Disusun Oleh :
MUHAMMAD ALIFIN SETIAJI
NIM. 201654023
Dosen Pembimbing :
Hera Setiawan, S.T., M.T.
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan Judul :
Disusun Oleh :
……………………….
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
1. Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat dan karunia kesehatan
dan kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek dan
menyusun Laporan Kerja Praktek dengan lancar.
2. Orang Tua penulis, karena dengan doa dan dukungan sarana serta
prasarana penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
3. Bapak Mohammad Dahlan, S.T., M.T, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muria Kudus.
4. Bapak Rianto Wibowo, S.T., M.Eng, selaku Kepala Program Studi Teknik
Mesin Universitas Muria Kudus.
5. Bapak Hera Setiawan, S.T., M.T, selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktek Universitas Muria Kudus.
6. Bapak Ferry Tri Kardjadi, selaku Senior Engineering di PT. Djarum Unit
Engineering Primary Krapyak.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah.................................................................................... 3
1.4 Tujuan ................................................................................................... 3
1.5 Manfaat ................................................................................................. 3
1.6 Ruang Lingkup Perusahaan................................................................... 4
1.6.1 Sejarah PT. Djarum ..................................................................... 4
1.6.2 Sekilas Mengenai PT. Djarum .................................................... 6
1.6.3 Data Umum Perusahaan .............................................................. 6
1.6.4 Visi, Misi, dan Nilai Inti PT. Djarum .......................................... 7
1.6.5 Hasil Produksi PT. Djarum ......................................................... 8
1.6.6 Struktur Organisasi PT. Djarum ................................................ 10
1.6.7 Struktur Organisasi Departemen Produksi ................................ 12
1.6.8 Struktur Organisasi Maintenance Primary .............................. 13
1.6.9 Proses Produksi di primary process 2 ...................................... 13
1.7 Metode Pelaksanaan ............................................................................ 14
1.7.1 Diagram Alir ............................................................................. 14
1.7.2 Pengambilan Data ..................................................................... 14
1.8 Tempat dan Waktu Pelaksanaan kerja Praktek ................................... 15
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 16
2.1 Mesin Vibrator CBC ........................................................................... 16
2.1.1 Pengertian Mesin Vibrator CBC ................................................ 16
Lampiran-lampiran ......................................................................................... 61
Lampiran 1 Lembar Kegiatan/Logbook Mingguan .................................. 62
Lampiran 2 Data Perusahaan .................................................................... 72
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Kerja Praktek .................................. 73
Lampiran 4 Lembar Penilaian PT. Djarum Unit Engineering Krapyak ... 74
Lampiran 5 Lembar Penilaian Dosen Pembimbing ................................. 75
Lampiran 6 Desain Tray Vibrator Ex CBC .............................................. 76
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
Tujuan Kerja Praktek adalah untuk menganalisa kekuatan tray mesin
vibrator CBC. Sebagaimana tujuan yang ingin dicapai dalam Kerja Praktek ini
sebagai berikut :.
1. Mengetahui tegangan yang bekerja pada tray vibrator ex cbc.
2. Mengetahui tegangan yang dialami sambungan baut diantara tray dan
support assy pada mesin vibrator Ex CBC.
1.5 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan pengetahuan kita akan dunia kerja berdasarkan ilmu yang
kita peroleh di lingkungan pendidikan.
b. Memberikan wawasan dan pengalaman tersendiri selama di dalam
lingkungan industri sebagai pribadi atau calon engineer.
c. Memperluas pengetahuan tentang permesinan di dunia industri.
2. Bagi Almamater
a. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam
menghadapi era persaingan global, mengumpulkan data serta
menganalisanya.
b. Mengetahui kebutuhan dunia industri akan lulusan strata 1.
c. Terjadinya hubungan kerja sama yang baik antara Institut dan
perusahaan yang bersangkutan.
d. Memperoleh umpan balik yang baik dari dunia kerja sebagai bahan
evaluasi di bidang akademik untuk perkembangan dan peningkatan
kualitas pendidikan.
3. Bagi Perusahaan
a. Menjalin kerja sama dengan Institut sebagai salah satu pengabdian bagi
dunia pendidikan.
b. Sebagai sarana tukar informasi dan umpan balik untuk meningkatkan
dan mengembangkan teknologi.
c. Sebagai data masukan untuk memperoleh pertimbangan dan
peningkatan kualitas dari sistem yang sudah ada melalui penerapan
metode kerja yang diperoleh mahasiswa.
Djarum, Merata, Kotak Ajaib, dan Kembang Tandjung. Semua masih dalam
bentuk Sigaret Kretek yang dikerjakan secara manual.
Pada tahun 1955 perusahaan memulai memperluas usahanya dengan
menambah dua lokasi produksi yang memproduksi produk Djarum Klobot.
Tahun 1962 perusahaan menambah lokasi produksi lagi. Pada tahun 1963
perusahaan mengalami hambatan dengan terbakarnya pabrik sehingga tinggal
satu lokasi produksi, yaitu Kliwon dan seluruh kegiatan produksi dipindah ke
sana. Tiga tahun kemudian semua usaha dipusatkan di Jetak dan Gribig.
Pemberian nama Djarum bukan diberikan oleh Oei Wei Gwan, melainkan
sudah melekat pada pabrik yang dibelinya. Nama Djarum yang dimaksud
disini adalah nama pabrik rokok kecil yang dulu dibeli.
Sepeninggalan Bapak Oei Wei Gwan di tahun 1963, kedua putranya
Bapak Bambang Hartono dan Bapak Budi Hartono, kemudian meneruskan
usaha orang tuanya. Di bawah kepemimpinan mereka perusahaan semakin
berkembang. Kemudian perusahaan melakukan restrukturisasi dan
reorganisasi. Departemen penelitian dan pengembangan dibentuk pada tahun
1970 untuk memenuhi permintaan pasar dan menjaga kualitas produk. Pada
tahun itu pula, Djarum memulai mekanisasikan proses-proses pembuatan
rokok dan mulai memproduksi rokok kretek yang diproses dengan mesin.
Pada tanggal 21 Maret 1983 terjadi retrukturisasi di Djarum dari bentuk
perorangan menjadi badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang dibagi dua
yaitu PT. Djarum dan PT. Solamirta. PT. Solamitra berperan sebagai
perusahaan untuk membelikan bahan baku.
Pada tahun 1985, Djarum menjadi salah satu perusahaan rokok terbesar
di Indonesia. Kesuksesan ini memberikan motivasi dan inspirasi kepada
seluruh keluarga besar Djarum untuk bekerja lebih keras memuaskan
konsumen dengan memproduksi rokok kretek kualitas terbaik dan
mempertahankan pasar. Untuk mempertahankan posisi tersebut secara
konsisten, Djarum memperluas jaringan distribusi di dalam dan di luar negeri.
Djarum selalu berusaha untuk menjaga ketepatan waktu dalam mengirim
produk-produknya ke semua agen dan distributor di seluruh dunia. Secara
hukum pada tanggal 03 Januari 2000 terjadi restrukturisasi lagi yaitu PT.
Djarum dan PT. Solamirta bergabung menjadi satu dengan nama PT. Djarum.
Sehingga PT. Solamirta secara legal dinyatakan bubar.
3. L.A. Lights
4. L.A. menthol Lights
5. Djarum Black
6. Djarum Black Slimz
7. Djarum Black Cappucino
8. Djarum Black Tea
9. Djarum Black Menthol
10. Djarum Black Mild
11. Djarum Super Mild
d) Produk Cerutu/Cigar
1. Cigarillos
2. Gold Seal
3. Dos Hermanos
Mulai
Studi Literatur
Menghitung :
1. Tegangan tray pada mesin vibrator ex CBC
2. Sambungan baut tray dan support assy pada
mesin vibrator CBC
Kesimpulan
Selesai
3) Interview
Metode interview adalah dengan cara mengajukan pertanyaan langsung
atau dialog dengan pembimbing Kerja Praktek dan Karyawan PT.
Djarum Unit Engineering Primary Krapyak.
4) Sumber Internet
Yaitu informasi tambahan yang diperoleh dengan browsing di internet.
BAB II
LANDASAN TEORI
e. Spring backing plate berfungsi sebagai penguat antara spring shoes dan
scothply spring.
f. Scothply spring berfungsi sebagai pegas yang menghubungkan antara
chasis dan support assy.
g. Karet 30x550 berfungsi sebagai peredam tray vibrator.
h. Chasis vibrator berfungsi sebagai penahan dan dudukan mesin.
i. Support assy merupakan satuan komponen pendukung dari mesin
vibrator.
j. Drive brucket berfungsi sebagai dudukan ecentric.
k. Ecentric berfungsi sebagai engkol penggerak mesin vibrator agar dapat
bergerak maju mundur (translasi).
l. AVM spring berfungsi dudukan spring.
m. Pulley berfungsi sebagai transmisi penggerak ecentric.
n. V-belt berfungsi sebagai transmisi penggerak ecentric dari pulley
motor penggerak dan pulley ecentric.
o. Motor listrik 3 phase berfungsi sebagai penggerak utama ecentric.
2.2 Tray
Tray vibrator CBC ini berfungsi sebagai penampung tembakau dari
Conditioning Bales Cylinder (CBC) dan pemerata tembakau dalam kondisi
basah, selanjutnya tembakau masuk di mesin clasiviyor.
2.3 Bearing
Bantalan (bearing) merupakan salah satu bagian dari elemen mesin
yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu
untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami
gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan
poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Jenis-jenis Bearing :
1. Ball Bearing
Ball bearing merupakan bearing yang paling umum dan tak
hanya digunakan untuk automotive equipment. Biasanya komponen ini
digunakan pada mesin dan alat-alat rumah tangga.
Bearing ini punya kinerja sederhana tapi gerak putarnya efektif.
Sehingga menjadi bearing yang paling banyak dipakai karena bisa
mewakili baik beban putar (radial load) ataupun beban tekan dari
samping (thrust load). Meski punya kemampuan bagus, tetapi usahakan
untuk dipakai pada beban yang tidak terlalu berat.
2. Roller Bearing
Ilustrasi paling mudah untuk perlengkapan automotive jenis
bearing tipe roller ini adalah conveyor belt, dimana bearing di beri
beban cukup berat. Sesuai namanya, roller bearing berupa roller yang
berbentuk silinder, dan kinerjanya adalah kontak antara bagian dalam
(inner race) dan bagian luar (outer eace) bukan bertumpu pada satu titik
seperti pada ball bearing, tapi segaris (sesuai lebar roller). Karena titik
tumpunya lebih lebar atau lebih dari satu titik, maka kekuatan tumpuan
bebannya juga lebih besar. Roller bearing ini juga bervariasi termasuk
2.4 V-Belt
Jarak antara dua buah poros sering tidak memungkinkan
memggunakan sistem transmisi langsung dengan roda gigi, sehingga
perencana memggunakan sistem sabuk yang dililitkan sekeliling pully pada
poros dibawah ini adalah gambar sabuk yang digunakan .
Transmisi pada elemen mesin dapat digolongkan atas transmisi
sabuk, transmisi rantai, dan transmisi kabel atau tali, transmisi sabuk dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Sabuk rata
Sabuk ini dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen
antara dua poros yang jaraknya dapat mencapai 1000 mm dengan
perbandingan putaran 1:1 sampai 6:1.
b. Sabuk dengan penampang trapesium
Sabuk ini dipasang pada puli dengan alur dan meneruskan momen
antara dua poros yang jaraknya dapat mencapai 500 mm dengan
perbandingan putaran 1:1 sampai 6:1. Sabuk dengan gigi yang digerakan
dengan spoket pada jarak pusat sampai mencapai 200 mm dan
meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan 1:1 sampai 6:1.
Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V dibuat
dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Tenunan teteron atau
semacamnya di pergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan
yang besar, sabuk-V dilitkan pada keliling alur puli yang berbentuk V
pula. Bagian sabuk yang melilit pada puli ini mengalami lengkungan
sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan
Dimana:
L = Panjang sabuk (mm)
C = Jarak antara sumbu poros (mm)
D1= Diameter puli motor
D2= Diameter puli penggerak
Keistimewaan transmisi sabuk-V / ( V- belt ) :
2.5 Pulley
Pulley digunakan untuk memindahkan daya dari satu poros ke poros
yang lain dengan alat bantu sabuk. Karena perbandingan kecepatan dan
diameter berbanding terbalik, maka pemilihan puli harus dilakukan dengan
teliti agar mendapatkan perbandingan kecepatan yang diinginkan. Diameter
luar digunakan untuk alur sabuk dan diameter sabuk dalam untuk penamp ang
poros.
Bahan-bahan pulley :
a. Besi tuang
b. Besi baja
c. Baja press
d. Aluminium
Untuk pully dengan bahan besi mempunyai faktor gesekan dan
karaktristik pengausan yang baik. Puli yang terbuat dari baja press
mempunyai faktor gesekan yang kurang baik dan lebih mudah aus
dibanding dari bahan besi tuang.
2.6 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yamg terpenting dari setiap mesin.
Hampir setiap mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.
Peranan utama dalam putaran itu dipegang oleh poros ( Sularso, 2002).
Rumus untuk mengetahui kekuatan poros:
τmax = ∙Kt ∙ cb ∙T1
Dimana :
Kt : Faktor koreksi karena puntiran dan tumbukan ringan
Cb : Faktor koreksi karena beban dan tumbukan ringan
T1 : Momen puntir
D2 : Diameter poros
1. Macam-macam poros
Poros untuk meneruskan daya klasifikasi menurut perbedaanya
adalah sebagai berikut :
a. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir
lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling roda
gigi pulley sabuk atau sprocket rantai, dan lain-lain.
b. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama
mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut
spindel, syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya
harus kecil dan bentuk serta ukuranya harus teliti.
c. Gandar
Poros seperti ini dipasang diantara roda-roda kereta,
dimana tidak mendapatkan beban puntir, bahkan kadang-kadang
tidak boleh berputar disebut gandar. Gandar ini hanya
e. Lead adalah jarak antara dua titik pada kemiringan yang sama atau jarak
lilitan.
Keterangan :
a. Diameter Baut
b. Panjang baut
c. Daerah dekat efektif
d. Lebar kunci
e. Diameter baut
f. F jarak ulir
A. Jenis-jenis baut yang biasa digunakan sebagai berikut :
Keterangan :
(a) Putus karena tarikan
(b) Putus karena puntiran
(c) Tergeser
(d) Ulir lumur (dol)
2.Tegangan Pada Baut
Tegangan yang terjadi pada baut dibedakan menjadi tiga kelompok
berdasarkan gaya yang mempengaruhinya. Tegangan tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Tegangan dalam akibat gaya kerja
b. Tegangan akibat gaya luar
c. Tegangan kombinasi
A. Tegangan dalam
Tegangan akibat gaya yang berasal dari dalam baut sendiri meliputi
tegangan-tegangan sebagai berikut :
a. Tegangan tarik
Gaya awal pada baut :
Fc = 284 d ( kg ) (2)
Fc = 2840 d ( N ) untuk Sistem Internasional (3)
Dengan :
Fi : initial tension /gaya awal
d : diameter nominal/mayor (mm)
b. Tegangan geser torsional
Jika : T : torsi
J : momen inersia polar
t : tegangan gser
r : jari – jari
maka berlaku hubungan :
maka
maka (4)
Keterangan :
di : diameter minor
do : diameter mayor
b : lebar ulir pada arah melintang
n : jumlah ulir
Tegangan crushing pada ulir :
(7)
Tegangan lentur :
(8)
Keterangan :
X : perbedaan tinggi sudut ekstrem mur atau kepala.
E : modulus elastisitas bahan baut
L : panjang baut
maka (9)
Keterangan
F : gaya luar yang dikerjakan
di : diameter minor
σt : tegangan tarik ijin bahan baut
Catatan :
Jika jumlah baut lebih dari satu, maka :
maka (12)
Keterangan :
Fs : gaya geser
do : diameter mayor (nominal)
n : jumlah baut
c. Tegangan kombinasi
Tegangan geser maksimum :
(13)
Tegangan tarik maksimum :
(14)
Jika :
(15)
E. Beban terpusat
Beban terpusat adalah jenis pembebanan yang diberikan secara
terpusat dan berada pada satu titik dari suatu material. Beban terpusat
ini daerah pembebanannya sangat kecil dibandingkan dengan beban
terdistribusi, contoh beban terpusat dapat dilihat pada gambar 2.21.
Beban terpusat ( W )
Beban terdistribusi ( W )
C : Titik mulur
D : σy : tegangan luluh
E : σu : tegangan tarik maksimum
F : Putus
1. Tegangan Normal
Tegangan normal adalah tegangan yang arah kerjanya dalam
arah tegak lurus permukaan terpotong batang.
2. Tegangan Geser
Tegangan geser adalah tegangan yang terjadi jika suatu benda
bekerja dengan dua gaya yang berlawanan arah, sejajar sumbu
batang.
2.11 Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat
adanya pembebanan vertikal yang diberikan pada balok atau batang.
Deformasi pada balok secara sangat mudah dapat dijelaskan berdasarkan
defleksi balok dari posisinya sebelum mengalami pembebanan. Defleksi
diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi.
Gambar a memperlihatkan batang pada posisi awal sebelum terjadi deformasi
dan b adalah batang dalam konfigurasi terdeformasi yang diasumsikan akibat
aksi pembebanan.
(a) (b)
Gambar 2.24 Defleksi yang terjadi pada batang
BAB III
STUDI KASUS
Pada bab ini membahas tentang studi kasus dalam kegiatan kerja praktek
di PT Djarum Unit Engineering Primary Krapyak, dengan tahapan-tahapan proses
pembuatan laporan secara sistematis sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Pada bab ini akan menjelaskan permasalahan tray pada mesin vibrator ex CBC
dengan menganalisa tegangan dan sambungan baut pada tray dan cross
member(support assy).
yang lembab. Besi oksida yang terbentuk bersifat aktif dan akan mempercepat
korosi dengan adanya pembentukan oksida besi yang lebih banyak lagi.
Stainless steel memiliki persentase jumlah krom yang memadahi sehingga akan
membentuk suatu lapisan pasif kromium oksida yang akan mencegah
terjadinya korosi lebih lanjut.
Stainless steel merupakan steel alloy dengan penambahan kromium
yang membuat sifat bahan tersebut menjadi tahan terhadap karat (stainless).
Stainless steel berdasarkan komposisinya, AISI (American Iron & Steel
Institute) membagi stainless steel atas martensitic, ferrisitic, dan austenititc
stainless steel yang dibedakan atas beberapa seri.
Untuk memperoleh ketahanan yang tinggi terhadap oksidasi
biasanya dilakukan dengan menambahkan krom sebanyak 13 hingga 26 persen.
Lapisan pasif chromium(III) oxide (Cr2O3) yang terbentuk merupakan lapisan
yang sangat tipis dan tidak kasat mata, sehingga tidak akan mengganggu
penampilan dari stainless steel itu sendiri. Dari sifatnya yang tahan terhadap
air dan udara ini, stainless steel tidak memerlukan suatu perlindungan logam
yang khusus karena lapisan pasif tipis ini akan cepat terbentuk kembali katika
mengalami suatu goresan. Peristiwa ini biasa disebut dengan pasivasi, yang
dapat dijumpai pula pada logam lain misalnya aluminium dan titanium.
Ada berbagai macam jenis dari stainless steel. Ketika nikel
ditambahkan sebagai campuran, maka stainless steel akan berkurang
kegetasannya pada suhu rendah. Apabila diinginkan sifat mekanik yang lebih
kuat dan keras, maka dibutuhkan penambahan karbon. Sejumlah unsur mangan
juga telah digunakan sebagai campuran dalam stainless steel. Stainless steel
juga dapat dibedakan berdasarkan struktur kristalnya menjadi: austenitic
stainless steel, ferritic stainless steel, martensitic stainless steel, precipitation-
hardening stainless steel, dan duplex stainless steel.
steel tipe 304 merupakan jenis baja tahan karat yang serbaguna.dan paling
banyak digunakan. Komposisi kimia, kekuatan mekanik, kemampuan las dan
ketahanan korosinya sangat baik dengan harga yang relatif terjangkau.
Stainless steel tipe 304 ini banyak digunakan dalam dunia industri maupun
skala kecil. Penggunaannya antara lain untuk: tanki dan container untuk
berbagai macam cairan dan padatan, peralatan pertambangan, kimia,
makanan, dan industri farmasi.
2. Offset, jika sumbu kedua poros paralel dan tidak berimpit satu sama
lain.
3. Kombinasi, jika terjadi ketidaklurusan angular dan offset secara
bersamaan dalam satu sistem.
Misalignment pada kopling menghasilkan gaya dalam arah aksial
dan radial, yang menyebabkan getaran dalam kedua arah tersebut. Gaya
dan getaran yang dihasilkan bertambah dengan semakin besarnya
misalignment. Frekuensi getaran biasanya adalah 1x rpm, tetapi bila
misalignment besar bisa terjadi frekuensi getaran 2x atau 3x rpm.
c. Getaran karena eksentrisitas
Yang dimaksud eksentrisitas dalam kasus getaran adalah
bahwa pusat putaran poros tidak sama dengan pusat putaran rotor.
Eksentritas merupakan sumber dari unbalance dimana pada waktu
berputar, berat benda di satu sisi berbeda dengan di sisi lain terhadap
sumbu putar. Kasus eksentrisitas dapat terjadi pada bearing, gear, puli,
dan armature motor (gambar 3.2).
d. Getaran karena kelonggaran mekanik
Getaran tersebut bisa terjadi akibat baut kendor, kelonggaran
bearing berlebih, atau retak pada struktur bearing.
All All
All
Diameter Diameter ≤M16 >M16 Diameters
Diameters
s
Unit N/mm2 N/mm2 N/mm2 N/mm2 N/mm2
BAB IV
DATA DAN ANALISA
4.1 Data
4.1.1 Titik Pembebanan
Titik Pembebanan 1
Titik Pembebanan 2
Maka :
a. Beban total tembakau
F𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑢 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑚𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑢 X 𝑔
F𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑢 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 10 X 9,81
F𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑢 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 98,1 N
8,0278 N/m
6,11 m
SFD
BMD
a. SFD
∑MA = 0
(8,0278 × 6,11) × 3,055 − RB × (6,11) = 0
149,85
RB =
6,11
RB = 24,52 N
∑MB = 0
RA × 6,11 − (8,0278 × 6,11) × 3,055 = 0
149,85
RA =
6,11
RA = 24,52 N
b. BMD
MA = 0
1
MC = x w x 𝐿2
8
1
MC = x 8,02 x 6,112
8
MC = 37,46 N. m
MB = 0
1
Jarak dari sumbu netral (C)= 2 × 𝑦
1
Jarak dari sumbu netral (C)= 2 × 0,2
Ix = 1,55 𝑚4
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝐼𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎 (𝐼𝑥 ) = 1,55 m4
Karena pada titik pembebanan 2 tray vibrator ex cbc dari momen bending
maksimal, momen inersia dan jarak dari sumbu netral dianggap sama, maka
tegangan lengkuk maksimal (𝜎𝑚𝑎𝑥 ) pada titik pembebanan 2 tray vibrator ex cbc
sama dengan titik pembebanan 1 tray vibrator ex cbc yaitu σmax = 2,41 ×
10−6 MPa.
.
4.3 Tegangan pada sambungan baut antara tray vibrator ex cbc dengan
support assy
Baris 2
Baris 1 Baris 3
= 100 N/mm2
= 100 MPa
480 N/𝑚𝑚2
=
8
= 60 N/𝑚𝑚2
= 60 MPa
WS = 1,04 N
98,1 ×1,225×0,225
𝑤𝑡 = 2(0.2252 +0,192 )
𝑤𝑡 = 157,197 N
1
Wte = [157,197 + √157,1972 + 4 × 1,042 ]
2
Wte = 157,203 N
wse = 78,605 N
152,203 𝑁
= 3,14
×0,0064662
4
152,203 𝑁
= 3,282×10−5
= 4637507,617 N/m2
= 4,638 MPa
Tegangan tarik pada baut ( baut) < Tegangan tarik ijin (𝜎 t ) maka baut
aman
𝜎 baut < 𝜎 t = 4,638 MPa < 100 MPa
78,605 N
= 3,14
×0,0064662
4
= 2395033,516 N/m2
= 2,395 MPa
Tegangan geser pada baut (τ baut ) < Tegangan geser ijin (τ t) maka baut
aman
𝜏 baut < 𝜏t = 2,395 MPa < 60 MPa
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada analisa kekuatan tray vibrator ex cbc penggunaan material
Stainless Steel dengan kekuatan tarik tarik 646 MPa dan yield strength
270 MPa. Sambungan menggunakan baut standar DIN 933 grade 8.8. Dari
analisa kekuatan tray pada mesin vibrator ex cbc :
1. Pada analisa tegangan pada tray vibrator ex cbc, tegangan lengkung
pada tray vibrator ex cbc yaitu σmax = 2,41 × 10−6 MPa. Untuk
tegangan lengkung tray vibrator ex cbc masih dalam kategori aman
karena yield strength 270 MPa.
2. Tegangan Tarik ( σ baut) baut M8 sambungan baut antara tray dan
support assy yaitu σ baut = 4,638 MPa, tegangan tarik pada baut (σ
baut) < tegangan tarik ijin (σt) maka baut aman yaitu σ baut < σt = 4,638
MPa < 100 MPa. Sedangkan tegangan geser (τ baut) baut M8 sambungan
baut antara tray dan support assy yaitu τ baut= 2,395 MPa, tegangan
geser pada baut (τ baut ) < tegangan geser ijin (τ t) maka baut aman yaitu
𝜏 baut < 𝜏t = 2,395 MPa < 60 MPa.
5.2 Saran
1. Pada tray vibrator ex cbc untuk getaran vibrator ex cbc perlu di cek
getaran sesuai standar mesin vibrator ex cbc.
2. Material tray vibrator ex cbc perlu adanya uji material sebelum dijadikan
tray vibrator.
DAFTAR PUSTAKA
Auflage, Zweite. (1982). Elemen Mesin. Jilid 1 Desain dan Kalkulasi dari
Sambungan, Bantalan dan Poros. Penerbit Erlangga.
Wijayanto, Ersan. (2012). Analisa Kekuatan Mesin Press Batako Styrofoam dan
Press Botol Plastik. Skripsi
http://www.bigboltnut.com/technical-spec/DIN-933.html diakses 30 Juli 2019
Sumarji. (2011). Studi Perbandingan Ketahanan Korosi Stainless Steel Tipe SS 304
dan SS 201 Menggunakan Metode U-Bend Test Secara Siklik Dengan
Variasi Suhu dan PH. 4(1). Jurnal
Beer, Ferdinand P., & Johnston, E. russel Jr. (1987). Mekanika Untuk Insyinyur :
STATIKA, Edisi ke empat. Penerbit Erlangga.
.
LAMPIRAN - LAMPIRAN