Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

MEMPELAJARI KOMPONEN PADA MOTOR SERVO

BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan


Mata Kuliah Praktek Kerja Lapang

Disusun Oleh:
Muhammad Rahmanda
2401101110062

DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

Nama Mahasiswa

: Muhamad Rahmanda

NPM

: 240110110062

Program Studi

: Teknik Pertanian
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian,

Tempat Praktek

: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian,


Kementrian Pertanian

Tanggal Praktek

: 5 Januari 2015 6 Februari 2015

Judul PKL

: Mempelajari Komponen Pada Motor Servo

Disetujui untuk diajukan sebagai laporan Praktek Kerja Lapang.

Menyetujui,
Dosen Pembimbing PKL

Pembimbing Instansi PKL

Dedy Prijatna, Ir., MP.

Mardison S, STP., M.Si

NIP. 19560420 198603 1 001

NIP. 19770328 200501 1003

Mengetahui,
Koordinator PKL TMIP

Asri Widyasanti, STP., M.Eng.


NIP. 198307252006042001

LEMBAR PENILAIAN PRAKTEK KERJA LAPANG


Nama Mahasiswa

: Muhammad Rahmanda

NPM

: 240110110062

Program Studi

: Teknik Pertanian
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Badan

Tempat Praktek

: Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Kementrian


Pertanian

Tanggal Praktek

: 5 Januari 2015 6 Februari 2015

Judul PKL

: Mempelajari Komponen Pada Motor Servo

Tanggal Laporan

: 4 Februari 2015

Nilai

Dosen

Pembimbing
Nilai

Pembimbing

Lapangan
Nilai Akhir

:
:

Menyetujui,
Dosen Pembimbing PKL

Pembimbing Instansi PKL

Dedy Prijatna, Ir., MP.

Mardison S, STP., M.Si

NIP. 19560420 198603 1 001

NIP. 19770328 200501 1003

Mengetahui,
Koordinator PKL TMIP

Asri Widyasanti, STP., M.Eng.


NIP. 198307252006042001

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendakNya laporan praktek keja lapang yang berjudul Mempelajari
Komponen Pada Motor Servo ini dapat terselesaikan.
Laporan ini berisikan hasil kegiatan yang telah dilakukan selama
menjalani praktek kerja lapang di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian pada 5 Januari 2015 sampai 6 Februari 2015. Laporan ini disusun untuk
memenuhi syarat tugas mata kuliah praktek kerja lapang jurusan Teknik dan
Manajemen Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas
Padjadjaran.
Dalam penyelesaian laporan ini terdapat berbagai kesulitan, yang
disebabkan karena terbatasnya ilmu yang dimiliki, oleh sebab itu sudah
sepantasnya penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak yang sudah
membantu dalam proses penyelesaian laporan dan kepada pihak yang telah
membantu pada saat kegiatan praktek kerja lapang berlangsung. Ucapan
terimakasih tersebut disampaikan kepada:
1. Dedy Prijatna, Ir., MP selaku dosen pembimbing Praktek Kerja Lapang
yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyusunan
materi laporan ini.
2. Mardison S, STP., M.Si selaku pembimbing lapangan yang telah banyak
membimbing baik saat kegiatan praktek kerja lapang dan penyusunan
laporan, serta telah memberikan banyak ilmunya kepada penulis.
3. Asri Widyasanti, STP., M.Eng selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah
Praktek Kerja Lapang Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran, yang telah
memberikan pengarahan dalam penyelenggaraan praktek kerja lapang.
4. Dr. Ir Astu Unadi, M.Eng selaku pimpinan Balai Besar Pengebangan
Mekanisasi Pertanian yang telah memberikan ijin untuk melakukan
kegiatan praktek kerja lapang di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian.

iii

5. Yanyan Achmad H, STP yang telah membimbing saat

melakukan

kegiatan PKL dan banyak mengajari penulis mengenai menggambar


teknik.
6. Athohillah Azadi, STP yang telah membantu penulis dalam mempelajari
mesin-mesin yang ada di BBP MEKTAN.
7. Ir. Cicik Sriyanto selaku kepala sub bagian kerjasama BBP MEKTAN
yang telah banyak membantu dalam proses pelaksanaan kerjasama PKL.
8. Seluruh karyawan, para teknisi dan semua pihak yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung.
9. Kedua orangtua penulis yang telah memberikan dukungan baik moral
maupun materi dan kasih sayang.
10. Gilang Yudha, Ricky Fibonaci, dan Rudyanto Putra yang telah bekerja
sama dengan penulis dalam melaksanakan PKL ini dan telah memberikan
semangat dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi lebih
baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Harapan penulis mudah-mudahan laporan ini dapat beguna dan dapat


menambah wawasan bagi siapapun yang membacanya.

Jatinangor, 5 Februari 2015

Penulis

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ..................... i


LEMBAR PENILAIAN PRAKTEK KERJA LAPANG .............................................. ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... vii
BAB I

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1

Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2

Maksud Praktek Kerja Lapang ............................................................... 2

1.3

Tujuan Praktek Kerja Lapang ................................................................. 2

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 2


1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 3
1.4

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang ......... 3

1.5

Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapang.............................................. 3

1.6

Metode Penulisan.................................................................................... 3

BAB II MEMPELAJARI MEKANISME MOTOR SERVO ..................................... 4


2.1

Jenis Kegiatan ......................................................................................... 4

2.2

Alat Kegiatan .......................................................................................... 4

2.3

Teknologi Pertanian ................................................................................ 4

2.4

Mekatronika ............................................................................................ 5

2.4.1 Sistem Kontrol ........................................................................................ 6


2.4.2 Aktuator .................................................................................................. 8
2.5

Motor Servo ............................................................................................ 9

2.5.1 Jenis Motor Servo ................................................................................. 11

2.5.2 Prinsip Kerja Motor Servo .................................................................... 11


2.5.3 Bagian Bagian Motor Servo .............................................................. 12
2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Motor Servo ............................................. 15
2.6

Aplikasi Motor Servo Dalam Bidang Pertanian ................................... 16

2.6.1 Aplikasi Penggunaan Motor Servo Untuk Mesin Pembuat


Gerabah ................................................................................................. 16
16
2.6.2 Aplikasi Penggunaan Motor Servo Untuk Alat Sortasi Buah Apel ...... 17
2.6.3 Aplikasi Penggunaan Motor Servo Dalam Sistem Pengaturan
Mesin Pemotong Kentang..................................................................... 18
2.7

Program Kerja Kelompok Perekayasa Otomasi & Instumentasi


Balai Besar Penelitian Mekanisasi Pertanian ....................................... 20

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 22


DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 25

vi

DAFTAR GAMBAR

No.

Judul

Halaman

1.

Sistem Kontrol Kalang Terbuka ........................................................... 7

2.

Sistem Kontrol Kalang Tertutup ........................................................... 8

3.

Komponen Bagian Dalam Motor Servo .............................................. 10

4.

Motor Servo Dan Driver ..................................................................... 12

5.

Diagram Blok Motor Servo ................................................................. 12

7.

Bentuk Sinyal Pengontrolan Motor Servo DC Standar ...................... 14

8.

Sinyal PWM dan Persamaan Vout PWM ........................................... 15

9.

Sketsa Mekanis Mesin Pembuat Gerabah ........................................... 16

10.

Blok Diagram Sistem .......................................................................... 17

11.

Desain Alat Sortasi Buah Apel ........................................................... 18

12.

Skema Mesin Pemotong Kentang ....................................................... 19

vi

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Judul

Halaman

1.

Tinjauan Umum Instansi ............................................................................ 26

2.

Surat Tugas Praktek Kerja Lapang ............................................................ 31

3.

Surat Keterangan Disetujui Praktek Kerja Lapang BPP Mektan ............... 32

4.

Surat Keterangan Selesai Praktek Kerja Lapang ....................................... 33

5.

Lembar Penilaian Pembimbing Lapangan ................................................. 34

6.

Lembar Log Book atau Catatan Harian ...................................................... 35

7.

Dokumentasi .............................................................................................. 38

vii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Teknologi pertanian merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan

perangkat modern dalam rangka mendayagunakan secara ekonomis sumberdaya


pertanian dan sumber daya alam untuk kesejahteraan manusia. Peran dari
teknologi pada mesin dan alat mesin pertanian digunakan untuk menunjang dan
memperbaiki produktifitas serta mengurangi beban kerja sehingga produktifitas
bahan hasil pertanian dapat meningkat. (Hadiutomo, 2012) Salah satu cangkupan
dari teknologi pertanian yaitu sistem pengendalian atau sistem kontrol yang
berfungsi untuk mengubah sekumpulan bahan baku tertentu (input) menjadi
produk yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya energi yang tersedia,
dengan cara yang efektif dan efisien. Dengan adanya peran teknologi ini
diharapkan adanya perubahan sistem pertanian Indonesia ke arah yang lebih maju.
Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu
atau beberapa besaran (variabel atau parameter) sehingga berada pada suatu nilai
atau range tertentu. Contoh variabel atau parameter fisik, adalah: tekanan
(pressure), aliran (flow), suhu (temperature), ketinggian (level), pH, kepadatan
(viscosity), kecepatan (velocity), dan lain-lain. Untuk sistem kontrol sendiri
mempunyai tahapan yang dimulai dari input, proses, dan diakhiri dengan output.
Input pada umumnya berupa sinyal dari sebuah sensor yang dapat merubah
besaran fisik menjadi besaran listrik. Setelah itu memberikan informasi mengenai
besaran yang diukur, kemudian informasi ini diproses oleh bagian proses yang
berupa sistem kendali yang dapat diprogram. Pemrosesan informasi (sinyal input)
menghasilkan sinyal output yang berupa arus atau tegangan dan selanjutnya
digunakan untuk menggerakkan aktuator (Elisa, 2014). Banyak diantaranya jenis
jenis aktuator diantaranya yaitu motor servo. Motor servo adalah sebuah motor
DC dengan sistem umpan balik tertutup di mana posisi dari motor akan
diinformasikan kembali oleh sensor ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor
servo. Sensor sendiri adalah komponen sistem kontrol yang berfungsi sebagai
alat indera untuk mendeteksi kondisi proses.

Balai

Besar

Pengembangan

Mekanisasi

Pertanian

(BBP-Mektan)

merupakan unit kerja Badan Litbang Kementrian Pertanian dengan tugas


utamanya adalah melakukan penelitian dan pengembangan alat dan mesin
pertanian, di samping itu BBP-Mektan juga mempunyai kewenangan untuk
melakukan pengujian alat dan mesin pertanian. Untuk saat ini di BBP-Mektan
terdapat laboratorium otomasi dan instrumentasi yang mempunyai tugas
diantaranya yaitu melakukan rekayasa dan rancang bangun prototipe alat dan
mesin pertanian berbasis otomatisasi (sensor, controller dan aktuator), robotik
(sistem otomatisasi dan artificial intelegence), dan instrumentasi dibidang
pra/pasca panen pertanian untuk meningkatkan daya saing teknologi/prototipe
serta daya saing produk yang dihasilkan. Mengingat pentingnya peran sistem
kontrol untuk mesin pertanian pada masa yang akan datang, serta untuk
mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang sistem kontrol
khususnya pada motor servo maka praktek kerja lapang dengan topik mempelajari
komponen sistem kendali motor servo sangat penting dilakukan.

1.2

Maksud Praktek Kerja Lapang


Mengaplikasikan ilmu yang didapatkan mahasiswa di perkuliahan serta

mendapatkan wawasan dan pengalaman secara kognitif, efektif, psikomotorik


mengenai kegiatan yang menjadi tugas dan fungsi instansi yang dituju yaitu Balai
Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.

1.3

Tujuan Praktek Kerja Lapang

1.3.1

Tujuan Umum
Tujuan umum dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah:

1. Menambah wawasan serta pengalaman saat mengikuti kegiatan yang


berlangsung di instansi, dalam hal ini Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian.
2. Memberikan kemampuan agar dapat menyesuaikan kajian teoritis denga
keadaan sebenarnya di lapangan.
3. Membekali mahasiswa dengan pengalaman bekerja di instansi atau
perusahaan yang bergerak di bidang pertanian.

1.3.2

Tujuan Khusus

1. Mengenal komponen sistem kontrol pada motor servo.


2. Mempelajari mekanisme kerja pada rangkaian motor servo dan
pengembangan mesin mesin pertanian yang terkendali di Balai Besar
Pengembangan Mekanisme Pertanian.

1.4

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang


Praktek Kerja Lapang dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan

Mekanisasi pertanian, Serpong, Banten mulai tanggal 5 Januari 2015 sampai 6


Februari 2015 (25 hari kerja).

1.5

Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapang


Adapun kegiatan Praktek Kerja Lapang yang dilaksanakan meliputi:
1. Melakukan diskusi dengan pihak pihak terkait.
2. Melakukan pengenalan dan pengamatan komponen sistem kontrol motor
servo yang akan diteliti.
3. Mengumpulkan informasi pendukung mengenai topik yang akan
dilaksanakan.
4. Melakukan konsultasi dengan pembimbing lapangan mengenai rencana
kegiatan, jadwal kegiatan dan pelaksanaan praktek kerja lapang.

1.6

Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan praktek kerja lapang ini

adalah sebagai berikut:


1. Melakukan observasi dan percobaan saat pelaksanaan Praktek Kerja
Lapang dan berdiskusi dengan pihak terkait.
2. Mengumpulkan dan mencari literatur melalui buku maupun internet yang
berhubungan dengan laporan Praktek Kerja Lapang.
3. Membuat laporan berdasarkan pengamatan dan percobaan yang dilakukan
yaitu dalam bentuk Laporan Praktek Kerja Lapang.

BAB II
MEMPELAJARI MEKANISME MOTOR SERVO

2.1

Jenis Kegiatan
Kegiatan yang ada di Balai Besar Penelitian Mekanisasi Pertanian terdapat

perekayasaan dalam bidang otomasi dan instrumentasi. Pada BBP-Mektan


khususnya di laboratorium otomasi dan instrumentasi ada beberapa program kerja
yang sedang dilakukan, diantaranya yaitu sistem motor servo, sistem motor
stepper, sistem PLC, dan sistem pneumatic. Disini akan difokuskan mempelajari
komponen sistem motor servo, apa saja hal yang terkait dengan motor servo dan
apa saja komponen pendukungnya.
Mekanisasi peranian sendiri dapat diartikan

sebagai proses produksi

sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya
teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah menggunakan
teknologi elektronika atau sensor, image processing, bahkan sampai teknologi
robotik. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi,
pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.

2.2

Alat Kegiatan
Alat-alat yang terdapat pada rangkaian sistem kerja motor diantaranya

yaitu:
1. Motor Servo
2. Motor Kontrol
3. Komponen Pendukung
4. Alat Alat di Laboratorium Instrumentasi & Otomatisasi

2.3

Teknologi Pertanian
Teknologi merupakan suatu alat atau mesin yang digunakan untuk

membantu manusia melakukan pekerjaan. Semakin berkembangnya zaman


teknologi pun terus berkembang sesuai dengan peruntukkannya. Menurut Miarso
(1986), yang dikutip dari buku Definisi Teknologi Pendidikan menyatakan bahwa
teknologi berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering).

Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan
engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada
pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar
pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap
lainnya. Menurut Hadiutomo (2012), teknologi pertanian adalah penerapan ilmu
pengetahuan atau perangkat modern dalam pelaksanaan mendayagunakan sumber
daya alam serta sumber daya pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia. Teknologi pertanian adalah penggabungan teknologi yang berupa alat
ataupun mesin yang digunakan dengan bidang keilmuan pertanian.
Dalam hal ini segala kegiatan yang dilakukan di sektor pertanian perlahanlahan dialihkan untuk menggunakan teknologi modern, menggantikan peralatan
tradisional sebelumnya. Adapun aplikasi penggunaan teknologi modern pada
bidang pertanian yaitu penggunaan traktor yang menggantikan cangkul untuk
dilahan sawah, mesin perontok padi, alat sortasi buah, dan lain lain. Dengan
adanya peran teknologi pertanian maka diharapkan akan dapat meningkatkan
kualitas hasil pertanian, serta memudahkan bagi para pengelola sektor pertanian
untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal.
Menurut Mardikanto (1993), suatu teknologi atau ide baru akan diterima
oleh petani jika:
1. Memberi keuntungan ekonomi bila teknologi tersebut diterapkan (profitability)
2. Teknologi tersebut sesuai dengan lingkungan budaya setempat
3. Kesesuai dengan lingkungan fisik (physical compatibility)
4. Teknologi tersebut memiliki kemudahan jika diterapkan
5. Penghematan tenaga kerja dan waktu dan
6. Ttidak memerlukan biaya yang besar jika teknologi tersebut diterapkan

2.4

Mekatronika
Mektronika adalah ilmu yang menggabungkan alat mesin yang sudah ada

dengan ilmu elektronika dari sebuah perangkat agar bisa dikendalikan dan
dikontrol. Menurut Lussiana (2011), mekatronik adalah teknologi atau rekayasa
yang menggabungkan teknologi tentang mesin, elektronika, dan informatika untuk
merancang, memproduksi, mengoperasikan dan memelihara sistem untuk

mencapai tujuan yang diamanatkan. Seperti diketahui dari definisi mekatronika


adalah gabungan disiplin teknik mesin, teknik elektro, teknik informatika, dan
teknik kendali. Pada awalnya, secara khusus tidak ada disiplin mekatronika.
Untuk menggabungkan beberapa disiplin iptek tersebut, mekatronika memerlukan
teori kendali dan teori sistem.
Secara sempit pengertian mekatronika mengarah pada teknologi kendali
numerik yaitu teknologi mengendalikan mekanisme menggunakan aktuator untuk
mencapi tujuan tertentu dengan memonitor informasi kondisi gerak mesin
menggunakan sensor, dan memaukan informasi tersebut ke dalam mikro-prosesor.
Menurut Lussiana (2011), penggunaan mekatronika dibidang pertanian khususnya
pada alat dan mesin pertanian terus mengalami perubahan menggantikan alat dan
mesin sebelumnya agar lebih efektif dan efisien.
Alat dan mesin pertanian terus dikembangkan untuk membantu pekerjaan
para petani maupun pelaku industri. Banyak mesin mesin pertanian yang sudah
menggunakan sistem kontrol seperti alat sortasi buah buahan, sistem kendali
pintu otomatis pintu irigasi, dan yang lainnya guna melakukan pekerjaanpekerjaan yang berbeda-beda dengan cara merubah program mereka sesuai
kondisi yang diminta, karena telah ditambahkan kemampuan kendali aktif yang
canggih terhadap mekanisme yang telah ada.

2.4.1

Sistem Kontrol
Sistem kontrol adalah sekumpulan komponen yang bekerja sama di bawah

pengarahan suatu kecerdasan mesin. Dalam kebanyakan kasus, rangkaian


elektronika menghasilkan kecerdasan, dan komponen-komponen elektromekanik,
seperti sensor dan motor. Menurut Sukmawan (2004), pada masa lalu, yang
disebut mesin atau proses otomatis adalah semua yang dikontrol, baik dengan
rangkaian elekronika analog, maupun dengan rangkaian yang memakai saklar
(switch), relai (relay) dan pewaktu (timer). Sejak kemajuan mikroprosesor yang
murah, semakin banyak piranti dan sistem yang dirancang-ulang untuk
menyertakan pengontrol mikroprosesor. Contohnya termasuk mesin fotokopi,
mesin minuman-ringan, robot dan pengontrol proses industri.

Sistem kontrol dimulai melalui tahapan dimulai dari input yang pada
umumnya berupa sinyal dari sebuah sensor yang dapat merubah besaran fisik
menjadi besaran listrik. Setelah itu memberikan informasi mengenai besaran yang
diukur, kemudian informasi ini diproses oleh bagian proses yang berupa sistem
kendali yang dapat diprogram. Pemrosesan informasi (sinyal input) menghasilkan
sinyal output yang berupa arus atau tegangan dan selanjutnya digunakan untuk
menggerakkan aktuator.
Secara umum, sistem kontrol dapat dibagi menjadi dua kelompok, sistem
kalang terbuka (open loop) dan kalang tertutup (closed loop). Menurut Elisa
(2014), di dalam sistem kontrol kalang terbuka, secara mandiri pengontrol
menghitung nilai tepat dari tegangan atau arus yang dibutuhkan aktuator untuk
melakukan tugasnya dan lalu mengirimkan sinyal tersebut. Tetapi dengan cara
begini, pengontrol sesungguhnya tidak pernah tahu apakah aktuator melakukan
yang seharusnya dilakukan karena tidak ada umpan balik (feedback). Sistem ini
secara mutlak tergantung pada pengontrol mengetahui karakteristik kerja dari
aktuator. Dalam sistem kontrol kalang tertutup, output dari proses (variabel
terkontrol) secara terus menerus dipantau oleh suatu sensor. Sensor mencuplik
output sistem dan mengubah hasil pengukuran ini menjadi sinyal elektrik yang
dikirimkannya balik kepada pengontrol dan dapat membuat penyesuaian apa pun
yang dibutuhkan untuk mempertahankan output pada nilai yang semestinya.

Gambar 1. Sistem Kontrol Kalang Terbuka


Sumber: (Elisa, 2014)

Gambar 2. Sistem Kontrol Kalang Tertutup


Sumber: (Elisa, 2014)
2.4.2

Aktuator
Aktuator merupakan alat daya yang menghasilkan masukan ke plant sesuai

dengan sinyal kontrol sedemikian sehingga sinyal umpan balik akan berkaitan
denga sinyal masukan acuan. Pada sistem pengaturan, kebanyakan sinyal kontrol
yang dihasilkan oleh kotroller dibutuhkan aktuator sebagai penggerak dari
perintah sinyal masukan. Menurut Hakim (2013), aktuator merupakan komponen
penguat dan pengkonversi daya yang berfungsi untuk menguatkan sinyal kontrol
yang berasal dari kontroller menjadi sinyal baru dengan daya yang besar dan
sesuai dengan daya yang dibutuhkan oleh plant.
Menurut Frank (2001), adapun beberapa jenis aktuator yang umum dipakai
yaitu relai, selenoid, stepper, dan motor DC.
-

Relai adalah alat yang dioperasikan dengan listrik dan secara mekanis
mengontrol penghubungan rangkaian listrik, bermanfaat untuk kontrol jarak
jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal
kontrol tegangan dan arus rendah. Bekerja berdasarkan pembentukan
elektromagnet yang menggerakkan elektromekanis penghubung dari dua atau
lebih titik penghubung (konektor) rangkaian sehingga dapat menghasilkan
kondisi kontak ON atau kontak OFF atau kombinasi dari keduanya.

Selenoid adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik atau arus
listrik menjadi gerakan mekanis linear. Terbentuk dari kumparan dengan inti
besi yang dapat bergerak, besarnya gaya tarikan atau dorongan yang
dihasilkan adalah ditentukan dengan jumlah lilitan kumparan tembaga dan
besar arus yang mengalir melalui kumparan.
8

Stepper adalah alat yang mengubah pulsa listrik yang diberikan menjadi
gerakan rotor discret (berlainan) yang disebut step (langkah). Satu putaran
motor memerlukan 360 derajat dengan jumlah langkah yang tertentu
perderajatnya. Ukuran kerja dari stepper biasanya diberikan dalam jumlah
langkah per-putaran per-detik. Motor stepper mempunyai kecepatan dan torsi
yang rendah namun memiliki kontrol gerakan posisi yang cermat, hal ini
dikarenakan memiliki beberapa segment kutub kumparan.

Motor DC adalah alat yang mengubah pulsa listrik menjadi gerak,


mempunyai prinsip dasar yang sama dengan motor stepper namun
gerakannya bersifat kontinyu atau berkelanjutan. Motor DC dibagi menjadi 2
jenis yaitu motor DC dengan sikat (mekanis komutasi), yaitu motor yang
memiliki sikat karbon berfungsi sebagai pengubah arus pada kumparan
sedemikian rupa sehingga arah tenaga putaran motor akan selalu sama. Motor
DC menggunakan semi konduktor untuk merubah maupun membalik arus
sehingga layaknya pulsa yang menggerakkan motor tersebut. Biasa digunakan
pada sistem servo, karena mempunyai efisiensi tinggi, umur pemakaian lama,
tingkat kebisingan suara listrik rendah, karena putarannya halus seperti
stepper namun putarannya terus menerus tanpa adanya step.
Aktuator dapat melakukan hal tertentu setelah mendapat perintah dari

kontroller. Misalnya pada suatu robot pencari cahaya, jika terdapat cahaya, maka
sensor akan memberikan informasi pada kontroller yang kemudian akan
memerintah pada aktuator untuk bergerak mendekati arah sumber cahaya.
(Gamayanti, 2011)

2.5

Motor Servo
Motor servo merupakan motor dc seperti kebanyakan, akan tetapi

pergerakkannya dapat dikontrol dan disesuaikan sesuai dengan perintah masukan


sinyal pada motor kontrol. Menurut Syahrul (2009), servo mechanism disingkat
servo adalah suatu device yang digunakan untuk memberikan kontrol mekanik
pada jarak. Motor servo mempunyai keluaran shaft (poros). Poros ini dapat
ditempatkan pada posisi sudut spesifik dengan mengirimkan sinyal kode pada
saluran kontrol motor servo. Selama sinyal kode ada di saluran kontrol, servo

akan tetap berada di posisi sudut poros. Bila sinyal kode berubah, posisi sudut
poros berubah. Aplikasi servo banyak ditemui pada radio control pesawatterbang
model (aeromodelling), mobil radio control, boneka mainan, dan tentunya robot.
Motor servo menggunakan motor dc yang prinsip kerjanya adalah
merubah energi listrik menjadi energi mekanik. Menurut Prawitasari (2010),
dalam mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, terdapat magnet
permanen yang berperan besar. Arus listrik yang mengalir melalui kumparan
motor akan menghasilkan medan magnet, sehingga terjadi interaksi antara dua
medan magnet, yaitu yang berasal dari magnet permanen dan dari kumparan
motor. Resultan dari kedua medan magnet tersebut akan menghasilkan torsi yang
membuat motor berputar.
Menurut Rois (2010), motor servo terdiri dari rangkaian pengontrol, gear,
potensiometer dan DC motor. Potensiometer terhubung dengan gear demikian
pula DC motor. Ketika DC motor diberi signal oleh rangkaian pengontrol maka
dia akan bergerak demikian pula potensiometer dan otomatis akan mengubah
resistansinya. Rangkaian pengontrol akan mengamati perubahan resistansi dan
ketika resistansi mencapai nilai yang diinginkan maka motor akan berhenti pada
posisi yang diinginkan.
Sirkuit motor servo memiliki tiga buah pin, yaitu : power, ground, dan
sinyal. Pin power biasanya berwarna merah dan dihubungkan dengan sumber
tegangan 5 V (biasanya), pin ground berwarna hitam atau coklat dan dihubungkan
dengan ground dari sumber tegangan, dan pin sinyal berwarna kuning, oranye,
atau putih, dan dihubungkan dengan sistem pengendali digital untuk pemberian
sinyal PWM (pulse width modulation).

Gambar 3. Komponen Bagian Dalam Motor Servo


Sumber: (Rois, 2010)

10

2.5.1
-

Jenis Motor Servo


Motor Servo Standar
Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah, yaitu clockwise dan

counter clockwise dengan defleksi sudut masing-masing mencapai 90 sehingga


total defleksi sudut dari kanan tengah- kiri mencapai 180. Jadi motor ini hanya
bergerak ke kanan balik ke tengah dan kekiri saja, tidak bias mencapai 1 putaran
penuh.
-

Motor Servo Continuous


Motor servo kontinu merupakan motor servo yang bagian feedback-nya

dilepas sehingga motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW)
tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu).

2.5.2

Prinsip Kerja Motor Servo


Seperti namanya, motor servo adalah sebuah servo. Lebih khusus lagi

adalah servo loop tertutup yang menggunakan umpan balik posisi untuk
mengontrol gerakan dan posisi akhir. Menurut Prawitasari (2013), masukan
kontrolnya adalah beberapa sinyal, baik analog atau digital, yang mewakili posisi
yang diperintahkan untuk poros output. Karena motor servo mempunyai control
loop untuk memeriksa apakah state mereka berada di dalam, mereka umumnya
lebih handal daripada motor stepper. Bila motor stepper gagal dalam suatu step
karena suatu hal, tidak ada control loop untuk mengkompensasi gerakan. Control
loop pada motor servo secara tetap memeriksa apakah motor dalam lintasan yang
benar dan jika tidak maka dilakukan adjusment yang diperlukan
Menurut Elisa (2014), motor dipasangkan dengan beberapa jenis encoder
untuk memberikan posisi dan kecepatan umpan balik. Dalam kasus yang paling
sederhana, hanya posisi yang diukur. Posisi diukur dari output dibandingkan
dengan posisi perintah, input eksternal ke controller. Jika posisi keluaran berbeda
dari yang diperlukan, sinyal error yang dihasilkan yang kemudian menyebabkan
motor berputar pada kedua arah, yang diperlukan untuk membawa poros output ke
posisi yang sesuai. Sebagai pendekatan posisi, sinyal error tereduksi menjadi nol
dan motor berhenti.
.

11

2.5.3

Bagian Bagian Motor Servo


Motor Servo terdiri atas 3 unsur yaitu motor, encoder, dan driver. Driver

memiliki peran membandingkan perintah posisi dan posisi encoder / informasi


kecepatan dan mengendalikan driver saat ini. Servo motor selalu mendeteksi
kondisi motor dari posisi encoder dan informasi kecepatan. Motor servo memiliki
detektor putaran (encoder) yang terpasang pada bagian belakang poros motor
untuk mendeteksi posisi dan kecepatan dari rotor.

Gambar 4. Motor Servo Dan Driver


Sumber: (BPP Mektan, 2015)

Menurut Syahrul (2009), motor servo terdiri dari beberapa bagian utama:
motor dan gearbox, sensor posisi, error amplifier dan motor driver serta sirkuit
yang mendekode posisi yang diminta. Gambar 4 menunjukkan diagram blok
motor servo (typical). control receiver (atau kontroler lainnya) membangkitkan
suatu pulsa yang lebarnya berubah sekitar setiap 20 ms. Pulsa ini lebarnya
biasanya antara 1 dan 2 ms. Lebar pulsa digunakan oleh servo untuk menentukan
posisi rotasi yang dikehendaki.

Gambar 5. Diagram Blok Motor Servo


Sumber: (Syahrul, 2009)

12

Pulse Width To Voltage Converter


Pulsa kontrol diumpankan ke pulse width to voltge controller. Sirkuit

ini mengisi muatan kapasitor pada kecepatan konstan selama pulsa dalam
keadaan high. Bila pulsa menuju low, muatan pada kapasitor diumpankan ke
output via buffer amplifier yang sesuai. Tegangan output disangga dan juga
tidak turun secara signifikan antara pulsa- pulsa kontrol sehingga lebar waktu
antara pulsa-pulsa tidaklah kritis. Ini pada dasarnya menghasilkan suatu
tegangan yang sesuai dengan lebar pulsa yang dikenakan. (Syahrul, 2009)
- Position Sensor
Position sensor disini merupakan sebuah potensiometer pada motor servo
untuk mengatur posisi motor. Arus posisi rotasi poros (keluaran motor servo)
dibaca oleh sebuah sensor. Menurut Nemesis (2006), sensor posisi kemudian
mengumpankan nilai arus ke error amplifier yang membandingkan arus posisi
dengan posisi yang diperintahkan dari pulse width to voltage converter. Jumlah
daya yang digunakan pada motor adalah sebanding dengan jarak yang ditempuh.
Jadi, jika diperlukan poros berputar dengan jarak yang besar, motor akan berjalan
pada kecepatan penuh. Jika diperlukan hanya putaran kecil, motor akan berjalan
pada kecepatan lebih lambat.
Sensor ini biasanya adalah sebuah potensiometer (variable resistor) yang
menghasilkan tegangan yang sesuai dengan sudut mutlak poros. Potensiometer
memungkinkan sirkuit kontrol untuk memonitor arus sudut motor servo. Jika
poros motor berada pada sudut yang benar, maka motor mengunci. Jika sirkuit
mendapatkan sudut yang tidak benar, dia akan memutar motor ke arah yang benar
hingga sudutnya benar. Output poros motor servo dapat berputar sekitar 180
derajat. (Hakim, 2013) Umumnya, rentang putaran hingga 210 derajat tergantung
pabrik. Motor servo normal digunakan untuk mengontrol gerakan sudut (angular
motion) antara 0 dan 180 derajat.
-

Error Amplifier
Error amplifier adalah untuk mendeteksi perbedaan tegangan input dengan

output dan mengubah perbedaan ini menjadi sinyal elektrik yang dikirimkannya
balik kepada pengontrol sehingga nilai output akan sesuai dengan yang
diperintahkan. Menurut Syahrul (2009), error amplifier adalah sebuah penguat

13

operasional dengan umpan balik negatif. Amplifier ini akan selalu mencoba
memperkecil perbedaan antara input inverting dan non-inverting dengan mendrive outputnya ke arah yang benar.
Keluaran error amplifier digunakan untuk men-drive motor servo.
P r i n s i p k e r j a n y a y a i t u jika bernilai positip, motor servo akan berputar
dalam suatu arah, jika negatip maka sebaliknya. Hal ini mengizinkan error
amplifier mengurangi beda tegangan antara inputnya dan juga membuat motor
servo menuju ke posisi yang diperintahkan.. (Syahrul, 2009)
-

Pulse Width Modulation


Pulse Width Modulation merupakan metode yang digunakan untuk

menentukan posisi motor servo dengan lebar pulsa. Menurut Sugiyono (2010),
Pulse Width Modulation secara umum adalah sebuah cara memanipulasi lebar
sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda, untuk mendapatkan
tegangan rata-rata yang berbeda. Sedangkan menurut Rudito (2010), Pulse Width
Modulation (PWM) merupakan salah satu teknik untuk

mendapatkan signal

analog dari sebuah piranti digital.

Gambar 6. Bentuk Sinyal Pengontrolan Motor Servo DC Standar


Sumber: (Sugiyono, 2010)

Menurut Rudito (2012), sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo


dan frekuensi dasar yang tetap, namun memiliki lebar pulsa yang bervariasi. Lebar
pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum
termodulasi. Artinya, Sinyal PWM memiliki frekuensi gelombang yang tetap
namun duty cycle bervariasi (antara 0% hingga 100%). Menurut Putu (2014) duty
cycle merupakan representasi dari kondisi logika high dalam suatu periode sinyal

14

dan di nyatakan dalam bentuk (%) dengan range 0% sampai 100%, sebagai
contoh jika sinyal berada dalam kondisi high terus menerus artinya memiliki duty
cycle sebesar 100%. Jika waktu sinyal keadaan high sama dengan keadaan low
maka sinyal mempunyai duty cycle sebesar 50%.Sebenarnya Sinyal PWM dapat
dibangkitkan dengan banyak cara, dapat menggunakan metode analog dengan
menggunakan rankaian op-amp atau dengan menggunakan metode

digital.

Dengan metode analog setiap perubahan PWMnya sangat halus, sedangkan


menggunakan metode digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi
dari PWM itu sendiri.

Gambar 7. Sinyal PWM dan Persamaan Vout PWM


Sumber: (Rudito, 2012)

Beberapa contoh aplikasi PWM adalah pemodulasian data untuk


telekomunikasi, pengontrolan daya atau tegangan yang masuk ke beban, regulator
tegangan, audio effect dan penguatan, serta aplikasi aplikasi lainnya. Sedangkan
Aplikasi PWM berbasis mikrokontroler biasanya berupa, pengendalian kecepatan
motor DC, pengendalian motor servo, Pengaturan nyala terang LED. (Putu, 2014)

2.5.4

Kelebihan dan Kekurangan Motor Servo


Beberapa keuntungan motor servo dibandingkan dengan motor stepper

adalah:

High intermittent torque, t orsi tinggi untuk inertia ratio kecepatannya


tinggi

15

Bekerja baik untuk kontrol kecepatan

T ersedia dalam banyak ukuran

Tidak bising
Beberapa kekurangan motor servo dibandingkan dengan motor stepper

adalah:

Lebih mahal daripada motor stepper

Tidak dapat bekerja open loop, dibutuhkan umpan balik

Memerlukan penyesuaian parameter- parameter control loop

Memerlukan pemeliharaan yang lebih karena adanya brush pada motor


DC brush

2.6

Aplikasi Motor Servo Dalam Bidang Pertanian

2.6.1

Aplikasi Penggunaan Motor Servo Untuk Mesin Pembuat Gerabah

Gambar 8. Sketsa Mekanis Mesin Pembuat Gerabah


Sumber: (Sukmawan, 2004)

Dengan menggunakan perangkat lunak fuzzy system pada rangkaian ADC


yang berfungsi sebagai konverter dari besaran analog ke besaran digital, rangkaian
ADC ini menerima input SP (setting point). Rangkaian DAC yang mengkonverter
besaran digital ke besaran analog. Setelah itu mengkonversi frekuensi output yang
dihasilkan oleh tachometer dari motor servo ke tegangan yang kemudian tegangan
ini merupakan nilai PV yang diterima ADC. Driver motor berfungsi untuk
menjalankan motor servo yang kemudian motor ini memutar piringan pembuat
16

gerabah melalui belt. Driver motor ini mendapat input analog dari rangkaian
DAC. Input SP yang berfungsi untuk menjalankan motor, pedal yang satu
memutar potensiometer ke kiri dan yaNg satu lagi memutar ke kanan. Output dari
potensiometer ini berupa tegangan yang merupakan SP, setelah itu display LCD
untuk menampilkan nilai SP dan PV.
Sedangkan untuk sistem mekanisnya motor servo yang kecepatannya
dikontrol menggunakan fuzzy logic dihubungkan dengan transmisi belt antara puli
motor dengan puli pemutar gerabah.

Gambar 9. Blok Diagram Sistem


Sumber: (Sukmawan, 2004)

2.6.2

Aplikasi Penggunaan Motor Servo Untuk Alat Sortasi Buah Apel


Alat Sortasi buah ini bekerja dengan menggunakan mikrokontroler sebagai

pusat pengendalian. Alat sortasi melakukan proses sortasi berdasarkan nilai


ukuran diameter buah yang telah di lakukan scanning oleh webcam yang dianalisa
dan diolah oleh program Delphi pada komputer yang selanjutnya akan
memberikan informasi ke mikrokontroler untuk memberikan perintah kepada
motor servo (pada sistem buka tutup pintu output hasil sortasi). Pintu keluaran
(output) hasil sortasi akan membuka secara otomatis sesuai dengan nilai grade
yang telah ditentukan berdasarkan nilai ukuran diameter buah.

17

Gambar 10. Desain Alat Sortasi Buah Apel


Sumber: (Anugrahandy, Argo, & Susilo, 2013)

Sistem pengumpanan keluaran buah akan bekerja secara otomatis setelah


pintu output hasil sortasi terbuka sesuai dengan hasil nilai grade yang telah
dianalisa oleh sistem program pengolah data objek. Motor servo pada sistem
pengumpanan akan memberikan gaya dorongan kepada buah sehingga buah dapat
keluar dari ruang pengumpanan dan meluncur menuju pintu yang sesuai dengan
nilai gradenya masing-masing. Sesaat setelah buah masuk ke dalam pintu output
hasil sortasi sesuai dengan gradenya, maka pintu akan kembali ke posisi semula
(tertutup).
Bagian hopper pada alat sortasi ini dilengkapi dengan motor servo. Sistem
motor servo ini bekerja untuk menggerakkan buah yang terjadi kemacetan pada
bagian hopper yang akan menuju ke ruang pengumpanan. pada saat terjadi
kekosongan buah pada ruang pengumpanan maka motor servo pada hoper akan
bekerja untuk menggerakkan buah. Dengan sistem ini diharapkan akan dapat
mengatasi masalah yang ada pada bagian hopper.
2.6.3

Aplikasi Penggunaan Motor Servo Dalam Sistem Pengaturan Mesin


Pemotong Kentang
Tujuan dari penggunaan mesin ini yaitu diperlukannya bentuk potongan

kentang yang bervariasi dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, oleh
karena itu diperlukan proses proses pemotongan kentang yang cepat dan tepat.
Bila proses pemotongan dilakukan dengan tenaga manusia sangat tidak efisien,
sehingga dirancanglah mesin pemotong kentang yang bekerja secara otomatis.
Penggunaan motor servo untuk mesin pemotong kentang ini bertujuan agar
mendapatkan respon pengaturan posisi yang tepat. Untuk mengontrol banyaknya
18

kentang yang masuk digunakanlah limit switch sebagai peralatan input pemberi
sinyal dan photo transistor sebagai sensor untuk mengontrol ada tidaknya input
(berupa gangguan pada penerimaan cahaya) yang terhalang oleh masuknya
kentang sehingga dapat memberikan respon bahwa mesin dalam keadaan siap.
Dari peralatan input tersebut memberi sinyal ke PLC untuk menunjukan posisi.
Dari sinyal input tersebut diproses oleh PLC sesuai dengan urutan proses kerja
mesin yang ditulis berupa ladder diagram pada komputer dan disimpan pada
RAM yang terdapat pada CPU PLC. Kemudian PLC mengirimkan sinyal output
yang diberikan pada rangkaian driver lalu ke motor-motor penggerak.
Pada awal proses, pendorong kentang selalu berada dekat dengan posisi
motor. Motor 1 berputar searah jarum jam sehingga ulir memutar ke kanan
menggerakkan pendorong kentang menuju ke mata pisau, jika pendorong kentang
menyentuh limit switch 1 yang dipasang sejajar di atas mata pisau maka motor
berputar balik melawan arah putaran jarum jam sehingga ulir memutar ke kiri dan
menggerakkan pendorong kentang mundur selama waktu yang ditentukan hingga
motor 1 berhenti.

Gambar 11. Skema Mesin Pemotong Kentang


Sumber: (Nugraha, 2010)

Setelah motor 1 selesai bekerja maka akan dilanjutkan dengan proses pada
motor 2 dan 3 yang masing-masing memiliki limit switch yang digunakan untuk
memutar kembali motor-motor tersebut. Alat pemotong yang digunakan yaitu
berupa mata pisau yang berbeda sesuai dengan bentuk potongan yang diinginkan.

19

Untuk mempermudah proses kerja mesin, penulis menggunakan tiga buah


motor DC yaitu motor servo. Sedangkan untuk satu siklus atau sekali proses
dibutuhkan gerakan maju dan mundur, sehingga dalam hal ini untuk satu motor
dibutuhkan dua buah relay yang berfungsi untuk membalik fasa pada motor
tersebut. Dengan membalik fasa ini maka pendorong kentang dapat bergerak maju
dan mundur. Adapun rangkaian driver motor DC yang digunakan pada sistem ini

2.7

Program Kerja Kelompok Perekayasa Otomasi & Instumentasi Balai


Besar Penelitian Mekanisasi Pertanian
Kelompok perekayasa otomasi dan instrumentasi di BBP-Mektan dibentuk

pada tahun 2013. Adapun tugas dari kelompok perekayasa otomasi dan
instrumentasi diantaranya yaitu:
-

Melakukan rekayasa dan rancang bangun prototipe alat dan mesin


pertanian berbasis otomatisasi (sensor, kontroler dan aktuator), robotik
(sistem otomatisasi dan artificial intelegence), dan instrumentasi dibidang
pra/pasca

panen

pertanian

untuk

meningkatkan

daya

saing

teknologi/prototipe serta daya saing produk yang dihasilkan.


-

Melakukan pengujian dan modifikasi prototipe alat dan mesin pertanian


berbasis otomatisasi (sensor, kontroler dan aktuator), robotik (sistem
otomatisasi dan artificial intelegence), dan instrumentasi dibidang
pra/pasca panen pertanian untuk meningkatkan efisiensi dan durabilitas
propertis yang dihasilkan.

Melakukan rekayasa teknik kendali dan processing farming untuk


mekanisasi budidaya pertanian.

Melakukan rekayasa teknik kendali, teknik sensor dan oleh citra untuk alat
dan mesin pascapanen dan pengolahan.

Melakukan studi kasus untuk menyusun bahan kebijakan bidang


mekanisasi otomatisasi dan instrumentasi pertanian sesuai dengan arahan
pimpinan.

Melakukan penyusunan dan perumusan teknologi dan manajemen/sistem


dibidang otomatisasi dan instrumentasi pertanian.

20

Untuk tantangan rancangan dan desain untuk kelompok otomasi dan


instrumentasi ke depan yaitu melakukan pengembangan teknologi seperti otomasi
rumah tanam terkendali (plant speaking) berbasis iklim mikro, rekayasa
instrumentasi untuk pengukuran tingkat kematangan buah, pengkuran kadar air
tanah dan pH tanah, dan lainnya. (Pertanian, 2014)

21

BAB III
PENUTUP

Kegiatan praktek kerja lapang yang telah dilaksanakan kurang lebih satu
bulan lamanya merupakan suatu pembekalan bagi mahasiswa untuk bisa
mengetahui bagaimana proses rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam sebuah
instanti tertentu. Selain itu, praktek kerja lapang merupakan salah satu penerapan
dan aplikasi dari hasil pembelajaran teori teori yang telah dipelajari selama di
perkuliahan.
Di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian khususnya di
Laboratorium Design dan Laboratorium Instrumentasi & Otomasi ini, banyak hal
yang diperoleh mengenai dunia teknologi serta penelitian, racang bangun, dan
perekayasaan alat dan mesin pertanian. Serta mempelajari penggunaan Solidwork
dan komponen-komponen instrumentasi dan otomasi. Beruntungnya kami bisa
mengambil topik tentang otomatisasi yang merupakan perakayasaan baru
ditempat ini. Aplikasi penggunaan alat otomasi pada mesin pertanian dan
mempelajari komponen dan mekanisme kerja dari motor servo. Dengan
pengontrolan motor servo menggunakan mikrokontroler dapat diperoleh
kemudahan dalam desain dan implementasi pengontrolan, yaitu dari segi
kepresisian/efektivitas tundaan waktu (delay) menggunakan PWM yang dapat
dibangkitkan melalui timer. Kecepatan motor servo dapat diatur dengan mudah
berdasarkan

perubahan

lebar

pulsa

yang

dapat

diatur

menggunakan

mikrokontroler.
Diharapkan

untuk

kedepannya

sudah

banyak

kegiatan-kegiatan

perekayasaan yang berhubungan dengan sistem otomasi dalam penggunaan nya


pada alat atau mesin mekanisasi pertanian.

22

DAFTAR PUSTAKA

Anugrahandy, A., Argo, B. D., & Susilo, B. 2013. Perancangan Alat Sortasi
Otomatis Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) Menggunakan
Mikrokontroler AVR ATMega 16. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem Vol. 1 No. 1, 1-9.
Digital Nemesis. 2006. How R.C. Servo Motors Work. Terdapat pada:
http://www.digitalnemesis.com/info/docs/rcservo/(Diakses pada tanggal
27 Juni 2015 pukul 19.23 WIB)
Elisa. 2014. Perkenalan Dengan Sistem Kontrol. UGM. Yogyakarta
Frank D. Petruzella. 2001. Elektronik Industri. Andi Offset. Yogyakarta
Gamayanti, Nurlita. 2011. Penggunaan Aktuator. Terdapat pada
http://id.scribd.com/doc/58696748/aktuator (Diakses pada tanggal 21
Januari 2015 pukul 11.28 WIB)
Hadiutomo, K. 2012. Mekanisasi Pertanian. IPB Press. Bogor
Hakim, Nur Ilman. 2013. Pengenalan Aktuator. Terdapat pada
https://www.scribd.com/doc/124867729/Aktuator (Diakses pada tanggal
21 Januari 2015 pukul 14.15 WIB)
Lussiana, E., Hustinawati, Pertiwi, A., Kurniawan, A. B., & Permadi, Y. 2011.
Mekatronika. Universitas Gunadarma. Jakarta
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret
University. Press. Surakarta
Miarso Yusufhadi, 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta
Nugraha, D. W. 2010. Sistem Pengaturan Mesin Pemotong Kentang Berbasis
Programmable Logic Controller. Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4., 270 279.
Pertanian, K. P. 2014. Peran Litbang Mektan Dalam Mendukung Pencapaian
Target Kementan 2014. Kementrian Pertanian. Serpong
Prawitasari, N. 2013. Penggunaan Motor Servo Pada Robot. Sekolah Tinggi
Teknik - PLN. Jakarta

23

Putu,

I. 2014. PWM (Pulse Widht Modulation). Terdapat pada:


http://www.geyosoft.com/2014/pwm-pulse-width-modulation
(Diakses
pada tanggal 26 Juni 2015 pukul 19.15 WIB)

Rois, Kemalasari, Sumantri,B., Wijayanto, A., 2010 Pengaturan Posisi Motor


Servo DC Dengan Metode Fuzzy Logic.. Electronics Engineering
Polytechnic Institute of Surabaya. Surabaya

Rudito. 2012. Pengaturan PWM (Pulse Widht Modulation) dengan PLC.


Universitas Brawijaya. Malang
Sugiyono. 2010. Teori Dasar Mekatronika. UNPAS. Bandung
Sukmawan, D. 2004. Implementasi Fuzzy Logic Pada Mikrokontroller Untuk
Kendali Putaran Motor DC. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang
Syahrul. 2009. Karakteristik dan Pengontrolan Servomotor. Majalah Ilmiah
UNIKOM Vol. 8, No. 2, 143-150.

24

LAMPIRAN

LAMPIRAN

25

Lampiran 1 Tinjauan Umum Instansi

a.

Profil Umum Balai Besar Mekanisasi Pertanian


Institusi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP

Mekanisasi Pertanian) merupakan salah satu unit kerja setingkat Eselon II Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang dibentuk berdasarkan SK Mentan
No. 403/Kpts/OT.210/6/2002 tertanggal 28 Juni 2002, yang diberi mandat
nasional sebagai pelaksana teknis dibidang penelitian dan pengembangan
mekanisasi pertanian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Dalam melaksanakan mandatnya
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian mengacu kepada Renstra
Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 yang merupakan acuan dan arahan
pembangunan pertanian untuk memposisikan kembali pertanian sebagai motor
penggerak pembangunan nasional melalui pencapaian 4 Target Utama
pembangunan pertanian ke depan, yaitu:
(1) Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan,
(2) Peningkatan diversifikasi pangan,
(3) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor
(4) Peningkatan kesejahteraan petani.

b.

Visi dan Misi


Visi BBP Mektan adalah menjadi lembaga penelitian dan pengembangan

mekanisasi pertanian bertaraf internasional dalam menghasilkan inovasi


mekanisasi pertanian yang bermanfaat bagi penggunanya.
Misi BBP Mektan anatara lain :

Melakukan

penelitian,

perekayasaan

dan

pengembangan

untuk

menghasilkan teknologi mekanisasi pertanian inovatif, teruji, berdaya


saing dan berhasil guna serta berdampak bagi kemajuan pembangunan
pertanian.

Melakukan

sinkronisasi

program

penelitian,

perekayasaan,

pengembangan mekanisasi pertanian melalui penelitian/perkekayasaan


koordinatif dengan institusi litbang lainnya, serta melakukan koordinasi

26

dengan institusi pemerintah dan swasta terkait agar hasil litbang


mekanisasi berhasil guna.

Membangun kerjasama kemitraan nasional dan internasional dalam


penelitian, perekayasaan dan pengembangan mekanisasi pertanian.

Menghasilkan bahan untuk perumusan kebijakan, rekomendasi dan


informasi untuk percepatan pengembangan dan penerapan mekanisasi
pertanian di Indonesia.

Membangun kemampuan institusi melalui pengembangan SDM dan


sarana yang memadai dan kompeten bertaraf internasional.

c.

Struktur Organisasi Balai BesarPengembangan Mekanisasi Pertanian

Terlihat pada Gambar dibawah struktur organisasi di Balai Besar Pengembnagan


Mekanisasi Pertanian, dipimpin oleh Kepala Balai Besar yang merupakan
penanggung jawab secara umum dan terdapat beberapa bidang, yakni bidang
umum, program dan informasi dan bidang kerjasama yang masing-masing
bertugas sesuai dengan bidang yang diampu.

27

d.

Sejarah Singkat BBP Mektan


Pada Tahun 1953 merupakan sebagai Instansi/kelembagaan Jawatan

Pertanian Rakyat yang mempunyai tugas untuk meningkatkan produksi pangan


dengan didirikan pusat-pusat latihan dan perbengkelan dan Tenaga teknis ada
pelatihan ke luar negeri. Tahun 1957 menjadi MEKATANI, kemudian pada tahun
1963 berganti nama menjadi Lembaga Penelitian Tenaga Kerja dan Peralatan
Pertanian (Mekanisasi skala kecil dan efisien). Pada tahun 1970 berganti nama
lagi menjadi Diametan, di bawah Direktorat teknik Pertanian dan di tahun 1975
menjadi Sub Direktorat Mekanisasi Pertanian, Dit.Produksi. Di tahun 1983 beralih
menjadi Subdit Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian, kemudian pada
pertengahan tahun 1986 tepatnya 23 Juni 1986 berganti nama JICA-Ditjentan
(Peletakan batu pertama) di Serpong. Diresmikan pada tanggal 9 Maret 1987 yang
kemudian pada tahun 1987 sampai dengan 1991 menjadi lembaga Ditjentan
(CDAET - ATA 220). Pada tanggal 21 Februari 1991 diterbitkan SK Mentan No.
75/Kpts/OT.210/2/91 Badan Litbang Pertanian dengan nama Balai Besar
Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian. Setelah itu pada tanggal 28 Juni 2002
diterbitkan kembali SK Mentan No. 403 /Kpts/OT.210/6/2002 kemudian berganti
nama lagi dari Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian diubah
menjadi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian sampai dengan saat ini.

e.

Letak Geografis BPP Mektan


BPP Mektan secara administraftif terletak di Desa Situgadung Kecamatan

Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.Secara geografis BBP


Mektan terletak di 106,6o BT dan 6,4o LS.Sebagai pertimbangn lokasi di Serpong
adalah lokasi ini direncanakan menjadi kawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi.Beberapa lembaga ilmiah yang telah didirikan di lokasi ini adalah
PUSPITEK (Pusat Pengembangan Ilmu Teknologi), LAPAN (Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional) dan BATAN (Badan Tenaga Atom
Nasional).

28

f.

Program Kegiatan Litbang Mekanisasi Pertanian 2010-2014


Pada periode 2010-2014 Balai Besar Pengembangan Mekasisasi Pertanian,

Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya Litbang


menurut komoditas prioritas ditetapkan oleh Kementerian Pertanian terdiri dari
padi, jagung, kedelai, daging dan tebu. Sementara yang masuk dalam fokus
komoditas yaitu: pangan (padi, kedelai, jagung, ubi kayu dan kacang tanah),
hortikultura (kentang, cabe merah, bawang merah, mangga, manggis, rambutan,
pisang, durian, rimpang dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa,
kakao, kopi, lada, jambu mete, tanaman serat, tebu dan cengkeh), serta peternakan
(sapi portong, kambing, domba, babi, ayam buras dan susu).
Atas dasar komoditas-komoditas yang telah ditetapkan tersebut di atas,
prioritas program penelitian/perekayasaan mekanisasi pertanian diarahkan untuk
mendukung tercapainya target-target pengembangan komoditas tersebut. Oleh
karena itu, program penelitian/perekayasaan dan pengembangan mekanisasi
pertanian ditetapkan pada periode 2010-2014 meliputi lima kegiatan utama, yaitu:
1. Penelitian, perekayasaan dan pengembangan teknologi mekanisasi
pertanian untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan
sumberdaya pertanian.
2. Penelitian/perekayasaan dan pengembangan teknologi mekanisasi
pertanian untuk peningkatan kualitas dan nilai tambah produk pertanian.
3. Penelitian/perekayasaan dan pengembangan teknologi mekanisasi
pertanian untuk manipulasi lingkunagn serta pemanfaatan limbah dan
sumberdaya energi di bidang pertanian.
4. Penelitian,

pengembangan

dan

penerapan

teknologi

mekanisasi

pertanian berbasis kemitraan.


5. Penelitian

analisis

kebijakan

untuk

percepatan

pengembangan

mekanisasi pertanian.
Keluaran yang diharapkan dalam litbang mekanisasi pertanian periode
2010-2014 adalah tercapainya:

29

1. Sepuluh (10) paket teknologi mekanisasi (prototipe/model/sistem) untuk


peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya
pertanian.
2. Sebelas (11) paket teknologi mekanisasi (prototipe/model/sistem) untuk
peningkatan kualitas nilai tambah produk pertanian.
3. Enam (6) paket teknologi mekanisasi untuk manipulasi lingkungan serta
pemanfaatan limbah dan sumberdaya energi di bidang pertanian.
4. Terdiseminasinya hasil-hasil litbang mektan tersebut di atas melalui
kerjasama dengan stakeholdersmekanisasi pertanian.
Tujuh (7) paket bahan kebijakan untuk percepatan pengembangan
mekanisasi pertanian mendukung pembangunan pertanian.

30

Lampiran 2 Surat Tugas Praktek Kerja Lapang

31

Lampiran 3 Surat Keterangan Disetujui Praktek Kerja Lapang BPP Mektan

32

Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Praktek Kerja Lapang

33

Lampiran 5 Lembar Penilaian Pembimbing Lapangan

34

Lampiran 6 Lembar Log Book atau Catatan Harian

35

36

37

Lampiran 7 Dokumentasi

Kantor Balai Besar Penelitian Mekanisasi Pertanian

Laboratorium Design

Komponen Otomasi

38

Motor Servo

Driver Motor Servo

Power Supply

39

Mempelajari Otomasi Mesin Mixing

Mempelajari Otomasi Mesin Mixing

Mencari Literatur di Perpustakaan BBP-Mektan

40

Mempelajari Mesin Penepung Beras

Tampak Belakang Combine Harvester

Membongkar Gearbox Combine Harvester

41

Susunan Gear Transmisi Combine Harvester

Mengukur Dimensi Sproket

Hasil Sketching Gear Transmisi Combine Harvester

42

Menggambar Komponen Gearbox Pada Solidwork

Menggambar Komponen Gearbox Pada Solidwork

Pengerjaan Laporan dan Literatur

43

Anda mungkin juga menyukai