SKRIPSI
TEKNIK MESIN KONSENTRASI TEKNIK KONVERSI ENERGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2019
IDENTITAS TIM PENGUJI
JUDUL SKRIPSI:
Pengaruh Penggunaan Karbon Aktif dari Alga Terhadap Produksi Hidrogen pada Proses
Elektrolisis Air
KOMISI PEMBIMBING
Pembimbing I : Purnami, ST., MT.
Pembimbing II : Dr.Eng. Denny Widhiyanuriyawan, ST., MT.
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai
bentuk dokumentasi dan hasil akhir dari proses perkuliahan yang telah dilaksanakan.
Skripsi ini juga merupakan persyaratan kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Teknik dalam kurikulum program studi Teknik Mesin Universitas Brawijaya.
Penulis menyadari bahwa tidak akan dapat menyelesaikan semuanya dengan baik
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak di antaranya:
1. Kepada Abi Moh. Nurhamzah dan Umma Hasinah sebagai orang tua penulis, serta
adik saya Sri Ruhyatul Mutmainnah dan Moh. Akmal Ziyadul Fikri yang tidak henti-
hentinya memberikan semangat, motivasi maupun doa kepada penulis baik selama
perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Purnami, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi
bimbingan, saran, motivasi, waktu dan ilmu yang sangat banyak selama penyusunan
skripsi ini.
3. Bapak Dr.Eng. Denny Widhiyanuriyawan, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing II
yang telah memberi bimbingan, saran, motivasi, waktu dan ilmu yang sangat banyak
selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Ir. Djarot B. Darmadi, MT., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Brawijaya.
5. Bapak Teguh Dwi Widodo, ST., M.Eng, Ph.D., selaku Sekretaris Jurusan Teknik
Mesin Universitas Brawijaya.
6. Bapak Dr.Eng. Mega Nur Sasongko, ST., MT., selaku Ketua Program Studi S1
Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya.
7. Ibu Dr. Eng. Widya Wijayanti, ST., MT., selaku Ketua Kelompok Jabatan Fungsional
Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya.
8. Bapak Alm. Dr.Eng. Sofyan Arief Setya Budi, ST., M.Eng., dan bapak Redi Bintarto,
ST., M.Eng.Pract., selaku dosen pembimbing akademik yang banyak membantu dan
memberi saran selama proses perkuliahan.
9. Seluruh dosen jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya yang telah memberi ilmu
dan membimbing penulis selama perkuliahan.
i
10. Kepada Manulife Asset Management Indonesia dan keluarga besar Paguyuban Karya
Salemba Empat yang telah mendukung penulis baik dalam segi moral dan materi
selama menjadi beswan.
11. Kepada keluarga besar Apatte62 Brawijaya, khususnya angkatan 2015 yang telah
menemani serta menerima keluh kesah serta memberi motivasi kepada penulis selama
ini.
12. Keluarga besar Mesin UB anggatan 2015 yang selalu memberikan semangat serta
bantuan selama perkuliahan ini.
13. Kepada rekan sekaligus partner skripsi penulis yaitu Ryan fuad, Tantyo, Yudha,
Anisa, Andrew, Andy dan Fuad widodo.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membantu perkembangan topik yang terkait dengan skripsi ini maupun bagi penulis sendiri
secara pribadi. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan
bagi perkembangan keilmuan Teknik Mesin Universitas Brawijaya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2.10.1 Penambahan Karbon Aktif Alga ............................................................. 22
2.11 Hipotesis ............................................................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................... 25
3.1 Metode Penelitian ............................................................................................... 25
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 25
3.3 Variabel Penelitian .............................................................................................. 25
3.3.1 Variabel Bebas ........................................................................................... 25
3.3.2 Variabel Terikat ......................................................................................... 25
3.3.3 Variabel Terkontrol ................................................................................... 25
3.4 Alat-Alat dan Bahan-Bahan Penelitian ............................................................... 26
3.4.1 Alat-Alat Penelitian ................................................................................... 26
3.4.2 Bahan-Bahan Penelitian ............................................................................ 29
3.5 Skema Instalasi Alat Penelitian .......................................................................... 30
3.6 Prosedur Pengambilan Data ................................................................................ 30
3.7 Diagram Alir Penelitian ...................................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 33
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................... 33
4.1.1 Elektrolisis Air Konvensional (0 ppm) ...................................................... 34
4.1.2 Elektrolisis Air dengan Penambahan 25 ppm Karbon Aktif Alga ............. 34
4.1.3 Elektrolisis Air dengan Penambahan 50 ppm Karbon Aktif Alga ............. 35
4.2 Analisi dan Pembahasan ..................................................................................... 36
4.2.1 Pengaruh Penambahan Karbon Aktif Terhadap pH, Temperatur, Arus dan
Volume Gas Hidrogen ............................................................................... 36
4.2.2 Pengaruh Penambahan Karon Aktif Terhadap Efisiensi Elektrolisis Air .. 40
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 43
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 43
5.2 Saran ................................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
RINGKASAN
Moh. Wildan Harun Arifin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Brawijaya, Juli 2019, Pengaruh Penggunaan Karbon Aktif dari Alga Terhadap Produksi
Hidrogen pada Proses Elektrolisi Air, Dosen Pembimbing: Purnami dan Denny
Widhiyanuriyawan.
Elektrolisis air merupakan salah satu proses untuk memproduksi gas Hidrogen dengan
bantuan aliran arus listrik untuk memecah atom oksigen dan atom hidrogen pada senyawa
air. Namun proses ini masih memiliki permasalahan efisiensi yang rendah hanya sebesar
16,47%. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut dengan penggunaan katalis.
Katalis yang digunakan pada penelitian ini adalah karbon aktif yang berasal dari alga yang
ketersediaannya melimpah, daya guna yang masih kurang optimal serta karena keberadaan
medan magnet internal pada kandugan senyawa cincin aromatik sebesar 30% berdasarkan
uji FTIR yang dapat mempengaruhi pergerakan atom O dan H hingga sampai terputusnya
ikatan Hidrogen dan kovalen pada molekul air. Dengan variasi penambahan katalis karbon
aktif adalah 0 ppm 25 ppm dan 50 ppm sehingga didapatkan hasil penambahan karbon
aktif dan pengaruhnya terhadap nilai pH, temperatur, kemampuan menghantarkan arus,
dan jumlah gas hidrogen yang dihasilkan. Pada penelitian kali ini didapatkan dengan
penggunaan karbon aktif dapat meningkatkan produksi hidrogen, serta dengan semakin
bertambahnya karbon aktif maka produksi hidrogen akan semakin meningkat. Hal ini
didukung berdasarkan data penurunan nilai pH, kenaikan temperatur, peningkatan
kemampuan menghantarkan arus, dan kenaikan jumlah gas hidrogen seiring bertambahnya
karbon aktif pada larutan elektrolit elektrolisis air.
vii
SUMMARY
Electrolysis of water is one of the processes for producing Hydrogen gas with the help
of electric current to break up oxygen atoms and hydrogen atoms in water compounds.
However, this process still has a low efficiency problem of only 16.47%. One way to
overcome this problem is by using a catalyst. The catalyst used in this study is activated
carbon derived from algae with abundant availability, less optimal usability and because of
the presence of internal magnetic fields on aromatic ring compounds of 30% based on
FTIR tests which can affect the movement of O and H atoms up to the breakdown of
hydrogen and covalent bonds in water molecules. With variations in the addition of
catalysts activated carbon is 0 ppm 25 ppm and 50 ppm so that the results of the addition of
activated carbon and its effect on the pH value, temperature, ability to deliver current, and
the amount of hydrogen gas produced are obtained. In this study obtained by the use of
activated carbon can increase hydrogen production, and with increasing activated carbon,
hydrogen production will increase. This is supported by data on decreasing pH values,
increasing temperatures, increasing the ability to conduct current, and increasing the
amount of hydrogen gas as the activated carbon increases in electrolytic water electrolyte
solutions.
viii
BAB ﺄIﺄ
ﺄPENDAHULUANﺄ
semakin meningkatnya konsumsi bahan bakar fosil di berbagai belahan bumi. Konsumsi
BBM (Bahan Bakar Minyak) yang berasal dari fosil ini telah mengalami peningkatan
termasuk Indonesia yang turut menggunakan bahan bakar fosil. Tecatat pada tahun 2015
jumlah kendaraan bermotor meningkat sebesar 7.184.925 menjadi 7.886.894 pada tahun
2016 (BPS, 2017). Dengan demikian dapat dikatakan semakin meningkatnya ﺄjumlahﺄ
ﺄkendaraanﺄ ﺄbermotorﺄ ﺄmakaﺄ ﺄkonsumsiﺄ ﺄbahanﺄ ﺄbakarﺄ ﺄfosilpun meningkat. Tercatat
ﺄpeningkatanﺄ ﺄkonsumsiﺄ ﺄbahanﺄ ﺄbakarﺄ ﺄdiﺄ ﺄindonesiaﺄ pada tahun 2012 ﺄsebesar ﺄ1.430 ﺄjuta
berel ﺄper ﺄhari ﺄberdasarkan ﺄdata ﺄstatistik ﺄreview ﺄof ﺄworld ﺄenergy (BPSW, ﺄ2012)ﺄ. Selain
permasalahan tentang ketersediaan, bahan bakar fosil memiliki kerugian lain yaitu polusi
yang diakibatkan dari hasil pembakaranya.
Dari permasalaan tersebut tentunya diperlukan solusi bahan bakar alternatif yang dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan efek samping dari penggunaan bahan bahar fosil
antara lain tentang ketersediaan dan polusi yang di akibatkannya. Berbagai bahan bakar
alternatif telah dikembangkan akhir-akhir ini untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Salah satu bahan bakar alternatif yang sedang disoroti banyak negara adalah Hidrogen.
Dimana hidrogen dalam pemanfaatannya sebagai bahan bakar tidak menghasilkan polutan
dan ketersediaan di alam yag melimpah. Hidrogen diperkirakan akan menjadi pemasok
energi utama karena ramah lingkungan dan kemudahannya dikonversi menjadi energi
(Henggar. 2006).
Beberapa peneilitan tentang hidrogen telah dilakukan dengan elektrolisis fotovoltaik
(Thomas et al 2008), elektrolisis air alkali (Zenk et al 2010), dan elektrolisis PEM
(Polymer Electrolyte Membrane) (carmo et al, 2013). Dari beberapa metode dalam
memproduksi hidrogen yang telah ditemukan, elektrolisis air memiliki biaya pengoprasian
yang kecil, derajat kemurnian yang tinggi dan pemeliharaan yang mudah namun nilai
efisiensi produksi hidrogen yang rendah (winter et al, 2009). Dengan demikian diperlukan
upaya untuk meningkatkan efisensi produksi hidrogen pada proses elektrolisis air. Upaya
peningkatan nilai efisiensi tersebut diataranya dengan penambahan medan magnet ekternal.
1
2
jika elektrolisis dikenai magnet maka proses elektrolisis lebih cepat bereaksi dalam
menghasilkan gas hidrogen, hal itu disebabkan karena adanya pengaruh medan magnet
terhadap proses elektrolisis yang disebabkan karena arah dorongan gaya magnet terhadap
ion-ion yang akan menuju ke arah elektroda. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Bidin et
al. 2017) penelitian elektrolisis air yang dilakukan dengan penambahan medan magnet
ekternal didapatkan peningkatan jumlah hidrogen sebesar 6 kali lipat jika dibandingkan
dengan tanpa penambahan medan magnet ekternal.
Pada penelitian kali ini akan digunakan katalis untuk meningkatkan nilai efisiensi
produksi hidrogen pada elektrolisis air dengan merekayasa medan magnet internal yang
mana dapat melemahkan dan memutuskan ikatan hidrogen akibat gaya tolak menolak yang
disebabkan sifat diamegnetik pada air. Medan magnet internal ini yang berasal dari bahan
organik lokal yang mana keberadaan bahan organik lokal tersebut mudah didapatkan di
indonesia, dengan digunakannya sebagai katalis pada produksi hidrogen ini yaitu karbon
aktif dari alga yang memiliki ikatan cincin aromatis yang bersifat magnetik oleh akibat
pergerakan atau rotasi elektron maka nilai gunanya pun meningkat.
5
6
efek ﺄradiasi ﺄoptik. ﺄKehadiran ﺄmedan ﺄeksternal ﺄdalam ﺄair ﺄmemainkan ﺄperan ﺄpentingﺄ
untuk ﺄmeningkatkan ﺄproduksi ﺄhidrogen( ﺄBidin ﺄet ﺄal. ﺄ2017).
2.2 Air
2.2.1 Sifat Air
Air ﺄadalah ﺄpelarut ﺄuniversal. ﺄKelarutan ﺄdari ﺄsenyawa ﺄion ﺄadalah ﺄhubungannyaﺄ
dengan ﺄenergi ﺄkisi ﺄdan ﺄenergi ﺄhidrasi. ﺄSelain ﺄsenyawa ﺄpolar, ﺄbeberapa ﺄsenyawa ﺄkovalenﺄ
dapat ﺄmelarut ﺄdalam ﺄair ﺄkarena ﺄmembentuk ﺄikatan ﺄhidrogen ﺄdengan ﺄmolekul ﺄair.ﺄ
Senyawa ﺄini ﺄmengandung ﺄgugus ﺄhidroksil, ﺄkarbonil, ﺄkarbosil ﺄdan ﺄgugus ﺄanimo. ﺄAirﺄ
bersifat ﺄpolar ﺄyaitu ﺄpelarut ﺄyang ﺄbaik ﺄuntuk ﺄbermacam-macam ﺄzat, ﺄmolekul ﺄair ﺄterikatﺄ
oleh ﺄikatan ﺄhidrogen ﺄsatu ﺄsama ﺄlain, ﺄpada ﺄkondisi ﺄstandar ﺄyaitu ﺄpada ﺄtekanan ﺄ100 ﺄkPaﺄ
atau ﺄ1 ﺄbar ﺄmempunyai ﺄtitik ﺄbeku ﺄ273,15 ﺄK ﺄsetara ﺄ0oC ﺄdan ﺄtitik ﺄdidih ﺄ373,15 ﺄK ﺄatauﺄ
setara ﺄdengan ﺄ100oC.( ﺄWijayakusuma, ﺄ2009)
NaCl ﺄberfungsi ﺄmempermudah ﺄproses ﺄpenguraian ﺄair ﺄmenjadi ﺄhidrogen ﺄdan ﺄoksigenﺄ
karena ﺄion-ion ﺄkatalisator ﺄmampu ﺄmempengaruhi ﺄkesetabilan ﺄmolekul ﺄair ﺄmenjadiﺄ
menjadi ﺄion ﺄH ﺄdan ﺄOH ﺄyang ﺄlebih ﺄmudah ﺄdi ﺄelektrolisis ﺄkarena ﺄterjadi ﺄpenurunanﺄ
energy ﺄpengaktifan. ﺄZat ﺄtersebut ﺄtidak ﺄmengalami ﺄperubahan ﺄyang ﺄkekal( ﺄtidakﺄ
dikonsumsi ﺄdalam ﺄproses ﺄelektrolisis).
Semakin ﺄbesar ﺄkonsentrasi ﺄsuatu ﺄlarutan ﺄpereaksi ﺄmaka ﺄakan ﺄsemakin ﺄbesar ﺄpulaﺄ
laju ﺄreaksinya. ﺄIni ﺄdikarenakan ﺄdengan ﺄprsentase ﺄkatalis ﺄyang ﺄsemakin ﺄtinggi ﺄdapatﺄ
mereduksi ﺄhambatan ﺄpada ﺄelektrolit. ﺄSehingga ﺄtransfer ﺄelektron ﺄdapat ﺄlebih ﺄcepat ﺄmeng-
elektrolisis ﺄelektrolit ﺄdan ﺄdidapat ﺄditarik ﺄgaris ﺄlurus ﺄbahwa ﺄterjadi ﺄhubungan ﺄsebandingﺄ
terhadap ﺄprsentase ﺄkatalis ﺄdengan ﺄtransfer ﺄelectron.
b. Luas ﺄpermukaan ﺄtercelup
Semakin ﺄbanyak ﺄluas ﺄyang ﺄsemakin ﺄbanyak ﺄmenyentuh ﺄelektrolit ﺄmaka ﺄsemakinﺄ
mempermudah ﺄsuatu ﺄelektrolit ﺄuntuk ﺄmentransfer ﺄelektronnya. ﺄSehingga ﺄterjadiﺄ
hubungan ﺄsebanding ﺄjika ﺄluasan ﺄyang ﺄtercelup ﺄsedikit ﺄmaka ﺄsemakin ﺄmempersulitﺄ
elektrolit ﺄuntuk ﺄmelepaskan ﺄelectron ﺄdikarenakan ﺄsedikitnya ﺄluas ﺄpenampang ﺄpenghantarﺄ
yang ﺄmenyentuh ﺄelektrolit. ﺄSehingga ﺄtransfer ﺄelectron ﺄbekerja ﺄlambat ﺄdalamﺄ
mengelektrolisis ﺄelektrolit
c. Sifat ﺄlogam ﺄbahan ﺄelektroda
Penggunaan ﺄmedan ﺄlistrik ﺄpada ﺄlogam ﺄdapat ﺄmenyebabkan ﺄseluruh ﺄelektron ﺄbebasﺄ
bergerak ﺄdalam ﺄmetal, ﺄsejajar, ﺄdan ﺄberlawanan ﺄarah ﺄdengan ﺄarah ﺄmedan ﺄlistrik. ﺄJikaﺄ
suatu ﺄbeda ﺄpotensial ﺄlistrik ﺄditempatkan ﺄpada ﺄujung-ujung ﺄsebuah ﺄkonduktor, ﺄmuatan-
muatan ﺄbergeraknya ﺄakan ﺄberpindah, ﺄmenghasilkan ﺄarus ﺄlistrik. ﺄKonduktivitas ﺄlistrikﺄ
didefinisikan ﺄsebagai ﺄratio ﺄrapat ﺄarus ﺄterhadap ﺄkuat ﺄmedan ﺄlistrik. ﺄKonduktifitas ﺄlistrikﺄ
dapat ﺄdilihat ﺄpada ﺄderet ﺄvolta ﺄseperti, ﺄLi ﺄK, ﺄBa, ﺄSr, ﺄCa, ﺄNa, ﺄMg, ﺄAl, ﺄMn, ﺄZn, ﺄCr, ﺄFe,ﺄ
Cd, ﺄCo, ﺄNi, ﺄSn, ﺄPb, ﺄH, ﺄSb, ﺄBi, ﺄCu, ﺄHg, ﺄAg, ﺄPt, ﺄAu. ﺄSemakin ﺄke ﺄkiri ﺄletak ﺄsuatu ﺄlogamﺄ
dalam ﺄderet ﺄvolta, ﺄmaka ﺄlogam ﺄtersebut ﺄsemakin ﺄmudah ﺄteroksidasi. ﺄsebaliknya,ﺄ
semakin ﺄke ﺄkanan ﺄsuatu ﺄlogam ﺄdalam ﺄderet ﺄvolta, ﺄmaka ﺄlogam ﺄtersebut ﺄsemakin ﺄmudahﺄ
tereduksi.
d. Konsentrasi ﺄPereaksi
Semakin ﺄbesar ﺄkonsentrasi ﺄsuatu ﺄlarutan ﺄpereaksi ﺄmaka ﺄakan ﺄsemakin ﺄbesar ﺄpulaﺄ
laju ﺄreaksinya. ﺄIni ﺄdikarenakan ﺄdengan ﺄprosentase ﺄkatalis ﺄyang ﺄsemakin ﺄtinggi ﺄdapatﺄ
mereduksi ﺄhambatan ﺄpada ﺄelektrolit. ﺄSehingga ﺄtransfer ﺄelectron ﺄdapat ﺄlebih ﺄcepat ﺄmeng-
elektrolisis ﺄelektrolit ﺄdan ﺄdidapat ﺄditarik ﺄgaris ﺄlurus ﺄbahwa ﺄterjadi ﺄhubungan ﺄsebandingﺄ
terhadap ﺄprosentase ﺄkatalis ﺄdengan ﺄtransfer ﺄelektron.
9
e. Faktor ﺄLuar
Merupakan ﺄsalah ﺄsatu ﺄfaktor ﺄyang ﺄbaru ﺄdilakukan ﺄoleh ﺄpeneliti ﺄyang ﺄterbaru ﺄyaituﺄ
dengan ﺄpenggunaan ﺄsinar ﺄlaser ﺄserta ﺄmagnet ﺄbatang ﺄyang ﺄdi ﺄreaksikan ﺄdengan ﺄlarutanﺄ
elektrolit ﺄsehingga ﺄmempengaruhi ﺄstruktur ﺄatom ﺄmolekul ﺄair.ﺄ
2.4 Elektrolit
Elektrolit ﺄadalah ﺄsuatu ﺄzat ﺄterlarut ﺄatau ﺄterurai ﺄke ﺄdalam ﺄbentuk ﺄion-ion ﺄdanﺄ
selanjutnya ﺄlarutan ﺄmenjadi ﺄkonduktor ﺄelektrik. ﺄUmumnya, ﺄair ﺄadalah ﺄpelarut( ﺄsolven)ﺄ
yang ﺄbaik ﺄuntuk ﺄsenyawa ﺄion ﺄdan ﺄmempunyai ﺄsifat ﺄmenghantarkan ﺄarus ﺄlistrik.ﺄ
Contohnya ﺄapabila ﺄelektroda ﺄbereaksi ﺄdengan ﺄair ﺄmurni, ﺄbola ﺄlampu ﺄtidak ﺄakan ﺄmenyalaﺄ
karena ﺄair ﺄtersebut ﺄmerupakan ﺄkonduktor ﺄlistrik ﺄyang ﺄsangat ﺄjelek. ﺄApabila ﺄsuatuﺄ
senyawa ﺄion ﺄyang ﺄlarut ﺄseperti ﺄNaCl ﺄditambahkan ﺄpada ﺄair, ﺄmaka ﺄsolutnya ﺄakan ﺄlarutﺄ
sehingga ﺄbola ﺄlampu ﺄmulai ﺄmenyala ﺄdengan ﺄterang.( ﺄSyafariyadi, ﺄ2015)
Bila ﺄlarutan ﺄelektrolit ﺄdialiri ﺄarus ﺄlistrik, ﺄion-ion ﺄdalam ﺄlarutan ﺄakan ﺄbergerakﺄ
menuju ﺄelectrode ﺄdengan ﺄmuatan ﺄyang ﺄberlawanan, ﺄmelalui ﺄcara ﺄini ﺄarus ﺄlistrik ﺄakanﺄ
mengalir ﺄdan ﺄion ﺄbertindak ﺄsebagai ﺄpenghantar, ﺄsehingga ﺄdapat ﺄmenghantarkan ﺄarusﺄ
listrik. ﺄProses ﺄoksidasi ﺄdan ﺄreduksi ﺄsebagai ﺄreaksi ﺄpelepasan ﺄdan ﺄpenangkapan ﺄolehﺄ
suatu ﺄzat. ﺄOksidasi ﺄadalah ﺄproses ﺄpelepasan ﺄelektron ﺄdari ﺄsuatu ﺄzat ﺄsedangkan ﺄreduksiﺄ
adalah ﺄproses ﺄpenangkapan ﺄelektron ﺄoleh ﺄsuatu ﺄzat( ﺄPratiwi, ﺄ2014). ﺄKekuatan ﺄsuatuﺄ
elektrolit ﺄditandai ﺄdengan ﺄsuatu ﺄbesaran ﺄyang ﺄdisebut ﺄderajat ﺄionisasi( ﺄα) ﺄElektrolit ﺄkuatﺄ
memiliki ﺄharga ﺄα ﺄ= ﺄ1, ﺄsebab ﺄsemua ﺄzat ﺄyang ﺄdilarutkan ﺄterurai ﺄmenjadi ﺄion ﺄElektrolitﺄ
lemah ﺄmemiliki ﺄharga ﺄα ﺄ< ﺄ1, ﺄsebab ﺄhanya ﺄsebagian ﺄyang ﺄterurai ﺄmenjadi ﺄion.
2.5 Elektroda
Elektroda ﺄadalah ﺄsuatu ﺄsistem ﺄdua ﺄfase ﺄyang ﺄterdiri ﺄdari ﺄsebuah ﺄpenghantarﺄ
elektrolit( ﺄmisalnya ﺄlogam) ﺄdan ﺄsebuah ﺄpenghantar ﺄionik( ﺄlarutan)( ﺄRivai, ﺄ1995).ﺄ
Elektroda ﺄpositif( ﺄ+) ﺄdisebut ﺄanoda ﺄsedangkan ﺄelektroda ﺄnegatif( ﺄ-) ﺄadalah ﺄkatodaﺄ
(Svehla, ﺄ1985). ﺄReaksi ﺄkimia ﺄyang ﺄterjadi ﺄpada ﺄelektroda ﺄselama ﺄterjadinya ﺄkonduksiﺄ
listrik ﺄdisebut ﺄelektrolisis ﺄdan ﺄalat ﺄyang ﺄdigunakan ﺄuntuk ﺄreaksi ﺄini ﺄdisebut ﺄselﺄ
elektrolisis. ﺄSel ﺄelektrolisis ﺄmemerlukan ﺄenergi ﺄuntuk ﺄmemompa ﺄelektron.( ﺄBrady, ﺄ1999)
Pada ﺄanoda ﺄterjadi ﺄreaksi ﺄoksidasi, ﺄyaitu ﺄanion( ﺄion ﺄnegatif) ﺄditarik ﺄoleh ﺄanodaﺄ
sehingga ﺄjumlah ﺄelektronnya ﺄberkurang ﺄatau ﺄbilangan ﺄoksidasinya ﺄbertambah. ﺄPadaﺄ
katoda ﺄterjadi ﺄreaksi ﺄreduksi, ﺄyaitu ﺄkation( ﺄion ﺄpositif) ﺄditarik ﺄoleh ﺄkatoda ﺄdanﺄ
menerima ﺄtambahan ﺄelektron, ﺄsehingga ﺄbilangan ﺄoksidasinya ﺄberkurang.
10
Salah ﺄsatu ﺄmaterial ﺄuntuk ﺄelektroda ﺄyang ﺄmasuk ﺄrekomendasi ﺄadalah ﺄStainless ﺄSteelﺄ
(baja ﺄanti ﺄkarat). ﺄStainless ﺄSteel( ﺄSS) ﺄadalah ﺄlogam ﺄpaduan ﺄiron( ﺄbesi) ﺄyang ﺄmemilikiﺄ
minimal ﺄ12 ﺄ% ﺄkromium( ﺄCr). ﺄUnsur ﺄini ﺄmembentuk ﺄbagian ﺄlapisan ﺄprotective ﺄlayerﺄ
(lapisan ﺄpelindung ﺄanti ﺄkorosi) ﺄyang ﺄmenghalangi ﺄproses ﺄoksidasi ﺄbesi( ﺄFe). ﺄOksidasiﺄ
oksigen ﺄpada ﺄkromium ﺄakan ﺄmembentuk ﺄlapisan ﺄprotective ﺄlayer ﺄsecaraﺄ
spontan.(Purwanti ﺄet al, ﺄ2013).
2.6 Elektroliser
Saat ﺄini ﺄada ﺄ2 ﺄjenis ﺄelektroliser ﺄyaitu ﺄtipe ﺄbasah( ﺄWet ﺄCell) ﺄdan ﺄtipe ﺄkering( ﺄDryﺄ
Cell). ﺄTipe ﺄbasah ﺄadalah ﺄelektroliser ﺄdimana ﺄkatodanya ﺄterendam ﺄelektrolit ﺄdi ﺄsebuahﺄ
bejana ﺄair, ﺄsedangkan ﺄtipe ﺄkering ﺄadalah ﺄelektroliser ﺄdimana ﺄelektrodanya ﺄtidakﺄ
terendam ﺄdalam ﺄelektrolit ﺄdan ﺄelektrolit ﺄhanya ﺄmengisi ﺄcelah-celah ﺄantara ﺄelektroda ﺄituﺄ
sendiri( ﺄGunawan, ﺄ2012). ﺄPada ﺄpenelitian ﺄini ﺄmenggunakan ﺄelektroliser ﺄtipe ﺄbasah ﺄatauﺄ
wet ﺄcell.ﺄ
Dimana:
P ﺄ= ﺄDaya ﺄyang ﺄdibutuhkan ﺄoleh ﺄelektroliser( ﺄwatt)
V ﺄ= ﺄTegangan( ﺄVolt)
Iﺄ = ﺄKuat ﺄarus ﺄlistrik( ﺄAmpere)ﺄ
Dari ﺄpersamaan ﺄdiatas ﺄdapat ﺄdikatakan ﺄ ﺄbahwa ﺄsemakin ﺄbesar ﺄtegangan ﺄatau ﺄkuatﺄ
arus ﺄlistrik ﺄyang ﺄdipakai ﺄpada ﺄproses ﺄelektrolisis ﺄair ﺄmaka ﺄakan ﺄmemperbesar ﺄdaya ﺄyangﺄ
dibutuhkan ﺄelektroliser, ﺄdikarenakan ﺄtegangan ﺄatau ﺄkuat ﺄarus ﺄberbanding ﺄlurus ﺄdenganﺄ
daya ﺄyang ﺄdibutuhkan. ﺄSedangkan ﺄdalam ﺄmenentukan ﺄenergi ﺄyang ﺄdihasilkan ﺄpadaﺄ
elektrolisis ﺄair ﺄini ﺄdi ﺄtentukan ﺄoleh ﺄdebit ﺄaliran ﺄgas ﺄyang ﺄdihasilkan( ﺄlt/s), ﺄmassa ﺄjenisﺄ
H2( ﺄgr/lt) ﺄdan ﺄHigh ﺄHeating ﺄValue( ﺄJ/gr). ﺄUntuk ﺄmenentukan ﺄdebit ﺄaliran ﺄgas ﺄH2 ﺄdapatﺄ
diketahui ﺄmelalui ﺄperbandingan ﺄantara ﺄvolume ﺄgas ﺄH2 ﺄdengan ﺄwaktu ﺄyang ﺄdigunakanﺄ
untuk ﺄmenghasilkan ﺄgas ﺄH2. ﺄSeperti ﺄyang ﺄditujukkan ﺄpada ﺄpersamaan ﺄberikut:ﺄ
ﺄ.................................................................................................................................(2-3)
Sumber: ﺄSopandi,( ﺄ2015)
Dimana:
Q ﺄ= ﺄDebit aliran ﺄGas ﺄH2( ﺄl/s)
V = ﺄVolume ﺄGas ﺄH2( ﺄl)
tﺄ = ﺄwaktu ﺄyang ﺄdigunakan ﺄuntuk ﺄmenghasilkan ﺄGas ﺄH2( ﺄs)
Dalam ﺄmenentukan ﺄefisiensi ﺄdalam ﺄmemproduksi ﺄgas ﺄH2 ﺄpada ﺄelektrolisis ﺄair ﺄiniﺄ
dapat ﺄditentukan ﺄdengan ﺄpersamaan ﺄdibawah ﺄini, ﺄyang ﺄmana ﺄjika ﺄpada ﺄkondisi ﺄSTPﺄ
(standart ﺄtemperature ﺄpressure) ﺄmassa ﺄjenis ﺄhidrogen( ﺄH2) ﺄρH2 ﺄ= ﺄ0,08988 ﺄgr/l( ﺄColeﺄ
Parmer ﺄInstrument, ﺄ2005) ﺄdan ﺄHHV ﺄH2 ﺄadalah ﺄ141880 ﺄj/gr.
Sehingga ﺄdapat ﺄdiketahui ﺄcecara ﺄteoritis ﺄperhitungan ﺄefisiensi ﺄgenerator ﺄH2 ﺄdapatﺄ
ditunjukkan ﺄpada ﺄPersamaan ﺄdibawah ﺄini:
ﺄ ﺄ ﺄH2ﺄ ﺄ
ﺄ ﺄ00 ....................................... (2-5)
ﺄ ﺄ ﺄ ﺄ ﺄ ﺄH2
2.7 Hidrogen
Hidrogen( ﺄbahasa ﺄLatin: ﺄhydrogenium, ﺄdari ﺄbahasa ﺄYunani: ﺄhydro: ﺄair, ﺄgenes:ﺄ
membentuk) ﺄadalah ﺄunsur ﺄkimia ﺄpada ﺄtabel ﺄperiodik ﺄyang ﺄmemiliki ﺄsimbol ﺄH ﺄdanﺄ
nomor ﺄatom ﺄ1. ﺄPada ﺄsuhu ﺄdan ﺄtekanan ﺄstandar, ﺄhidrogen ﺄtidak ﺄberwarna, ﺄtidak ﺄberbau,ﺄ
bersifat ﺄnon-logam, ﺄbervalensi ﺄtunggal, ﺄdan ﺄmerupakan ﺄgas ﺄdiatomik ﺄyang ﺄsangatﺄ
mudah ﺄterbakar. ﺄDengan ﺄmassa ﺄatom ﺄ1,00794 ﺄamu, ﺄhidrogen ﺄadalah ﺄunsur ﺄteringan ﺄdiﺄ
dunia.
Hidrogen ﺄmerupakan ﺄunsur ﺄpaling ﺄmelimpah ﺄdengan ﺄpresentase ﺄlebih ﺄkurang ﺄ75%ﺄ
dari ﺄtotal ﺄmassa ﺄunsur ﺄyang ﺄada ﺄdi ﺄalam ﺄsemesta. ﺄPada ﺄumumnya ﺄbintang ﺄtersusun ﺄatasﺄ
hidrogen ﺄdalam ﺄkeadaan ﺄplasma. ﺄSenyawa ﺄhidrogen ﺄrelatif ﺄjarang ﺄditemukan ﺄsecaraﺄ
alami ﺄdi ﺄbumi. ﺄSebanyak ﺄ95% ﺄhidrogen ﺄyang ﺄdigunakan ﺄsaat ﺄini ﺄberasal ﺄdariﺄ
pemrosesan ﺄalam, ﺄsementara ﺄsisanya ﺄdiproduksi ﺄsecara ﺄelektrolisa( ﺄSteward, ﺄ2012).ﺄ
Di ﺄseluruh ﺄalam ﺄsemesta ﺄini, ﺄhidrogen ﺄkebanyakan ﺄditemukan ﺄdalam ﺄkeadaanﺄ
atomik ﺄdan ﺄplasma ﺄyang ﺄsifatnya ﺄberbeda ﺄdengan ﺄmolekul ﺄhidrogen. ﺄSebagai ﺄplasma,ﺄ
elektron ﺄhidrogen ﺄdan ﺄproton ﺄterikat ﺄbersama, ﺄdan ﺄmenghasilkan ﺄkonduktivitas ﺄelektrikﺄ
yang ﺄsangat ﺄtinggi ﺄdan ﺄdaya ﺄpancar ﺄyang ﺄtinggi( ﺄmenghasilkan ﺄcahaya ﺄdari ﺄmatahariﺄ
dan ﺄbintang ﺄlain). ﺄHidrogen ﺄjuga ﺄdapat ﺄdihasilkan ﺄdari ﺄair ﺄmelalui ﺄproses ﺄelektrolisis.ﺄ
Hidrogen ﺄatau ﺄH2 ﺄmempunyai ﺄkandungan ﺄenergi ﺄper ﺄsatuan ﺄberat ﺄtertinggi,ﺄ
dibandingkan ﺄdengan ﺄbahan ﺄbakar ﺄmanapun.
Hidrogen ﺄberada ﺄdalam ﺄbentuk ﺄmolekul ﺄdiatomik ﺄH2. ﺄTitik ﺄdidihnya ﺄ-253oC ﺄdanﺄ
titik ﺄbekunya( ﺄtitik ﺄleleh) ﺄ-259oC. ﺄPada ﺄsuhu ﺄkamar, ﺄhidrogen ﺄberbentuk ﺄgas ﺄdan ﺄmassaﺄ
molekulnya ﺄkecil ﺄsekali, ﺄmenyebabkan ﺄgas ﺄini ﺄmempunyai ﺄberat ﺄjenis ﺄyang ﺄpalingﺄ
ringan ﺄdiantara ﺄsemua ﺄgas( ﺄberat ﺄjenisnya ﺄhanya ﺄsetengah ﺄdari ﺄberat ﺄjenis ﺄhelium). ﺄOlehﺄ
sebab ﺄitu, ﺄhidrogen ﺄmempunyai ﺄdaya ﺄmengangkat ﺄyang ﺄbesar ﺄdalam ﺄbalon, ﺄtetapi ﺄsangatﺄ
sangat ﺄmudah ﺄsekali ﺄterbakar ﺄyang ﺄdapat ﺄmenimbulkan ﺄbermacam-macam ﺄkecelakaan.
lapisan ﺄbidang ﺄdatar ﺄdiaman ﺄatom-atom ﺄkarbon ﺄtersusun ﺄdan ﺄterikat ﺄsecara ﺄkovalenﺄ
dalam ﺄtatanan ﺄatom-atom ﺄheksagonal.( ﺄSudibandriyo, ﺄ2003). ﺄBentuk ﺄlapisan-lapisanﺄ
karbon ﺄaktif ﺄdapat ﺄdiilustrasikan ﺄseperti ﺄGambar ﺄ2.5.
muatan ﺄyang ﺄmengakibatkan ﺄikatan ﺄrangkap ﺄpindah ﺄke ﺄarah ﺄikatan ﺄtunggal ﺄsecaraﺄ
terus ﺄmenerus. ﺄBerpindah-pindahnya ﺄikatan ﺄrangkap ﺄini ﺄyang ﺄmenyebabkan ﺄadanyaﺄ
resonansi ﺄelektronﺄ. Dengan ﺄadanya ﺄresonansi ﺄelektron( ﺄlompatan ﺄelektron ﺄsecaraﺄ
terus ﺄmenerus ﺄdari ﺄikatan ﺄrangkap ﺄke ﺄikatan ﺄtunggal) ﺄpada ﺄikatan ﺄrangkap ﺄsehinggaﺄ
menimbulkan ﺄsuatu ﺄmedan ﺄmagnet ﺄlemah.
2.8.1 Alga
Alga ﺄmempnyai ﺄperanan ﺄyang ﺄsangat ﺄpenting ﺄdalam ﺄekosistem ﺄbiologi ﺄdi ﺄlautan.ﺄ
Karena ﺄkemampuannya ﺄdalam ﺄproses ﺄfotosintesis, ﺄorganisme ﺄfotosintetik ﺄtermasuk ﺄalgaﺄ
merupakan ﺄsumber ﺄyang ﺄsangat ﺄkaya ﺄakan ﺄbiomassa ﺄdan ﺄsenyawasenyawa ﺄorganik ﺄbaruﺄ
yang ﺄbersifat ﺄbioaktif. ﺄBanyak ﺄmetabolit ﺄalga ﺄmempunyai ﺄstruktur ﺄkimia ﺄyang ﺄunik,ﺄ
pembentukan ﺄsenyawa ﺄini ﺄsangat ﺄberbeda ﺄproses ﺄbiosintesisnya ﺄdengan ﺄmetabolitﺄ
tumbuhan ﺄdaratan ﺄdan ﺄmikroorganisme ﺄlainnya.
Alga ﺄhijau ﺄterdiri ﺄatas ﺄ8000 ﺄhingga ﺄ9000 ﺄspesies ﺄyang ﺄumumnya ﺄhidup ﺄdiﺄ
lingkungan ﺄair ﺄasin ﺄdan ﺄair ﺄtawar( ﺄClayton ﺄand ﺄKing, ﺄ1990). ﺄStudi ﺄbiologi ﺄyang ﺄtelahﺄ
dilakukan ﺄterhadap ﺄalga ﺄhijau ﺄhingga ﺄsaat ﺄini ﺄmasih ﺄterbatas ﺄpada ﺄdua ﺄfamili ﺄsaja, ﺄyaituﺄ
Caulerpaceae ﺄdan ﺄUdoteaceae. ﺄUmumnya ﺄsenyawa ﺄkimia ﺄyang ﺄdihasilkan ﺄoleh ﺄjenisﺄ
alga ﺄhijau ﺄadalah ﺄsenyawa ﺄkimia ﺄterpenoid ﺄdan ﺄaromatik.ﺄ
Banyaknya ﺄsenyawa ﺄbioaktif ﺄdari ﺄalga ﺄdapat ﺄdigunakan ﺄsebagai ﺄsumber ﺄbahan ﺄobat-
obatan ﺄselain ﺄitu ﺄdari ﺄpenelitian ﺄtelah ﺄdiketahui ﺄbahwa ﺄpenggunaan ﺄalga ﺄdalam ﺄkeadaanﺄ
hidup ﺄdapat ﺄdimanfaatkan ﺄsebagai ﺄbioindikator ﺄtingkat ﺄpencemaran ﺄlogam ﺄberat ﺄdiﺄ
lingkungan ﺄperairan ﺄsedangkan ﺄalga ﺄdalam ﺄbentuk ﺄbiomassa ﺄterimmobilisasiﺄ
dimanfaatkan ﺄsebagai ﺄbiosorben( ﺄmaterial ﺄbiologi ﺄpenyerap ﺄlogam ﺄberat) ﺄdalamﺄ
pengolahan ﺄair ﺄlimbah ﺄkronis( ﺄHarris ﺄand ﺄRammelow, ﺄ1990).
Pemanfaatan ﺄbiomassa ﺄalga ﺄterkadang ﺄmemiliki ﺄbeberapa ﺄkelemahan ﺄyaituﺄ
ukurannya ﺄyang ﺄsangat ﺄkecil, ﺄberat ﺄjenis ﺄyang ﺄrendah, ﺄdan ﺄstrukturnya ﺄmudah ﺄrusakﺄ
akibat ﺄdegradasi ﺄoleh ﺄmikroorganisme ﺄlain. ﺄOleh ﺄkarena ﺄitu ﺄpada ﺄpenelitian ﺄkali ﺄini ﺄalgaﺄ
akan ﺄdigunakan ﺄsebagai ﺄkatalis ﺄdalam ﺄbentuk ﺄkarbon ﺄaktif ﺄutnuk ﺄmeningkatkan ﺄdalamﺄ
pemanfaatannya.
Interaksi ﺄantara ﺄmateri ﺄberupa ﺄmolekul ﺄsenyawa ﺄkompleks ﺄdengan ﺄenergi ﺄberupa ﺄsinarﺄ
infrared ﺄmengakibatkan ﺄmolekul-molekul ﺄbervibrasi ﺄdimana ﺄbesarnya ﺄenergi ﺄvibrasi ﺄtiapﺄ
komponen ﺄmolekul ﺄberbeda-beda ﺄtergantung ﺄpada ﺄatom-atom ﺄdan ﺄkekuatan ﺄikatan ﺄyangﺄ
menghubungkannya ﺄsehingga ﺄakan ﺄdihasilkan ﺄfrekuensi ﺄyang ﺄberbeda.
Analisis ﺄmenggunakan ﺄFourier ﺄTransform ﺄInfrared ﺄSpectroscopy( ﺄFTIR) ﺄjugaﺄ
dilakukan ﺄuntuk ﺄmelihat ﺄgugus-gugus ﺄfungsi ﺄpada ﺄpermukaan ﺄkarbon ﺄaktif ﺄyangﺄ
diperlihatkan ﺄpada ﺄGambar ﺄ2.7 ﺄdengan ﺄpembacaan ﺄspektra ﺄFTIR ﺄberdasarkan ﺄtabelﺄ
daerah ﺄgugus ﺄfungsi ﺄIR ﺄseperti ﺄyang ﺄditunjukkan ﺄpada ﺄTabel ﺄ2.2.
Tabel ﺄ2.2
Daerah ﺄGugus ﺄFungsi ﺄIR
Ikatan Tipe ﺄSenyawa Daerah ﺄFrekuensi Intensitas
( ﺄcm-1)
C ﺄ– ﺄH Alkana 1340 ﺄ-1470 Kuat
2850 ﺄ- ﺄ2970 Kuat
C ﺄ– ﺄH Alkenaﺄ 675 ﺄ ﺄ– ﺄ995 Sedang
3010 ﺄ- ﺄ3095 Kuat
Berdasarkan ﺄuji ﺄFTIR ﺄpada ﺄGambar ﺄ2.7 ﺄmenunjukkan ﺄgugus ﺄfungsi ﺄkarbon ﺄaktifﺄ
dari ﺄalga. ﺄPita ﺄserapan ﺄyang ﺄlebar ﺄdan ﺄkuat ﺄpada ﺄdaerah ﺄ973.99 ﺄcm-1 ﺄmengindikasikanﺄ
adanya ﺄC-H ﺄdengan ﺄtipe ﺄsenyawa ﺄalkena. ﺄPita ﺄserapan ﺄdaerah ﺄ1186.14 ﺄcm-1ﺄ
mengindikasikan ﺄgugus ﺄC-O, ﺄserapan ﺄtersebut ﺄmenunjukkan ﺄadanya ﺄgugus ﺄalkoholﺄ
(fenol). ﺄSelain ﺄitu ﺄterdapat ﺄpita ﺄserapan ﺄdaerah ﺄ1548.73 ﺄcm-1 ﺄmenunjukkan ﺄadanyaﺄ
gugus ﺄC=C ﺄdengan ﺄtipe ﺄsenyawa ﺄcincin ﺄaromatik. ﺄDengan ﺄmasing-masing ﺄintensitasﺄ
pita ﺄserapan ﺄdaerah ﺄseperti ﺄyang ﺄditunjukan ﺄpada ﺄTabel ﺄ2.3.
Tabel ﺄ2.3
Data ﺄhasil ﺄFTIR
Puncak Intensitas
973.99 37.389
1186.14 33.647
1548.73 30.027
Sumber: ﺄLaboratorium ﺄKimia ﺄFMIPA ﺄUB( ﺄ2019)
Dengan ﺄdemikian ﺄdapat ﺄdiketahui ﺄpada ﺄkarbon ﺄaktif ﺄdari ﺄalga ﺄini ﺄmemilikiﺄ
kandungan ﺄcincin ﺄaromatik ﺄyang ﺄdapat ﺄmendukung ﺄterciptanya ﺄmedan ﺄmagnet ﺄinteralﺄ
yang ﺄdapat ﺄmempengaruhi ﺄproduksi ﺄhidrogen ﺄpada ﺄproses ﺄelektrolisis ﺄair.
20
dimana termasuk sisa hasil pertanian seperti tongkol jagung dan jerami, sampah
organik, dan limbah hewan (animal wastes). (Sari dkk, 2016).
4. Elektrolisis Air
Elektrolisis air merupakan proses pemecahan molekul air (H2O) menjadi atom
penyusunnya yaitu atom hidrogen (H2) dan atom oksigen (O2) dengan menggunakan
energi listrik. Gas hidrogen akan muncul pada kutub negatif atau katoda sedangkan gas
oksigen berkumpul pada kutub positif atau anoda. Proses ini akan digunakan dalam
penelitian ini dan akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini.
Gambar ﺄ2.8 ﺄ ﺄIlustrasi ﺄpembentukan ﺄmedan ﺄmagnet ﺄkarena ﺄadanya ﺄgaya ﺄresonansi
Sumber: ﺄDokumentasi ﺄPribadi( ﺄ2018)
Medan ﺄmagnet ﺄdapat ﺄmenyebabkan ﺄorbit ﺄelektron ﺄpada ﺄmolekul ﺄmenjadi ﺄlonjongﺄ
karena ﺄpengaruh ﺄgaya ﺄtarik ﺄmedan ﺄmagnet, ﺄsemakin ﺄlonjong ﺄmaka ﺄjarak ﺄantar ﺄelektronﺄ
akan ﺄsemakin ﺄjauh ﺄdan ﺄakibatnya ﺄenergi ﺄdiionisasi ﺄakan ﺄsemakin ﺄkecil( ﺄWardana,ﺄ
2008). ﺄMedan ﺄmagnet ﺄlemah ﺄyang ﺄberasal ﺄdari ﺄcarbon ﺄaktif ﺄini ﺄakan ﺄmemutuskan ﺄikatanﺄ
hidrogen ﺄpada ﺄmolekul ﺄair, ﺄseperti ﺄyang ﺄditunjukkan ﺄpada ﺄGambar ﺄ2.9.
Dengan ﺄterputusnya ﺄikatan ﺄhidrogen ﺄmaka ﺄakan ﺄmempermudah ﺄkerja ﺄarus ﺄlistrikﺄ
untuk ﺄmemutus ﺄikatan ﺄkovalen ﺄpada ﺄtiap ﺄmolekul ﺄair. ﺄPemutusan ﺄikatan ﺄkovalen ﺄterjadiﺄ
seperti ﺄpada ﺄelektrolisis ﺄair ﺄpada ﺄumumnya ﺄterjadi ﺄpada ﺄbatang ﺄanoda ﺄdan ﺄkatoda ﺄyangﺄ
disambungkan ﺄdengan ﺄarus ﺄlistrik ﺄdari ﺄsumber ﺄDC. ﺄPada ﺄbatang ﺄkatoda ﺄakan ﺄmenerimaﺄ
elektron ﺄdari ﺄH2O ﺄsehingga ﺄakan ﺄmemproduksi ﺄH2 ﺄdan ﺄpada ﺄanoda ﺄakan ﺄmenarikﺄ
elektron ﺄdari ﺄH2O ﺄsehingga ﺄakan ﺄmemproduksi ﺄO2.
Gambar ﺄ2.9 ﺄ ﺄIlustrasi ﺄpemutusan ﺄikatan ﺄhidrogen ﺄoleh ﺄmedan ﺄmagnet ﺄyang ﺄditimbulkan ﺄolehﺄ
karbon ﺄaktif ﺄalga
Sumber: ﺄDokumentasi ﺄpribadi( ﺄ2018)
2.11 Hipotesis
Berdasarkan ﺄkonsep ﺄdiatas, ﺄhipotesis ﺄyang ﺄdapat ﺄdiambil ﺄadalah ﺄdenganﺄ
penambahan ﺄkarbon ﺄaktif ﺄalga ﺄyang ﺄmerupakan ﺄunsur ﺄorganik ﺄyang ﺄmengandung ﺄmedanﺄ
magnet ﺄinternal ﺄdapat ﺄmenyebabkan ﺄterputusnya ﺄikatan ﺄhidrogen ﺄpada ﺄmolekul ﺄair.ﺄ
Dengan ﺄterputusnya ﺄikatan ﺄhidrogen ﺄmaka ﺄkerja ﺄarus ﺄlistrik ﺄuntuk ﺄmemutuskan ﺄikatanﺄ
kovalen ﺄpada ﺄairpun ﺄlebih ﺄmudah. ﺄsehinga ﺄkemampuan ﺄuntuk ﺄmenghantarkan ﺄaruspunﺄ
akan ﺄsemakin ﺄmeningkat ﺄdengan ﺄdemikian ﺄakan ﺄdapat ﺄmeningkatkan ﺄproduksi ﺄhidrogenﺄ
24
dalam ﺄproses ﺄelektrolisis ﺄair. ﺄSerta ﺄdengan ﺄbantuan ﺄkarbon ﺄaktif ﺄini ﺄakan ﺄmenurunkanﺄ
konsumsi ﺄpenggunaan ﺄlistrik ﺄdalam ﺄproses ﺄelektrolisis ﺄoleh ﺄakibat ﺄsifat ﺄmagnetik ﺄyangﺄ
terkandung ﺄpada ﺄkarbon ﺄaktif ﺄalga ﺄtersebut, ﺄsehingga ﺄdapat ﺄmeningkatkan ﺄefisiensi ﺄpadaﺄ
elektrolisis ﺄair.
BAB ﺄIII
METODE ﺄPENELITIAN
25
26
Keterangan:t
1. Elektrolizer
2. Adaptor AC/DC
3. Elektroda
4. Digital Volt and Ampere Meter
5. Tabung ukur volume Hidrogen
6. Tabung ukur volume Oksiden
7. Power Supply
8. Data logger
e. Pastikan ﺄdan ﺄatur ﺄposisi ﺄtabung ﺄukur ﺄvolume ﺄuntuk ﺄmengukur ﺄvolume ﺄH2 ﺄtelahﺄ
terpasang ﺄdan ﺄterletak ﺄdi ﺄatas ﺄelektroda.
f. Pastikan ﺄdua ﺄbuah ﺄkabel ﺄyang ﺄakan ﺄdisambungkan ﺄke ﺄkatoda ﺄdan ﺄanoda ﺄtelahﺄ
tersambung ﺄdengan ﺄbaik ﺄdari ﺄdan ﺄke ﺄpower ﺄsupply.
g. Tuangkan ﺄlarutan ﺄelektrolit( ﺄtanpa ﺄatau ﺄdengan ﺄkarbon ﺄaktif) ﺄyang ﺄakan ﺄdi ﺄujiﺄ
ke ﺄdalam ﺄelektrolizer ﺄhingga ﺄsemua ﺄlarutan ﺄelektrolit ﺄmengisi ﺄelektrolizer ﺄdanﺄ
tabung ﺄukur ﺄvolume.
h. Pastikan ﺄtidak ﺄada ﺄudara ﺄyang ﺄterjebak ﺄpada ﺄtabung ﺄukur ﺄvolume ﺄsebagaiﺄ
pembaca ﺄvolume ﺄgas ﺄH2 ﺄsaat ﺄproses ﺄelektrolisis ﺄdimulai.
i. Pengambilan ﺄdata ﺄgas ﺄhidrogen, ﺄarus, ﺄpH ﺄdan ﺄtemperatur ﺄdapat ﺄdimulai ﺄdeganﺄ
menekan ﺄtombol ﺄsaklar ﺄpower ﺄsupply.
j. Catat ﺄkenaikan ﺄgas ﺄhidrogen, ﺄarus, ﺄpH ﺄdan ﺄtemperatur ﺄmulai ﺄmenit ﺄke ﺄ0 ﺄsampaiﺄ
menit ﺄke ﺄ10 ﺄdengan ﺄinterval ﺄ1 ﺄmenit ﺄtiap ﺄpengambilan ﺄdata.
k. Pada ﺄmenit ﺄke ﺄ10, ﺄmatikan ﺄsaklar ﺄpower ﺄsupply ﺄdan ﺄbuang ﺄlarutan ﺄelektrolitﺄ
pengujian ﺄpertama.
l. Ulangi ﺄprosedur ﺄpada ﺄlarutan ﺄelektrolit ﺄberikutnya ﺄdan ﺄcatat ﺄhasilnya.
32
Mulaiﺄ A
Persiapan:
1. Studi ﺄliteratureﺄ
dan ﺄmenarikﺄ Melakukan ﺄpengolahan ﺄdata
hipotesis
2. Mempersiapkanﺄ
alat ﺄdan ﺄbahanﺄ
untuk ﺄpenelitian
Analisis ﺄdan ﺄpembahasan
Kesimpulan
Pengambilan ﺄdataﺄ
pengujianﺄ
Selesai
Pengambilan ﺄDataﺄ
Penelitian
berupa ﺄArus,ﺄ
dan ﺄVolume ﺄGasﺄ
Hidrogen
T
Apakah ﺄdata id
yang dibututhkan
sudah cukup ?
Y
a
A
33
34ﺄﺄﺄﺄﺄ
ﺄjikaﺄ ﺄpada ﺄkondisiﺄ ﺄSTPﺄ (standartﺄ ﺄtemperatureﺄ ﺄpressure) ﺄmassa ﺄjenis ﺄhidrogen ( ﺄH2)
ﺄρH2 ﺄ =ﺄ0,08988 ﺄgr/lﺄ (Cole Parmer Instrument, 2005) dan HHV H2 adalah 141880 j/gr.
Sehingga dapat diketahuiﺄ ﺄsecaraﺄ ﺄteoritisﺄ ﺄperhitungan ﺄefisiensi ﺄgeneratorﺄ ﺄH2 ﺄdapat
ﺄditunjukkan ﺄpada ﺄpersamaanﺄ ﺄdibawah ﺄini.
H
H
H ρH HH H
ﺄTabelﺄ ﺄ4.2ﺄ
ﺄDataﺄ ﺄElektrolisis Air dengan Penambahan 25 ppm Karbon Aktif Alga
Waktu I V H2 V P ρ H2 HHV
(s) pH T (˚C) (A) (lt) (volt) (j/s) Q (lt/s) (g/lt) (j/g) ƞ(%)
0 7,39 24,7 0,16 0 10 1,6 0 0,08988 141880 0
60 7,28 24,76 0,18 0,001 10 1,8 1,667.10-5 0,08988 141880 11,81
-5
120 7,28 24,76 0,18 0,0025 10 1,8 2,083.10 0,08988 141880 14,76
180 7,28 24,76 0,19 0,0045 10 1,9 0,000025 0,08988 141880 16,78
-5
240 7,19 24,8 0,19 0,0065 10 1,9 2,708.10 0,08988 141880 18,18
300 7,15 24,82 0,19 0,008 10 1,9 2,667.10-5 0,08988 141880 17,90
360 7,13 24,82 0,19 0,01 10 1,9 2,778.10-5 0,08988 141880 18,64
420 7,07 24,84 0,19 0,0115 10 1,9 2,738.10-5 0,08988 141880 18,38
480 7 24,86 0,19 0,013 10 1,9 2,708.10-5 0,08988 141880 18,18
540 7 24,9 0,2 0,015 10 2 2,778.10-5 0,08988 141880 17,71
600 7 24,95 0,2 0,0165 10 2 0,0000275 0,08988 141880 17,53
ﺄTabelﺄ ﺄ4.3ﺄ
Data Elektrolisis Air dengan Penambahan 50 ppm Karbon Aktif Alga
Waktu I V H2 V P ρ H2 HHV
(s) pH T (˚C) (A) (lt) (volt) (j/s) Q (lt/s) (g/lt) (j/g) ƞ(%)
0 7 24,7 0,16 0 10 1,6 0 0,08988 141880 0
60 7 24,76 0,16 0,0015 10 1,6 0,000025 0,08988 141880 19,93
120 6,82 24,76 0,17 0,003 10 1,7 0,000025 0,08988 141880 18,75
-5
180 6,82 24,76 0,18 0,005 10 1,8 2,78.10 0,08988 141880 19,68
-5
240 6,82 24,82 0,18 0,007 10 1,8 2,92.10 0,08988 141880 20,66
300 6,68 24,82 0,19 0,009 10 1,9 0,00003 0,08988 141880 20,14
-5
360 6,64 24,82 0,19 0,011 10 1,9 3,056.10 0,08988 141880 20,51
-5
420 6,44 24,82 0,19 0,013 10 1,9 3,095.10 0,08988 141880 20,77
480 6,34 24,89 0,2 0,015 10 2 0,00003125 0,08988 141880 19,93
540 6,34 24,95 0,2 0,017 10 2 3,148.10-5 0,08988 141880 20,07
-5
600 6,28 24,95 0,2 0,0185 10 2 3,083.10 0,08988 141880 19,66
36ﺄﺄﺄﺄﺄ
Gambar 4.2 Pengaruh penambahan karbon aktif terhadap (a) pH, (b) temperatur, (c) Arus dan (d)
volume gas hidrogen
Arus yang semakin meningkat ini mengindikasikan bahwa hambatan pada larutan
menjadi semakin kecil dan mobilitas elektron yang semakin besar. Mobilitas elektron yang
semakin besar ini akibat dari internal magnetic field pada karbon aktif yang telah
memutuskan ikatan hidrogen pada molekul air sehingga pergerakan ion untuk mengalirkan
arus dari anoda ke katoda menjadi lebih ﺄcepat.ﺄ ﺄSeperti ﺄyang ﺄditunjukkanﺄ ﺄpadaﺄ ﺄGambarﺄ
4.2c dapat di lihat data kuat arus dengan penambahan karbon aktif derajat gradien dari
grafik yang dihasilkan dengan penambahan karbon aktif menunjukkan peningkatan.
Ditunjukkan pula pada Gambar 4.2c, semakin bertambahnya karbon aktif maka
hambatan pada larutan di awal proses elektrolisis akan semakin meningkat, akan tetapi
seiring berjalannya waktu kemampuan menghantarkan arusnya pun akan semakin
meningkat. Hal itu terjadi karena pada menit awal, kemampuan dari internal magnetic field
pada karbon aktif belum sepenuhnya bekerja dan hanya menjadi penghambat, akan tetapi
seiring bertambahnya waktu kemampuan dari internal magnetic field untuk memutuskan
ikatan hidrogen mejadi semakin meningkat sehingga pergerakan ion untuk mengalirkan
arus dari anoda ke katoda menjadi lebih cepat. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 4.3.
Dengan semakin meningkatnya kemampuan mengalirkan arus maka pemutusan ikatan
hidrogen dan kovalen juga semakin meningkat sehingga produksi hidrogen juga akan
semakin meningkat.
Dengan pergerakan yang semakin cepat maka dapat mempengaruhi temperatur larutan
elektrolit seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2b dengan penambahan karbon aktif
pada proses elektrolisis air, temperatur menjadi meningkat. Hal ini disebabkan oleh
frekuensi pergerakan atau bergetarnya atom pada larutan yang juga meningkat.
Meningkatnya frekuensi pergerakan atom ini disebabkan oleh semakin meningkatnya
energi kinetik tiap molekul. Meningkatnya energi kinetik tiap molekul ini dikarenakan
atom O yang memiliki ke elektronegatifan yang tinggi sehingga kemasifan atom untuk
menumbuk atom lainnya menjadi lebih tinggi. hal itu terjadi setelah internal magnetic field
dari karbon aktif memutuskan ikatan hidrogen sehingga atom O dapat bergerak dan
menumbuk molekul atau atom lainnya. Dengan demikian produksi hidrogen dapat
meningkat.
Dari Gambar 4.2b dapat di lihat peningkatan temperatur seiring bertambahnya jumlah
karbon aktif yang dicampurkan pada larutan. Hal itu menunjukkan medan magnet internal
yang terkandung pada karbon aktif juga semakin bertambah sehingga meningkatkan
tumbukan atom dan meningkatkan pergerakan atom sehingga temperatur larutan juga
semakin meningkat. Dengan meningkatnya temperatur maka produksi hidrogen akan
semakin meningkat.
Peningkatan produksi hidrogen ini terjadi akibat terputusnya ikatan hidrogen dan
ikatan kovalen pada molekul air. Terputusnya ikatan hidrogen dan kovalen disebabkan
oleh beberapa hal yaitu medan magnet internal yang terkandung pada karbon aktif akan
memaksa sifat diamagnetik air untuk menyeragamkan arah dipol air sehingga
menimbulkan momen dipol yang dapat melemahkan ikatan hidrogen antar molekul air,
seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4.4. Kemudian, gaya tarik menarik yang semakin
39ﺄﺄ
lemah hingga sampai menyebabkan terputusnya ikatan hidrogen karena jarak antar
molekul yang semakin jauh dan orbit dari molekul atau atom yang semakin lonjong,
dengan semakin lonjong dan jauhnya antar atom atau molekul maka energi ionisasi akan
semakin kecil dalam artian tidak dibutuhkan energi yang banyak untuk melepaskan
elektron keluar dari suatu orbit. Lalu, meningkatnya ion H+ (semakin asam) dan mobilitas
elektron pada larutan elektrolit sehingga kemampuan menghantarkan aruspun akan
semakin meningkat, seperti ﺄyang ﺄdiilustrasikanﺄ ﺄpada ﺄGambar ﺄ4.1ﺄ ﺄdan ﺄGambar ﺄ4.3. ﺄSerta
sesuai dengan persamaan (coey, 2012); F = q (E + Bv) dimana dengan hadirnya medan
magnet maka akan meningkatkan gaya lorenz sehingga ion mendapat tambahan gaya untuk
memutuskan ikatan hidrogen dan kovalen. Dari Gambar 4.2d dapat dilihat dengan
keberadaan karbon aktif pada larutan elektrolit pada proses elektrolisis air dapat
meningkatkan produksi hidrogen.
Gambar 4.4 Ilustrasi medan magnet untuk menyeragamkan arah dipol air
Pada Gambar 4.2d ditunjukkan dengan semakin banyaknya karbon aktif maka
kemampuan untuk memutuskan ikatan hidrogen dan kovalen pun akan semakin meningkat.
Dengan demikian, produksi hidrogen juga akan semakin meningkat.
Berdasarkan data pengaruh karbon aktif terhadap pH, temperatur dan arus,
menunjukkan bahwa dengan pH yang semakin menurun dan temperatur yang semakin
meningkat menyebabkan arus juga semakin meningkat, sehingga kemampuan untuk
memutuskan ikatan hidrogen dan kovalen juga akan semakin meningkat. Dengan semakin
banyaknya terputusnya ikatan hidrogen dan kovalen maka produksi hidrogen semakin
bertambah
40ﺄﺄﺄﺄﺄ
Gambar 4.5 Pengaruh penambahan karbon aktif terhadap efisiensi elektrolisis air
Pada Gambar 4.5 dapat dilihat dengan menggunakan karbon aktif dapat meningkatkan
efisiensi elektrolisis air. Hal ini disebabkan pengaruh medan magnet internal dan
kemampuan menghantarkan arus untuk meningkatkan produksi hidrogen tiap waktu.
Dalam penggunaan karbon aktif, semakin bertambahnya jumlah karbon aktif maka efisiensi
elektrolisis akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya medan
magnet internal dan kemampuan menghantarkan arus maka akan meningkatkan produksi
hidrogen tiap waktu.
ﺄelektrolisis ﺄairﺄ. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.6 Sehingga kemampuan
memutuskan ikatan hidrogen dan kovalen menjadi menurun.
42ﺄﺄﺄﺄﺄ
ﺄPENUTUPﺄ
5.1 ﺄKesimpulanﺄ
ﺄDari ﺄanalisisﺄ ﺄdanﺄ ﺄpembahasanﺄ data penelitian tentang pengaruh penggunaan karbon
aktif dari alga terhadap produksi hidrogen pada proses elektrolisis air, dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu keberadaaan karbon aktif pada larutan elektrolisis air yang pada
akhirnya dapat menurunkan nilai pH larutan, meningkatkan nilai temperatur,
meningkatkan arus, meningkatkan produksi hidrogen dan efisiensi elektrolisis air. Serta
semakin bertambahnya karbon aktif maka kemampuan internal magnetic field untuk
memutuskan ikatan hidrogen dan mempengaruhi ikatan kovalen akan menjadi meningkat
sehingga produksi hidrogen dan efisiensi elektrolisis air menjadi lebih meningkat.
5.2 ﺄSaranﺄ
1. ﺄUntukﺄ penelitianﺄ ﺄselanjutnya ﺄdiharapkanﺄ ﺄdapat ﺄmeneliti bahan yang mengandung
aromatic lainnya yang dapat digunakan sebagai katalis dalam produksi gas hidrogen
menggunakan elektrolisis air.
2. Untuk penelitian elektrolisis air dengan karbon aktif alga selanjutnya dapat
menentukan tingkatan konsentrasi katalis yang mencapai titik maksimal penggunaan
katalis karbon aktif alga.
3. Perlu dilakukan uji karakteristik fisika dan kimia dari karbon aktif alga saat
pencampuran dengan larutan elektrolit pada elektrolisis air untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap produksi hidrogen dan efisiensinya.
43
DAFTAR PUSTAKA