Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL SKRIPSI

SINTESIS GRAPHENE NANOSHEET DARI


TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI ELEKTRODA
BATERAI DENGAN PENGAMATAN SEM-EDX DAN
UJI KERJA

Disusun oleh :
DERI SUPRIYADI
NIM : 171010350046

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN

2022
HALAMAN PENGESAHAN
Tangerang Selatan, 28 September 2022

Perihal : Permohonan Persetujuan Judul Tugas Akhir

Kepada Yth. Bapak Nur Rohmat,ST.,MT.

Ketua Jurusan Teknik Mesin S-1

Di Tempat

Dengan Hormat.

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Deri Supriyadi

Nim : 171010350046

Jurusan : Teknik Mesin Strata Satu (S-1)

Fakultas : Teknik, Universitas Pamulang, Tangerang Selatan.

Dengan ini saya bermaksud mengajukan permohonan judul tugas akhir untuk
melengkapi persyaratan kurikulum Sarjana Strata Satu (S-1) di jurusan Teknik
Mesin. Adapun judul tugas akhir yang saya ambil adalah : “SINTESIS
GRAPHENE NANOSHEET DARI TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI
ELEKTRODA BATERAI DENGAN PENGAMATAN SEM-EDX DAN UJI
KERJA”.

Besar harapan saya, judul tersebut dapat Bapak terima. Atas perhatian dan
dukungan nya saya terima kasih.

Hormat saya

(Deri Supriyadi)

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin dengan memanjatkan Puji dan syukur
kehadirat Allah S.W.T, yang telah memberikan kekuatan, rahmat dan hidayah-
Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi kita
Muhammad S.A.W, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini.
Proposal saya yang berjudul “SINTESIS GRAPHENE NANOSHEET (N-
GBN) DARI TEMPURUNG KELAPA (COCOS NUCIFERA) DENGAN SUHU
PEMANGGANGAN 300° C DAN SUHU PIROLIS 700° C SEBAGAI
ELEKTRODA BATERAI DENGAN PENGAMATAN SEM-EDX, XRD DAN
UJI KERJA” ini ditempuh untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Strata
Satu (S-1) di Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pamulang.
Penulis menyadari penulisan proposal ini jauh dari kesempurnaan, itu
dikarenakan keterbatasan dari penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dalam penulisan proposal ini, semoga laporan ini berguna bagi
penulis dan untuk pihak-pihak lain sebagai acuan untuk kebutuhan ilmu
pengetahuan. Dalam proses pengerjaan dan penyusunan proposal ini tidak lepas
dari pengarahan dan bimbingan diberbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan proposal,kepada :
1. Bapak Drs. H. Darsono. Selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang telah
memberikan pendidikan yang dapat terjangkau.
2. Bapak Dr. E. Nurzaman AM, M.M., M.Si. Selaku Rektor Universitas
Pamulang yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi mahasiswa nya
untuk lebih berinovasi.
3. Syaiful Bakhri, S.T., M.Eng. Sc., Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Teknik, yang
telah memberikan masukan dan pengarahanya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Bapak Nur Rohmat, S.T., M.T Selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
juga selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan masukan dan
pengarahannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Skripsi.

ii
5. Bapak Nur Rohmat S.T., M.T selaku dosen pengarah Proposal Skripsi Teknik
Mesin Universita Pamulang, yang telah membimbing dan mengarahkan dalam
penyusunan Proposal Skripsi.
6. Seluruh rekan-rekan seperjuangan Teknik Mesin Universitas Pamulang yang
telah memberikan semangat dan dukungannya.
7. Kedua orang tua dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan
semangat, motivasi, dukugan penuh kepada saya dan selalu terselipkan Do’a
agar di berikan kelancaran dan kemudahan untuk segala urusan nya.
Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga proposal skripsi ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian walaupun masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat berharap kritik dan saran yang
membangun kemudian hari dan hanya Alloh SWT yang bisa membalas kebaikan
dan selalu mencurahkan taufik serta hidayah-Nya untuk kita semua Aamiin.

Tangerang Selatan, 28 September 2022

Deri Supriyadi
171010350046

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Batasan Masalah........................................................................................2

1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................3

1.6 Sistematika Penelitian...............................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5

2.1 Pengertian Graphene.................................................................................5

2.2 Sifat Dan Karakteristik Graphene.............................................................6

2.3 Sintesis Graphene Berlapis Nanosheet (N-GBN).....................................7

2.4 Pengertian Kelapa......................................................................................9

2.5 Kelapa Berdasarkan Warna Buah............................................................11

2.6 Berdasarkan Bagiannya Kelapa Dapat Dimanfaatkan............................11

2.7 Tempurung Kelapa..................................................................................13

2.8 Pengertian Pirolisis..................................................................................15

2.9 Asap Cair.................................................................................................16

2.10 Pengertian Scanning Electron Microscope (SEM).................................17

2.11 Pengertian Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDX)...................18

iv
2.12 Pengertian X-RAY Diffraction (XRD)...................................................19

2.13 Pengertian Baterai...................................................................................20

2.14 Komponen Sel Baterai.............................................................................20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................22

3.1 Diagram Alir Penelitian...........................................................................22

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian................................................................24

3.3 Alat Dan Bahan.......................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur Graphene...............................................................................5
Gambar 2. 2 Sintesis Oksidasi graphene..................................................................8
Gambar 2. 3 Sintesis Graphene................................................................................8
Gambar 2. 4 Pohon Kelapa....................................................................................10
Gambar 2. 5 Tempurung Kelapa............................................................................14
Gambar 2. 6 Alat Uji SEM.....................................................................................18
Gambar 2. 7 Alat Uji XRD....................................................................................19
Gambar 3. 1 Flow Chart Proses Penelitian............................................................23
Gambar 3. 2 Lab Teknik Mesin Unpam................................................................24
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Klasifikasi Kelapa.................................................................................10
Tabel 2. 2 Komposisi Kimia Tempurung Kelapa..................................................14
Tabel 3. 1 Schedule Penyusunan Skripsi...............................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara tropis yang dikaruniai pohon kelapa yang melimpah.
Pohon ini dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari pulau
Sumatera hingga Papua. Ini merupakan potensi yang perlu digarap dengan baik
mengingat pemanfaatan kelapa hingga saat ini dirasakan belum optimal. Salah satu
peluang pengembangan potensi dari kelapa dan sengon adalah dengan
pemanfaatan limbah. Perkebunan kelapa menghasilkan sisa atau limbah yang
belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah yang dihasilkan oleh perkebunan
kelapa ada tiga macam yaitu limbah padat, limbah cair dan gas (Anggoro et al.,
2018).
Terkadang kita tidak menyadari bahwa sampah organik sangat banyak
jumlahnya dan memiliki nilai yang lebih bermanfaat seperti dijadikan briket dan
bahan bakar alternatif dari pada dibakar yang hanya menghasilkan polutan bagi
udara. Salah satu pemanfaatan limbah batok kelapa dan magnesium adalah dengan
memanfaatkannya sebagai sumber energi terbarukan atau sebagai bahan bakar
alternatif. Salah satu bentuk pemanfaatannya adalah sebagai briket arang
(Anetiesia et al., 2015).
Tempurung kelapa merupakan sumber energi alternatif yang melimpah
dengan kandungan energi yang relatif besar, bahan bakunya mudah didapatkan
dan dapat digunakan oleh masyarakat tanpa mengeluarkan biaya yang besar.
Tempurung kelapa dapat digunakan sebagai bahan bakar yang lebih ramah
lingkungan. Tempurung kelapa digunakan sebagai bahan bakar pada rumah
tangga. Penggunaan tempurung kelapa sebagai bahan bakar langsung kurang
praktis, karena menghasilkan asap yang banyak, karena itu harus diolah terlebih
dahulu menjadi briket (Arkan, 2018).
Graphene adalah monolayer grafit, yang terdiri dari hibridisasi sp2 atom
karbon yang memiliki struktur hexagonal dan tersusun dalam kisi kristal sarang
lebah. Graphena tampak berupa material kristalin berdimensi dua pada suhu
kamar memperlihatkan struktur jaringan karbon yang benar-benar teratur dalam
dua dimensi, yaitu dimensi panjang dan dimensi lebar. Unit dasar struktur ini

1
2

hanya terdiri atas enam atom karbon yang saling bergabung secara kimiawi. Jarak
antar atom C-nya sama dengan 0,142 nm (Arjo et al., 2021)
Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan dampak negatif
yang akan ditimbulkan. Salah satu cara yang paling efektif dalam penanggulangan
masalah limbah tempurung kelapa ini adalah mereduksi limbah tempurung kelapa
dari sumbernya. Limbah tempurung kelapa dapat diolah menjadi sebagai sumber
energi yaitu elektroda baterai. Dalam pengajuan proposal skripsi ini akan
dilakukan studi “SINTESIS NITROGEN DOPE - GRAPHENE NANOSHEET (N-
GBN) DARI TEMPURUNG KELAPA (COCOS NUCIFERA) DENGAN SUHU
PEMANGGANGAN 300° C DAN SUHU PIROLIS 700° C SEBAGAI
ELEKTRODA BATERAI DENGAN PENGAMATAN SEM-EDX, XRD DAN
UJI KERJA”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah pada penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh suhu pemanggangan 300° C tempurung kelapa terhadap
produk graphene sebagai elektroda baterai dengan pengamatan SEM-EDX
dan uji kerja?
2. Bagaimana pengaruh suhu pirolisis 700° C tempurung kelapa terhadap produk
graphene sebagai elektroda baterai dengan pengamatan SEM-EDX dan uji
kerja?
1.3 Batasan Masalah
Untuk memperjelas penulisan proposal ini agar tidak menyimpang dari tujuan
penelitian, maka penulis membatasi pokok permasalahan. Adapun Batasan
masalah tersebut adalah :
1. Membahas mengenai pengaruh suhu pemanggangan 300° C tempurung kelapa
terhadap produk graphene sebagai elektroda baterai dengan pengamatan
SEM-EDX dan uji kerja.
2. Membahas mengenai pengaruh suhu pirolisis 700° C tempurung kelapa
terhadap produk graphene sebagai elektroda baterai dengan pengamatan
SEM-EDX dan uji kerja.
3

1.4 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh suhu pemanggangan 300° C tempurung kelapa
terhadap produk graphene sebagai elektroda baterai dengan pengamatan
SEM-EDX dan uji kerja.
2. Menganalisis pengaruh suhu pirolisis 700° C tempurung kelapa terhadap
produk graphene sebagai elektroda baterai dengan pengamatan SEM-EDX
dan uji kerja.
1.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat dalam Pendidikan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang bagaimana
pengaruh suhu pemanggangan serta suhu pirolisis tempurung kelapa.
2. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat memberikan bekal pengetahuan dan dapat dijadikan
referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.6 Sistematika Penelitian


Untuk mempermudah pembuatan penelitian perlu diperhatikan dalam
penyusunannya. Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab yang berisi tentang gambaran umum dari
permasalahan yang akan dibahas. Dalam pendahuluan ini terdiri
dari enam sub bab, yaitu latar belakang masalah, perumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini memuat tentang uraian teori-teori tinjauan pustaka
baik dari buku-buku ilmiah, maupun sumber-sumber lain yang
mendukung penelitian ini serta dapat dijadikan acuan dalam
4

membahas permasalahan yang dihadapi dalam penelitian dan


memuat penjelasan tentang penelitian terdahulu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi uraian tentang tahapan pemecahan masalah serta
langkah pemecahan permasalahannya sesuai dengan metode yang
digunakan oleh penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Graphene
Graphene adalah monolayer grafit, yang terdiri dari hibridisasi sp2 atom
karbon yang memiliki struktur hexagonal dan tersusun dalam kisi kristal sarang
lebah. Graphena tampak berupa material kristalin berdimensi dua pada suhu
kamar memperlihatkan struktur jaringan karbon yang benar-benar teratur dalam
dua dimensi, yaitu dimensi panjang dan dimensi lebar. Unit dasar struktur ini
hanya terdiri atas enam atom karbon yang saling bergabung secara kimiawi. Jarak
antar atom C-nya sama dengan 0,142 nm (Arjo et al., 2021).

Gambar 2. 1 Struktur Graphene


(Sumber : Arjo et al., 2021)
Graphene menjadi sangat menarik untuk dikaji karena memiliki sifat
kelistrikan, termal dan mekanik yang luar biasa. Graphene memiliki mobilitas
elektron sekitar 15.000 cm2/vs sehingga konduktivitas listriknya baik yaitu 5000
W/mK, struktur flat dengan luas permukaan spesifik (2630 m2/g) pada graphene
menyebabkan elektron bisa bermobilitas ke semua permukaan. Berbagai metode
sintesis telah banyak dikembangkan untuk menghasilkan graphene dengan
struktur lapisan yang tipis, diantaranya pengelupasan lapisan secara mekanik,
pertumbuhan secara epitaksial, chemical vapor deposition (CVD), pirolisis, serta
pengelupasan lapisan secara kimia (metode Brodie, metode Hoffmann, metode
Staudenmaier, dan metode Hummers). Metode Hummers termodifikasi
merupakan salah satu metode tahapan sintesis grafena yang cukup populer
digunakan karena memberikan keuntungan dalam penggunaannya yaitu dapat

5
6

meningkatkan tingkat oksidasi (grafit oksida) dibandingkan dengan metode


Brodie atau Staudenmaier dan mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang
lebih banyak. Hingga saat ini, grafena telah banyak diaplikasikan secara meluas
pada berbagai bidang, seperti baterai, sensor, superkapasitor, perangkat
optoelektronik dan sejumlah aplikasi lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh sifat-sifat
luar biasa yang dimiliki oleh graphene seperti luas permukaan spesifiknya besar
(2630 m2 g -1) sehingga mampu bertindak sebagai material pendukung untuk
partikel logam, memiliki ketebalan super tipis dan struktur yang fleksibel, stabil
secara kimia dan termal, memiliki tingkat kekerasan yang tinggi (~130 GPa),
memiliki nilai konduktivitas listrik dan termal tinggi, serta memiliki mobilitas
elektron yang tinggi. Namun, grafena memiliki sifat struktur elektronik yang unik
di mana pita valensi (π) dan pita konduksi (π*) bersentuhan pada sudut zona
Brillouine heksagonal (titik K) yang membentuk titik diract sehingga
menyebabkan graphene tidak memiliki celah energi (zero gap). Selain itu, adanya
interaksi kuat yang terjadi pada struktur graphene seperti C- antar lembaran
karbon oleh gaya van der Waals maupun antara atom C dengan gugus fungsi yang
reaktif dapat menyebabkan aglomerasi dan penumpukan kembali lembaran
graphene sehingga dapat menurunkan luas permukaan aktif dan potensi ionik
graphene (Hidayat et al., 2019).

2.2 Sifat Dan Karakteristik Graphene


Adapun sifat dan karakteristik graphene (Rikson, 2020) yang lain akan
dijelaskan dibawah ini:
1. Memiliki transparansi sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh dimensi
graphene yang mirip selembar kertas dan ketebalannya yang berorde atom.
Meskipun memiliki transparansi yang tinggi graphene tetap memiliki
kerapatan yang cukup tinggi, yaitu 0,77 mg/m2.
2. Memiliki daya tahan terhadap tekanan sebesar 42 N/m2, dibandingkan dengan
baja yang memiliki kekuatan tekanan (0,25 – 1,2) × 109 N/m2.
3. Ikatan atom karbonnya sangat fleksibel yang memungkinkan jaringannya
merenggang hingga 20% dari ukuran awal.
7

4. Bersifat konduktor listrik dan konduktor panas. Sifat konduktivitas listrik


graphene berasal dari elektron ikatan-π yang terdelokalisasi disepanjang ikatan
C-C dan bertindak sebagai pembawa muatan.
5. Tingkat resistivitasnya menuju nol.
6. Kisi-kisi pada graphene memungkinkan elektronnya untuk dapat menempuh
jarak yang jauh dalam graphene tanpa gangguan.
7. Elektron dalam graphene karena tidak memiliki massa maka dapat bergerak
dengan kecepatan konstan sebesar 1.000.000 m/s. Tidak bermassa di sini
maksudnya, bahwa ketika elektron pada graphene bergerak maka seolah-olah
elektron tersebut tidak bermassa karena memiliki resistivitas yang hampir nol
sehingga elektron dapat bergerak dengan kecepatan konstan.
8. Dengan transparansi hampir 98% dan dapat menghantarkan arus listrik dengan
sangat baik, graphene berpeluang untuk diaplikasikan pada pembuatan lapisan
sentuh yang transparan, panel listrik dan sel surya.
9. Campuran 1% graphene dengan bahan plastik dapat membuat bahan plastik
bersifat menghantarkan panas. Resistansi plastik akan meningkat sampai 30 o C
bersamaan dengan meningkatnya kekuatan mekanis.
10. Menjelaskan beberapa fenomena fisika kuantum yang menggambarkan
bagaimana sebuah partikel kadang-kadang dapat melewati sebuah penghalang
yang pada keadaan normal akan menghalangi partikel tersebut.

2.3 Sintesis Graphene Berlapis Nanosheet (N-GBN)


Sintesis graphene dapat dilakukan melalui dua tahapan, yaitu sintesis oksida
graphene dan sintesis graphene (Hutagalung et al., 2021):
1. Sintesis oksida graphene
Serbuk grafit komersil sebanyak 0,2 g dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250
mL, kemudian ditambahkan 0,2 g NaNO3 dan 15 mL H2SO4 96%. Larutan

tersebut distirer selama 2 jam dalam ice bath. Kemudian ditambahkan 1 g


KMnO4 secara perlahan - lahan dan distirer selama 24 jam. Setelah distirer

selama 24 jam, ke dalam larutan tersebut ditambahkan 20 mL H2SO4 5 % dan

1 mL H2O2 30 % dan diaduk selama 1 jam. Larutan tersebut dipusingkan

dengan alat sentrifus pada kecepatan 6500 rotor per minute (rpm) selama 20
8

menit hingga terpisah antara supernatan dan endapan. Endapan yang


didapatkan dicuci dengan larutan aquades 25 mL dan dipusingkan
menggunakan alat sentrifus dengan kecepatan 6500 rotor per minute (rpm)
selama 20 menit. Larutan dipindahkan ke dalam beaker glass dan ditambahkan
aquades 100 mL kemudian diultrasonikasi selama 5 jam, kemudian dibiarkan
dingin dan dihasilkan oksida graphene (Sjahriza & Herlambang, 2021).

Gambar 2. 2 Sintesis Oksidasi graphene


(Sumber : Sjahriza & Herlambang, 2021)
2. Sintesis graphene
Pada tahap sintesis graphene, 100 mL larutan oksida graphene yang telah
dihasilkan ditambahkan 5 mL amonia (NH3) 10 M, distirer selama 72 jam.

Selanjutnya disaring dan dikeringkan pada suhu 80o C. Kemudian


dikarakterisasi dengan XRD, SEM, dan diukur Daya Hantar Listriknya
(DHL).

Gambar 2. 3 Sintesis Graphene


(Sumber : Sjahriza & Herlambang, 2021)
9

Perubahan yang terjadi pada Sintesis Graphene Berlapis Nano (N-GBN) pada
tahapan sintesis oksida graphene, grafit dioksidasi sehingga menjadi oksida grafit.
Metode yang digunakan untuk mensintesis oksida grafit dalam penelitian ini
adalah modifikasi Metode Hummers. Proses sintesis dimulai dengan melarutkan
grafit komersil, NaNO3 dan KMnO4 di dalam H2SO4 98% pada kondisi

stirring di dalam ice bath untuk menjaga temperatur di bawah 25oC selama 1 jam.
Pada proses penambahan ini maka larutan akan berubah warna, yang sebelumnya
berwarna hitam pekat menjadi hitam kehijauan yang menunjukan indikasi, bahwa
reaksi oksidasi grafit telah dimulai. Prosesnya selanjutnya adalah proses
homogenisasi dengan stirring selama 24 jam menghasilkan larutan coklat tua
yang menandakan grafit telah teroksidasi secara sempurna.
Proses sintesis graphene dimulai dengan pembuatan prekursor oksida
graphene. Oksida graphene diperoleh dengan menggunakan proses pendispersian
oksida grafit pada air dengan menggunakan proses ultrasonikasi. Proses
ultrasonikasi betujuan untuk proses pengelupasan oksida grafit menjadi lembaran-
lembaran oksida grafena dengan memutuskan ikatan Van der Walls pada
interlayer. Pancaran gelombang ultrasonik sebelum proses reduksi mengakibatkan
terjadinya perbedaan tinggi puncak difraksi. Puncak difraksi meningkat dengan
lamanya proses ultrasonikasi. Hal ini disebabkan oleh semakin banyak jumlah
oksida graphene yang terbentuk, sehingga derajat reduksi meningkat. Larutan
oksida graphene yang didapatkan, disaring dan dikeringkan dalam oven pada suhu
80° C.

2.4 Pengertian Kelapa


Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku
Arenan atau Arecace. Tanaman kelapa merupakan tanama serbaguna karena
seluruh bagian tanaman ini bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanaman kelapa
juga memiliki nilai budaya dan ekonomi yang cukup tinggi dalam kehidupan
masyarakat (Defianti, 2016). Kelapa juga mempunyai sejarah panjang di
Indonesia, bahkan sudah menjadi lambang pengenal kepulauan Indonesia. Sejarah
Mitologi Hindu dan menurut kitab suci weda, kelapa merupakan tanaman
surgawi. Tanaman kelapa dianggap suci dan berperan penting dalam kehidupan
manusia. Kelapa dapat tumbuh pada berbagai tekstur tanah, mulai yang berpasir
10

sampai berlempung. Pertumbuhan kelapa yang dibutuhkan terutama sifat kimia


tanah. Hubungan yang harus diperhatikan yaitu areasi tanah, karena akan
berpengaruh pada pertumbuhan akar.
Tabel 2. 1 Klasifikasi Kelapa
(Sumber : Anetiesia et al., 2015)
Nama kelompok Nama Latin
Kingdom Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisio Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Sub-Divisio Angiospermae (Berbiji tertutup)
Kelas Monocotylyedonae (Berbiji berkeping satu)
Ordo Palmales
Familia Palmae
Genus Cocos
Spesies Cococ nucifera L

Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua
bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa menginspirasi penemuan
teknologi penyangga bangunan. Kayu dari batangnya, yang disebut kayu glugu,
dipakai orang sebagai kayu bakar dan papan untuk rumah. Daunnya dipakai
sebagai atap rumah setelah dikeringkan.

Gambar 2. 4 Pohon Kelapa


(Sumber : Arkan, 2018)
11

2.5 Kelapa Berdasarkan Warna Buah


Berdasarkan warna buah menurut (Hidayat et al., 2019), kelapa dapat di
bedakan menjadi beberapa golongan sebagai berikut :
1. Kelapa hijau (Coco veridis)
Kelapa hijau adalah golongan kelapa yang memiliki kulit buah berwarna hijau.
Kelapa ini tergolong kelapa dalam, memiliki batang yang tinggi dan besar,
serta buah yang berukuran besar. Biasanya buah kelapa hijau digunakan untuk
sesaji dalam upacara- upacara tradisional atau diambil airnya untuk digunakan
sebagai penawar racun, mengatasi muntah-muntah dan sebagainya.
2. Kelapa kuning (Coco eburen)
Kelapa kuning adalah golongan kelapa yang memiliki kulit buah berwarna
kuning. Jenis ini tergolong kedalam kelapa genjah yang sudah berbuah pada
umur tiga tahun, pada saat tanaman tinggi 1 m- 1,5 m. Ukuran pohon tidak
terlalu besar dan tinggi: sedangkan buah berbentuk bulat dan berukuran kecil
dan biasanya sering dimanfaatkan sebagai ritual adat.
3. Kelapa merah (Coco rubescens)
Kelapa merah adalah golongan kelapa yang memiliki kulit buah yang
berwarna merah atau kecoklatan. Jenis Kelapa ini termasuk golongan kelapa
dalam, dengan ukuran pohon yang besar dan tinggi. Buah yang dihasilkan
berbentuk bulat dan berukuran besar, dengan kandungan minyak yang cukup
tinggi. Biasanya dimanfaatkan sebagai pembuatan minyak.

2.6 Berdasarkan Bagiannya Kelapa Dapat Dimanfaatkan


Dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua bagian kelapa dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan (Karakter & Kelapa, 2014). Manfaat
tanaman kelapa berdasarkan kegunaan nya yaitu :
1. Daun kelapa
Daun kelapa mempunyai struktur agak tegak keras sehingga sering digunakan
untuk berbagai keperluan. Pucuknya yang putih-keputihan atau kuning-
kekuningan sering digunakan untuk janur pada acara selamatan atau kenduri
dan Juga digunakan sebagai wadah ketupat. Daun tua dianyam dibuat atap.
Lidinya dimanfaatkan untuk tusuk satai, sapu lidi dan barang kerajinan.
12

2. Buah kelapa
Bunga kelapa mulai mekar ketika kelapa berusia sekitar 4 sampai 6 tahun.
Bunga kelapa memiliki warna kuning dan beraroma manis. Bunga tersusun
majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh barectea. Bunga kelapa dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan alkohol dan cuka.
3. Sabut kelapa
Sabut (Mesocarp, Coco fibre) buah kelapa digunakan sebagai bahan bakar, tali
anyaman, keset, pot bunga anggerek, dan lain-lain. Dalam dunia pertanian,
sabut kelapa cocok digunakan sebagai cangkok tanaman dan medium
tumbuhan tanaman anggerek epifit. Selain itu sabut kelapa dapat digunakan
sebagai obat tradisional
4. Tempurung kelapa
Tempurung atau batok kelapa dapat digunakan sebagai bahan bakar berupa
arang dan bahan baku kerajinan tangan. Tempurung kelapa yang dibakar akan
menjadi arang, diproses lagi hingga menjadi karbon aktif. Arang tempurung
kelapa yang baik mengandung air antara 2-5%.
5. Daging buah kelapa
Daging buah kelapa mengandung berbagai enzim. Semua bagian buah kelapa
dapat dimanfaatkan daging buahnya untuk berbagai keperluan. Minyak kelapa
selain digunakan sebagai minyak goreng juga dimanfaatkan sebagai obat
tradisional dan produk kecantikan.
6. Air kelapa
Air kelapa (Coconut water) merupakan air alami yang steril dan mengandung
kalium, khalor serta kalorin yang tinggi. Industri makanan, air kelapa
digunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap,dan nata de coco. Indonesia,
air kelapa dimanfaatkan sebagai minuman, gula merah dan media pembuatan
nata de coco.
7. Batang kelapa
Batang kelapa terdiri atas jaringan pembuluh yang dikelilingi jaringan
parenchime sehingga kayu kelapa memiliki nilai yang artistik. Batang kelapa
dimanfaatkan sebagai kayu bakar, arang, dan bahan bangunan, perabotan,
13

mebel atau furnitur. Komposisi kimia kayu kelapa sama dengan kayu lain,
terdiri atas 50% Karbon, 6,2% Hidrogen, dan 43,2% Oksigen.

2.7 Tempurung Kelapa


Tempurung atau batok kelapa dapat digunakan sebagai bahan bakar berupa
arang dan bahan baku kerajinan tangan. Tempurung kelapa yang dibakar akan
menjadi arang, diproses lagi hingga menjadi karbon aktif. Arang tempurung
kelapa yang baik mengandung air antara 2-5% (Ningrum, 2019). Tempurung
merupakan lapisan yang keras dengan ketebalan antara 3 mm sampai 5 mm tetapi
mempunyai kadar lignin yang lebih tinggi dan kadar selulosa lebih rendah dengan
kadar air sekitar 6-9% (dihitung berdasarkan berat kering) dan terutama tersusun
dari lignin, selulosa dan hemiselulosa. Apabila tempurung kelapa dibakar pada
temperatur tinggi dalam ruangan yang tidak berhubungan dengan udara maka
akan terjadi rangkaian proses penguraian penyusun tempurung kelapa tersebut dan
akan menghasilkan arang. Tempurung kelapa yang dijadikan arang haruslah
tempurung yang bersih dan berasal dari kelapa yang tua, bahan harus kering agar
proses pembakarannya berlangsung lebih cepat dan tidak menghasilkan banyak
asap. Arang tempurung kelapa adalah produk yang diperoleh dari pembakaran
tidak sempurna terhadap tempurung kelapa. Arang lebih menguntungkan daripada
kayu bakar. Arang memberikan kalor pembakaran yang lebih tinggi dan asap yang
lebih sedikit.
Arang dapat ditumbuk kemudian dikempa menjadi briket dalam berbagai
macam bentuk. Arang lebih praktis penggunaannya dibanding kayu bakar. Arang
dapat diolah lebih lanjut menjadi arang aktif dan sebagai bahan pengisi dan
pewarna pada industri karet dan plastik. Pembakaran tidak sempurna pada
tempurung kelapa menyebabkan senyawa karbon kompleks tidak teroksidasi
menjadi karbondioksida, peristiwa tersebut disebut sebagai pirolisis (So et al.,
2014). Pada proses pirolisis energi panas mendorong terjadinya oksidasi sehingga
molekul karbon yang kompleks terurai sebagian besar menjadi karbon atau arang.
Pirolisis untuk pembentukan arang tersebut disebut sebagai pirolisis primer.
Arang dapat mengalami perubahan dalam proses yang lebih lanjut menjadi karbon
monoksida, gas hidrogen dan gas-gas hidrokarbon. Peristiwa ini disebut sebagai
pirolisis sekunder. Sifat kerasnya disebabkan oleh banyaknya kandungan silikat
14

(SiO2) yang terdapat pada tempurung tersebut. Dari berat total buah kelapa antara
15% sampai 19% merupakan berat tempurungnya. Selain itu, tempurung juga
banyak mengandung lignin, sedangkan kandungan methoxyl dalam tempurung
hampir sama dengan yang terdapat dalam kayu. Pada umumnya, nilai kalor yang
terkandung dalam tempurung kelapa adalah berkisar antara 18200kJ/kg hingga
19338,05 kJ/kg.
Tabel 2. 2 Komposisi Kimia Tempurung Kelapa
(Sumber : Defianti, 2016)
Unsur Kimia Kandungan (%)
Sellulosa 26,60
Pentosan 27
Lignin 29,40
Kadar Abu 0,60
Solven Ekstraktif 4,20
Uronat Anhydrad 3,50
Nitrogen 0,11
Air 8,00

Gambar 2. 5 Tempurung Kelapa


(Sumber : Defianti, 2016)
15

2.8 Pengertian Pirolisis


Pirolisis adalah dekompisisi bahan yang mengandung karbon dari tumbuhan,
hewan dan bahan tambang yang dapat berlangsung pada suhu diatas 300°C dalam
waktu 4-7 jam pada kondisi udara/oksigen terbatas menghasilkan produk padatan,
Cairan dan gas (Jayanudin et al., 2012). Pirolisis yang juga disebut termolisis akan
mendekomposisi kimia bahan organik (biomassa) melalui proses pemanasan tanpa
atau sedikit O2 atau reagen lainnya, dimana material mentah akan mengalami
pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Teknik ini adalah cara untuk
memperoleh hasil hidrokarbon yang merupakan dasar bahan bakar. Teknologi
(Qiram et al., 2015). Pada proses pirolisis dihasilkan tiga macam penggolongan
produk ialah sebagai berikut :
1. Gas-gas yang dikeluarkan pada proses karbonisasi ini sebagian besar berupa
gas CO2 dansebagian lagi berupa gas-gas yang mudah terbakar seperti CO,
CH4, H2 dan hidro karbon tingkat rendah lain (K Mustofa & Fuad, 2014).
2. Destilat berupa asap cair dan tar ialah komposisi utama dari produk yang
tertampung adalah metanol dan asamasetat. Bagianlainnya merupakan
komponen minor yaitu fenol, metil asetat, asam format, asambutirat dan lain-
lain.
3. Residu (karbon) ialah dimana tempurung kelapa dan kayu mempunyai
komponen-komponen yang hampir sama. Kandungan selulosa, hemiselulosa
dan lignin dalam kayu berbeda-beda tergantung dari jenis kayu. Pada
umumnya kayu mengandung dua bagian selulosa dan satu bagian
hemiselulosa, serta satu bagian lignin. Adapun pada proses pirolisis terjadi
dekomposisi senyawa-senyawa penyusunnya (Industri & Kayu, 2018), yaitu :
a. Pirolisis selulosa
Selulosa adalah makromolekul yang dihasilkan dari kondensasi linear
struktur heterosiklismolekul glukosa. Selulosa terdiri dari 100 – 1000 unit
glukosa. Selulosa terdekomposisi pada temperatur 280° C dan berakhir
pada 300-350° C. menyatakan bahwa pirolisis selulosa berlangsung dalam
dua tahap, yaitu : Tahap pertama adalah reaksi hidrolisis menghasilkan
glukosa dan tahap kedua merupakan reaksi yang menghasilkan asam asetat
dan homolognya, bersama-sama air dan sejumlah kecil furan dan fenol.
16

b. Pirolisis hemiselulosa
Hemiselulosa merupakan polimer dari beberapa monosakarida seperti
pentosan (C5H8O4) danheksosan (C6H10O5). Pirolisis pentosan
menghasilkan furfural, furan dan derivatnyabesertasatu seri panjang asam-
asam karboksilat (Suhendra et al., 2020). Pirolisis heksosan terutama
menghasilkan asam asetat dan homolognya. Hemiselulosa akan
terdekomposisi pada temperatur 200-250° C .
c. Pirolisis lignin
Lignin merupakan sebuah polimer kompleks yang mempunyai berat
molekul tinggi dantersusun atas unit-unit fenil propana. Senyawa-senyawa
yang diperoleh dari pirolisis strukturdasar lignin berperanan penting dalam
memberikan aroma asap produk asapan. Senyawa ini adalah fenol, eter
fenol seperti guaiakol, siringol dan homolog serta derivatnya. Lignin mulai
mengalami dekomposisi pada temperatur 300-350° C dan berakhir pada
400-450° C.
2.9 Asap Cair
Asap diartikan sebagai suatu suspensi partikel-partikel padat dan cair dalam
medium gas. Asap cair juga merupakan campuran larutan dari dispersi asapkayu
dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap hasil pirolisis kayu. Asap
cair dapat digunakan untuk menciptakan flavor asap pada produk. Asap cair
pertama kali diproduksi pada tahun 1980 oleh sebuah pabrik farmasi di Kansas
City, dikembangkan dengan metode distilasi kayu asap. Asap cair yang dihasilkan
dari proses pirolisis perlu dilakukan proses pemurnian dimana prosesini
menentukan jenis asap cair yang dihasilkan (Jayanudin et al., 2012). Berikut ini
adalah jenis asap cair yaitu :
1. Asap cair nilai 3
Jenis asap cair nilai 3 ini sudah dilakukan proses pemurnian dengan distilasi
pada suhu sekitar 150° C untuk menghilangkan tar. Proses pemurnian asap cair
belum sempurna karena masih mengandung sedikit tar. Hal ini dapat terlihat
dari cirinya yaitu berwarna coklat pekat, bau tajam. Asap cair ini diorentasikan
untuk pengawetan karet.
2. Asap cair nilai 2
17

Jenis asap cair ini lebih murni dibandingkan dengan nilai 3 karena selain di
distilasi kemudian dilanjutkan penyaringan dengan zeolit. Asap cair ini
memiliki warna kuning kecoklatandandiorentasikan untuk pengawetan bahan
makanan mentah seperti daging, ayam, dan ikan.
3. Asap cair nilai 1
Asap cair nilai 1 merupakan penyempurnaan dari asap cair nilai 3 dan 2
karena dilakukan proses fraksinasi dan dilanjutkan penyaringan dengan
karbon aktif. Warna asap cair ini kuning pucat dan digunakan untuk bahan
makanan siap saji seperti mie basah, bakso, dan tahu.
Pemanfaatan asap cair sangat luas, seperti pada industri pangan. Asap cair ini
selain digunakan sebagai pengawet makanan juga sebagai pemberi rasa dan
aroma. Asap cair mengandung senyawa fenol dan asam bersifat anti mikroba dan
antioksidan. Manfaat asap cair pada industry perkebunan digunakan sebagai
koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair seperti antijamur, anti bakteri
sehingga dapat memperbaiki kualitas produk karet yang dihasilkan. Pada Industri
kayu asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap dari pada kayu
yang tanpa diolesi asap cair
2.10 Pengertian Scanning Electron Microscope (SEM)
Pengujian mikrostruktur dilakukan untuk melihat mikrostuktur yang terjadi
pada bahan paduan CuHfCo. Dimana alat yang digunakan untuk pengamatan
mikrostruktur adalah SEM. Untuk melihat wujud fasa struktur yang terbentuk
pada bahan paduan CuHfCo. Sedangkan untuk pengamatan komposisi unsur
kimia secara kuantitatif dan kualitatif menggunakan Energy Disversif Sinar-X
Spektroskopi (EDXS). SEM merupakan sebuah mikroskop elektron yang
berfungsi untuk melihat/menganalisa suatu permukaan dari sampel dengan cara
menembakkan elektron dengan energi tinggi pada sampel. Elektron ini kemudian
berinteraksi dengan atom-atom pada sampel sehingga sampel akan memproduksi
sinyal-sinyal yang mengandung informasi mengenai topografi permukaan dari
sampel komposisi dan beberapa karakteristik lain seperti konduktifitas listrik.
Definisi lain dari SEM adalah merupakan suatu mikroskop elektron yang mampu
untuk menghasilkan gambar beresolusi tinggi dari sebuah permukaan sampel.
Gambar yang dihasilkan oleh SEM memiliki karakteristik penampilan tiga
18

dimensi, dan dapat digunakan untuk menentukan struktur permukaan dari sampel
(Sihite, 2019). Hasil gambar dari SEM hanya ditampilkan dalam warna hitam
putih. SEM menerapkan prinsip difraksi elektron, dimana pengukurannya sama
seperti mikroskop optik. Prinsipnya adalah elektron yang ditembakkan akan
dibelokkan oleh lensa elektromagnetik dalam SEM. SEM menggunakan suatu
sumber elektron berupa pemicu elektron (electron gun) sebagai pengganti sumber
cahaya. Elektron-elektron ini akan diemisikan secara termionik (emisi elektron
dengan membutuhkan kalor, sehingga dilakukan pada temperatur yang tinggi) dari
sumber elektron

Gambar 2. 6 Alat Uji SEM


(Sumber : Sihite, 2019)
2.11 Pengertian Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDX)
EDX adalah instrumen yang digunakan untuk menentukan komposisi kimia
suatu bahan. Sistem analisis EDX bekerja sebagai fitur yang terintegrasi dengan
SEM dan tidak dapat bekerja tanpa SEM. Ketika sebuah sampel difoto oleh SEM,
selain sinar elektron juga diemisikan oleh sinar-X yang dibawa oleh EDX. Emisi
sinar-X tiap unsur khas dalam energi dan panjang gelombangnya. EDX mampu
menentukan tiap unsur yang merespon emisi tersebut. Data tersebut dapat
ditambahkan pada gambar SEM untuk menghasilkan sebuah peta unsur yang
sebenarnya dari permukaan sampel (Nugroho et al., 2020).
19

2.12 Pengertian X-RAY Diffraction (XRD)


Difraksi sinar-x merupakan metode analisa yang memanfaatkan interaksi
antara sinar-x dengan atom yang tersusun dalam sebuah system kristal. XRD
merupakan alat yang digunakan untuk mengkarakterisasi struktur kristal, ukuran
kristal dari suatu bahan padat. Semua bahan yang mengandung kristal tertentu
ketika dianalisa menggunakan XRD akan memunculkan puncak-puncak yang
spesifik. Sehingga kelemahan alat ini tidak dapat untuk mengkarakterisasi bahan
yang bersifat amorf (Taufiq, 2020).

Gambar 2. 7 Alat Uji XRD


(Sumber : Sihite, 2019)
Analisa XRD merupakan contoh analisa yang digunakan untuk
mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa dengan mengamati pola pembiasan
cahaya sebagai akibat dari berkas cahaya yang dibiaskan oleh material yang
memiliki susunan atom pada kisi kristalnya. Secara sederhana, prinsip kerja dari
XRD dapat dijelaskan sebagai berikut. Setiap senyawa terdiri dari susunan atom-
atom yang membentuk bidang tertentu. Jika sebuah bidang memiliki bentuk yang
tertentu, maka partikel cahaya (foton) yang datang dengan sudut tertentu hanya
akan menghasilkan pola pantulan maupun pembiasan yang khas. Dengan kata
lain, tidak mungkin foton yang datang dengan sudut tertentu pada sebuah bidang
dengan bentuk tertentu akan menghasilkan pola pantulan ataupun pembiasan yang
bermacam-macam.
20

2.13 Pengertian Baterai


Baterai adalah piranti elektrokimia yang dapat mengkonversi secara langsung
energi kimia menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari dua jenis berdasarkan
pemakaiannya, yaitu baterai primer dan baterai sekunder. Baterai primer adalah
baterai yang tidak dapat diisi ulang oleh listrik, sedangkan baterai sekunder adalah
baterai yang dapat diisi ulang (rechargeable). Baterai primer lebih banyak
diperjual belikan di pasaran dibandingkan baterai sekunder dikarenakan baterai
primer memiliki kapasitas muatan yang lebih besar, kemampuan menyimpan
muatan yang lebih baik, lebih ramah lingkungan saat di daur ulang, daya tahan
lebih baik dari kebocoran, tidak memerlukan perlakuan khusus, dan harga yang
lebih murah. Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan
dapat mengubah energi listrik menjadi energi kimia maupun mengeluarkan energi
dengan mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai telah lama dikenal
luas dalam penggunaannya sebagai sumber energi benda-benda elektronik seperti
mainan anak, lampu senter dan lain-lain. Listrik yang dihasilkan oleh sebuah
baterai muncul akibat adanya perbedaan potensial energi kedua buah elektrodanya
(Satriady et al., 2016).
2.14 Komponen Sel Baterai
Adapun komponen sel baterai (Hamid et al., 2016) ialah sebagai berikut :
1. Anoda
Anoda adalah elektroda negatif yang memiliki peran sebagai elektroda
pereduksi dan memberikan elektron yang dimilikinya sehingga mengalami
oksidasi selama proses berlangsung. Anoda terbuat dari material yang
memiliki elektron valensi yang sangat sedikit. Sebagai contoh logam yang
berperan sebagai anoda atau elektroda negatif adalah seng (Zn).
2. Katoda
Katoda adalah elektroda positif yang lebih sering dikenal sebagai elektroda
pengoksidasi. Katoda dirancang sedemikian rupa supaya dapat menangkap
elektron dan tereduksi selama proses berlangsung. Pada umumnya katoda
terbuat dari material dengan elektron valensi yang hampir penuh.
21

3. Elektrolit
Pada umumnya larutan elektrolit berupa larutan asam, basa atau garam
sehingga sangat bersifat konduktor ionik. Namun elektrolit tidak harus berupa
larutan, dimana terdapat elektrolit berupa bubuk kering atau pasta. Elektrolit
berperan sebagai media transfer antara katoda dan anoda. Pada saat elektron
melewati sirkuit eksternal, material elektroda di bagian dalam sel berubah
menjadi ion - ion untuk bisa mempertahankan aliran proses, sehingga ion - ion
tersebut harus melewati elektrolit yang berupa asam, basa atau garam.
Elektrolit yang digunakan dalam sel mempunyai persyaratan yaitu mempunyai
konduktivitas yang baik dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam
baterai.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian secara umum merupakan tata cara penelitian yang
direalisasikan dalam pemeriksaan, pengujian dan eksperimen. Metodologi yang
digunakan dalam penelitian ini diawali dengan melakukan pengumpulan data
melalui inspeksi lapangan, pengambilan data visual, sampel material uji,
pengujian, studi literatur untuk mendukung pembuktian hipotesa, pengolahan
data, analisa sampai dengan mendapatkan penentuan kelayakan operasi
3.1 Diagram Alir Penelitian
Proses penelitian dalam sintesis graphene nanosheet (N-GBN) dari tempurung
kelapa (cocos nucifera) dengan suhu pemanggangan 300° C dan suhu pirolis 700°
C sebagai elektroda baterai dengan pengamatan SEM-EDX, XRD dan uji kerja
sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah.
2. Kegiatan pengumpulan data penelitian.
3. Pengujian laboratorium dan analisa suhu
4. Analisa dan pembahasan
5. Kesimpulan dan saran

22
23

Mulai

SINTESIS GRAPHENE NANOSHEET DARI TEMPURUNG KELAPA


SEBAGAI ELEKTRODA BATERAI DENGAN PENGAMATAN SEM-
EDX DAN UJI KERJA

Studi Literatur

Persiapan Bahan

Proses Pemanggangan

Pengaruh Suhu 300° C Pengaruh Suhu 700° C


Pemanggangan Pirolis

Pengumpulan Data

Analisa Dan Pembahasan

Kesimpulan Dan Saran

Selesai

Gambar 3. 1 Flow Chart Proses Penelitian


24

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah lokasi dimana informasi diperoleh untuk
menyatakan kebenaran penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Gambar Teknik Universitas Pamulang yang terletak di jl. Witana Harja No. 18b,
Pamulang barat, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan Banten. Tempat ini
dipilih karena alat-alat yang cukup memadai untuk penelitian.

Gambar 3. 2 Lab Teknik Mesin Unpam


2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap. Adapun tahap penelitian ialah
sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi pengajuan judul penelitian, penyusunan
proposal, permohonan penelitian beserta konsultasi permasalahan kepada
dosen pembimbing
b. Tahap Penelitian
Tahap penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan yakni
mengukur variasi suhu yang dilakukan, pengambilan data dari eksperimen
maupun dokumentasi kegiatan ini merupakan kelanjutan setelah tahap
persiapan dan dilaksanakan pada bulan November 2022.
25

c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi kegiatan analisis data dan penyusunan
laporan, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan November 2022 - Januari
2023.
Tabel 3. 1 Schedule Penyusunan Skripsi
Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12 Bulan 1
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Penyusunan BAB I
3 Penyusunan BAB II
4 Penyusunan BAB III
5 Sidang Proposal
6 Pengambilan data
Analisis dan olah
7
data
8 Penyusunan BAB IV
9 Penyusunan BAB V
10 Sidang Skripsi

3.3 Alat Dan Bahan


1. Persiapan Alat
Adapun alat yang digunakan pada proses penelitian ini ialah sebagai berikut :
a. Tempat pemanggangan
b. Termometer
c. Alat Uji SEM-EDX
d. Alat Uji XRD
2. Persiapan Bahan Uji
Sedangkan bahan yang digunakan pada proses penelitian ini ialah tempurung
kelapa.
DAFTAR PUSTAKA
Anetiesia, S. E., Syafrudin, & Zaman, B. (2015). Pembuatan Briket Dari Bottom
Ash dan Arang Tempurung Kelapa Sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal
Teknik Lingkungan, 1–9.
Anggoro, D. D., Wibawa, M. H. D., & Fathoni, M. Z. (2018). Pembuatan Briket
Arang Dari Campuran Tempurung Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Sengon.
Teknik, 38(2), 76. https://doi.org/10.14710/teknik.v38i2.13985
Arjo, S., Ramza, H., & Hidayat, M. N. (2021). Sintesis Arang Batok Kelapa
menjadi Material Maju Grafen Menggunakan Metode Reduksi Kimia. Jurnal
Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat,
18(2), 149. https://doi.org/10.20527/flux.v18i2.10549
Arkan, F. (2018). Pemanfaatan Tempurung Kelapa Untuk Pembuatan Briket
Arang Sebagai Potensi Energi Baru Pengganti Bahan Bakar Gas Di Desa Zed
Kabupaten Bangka. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Bangka Belitung, 4(2), 41–45. https://doi.org/10.33019/jpu.v4i2.175
Defianti, L. (2016). Analisis Briket Limbah Tempurung Kelapa Dan Minyak
Tanah Ditinjau Dari Nilai Kalori Dan Keekonomisan Di Kecamatan Sipora
Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Hamid, R. M., Rizky, R., Amin, M., & Dharmawan, I. B. (2016). Rancang
Bangun Charger Baterai Untuk Kebutuhan UMKM. JTT (Jurnal Teknologi
Terpadu), 4(2), 130. https://doi.org/10.32487/jtt.v4i2.175
Hidayat, A., Setiadji, S., & Hadisantoso, E. P. (2019). Sintesis Oksida Grafena
Tereduksi (rGO) dari Arang Tempurung Kelapa (Cocos nucifera). Al-Kimiya,
5(2), 68–73. https://doi.org/10.15575/ak.v5i2.3810
Hutagalung, F., Siburian, R., Malik, A., & Ali, M. (2021). Pengaruh Konsentrasi
dan Ukuran Partikel Logam Mg terhadap Karakter Magnesium/Grafena
Berlapis Nano (Mg/GBN). Journal Cis-Trans), 5(1), 27–35.
https://doi.org/10.17977/um0260v5i12021p027
Industri, L., & Kayu, P. (2018). PEMBUATAN ARANG BRIKET DARI SERBUK
GERGAJIAN KAYU LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU MERBAU.
3, 1–8.
Jayanudin, J., Suhendi, A., Uyun, J., & Supriatna, A. H. (2012). Pengaruh Suhu

26
27

Pirolisis Dan Ukuran Tempurung Kelapa Terhadap Rendemen Dan


Karakteristik Asap Cair Sebagai Pengawet Alami. Teknika: Jurnal Sains Dan
Teknologi, 8(1), 46. https://doi.org/10.36055/tjst.v9i1.6686
K Mustofa, D., & Fuad, Z. (2014). PIROLISIS SAMPAH PLASTIK HINGGA
SUHU 900 o C SEBAGAI UPAYA M-98 M-99. Simposium Nasional RAPI
Xlll, 98–102.
Karakter, K., & Kelapa, T. (2014). KEANEKARAGAMAN KARAKTER
TANAMAN KELAPA (Cocos nucifera L. ) YANG DIGUNAKAN
SEBAGAI BAHAN UPACARA PADUDUSAN AGUNG. Jurnal Biologi,
17(1), 15–19.
Ningrum, M. S. (2019). Pemanfaatan tanaman kelapa (Cocos nucifera) oleh etnis
masyarakat di desa kelambir dan desa kubah setang kecamatan pantai labu
kabupaten deli serdang. Skripsi Fakultas Biologi Universitas Medan Area,
Medan, 1–59.
Nugroho, R. E. K. O., Studi, P., Mesin, T., Universitas, F. T., & Surakarta, M.
(2020). Analisis Scanning Electron Microscope ( Sem ) Dan Energy-
Dispersive Xray Spectroscopy ( Edx ) Pada Pengelasan Brazing Aluminium
Seri 6061 Dengan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 11.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/81578
Qiram, I., Widhiyanuriyawan, D., & Wijayanti, W. (2015). DAN ENERGI
YANG DIHASILKAN PIROLISIS SERBUK KAYU MAHONI
( SWITENIA MACROPHYLLA ) PADA ROTARY KILN Jl . MT .
Haryono 167 , Malang 65145 , Indonesia ABSTRACT Pirolysis is
thermochemical decomposition process of biomass into useful product . A
method that ca. Rotor, 8, 7.
Rikson, D. D. (2020). Aplikasi Grafena sebagai Elektroda Baterai.
Satriady, A., Alamsyah, W., Saad, H. I., & Hidayat, S. (2016). Pengujian
Pengaruh Luas Elektroda Terhadap Karakteristik Baterai LiFePO4. Jurnal
Material Dan Energi Indonesia, 6(02), 43–48.
https://jurnal.unpad.ac.id/jmei/article/view/10959
Sihite, E. (2019). Analisis Pengaruh Penuaan Dan Media Pendingin Terhadap
Kekerasan Dan Strukturmikro Paduan Cuhfco. Jurnal Kajian Ilmiah
28

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, 19(3), 231–238.


Sjahriza, A., & Herlambang, S. (2021). Sintesis Oksida Grafena dari Arang
Tempurung Kelapa Untuk Aplikasi Antibakteri dan Antioksidan. Al-Kimiya,
8(2), 51–58. https://doi.org/10.15575/ak.v8i2.13473
So, P. H., Suhu, V., & Waktu, D. A. N. (2014). C selama 120 menit. Pengujian
kadar abu dengan menimbang arang aktif sebanyak 1 gram lalu
memasukkan pada furnace dengan suhu 500. 31–38.
Suhendra, A. D., Asworowati, R. D., & Ismawati, T. (2020). Pembuatan Briket
Dari Campuran Cangkang Biji Karet (Hevea brasiliensis) DAN TANDAN
KOSONG KELAPA SAWIT. Akrab Juara, 5(1), 43–54.
http://www.akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/919
Taufiq, I. M. (2020). Analisis X-Ray Diffraction (XRD) Pada Brazing Aluminium
Seri 1000 Dan Stainless Steel Seri 304 Dengan Penambahan Serbuk
Tembaga.

Anda mungkin juga menyukai