Dosen Pembimbing
Ir. Joko Sarsetiyanto, MT
19610602 198701 1 001
Dosen Pembimbing
Ir. Joko Sarsetiyanto, MT
19610602 198701 1 001
i
FINAL PROJECT – TM 145502
Conselor Lecturer :
Ir. Joko Sarsetiyanto, MT
19610602 198701 1 001
ii
Scanned by CamScanner
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN
ALIRAN UDARA VENTILASI TERHADAP PROSES
PENGERINGAN BUAH PISANG DALAM OVEN
Abstrak
Pengeringan makanan adalah salah satu teknik dalam
proses produksi makanan tak berbahan pengawet kimia. Majunya
teknologi membuat pengeringan ini tak lagi menggunakan cara
konvensional yakni dengan cara mengeringkan dengan bantuan
sinar matahari. Perkembangan teknologi menyebabkan
munculnya alat - alat untuk melakukan proses pengeringan ini.
Oven pengering yang telah ada memerlukan pengujian lanjut agar
ditemukan kecepatan aliran udara ventilasi optimal untuk proses
pengeringan buah pisang.
Untuk mengetahui kinerja oven pengering maka dilakukan
percobaan proses pengeringan buah pisang. Percobaan dilakukan
dengan variasi kecepatan aliran udara ventilasi dengan
temperatur konstan 60°C sebanyak 5 kali percobaan. Oven yang
digunakan dalam percobaan adalah oven yang menggunakan
sumber panas listrik. Di dalam ruang oven disusun rak yang
sekaligus berfungsi sebagai pengarah aliran udara di dalam oven.
Oven juga dilengkapi dengan semacam cerobong yang berfungsi
untuk menghasilkan sirkulasi udara secara alamiah.
Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa untuk proses
pengeringan selama 4 jam dengan spesifikasi pemanas listrik ber
daya 600 Watt (Qin), Qevap yang dihasilkan yaitu 99,546 Watt,
sehingga Efisiensi terbesar yang dihasilkan oven yaitu 49,15%
pada kecepatan aliran udara ventilasi 1,27 m/s.
iv
EXPERIMENTAL STUDY OF EFFECT SPEED AIR FLOWS
VENTILATION TO DRYING PROCESS OF BANANA IN
THE OVEN
Abstrac
v
KATA PENGANTAR
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
2.5 Proses Pengeringan .......................................................... 28
2.6 Penjelasan Umum Tentang Buah Pisang ......................... 30
BAB III METODOLOGI ....................................................... 33
3.1 Desain Alat dan Dimensi Alat..........................................33
3.2 Diagram Alir Tugas Akhir ............................................... 35
3.3 Persiapan Awal ................................................................ 36
3.4 Prosedur Percobaan.......................................................... 36
3.4.1 Pengujian.................................................................... 36
3.4.2 Peralatan Ukur Untuk Pengujian. ............................... 37
3.5 Tata Cara Pengujian ......................................................... 41
3.5.1 Tahap Persiapan ......................................................... 41
3.5.2 Tahap Pengambilan Data ........................................... 42
3.5.3 Tahap Setelah Pengujian ............................................ 43
3.5.4 Tahap Pengolahan Data ............................................. 43
3.6 Diagram Alir Pengujian ................................................... 44
3.7 Diagram Alir Perhitungan Tugas Akhir .......................... 45
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................... 45
4.1 Neraca Kalor Pada Proses Pengeringan dengan
Oven.................................................... ........................... 47
4.2 Data Spesifikasi Alat.................................................... .... 48
4.3 Perhitungan Laju Perpindahan Panas yang Dibutuhkan di
Ruang Oven .................................................... .............. 49
4.3.1 Perhitungan Qloss (W) Pada Jenis Material yang
Digunakan ................................................................ 50
4.3.2 Perhitungan Qsensible (W) yang Masuk ke Sistem .. 63
4.3.3 Perhitungan Qeksfiltrasi (W) yang Keluar Melalui
Ventilasi ................................................................... 64
4.3.4 Perhitungan Laju Perpindahan Panas untuk
Menghilangkan Kadar Air pada Buah Pisang (Qevap) 65
4.3.5 Perhitungan Qloss (W) Pada Ruang Bakar Oven ...... 66
4.3.6 Perhitungan Efektivitas Penyerapan Kalor Pada Oven
.................................................................................. 74
ix
4.3.7 Perhitungan Biaya yang Digunakan Pada Proses
Pengeringan .............................................................. 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................. ..77
5.1 Kesimpulan..................................................................... ..77
5.2 Saran ............................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 79
LAMPIRAN
BIODATA
x
Halaman ini sengaja dikosongkan
xi
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
Halaman ini sengaja dikosongkan
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Industri tepung pisang diperkirakan akan mampu
berkembang baik, karena permintaan aneka tepung sebagai
bahan campuran dalam berbagai produk olahan seperti biskuit,
makanan bayi, cookies, cake dan produk roti lainnya. Cara ini
dapat meningkatkan nilai jual buah pisang dengan
memanfaatkannya sebagai tepung yang telah dikeringkan.
Adanya oven dalam pengeringan buah pisang
merupakan suatu teknologi yang sangat bermanfaat guna
menanggulangi kekurangan dari cara konvensional. Dalam hal
ini waktu dan temperatur pada saat menggunakan oven harus
diatur sedemikian rupa agar hasil yang di dapatkan sama dengan
cara konveksional dan efisiensi dari oven pengering dapat
maksimal dalam proses pengeringan buah pisang.
2
3. Menghitung energi panas yang digunakan untuk
menguapkan kadar air pada saat proses pengeringan di
dalam oven (Q evaporasi)
4. Menghtung efisiensi termis oven
5. Menentukan kecepatan aliran udara ventilasi optimal
untuk proses pengeringan buah pisang menggunakan
oven
BAB V : KESIMPULAN
Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini akan didapatkan
suatu kesimpulan yang menyatakan pernyataan
akhir dari uraian dan penjelasan sebelumnya dan
berkaitan pada tujuan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
Halaman sengaja dikosongkan
6
BAB II
DASAR TEORI
7
2.1.1 Perpindahan Panas Konduksi
Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas
yang bergantung pada aktivitas pada level atom dan molekuler.
Konduksi digambarkan sebagai perpindahan panas yang terjadi
dari partikel yang berenergi lebih tinggi ke partikel yang berenergi
lebih rendah dari suatu media sebagai akibat dari interaksi antar
partikel tersebut. Gambar 2.2 memperlihatkan mekanisme
tersebut. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa partikel-
partikel bergerak secara acak sehingga memungkin satu
partikel bersinggungan dengan partikel yang lain. Sehingga
apabila yang bersinggungan tersebut partikel yang berbeda
tinggkat energinya maka perpindahan panas pasti terjadi. Jika
T1>T2 maka akan terjadi perpindahan panas kearah sumbu x
positif. Karena perpindahan panas konduksi terjadi akibat
gerakan acak partikel maka juga disebut diffusi energi.
8
gambar 1.3 jika T >T maka ada distribusi temperatur kearah
1 2
sumbu x T(x), persamaan laju perpindahan panas adalah [1]:
𝑑𝑇
𝑞𝑥 " = −𝑘 𝑑𝑥
𝑑𝑇
𝑞𝑥 = −𝑘 𝑑𝑥 dimana : q = laju perpindahan panas (W)
Keterangan :
𝑞𝑥 " : fluks panas (𝑊⁄ 2 ) adalah laju perpindahan panas ke arah
𝑚
sumbu x positif per unit kuasan yang tegak lurus arah
perpindahan panas.
𝑑𝑇
: gradient temperatur
𝑑𝑥
𝑘 : konduktivitas panas (𝑊⁄𝑚°𝐾 ) adalah karakteristik individu
material dinding
9
Gambar 2.3 Konduksi satu dimensi steady state [1]
𝜕 𝑑𝑇 𝜕 𝑑𝑇 𝜕 𝑑𝑇
(𝑘 ) + (𝑘 ) + (𝑘 ) + 𝑞 "
𝜕𝑥 𝑑𝑥 𝜕𝑦 𝑑𝑦 𝜕𝑧 𝑑𝑧
𝑑 𝑑𝑇
(𝑘 ) = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑇 𝑘𝐴
𝑞𝑥 = −𝑘𝐴 𝑑𝑥 = − (𝑇2 − 𝑇1 )
𝐿
Hambatan Termal
Untuk kasus perpindahan panas seperti tersebut diatas
peristiwa difusi panas dianalogikan dengan aliran arus
listrik dan hambatan listrik dianalogikan dengan hambatan
11
perpindahan panas, serta beda potensial dianalogikan
dengan beda temperatur [1].
∆𝑇 𝐿
𝑅𝑘𝑜𝑛𝑑 = =
𝑞 𝑘𝐴
∆𝑇 (𝑇2 − 𝑇1 )
𝑞𝑘𝑜𝑛𝑑 = =
𝑅𝑘𝑜𝑛𝑑 𝑅𝑘𝑜𝑛𝑑
∆T 1
𝑅𝑘𝑜𝑛𝑣 = =
𝑞 ℎ𝐴
∆𝑇 (𝑇𝑠 − 𝑇∞ )
𝑞𝑘𝑜𝑛𝑣 = =
𝑅𝑘𝑜𝑛𝑣 𝑅𝑘𝑜𝑛𝑣
12
1 𝐿 1
𝑅𝑡𝑜𝑡 = + +
ℎ∞1 𝐴 𝑘𝐴 ℎ∞2 𝐴
𝑞𝑥 = 𝑈𝐴∆𝑇
1 1
𝑈𝐴 = =
𝑅𝑡𝑜𝑡 1 𝐿 1
+ +
ℎ∞1 𝐴 𝑘𝐴 ℎ∞2 𝐴
1
𝑈=
1 𝐿 1
+ +
ℎ∞1 𝑘 ℎ∞2
13
Gambar 2.5 Distribusi kecepatan dan distribusi temperatur [1]
Dimana:
q” conv = fluks perpindahan panas konveksi (W/m2)
h = koefisien konveksi (K)
Ts = temperatur permukaan (K)
T∞ = temperatur fluida (K)
14
Ditinjau dari gerakan fluidanya perpindahan panas
konveksi secara umum dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Konveksi Paksa
Disebut konveksi paksa (forced convection) apabila aliran
yang terjadi ditimbulkan oleh beberapa peralatan bantu seperti
blower, pompa, kompresor, dan lain-lain.
b. Konveksi alamiah atau konveksi bebas
Konveksi alamiah (natural convection) adalah aliran fluida
yang terjadi semata-mata karena adanya perbedaan massa jenis
fluida yang disebabkan oleh perbedaan temperatur. Korelasi
konveksi alamiah atau konveksi bebas ada dua yaitu :
𝘨𝛽(𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝐿3
𝐺𝑟𝐿 =
𝜈2
𝘨𝛽(𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝐿3
𝑅𝑎𝐿 = 𝐺𝑟𝐿 𝑃𝑟 =
𝜈𝛼
Dimana :
Pr = Bilangan Prandtl
𝑚
𝘨 = Percepatan grativasi, ( 2 )
𝑠
L = Panjang karakteristik, (m)
𝑚
𝜈 = Viskositas Kinematik, (𝑠2 )
15
1
𝛽 = Koefisien Ekspansi Volume (𝑇 ), (𝐾 −1 )
𝑓
𝑚2
𝛼 = Difusivitas Termal, (𝑠)
1
0,387𝑅𝑎𝐿 6
̅̅̅̅̅̅
𝑁𝑢𝐿 = 0,825 + 8
9 27
[1 + (0,492⁄𝑃𝑟) ]
16
{ }
Sehingga :
̅̅̅̅̅̅
𝑁𝑢𝐿
ℎ=
𝐿
Dimana :
𝑊
ℎ = Koefisien perpindahan panas konveksi ( 2 )
𝑚 °𝐾
̅̅̅̅̅̅
𝑁𝑢𝐿 = Nusselt Number
𝑊
𝑘 = konduktifitas termal, ((𝑚°𝐾)
𝐿 = Tinggi Dinding, (m)
Dimana :
𝑊
ℎ = Koefisien perpindahan panas konveksi, (𝑚2 °𝐾)
̅̅̅̅̅̅
𝑁𝑢𝐿 = Nusselt Number
𝑊
𝑘 = Konduktivitas Termal, (𝑚°𝐾)
𝐿 = Panjang karakteristik, (m)
Panjang karakteristik pada plat horizontal dapat diambil
sebagai panjang sisi untuk persegi, setengah lebar plat untuk plat
persegi panjang dan 0,9 D untuk cakram bola dengan diameter D
[1].
𝐴 𝑤
𝐿= =
𝑃 2
Dimana :
𝐿 = Panjang karakteristik, (m)
𝐴 = Luas permukaan plat, (𝑚2 )
𝑃 = Keliling Plat (perimeter), (m)
𝑤 = Lebar dinding, (m)
17
Laju perpindahan panas konveksi dicari dengan hukum
pendinginan Newton, yaitu [1] :
𝑞 = ℎ𝐴(𝑇𝑠 − 𝑇∞ )
Dimana :
𝑞 = Laju perpindahan panas konveksi, (W)
𝑊
ℎ = Koefisien perpindahan panas konveksi, ( 2 )
𝑚 °𝐾
𝑇𝑠 = Temperatur permukaan, (°𝐶)
𝑇∞ = Temperatur Fluida, (°𝐶)
18
Bilangan Prandtl (Pr) adalah suatu parameter yang
menunjukkan perbandingan antara viskositas kinematik dan
difusifitas termal dari fluida. Viskositas kinematik fluida
memberikan informasi tentang laju difusi momentum dalam fluida
karena gerak molekul, difusi termal memberikan informasi tentang
hal yang serupa mengenai difusi panas dalam fluida. Jadi
perbandingan antara kedua kuantitas itu menunjukkan besaran
relatif antara difusi momentum dan difusi kalor di dalam fluida.
Besarnya bilangan Prandtl adalah [1]:
𝜈 𝜇 𝜌𝐶𝑝 𝐶𝑝𝜇
𝑃𝑟 = = =
𝛼 𝜌 𝑘 𝑘
Dimana :
𝑚2
𝜈 = Viskositas kinematik, ( 𝑠
)
𝐽
𝐶𝑝 = Konstanta pans spesifik pada tekanan konstan, (𝑘𝑔°𝐾)
𝑘𝑔
𝜌 = Density fluida, (𝑚3 )
𝑊
𝑘 = Konduktivitas Panas Fluida, (𝑚°𝐾)
𝑘𝑔
𝜇 = Viskositas Absolute, (𝑠.𝑚)
Dimana :
𝑊
𝑞" = panas maksimum yang diradiasikan, ( 2 )
𝑚
−8 𝑊
𝜎 = konstanta Boltzman, (5,678 × 10 𝑚°𝐾4
)
𝑇𝑠 = Temperatur permukaan, (℃)
21
Gambar 2. 8 Perpindahan panas antara konduksi dengan
konveksi [1]
𝑇∞,1 − 𝑇∞,2
𝑞𝑥 =
𝑅𝑡𝑜𝑡
1 1 1
𝑅𝑡𝑜𝑡 = + +
ℎ1 𝐴 𝐾𝐴 ℎ2 𝐴
Dimana :
°𝐾
𝑅𝑡𝑜𝑡 = tahanan total panas, ( 𝑊 )
𝑇∞,1 = temperatur fluida 1, (℃)
𝑇∞,2 = temperatur fluida 2, (℃)
𝑊
ℎ1 = koefisien konveksi fluida 1, (𝑚2 °𝐾)
𝑊
ℎ2 = koefisien konveksi fluida 2, 2
𝑚 °𝐾
𝐴 = Luas permukaan perpindahan panas, (𝑚2 )
22
2.2 Aliran Laminer dan Turbulen
Dalam memperlakukan setiap persoalan konveksi, langkah
pertama yang diambil adalah menentukan aliran tersebut laminer
atau turbulen. Gesekan permukaan dan laju perbedaan konveksi
sangat tergantung pada keberadaan kondisi tersebut. Seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah ini, ada perbedaan tajam antara
kondisi laminer dan turbulen. Pada batas laminer, pergerakan
fluida sangat teratur an memungkinkan untuk mengidentifikasi
partikel-partikel memanjang pada garis streamline.
25
Gambar 2.11 Kekekalan energi permukaan sebuah media [1]
𝑄 = 𝑚. 𝐶𝑝. ∆𝑇
Dimana :
Q = Energi kalor yang dilepas atau diterima suatu zat (J)
𝑚 = Massa zat yang mengalami perubahan temperatur (kg)
𝐽
𝐶𝑝 = Kalor jenis zat (𝑘𝑔.𝐾)
∆𝑇 = Perubahan temperatur yang terjadi (K)
31
Halaman ini sengaja dikosongkan
32
BAB III
METODOLOGI
33
Berikut ini spesifikasi dimensi dari oven :
Dimensi model oven
Panjang = 108 cm = 10,8 m
Lebar = 81 cm = 0,81 m
Tinggi = 133 cm = 1,33m
Ukuran cerobong
Panjang = 9 cm = 0,09m
Lebar = 9 cm = 0,09m
Tinggi = 100 cm = 1 m
Av 0,09 0,09m2 0,0081m2
Data rak dan bak penampung
Panjang = 89cm = 0,89m
Lebar = 71,5cm = 0,715m
34
Gambar 3.2 Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir
Berikut ini merupkan langkah – langkah dalam penyusunan tugas
akhir, berikut ini urutan prosesnya :
35
c) Penjadwalan dan persiapan terhadap pengujian bahan
d) Menyiapkan buah pisang, dengan membelinya di pasar
e) Memotongi buah pisang menggunakan alat pemotong
keripik pisang hingga memiliki berat 1 kg
f) Menyiapkan oven dengan cara memanasinya dengan
pemanas listrik
g) Menyiapkan alat-alat penunjang pengujian untuk
pengambilan data seperti anemometer, tachometer,
thermometer, watt meter, timbangan digital, dan
hygrometer
36
Gambar 3.3 Ruang Pengapian
39
Gambar 3.8 Tachometer
40
3.5 Tata Cara Pengujian
Untuk melakukan suatu pengujian, dilakukan beberapa
tahap pengujian di antaranya:
41
Gambar 3.10 Penataan Buah Pisang Pada Rak Dalam Oven
43
3.6 Diagram Alir Pengujian
Mulai
Mempersiapkan oven
Dan alat ukur
da
Pengambilan data
44
3.7 Diagram Alir Perhitungan Tugas Akhir
Mulai
A
45
A
Selesai
46
BAB IV
ANALISIS PERHITUNGAN
Qevaporasi
Qloss dinding
Qloss pada
Qsensible Qin ruang bakar
Qin = Qout
Qin + (-) Qsensisble = Qevaporasi+ Qloss dinding + Qloss ruang bakar +
Qeksfiltrasi
47
4.2 Data Spesifikasi Alat
Beberapa data yang diperlukan untuk melakukan
analisis adalah sebagai berikut:
Dimensi oven
Panjang = 108cm = 1,08m
Lebar = 81 cm = 0,81 m
Tinggi kanan = 133cm = 1,33m
Tinggi kiri = 113,8cm = 1,138 m
Dimensi cerobong
Panjang = 9 cm = 0,09 m
Lebar = 9 cm = 0,09 m
Tinggi = 100 cm = 1m
Acerobong 0,09x0,09m 2 0,0081m 2
Data dinding
» Bahan Dinding
1. Aluminium
Tebal (L1) = 8 cm = 0,08 m
Konduktivitas termal (k1) = 166 W/m°K
2. Glass Wool (cellular glass)
Tebal (L2) = 0,5 cm = 0,005 m
Konduktivitas termal (k2) =
0,058W/m°K
3. Galvalume (depan)
Tebal (L3) = 4 cm = 0,04 m
Konduktivitas termal (k3) = 166 W/m°K
48
» Luas permukaan dinding oven tanpa ruang bakar
1. bagian depan tanpa kaca(A1)= 1,4109 m2
2. bagian belakang (A2)= 1,4109 m2
3. bagian kanan (A3)= 1,1178m2
4. bagian kiri (A4)= 0,94365 m2
5. bagian atas (A5)= 0,9477m2
49
4.3.1 Perhitungan Qloss (W) pada jenis material yang
digunakan
Material yang digunakan ialah plat galvalume dan
celluler glass sebagai isolatornya. Berikut adalah proses
perhitugan untuk mencari Qloss pada jenis material yang
digunakan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Free Convection.
Bagian Cerobong
Temperatur keluar cerobong =
52oC
Kecepatan udara keluar cerobong =
1,27 m/s
Properti-properti fluida
Dari T = 325oK, maka dapat diketahui
properti fluida dari Appendix A.4 dari buku
Fundamental Of Heat And Mass Transfer,
yaitu :
kg
𝜌 = 1,0782 m3
𝑁.𝑠
𝜇 = 196,4 x 10-7 2
𝑚
Kecepatan udara saat keluar cerobong
= 6.274,86
n = -1,7 + 1,8 log 6.274,86
= 5,136
50
2𝑛2
𝑉=
(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)
2(4,932)2 𝑚
=
((5,136) + 1)(2(5,136) + 1) 𝑠
𝑚
= 0,763
𝑠
Bagian Dalam
𝑇𝑠 + 𝑇∞ 332,8 + 329,3
𝑇𝑓 = = = 331,05 𝐾
2 2
Properti-properti fluida
51
Dari 𝑇𝑓 = 334,625 𝐾, maka dapat
diketahui properti fluida dari Tabel
Appendix A.4 dari buku Fundamental Of
Heat And Mass Transfer, yaitu :
𝑚2
v = 19,1 . 10-6
𝑠
𝑊
k = 28,594 . 10-3
𝑚2 .𝐾
𝑚2
α = 27,088 . 10-6
𝑠
Pr = 0,7027
kg
𝜌 = 1,0582
m3
kJ
Cp = 1,0082 kg.K
𝑁.𝑠
𝜇 = 199,23 x 10-7 𝑚2
1 1
𝛽 = = = 0,003021 𝐾 −1
𝑇𝑓 331,05 𝐾
𝑚
𝘨 = 9,81
𝑠2
Panjang Karakteristik
L = Tinggi Plat Vertikal = 1,33m
𝘨𝛽(𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝐿3
𝑅𝑎𝐿 =
𝜈𝛼
52
𝑚
9,81 𝑠2
. 0,003021 𝐾 −1 . (332,8 − 329,3)K. (1,33 𝑚)3
= 𝑚2 𝑚2
19,1. 10−6 𝑠 𝑥 27,088. 10−6 𝑠
= 471.615.504,7
Bilangan Nusselt
Dengan hasil nilai dari RaL= 4,72. 108 , besarnya
nilai tersebut merupakan Laminar, dengan batas
yang bersumber dari dari buku Fundamental Of
Heat And Mass Transfer ialah RaL≤ 109 . Maka
rumus Nuselt yang digunakan ialah :
1
0,67 𝑅𝑎𝐿 4
NuL = 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1+( 𝑃𝑟 ) ]
1
0,67 .(4,72.108 )4
= 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1+(0,7027) ]
= 76,374
NuL . 𝑘
ℎ1 =
𝐿
76,374. 28,59. 10−3 W/ m. K
=
1,33 𝑚
= 1,642 𝑊/𝑚2 . 𝐾
53
Panjang karakteristik
𝐿 = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝑃𝑙𝑎𝑡𝑉𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 = 1,138 𝑚
𝘨𝛽(𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝐿3
𝑅𝑎𝐿 =
𝜈𝛼
𝑚
9,81 𝑠2
. 0,003021 𝐾 −1 . (332,8 − 329,3)K. (1,138 𝑚)3
= 𝑚2 𝑚2
19,1. 10−6 𝑠 𝑥 27,088. 10−6 𝑠
= 295.433.634,8
Bilangan Nusselt
Dengan hasil nilai dari RaL= 2,95. 108 , besarnya
nilai tersebut merupakan Laminar, dengan batas
yang bersumber dari dari buku Fundamental Of
Heat And Mass Transfer ialah RaL≤ 109 . Maka
rumus Nuselt yang digunakan ialah :
1
0,67 𝑅𝑎𝐿 4
NuL = 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1+( 𝑃𝑟 ) ]
1
0,67 . (2,95. 108 )4
= 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1 + ( ) ]
0,7027
= 68,021
NuL . 𝑘
ℎ2 =
𝐿
54
68,021. 28,59. 10−3 W/ m. K
=
1,138 𝑚
= 1,709 𝑊/𝑚2 . 𝐾
𝘨𝛽(𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝐿3
𝑅𝑎𝐿 =
𝜈𝛼
=
𝑚
9,81 𝑠2
. 0,003021 𝐾 −1 . (332,8 − 329,3)K. (0,9257 𝑚)3
= 𝑚2 𝑚2
19,1. 10−6 𝑠 𝑥 27,088. 10−6 𝑠
= 175.849.124,2
Bilangan Nusselt
Dengan hasil nilai dari RaL= 1,76. 108 , besarnya
nilai tersebut merupakan Laminar, dengan batas
yang bersumber dari dari buku Fundamental Of
Heat And Mass Transfer ialah RaL≤ 109 . Maka
rumus Nuselt yang digunakan ialah :
NuL = 0,15 . RaL1/3
= 0,68 . 1,761/3
= 83,507
55
NuL . 𝑘
ℎ3 =
𝐿
83,507. 28,59 . 10−3 W/ m. K
=
0,9257 𝑚
𝑊
= 2,494 2 . 𝐾
𝑚
Bagian Luar
𝑇𝑠 + 𝑇∞ 304 + 301,6
𝑇𝑓 = = = 302,8 𝐾
2 2
Properti-properti fluida
Dari 𝑇𝑓 = 302,8 𝐾, maka dapat diketahui properti
fluida dari Appendix A.4 dari buku
Fundamental Of Heat And Mass Transfer, yaitu
:
𝑚2
v = 16,2 . 10-6
𝑠
-3 𝑊
k = 26,51 . 10 𝑚2 .𝐾
𝑚2
α = 22,914 . 10-6
𝑠
Pr = 0,7066
kg
𝜌 = 1,1521 m3
𝑁.𝑠
𝜇 = 185,94 x 10-7 𝑚2
1 1
𝛽 = = = 0,003303 𝐾 −1
𝑇𝑓 302,8 𝐾
𝑚
𝘨 = 9,81 2
𝑠
𝘨𝛽(𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝐿3
𝑅𝑎𝐿 =
𝜈𝛼
𝑚
9,81 𝑠2
. 0,003303 𝐾 −1 . (304 − 301,6)K. (1,33 𝑚)3
= 𝑚2 𝑚2
16,2. 10−6 𝑠
𝑥 22,914. 10−6 𝑠
= 492.791.692,5
Bilangan Nusselt
Dengan hasil nilai dari RaL= 4,93. 108 , besarnya
nilai tersebut merupakan Laminar, dengan batas
yang bersumber dari dari buku Fundamental Of
Heat And Mass Transfer ialah RaL≤ 109 . Maka
rumus Nuselt yang digunakan ialah :
1
0,67 𝑅𝑎𝐿 4
NuL =0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1+( 𝑃𝑟 ) ]
1
0,67 . (4,93. 108 )4
= 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1 + ( ) ]
0,7066
= 77,259
57
𝑁𝑢𝐿 . 𝑘
ℎ4 =
𝐿
7,259 . 26,51 . 10−3 W/ m. K
=
1,33 𝑚
= 1,539 𝑊/𝑚2 . 𝐾
Panjang karakteristik
𝐿 = Tinggi Plat Vertikal = 1,138 𝑚
𝘨𝛽(𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝐿3
𝑅𝑎𝐿 =
𝜈𝛼
𝑚
9,81 𝑠2
. 0,003303 𝐾 −1 . (304 − 301,6)𝐾. (1,138 𝑚)3
= 𝑚2 2
16,2 . 10−6 . 22,914 . 10 −6 𝑚
𝑠 𝑠
= 308.699.013
Bilangan Nusselt
Dengan hasil nilai dari RaL= 3,09 . 108 , besarnya
nilai tersebut merupakan Laminar, dengan batas
yang bersumber dari dari buku Fundamental Of
Heat And Mass Transfer ialah RaL≤ 109 . Maka
rumus Nuselt yang digunakan ialah :
1
0,67 𝑅𝑎𝐿 4
NuL = 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1+( 𝑃𝑟 ) ]
58
1
0,67 . (3,09 108 )4
= 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1 + ( ) ]
0,7066
= 68,809
NuL . k
h5 =
L w
68,809 𝑥 26,51 . 10−3 𝑚. 𝐾
=
1,138 𝑚
𝑊
= 1,603 2
𝑚 .𝐾
Panjang karakteristik
4𝐴 4𝑥(1,17𝑥0,81)
𝐿= = = 0,9257 𝑚
𝑃 2𝑥(1,117 + 0,8)
𝘨𝛽(𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝐿3
𝑅𝑎𝐿 =
𝜈𝛼
𝑚
9,81 𝑠2
. 0,003303 𝐾 −1 . (304 − 301,6)𝐾. (0,9257 𝑚)3
= 𝑚2 𝑚2
16,2. 10−6 . 22,914 . 10−6
𝑠 𝑠
= 183.010.169
Bilangan Nusselt
59
Dengan hasil nilai dari RaL= 1,83. 107 , besarnya
nilai tersebut merupakan Laminar, dengan batas
yang bersumber dari dari buku Fundamental Of
Heat And Mass Transfer ialah 107 RaL≤ 1011 .
Maka rumus Nuselt yang digunakan ialah :
1
𝑁𝑢𝐿 = 0,27 . 𝑅𝑎𝐿 4
1
= 0,27 . (1,83. 107 )4
= 31,404
𝑁𝑢𝐿 . 𝑘
ℎ6 =
𝐿
31,404. 26,51 . 10−3 m. K
=
0,9257 𝑚
𝑊
= 0,869 2
𝑚 .𝐾
60
Perhitungan kerugian panas pada oven:
1 𝐿1 𝐿2 𝐿3 1
𝑅𝑡𝑜𝑡1 = +( + + )+
ℎ1 𝑘1 𝑘2 𝑘3 ℎ4
𝑚2 . 𝑜𝐾
= 1,345
𝑊
∆𝑇
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠1 = 𝑥 𝐴1
𝑅𝑡𝑜𝑡1
= 29,054 𝑊
2. Dinding bagian kanan (Qloss2)
𝑅𝑡𝑜𝑡2 = 𝑅𝑡𝑜𝑡1
∆𝑇
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠2 = 𝑥 𝐴2
𝑅𝑡𝑜𝑡1
= 23,018 𝑊
61
= 29,054 𝑊
1 𝐿1 𝐿2 𝐿3 1
𝑅𝑡𝑜𝑡4 = +( + + )+
ℎ2 𝑘1 𝑘2 𝑘3 ℎ5
𝑚2 . 𝑜𝐾
= 1,296
𝑊
∆𝑇
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠4 = 𝑥 𝐴4
𝑅𝑡𝑜𝑡4
1 𝐿1 𝐿2 𝐿3 1
𝑅𝑡𝑜𝑡5 = +( + + )+
ℎ3 𝑘1 𝑘2 𝑘3 ℎ6
𝑚2 . 𝑜𝐾
= 1,638
𝑊
∆𝑇
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠5 = 𝑥 𝐴5
𝑅𝑡𝑜𝑡5
62
(329,3 − 301,6) 𝑜𝐾. 𝑊
= 𝑥 0,9477 𝑚2
1,638 𝑚2 . 𝑜𝐾
= 16,031 𝑊
𝑚̇ = 𝜌 𝑥 𝑉𝑐𝑒𝑟𝑜𝑏𝑜𝑛𝑔 𝑥 𝐴𝑐𝑒𝑟𝑜𝑏𝑜𝑛𝑔
kg 𝑚
= 1,1561 3 𝑥 0,763 𝑥 0,0081 𝑚2
m 𝑠
𝑘𝑔
= 7,114 𝑥10−3
𝑠
Qsensibel = ṁ x Cp x ∆T
= 7,114 x 10-3 kg/s x 1,0071 kJ/kg.K (329,3-301,6)K.W
= 198,449 W
63
Kecepatan aliran
udara Qsensibel(W)
(m/s)
1,27 198,449
0,99 192,206
0,66 162,199
0,43 151,279
0,18 127,133
Qeksfiltrasi = ṁ x Cp x ∆T
kg kJ
= 7,069 x 10-3 s x 1,008kg.Kx (329,3 – 301,6) K
= 177,832 W
64
Pada temperature permukaan buah pisang rata-ratanya
adalah 53,40C, maka sifat-sifat air pada suhu tersebut
menurut Tabel A6 adalah :
kJ
hfg = 2374,64
kg
ṁ
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛
=
𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛
(1 − 0,585)𝑘𝑔
=
240 menit x 60s/1menit
kg
= 4,063 . 10-5 s
Maka, Qevap
Qevap = ṁ x hfg
kg kJ
= 4,063 . 10-5 s x 2374,64kg
= 99,469 W
Setelah dilakukan beberapa kali pengujian dengan
variasi kecepatan aliran udara di cerobong, didapatkan
data sebagai berikut:
65
4.3.5 Perhitungan Qloss (W) pada ruang bakar oven
Perhitungan kalor yang terbuang yang terdapat
pada ruang bakar dihitung dengan menggunakan
persamaan energy yang didapat dari neraca kalor.
Bagian Dalam
Temperatur rata-rata antara temperature ruang bakar
oven dan temperature surface plate bagian dalam.
𝑇𝑠 + 𝑇∞ 357,55 + 354,7
𝑇𝑓 = = = 356,125 𝐾
2 2
Properti-properti fluida
Dari Tf= 356,125 K, maka dapat diketahui
property fluida dari Appendix A.4 dari buku
Fundamental Of Heat And Mass Transfer, yaitu
:
𝑚2
v = 21,59 . 10-6 𝑠
3 𝑊
k = 30,5 . 10 2
𝑚 .𝐾
𝑚2
α = 30,93 . 106
𝑠
Pr = 0,6988
kg
𝜌 = 0,9798 m3
𝑁.𝑠
𝜇 = 211 x 10-7𝑚2
1 1
𝛽 = = = 2,81 𝑥 10−3 𝐾 −1
𝑇𝑓 363,325 𝐾
𝑚
𝘨 = 9,81 2
𝑠
66
L = Tinggi Ruang Bakar = 0,5 m
𝑚
9,81 𝑠2
. 0,0281 𝐾 −1 . (357,55 − 354,7)𝐾. (0,5 𝑚)3
= 𝑚2 𝑚2
21,59 . 10−6 𝑠 . 30,93 . 10−6 𝑠
= 14.695.651,89
Bilangan Nusselt
Dengan hasil nilai dari RaL= 14.695.651,89 maka,
besarnya nilai tersebut merupakan Laminar, dengan
batas yang bersumber dari dari buku Fundamental
Of Heat And Mass Transfer ialah RaL <109 . Maka
rumus Nuselt yang digunakan ialah :
1
0,67 𝑅𝑎𝐿 4
NuL = 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1+( 𝑃𝑟 ) ]
1
0,67 . (1,469 108 )4
= 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1 + ( ) ]
0,6988
= 32,464
𝑚
9,81 . 0,0281 𝐾 −1 . (357,55 − 354,7)𝐾. (0,4 𝑚)3
𝑠2
= 𝑚2 𝑚2
21,59 . 10−6 𝑠
. 30,93 . 10−6 𝑠
= 7.524.173,767
Bilangan Nusselt
Dengan hasil nilai dari RaL= 7.524.173.767 maka,
besarnya nilai tersebut merupakan Laminar,
dengan batas yang bersumber dari dari buku
Fundamental Of Heat And Mass Transfer ialah
RaL <109 . Maka rumus Nuselt yang digunakan
ialah :
1
0,67 𝑅𝑎𝐿 4
NuL = 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1+( 𝑃𝑟 ) ]
1
0,67 . (7,524 107 )4
= 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1 + (0,6988) ]
= 27,566
𝑇𝑠 + 𝑇∞ 305,9 + 301,6
𝑇𝑓 = = = 303,76 𝐾
2 2
Properti-properti fluida
Dari Tf= 303,76 K, maka dapat diketahui
property fluida dari Appendix A.4 dari buku
Fundamental Of Heat And Mass Transfer, yaitu
:
𝑚2
v = 16,339 . 10-6
𝑠
kg
𝜌 = 1,1466 m3
𝑊
k = 26,63 . 10-3 𝑚2 .𝐾
𝑚2
α = 23,16 . 10-6 𝑠
Pr = 0,7064
1 1
𝛽 = = = 0,00329 𝐾 −1
𝑇𝑓 304,46 𝐾
𝑚
𝘨 = 9,81 2
𝑠
69
𝑚
9,81 𝑠2
. 0,0281 𝐾 −1 . (305,9 − 301,6)𝐾. (0,5 𝑚)3
= 𝑚2 𝑚2
16,339 . 10−6 . 23,16 . 10−6
𝑠 𝑠
= 46.138.869
Bilangan Nusselt
Dengan hasil nilai dari RaL= 4,614. 108 , besarnya
nilai tersebut merupakan Laminar, dengan batas
yang bersumber dari dari buku Fundamental Of
Heat And Mass Transfer ialah RaL≤ 109 . Maka
rumus Nuselt yang digunakan ialah :
1
0,67 𝑅𝑎𝐿 4
NuL =0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1+( 𝑃𝑟 ) ]
1
0,67 . (4,614. 108 )4
= 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1 + (0,7064) ]
= 42,988
70
4. Perhitungan Koefisien Konveksi dinding bagian kiri
lapisan luar ruang bakar oven.
Panjang karakteristik
𝐿 = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑃𝑙𝑎𝑡 𝑉𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 = 0,4 𝑚
𝑚
9,81 𝑠2
. 0,0281 𝐾 −1 . (305,9 − 301,6)𝐾. (0,4 𝑚)3
= 𝑚2 𝑚2
16,339 . 10−6 . 23,16 . 10−6
𝑠 𝑠
= 23.623.101,01
Bilangan Nusselt
Dengan hasil nilai dari RaL= 2,36 . 107 , besarnya
nilai tersebut merupakan Laminar, dengan batas
yang bersumber dari dari buku Fundamental Of
Heat And Mass Transfer ialah RaL≤ 109 . Maka
rumus Nuselt yang digunakan ialah :
1
0,67 𝑅𝑎𝐿 4
NuL =0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1+( 𝑃𝑟 ) ]
1
0,67 . (2,36. 107 )4
= 0,68 + 4
9 9
0,492 16
[1 + ( ) ]
0,7064
= 36,468
NuL . k
h4 =
L
71
w
36,468. 26,63 . 10−3 𝑚. 𝐾
=
0,4 𝑚
𝑊
= 2,225 2
𝑚 .𝐾
𝑚2 . 𝑜𝐾
= 0,974
𝑊
∆𝑇
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠1 = 𝑥 𝐴𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛
𝑅𝑡𝑜𝑡1
𝑚2 . 𝑜𝐾
= 1,131
𝑊
∆𝑇
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠2 = 𝑅𝑡𝑜𝑡2
𝑥 𝐴𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
72
(357,55 − 301,6) 𝑜𝐾. 𝑊
= 𝑥 0,324 𝑚2
1,131𝑚2 . 𝑜𝐾
= 16,022 𝑊
𝑚2 . 𝑜𝐾
= 1,131
𝑊
∆𝑇
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠4 = 𝑅𝑡𝑜𝑡4
𝑥 𝐴𝑏𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑛𝑔
𝑄 𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑠𝑖 + 𝑄𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑏𝑙𝑒
η Oven =
𝑄 𝑖𝑛
198,449 + 96,469
= 𝑥100%
600 𝑊𝑎𝑡𝑡
= 49,15 %
Setelah dilakukan beberapa kali pengujian dengan
variasi waktu, didapatkan data sebagai berikut:
74
bekerja = 15 menit dan waktu oven mengalami
temperature drop = 30 menit.
𝑡 𝑤𝑜𝑟𝑘
Hcycle =
𝑡ℎ + 𝑡𝑠
240
=
15 + 30
=5x
Waktu total pemanasan :
t 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 = t ℎ𝑒𝑎𝑡 x Hcycle
= 15 x 5
= 75 menit
75
Tabel 4.9 Hasil Pengujian dengan Variasi Kecepatan
Aliran Udara Ventilasi
76
Pengaruh Kecepatan Terhadap
Efisiensi
60
50
40 R² = 0,9697
Efisiensi (%)
30
20
10
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Kecepatan Aliran (m/s)
77
Pengaruh Kecepatan Terhadap QTotal
Loss
660,0000
640,0000
R² = 0,9663
620,0000
QTotal Loss
600,0000
580,0000
560,0000
540,0000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Kecepatan Aliran (m/s)
78
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada bab sebelumnya telah diketahui bahwa tugas akhir
ini berupa pengujian dan perhitungan, dimana pengujian
menggunakan oven dengan dimensi 1,170 meter x 0,810 meter
x 1,825 meter dan untuk perhitungan menggunakan rumus
pendekatan Free Convection (bagian luar dan dalam oven). Dan
dari beberapa kali pengujian dan perhitungan tersebut
didapatkan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan
efisiensi dari oven pengering ini.
Dari hasil pengujian pengeringan buah pisang,
didapatkan suatu data sebagai berikut:
1. Kerugian panas (Qloss) terbesar yaitu sebesar 705,393 W
terdapat pada saat kecepatan udara 0,99 m/s, sedangkan
kerugian panas (Qloss) terkecil, yaitu sebesar 547,683 W
terdapat pada saat kecepatan udara 0,18 m/s.
2. Kalor Penguapan (Qevap) terbesar yaitu 100,613 W pada
saat kecepatan udara 0,43 m/s dan (Qevap) terkecil yaitu
95,761 W pada saat kecepatan udara 0,18 m/s.
3. Efisiensi Oven terbesar yaitu 53,49% didapat pada variasi
kecepatan udara 0,99 m/s, sedangkan efisiensi oven
terkecil yaitu 37,149% didapat pada saat kecepatan udara
0,18 m/s.
4. Biaya proses pengeringan termahal terdapat pada variasi
kecepatan udara 1,27 m/s yaitu Rp 11.879, sedangkan
biaya proses pengeringan termurah terdapat pada variasi
kecepatan udara 0,18 m/s yaitu Rp 7.409,18
Jadi semakin tinggi kecepatan aliran udara yang keluar
melalui cerobong, maka semakin tinggi pula efisiensi yang di
dapatkan dalam proses pengeringan buah pisang di dalam oven.
Tetapi juga menghasilkan kerugian panas pada dinding oven
yang semakin tinggi, sehingga membutuhkan biaya proses
pengeringan yang semakin tinggi pula.
79
Dari proses pengujian pengeringan buah pisang
kecepatan aliran udara yang keluar melalui cerobong terefisien
adalah sekitar 0,99 m/s, karena memiliki efisiensi termis oven
tertinggi daripada 4 percobaan lainnya. Tetapi kondisi ini tidak
bisa dikatakan kondisi teroptimal, karena pada kondisi ini
memiliki kerugian panas pada dinding oven tertinggi yaitu
705,393 W.
Korelasi dari kecepatan aliran udara ventilasi terhadap
efisiensi oven pengeringan buah pisang adalah pada kecepatan
udara optimal pengeringan buah pisang, dimana kecepatan
udara sekitar 0,99 m/s menghasilkan efisiensi yang tertinggi
yaitu 53,49%. Dengan waktu proses pengeringan yang sama
pada seluruh percobaan yaitu selama 4 jam, tidak bisa diambil
kesimpulan bahwa makin tinggi kecepatan udara yang keluar
melalui cerobong makin tinggi efisiensi oven yang diperoleh.
5.2 Saran
1. Diperlukan pengecilan dimensi ruang pemanas pada
oven pengering, tujuannya mempercepat proses
pemanasan dan mengurangi kerugian panas yang keluar
melalui dinding-dinding ruang bakar.
2. Membuat sensor untuk mengetahui kadar air dalam
produk, untuk memudahkan identifikasi selesainya
proses pengeringan.
3. Perlu dilakukan pengujian kembali dengan range
variasi yang lebih banyak, hingga diperoleh titik
puncak (pick point) dari nilai efisiensi oven.
4. Saat proses pengeringan terjadi aliran udara panas
mengalir melalui celah atau tingkatan rak dalam oven,
bila jarak antar rak diperkecil atau jumlah rak ditambah
mungkin dapat meningkatkan efektifitas dari oven ini
mengingat temperatur keluar oven melalui cerobong
masih tergolong tinggi.
80
DAFTAR PUSTAKA
79
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7