Oleh
Achmad Rozikhin
NIM.5211418019
TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
ii
PERSETUJUAN BIMBINGAN
Hari :
Tanggal :
.................................. ..................................
NIP. .................... NIP. .....................
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Oli Dan Peforma Mesin Pada Kendaraan Sepeda Motor Honda Tiger Tahun
2010” oleh :
NIM : 5211418019
Hari :
Tanggal :
.................................. ..................................
NIP. .................... NIP. .....................
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya menulis dalam rangka memenuhi satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana dan karya tulis ini benar-benar merupakan karya saya sendiri yang saya
kutipan baik yang langsung maupun tidak langsung dengan cara sebagaimana
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Ilmu itu seperti udara, ia begitu banyak dan mudah kita dapatkan di manapun dan
kapanpun. Socrates
PERSEMBAHAN
Untuk ALM bapak saya dan ibu saya yang telah percaya dan menaruh harap
kepada saya.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ALLAH SWT atas berkat dan rahmat-Nya
“Pengaruh Penambahan Oil Cooler Terhadap Suhu Oli Dan Peforma Mesin Pada
Perwujudan skripsi ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak, maka
2. Bapak Samsudin Anis, S.T., M.T., Ph.D. selaku Ketua Prodi Teknik
setiap kekurangan pada skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi
Achmad Rozikhin
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
PERSETUJUAN BIMBINGAN.................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................viii
DAFTAR TABEL........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
viii
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Suhu Mesin...................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................18
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.........................................................................................................
Tabel 2.2.........................................................................................................
Tabel 2.3.........................................................................................................
Tabel 2.4.........................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.......................................................................................................
Gambar 2.2.......................................................................................................
Gambar 2.3.......................................................................................................
Gambar 2.4.......................................................................................................
Gambar 2.5.......................................................................................................
Gambar 2.6.......................................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran...........................................................................................................
Lampiran...........................................................................................................
xii
ABSTRAK
Dan Peforma Mesin Pada Kendaraan Sepeda Motor Honda Tiger Tahun 2010.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
dapat bersaing dengan sepeda motor teknologi terbaru dan juga dapat digunakan
dengan baik. Semua mesin sepeda motor sudah dilengkapi dengan sistem
pendingin, akan tetapi belum bisa mengatasi panasnya mesin sepeda motor
tersebut. Hal ini dikarenakan mesin sepeda motor masih menggunakan sistem
terutama sepeda motor lama. Salah satu jenis alat penukar kalor yang sring
digunakan sehari hari adalah radiator (Clifford dkk, 2014). Banyak pabrik-pabrik
penampilan kendaraan, ada juga yang fungsi dan kinerjanya lebih bagus daripada
komponen standar bawaan dari pabrik. Tak terkecuali oil cooler untuk sepeda
dari mesin tersebut karena terjadi perpindahan termal yang dapat membahayakan
mesin (Jeong, S. K., et. al, 2018). Maka dari itu dibutuhkan sistem pendinginan
untuk menghindari deformasi termal yang disebabkan oleh panas yang berlebihan.
1
2
mendinginkan temperatur mesin. (Fattah, F., et. al, 2020) Cara kerjanya, oli mesin
yang disalurkan dari pompa oli mengalir terlebih dulu ke filter oli, lalu masuk ke
jalur baru yang dibuat kemudian ke oil cooler. Setelah oil cooler mengalami
proses pendinginan, setelah itu baru masuk lagi ke ruang bakar. Perbedaan
Sistem pendingin oli dengan media oil cooler sebagai pendingin oli, oli
mesin yang dipompa dari di dalam mesin menuju kisi-kisi oil cooler untuk
pendingin oli ini mampu menjaga suhu oli agar tetap stabil untuk menjaga sistem
pelumasan tetap maksimal dan tidak terjadi Overheating pada mesin sepeda
1. Bagaimana perbandingan suhu oli pada mesin Honda Tiger sebelum dan
1. Mengetahui perbandingan suhu oli pada mesin Honda Tiger standar dan
oil cooler.
rpm tinggi.
Secara teoritis :
Secara praktis :
1. Spesimen yang dipakai adalah Kendaraan Sepeda Motor Honda Tiger tahun
2010.
2. Alat yang akan digunakan untuk melakukan pengujian adalah dyno test.
BAB II
kekurangan dan kelebihan pada penelitian yang sudah ada sehingga dapat
yang berjudul Pengaruh pengaplikasian oil cooler terhadap suhu oli dan Peforma
mesin pada kendaraan sepeda motor megapro tahun 2011 menunjukan hasil
Berdasarkan pengujian,Oil cooler bekerja efektif saat putaran mesin 7000 rpm
karena mampu menurunkan suhu oli mesin hingga 13ºC, namun torsi mengalami
Max 100 Dengan beberapa pengujian yang telah di laksanakan dengan Kemudian
mesin diputar dalam rpm 1500, 2000, 3000, dan 5000 dalam kondisi stasioner lalu
pengambilan data teperatur mesin di ambil pada waktu 5 menit dengan 3 kali
cooler sangat berpengaruh pada temperatur engine Honda Gl Max 100. Mesin
4
5
yang memakai oil cooler mempunyai temperatur yang lebih rendah dari
km/jam pada jalan lurus berbelok tingkat penurunan suhu mencapai 38%,
sedangkan dengan oil cooler tanpa sirip mencapai 20,29%. Pada jalan menanjak
mencapai 30,77% dan tanpa sirip 11,54%. Karena semakin luas sirip akan
oli → dinding box dan sirip → udara. Luas area sirip mempercepat perpindahan
panas dari udara sehigga suhu oli cepat turun (Hidayat, 2015:40).
Beberapa pendapat diatas memiliki inti yang sama yaitu adalah bahwa
sistem pendingin adalah sebuah mekanisme yang ada agar tidak terjadi
cooler jenis cooler, fungsi oil cooler, dan parameter yang mempengaruhi suhu
Menurut Choiril dan Arsana, (2015:1) oil cooler dipasang pada mesin
untuk melepas panas dari mesin ke udara dan menjaga viskositas oli tetap terjaga
saat kondisi mesin panas sehingga pelumasan masih tetap optimal dan spare part
yang bergesekan dapat dilindungi dengan kekentalan oli (viskositas) yang tidak
berubah ekstrim tersebut karena perubahan suhu mesin saat bekerja. Sehingga
daya tahan oli dan sparepart berusia panjang serta mengurangi gejala
bekerja dengan gesekan misalnya, ring piston dengan dinding silinder. Semakin
Pendingin pelumas (oil cooler) pada sepeda motor biasanya dari jenis air cooling,
Menurut Saputra dan Ansori, (2017:69) oil cooler sebagai barang atau
media yang kini banyak dipergunakan daripada radiator. Selain dari konstruksinya
yang mudah untuk dimodifikasi di sepeda motor apapun dari sisi lain yaitu murah
motor untuk ditambahkan oil cooler. Berbeda dengan radiator yang harus
mempunyai biaya yang lebih mahal untuk membeli seluruh komponen radiator
dari sepeda motor tertentu. Pada umumnya oil cooler dipasang hanya untuk
mengetahui bahwa oil cooler mampu mendinginkan oli di dalam mesin tetapi
penggunaan oil cooler lebih efektif dalam menjaga temperatur oli dan menjaga
pada bagian luar slinder dan ruang bakar, panas tersebut di serap oleh udara luar
yang bersirkulasi dengan temperatur yang lebih rendah dari temperatur sirip
pendingin. Sistem pendingin udara ini banyak bisa kita lihat pada sepeda motor
Sistem pendingin air secara prinsip dapat dikatakan bahwa sistem ini
bekerja dengan cara prinsip pertukaran panas, panas yang di hasilkan oleh
pembakaran di dalam silinder akan di serap oleh air pendingin yang bersirkulasi di
dalam Water Jacket. Air pendingin tersebut kemudian di dinginkan oleh udara
Sistem pendingin oli dengan media oil cooler sebagai pendingin oli, oli
mesin yang dipompa dari di dalam mesin menuju kisi-kisi oil cooler untuk
pendingin oli ini mampu menjaga suhu oli agar tetap stabil untuk menjaga sistem
pelumasan tetap maksimal dan tidak terjadi overheating pada mesin sepeda motor.
Oil cooler berperan penting, khususnya pada mesin yang menghasilkan tenaga
dan panas yang tinggi, Seperti pada mesin diesel. Oil cooler banyak ditemukan di
mesin diesel karena sistem kerja mesin diesel menghasilkan tekanan dan panas
yang tinggi, sehingga oli cooler menjadi peran yang penting sebagai komponen
pendingin. Oil cooler dapat ditemukan pada mesin bensin, tetapi pada umumnya
cooler akan mendinginkan suhu oli mesin yang berasal dari mesin untuk dialirkan
kembali kedalam mesin. Oli mesin yang memiliki suhu lebih dingin memiliki
viskositas yang lebih kental daripada oli yang memiliki suhu panas. Sehingga
akan menambah usia pakai oli yang menurunkan kehausan mesin, dan membuat
Penyebab yang sering terjadi pada mesin motor yang cepat panas adalah
kondisi oli yang sudah tidak layak pakai atau kotor. Kondisi ini biasanya terjadi
karena kalian telat ganti oli motor sehingga kualitas oli yang ada didalam mesin
9
sudah tidak baik. Dengan kondisi oli tersebut, sudah pasti kinerja mesin akan
tersebut tentu bukan tanpa alasan, melainkan untuk membuat mesin motor yang
menggunakan jenis oli tersebut akan cepat mereda panasnya. Namun sebaliknya,
apabila penggunana oli motor yang tidak tepat atau menggunakan jenis oli mesin
yang tidak direkomendasikan tentu akan menjadikan kondisi mesin pada sepeda
motor akan cepat panas. Solusinya yaitu selalu gunakan oli dengan standarisasi
mesin.
Ada tiga macam oli pelumas yang diproduksi, antara lain oli mineral, oli
synthetic dan oli yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan atau hewani (castor oil), dan
yang telah distandarisasi oleh SAE dan API (Jama dan Wagino, 2009:385).
radiator diisi selain air radiator (coolant). Kandungan oksigen dalam air bertemu
dengan logam dan terjadilah reaksi kimia yang mengakibatkan korosi. Karena
korosi tersebut, radiator yang berbahan logam akan terkikis dan menyebabkan
kebocoran. Pada kebocoran ini, coolant menjadi terbuang sehingga tidak cukup
mesin dalam waktu yang lama, artinya mesin dalam keadaan yang panas, maka
Adapun penyebab mesin motor kalian cepat panas juga bisa terjadi karena
adanya kesalahan pada setingan bahan bakar yang terlalu irit. Setingan ini dapat
mengatasi masalah yang satu ini mungkin kalian perlu mengatur sekrup setelah
stationer (Udara) yang terdapat pada bagian karburator untuk sedekat mungkin ke
arah brebet.
Menurut Heywood, (1988:823) performa mesin terdiri dari daya, torsi, dan
konsumsi bahan bakar. Daya dan torsi tergantung pada volume mesin. Menurut
faktor, antara lain ukuran mesin, angka kompresi, suhu dan tekanan udara di
sekelilingnya, proses pembakaran dan kualitas bahan bakar. Menurut Jama dan
Wagino (2008:393) menjelaskan bahwa jika suhu mesin terlalu panas maka motor
bensin cenderung terjadi knock atau pembakaran dini (pre ignition), dan pada
semakin kecil. Terutama pada pergerakan piston dan dinding silinder. Menurut
Temperatur kerja ideal dari suatu pelumas berada pada kisaran 90-100°C.
Temperatur kerja ini sulit diperoleh. Bahkan tidak jarang terjadi temperatur
meningkatnya hingga 130°C. Daya motor akan menurun jika temperatur pelumas
sudah di atas 105°C. Performa mesin merupakan kemampuan mesin motor bakar
untuk merubah energi masuk yaitu dari bahan bakar sehingga menghasilkan daya
11
yang berguna. Pada motor bakar tidak mungkin bisa merubah semua energi bahan
Dari 100% hanya 25% daya berguna dan energi yang lainnya akan
sebagai panas gas buang dan melalui air pendingin. Jika digambarkan dengan
mengubah semua energi panas yang masuk menjadi kerja”. Torsi dan daya dari
motor bakar yang diperoleh dari hasil pengkonversian energi termal (panas) hasil
momen putar yang terjadi pada poros output mesin akibat adanya pembebanan
tenaga yang dihasilkan motor tiap satu satuan waktu. Pengukuran torsi dapat
12
dilakukan dengan meletakkan mesin yang akan diukur torsinya pada engine
METODOLOGI PENELITIAN
cooler terhadap suhu oli dan peforma mesin pada kendaraan sepeda motor
standar (mesin tanpa desain oil cooler) dengan kelompok eksperimen (mesin
13
14
Mulai
Pengujian
Kesimpulan
Selesai
Diagram alur penelitian
pengujian suhu oli dengan tanpa menggunakan oil cooler dan menggunakan oil
cooler pada Honda Tiger tahun 2010 dengan waktu pengujian 15, 30, dan 45
menit.
14
15
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Suhu Oli Mesin, Torsi,
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah Putaran Mesin
3000 Rpm, 5000 Rpm, dan 7000 Rpm, Bahan Bakar Bensin, Suhu Ruangan (29º
C-32º C).
15
16
c. Chasis Dynamometer alat yang digunakan untuk mengukur torsi dan daya
e. Fuel meter alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran bahan bakar yang
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
Analisa data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara
menyajikan data - data yang telah terkumpul secara sistematis factual dan akurat
mengenai realita yang diperoleh kemudian data ditampilkan dalam bentuk grafik
16
DAFTAR PUSTAKA
Agung, D.P., I.M. Arsana. 2013. Pengaruh Laju Aliran Fluida masuk terhada
kepasitas penukaran panas jenis pembuluh dan kawat pada konveksi
bekas. JTM 01 (02) : 80-86.
Bejan, A. 1993. Heat Transfer. New York: Jhon Willey & Sons Frank, P. And
Dafid, P. 1990. Fundamental Of Heat And Mass Transfer 4rd Edition.
New York: Johon Wiley & Sun.
Choiril, Bagus dan Arsana, I Made. 2015. Pengaruh Laju Aliran Massa Fluida
Terhadap Kapasitas Oil Cooler Pada Sistem Pelumasan Sepeda Motor.
Surabaya. Jurnal Teknik Mesin. Vol.4, No 1,P. 1-5.
Fikri, Moch. Ubab Khunzul; Arsana, I Made. 2013. Pengaruh Laju Aliran Fluida
Masuk Terhadap Kapasitas Penukar Panas Jenis Pembuluh Dan Kawat
Pada Konveksi Bebas. Jurnal Teknik Mesin 01 (02) : 71 – 79.
Frank P, 1996. Fundamentals of heat and mass transfer. Incropera, Frank P. New
York.
14
15
Hersandi, D.A.D., I.M. Arsana. 2018. Pengaruh jenis fluida pendinginan terhadap
kapasitas radiator pada system pendinginan mesin Daihatsu xenia
1300cc. JPTM 6 (3) : 41-52.
Hidayat, T. 2015. Modifikasi Sistem Pendingin (Sirip dan Air) Pada Saluran
Pelumas Sepeda Motor. Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta
1(2): 34-41.
Holman, J.P. 2010. Heat Transfer. New York: McGraw-Hill Book Co. ISBN
978-0-07352936-3.
Jeong, S.K., Han, C.H., Hua, L. and Wibowo, W.K., 2018. Systematic design of
membership functions for fuzzy logic control of variable speed
refrigeration system. Applied Thermal Engineering, 142, pp.303-310.
Jama, J., dan Wagino. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 3, Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Murti, Made Ricki. 2008. Laju Pembuangan Panas pada Radiator Dengan Fluida
Campuran 80% air dan 20% RC pada RPM Konstan. Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin Cakram 2 (1): 4-9.
Negash A., Y.M. Kim, D.G. Shin, and G.B. Cho. 2018. Optimization Of Organic
Rankine Cycle Used For Waste Heat Recovery Of Construction
16
Pradipta, Dany. 2013. Pengaruh Coolant Berbahan Dasar Air Dengan Etilen
Glikol Terhadap unjuk Kerja Perpindahan Panas dan Penurunan Tekanan
Radiator Otomotif. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Universitas Sebelas
Maret.
Qin, W., M. Wang, W. Sun, P. Shipway, X. Li. 2019. Modeling The Effectiveness
Of Oil Lubrication In Reducing Both Friction And Wear In Fretting
Contact. Journal Wear. 426-427.
Rohman, N., dan I.M. Arsana. 2017. Perencanaan Sistem Aliran Fluida Pada
Rancang Bangun Trainer Kapasitas Oil Cooler Suzuki Satria FU 150.
Jurnal Rekayasa Mesin 4(2): 19-24.
Shara, S.I., E.A. Eissa, and J.S Basta. 2018. Polymers Additive For Improving
The Flow Properties Of Lubricating Oil. Egyptian Journal of Petrolium
27: 795-799
Sukidjo. 2011. Performa Mesin Sepeda Motor Empat Langkah Berbahan Bakar
Premium dan Pertamax. Forum Teknik 34(1): 61-66.
Surbakti, A. and Napid, S., 2019. KAJIAN KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT
PENAMBAHAN OLI PENDINGIN LUAR. PISTON. Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin Fakultas Teknik UISU 4 (1) : 34-39.