuk pengenalan terhadap suasana dan lingkungan
kerja pada lokasi praktik kerja lapangan. Selama beberapa hari penulis berusaha untuk
bisa menjalani kegiatan sesuai dengan aturan yang berlaku.
xxviii
3.4 Pengamatan pada Ruang Genset di Stasiun Semarang Tawang
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh penulis di PT Kereta Api Indonesia Daerah
Operasional IV Semarang adalah mengamati “Penggunaan panel ATS pada Genset di
Stasiun Semarang Tawang” yang digunakan di PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi
IV Semarang yang mana merupakan tempat dimana penulis melakukan praktik kerja
lapangan. Pengamatan ini dilakukan guna memberikan pengetahuan pada penulis tentang
gambaran langsung sistem control otomatis yang digunakan di PT Kereta Api Indonesia
Daerah Operasional IV dan prosedur pengoperasian untuk menjalankan genset secara
otomatis di Stasiun Semarang Tawang.
3.6.1 ATS
Merupakan sebuah rangkaian listrik yang memiliki fungsi sebagai saklar yang beroperasi
secara otomatis. Panel ATS memiliki fungsi mengendalikan dua sumber aliran listrik, ketika
adanya pemutusan listrik secara mendadak maka panel ATS akan memindahkan listrik dari
sumber lain seperti genset. Dan begitu juga ketika listrik PLN menyala maka panel akan
otomatis berpindah. Panel ATS atau Automatic Transfer Switch sangat cocok digunakan pada
pabrik, atau kantor.
xxix
walaupun dalam keadaan shut down. Panel ini berfungsi layaknya genset yang
membackup sumber listrik utama dan mengontrol suplai listrik ketika sumber utama
tidak dapat berfungsi.
Kontak pada kontaktor terdiri dari 2 yaitu kontak utama dan kontak bantu:
Pilot Lamp
xxx
Pilot Lamp digunakan pada panel, kegunaan pilot lamp adalah untuk mengetahui
apakah ada aliran listrik yang masuk pada panel tersebut, jika terdapat aliran listrik
yang masuk maka lampu pada pilot lampakan menyala. Untuk itu walaupun kecil
pilot lamp merupakan suatu komponen yang cukup penting pada struktur panel
listrik.Pilot Lamp akan bekerja saat ada tegangan yang masuk ( Phase - Netral )
dtandai dengan menyala nya lampu pada pilot lamp tersebut.
Timer Delay Relay (TDR) adalah suatu piranti yang menggunakan elektromagnet
untuk mengoperasikan seperangkat kontak saklar sering disebut juga relay
timer atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor
terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis.
Relay
Relay adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyambung
dan memutuskan arus listrik dalam sebuah rangkaian. Karena fungsi relay tersebut,
itulah mengapa komponen yang satu ini juga disebut sebagai saklar. Hal ini karena
komponen yang satu ini berguna untuk membuka dan menutup aliran arus listrik.
xxxi
Transfer Switch
Kunci dari panel AMF - ATS adalah transfer switch. dimana peralatan ini yang
memindahkan beban dari supply PLN atau genset. perangkat ini harus bisa
dioperasikan secara elektrik, karena kaitanya dengan otomatisasi peralatan. transfer
switch dapat berupa contactor, motorized MCCB, atau motorized COS. dalam
pemilihan transfer switch ada banyak pertimbangan. Salah satunya adalah
harga.untuk jenis contactor lebih murah dari jenis transfer switch diatas, karena
susunanya yang compact. penggunaancontactor lebih efisien jika kapasitas daya
kurang dari 100kVA.
Salah satu kekurangan dari penggunaan contactor adalah terjadinya gangguan coil
pada contactor. yang apabila terjadi kerusakan sangat sulit dilakukan transfer switch
secara manual. alternatif lain adalah penggunaan motorized COS, salah satunya
adalah produk hager atau socomec.
xxxii
Pada kondisi normal, MCB berfungsi sebagai sakelar manual yang dapat
menghubungkan (ON) dan memutuskan (OFF) arus listrik. Pada saat terjadi beban
berlebih (Overload) ataupun hubungan singkat (Short Circuit), MCB akan
beroperasi secara otomatis dengan memutuskan arus listrik yang melewatinya.
Fungsi MCB Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi MCB
adalah: Sebagai pemutus arus Sebagai pengaman hubungan arus pendek atau
korsleting Sebagai sakelar utama Sebagai pengaman beban berlebih.
7. Push Button
xxxiii
Automatic main failure (AMF) power system merupakan peralatan yang mempunyai sistem
kontrol otomatis mengatasi gangguan saluran utama sistem penyediaan energi listrik.
AMF berfungsi untuk menyalakan genset secara otomatis apabila listrik PLN (main electric
source) padam. Untuk menjalankan fungsi ini, Panel AMF memerlukan input listrik PLN
(untuk dipantau aktif atau padam), juga data-data mesin (untuk mengetahui apakah genset
berhasil dinyalakan). Output AMF adalah sinyal ke genset untuk menyalakan dan
mematikannya.
Sampai pada tahap ini, jika AMF bekerja, genset sudah menyala dan siap menerima beban,
tetapi masih belum terhubung sama sekali ke beban (ke gedung)! Untuk menyambungkan
genset ke jaringan gedung secara otomatis, itulah fungsi AMF. AMF juga perlu mendeteksi
listrik PLN, sehingga jika PLN sudah menyala, AMF akan mengoperkan (switch) beban dari
genset ke PLN secara otomatis pula.
Jadi pada prinsipnya, AMF menggantikan fungsi operator manual untuk berjaga sehari-hari,
untuk mengantisipasi pemadaman PLN. AMF memang bisa membuat genset Anda ON dan
menggantikan PLN secara otomatis. Tetapi good maintenance oleh Operator tetap diperlukan
agar genset siap pakai saat AMF menginstruksikannya.
xxxiv
Secara umum, panel ATS berfungsi sebagai pengontrol sumber daya listrik ke panel listrik
untuk mengaliri seluruh bagian perusahaan. Seperti pada gambar di bawah, transfer switch
akan mendeteksi tegangan pada Main Power, jikaq Main Power (PLN grid) berfungsi, maka
arus dari Main Power akan disalurkan. Ketika terjadi masalah pada Main Power, maka
switch akan otomatis beralih kepada portable generator yang berfungsi senagai backup.
Sesuai dengan jenisnya, panel ATS ada yang harus diset secara manual untuk inisialisasi dan
ada juga yang mendeteksi dan mengontrol secara otomatis. Pada intinya, panel ATS menjaga
agar tidak terjadi shut down pada peralatan listrik dengan memastikan kontinuitas sumber
arus baik dari Main Power maupun dari Standby Generator.
xxxv
3.7 Perawatan dan Pemeliharaan ATS/AMF
3.7.1 Tujuan
A. Alat Kerja
Alat kerja yang digunakan saat perawatan panel ATS/AMF antara lain:tespen, kunci pas,
tang, obeng, tang amper, multimeter, HT/alat komunikasi.
xxxvi
3.7.3 SDM Pelaksana
Personil yang dibutuhkan minimal dua orang Petugas dengan Kaur atau KUPT
setempat sebagai penanggung jawab kegiatan.
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk sistem otomatisasi agar dapat bekerja
dengan baik,diantaranya:
1. Pemasangan panel dalam ruangan yang bersih dan tidak lembab / basah dan tidak
terkena hujan (jika memang tidak terhindari, harus menggunakan panel yang
memiliki spesifikasi dapat untuk penggunaan outdoor).
2. Hindari menginstal panel di tempat yang menimbulkan getaran. Getaran dapat
mengakibatkan relay copot (Jika ATS dengan sistem relay) ataupun copotnya
solderan pada modul (dalam jangka waktu panjang), jika tidak terhindarkan
hendaknya dibuat peredam getaran.
3. Kabel kontrol harus terlindungi dari gangguan tikus dan binatang lainnya, tutup
semua lubang sehingga hewan tidak dapat masuk.
4. Selalu periksa kondisi sistem pengisian baterai.
5. Wajib untuk melakukan Pemeriksaan level air accu secara berkala.
6. Tegangan baterai/accu harus dipertahankan >12.5 VDC pada sistem generator
dengan baterai 12 VDC, dan >27 VDC pada sistem 24V, dan pastikan kabel
baterai/accu terpasang dengan kencang untuk menghindar iterjadinya percikan api.
jika kurang dari tegangan tersebut, maka dapat dipastikan akan terjadi kegagalan
start.
7. Periksa kondisi air radiator.
8. Periksa juga kondisi pipa / selang bahan bakar dan sistem pemipaan bahan bakar
secara keseluruhan, dapat juga terjadi (karena jarang digunakan) masuk angin palsu
pada system input bahan bakar dari tangki menuju injection pump dipastikan akan
terjadi gagal start dalam hal ini.
9. Periksa kondisi filter solar, sebaiknya dilengkapi dengan pemisah air untuk
memisahkan kandungan air di dalam bahan bakar agar tidak masuk kedalam system
pembakaran.
10. Periksa juga kondisi filter oli dan juga kondisi oli.
xxxvii
11. Periksa kondisi kabel pada generator, hindari kabel bersentuhan dengan sudut
panasdan tajam. berikan pengaman agar kabel tidak rusak.
a. PemeliharaanPreventive
Pekerjaan pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau
cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan (preventive). Pemeliharaan
preventive dimaksudkan juga untuk mengefektifkan pekerjaan inspeksi, perbaikan
kecil, pelumasan dan penyetelan sehingga peralatan atau kontak -kontak serta modul
panel dan juga peralatan genset lainnya selama beroperasi dapat terhindar dari
kerusakan. Pemeliharaan preventive dilaksanakan sejak awal sebalum terjadi
kerusakan. Pemeliharaan ini penting diterapkan pada industri -industri yang proses
produksinya kontinyu atau memakai sistem otomatis.
b. Pemeliharaan Corrective
Pemeliharaan pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi fasilitas sehingga mencapai standart yang diterima. Pemeliharaan corrective
termasuk dalam cara pemeliharaan yang direncanakan untuk perbaikan. Dalam
pemaliharaan corrective ini dapat mengadakan peningkatan–peningkatan sedemikian
rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan peralatanagar lebih
baik. Menghilangkan masalah yang merugikan untuk mencapai kondisi operasi yang
lebih ekonomis. Seperti penggantian beberapa komponen yang memangsudah harus
diganti karena faktor usia atau mengganti komponen lama dengan komponen yang
baru dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja peralatan
karena semakin berkembangnya industri maka peningkatan peralatan juga sangat
diperlukan.
c. PemeliharaanPredictive
Pemeliharaan predictiveini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau
kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya
pemeliharaan predictive dilakukan dengan bantuan pancaindera atau dengan alat-alat
monitor yang canggih. Teknik - teknik dan alat bantu yang dipakai dalam memonitor
xxxviii
kondisi ini adalah untuk efisiensi kerja agar kelainan yang terjadi dapat diketahui
dengan cepat dan tepat. Pemeliharaan dengan sistem monitoting sangat penting
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang realistis tanpa melakukan pembongkaran
total. Pekerjaan ini seperti mengecek antar kontak dari komponen, konektor dan
beberapa alatnya untuk mengetahui apakah ada perubahan atau kerusakan yang
terjadi.
e. PemeliharaanBreakdown
Cara pemeliharaan yang direncanakan untuk memperbaiki kerusakan.Pekerjaan
pemeliharaan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan, dan untuk memperbaikinya
harus disiapkan suku cadang, material, alat - alat dan tenaga kerjanya.
Beberapaperalatan yang beroperasi pada unit tersendiri atau terpisah dari proses
produksi, tidak akan langsung mempengaruhi seluruh proses produksi apabila terjadi
kerusakan. untuk peralatan tersebut tidak perlu diadakan pemeliharaan, karena biaya
pemeliharaan lebih besar daripada biaya kerusakannya. dalam kondisi khusus ini
peralatan dibiarkan beroprasi sampai terjadi kerusakan, sehingga waktu untuk
produksi tidak berkurang. Biasanya penerapan sistem ini diterapkan pada peralatan
yang mempunyai peran yang tidak terlalu fatal, sehingga apabila sudah terjadi
kerusakan maka dapat langsung diperbaiki dan diganti alat tadi dengan dengan cepat
dan mudah tanpa harus mengganggu proses kerja genset, karena apabila dilakukan
perawatan pada kondisi ini hanya akan merugikan saja, karena biaya
pemeliharaannya lebih mahal daripada biaya perbaikannya.
xxxix
g. Pemeliharaan Berhenti (shutdown maintenance)
Pemeliharaan ini dilakukan saat peralatan dalam kondisi berhenti.Selama tidak
terjadi gangguan pada sumber PLN maka diterapkanlah pemeliharaan ini untuk
mengetahui apakah ada peralatan yang mengalami kerusakan.
h. Rancang ulang
Pemeliharaan rancang ulang adalah merancang ulang peralatan untuk
menghilangkan sebab–sebab kegagalan kerja alat dan tujuan dari pemeliharaan ini
adalah untuk menghasilkan peralatan yang dapat bekerja lebih optimal dan
mengurangi system maintenance sehigga mendapatkan peralatan yang lebih baik.
xl
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penjelasan dan pembahasan pada BAB sebelumnya, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. ATS (Automatic Transfer Switch) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyalakan
genset secara otomatis apabila listrik PLN (Main Electric Source) padam.
4.2 Saran
1. Pemeliharaan peralatan-peralatan khususnya yang berada di lapangan diharapkan lebih
dipelihara secara baik dan detail, mengingat masa pakai yang sudah lumayan lama
(sudah lifetime).
2. Perlu dilakukan pengecekan kembali mengenai peralatan di lapangan seperti
kelengkapan wiring diagram pada tiap-tiap panel.
3. Lebih diperhatikan dalam peletakan atau pemasangan kabel pada panel dikarenakan
dapat mempengaruhi efektifitas saat pengukuran arus listrik di lapangan.
4. Dalam menjalankan pemeliharaan dan perawatan utamakan keselamatan kerja baik
keselamatan tempat, alat, maupun orang yang bekerja.
5. Dalam menjalankan pemeliharaan harus selalu fokus dan memahami kondisi dalam
ruang genset.
xli
DAFTAR PUSTAKA
xlii
LAMPIRAN
xliii