Disusun Oleh:
Muhammad Rahmanda
2401101110062
Nama Mahasiswa
: Muhamad Rahmanda
NPM
: 240110110062
Program Studi
: Teknik Pertanian
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian,
Tempat Praktek
Tanggal Praktek
Judul PKL
Menyetujui,
Dosen Pembimbing PKL
Mengetahui,
Koordinator PKL TMIP
: Muhammad Rahmanda
NPM
: 240110110062
Program Studi
: Teknik Pertanian
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Badan
Tempat Praktek
Tanggal Praktek
Judul PKL
Tanggal Laporan
: 4 Februari 2015
Nilai
Dosen
Pembimbing
Nilai
Pembimbing
Lapangan
Nilai Akhir
:
:
Menyetujui,
Dosen Pembimbing PKL
Mengetahui,
Koordinator PKL TMIP
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendakNya laporan praktek keja lapang yang berjudul Mempelajari
Komponen Pada Motor Servo ini dapat terselesaikan.
Laporan ini berisikan hasil kegiatan yang telah dilakukan selama
menjalani praktek kerja lapang di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian pada 5 Januari 2015 sampai 6 Februari 2015. Laporan ini disusun untuk
memenuhi syarat tugas mata kuliah praktek kerja lapang jurusan Teknik dan
Manajemen Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas
Padjadjaran.
Dalam penyelesaian laporan ini terdapat berbagai kesulitan, yang
disebabkan karena terbatasnya ilmu yang dimiliki, oleh sebab itu sudah
sepantasnya penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak yang sudah
membantu dalam proses penyelesaian laporan dan kepada pihak yang telah
membantu pada saat kegiatan praktek kerja lapang berlangsung. Ucapan
terimakasih tersebut disampaikan kepada:
1. Dedy Prijatna, Ir., MP selaku dosen pembimbing Praktek Kerja Lapang
yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyusunan
materi laporan ini.
2. Mardison S, STP., M.Si selaku pembimbing lapangan yang telah banyak
membimbing baik saat kegiatan praktek kerja lapang dan penyusunan
laporan, serta telah memberikan banyak ilmunya kepada penulis.
3. Asri Widyasanti, STP., M.Eng selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah
Praktek Kerja Lapang Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran, yang telah
memberikan pengarahan dalam penyelenggaraan praktek kerja lapang.
4. Dr. Ir Astu Unadi, M.Eng selaku pimpinan Balai Besar Pengebangan
Mekanisasi Pertanian yang telah memberikan ijin untuk melakukan
kegiatan praktek kerja lapang di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian.
iii
melakukan
Penulis
iv
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1
1.2
1.3
1.5
1.6
Metode Penulisan.................................................................................... 3
2.2
2.3
2.4
Mekatronika ............................................................................................ 5
vi
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Judul
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dokumentasi .............................................................................................. 38
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teknologi pertanian merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan
Balai
Besar
Pengembangan
Mekanisasi
Pertanian
(BBP-Mektan)
1.2
1.3
1.3.1
Tujuan Umum
Tujuan umum dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah:
1.3.2
Tujuan Khusus
1.4
1.5
1.6
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan praktek kerja lapang ini
BAB II
MEMPELAJARI MEKANISME MOTOR SERVO
2.1
Jenis Kegiatan
Kegiatan yang ada di Balai Besar Penelitian Mekanisasi Pertanian terdapat
sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya
teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah menggunakan
teknologi elektronika atau sensor, image processing, bahkan sampai teknologi
robotik. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi,
pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
2.2
Alat Kegiatan
Alat-alat yang terdapat pada rangkaian sistem kerja motor diantaranya
yaitu:
1. Motor Servo
2. Motor Kontrol
3. Komponen Pendukung
4. Alat Alat di Laboratorium Instrumentasi & Otomatisasi
2.3
Teknologi Pertanian
Teknologi merupakan suatu alat atau mesin yang digunakan untuk
Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan
engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada
pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar
pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap
lainnya. Menurut Hadiutomo (2012), teknologi pertanian adalah penerapan ilmu
pengetahuan atau perangkat modern dalam pelaksanaan mendayagunakan sumber
daya alam serta sumber daya pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia. Teknologi pertanian adalah penggabungan teknologi yang berupa alat
ataupun mesin yang digunakan dengan bidang keilmuan pertanian.
Dalam hal ini segala kegiatan yang dilakukan di sektor pertanian perlahanlahan dialihkan untuk menggunakan teknologi modern, menggantikan peralatan
tradisional sebelumnya. Adapun aplikasi penggunaan teknologi modern pada
bidang pertanian yaitu penggunaan traktor yang menggantikan cangkul untuk
dilahan sawah, mesin perontok padi, alat sortasi buah, dan lain lain. Dengan
adanya peran teknologi pertanian maka diharapkan akan dapat meningkatkan
kualitas hasil pertanian, serta memudahkan bagi para pengelola sektor pertanian
untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal.
Menurut Mardikanto (1993), suatu teknologi atau ide baru akan diterima
oleh petani jika:
1. Memberi keuntungan ekonomi bila teknologi tersebut diterapkan (profitability)
2. Teknologi tersebut sesuai dengan lingkungan budaya setempat
3. Kesesuai dengan lingkungan fisik (physical compatibility)
4. Teknologi tersebut memiliki kemudahan jika diterapkan
5. Penghematan tenaga kerja dan waktu dan
6. Ttidak memerlukan biaya yang besar jika teknologi tersebut diterapkan
2.4
Mekatronika
Mektronika adalah ilmu yang menggabungkan alat mesin yang sudah ada
dengan ilmu elektronika dari sebuah perangkat agar bisa dikendalikan dan
dikontrol. Menurut Lussiana (2011), mekatronik adalah teknologi atau rekayasa
yang menggabungkan teknologi tentang mesin, elektronika, dan informatika untuk
merancang, memproduksi, mengoperasikan dan memelihara sistem untuk
2.4.1
Sistem Kontrol
Sistem kontrol adalah sekumpulan komponen yang bekerja sama di bawah
Sistem kontrol dimulai melalui tahapan dimulai dari input yang pada
umumnya berupa sinyal dari sebuah sensor yang dapat merubah besaran fisik
menjadi besaran listrik. Setelah itu memberikan informasi mengenai besaran yang
diukur, kemudian informasi ini diproses oleh bagian proses yang berupa sistem
kendali yang dapat diprogram. Pemrosesan informasi (sinyal input) menghasilkan
sinyal output yang berupa arus atau tegangan dan selanjutnya digunakan untuk
menggerakkan aktuator.
Secara umum, sistem kontrol dapat dibagi menjadi dua kelompok, sistem
kalang terbuka (open loop) dan kalang tertutup (closed loop). Menurut Elisa
(2014), di dalam sistem kontrol kalang terbuka, secara mandiri pengontrol
menghitung nilai tepat dari tegangan atau arus yang dibutuhkan aktuator untuk
melakukan tugasnya dan lalu mengirimkan sinyal tersebut. Tetapi dengan cara
begini, pengontrol sesungguhnya tidak pernah tahu apakah aktuator melakukan
yang seharusnya dilakukan karena tidak ada umpan balik (feedback). Sistem ini
secara mutlak tergantung pada pengontrol mengetahui karakteristik kerja dari
aktuator. Dalam sistem kontrol kalang tertutup, output dari proses (variabel
terkontrol) secara terus menerus dipantau oleh suatu sensor. Sensor mencuplik
output sistem dan mengubah hasil pengukuran ini menjadi sinyal elektrik yang
dikirimkannya balik kepada pengontrol dan dapat membuat penyesuaian apa pun
yang dibutuhkan untuk mempertahankan output pada nilai yang semestinya.
Aktuator
Aktuator merupakan alat daya yang menghasilkan masukan ke plant sesuai
dengan sinyal kontrol sedemikian sehingga sinyal umpan balik akan berkaitan
denga sinyal masukan acuan. Pada sistem pengaturan, kebanyakan sinyal kontrol
yang dihasilkan oleh kotroller dibutuhkan aktuator sebagai penggerak dari
perintah sinyal masukan. Menurut Hakim (2013), aktuator merupakan komponen
penguat dan pengkonversi daya yang berfungsi untuk menguatkan sinyal kontrol
yang berasal dari kontroller menjadi sinyal baru dengan daya yang besar dan
sesuai dengan daya yang dibutuhkan oleh plant.
Menurut Frank (2001), adapun beberapa jenis aktuator yang umum dipakai
yaitu relai, selenoid, stepper, dan motor DC.
-
Relai adalah alat yang dioperasikan dengan listrik dan secara mekanis
mengontrol penghubungan rangkaian listrik, bermanfaat untuk kontrol jarak
jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal
kontrol tegangan dan arus rendah. Bekerja berdasarkan pembentukan
elektromagnet yang menggerakkan elektromekanis penghubung dari dua atau
lebih titik penghubung (konektor) rangkaian sehingga dapat menghasilkan
kondisi kontak ON atau kontak OFF atau kombinasi dari keduanya.
Selenoid adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik atau arus
listrik menjadi gerakan mekanis linear. Terbentuk dari kumparan dengan inti
besi yang dapat bergerak, besarnya gaya tarikan atau dorongan yang
dihasilkan adalah ditentukan dengan jumlah lilitan kumparan tembaga dan
besar arus yang mengalir melalui kumparan.
8
Stepper adalah alat yang mengubah pulsa listrik yang diberikan menjadi
gerakan rotor discret (berlainan) yang disebut step (langkah). Satu putaran
motor memerlukan 360 derajat dengan jumlah langkah yang tertentu
perderajatnya. Ukuran kerja dari stepper biasanya diberikan dalam jumlah
langkah per-putaran per-detik. Motor stepper mempunyai kecepatan dan torsi
yang rendah namun memiliki kontrol gerakan posisi yang cermat, hal ini
dikarenakan memiliki beberapa segment kutub kumparan.
kontroller. Misalnya pada suatu robot pencari cahaya, jika terdapat cahaya, maka
sensor akan memberikan informasi pada kontroller yang kemudian akan
memerintah pada aktuator untuk bergerak mendekati arah sumber cahaya.
(Gamayanti, 2011)
2.5
Motor Servo
Motor servo merupakan motor dc seperti kebanyakan, akan tetapi
akan tetap berada di posisi sudut poros. Bila sinyal kode berubah, posisi sudut
poros berubah. Aplikasi servo banyak ditemui pada radio control pesawatterbang
model (aeromodelling), mobil radio control, boneka mainan, dan tentunya robot.
Motor servo menggunakan motor dc yang prinsip kerjanya adalah
merubah energi listrik menjadi energi mekanik. Menurut Prawitasari (2010),
dalam mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, terdapat magnet
permanen yang berperan besar. Arus listrik yang mengalir melalui kumparan
motor akan menghasilkan medan magnet, sehingga terjadi interaksi antara dua
medan magnet, yaitu yang berasal dari magnet permanen dan dari kumparan
motor. Resultan dari kedua medan magnet tersebut akan menghasilkan torsi yang
membuat motor berputar.
Menurut Rois (2010), motor servo terdiri dari rangkaian pengontrol, gear,
potensiometer dan DC motor. Potensiometer terhubung dengan gear demikian
pula DC motor. Ketika DC motor diberi signal oleh rangkaian pengontrol maka
dia akan bergerak demikian pula potensiometer dan otomatis akan mengubah
resistansinya. Rangkaian pengontrol akan mengamati perubahan resistansi dan
ketika resistansi mencapai nilai yang diinginkan maka motor akan berhenti pada
posisi yang diinginkan.
Sirkuit motor servo memiliki tiga buah pin, yaitu : power, ground, dan
sinyal. Pin power biasanya berwarna merah dan dihubungkan dengan sumber
tegangan 5 V (biasanya), pin ground berwarna hitam atau coklat dan dihubungkan
dengan ground dari sumber tegangan, dan pin sinyal berwarna kuning, oranye,
atau putih, dan dihubungkan dengan sistem pengendali digital untuk pemberian
sinyal PWM (pulse width modulation).
10
2.5.1
-
dilepas sehingga motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW)
tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu).
2.5.2
adalah servo loop tertutup yang menggunakan umpan balik posisi untuk
mengontrol gerakan dan posisi akhir. Menurut Prawitasari (2013), masukan
kontrolnya adalah beberapa sinyal, baik analog atau digital, yang mewakili posisi
yang diperintahkan untuk poros output. Karena motor servo mempunyai control
loop untuk memeriksa apakah state mereka berada di dalam, mereka umumnya
lebih handal daripada motor stepper. Bila motor stepper gagal dalam suatu step
karena suatu hal, tidak ada control loop untuk mengkompensasi gerakan. Control
loop pada motor servo secara tetap memeriksa apakah motor dalam lintasan yang
benar dan jika tidak maka dilakukan adjusment yang diperlukan
Menurut Elisa (2014), motor dipasangkan dengan beberapa jenis encoder
untuk memberikan posisi dan kecepatan umpan balik. Dalam kasus yang paling
sederhana, hanya posisi yang diukur. Posisi diukur dari output dibandingkan
dengan posisi perintah, input eksternal ke controller. Jika posisi keluaran berbeda
dari yang diperlukan, sinyal error yang dihasilkan yang kemudian menyebabkan
motor berputar pada kedua arah, yang diperlukan untuk membawa poros output ke
posisi yang sesuai. Sebagai pendekatan posisi, sinyal error tereduksi menjadi nol
dan motor berhenti.
.
11
2.5.3
Menurut Syahrul (2009), motor servo terdiri dari beberapa bagian utama:
motor dan gearbox, sensor posisi, error amplifier dan motor driver serta sirkuit
yang mendekode posisi yang diminta. Gambar 4 menunjukkan diagram blok
motor servo (typical). control receiver (atau kontroler lainnya) membangkitkan
suatu pulsa yang lebarnya berubah sekitar setiap 20 ms. Pulsa ini lebarnya
biasanya antara 1 dan 2 ms. Lebar pulsa digunakan oleh servo untuk menentukan
posisi rotasi yang dikehendaki.
12
ini mengisi muatan kapasitor pada kecepatan konstan selama pulsa dalam
keadaan high. Bila pulsa menuju low, muatan pada kapasitor diumpankan ke
output via buffer amplifier yang sesuai. Tegangan output disangga dan juga
tidak turun secara signifikan antara pulsa- pulsa kontrol sehingga lebar waktu
antara pulsa-pulsa tidaklah kritis. Ini pada dasarnya menghasilkan suatu
tegangan yang sesuai dengan lebar pulsa yang dikenakan. (Syahrul, 2009)
- Position Sensor
Position sensor disini merupakan sebuah potensiometer pada motor servo
untuk mengatur posisi motor. Arus posisi rotasi poros (keluaran motor servo)
dibaca oleh sebuah sensor. Menurut Nemesis (2006), sensor posisi kemudian
mengumpankan nilai arus ke error amplifier yang membandingkan arus posisi
dengan posisi yang diperintahkan dari pulse width to voltage converter. Jumlah
daya yang digunakan pada motor adalah sebanding dengan jarak yang ditempuh.
Jadi, jika diperlukan poros berputar dengan jarak yang besar, motor akan berjalan
pada kecepatan penuh. Jika diperlukan hanya putaran kecil, motor akan berjalan
pada kecepatan lebih lambat.
Sensor ini biasanya adalah sebuah potensiometer (variable resistor) yang
menghasilkan tegangan yang sesuai dengan sudut mutlak poros. Potensiometer
memungkinkan sirkuit kontrol untuk memonitor arus sudut motor servo. Jika
poros motor berada pada sudut yang benar, maka motor mengunci. Jika sirkuit
mendapatkan sudut yang tidak benar, dia akan memutar motor ke arah yang benar
hingga sudutnya benar. Output poros motor servo dapat berputar sekitar 180
derajat. (Hakim, 2013) Umumnya, rentang putaran hingga 210 derajat tergantung
pabrik. Motor servo normal digunakan untuk mengontrol gerakan sudut (angular
motion) antara 0 dan 180 derajat.
-
Error Amplifier
Error amplifier adalah untuk mendeteksi perbedaan tegangan input dengan
output dan mengubah perbedaan ini menjadi sinyal elektrik yang dikirimkannya
balik kepada pengontrol sehingga nilai output akan sesuai dengan yang
diperintahkan. Menurut Syahrul (2009), error amplifier adalah sebuah penguat
13
operasional dengan umpan balik negatif. Amplifier ini akan selalu mencoba
memperkecil perbedaan antara input inverting dan non-inverting dengan mendrive outputnya ke arah yang benar.
Keluaran error amplifier digunakan untuk men-drive motor servo.
P r i n s i p k e r j a n y a y a i t u jika bernilai positip, motor servo akan berputar
dalam suatu arah, jika negatip maka sebaliknya. Hal ini mengizinkan error
amplifier mengurangi beda tegangan antara inputnya dan juga membuat motor
servo menuju ke posisi yang diperintahkan.. (Syahrul, 2009)
-
menentukan posisi motor servo dengan lebar pulsa. Menurut Sugiyono (2010),
Pulse Width Modulation secara umum adalah sebuah cara memanipulasi lebar
sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda, untuk mendapatkan
tegangan rata-rata yang berbeda. Sedangkan menurut Rudito (2010), Pulse Width
Modulation (PWM) merupakan salah satu teknik untuk
mendapatkan signal
14
dan di nyatakan dalam bentuk (%) dengan range 0% sampai 100%, sebagai
contoh jika sinyal berada dalam kondisi high terus menerus artinya memiliki duty
cycle sebesar 100%. Jika waktu sinyal keadaan high sama dengan keadaan low
maka sinyal mempunyai duty cycle sebesar 50%.Sebenarnya Sinyal PWM dapat
dibangkitkan dengan banyak cara, dapat menggunakan metode analog dengan
menggunakan rankaian op-amp atau dengan menggunakan metode
digital.
2.5.4
adalah:
15
Tidak bising
Beberapa kekurangan motor servo dibandingkan dengan motor stepper
adalah:
2.6
2.6.1
gerabah melalui belt. Driver motor ini mendapat input analog dari rangkaian
DAC. Input SP yang berfungsi untuk menjalankan motor, pedal yang satu
memutar potensiometer ke kiri dan yaNg satu lagi memutar ke kanan. Output dari
potensiometer ini berupa tegangan yang merupakan SP, setelah itu display LCD
untuk menampilkan nilai SP dan PV.
Sedangkan untuk sistem mekanisnya motor servo yang kecepatannya
dikontrol menggunakan fuzzy logic dihubungkan dengan transmisi belt antara puli
motor dengan puli pemutar gerabah.
2.6.2
17
kentang yang bervariasi dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, oleh
karena itu diperlukan proses proses pemotongan kentang yang cepat dan tepat.
Bila proses pemotongan dilakukan dengan tenaga manusia sangat tidak efisien,
sehingga dirancanglah mesin pemotong kentang yang bekerja secara otomatis.
Penggunaan motor servo untuk mesin pemotong kentang ini bertujuan agar
mendapatkan respon pengaturan posisi yang tepat. Untuk mengontrol banyaknya
18
kentang yang masuk digunakanlah limit switch sebagai peralatan input pemberi
sinyal dan photo transistor sebagai sensor untuk mengontrol ada tidaknya input
(berupa gangguan pada penerimaan cahaya) yang terhalang oleh masuknya
kentang sehingga dapat memberikan respon bahwa mesin dalam keadaan siap.
Dari peralatan input tersebut memberi sinyal ke PLC untuk menunjukan posisi.
Dari sinyal input tersebut diproses oleh PLC sesuai dengan urutan proses kerja
mesin yang ditulis berupa ladder diagram pada komputer dan disimpan pada
RAM yang terdapat pada CPU PLC. Kemudian PLC mengirimkan sinyal output
yang diberikan pada rangkaian driver lalu ke motor-motor penggerak.
Pada awal proses, pendorong kentang selalu berada dekat dengan posisi
motor. Motor 1 berputar searah jarum jam sehingga ulir memutar ke kanan
menggerakkan pendorong kentang menuju ke mata pisau, jika pendorong kentang
menyentuh limit switch 1 yang dipasang sejajar di atas mata pisau maka motor
berputar balik melawan arah putaran jarum jam sehingga ulir memutar ke kiri dan
menggerakkan pendorong kentang mundur selama waktu yang ditentukan hingga
motor 1 berhenti.
Setelah motor 1 selesai bekerja maka akan dilanjutkan dengan proses pada
motor 2 dan 3 yang masing-masing memiliki limit switch yang digunakan untuk
memutar kembali motor-motor tersebut. Alat pemotong yang digunakan yaitu
berupa mata pisau yang berbeda sesuai dengan bentuk potongan yang diinginkan.
19
2.7
pada tahun 2013. Adapun tugas dari kelompok perekayasa otomasi dan
instrumentasi diantaranya yaitu:
-
panen
pertanian
untuk
meningkatkan
daya
saing
Melakukan rekayasa teknik kendali, teknik sensor dan oleh citra untuk alat
dan mesin pascapanen dan pengolahan.
20
21
BAB III
PENUTUP
Kegiatan praktek kerja lapang yang telah dilaksanakan kurang lebih satu
bulan lamanya merupakan suatu pembekalan bagi mahasiswa untuk bisa
mengetahui bagaimana proses rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam sebuah
instanti tertentu. Selain itu, praktek kerja lapang merupakan salah satu penerapan
dan aplikasi dari hasil pembelajaran teori teori yang telah dipelajari selama di
perkuliahan.
Di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian khususnya di
Laboratorium Design dan Laboratorium Instrumentasi & Otomasi ini, banyak hal
yang diperoleh mengenai dunia teknologi serta penelitian, racang bangun, dan
perekayasaan alat dan mesin pertanian. Serta mempelajari penggunaan Solidwork
dan komponen-komponen instrumentasi dan otomasi. Beruntungnya kami bisa
mengambil topik tentang otomatisasi yang merupakan perakayasaan baru
ditempat ini. Aplikasi penggunaan alat otomasi pada mesin pertanian dan
mempelajari komponen dan mekanisme kerja dari motor servo. Dengan
pengontrolan motor servo menggunakan mikrokontroler dapat diperoleh
kemudahan dalam desain dan implementasi pengontrolan, yaitu dari segi
kepresisian/efektivitas tundaan waktu (delay) menggunakan PWM yang dapat
dibangkitkan melalui timer. Kecepatan motor servo dapat diatur dengan mudah
berdasarkan
perubahan
lebar
pulsa
yang
dapat
diatur
menggunakan
mikrokontroler.
Diharapkan
untuk
kedepannya
sudah
banyak
kegiatan-kegiatan
22
DAFTAR PUSTAKA
Anugrahandy, A., Argo, B. D., & Susilo, B. 2013. Perancangan Alat Sortasi
Otomatis Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) Menggunakan
Mikrokontroler AVR ATMega 16. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem Vol. 1 No. 1, 1-9.
Digital Nemesis. 2006. How R.C. Servo Motors Work. Terdapat pada:
http://www.digitalnemesis.com/info/docs/rcservo/(Diakses pada tanggal
27 Juni 2015 pukul 19.23 WIB)
Elisa. 2014. Perkenalan Dengan Sistem Kontrol. UGM. Yogyakarta
Frank D. Petruzella. 2001. Elektronik Industri. Andi Offset. Yogyakarta
Gamayanti, Nurlita. 2011. Penggunaan Aktuator. Terdapat pada
http://id.scribd.com/doc/58696748/aktuator (Diakses pada tanggal 21
Januari 2015 pukul 11.28 WIB)
Hadiutomo, K. 2012. Mekanisasi Pertanian. IPB Press. Bogor
Hakim, Nur Ilman. 2013. Pengenalan Aktuator. Terdapat pada
https://www.scribd.com/doc/124867729/Aktuator (Diakses pada tanggal
21 Januari 2015 pukul 14.15 WIB)
Lussiana, E., Hustinawati, Pertiwi, A., Kurniawan, A. B., & Permadi, Y. 2011.
Mekatronika. Universitas Gunadarma. Jakarta
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret
University. Press. Surakarta
Miarso Yusufhadi, 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta
Nugraha, D. W. 2010. Sistem Pengaturan Mesin Pemotong Kentang Berbasis
Programmable Logic Controller. Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4., 270 279.
Pertanian, K. P. 2014. Peran Litbang Mektan Dalam Mendukung Pencapaian
Target Kementan 2014. Kementrian Pertanian. Serpong
Prawitasari, N. 2013. Penggunaan Motor Servo Pada Robot. Sekolah Tinggi
Teknik - PLN. Jakarta
23
Putu,
24
LAMPIRAN
LAMPIRAN
25
a.
Mekanisasi Pertanian) merupakan salah satu unit kerja setingkat Eselon II Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang dibentuk berdasarkan SK Mentan
No. 403/Kpts/OT.210/6/2002 tertanggal 28 Juni 2002, yang diberi mandat
nasional sebagai pelaksana teknis dibidang penelitian dan pengembangan
mekanisasi pertanian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Dalam melaksanakan mandatnya
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian mengacu kepada Renstra
Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 yang merupakan acuan dan arahan
pembangunan pertanian untuk memposisikan kembali pertanian sebagai motor
penggerak pembangunan nasional melalui pencapaian 4 Target Utama
pembangunan pertanian ke depan, yaitu:
(1) Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan,
(2) Peningkatan diversifikasi pangan,
(3) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor
(4) Peningkatan kesejahteraan petani.
b.
Melakukan
penelitian,
perekayasaan
dan
pengembangan
untuk
Melakukan
sinkronisasi
program
penelitian,
perekayasaan,
26
c.
27
d.
e.
28
f.
pengembangan
dan
penerapan
teknologi
mekanisasi
analisis
kebijakan
untuk
percepatan
pengembangan
mekanisasi pertanian.
Keluaran yang diharapkan dalam litbang mekanisasi pertanian periode
2010-2014 adalah tercapainya:
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Lampiran 7 Dokumentasi
Laboratorium Design
Komponen Otomasi
38
Motor Servo
Power Supply
39
40
41
42
43