TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pendidikan
Oleh
Yaya sukarna
NPM 16210719547
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SEBELAS APRIL SUMEDANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan
Disusun Oleh :
Yaya sukarna
NPM 16210719547
Menyetujui
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat,rahmat dan
Kinerja Mesin”. Tugas akhir ini disusun sebagai pertanggung jawaban bidang
teknik dalam rangka menyelesaikan Studi sarjana S-1 dan salah satu syarat untuk
bahwa selesainya penyusunan tugas akhir ini atas bantuan dari banyak pihak. Oleh
4. Rekan rekan seperjuangan serta semua pihak tidak terkecuali yang telah
sempurnanya tugas akhir ini. Dengan tangan terbuka dan tanpa mengurangi
ii
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Batasan Masalah........................................................................................5
1.4 Tujuan........................................................................................................5
1.5 Manfaat......................................................................................................6
1.6 Metodologi................................................................................................7
BAB II......................................................................................................................9
2.1 Viskositas...................................................................................................9
2.2 Oli Pelumas.............................................................................................10
2.3 Fungsi Minyak Pelumas..........................................................................11
2.4 Sifat Pelumas Pada Kendaraan................................................................11
2.5 Fungsi minyak Pelumas...........................................................................12
2.6 Kekentalan Oli Pelumas..........................................................................13
2.7 Klasifikasi Minyak Pelumas....................................................................14
2.8 Peringkat Minyak (Grade).......................................................................16
2.9 Kode Pengenalan pada Label Oli............................................................22
2.10 Contamination Control (CC)...................................................................24
2.11 Partikel Kontaminan................................................................................25
2.12 Perubahan Pelumas Dalam Penggunaan.................................................27
2.13 Sistem Pelumas........................................................................................28
BAB III..................................................................................................................30
iii
3.1 Tinjauan Umum.......................................................................................30
3.2 Pengumpulan Data..................................................................................30
3.3 Langkah Kerja Metodologi Penelitian....................................................33
3.4 Analisa data.............................................................................................33
3.5 Analisa dan Perhitungan Minyak pelumas.............................................34
3.6 Prosedur penelitian..................................................................................35
BAB IV..................................................................................................................36
4.1 Pengujian Vikositas.................................................................................36
4.2 Analisis Warna Minyak Pelumas dengan Histogram Tingkat Keabuan..40
4.3 Pembahasan Hasil....................................................................................43
BAB V....................................................................................................................48
5.1 Simpulan..................................................................................................48
5.2 Saran........................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................50
LAMPIRAN...........................................................................................................51
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
saja minyak goreng, minyak rambut, minyak wangi, minyak pelumas dan
dapat memperpanjang umur dari suatu komponen mesin dan menjaga agar
yang menggantikan pelumas dari minyak nabati. Pada saat ini lebih dari
dari mineral oil. Minyak bumi sebagai base oil selama 6 dekade terakhir
sangat gencar diteliti dan digunakan, yang dipicu oleh kebutuhan akan
akan bahan pelumasan mineral oil yang tinggi ini menyebabkan dampak
lingkungan. Hal ini disebabkan karena mineral oil memiliki sifat yang
Tidak semua jenis mesin menggunakan oli yang sama. Misal saja oli untuk
oli motor dengan oli untuk gardan. Maka dari itu kita harus pandai
memilih oli yang tepat untuk motor atau mesin yang akan digunakan.
Persaingan produksi di bidang oli makin ketat, maka dari itu dibentuk SAE
penggunaannya.
oli hanya dengan melihat merk dari yang terkenal, tidak melihat
kekentalan oli yang karena terbatasnya alat ukur untuk ini. Untuk
kualitas.
kinerja suatu mesin. Minyak pelumas atau oli mesin dapat berfungsi
antara logam dalam mesin, sehingga tingkat keausan logam dan tingkat
kerusakan mesin dapat dikurangi sehingga usia pakai (life time) mesin
semakin awet.
adalah penopang utama dari kerja sebuah mesin” . Bukan itu saja, bahkan
oli juga menentukan performa dan daya tahan mesin. Semakin baik
kualitas minyak pelumas yang digunakan, semakin baik pula performa dan
minyak pelumas yang digunakan, semakin baik pula performa dan daya
tahan mesin.
apabila filter tidak berfungsi dengan baik (filter tersumbat). Filter adalah
penyaring untuk memisahkan partikel padat dari suatu cairan atau gas.
5
pada waktu tertentu (berdasarkan jarak tempuh atau waktu kerja) juga
bahan pengotor dalam minyak pelumas. Hal ini juga sangat mempengaruhi
Suatu permasalahan akan dapat dikaji dengan baik, jika masalah tersebut
dirumuskan dengan jelas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis
kendaraan ?
mesin ?
bermotor.
pelumas.
1.4 Tujuan
pernyataan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
sebagai berikut.
1.5 Manfaat
bagi berbagai pihak, terutama bagi peneliti, siswa, guru mata pelajaran
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
pelumas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
b. Bagi pembaca
selanjutnya.
selanjutnya.
1.6 Metodologi
1. Studi pustaka
2. Metode interview
3. Studi literatur
LANDASAN TEORITIS
2.1 Viskositas
(internal) suatu fluida.Viskositas terdapat pada zat cair maupun gas, dan
yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya
kohesi antara molekul. Pada gas, viskositas muncul dari tumbukan antar
molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang berbeda, dan
10
11
di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini
merupakan fraksi hasil destilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135
bermotor. Pelumas atau oli merupakan sejenis cairan kental yang berfungsi
sebaga pelicin, pelindung, dan pembersih bagi bagian dalam mesin. Kode
pengenal Oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari
SAE 15W-50, semakin besar angka yang mengikuti Kode oli menandakan
berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu
dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas.” Dengan kondisi seperti ini,
oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi
ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli
akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE”
(Suryamasgemilang. 2017)
12
tepat agar dapat beroperasi dengan baik. Oli harus dapat melumasi,
kondisi operasi yang berbeda. Pada diesel engine yang modern, oli engine
harus mampu mengerjakan empat tugas dasar tanpa berdampak buruk pada
Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas
1. Viskositas (kekentalannya).
mesin dari partikel padat yang masuk kedalam pelumas seperti korosi
komponen tersebut.
keausan.
8. Memindahkan tenaga.
9. Membentuk sekat.
Dalam pasaran yang paling populer dan perlu diketahui untuk mengetahui
Oli engine disel tidak sama dengan engine bensin. hal ini disebabkan oleh:
15
oksidasi.
memilih pelumas. Mutu dari pelumas sendiri ditunjukkan oleh kode API
mesin modern
bebas.
perubahan temperatur.
L−U
VI = x 100 %
L−H
dimana :
pada 40°C dengan angka viscositas pada 100°C dan apabila hasilnya 6
Berat jenis (ϒ) adalah berat benda tiap satuan volume pada temperatur
dari bahan bakar minyak dimana akan timbul penyalaan api sesaat,
17
4. Total base number (TBN) merupakan angka kadar basa atau ukuran
minyak pelumas
pembakaran.
komponen mesin.
pelumas.
dasar (base oil) minyak bumi maupun sintetis akan mempertinggi atau
memperbaiki sifat yang ada dari minyak pelumas tersebut. Atau dapat
juga memberikan sifat yang baru pada minyak pelumas yang tidak
dimiliki sebelumnya
19
komponen mesin.
pelumas.
gunakan jenis oli yang sesuai dengan spesifikasi engine tersebut dengan
peringkatnya menjadi :
seperti minyak pelumas dengan SAE 10, SAE 20, SAE 30, SAE 40,
relatif pendek.
kerusakan engine karena oil akan sulit untuk mengalir ke tempat yang
tersebut.
tidak terlalu kental saat start-up dikondisi dingin dan tidak terlalu
SAE15W40. Oil jenis ini akan mengalir dengan baik saat startup
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
22
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
________________________________________________eseluruh
1. Oxidation Inhibitor
Komposisi oil dapat rusak pada saat terkena panas didalam sngine,
sehingga jika oil film terlalu tipis atau rusak, lapisan spesial ini
4. Rust/Corrotion Inhibitor
korosi.
5. Adhesive Agent
permukaan metal.
6. Defoamant
busa (Foam).
temperatur.
8. Disperssant/Detergent
9. Emulsifier
Additive ini menjaga supaya air dapat tercampur dengan oli. Hal ini
diketahui. Apabila air tidak dapat bercampur dengan oli maka dapat
ini mencegah oil menjadi beku pada temperatur yang dingin. Aditive
oli yang sangat umum dijumpai adalah Total Base Number atau TBN.
Lebih banyak alkalin yang terdapat di dalam oli, maka lebih tinggi
memilih oli. Kode pengenal oli adalah huruf SAE yang merupakan
tersebut.
kondisi suhu panas. Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan
SAE.
material asing yang bersifat merusak kedalam sistem, hal ini dilakukan
tinggi dan lebih banyak produksi dari mesin tersebut. Zat pencemar akan
operator mendeteksi satu masalah, itu hilangnya satu hari per minggu.
27
zat cair yang tidak diinginkan. Hal ini meliputi zat-zat seperti debu,
kotoran, partikel bekas pengelasan, cat, serpihan plastik dan partikel akibat
perbaikan, proses pembuatan dan perbaikan, fluida baru, operasi unit dan
dari dalam sistem engine, proses kontaminasi dari dalam sistem engine
disebabkan oleh adanya panas, air dan udara beserta zat pencemar,
merusak oli.
adalah musuh paling utama pada sistem yang menggunakan fluida. Fluida
harus tetap bersih, dingin, dan tertutup. Ada dua jenis pencemaran yang
kerusakannya:
yang dapat dilihat dengan mata biasa, partikel kontaminan ini yang
28
2. Partikel kontaminan yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa, yang
tempat perbaikan unit, saat proses pembuatan komponen, dari fluida baru
yang disimpan, saat unit beroperasi dan dari dalam sistem itu sendiri. Hal
ini menyebabkan:
lain lain. Akibat dari oksidasi ini maka pelumas jadi mengental,
rendah.
Sistem pelumas pada engine terbaru ini tidak lagi hanya berfungsi
sebagai penyedia oli yang bersih guna melumasi komponen engine tetapi
bergesekan, cepat atau lambat akan timbul panas apabila panas yang
permukaan itu akan memuai. Jika telah terjadi pemuaian, gerakan pada
atau berputar.
sama lain, jika hal ini terjadi terus menerus akan berdampak pada
ketahanan komponen.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
lain adalah :
time schedule.
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka jawabannya
adalah segala sesuatu 'yang berbentuk' apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
32
33
3. Jumlah data yang harus dikumpulkan agar diperoleh data yang memadai
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
3. Metode Literatur
A. Data Sekunder
pengelola bengkel.
2) Data mengenai alat dan bahan. Data ini dapat diperoleh dari
3) Data buku untuk referensi penulisan tugas akhir. Data ini dapat
4) Data jumlah buku yang ada untuk bahan referensi.. Data ini dapat
5) Data jenis starter yang akan diteliti. Data ini dapat diperoleh dari
B. Data Primer
Data kondisi fisik yang ada pada saat dilakukan observasi, Yang
diantaranya adalah :
Sumedang.
Arikunto).
1. Sistematis
yang paling kompleks. Hingga tercapai tujuan secara evektif dan efisien.
2. Terencana
langkah pelaksanaannya.
penelitian mulai dari awal sampai akhir, mengikuti cara - cara yang telah
pengetahuan.
Analisa data merupakan uraian lengkap tentang cara menganalisa data dengan
36
cara matematis, maupun dengan cara lain. Data - data tersebut diolah dengan
akan didapat hasil dari analisa tersebut. Analisa data yang dilakukan antara
lain :
kendaraan.
3
B= ( ð . r 3 . ã ) . g (2)
4
Kecepatan bola :
tinggi tabung
v= (3)
waktu
Viscositas :
W −B
ì= . f ( 4)
ð . r .V
37
melalui suatu proses berfikir dan bertindak secara logis dan sistematis. Prosedur
MULAI
PERSIAPAN EKSPERIMEN
DESKRIPSI DATA
ANALISIS DATA
PEMBAHASAN DATA
SELASA
Gambar 5 diagram alir penelitiaBAB IV
Dari hasil pengujian dan perhitungan diperoleh bahwa nilai viscostas dari ketiga
bertambahnya temperatur.
Data Awal :
38
39
Hasil pengamatan dan hasil perhitungan dari masing – masing merk minyak
pelumas yang diujikan, seperti yang disajikan dalam tabel- – tabel berikut :
Berdasarkan tabel perhitungan diatas terlihat bahwa waktu tempuh bola baja yang
memiliki range waktu tertentu pada temperature tertetun. Hal tersebut disebabkan
3
B= ( ð . r 3 . ã ) . g (2)
4
Kecepatan bola :
tinggi tabung
v= (3)
waktu
Viscositas :
W −B
ì= . f (4 ) (ASTM D2270-10, 1997)
ð . r .V
Tabel 3 Hasil perhitungan untuk minyak pelumas merk Penzoil SAE 40.
Berdasarkan tabel perhitungan diatas terlihat bahwa nilai viskositas dari minyak
temperatur. Terlihat jelas penurunan terjadi mulai pada temperature 40°C hal ini
41
mencapai 100°C.
minyak pelumas yang mengakibatkan ikatan antara molekul semakin kecil yang
Tabel 4 Hasil perhitungan untuk minyak pelumas merk Meditran SAE 40.
Berdasarkan tabel perhitungan diatas terlihat bahwa nilai viskositas dari minyak
temperatur. Terlihat jelas penurunan terjadi mulai pada temperature 40°C hal ini
mencapai 100°C.
minyak pelumas yang mengakibatkan ikatan antara molekul semakin kecil yang
Tabel 5 Hasil perhitungan untuk minyak pelumas merk Castrol SAE 40.
42
Berdasarkan tabel perhitungan diatas terlihat bahwa nilai viskositas dari minyak
temperatur. Terlihat jelas penurunan terjadi mulai pada temperature 40°C hal ini
mencapai 100°C.
minyak pelumas yang mengakibatkan ikatan antara molekul semakin kecil yang
grafik histogram (5) dan hasil nilai rata-rata histogram (6) serta pada
tampilan awal program juga ditunjukkan (7) tabel nilai grayscale dari
pada kamera dengan jarak pada kamera dengan sampel sejauh 8 cm.
citra sampel oli agar hanya terlihat warna oli sampai sebelum penutup
bola baja turun ke dasar gelas ukur semakin cepat atau kecepatan bola
A. Indeks Viskositas
B. Viskositas Kinematik
juga berubah. Viskositas diukur pada suhu 100⁰C dan suhu 40⁰C.
pada tabel SAE J100 Des 1999 dan Standar Nasional Indonesia
pada suhu 100⁰C dan suhu 40⁰C yang masuk dalam spesifikasi
.
48
PENUTUP
5.1 Simpulan
terbukti memiliki nilai viskositas pada suhu 100 ⁰C dan suhu 40⁰C
yang masuk dalam spesifikasi yang dipersyaratkan oleh SAE J100 dan
SNI.
5.2 Saran
50
51
Pada penelitian kali ini hanya berupa rekomendasi. Oleh karena itu
Anton L. Wartawan, Dipl. Ing (1998). Pelumas Otomotif Dan Industri. Balai
Pustaka Jakarta.
BMC Training Centre. (2011). Sistim Pelumasan. Jakarta: PT. Intraco Penta. Tbk
Yogyakarta.
Temperatur Mesin Pada Honda Beat Tahun 2014. Jurusan Teknik Otomotif
Indonesia. Jakarta.
Surya, M. Seputar Tentang Pelumas Dan Jenisnya. diakses pada tanggal 16 Maret
2017.http://www.suryamasgemilang.com/ind/latest_update/news/seputar_t
entang_pelumas_dan_jenisnya.html.
Bahan.
53
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
54