Oleh:
ALDO ALIFSYAH DANIHARTA (03041382025103)
M. ADIB SHOLEH (03041282025077)
RIDHO PRASETYA (03041182025005)
Oleh:
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang yang berjudul “PEMELIHARAAN MOTOR
INDUKSI 3 PHASA DI AREA PPU II PRODUK LINE PT. PUPUK
SRIWIDJAJA PALEMBANG” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan Kerja Praktik ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah wajib Kerja
Praktik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
Dalam penyusunan laporan Kerja Praktik ini penulis mendapatkan banyak
bantuan, pengetahuan, serta dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.........................................................................................3
1.4 Metode Penulisan........................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan.................................................................................4
BAB II MATERI LAPORAN..................................................................................5
2.1 Umum.........................................................................................................5
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan..............................................................5
2.1.2 Profil Pabrik......................................................................................7
2.1.3 Visi, Misi, dan AKHLAK, dan Makna Perusahaan.........................9
2.1.4 Struktur Organisasi dan Sistem Manajemen Perusahaan...............12
2.1.5 Departemen Operasi.......................................................................14
2.1.6 Departemen Pemeliharaan..............................................................15
2.2 Uraian Tugas Khusus................................................................................15
2.2.1 Tinjauan Pustaka............................................................................15
2.2.2 Pembahasan....................................................................................24
BAB III PENUTUP................................................................................................34
3.1 Kesimpulan...............................................................................................34
3.2 Saran.........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
LAMPIRAN...........................................................................................................37
5
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR TABEL
7
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
BAB I
PENDAHULUAN
1
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
yaitu kokoh dan kuat, murah dan dapat diandalkan, efisiensi yang tinggi pada
keadaan kerja normal, dan perawatanya mudah, sedangkan kelemahanya berupa
arus pengasutan awal yang mencapai lima hingga tujuh kali dari arus nominal
kerja motor beban penuh, terutama untuk motor berdaya besar.
Adapun tujuan dari penulisan laporan kerja praktik ini adalah sebagai
berikut.
2
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
1. Menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktik yang merupakan mata kuliah
wajib Jurusan Teknik Elektro Universitas Sriwijaya.
2. Mengetahui cara kerja sistem pendistribusian dengan menggunakan motor
induksi 3 phasa pada PPU II produk line.
3. Mengetahui cara pemeliharaan motor induksi 3 phasa agar bekerja optimal
dan efisien.
4. Mengetahui penyebab permasaahan motor yang mengalami kerusakan.
Agar pembahasan materi pada laporan kerja praktik ini lebih terarah dan tidak
melenceng dari topik utama, maka penulis menentukan batasan masalah pada
laporan ini. Adapun batasan masalah pada laporan kerja praktik ini sebagai
berikut.
1. Penulis hanya berfokus pada analisis faktor apa saja yang menyebabkan
tidak optimalnya kinerja motor induksi 3 phasa penggerak belt conveyor.
2. Upaya pemeliharaan yang dilakukan pada motor induksi 3 phasa
penggerak belt conveyor agar dapat beroperasi secara optimal dan efisien.
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
serta mempelajari hal – hal yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas
dengan turun langsung ke lapangan mengenai Pemeliharaan Motor Induksi
3 Phasa Di Area Ppu II Produk Line Pt. Pupuk Sriwidjaja Palembang
2. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan wawancara atau bertanya langsung kepada pembimbing serta
pihak – pihak di lapangan mengenai Pemeliharaan Motor Induksi 3 Phasa
3
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
Di Area Ppu II Produk Line Pt. Pupuk Sriwidjaja Palembang agar
didapatkan data yang valid dan terpercaya.
3. Metode Literatur
Metode literatur adalah teknik pengumpulan data dengan cara melihat
referensi dari buku – buku maupun jurnal yang memiliki relasi dengan
Pemeliharaan Motor Induksi 3 Phasa.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang terdapat pada laporan kerja praktik ini
sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan demi
menyempurnakan penulisan laporan kerja praktik ini.
4
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
BAB II
MATERI LAPORA.N
2.1 Umum
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
5
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
Service Obligation (PSO) yaitu penjualan pupuk urea non subsidi untuk
memenuhi kebutuhan pupuk di sektor perkebunan, industri, dan juga eksport.
Saham utama PT. Pusri dipegang oleh PT. Pupuk Indonesia (Persero)
dengan kepemilikan sebesar 99,99998%. Sementara itu Pemerintah Republik
Indonesia merupakan pemilik akhir yang memegang seluruh saham (100,00%)
PT. Pupuk Indonesia. PT. Pusri resmi berjalan dengan nama PT. Pupuk Sriwidjaja
dan tetap mempertahankan brand dan merek dagang Pusri sampai saat ini.
6
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2.1.2 Profil Pabrik
PT. Pupuk Sriwidjaja memiliki beberapa fasilitas pabrik mulai dari pabrik
PUSRI I, II, III, IV, V dan IB. Pembangunan pabrik – pabrik tersebut dilakukan
secara bertahap dan dengan persiapan yang matang sesuai rencana Pemerintah
Indonesia yaitu Rencana Pembangunan Lima Tahun dan demi memenuhi
kebutuhan pupuk nasional yang permintaannya semakin meningkat.
2.1.2.1 PUSRI I
PUSRI I adalah pabrik yang dibangun di lahan seluas 20 hektar yang
merupakan awal sejarah berdirinya industri pupuk di Indonesia. PUSRI I didirikan
pada tanggal 14 Agustus 1961 serta mulai dioperasikan pada tahun 1963 dengan
daya tampung urea sebesar 100.000 ton dan 59.400 ton amonia tiap tahunnya.
Namun PUSRI I berhenti beroperasi pada tahun 1986 karena usianya yang sudah
tua serta efisiennya yang semakin menurun, dan saat ini pabrik PUSRI I sudah
digantikan oleh PUSRI IB.
2.1.2.2 PUSRI II
PUSRI II adalah pabrik pupuk kedua yang mulai dioperasikan pada
tanggal 6 Agustus 1974. PUSRI II merupakan pabrik pupuk tertua yang telah
beroperasi di Pusri karena telah beroperasi selama 43 tahun hingga tahun 2017.
Pabrik ini telah diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 8 Agustus 1974.
Kapasitas produksi PUSRI II sebesar 380.000 ton urea per tahun dan 218.000 ton
amonia per tahun dimana kapasitas ini lebih besar dibandingkan dengan kapasitas
PUSRI I.
2.1.2.3 PUSRI III
PUSRI III telah mulai direncanakan pembangunannya ketika PUSRI II
telah diresmikan oleh pemerintah untuk beroperasi. PUSRI III dibangun untuk
mengantisipasi permintaan pupuk yang semakin lama semakin meningkat.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan pemerintah, tepat pada tanggal 21 Mei 1975
Menteri Perindustrian M Jusuf telah meresmikan Pemancangan Tiang Pertama
pembangunan Pabrik Pusri III. Pabrik PUSRI III berkapasitas produksi 1.100
7
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
metrik ton amonia per hari atau 330.000 per tahunnya serta 1.725 metrik ton urea
sehari atau 570.000 metrik per tahunnya.
2.1.2.4 PUSRI IV
Presiden Republik Indonesia menghimbau Menteri Perindustrian untuk
mulai mempersiapkan pembangunan pabrik PUSRI IV melalui Surat Keputusan
No.17 tanggal 17 April 1975. Akhirnya, PUSRI IV memulai awal
pembangunannya pada tanggal 7 Agustus 1975 dan dengan pemancangan tiang
pertama pembangunan dilakukan oleh Menteri Perindustrian M Jusuf di Kota
Palembang tanggal 25 Oktober 1975. PUSRI IV dibangun pada tahun 1977 yang
berkapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia per hari atau 330.000 per tahunnya
serta 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik per tahunnya dimana
kapasitas ini sama dengan kapasitas pabrik PUSRI III.
2.1.2.5 PUSRI IB
Pabrik PUSRI IB dibangun untuk menggantikan PUSRI I yang tingkat
efisensinya sudah menurun. Early Start Date untuk awal dimulai kegiatan Process
Engineering Design Package adalah pada anggal 15 Januari 1990. Sementara
Effective Date dari pelaksanaan pembangunannya PUSRI III adalah pada tanggal
1 Mei 1990. Serta Presiden Republik Indonesia meresmikannya pada tanggal 22
Desember 1994. PUSRI IB memiliki kapasitas produksi 446.000 ton amonia
dalam satu tahun dan 570.000 ton urea dalam satu tahun. Pabrik PUSRI IB
menggunakan teknologi hemat energi dalam proses produksi amonia dan urea
dengan tingkat efisiensi 30% lebih hemat dari pabrik - pabrik PUSRI yang telah
ada. Cakupan PUSRI IB mencakup satu unit pabrik amonia dengan kapasitas
1.350 ton per harinya atau 396.000 ton per tahunnya. Selain itu terdapat satu unit
pabrik urea berkapasitas 1.725 ton per hari atau 570.000 ton per tahun dan satu
unit utilitas, offsite dan auxiliary.
2.1.2.6 PUSRI IIB
PUSRI IIB dibangun sebagai pengganti dari pabrik PUSRI II yang telah
berhenti beroperasi setelah lebih dari 40 tahun digunakan. Pabrik PUSRI IIB
menerapkan KBR Purifier Technology yang digunakan untuk Pabrik Amonia
serta teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk
8
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
Pabrik Urea. Digunakannya teknologi tersebut karena ramah lingkungan serta
hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49
MMBTU/Ton Amonia dan 21,18 MMBTU/Ton Urea.
Jika dibandingkan dengan Pabrik PUSRI II (existing) yang memiliki rasio
pemakaian gas per ton produk 49,24 MMBTU/Ton Amonia dan 36.05
MMBTU/Ton Urea maka penggunaan gas akan lebih hemat sebesar 14,87
MMBTU per ton urea. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi terbesar
dibandingkan dengan pabrik lainnya, kapasitas produksi pabrik amoniak adalah
2.000 ton/hari (660.000 ton/tahun), dan kapasitas produksi pabrik urea 2.750
ton/hari (907.500 ton/tahun).
2.1.3 Visi, Misi, dan AKHLAK, dan Makna Perusahaan
PUSRI telah ditelaah melalui Dewan Komisaris dan Direksi melalui Rapat
Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi serta memiliki visi dan misi yang diatur
dalam Undang-Undang Direksi No. SK/DIR/391/2020 tanggal 30 November
2020.
2.1.3.1 Visi
"Menjadi Perusahaan Agroindustri Unggul di Asia"
2.1.3.2 Misi
1. Menyediakan produk dan solusi agroindustri yang terintegrasi.
2. Memberikan nilai tambah kepada stakeholders secara berkelanjutan.
3. Mendorong pencapaian kemandirian pangan dan kemakmuran Negeri.
2.1.3.3 AKHLAK Perusahaan
Amanah – Kompeten – Harmonis – Loyal – Adaptif – Kolaboratif.
2.1.3.4 Makna Perusahaan
"Pusri Untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan Yang Lebih Baik"
2.1.3.5 Makna Logo Perusahaan
“Kejayaan dan Kemenangan yang Gilang - Gemilang”. Mengabadikan
masa kejayaan dan menentukan cita – cita besar yang harus diraih. PT. Pupuk
Sriwidjaja sudah memiliki standar logo dan nama perusahaan yang tetap agar
seluruh pihak PT. Pusri Palembang yang hendak memakai logo dan nama PT.
9
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
Pusri Palembang dalam hubungannya baik secara formal maupun informal dengan
PT. Pusri Palembang dihimbau untuk menggunakan standar yang sama demi
menjaga penggunaan identitas Pusri yang konsisten dan seragam.
Diterapkannya logo, warna, dan tipografi PT. Pusri yang seragam
diperlukan untuk untuk mempertahankan merk brand yang solid. Untuk
menjadikan PT. Pusri menjadi perusahaan yang besar yang secara aktif bekerja
mewujudkan Indonesia yang sejahtera di bidang pangan, hal yang paling utama
yang perlu dilakukan ialah sikap semangat dari seluruh pihak baik eksternal
maupun internal di ruang lingkup PT. Pusri Palembang untuk mencapai tujuan
bersama tersebut.
2.1.3.6 Nama Perusahaan
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang, asal mula digunakan nama “Sriwidjaja”
pada perusahaan ini adalah untuk mengenang dan membawa kembali masa
kejayaan Maritim di Indonesia yang termahsyur di seluruh penjuru dunia.
Penggunaan nama “Sriwidjaja” ini merupakan suatu bentuk penghormatan
kepada leluhur yang pernah membawa Indonesia menjadi bangsa yang. Di ambil
dari Bahasa Sansekerta, Sri memiliki makna “bercahaya” atau “gemilang”, dan
Widjaja memiliki “kemenangan” atau “kejayaan”. Dalam keseluruhan, Sriwidjaja
memiliki makna “Kejayaan atau Kemenangan yang Gilang-Gemilang”.
Didirikannya PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah peninggalan sejarah
sekaligus menjadi visi bangsa Indonesia akan kekuatan, kesatuan, dan ketahanan
wawasan Nusantara.
2.1.3.7 Detail Elemen Visual Logo Perusahaan
Logo perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja memiliki makna dari setiap
lambang yang ada pada logonya yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
10
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
11
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2.1.4 Struktur Organisasi dan Sistem Manajemen Perusahaan
1. Divisi Pemeliharaan
12
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2. Divisi Pengendalian Pabrik, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
3. Divisi Operasi
4. General Managar Operasi kemudian membawahi departemen
sebagai berikut :
a. Departemen Operasi P-1B
b. Departemen Operasi P-IIB
c. Departemen Operasi P-III
d. Departemen Operasi P-IV
e. Departemen Operasi P-V (NPK1-2)
f. Departemen Operasi P-VI (PPU 1, PPU 2)
13
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2.1.5 Departemen Operasi
Tugas utama Departemen Operasi adalah mengelola bahan baku udara, air,
dan gas alammenjadi ammonia yang selanjutnya dikelola menjadi urea. Tugas-
tugas dan tanggung jawab dari Departemen Operasi adalah :
14
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
15
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
listrik. Secara mekanik, generator listrik serupa dengan motor listrik, namun
generator listrik bekerja dengan aliran daya terbalik yaitu mengkonversi energi
mekanik ke energi listrik.
Beban - beban motor perlu dipahami untuk dapat mempelajari motor
listrik. Beban motor mengarah kepada output torsi (tenaga putar) berdasarkan
kecepatan yang dibutuhkan. Secara umum, beban dapat diklasifikasikan ke dalam
3 jenis sebagai berikut.
1. Beban dengan Energi Konstan
Beban yang memiliki besar torsi yang berubah serta berbanding
terbalik dengan kecepatan merupakan pengertian dari beban
dengan energi konstan. Beban ini biasanya ada pada peralatan –
peralatan mesin.
2. Beban Torsi Variabel
Beban ini merupakan beban yang memiliki torsi beragam dengan
kecepatan kerja. Biasanya beban jenis ini terdapat pada pompa
sentrifugal dan fan (torsi beragam sebagai kuadrat kecepatan).
3. Beban dengan Torsi konstan
Beban torsi konstan memiliki besar output energi yang beragam
dengan kecepatan kerjanya, tetapi torsinya tetap. Beban torsi
konstan ada pada rotary kiln, pompa displacement konstan, dan
conveyers.
Motor listrik terdiri dari beberapa jenis tergantung dari konstruksi, pasokan
input-nya, maupun cara kerjanya. Umumnya, motor listrik terbagi menjadi dua,
yaitu motor listrik AC dan motor listrik DC dimana motor- motor tersebut
memiliki beberapa jenis lagi seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini.
16
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
17
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
sehingga memiliki proporsi kemampuan listrik yang lebih tinggi terhadap berat
alat berat dibandingkan dengan mesin aliran langsung. Model dan persamaan
Motor Induksi.
18
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
bagian utama, yaitu bagian yang diam (stator) dan bagian yang berputar (rotor).
Bagian stator terdiri atas : badan motor, inti stator, belitan stator, bearing dan
terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri atas kumparan dan poros rotor.
Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh celah udara (air gap) dengan jarak tertentu.
19
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
21
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
E2 s=4,44. f 2 . N 2 . φm
Dimana :
E2 s = Tegangan induksi pada saat rotor berputar (Volt)
N 2 = Putaran rotor (Rpm)
f 2 = Frekuensi rotor (Hz)
φm = Fluks motor (Wb)
4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup maka E2s
akan menghasilkan arus (I).
5. Adanya arus (I) dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F
pada rotor.
6. Bila kopel awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup
besar untuk menggerakkan beban, maka rotor akan berputar
searah dengan medan putar stator.
7. Tegangan induksi terjadi karena terpotongnya konduktor rotor
oleh medan putar, artinya agar terjadi tegangan induksi maka
diperlukan adanya Perbedaan kecepatan medan putar stator (Ns)
dengan kecepatan medan putar rotor (Nr).
8. Perbedaan kecepatan antara Ns dan Nr disebut Slip (S).
N s−N r
S= 100%
Ns
Dimana :
S = Slip motor (%)
Ns = Medan putar stator (Rpm)
Nr = Medan putar rotor (Rpm)
9. Bila Nr = Ns maka tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak
akan mengalir, dengan demikian kopel tidak akan ada dan motor
tidak berputar, kopel motor akan ada kalau ada perbedaan antara
Nr dengan Ns. Nr < Ns.
10. Dilihat dari cara kerjanya motor induksi disebut juga torsi motor
tak serempak atau asinkron.
22
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2.2.1.8 Maintenance (Pemeliharaan) Motor Induksi 3 Phasa
Perawatan Motor Induksi 3 Phasa merupakan salah satu hal yang paling
penting untuk meningkatkan realibility/keandalan proses produksi dalam suatu
industri, di mana motor listrik induksi 3 phasa merupakan salah satu equipment
atau peralatan yang banyak digunakan untuk menunjang berbagai proses tersebut.
Biasanya motor listrik digunakan sebagai pemutar pompa, bowler, belt conveyor
atau juga compressor. Menerapkan maintenance adalah hal penting untuk
meningkatkan efektifitas kinerja yang mempengaruhi bisnis secara keseluruhan.
Perawatan terhadap aset-aset bisnis dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhannya.
Berikut ini beberapa tujuan dilakukannya proses maintenance.
1. Memaksimalkan performa aset. Aset-aset perusahaan yang dijaga
dan dikelola dengan baik dapat beroperasi secara optimal.
Tentunya akan berdampak positif pada bisnis, terutama dalam hal
efisiensi.
2. Meningkatkan keawetan aset. Tujuan lain dari maintenance
adalah untuk mengoptimalkan masa pakai suatu aset. Dengan
melakukan pemeriksaan dan pembersihan secara berkala,
produktivitas aset akan meningkat.
3. Memangkas biaya perbaikan. Aset-aset yang digunakan
perusahaan memiliki harga yang cukup tinggi, sehingga
merawatnya merupakan hal yang wajib dilakukan. Kerusakan
pada mesin, peralatan, atau aset lainnya akan merugikan
perusahaan..
4. Mencegah terjadinya waktu henti yang mendadak. Setiap bisnis
pasti ingin menghindari situasi dimana terjadi kerusakan pada aset
secara tidak terduga.
Ada 3 pemeliharaan pada motor induksi yang sering dilakukan Pada PPU
II PT. Pusri:
1. Preventive Maintenance
2. Predictive Maintenance
3. Corrective Maintenance
23
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2.2.2 Pembahasan
2.2.2.1 Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah sistem pemeliharaan secara rutin untuk
memastikan keandalan aset dan memperpanjang umur peralatan industri.
Tujuan Preventive Maintenance
1. Menemukan suatu tingkatan yang menunjukkan gejala kerusakan
sebelum alat–alat produksi mengalami kerusakan yang fatal.
2. Menangani langsung hal – hal yang bersifat mencegah terjadinya
kerusakan pada alat produksi dengan beratur dan berkala serta
memperbaiki kerusakan kecil yang ditemukan.
A. Safety Induction
Sebelum melakukan Pemeliharaan Preventive, ada baiknya
mematuhi Safety Induction dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terlebih
dahulu untuk melindungi diri dari Bahaya yang datang secara tidak terduga.
Adapun alat keselamatan dalam bekerja yang digunakan sebagai berikut :
1. Helm safety
2. Sepatu safety
3. Sarung tangan
4. Siapkan alat kerja dan material yang dibutuhkan
B. Langkah Kerja Preventive Maintenance
1. Melakukan Pemeriksaan Heater (jika memungkinkan)
Heater berfungsi sebagai pemanas pada bagian dalam motor
untuk menghindari kerusakan akibat kelembapan didalam
motor, Pemeriksaan ini dilakukan pada saat motor sedang tidak
beroperasi.
25
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
26
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2. Lakukan balancing pada rotor. Proses balancing berguna untuk
mengurangi gaya yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
rotor, Jika rotor berputar tidak seimbang maka akan
mengakibatkan kerusakan struktur, hilangnya energi, dan
berkurangnya umur pemakaian.
3. Setelah melakukan balancing selanjutnya tutup kembali cover
fan
4. Lakukan pengetesan pada peralatan dan pastikan peralatan
normal saat beroperasi
5. Ketika telah selesai melakukan pengerjaan bersihkan kembali
area kerja
27
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
mengganti kontruksi / material / part asset yang rusak, atau tindakan perbaikan
lainnya. Setelah selesai, dilakukan tes fungsi apakah asset sudah berjalan normal.
Dalam Buku “Engineering Design Handbook: Maintenance Engineering
Techniques” membagi corrective maintenance ke dalam lima jenis,yaitu:
1. Perbaikan: Restorasi pada komponen mesin sehingga dapat
kembali beroperasi.
2. Pemeriksaan: Secara rutin mengidentifikasi masalah dan
menghindari terjadinya kerusakan.
3. Salvage: Penggantian komponen yang rusak dan tidak punya
akses reparasi. Kemudian, menggantinya dengan sisa
komponen dan mesin yang lain.
4. Perawatan: Setelah reparasi, mesin dan komponen yang rusak
juga perlu perawatan dan pemeliharaan.
5. Perakitan ulang: Perbaikan pada aset yang benar benar rusak
sampai dapat beroperasi kembali seperti sediakala.
28
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
2.2.2.4 Langkah – Langkah Perbaikan Motor Induksi
1. Pertama-tama membuka tutup motor induksi dengan kunci pass atau
ring.
2. Membuka fan atau kipas pada motor indusi dengan kunci treker.
3. Membuka penyegel bearing dengan menggunakan tang kominasi.
4. Membuka bearing dengan kunci treker bearing dan press dengan
pompa angin agar bearing terbuka dan terlepas dari rotor.
5. Memeriksa bearing depan dan belakang motor induksi.
6. Jika rusak, maka di ganti dengan bearing baru yang sesuai dengan
ukuran rotor motor induksi tersebut.
7. Jika masih bisa digunakan, maka di bersihkan dengan alkohol,
ataupun besin agar bersih.
8. Memeriksa rotor motor induksi. Apabila ada kerusakan, akan di
keluarkan dari stator terlebih dahulu dengan cara mengangkatya,
setelah itu diganti baru sesuai dengan rotor motor induksi tersebut.
9. Memeriksa bodi dan stator motor induksi, setelah itu membersihkan
bodi motor dengan alcohol ataupun bensin.
10. Apabila ada kerusakan pada pada stator, maka akan langsung di
perbaiki dengan membenarkan gulungan kumparan motor tersebut.
11. Setelah selesai mengecek dan memperbaiki masing-masing komponen
motor induksi, maka akan di pasang kembali komponen tersebut.
12. Memasang kembali rotor dengan cara memasukannya ke bodi dan
stator motor induksi dengan cara mengangkatnya.
13. Memasang bearing motor dengan cara menggentoknya dengan
perkakas palu ataupun lingis agar masuk ke dalam rotor. Pada tahap
ini perlu ketelitian agar bearing pas masuk ke rotor dan tidak merusak
komponen.
14. Memasang pengunci bearing dengan tang kombinasi.
15. Mengisi bearing dengan pelumas atau grease secukupnya.
16. Memasang kembalai kipas motor induski dengan cara menggetoknya
dengan perkakas palu atau lingis.
29
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
17. Memasukkan kembali penutup motor induksi dan mengencangkan
baut dengan kunci pass atau ring.
18. Apabila sedah selsai proses perbaikan, maka dilanjutkan dengan
proses percobaan dan pengecekan sebelum di oprasikan.
30
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
31
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
32
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
33
Universitas Sriwijaya PT. Pupuk Sriwidjaja
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
3.2 SARAN
34