Disusun Oleh:
Nama : Ardi Dwi Prasetyo
NIS : 7811
Kelas : XIII Teknik Otomasi Industri 1
KABUPATEN KENDAL
2022
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI
Pada Tanggal :
Di : Semarang
Assistant Manager
Mechanical dan Eklectrical Pembimbing Lapangan
Manager Bangunan
NIP.
LEMBAR PENGESAHAN
NIS : 7811
Laporan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini telah disetujui dan disahkan pada:
Hari :……………………….
Tanggal :……………………….
Tempat :……………………….
Mengetahui,
B. PERSEMBAHAN
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya, sehingga dapat
terselesaikanya laporan ini.
2. Ayah dan Ibu tercinta serta keluarga yang telah merawat, mendidik, membesarkan
serta memberikan dukungan dan motivasi.
3. Bapak Yudik Yuliyanto, S.pd. selaku pembimbing PKL dari sekolah.
4. Bapak dan Ibu Guru SMK N 2 Kendal yang telah, mendidik, membimbing dan
memberikan ilmunya.
5. Pokja Prakerin SMK N 2 Kendal.
6. PT. KAI DAOP 4 SEMARANG.
7. Karyawan dan staff perusahan terkait.
8. Teman-teman seperjuangan.
9. Seluruh pihak yang telah membantu saya dalam menulis laporan ini.
10. Para pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR
iii
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini dengan tepat waktu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas sebagai syarat mengikuti ujian praktik
kompetensi tahun pelaran 2022/2023 dan juga sebagai bukti bahwa saya telah melaksanakan
dan menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan di industri. Laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) ini menjelaskan tentang berbagai macam kegiatan yang saya lakukan di dunia industri
selama 8 bulan, khususnya kegiatan dibidang electrical.
Dalam penyusunan laporan ini, tentu tak lepas dari pengaruh dan bimbingan serta
dukungan dari berbagai pihak, diantaranya pihak-pihak tersebut sebagai berikut:
1. Drs. Agus Basuki, M.T, selaku kepala sekolah SMK N 2 Kendal yang telah memberi
izin kepada saya dan teman-teman untuk dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
2. Mulyono, S.Pd, selaku kepala jurusan Teknik Otomasi Industri
3. Yudik Yuliyanto, S.Pd, Selaku pembimbing dari sekolah yang selalu memberikan
bimbingan, arahan dan dukungan sehingga saya dapat melaksanakan Praktik Keja
Lapangan dengan baik.
4. Bapak Tommy Pirendi Sinuraya selaku Asisten Manager Mechanical Electrical PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang.
5. Bapak Kusyono selaku pembimbing lapangan PKL PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) DAOP IV Semarang.
6. Bapak Nandung Widiantoro, Mas Aditya Risandi, Mas Yoga Andika Raendi Putra,
Mas Muhammad Taqwadhika, Mas Tri Jaya Sandika, Mas Risqi Irdhiana, Mas Ferry
Irawan, Mas Ahmad Khaerozi dan Bapak Sulistiyanto selaku teknisi Mechanical
Electrical PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP IV Semarang.
7. Orang tua serta teman-teman yang selalu mendukung dan mendoakan serta
memberikan motivasi kepada saya
8. Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah
memeberikan pengarahan dan bimbingan serta arahan dalam penyusunan laporan ini,
khususnya kepada Bapak Yudik Yuliyanto, S.Pd. selaku guru pembimbing dalam
PKL ini.
iv
Karena arahan beliau saya dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) ini dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari laporan yang saya buat ini masih jauh dari
kesempurnaan, meskipun saya telah berusaha sebaik mungkin. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar laporan ini dapat
menjadi lebih baik lagi.
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
vi
3.4Pengamatan Pada Ruang Genset Di Stasiun Semarang Tawang.........................22
3.6.1 ATS..................................................................................................................22
3.7.1 Tujuan..............................................................................................................28
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................33
4.1 Kesimpulan........................................................................................................33
4.2 Saran...................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................34
LAMPIRAN....................................................................................................................35
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang
menyelenggarakan jasa angkutan kereta api di Indonesia. Layanan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) meliputi angkutan barang dan penumpang. Untuk mendukung layanan
transportasinya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) bekerja secara maksimal untuk kepuasan
konsumen sesuai dengan visi dan misi PT Kereta Api Indonesia. Oleh karena itu, Perlu
dilakukan pemilihan penggunaan alat yang sesuai untuk menjaga keselamatan sistem
transportasi kereta api dan di stasiunnya sendiri. Termasuk di dalamnya penggunaan panel
ATS pada genset di Stasiun Semarang Tawang agar mengoptimalkan penggunaan listrik di
Stasiun Semarang Tawang. Dalam laporan ini disampaikan hasil Praktik Kerja Lapangan di
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasional IV Semarang Stasiun Semarang
Tawang dengan mengambil judul “Penggunaan Panel ATS pada Genset di Stasiun Semarang
Tawang”.
ix
1.2 Tujuan PKL
Setelah siswa selesai melaksankan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di industri, siswa
prakerin diwajibkan untuk menyusun laporan secara individual yang berisi tentang kegiatan-
kegiatan siswa yang dilaksanakan pada saat berada di perusahaan tersebut.
Tujuan pembuatan laporan Praktik Kerja Industri ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan siswa-siswi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
Adapun maksud dan tujuan Praktik Kerja Industri ini antara lain:
1. Siswa
2. Sekolah
4. Industri
x
d. Memberikan pelatihan tenaga kerja kepada siswa, sehingga siswa memiliki
kemampuan dan siap masuk dunia kerja.
Laporan ini saya susun sebagai tolak ukur dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan
praktik kerja lapangan, unutk detailnya adalah sebagai berikut:
a. Untuk memenuhi tugas agar bisa mengikuti Uji Kompetensi Keahlian (UKK) tahun
pelajaran 2022/2023.
b. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menyerap dan mempraktikan
semua ilmu tambahan yang telah didapatkan pada saat PKL
c. Sebagai bukti pelaksanaan praktik kerja lapangan
d. Sebagai referensi sekolah dan siswa tentang dunia usaha di industri sebagai bukti
siswa telah melaksanakan PKL.
e. Sebagai bahan perbandingan metode pengajaran sekolah dengan industri.
f. Siswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan secara lebih luas dan
mendalam yang terungkap dari buku laporan yang dibuatnya.
g. Agar siswa dapat mencurahkan apa yang dipikirkanya serta segenap kemampuan
kedalam bentuk tulisan.
h. Sebagai dokumentasi bahan pengajaran agar menjadi sumber materi yang dapat
dibaca atau dipelajari.
xi
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara
melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS
meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong
investor swasta membangun jalur kereta api seperti Semarang Joana Stoomtram
Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS),
Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij
(OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram
Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM),
Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij
(MS), Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg
Maatschappij (DSM).
xii
nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama penguasaan Jepang,
operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang. Salah satu
pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru
untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin
perang mereka. Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473
km yang diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api disana.
xiii
(NISM)
1864 – 1864 Staatssporwegen (SS) -
Semarang Joana Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (SJS)
Semarang Cheribon
1864 – 1864 Stoomtram Maatschappij -
(SCS)
Madoera Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (Mad.SM)
Malang Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (MS)
Modjokerto Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (MSM)
Probolinggo Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (Pb.SM)
Kediri Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (KSM)
Pasoeroean Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (Ps.SM)
Oost Java Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (OJS)
Serajoedal Stoomtram
1864 – 1864 -
Maatschappij (SDS)
Deli Spoorweg
1864 – 1942 -
Maatschappij (DSM)
Rikuyu Sokyoku (Dinas
1942 – 1945 -
Kereta Api)
Djawatan Kereta Api Maklumat Kementerian
1945 – 1950 Republik Indonesia Perhubungan No. 1/KA
(DKARI) Tahun 1946
Keputusan Menteri
Djawatan Kereta Api Perhubungan Tenaga dan
1950 – 1963
(DKA) Pekerjaan Umum RI No.
2 Tahun 1950
Perusahaan Nasional Kereta Peraturan Pemerintah RI
1963 – 1971
Api (PNKA) No. 22 Tahun 1963
Perusahaan Jawatan Kereta Peraturan Pemerintah RI
1971 – 1991
Api (PJKA) No. 61 Tahun 1971
Perusahaan Umum Kereta Peraturan Pemerintah RI
1991 – 1998
Api (PERUMKA) No. 57 Tahun 1990
1998 – PT Kereta Api Indonesia Peraturan Pemerintah RI
sekarang (Persero) No. 19 Tahun 1998
xiv
2.2 VISI DAN MISI
Visi
Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia
Misi
1. Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis digital,
dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Untuk mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi melalui
investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan teknologi.
3. Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan para
pemangku kepentingan, termasuk memprakarsai dan melaksanakan
pengembangan infrastruktur-infrastruktur penting terkait transportasi.
xv
2. Logo KA dalam Segi Lima
Gambar 2.3 Logo Kereta Api dengan warna oranye berupa gambar mirip
dengan angka 2, dengan kemiringan 700 dan warna dasar putih yang menampakkan
bagian depan kereta api kecepatan tinggi dengan arah yang berlawanan, serta di
bagian bawah tertulis “KERETA API” warna biru.
xvi
4. Logo Next Step
a. Bentuk
Garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI
dalam mencapai Visi dan Misinya. Sedangkan Anak Panah melambangkan
Nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan
Pelayanan Prima.
b. Warna
Oranye melambangkan proses Pelayanan Prima (Kepuasan Pelanggan)
yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal. Sedangkan Biru
melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan
nilai tambah ke stakeholders. Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi
di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat
melesat.
Pada 28 September 2020, PT KAI resmikan logo baru dengan bentuk tiga
huruf “K”, “A”, dan “I” yang dibuat dengan tulisan miring yang menggambarkan
karakter perusahaan yang progresif, terbuka, dan terpercaya. Aksen bentuk rel kereta
xvii
api pada huruf “A” melambangkan harapan untuk memajukan perusahaan sebagai
ekosistem transportasi yang terbaik dan bersinergi dan penggunaan dua warna yang
memiliki makna berbeda dari logo sebelumnya, yaitu gabungan dua warna ini
mencerminkan hubungan harmonis antara KAI dan seluruh pemangku kepentingan
sektor perkeretaapian, dengan warna biru melambangkan stabilitas, profesionalisme,
amanah, dan kepercayaan diri dari perusahaan. Warna orange melambangkan
antusiasme, kreativitas, dan tekad perusahaan.
Budaya Perusahaan
xviii
lokasi stasiun merupakan tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta,
sehingga aktivitas penumpang akan terpusat disana. Sebagai kantor pusat
administrasi PT Kereta Api Indoneisa (Persero) DAOP IV Semarang berlokasi
di Jalan MH. Thamrin No.3 Semarang yang berdekatan dengan pusat kota
Semarang. Lokasi Perusahaan ini ditentukan oleh pemerintah, dimana hal ini
dilatar belakangi oleh:
xix
Gambar 2.7 Denah Lokasi Kantor DAOP 4 Semarang
xx
9. Daerah Operasional :
a. Daerah Operasional 1 di Jakarta.
b. Daerah Operasional 2 di Bandung.
c. Daerah Operasional 3 di Cirebon.
d. Daerah Operasional 4 di Semarang.
e. Daerah Operasional 5 di Purwokerto.
f. Daerah Operasional 6 di Yogyakarta.
g. Daerah Operasional 7 di Madiun.
h. Daerah Operasional 8 di Surabaya.
i. Daerah Operasional 9 di Jember.
xxi
9. Unit Pengamanan Obvit dan Awak KA.
10. Unit Pemasaran Angkutan Penumpang dan Barang.
11. Unit Sarana.
12. Unit Sumber Daya Manusia dan Umum (SDMU).
13. Unit Informasi dan Teknologi (IT).
14. Unit Sinyal, Telekomunikasi, dan Listrik (SINTELIS).
15. Unit Bangunan
xxiii
Perawatan fasilitas penyejuk diprioritaskan pada ruangan-ruangan padat flow
(arus keluar masuk) penumpang, seperti di ruang tunggu, hall antrian loket,
peron, ruang CS, dan ATM Gallery. Perawatan AC dilakukan dengan pengecekan
kondisi tekanan freon, pembersihan filter udara, pembersihan perangkat outdoor
pada AC, dan memastikan AC berfungsi dengan layak. Sedangkan perawatan
untuk kipas angin lebih sederhana, dengan cara pembersihan baling-baling kipas
dari debu agar semprotan udara maksimal.
xxiv
belum memiliki genset. Kedepannya stasiun-stasiun yang lainpun akan dilengkapi
dengan genset.
6. Pengadaan kebutuhan alat dan bahan perawatan listrik area stasiun wilayah
DAOP 4 Semarang.
Pengadaan alat dan bahan tersebut bertujuan untuk menunjang perawatan
Mechanical & Electrical stasiun wilayah DAOP 4 Semarang. Kebutuhan bahan
untuk perawatan listrik antara lain kabel NYM, kabel NYY, kabel NYA, kabel
NYAF, kabel audio. MCB (Miniature Circuit Breaker) 1 phase atau 3 phase
dengan ukuran 4 Ampere, 6 Ampere, 10 Ampere, 16 Ampere, 20 Ampere. Isolasi
listrik, fitting gantung, lampu LED dengan ukuran 18 watt, 30 watt, dan 50 watt,
lampu essential dengan ukuran 9 watt, 12 watt, 18 watt, 24 watt, 42 watt, 45 watt.
Sedangkan untuk kebutuhan alat-alat antara lain safety belt, tangga listrik, tali
pengaman, tang (lancip, potong, dan kombinasi), mesin gerinda, jigsaw, mesin
las, mesin bor, obeng, kunci set, dan lain-lain.
xxv
b. Pengukuran panjang kabel. Untuk pemasangan kabel di emplasemen
menggunakan kabel DX diletakkan di tiang listrik melalui udara, sedangkan
untuk pemasangan lampu taman dan halaman parkir menggunakan kabel
NYY diletakkan di tiang lampu taman melalaui bawah tanah.
c. Pemasangan lampu sesuai standart SNI.
d. Pengecekan nyala atau tidak lampu yang sudah terpasang.
xxvi
d. Pemasangan instalasi kabel audio.
e. Pemasangan speaker.
f. Pemasangan amplifier, microphone, dan music kedatangan & keberangkatan.
g. Pengecekan kualitas suara perangkat announcement. Dipastikan volume
suara dan kejernihan suara nyaman didengar.
Berikut ini adalah bagan struktur organisasi Unit Sintelis Daerah Operasional IV
Semarang :
Manager Bangunan
Pandu Aditya P
Praktik Kerja Lapangan di PT. KAI DAOP 4 SEMARANG dilaksanakan selama 8 bulan,
dihitung mulai tanggal 9 Mei 2022 s/d 31 Desember 2022. Adapun rincian jam kerja selama
PKL di PT. KAI DAOP 4 SEMARANG antara lain:
xxviii
LIBUR
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
xxix
3.2 Pengenalan Diri
Pada awal kegiatan praktik kerja lapangan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero),
penulis memperkenalkan diri kepada seluruh staf yang berada pada bidang dimana
penulis ditempatkan. Kegiatan ini termasuk pengenalan terhadap suasana dan lingkungan
kerja pada lokasi praktik kerja lapangan. Selama beberapa hari penulis berusaha untuk
bisa menjalani kegiatan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh penulis di PT Kereta Api Indonesia Daerah
Operasional IV Semarang adalah mengamati “Penggunaan panel ATS pada Genset di
Stasiun Semarang Tawang” yang digunakan di PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi
IV Semarang yang mana merupakan tempat dimana penulis melakukan praktik kerja
lapangan. Pengamatan ini dilakukan guna memberikan pengetahuan pada penulis tentang
gambaran langsung sistem control otomatis yang digunakan di PT Kereta Api Indonesia
Daerah Operasional IV dan prosedur pengoperasian untuk menjalankan genset secara
otomatis di Stasiun Semarang Tawang.
xxx
lintas. Penulis beserta pembimbing kegiatan praktik kerja lapangan menuju ruang genset
Stasiun Semarang Tawang untuk melihat pengaplikasian panel ATS. Penulis berkunjung
ke bagian ruang genset dan mengamati panel ATS.
3.6.1 ATS
Merupakan sebuah rangkaian listrik yang memiliki fungsi sebagai saklar yang beroperasi
secara otomatis. Panel ATS memiliki fungsi mengendalikan dua sumber aliran listrik, ketika
adanya pemutusan listrik secara mendadak maka panel ATS akan memindahkan listrik dari
sumber lain seperti genset. Dan begitu juga ketika listrik PLN menyala maka panel akan
otomatis berpindah. Panel ATS atau Automatic Transfer Switch sangat cocok digunakan pada
pabrik, atau kantor.
xxxi
menimbulkan medan magnet yang menyebabkan Kontak Bantu NO (Normally
Open) akan tertutup dan Kontak Bantu NC (Normally Close) akan terbuka.
Kontak pada kontaktor terdiri dari 2 yaitu kontak utama dan kontak bantu:
Pilot Lamp
xxxii
Gambar 3.3 TDR (Timer Delay Relay)
Timer Delay Relay (TDR) adalah suatu piranti yang menggunakan elektromagnet
untuk mengoperasikan seperangkat kontak saklar sering disebut juga relay
timer atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor
terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis.
Relay
Relay adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyambung
dan memutuskan arus listrik dalam sebuah rangkaian. Karena fungsi relay tersebut,
itulah mengapa komponen yang satu ini juga disebut sebagai saklar. Hal ini karena
komponen yang satu ini berguna untuk membuka dan menutup aliran arus listrik.
Transfer Switch
Kunci dari panel AMF - ATS adalah transfer switch. dimana peralatan ini yang
memindahkan beban dari supply PLN atau genset. perangkat ini harus bisa
dioperasikan secara elektrik, karena kaitanya dengan otomatisasi peralatan. transfer
switch dapat berupa contactor, motorized MCCB, atau motorized COS. dalam
pemilihan transfer switch ada banyak pertimbangan. Salah satunya adalah
harga.untuk jenis contactor lebih murah dari jenis transfer switch diatas, karena
susunanya yang compact. penggunaancontactor lebih efisien jika kapasitas daya
kurang dari 100kVA.
xxxiii
Gambar 3.5 Transfer Switch
Salah satu kekurangan dari penggunaan contactor adalah terjadinya gangguan coil
pada contactor. yang apabila terjadi kerusakan sangat sulit dilakukan transfer switch
secara manual. alternatif lain adalah penggunaan motorized COS, salah satunya
adalah produk hager atau socomec.
xxxiv
Fungsi MCB Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi MCB
adalah: Sebagai pemutus arus Sebagai pengaman hubungan arus pendek atau
korsleting Sebagai sakelar utama Sebagai pengaman beban berlebih.
7. Push Button
xxxv
AMF berfungsi untuk menyalakan genset secara otomatis apabila listrik PLN (main electric
source) padam. Untuk menjalankan fungsi ini, Panel AMF memerlukan input listrik PLN
(untuk dipantau aktif atau padam), juga data-data mesin (untuk mengetahui apakah genset
berhasil dinyalakan). Output AMF adalah sinyal ke genset untuk menyalakan dan
mematikannya.
Sampai pada tahap ini, jika AMF bekerja, genset sudah menyala dan siap menerima beban,
tetapi masih belum terhubung sama sekali ke beban (ke gedung)! Untuk menyambungkan
genset ke jaringan gedung secara otomatis, itulah fungsi AMF. AMF juga perlu mendeteksi
listrik PLN, sehingga jika PLN sudah menyala, AMF akan mengoperkan (switch) beban dari
genset ke PLN secara otomatis pula.
Jadi pada prinsipnya, AMF menggantikan fungsi operator manual untuk berjaga sehari-hari,
untuk mengantisipasi pemadaman PLN. AMF memang bisa membuat genset Anda ON dan
menggantikan PLN secara otomatis. Tetapi good maintenance oleh Operator tetap diperlukan
agar genset siap pakai saat AMF menginstruksikannya.
Secara umum, panel ATS berfungsi sebagai pengontrol sumber daya listrik ke panel listrik
untuk mengaliri seluruh bagian perusahaan. Seperti pada gambar di bawah, transfer switch
akan mendeteksi tegangan pada Main Power, jikaq Main Power (PLN grid) berfungsi, maka
arus dari Main Power akan disalurkan. Ketika terjadi masalah pada Main Power, maka
switch akan otomatis beralih kepada portable generator yang berfungsi senagai backup.
Sesuai dengan jenisnya, panel ATS ada yang harus diset secara manual untuk inisialisasi dan
ada juga yang mendeteksi dan mengontrol secara otomatis. Pada intinya, panel ATS menjaga
xxxvi
agar tidak terjadi shut down pada peralatan listrik dengan memastikan kontinuitas sumber
arus baik dari Main Power maupun dari Standby Generator.
xxxvii
3.7 Perawatan dan Pemeliharaan ATS/AMF
3.7.1 Tujuan
A. Alat Kerja
Alat kerja yang digunakan saat perawatan panel ATS/AMF antara lain:tespen, kunci pas,
tang, obeng, tang amper, multimeter, HT/alat komunikasi.
Personil yang dibutuhkan minimal dua orang Petugas dengan Kaur atau KUPT
setempat sebagai penanggung jawab kegiatan.
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk sistem otomatisasi agar dapat bekerja
dengan baik,diantaranya:
1. Pemasangan panel dalam ruangan yang bersih dan tidak lembab / basah dan tidak
terkena hujan (jika memang tidak terhindari, harus menggunakan panel yang
memiliki spesifikasi dapat untuk penggunaan outdoor).
2. Hindari menginstal panel di tempat yang menimbulkan getaran. Getaran dapat
mengakibatkan relay copot (Jika ATS dengan sistem relay) ataupun copotnya
solderan pada modul (dalam jangka waktu panjang), jika tidak terhindarkan
hendaknya dibuat peredam getaran.
xxxviii
3. Kabel kontrol harus terlindungi dari gangguan tikus dan binatang lainnya, tutup
semua lubang sehingga hewan tidak dapat masuk.
4. Selalu periksa kondisi sistem pengisian baterai.
5. Wajib untuk melakukan Pemeriksaan level air accu secara berkala.
6. Tegangan baterai/accu harus dipertahankan >12.5 VDC pada sistem generator
dengan baterai 12 VDC, dan >27 VDC pada sistem 24V, dan pastikan kabel
baterai/accu terpasang dengan kencang untuk menghindar iterjadinya percikan api.
jika kurang dari tegangan tersebut, maka dapat dipastikan akan terjadi kegagalan
start.
7. Periksa kondisi air radiator.
8. Periksa juga kondisi pipa / selang bahan bakar dan sistem pemipaan bahan bakar
secara keseluruhan, dapat juga terjadi (karena jarang digunakan) masuk angin palsu
pada system input bahan bakar dari tangki menuju injection pump dipastikan akan
terjadi gagal start dalam hal ini.
9. Periksa kondisi filter solar, sebaiknya dilengkapi dengan pemisah air untuk
memisahkan kandungan air di dalam bahan bakar agar tidak masuk kedalam system
pembakaran.
10. Periksa juga kondisi filter oli dan juga kondisi oli.
11. Periksa kondisi kabel pada generator, hindari kabel bersentuhan dengan sudut
panasdan tajam. berikan pengaman agar kabel tidak rusak.
a. PemeliharaanPreventive
Pekerjaan pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau
cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan (preventive). Pemeliharaan
preventive dimaksudkan juga untuk mengefektifkan pekerjaan inspeksi, perbaikan
kecil, pelumasan dan penyetelan sehingga peralatan atau kontak -kontak serta modul
panel dan juga peralatan genset lainnya selama beroperasi dapat terhindar dari
kerusakan. Pemeliharaan preventive dilaksanakan sejak awal sebalum terjadi
kerusakan. Pemeliharaan ini penting diterapkan pada industri -industri yang proses
produksinya kontinyu atau memakai sistem otomatis.
xxxix
b. Pemeliharaan Corrective
Pemeliharaan pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi fasilitas sehingga mencapai standart yang diterima. Pemeliharaan corrective
termasuk dalam cara pemeliharaan yang direncanakan untuk perbaikan. Dalam
pemaliharaan corrective ini dapat mengadakan peningkatan–peningkatan sedemikian
rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan peralatanagar lebih
baik. Menghilangkan masalah yang merugikan untuk mencapai kondisi operasi yang
lebih ekonomis. Seperti penggantian beberapa komponen yang memangsudah harus
diganti karena faktor usia atau mengganti komponen lama dengan komponen yang
baru dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja peralatan
karena semakin berkembangnya industri maka peningkatan peralatan juga sangat
diperlukan.
c. PemeliharaanPredictive
Pemeliharaan predictiveini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau
kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya
pemeliharaan predictive dilakukan dengan bantuan pancaindera atau dengan alat-alat
monitor yang canggih. Teknik - teknik dan alat bantu yang dipakai dalam memonitor
kondisi ini adalah untuk efisiensi kerja agar kelainan yang terjadi dapat diketahui
dengan cepat dan tepat. Pemeliharaan dengan sistem monitoting sangat penting
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang realistis tanpa melakukan pembongkaran
total. Pekerjaan ini seperti mengecek antar kontak dari komponen, konektor dan
beberapa alatnya untuk mengetahui apakah ada perubahan atau kerusakan yang
terjadi.
e. PemeliharaanBreakdown
Cara pemeliharaan yang direncanakan untuk memperbaiki kerusakan.Pekerjaan
pemeliharaan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan, dan untuk memperbaikinya
xl
harus disiapkan suku cadang, material, alat - alat dan tenaga kerjanya.
Beberapaperalatan yang beroperasi pada unit tersendiri atau terpisah dari proses
produksi, tidak akan langsung mempengaruhi seluruh proses produksi apabila terjadi
kerusakan. untuk peralatan tersebut tidak perlu diadakan pemeliharaan, karena biaya
pemeliharaan lebih besar daripada biaya kerusakannya. dalam kondisi khusus ini
peralatan dibiarkan beroprasi sampai terjadi kerusakan, sehingga waktu untuk
produksi tidak berkurang. Biasanya penerapan sistem ini diterapkan pada peralatan
yang mempunyai peran yang tidak terlalu fatal, sehingga apabila sudah terjadi
kerusakan maka dapat langsung diperbaiki dan diganti alat tadi dengan dengan cepat
dan mudah tanpa harus mengganggu proses kerja genset, karena apabila dilakukan
perawatan pada kondisi ini hanya akan merugikan saja, karena biaya
pemeliharaannya lebih mahal daripada biaya perbaikannya.
h. Rancang ulang
Pemeliharaan rancang ulang adalah merancang ulang peralatan untuk
menghilangkan sebab–sebab kegagalan kerja alat dan tujuan dari pemeliharaan ini
adalah untuk menghasilkan peralatan yang dapat bekerja lebih optimal dan
mengurangi system maintenance sehigga mendapatkan peralatan yang lebih baik.
xli
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penjelasan dan pembahasan pada BAB sebelumnya, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. ATS (Automatic Transfer Switch) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyalakan
genset secara otomatis apabila listrik PLN (Main Electric Source) padam.
xlii
4.2 Saran
1. Pemeliharaan peralatan-peralatan khususnya yang berada di lapangan diharapkan lebih
dipelihara secara baik dan detail, mengingat masa pakai yang sudah lumayan lama
(sudah lifetime).
2. Perlu dilakukan pengecekan kembali mengenai peralatan di lapangan seperti
kelengkapan wiring diagram pada tiap-tiap panel.
3. Lebih diperhatikan dalam peletakan atau pemasangan kabel pada panel dikarenakan
dapat mempengaruhi efektifitas saat pengukuran arus listrik di lapangan.
4. Dalam menjalankan pemeliharaan dan perawatan utamakan keselamatan kerja baik
keselamatan tempat, alat, maupun orang yang bekerja.
5. Dalam menjalankan pemeliharaan harus selalu fokus dan memahami kondisi dalam
ruang genset.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.indotara.co.id/fungsi-ats-pada-genset&id=196.html
learning, r. (2021, juni 30). rangkaian ats. Retrieved januari 6, 2022, from
https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/:
https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2021/06/wiring-panel-ats-dan-amf-pln-
genset.html
JOGJA, S. (2021, AGUSTUS 12). FUNGSI RELAY. Retrieved JANUARI 6, 2022, from
https://serviceacjogja.pro/: https://serviceacjogja.pro/fungsi-relay-jenis-dan-cara-kerjanya/
POWER, D. (2020, JULI 21). PANEL ATS GENSET. Retrieved JANUARI 6, 2022, from
https://dpspower.co.id/.
xliii
LAMPIRAN
xliv
xlv
xlvi
xlvii
xlviii