BIJIH NIKEL
Studi Kasus : Proyek Penambangan Bijih Nikel PT X
SKRIPSI
Faiz Nur Baskoro
SKRIPSI
Oleh
Faiz Nur Baskoro
11160980000002
ii
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAGA MANAPUN.
11160980000002
iv
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunianya penulis
masih diberi kesempatan untuk membuat laporan tugas akhir sebagai syarat
kelulusan Sarjana Teknik Pertambangan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Laporan ini dapat tersusun tentunya dengan bantuan dari
beberapa pihak yang selama ini telah mendampingi, memberi arahan dan memberi
semangat penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan laporan
tugas akhir dengan baik. Untuk itu,penulis ingin memberikan ucapan terimakasih
kepada beberapa pihak yang telah berperan pada saat penelitian tugas akhir
berlangsung, diantaranya :
v
diganggu waktunya tiada henti sepanjang penulis menyusun laporan
tugas akhir.
7. Jelly Cheaza, S.I.Kom Wanita yang tanpa henti menyemangati,
mendoakan dan mendesak agar penulis segera menyelesaikan tugas
akhir demi masa depan penulis dan beliau.
8. Keluarga seperjuangan Teknik Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2016 yang tidak bisa saya sebut satu-persatu karena terlalu
sedikit mahasiswanya, yang telah menyemangati dan membantu
penulis tak kenal waktu dan tak kenal tempat.
9. Sahabat-sahabat saya keluarga kebon yang selalu menemani penulis
mengerjakan tugas akhir setiap hari, sepanjang waktu.
10. Keluarga Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Salam Tambang!
Dan seluruh sahabat dan teman dan kerabat yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-satu. Akhir kata, penulis turut mendoakan kepada Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa agar membalas kebaikan dari segala pihak yang telah membantu
penulis dengan balasan sehat selalu, Bahagia, dimudahkan rezekinya dan selalu
diberi nikmat iman. Serta, penulis berharap agar Laporan Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat dan ilmu bagi seluruh pembacanya
Penulis
vi
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menyimulasikan pencampuran kadar pada
produksi bijih nikel dengan cost yang minimum. Pada rasio pencampuran
kadar, diaplikasikan konsep Linear Programming dengan menggunakan
software LiPS. Selanjutnya, didapatkan jumlah kebutuhan alat dan biaya
produksi tiap tahunnya.
vii
Abstract
The aim of this study is to set a blending grade ratio for nickel ore
production at minimum cost. For this blending ratio, determination a Linear
Programming concept has been applied using LiPS Software. Then, a many
equipment needs and production costs annually are met.
viii
Daftar isi
ix
2.6.1 Faktor Ekonomi Pemilihan Alat .................................................. 19
2.6.2 Biaya Kepemilikan (Owning Cost) .............................................. 20
2.6.3 Biaya Operasi (Operation Cost) .................................................... 21
2.7 Metode Linear Programming.............................................................. 23
2.8 Implementasi Ayat Al-Qur’an terhadap penelitian .......................... 25
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27
3.1 Teknik pengumpulan data ................................................................... 27
3.2 Teknik Pengolahan Data...................................................................... 28
3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................. 29
3.4 Bagan Alir Penelitian ........................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 31
4.1 Daerah Penelitian ................................................................................. 31
4.1.1 Geologi regional .............................................................................. 31
4.1.2 Geologi local ................................................................................... 32
4.1.3 Zona mineralisasi ............................................................................ 32
4.2 Perencanaan penambangan................................................................. 34
4.3 Penjadwalan Penambangan ................................................................ 35
4.3.1 Pembagian Kompartemen Pada Pit ................................................. 35
4.4 Perhitungan Produktivitas Alat Bijih Nikel ...................................... 37
4.4.1 Perhitungan Produktivitas Alat Gali Bijih Nikel ............................ 37
4.4.2 Perhitungan Produktivitas Alat Gusur Bijih Nikel ......................... 38
4.4.3 Perhitungan Produktivitas Alat Angkut Bijih Nikel Kompartemen
Alpha` 38
4.4.4 Perhitungan Produktivitas Alat Angkut Bijih Nikel Kompartemen
Beta 38
4.4.5 Perhitungan Produktivitas Alat Angkut Bijih Nikel Kompartemen
Charlie 39
4.4.6 Perhitungan Produktivitas Alat Angkut Bijih Nikel Kompartemen
Delta 39
4.4.7 Perhitungan Produktivitas Alat Angkut Bijih Nikel Kompartemen
Eko 39
4.4.8 Perhitungan Produktivitas Alat Angkut Bijih Nikel Kompartemen
Fanta 40
4.4.9 Perhitungan Produktivitas Alat Angkut Bijih Nikel Kompartemen
Golf 40
x
4.4.10 Perhitungan Produktivitas Alat Angkut Bijih Nikel Kompartemen
Hotel 41
4.4.11 Perhitungan Produktivitas Alat Angkut Bijih Nikel Kompartemen
Indie 41
4.5 Biaya Operasi (Operating cost) dan Biaya Kepemilikan (Owning cost)
alat penambangan ........................................................................................... 41
4.5.1 Biaya kepemilikan (Owning cost) dan Biaya Operasi (Operating
Cost) Excavator Komatsu PC-200 ................................................................... 42
4.5.2 Biaya kepemilikan (Owning cost) dan Biaya Operasi (Operating
Cost) Bulldozer Komatsu D-65 ........................................................................ 45
4.5.3 Biaya kepemilikan (Owning cost) dan Biaya Operasi (Operating
Cost) Hino FM 260 JD ..................................................................................... 49
4.6 Biaya Operasi Alat (Unit Cost) Perkompartemen............................. 52
4.5.1 Biaya Operasi Alat Gali Bijih Nikel ............................................... 53
4.5.2 Biaya Operasi Alat Gusur Bijih Nikel ............................................ 53
4.5.3 Biaya Operasi Alat Angkut Bijih Nikel Pada Kompartemen Alpha 53
4.5.4 Biaya Operasi Alat Angkut Bijih Nikel Pada Kompartemen Beta . 54
4.5.5 Biaya Operasi Alat Angkut Bijih Nikel Pada Kompartemen Charlie
54
4.5.6 Biaya Operasi Alat Angkut Bijih Nikel Pada Kompartemen Delta 54
4.5.7 Biaya Operasi Alat Angkut Bijih Nikel Pada Kompartemen Eko .. 55
4.5.8 Biaya Operasi Alat Angkut Bijih Nikel Pada Kompartemen Fanta 55
4.5.9 Biaya Operasi Alat Angkut Bijih Nikel Pada Kompartemen Golf . 56
4.5.10 Biaya Operasi Alat Angkut Bijih Nikel Pada Kompartemen Hotel 56
4.5.11 Biaya Operasi Alat Angkut Bijih Nikel Pada Kompartemen Indie 56
4.5.12 Biaya Operasi Alat (Unit Cost) Kompartemen ............................... 57
4.7 Simulasi Penjadwalan Produksi Linear Programming .................... 58
4.7.1 Simulasi Produksi Bijih Nikel Tahun 1 .......................................... 58
4.7.2 Simulasi Produksi Bijih Nikel Tahun 2 .......................................... 62
4.7.3 Simulasi Produksi Bijih Nikel Tahun 3 .......................................... 66
4.7.4 Simulasi Produksi Bijih Nikel Tahun 4 .......................................... 70
4.7.5 Simulasi Produksi Bijih Nikel Tahun 5 .......................................... 73
4.7.6 Simulasi Produksi Bijih Nikel Tahun 6 .......................................... 77
4.7.7 Simulasi Produksi Bijih Nikel Tahun 7 .......................................... 80
4.7.8 Rekapitulasi Simulasi Produksi Nikel ............................................. 83
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 85
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 85
5.2 Saran ...................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88
LAMPIRAN ........................................................................................................... 1
xii
Daftar Gambar
iv
Daftar Tabel
v
Tabel 4. 22 Rata-rata Jumlah Biaya Operasi, Produktivitas dan Kebutuhan Alat
Tahun ke-6 ............................................................................................................ 79
Tabel 4. 23 Biaya Operasi Produksi Bijih Nikel /ton tahun ke-6.......................... 80
Tabel 4. 24 Total Biaya Operasi Produksi Bijih Nikel Tahun ke-6 ...................... 80
Tabel 4. 25 Rata-rata Jumlah Biaya Operasi, Produktivitas dan Kebutuhan Alat
Tahun ke-7 ............................................................................................................ 82
Tabel 4. 26 Biaya Operasi Produksi Bijih Nikel /ton tahun ke-7.......................... 83
Tabel 4. 27 Total Biaya Operasi Produksi Bijih Nikel Tahun ke-7 ...................... 83
Tabel 4. 28 Rekapitulasi Biaya Operasi Produksi Bijih Nikel .............................. 84
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
perusahaan pertambangan untuk mencari investor atau berinvestasi dalam
pembangunan smelter untuk kegiatan metallurgi.
2
3. Data cadangan sumber daya ditentukan oleh estimasi sumberdaya
oleh perusahaan.
4. Produksi bijih nikel dilakukan dengan blending berdasarkan
kompartemen-kompartemen dan cadangan yang telah ditentukan
perusahaan.
5. Kurs dollar sebesar Rp 14.128,01 pada bulan oktober 2021
6. Jenis alat yang digunakan adalah Excavator Komatsu PC-200,
Bulldozer Komatsu D-65 dan Dump Truck Hino FM 260 JD
7. Kebutuhan perhitungan produktivitas menggunakan asumsi manual
book, literatur dan data perusahaan.
8. Penjadwalan produksi hanya dilakukan terhadap produksi bijih
nikel dengan mineral yang terkandung Ni, Fe, Co, Si dan Mg
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Menentukan simulasi blending produksi kadar dan ton bijih
nikel pertahun dengan cost paling minimum pada PT. X tiap
tahunnya.
2. Mengetahui kebutuhan alat untuk produksi bijih nikel tiap
tahunnya pada PT. X.
3. Mengetahui biaya Produksi bijih nikel tiap tahunnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
"Overhand" Excavating
"Underhand" Excavating
Overburden
Transition Transition
Saprolite Ore
Bedrock/Bluezone Bedrock/Bluezone
Cut-off grade adalah batas nilai kadar rata-rata minimum pada suatu massa
batuan yang memiliki nilai ekonomis dan layak ditambang dengan teknologi
masa itu. Material yang tidak memenuhi kriteria ini disebut material buangan
(waste). (Thompson & Barr, 2014)
5
2.1.2. Pencampuran (Blending)
Blending pada bijih nikel adalah proses pencampuran bijih nikel yang
memiliki kadar rendah dan kadar tinggi yang berbeda sehingga diperoleh bijih
nikel dengan kadar tertentu dengan kualitas yang diinginkan. Pencampuran ini
bertujuan untuk membuat bijih nikel menjadi sesuai dengan kebutuhan pabrik
pengolahan.
Pencampuran ini bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau
lebih tipe bijih nikel dengan kadar yang berbeda, dimana bijih nikel dengan
kadar yang berbeda akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah
yang cukup besar untuk dikenali dari satu jenis kadar Ketika proses sampling
dilakukan.
6
1. Tingkat variasi kualitas yang dicampurkan.
Semakin banyak variasi kualitas/kadar dan jenis kualitas yang di
blending maka tingkat kesulitan homogenitas akan semakin tinggi.
2. Ukuran partikel yang dicampurkan.
Semakin besar banyak ukuran material maka tingkat kesulitan
homogenitas akan makin tinggi.
3. Besar/kecil unit pencampuran.
Hal ini terkait variasi tonase yang akan dicampur, semakin besar
variasi massanya maka semakin tinggi tingkat kesulitan
homogenitasnya.
3. Blending di Conveyor
Pada metode ini dilakukan pencampuran (Blending) pada
saat material akan melalui kegiatan pengapalan (Barging) dengan
cara memasukan material dengan kadar yang berbeda
kualitas/kadar kedalam feeder Conveyor yang berbeda pula sesuai
dengan komposisi masing-masing untuk mendapatkan kualitas
7
yang diinginkan. Tetapi, harus dilakukan pemisahan material
berdasarkan kualitas/kadarnya pada ROM Stockpile dengan
sampling.
4. Blending di Tongkang
Pada metode ini dilakkan pencampuran (Blending) pada
saat dilakukan loading material ke pengapalan (Barge).
8
3. Berfungsi sebagai landasan perusahaan pertambangan dalam
melakukan evaluasi prestasi pekerjaan maupun landasan
penanggulangan pada saat perusahaan mengalami kendala teknis
maupun nonteknis.
9
2.3.1 Penentuan Penjadwalan Penambangan
Menurut Dr. IR. Waterman Sulistya Bargawa ada 5 aspek yang harus di
perhatikan pada penjadwalan produksi. Yaitu:
10
3. Penentuan jadwal pengupasan material penutup (waste).
4. Menyeimbangkan jadwal.
Alat berat yang digunakan pada suatu pertambangan memilik jenis, fungsi
dan spesifikasi yang beragam serta memiliki keahliannya masing-masing,
sehingga diperlukan seorang operator yang ahli dalam mengoperasikan tiap
alat berat agar mempermudah dan memaksimalkan kinerja alat. (Hartman,
1987). Berikut adalah Tabel petunjuk untuk pemilihan alat untuk tiap alat
berat menangani material pada tambang terbuka:
11
Tabel 2. 2 Kemampuan Alat Berat
Aktifitas dari setiap alat-alat tersebut tidak lepas dari kondisi medan kerja
alat tersebut. Ketidaksesuaian alat dengan kondisi medan kerja dan kondisi
material akan menyebabkan kerugian karena banyaknya waktu kerja alat yang
hilang atau juga karena adanya kerusakan pada alat. Menurut Indonesianto
(2015) sifat-sifat fisik material di medan kerja yang penting untuk
diperhatikan dalam hubungannya dengan proses pemilihan alat berat adalah:
A. Bentuk Material
Bentuk atau ukuran material sangat berpengaruh pada spesifikasi alat yang
digunakan. Semakin halus material semakin mendekati ukuran spesifikasi,
sebaliknya semakin besar ukuran material maka semakin banyak volume
angkut alat yang tidak terpakai.
B. Berat Material
Setiap alat memiliki spesifikasi berat dan volume maksimal, hal ini yang
menentukan alat dapat membawa banyak volume dan berat dalam jumlah
tertentu.
C. Daya Lekat Material
Daya lekat material juga menentukan seberapa banyak material yang dapat
terangkut. Semakin tinggi daya lekat maka semakin banyak material yang
12
dapat di angkut oleh alat karena material yang memiliki daya lekat yang
tinggi dapat menggunung pada saat pengangkutan.
D. Kekerasan Material
Kekerasan material menentukan produktivitas alat dan umur alat. Semakin
keras material, maka semakin sukar alat gali mengambil material tersebut,
hal ini juga memperpendek umur alat (misal kuku pada shovel).
Poduktivitas alat adalah salah satu hal yang paling vital pada usaha
penambangan. Namun menentukan produktivitas alat akan sulit dilakukan
apabila alat yang ditentukan belum melakukan kegiatan penambangan pada
lokasi perusahaan tersebut.
60
𝑃𝑎 = 𝐾𝑡 𝑥 𝐸𝑘
𝐶𝑇𝑎
Dimana:
Pa = Produktivitas alat angkut (Ton/Jam)
Kt = Kapasitas vessel (Ton atau Bcm)
CTa = Cycle Time alat angkut (Menit)
Ek = Efisiensi Kerja
Waktu siklus atau waktu edar atau Cycle Time adalah waktu yang
dibutuhkan untuk alat angkut melakukan pemuatan. Cycle time terdiri dari
pemuatan (Loading Time), Pengangkutan (Hauling Time), Pembuangan
13
(Dumping Time), Pengambilan posisi (Spotting time) dan waktu kembali
(Returning Time).
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝑆𝑇 + 𝐿𝑇 + 𝐻𝑇 + 𝐷𝑇 + 𝑅𝑇
𝐾𝐵 × 60 × 𝐹𝐾
𝑇𝑃 = 𝑥 𝑆𝐹
𝐽 𝐽
(𝐹 ) + (𝑅 ) + 𝑍
Keterangan:
TP= Taksiran produksi dozing F= Kecepatan maju (m/menit)
(m3/jam)
KB = Kapasitas blade (m) R= Kecepatan mundur (m/menit)
FK= Faktor koreksi Z= Waktu tetap (menit)
J= Jarak dozing (m)
𝐿𝐾 × 𝑃 × 𝐽 × 60 × 𝐹𝐾
𝑇𝑃 =
𝐽 𝐽
(𝐹 ) + (𝑅 ) + 𝑍
Keterangan:
TP = Taksiran produksi ripping (m3/jam)
LK = Lebar Kerja (m)
P = Kedalaman penetrasi (m)
J = Jarak ripping (m)
FK = Faktor koreksi
F = Kecepatan maju (m/menit)
R = Kecepatan mundur (m/menit)
Z = Waktu tetap (menit)
14
C. Produktivitas gabung ripping-dozing
𝑇𝐷 × 𝑇𝑅
𝑇𝑃 =
𝑇𝐷 + 𝑇𝑅
Keterangan:
TD = Taksiran produksi dozing (m3/jam)
TR = Taksiran produksi ripping (m3/jam)
𝐾𝑏 × 𝐹𝑓 × 𝑆𝑓 × 𝐸𝑓𝑓 × 3600
𝑄=
𝐶𝑡
Keterangan:
15
Menurut Tenriajeng (2003), produktivitas alat penunjang (Motor grader dan
Water Truck) dapat ditentukan dengan persamaan :
Keterangan:
𝑛𝐻 × 𝑓 × 𝐶𝑡𝐿
𝑀𝐹 =
𝑛𝐿 × 𝐶𝑡𝐻
Keterangan:
MF = Match Factor
Nh = Jumlah truk
nL = Jumlah alat muat
CtH = Waktu edar alat angkut (menit)
CtL = Waktu edar alat muat (menit)
f = Frekuensi pengisian truk
16
(Indonesianto, 2015) Jika MF < 1 maka ada waktu tunggu (Wt) untuk alat
gali muat, yaitu selama persamaan berikut:
𝐶𝑡𝐻
𝑊𝑡 = 𝑛𝐿 × − 𝐶𝑡𝐿
𝑛𝐻
Faktor kerja akan sempurna apa bila MF = 1. Apabila MF < 1, maka faktor
kerja alat angkut = 100% namun faktor kerja alat muat < 100% (Alat angkut
menunggu alat muat). Apabila MF > 1, maka faktor kerja alat muat < 100%
dan faktor kerja alat muat =100% (Terjadi antrian pada alat muat).
𝑊
𝑀𝐴 = 𝑋 100%
𝑊+𝑅
Dimana:
𝑊+𝑆
𝑃𝐴 = 𝑋 100%
𝑊+𝑅+𝑆
Dimana:
17
R = Repair Hours atau waktu perbaikan alat
S = Stanby Hours
𝑊
𝑃𝐴 = 𝑋 100%
𝑊+𝑆
Dimana:
𝑊
𝑃𝐴 = 𝑋 100%
𝑊+𝑅+𝑆
Dimana:
18
Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu investasi kapital dan
investasi non kapital.
19
2.6.2 Biaya Kepemilikan (Owning Cost)
1. Penyusutan/Depresiasi
Depresiasi disini merupakan dari pemakaian suatu alat sehubungan dengan
menyusutnya nilai pakai atau kemampuan alat tersebut. Cara-cara perhitungan
depresiasi umumnya dipakai dengan tiga cara, yaitu:
2
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 − 𝑚 =
𝑛. 𝐶. (1 − 2)𝑚−1
3. Some of the Years Digits
Nilai dari benda modal menyusut dengan tingkat penyusutan yang makin
menurun.
20
(𝑛 − 𝑚 + 1)
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 − 𝑚 = (𝐶 − 𝐿)
∑𝑛𝑚−1 𝑚
𝑛 𝑛(𝑚 + 1)
∑ 𝑚=
𝑚−1 2
Resale or Trade In Value adalah nilai yang tersisa dari alat apabila alat
ingin dijual Kembali.
21
yaitu biaya tetap (fixed costs) dan biaya tidak tetap (variable costs). Biaya tidak
tetap adalah biaya yang terpengaruh dari kegiatan produksi, biaya tidak tetap
meliputi:
A. Biaya ban (tires cost) diperuntukkan bagi kendaraan yang memakai ban:
𝑇𝑖𝑟𝑒 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒
𝐻𝑜𝑢𝑟𝑙𝑦 𝑇𝑖𝑟𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡 =
𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑡𝑒𝑑 𝐿𝑖𝑓𝑒
22
2.7 Metode Linear Programming
Linear Programming adalah suatu metode optimasi yang dapat digunakan
untuk mendapatkan solusi dari berbagai macam permasalahan, dimana realita
dan problem dijadikan fungsi matematik. Unsur utama dalam Linear
Programming adalah sebagai berikut (Drs Siswanto, 2007):
1. Variabel keputusan
2. Fungsi Tujuan
3. Fungsi Kendala
Dimana :
23
∑𝑚 𝑚
𝑖=1 ∑𝑗=1 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑖𝑗 ≤ 𝑏𝑖
Xj ≥ 0 (j=0,1,2,3,…n)
Bi ≥ 0 (j=0,1,2,3,…n)
Dimana :
aij = kebutuhan sumberdaya untuk menghasilkan kegiatan
Xj = Jenis unit yang digunakan
Bi = Banyak sumber daya
Sesuai tujuan dari penelitian ini, akan dilakukan simulasi produksi dari
tiap tahunnya yang dimana simulasi adalah metode pelatihan yang meragakan
sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan sesungguhnya.
Fungsi tujuan meminimumkan biaya produksi dapat dijelaskan pada gambar
berikut:
24
2.8 Implementasi Ayat Al-Qur’an terhadap penelitian
Ayat alquran yang dijadikan pedoman pada penelitian ini adalah ayat yang
membahas tentang memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin dan
tidak berlebihan dalam hal apapun. Beberapa ayat yang digunakan adalah
sebgai berikut:
Berdasarkan surat al-isra’ ayat 26, manusia tidak boleh diberperilaku boros
demi menuruti hawa nafsu sama halnya dengan target produksi yang harus
dicapai seefektif mungkin dengan menentukan kebutuhan alatnya sehingga
kita bisa lebih menghargai waktu dan cost, juga menghindari hal-hal yang
mubadzir. Karena sesungguhnya allah tidak menyukai segala sesuatu yang
berlebihan.
25
Berdasarkan surat Al-Hasyr Ayat 18, kita sebagai manusia yang beriman
diperintahkan untuk bertakwa kepada allah dan allah telah memerintahkan
untuk setiap diri kita untuk memperhatikan apa yang telah kita perbuat untuk
hari esok. Pada hal ini, allah telah memerintahkan kita untuk memperhatikan
persiapan perencanaan terbaik yang akan dilakukan, rencana kebutuhan alat
dan rencana simulasi pencampuran bijih nikel pada rencapa produksi yang
lebih baik di hari esok.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Teknik pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan data kuantitatif
yaitu dengan cara mengumpulkan data sekunder yang disediakan dari
perusahaan, internet serta referensi-referensi lainnya. Setelah didapatkan data
sekunder selanjutnya dilakukan pengolahan data dan analisis berdasarkan teori
yang berkaitan untuk menyelesaikan masalah serta dapat melakukan penarikan
kesimpulan.
Data sekunder yang diperoleh dari PT. AKA Geosains Consulting yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari literatur dan yang
diarsipkan oleh perusahaan. Data sekunder yang digunakan adalah
sebagai berikut :
• Data cadangan sumber daya pada pit PT. X
• Data hasil Design geometri jalan
• Data batas dan keterdapatan cadangan pada kompartemen
penambangan.
• Peta topografi tambang terbuka PT. X
• Spesifikasi alat gali-muat, alat angkut dan alat penunjang kegiatan
penambangan PT. X
• Faktor koreksi pada produktivitas (swell factor, bucket fill factor,
efisiensi kerja alat, Physical Availibility dan Machine Availibility).
• Harga beli alat berat.
• Insurance, Interest dan Tax pada biaya kepemilikan alat.
• Kebutuhan biaya operasi alat.
• Waktu kerja perusahaan
• Data permintaan kadar smelter (Kadar Ni, rasio Fe/Ni, SiO/Mg
dan Co)
27
• Data nilai kurs dollar terhadap rupiah dan data nilai bunga bank
yang didapatkan dari laporan kurs Bank Indonesia, Oktober 2021.
Teori yang digunakan oleh penulis pada metode operation research adalah
Teori keputusan oleh Peter Ducker, yang terdiri dari (STERMOLE, 1974):
1. Mendefinisikan problema
2. Analisa Problema
3. Pengembangan alternatif solusi terbaik
4. Pengambilan keputuan berdasarkan penyelesaian terbaik
5. Implementasikan keputusan terhadap tindakan
28
3.3 Jadwal Penelitian
1. Lokasi Kegiatan
2. Waktu Pelaksanaan
Minggu ke-
No. Uraian Kegiatan Januari Febuari Maret April MEI
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Pengambilan Data
3 Pengolahan Data
4 Penyusunan laporan
Minggu ke-
JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
29
3.4 Bagan Alir Penelitian
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Sekunder
1. Data hasil optimasi final desain pit.
2. Data model blok.
3. final pit desain
4. Peta Topografi tambang terbuka PT. X
5. Spesifikasi alat gali-muat, alat angkut dan alat penunjang kegiatan penambangan PT X
6. Faktor koreksi pada produktivitas
7.Harga Nikel berdasarkan CMO World Bank
8. Data nilai kurs dollar terhadap rupiah
1. Menentukan simulasi blending produksi kadar minera dan tonasel pada produksi bijih
nikel pertahun dengan cost paling minimum pada PT. X tiap tahunnya.
2. mengetahui jumlah kebutuhan alat
3. mengetahui biaya operasi produksi bijih nikel tiap tahunnya
Pembahasan:
simulasi blending produksi bijih nikel
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Daerah Penelitian
31
4.1.2 Geologi local
Morfologi dari area proyek penambangan ini berupa dataran
bergelombang, perbukitan bergelombang dan bukit terjal. Hasil pemetaan
geologi permukaan, litologi di kawasan konsesi terbagi menjadi 2 (dua) jenis
batuan yaitu batuan ultrabasa dan batuan Aluvial. Batuan ultrabasa didominasi
oleh peridotit. Peridotit umumnya muncul dalam kondisi segar berwarna hijau
tua sampai abu-abu dan coklat kemerahan sampai coklat tua pada kondisi
lapuk. Didominasi oleh mineral primer olivin, piroksen, dan sedikit kromit dan
magnetit. Sebagian besar batuan ultrabasa di areal konsesi telah mengalami
serpentinisasi dengan derajat yang bervariasi, retak dan breksiasi. Umumnya
proses laterisasi di area konsesi lemah - sedang. Ciri permukaan unit ini adalah
tanah laterit (limonit).
32
ultrabasa melalui proses lateralisasi. Profil laterit berkembang dengan baik dan
terlindung dari erosi dengan adanya Iron Cap (Gossan). Di beberapa daerah
Iron cap telah hancur, sehingga menunjukan keberadaan laterit. Secara umum,
profil laterit dari konsesi PT. X ini terdiri dari campuran limonit (lapisan
penutup dan limonit) dengan saprolit kadar rendah hingga tinggi yang terletak
di atas batuan dasar harzburgite.
33
Mineralisasi nikel terutama berada di dasar laterit dan bagian atas saprolit
dan yang lebih primer, tanah liat kaya Mg dalam saprolit ultrabasa. Ketika
pelapukan sangat dalam maka lebih banyak Ni dapat ditemukan di laterit Fe,
tetapi pengayaan Ni terbesar terutama di dalam saprolit batuan ultrabasa yang
mendasari dekat zona kontak dengan Fe laterit.
34
insitu menjadi tonase nikel berdasarkan kadar air yang diterima, kemudian
mengasumsikan kualitas dilusi juga diterapkan sebagai faktor untuk
memperkirakan kualitas kadar nikel produk.
Berdasarkan estimasi sumber daya yang dibuat oleh PT. AKA GEOSAINS
CONSULTING dengan total cadangan bijih nikel sebesar 7,095,453 wmt, PT.
X menargetkan produksi bijih nikel sebesar 1.000.000 Ton per tahunnya.
Umur tambang (Life Of Mine) ditargetkan selama 7 tahun.
35
Gambar 4. 4 Kompartemen Pit
Setelah final pit desain dibagi menjadi 9 kompartemen, dilakukan report
pada tiap kompartemen dengan tujuan didapatkannya data jumlah besaran
waste (bcm) dari lapisan limonit dan saprolite, Ton Ore (wmt), kadar Ni
(termasuk dilusi), kadar Fe, kadar Co, kadar SiO2, kadar MgO, kadar CaO dari
tiap kompartemen yang ada.
36
4.4 Perhitungan Produktivitas Alat Bijih Nikel
Dalam proses penambangan diperlukan peralatan tambang untuk
menunjang selama proses penambangan berlangsung. Tiap kompartemen
penambangan memiliki jarak yang berbeda-beda, sehingga produktivitas
dumptruck memiliki nilai yang berbeda pula.
Produktivitas alat dan waktu standart Cycle time yang ada pada Manual
Book dari setiap alat yang digunakan. Biaya produksi akan ditentukan
berdasarkan banyaknya alat yang akan bekerja.
37
4.4.2 Perhitungan Produktivitas Alat Gusur Bijih Nikel
38
20 𝑡𝑜𝑛 × 60 × 0.75 × 0.90 × 0.85
𝑃𝑟𝑜𝑑. =
(3.94 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 3.0 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 2.2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 0.8𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)
= 62.29 𝑡𝑜𝑛/𝑗𝑎𝑚
39
saat keadaan isi 500 meter/menit dan saat keadaan kosong 666 meter/menit.
Perhitungan produktivitas Dump Truck Hino FM 260 JD adalah:
40
4.4.10 Perhitungan Produktivitas Alat Angkut Bijih Nikel
Kompartemen Hotel
4.5 Biaya Operasi (Operating cost) dan Biaya Kepemilikan (Owning cost) alat
penambangan
Biaya operasi pada PT X menggunakan alat beli bukan alat sewa
sehingga biaya operasi pada PT X didapatkan dari hasil jumlah biaya
Perhitungan biaya kepemilikan (Owning cost) dan biaya operasi
(Operating cost). Kepemilikan (Owning cost) terdiri dari nilai depresiasi,
bunga (Interest), Pajak (Taxes), Asuransi (Insurance). Pada perhitungan
depresiasi biaya kepemilikan digunakan metode straight line depreciation
(SLD) dan asumsi nilai sisa sebesar 10%.
41
Biaya operasi (Operating cost) terdiri dari biaya penggantian ban,
biaya perawayan sebesar 60% dari depresiasi, biaya pelumas (oli mesin,
oli transmisi, final drives oil, oli hidraulik, dan Grease). Pada biaya
operasi digunakan harga solar industri pertamina bulan oktober 2021
sebesar Rp 11,000,050 /liter.
42
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 = 8.9 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 × 11,050
= 98,345 rupiah /jam
Komatsu PC-200 mengkonsumsi final drive oil sebesar 0.005 liter /jam
dan harga final drives oil sebesar Rp 26,000 /liter. Perhitungan biaya
konsumsi final drive oil adalah:
43
e. Grease
1,209,723
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟 = = 2,419 rupiah /jam
500
Dari biaya kepemilikan (Owning cost) dan biaya operasi (Operating
cost) yang telah dihitung, maka biaya produksi perjam alat dapat
dihitung dengan menjumlahkan biaya kepemilikan dan biaya operasi.
Berikut ini merupakan tabel komponen – komponen Komatsu PC-200
dari biaya yang diperhitungkan sebagai berikut :
OWNING COST
DEPRESIASI
Harga Beli 1,300,000,000 Rupiah
Nilai Sisa 130,000,000 Rupiah
Nilai Depresiasi Bersih 1,170,000,000 Rupiah
Umur Depresiasi 38,776 jam
DEPRESIASI 30,173 Rupiah/jam
44
OPERATING COST
Biaya Perawatan 18,104 Rupiah/jam
Biaya BBM 98,345 Rupiah/jam
Biaya Pelumas
oli mesin 1,300 Rupiah/jam
oli transmisi 182 Rupiah/jam
Final Drive oil 130 Rupiah/jam
Oli Hidrolik 780 Rupiah/jam
Grease 2,447 Rupiah/jam
Filter 2,419 Rupiah/jam
Tenaga kerja 11,139 Rupiah/jam
TOTAL BIAYA OPERASI 134,846 Rupiah/jam
TOTAL BIAYA PRODUKSI
(+Biaya Kepemilikan) 166,817 Rupiah/jam
4,050,000,000 − 450,000,000
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = = 104,767.66 rupiah /jam
38,776 𝑗𝑎𝑚
45
B. Biaya operasi (Operation cost) Bulldozer D-65
1. Biaya perawatan
46
c. Final drive oil
Bulldozer D-65 mengkonsumsi final drive oil sebesar 0.05 liter /jam
dan harga final drives oil sebesar Rp 26,000 /liter. Perhitungan biaya
konsumsi final drive oil adalah:
e. Grease
1,409,779
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟 = = 2,819 rupiah /jam
500
47
Tabel 4. 4 Perhitungan biaya produksi Bulldozer D-65
OWNING COST
DEPRESIASI
Harga Beli 4,500,000,000 Rupiah
Nilai Sisa 450,000,000 Rupiah
Nilai Depresiasi Bersih 4,050,000,000 Rupiah
Umur Depresiasi 38,776 Jam
DEPRESIASI 104,445 Rupiah/jam
OPERATING COST
Biaya Perawatan 62,667 Rupiah/jam
Biaya BBM 171,275 Rupiah/jam
Biaya Pelumas
oli mesin 1,560 Rupiah/jam
oli transmisi 1,300 Rupiah/jam
Final Drive oil 1,300 Rupiah/jam
Oli Hidrolik 780 Rupiah/jam
Grease 699 Rupiah/jam
Filter 2,820 Rupiah/jam
Tenaga kerja 11,139 Rupiah/jam
TOTAL BIAYA OPERASI 253,539 Rupiah/jam
TOTAL BIAYA OPERASI
(+Biaya Kepemilikan) 364,208 Rupiah/jam
48
4.5.3 Biaya kepemilikan (Owning cost) dan Biaya Operasi (Operating
Cost) Hino FM 260 JD
835,000,000 − 83,500,000
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = = 19,380 rupiah /jam
38,776 𝑗𝑎𝑚
43,000,000
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑛 = = 8,542 rupiah /jam
4800
2. Biaya perawatan
49
3. Biaya bahan bakar
Hino FM 260 JD mengkonsumsi final drive oil sebesar 0.02 liter /jam
dan harga final drives oil sebesar Rp 24,000 /liter. Perhitungan biaya
konsumsi final drive oil adalah:
50
d. Oli hidrolik
e. Grease
305,000
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟 = = 1,690 rupiah /jam
500
Dari biaya kepemilikan (Owning cost) dan biaya operasi (Operating
cost) yang telah dihitung, maka biaya produksi perjam alat dapat
dihitung dengan menjumlahkan biaya kepemilikan dan biaya operasi.
Berikut ini merupakan tabel komponen – komponen Hino FM 260 JD
dari biaya yang diperhitungkan sebagai berikut :
OWNING COST
DEPRESIASI
Harga Beli 835,000,000 Rupiah
Nilai Sisa 83,500,000 Rupiah
Nilai Depresiasi Bersih 751,500,000 Rupiah
Umur Depresiasi 38,776 Rupiah
DEPRESIASI 19,380 Rupiah/jam
51
Faktor 55 %
Bunga 7.75 %
Asuransi 1 %
Pajak 1 %
Waktu Kerja 38,776 Jam
Investasi Tahunan Rata-Rata 4,149 Rupiah/jam
OPERATING COST
Biaya Penggantian Ban 8,542 Rupiah/jam
Biaya Perawatan 11,628 Rupiah/jam
Biaya BBM 154,700 Rupiah/jam
Biaya Pelumas
oli mesin 462 Rupiah/jam
oli transmisi 1,156 Rupiah/jam
Final Drive oil 462 Rupiah/jam
Oli Hidrolik 693 Rupiah/jam
Grease 606 Rupiah/jam
Filter 1,690 Rupiah/jam
Tenaga kerja 11,138 Rupiah/jam
TOTAL BIAYA OPERASI 189,999 Rupiah/jam
TOTAL BIAYA OPERASI
(+BIAYA KEPEMILIKAN) 211,187 Rupiah/jam
52
4.5.1 Biaya Operasi Alat Gali Bijih Nikel
Biaya operasi alat gali Bijih Nikel pada Kompartemen Alpha didapatkan
dengan cara rumus sebagai berikut :
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑝 166.816
= = 𝑅𝑝 1,268
𝑡𝑜𝑛 131.473
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑝 364,207
= = 𝑅𝑝 880
𝑡𝑜𝑛 413.776
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑝 211,187
= = 𝑅𝑝 3.607
𝑡𝑜𝑛 58.54
53
4.5.4 Biaya Operasi Alat Angkut Bijih Nikel Pada Kompartemen
Beta
Biaya operasi pengangkutan Bijih Nikel pada Kompartemen Beta
didapatkan dengan cara rumus sebagai berikut :
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑝 211,187
= = 𝑅𝑝 3,352.84
𝑡𝑜𝑛 62.99
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑝 211,187
= = 𝑅𝑝3,520.32
𝑡𝑜𝑛 59.99
54
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑝 211,187
= = 𝑅𝑝2,968.50
𝑡𝑜𝑛 71.14
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑝 211,187
= = 𝑅𝑝2,693.66
𝑡𝑜𝑛 78.40
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑝 211.187
= = 𝑅𝑝2,866.51
𝑡𝑜𝑛 73.67
55
4.5.9 Biaya Operasi Alat Angkut Bijih Nikel Pada Kompartemen
Golf
Biaya operasi pengangkutan Bijih Nikel pada Kompartemen Golf
didapatkan dengan cara rumus sebagai berikut :
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑝 211.187
= = 𝑅𝑝2,442.45
𝑡𝑜𝑛 86.47
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑝 211.187 𝑥 3
= = 𝑅𝑝2,138.62
𝑡𝑜𝑛 98.75
56
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑝 211,187
= = 𝑅𝑝3,430.14
𝑡𝑜𝑛 61.57
Setelah didapatkan biaya operasi alat dalam satuan Cost/ton pada tiap jenis
alat, dilakukan penjumlahan biaya operasi dari masing-masing jenis alat pada
tiap kompartemen untuk estimasi biaya operasi dari tiap jenis alat yang
digunakan untuk melakukan produksi bijih nikel dari tiap kompartemennya,
dengan perhitungan sebagai berikut:
berikut adalah tabel rekapitulasi biaya operasi penggalian bijih nikel dari
tiap kompartemen yang telah di konversikan dalam satuan $ (US Dollar)
dengan nilai tukar dollar pada bulan oktober 2021 sebesar Rp 14.128,01 :
KOMPARTEMEN COST/TON
ALPHA $ 0.40
BETA $ 0.39
CHARLIE $ 0.40
DELTA $ 0.36
EKO $ 0.34
FANTA $ 0.35
GOLF $ 0.32
HOTEL $ 0.30
INDIE $ 0.39
57
4.7 Simulasi Penjadwalan Produksi Linear Programming
58
• Kendala Permintaan:
1. Variabel kadar Ni
(NiAlpha X1) + (NiBeta X2) + (NiCharlie X3) + (NiDelta X4) + (NiEko X5)
+ (NiFanta X6) + (NiGolf X7) + (NiHotel X8) + (NiIndie X9)
≥ 1.70 (1,000,000)
2. Variabel Fe/Ni
(Fe/Ni Alpha X1) + (Fe/Ni Beta X2) + (Fe/Ni Charlie X3) + (Fe/Ni Delta
X4) + (Fe/Ni Eko X5) + (Fe/Ni Fanta X6) + (Fe/Ni Golf X7) + (Fe/Ni
Hotel X8) + (Fe/Ni Indie X9)
≤ 13% (1,000,000)
3. Variabel Si/Mg
(Si/Mg Alpha X1) + (Si/Mg Beta X2) + (Si/Mg Charlie X3) + (Si/Mg
Delta X4) + (Si/Mg Eko X5) + (Si/Mg Fanta X6) + (Si/Mg Golf X7) +
(Si/Mg Hotel X8) + (Si/Mg Indie X9)
≤ 3% (1,000,000)
4. Variabel Co
(Co Alpha X1) + (Co Beta X2) + (Co Charlie X3) + (Co Delta X4) + (Co
Eko X5) + (Co Fanta X6) + (Co Golf X7) + (Co Hotel X8) + (Co Indie
X9)
≤ 0.3 (1,000,000)
5. Variabel Tonase
(Ton Alpha) + (Ton Beta) + (Ton Delta) + (Ton Eko) + (Ton Fanta) +
(Ton Golf) + (Ton Hotel) + (Ton Indie) = 1,000,000
• Kendala Penawaran:
Alpha ≤ 1037771 ton
Beta ≤ 648891 ton
Charlie ≤ 857337 ton
Delta ≤ 1399351 ton
Eko ≤ 759020 ton
Fanta ≤ 564193 ton
Golf ≤ 746086 ton
59
Hotel ≤ 525713 ton
Indie ≤ 557072 ton
• Variable ≠ 0
Alpha ≥ 0
Beta ≥ 0
Charlie ≥ 0
Delta ≥ 0
Eko ≥ 0
Fanta ≥ 0
Golf ≥ 0
Hotel ≥ 0
Indie ≥ 0
Kemudian, Lower Bound di isi 0, hal ini berarti produksi minimal dari
kompartemen tersebut adalah 0 ton. Upper Bound diisi sesuai dengan
kapasitas maksimal produksi kompartemen pada tahun pertama (kendala
penawaran) agar tidak melebihi ketersediaan bijih nikel yang ada.
60
Gambar 4. 6 Hasil LiPS Tahun Ke-1
Berdasarkan hasil dari simulasi produksi bijih nikel tahun ke-1 pada
software LiPS dihasilkan produksi dari kompartemen Golf = 746,086 ton,
Hotel = 242,521 Ton dan Indie = 11,392.7 Ton dengan total cost dari ke-3
jenis alat sebesar $ 315,947. Selanjutnya dihitung rata-rata jumlah biaya
operasi dan produktivitas masing-masing jenis alat dari tiap kompartemen
terhadap banyak produksi tiap kompartemennya seperti sebagai berikut:
EXCA $TON PROD /JAM TON TARGET PROD /JAM KEBUTUHAN ALAT
GOLF $ 0.09 131.5 746,086
PC-200 HOTEL $ 0.09 131.5 242,521 206.3 1.6
INDIE $ 0.09 131.5 11,393
RT JML $ 0.09 131.5 1,000,000 2
DOZER $/TON PROD /JAM TON TARGET PROD /JAM KEBUTUHAN ALAT
GOLF $ 0.06 413.78 746,086
D-65 HOTEL $ 0.06 413.78 242,521 206.3 0.5
INDIE $ 0.06 413.78 11,393
RT JML $ 0.06 413.8 1,000,000 1
61
Setelah didapatkan produktivitas, biaya operasi dan kebutuhan jumlah dari
masing-masing jenis alat. Dapat dihitung biaya operasi produksi bijih nikel
pada tahun ke-1. Berikut adalah tabel biaya operasi produksi bijih nikel tahun
ke-1:
JUMLAH
ALAT $/TON $/TON
ALAT
PC-200 $ 0.09 2 $ 0.18
HINO $ 0.17 3 $ 0.51
D-65 $ 0.06 1 $ 0.06
TOTAL $ 0.74
Dalam simulasi produksi bijih nikel pada tahun ke-1 dapat ditentukan
fungsi matematis tujuannya sebagai berikut :
62
• Kendala Permintaan:
1. Variabel kadar Ni
(NiAlpha X1) + (NiBeta X2) + (NiCharlie X3) + (NiDelta X4) + (NiEko X5)
+ (NiFanta X6) + (NiHotel X7) + (NiIndie X8)
≥ 1.70 (1,000,000)
2. Variabel Fe/Ni
(Fe/Ni Alpha X1) + (Fe/Ni Beta X2) + (Fe/Ni Charlie X3) + (Fe/Ni Delta
X4) + (Fe/Ni Eko X5) + (Fe/Ni Fanta X6) + (Fe/Ni Hotel X7) + (Fe/Ni Indie
X8)
≤ 13% (1,000,000)
3. Variabel Si/Mg
(Si/Mg Alpha X1) + (Si/Mg Beta X2) + (Si/Mg Charlie X3) + (Si/Mg Delta
X4) + (Si/Mg Eko X5) + (Si/Mg Fanta X6) + (Si/Mg Hotel X7) + (Si/Mg
Indie X8)
≤ 3% (1,000,000)
4. Variabel Co
(Co Alpha X1) + (Co Beta X2) + (Co Charlie X3) + (Co Delta X4) + (Co
Eko X5) + (Co Fanta X6) + (Co Hotel X8) + (Co Indie X9)
≤ 0.3 (1,000,000)
5. Variabel Tonase
(Ton Alpha) + (Ton Beta) + (Ton Delta) + (Ton Charlie) + (Ton Eko) +
(Ton Fanta) + (Ton Hotel) + (Ton Indie) = 1,000,000
• Kendala Penawaran:
Alpha ≤ 1037771 ton
Beta ≤ 648891 ton
Charlie ≤ 857337 ton
Delta ≤ 1399351 ton
Eko ≤ 759020 ton
63
Fanta ≤ 564193 ton
Hotel ≤ 283192 ton
Indie ≤ 545679 ton
• Variable ≠ 0
Alpha ≥ 0
Beta ≥ 0
Charlie ≥ 0
Delta ≥ 0
Eko ≥ 0
Fanta ≥ 0
Golf ≥ 0
Hotel ≥ 0
Indie ≥ 0
Kemudian, Lower Bound di isi 0, hal ini berarti produksi minimal dari
kompartemen tersebut adalah 0 ton. Upper Bound diisi sesuai dengan
kapasitas maksimal produksi kompartemen pada tahun kedua (yang telah
dikurangi produksi tahun pertama) agar tidak melebihi ketersediaan bijih nikel
yang ada.
64
Gambar 4. 8 Hasil LiPS Tahun Ke-2
Berdasarkan hasil dari simulasi produksi bijih nikel tahun ke-2 pada
software LiPS dihasilkan produksi dari kompartemen Delta = 609,491 ton,
Eko = 107,317 Ton dan Hotel = 283,192 Ton dengan total cost dari ke-3 jenis
alat sebesar $ 340,862. Selanjutnya dihitung rata-rata jumlah biaya operasi
dan produktivitas masing-masing jenis alat dari tiap kompartemen terhadap
banyak produksi tiap kompartemennya seperti sebagai berikut:
EXCA $TON PROD/ JAM TON TARGET PROD/ JAM KEBUTUHAN ALAT
DELTA $ 0.09 131.5 609,491
PC-200 EKO $ 0.09 131.5 107,317 206.27 1.57
HOTEL $ 0.09 131.5 283,192
RT JML $ 0.09 131.5 1,000,000 2.00
65
Setelah didapatkan produktivitas, biaya operasi dan kebutuhan jumlah dari
masing-masing jenis alat. Dapat dihitung biaya operasi produksi bijih nikel
pada tahun ke-2. Berikut adalah tabel biaya operasi produksi bijih nikel tahun
ke-2:
TARGET
$/TON
PRODUKSI TOTAL COST
1,000,000 $ 0.81 $ 812,162.61
Dalam simulasi produksi bijih nikel pada tahun ke-3 dapat ditentukan
fungsi matematis tujuannya sebagai berikut :
66
• Kendala Permintaan:
1. Variabel kadar Ni
(NiAlpha X1) + (NiBeta X2) + (NiCharlie X3) + (NiDelta X4) + (NiEko X5)
+ (NiFanta X6) + (NiIndie X7)
≥ 1.70 (1,000,000)
2. Variabel Fe/Ni
(Fe/Ni Alpha X1) + (Fe/Ni Beta X2) + (Fe/Ni Charlie X3) + (Fe/Ni Delta
X4) + (Fe/Ni Eko X5) + (Fe/Ni Fanta X6) + (Fe/Ni Indie X7)
≤ 13% (1,000,000)
3. Variabel Si/Mg
(Si/Mg Alpha X1) + (Si/Mg Beta X2) + (Si/Mg Charlie X3) + (Si/Mg
Delta X4) + (Si/Mg Eko X5) + (Si/Mg Fanta X6) + (Si/Mg Indie X7)
≤ 3% (1,000,000)
4. Variabel Co
(Co Alpha X1) + (Co Beta X2) + (Co Charlie X3) + (Co Delta X4) + (Co
Eko X5) + (Co Fanta X6) + (Co Indie X7)
≤ 0.3 (1,000,000)
5. Variabel Tonase
(Ton Alpha) + (Ton Beta) + (Ton Delta) + (Ton Charlie) + (Ton Eko) +
(Ton Fanta) + (Ton Indie) = 1,000,000
• Kendala Penawaran:
Alpha ≤ 1037771 ton
Beta ≤ 648891 ton
Charlie ≤ 857337 ton
Delta ≤ 789860 ton
Eko ≤ 651703 ton
Fanta ≤ 564193 ton
Indie ≤ 545679 ton
67
• Variable ≠ 0
Alpha ≥ 0
Beta ≥ 0
Charlie ≥ 0
Delta ≥ 0
Eko ≥ 0
Fanta ≥ 0
Indie ≥ 0
Kemudian, Lower Bound di isi 0, hal ini berarti produksi minimal dari
kompartemen tersebut adalah 0 ton. Upper Bound diisi sesuai dengan
kapasitas maksimal produksi kompartemen pada tahun ketiga (yang telah
dikurangi produksi tahun kedua) agar tidak melebihi ketersediaan bijih nikel
yang ada.
68
Gambar 4. 10 Hasil LiPS Tahun Ke-3
Berdasarkan hasil dari simulasi produksi bijih nikel tahun ke-33 pada
software LiPS dihasilkan produksi dari kompartemen Delta = 637,255 ton dan
Eko = 362,745 dengan total cost dari ke-3 jenis alat sebesar $ 352,745.
Selanjutnya dihitung rata-rata jumlah biaya operasi dan produktivitas masing-
masing jenis alat dari tiap kompartemen terhadap banyak produksi tiap
kompartemennya seperti sebagai berikut:
JUMLAH
ALAT $/TON $/TON
ALAT
PC-200 $ 0.09 2.00 $ 0.18
HINO $ 0.20 3.00 $ 0.61
D-65 $ 0.06 1.00 $ 0.06
TOTAL $ 0.85
69
Tabel 4. 15 Total Biaya Operasi Produksi Bijih Nikel Tahun ke-3
TARGET
$/TON
PRODUKSI TOTAL COST
1,000,000 $ 0.85 $ 847,159.73
Dalam simulasi produksi bijih nikel pada tahun ke-4 dapat ditentukan
fungsi matematis tujuannya sebagai berikut :
• Kendala Permintaan:
1. Variabel kadar Ni
(NiAlpha X1) + (NiBeta X2) + (NiCharlie X3) + (NiDelta X4) + (NiEko X5)
+ (NiFanta X6) + (NiIndie X7)
≥ 1.70 (1,000,000)
2. Variabel Fe/Ni
(Fe/Ni Alpha X1) + (Fe/Ni Beta X2) + (Fe/Ni Charlie X3) + (Fe/Ni Delta
X4) + (Fe/Ni Eko X5) + (Fe/Ni Fanta X6) (Fe/Ni Indie X7)
≤ 13% (1,000,000)
3. Variabel Si/Mg
(Si/Mg Alpha X1) + (Si/Mg Beta X2) + (Si/Mg Charlie X3) + (Si/Mg
Delta X4) + (Si/Mg Eko X5) + (Si/Mg Fanta X6) + (Si/Mg Indie X7)
70
≤ 3% (1,000,000)
4. Variabel Co
(Co Alpha X1) + (Co Beta X2) + (Co Charlie X3) + (Co Delta X4) + (Co
Eko X5) + (Co Fanta X6) + (Co Indie X7)
≤ 0.3 (1,000,000)
5. Variabel Tonase
(Ton Alpha) + (Ton Beta) + (Ton Delta) + (Ton Charlie) + (Ton Eko) +
(Ton Fanta) + (Ton Indie) = 1,000,000
• Kendala Penawaran:
Alpha ≤ 1037771 ton
Beta ≤ 648891 ton
Charlie ≤ 857337 ton
Delta ≤ 152605 ton
Eko ≤ 288958 ton
Fanta ≤ 564193 ton
Indie ≤ 545679 ton
• Variable ≠ 0
Alpha ≥ 0
Beta ≥ 0
Charlie ≥ 0
Delta ≥ 0
Eko ≥ 0
Fanta ≥ 0
Golf ≥ 0
Hotel ≥ 0
Indie ≥ 0
Kemudian, Lower Bound di isi 0, hal ini berarti produksi minimal dari
kompartemen tersebut adalah 0 ton. Upper Bound diisi sesuai dengan
kapasitas maksimal produksi kompartemen pada tahun keempat (yang telah
dikurangi produksi tahun ketiga) agar tidak melebihi ketersediaan bijih nikel
yang ada.
71
Gambar 4. 11 Pengisian Data Tahun Ke-4 Pada LiPS
TARGET
$/TON
PRODUKSI TOTAL COST
1,000,000 $ 0.86 $ 855,440.42
Dalam simulasi produksi bijih nikel pada tahun ke-5 dapat ditentukan
fungsi matematis tujuannya sebagai berikut :
73
Keterangan :
Z = Fungsi Tujuan (Jumlah bijih nikel dengan cost minimum)
C = Biaya produksi tiap kompartemen
X = Tonase bijih nikel
Variabel yang diperlukan dapat dituliskan dalam bentuk matematis dengan
sebagai berikut :
• Kendala Permintaan:
1. Variabel kadar Ni
(NiAlpha X1) + (NiBeta X2) + (NiCharlie X3) + (NiFanta X4) + (NiIndie
X5)
= 1.70 (1,000,000)
2. Variabel Fe/Ni
(Fe/Ni Alpha X1) + (Fe/Ni Beta X2) + (Fe/Ni Charlie X3) (Fe/Ni Fanta
X4) + (Fe/Ni Golf X5) ≤ 13% (1,000,000)
3. Variabel Si/Mg
(Si/Mg Alpha X1) + (Si/Mg Beta X2) + (Si/Mg Charlie X3) + (Si/Mg
Fanta X4) + (Si/Mg Indie X5) ≤ 3% (1,000,000)
4. Variabel Co
(Co Alpha X1) + (Co Beta X2) + (Co Charlie X3) + (Co Fanta X4) + (Co
Indie X5) ≤ 0.3 (1,000,000)
5. Variabel Tonase
(Ton Alpha) + (Ton Beta) + (Ton Charlie) + (Ton Fanta) + (Ton Indie) =
1,000,000
• Kendala Penawaran:
Alpha ≤ 1037771 ton
Beta ≤ 648891 ton
Charlie ≤ 857337 ton
Fanta ≤ 255572 ton
Indie ≤ 295863 ton
74
• Variable ≠ 0
Alpha ≥ 0
Beta ≥ 0
Charlie ≥ 0
Fanta ≥ 0
Indie ≥ 0
Kemudian, Lower Bound di isi 0, hal ini berarti produksi minimal dari
kompartemen tersebut adalah 0 ton. Upper Bound diisi sesuai dengan
kapasitas maksimal produksi kompartemen pada tahun keempat (yang telah
dikurangi produksi tahun ketiga) agar tidak melebihi ketersediaan bijih nikel
yang ada.
75
dan produktivitas masing-masing jenis alat dari tiap kompartemen terhadap
banyak produksi tiap kompartemennya seperti sebagai berikut:
TARGET
$/TON
PRODUKSI TOTAL COST
1,000,000 $ 1.16 $ 1,155,018.35
76
Berdasarkan hasil perhitungan biaya operasi, simulasi produksi
bijih nikel tahun ke-5 membutuhkan biaya operasi sebesar $ 1,155,018.35
atau Rp16,318,110,843.65
Dalam simulasi produksi bijih nikel pada tahun ke-6 dapat ditentukan
fungsi matematis tujuannya sebagai berikut :
• Kendala Permintaan:
1. Variabel kadar Ni
(NiAlpha X1) + (NiCharlie X2) + (NiIndie X3)
= 1.70 (1,000,000)
2. Variabel kadar Ni
(NiAlpha X1) + (NiCharlie X2) + (NiIndie X3)
≥ 1.70 (1,000,000)
3. Variabel Fe/Ni
(Fe/Ni Alpha X1) + (Fe/Ni Charlie X2) + (Fe/Ni Indie X3)
≤ 13% (1,000,000)
4. Variabel Si/Mg
(Si/Mg Alpha X1+ (Si/Mg Charlie X2) + (Si/Mg Indie X3)
≤ 3% (1,000,000)
5. Variabel Co
(Co Alpha X1) + (Co Charlie X2) + (Co Indie X3)
≤ 0.3 (1,000,000)
77
6. Variabel Tonase
(Ton Alpha) + (Ton Delta) + (Ton Charlie) + (Ton Indie) = 1,000,000
• Kendala Penawaran:
Alpha ≤ 1037771 ton
Charlie ≤ 823755 ton
Indie ≤ 233908 ton
• Variable ≠ 0
Alpha ≥ 0
Charlie ≥ 0
Indie ≥ 0
Kemudian, Lower Bound di isi 0, hal ini berarti produksi minimal dari
kompartemen tersebut adalah 0 ton. Upper Bound diisi sesuai dengan
kapasitas maksimal produksi kompartemen pada tahun keenam (yang telah
dikurangi produksi tahun kelima) agar tidak melebihi ketersediaan bijih nikel
yang ada.
78
Gambar 4. 16 Hasil LiPS Tahun Ke-6
Berdasarkan hasil dari simulasi produksi bijih nikel tahun ke-6 pada
software LiPS dihasilkan produksi dari kompartemen Charlie = 766092 dan
Indie = 233,908 dengan total biaya operasi dari ketiga jenis alat sebesar $
398,329. Selanjutnya dihitung rata-rata jumlah biaya operasi dan
produktivitas masing-masing jenis alat dari tiap kompartemen terhadap
banyak produksi tiap kompartemennya seperti sebagai berikut:
79
Tabel 4. 23 Biaya Operasi Produksi Bijih Nikel /ton tahun ke-6
TARGET
$/TON
PRODUKSI TOTAL COST
1,000,000 $ 1.23 $ 1,228,705.53
Dalam simulasi produksi bijih nikel pada tahun ke-7 dapat ditentukan
fungsi matematis tujuannya sebagai berikut :
80
2. Variabel kadar Ni
(NiAlpha X1) + (NiIndie X2)
≥ 1.70 (1,000,000)
3. Variabel Fe/Ni
(Fe/Ni Alpha X1) + (Fe/Ni Indie X2)
≤ 13% (1,000,000)
4. Variabel Si/Mg
(Si/Mg Alpha X1) + (Si/Mg Indie X2)
≤ 3% (1,000,000)
5. Variabel Co
(Co Alpha X1) + (Co Indie X2)
≤ 0.3 (1,000,000)
6. Variabel Tonase
(Ton Alpha) + (Ton Indie) = 1,000,000
• Kendala Penawaran:
Alpha ≤ 1028582 ton
Indie ≤ 66852 ton
• Variable ≠ 0
Alpha ≥ 0
Indie ≥ 0
Kemudian, Lower Bound di isi 0, hal ini berarti produksi minimal dari
kompartemen tersebut adalah 0 ton. Upper Bound diisi sesuai dengan
kapasitas maksimal produksi kompartemen pada tahun ketujuh (yang telah
dikurangi produksi tahun keenam) agar tidak melebihi ketersediaan bijih nikel
yang ada.
81
Gambar 4. 17 Pengisian Data Tahun Ke-7 Pada LiPS
JUMLAH
ALAT $/TON $/TON
ALAT
PC-200 $ 0.09 2.00 $ 0.18
HINO $ 0.25 4.00 $ 1.02
D-65 $ 0.06 1.00 $ 0.06
TOTAL $ 1.26
TARGET
$/TON
PRODUKSI TOTAL COST
1,000,000 $ 1.26 $ 1,256,406.31
83
Tabel 4. 28 Rekapitulasi Biaya Operasi Produksi Bijih Nikel
84
BAB V
5.1 Kesimpulan
Simulasi Linear programming menggunakan software LiPS dibutuhkan
data tonase yang tersedia pada masing-masing kompartemen ditiap tahunnya
sebagai upperbound/Fungsi kendala penawaran. Kadar Ni, Fe/Ni, Co, Si/Mg,
dan tonase dari tiap kompartemen sebagai variabel pada fungsi kendala
permintaan untuk mencapai kadar Ni ≥ 1.70%, Fe/Ni ≤ 13%, Co ≤ 0.3%,
Si/Mg ≤ 3% dan tonase = 1,000,000 tiap tahunnya. Serta dibutuhkan biaya
operasi alat dari tiap kompartemen untuk mencapai fungsi tujuan yaitu
minimum cost.
Hasil dari simulasi blending produksi bijih nikel pada tahun pertama yaitu
dibutuhkan kompartemen Golf sebanyak 746,086 ton, Hotel sebanyak 242,521
Ton dan Indie sebanyak 11,392.7 Ton. Kadar yang dimiliki pada tahun
pertama yaitu Ni (1.70%), Fe/ni (9.57%), Co (0.038%) dan Si/Mg (2.38%).
Pada tahun kedua yaitu dibutuhkan kompartemen Delta sebanyak 609,491 ton,
Eko sebanyak 107,317 Ton dan Hotel sebanyak 283,192 Ton. Kadar yang
dimiliki pada tahun kedua yaitu Ni (1.70%), Fe/ni (9.72%), Co (0.037%), dan
Si/Mg (2.22%). Pada tahun kedua dibutuhkan kompartemen Delta sebanyak
609,491 ton, Eko sebanyak 107,317 Ton dan Hotel sebanyak 283,192 Ton.
Kadar yang dimiliki pada tahun tiga yaitu Ni (1.70%), Fe/ni (9.72%), Co
(0.037%), dan Si/Mg (2.22%). Pada tahun ketiga yaitu dibutuhkan
kompartemen Delta sebanyak 637,255 ton dan Eko sebanyak 362,745 Ton
dengan total 1,000,000 ton. Kadar yang dimiliki pada tahun ketiga yaitu Ni
(1.70%), Fe/ni (9.89%), Co (0.037%), dan Si/Mg (2.14%). Pada tahun
keempat dibutuhkan kompartemen Delta sebanyak 152.605 ton, Eko sebanyak
288,958 ton, Fanta sebanyak 308,621 ton dan Indie sebanyak 249,816 ton.
Kadar yang dimiliki pada tahun keempat yaitu Ni (1.70%), Fe/ni (10.38%), Co
85
(0.041%), dan Si/Mg (2.24%). Pada tahun kelima yaitu dibutuhkan
kompartemen Charlie sebanyak 766,092 Ton dan Indie sebanyak 233,908
Ton. Kadar yang dimiliki pada tahun kelima yaitu Ni (1.70%), Fe/ni (11.33%),
Co (0.048%), dan Si/Mg (2.40%). Pada tahun keenam yaitu dibutuhkan
kompartemen Golf sebanyak 746,086 ton, Hotel sebanyak 242,521 Ton dan
Indie sebanyak 11,392.7 Ton. Kadar yang dimiliki pada tahun keenam yaitu
Ni (1.70%), Fe/ni (11.63%), Co (0.043%), dan Si/Mg (2.19%). Pada tahun
ketujuh yaitu dibutuhkan kompartemen Alpha sebanyak 942,337 ton dan
Charlie sebanyak 57,663 ton. Kadar yang dimiliki pada tahun ketujuh yaitu Ni
(1.70%), Fe/ni (12.95%), Co (0.053%), dan Si/Mg (2.28%).
Biaya operasi produksi minimum bijih nikel pada tahun pertama sebesar
Rp 10,502,316,343.13. Biaya operasi produksi bijih nikel pada tahun kedua
sebesar Rp 11,474,241,480.8. Biaya operasi produksi bijih nikel pada tahun
ketiga sebesar Rp 11,968,681,154.42. Biaya operasi produksi bijih nikel pada
tahun keempat sebesar Rp 12,085,670,827.17. Biaya operasi produksi bijih
nikel pada tahun kelima sebesar Rp 16,318,110,843.65. Biaya operasi
86
produksi bijih nikel pada tahun keenam sebesar Rp 17,359,163,969.70. Biaya
operasi produksi bijih nikel pada tahun ketujuh sebesar Rp17,750,520,892.08.
5.2 Saran
Simulasi pencampuran kadar pada produksi bijih nikel menggunakan
metode linear programming dengan software LiPS disarankan karena dapat
mengoptimalkan pencampuran kadar dari mineral-mineral yang tersedia sesuai
dengan permintaan pasar (Smelter) dalam bentuk fungsi matematis dengan
biaya yang minimum tiap tahunnya.
87
DAFTAR PUSTAKA
Ashar, S. (2019). Analisis Kadar Bijih Nikel Hasil Blending di PT. Paramitha
Persada Tama Desa Boenaga Kecamatan Lasolo Kepulauan Kabupaten
Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari: Universitas Halu
Oleo.
Hustrulid, W. (2013). OPEN PIT MINE PLANNING & DESIGN. London: CRC
Press.
88
PT. AKA GEOSAINS. (2021). JORC TECHNICAL REPORT ORE RESERVE
ESTIMATE OF PT SMP NICKEL PROJECT. Jakarta: PT. AKA
GEOSAINS CONSULTING.
Syarif. (2021, 12 1). Menteri ESDM: Cadangan dan Produksi Nikel Indonesia
Nomor Satu Dunia. Retrieved from Nikel.co.id: https://nikel.co.id/menteri-
esdm-cadangan-dan-produksi-nikel-indonesia-nomor-satu-
dunia/#:~:text=NIKEL.CO.ID%2DMenteri,2020%20yang%20dipublikasi
kan%20Januari%202021.
Thompson, M., & Barr, D. (2014). Cut-off grade : a real options analysis volume
42. Resources Policy, 83-92.
89
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
No Deskripsi Bulan
A B C D E F G H I
1 1,037,771 648,891 857,337 1,399,351 759,020 564,193 746,086 525,713 557,072
746,086 242,521 11,393 1,000,000
2 1,037,771 648,891 857,337 1,399,351 759,020 564,193 - 0 283,192 545,679
609,491 107,317 283,192 1,000,000
3 1,037,771 648,891 857,337 789,860 651,703 564,193 - 0 - 0 545,679
637,255 362,745 1,000,000
4 1,037,771 648,891 857,337 152,605 288,958 564,193 - 0 - 0 545,679
152,605 288,958 308,621 249,816 1,000,000
5 1,037,771 648,891 857,337 0 0 255,572 - 0 - 0 295,863
648,891 33,582 255,572 61,955 1,000,000
6 1,037,771 0 823,755 0 0 - 0 - 0 - 0 233,908
9,189 823,755 167,056 1,000,000
7 1,028,582 0 - 0 0 0 - 0 - 0 - 0 66,852
933,148 66,852 1,000,000
8 95,434 0 - 0 0 0 - 0 - 0 - 0 - 0