Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui dan Menyetujui Laporan Kerja Praktik yang telah dilaksanakan oleh:
PT. Cahaya Buana Intitama. Kawasan Industri Sentul, JL. Cahaya Raya
Blok M, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Judul Laporan
“ANALISA PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI PT.
CAHAYA BUANA INTITAMA”
(…………….)
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing
i
LEMBAR PERSETUJUAN
(………………………….) :..........................................................
(………………………….) :..........................................................
(………………………….) :..........................................................
Menyetujui,
Program Studi Teknik Elektro
Ketua,
ii
LEMBAR PENILAIAN
Selama melakukan kerja praktek Mahasiswa menunjukkan sikap dan disiplin kerja
( ) BAIK
( ) CUKUP
( ) KURANG
Agus Rusganda
iii
KATA PENGANTAR
diselesaikan tepat pada waktunya. Kerja Praktek ini merupakan salah satu syarat
yang wajib ditempuh untuk menyelesaikan studi Strata S1 di Program Studi Teknik
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis ingin mengucapkan
1. Ir. Singgih Irianto, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor.
2. Ir. Yamato, MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
3. Prof. Dr. Ir. Didik Notosudjono, M.Sc. Selaku Koordinator Kerja Praktik.
4. Dr. Ir. Hasto Soebagia, M. Eng. Selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik
5. Bapak Nukman selaku Kepala Divisi Mesin dan Mold di PT. Cahaya Buana
Praktek.
6. Bapak Agus Rusganda Selaku Senior Supervisor Divisi mesin dan Mold
sekaligus Pembimbing Lapangan Kerja Praktek. Bapak Lulut Adi Setia Prakasa
iv
selaku Senior Teknisi Divisi Mesin dan Mold, dan Bapak Hendra Nawi selaku
Teknisi Divis Mesin dan Mold telah membimbing penulis selama Praktek Kerja
Lapangan.
7. Keluarga yang selalu memberikan motivasi, doa, dukungan baik secara moril
maupun materil terutama kepada kedua orang tua yang selalu memberikan
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki
Atas segala masukan dan perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga
laporan kerja praktek ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembacanya.
Adryan D.R
v
DAFTAR ISI
vi
3.4 Transformator Step-Down ..................................................................... 15
3.4.1 Kumparan ........................................................................................ 16
3.4.2 Inti ................................................................................................... 17
3.4.3 Minyak Transformator .................................................................... 19
3.4.4 Bushing Transformator ................................................................... 20
3.4.5 Tipe Pendingin Transformator ........................................................ 21
3.5 Pembebanan Transformator ................................................................... 22
3.6 Rugi-rugi Transformator ........................................................................ 24
3.7 Efisiensi Transformator .......................................................................... 26
3.8 Transformator Tiga Fasa ........................................................................ 27
3.8.1 Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa ................................... 28
3.8.2 Hubungan Bintang .......................................................................... 28
3.8.3 Hubungan Delta .............................................................................. 29
3.8.4 Hubungan Zig-Zag .......................................................................... 30
3.9 Pemeliharaan Transformator .................................................................. 30
3.9.1 Pemeliharaan Berkala 1 Tahun ............................................................. 31
3.9.2 Pemeliharaan Trafo Berkala Lima Tahun ............................................. 32
3.9.3 Pemeriksaan Rutin pada Trafo ........................................................ 32
3.10 Transformator pada PT. Cahaya Buana Intitama ................................... 33
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA ....................................................... 36
LAMPIRAN ......................................................................................................... 43
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
mesin listrik statis yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah dan sebaliknya. Atau dapat juga diartikan mengubah
tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu
Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah
tegangan tinggi ke tegangan rendah, agar tegangan yang dipakai sesuai dengan
mahal, maka harus dijaga dan dipelihara agar memiliki umur penggunaan yang
panjang.
Transformator memiliki dua kumparan yang melilit sebuah inti besi yang berguna
diklasifikasikan menjadi dua yaitu step-up dan step down. Transformator step-up
1
2
rangkaian listrik. Sebuah transformator step-down terdiri atas kumparan primer dan
kumapran sekunder yang lilitannya melingkar pada inti besi yang sama. Pada trafo
step-down jumlah lilitan primernya lebih banyak dibandingkan jumlah lilitan pada
kumparan sekundernya.
yang timbul pada besi (inti) dan tembaga (kumparan) mengakibatkan terjadinya
Cahaya Buana Intitama” ini pada dasarnya berawal dari keingintahuan penulis
untuk mengetahui lebih dalam terhadap transformator yang berada di PT. Cahaya
Buana Intitama.
c. Menjadikan laporan ini sebagai salah satu sumber referensi pembaca sebagai
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini pembahasan di batasi pada penulisan
laporan kerja praktek ini, untuk menganalisis masalah yang ada diperlukan adanya
batasan-batasan agar lebih tertuju dan tidak meluas pada bidang-bidang yang lain.
Kerja Praktek ini dilakukan pada waktu dan tempat sebagai berikut :
Laporan ini dibahas dan disusun secara berurutuan untuk memberikan gambaran
BAB I PENDAHULUAN
kerja praktek ini meliputi: Latar belakang, Tujuan kerja praktek, Batasan masalah,
Bab ini memberikan penjelasan secara umum PT. CAHAYA BUANA INTITAMA.
Meliputi: Sejarah, Profil, Visi dan misi perusahaan, logo perusahaan, serta struktur
Bab ini memberikan penjelasan mengenai Teori dasar, Komponen utama, Serta data
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari hasil pengujian pada Bab IV terutama
PROFIL PERUSAHAAN
PT. Cahaya Buana Intitama didirikan pada tahun 1985 sebagai industri manufaktur
yang terfokus pada produk furniture. DR. HC. Simarba Atong sebagai pendiri
PT. Cahaya Buana Intitama sebagai bagian dari Cahaya Buana Group dengan
filosofi “ Unggul Berkarya dan Puas Bekerjasama “ atau “ Striving for Excellence
yang disegani, baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini dibuktikan
Sebagai salah satu produsen furniture plastic terbesar di Indonesia saat ini, serta
ditunjang dengan jaringan distribusi penjualan yang merata diseluruh pelosok tanah
air telah menempatkan PT. Cahaya Buana Intitama sebagai produsen yang memiliki
Setelah lebih dari 20 tahun berkarya, satu hal yang perlu dicatat dalam sejarah per-
furnitur-an Indonesia. PT. Cahaya Buana Intitama merupakan pelopor dan satu-
6
7
Dengan visi dan misi yang jauh kedepan, PT. Cahaya Buana Intitama akan selalu
HUTAN“
PT. Cahaya Buana Intitama adalah salah satu unit dari perusahaan manufaktur dan
Bogor. Cahaya Buana Group memiliki hamper 50 pabrik dan cabang penjualan
yang terbesar di seluruh Indonesia, mulai dari Medan hingga Jayapura. [1]
PT. CAHAYA BUANA INTITAMA memiliki Visi dan Misi untuk membangun
2.3.1 Visi
Cahaya Buana Intitama adalah perusahaan furniture yang berkarya unggul dalam
2.3.2 Misi
pasar dan memiliki citra positif serta kondusif bagi semua pihak sehingga diakui
Secara garis besar PT. CAHAYA BUANA INTITAMA memiliki beberapa tugas
terbaik sehingga memimpin pasar dan unggul dalam setiap aspek bisnis Cahaya
Buana Group.
mengembangkannya
seseorang dapat mengetahui tugas, fungsi dan wewenang. Berikut adalah struktur
yang terdapat di PT. CAHAYA BUANA INTITAMA dapat dilihat pada gambar 2
Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak-
balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan
antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah
atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu
Prinsip kerja Transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan faraday yaitu
“arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet
dapat menimbulkan arus listrik”. Jika salah satu kumparan pada trafo dialiri arus
listrik, maka timbul gaya garis magnet yang berubah-ubah. Kumparan sekunder
akan menerima garis gaya magnet dari kumparan primer yang besarnya nerubah-
11
12
ubah dan di kumparan sekunder juga timbul induksi yang diakibatkan antara dua
ujung kumparan terdapat beda tegangan, Jumlah garis gaya (fluks) yang masuk
kumparan sekunder adalah sama dengan garis gaya yang keluar dari kumparan
primer. [2]
Np/Ns = Vp/Vs
Atau
Ns = Np x (Vs / Vp)
Dimana :
Vp : Tegangan Primer
Vs : Tegangan Sekunder
Transformator satu belitan adalah lilitan primer merupakan bagian dari lilitan
sekunder atau sebaliknya. Trafo satu belitan ini lebih dikenal sebagai “auto trafo
atau trafo hemat”, Trafo dua belitan adalah trafo yang mempunyai dua belitan yaitu
13
sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah. Dimana kumparan kumparan
sekunder dan primer berdiri sendiri. Trafo tiga belitan adalah trafo yang mempunyai
belitan primer, sekunder dan tersier, masing-masing berdiri sendiri pada tegnagn
a) Transformator Daya
Transformator daya mempunyai dua fungsi yaitu menaikkan tegangan listrik (step-
up) dan menurunkan tegangan listrik (step-down), Trafo daya tidak dapat digunakan
langsung untuk menyuplai beban, karena sisi tegangan rendahnya masih lebih
tinggi dari tegangan beban, sedangkan sis tegangan tingginya merupakan transmisi,
Trafo berfungsi sebagai step-up pada system dimana tegangan keluaran lebih tinggi
sebaliknya trafo berfungsi sebagai step-down jika tegangan keluaran lebih rendah
b) Transformator Distribusi
adalah tegangan rendah pada trafo daya bila dibandingkan dengan tegangan tinggi
trafo distribusi masih lebih tinggi, Kedua tegangan pada transformator distribusi
merupakan tegangan distribusi yaitu untuk distribusi tegangan menengah (TM) dan
14
Trafo distribusi yang umum digunakan adalah trafo step-down 20/0,4 kV, tegangan
fasa-fasa system JTR adalah 380 Volt, karena terjadi drop tegangan maka tegangan
rak TR dibuat diatas 380 Volt agar tegangan pada ujung beban menjadi 380 Volt.
c) Transformator Ukur
Pada umumnya trafo ini digunakan untuk mengukur arus (Ⅰ) dan tegangan (V),
Trafo ini dibuat khusus untuk mengukur arus dan tegangan yang tidak mungkin bisa
terdiri dari :
1. Transformator arus
Untuk mengukur arus beban yang besar pada suatu rangkaian maka
(ammeter) yang tidak terlalu besar. Transformator arus dapat dilihat pada gambar
2. Transformator Tegangan
Tegangan yang tidak bisa diukur langsung oleh voltmeter dapat diukur langsung
d) Transformator Elektronik
Transformator ini prinsipnya sama seperti transformator daya, tapi kapasitas daya
reaktif sangat kecil, yaitu kurang 300 VA yang digunakan untuk keperluan pada
rangkaian elektronik.
sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun
tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor
AC-DC. [2]
16
3.4.1 Kumparan
dan kumparan sekunder yang mana jika pada salah satu kumparan pada
3.4.2 Inti
Secara umum inti transformator terdiri dari dua tipe yaitu tipe inti (core
type) dan tipe cangkang (shell type), Tipe inti dibentuk dari lapisan besi
dibelitkan pada dua sisi persegi, Sedangkan tipe cangkang dibentuk dari
kehandalan yang lebih tinggi dari pada tipe konstruksi inti dalam
singkat. [3]
a. Tipe inti
Pada transformator tipe inti, kumparan mengelilingi inti dan kontruksi dari intinya
berbentuk huruf L atau huruf U yang dapat dilihat pada gambar 3.6 dibawah ini.
b. Tipe cangkang
Pada transformator ini, kumparan atau belitan transformator dikelilingi oleh inti dan
kontruksi intnya berbentuk huruf E, I, dan F. Inti transformator tipe cangkang dapat
rugi-rugi daya trafo dan juga sebagai sistem isolasi, minyak trafo
2. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan di isolasi
Bagian utama suatu bushing terdiri dari inti atau konduktor, bahan
dielektrik dan flans yang terbuat dari logam, Inti berfungsi untuk
perbedaan berat jenis antara minyak yang dingin dengan minyak yang
panas.
Apabila suhu trafo sudah semakin meningkat, maka kipas angin yang
Bila ditinjau dari tegangan tinggi, daya transformator dapat dituliskan sebagai
berikut:
S = √3 × 𝑉 × 𝐼 ............................................................................................ 3.1
Dimana:
Dimana:
salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan
- Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120° satu sama lain.
- Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120° satu sama lain.
- Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120° satu sama lain.
23
Ketidakseimbangan antara tiga fasa mengakibatkan arus mengalir pada kabel netral
trafo, Karena pada kabel netral trafo mengalir arus, maka rugi daya yang terjadi
pada jaringan distribusi sekunder akan makin meningkat. Kerugian yang terjadi
akibat beban yang tidak seimbang akan berdampak besar pada pihak konsumen
= b = c = 1, maka arus rata-rata adalah arus fasa dalam keadaan seimbang. Jadi
𝐼𝑅
𝐼𝑅 = a. 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 maka : a =
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐼𝑆
𝐼𝑆 = b. 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 maka : b = 𝐼
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐼𝑇
𝐼𝑇 = c. 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 maka : c = 𝐼
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
[(𝑎−1)+(𝑏−1)+(𝑐−1)]
𝐼𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100% ..................................... 3.4
3
Semakin besar ketidakseimbangan beban suatu transformator maka rugi daya yang
ditimbulkan juga akan semakin besar sehingga efesiensi dari transformator tersebut
akan menurun, karena kapasitas daya yang seharusnya dapat disalurkan oleh
transformator sebagian besar menjadi rugi daya yang hilang menjadi panas. Panas
pada pelanggan dan PLN. Berdasarkan Prosedur Test Pengukuran unjuk kerja
Rugi daya transformator merupakan rugi inti atau biasa juga diebut dengan rugi besi
dan rugi tembaga yang ada pada kumparan primer ataupun kumparan sekunder.
Untuk dapat meminimalisir rugi-rugi pada kawat tembaga harus diambil kawat
tembaga yang penampangnya cukup besar untuk mengalirkan arus listrik yang
𝑆 = √3 × 𝑉 × 𝐼 ........................................................................................... 3.6
Maka
𝑃(𝑊)
cos 𝜑 = 𝑆(𝑉𝐴) .............................................................................................. 3.7
walaupun dalam presentasi adalah kecil, yang mungkin harganya sangat besar
Karena tidak terdapat bagian-bagian yang bergerak atau berputar dari suatu
juga rugi-rugi yang muncul pada transformator yang secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok rugi-rugi utama yaitu rugi-rugi tembaga dan
rugi-rugi besi. Rugi-rugi tembaga terjadi karena resistansi dalam belitan. Rugi-rugi
ini akan berbanding lurus dengan besarnya beban sehingga meningkatkan arus
Rugi-rugi besi terdiri atas rugi histerisis dan rugi arus eddy. Besarnya rugi-rugi
histerisis bergantung pada jenis besi yang digunakan untuk inti transformator.
dengan baik untuk menghindari rugi-rugi histerisis yang terlalu besar. Seperti telah
balik. Jadi, arus yang digunakan untuk membangkitkan fluks inti akan berubah terus
menerus dari nilai positif ke nilai negatif. Setiap saat terjadinya pembalikan arus
akan terjadi pula pembalikan fluks magnetik. Akibat dari terjadinya fluks yang
Arus eddy ialah arus yang bersirkulasi di dalam inti transformator yang diakibatkan
oleh terjadinya perubahan fluks magnetik. Arus eddy ini dapat dikurangi dengan
jalan membuat inti dari lembaran besi yang terlaminasi dimana masing-masing
laminasi inti diisolasi satu sama lainnya. Rugi-rugi besi merupakan rugi-rugi yang
sifatnya konstan dan tidak bergantung pada besarnya beban. Dalam kondisi tanpa
beban ataupun berbeban penuh, transformator akan memiliki rugi-rugi besi yang
sama. [5]
Efisiensi menunjukan tingkat keoptimalan suatu peralatan listrik dalam hal ini
𝑃𝑜
ղ = (𝑃𝑖𝑛) × 100% ...................................................................................... 3.8
Dimana:
Pout = Daya listrik keluaran (Output) atau daya pada kumparan sekunder.
Pin = Daya listrik masukan (Input) atau daya pada kumparan primer.
Transformator yang ideal adalah transformator yang memiliki nilai efisiensi 100%,
yang berarti transformator tersebut tidak kehilangan daya sama sekali dalam proses
transformator yang ideal ini hampir tidak ada karena adanya faktor rugi – rugi yang
terjadi pada transformator, faktor tersebut antara lain dari rugi inti besi atau core
27
loss dan faktor rugi dari belitan tembaga atau copper loss. Kerugian atau kehilangan
daya pada transformator ini disebabkan oleh dua faktor utama tersebut, kerugian
daya atau kehilangan daya pada transformator ini disebut juga dengan rugi daya
tenaga listrik pada sistem tegangan tiga fasa (arus bolak-balik). Pada masing-
masing sisi primer dan sekunder keduanya mempunyai lilitan tembaga yang identik
dengan tiga buah transformator satu fasa, yang ujung kumparan primer dan
sekundernya dapat dihubungkan secara bintang (Y) atau segitiga (Δ), namun
kadang untuk maksud tertentu sisi sekunder dapat dihubungkan secara zig-zag (Z).
Tranformator tiga fasa dapat dikontruksikan dengan tiga macam tipe, yaitu: [2]
1. 3 x 1 fasa dimana tiga transformator terdiri dari satu fasa yang identik.
b. Kumparan primer dan sekunder dapat dibuat beberapa macam vektor grup
d. Dengan daya yang sama ketiga fasa makan untuk 3 x 1 fasa dibandingkan
lebih murah.
c. Dapat digunakan untuk mensuplai beban satu fasa maka dari setiap fasa
seimbang.
Sisi primer atau sisi sekunder transformator tiga fasa dapat dihubungkan menurut
a. Hubungan Bintang
b. Hubungan Delta
c. Hubungan Zig-Zag
Pada hubungan bintang tiga ujung bersamaan dari ketiga kumparan dihubungkan
pada apa yang dinamakan titik bintang. Simbol untuk sisi tegangan tingginya adalah
Y (dengan huruf kapital), dan y untuk sisi tegangan rendahnya dengan huruf kecil.
29
Dalam hubungan delta (segitiga) tiap ujung kumparan disambung pada ujung yang
untuk hubungan ini adalah D untuk sisi tegangan tinggi, dan d untuk sisi tegangan
aplikasinya adalah untuk menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak
memiliki titik netral. Hubungan ini dapat digunakan untuk beban yang tidak
seimbang (asimetris) yang artinya beban antar fasa tidak sama, ada fasa dengan
beban yang lebih besar da nada fasa dengan beban yang lebih kecil. [2]
gangguan hubung singkat antar lilitan karena rusaknya laminasi dan adanya
perubahan kandungan gas H2, CH4, CO, C2H4 dan C2H2. Agar terhindar dari
gangguan tersebut dan agar selalu dalam keadaan prima saat beroperasi anda harus
berkalan dan pemantauan kondisi pada saat beroperasi akan banyak keuntungan
c. Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat menghemat
Perawatan tahunan ini harus diadakan, hal tersebut mencakup perawatan sebagai
berikut:
1. Periksa semua kondisi tangki trafo, termasuk semua baut, mur, dan termasuk
pentanahan.
3. Periksa keadaan silica gel dalam breather. Sedikitnya 3/4 dari silicagel yang
pasti harus dalam keadaan berwarna biru. Jika kurang dari itu, silica gel harus
4. Periksa tinggi permukaan oli, pastikan masih berada di atas batas yang
2. Bersihkan tangki dan radiator trafo. Gunakan angin (air kompresor) bertekanan
3. Jika ada bagian trafo yang berkarat, hapuslah karat dengan menggunakan amplas
dengan baik.
2. Jika dilengkapi dengan relay pengaman, periksa kondisi dari contact point.
ulang.
2. Perlu pemeriksaan terhadap kualitas oli trafo. Oli trafo harus bisa menahan
tegangan tembus minyak hanya dapat dilakukan dengan peralatan yang sesuai
Demi menjaga trafo agar tetap beroperasi dengan baik dan effisien, pemeriksaan
secara rutin wajib diadakan. Khususnya dalam hal-hal yang berkaitan di bawah ini
1. Suhu: Pemeriksaan suhu oli trafo sebaiknya sering diperiksa, terutama bila
2. Tinggi Permukaan Oli: Tingggi permukaan oli dipastikan pada level yang
sesuai.
33
3. Kualitas Oli: Oli trafo harus diperiksa secara berkala, tergantung kepada
kondisi operasi trafo. Terutama periksalah tegangan tembus oli dan apakah
4. Silica Gel: Jika telah berubah warna, silica gel harus diganti/diaktifkan
Dalam menganalisis data yang telah didapat di PT. Cahaya Buana Intitama ini
hanya persamaan biasa yang bisa diselesaikan dengan cara manual tanpa
Pengukuran pagi hari pukul 09:00 Pengukuran sore hari pukul 15:00
Dari tabel diatas dapat terlihat ketidakseimbangan beban yang terjadi di masing-
masing fasa, jadi dapat terlihat bahwa terjadi ketidakseimbangan beban pada trafo
35
step-down di PT. Cahaya Buana Intitama, dimana dari tabel terlihat bahwa
pemakaian listrik lebih banyak terjadi malam hari dibandingkan sore hari.
BAB IV
Dalam analisis beban ini bisa dilihat dari tabel 3.2 dan perlu diketahui terlebih
dahulu arus beban penuh dengan menggunakan pada persamaan 3.2 dan 3.3 yaitu:
s
𝐼𝐹𝐿 =
√3x
1600
𝐼𝐹𝐿 =
√3×400
𝐼𝐹𝐿 = 2309,4 A
717+850+600
𝐼𝑅𝑇 = 3
𝐼𝑅𝑇 = 722,33 A
𝐼𝑅 +𝐼𝑆 +𝐼𝑇
𝐼𝑅𝑇 = 3
700+1000+950
𝐼𝑅𝑇 = 3
𝐼𝑅𝑇 = 883,33 A
36
37
𝐼𝑅𝑇
× 100%
𝐼𝐹𝐿
𝐼𝑅𝑇 722,33
= 2309,4 × 100%
𝐼𝐹𝐿
𝐼𝑅𝑇
= 0,313 × 100%
𝐼𝐹𝐿
𝐼𝑅𝑇
= 31,3 %
𝐼𝐹𝐿
𝐼𝑅𝑇
× 100%
𝐼𝐹𝐿
𝐼𝑅𝑇 883,33
= 2309,4 × 100%
𝐼𝐹𝐿
𝐼𝑅𝑇
𝐼𝐹𝐿
= 0,382 × 100%
𝐼𝑅𝑇
= 38,2 %
𝐼𝐹𝐿
Dari data di bab 3 dapat dilihat bahwa beban dalam keadaan tidak seimbang. Besar
𝐼𝑅 = a.𝐼𝑅
Maka :
𝐼
𝑎 =𝐼𝑅
𝑅𝑇
717
𝑎 = 722,33
𝑎 = 0,993
𝐼𝑆 = b.𝐼𝑠
Maka :
𝐼
𝑏 =𝐼𝑠
𝑅𝑇
850
𝑏 = 722,33
𝑏 = 1,177
𝐼𝑇 = c. 𝐼𝑇
Maka :
𝐼
𝑐 =𝐼𝑇
𝑅𝑇
600
𝑐 = 722,33
𝑐 = 0,831
Pada keadaan beban seimbang, koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian rata-
[(𝑎−1)+(𝑏−1)+(𝑐−1)]
Beban Tidak Seimbang Pagi Hari : × 100%
3
[(0,993−1)+(1,177−1)+(0,831−1)]
: × 100%
3
: 0,03 %
39
𝐼𝑅 = a.𝐼𝑅
Maka :
𝐼
𝑎 =𝐼𝑅
𝑅𝑇
700
𝑎 = 883,33
𝑎 = 0,792
𝐼𝑆 = b.𝐼𝑠
Maka :
𝐼
𝑏 =𝐼𝑠
𝑅𝑇
1000
𝑏 =
883,33
𝑏 = 1,132
𝐼𝑇 = c. 𝐼𝑇
Maka :
𝐼
𝑐 =𝐼𝑇
𝑅𝑇
1000
𝑐 = 883,33
𝑐 = 1,075
Pada keadaan beban seimbang, koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian rata-
[(𝑎−1)+(𝑏−1)+(𝑐−1)]
Beban Tidak Seimbang Sore Hari : × 100%
3
[(0,792−1)+(1,132−1)+(1,132−1)]
: × 100%
3
: 0,56 %
BAB V
KESIMPULAN
distribusi di PT. Cahaya Buana Intitama maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Intitama terjadi pada sore hari dimana persentase bebannya adalah 38,2 %.
Tidak seimbang karena arus yang mengalir di masing-masing fasa berbeda, dan
Ketidakseimbangan beban lebih besar terjadi pada sore hari, dimana pada
41
DAFTAR PUSTAKA
42
LAMPIRAN
43
Lampiran 2 – Surat Keterangan Kerja Praktik
44