Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Gelar Sarjana Terapan
Teknik
Program Diploma Empat Program Studi Teknik Otomasi Industri
Di Politeknik TEDC Bandung
Disusun Oleh:
MUHAMAD RAMDAN
D412021068
i
10. Rekan – rekan mahasiswa Teknik Otomasi Angkatan 2020 dan Teknik
Elektro Angkatan 2020 yang sama – sama berjuang menyelesaikan
masa Pendidikan di Politeknik TEDC Bandung.
11. Kepada semua pihak yang telah mambantu penulis dalam
menyelasaikan penulisan proposal tugas akhir ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga penyusunan proposal tugas akhir ini dapat berhasil dan berjalan
lancar sampai dengan terselesaikannya alat Tugas akhir ini hingga prosesi wisuda.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dari proposal tugas akhir ini,
karena itu penulis menerima saran ataupun kritikan yang membangun guna
memperbaiki proposal dan penyusunan tugas akhir ini.
ii
RINGKASAN
iii
DAFTAR ISI
RINGKASAN ........................................................................................................ ii
1. Judul ................................................................................................................. 1
4. Tujuan .............................................................................................................. 2
7. Metodologi ..................................................................................................... 16
8. Arduino Mega ................................................................................................ 19
9. Internet Of Things .......................................................................................... 21
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
1
1. Judul
Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis Internet Of
Things.
2. Latar Belakang
Energi tampaknya akan tetap menjadi topik penelitian yang menarik
sepanjang peradaban umat manusia dimana upaya untuk mencari sumber energi
alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil masih tetap ramai di bicarakan.
Terdapat beberapa energi alam yang tersedia sebagai energi alternatif yang bersih,
tidak berpolusi, aman serta tidak terbatas persediaannya (Wilson,1996) yaitu salah
satunya energi surya (matahari).
Pada masa yang akan datang, kebutuhan akan energi yang semakin besar
mendorong manusia melakukan penelitian terhadap pemanfaatan energi surya
untuk dikonversi menjadi energi listrik, salah satunya yaitu pengembangan
teknologi fotovoltaik dimana mampu mengkorversi langsung cahaya matahari
menjadi energi listrik dengan menggunakan bahan semikonduktor yang disebut
sel surya (Wahyu Fajaryanto, 2017)
Permasalahan yang kemudian timbul adalah bagaimana menggunakan panel
surya untuk mendapatkan serapan energi dan keluaran listrik yang optimal. Panel
surya dapat menghantarkan daya maksimalnya jika posisi panel sel surya tegak
lurus dengan arah datangnya sinar matahari. Sehingga untuk mengoptimalkan
daya yang dihasilkan oleh panel surya, maka perlu dirancang alat yang
memposisikan agar panel surya selalu berada pada posisi tegak lurus terhadap
arah datangnya sinar matahari. Pergerakan tahunan matahari juga mempengaruhi
terhadap posisi datangnya sinar menuju panel surya. Maka dibutuhkan sebuah
rangkaian alat yang dapat mengikuti arah gerak matahari.
Dengan mengunakan saklar otomatias (dinamik) yang mampu mengikuti
arah gerak matahari agar dapat tegak lurus dengan arah datangnya sinar cahaya
matahari maka akan didapatkan daya yang optimal. Sedangkan saat ini masih
banyak panel surya yang terpasang masih bersifat statik (tidak mengikuti
pergerakan matahari). Keterbatasan pada panel surya yang statis tersebut dapat
diatasi, maka pada penelitian ini akan di uji sebuah panel surya yang dapat
2
6. Tinjauan Pustaka
6.1. Sel Surya (Photovoltaic)
Sel surya (Photovoltaic) adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah energi
matahari menjadi energi listrik. Konversi yang bekerja di dalam sel surya
didasarkan efek fotovoltaik, yaitu ketika sinar matahari yang mengandung foton
menyentuh permukaan bahan fotovoltaik (semikonduktor) diserap lalu
menyebabkan adanya semburan elektron sehingga dapat menghasilkan energi
listrik. Proses pengubahan energi matahari menjadi energi listrik ditunjukkan
dalam Gambar 6.1
Sel surya pada umumnya memiliki ketebalan minimum 0,3 mm yang terbuat
dari irisan bahan semikonduktor dengan kutub positif dan negative, secara
konstan akan menghasilkan energi berkisar ± 0.5 volt – max 600 mV pada 2 amp,
dengan kekuatan radiasi sinar matahari 1000 W/m2 = ‘1 sun’ akan menghasilkan
arus listrik (I) sekitar 30 mA/cm2 per sel surya (Mintorogo, 2000). Pada sel surya
terdapat sambungan (function) antara dua lapisan tipis yang terbuat dari bahan
semikonduktor yang masing - masing yang diketahui sebagai semikonduktor jenis
“P” (positif) dan semikonduktor jenis “N” (Negatif). Silikon jenis P merupakan
lapisan permukaan yang dibuat sangat tipis supaya cahaya matahari dapat
menembus langsung mencapai junction. Bagian P ini diberi lapisan nikel yang
berbentuk cincin, sebagai terminal keluaran positif . Dibawah bagian P terdapat
bagian jenis N yang dilapisi dengan nikel juga sebagai terminal keluaran negatif.
(Wahyu Fajaryanto, 2017).
4
Pada kondisi suhu panel tetap normal di 25º C panel surya akan dapat
menghasilkan listrik secara maksimum, ketika suhu pada panel mengalami
kenaikan dari suhu normal, maka akan mempengaruhi kinerja panel surya itu
sendiri dengan melemahnya tegangan yang didapat . Setiap kenaikan suhu panel
surya 1º C dari 25º C akan berkurang sekitar 0.4% total tenaga yang dihasilkan
atau akan melemah dua kali lipat untuk kenaikan suhu panel surya per 10º C,
dapat dilihat pada Gambar 6.2 Kecepatan angin di sekitar lokasi panel surya dapat
membantu mendinginkan suhu permukaan kaca panel surya. (Mintorogo, 2000).
Gambar 6. 5 Mono-crystalline
Sumber : www.es-static-prod.s3.amazonaws.com
b. Poly-crystalline/Multi-crystalline (Si)
Terbuat dari batang silikon yang dihasilkan dengan cara dilelehkan dan
dicetak oleh pipa paralel, lalu wafers sel surya dengan ketebalan 200-350
mikrometer. Polycrystalline dibuat dengan tujuan untuk menurunkan harga
produksi, sehinga memperoleh sel surya dengan harga yang lebih murah, namun
tingkat efesiensi antara 14 – 16 %. Ciri fisik yang mudah dikenali jenis
polycrystalline adalah warna yang kebiruan, bentuknya bisa kotak atau persegi
dengan pola – pola guratan kebiruan. Bila disusun pada solar panel terlihat lebih
rapat. Policrystalline memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan
dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi
dapat menghasilkan listrik pada saat mendung. ( Pahlevi, 2014)
Gambar 6. 6 Poly-crystalline
Sumber: www.es-static-prod.s3.amazonaws.com
8
di masa depan
Amorphous Cukup Cukup Baik Bekerja baik Sehari-hari
Baik Baik dalam perangkat
pencahayaan komersial
Fluerescent (kalkulator)
Gallium Sangat Sangat Cukup Berat dan rapuh Pemakaian
Arsenide Baik Baik Baik diluar angkasa
(GaAs)
berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut
hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu
tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai
resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe
arus harganya lebih besar dari 200K/detik(selama 20 menit pertama mulai dari
level
cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu
pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10
ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400
lux.(Firmansyah, 2012)
a. Baterai Primer
Baterai primer hanya digunakan dalam pemakaian sekali saja. Pada waktu
baterai dipakai, material dari salah satu elektroda menjadi larut dalam elektrolik
dan tidak dapat dikembalikan dalam keadaan semula.
b. Baterai Sekunder
Baterai sekunder adalah baterai yang dapat digunakan kembali dan kembali
dimuati. Pada waktu pengisian baterai elektroda dan elektrolik mengalami
perubahan kimia, setelah baterai dipakai, elektroda dan elektrolit dapat dimuati
kembali, kondisi semula setelah kekuatannya melemah yaitu dengan
melewatkan arus dengan arah yang berlawanan dengan pada saat baterai
digunakan. Pada saat dimuati energi listrik diubah dalam energi kimia. Jadi,
dapat kita ketahui bahwa fungsi baterai pada rancangan pembangkit tenaga
surya ini adalah untuk menyimpan energi yang dihasilkan solar cell pada siang
hari, tujuannya adalah untuk menyimpan energi listrik cadangan ketika cuaca
mendung atau hujan serta pada malam hari. Dengan demikian dapat bekerja
sesuai dengan kebutuhan. Baterai yang digunakan adalah jenis asam timbal
(baterai basah) yang dapat diisi ulang cairan kimia dan energi listrik.
7. Metodologi
Penelitian ini dilakukan dilakukan dengan menggunakan metode komparasi
(perbandingan) antara antara dua tipe system kerja panel surya yaitu dengan
melakukan pengambilan data ukur system panel surya dinamik dan statik untuk
mengetahui efisiensi dari keduanya. Penelitian ini berupa studi khasus untuk
kawasan Universitas Riau.
Proses tahapan penelitian dilakukan mengikuti bagan alir berikut:
17
Mulai
Identifikasi Masalah
Tinjauan Pustaka
Data Cuaca
System
Sytem Statik
-Waktu pengambilan di Sytem saklar Otomatis
sesuikan dengan waktu -Waktu pengambilan
dinamik setiap 30 menit
Selesai
Analisa Data
Selesai
a. Studi Literatur
Studi literatur dan pendalaman pemahamaan terhadap teori, pengujian
performa dari panel surya dinamik, serta membandingkan panel surya dinamik
dan panel surya statik untuk melihat efisiensi. Studi literature dilakukan dengan
mempelajari buku-buku, jurnal dan artikel ilmiah terbaru yang relevan.
b. Mekanisme Penelitian
Adapun mekanisme penelitian ini yang dilakukan dengan variabel cuaca
yang berbeda, seperti cuaca cerah, hujan, mendung dan cuaca yang berubah ubah.
Mekanisme yang dilakukan antara lain:
1. Panel Surya Dinamik
Langkah awal yang dilakukan dengan alat dan meihat proses kerjanya,
dilakukan pengujian dengan menempatkan alat dibawah sinar matahari dimulai
dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. System kerja panel surya
dinamik yaitu panel surya bergerak mengikuti arah sinar matahari, pengambilan
data akan dilakukan setiap 30 menit sekali dengan mengukur besar arus yang
dihasilkan dan mencatatnya. Selama 9 jam pengambilan data berupa arus listrik
dan disimpan oleh batrai.
2. Panel Surya Statik
Pada pengambilan data ini menggunakan alat yang sama yaitu
menggunakan panel surya yang dibuat ketangkanya memiliki sudut tertentu
yang sesuai setandar yang sisarankan seperti yang digunakan secara umum.
Waktu pengambilan data dilakukan pada pukul 08.00 WIB dan 17.00 WIB,
pengukurannya bersamaan dengan panel surya Dinamik berupa arus listrik yang
dihasilkan dan disimpan dibatrai.
c. Pengolahan Data
Data yang diambil adalah V = tegangan listrik dengan satuan Volt (V) dan I
= arus listrik dengan satuan Amper (A). Selanjutnya akan dilakukan perhitungan P
= I.V dengan P = daya listrik dengan satuan Watt (W)
dengan melakukan perbandingan arus yang dihasilkan oleh panel surya
dinamik dan panel surya statik yang ditunjukan oleh grafik untuk selanjutnya akan
dilakukan analisa hasil pengolahan data.
19
7.2.1 Alat
Dalam melakukan pengukuran alat yang digukan adalah multimeter.
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM
(Volt-Ohm Meter), dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter),
hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter). Terdapat dua jenis
multimeter, yaitu multimeter non elektronis dan multimeter elektronis.
Gambar 7. 2 Multimeter
8. Arduino Mega
Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang
bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata “platform” di sini
adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat
pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman
dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah
sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile
menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory microcontroller. Ada
banyak projek dan alat-alat dikembangkan oleh akademisi dan profesional dengan
menggunakan Arduino, selain itu juga ada banyak modul-modul pendukung
(sensor, tampilan, penggerak dan sebagainya) yang dibuat oleh pihak lain untuk
bisa disambungkan dengan Arduino.
kendali yaitu kendali satu lampu yang digunakan untuk menghidupkan satu lampu
dan kendali dua digunakan untuk menghidupkan lampu secara bersamaan.
Bulan Ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pembuatan Laporan
2 Pengumpulan Data
Daftar Pustaka
Wilson Walery Wenas, 1996 “Elektro Indonesia” Edisi 4 Laboraturium
Semikonduktor,Fisika ITB
Mintorogo, Santoso D, 2000 ” Strategi Aplikasi Sel Surya (Photovoltaic Cells)
Pada Perumahan Dan Bangunan Komersial” Teknik Sipil, Universitas
Kristen Petra, Surabaya.
Fajaryanto, wahyu, 2017 “Pengujian Peforma Panel Surya Dinamik dan Statik
Dengan Melakukan Daya Autput” sekripsi, Teknik Mesin, Universitas
Riau, Pekanbaru
Palevi, Reza, 2014 “Pengujian Karakteristik Panel Surya Berdasarkan Intensitas
Tenaga Surya” Naskah Publikasi, Teknik Elektro, Universitas
Muhammadiyah, Surakarta
Hasan H, 2012 “Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Suryadi Pulau Saugi”
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Teknik
Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makasar
Firmansyah, 2012“Rancang Bangun Sistem Kontrol Penggerak Panel Sel Surya
Berbasis Program Mable Logic Controller” Jurnal Swateknologi Vol. 2
No. 2, Politeknik Swadharma
Rizal Fiqi.M., 2008,” Penerapan Panel Fotovoltaik Terintegrasi Pada Fasade
dan Atap”, Skripsi Sarjana, Univertas Indonesia, Depok
Jansen, T.J., 1995 “Teknologi Rekayasa Sel Surya”, PT Pradnya Paramita, Jakarta
Syahrul, 2011 “ Motor Stepper: Teknologi, Metoda dan Rangkaian Kontrol”
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol. 6 No. 2, Teknik Komputer, Universitas
Komputer Indonesia.
G Timotheus Togar, 2015 “Pemanfaatan Photovoltaic Sebagai Pembangkit Listrik
Tenaga Surya” Jurnal, Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel, Medan.
Nama :
Hari/Tanggal :
Cuaca :
Dinamik Statik
Waktu (WIB) V I V ket
I Daya Daya
No (Arus) (voltage) (Arus) (Voltage)
1 08.00-08.30
2 08.00-09.00
3 09.00-09.30
4 09.30-10.00
5 10.00-10.30
6 10.30-11.00
7 11.00-11.30
8 11.30-12.00
9 12.00-12.30
10 12.30-13.00
11 13.00-13.30
12 13.30-14.00
13 14.00-14.30
14 14.30-15.00
15 15.00-15.30
16 15.30-16.00
17 16.00-16.30
18 16.30-17.00