SKRIPSI
Oleh:
MAFULUN
NIM. B.1.4.17.0003
i
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
MAFULUN
NIM. B.1.4.17.0003
Telah disetujui dan disahkan untuk diajukan kepanitia sidang ujian skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
ii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Hari :
Tanggal :
Ketua Penguji
Anggota I Anggota II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Jangan pernah menyerah dalam menggapai cita-.cita, sampai kita
mendapatkannya
2. Terus berbuat baik walaupun tanggapan orang belum tentu baik.
3. Didalam kesulitan seperti apapun pasti ada jalan jika kita mau berusaha.
PERSEMBAHAN
1. Ucapan terimakasih dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan
kelancaran terselesaiaknnya skripsi saya.
2. Almamater Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah Demak.
3. Orang tua, Istri, Anak dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan,
semangat, doa dan kasih sayang serta dukungan material selama pelaksanaan
skripsi.
4. Rekan - rekan seperjuangan dalam perkuliahan selama menempuh pendidikan
di Universitas Sultan Fatah Demak.
5. Kepada Bapak Agung Nugroho, ST. MT. yang telah mendorong dalam
penyelesaian skripsi ini dari awal sampai akhir.
6. Kepada Bapak Ria Bagas, ST. MT. yang telah mendorong dalam penyelesaian
skripsi ini dari awal sampai akhir.
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau teman orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
Mafulun
B.1.4.17.0003
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya pada penulis, sehingga skripsi dengan judul “PENGARUH VARIASI
PUTARAN RPM DAN CELAH KATUP TERHADAP KONSUMSI BAHAN
BAKAR PADA MOTOR VEGA R 110” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan jenjang perkuliahan
program strata 1 (S-1) di Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah Demak.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis selalu mendapatkan dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan terselesaikannya penulisan
Fatah Demak.
3. Ria Bagas, ST., MT., Selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
5. Ria Bagas, ST. MT., sebagai Dosen pembimbing kedua yang telah
6. Orang tua, Istri, Anak dan keluarga saya yang telah memberikan
dukungan, semangat, doa dan kasih sayang serta dukungan material
selama penulisan skripsi.
vi
7. Rekan-rekan mahasiswa yang selalu memotivasi dan membantu
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa
umumnya.
Penulis
Mafulun
B.1.4.17.0003
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………….. ii
PERNYATAAN………………………………………..……………… v
KATA PENGANTAR…………………………………………….….. vi
DAFTAR GAMBAR………………………….……………………… xi
ABSTRAK……………………………………………………………… xiii
ABSTRACT……………………………………………………………. xiv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1
viii
2.3.1. Proses Langkah Kerja Motor Bensin 2 Tak…………… 10
3.2.1. Waktu……………………………………………………… 28
3.2.2. Tempat…………………………………………………….. 28
3.3.1. Bahan……………………………………………………… 28
3.3.2. Alat………………………………………………………… 28
3.6.1. Pengamatan……………………………………………….. 30
ix
3.7. Alat Uji………………………………………………………….. 30
4.3 Analisa……………………………………………………………. 34
5.1 Kesimpulan………………………………………………………… 36
5.2 Saran……………………………………………………………….. 36
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 37
JADWAL PENELITIAN………………………………………………… 38
LAMPIRAN………………………………………………………………. 39
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
ABSTRAK
xiii
ABSTRACT
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
akan transportasi juga meningkat. Di Indonesia pada tahun 2018 jumlah kendaraan
konsumsi pemakaian bahan bakar minyak meningkat serta emisi gas buang dari
bahwa sebanyak 6,5 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat paparan kualitas
udara yang buruk. Selain itu, 70% kematian akibat pencemaran udara tersebut
Nitrogen Oksida (NOx), Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2) dan
kota besar di Indonesia. Pencemaran udara sangat erat kaitannya dengan konsumsi
energi bahan bakar minyak. Konsumsi bahan bakar minyak berakibat polutan ke
atmosfir dalam skala yang besar, sehingga perlu upayaupaya untuk pengendalian
1
2
meningkatkan resiko penyakit dan gas rumah kaca (GRK) sebagai akibat emisi
mendapatkan konsumsi bahan bakar yang ramah laingkungan dan akselerasi yang
sesuai dengan kebutuhan yang di inginkan. Salah satu hal yang terpenting adalah
cepat, konsumsi bahan bakar irit, dan gas buang yang bebas polusi. Celah katup
sangat mempengaruhi laju bahan bekar yang masuk keruang bakar dari sepeda
motor apabilah celah katup terlalu renggang maka akan timbul suara berisik dari
kepala silinder, namun celah katup renggang berdampak positif terhadap akselerasi
putaran bawah karena mesin mempunyai waktu kompresi dan bahan bakar lebih
lama dan bahan bakar lebih irit dikarenakan jarak pelatuk dengan katup menjadih
bukaan katup lebih kecil, sedangkan apabilah celah katup terlalu rapat sebaliknya
mesin lebih halus namun akselerasi akan berkurang dan putaran atas lebih baik
namun celah katup yang terlalu rapat asupan bahan bakar yang masuk ke ruang
bakar menjadi lebih banyak karena katup rapat sehinggah pelatuk yang mendorong
katup menjadi lebih jauh dan katup terbuka lebih banyak efeknya jadi lebih boros.
Dari pemaparan di atas maka perlu dilakukan untuk pengujian pengaruh setelan
celah katup terhadap konsumsi bahan bakar. Dalam penelitian ini akan
dengan sepeda motor Yamaha Vega R 110 CC karena suku cadang sepeda motor
fokus utama pembahasan, yaitu: Bagaimana pengaruh setelan celah katup terhadap
konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha Vega R 110 CC?
1.3.1 Pengaruh kerenggangan celah katup 0.06 mm, 0.09 mm, 0.12 mm
bakar?
bakar?
bakar?
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang data hasil pengujian dan analisa
BAB V : Penutup
campuran bahan bakar dan udara, yang berlangsung di dalam ruang tertutup
pembakaran dalam adalah mesin empat tak dan mesin dua tak, dan beberapa tipe
mesin lainnya, dan juga mesin wankel. Selain itu, mesin jet dan beberapa mesin
luar (contohnya mesin uap dan mesin Stirling), karena pada mesin pembakaran
luar, energinya tidak disalurkan ke fluida kerja yang tidak bercampur dengan hasil
pembakaran. Fluida kerja ini dapat berupa udara, air panas, air bertekanan, atau
sebuah mesin jet bekerja dengan panas pembakaran yang mendorong bagian
Secara kontras, sebuah mesin pembakaran luar seperti mesin uap, bekerja
6
7
Mesin jet, kebanyakan roket dan banyak turbin gas termasuk dalam mesin
pembakaran dalam, tetapi istilah "mesin pembakaran dalam" sering kali menuju ke
"mesin piston", yang merupakan tipe paling umum mesin pembakaran dalam.
api pada Dinasti Song. Mesin pembakaran dalam resiprokat (mesin piston)
Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor yang mengubah tenaga
kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis dan pengubahan itu dilaksanakan dalam
mesin itu sendiri (Wardono, 2004). Pada motor bakar torak mempunyai peranan
sangat penting dalam kehidupan manusia. Hampir setiap orang telah menikmati
manfaat yang dihasilkan oleh motor bakar, misalnya dalam bidang transportasi,
penerangan, pertanian, produksi dan sebagainya maka motor bakar dapat dibagi
engine (ECE), yaitu proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin itu,
hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung diubah menjadi tenaga gerak, tetapi
terlebih dulu melalui media penghantar, baru kemudian diubah menjadi tenaga
mekanik. Misalnya pada ketel uap dan turbin uap. Contoh aplikasinya adalah pada
pembakaran bahan bakar terjadi didalam mesin itu sendiri sehingga gas hasil
pembakaran berfungsi sekaligus sebagai fluida kerja mesin. Motor bakar itu sendiri
dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan sistim yang dipakai, yaitu motor bakar
torak, motor bakar turbin gas, dan motor bakar propulsi pancar gas. Untuk motor
bakar torak dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu motor bensin dan motor diesel.
Menurut langkah kerjanya motor bakar dibagi menjadi mesin dengan proses dua
langkah dan mesin dengan proses empat langkah.Contoh aplikasinya adalah pada
yaitu:
Prinsip kerja Motor Bakar Motor 2 Tak: Setiap 1 kali putaran poros engkol
atau 2 kali gerakan piston menghasilkan 1 kali usaha. Contoh aplikasinya adalah
a. Langkah 1 Kompresi dan Hisap Pada langkah hisap piston bergerak naik dari
TMB menuju TMA. Pada saat piston di posisi TMB, bahan bakar yang
didorong piston sampai mencapai posisi TMA. Pada saat hampir mencapai
piston.Bahan bakar yang telah ada disilinder di tekan naik oleh piston sampai
digunakan untuk mendorong piston bergerak turun dari TMA menuju TMB.
Piston bergerak turun akan mendorong bahan bakar yang telah berada di
bawah piston menuju saluran pembilasan. Saat piston bergerak turun saluran
buang dan saluran pembilasan dalam keadaan terbuka. Gas sisa pembakaran
desakan bahan bakar dan udara yang masuk dalam silinder melalui saluran
tak selesai untuk satu proses kerja (siklus). Proses up ward stroke dan down
Setiap 2 kali putaran poros engkol atau 4 kali gerakan piston menghasilkan
1 (satu) kali usaha. Contoh aplikasinya adalah pada gambar 2.4 di bawah ini :
c. Langkah Hisap piston bergerak dari TMA ke TMB. Saat piston bergerak
turun, katup masuk dalam keadaan terbuka, sehingga campuran bahan bakar
dan udara terisap masuk kedalam silinder. Ketika piston mencapai TMB,
kompresi I selesai.
d. Langkah kompresi Pada langkah kompresi II, kedua katup (katup masuk dan
katup buang) dalam keadaan tertutup. Piston bergerak naik dari TMB menuju
TMA mendorong campuran bahan bakar dan udara dalam silinder, sehingga
mencapai TMA campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan tinggi
e. Langkah usaha pada langkah usaha, percikan api busi yang bereaksi dengan
12
bergerak turun menuju TMB. Tenaga yang dihasilkan oleh langkah kerja
f. Langkah Buang, pada langkah buang, piston bergerak naik dari TMB menuju
TMA. Katup masuk dalam keadaan tertutup dan katup buang dalam keadaan
keempat langkah mesin untuk satu kali proses kerja (siklus) telah selesai.
Pada mesin otto yang digunakan dalam percobaan ini menggunakan 1 buah
piston dengan isi volume silinder sekitar 110 cc. Sistem pengapian pada mesin yang
digunakan untuk mencampur udara bahan bakar sebelum masuk kedalam ruang
bakar. Komponen–komponen penting yang ada di dalam mesin otto antara lain:
3. Mekanisme Katup
menghasilkan energi panas dari proses pembakaran bahan bakar dan udara,
dari hasil pembakaran bahan bakar keporos engkol (crank shaft) melalui
usaha.
keporos engkol.
6. Bantalan/Bearing
Noken As. Crank Shaft, connecting rod dan komponen yang berputar.
b) Sepeda motor
c) Pompa oli
d) Kopling
Mesin Wankel
Mesin wankel atau disebut juga mesin rotary adalah mesin pembakaran
dalam yang digerakkan oleh tekanan yang dihasilkan oleh pembakaran diubah
Mesin ini dikembangkan oleh insinyur Jerman Felix Wankel. Dia memulai
prototypenya yang bisa bekerja pada tahun 1957. NSU selanjutnya melisensikan
konsepnya.
Karena mesin wankel sangat kompak, ringan, mesin ini banyak digunakan
pada berbagai kendaraan dan peralatan seperti pada mobil balap seperti Mazda RX-
setiap komponen:
1. Intake Manifold berfungsi sebagai saluran masuk campuran udara dan bahan
bakar.
4. Chambers berfungsi sebagai ruang terjadi proses kerja pada setiap langkah
7. Crown gear berfungsi meneruskan tenaga putar dari rotor ke poros engkol (
eccentric shaft )
8. Eccentric shaft berfungsi menerima putaran tenaga dari rotor yang diterukan ke
9. Spark plug berfungsi membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah
Cara kerja mesin wakel lebih sederhana dibanding dengan mesin silinder.
Pada satu langkah putaran penuh poros engkol akan menghasilkan 1 kali langkah
kerja yang terdiri dari langkah hisap, kompres, pembakaran dan buang.
Tentu ini lebih efisien dibanding dengan mesin 4 langkah yang memerlukan
2 kali putaran poros engkol untuk menghasilkan 1 kali langkah kerja. Inilah yang
mesin piston, seperti dari segi konstruksi yang lebih ringkas, ringan, dan
menghasilkan tenaga yang lebih besar dengan ukuran kubikasi ( CC ) yang sama
bahkan lebih kecil dari system kerja pada prinsip mesin piston.
a. Kelebihan
sangat tinggi
b. Kekurangan:
Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur
masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa
pembakaran. Pada motor otto 4 langkah terdiri dari 2 macam katup yaitu:
2. Katup buang yang berfungsi untuk mengatur keluarnya gas sisa pembakaran
Dengan posisi katup yang ada di samping, kondisi ruang bakar biasa
dipakai pada mesin industri (mesin genset juga cocok). Contoh aplikasinya
Untuk jenis Over Head Valve (OHV) ini posisi katup sudah berada di atas
mendapat dorongan dari push rod yang diatur oleh camshaft yang posisinya
masih berada di bawah. Mesin jenis ini biasanya digunakan pada kendaraan
Untuk jenis SOHC ini posisi katup dan camshaft berada di atas piston
(mekanisme katup ada di cylinder head), batang penekan seperti push road
(rantai kamprat), setelah itu barulah chamshaft (noken as) menekan rocker arm
(temlar, platukan, manuan), dan rocker arm akan menekan batang katup. Untuk
jenis ini pada umumnya banyak digunakan pada kendaraan masa kini, dimana
Jenis DOHC ini posisi mekanisme katupnya sama seperti jenis SOHC,
membedakan cuma alaur dalam menggerakkan katupnya saja, dimana kalau jenis
SOHC putaran chamshaft menuju rocker arm dulu baru ke katup, kalau yang
DOHC putaran dari chamshaft langsung menekan ke katup tanpa melewati rocker
chamshaft sebagai penggerak katup, dan dikarenakan alur pergerakan yang makin
memiliki engine lebih dari satu silinder, untuk perawatan mesin DOHC beda
dengan jenis SOHC, dimana kalau SOHC untuk stel kerenggangan katupnya bisa
diatur langsung pakai kunci, kalau DOHC masih membutuhkan biaya tambahan
untuk membeli sim/dolaran untuk mengatur celah katupnya, pasalnya dalam sistem
DOHC tidak ada setelan celah katupnya, jadi langsung main pengganjal yang suda
disediakan pabrikan (dolar, sim, lempengan besi tipis yang mempunyai nilai
ketebalan tertentu).
22
Berdasarkan konstruksi susunan katup hisap dan katup buang dapat diletakan
dalam berbagai kedudukan pada kepala silinder atau pada blok silinder. Pada
1. Susunan Katup L
Motor otto dengan susunan katup L, ruang bakar berbentuk huruf L terbalik.
Kedua katup diletakan berdampingan pada salah satu sisi silinder. Jenis ini sering
dipakai pada motor silinder sebaris. Semua katup terletak dalam satu baris, sehingga
dapat digerakan dengan menggunakan satu poros kam. Susunan katup jenis ini baik
digunakan untuk motor dengan kompresi rendah. Susunan katup ini sekarang sudah
2. Susunan Katup F
Susunan katup jenis ini adalah gabungan antara susunan katup I dan L. katup
isap berada pada kepala silinder dan katup buang pada blok silinder dan
3. Susunan Katup T
Jenis ini menempatkan katup pada kedua sisi silinder di blok silinder. Jarak
kedua katup berjauhan maka diperlukan dua buah poros cam, untuk menggerakan
4. Sususnan Katup I
Motor dengan susunan katup I kedua katup baik masuk dan buang berada
pada kepala silinder. Jenis ini banyak digunakan karena perbandingan kompresinya
parameter yang tertulis didalam sebuah laporan yang berfungsi untuk mengetahui
nilai dari torsi, daya dan konsumsi bahan bakar dari mesin tersebut. Adapun
berikut:
memindahkan motor dari kondisi diam hingga berjalan. Torsi berkaitan dengan
akselerasi. Misalnya pada saat kita merasakan tubuh kita terhempas ke belakang
Pada motor bakar torak, daya yang berguna ialah daya poros, karena poros
itulah yang menggerakkan beban. Daya poros itu sendiri dibangkitkan oleh daya
gesekan antara torak dan dinding silinder dan gesekan antar poros dan bantalannya.
Beberapa alat laboratorium yang diperlukan untuk mengetahui daya poros adalah
bakar yang menyatakan banyaknya bahan bakar yang terpakai per jam yaitu dengan
𝑉𝑓 𝑥 3600
FC = x [L/h].
𝑡 𝑥 1000
Dimana:
Pada siklus otto atau siklus volume konstan proses pembakaran terjadi pada
volume konstan, sedangkan siklus otto tersebut ada yang berlangsung dengan 4
(empat) langkah atau 2 (dua) langkah. Untuk mesin 4 (empat) langkah siklus kerja
terjadi dengan 4 (empat) langkah piston atau 2 (dua) poros engkol. Adapun langkah
dalam siklus otto yaitu gerakan piston dari titik puncak (TMA=titik mati atas) ke
posisi bawah (TMB=titik mati bawah) dalam silinder. Seperti Contoh pada gambar
Proses 2-3: pemasukan kalor konstan, piston sesaat pada (TMA=titik mati atas)
bersamaan kalor suplai dari sekelilingnya serta tekanan dan temperatur meningkat
Proses 3-4: proses isentropik udara panas dengan tekanan tinggi mendorong piston
internal energi.
Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan piston sesaat pada
dalam silinder.
2. Langkah 1-2 adalah langkah pemampatan. campuran udara dan uap bensin
gas pada volume konstan. Campuran udara dan uap bensin dipanaskan pada
4. Langkah 3-4 adalah langkah ekspansi gas panas. Gas yang terbakar
5. Sedang segmen 4-1 turunnya tekanan secara tiba-tiba karena dibukanya katup
buang. Pendinginan pada volume konstan – gas yang terbakar dibuang ke pipa
pembuangan dan campuran udara + uap bensin yang baru, masuk ke silinder.
7. Siklus dianggap “tertutup” artinya siklus ini berlangsung dengan fluida kerja
yang sama; atau, gas yang berada didalam silinder pada titik 1 dapat
dikeluarkan dari dalam silinder pada waktu langkah buang, tetapi pada
langkah isap berikutnya akan masuk sejumlah fluida kerja yang sama.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Diagram alir pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
START
Kondisi
NO
alat uji
YES
Verifikasi Jurnal
YES
Laporan FINISH
Gambar
Gambar 3.13.: Flowchart
1 Flowchart konsep
konsep penelitian
penelitian
27
28
Waktu
Tempat
Muallimin
Bahan
Bahan yang digunakan menjadi objek pengujian ini adalah variasi celah
Alat
1. Feeler Gauge
Feeler gauge merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur celah katup
2. Gelas Ukur
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume bahan bakar yang digunakan
3 jenis variasi celah katup isap & Buang yang berbeda, yaitu :
Data yang diperoleh dari data primer dan data skunder diolah kedalam
rumus empiris, kemudian data perhitungan disajikan dalam bentuk tabulasi dan
grafik.
3.6.1. Pengamatan
𝑉𝑓 𝑥 3600
FC = x [L/h].
𝑡 𝑥 1000
Pada tahapan ini yang menjadi acuan adalah celah katup isap & buang standar
untuk pengambilan data celah katup isap & buang yang akan di variasikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
KECEPATAN RPM
1500 2000 2500
0,06 MM 6,2 Ml 7 Ml 7,4 Ml
KERENGGANGAN
0,09 MM 5,4 Ml 6,4 Ml 7,2 Ml
CELAH KATUP
0,12 MM 5 Ml 5,8 Ml 6,4 Ml
𝑉𝑓 𝑥 3600
FC = x [L/h].
𝑡 𝑥 1000
Dimana:
6,2 𝑥 3600
FC = x [L/h]
60 𝑥 1000
22,320
FC = x [L/h]
60000
FC = 0,372 L/h
7 𝑥 3600
FC = x [L/h]
60 𝑥 1000
25,200
FC = x [L/h]
60000
FC = 0,42 L/h
7,4 𝑥 3600
FC = x [L/h]
60 𝑥 1000
26,640
FC = x [L/h]
60000
FC = 0,444 L/h
5,4 𝑥 3600
FC = x [L/h]
60 𝑥 1000
19,440
FC = x [L/h]
60000
FC = 0,324 L/h
33
6,4 𝑥 3600
FC = x [L/h]
60 𝑥 1000
23,040
FC = x [L/h]
60000
FC = 0,384 L/h
7,2 𝑥 3600
FC = x [L/h]
60 𝑥 1000
25,920
FC = x [L/h]
60000
FC = 0,432 L/h
5 𝑥 3600
FC = x [L/h]
60 𝑥 1000
18,000
FC = x [L/h]
60000
FC = 0,3 L/h
5,8 𝑥 3600
FC = x [L/h]
60 𝑥 1000
20,880
FC = x [L/h]
60000
FC = 0,348 L/h
34
6,4 𝑥 3600
FC = x [L/h]
60 𝑥 1000
23,040
FC = x [L/h]
60000
FC = 0,384 L/h
4.3 Analisa
Pada hasil perhitungan di atas untuk celah katup 0,06 mm dengan kecepatan
RPM 1500 didapatkan konsumsi 6,2 Ml dalam satuan waktu menit, sedangkan
untuk satuan waktu jam didapatkan jumlah konsumsi bahan bakar sebanyak 0,372
Liter/jam.
Pada hasil perhitungan di atas untuk celah katup 0,06 mm dengan kecepatan
RPM 2000 didapatkan konsumsi 7 Ml dalam satuan waktu menit, sedangkan untuk
satuan waktu jam didapatkan jumlah konsumsi bahan bakar sebanyak 0,42
Liter/jam.
Pada hasil perhitungan di atas untuk celah katup 0,06 mm dengan kecepatan
RPM 2500 didapatkan konsumsi 7,4 Ml dalam satuan waktu menit, sedangkan
untuk satuan waktu jam didapatkan jumlah konsumsi bahan bakar sebanyak 0,444
Liter/jam.
Pada hasil perhitungan di atas untuk celah katup 0,09 mm dengan kecepatan
RPM 1500 didapatkan konsumsi 5,4 Ml dalam satuan waktu menit, sedangkan
35
untuk satuan waktu jam didapatkan jumlah konsumsi bahan bakar sebanyak 0,324
Liter/jam.
Pada hasil perhitungan di atas untuk celah katup 0,09 mm dengan kecepatan
RPM 2000 didapatkan konsumsi 6,4 Ml dalam satuan waktu menit, sedangkan
untuk satuan waktu jam didapatkan jumlah konsumsi bahan bakar sebanyak 0,384
Liter/jam.
Pada hasil perhitungan di atas untuk celah katup 0,09 mm dengan kecepatan
RPM 2500 didapatkan konsumsi 7,2 Ml dalam satuan waktu menit, sedangkan
untuk satuan waktu jam didapatkan jumlah konsumsi bahan bakar sebanyak 0,432
Liter/jam.
Pada hasil perhitungan di atas untuk celah katup 0,12 mm dengan kecepatan
RPM 1500 didapatkan konsumsi 5 Ml dalam satuan waktu menit, sedangkan untuk
satuan waktu jam didapatkan jumlah konsumsi bahan bakar sebanyak 0,3 Liter/jam.
Pada hasil perhitungan di atas untuk celah katup 0,12 mm dengan kecepatan
RPM 1500 didapatkan konsumsi 5,8 Ml dalam satuan waktu menit, sedangkan
untuk satuan waktu jam didapatkan jumlah konsumsi bahan bakar sebanyak 0,348
Liter/jam.
Pada hasil perhitungan di atas untuk celah katup 0,12 mm dengan kecepatan
RPM 1500 didapatkan konsumsi 6,4 Ml dalam satuan waktu menit, sedangkan
untuk satuan waktu jam didapatkan jumlah konsumsi bahan bakar sebanyak 0,384
Liter/jam.
0,45 0,444
0,42 0,432
0,372 0,384 0,384
0,35 0,348
0,324
0,3
0,25
CELAH 0,06 CELAH 0,09 CELAH 0,12
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, kesimpulan
yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Pengujian konsumsi bahan bakar dengan celah katup 0,06 mm dengan
RPM masing – masing 1500, 2000, dan 2500 didapatkan konsumsi
sebesar 0,372 L/h, 0,42 L/h dan 0,444 L/h.
2. Pengujian konsumsi bahan bakar dengan celah katup 0,09 mm dengan
RPM masing – masing 1500, 2000, dan 2500 didapatkan konsumsi
sebesar 0,324 L/h, 0,384 L/h dan 0,432 L/h.
3. Pengujian konsumsi bahan bakar dengan celah katup 0,12 mm dengan
RPM masing – masing 1500, 2000, dan 2500 didapatkan konsumsi
sebesar 0,3 L/h, 0,348 L/h dan 0,384 L/h
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat diberikan dari hasil dan kesimpulan penelitian ini
adalah:
1. Pengguna kendaraan diharapkan ukuran kerenggangan celah katup yang
renggang sehingga konsumsi bahan bakarnya sedikit.
2. Penelitian yang akan datang agar melakukan penelitian yang sejenis
dengan skema celah katup dan RPM yang lebih bervariasi.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar menggunakan jenis kendaraan yang
lainnya, agar dapat mengetahui pengaruh konumsi bahan bakar.
4. Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh lain dari konsumsi
bahan bakar.
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Tri, et al. 2015. “Pengaruh Jarak Celah Katup Terhadap unjuk Kerja
Motor Bakar Injeksi”.
Suhirta, 2008.”Pengaruh Penambahan Gas Hasil Elektrolisa Air Terhadap
Konsumsi Bahan Bakar Bensin Pada Motor Bakar 4 Langkah 80cc Dengan
Posisi Ijeksi Sebelum Karbulator”.
Exwanto, Aris, et al. 2010. “Pengaruh Penyetelan Celah Katup dan Penyetelan
Timing Injection Pump Terhadap Hasil Gas Buang pada Motor Diesel”.
Isnanda. 2007. “Pengaruh Gas Buang Terhadap Kinerja Motor Bensin”.
Pardede, Sepvinolist dan Tulus B. Sitorus. 2013. “Kinerja Mesin Sepeda Motor
Satu Silinder dengan Bahan Bakar Premium dan Ethanol dengan Modifikasi
Rasio Kompresi”.
Pasaribu, Sabar. 2017. “Pengaruh Variasi Celah Busi dan Jenis Busi Terhadap
Emisi Gas Buang pada Kendaraan Roda Dua 110CC”.
Saputro, Dhanang Wahyu dan Sarjono. 2010. “Pengaruh Perubahan Celah Katup
Hisap dan Katup Buang Terhadap Performnce Motor Jupiter Z 2004
Menggunakan Bahan Bakar Biopremium E10”.
Siregar, Fatah Maulana. 2009. “Performansi Mesin-Non Stationer (Mobile)
Berteknologi VVT-I”. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Susilo, Agastya Budi. 2017. “Analisa Variasi Kerenggangan Celah Katup
Terhadap Torsi dan Daya pada Motor Honda G1 Max”.
https://www.menlhk.go.id/site/single_post/4078
38
JADWAL PENELITIAN
LAMPIRAN