SKRIPSI
Oleh :
MUHAMMAD FAUZAN RAMADHANI
12-2016-026
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KAJI EKPERIMENTAL PENGARUH DAYA DAN
TEMPERATUR TERHADAP WAKTU
PEMANASAN UNTUK BENDING AKRILIK
PADA KETEBALAN YANG BERVARIASI
SKRIPSI
Pada
Mengetahui/menyetujui,
Dosen Pembimbing
iii
iv
ABSTRAK
Nama : Muhammad Fauzan Ramadhani
Setelah melakukan pengujian hasil data yang didapatkan dari daya 300
Watt temperatur 145℃, 150℃, 155℃ dan 160℃ untuk ketebalan 2 mm
mendapatkan waktu pemanasan 45, 35, 29, dan 27 detik sedangkan untuk waktu
bending 30 detik, untuk ketebalan 3 mm mendapatkan waktu pemanasan 80, 72,
64, dan 55 detik sedangkan untuk waktu bending 45 detik, untuk ketebalan 5 mm
mendapatkan waktu pemanasan 174, 160, 158, dan 142 detik sedangkan untuk
waktu bending 60 detik, untuk ketebalan 8 mm mendapatkan waktu pemanasan
v
1800, 1740, 1680, dan 1620 detik sedangkan untuk waktu bending 180 detik.
Sedangkan hasil yang didapat pada daya 250 Watt temperatur 145℃, 150℃,
155℃ dan 160℃ untuk ketebalan 2 mm mendapatkan waktu pemanasan 54, 43,
37, dan 33 detik sedangkan untuk waktu bending 30 detik, untuk ketebalan 3 mm
mendapatkan waktu pemanasan 98, 79, 70, dan 63 detik sedangkan untuk waktu
bending 45 detik, untuk ketebalan 5 mm mendapatkan waktu pemanasan 258,
243, 203, dan 183 detik sedangkan untuk waktu bending 60 detik, untuk ketebalan
8 mm mendapatkan waktu pemanasan 1800, 1740, 1680, dan 1620 detik
sedangkan untuk waktu bending 180 detik.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji serta syukur saya kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Proposal Tugas Akhir ini.
Penulisan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Jurusan Teknik Mesin pada Fakultas Teknologi Industri Institut
Teknologi Nasional. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan Laporan Proposal Tugas Akhir ini.
Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
ii
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................
ABSTRAK................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2.1 Akrilik............................................................................................................4
2.2 Thermoforming..............................................................................................6
2.6 Bending........................................................................................................10
iv
2.6.2 Parameter – Parameter Pada Proses Bending........................................12
BAB III..................................................................................................................14
PENGUJIAN........................................................................................................14
3.3 Pengujian......................................................................................................19
3.7.1 Menguji Waktu Pemanasan Akrilik Secara Aktual Dengan Daya 300
Watt.................................................................................................................25
3.7.2 Menguji Waktu Pemanasan Akrilik Secara Aktual Dengan Daya 250
Watt.................................................................................................................31
BAB IV..................................................................................................................32
ANALISA..............................................................................................................32
4.1 Analisa..........................................................................................................32
BAB V....................................................................................................................44
5.1 Kesimpulan...................................................................................................44
5.2 Saran.............................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Akrilik ................................................................................................ 4
vi
Gambar 3.12 Hasil Pengujian 3 mm .................................................................... 25
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sifat-Sifat Mekanik Akrilik ................................................................... 5
Tabel 3.1 Tabel spesifikasi Mesin pemanas Akrilik Tipe Tubular ...................... 18
Tabel 4.3 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 2 mm daya 300 Watt .................. 36
Tabel 4.4 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 3 mm daya 300 Watt .................. 37
Tabel 4.5 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 5 mm daya 300 Watt .................. 38
Tabel 4.6 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 8 mm daya 300 Watt .................. 39
Tabel 4.7 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 2 mm daya 250 Watt .................. 40
Tabel 4.8 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 3 mm daya 250 Watt .................. 41
Tabel 4.9 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 5 mm daya 250 Watt .................. 42
Tabel 4.10 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 8 mm daya 250 Watt ................ 43
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Pengujian Akrilik dengan Ketebalan 2 mm daya 300 Watt ............... 36
Grafik 4.2 Pengujian Akrilik dengan Ketebalan 3 mm daya 300 Watt ............... 37
Grafik 4.3 Pengujian Akrilik dengan Ketebalan 5 mm daya 300 Watt ............... 38
Grafik 4.4 Pengujian Akrilik dengan Ketebalan 8 mm daya 300 Watt ............... 39
Grafik 4.5 Pengujian Akrilik dengan Ketebalan 2 mm daya 250 Watt ............... 40
Grafik 4.5 Pengujian Akrilik dengan Ketebalan 3 mm daya 250 Watt ............... 41
Grafik 4.5 Pengujian Akrilik dengan Ketebalan 5 mm daya 250 Watt ............... 42
Grafik 4.5 Pengujian Akrilik dengan Ketebalan 8 mm daya 250 Watt ............... 43
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan dari penilitian ini untuk memperoleh grafik daya terhadap waktu
untuk proses pemanasan dan bending akrilik untuk ketebalan yang bervariasi,
serta mengetahui pengaruh daya terhadap waktu untuk proses pemanasan dan
bending akrilik untuk ketebalan yang bervariasi dan memperoleh kualitas
1
2
bending akrilik dengan daya yang berbeda pada temperatur dan ketebalan yang
berbeda
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Memperoleh grafik daya terhadap waktu untuk proses pemanasan dan
bending akrilik untuk ketebalan yang bervariasi
2. Mengetahui pengaruh daya terhadap waktu untuk proses pemanasan dan
bending akrilik untuk ketebalan yang bervariasi
3. Memperoleh kualitas bending akrilik dengan daya yang berbeda pada
temperatur dan ketebalan yang berbeda.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akrilik
Akrilik adalah bahan plastik yang mirip dengan kaca, yaitu mempunyai
sifat transparan atau tembus cahaya, dan mempunyai ciri yang mudah menjadi
cair bila dipanaskan, serta mempunyai ciri-ciri yang membuatnya unggul dari
kaca dalam banyak hal, salah satunya adalah ciri khasnya yaitu fleksibilitas dari
akrilik itu sendiri. Selain itu akrilik juga memiliki bahan ringan dan tidak mudah
pecah yang juga mudah dipotong, dikikir, dibor, dihaluskan, dipoles atau dicat.
Akrilik dapat dibentuk dengan suhu panas menjadi bentuk yang sangat kompleks
dan sederhana ( Arsitag 2015).
(Arsitag, 2015)
Sifatnya yang tahan pecah juga menjadikan akrilik sebagai material yang
ideal untuk dipergunakan pada aplikasi di tempat-tempat di mana pecahnya
material akan berakibat fatal, seperti salah satunya pada jendela kapal selam.
Selain anti pecah dan tahan terhadap cuaca, akrilik juga tidak akan mengkerut atau
berubah warna meskipun terkena paparan sinar matahari dalam jangka waktu
yang lama. Hal ini membuat semua produk dari bahan akrilik bisa digunakan di
dalam atau di luar ruangan ( Arsitag 2015)..
4
5
a. Akrilik adalah bahan syntetis yang membentuk lembaran atau sheet yang
memiliki sifat tergolong benda padat, keras dan kuat.
b. Kualitas akrilik paling baik saat ini adalah akrilik yang berasal dari asam
akrilik dan terbuat dari 100% MMA (Metil Mekatriat Monomer) sehingga
tahan dari berbagai cuaca diluar ruang. Produk ini pun mendapat sertifikasi dari
Underwiters Laboratories UL-94 HB setelah melakukan proses pengujian dan
didapatkan rating tertinggi, bahan akrilik ini akan mudah terbakar ketika berada
di 92% transisi cahaya.
c.Akrilik tidak mengkerut dan juga tidak berubah warna walaupun dalam keadaan
terkena paparan sinar matahari secara langsung serta tahan terhadap berbagai
bahan kimia termasuk acid dan alkali.
d. Dibutuhkan suhu sekitar 250-300°fahrenheit atau 121-149°celcius untuk
membentuk atau membengkokkan akrilik.
2.2 Thermoforming
Thermoforming merupakan proses pembentukan dimana lembar plastik
akrilik yang telah mengalami pemanasan yang akan berubah strukturnya
menjadi lebih lunak dan lentur yang kemudian dikenal proses pressure forming
atau vaccum forming yang sesuai dengan bentuk cetakkannya (Crawford,
1987).
crowford 1987
dT
qk =kA
dx
Dimana:
9
w
K = konduktifitas termal bahan ( )
m. k
T = temperatur (K)
x = jarak (m)
alat pemanas ini adalah dengan cara meletakkan akrilik yang akan
dibentuk diatas elemen pemanas tersebut, lalu tunggu hingga panas dan
kemudian dibentuk sesuai dengan keinginan. Spesifikasi alat ini adalah
memiliki panjang 120 cm dan lebar 1,5 cm dengan maksimal ketebalan
akrilik yang dapat dipanaskan hingga 6 mm. menggunakan daya listrik
800 Watt. (Tanoyo, 2015)
2.6 Bending
Bending merupakan pengerjaan dengan cara memberi tekanan pada
bagian tertentu sehingga terjadi deformasi plastis pada bagian yang diberi
tekanan. Sedangkan proses bending merupakan proses penekukan atau
pembengkokan menggunakan alat bending manual maupun menggunakan
mesin bending. (Mikel P Groover, 2010).
4. Edge Bending
Edge Bending adalah pembengkokan yang melibatkan lembaran
logam bermuatan kantilever. Bantalan tekanan digunakan untuk
menerapkan gaya Fh untuk memperbaiki alas benda kerja pada cetakan,
sedangkan pukulan menekan tepi benda kerja dan membuatnya menekuk
di sepanjang tepi cetakan. Dalam susunan yang ditunjukkan pada
Gambar 2 (b), kelengkungan tepi dibatasi hingga kelengkungan 90 ° atau
kurang (Mikell P. Groover, 2010)
5. Seaming
Seaming adalah proses menghubungkan dua sisi lembaran logam
menggunakan prinsip hemming. Seaming dilakukan untuk membuat
koneksi lebih kuat dan kencang (Mikell P. Groover, 2010)
13
1. Bend Allowance
Bila Jari-jari lebih kecil dari ketebalan benda kerja akrilik maka
akan terjadi margin tekuk, dan benda kerja cenderung melar saat di
tekuk. Penting untuk dapat memperkirakan sejauh mana benda kerja
dapat mencapai spesifikasi yang dibutuhkan. (Groover P. Mikell, 2010)
α
Ab=2 π (R+ Kba. t)
360
Dimana:
t = Ketebalan (mm)
2. Springback
Springback jika tegangan tekuk dihilangkan pada akhir deformasi,
energi elastis tetap berada dibagian yang bengkok dan mengembalikan
bagian tersebut ke bentuk aslinya. (Groover P.Mikell, 2010)
α ' −α ' b
SB=
α'
15
Dimana:
SB = Springback
3. Gaya Bending
Gaya bending adalah gaya yang dibutuhkan untuk melakukan
pembengkokan. Gaya tersebut tergantung pada pukulan ukuran cetakan
dan kekuatan ketebalan dan panjang material (Groover P.Mikell, 2010)
2
K bf (TS)w . t
F=
D
Dimana:
PENGUJIAN
3.1 Diagram Alir
Dibawah ini adalah diagram alir proses yang dilakukan untuk
mendapatkan hasil penelitian
Mulai
Studi literatur
Spesifikasi Mesin
Pemanas
Hasil
14
15
Analisa
Kesimpulan
SELESAI
1. Dudukan akrilik.
17
2. Panel Box
3. Bentangan besi hollow.
4. Rangka kaki conveyor.
5. Motor listrik AC 25 watt dengan speed control.
6. Roller conveyor
7. Body conveyor
8. Penutup rantai
9. Elemen Pemanas/heater
10. Rantai
11. Sprocket
12. Penutup elemen pemanas
1. Dudukan akrilik.
Bagian ini berfungsi untuk menopang mesin pemanas akrilik dengan
ukuran 60 cm.
2. Panel Box
Bagian ini berfungsi untuk melindungi kabel dan sambungan dari listrik
menuju mesin agar komponen tersebut aman dan terlindungi dari
percikan air, hujan dan debu.
3. Bentangan besi Hollow.
dudukan besi dengan panjang 62 cm juga berfungsi untuk menopang
mesin pemanas akrilik.
4. Rangka kaki conveyor.
Bagian ini adalah rangka yang berfungsi juga untuk penopang mesin,
dengan ukuran 83 cm.
18
N
SPESIFIKASI HASIL
O
1 Berat total mesin 120 kg
2 Daya Heater Turbular 900 watt
3 Panjang conveyor 2m
4 Tinggi meja 1m
5 Temperatur Maksimal 400 ℃
6 Luas penampang mesin 2 m2
7 Torsi pulley conveyor 0,018 Nm
8 Kecepatan conveyor 0,26 m/s
Penutup ruang pemanas
9 30 cm x 60 cm
akrilik
Luas penampang ruang
10 120 cm x 60 cm
pemanas akrilik
3.3 Pengujian
Parameter yang digunakan yaitu daya terhadap waktu dan ketebalan
yang bervariasi untuk mencari waktu efektifitas, daya efektifitas dan juga
kualitas, yaitu dengan cara melakukan pemanasan dengan variasi temperatur
dan juga dengan variasi ketebalan yang berbeda yang dipengaruhi oleh daya
yang berbeda sehingga menghasilkan parameter yang akan dicari dan waktu
yang telah ditetapkan dan diperoleh dari hasil pengujian.
20
2. Sarung Tangan
Sarung tangan ini dapat melindungi tangan dari panas pada saat
pengambilan akrilik dari mesin pemanas akrilik serta membantu pada saat
proses bending untuk menahan panas pada proses penekukan.
3. Dimmer
Dimmer adalah alat yang mengatur naik turunya daya listrik atau
bisa mengatur kecepatan.
22
4. Stopwatch
Stopwatch yaitu alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu
yang dibutuhkan.
5. Thermogun
Fungsi thermogun adalah sebuah alat ukur suhu yang dapat
mengukur temperatur/suhu tanpa bersentuhan dengan obyek yang akan
diukur suhunya.
23
3.7.1 Menguji Waktu Pemanasan Akrilik Secara Aktual Dengan Daya 300
Watt
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan waktu pada saat proses
pengujian pada bagian heater dengan temperatur 145℃, 150℃, 155℃
dan 160℃ yang terdapat pada mesin pemanas akrilik dengan ukuran dan
bahan yang sama namun berbeda pada setiap ketebalannya sehinngga
akrilik dapat di tekuk 90˚
Berikut adalah ketebalan akrilik dengan parameter yang dibutuhkan :
Tabel 3.2 Pengujian akrilik dengan dengan ketebalan 2 mm
cacat
300 watt 35 30
35 30
155℃ 29 30 Tidak
29 30 cacat
29 30
160℃ 27 30 Tidak
27 30 cacat
27 30
Penjelasan pada hasil spesimen yang dilakukan suatu pengujian bending, yaitu:
(porositas)
142 60
Penjelasan pada hasil spesimen yang dilakukan suatu pengujian bending, yaitu :
Sementara pada spesimen yang mulus menunjukan hasil yang lebih baik
dikarenakan tidak menghasilkan suatu cacat pada permukaannya.
1. Pada saat pengujian bending dalam waktu 180 detik spesimen akrilik
dengan ketebalan 8 mm akan menghasilkan bentuk sehingga terjadinya
deformasi plastis.
2. Pada waktu lebih dari 180 detik, bentuk spesimen akrilik yang dibending
tetap akan mendapatkan sudut 90 ˚ tetapi akan memakan waktu proses
bending yang tidak effisen.
3. Pada waktu lebih dari 180 detik, bentuk spesimen akrilik yang dibending
tetap akan mendapatkan sudut 90 ˚ tetapi akan memakan waktu proses
bending yang tidak effisen.
31
Sementara pada spesimen yang mulus menunjukan hasil yang lebih baik
dikarenakan tidak menghasilkan suatu cacat pada permukaannya.
3.7.2 Menguji Waktu Pemanasan Akrilik Secara Aktual Dengan Daya 250
Watt
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan waktu pada saat proses
pengujian pada bagian heater dengan temperatur 140℃, 150℃, 155℃ dan
160℃ yang terdapat pada mesin pemanas akrilik dengan ukuran dan bahan
yang sama namun berbeda pada setiap ketebalannya sehinngga akrilik
dapat di tekuk 90˚.
Berikut adalah ketebalan akrilik dengan parameter yang dibutuhkan:
32
Sementara pada spesimen yang mulus menunjukan hasil yang lebih baik
dikarenakan tidak menghasilkan suatu cacat pada permukaannya.
(porositas)
70 45
70 45
160℃ 63 45 Tidak
63 45 cacat
63 45
Penjelasan pada hasil spesimen yang dilakukan suatu pengujian bending, yaitu :
spesimen yang tidak cacat dan cacat. Spesimen yang cacat tersebut menghasilkan
porositas dikarenakan pemanasannya membutuhkan waktu yang sangat panjang
dibandingkan dengan ketebalan spesimen akrilik yang lain.
Sementara pada spesimen yang mulus menunjukan hasil yang lebih baik
dikarenakan tidak menghasilkan suatu cacat pada permukaannya.
3. Pada waktu lebih dari 60 detik, bentuk spesimen akrilik yang dibending
tetap akan mendapatkan sudut 90 ˚ tetapi akan memakan waktu proses
bending yang tidak effisen.
Sementara pada spesimen yang mulus menunjukan hasil yang lebih baik
dikarenakan tidak menghasilkan suatu cacat pada permukaannya.
1. Pada saat pengujian bending dalam waktu 180 detik spesimen akrilik
dengan ketebalan 8 mm akan menghasilkan bentuk sehingga terjadinya
deformasi plastis.
2. Pada waktu lebih dari 180 detik, bentuk spesimen akrilik yang dibending
tetap akan mendapatkan sudut 90 ˚ tetapi akan memakan waktu proses
bending yang tidak effisen.
3. Pada waktu lebih dari 180 detik, bentuk spesimen akrilik yang dibending
tetap akan mendapatkan sudut 90 ˚ tetapi akan memakan waktu proses
bending yang tidak effisen.
Sementara pada spesimen yang mulus menunjukan hasil yang lebih baik
dikarenakan tidak menghasilkan suatu cacat pada permukaannya.
BAB IV
ANALISA
4.1 Analisa
Analisa pada penelitian kaji eksperimental pengaruh daya dan temperatur
terhadap waktu pemanasan untuk bending akrilik pada ketebalan yang bervariasi
ini menunjukan hasil pada pengujian setiap spesimen akrilik ini dengan
menggunakan daya 300 Watt dan 250 Watt terdiri dari 4 spesimen dengan
ketebalan yang berbeda menghasilkan waktu pemanasan yang berbeda, jika
temperatur yang diterapkan pada mesin pemanas akrilik tipe turbular lebih besar
menghasilkan waktu pemanasan lebih singkat. Sementara temperature yang kecil
diterapkan pada mesin pemanas akrilik tipe turbular menghasilkan waktu
pemanasan yang lebih lama.
Dalam daya 300 Watt hasil spesimen dengan setting temperatur 155℃
pada mesin pemanas akrilik tipe turbular menghasilkan suatu spesimen akrilik
yang tidak mengalami suatu porositas ataupun void. Sementara dalam daya 300
watt hasil spesimen dengan setting temperatur 160℃ menghasilkan suatu
spesimen yang memiliki suatu cacat (void dan porositas), dikarenakan temperatur
yang diterapkan pada spesimen akan mempengaruhi hasil spesimen akrilik.
Pengujian spesimen akrilik perbandingan dengan daya 300 Watt dalam
temperatur 155℃ menghasilkan spesimen yang tidak memiliki cacat (porositas
dan void). Sementara spesimen akrilik dengan daya 250 Watt dengan temperatur
160℃ menghasilkan suatu spesimen yang memiliki suatu cacat (porositas dan
void), dikarenakan daya yang digunakan pada mesin pemanas akrilik tipe turbular
memiliki spesisifikasi daya 300 Watt. Jika menggunakan daya 250 Watt mesin
tersebut memerlukan suatu alat bantu yaitu dimmer.
Pada pengujian pemanasan akrilik dengan ketebalan 8 mm terjadi timbul
asap pada spesimen yang dipanaskan dikarenakan waktu pemanasan akrilik
tersebut sangat lama melebihi waktu 15 menit, mengakibatkan akrilik tersebut
mengalami pemuaian pada saat proses pemanasan berlangsung, hal tersebut
32
33
menyebabkan hasil sudut nya tidak merata dan kemungkinan terjadi retakan pada
spesimen akrilik tersebut.
Pada pengujian bending dengan ketebalan 8 mm sering terjadi mengalami
penyimpangan sudut diakibatkan pada saat proses pendinginan setelah deformasi
plastis yang terlalu singkat mengakibatkan sudut setelah deformasi berbeda
dengan sudut pada saat akrilik dideformasi.
Pada Tabel 4.1 menunjukan hasil pengujian menggunakan daya 300Watt terdapat
4 spesimen dari ketebalan yang berbeda diantaranya, 2mm, 3mm, 5mm dan 8mm.
Spesimen tersebut diuji dengan temperature yang berbeda-beda sehingga waktu
pemanasan yang dihasilkan berbeda, jika temperatur yang diterapkan pada mesin
pemanas akrilik tipe turbular lebih besar menghasilkan waktu pemanasan lebih
singkat. Sementara temperature yang kecil diterapkan pada mesin pemanas akrilik
tipe turbular menghasilkan waktu pemanasan yang lebih lama.
Dibawah ini Tabel 4.3 yang memperlihatkan hasil pengujian akrilik dengan
ketebalan 2 mm dengan temperatur 145℃, 150℃, 155℃, dan 160℃.
Tabel 4.3 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 2 mm daya 300 Watt
45
35 29 27
2 2 2 2
1 2 3 4
detik, sementara waktu pemanasan yang lebih kecil terdapat pada temperature
160℃ dengan nilai waktu pemanasan 27 detik.
Dibawah ini Tabel 4.4 yang memperlihatkan hasil pengujian akrilik dengan
ketebalan 3 mm dengan temperatur 145℃, 150℃, 155℃, dan 160℃.
Tabel 4.4 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 3 mm daya 300 Watt
160
155
150
145
80
72
64
55
3 3 3 3
1 2 3 4
Dibawah ini Tabel 4.5 yang memperlihatkan hasil pengujian akrilik dengan
ketebalan 5 mm dengan temperatur 145℃, 150℃, 155℃, dan 160℃.
Tabel 4.5 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 5 mm daya 300 Watt
5 5 5 5
1 2 3 4
Dibawah ini Tabel 4.6 yang memperlihatkan hasil pengujian akrilik dengan
ketebalan 8 mm dengan temperatur 145℃, 150℃, 155℃, dan 160℃.
39
Tabel 4.6 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 8 mm daya 300 Watt
30 29 28 27
8 8 8 8
1 2 3 4
Dibawah ini Tabel 4.7 yang memperlihatkan hasil pengujian akrilik dengan
ketebalan 2 mm dengan temperatur 145℃, 150℃, 155℃, dan 160℃ dengan
40
daya yang diterapkan pada mesin pemanas akrilik tipe turbular dengan nilai 250
watt.
Tabel 4.7 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 2 mm dengan daya 250 watt
54
43 37 33
2 2 2 2
1 2 3 4
Dibawah ini Tabel 4.8 yang memperlihatkan hasil pengujian akrilik dengan
ketebalan 3 mm dengan temperatur 145℃, 150℃, 155℃, dan 160℃ dengan
daya yang diterapkan pada mesin pemanas akrilik tipe turbular dengan nilai 250
watt.
Tabel 4.8 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 3 mm dengan daya 250 watt
98
79
70
63
3 3 3 3
1 2 3 4
Dibawah ini Tabel 4.9 yang memperlihatkan hasil pengujian akrilik dengan
ketebalan 5 mm dengan temperatur 145℃, 150℃, 155℃, dan 160℃ dengan
daya yang diterapkan pada mesin pemanas akrilik tipe turbular dengan nilai 250
watt.
Tabel 4.9 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 5 mm dengan daya 250 watt
5 5 5 5
1 2 3 4
Dibawah ini Tabel 4.9 yang memperlihatkan hasil pengujian akrilik dengan
ketebalan 8 mm dengan temperatur 145℃, 150℃, 155℃, dan 160℃ dengan
daya yang diterapkan pada mesin pemanas akrilik tipe turbular dengan nilai 250
watt.
Tabel 4.10 Hasil Uji Akrilik dengan Ketebalan 8 mm dengan daya 250 watt
30 29 28 27
8 8 8 8
1 2 3 4
44
45
5.2 Saran
Saran untuk kedepannya jika mesin pemanas akrilik tipe turbular ini akan
dikembangkan: