Anda di halaman 1dari 31

PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

SURYA BERBASIS INTERNET OF THINGS


PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Gelar Sarjana Terapan
Teknik
Program Diploma Empat Program Studi Teknik Otomasi Industri
Di Politeknik TEDC Bandung

Disusun Oleh:

FIQRI RANDIKA SOLEH


D412021062

MUHAMAD RAMDAN
D412021068

MUHAMAD RIZKI HERMAWAN


D412021069

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMASI INDUSTRI


POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-
Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga bisa menyelesaikan
proposal tugas akhir dengan judul “PERANCANGAN SISTEM
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA BERBASIS INTERNET OF
THINGS ”.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, para keluarganya, para sahabatnya, para tabi’in, para wali Allah, dan
sampaikan kepada kita selaku umat-Nya yang mudah-mudahan mendapatkan
keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti Aamiin.
Dalam penyusunan proposal tugas akhir ini banyak hambatan serta
rintangan yang penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat
adanya saran dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. Gerinata Ginting, sebagai Direktur Politeknik TEDC Bandung.
2. Castaka Agus S.,M.Kom.,MCS sebagai Wakil Direktur 1 bidang
akademik.
3. Bapak Alm. Usman Effendi, S.ST,MT. Selaku mantan ketua jurusan
Teknik Otomasi Industri di Politeknik TEDC Bandung.
4. Ibu Yurika, MT. Selaku ketua jurusan Teknik Otomasi Industri di
Politeknik TEDC Bandung.
5. Ibu Reni Listiana Selaku dosen Pembimbing.
6. Ibu, kakak, beserta keluarga besar serta orang – orang terdekat saya.
7. Teman – teman dan seluruh keluarga besar Himpunan Mahasiswa
Elektro Politeknik TEDC Bandung.
8. Teman – teman yang membantu dan memberi masukan penulis dalam
pengerjaan proposal tugas akhir ini. Terima kasih untuk Fiqri Randika
Soleh dan Muhamad Ramdan.
9. Staf dan Dosen Pengajar di Politeknik TEDC Bandung.

i
10. Rekan – rekan mahasiswa Teknik Otomasi Angkatan 2020 dan Teknik
Elektro Angkatan 2020 yang sama – sama berjuang menyelesaikan
masa Pendidikan di Politeknik TEDC Bandung.
11. Kepada semua pihak yang telah mambantu penulis dalam
menyelasaikan penulisan proposal tugas akhir ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.

Semoga penyusunan proposal tugas akhir ini dapat berhasil dan berjalan
lancar sampai dengan terselesaikannya alat Tugas akhir ini hingga prosesi wisuda.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dari proposal tugas akhir ini,
karena itu penulis menerima saran ataupun kritikan yang membangun guna
memperbaiki proposal dan penyusunan tugas akhir ini.

Cimahi, November 2023

ii
RINGKASAN

Matahari merupakan sumber energi yang potensial bagi kebutuhan manusia,


dimana energi tersebut bisa didapat dari panas yang merambat sampai permukaan
bumi. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa dengan mengubah cahaya
matahari terutama intensitas matahari dengan solar sel dapat dibuat sumber energi
listrik untuk konsumsi manusia. Pemilihan sumber energi terbarukan ini sangat
beralasan mengingat suplai energi surya dari sinar matahari yang di terima oleh
permukaan bumi mencapai mencapai 3 x 10²⁴ joule pertahun. Jumlah energi
sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Di
Indonesia melimpahnya cahaya matahari yang merata dan dapat ditangkap di
seluruh kepulauan Indonesia, hampir sepanjang tahun merupakan sumber energi
listrik yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Penggunaan panel surya sebagai daya pembangkit listrik tenaga matahari semakin
dikembangkan. Efesiensi dari panel Surya dapat ditingkatkan melalui performa
desain struktur rangka panel surya yang dapat bergerak mengikuti arah matahari.
Rancangan struktur seperti ini memungkinkan sinar matahari dapat dipertahankan
tetap jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya. Dengan demikian dapat di
hasilkan efisiensi energi yang masuk pada panel surya dapat mencapai maksimal.
Pada penelitian ini ingin diketahui peningkatan peforma system panel surya saklar
otomatais (dianamik) dengan peforma panel surya statik.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

RINGKASAN ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ivv

DAFTAR TABEL ................................................................................................vii

1. Judul ................................................................................................................. 1

2. Latar Belakang ................................................................................................. 1

3. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

4. Tujuan .............................................................................................................. 2

5. Batasan Masalah ...............................................................................................2

6. Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 3

6.1. Sel Surya (Photovoltaic) ........................................................................... 3

6.2 Modul Surya ............................................................................................. 9

6.3 Potensi Energi Surya Yang Ada di Indonesia .........................................10

6.4 Priode Jatuh Cahaya Matahari ................................................................ 12

6.5 Sensor LDR (Light Dependent Resistor) ................................................ 13

6.6 Motor Stepper ......................................................................................... 14

6.7 Baterai ..................................................................................................... 15

7. Metodologi ..................................................................................................... 16
8. Arduino Mega ................................................................................................ 19
9. Internet Of Things .......................................................................................... 21

10. Jadwal Kegiatan ............................................................................................. 22

11. Daftar Pustaka ................................................................................................ 23

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 6. 1 Proses pengubah energi matahari ...................................................... 3


Gambar 6. 2 Karakteristik temperatur sel surya terhadap tegangan keluaran ....... 4
Gambar 6. 3 Jenis semikonduktor ..........................................................................5
Gambar 6. 4 Prinsip Kerja Sel Surya ..................................................................... 6
Gambar 6. 5 Mono-crystalline ............................................................................... 7
Gambar 6. 6 Poly-crystalline ................................................................................. 7
Gambar 6. 7 thin Film ............................................................................................ 8
Gambar 6. 8 Modul Surya ......................................................................................9
Gambar 6. 9 Peta Potensi Energi Surya di Indonesia ......................................... 11
Gambar 6. 10 Potensi Energi Surya Indinesia ..................................................... 12
Gambar 6. 11 Pelepasan Energy Radiasi Matahari Yang Sampai Kebumi ......... 13
Gambar 6. 12 Sensor LDR (Light Dependent Resistor) ...................................... 14
Gambar 6. 13 Motor Stepper ............................................................................... 15
Gambar 6. 14 Baterai / Aki Sebagai Penyimpan Energi Listrik .......................... 16

Gambar 7. 1 Bagan Alir ....................................................................................... 17


Gambar 7.2 Multimeter ........................................................................................19
Gambar 8 Pin Out Arduino Mega ........................................................................21

v
DAFTAR TABEL

Tabel 6. 1 Jenis-Jenis Panel Surya .......................................................................... 9


Tabel 8 Spesifikasi Arduino Mega ...................................................................... `20
Tabel 9 Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................................22

vi
1

1. Judul
Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis Internet Of
Things.
2. Latar Belakang
Energi tampaknya akan tetap menjadi topik penelitian yang menarik
sepanjang peradaban umat manusia dimana upaya untuk mencari sumber energi
alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil masih tetap ramai di bicarakan.
Terdapat beberapa energi alam yang tersedia sebagai energi alternatif yang bersih,
tidak berpolusi, aman serta tidak terbatas persediaannya (Wilson,1996) yaitu salah
satunya energi surya (matahari).
Pada masa yang akan datang, kebutuhan akan energi yang semakin besar
mendorong manusia melakukan penelitian terhadap pemanfaatan energi surya
untuk dikonversi menjadi energi listrik, salah satunya yaitu pengembangan
teknologi fotovoltaik dimana mampu mengkorversi langsung cahaya matahari
menjadi energi listrik dengan menggunakan bahan semikonduktor yang disebut
sel surya (Wahyu Fajaryanto, 2017)
Permasalahan yang kemudian timbul adalah bagaimana menggunakan panel
surya untuk mendapatkan serapan energi dan keluaran listrik yang optimal. Panel
surya dapat menghantarkan daya maksimalnya jika posisi panel sel surya tegak
lurus dengan arah datangnya sinar matahari. Sehingga untuk mengoptimalkan
daya yang dihasilkan oleh panel surya, maka perlu dirancang alat yang
memposisikan agar panel surya selalu berada pada posisi tegak lurus terhadap
arah datangnya sinar matahari. Pergerakan tahunan matahari juga mempengaruhi
terhadap posisi datangnya sinar menuju panel surya. Maka dibutuhkan sebuah
rangkaian alat yang dapat mengikuti arah gerak matahari.
Dengan mengunakan saklar otomatias (dinamik) yang mampu mengikuti
arah gerak matahari agar dapat tegak lurus dengan arah datangnya sinar cahaya
matahari maka akan didapatkan daya yang optimal. Sedangkan saat ini masih
banyak panel surya yang terpasang masih bersifat statik (tidak mengikuti
pergerakan matahari). Keterbatasan pada panel surya yang statis tersebut dapat
diatasi, maka pada penelitian ini akan di uji sebuah panel surya yang dapat
2

mengikuti arah pergerakan matahari. Selanjutnya akan dianalisis unjuk kerjanya


dan dibandingkan dengan unjuk kerja panel surya statis.
3. Rumusan Masalah
Mengacu pada hal diatas, dalam proyek ini akan merancang bangun alat
SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA BERBASIS INTERNET
OF THINGS. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi pergerakan matahari dan posisi
yang optimal bagi solar panel agar tetap pada posisi ideal untuk menghasilkan
energi listrik. Internet of things berfungsi sebagai data logging dan informasi
pembangkitan dan pengukuran.
4. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program
Diploma Empat (D-IV) Teknik Otomasi Industri.
2. Membuat energi listrik yang ramah lingkungan.
3. Mempermudah pasokan energi yang merata pada setiap daerah yang
kekurangan energi listrik.
4. Menghemat penggunaan energi listrik konvensional dari PLN.
5. Batasan Masalah
Mengacu pada hal diatas, dalam proyek ini akan merancang bangun alat
SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA BERBASIS INTERNET
OF THINGS, dengan batasan-batasan sebagai berikut :

1. Mikrokontroller yang digunakan adalah Arduino Mega.


2. Internet of things berbasis aplikasi Blynk.
3. PLTS Hybrid menggunakan pengendali ATS (Automatic Transfer Switch).
3

6. Tinjauan Pustaka
6.1. Sel Surya (Photovoltaic)
Sel surya (Photovoltaic) adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah energi
matahari menjadi energi listrik. Konversi yang bekerja di dalam sel surya
didasarkan efek fotovoltaik, yaitu ketika sinar matahari yang mengandung foton
menyentuh permukaan bahan fotovoltaik (semikonduktor) diserap lalu
menyebabkan adanya semburan elektron sehingga dapat menghasilkan energi
listrik. Proses pengubahan energi matahari menjadi energi listrik ditunjukkan
dalam Gambar 6.1

Gambar 6. 1 Proses pengubah energi matahari


Sumber: (Ahmad Fauzan, 2016)

Sel surya pada umumnya memiliki ketebalan minimum 0,3 mm yang terbuat
dari irisan bahan semikonduktor dengan kutub positif dan negative, secara
konstan akan menghasilkan energi berkisar ± 0.5 volt – max 600 mV pada 2 amp,
dengan kekuatan radiasi sinar matahari 1000 W/m2 = ‘1 sun’ akan menghasilkan
arus listrik (I) sekitar 30 mA/cm2 per sel surya (Mintorogo, 2000). Pada sel surya
terdapat sambungan (function) antara dua lapisan tipis yang terbuat dari bahan
semikonduktor yang masing - masing yang diketahui sebagai semikonduktor jenis
“P” (positif) dan semikonduktor jenis “N” (Negatif). Silikon jenis P merupakan
lapisan permukaan yang dibuat sangat tipis supaya cahaya matahari dapat
menembus langsung mencapai junction. Bagian P ini diberi lapisan nikel yang
berbentuk cincin, sebagai terminal keluaran positif . Dibawah bagian P terdapat
bagian jenis N yang dilapisi dengan nikel juga sebagai terminal keluaran negatif.
(Wahyu Fajaryanto, 2017).
4

Pada kondisi suhu panel tetap normal di 25º C panel surya akan dapat
menghasilkan listrik secara maksimum, ketika suhu pada panel mengalami
kenaikan dari suhu normal, maka akan mempengaruhi kinerja panel surya itu
sendiri dengan melemahnya tegangan yang didapat . Setiap kenaikan suhu panel
surya 1º C dari 25º C akan berkurang sekitar 0.4% total tenaga yang dihasilkan
atau akan melemah dua kali lipat untuk kenaikan suhu panel surya per 10º C,
dapat dilihat pada Gambar 6.2 Kecepatan angin di sekitar lokasi panel surya dapat
membantu mendinginkan suhu permukaan kaca panel surya. (Mintorogo, 2000).

Gambar 6. 2 Karakteristik temperatur sel surya terhadap tegangan keluaran


Sumber: (Mintorogo, 2000)
6.1.1 Prinsip dan Kerja Sel-sel Surya (Photovoltaic)
Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini
dimungkinkan karena bahan material yang menyusun sel surya berupa
semikonduktor. Lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor yakni
jenis n dan jenis p.
Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan
elektron, sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan
semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p =
positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan menambahkan unsur
lain ke dalam semkonduktor, maka akan dapat mengontrol jenis semikonduktor
tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini.
5

Gambar 6. 3 Jenis semikonduktor


Sumber: (Brian,2017)
Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk
meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik
dan panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan
semikonduktor intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama.
Kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun
panas dari sebuah semikoduktor.
Secara sederhana proses pembentukan gerak listrik pada sebuah sel surya
adalah sebagai berikuat:
1. Foton dari cahaya matahari menekan panel surya kemudian diserap oleh
material semikonduktor seperti silikon.
2. Elektron (muatan negatif) terlempar keluar dari atomya, sehingga mengalir
melalui material semikonduktor untuk menghasilkan listrik. Mengalir
dengan arah yang berlawanan dengan elektron pada panel surya silikon.
3. Gabungan / susunan beberapa panel surya mengubah energi surya menjadi
sumber daya listrik DC, yang nantinya akan disimpan dalam suatu wadah
yang dinamakan baterai.
4. Daya listrik dc tidak dapat langsung digunakan pada rangkaian listrik rumah
atau bangunan sehingga harus mengubah daya listriknya menjadi daya
listrik AC. Dengan menggunakan konverter maka daya listrik dc dapat
berubah menjadi daya listrik AC sehingga dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan listrik. (Brian, 2017)
6

Gambar 6. 4 Prinsip Kerja Sel Surya


Sumber: (Brian, 2017)

6.1.2 Perkembangan Sel Surya


Ada beberapa jenis sel solar yang sudah berkembang saat ini sesuai riset dan
pengembangannya. Adapun beberapa jenis sel surya diantaranya:
a. Mono-crystalline (Si)
Teknologi pertama yang berhasil dikembangkan oleh para peneliti adalah
teknologi yang menggunakan bahan silikon kristal tunggal. Mono-crystalline
terbuat dari batang silikon tunggal silinder, yang kemudian diiris tipis menjadi
bentuk wafers dengan ketebalan sekotar 250-300 micrometer, pada permukaan
atasnya dibuat alur alur micro (microgrooves) yang bertujuan untuk meminimalkan
rugi-rugi refleksi atau pantulan. Selain itu merupakan sel surya yang paling efisien,
menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi dan memiliki efisiensi
antara 15-20 %. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi dengan
baik ditempat cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun darstis
dalam cuaca berawan. ( Pahlevi, 2014)
7

Gambar 6. 5 Mono-crystalline
Sumber : www.es-static-prod.s3.amazonaws.com

b. Poly-crystalline/Multi-crystalline (Si)
Terbuat dari batang silikon yang dihasilkan dengan cara dilelehkan dan
dicetak oleh pipa paralel, lalu wafers sel surya dengan ketebalan 200-350
mikrometer. Polycrystalline dibuat dengan tujuan untuk menurunkan harga
produksi, sehinga memperoleh sel surya dengan harga yang lebih murah, namun
tingkat efesiensi antara 14 – 16 %. Ciri fisik yang mudah dikenali jenis
polycrystalline adalah warna yang kebiruan, bentuknya bisa kotak atau persegi
dengan pola – pola guratan kebiruan. Bila disusun pada solar panel terlihat lebih
rapat. Policrystalline memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan
dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi
dapat menghasilkan listrik pada saat mendung. ( Pahlevi, 2014)

Gambar 6. 6 Poly-crystalline
Sumber: www.es-static-prod.s3.amazonaws.com
8

c. Lapisan tipis (thin Film)


Jenis sel surya ini diproduksi dengan cara menambahkan satu atau beberapa
lapisan material sel surya yang tipis ke dalam lapisan dasar. Sel surya jenis ini
sangat tipis karenanya sangat ringan dan fleksibel. Jenis ini dikenal juga dengan
nama TFPV (Thin Film Photovoltaic). Bahan baku silikon yang digunakan tidak
lebih dari 1% jika di bandingkan dengan bahan baku tipe silicon wafer. Metode
yang sering digunakan pembuatan jenis ini adalah dengan plasma-
enhancedchemical vapour deposition (PEVCD) dari gas saline dan hydrogen.
Lapisan mengunakan metode ini menghasilkan silikon yang tidak memiliki arah
oretansi kristal atau yang dikenal sebagai amorphous silikon (non kristal). Sel
surya lapisan tipis juga dibuat dari bahan semikonduktor lainnya yang memiliki
efisiensi sel solar tinggi seperti Cadmium Telluride (Cd Te), Amorphous Silikon
(a-Si), Cadmium Sulfide (CdS), Gallium Arsenide (GaAs), Copper Indium
Selenide (CIS), dan Copper Indium Gallium Selenede. Efesiensi tertinggi saat ini
yang bisa dihasilkan oleh jesni sel surya lapisan tipis ini adalah sebesar 25 % yang
berasal dari sel surya CIGS. ( Pahlevi, 2014)

Gambar 6. 7 thin Film


Sumbe: www.es-static-prod.s3.amazonaws.com
Berikut adalah table perbandingan beberapa panel surya :
Jenis Panel Efesiensi Daya Biaya Keterangan Penggunaan
Perubahan Tahan
Daya
Mono Sangat Sangat Baik Kegunaan Sehari-hari
Baik Baik Pemakaian Luas
Poly Baik Sangat Sangat Cocok untu Sehari-hari
Baik Baik produksi masal
9

di masa depan
Amorphous Cukup Cukup Baik Bekerja baik Sehari-hari
Baik Baik dalam perangkat
pencahayaan komersial
Fluerescent (kalkulator)
Gallium Sangat Sangat Cukup Berat dan rapuh Pemakaian
Arsenide Baik Baik Baik diluar angkasa
(GaAs)

Tabel 6. 1 Jenis-Jenis Panel Surya


Sumber : www.RoyalPV.com/jenis/panel/surya/

6.2 Modul Surya


Modul surya (fotovoltaic) adalah sejumlah sel surya yang dirangkai secara
seri dan paralel, untuk meningkatkan tegangan dan arus yang dihasilkan sehingga
cukup untuk pemakaian sistem catu daya beban. Untuk mendapatkan keluaran
energi listrik yang maksimum maka permukaan modul surya harus selalu
mengarah ke matahari. Komponen utama sistem surya photovoltaic adalah modul
yang
merupakan unit rakitan beberapa sel surya photovoltaic. Untuk membuat modul
photovoltaic secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film.
Modul photovoltaic kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana,
sedangkan untuk membuat sel photovoltaic diperlukan teknologi tinggi. Modul
photovoltaic tersusun dari beberapa sel photovoltaic yang dihubungkan secara seri
dan parallel. (Togar, 2015)

Gambar 6. 8 Modul Surya


Sumber: (Togar, 2015)
10

6.3 Potensi Energi Surya Yang Ada di Indonesia


Kebutuhan energi dunia akhir-akhir ini sangat meningkat tajam, terutama
dengan munculnya negara-negara industri raksasa. Peningkatan ini akan sangat
terasa pada dekade-dekade awal abad ke-21. Sebagai contoh, pada tahun 2000
kebutuhan energi listrik dunia mencapai 7-8 triliyun KWh dan diprediksikan pada
tahun 2020 kebutuhan akan mencapai 14,5 triliyun KWh. Untuk memenuhi
kebutuhan yang semakin hari semakin tinggi, pemerintah mengeluarkan Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 17/2013 Pasal 2 Ayat 1 yang
menyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional
melalui pemanfaatan energi surya yang ramah lingkungan, pemerintah
menugaskan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk membeli tenaga listrik
dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) karena seperti yang kita ketahui
bahwa PLTS akan sangat cocok di kembangkan di Indonesia dengan iklim tropis.
(Firdaus, 2014)
Dikarenakan Indonesia merupakan daerah surplus radiasi matahari, maka
energi surya diyakini sangat potensial untuk dikembangkan. Dalam hal ini, energi
surya merupakan alternatif energi terbarukan yang mampu menjadi salah satu
solusi untuk menjadi pengganti energi fosil. Selain itu, energi surya juga adalah
salah satu sumber energi bersih yang memberikan dampak negatif minimal bagi
lingkungan. Diproyeksikan di masa yang akan datang, energi surya akan menjadi
salah satu energi yang dapat mengakomodir kebutuhan manusia dan paling
banyak digunakan di banyak negara termasuk Indonesia.
11

Gambar 6. 9 Peta Potensi Energi Surya di Indonesia


Sumber : (Kementrian ESDM, 2013)
Berdasarkan letak geografis yang strategis, hampir seluruh daerah di
Indonesia berpotensi untuk dikembangkan PLTS dengan daya rata-rata mencapai
4kWh/m2. Kawasan barat Indonesia memiliki distribusi penyinaran sekitar 4,5
kWh/m2/hari dengan variasi bulanan 10% sementara kawasan timur Indonesia
berpotensi penyinaran sekitar 5,1 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.
Hal ini perlu dimanfaatkan dengan baik dengan percepatan pembangunan
pembangkit listrik tenaga surya di berbagai daerah yang berpotensi di seluruh
kawasan Indonesia. (Firdaus, 2014)
12

Gambar 6. 10 Potensi Energi Surya Indinesia


Sumber : (Kementrian ESDM,2013)
6.4 Priode Jatuh Cahaya Matahari
Cahaya mamiliki sifat-sifat yang pasti dan terukur. Sinar dating sama
dengan sudut pantulnya dan cahaya mengandung sprectrum warna dan
kemampuan mata untuk melihat suatu objek tergantung dari sprectrum warna
yang dipantulkan suatu benda
Menurut teori radiasi matahari, bahwa radiasi matahari yang masuk ke bumi
tidak semuanya diserap. Hanya 15% yang diserap oleh permukaan bumi. Ada juga
yang dipantulkan dan diteruskan. Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari
sebenarnya hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69 % dari total energi
pancaran matahari. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh
permukaan bumi sebernaya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10²⁴
joule pertahun. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi
energi di seluruh dunia saat ini. (Rizal, 2008)
13

Gambar 6. 11 Pelepasan Energy Radiasi Matahari Yang Sampai Kebumi


Sumber:(Rizal, 2008)

Pada poros bumi memiliki kemiringan 23,5°selama mengitari matahari,


maka matahari tidak selalu jatuh tegak lurus dengan garis khatulistiwa, akan tetapi
pada waktu tertentu sinar matahari akan jatuh tegak lurus dengan garis
khatulistiwa. (Burhanuddin 2006). Maka jumlah sinar persatuan luas (m²) dapat
mencapai angka yang besar pula. Pada tanggal 20 maret dan 23 september secara
teoritis jumlah tersebut mencapai maksimal, karena pada hari-hari tersebut
matahari sedang melintasi khatulistiwa. Pada tanggal 21 juni (utara) dan 22
desember (selatan) jumlah tersebut mencapai minimum atau jugak maksimumnya.
Akibat jatunya sinar matahari ini, sangat sanggat berguna sekali untuk
pemamfaatan energi matahari secara aktif yaitu penggunaan solar sell atau
fotovoltaik. (Rizal, 2008)

6.5 Sensor LDR (Light Dependent Resistor)


LDR(Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen
elektronika yang dapat berubah resistansinya ketika mendeteksi perubahan
intensitas cahaya yang diterimanya sehungga LDR dapat juga dikatakan sebagai
sensor cahaya, karakteristik dari LDR ini ialah LDR akan berubah resistansinya /
tahanannya ketika terjadi perubahan cahaya yang dideteksinya.(Firmansah,2012)
Bila sebuah Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) dibawa dari
suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang
gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera
14

berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut
hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu
tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai
resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe
arus harganya lebih besar dari 200K/detik(selama 20 menit pertama mulai dari
level
cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu
pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10
ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400
lux.(Firmansyah, 2012)

Gambar 6. 12 Sensor LDR (Light Dependent Resistor)


Sumber: (Firmansyah, 2012)
6.6 Motor Stepper
Motor stepper merupakan salah satu jenis motor yang banyak digunakan
saat
ini sebagai actuator, Sebenarnya yang membedakan motor stepper dengan jenis
motor lainnya misalnya pada motor AC dan motor DC salah satunya adalah dari
segi putarannya. Motor stepper merupakan motor DC yang, tidak mempunyai
komutator. Umumnya motor stepper hanya mempunyai kumparan pada bagian
stator sedangkan pada bagian rotor merupakan magnet permanen (bahan
ferromagnetic). Karena konstruksi inilah maka motor stepper dapat diatur
posisinya
pada posisi tertentu dan/atau berputar ke arah yang diinginkan, apakah searah
jarum jam atau sebaliknya. Ada tiga jenis motor stepper: motor stepper Magnet
Permanen,
Variable Reluctance dan Hybrid. Semua jenis tersebut melakukan fungsi dasar
15

yang sama, penggunaan motor stepper memiliki beberapa keunggulan


dibandingkan dengan penggunaan motor DC biasa. Keunggulannya antara lain
adalah : (Syahrul, 2011)
 Motor dapat langsung memberikan torsi penuh pada saat mulai bergerak
 Posisi dan pergerakan repetisinya dapat ditentukan secara presisi
 Memiliki respon yang sangat baik terhadap mulai, stop dan berbalik
(perputaran)
 Sangat realibel karena tidak adanya sikat yang bersentuhan dengan rotor
seperti pada motor DC
 Dapat menghasilkan perputaran yang lambat sehingga beban dapat dikopel
langsung ke porosnya
 Frekuensi perputaran dapat ditentukan secara bebas dan mudah pada range
yang luas.

Gambar 6. 13 Motor Stepper


Sumber: www.omc-stepperonline.com
6.7 Baterai
Baterai pembangkit listrik tenaga matahari pada umumnya hanya aktif pada
saat siang hari (pada saat sinar matahari ada). Sehingga untuk keperluan malam
hari solar cell tidak dapat digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka energi
yang dihasilkan solar cell pada siang hari disimpan sebagai energi cadangan pada
saat matahari tidak tampak. Untuk menyimpan energi tersebut dipakai suatu
baterai sebagai penyimpanan muatan energi. Baterai digunakan untuk sistem
pembangkit tenaga listrik matahari mempunyai fungsi yang ganda. Suatu sisi
baterai berfungsi sebagai penyimpanan energi, sedang disisi lain baterai harus
dapat berfungsi sebagai satu daya dengan tegangan yang konstan untuk menyuplai
beban. Menurut penggunaan baterai dapat diklasifikasikan menjadi: (Hasnawiya
Hasan, 2012)
16

a. Baterai Primer
Baterai primer hanya digunakan dalam pemakaian sekali saja. Pada waktu
baterai dipakai, material dari salah satu elektroda menjadi larut dalam elektrolik
dan tidak dapat dikembalikan dalam keadaan semula.
b. Baterai Sekunder
Baterai sekunder adalah baterai yang dapat digunakan kembali dan kembali
dimuati. Pada waktu pengisian baterai elektroda dan elektrolik mengalami
perubahan kimia, setelah baterai dipakai, elektroda dan elektrolit dapat dimuati
kembali, kondisi semula setelah kekuatannya melemah yaitu dengan
melewatkan arus dengan arah yang berlawanan dengan pada saat baterai
digunakan. Pada saat dimuati energi listrik diubah dalam energi kimia. Jadi,
dapat kita ketahui bahwa fungsi baterai pada rancangan pembangkit tenaga
surya ini adalah untuk menyimpan energi yang dihasilkan solar cell pada siang
hari, tujuannya adalah untuk menyimpan energi listrik cadangan ketika cuaca
mendung atau hujan serta pada malam hari. Dengan demikian dapat bekerja
sesuai dengan kebutuhan. Baterai yang digunakan adalah jenis asam timbal
(baterai basah) yang dapat diisi ulang cairan kimia dan energi listrik.

Gambar 6. 14 Baterai / Aki Sebagai Penyimpan Energi Listrik


Sumber: (Hasnawiya Hasan, 2012)

7. Metodologi
Penelitian ini dilakukan dilakukan dengan menggunakan metode komparasi
(perbandingan) antara antara dua tipe system kerja panel surya yaitu dengan
melakukan pengambilan data ukur system panel surya dinamik dan statik untuk
mengetahui efisiensi dari keduanya. Penelitian ini berupa studi khasus untuk
kawasan Universitas Riau.
Proses tahapan penelitian dilakukan mengikuti bagan alir berikut:
17

7.1. Diagram Alir

Mulai

Identifikasi Masalah

Tinjauan Pustaka

Data Cuaca

System

Sytem Statik
-Waktu pengambilan di Sytem saklar Otomatis
sesuikan dengan waktu -Waktu pengambilan
dinamik setiap 30 menit

Selesai

Analisa Data

Penyusunan Tugas Akhir

Selesai

Gambar 7. 1 Bagan Alir


18

a. Studi Literatur
Studi literatur dan pendalaman pemahamaan terhadap teori, pengujian
performa dari panel surya dinamik, serta membandingkan panel surya dinamik
dan panel surya statik untuk melihat efisiensi. Studi literature dilakukan dengan
mempelajari buku-buku, jurnal dan artikel ilmiah terbaru yang relevan.
b. Mekanisme Penelitian
Adapun mekanisme penelitian ini yang dilakukan dengan variabel cuaca
yang berbeda, seperti cuaca cerah, hujan, mendung dan cuaca yang berubah ubah.
Mekanisme yang dilakukan antara lain:
1. Panel Surya Dinamik
Langkah awal yang dilakukan dengan alat dan meihat proses kerjanya,
dilakukan pengujian dengan menempatkan alat dibawah sinar matahari dimulai
dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. System kerja panel surya
dinamik yaitu panel surya bergerak mengikuti arah sinar matahari, pengambilan
data akan dilakukan setiap 30 menit sekali dengan mengukur besar arus yang
dihasilkan dan mencatatnya. Selama 9 jam pengambilan data berupa arus listrik
dan disimpan oleh batrai.
2. Panel Surya Statik
Pada pengambilan data ini menggunakan alat yang sama yaitu
menggunakan panel surya yang dibuat ketangkanya memiliki sudut tertentu
yang sesuai setandar yang sisarankan seperti yang digunakan secara umum.
Waktu pengambilan data dilakukan pada pukul 08.00 WIB dan 17.00 WIB,
pengukurannya bersamaan dengan panel surya Dinamik berupa arus listrik yang
dihasilkan dan disimpan dibatrai.
c. Pengolahan Data
Data yang diambil adalah V = tegangan listrik dengan satuan Volt (V) dan I
= arus listrik dengan satuan Amper (A). Selanjutnya akan dilakukan perhitungan P
= I.V dengan P = daya listrik dengan satuan Watt (W)
dengan melakukan perbandingan arus yang dihasilkan oleh panel surya
dinamik dan panel surya statik yang ditunjukan oleh grafik untuk selanjutnya akan
dilakukan analisa hasil pengolahan data.
19

7.2.1 Alat
Dalam melakukan pengukuran alat yang digukan adalah multimeter.
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM
(Volt-Ohm Meter), dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter),
hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter). Terdapat dua jenis
multimeter, yaitu multimeter non elektronis dan multimeter elektronis.

Gambar 7. 2 Multimeter
8. Arduino Mega
Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang
bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata “platform” di sini
adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat
pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman
dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah
sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile
menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory microcontroller. Ada
banyak projek dan alat-alat dikembangkan oleh akademisi dan profesional dengan
menggunakan Arduino, selain itu juga ada banyak modul-modul pendukung
(sensor, tampilan, penggerak dan sebagainya) yang dibuat oleh pihak lain untuk
bisa disambungkan dengan Arduino.

Arduino berevolusi menjadi sebuah platform karena ia menjadi pilihan dan


acuan bagi banyak praktisi. Salah satu yang membuat Arduino memikat hati
banyak orang adalah karena sifatnya yang open source, baik untuk hardware
maupun software-nya. Diagram rangkaian elektronik Arduino digratiskan kepada
semua orang. Anda bisa bebas men-download gambarnya, membeli komponen-
20

komponennya, membuat PCB-nya dan merangkainya sendiri tanpa harus


membayar kepada para pembuat Arduino. Sama halnya dengan IDE Arduino yang
bisa di-download dan diinstal pada komputer secara gratis. Kita patut berterima
kasih kepada tim Arduino yang sangat dermawan membagi-bagikan kemewahan
hasil kerja keras mereka kepada semua orang.

Arduino Mega 2560 merupakan papan sirkuit dengan chip mikrokontroler


Atmega2560 dan memiliki jumlah pin paling banyak diantara semua jenis
Arduino lainnya. Perlu kamu ketahui bahwa jenis 2560 ini adalah versi perbaikan
dari Arduino Mega sebelumnya. Apa bedanya Arduino Mega 2560 dengan versi
Arduino Mega sebelumnya?

Perbedaan paling mencoloknya terletak pada chip mikrokontroler yang


digunakan. Arduino Mega versi sebelumnya menggunakan chip mikrokontroler
Atmega16U2, sedangkan versi yang sekarang menggunakan chip Atmega2560.
Selain itu, versi yang sekarang sudah tidak lagi menggunakan chip FTDI untuk
fungsi USB to serial converter seperti versi sebelumnya.
Spesifikasi Arduino Mega

Tabel 8 Spesifikasi Arduino mega


21

Pin Out Arduino Mega :

Gambar 8 Pin Out Arduino Mega


9. Internet Of Things
Internet of things (IoT) merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk
memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus
menerus. Internet of things (IoT) bisa dimanfaatkan pada gedung untuk
mengendalikan peralatan elektronik seperti lampu ruangan yang dapat
dioperasikan dari jarak jauh melalui jaringan komputer. Penelitian ini bertujuan
untuk membangun perangkat remote control dengan memanfaatkan teknologi
internet untuk melakukan proses pengendalian lampu berbasis mobile. Penelitian
dilakukan dengan membangun sebuah prototype dan aplikasi berbasis mobile
menggunakan bahasa pemrograman python. Dalam penelitian ini terdapat fitur
22

kendali yaitu kendali satu lampu yang digunakan untuk menghidupkan satu lampu
dan kendali dua digunakan untuk menghidupkan lampu secara bersamaan.

10. Jadwal Kegiatan

Bulan Ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pembuatan Laporan

2 Pengumpulan Data

Tabel 9 Jadwal Kegiatan Penelitian


23

Daftar Pustaka
Wilson Walery Wenas, 1996 “Elektro Indonesia” Edisi 4 Laboraturium
Semikonduktor,Fisika ITB
Mintorogo, Santoso D, 2000 ” Strategi Aplikasi Sel Surya (Photovoltaic Cells)
Pada Perumahan Dan Bangunan Komersial” Teknik Sipil, Universitas
Kristen Petra, Surabaya.
Fajaryanto, wahyu, 2017 “Pengujian Peforma Panel Surya Dinamik dan Statik
Dengan Melakukan Daya Autput” sekripsi, Teknik Mesin, Universitas
Riau, Pekanbaru
Palevi, Reza, 2014 “Pengujian Karakteristik Panel Surya Berdasarkan Intensitas
Tenaga Surya” Naskah Publikasi, Teknik Elektro, Universitas
Muhammadiyah, Surakarta
Hasan H, 2012 “Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Suryadi Pulau Saugi”
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Teknik
Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makasar
Firmansyah, 2012“Rancang Bangun Sistem Kontrol Penggerak Panel Sel Surya
Berbasis Program Mable Logic Controller” Jurnal Swateknologi Vol. 2
No. 2, Politeknik Swadharma
Rizal Fiqi.M., 2008,” Penerapan Panel Fotovoltaik Terintegrasi Pada Fasade
dan Atap”, Skripsi Sarjana, Univertas Indonesia, Depok
Jansen, T.J., 1995 “Teknologi Rekayasa Sel Surya”, PT Pradnya Paramita, Jakarta
Syahrul, 2011 “ Motor Stepper: Teknologi, Metoda dan Rangkaian Kontrol”
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol. 6 No. 2, Teknik Komputer, Universitas
Komputer Indonesia.
G Timotheus Togar, 2015 “Pemanfaatan Photovoltaic Sebagai Pembangkit Listrik
Tenaga Surya” Jurnal, Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel, Medan.

Yuliarto Brian, 2017 “Manajemen Energi Matahari” ITB , Bandung

Ahmad Fauzan, 2016 “Solar Tracking System Untuk Mengoptimalkan


Penyerapan Energi Matahari Pada Panel Surya Menggunakan
Mikrokontroler Atmega 16” Universitas Negri Jember.
24

Lampiran 1 Tabel Data

Nama :
Hari/Tanggal :
Cuaca :
Dinamik Statik
Waktu (WIB) V I V ket
I Daya Daya
No (Arus) (voltage) (Arus) (Voltage)
1 08.00-08.30
2 08.00-09.00
3 09.00-09.30
4 09.30-10.00
5 10.00-10.30
6 10.30-11.00
7 11.00-11.30
8 11.30-12.00
9 12.00-12.30
10 12.30-13.00
11 13.00-13.30
12 13.30-14.00
13 14.00-14.30
14 14.30-15.00
15 15.00-15.30
16 15.30-16.00
17 16.00-16.30
18 16.30-17.00

Anda mungkin juga menyukai