Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

PEMELIHARAAN MOTOR INDUKSI 3 FASA DI AREA PPU II


PRODUK LINE PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

6 JUNI 2023 – 7 JULI 2023

Disusun untuk memenuhi syarat Kurikulum pada Jurusan


Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Oleh:
ALDO ALIFSYAH DANIHARTA (03041382025103)
M. ADIB SHOLEH (03041282025077)
RIDHO PRASETYA (03041182025005)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
DEPARTEMEN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN MOTOR INDUKSI 3 FASA DI AREA PPU II


PRODUK LINE PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
6 JUNI 2023 – 7 JULI 2023

Oleh:

ALDO ALIFSYAH DANIHARTA (03041382025103)


M. ADIB SHOLEH (03041282025077)
RIDHO PRASETYA (03041182025005)

Palembang, Juli 2023


Mengetahui, Menyetujui,
AVP. Pengelolaan Diklat Pembimbing Kerja Praktik

Agung Prasetyanto Nugroho Aji Kunto Wibowo


Badge 00.0406 Badge 06.0583

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang yang berjudul “PEMELIHARAAN MOTOR
INDUKSI 3 PHASA DI AREA PPU II PRODUK LINE PT. PUPUK
SRIWIDJAJA PALEMBANG” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan Kerja Praktik ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah wajib Kerja
Praktik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
Dalam penyusunan laporan Kerja Praktik ini penulis mendapatkan banyak
bantuan, pengetahuan, serta dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, yang telah memlimpahkan rahmat dan rezeki-Nya sehingga


saya dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini.
2. Kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan doa
dan dukungan baik dari segi moral maupun materi selama kegiatan Kerja
Praktik berlangsung.
3. Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Sriwijaya, Bapak Muhammad
Abu Bakar Sidik, S.T., M.Eng., Ph.D. IPU.
4. Bapak Aji Kunto Wibowo selaku Pembimbing Kerja Praktik di
Departemen Pemeliharaan dan Operasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.
5. Bapak Bambang selaku suvervisor electric PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang.
6. Kak Tio selaku karyawan yang telah memberikan bimbingan dan arahan
kepada kami selama melaksanakan Kerja Praktik.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis selama pelaksanaan kerja
praktik di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan baik dalam isi maupun cara penulisan. Untuk itu penulis mohon maaf
3
atas segala kekhilafan dan penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktik ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri serta para pembaca, dan semoga segala bantuan
serta bimbingan yang penulis dapatkan selama ini mendapatkan rahmat dan ridho
dari Allah SWT. Aamiin.

Palembang, Juli 2023

Penulis

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.........................................................................................3
1.4 Metode Penulisan........................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan.................................................................................4
BAB II MATERI LAPORAN..................................................................................5
2.1 Umum.........................................................................................................5
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan..............................................................5
2.1.2 Profil Pabrik......................................................................................7
2.1.3 Visi, Misi, dan AKHLAK, dan Makna Perusahaan.........................9
2.1.4 Struktur Organisasi dan Sistem Manajemen Perusahaan...............12
2.1.5 Departemen Operasi.......................................................................14
2.1.6 Departemen Pemeliharaan..............................................................15
2.2 Uraian Tugas Khusus................................................................................15
2.2.1 Tinjauan Pustaka............................................................................15
2.2.2 Pembahasan....................................................................................24
BAB III PENUTUP................................................................................................34
3.1 Kesimpulan...............................................................................................34
3.2 Saran.........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
LAMPIRAN...........................................................................................................37

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Logo Perusahaan PT. Pusri Palembang..............................................5

Gambar 2. 2 Struktur Grup Pusri 6


Gambar 2. 3 Struktur Organisasi PT. Pusri...........................................................12
Gambar 2. 4 Klasifikasi Motor Listrik...................................................................17
Gambar 2. 5 Model dan Persamaan Motor Induksi...............................................18
Gambar 2. 6 Motor Induksi 3 Phasa......................................................................19
Gambar 2. 7 Bagian – Bagian Motor Induksi 3 Phasa...........................................19
Gambar 2. 8 Model Motor Induksi 3 Phasa...........................................................20
Gambar 2. 9 Rotor Pada Saat Berputar..................................................................21
Gambar 2. 10 Pengukuran Arus Motor Induksi 3 Phasa........................................25
Gambar 2. 11 Pemeriksaan Temperatur Motor Induksi 3 Phasa...........................26
Gambar 2. 12 Pembukaan Cover Fan Motor Induksi 3 Phasa...............................27
Gambar 2. 13 Penambahan Grease Motor Induksi 3 Phasa...................................28
Gambar 2. 14 Proses Pembukaan dan Pembersihan Motor Induksi 3 Phasa.........30
Gambar 2. 15 Proses Pemasangan Motor Induksi 3 Phasa....................................30
Gambar 2. 16 Proses Pengecekan Tahanan Motor Induksi 3 Phasa......................31
Gambar 2. 17 Before Cleaning Motor Induksi 3 Phasa.........................................32
Gambar 2. 18 Proses Cleaning Motor Induksi 3 Phasa..........................................32
Gambar 2. 19 After Cleaning Motor Induksi 3 Phasa............................................33

6
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Makna Logo PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang....................................11


Tabel 2. 2 Pengaturan Jam Kerja Shift PT. Pusri...................................................13

7
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman modern sekarang ini tenaga listrik memegang peranan utama


dalam kehidupan sehar - hari baik dalam bidang industri maupun pabrik. Peralatan
industri umumnya menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya. Motor
listrik merupakan salah satu dari beberapa jenis mesin-mesin listrik yang dikenal
khalayak umum, terutama dalam dunia industri. Motor listrik berfungsi untuk
mengubah energi listrik menjadi energi gerak, yang kemudian digunakan untuk
menggerakkan berbagai mesin untuk melakukan berbagai pekerjaan dalam suatu
proses produksi di pabrik.

Dalam dunia industri penggunaan motor listrik sangat banyak digunakan


dalam berbagai aktivitas pekerjaan dalam industri karena kemudahan dalam hal
operasional dan juga kemudahan dalam perawatannya dibandingkan dengan
mesin penggerak lainnya. Dalam sebuah industri, banyak sekali jenis motor listrik
yang digunakan dalam sistem operasionalnya dengan fungsi yang berbeda-beda
pula, tetapi jenis yang sering digunakan adalah jenis motor induksi tiga phasa
yang memiliki beberapa kelebihan dalam pengoperasian maupun kemudahan
dalam perawatannya serta mempunyai efisiensi yang tinggi ketika bekerja. Motor
induksi tiga phasa adalah mesin listrik yang paling sering terlibat dalam industri
dengan dua pedoman di seluruh dunia yakni IEC dan NEMA. Motor Induksi IEC
berbasis metrik (millimeter) sedangkan motor Induksi NEMA berbasis imperial
(inch).

Motor-motor induksi sangat penting penggunaanya sebagai alat bantu


penggerak peralatan pada industri. Motor induksi paling banyak digunakan dalam
industri dengan skala besar maupun kecil dan di dalam rumah tangga alasannya
adalah bahwa karakteristiknya hampir sesusai dengan kebutuhan dunia industri,
pada umumnya dalam kaitannya dengan harga, kesempurnaan, pemeliharaan, dan
kestabilan kecepatan. Motor induksi tiga phasa mempunyai beberapa keuntungan,

1
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
yaitu kokoh dan kuat, murah dan dapat diandalkan, efisiensi yang tinggi pada
keadaan kerja normal, dan perawatanya mudah, sedangkan kelemahanya berupa
arus pengasutan awal yang mencapai lima hingga tujuh kali dari arus nominal
kerja motor beban penuh, terutama untuk motor berdaya besar.

PT. Pupuk Sriwidjaja atau Pusri merupakan perusahaan pertama yang


memproduksi pupuk urea di Indonesia. Selain pupuk urea, PT. Pupuk Sriwidjaja
juga menghasilkan produk utama lainnya seperti Ammonia dan pupuk NPK
(Nitrogen, Fosfor, Kalium). Di karenakan jarak yang jauh antara pabrik dan
gudang dalam pengankutan dan pengantongan urea sehingga sistem
pendistribusian di PT. Pusri, sangat membutuhkan banyak motor induksi 3 phasa.
Dimana motor ini sangat dibutuhkan dalam proses pendistribusian agar dapat
lebih efektif dan otomatis untuk menggerakkan belt conveyor dalam produk line.

Pada saat penulis melaksanakan praktik di PPU II didalam sistem


conveyor terdapat motor yang memiliki panas yang berlebih yang dapat
menyebabkan kinerja belt conveyor menurun. Hal ini dapat berdampak pada
sistem pendistribusian dan pengantongan urea. Mengingat peranan motor untuk
sistem pendistribusian sangat penting dalam usaha efektif dan pengotomatisan
kinerja belt conveyor, oleh karena itu pemeliharaan terhadap motor induksi 3
phasa produk line perlu dilakukan. Dengan pemeliharaan secara rutin akan
memberikan keuntungan yang ekonomis bagi perusahaan serta ikut serta dalam
usaha menjaga belt conveyor berjalan dengan lancar. Dengan latar belakang untuk
menjaga optimalnya kinerja motor induksi 3 phasa, maka penulis tertarik untuk
memaparkan karya ilmiah dalam bentuk laporan yang berjudul:

“PEMELIHARAAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA DI AREA PPU II


PRODUK LINE PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG”

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan laporan kerja praktik ini adalah sebagai
berikut.

2
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
1. Menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktik yang merupakan mata kuliah
wajib Jurusan Teknik Elektro Universitas Sriwijaya.
2. Mengetahui cara kerja sistem pendistribusian dengan menggunakan motor
induksi 3 phasa pada PPU II produk line.
3. Mengetahui cara pemeliharaan motor induksi 3 phasa agar bekerja optimal
dan efisien.
4. Mengetahui penyebab permasaahan motor yang mengalami kerusakan.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan materi pada laporan kerja praktik ini lebih terarah dan tidak
melenceng dari topik utama, maka penulis menentukan batasan masalah pada
laporan ini. Adapun batasan masalah pada laporan kerja praktik ini sebagai
berikut.
1. Penulis hanya berfokus pada analisis faktor apa saja yang menyebabkan
tidak optimalnya kinerja motor induksi 3 phasa penggerak belt conveyor.
2. Upaya pemeliharaan yang dilakukan pada motor induksi 3 phasa
penggerak belt conveyor agar dapat beroperasi secara optimal dan efisien.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan dalam pembuatan laporan ini adalah :

1. Metode Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
serta mempelajari hal – hal yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas
dengan turun langsung ke lapangan mengenai Pemeliharaan Motor Induksi
3 Phasa Di Area Ppu II Produk Line Pt. Pupuk Sriwidjaja Palembang
2. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan wawancara atau bertanya langsung kepada pembimbing serta
pihak – pihak di lapangan mengenai Pemeliharaan Motor Induksi 3 Phasa

3
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
Di Area Ppu II Produk Line Pt. Pupuk Sriwidjaja Palembang agar
didapatkan data yang valid dan terpercaya.
3. Metode Literatur
Metode literatur adalah teknik pengumpulan data dengan cara melihat
referensi dari buku – buku maupun jurnal yang memiliki relasi dengan
Pemeliharaan Motor Induksi 3 Phasa.
1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang terdapat pada laporan kerja praktik ini
sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang, tujuan penulisan,


batasan masalah, metode penulisan, serta sistematika penulisan
yang digunakan pada laporan kerja praktik ini.

BAB II MATERI LAPORAN

Bab ini membahas mengenai tinjauan umum seperti pengenalan


perusahaan seperti sejarah, profil pabrik, visi dan misi, dan makna
logo dari PT. Pusri Sriwidjaja Palembang serta membahasa
tinjauan khusus terkait topik yang dibahas.

BAB III PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan demi
menyempurnakan penulisan laporan kerja praktik ini.

4
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
BAB II
MATERI LAPORA.N

2.1 Umum
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) merupakan perusahaan yang


berdiri pada tanggal 24 Desember 1959 sebagai pelopor produsen pupuk urea di
Indonesia. PT. Pupuk Sriwidjaja didirikan di kota Palembang, Sumatera Selatan
dengan nama PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero). PT. Pusri telah berdiri selama lebih
dari 50 tahun dengan tujuan utama melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan
dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional,
khususnya di industri pupuk dan kimia lainnya.

Gambar 2. 1 Logo PT. Pusri Palembang

PT. Pusri berperan sebagai produsen pupuk nasional sekaligus berperan


melaksanakan usaha perdagangan, pemberian jasa, dan jenis usaha lainnya yang
berkaitan dengan industri pupuk. PT. Pusri melaksanakan Public Service
Obligation (PSO) dengan mendistribusikan dan memasarkan pupuk bersubdi
kepada petani. PT. Pusri mengutamakan produksi dan pendistribusian pupuk bagi
para petani di Indonesia sebagai bentuk dukungan untuk program pangan
nasional. Adapun kegiatan lainnya yang diluar tanggung jawab Public

5
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
Service Obligation (PSO) yaitu penjualan pupuk urea non subsidi untuk
memenuhi kebutuhan pupuk di sektor perkebunan, industri, dan juga eksport.

PT. Pusri merupakan perusahaan yang berperan atas perkembangan


industri pupuk nasional, PT. Pusri telah mengalami beberapa perubahan dalam
pengelolaan dan wewenang yang sangat berhubungan langsung dengan kebijakan
– kebijakan pemerintah. Pada tanggal 18 April 2012, PT. Pupuk Indonesia
(Persero) resmi menggantikan nama PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) sebagai nama
induk perusahaan yang baru yang telah diresmikan oleh Kementerian BUMN

Saham utama PT. Pusri dipegang oleh PT. Pupuk Indonesia (Persero)
dengan kepemilikan sebesar 99,99998%. Sementara itu Pemerintah Republik
Indonesia merupakan pemilik akhir yang memegang seluruh saham (100,00%)
PT. Pupuk Indonesia. PT. Pusri resmi berjalan dengan nama PT. Pupuk Sriwidjaja
dan tetap mempertahankan brand dan merek dagang Pusri sampai saat ini.

Gambar 2. 2 Struktur Grup PT. Pusri

6
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2.1.2 Profil Pabrik

PT. Pupuk Sriwidjaja memiliki beberapa fasilitas pabrik mulai dari pabrik
PUSRI I, II, III, IV, V dan IB. Pembangunan pabrik – pabrik tersebut dilakukan
secara bertahap dan dengan persiapan yang matang sesuai rencana Pemerintah
Indonesia yaitu Rencana Pembangunan Lima Tahun dan demi memenuhi
kebutuhan pupuk nasional yang permintaannya semakin meningkat.
2.1.2.1 PUSRI I
PUSRI I adalah pabrik yang dibangun di lahan seluas 20 hektar yang
merupakan awal sejarah berdirinya industri pupuk di Indonesia. PUSRI I didirikan
pada tanggal 14 Agustus 1961 serta mulai dioperasikan pada tahun 1963 dengan
daya tampung urea sebesar 100.000 ton dan 59.400 ton amonia tiap tahunnya.
Namun PUSRI I berhenti beroperasi pada tahun 1986 karena usianya yang sudah
tua serta efisiennya yang semakin menurun, dan saat ini pabrik PUSRI I sudah
digantikan oleh PUSRI IB.
2.1.2.2 PUSRI II
PUSRI II adalah pabrik pupuk kedua yang mulai dioperasikan pada
tanggal 6 Agustus 1974. PUSRI II merupakan pabrik pupuk tertua yang telah
beroperasi di Pusri karena telah beroperasi selama 43 tahun hingga tahun 2017.
Pabrik ini telah diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 8 Agustus 1974.
Kapasitas produksi PUSRI II sebesar 380.000 ton urea per tahun dan 218.000 ton
amonia per tahun dimana kapasitas ini lebih besar dibandingkan dengan kapasitas
PUSRI I.
2.1.2.3 PUSRI III
PUSRI III telah mulai direncanakan pembangunannya ketika PUSRI II
telah diresmikan oleh pemerintah untuk beroperasi. PUSRI III dibangun untuk
mengantisipasi permintaan pupuk yang semakin lama semakin meningkat.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan pemerintah, tepat pada tanggal 21 Mei 1975
Menteri Perindustrian M Jusuf telah meresmikan Pemancangan Tiang Pertama
pembangunan Pabrik Pusri III. Pabrik PUSRI III berkapasitas produksi 1.100

7
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
metrik ton amonia per hari atau 330.000 per tahunnya serta 1.725 metrik ton urea
sehari atau 570.000 metrik per tahunnya.
2.1.2.4 PUSRI IV
Presiden Republik Indonesia menghimbau Menteri Perindustrian untuk
mulai mempersiapkan pembangunan pabrik PUSRI IV melalui Surat Keputusan
No.17 tanggal 17 April 1975. Akhirnya, PUSRI IV memulai awal
pembangunannya pada tanggal 7 Agustus 1975 dan dengan pemancangan tiang
pertama pembangunan dilakukan oleh Menteri Perindustrian M Jusuf di Kota
Palembang tanggal 25 Oktober 1975. PUSRI IV dibangun pada tahun 1977 yang
berkapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia per hari atau 330.000 per tahunnya
serta 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik per tahunnya dimana
kapasitas ini sama dengan kapasitas pabrik PUSRI III.
2.1.2.5 PUSRI IB
Pabrik PUSRI IB dibangun untuk menggantikan PUSRI I yang tingkat
efisensinya sudah menurun. Early Start Date untuk awal dimulai kegiatan Process
Engineering Design Package adalah pada anggal 15 Januari 1990. Sementara
Effective Date dari pelaksanaan pembangunannya PUSRI III adalah pada tanggal
1 Mei 1990. Serta Presiden Republik Indonesia meresmikannya pada tanggal 22
Desember 1994. PUSRI IB memiliki kapasitas produksi 446.000 ton amonia
dalam satu tahun dan 570.000 ton urea dalam satu tahun. Pabrik PUSRI IB
menggunakan teknologi hemat energi dalam proses produksi amonia dan urea
dengan tingkat efisiensi 30% lebih hemat dari pabrik - pabrik PUSRI yang telah
ada. Cakupan PUSRI IB mencakup satu unit pabrik amonia dengan kapasitas
1.350 ton per harinya atau 396.000 ton per tahunnya. Selain itu terdapat satu unit
pabrik urea berkapasitas 1.725 ton per hari atau 570.000 ton per tahun dan satu
unit utilitas, offsite dan auxiliary.
2.1.2.6 PUSRI IIB
PUSRI IIB dibangun sebagai pengganti dari pabrik PUSRI II yang telah
berhenti beroperasi setelah lebih dari 40 tahun digunakan. Pabrik PUSRI IIB
menerapkan KBR Purifier Technology yang digunakan untuk Pabrik Amonia
serta teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk

8
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
Pabrik Urea. Digunakannya teknologi tersebut karena ramah lingkungan serta
hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49
MMBTU/Ton Amonia dan 21,18 MMBTU/Ton Urea.
Jika dibandingkan dengan Pabrik PUSRI II (existing) yang memiliki rasio
pemakaian gas per ton produk 49,24 MMBTU/Ton Amonia dan 36.05
MMBTU/Ton Urea maka penggunaan gas akan lebih hemat sebesar 14,87
MMBTU per ton urea. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi terbesar
dibandingkan dengan pabrik lainnya, kapasitas produksi pabrik amoniak adalah
2.000 ton/hari (660.000 ton/tahun), dan kapasitas produksi pabrik urea 2.750
ton/hari (907.500 ton/tahun).
2.1.3 Visi, Misi, dan AKHLAK, dan Makna Perusahaan

PUSRI telah ditelaah melalui Dewan Komisaris dan Direksi melalui Rapat
Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi serta memiliki visi dan misi yang diatur
dalam Undang-Undang Direksi No. SK/DIR/391/2020 tanggal 30 November
2020.
2.1.3.1 Visi
"Menjadi Perusahaan Agroindustri Unggul di Asia"
2.1.3.2 Misi
1. Menyediakan produk dan solusi agroindustri yang terintegrasi.
2. Memberikan nilai tambah kepada stakeholders secara berkelanjutan.
3. Mendorong pencapaian kemandirian pangan dan kemakmuran Negeri.
2.1.3.3 AKHLAK Perusahaan
Amanah – Kompeten – Harmonis – Loyal – Adaptif – Kolaboratif.
2.1.3.4 Makna Perusahaan
"Pusri Untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan Yang Lebih Baik"
2.1.3.5 Makna Logo Perusahaan
“Kejayaan dan Kemenangan yang Gilang - Gemilang”. Mengabadikan
masa kejayaan dan menentukan cita – cita besar yang harus diraih. PT. Pupuk
Sriwidjaja sudah memiliki standar logo dan nama perusahaan yang tetap agar
seluruh pihak PT. Pusri Palembang yang hendak memakai logo dan nama PT.

9
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
Pusri Palembang dalam hubungannya baik secara formal maupun informal dengan
PT. Pusri Palembang dihimbau untuk menggunakan standar yang sama demi
menjaga penggunaan identitas Pusri yang konsisten dan seragam.
Diterapkannya logo, warna, dan tipografi PT. Pusri yang seragam
diperlukan untuk untuk mempertahankan merk brand yang solid. Untuk
menjadikan PT. Pusri menjadi perusahaan yang besar yang secara aktif bekerja
mewujudkan Indonesia yang sejahtera di bidang pangan, hal yang paling utama
yang perlu dilakukan ialah sikap semangat dari seluruh pihak baik eksternal
maupun internal di ruang lingkup PT. Pusri Palembang untuk mencapai tujuan
bersama tersebut.
2.1.3.6 Nama Perusahaan
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang, asal mula digunakan nama “Sriwidjaja”
pada perusahaan ini adalah untuk mengenang dan membawa kembali masa
kejayaan Maritim di Indonesia yang termahsyur di seluruh penjuru dunia.
Penggunaan nama “Sriwidjaja” ini merupakan suatu bentuk penghormatan
kepada leluhur yang pernah membawa Indonesia menjadi bangsa yang. Di ambil
dari Bahasa Sansekerta, Sri memiliki makna “bercahaya” atau “gemilang”, dan
Widjaja memiliki “kemenangan” atau “kejayaan”. Dalam keseluruhan, Sriwidjaja
memiliki makna “Kejayaan atau Kemenangan yang Gilang-Gemilang”.
Didirikannya PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah peninggalan sejarah
sekaligus menjadi visi bangsa Indonesia akan kekuatan, kesatuan, dan ketahanan
wawasan Nusantara.
2.1.3.7 Detail Elemen Visual Logo Perusahaan
Logo perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja memiliki makna dari setiap
lambang yang ada pada logonya yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Pada logo Pusri terdapat bentuk seperti


huruf “U” yang mewakilkan huruf awal
dari “Urea”. Lambang ini sudah terdaftar
di Ditjen Haki Dep.Kehakiman & HAM
1.
No. 021391.

10
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja

Setangkai padi yang memiliki 24


butir yang melambangkan tanggal
berdirinya PT. Pusri.
2.
Butiran-butiran urea dengan jumlah 12
butir yang berwarna putih
melambangkan bulan dimana PT. Pusri
didirikan.
3.
5 buah butir kapas serta kelopak pecah
yang membentuk 9 retakan mewakilkan
angka 59 sebagai tahun didirikannya PT.
4. Pusri yaitu tahun 1959.

Perahu Kajang, yaitu legenda rakyat dari


Kota Palembang yang terletak di
pinggiran Sungai Musi sekaligus Brand
5.
dari PT. Pusri.
Kuncup teratai yang hendak mekar,
merupakan imajinasi pencipta akan
prospek PT. Pusri di masa yang akan
6.
datang.
Penggunan warna kuning dan biru
benhur dengan dibatasi garis-garis
hitam tipis pada lambang PT. Pusri
melambangkan keagungan, kebebasan
cita-cita, serta kesuburan, ketenangan,
7. dan ketabahan dalam mewujudkan cita-
cita tersebut.

Tabel 2. 1 Makna Logo PT. Pusri Palembang

11
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2.1.4 Struktur Organisasi dan Sistem Manajemen Perusahaan

Gambar 2. 3 Struktur Organisasi PT. Pusri


PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang berbentuk Badan Usaha Milik Negara
yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Pemerintah selaku pemegang
saham menjadi dewan komisaris yang diwakili oleh:
1. Departemen Keuangan
2. Departemen Perindustrian
3. Departemen Pertanian
4. Departemen Pertambangan dan Energi
Struktur organisasi PT. PUSRI mengikuti sistem organisasi garis dan staff.
Dewan komisaris bertindak sebagai pengawas semua kegiatan yang dilakukan
oleh dewan direksi dan menetapkan kebijakan umum yang harus dilakukan.
Kedudukan direksi adalah sebagai mandataris dewan komisaris dan
menguasai seluruh fungsi opearsional perusahaan. Direksi terdiri dari seorang
Direktur Utama di bantu oleh 5 anggota direksi, yaitu:
1. Direktur Operasi dan Umum
2. Direktur Keuangan dan Umum
Dalam operasionalnya Direksi di bantu oleh staff dan kepala-kepala
compartment yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Direktur Produksi
membawahi divisi sebagai berikut:

1. Divisi Pemeliharaan

12
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2. Divisi Pengendalian Pabrik, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
3. Divisi Operasi
4. General Managar Operasi kemudian membawahi departemen
sebagai berikut :
a. Departemen Operasi P-1B
b. Departemen Operasi P-IIB
c. Departemen Operasi P-III
d. Departemen Operasi P-IV
e. Departemen Operasi P-V (NPK1-2)
f. Departemen Operasi P-VI (PPU 1, PPU 2)

Setiap departemen akan dipimpin oleh manager yang membawahi bagian


utilitas, amonia dan urea (untuk P1B, PIIB, PIII, PIV). Untuk departemen P-V
membawahi pabrik NPK 1 dan NPK 2 dan departemen P-VI membawahi bagian
PPU 1 dan PPU 2. Setiap bagian akan di pimpin oleh kepala bagian yang
membawahi langusng, yaitu:
1. Kepala Seksi Shift
2. Kepala Regu
3. Senior Operator
4. Operator Lapangan
Pembagian jam kerja terdiri dari empat Shift Group dengan komposisi tiga
grup melaksanakan Shift dan satu Shift libur. Setiap grup akan dikepalai oleh
seorang kepala seksi Shift. Pengaturan jam kerja Shift adalah:

1. Day Shift : 07.00 – 15.00


2. Swing Shift : 15.00 – 23.00

3. Night Shift : 23.00 – 07.00

Tabel 2. 2 Pengaturan Jam Kerja Shift

13
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2.1.5 Departemen Operasi

Tugas utama Departemen Operasi adalah mengelola bahan baku udara, air,
dan gas alammenjadi ammonia yang selanjutnya dikelola menjadi urea. Tugas-
tugas dan tanggung jawab dari Departemen Operasi adalah :

1. Mengoperasikan saran produksi secara optimal dengan


mengusahakan waktu operasi dan faktor setingi-tingginya, tetapi
tetap memperhatikan keselamatan personalia, peralatan, dan
lingkungan.
2. Menjaga kualitas produksi, bahan baku material, dan peralatan
serta bahan-bahan penunjang sehingga sarana unit produksi dapat
tercpai dengan tolak ukur kuantitas, kualitas, produktivitas, dan
keamanan.
3. Membuat sendiri peralatan dan suku cadang yang mampu dibuat
dengan tetap memperhatikan segi teknis dan ekonomis.
4. Menggantikan peralatan pabrik yang pemakaiannya sudah tidak
ekonomis.
Departemen Operasi bertugas mengkoordinasikan jalannya operasi pabrik
PUSRI I, II, III, I-B, dan PPU. Departemen ini dikepalai oleh seorang Manager
yang dibantu oleh Asisten Manager Operasi I-B, PPU, II, III, IV, dan bagian Shift
serta Superintendentnya masing-masing yang bertugas mengkoordinasikan
jalnnya operasi. Manager yang masingmasing membawahi tiga Kepala Bagian
antara lain :
1. Bagian Ammonia
2. Bagian Urea
3. Bagian Utilitas
Setiap bagian dikepalai oleh seorang Superintendent, yang dibantu oleh
seksi-seksi. Dibawahnya terdapat oleh kelom[ok-kelompok kerja yang dikepalai
oleh seorang Senior Foreman. Kelompok-kelompok kerja tersbut dikarenakan
tugas bergantian (shift) selama sebulan penuh dengan diselingi hari libur.

14
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja

2.1.6 Departemen Pemeliharaan

Departemen Pemeliharaan bertugas memelihara dan memperbaiki alat-alat


pabrik yang berhubungan dengan operasi pabrik. Departemen Pemeliharaan
dikepalai oleh seorang Manager yang dibantu oleh Kepala :
1. Dinas Pemeliharaan Lapangan I, terdiri atas :
a. Bagian Pemeliharaan Lapangan PPU
b. Bagian Pemeliharaan Lapangan PUSRI I-B
c. Bagian Pemeliharaan Lapangan PUSRI II
2. Dinas Pemeliharan Lapangan II, terdiri atas :
a. Bagian Pemeliharaan Lapangan PUSRI III
b. Bagian Pemeliharaan Lapangan PUSRI IV
3. Dinas Perbengkelan dan Alat Bantu, terdiri atas :
a. Bagian Sipil dan Alat Bantu bagian Bengkel Mesin.
b. Bagian Pipa dan Las
4. Dinas Listrik dan Instrumen, terdiri atas :
a. Bagian Listrik
b. Bagian Instrumen
c. Bagian Telekomunikasi dan Elektronika.

2.2 Uraian Tugas Khusus


2.2.1 Tinjauan Pustaka
2.2.1.1 Motor Listrik
Motor listrik merupakan salah satu mesin – mesin listrik yang dapat
mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik yang bekerja
nantinya akan menghasilkan torsi. Torsi merupakan gaya yang ditimbulkan akibat
medan magnet motor yang berinteraksi dengan lilitan kawat yang dialiri arus
listrik, dimana interaksi ini terjadi pada sebagian besar motor listrik yang bekerja.
Motor listrik akan bergerak jika dialiri sumber arus searah atau Direct Current
(DC), misalnya dari kendaraan bermotor, baterai, maupun penyearah. Selain itu,
motor listrik dapat digerakkan oleh sumber arus bolak – balik atau Alternating
Current (AC) yang biasanya ada pada jaringan listrik, inverter, dan generator

15
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
listrik. Secara mekanik, generator listrik serupa dengan motor listrik, namun
generator listrik bekerja dengan aliran daya terbalik yaitu mengkonversi energi
mekanik ke energi listrik.
Beban - beban motor perlu dipahami untuk dapat mempelajari motor
listrik. Beban motor mengarah kepada output torsi (tenaga putar) berdasarkan
kecepatan yang dibutuhkan. Secara umum, beban dapat diklasifikasikan ke dalam
3 jenis sebagai berikut.
1. Beban dengan Energi Konstan
Beban yang memiliki besar torsi yang berubah serta berbanding
terbalik dengan kecepatan merupakan pengertian dari beban
dengan energi konstan. Beban ini biasanya ada pada peralatan –
peralatan mesin.
2. Beban Torsi Variabel
Beban ini merupakan beban yang memiliki torsi beragam dengan
kecepatan kerja. Biasanya beban jenis ini terdapat pada pompa
sentrifugal dan fan (torsi beragam sebagai kuadrat kecepatan).
3. Beban dengan Torsi konstan
Beban torsi konstan memiliki besar output energi yang beragam
dengan kecepatan kerjanya, tetapi torsinya tetap. Beban torsi
konstan ada pada rotary kiln, pompa displacement konstan, dan
conveyers.
Motor listrik terdiri dari beberapa jenis tergantung dari konstruksi, pasokan
input-nya, maupun cara kerjanya. Umumnya, motor listrik terbagi menjadi dua,
yaitu motor listrik AC dan motor listrik DC dimana motor- motor tersebut
memiliki beberapa jenis lagi seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini.

16
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja

Gambar 2. 4 Klasifikasi Motor Listrik

2.2.1.2 Motor Induksi


Motor induksi adalah mesin listrik yang bekerja berdasarkan pada arus
induksi. Aturan kerja tergantung pada gandengan medan listrik. Jenis motor
induksi ini memiliki lubang antara medan stator dan medan rotor. Sumber arus
yang digerakkan adalah kontras umum antara putaran rotor dan medan bolakbalik
stator. Motor induksi tidak menggunakan kumparan medan. Fluks magnetik
tercipta dari daya listrik dari stator. Ide daya adalah induktif. Kondisi ini membuat
mesin penerima bekerja dengan faktor daya terhambat. Bagian stator dan rotor
diisolasi oleh lubang udara. Lubang udara ini sangat rapat. Ketebalannya antara
0,4-4 mm. Motor induksi adalah motor arus berputar yang didasarkan pada
standar penerimaan elektromagnetik. Ini disebut motor induksi dengan alasan
bahwa putaran di rotor tidak diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus
yang terinduksi karena kontras keseluruhan antara kecepatan putaran rotor dan
kecepatan putaran medan putar yang dibuat oleh arus stator, sehingga motor
induksi juga biasanya disebut sebagai mesin motor yang tak serempak. Penerapan
motor induksi sangat normal dalam industri karena memiliki tingkat kualitas yang
tak tergoyahkan dan perawatan yang terbilang sederhana. Terlebih lagi, biaya
penjualan motor induksi lebih murah daripada mesin arus searah dengan
perbandingan setengah harga. Motor induksi bekerja dengan aliran berputar

17
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja

sehingga memiliki proporsi kemampuan listrik yang lebih tinggi terhadap berat
alat berat dibandingkan dengan mesin aliran langsung. Model dan persamaan
Motor Induksi.

Gambar 2. 5 Model dan Persamaan Motor Induksi

Kerja motor induksi juga misalnya, kerja transformator tergantung pada


standar prinsip elektromagnetik. Dengan demikian motor induksi dapat dianggap
sebagai transformator dengan rangkaian opsional berputar. Sampai motor induksi
dapat digambarkan seperti yang ditampilkan diatas. Dengan cara ini, motor
induksi dapat dianggap sebagai transformator dengan berputarnya kumparan
sekunder. Perubahan frekuensi sumber dalam motor induksi tiga phasa akan
mempengaruhi ukuran impedansi kumparan pada motor, karena loop motor
induksi mengandung reaktansi induktif.
2.2.1.3 Motor Induksi 3 Phasa
Motor induksi tiga fasa adalah alat listrik yang mengubah dari energi
mekanik menjadi energi listrik, dimana tiga fasa dalam pengubahan daya. Motor
induksi disebut mesin asinkron. Motor induksi 3 fasa umumnya digunakan untuk
memindahkan alat-alat di industri. Hal ini dikarenakan motor induksi 3 fasa
memiliki pengembangan yang mendasar, harga yang lebih murah dan tidak sulit
untuk merawatnya. Pada dasarnya, motor induksi 3 fasa memiliki kecepatan yang
stabil saat tidak memiliki beban (nol/tanpa tumpukan) atau beban penuh (beban
penuh). Kecepatan motor induksi 3-fasa bergantung pada pengulangan kerjanya
sehingga mengatur kecepatannya. Namun, peralatan pengatur frekuensi
pengulangan variabel semakin digunakan untuk mengontrol kecepatan motor
induksi. Pada dasarnya, konstruksi motor induksi pada dasarnya terdiri atas dua

18
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja

bagian utama, yaitu bagian yang diam (stator) dan bagian yang berputar (rotor).
Bagian stator terdiri atas : badan motor, inti stator, belitan stator, bearing dan
terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri atas kumparan dan poros rotor.
Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh celah udara (air gap) dengan jarak tertentu.

Gambar 2. 6 Motori Induksi 3 Phasa

Gambar 2. 7 Bagian – Bagian Motor Induksi 3 Phasa

2.2.1.4 Fungsi dan Kegunaan Motor Induksi 3 Phasa


Dalam Motor induksi tiga phasa, magnet menarik yang berputar dihasilkan
oleh pasokan tiga phasa pang pas simbang. Motor memiliki kapasitas daya tinggi,
rotor tipe tupai terbatas atau rotor self-start. Diperkirakan sekitar 70% mesin di
industri menggunakan jenis ini, misalnya: siphon, blower, jalur transportasi, kabel
listrik, dan prosesor. Keuntungan dari mesin induksi tiga phasa termasuk memiliki
pengembangan yang sangat mendasar dan solid, terutama mesin penerima rotor
penutup, biayanya sederhana, memiliki produktivitas tinggi, dan tidak
menggunakan sikat sehingga elemen kisi dapat dijauhkan dari dan dukungan
adalah lebih lugas. Selain itu, mesin penggerak juga memiliki beberapa
kelemahan jika dibandingkan dengan mesin lain, terutama kecepatan yang tidak
dapat dilakukan tanpa mengurangi produktivitas, poros mesin akan berkurang
seiring dengan peningkatan tumpukan, dan memiliki arus awal yang besar.

19
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja

2.2.1.5 Model Motor Induksi 3 Phasa


Motor induksi tiga phasa memiliki tiga kumparan, magnet yang menarik
dihasilkan oleh pasokan tiga phasa yang layak. Mesin semacam itu memiliki
kapasitas daya tinggi, dapat memiliki penutup atau belitan rotor dan dapat hidup
sendiri. Penggunaan mesin jenis ini sebagian besar di era modern seperti: pompa
air bersih di gedung-gedung tinggi, angkut di pabrik modern, dan berbagai
keperluan lainnya.

Gambar 2. 8 Model Motor Induksi 3 Phasa


Gambar di atas merupakan gambar mesin induksi dengan rotor tipe belitan
terlebih lagi, di dasarnya adalah gambar mesin induksi dengan rotor tipe penutup.
Dalam mesin induksi dengan rotor tipe enklosur, tiga phasa rotor dihubung
pendek.
2.2.1.6 Keuntungan dan Kerugian Motor Induksi 3 Phasa
1. Keuntungan
a. Kontruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor
dengan rotor sangkar.
b. Harganya relative murah dan kehandalannya tinggi.
c. Effesiensi relative pada keadaan normal, tidak ada sikat
sehingga rugi gesekan kecil.
d. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor
hampir tidak diperlukan.
2. Kerugian
a. Kecepatan tidak mudah di control.
20
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
b. Power factor rendah pada beban ringan.
c. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal
2.2.1.7 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Phasa
Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan
stator kepada kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor induksi 3-fasa yang
dihubungkan dengan suatu sumber tegangan 3-fasa, maka kumparan stator akan
menghasilkan medan magnet yang berputar. Garis-garis gaya fluks yang
diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga
timbul emf (ggl) atau tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor
merupakan rangkaian yang tertutup,maka akan mengalir arus pada kumparan
rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya
fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami
gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai
dengan arah pergerakan medan induksi stator.
Ada beberapa prinsip kerja motor induksi :
1. Apabila catu daya arus bolak-balik tiga fasa dihubungkan pada
kumparan stator (jangkar) maka akan timbul medan putar
dengan kecepatan.
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor
pada rotor
3. Akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi
(GGL) sebesar :

Gambar 2. 9 Rotor Pada Saat Berputar

21
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
E2 s=4,44. f 2 . N 2 . φm
Dimana :
E2 s = Tegangan induksi pada saat rotor berputar (Volt)
N 2 = Putaran rotor (Rpm)
f 2 = Frekuensi rotor (Hz)
φm = Fluks motor (Wb)
4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup maka E2s
akan menghasilkan arus (I).
5. Adanya arus (I) dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F
pada rotor.
6. Bila kopel awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup
besar untuk menggerakkan beban, maka rotor akan berputar
searah dengan medan putar stator.
7. Tegangan induksi terjadi karena terpotongnya konduktor rotor
oleh medan putar, artinya agar terjadi tegangan induksi maka
diperlukan adanya Perbedaan kecepatan medan putar stator (Ns)
dengan kecepatan medan putar rotor (Nr).
8. Perbedaan kecepatan antara Ns dan Nr disebut Slip (S).
N s−N r
S= 100%
Ns
Dimana :
S = Slip motor (%)
Ns = Medan putar stator (Rpm)
Nr = Medan putar rotor (Rpm)
9. Bila Nr = Ns maka tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak
akan mengalir, dengan demikian kopel tidak akan ada dan motor
tidak berputar, kopel motor akan ada kalau ada perbedaan antara
Nr dengan Ns. Nr < Ns.
10. Dilihat dari cara kerjanya motor induksi disebut juga torsi motor
tak serempak atau asinkron.

22
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2.2.1.8 Maintenance (Pemeliharaan) Motor Induksi 3 Phasa
Perawatan Motor Induksi 3 Phasa merupakan salah satu hal yang paling
penting untuk meningkatkan realibility/keandalan proses produksi dalam suatu
industri, di mana motor listrik induksi 3 phasa merupakan salah satu equipment
atau peralatan yang banyak digunakan untuk menunjang berbagai proses tersebut.
Biasanya motor listrik digunakan sebagai pemutar pompa, bowler, belt conveyor
atau juga compressor. Menerapkan maintenance adalah hal penting untuk
meningkatkan efektifitas kinerja yang mempengaruhi bisnis secara keseluruhan.
Perawatan terhadap aset-aset bisnis dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhannya.
Berikut ini beberapa tujuan dilakukannya proses maintenance.
1. Memaksimalkan performa aset. Aset-aset perusahaan yang dijaga
dan dikelola dengan baik dapat beroperasi secara optimal.
Tentunya akan berdampak positif pada bisnis, terutama dalam hal
efisiensi.
2. Meningkatkan keawetan aset. Tujuan lain dari maintenance
adalah untuk mengoptimalkan masa pakai suatu aset. Dengan
melakukan pemeriksaan dan pembersihan secara berkala,
produktivitas aset akan meningkat.
3. Memangkas biaya perbaikan. Aset-aset yang digunakan
perusahaan memiliki harga yang cukup tinggi, sehingga
merawatnya merupakan hal yang wajib dilakukan. Kerusakan
pada mesin, peralatan, atau aset lainnya akan merugikan
perusahaan..
4. Mencegah terjadinya waktu henti yang mendadak. Setiap bisnis
pasti ingin menghindari situasi dimana terjadi kerusakan pada aset
secara tidak terduga.
Ada 3 pemeliharaan pada motor induksi yang sering dilakukan Pada PPU
II PT. Pusri:
1. Preventive Maintenance
2. Predictive Maintenance
3. Corrective Maintenance

23
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2.2.2 Pembahasan
2.2.2.1 Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah sistem pemeliharaan secara rutin untuk
memastikan keandalan aset dan memperpanjang umur peralatan industri.
Tujuan Preventive Maintenance
1. Menemukan suatu tingkatan yang menunjukkan gejala kerusakan
sebelum alat–alat produksi mengalami kerusakan yang fatal.
2. Menangani langsung hal – hal yang bersifat mencegah terjadinya
kerusakan pada alat produksi dengan beratur dan berkala serta
memperbaiki kerusakan kecil yang ditemukan.
A. Safety Induction
Sebelum melakukan Pemeliharaan Preventive, ada baiknya
mematuhi Safety Induction dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terlebih
dahulu untuk melindungi diri dari Bahaya yang datang secara tidak terduga.
Adapun alat keselamatan dalam bekerja yang digunakan sebagai berikut :
1. Helm safety
2. Sepatu safety
3. Sarung tangan
4. Siapkan alat kerja dan material yang dibutuhkan
B. Langkah Kerja Preventive Maintenance
1. Melakukan Pemeriksaan Heater (jika memungkinkan)
Heater berfungsi sebagai pemanas pada bagian dalam motor
untuk menghindari kerusakan akibat kelembapan didalam
motor, Pemeriksaan ini dilakukan pada saat motor sedang tidak
beroperasi.

2. Menambahkan Grease pada Bearing Motor


Grease berfungsi sebagai pelumas pada bearing motor supaya
mengurangi gesekan, melindungi bearing dari korosi.
3. Pemeriksaan Kelainan Suara Pada Motor
Melakukan pemeriksaan suara apakah suara yang dihasilkan
oleh putaran motor normal (halus) atau tidak normal (kasar)
24
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
jika suara motor terdengar kasar maka bisa jadi motor
mengalami masalah bisa jadi pada bearing atau lainnya.
4. Pemeriksaan Temperatur Motor (visual)
Pemeriksaan ini dilakukan secara visual dengan cara
meletakkan telapak tangan pada body motor untuk merasakan
apakah temperatur motor normal atau tidak normal. Dan bisa
juga menggunakan alat pengukuran temperature Thermogun.
5. Pengukuran Arus
Pengukuran menggunakan alat ukur multimeter atau tang
ampere, jika arus kerja motor masih dibawah arus nominal
yang tertera pada name plate maka motor masih dalam
keadaan baik
6. Lakukan Re-painting jika diperlukan
Re-painting adalah kegiatan pengecatan ulang pada body
motor jika warna body sudah memudar atau menglami
pengaratan.
7. Setelah selesai melakukan pemeliharaan
Bersihkan area kerja dan peralatan yang telah digunakan.

Gambar 2. 10 Pengukuran Arus Motor Induksi 3 Phasa

25
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja

Gambar 2. 11 Pemeriksaan Temperatur Motor Induksi 3 Phasa

2.2.2.2 Predictive Maintenance


Predictive Maintenance adalah sistem pemeliharaan mesin dengan tujuan
mengantisipasi kegagalan sebelum kerusakan total terjadi. Pada predictive
maintenance terdapat beberapa metode yang dilakukan, yakni:
1. Memonitor Getaran Vibrasi, dilakukan pengukuran getaran
vibrasi getaran pada motor apakah motor tersebut perlu
dilakukan pemeliharaan.
2. Memonitor Temperature.
A. Safety Induction
Sebelum melakukan Pemeliharaan Predictive, ada baiknya
mematuhi Safety Induction dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terlebih
dahulu untuk melindungi diri dari bahaya yang datang secara tidak terduga.
Adapun alat keselamatan dalam bekerja yang digunakan sebagai berikut :
1. Helm safety
2. Sepatu safety
3. Sarung tangan
4. Siapkan alat kerja dan material yang dibutuhkan Pastikan
kondisi kerja dalam keadaan aman.
B. Langkah Kerja
1. Buka cover fan,untuk memperbaiki cover fan yang telah rusak

26
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2. Lakukan balancing pada rotor. Proses balancing berguna untuk
mengurangi gaya yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
rotor, Jika rotor berputar tidak seimbang maka akan
mengakibatkan kerusakan struktur, hilangnya energi, dan
berkurangnya umur pemakaian.
3. Setelah melakukan balancing selanjutnya tutup kembali cover
fan
4. Lakukan pengetesan pada peralatan dan pastikan peralatan
normal saat beroperasi
5. Ketika telah selesai melakukan pengerjaan bersihkan kembali
area kerja

Gambar 2. 12 Pembukaan Cover Fan Motor Induksi 3 Phasa

2.2.2.3 Corrective Maintenance


Pemeliharaan Corrective dapat dilakukan untuk perangkat/ asset
seperti mesin produksi, mesin pompa air, AC, generator listrik, compressor,
hydraulic jack, electric oven, pressure regulator, dll. Langkah yang dapat
dilakukan dalam pemeliharaan corrective yaitu setelah kegagalan terdeteksi
dilakukan identifikasi terhadap penyebab kerusakan, setelah itu dilakukan
perbaikan perangkat/ asset yang rusak seperti mengubah proses produksi,

27
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
mengganti kontruksi / material / part asset yang rusak, atau tindakan perbaikan
lainnya. Setelah selesai, dilakukan tes fungsi apakah asset sudah berjalan normal.
Dalam Buku “Engineering Design Handbook: Maintenance Engineering
Techniques” membagi corrective maintenance ke dalam lima jenis,yaitu:
1. Perbaikan: Restorasi pada komponen mesin sehingga dapat
kembali beroperasi.
2. Pemeriksaan: Secara rutin mengidentifikasi masalah dan
menghindari terjadinya kerusakan.
3. Salvage: Penggantian komponen yang rusak dan tidak punya
akses reparasi. Kemudian, menggantinya dengan sisa
komponen dan mesin yang lain.
4. Perawatan: Setelah reparasi, mesin dan komponen yang rusak
juga perlu perawatan dan pemeliharaan.
5. Perakitan ulang: Perbaikan pada aset yang benar benar rusak
sampai dapat beroperasi kembali seperti sediakala.

Gambar 2. 13 Penambahan Grease Motor Induksi 3 Phasa

28
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2.2.2.4 Langkah – Langkah Perbaikan Motor Induksi
1. Pertama-tama membuka tutup motor induksi dengan kunci pass atau
ring.
2. Membuka fan atau kipas pada motor indusi dengan kunci treker.
3. Membuka penyegel bearing dengan menggunakan tang kominasi.
4. Membuka bearing dengan kunci treker bearing dan press dengan
pompa angin agar bearing terbuka dan terlepas dari rotor.
5. Memeriksa bearing depan dan belakang motor induksi.
6. Jika rusak, maka di ganti dengan bearing baru yang sesuai dengan
ukuran rotor motor induksi tersebut.
7. Jika masih bisa digunakan, maka di bersihkan dengan alkohol,
ataupun besin agar bersih.
8. Memeriksa rotor motor induksi. Apabila ada kerusakan, akan di
keluarkan dari stator terlebih dahulu dengan cara mengangkatya,
setelah itu diganti baru sesuai dengan rotor motor induksi tersebut.
9. Memeriksa bodi dan stator motor induksi, setelah itu membersihkan
bodi motor dengan alcohol ataupun bensin.
10. Apabila ada kerusakan pada pada stator, maka akan langsung di
perbaiki dengan membenarkan gulungan kumparan motor tersebut.
11. Setelah selesai mengecek dan memperbaiki masing-masing komponen
motor induksi, maka akan di pasang kembali komponen tersebut.
12. Memasang kembali rotor dengan cara memasukannya ke bodi dan
stator motor induksi dengan cara mengangkatnya.
13. Memasang bearing motor dengan cara menggentoknya dengan
perkakas palu ataupun lingis agar masuk ke dalam rotor. Pada tahap
ini perlu ketelitian agar bearing pas masuk ke rotor dan tidak merusak
komponen.
14. Memasang pengunci bearing dengan tang kombinasi.
15. Mengisi bearing dengan pelumas atau grease secukupnya.
16. Memasang kembalai kipas motor induski dengan cara menggetoknya
dengan perkakas palu atau lingis.

29
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
17. Memasukkan kembali penutup motor induksi dan mengencangkan
baut dengan kunci pass atau ring.
18. Apabila sedah selsai proses perbaikan, maka dilanjutkan dengan
proses percobaan dan pengecekan sebelum di oprasikan.

Gambar 2. 14 Proses Pembukaan dan Pembersihan Motor Induksi 3 Phasa

Gambar 2. 15 Proses Pemasangan Motor Induksi 3 Phasa

30
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja

Gambar 2. 16 Proses Pengecekan Tahanan Motor Induksi 3 Phasa

2.2.2.5 Proses Pemeliharaan Motor Induksi 3 Phasa


Perawatan Motor listrik merupakan salah satu hal yang paling penting
untuk meningkatkan realibility keandalan proses produksi, Berikut gambar
gambar pemeliharaan motor induksi.

31
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja

Gambar 2. 17 Before Cleaning Motor Induksi 3 Phasa

Gambar 2. 18 Proses Cleaning Motor Induksi 3 Phasa

32
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja

Gambar 2. 19 After Cleaning Motor Induksi 3 Phasa

33
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
3.2 SARAN

34

Anda mungkin juga menyukai