Disusun Oleh :
FERI HERLAMBANG
Nim :1770011045
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA
2021
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Strata
Satu (S-1)
Disusun oleh :
FERI HERLAMBANG
NIM : 1770011045
iii
LEMBAR ASISTENSI
NIM : 1770011045
iv
ABSTRAK
Pada era globalisasi saat ini menuntut orang untuk berperan aktif menggunakan
kreatifitas dan kemampuan berinovasi guna menghasilkan suatu produk yang
berkualitas. Oleh karena itu, banyak pihak yang berlomba-lomba untuk membuat
atau mengembangkan teknologi yang memiliki manfaat dan lebih ekonomis.
Banyak peralatan-peralatan bantu baru yang dibuat orang. Hal ini dimaksudkan
untuk membantu dan mempermudah dalam proses kerja. Peralatan yang diciptakan
tersebut meliputi segala aspek, bisa dalam skala industri maupun skala rumah
tangga dengan desain yang komplek maupun desain sederhana. Dengan adanya
mesin yang diciptakan, kegiatan di rumah tangga bisa lebih ektif dan mudah seperti
halnya dalam proses pengolahan daging konsumsi untuk dijadikan sebagai bahan
makanan lain, salah satu proses pengolahan daging ayam adalah penggilingan yang
bertujuan menghancurkan dan menghaluskan daging sehingga bisa di buat makanan
lain seperti bakso. Mesin penggiling ini memiliki dimensi 52 cm x 52 cm x 72 cm
dengan konstruksi sederhana dan mudah dioperasikan. Penggerak utama mesin
pencacah plastik menggunakan motor listrik 1 phase dengan daya sebesar 200 watt
dan putaran 2800 rpm.
Kata kunci : Motor AC, Poros, Gaya Potong.
ABSTRACT
In the current era of globalization requires people to play an active role using
creativity and the ability to innovate to produce a quality product. Therefore, many
parties are competing to create or develop technology that has benefits and is more
economical. Many new tools are made by people. This is intended to assist and
simplify the work process. The equipment created covers all aspects, both on an
industrial scale and on a household scale with complex designs or simple designs.
With the machine that was created, activities in the household can be more effective
and easy as in the process of processing consumption meat to be used as other food
ingredients, one of the processing processes for chicken meat is grinding which
aims to crush and refine meat so that it can be made into other foods such as
meatballs. This grinding machine has dimensions of 52 cm x 52 cm x 72 cm with a
simple construction and easy to operate. The main mover of the plastic chopping
machine uses a single phase electric motor with a power of 200 watts and a rotation
of 2800 rpm.
Keywords : Ac Motor, Shaft, Cutting Force.
v
KATA PENGANTAR
atas berkat, rahmat serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Laporan Tugas Akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T) pada Program Studi Teknik Mesin
banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan
penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sangat tulus kepada :
sampai saat ini, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
dengan baik.
selesai.
vi
5. Bapak Nurkim, ST., MM., MT selaku Seketaris Program Studi Teknik
Krisnadwipayana.
memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat
Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya
Feri Herlambang
vii
DAFTAR ISI
HalamanJudul.........................................................................................................i
SK Dekan................................................................................................................ii
HalamanPengesahan............................................................................................iii
Abstraksi ............................................................................................................... v
Daftar Tabel.......................................................................................................xvii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.5. Hipotesis…………………………………………………………………...4
viii
1.7. Sistematika Penulisan……………………………………………………...5
BAB II ................................................................................................................ 7
ix
2.6. Pulley……………………………………………………………………..22
2.7. Poros……………………………………………………………………...23
2.8. Pasak……………………………………………………………………..28
x
3.1.4. Pengambilan Data ....................................................................... 40
BAB IV ............................................................................................................. 45
xi
4.3. Perencanaan Motor Listrik……………………………………………….51
Digerakkan……………………………………………………….54
xii
4.7. Perencanaan Pasak……………………………………………..………..61
BAB V............................................................................................................... 59
PENUTUP ......................................................................................................... 59
5.1. Kesimpulan………………………………………………………………59
5.2. Saran……………………………………………………………………...60
DAFTAR PUSTAKA………………………...………………….…...…………61
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
Gambar 2.18. Penutup Penggiling…………………………………………….....38
xv
DAFTAR NOTASI
F = Gaya (kg)
𝑓𝑐 = Faktor koreksi
xvi
D2 = Diameter pulley yang digerakan (mm)
𝜇 = Koefisien gesek
xvii
𝑡1 = Kedalaman alur pada pasak pada poros (mm)
Z = Absolute viscosity
d = Diameter (mm)
xviii
DAFTAR TABEL
xix
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini menuntut orang untuk berperan aktif
suatu produk yang berkualitas. Oleh karena itu, banyak pihak yang
baru yang dibuat orang. Hal ini dimaksudkan untuk membantu dan
skala industri maupun skala rumah tangga dengan desain yang komplek
di rumah tangga bisa lebih ektif dan mudah seperti halnya dalam proses
1
umum ditemui dipasaran adalah mesin yang menggunakan daya
biasanya terbuat dari bahan besi cor. Mesin penggiling daging ayam
proses selanjutnya.
percobaan ?
2
1.3. Tujuan Penelitian
konsumsi.
penggiling daging.
daging.
Dalam penulisan tugas akhir ini perlu untuk membuat suatu batasan
3. Menentukan V-Belt
4. Menentukan pulley
3
6. Menentukan bantalan.
1.5. Hipotesis
kg/jam.
berikut :
1. Studi Literatur.
2. Studi Lapangan.
4
Studi lapangan merupakan suatu metode yang digunakan untuk
3. Wawancara.
Kg/Jam” disusunlah sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
5
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat perhitungan pada alat yang akan dianalisis dengan
yang di buat.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Daging ialah bagian lunak pada hewan yang terbungkus kulit dan
sebagian besar dari jaringan otot, ditambah dengan lemak yang melekat
gumpalam (berkas) lembut yang terdiri atas urat-urat pada tubuh manusia
atau binatang yang berada di antara kulit dan tulang). Daging menurut KBBI
makanan.
Daging ayam didapatkan dari ayam ternak yaitu unggas yang paling
babi, ayam telah menjadi bahan yang sangat lazim pada berbagai hidangan.
belas oleh Karl Drais . Bentuk paling awal dari penggiling daging adalah
7
logam yang memiliki beberapa lubang kecil, menghasilkan untaian daging
memotong daging dan menjadi potongan kecil. Lalu saat pertama kali
pemicu, mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran yang
Mesin giling daging atau yang sering disebut “Meat Grinder” adalah
alat atau mesin yang digunakan untuk menggiling daging menjadi lebih
8
(Gambar 2.1. Mesin Penggiling Daging)
penampang trapesium.
9
F. Lubang masuk alat penggiling : Tempat masuknya daging selama
proses penggilingan.
saringan.
relatif antara dua atau lebih komponen mesin agar selalu bergerak
digiling.
Mesin giling daging atau meat grinder adalah jenis mesin yang
berfungsi untuk menggiling daging menjadi tekstur yang lebih halus. Mesin
giling daging atau meat Grinder saat ini telah banyak digunakan oleh para
10
2.2.2. Prinsip Kerja Alat Penggiling Daging Konsumsi Dengan
(press) daging yang masuk melalui saluran pemasukan dibawah oleh ulir
keruang diantara ulir, daging yang berkumpul di luar, ditekan (press) dan
penggiling. poros ulir (poros penggiling) yang di pasang puli akan berputar
dimasukan melalui corong dan pisau, poros ulir mendorong daging menuju
pisau, dan pisau menghaluskan daging, daging yang sudah di haluskan tadi
agar dapat berdiri kokoh ketika mesin dioprasikan. Pemilihan bahan serta
11
(Gambar 2.2. Kerangka Mesin Penggiling Daging)
cm dan memiliki profil baja karbon rendah. Baja yang digunakan dalam
ketebalan 2 mm.
1. Gaya luar
Pada suatu batang apabila terdapat muatan maka akan terdapat gaya
rekasi yang timbul pada tumpuan. Pada kasus ini terdapat beban stastik
12
2. Gaya-Gaya Dalam
tertumpu pada konstruksi yang menimbulkan reaksi gaya. Hal ini terjadi
apabila ada muatan maka ada reaksi yang terjadi, sebagai berikut :
a. Pengelasan jalur
siku.
13
b. Pengelasan alur
Pada ulur bagian yang disambung dibuat alur dalam bentuk persegi,
serong ( bevel ), V, U dan J pada sisi tunggal atau ganda. Logam pengisi
dibedakan menjadi las kampuh dan las sudut. Untuk menghitung kekuatan
sambungan las ini harus disesuaikan dengan cara pengelasannya serta jenis
pembebanan yang akan bekerja pada penmapang yang di las tersebut. Bila
sambungan las ini menerima gaya luar, maka sambungan tersebut akan
putus tertarik, sifat tarikan ini dapat dihitung dengan rumus berikut :
𝑃
σt = h .l (kg/mm²)………………………pustaka 3 hal 181
Dimana :
P = Beban (kg)
14
σt = Tegangan tarik (kg/mm²)
adalah sambungan sudut. Tegangan geser pada las sudut dapat dihitung
0,707 . 𝑃
𝜏= h .l
……………………………………...pustaka 3 hal 191
Dimana :
1,414 . 𝑃.𝑙
𝜎𝑏 = ……………………………………………..pustaka 3 hal 191
h .l.𝑏
Dimana :
P = Beban (kg)
15
2.4. Motor Penggerak
konsumsi. Karena alat ini yang akan menggerakan mata pisau yang
berupa putaran pada poros. Sumber arus listrik yang digunakandapat berupa
arus listrik searah atau DC maupun arus listrik bolak-balik atau AC. Jenis
Arus listrik yang menggunakan arus searah atau DC sebagai arus sumber
disebut motor DC. Sebaliknya, motor listrik yang menggunakan arus bolak-
16
2.4.1. Motor Arus Bolak-Balik
Motor listrik arus bolak-balik adalah salah satu jenis motor listrik
yang di suplai oleh sumber tegangan arus bolak balik(AC). Motor listrik
berikut.
Motor sinkron adalah salah satu jenis motor listrik arus bolak balik
(AC) yang bekerja pada kecepatan tetap dan konstan pada sistem frekuensi
tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) sebagai pembangkit daya
dan memiliki torsi awal yang cukup rendah, oleh karena itu motor sinkron
sehingga motor listrik jenis ini biasa digunakan pada sistem yang memakai
banyak listrik.
Motor induksi merupakan salah satu jenis motor listrik bolak balik
(AC) yang bekerja berdasarkan prinsip kerja induksi medan magnet antara
stator dan rotor. Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis
yaitu :
Motor induksi jenis ini hanya memiliki satu gulungan pada stator,
17
Dengan pasokan daya satu fasa serta memiliki rotor kandang tupai dan
Motor listrik jenis ini merupakan jenis motor induksi yang paling umum
digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti mesin cuci, kipas angin
dan pengering.
tegangan tiga fasa yang seimbang. Motor listrik jenis tersebut memiliki
kemampuan daya yang cukup tinggi, dan memiliki kandang tupai ataupun
digunakan pada industri menggunakan motor listrik jenis ini, sebagai contoh
1. V-belts
yang berjarak pendek. Gaya jepit ditimbulkan oleh bentuk alur V. Gaya tarik
atau load yang lebih besar menghasilkan gaya jepit belt yang kuat.
18
• Gaya jepit belt memungkinkan sudut kontak yang lebih kecil dan
adalah n₁ (rpm) dan n₂ (rpm), dan diameter nominal masing masing adalah
𝑛₁ Dₚ 1 1
=𝑖= = ; …………………………. pustaka 3 hal 166
𝑛₂ 𝑑ₚ 𝑢 𝑖
19
𝜋.𝑑𝑝.𝑛1
v= ……………………………………………pustaka 3 hal 166
60 𝑥 1000
Dimana :
dalam satu benda, bila D₁ maka putarannya juga n₁ dan bila D₂ maka
putarannya n₂
π 1
L = 2C + ( 𝑑𝑝 + Dₚ) + 4𝐶 (Dₚ - 𝑑ₚ)² ……………….pustaka 3 hal 170
2
Dimana :
L = Panjang sabuk
20
2.5.3. Gaya-Gaya Pada Belt
1. Sudut Kontak
57 ( Dₚ−dₚ )
θ = 180º - …………………………pustaka hal 3 173
𝐶
Keterangan :
2.6. Pulley
dudukan sabuk. Pulley ini ditempatkan disebuah poros yang diikat dengan
cara di cor.
21
Tabel 2.1. Koefisien gesekan antara pulley dengan sabuk.
2.7. Poros
putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Dalam bab ini akan dibicarakan hal poros penerus daya dan pasak yang
22
dan pasak yang dipakai untuk meneruskan momen dari atau kepada poros.
1. Poros Transmisi
Poros untuk ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur.
Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, pulley
2. Spindel
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil
23
3. Gandar
umum, poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dll., poros
diperhatikan.
1. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di atas. Juga
ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-
24
2. Kekakuan Poros
pada turbin dan kotak roda gigi). Karena itu, disamping kekuatan poros,
3. Putaran Kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran
tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini
disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak,
motor listrik, dll., dan dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan
kritisnya.
4. Korosi
pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula
25
sering berhenti lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan
1. Momen puntir
Jika daya diberikan dalam daya kuda (PS), maka harus dikalikan
dengan 0,735 untuk mendapatkan daya dalam kW. Jika momen puntir (di
2004 :7)
( 𝑇/1000)(2𝜋𝑛₁ /60)
Pd = …………………………….pustaka 3 hal 7
102
Dimana :
𝑃𝑑
T = 9,74 x 10⁵ T = Momen puntir
𝑛₁
ambil faktor yang di nyatakan sebagai Sf₂ dengan harga sebesar 1.3
26
sampai 3,0. Dari hal-hal di atas maka besarnya τ𝑎 dapat di hitung
Dimana :
3. Momen geser
𝑇 5,1𝑇
𝜏 = (𝜋𝑑ᶾₛ/16) = …………………………………..pustaka 3 hal 7
𝑑ᶾₛ
Dimana :
𝜏 = Tegangan geser
𝑇 = Momen punter
𝑑ₛ = Diameter poros
2.8. Pasak
dengan pasak adalah bagian atau komponen dari mesin atau alat yang
27
yang berputar, misalnya seperti pada poros dan memungkinkan terjadinya
torsi. Sehingga poros yang terhubung akan memiliki torsi atau putaran yang
utama yang terhubung. Pasak akan memiliki ketentuan pada kedua poros
dan elemen mesin yang perlu dihubungkan atau disebut dengan (Keyway).
dengan kebutuhan serta dan aplikasi pada pasak tersebut. Berikut ini
Sunk Keys atau yang sering dikenal dengan pasak benam adalah
pasak dengan setengah bagian yang terdapat pada poros dan setengah
28
a). Pasak Benam Persegi Panjang (Rectangular sunk key)
29
(Gambar 2.12. Pasak Benam Pararel)
5. Biaya (cost)
30
2.8.4. Perhitungan Perencanaan Pasak
Jika momen rencana dari poros adalah T (kg.mm), dan diameter poros
adalah dₛ (mm), maka gaya tangensial F (kg) pada permukaan poros adalah
𝑇
F = (𝑑ₛ/2)……………………………….pustaka 3 hal 25
Dimana :
adalah
𝐹
𝜏ₖ = 𝑏𝑙 …………………………………pustaka 3 hal 25
Dimana :
𝐹
𝜏ₖ𝑎 ≥ 𝑏.𝑙1………………………………………….pustaka 3 hal 25
31
Dari harga tekanan permukaan yang diizinkan p𝑎 (kg), panjang
𝐹
P𝑎 ⪴ 𝑙 𝑥 (𝑡₁𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡₂)……………………………………..……..pustaka 3 hal 27
Dimana :
untuk menahan poros berbeban, beban tersebut dapat berupa beban aksial
atau beban radial. Tipe Bearing yang digunakan untuk Bearing disesuaikan
memikul poros agar poros dapat berputar padanya. Bearing harus kokoh
dengan baik. Jika Bearing tidak bekerja dengan baik, maka prestasi kerja
seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja semestinya. Jadi, jika
32
2.9.1. Jenis-jenis Bearing (bantalan)
1. Bearing luncur
dan aman. Jenis Bearing ini mampu menumpu poros dengan beban
besar. Atas dasar arah beban terhadap poros maka Bearing luncur dapat
b) Bearing aksial atau disebut trust Bearing, yaitu arah beban yang
Bearing aksial.
2. Bearing gelinding
(peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat. Bearing gelinding
33
gelinding terjadi antara elemen ini dengan komponen lain yang berarti
Elemen gelinding seperti bola atau rol dipasang antara cincin luar dan
dalam. Dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola atau rol akan
Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi dengan bentuk dan ukurannya
merupakan suatu keharusan. Karena luas bidang kontak antara bola dan
rol dengan cincin sangat kecil, maka besarnya beban yang dipakai harus
Bearing gelinding:
34
2.9.2. Gesekan dan Prediksi Umur Bantalan
umur bantalan
33,3
Fn= 〔 ]⅓…………………………....…………pustaka 3 hal 136
𝑛
𝐶
Fh = fn. 𝑃 ……………………………………….pustaka 3 hal 136
35
2.9.3. Komponen Utama Alat Penggiling
stainless steel food grade type 304 yang mengandung 17% - 25%
36
(Gambar 2.16. Poros Penggiling)
4. Strainer / saringan
5. Tutup penggiling
37
BAB III
METODE PENELITIAN
metode ini meliputi objek pengamatan barang dengan judul yaitu, “Analisis
3.1.2. Wawancara
untuk lebih memahami materi yang diangkat pada tugas akhir ini dan
39
di lakukan dari awal penelitian hingga diperoleh hasil.
Studi Pustaka
Perakitan Alat
Pengujian Alat
Data
`
Pengolahan
Data
Tidak
Perhitungan seluruh komponen
mesin penggiling daging
Kesimpulan
Selesai
40
3.3. Gambar Mesin Penggiling Daging
Keterangan Gambar :
A. Motor listrik
C. V-belt
G. Rumah penggiling
H. Rangka
I. Tutup penggiling
41
J. Bearing/Bantalan pada poros penggiling
bentuk skema dan sketsa menjadi produk atau benda teknik yang bentuk
berikut :
2. Besi siku : sebagai rangka dari motor listrik dan alat penggiling
daging
42
sebagai penggiling daging ayam.
cover.
43
BAB IV
Untuk mencari gaya potong pisau penggiling untuk daging sapi bisa
menggunakan persamaan :
𝜏c = F/A
F = 𝜏 c . A ………………………………….Pustaka 3 hal 43
= 6,24 kg
T = F . r……………….………………….Pustaka 3 hal 17
45
= 6,24 kg . 0, 35 m
= 2,1 kg.m
poros penggiling sebesar 275 rpm maka kecepatan sudut dapat dicari
2.π.275
= 60
= 28,78 rad/s
= 0,081 hp
Jadi gaya potong pada mesin penggiling daging adalah 6,24 kg/cm²
dan daya yang dibutuhkan untuk mengerakan mata pisau sebesar 0,081 hp.
46
4.1.5. Daging Ayam
Indonesia")
= 5,96 kg
T = F . r……………………………………Pustaka 3 hal 17
= 5,96 kg . 0,35 m
= 2,08 kg.m
47
poros penggiling sebesar 300 rpm maka kecepatan sudut dapat dicari
2.π.n
𝜔 = …………………………………………………Pustaka 3 hal 47
60
2.π.300
= 60
= 31,4 rad/s
= 0,25 hp
Jadi gaya potong pada mesin penggiling daging adalah 5,96 kg dan
daya yang dibutuhkan untuk mengerakan mata pisau sebesar 0,25 hp.
0,081 hp untuk daya motor Penggilingan daging sapi, dan 0,25 hp untuk
dipasaran tidak ada yang 0,081 hp sampai 0,25 hp. Maka, diambil motor
yang berdaya sebesar 0,27 hp atau sama dengan 200 Watt . Berikut
konsumsi :
48
Merek : HJS
Berat : 1,5 kg
adalah :
P = 200 watt
Faktor koreksi daya yang dipilih 1,2 karena daya maksimum diperlukan.
49
4.3.1.3. Momen Puntir
Pd
T = 9,74 x 10⁵ n1 ……………………..Pustaka 3 hal 7
0,2 kW
= 9,74 x 10⁵275 rpm
= 681,8 kg.mm
kejutan dan nilai Cb 1,2 karena terjadi pemakaian beban lentur. Maka :
5,1 1/3
ds =[ τa
𝐾𝑡 𝑪b𝑻] ……………………Pustaka 3 hal 8
Kt = 1,2
C B = 1,2
5,1 1/3
ds = [4,84 𝑥 1,2 𝑥 1,2 𝑥 681,8 kg. mm]
= 10,11 mm
4.3.1.5. Tegangan Geser
5,1 . T
𝜏 = …………………………………………………..Pustaka 3 hal 7
ds³
3477,18
=
1033,36
= 3,36 kg/mm²
50
4.3.1.6. Pemilihan Baja Kontruksi Poros
Bahan poros yang digunakan untuk kontruksi ini yaitu Bahan Poros
(Sumber Sularso,2004 : 3)
σᴃ
𝜏𝑎 = (𝑠𝑓1 𝑥 𝑠𝑓2)……………………………………..Pustaka 3 hal 8
Dimana :
58 kg/mm²
= 6x2
51
= 4,84 kg/mm²
adalah :
P = 0,06 kW
Faktor koreksi daya yang dipilih 1,2 karena daya maksimum diperlukan.
52
Pd = Daya Rencana (kW)
Pd
T = 9,74 x 10⁵ n1 ……………………..Pustaka 3 hal 7
0,06 kW
= 9,74 x 10⁵275 rpm
= 204,54 kg.mm
5,1 1/3
ds =[ τa
𝐾𝑡 𝑪b𝑻] ……………………Pustaka 3 hal 8
Kt = 2,0
C B = 1,2
5,1 1/3
ds = [4,84 𝑥 2,0 𝑥 1,2 𝑥 204,54 kg. mm]
= 8,05 mm
4.3.2.4. Tegangan Geser
5,1 . T
𝜏 = …………………………………………………..Pustaka 3 hal 7
ds³
= 2 kg/mm²
Bahan poros yang digunakan untuk kontruksi ini yaitu Bahan Poros
53
Tabel 4.2 Baja Karbon Untuk Konstruksi Alat
(Sumber Sularso,2004 : 3)
4.3.2.6. Tegangan Geser Yang Diizinkan
σᴃ
𝜏𝑎 = (𝑠𝑓1 𝑥 𝑠𝑓2)……………………………………..Pustaka 3 hal 8
Dimana :
58 kg/mm²
= 6x2
= 4,84 kg/mm²
kg/mm² (Aman)
54
4.4. Perencanaan Pasak
204,54 kg.mm
= (25 𝑚𝑚/2)
= 16,36 kg
16,36 kg
=
8 mm . 25 mm
= 0,08 kg/mm²
55
4.4.3. Tegangan Geser Yang Diizinkan
Bahan ST42
Sfk1 = 6
Sfk2 =3
σᴃ
𝜏k𝑎 = (𝑠𝑓𝑘1 𝑥 𝑠𝑓𝑘2)……………………………………….Pustaka 3 hal 25
42 kg/mm²
= 6x3
= 2,4 kg/mm²
16,36
= 25 mm .
3,5 mm
= 0,18 kg/mm²
Jenis belt yang akan dipergunakan yaitu v-belt karena gaya gesekkan
pada sabuk v-belt cukup besar sehingga dapat menghasilkan daya yang
besar pada tegangan relatif rendah serta penanganannya yang cukup mudah
dan harga dipasaran cukup murah. Pemilihan v-belt yang akan digunakan
56
dilihat dari grafik. Berdasarkan diagram v-belt dan koreksinya didapatkan
jenis V tipe A.
sabuk yang telah dipilih. Dalam perencanan ini diameter pulley telah
diketahui :
dp = 75 mm
Dp = 260 mm
57
4.5.3. Perbandingan Putaran Pulley Penggerak dan Pulley yang
Digerakkan
n1 𝐷𝑝
= 𝑑𝑝 ………………………………….Pustaka 3 hal 166
𝑛2
300 260
=
𝑛2 75
300.75
n₂ = 260
= 87 rpm
π.dp.n1
v = 60𝑥1000 ……………………………Pustaka 3 hal 166
3,14 . 75 . 300
v = 60000
v = 1,2 m/s
berikut :
π 1
L = 2.C + 2 (dp + Dp) + 4.𝐶 (Dp – dp)2
58
π (260−75) 2
= 2.400 + 2 (75 + 260) + 4.400
= 800 + 525,95 + 53
= 1378 mm
102 . Pd
Fe = …………………………..Pustaka 3 hal 171
𝑉
Pd = 0,24 kW
v = 1,2 m/s
102 . Pd
Fe = …………………………..Pustaka 3 hal 171
𝑉
102.0,24 kW
Fe = = 20,4 kg
1,2 𝑚/𝑠
59
2. Sudut kontak
Untuk menghitung sudut kontak yang terjadi antara pulley dan belt
57 (Dp−dp)
θ = 180̊ - …………………………Pustaka 3 hal 173
𝐶
57 (260−75)
= 180̊- 400
= 180̊ - 26,36
= 153,64̊
= 2,7 rad
Hubungan antara 𝐹1, 𝐹2, koefisien gesek (𝜇) dan sudut kontak (𝜃)
Fe = F1 – F2
F1
= eͧᶿ………………….Pustaka 3 hal 171
𝐹2
Dimana :
u = koefesien gesek
e = Bilangan natural
60
F1
= e ⁰’³‧²’⁵ = 3
𝐹2
F1 = 3.F2
Dimana :
Fe = 3F2 – F2 = 2.F2
= 16,32 kgf/2F2
F2 =8,16 kg
F1 = 3 . 8,16 kg
F1 = 24,48 kg
Diketahui C = 1427 kg
Co = 780 kg
Fa
Fr = 𝑣.𝑒 …………………………………Pustaka 3 hal 135
43,68
= 1. 0,26
= 168 kg
61
4.6.2. Beban Aksial
= 780 kg . 0,056
= 43,68 kg
sedemikian rupa sehingga memberikan umur yang sama dengan umur yang
faktor beban radial dan faktor beban aksial dengan cara menghitung
perbandingan antara beban aksial dengan Basic Load Static (Co) dan
didapat
Fa 43,68 kg
= = 0,26 → 0,28
𝐶𝑜 168 𝑘𝑔
Nilai Y = 1,15
Nilai X = 0,56
62
Faktor beban radial (X) untuk semua perbandingan pada tabel
= (94,08) + (50,24)
= 144,32 kg
33,3 1/3
fn =( 𝑛
) ………………………………….Pustaka 3 hal 136
33,3 1/3
= ( )
360
= 0,57
63
4.6.5. Faktor Umur
C
fh = fn . 𝑃……………………………………..Pustaka 3 hal 136
1427
= 0,57 . 144,32
= 5,7
= 500.(57)³
Panjang : 72 cm
Lebar : 52 cm
64
Tinggi : 52 cm
Jenis bahan yang digunakan baja karbon rendah galvanis dengan ketebalan 2,5 mm
∑MA = 0
∑MA = 6,3 kg . 29 cm – RB . 50 cm = 0
182,7 kg.cm
RB =
50 cm
RB = 3,6 kg
∑MB = 0
132,3 kg.cm
RA = = 2,7 kg
50 cm
65
4.7.2. Kekuatan Las
Dimana :
P = Beban
h = Tinggi las
berikut :
P
σₜ = h.l………………………….………Pustaka 4 hal 181
P = 6,3 kg
66
h = 3 mm
l = 40 mm
P
σₜ = h.l…………………………………..Pustaka 4 hal 181
6,3 kg
= 3 mm.40 mm = 0,0525 kg/mm²
0,707 .P
𝜏 = ……………………………pustaka 4 hal 191
h.l
No Jenis Daging Konsumsi Hasil Gilingan Daging (kg) Waktu Percobaan (Min)
1kg
Q = 10 menit = 0,1 kg/menit
= 6 kg/jam
67
No Jenis Daging Konsumsi Hasil Gilingan Daging (kg) Waktu Percobaan (Min)
1kg
Q = = 0,087 kg/menit
6,8 menit
= 5,3 kg/jam
68
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
6 kg/jam.
5,3 kg/jam.
kg.
5.2. Saran
59
1. Sebaiknya pada saat sesudah pemakaian, rumah penggiling wajib di
60
DAFTAR PUSTAKA
Alfabeta Bandung.
2002
4. Porawati, H., & Kurniawan, A., Modifikasi Mesin Penggiling Daging (meat
2020
Jakarta. 1996
61
Nama : Feri Herlambang
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
E-mail : Feriherlambang11@gmail.com
No. Hp : 081223575506
62
Lampiran
63