Anda di halaman 1dari 32

Pengaruh Penambahan Oil Cooler Terhadap Suhu Oli

Dan Peforma Mesin Pada Kendaraan Sepeda Motor


Honda Tiger Tahun 2010
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik Program Studi Teknik Mesin

Oleh
Achmad Rozikhin
NIM.5211418019

TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
ii
PERSETUJUAN BIMBINGAN

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penambahan Oil Cooler Terhadap Suhu


Oli Dan Peforma Mesin Pada Kendaraan Sepeda Motor Tiger Tahun 2010” telah
disetujui oleh dosen pembimbing pada

Hari :
Tanggal :

Dosen pembimbing I Dosen Pembimbing II

.................................. ..................................
NIP. .................... NIP. .....................

iii
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR ATAU SKRIPSI

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penambahan Oil Cooler Terhadap Suhu

Oli Dan Peforma Mesin Pada Kendaraan Sepeda Motor Honda Tiger Tahun

2010” oleh :

Nama : Achmad Rozikhin

NIM : 5211418019

Telah diperintahkan di hadapan sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari :

Tanggal :

Dosen pembimbing I Dosen Pembimbing II

.................................. ..................................
NIP. .................... NIP. .....................

Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Mesin

Dr. Nur Qudus, M.T., IPM Rusiyanto, S.Pd., M.T.

NIP. 196911301994031001 NIP. 197403211999031002

iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menulis dalam rangka memenuhi satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana dan karya tulis ini benar-benar merupakan karya saya sendiri yang saya

hasilkan melalui penelitian, pembimbingan, diskusi dan pemaparan ujian. Semua

kutipan baik yang langsung maupun tidak langsung dengan cara sebagaimana

yang lazim dalam penulisan karya ilmiah.

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Ilmu itu seperti udara, ia begitu banyak dan mudah kita dapatkan di manapun dan

kapanpun. Socrates

Tidak ada usaha yang sia-sia. Penulis

PERSEMBAHAN

 Untuk ALM bapak saya dan ibu saya yang telah percaya dan menaruh harap

kepada saya.

 Untuk kedua kakak saya yang selalu mensuport saya.

 Untuk teman-teman dan sahabat yang setia membantu saya.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ALLAH SWT atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebaik-baiknya dengan judul

“Pengaruh Penambahan Oil Cooler Terhadap Suhu Oli Dan Peforma Mesin Pada

Kendaraan Sepeda Motor Honda Tiger Tahun 2010”.

Perwujudan skripsi ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak, maka

dari itu penulis memberikan banyak ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Rusiyanto, S.Pd., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin

Universitas Negeri Semarang.

2. Bapak Samsudin Anis, S.T., M.T., Ph.D. selaku Ketua Prodi Teknik

Mesin S1 Universitas Negeri Semarang.

3. ......................... selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

4. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses skripsi berlangsung.

Penulis mengharapkan dan menerima segala kritik maupun saran terhadap

setiap kekurangan pada skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi

media referensi dan wawasan bagi siapa pun yang membacanya.

Semarang, Maret 2021

Achmad Rozikhin

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

PERSETUJUAN BIMBINGAN.................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI........................................................iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...........................................................v

MOTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................vi

KATA PENGANTAR................................................................................vii

DAFTAR ISI..............................................................................................viii

DAFTAR TABEL........................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR....................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................2

1.4 Manfaat Penelititan..................................................................3

1.5 Batasan Penelitian....................................................................4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI.........................5

2.1 kajian Pustaka.........................................................................5

2.2 Landasan Teori.......................................................................6

2.2.1 Pengertian Oil Cooler ...................................................7

2.2.2 Jenis-Jenis Cooler..........................................................8

2.2.3 Fungsi Oil Cooler...........................................................8

viii
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Suhu Mesin...................9

2.2.5 Performa Mesin (Daya dan Torsi) ............................10

BAB III METODOLOGI...........................................................................13

3.1 Jenis Penelitian..........................................................................13

3.2 Tempat & Waktu Penelitian...................................................13

3.3 Rancangan Penelitian..............................................................13

3.4 Variabel Penelitian...................................................................14

3.5 Instrumen Dan Alat Penelitian................................................15

3.6 Teknik Pengumpulan Data......................................................17

3.7 Teknik Analisis Data.................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................18

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.........................................................................................................

Tabel 2.2.........................................................................................................

Tabel 2.3.........................................................................................................

Tabel 2.4.........................................................................................................

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.......................................................................................................

Gambar 2.2.......................................................................................................

Gambar 2.3.......................................................................................................

Gambar 2.4.......................................................................................................

Gambar 2.5.......................................................................................................

Gambar 2.6.......................................................................................................

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran...........................................................................................................

Lampiran...........................................................................................................

xii
ABSTRAK

Rozikhin, Achmad.2021. Pengaruh Penambahan Oil Cooler Terhadap Suhu Oli

Dan Peforma Mesin Pada Kendaraan Sepeda Motor Honda Tiger Tahun 2010.

(Dosen Pembimbing) Progam Studi Teknik Mesin S1.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya dunia otomotif dan meningkatnya permintaan

konsumen dengan bermunculan teknologi terbarukan, akhirnya membuat pemilik

kendaraan sepeda motor keluaran lama untuk memodifikasi kendaraannya agar

dapat bersaing dengan sepeda motor teknologi terbaru dan juga dapat digunakan

dengan baik. Semua mesin sepeda motor sudah dilengkapi dengan sistem

pendingin, akan tetapi belum bisa mengatasi panasnya mesin sepeda motor

tersebut. Hal ini dikarenakan mesin sepeda motor masih menggunakan sistem

pendingin dengan mengandalkan udara yang berhembus kesirip-sirip blok mesin,

terutama sepeda motor lama. Salah satu jenis alat penukar kalor yang sring

digunakan sehari hari adalah radiator (Clifford dkk, 2014). Banyak pabrik-pabrik

membuat berbagai macam variasi bagian kendaraan. Selain untuk memperindah

penampilan kendaraan, ada juga yang fungsi dan kinerjanya lebih bagus daripada

komponen standar bawaan dari pabrik. Tak terkecuali oil cooler untuk sepeda

motor Suzuki Satria FU 150cc.

Performa dari sebuah mesin dapat ditingkatkan dengan menambah

kecepatan dan akurasi. Namun, kecepatan mengurangi ketahanan dan keakuratan

dari mesin tersebut karena terjadi perpindahan termal yang dapat membahayakan

mesin (Jeong, S. K., et. al, 2018). Maka dari itu dibutuhkan sistem pendinginan

untuk menghindari deformasi termal yang disebabkan oleh panas yang berlebihan.

1
2

Oil cooler berfungsi untuk mendinginkan temperatur oli sekaligus

mendinginkan temperatur mesin. (Fattah, F., et. al, 2020) Cara kerjanya, oli mesin

yang disalurkan dari pompa oli mengalir terlebih dulu ke filter oli, lalu masuk ke

jalur baru yang dibuat kemudian ke oil cooler. Setelah oil cooler mengalami

proses pendinginan, setelah itu baru masuk lagi ke ruang bakar. Perbedaan

pengaruh jenis fluida pendinginan terhadap kapasitas radiator (Q) sangat

berpengaruh terhadap system pendinginan (Hersandi dan Arsana, 2018). Tinggi

rendahnya temperatur fluida masuk berpengaruh terhadap kapasitas penukar panas

(Agung dan Arsana, 2013).

Sistem pendingin oli dengan media oil cooler sebagai pendingin oli, oli

mesin yang dipompa dari di dalam mesin menuju kisi-kisi oil cooler untuk

didinginkan menuju kepala silinder dan kembali ke dalam mesin, sistem

pendingin oli ini mampu menjaga suhu oli agar tetap stabil untuk menjaga sistem

pelumasan tetap maksimal dan tidak terjadi Overheating pada mesin sepeda

motor. (Saputra, Setefanus A. B, 2017)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dalam penelitian ini diangkat

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perbandingan suhu oli pada mesin Honda Tiger sebelum dan

setelah ditambahakan oil cooler?

2. Berapa besar pengaruh penambahan oil cooler terhadap peforma mesin?


3

3. Berapa persentase terjadinya overheating pada Honda Tiger ketika berada

pada 7000 rpm?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, meliputi :

1. Mengetahui perbandingan suhu oli pada mesin Honda Tiger standar dan

mesin Honda Tiger yang diberi oil cooler.

2. Mengetahui peforma mesin pada Honda Tiger dengan penambahan aplikasi

oil cooler.

3. Mengetahui seberapa besar persentase overheating engine Honda Tiger pada

rpm tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara teoritis :

1. Untuk mengerti faktor yang mempengaruhi suhu mesin.

2. Untuk mengerti pengaruh aplikasi oil cooler.

Secara praktis :

1. Mengerti solusi terhadap mesin yang terjadi overheat.

2. Mengerti komposisi oil cooler.

1.5 Batasan Penelitian

1. Spesimen yang dipakai adalah Kendaraan Sepeda Motor Honda Tiger tahun

2010.

2. Alat yang akan digunakan untuk melakukan pengujian adalah dyno test.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Pada penulisan skripsi ini, peneliti mencari informasi dari penelitian

terdahulu yang bisa digunakan sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui

kekurangan dan kelebihan pada penelitian yang sudah ada sehingga dapat

dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Setefanus Agista Bagus Saputra (2017)

yang berjudul Pengaruh pengaplikasian oil cooler terhadap suhu oli dan Peforma

mesin pada kendaraan sepeda motor megapro tahun 2011 menunjukan hasil

Berdasarkan pengujian,Oil cooler bekerja efektif saat putaran mesin 7000 rpm

karena mampu menurunkan suhu oli mesin hingga 13ºC, namun torsi mengalami

penurunan sebesar 0,43 %, daya mengalami penurunan sebesar 1,22 %. Tekanan

efektif ratarata mengalami penurunan sebesar 1,15%. konsumsi bahan bakar

mengalami kenaikan sebesar 5,34 %.

Penelitian yang dilakukan oleh Puput Ahmad Syaifuddin (2019) yang

berjudul Pengaruh Penggunaan Oil Cooler Pada Temperature Engine Honda Gl

Max 100 Dengan beberapa pengujian yang telah di laksanakan dengan Kemudian

mesin diputar dalam rpm 1500, 2000, 3000, dan 5000 dalam kondisi stasioner lalu

pengambilan data teperatur mesin di ambil pada waktu 5 menit dengan 3 kali

pengulangan pengetesan temperatur mesin. Diketahui dengan hasil memakai oil

cooler sangat berpengaruh pada temperatur engine Honda Gl Max 100. Mesin

4
5

yang memakai oil cooler mempunyai temperatur yang lebih rendah dari

pada yang tidak menggunakan oil cooler.

Penelitian tentang “Modifikasi Sistem Pendingin (sirip dan Air) Pada

Saluran Pelumas Sepeda Motor” menemukan hasil yaitu motor yang

menggunakan oil cooler bersirip, motor berjalan dengan kecepatan 30/jam – 50

km/jam pada jalan lurus berbelok tingkat penurunan suhu mencapai 38%,

sedangkan dengan oil cooler tanpa sirip mencapai 20,29%. Pada jalan menanjak

dengan kecepatan 30 km/jam – 50 km/jam mempergunakan oil cooler bersirip

mencapai 30,77% dan tanpa sirip 11,54%. Karena semakin luas sirip akan

semakin memperluas bidang pendinginan sehingga perpindahan panas dari

konveksi → konduksi → konveksi → konduksi → udara oli → dinding pipa →

oli → dinding box dan sirip → udara. Luas area sirip mempercepat perpindahan

panas dari udara sehigga suhu oli cepat turun (Hidayat, 2015:40).

Beberapa pendapat diatas memiliki inti yang sama yaitu adalah bahwa

sistem pendingin adalah sebuah mekanisme yang ada agar tidak terjadi

overheating yang dapat membahayakan mesin dan menyebabkan turunnya

performa pada jangka panjang dan kerusakan pada komponen mesin.

2.2 Landasan Teori

Pada pembahasan berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian oil

cooler jenis cooler, fungsi oil cooler, dan parameter yang mempengaruhi suhu

mesin. Berikut adalah pemaparannya.


6

2.2.1. Pengertian Oil Cooler

Menurut Choiril dan Arsana, (2015:1) oil cooler dipasang pada mesin

untuk melepas panas dari mesin ke udara dan menjaga viskositas oli tetap terjaga

saat kondisi mesin panas sehingga pelumasan masih tetap optimal dan spare part

yang bergesekan dapat dilindungi dengan kekentalan oli (viskositas) yang tidak

berubah ekstrim tersebut karena perubahan suhu mesin saat bekerja. Sehingga

daya tahan oli dan sparepart berusia panjang serta mengurangi gejala

overheating. Dalam konstruksi mesin terdapat beberapa komponen utama yang

bekerja dengan gesekan misalnya, ring piston dengan dinding silinder. Semakin

sering bergesekan maka dapat terjadi keausan pada komponen-komponen mesin.

Pendingin pelumas (oil cooler) pada sepeda motor biasanya dari jenis air cooling,

dimana minyak pelumas langsung didinginkan oleh udara.

Menurut Saputra dan Ansori, (2017:69) oil cooler sebagai barang atau

media yang kini banyak dipergunakan daripada radiator. Selain dari konstruksinya

yang mudah untuk dimodifikasi di sepeda motor apapun dari sisi lain yaitu murah

meriah tidak terlalu banyak membeli sparepart untuk memodifikasi di suatu

motor untuk ditambahkan oil cooler. Berbeda dengan radiator yang harus

mempunyai biaya yang lebih mahal untuk membeli seluruh komponen radiator

dari sepeda motor tertentu. Pada umumnya oil cooler dipasang hanya untuk

mengetahui bahwa oil cooler mampu mendinginkan oli di dalam mesin tetapi

belum mengetaui seberapa efektif penggunaan oil cooler tersebut. Padahal

penggunaan oil cooler lebih efektif dalam menjaga temperatur oli dan menjaga

suhu mesin tetap stabil pada suhu kerja.


7

Gambar 2. 1 Oil Cooler Satria FU 150cc (wordpress.com)

2.2.2. Jenis – Jenis Cooler

a. Sistem Pendinginan Udara (Air Cooling System)

Sistem pendinginan udara dengan menggunakan sirip ± sirip yang ada

pada bagian luar slinder dan ruang bakar, panas tersebut di serap oleh udara luar

yang bersirkulasi dengan temperatur yang lebih rendah dari temperatur sirip

pendingin. Sistem pendingin udara ini banyak bisa kita lihat pada sepeda motor

yang masih terdapat sirip ± sirip pendingin pada silinder block.

b. Sistem Pendingin Air (Water Cooling System)

Sistem pendingin air secara prinsip dapat dikatakan bahwa sistem ini

bekerja dengan cara prinsip pertukaran panas, panas yang di hasilkan oleh

pembakaran di dalam silinder akan di serap oleh air pendingin yang bersirkulasi di

dalam Water Jacket. Air pendingin tersebut kemudian di dinginkan oleh udara

luar yang bertekanan yang dihembuskan akibat angin Kipas Radiator.

c. Sistem Pendingin Oli (Oil Cooling System).


8

Sistem pendingin oli dengan media oil cooler sebagai pendingin oli, oli

mesin yang dipompa dari di dalam mesin menuju kisi-kisi oil cooler untuk

didinginkan menuju kepala silinder dan kembali ke dalam mesin, sistem

pendingin oli ini mampu menjaga suhu oli agar tetap stabil untuk menjaga sistem

pelumasan tetap maksimal dan tidak terjadi overheating pada mesin sepeda motor.

2.2.3. Fungsi Oil Cooler

Oil cooler merupakan komponen yang masuk ke dalam sistem pelumasan.

Oil cooler berperan penting, khususnya pada mesin yang menghasilkan tenaga

dan panas yang tinggi, Seperti pada mesin diesel. Oil cooler banyak ditemukan di

mesin diesel karena sistem kerja mesin diesel menghasilkan tekanan dan panas

yang tinggi, sehingga oli cooler menjadi peran yang penting sebagai komponen

pendingin. Oil cooler dapat ditemukan pada mesin bensin, tetapi pada umumnya

lebih banyak ditemukan di mesin yang menggunakan Turbo Intercooler. Oil

cooler akan mendinginkan suhu oli mesin yang berasal dari mesin untuk dialirkan

kembali kedalam mesin. Oli mesin yang memiliki suhu lebih dingin memiliki

viskositas yang lebih kental daripada oli yang memiliki suhu panas. Sehingga

akan menambah usia pakai oli yang menurunkan kehausan mesin, dan membuat

mesin semakin menjadi lebih awet.

2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Suhu Mesin

a. Telat mengganti oli

Penyebab yang sering terjadi pada mesin motor yang cepat panas adalah

kondisi oli yang sudah tidak layak pakai atau kotor. Kondisi ini biasanya terjadi

karena kalian telat ganti oli motor sehingga kualitas oli yang ada didalam mesin
9

sudah tidak baik. Dengan kondisi oli tersebut, sudah pasti kinerja mesin akan

terhambat (ottoflix.com, 2021).

b. Oli mesin yang tidak cocok

Oli mesin memiliki sebuah standar khusus didalamnya. Standarisasi

tersebut tentu bukan tanpa alasan, melainkan untuk membuat mesin motor yang

menggunakan jenis oli tersebut akan cepat mereda panasnya. Namun sebaliknya,

apabila penggunana oli motor yang tidak tepat atau menggunakan jenis oli mesin

yang tidak direkomendasikan tentu akan menjadikan kondisi mesin pada sepeda

motor akan cepat panas. Solusinya yaitu selalu gunakan oli dengan standarisasi

mesin.

Ada tiga macam oli pelumas yang diproduksi, antara lain oli mineral, oli

synthetic dan oli yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan atau hewani (castor oil), dan

pabrik-pabrik hampir semuanya menganjurkan untuk menggunakan oli mineral,

yang telah distandarisasi oleh SAE dan API (Jama dan Wagino, 2009:385).

c. Mesin bekerja dalam waktu yang lama

Biasanya disebabkan oleh korosi pada kisi-kisi radiator. Ini dikarenakan

radiator diisi selain air radiator (coolant). Kandungan oksigen dalam air bertemu

dengan logam dan terjadilah reaksi kimia yang mengakibatkan korosi. Karena

korosi tersebut, radiator yang berbahan logam akan terkikis dan menyebabkan

kebocoran. Pada kebocoran ini, coolant menjadi terbuang sehingga tidak cukup

untuk mendinginkan suhu mesin kendaraan. Kalau coolant tidak mendinginkan

mesin dalam waktu yang lama, artinya mesin dalam keadaan yang panas, maka

bisa terjadi overheat.


10

d. Setingan bahan bakar yang tidak tepat

Adapun penyebab mesin motor kalian cepat panas juga bisa terjadi karena

adanya kesalahan pada setingan bahan bakar yang terlalu irit. Setingan ini dapat

kalian atur sesuai dengan keinginan pada bagian karburator motor. Untuk

mengatasi masalah yang satu ini mungkin kalian perlu mengatur sekrup setelah

stationer (Udara) yang terdapat pada bagian karburator untuk sedekat mungkin ke

arah brebet.

2.2.5. Performa Mesin (Daya dan Torsi)

Menurut Heywood, (1988:823) performa mesin terdiri dari daya, torsi, dan

konsumsi bahan bakar. Daya dan torsi tergantung pada volume mesin. Menurut

Ferguso dalam Sukidjo, (2011:62) performa mesin dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain ukuran mesin, angka kompresi, suhu dan tekanan udara di

sekelilingnya, proses pembakaran dan kualitas bahan bakar. Menurut Jama dan

Wagino (2008:393) menjelaskan bahwa jika suhu mesin terlalu panas maka motor

bensin cenderung terjadi knock atau pembakaran dini (pre ignition), dan pada

gesekan komponen-komponen engine terhalang karena ruang bebas (clearence)

semakin kecil. Terutama pada pergerakan piston dan dinding silinder. Menurut

Temperatur kerja ideal dari suatu pelumas berada pada kisaran 90-100°C.

Temperatur kerja ini sulit diperoleh. Bahkan tidak jarang terjadi temperatur

meningkatnya hingga 130°C. Daya motor akan menurun jika temperatur pelumas

sudah di atas 105°C. Performa mesin merupakan kemampuan mesin motor bakar

untuk merubah energi masuk yaitu dari bahan bakar sehingga menghasilkan daya
11

yang berguna. Pada motor bakar tidak mungkin bisa merubah semua energi bahan

bakar menjadi daya yang berguna.

Gambar 2.2 Keseimbangan Energi Pada Motor Bakar

(Basyirun, dkk., 2008:23)

Dari 100% hanya 25% daya berguna dan energi yang lainnya akan

digunakan untuk menggerakkan aksesoris, gesekan, dan sebagian terbuang

sebagai panas gas buang dan melalui air pendingin. Jika digambarkan dengan

hukum termodinamika kedua yaitu “tidak mungkin membuat mesin yang

mengubah semua energi panas yang masuk menjadi kerja”. Torsi dan daya dari

motor bakar yang diperoleh dari hasil pengkonversian energi termal (panas) hasil

pembakaran menjadu energi mekanik. Torsi didefinisikan sebagai besarnya

momen putar yang terjadi pada poros output mesin akibat adanya pembebanan

dengan sejumlah massa (kg), sedangkan daya didefinisikan sebagi besarnya

tenaga yang dihasilkan motor tiap satu satuan waktu. Pengukuran torsi dapat
12

dilakukan dengan meletakkan mesin yang akan diukur torsinya pada engine

testbed dan poros keluaran dihubungkan dengan rotor dinamometer.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experimental research)

Bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengaplikasian oil

cooler terhadap suhu oli dan peforma mesin pada kendaraan sepeda motor

Honda Tiger tahun 2010 Penelitian ini membandingkan antara kelompok

standar (mesin tanpa desain oil cooler) dengan kelompok eksperimen (mesin

dengan desain tambahan oil cooler).

3.2. Tempat & Waktu Penelitian

Waktu untuk melakukan penelitian ini adalah bulan September 2021

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Performa

Mesin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

3.3. Rancangan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada diagram berikut:

13
14

Mulai

Pembuatan jalur pipa Oil Cooler

Tune Up mesin Tiger

Pengujian

Mesin tanpa Oil Cooler Mesin dengan Oil Cooler

Pengambilan data suhu dan konsumsi bahan bakar

Pengambilan data peforma mesin

Analisa data dan pembahasan

Kesimpulan

Selesai
Diagram alur penelitian

3.4. Variable Penelitian

3.4.1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi terhadap

timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

pengujian suhu oli dengan tanpa menggunakan oil cooler dan menggunakan oil

cooler pada Honda Tiger tahun 2010 dengan waktu pengujian 15, 30, dan 45

menit.

14
15

3.4.2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variable yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Suhu Oli Mesin, Torsi,

Daya Efektif ,Tekanan Efektif Rata-rata dan Konsumsi Bahan Bakar.

3.4.3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variable yang dikendalikan sehingga

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor

luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah Putaran Mesin

3000 Rpm, 5000 Rpm, dan 7000 Rpm, Bahan Bakar Bensin, Suhu Ruangan (29º

C-32º C).

3.5. Instrumen dan alat penelitian

Gambar 2.3 Instrumen Penelitian (Setefanus 2017)

Pada gambar 2 diatas, dijelaskan obyek, peralatan, dan instrumen yang

digunakan dalam penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut:

15
16

a. Menggunakan sepeda motor Honda Tiger tahun 2010.

b. Blower dipakai untuk pendingin mesin saat pengambilan data.

c. Chasis Dynamometer alat yang digunakan untuk mengukur torsi dan daya

yang dihasilkan oleh mesin.

d. Stopwacth alat yang digunakan untuk mengukur waktu dalam penelitian.

e. Fuel meter alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran bahan bakar yang

masuk dalam ruang bakar.

f. Greddy Temperature Oil digunakan untuk mengetahui suhu atau temperatur

oli di dalam mesin.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini diperoleh dengan teknik pengumpulan data

observasi. Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap obyek

penelitian. Menurut sugiyono, (2018: 145) menyatakan bahwa, “Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan

perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang

diamati tidak terlalu besar”. Hasil pengamatan selama proses penelitian

berlangsung dicatat kemudian dapat dianalisis.

3.7. Teknik Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara

menyajikan data - data yang telah terkumpul secara sistematis factual dan akurat

mengenai realita yang diperoleh kemudian data ditampilkan dalam bentuk grafik

lalu dideskripsikan dengan kalimat sederhana sehingga mudah dipahami untuk

mendapat jawaban permasalahan yang diteliti.

16
DAFTAR PUSTAKA

Agung, D.P., I.M. Arsana. 2013. Pengaruh Laju Aliran Fluida masuk terhada
kepasitas penukaran panas jenis pembuluh dan kawat pada konveksi
bekas. JTM 01 (02) : 80-86.

Arends dan Berenschot, 1980. Motor Bensin. Jakarta: Erlangga

Arsana, I Made. 2001. Studi Eksperimental Pengaruh Geometri Kawat


Terhadap Efisiensi Penukar Panas Jenis Pembuluh dan Kawat
Konveksi Bebas. Tesis. PPs Institut Teknologi Sepuluh November
Surabaya. Surabaya.

_________., B. Kusno, S. Altway, Ali. 2016. Modeling Of The Single Staggered


Wire And Tube Heat Exchanger. International Journal of Applied
Engineering 11 (8) : 117-123.

Basyirun., W.D. Raharjo., dan Karnowo. 2008. Mesin Konversi Energi.


Universitas Negeri Semarang.

Bejan, A. 1993. Heat Transfer. New York: Jhon Willey & Sons Frank, P. And
Dafid, P. 1990. Fundamental Of Heat And Mass Transfer 4rd Edition.
New York: Johon Wiley & Sun.

Boentarto. 2005. Cara Pemeriksaan, Penyetelan dan Perawatan Sepeda Motor.


Solo: CV Aneka.

Choiril, Bagus dan Arsana, I Made. 2015. Pengaruh Laju Aliran Massa Fluida
Terhadap Kapasitas Oil Cooler Pada Sistem Pelumasan Sepeda Motor.
Surabaya. Jurnal Teknik Mesin. Vol.4, No 1,P. 1-5.

Clifford, Alexander., A. Riza, S. Darmawan. 2014. Analisis kerja coolant pada


radiator. POROS 12 (2) : 122-128.

Fattah, F. and Wardana, D.W., 2020. PENGARUH AIR COOLER TERHADAP


TEMPERATUR MESIN PADA KAWASAKI DTRACKER 150. Motor
Bakar: Jurnal Teknik Mesin, 3.

Fikri, Moch. Ubab Khunzul; Arsana, I Made. 2013. Pengaruh Laju Aliran Fluida
Masuk Terhadap Kapasitas Penukar Panas Jenis Pembuluh Dan Kawat
Pada Konveksi Bebas. Jurnal Teknik Mesin 01 (02) : 71 – 79.

Frank P, 1996. Fundamentals of heat and mass transfer. Incropera, Frank P. New
York.

14
15

Habib, M.Y., 2019. Analisis Pengaruh Kualitas Minyak Lumas Dan Air


Pendingin Terhadap Kinerja Cooler (Metode SPSS) Di Kapal Ahts.
Logindo Destiny Dan Strategi Optimasi Kinerja Cooler (Metode Swot
Dan Ahp) (Studi Persepsi Terhadap Taruna Teknika VII PIP
Semarang) (Doctoral dissertation, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang).

Hersandi, D.A.D., I.M. Arsana. 2018. Pengaruh jenis fluida pendinginan terhadap
kapasitas radiator pada system pendinginan mesin Daihatsu xenia
1300cc. JPTM 6 (3) : 41-52.

Heywood, 1988. Internal Combustion Engine Fundamental. United States of


America: Me Graw-Hill.

Hidayat, T. 2015. Modifikasi Sistem Pendingin (Sirip dan Air) Pada Saluran
Pelumas Sepeda Motor. Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta
1(2): 34-41.

Holman, J.P. 2010. Heat Transfer. New York: McGraw-Hill Book Co. ISBN
978-0-07352936-3.

________. 1994. Perpindahan Kalor .Edisi Keenam. Alih Bahasa E. Jasfi.


Jakarta:Erlangga.

Incropera. Frank.P.2007. Fundamentals of Heat and Mass Transfer. United State


of Amerika : Amerika

________., D. P. Dewitt. 1996. Fundamentals of Heat and Mass Transfer Third


Edition. New York: John Wiley an Sons. ISBN 0-471-30458-1.

Jeong, S.K., Han, C.H., Hua, L. and Wibowo, W.K., 2018. Systematic design of
membership functions for fuzzy logic control of variable speed
refrigeration system. Applied Thermal Engineering, 142, pp.303-310.

Jama, J., dan Wagino. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 3, Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kreith, F dan Prijono, A, 1986. Prinsip-prinsip perpindahan panas. Edisi Ketiga.


Jakarta: Erlangga.

Murti, Made Ricki. 2008. Laju Pembuangan Panas pada Radiator Dengan Fluida
Campuran 80% air dan 20% RC pada RPM Konstan. Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin Cakram 2 (1): 4-9.

Negash A., Y.M. Kim, D.G. Shin, and G.B. Cho. 2018. Optimization Of Organic
Rankine Cycle Used For Waste Heat Recovery Of Construction
16

Equipment Engine With Additional Waste Heat Of Hydraulic Oil Cooler.


Journal Energy 143: 797-811.

Pradipta, Dany. 2013. Pengaruh Coolant Berbahan Dasar Air Dengan Etilen
Glikol Terhadap unjuk Kerja Perpindahan Panas dan Penurunan Tekanan
Radiator Otomotif. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Universitas Sebelas
Maret.

Qin, W., M. Wang, W. Sun, P. Shipway, X. Li. 2019. Modeling The Effectiveness
Of Oil Lubrication In Reducing Both Friction And Wear In Fretting
Contact. Journal Wear. 426-427.

Rohman, N., dan I.M. Arsana. 2017. Perencanaan Sistem Aliran Fluida Pada
Rancang Bangun Trainer Kapasitas Oil Cooler Suzuki Satria FU 150.
Jurnal Rekayasa Mesin 4(2): 19-24.

Saputra, Setefanus A. B. 2017. Pengaruh Pengaplikasian Oil Cooler Terhadap


Suhu Oli Dan Peforma Mesin Pada Kendaraan Sepeda Motor Mega Pro
Tahun 2011. JPTM 6 (2) : 68-75.

Shara, S.I., E.A. Eissa, and J.S Basta. 2018. Polymers Additive For Improving
The Flow Properties Of Lubricating Oil. Egyptian Journal of Petrolium
27: 795-799

Sukidjo. 2011. Performa Mesin Sepeda Motor Empat Langkah Berbahan Bakar
Premium dan Pertamax. Forum Teknik 34(1): 61-66.

Surbakti, A. and Napid, S., 2019. KAJIAN KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT
PENAMBAHAN OLI PENDINGIN LUAR. PISTON. Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin Fakultas Teknik UISU 4 (1) : 34-39.

Toyota. 1996. Pedoman Reparasi Mesin Seri K. Training Centre. Jakarta : PT


Toyota Astra Motor.

Zhang, J., and Q. Dong. 2018. Lubrication Performance Analysis Of Crankshaft


Bush In Compressor. Journal Engineering Failure Analysis 90 : 277-289

Anda mungkin juga menyukai