Anda di halaman 1dari 54

ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT

ANGKUT PADA AKTIVITAS OVERBURDEN REMOVAL DI PT


RIMAU TANGGUH PERKASA DESA JAWETEN
KECAMATAN DUSUN TIMUR KABUPATEN BARITO TIMUR
KALIMANTAN TENGAH

LAPORAN KERJA PRAKTIK

DISUSUN OLEH

AFTRI SA PUTRA
193010504004

NI WAYAN RESA ANUGRAHNI


193010504005

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT
PADA AKTIVITAS OVERBURDEN REMOVAL DI PT RIMAU TANGGUH
PERKASA DESA JAWETEN KECAMATAN DUSUN TIMUR
KABUPATEN BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH

Di
PT. RIMAU TANGGUH PERKASA

Oleh :

AFTRI SA PUTRA
193010504004

NI WAYAN RESA ANUGRAHNI


193010504005

Palangka Raya, April 2023


Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Koordinator Kerja Praktik,

Fahrul Indrajaya, ST., MT Fahrul Indrajaya, ST., MT


NIP. 19791215 200812 1 001 NIP. 19791215 200812 1 001
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT
PADA AKTIVITAS OVERBURDEN REMOVAL DI PT RIMAU TANGGUH
PERKASA DESA JAWETEN KECAMATAN DUSUN TIMUR
KABUPATEN BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH
Pada:
PT. RIMAU TANGGUH PERKASA

Oleh :

AFTRI SA PUTRA
193010504004

NI WAYAN RESA ANUGRAHNI


193010504005

Menyetujui,

PEMBIMBING KULIAH PRAKTIK

ADI KUMALA SARI, ST.


MINE PLAN ENGINEER
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah
melimpahkan berkat rahmat-Nya sehingga laporan Kerja Praktik yang berjudul
“Analisa Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut pada Aktivitas
Overburden Removal di PT Rimau Tangguh Perkasa Desa Jaweten
Kecamatan Dusun Timur Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah”
Kerja Praktik (KP) adalah satu dari mata kuliah wajib dengan bobot 6 SKS
yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan/Prodi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. Melalui Kerja Praktik diharapkan
mahasiswa dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman mengenai disiplin
ilmu disertai penerapan secara nyata.
Kerja praktik ini dilaksanakan di PT. Rimau Tangguh Perkasa. Dalam
penulisan laporan ini tentunya tidak berjalan dengan lancar tanpa adanya
dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, baik pada waktu pengambilan data
dan pengamatan di perusahaan ataupun pada saat penulisan laporan. Untuk itu
ucapan terima kasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa.


2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam
menyelesaikan kegiatan dan laporan Kerja Praktik.
3. Universitas Palangka Raya sebagai tempat kami menimba ilmu.
4. Bapak Fahrul Indrajaya, S.T., M.T. selaku Koordinator Kerja Praktik dan Ketua
Jurusan/Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Palangka
Raya.
5. Bapak Fahrul Indrajaya, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik.
6. Bapak/Ibu dosen serta Pegawai/Staff Jurusan/Prodi Teknik Pertambangan,
Universitas Palangka Raya.
7. PT. Rimau Tangguh Perkasa yang memberikan kesempatann untuk
melaksanakan Kerja Praktik.
8. Ibu Adi Kumala Sari, S.T. selaku Pembimbing Lapangan Kerja Praktik dan
Mine Plan Engineer PT. Rimau Tangguh Perkasa.
9. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Rimau Tangguh Perkasa, yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan Kerja Praktik.
10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Kerja Praktik.

Dalam proses penyusunan laporan Kerja Praktek ini penulis banyak


mendapat bantuan, dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Penulis berharap
dengan adanya lapopran Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
khususnya dan bagi semua pihak yang membaca pada umumnya. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penyusun mengharapkan banyak kritik dan saran yang membangun untuk
kemajuan penulis di masa yang akan mendatang.

Jaweten, Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii

KATA PENGANTAR................................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR................................................................................... viii

DAFTAR TABEL........................................................................................ ix

BAB

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah................................................................................... 3

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegiatan Penambangan di PT. Rimau Tangguh Perkasa...................... 4


2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat Gali-Muat....... 7
2.3 Cycle Time (Waktu Edar)...................................................................... 12
2.4 Geometri Jalan Angkut.......................................................................... 14
2.5 Efisiensi Kerja....................................................................................... 15
2.6 Produktivitas Alat Gali-Muat dan Alat Angkut...................................... 16
2.7 Match Factor.......................................................................................... 18

III METODE PENGAMATAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah Pengamatan................................................ 19


3.2 Kondisi Geologi..................................................................................... 22
3.3 Alat dan Bahan....................................................................................... 24

6
3.4 Waktu Kegiatan...................................................................................... 24
3.5 Tata Laksana.......................................................................................... 24

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil....................................................................................................... 28
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 38

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 40


5.2 Saran....................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)..................................... 4

Gambar 2. 2 Proses penggalian Top Soil (Tanah Pucuk)........................... 5

Gambar 2. 3 Proses penggalian Lumpur Padat........................................... 5

Gambar 2. 4 Proses pemuatan Batubara.................................................... 6

Gambar 2. 5 Stock ROM............................................................................ 6

Gambar 2. 6 Proses Loading Batubara ke Alat Angkut menuju Pelabuhan 7

Gambar 2. 7 Posisi Top Loading................................................................. 8

Gambar 2. 8 Posisi Bottom Loading........................................................... 9

Gambar 2. 9 Pola Pemuatan Berdasarkan Jumlah Penetapan Alat Angkut 9

Gambar 2. 10 Pola Pemuatan Berdasarkan Cara Manuvernya................... 10

Gambar 2. 11 Lebar Jalan Angkut Lurus Dua Jalur................................... 14

Gambar 2. 12 Lebar Jalan Angkut Tikungan Dua Jalur............................. 15

Gambar 3. 1 Peta Kesampaian Daerah....................................................... 19

Gambar 3. 2 Peta Geologi Regional........................................................... 23

Gambar 4. 1 Tanah Humus......................................................................... 28

Gambar 4. 2 Lapisan Sub soil..................................................................... 29

Gambar 4. 3 Lumpur Padat........................................................................ 29

Gambar 4. 4 Excavator Volvo EC480D ..................................................... 30

Gambar 4. 5 Excavator Sany SY500H....................................................... 30

Gambar 4. 6 ADT Volvo A40F................................................................... 31

8
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Faktor Pengisian.......................................................................... 8

Tabel 2.2 Swell factor teoritis...................................................................... 12

Tabel. 3.1 Struktur Organisasi PT. Rimau Tangguh Perkasa..................... 21

Tabel 3.2 Data Curah Hujan........................................................................ 21

Tabel 4.1 Waktu Kerja PT. Rimau Tangguh Perkasa................................... 31

Tabel 4.2 Waktu Hambatan Alat Gali Muat dan Alat Angkut..................... 32

Tabel 4.3 Hasil Cycle Time Alat Gali Muat................................................. 33

Tabel 4.4 Hasil Cycle Time Alat Angkut..................................................... 33

Tabel 4.5 Produktivitas Alat Gali Muat....................................................... 34

Tabel 4.6 Produktivitas Alat Gali Muat....................................................... 35

Tabel 4.9 Analisis Match factor.................................................................. 36

9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambangan batubara merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi


ketersediaan energi pada saat ini, baik digunakan sebagai pembangkit tenaga
listrik, industri pembuatan semen, peleburan bijih besi, baik dari pasar domestik
maupun mancanegara. Sehingga menuntut perusahaan tambang berlomba-lomba
meningkatkan produksi batubaranya untuk bersaing memenuhi permintaan pasar
batubara dunia. Agar dapat dimanfaatkan tentunya harus memenuhi persyaratan
yang diminta oleh konsumen atau pasar. Oleh karena itu, untuk menjaga kuantitas
dari batubara kita harus memperhatikan tahap proses penambangan batubara
tersebut. PT. Rimau Tangguh Perkasa merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang penambangan batubara yang terletak di Kalimantan
Tengah dan telah mendapat izin pertambangan berupa IUP.
Peralatan mekanis pada operasi penambangan merupakan salah satu sarana
produksi yang penting untuk pencapaian target produksi perusahaan tersebut.
Untuk itu, kajian teknis perlu dilakukan terhadap faktor alat dan faktor alam.
Usaha pemecahan masalah ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas
alat gali muat dan alat angkut yang digunakan. Target produksi penambangan
batubara sangat berpengaruh ke dalam hasil dari produksi perusahaan tersebut.
Namun demikian aktual tidak berbanding lurus dengan produksi yang telah
ditargetkan. Banyak kendala yang mungkin timbul yang dapat menyebabkan tidak
serasinya alat muat dan alat angkut tersebut, sehingga waktu kerja tidak efektif
dan tidak produktif. Oleh karena itu, keserasian alat muat dan alat angkut ini
dibahas cara kerja dan kemampuan kerja masing-masing alat tersebut serta
hambatan-hambatan.
Pentingnya produktivitas tersebut yang membuat penyusun mengajukan
kerja praktik pada PT. Rimau Tangguh Perkasa Site Penambangan Pit 1 Block A,
dengan judul Pengamatan “Analisa Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut

1
2

pada Aktivitas Overburden Removal di PT Rimau Tangguh Perkasa Desa Jaweten


Kecamatan Dusun Timur Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana aktitivitas penambangan yang dilakukan di Pit 1 Block A PT.
Rimau Tangguh Perkasa?
2. Berapa besaran nilai cycle time alat gali muat dan alat angkut yang digunakan
di Pit 1 Block A PT. Rimau Tangguh Perkasa?
3. Berapa besaran produktivitas setiap alat gali muat dan alat angkut yang
digunakan di Pit 1 Block A PT. Rimau Tangguh Perkasa dalam pemindahan
overburden?
4. Bagaimana analisis nilai Match factor dari alat gali muat dan alat angkut pada
lokasi pengamatan di Pit 1 Block A PT. Rimau Tangguh Perkasa?

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Maksud dari kerja praktik yang dilaksakan di PT. Rimau Tangguh Perkasa
Site Penambangan Block A ini adalah :
1. Mengenal dan mengamati secara langsung tentang dunia pertambangan,
khususnya proses penambangan batubara dengan metode tambang yang
dilakukan di PT. Rimau Tangguh Perkasa.
2. Penerapan teori yang didapatkan dari perkuliahan secara langsung di
lapangan, serta belajar bekerja dengan target yang telah ditentukan
perusahaan.

1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami aktitivitas penambangan yang dilakukan di Pit 1 Block A PT.
Rimau Tangguh Perkasa.
2. Mengamati cycle time alat gali muat dan alat angkut yang digunakan di Pit 1
Block A PT. Rimau Tangguh Perkasa.
3

3. Menghitung produktivitas setiap alat gali muat dan alat angkut yang
digunakan di Pit 1 Block A PT. Rimau Tangguh Perkasa dalam pemindahan
overburden.
4. Menghitung nilai Match factor dari alat gali muat dan alat angkut pada lokasi
pengamatan di Pit 1 Block A PT. Rimau Tangguh Perkasa.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah yang akan diuraikan dalam pengamatan kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Peralatan mekanis yang diamati terbatas hanya pada alat gali muat berupa
Excavator Volvo EC480D dan Excavator Sany SY500.
2. Produktivitas alat yang dibahas berupa produktivitas alat gali muat dan alat
angkut pada kegiatan overburden removal.
3. Nilai bucket fill factor dan swell factor didapat dari pendekatan handbook alat
mekanis tanpa melakukan perhitungan.
4. Penelitian dilakukan pada Pit 1 Block A dan disposal OPD 1 PT. Rimau
Tangguh Perkasa.
5. Penelitian hanya dilakukan pada aktivitas Overburden Removal.
6. Pengumpulan data diamati dari kegiatan gali muat di fleet 1 dan 2 hingga
diangkut menuju disposal OPD 1.
7. Data yang diambil merupakan dari unit yang aktif digunakan di PT. Rimau
Tangguh Perkasa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegiatan Penambangan di PT. Rimau Tangguh Perkasa


Sistem penambangan yang diterapkan pada PT. Rimau Tangguh Perkasa
merupakan sistem penambangan terbuka dengan menggunakan metode open pit.
Tahapan- tahapan kegiatan penambangan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

2.1.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)


Untuk menyiapkan front kerja bagi alat gali muat dan alat angkut perlu
dilakukan pembersihan lahan. Pembersihan lahan ini dilakukan terhadap vegetasi
atau pohon-pohon yang terdapat di sekitar daerah operasi penambangan. Vegetasi
yang dipangkas terdiri dari semak belukar dan tanaman hutan.
Pembersihan lahan yang dilakukan perusahaan yakni untuk membuat jalan
baru dari pit ke disposal dengan menggunakan alat mekanis Excavator. Oleh
karena itu harus dilakukan pembersihan lahan agar mempermudah proses
pembuatan jalan tersebut. Kegiatan tersebut dapat menghabiskan waktu berhari-
hari tergantung seberapa luas wilayah operasi penambangan.

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023


Gambar 2. 13 Pembersihan Lahan (Land Clearing)

4
5

2.1.2 Penggalian Lapisan Tanah Penutup


Overburden digali dan diangkut ke disposal. Terdapat 3 lapisan material
overburden pada front penambangan PT. Rimau Tangguh Perkasa, yakni: top soil
yang merupakan lapisan tanah paling atas, sub soil merupakan lapisan kedua,
lempung basah merupakan lapisan ketiga dan lumpur padat merupakan lapisan
terakhir sebelum batubara.

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023


Gambar 2. 2 Proses penggalian Top Soil (Tanah Pucuk)

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023


Gambar 2. 3 Proses penggalian Lumpur Padat

Setelah disposal sesuai dengan kapasitas (disposal yang telah final), maka
pembuangan tanah penutup yang digali akan dibuang ke bekas pit yang telah
mine out atau telah sesuai dengan limit kedalaman penambangan (floor
batubara). Penggalian tanah penutup dilakukan oleh Excavator dan diangkut
menggunakan Articulated Dump Truck , kemudian di dumping pada area yang
telah ditentukan.
6

2.1.3 Penggalian dan Pengangkutan Batubara


Penggalian batubara dari front menuju Stock ROM dilakukan dengan
metode free digging sesuai dengan front area yang telah ditentukan.
Menggunakan Excavator berjenis Volvo yang telah dikhususkan untuk proses
coal getting di muat dan akan diangkut dengan Articulated Dump Truck (ADT)
menuju Stock ROM batubara.

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023


Gambar 2. 4 Proses pemuatan Batubara

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023


Gambar 2. 5 Stock ROM
7

2.1.4 Hauling Batubara menuju Pelabuhan


Batubara yang sudah di tumpuk di stock ROM kemudian dimuat dan
diangkut menggunakan Dump Truck menuju pelabuhan hingga pemasaran.

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023


Gambar 2. 6 Proses Loading Batubara ke Alat Angkut menuju Pelabuhan

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat Gali-Muat


2.2.1. Bucket Fill Factor (Faktor Pengisian)
Faktor pengisian bucket fill factor adalah perbandingan antara volume
material yang dapat ditampung oleh bucket terhadap bucket teoritis dan
dinyatakan dalam persen.
Faktor pengisian dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :

Vn
BFF = x 100%
Vt
Keterangan :
BFF = Bucket Fill Factor (%)

Vn = Volume Nyata Bucket (m3)

Vt = Volume Teoritis Bucket (m3)


8

Tabel 2.1 Faktor Pengisian

Kondisi Penggalian Bucket Fill Factor


Mudah Menggali tanah alami dari tanah lempung, 0,9-1,0
lempung, atau tanah lunak.
Sedang Menggali tanah alami tanah seperti tanah 0,7-0,8
berpasir dan tanah kering, batu bara.
Agak sulit Menggali tanah alami tanah berpasir dengan 0,5-0,6
kerikil
Sulit Memuat batu yang diledakkan 0,4-0,5
Sumber : handbook store komatsu.

Secara teoritis bucket fill factor pada aktivitas overburden removal menggunakan
alat gali muat yaitu termasuk dalam kategori mudah dengan fill factor sebesar
90%. (blok tabel kuning)

2.2.2 Pola Pemuatan


Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran pemindahan batubara
maka pola pemuatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu edar
alat. Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan serta alat
mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat angkut yang
datang, (bucket) alat gali-muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan. Setelah
alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya
sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut maupun alat gali-muatnya.
1) Pola Pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukkan alat
gali-muat dan alat angkut yaitu :
a. Top Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan
menempatkan dirinya diatas jenjang atau lebih tinggi dari alat angkut.

sumber: Aftri 2023


Gambar 2. 7 Posisi Top Loading
9

b. Bottom Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan


menempatkan dirinya dijenjang yang sama atau sama tinggi dengan posisi
alat angkut.

sumber: Aftri 2023


Gambar 2. 8 Posisi Bottom Loading

2) Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut


untuk dimuati terhadap posisi alat gali-muat.

Sumber: Yanto, 2014


Gambar 2. 9 Pola Pemuatan Berdasarkan Jumlah Penetapan Alat Angkut

a. Single back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada
satu tempat sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat angkut
pertama dimuati sampai penuh, setelah alat angkut pertama berangkat alat
angkut kedua memposisikan diri untuk dimuati sedangkan truk ketiga
menunggu, dan begitu seterusnya.
b. Double back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuatu
pada dua tempat, kemudian alat gali-muat mengisi salah satu alat
angkut sampai penuh setelah itu mengisi alat angkut kedua yang sudah
memposisikan diri di sisi lain sementara alat angkut kedua diisi, alat
angkut ketiga memposisikan diri di tempat yang sama dengan alat angkut
pertama dan seterusnya.
10

3) Pola Pemuatan berdasarkan cara manuvernya dibedakan menjadi dua, yaitu :


a. Frontal Cut
Alat gali muat berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian
dan mulai menggali dari depan dan samping alat gali muat. Dalam hal ini
digunakan double spotting dalam penempatan posisi truk. Alat gali muat
memuat pertama kali pada truk sebelah kanan sampai penuh dan
berangkat, setelah itu dilanjutkan pada truk sebelah kiri.
b. Paralel Cut With Turn Drive-by
Alat gali muat bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian.
Pada metode ini, akses untuk alat angkut harus tersedia dari 2 (dua) akses
dan berdekatan dengan lokasi penimbunan. Maka efesiensi tinggi untuk
alat gali muat dan angkutnya, walaupun sudut putar rata-rata lebih besar
daripada frontal cut, truk tidak perlu membelakangi alat gali muat dan
spotting lebih mudah.

Sumber: Yanto, 2014


Gambar 2. 10 Pola Pemuatan Berdasarkan Cara Manuvernya

b.2.3 Swell Factor (Faktor Pengembangan)


Swell adalah pengembangan volume suatu material setelah digali dari
tempatnya. Apabila material digali dari tempat aslinya, maka akan terjadi
pengembangan volume (swell). Untuk menyatakan berapa besarnya
pengembangan volume dikenal dengan istilah faktor pengembangan (swell
factor) dan persen pengembangan (percent swell).

Rumus untuk menghitung swell factor (SF) dan percent swell (% swell)
dibagimenjadi dua, yakni sebagai berikut:
11

a. Rumus swell factor (SF) dan percent swell (% swell) berdasarkan volume
(pada berat yang tetap).
bank volume
SF =
loose volume
(loose volume−bank volume)
%Swell = x 100%
bank volume
b. Rumus swell factor (SF) dan percent swell (% swell) berdasarkan volume
(pada volume yang tetap)
loose weight
SF =
weigth bank
( weigthbank−loose weigth)
%Swell = x 100%
weigthbank
12

Tabel 2.2 Swell factor teoritis

Jenis Material Density Insitu Swell


(lb/cu yd) Factor (%)
Bauksit 2700-4325 75
Tanah liat kering 2300 85
Tanah liat basah 2800-3000 80-82
Antrasit 2200 74
Batubara bituminous 1900 74
Bijih tembaga 3800 74
Tanah biasa kering 2800 80-85
Tanah biasa basah 3370 80-85
Tanah biasa bercampur 3100 90
Kerikil kering 3250 89
Kerikil basah 3600 88
Granit pecah-pecah 4500 56-67
Hematit pecah-pecah 6500-8700 45
Bijih besi pecah-pecah 3600-5500 45
Batu kapur pecah-pecah 2500-4200 57-60
Lumpur 2160-2970 83
Lumpur sudah ditekan 2970-3510 83
Pasir kering 2200-3250 89
Pasir basah 3300-3600 88
Serpih (shale) 3000 75
Batu sabak (slate) 4590-4860 77
Sumber: handbook store komatsu.

Secara teoritis swell factor yang sesuai pada pengamatan jenis material yang front
kerja maka digunakan pendekatan pada tanah biasa basah yaitu 80% (blok kuning
tabel).

2.3 Cycle Time (Waktu Edar)


Pada pemindahan tanah mekanis, untuk memperoleh produksi (output)
tertentu harus diperhatikan siklus produksinya, dimana meliputi padat pemuatan
(loading), pengangkutan (hauling), penimbunan (dumping), kembali (return) dan
menempatkan diri (spot).

Siklus kerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang. Siklus kerja
adalah proses gerakan suatu alat dari gerakan mulanya sampai kembali lagi pada
gerakan mula tersebut. Adapun waktu yang diperlukan untuk melakukan satu
siklus kegiatan disebut waktu edar atau cycle time (CT). Cycle time alat gali muat
dan alat angkut dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
13

Untuk dapat menghitung waktu edar alat muat dan alat angkut dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut :

2.3.1. Cycle Time Alat Gali-Muat


Ctm = (Tm1+Tm2+Tm3+Tm4)
Keterangan :
CTm = Total waktu edar alat muat (menit)
Tm1 = Waktu ayunan mengisi muatan (detik)
Tm2 = Waktu ayunan bermuatan (detik)
Tm3 = Waktu untuk menumpahkan muatan (detik)
Tm4 = Waktu ayunan Kosong (detik)

2.3.2. Cycle Time Alat Angkut


Cta = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta 5
Keterangan :
CTa = Total waktu edar alat angkut (menit)
Ta1 = Waktu manuver muat (detik)
Ta2 = Waktu muat (detik)
Ta3 = Waktu manuver tumpah(detik)
Ta4 = Waktu dumping (detik)
Ta5 = Waktu Kembali (detik)
14

2.4 Geometri Jalan Angkut


2.4.1 Lebar Jalan Angkut pada Jalan Lurus
Lebar jalan minimum pada jalan lurus ganda atau lebih menurut
“Aasho Manual Rural High Way Design”, harus ditambah dengan setengah lebar
jalan angkut pada bagian tepi kiri dan kanan. Untuk menghitung lebar jalan
angkut pada jalan yang lurus adalah :

L (m) = n x Wt + (n+1) (1/2 xWt)

Keterangan :
L(m) = Lebar minimum jalan angkut pada jalan lurus (m)
n = Jumlah Jalur
W(t) = Lebar alat angkut (m)

Sumber: Yanto, 2014


Gambar 2. 11 Lebar Jalan Angkut Lurus Dua Jalur

2.4.2 Lebar Jalan Angkut pada Belokan


Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan selalu lebih besar daripada
jalan lurus, maka lebar jalan angkut minimum pada belokan dapat
dirumuskan sebagai berikut (Indonesianto,2014) :
W = n (U+Fa+FbZ) + C
C = Z =(U+Fa+Fb)/2
15

Keterangan :
W = Lebar jalan angkut pada tikungan (meter)
n = Jumlah jalur
U = Jarak jejak roda (Center to center tires),(meter)
Fa = Lebar juntai depan (meter)
Fb = Lebar juntai belakang (meter)
C = Jarak antara dua truk yang akan bersimpangan (meter)
Z = Lebar bagian tepi jalan (meter)

Sumber: Yanto, 2014


Gambar 2. 11 Lebar Jalan Angkut Tikungan Dua Jalur

2.5 Efisiensi Kerja


Efisiensi kerja adalah perbandingan kerja antara jam kerja efektif terhadap jam
kerja yang tersedia. Jam kerja efektif adalah banyaknya jumlah jam kerja yang
benar-benar digunakan untukkegiatan produksi. Waktu kerja dapat dihitung
dengan menggunakan rumus

We = Wt - (Whd + Wtd)

Keterangan :
We : Waktu kerja efektif (menit)
Wt : Waktu kerja tersedia (menit)
Whd : Waktu hambatan dapat dihindari (menit)
Wtd : Waktu hambatan tidak dapat dihindari (menit)

Setelah memperoleh nilai waktu kerja efektif, maka kita dapat menghitung nilai
efisiensi kerjanya dengan menggunakan rumus:
16

Ek : ( 𝑊𝑒 / 𝑊𝑡) 𝑥 100%

Keterangan :
Ek : Efisiensi Kerja (%)
We : Waktu kerja efektif (menit)
Wt : Waktu kerja tersedia (menit)

Terdapat tiga komponen waktu efisiensi kerja yaitu:


1) Waktu Kerja Efektif
Waktu kerja efektif merupakan waktu yang digunakan alat untuk beroperasi,
dimulai dari awal hingga akhir. Waktu kerja efektif merupakan waktu yang
benar-benar digunakan peralatan untuk beroperasi
2) Waktu standby
Waktu standby merupakan waktu dari pelatan mekanis yang tidak dapat
digunakan, namun alat tidak rusak dan dapat beroperasi.
3) Waktu Repair
Waktu repair merupakan waktu perbaikan peralatan mekanis pada saat jam
operasi penambangan berlangsung, termasuk perawatan dan waktu menunggu
suku cadang alat.

2.6 Produktivitas Alat Gali-Muat dan Alat Angkut


Produktivitas alat muat dan alat angkut adalah kemampuan produksi alat
muat dan alat angkut. Perhitungan produktivitas alat terdapat 2 macam, yaitu
secara teoritis dan secara faktor (nyata). Produksi teoritis alat merupakan hasil
terbaik secara perhitungan yang dapat dicapai suatu hubungan kerja alat selama
waktu operasi tersedia dengan memperhitungkan factor koreksi yang ada.
Semakin baik tingkat penggunaan alat maka semakin besar produktivitas yang
dihasilkan.
17

2.6.1. Produktivitas Alat Gali Muat


Untuk menghitung produktivitas alat muat (excavator) dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut (Pfleider,1972) :

Kb x Ff x sf x 3600
Qm = x Ek%
CTm

Keterangan :
Qm = Produktivitas alat gali muat (BCM/jam)
Kb = Kapasitas bucket (m3)
Ff = Faktor pengisian
Sf = Faktor pengembangan
Ek = Efisiensi kerja (%)

2.6.2 Produktivitas Alat Angkut


Untuk menghitung produktivitas alat angkut (dump truck) dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :

Kb x Ff x sf x 3600
Qa = x E%
Cta
Keterangan
Qa = Produktivitas alat angkut (BCM/jam)
Kb = Kapasitas bucket (m3)
Ff = Faktor pengisian
Sf = Faktor pengembangan
Ek = Efisiensi kerja (%)
18

2.7 Match factor


Faktor keserasian (Match factor) adalah angka yang menunjukkan
tingkat keserasian kerja antara dua macam alat, yaitu alat gali-muat dan alat
angkut. Faktor keserasian dijabarkan sebagai perbandingan antara produksi alat
angkut dibagi dengan produksi alat gali-muat. Apabila produksi alat angkut sama
dengan produksi alat gali- muat, maka dapat diartikan bahwa kedua alat tersebut
sudah serasi atau match.

Menurut Rochmanhadi (1983) faktor keserasian alat muat dengan alat angkut
dapat dihitung dengan persamaan berikut :

n x Na x Ctm
MF =
Nm x Cta

Keterangan:

MF = Match factor (MF) atau faktor keserasian


Na = Jumlah alat angkut
Nm = Jumlah alat muat
Ctm = Cycle time alat muat
Cta = Cycle time alat angkut
N = jumlah pengisian bucket satu vessel.
BAB III
METODE PENGAMATAN

3.1. Gambaran Umum Wilayah Pengamatan


PT. Rimau Tangguh Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan batubara yang berlokasi di desa Jaweten, Kecamatan Dusun Timur,
Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. PT. Rimau Tangguh
Perkasa telah mendapat persetujuan Izin Usaha Pertambangan berdasarkan surat
IUP OP Produksi No. 461 Tahun 2010.
Kegiatan operasi produksi dilakukan oleh PT. Rimau Tangguh Perkasa
dengan metode tambang terbuka dengan menerapkan kaidah Good Mining
Practice sesuai yang diamanatkan dalam UU No.3 Tahun 2020 serta
mengutamakan keselamatan penambangan dan lingkungan sekitar tambang untuk
mencapai targer prodiksi yang maksimal dan berkelanjutan.

3.1.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian


a. Lokasi
Lokasi wilayah kerja atau job site dari PT. Rimau Tangguh Perkasa secara
administrasi berada di Desa Jaweten, Kecamatan Dusun Timur Kabupaten
Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.
b. Kesampaian Daerah
Untuk mencapai lokasi kerja Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi, dari
Palangka Raya dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda dua (2) dan
roda empat (4) dengan rute:
Palangka Raya-Buntok-Tamiyang layang rute ini dapat ditempuh dengan
menggunakan akses jalan darat kurang lebih sekitar empat (6) jam.

19
20

Sumber: Peta Tutupan Lahan Kalimantan


Gambar 3. 1 Peta Kesampaian Daerah

c. Keadaan Iklim dan Curah Hujan


Iklim di daerah Kabupaten Barito Timur umumnya beriklim tropis basah,
suhu udara pada siang hari relatif panas bisa mencapai 34°C. Curah hujan di
sekitar daerah pengamatan ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Data Curah Hujan

TAHUN
Bulan 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
RAIN FALL (mm)
JAN 141.54 396.10 261.15 261.15 154.10 252.50 392.00 245.87
FEB 173.39 311.29 288.00 239.00 219.00 196.05 224.64 260.09
MAR 224.44 231.70 549.20 348.20 348.20 246.80 365.81 234.50
APR 374.10 415.68 324.00 302.50 193.85 260.00 311.00 267.60
MAY 353.69 203.97 317.10 263.20 190.00 83.20 411.00 149.60
JUN 248.26 247.66 176.50 311.10 138.20 62.40 164.85 59.40
JUL 114.52 48.02 152.50 205.40 85.23 52.00 187.80 135.53
AUG 70.53 78.93 32.40 169.20 87.40 130.50 122.75 161.00
SEP 105.15 0.00 125.35 95.40 61.20 14.70 122.50 175.50
OCT 37.90 162.98 331.50 334.10 249.60 68.70 237.45 181.10
NOV 133.40 380.58 352.50 428.80 282.30 188.80 253.90 625.05
DEC 292.80 414.33 328.40 243.30 341.85 380.60 296.20 -
Sumber: Data Aktual Perusahaan.
21

3.2 Kondisi Geologi


3.2.1 Geologi Regional
a. Morfologi
Keadaan Morfologi yang dominan pada daerah pengamatan adalah dataran
dan terdapat perbukitan bergelombang lemah. Morfologi daerah ini
mempunyai ketinggian berkisar 40 – 350 meter di atas permukaan air laut.
Morfologi tersebut merupakan akibat dari berbagai aktifitas geologi yang
menghasilkan perlipatan, sesar, kekar dan lain-lain. Aliran sungai di daerah
penyelidikan umumnya memperlihatkan pola aliran yang tidak teratur
(dendritik) dan terdapat beberapa meander, dimana air sungai berasal dari
pegunungan dan bermuara di Sungai Barito dan Sungai Dayu.
b. Stratigrafi
Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Buntok dan Amuntai
(Soetrisno, dkk 1994) untuk daerah Kabupaten Barito Timur dan sekitarnya,
formasi batuan yang berkembang adalah:
1. Alluvial (Qa) : Lempung kaolinit dan lanau bersisipan pasir, gambut,
kerakal dan bongkahan lepas merupakan endapan sungai dan rawa.
2. Formasi Wakrukin (Tmw) : Batupasir kasar-sedang, Sebagian
konglomerat, bersisipan batulanau dan serpih, setengah padat, berlapis dan
berstruktur perairan silang siur dan lapisan bersusun, tebal mencapai 500
m dan diendapkan di daerah transisi.
3. Formasi Dahor (TQd) : Batupasir kuarsa lepas berbutir sedang terpilah
buruk, konglomerat lepas dengan komponen kuarsa berdiameter 1-3 cm,
batulempung lunak, setempat dijumpai lignit dan limonit : terendapkan
dalam lingkungan fluivial dengan tebal sekitar 250 meter dan berumur
pliio-plistosen.
4. Formasi Berai (Tomb) : Batugamping mengandung fosil foraminifera
besar seperti Spiroclypeus orbitodeus, Spiroclypeus sp. dll. yang
menunjukkan umur Oligosen-miosen awal dan bersisipan Napal,
terendapkan dalam lingkungan neritik dan mempunyai ketebalan sekitar
1000 meter.
22

5. Formasi Montalat (Tomp) : Batupasir kuarsa putih berstruktur silang siur


Sebagian gampingan, bersisipan batulanau/serpih dan batubara. Berfosil
foram kecil. Formasi ini menjemari dengan formasi Berai dan selaras di
atas formasi Tanjung.
c. Struktur Geologi
Struktur geologi yang terdapat pada daerah ini terdiri atas kelurusan,
lipatan dan sesar.

Sumber: Peta Tutupan Lahan Kalimantan


Gambar 3. 2 Peta Geologi Regional

3.2.2 Geologi Lokal

A. Morfologi
Morfologi yang dominan di daerah pengamatan ialah dataran rendah dan
perbukitan bergelombang lemah dengan ketinggian 30 hingga 50 mdpl.
Terdapat vegetasi tumbuhan yang beragam pada daerah penelitian.
B. Struktur Geologi Lokal
Secara umum, tidak terdapat struktur geologi yang menonjol di daerah
pengamatan karena kondisi geologi yang sederhana.
23

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1. Alat Dan Bahan Pengambilan Data Lapangan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pengambilan data pada
kerja praktik ini adalah:
1. Buku tulis.
2. Pulpen
3. Handphone
4. Alat Pelindung Diri (APD)

3.3.2 Alat dan Bahan Pengolahan Data


Alat dan bahan yang digunakan dalam pengolahan data adalah sebagai
berikut:
1. Laptop
2. Handphone
3. Printer
3.4 Waktu Kegiatan.
Waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktik ini direncanakan dan ditargetkan
selama dua bulan dari 26 Desember 2022 sampai 20 Februari 2023. Dengan
rincian kegiatan terlampir.

3.5 Tata Laksana


3.5.1 Langkah Kerja
Adapun langkah – langkah kerja yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah
sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Tujuan dilakukannya studi literatur adalah mencari data-data sekunder
yang akan dibutuhkan dalam pengolahan data. Data-data sekunder tersebut
adalah :
a. Lokasi dan kesampaian daerah.
b. Teori cycle time pada alat excavator dan ADT.
c. Menemukan Hasil Fill Factor dan Swell Factor.
2. Pengambilan Data Lapangan.
24

Pengamatan di lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer yang


diperlukan guna keperluan pembuatan laporan Kerja Praktik dan sebagai
bukti fisik. Dengan melakukan pengamatan, wawancara dan pencatatan,
seperti :
a. Pengamatan kegiatan gali muat angkut di pit.
b. Melakukan wawancara langsung kepada pihak operator ADT dan
Excavator dan pengawas pertambangan.
c. Melakukan pencatatan peralatan yang digunakan dalam menunjang
pelaksanaan penggalian overburden pada PT. Rimau Tangguh Perkasa dan
system kerjanya.
3. Pengolahan Data Hasil Lapangan.
Pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data yang
diperoleh, kemudian data-data tersebut dikelompokkan sesuai dengan data
yang diperlukan.
4. Analisa Data
Pada proses analisa, seluruh data yang didapat di lapangan dan data
sekunder dirincikan dan dibahas sesuai dengan keadaan lapangan.
5. Kesimpulan
Kesimpulan di dapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan masalah,
tujuan penulisan, serta pembahasan. Kesimpulan yang ditari
mempresentasikan pokok bahasan hasil Kerja Praktik.

2.5.2 Metode
Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data pelaksanaan
Kerja Paktik ini adalah sebagai berikut :

1. Orientasi
Metode ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari segala kegiatan
yang terdapat pada lokasi selama Kerja Praktik berlangsung. Selama waktu
orientasi juga disertai dengan dokumentasi agar terdapat bukti yang valid
dalam laporan
2. Observasi
Melakukan pengamatan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki
agar mahasiswa dapat melihat dan menemukan kekurangan ataupun kelebihan
25

sistem kerja pada lokasi Kerja Praktik. Hal yang diamati adalah pengamatan
kualitas batubara pada PT. Rimau Tangguh Perkasa.

3. Konsultasi dan Diskusi


Konsultasi dilakukan dengan dosen pembimbing dari pihak Jurusan/Prodi
Teknik Pertambangan serta pembimbing lapangan dari pihak PT. Rimau
Tangguh Perkasa. Diskusi juga dilakukan dengan seluruh rekan kuliah dan
karyawan PT. Rimau Tangguh Perkasa selama kegiatan Kerja Praktik
berlangsung.
4. Studi Pustaka
Pengumpulan literatur dan pendapat para ahli sebagai dasar berfikir dan
sebagai data pelengkap dalam penyelesaian.
26

4 Bagan Alir Pengamatans


27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Aktivitas Penambangan PT. Rimau Tangguh Perkasa
4.1.1.1 Jenis Material.
Terdapat beberapa jenis material overburden di PT. Rimau Tangguh Perkasa
Pit 1 Block A, yaitu sebagai berikut:
a. Top Soil
Top Soil merupakan material bagian atas yang sifatnya lunak dan mudah
digali. Adapun material top soil yang digali berupa tanah humus memiliki
kedalaman kurang lebih 40 cm.

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023


Gambar4. 1 Tanah Humus

b. Sub Soil
Sub Soil merupakan lapisan tanah yang berada tepat di bawah lapisan top
soil. Sub soil mempunyai tekstur padat dan memiliki unsur hara yang sedikit dan
berwarna kemerahan dan terang. Lapisan ini mengandung laterit memiliki
ketebalan 3 meter.

28
29

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023


Gambar 4. 2 Lapisan sub soil

c. Lumpur padat
Lumpur padat adalah lapisan setelah sub soil dan merupakan lapisan terakhir
pada overburden sebelum seam 1 batubara. Berwarna hitam dan memiliki ciri
bersifat plastis, kadar air tinggi, berbutir halus dan akan mengeras dalam keadaan
kering.

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023


Gambar 4. 3 Lumpur Padat

4.1.1.2 Spesifikasi Alat Gali Muat dan Alat Angkut.


Pada kegiatan overburden removal di PT. Rimau Tangguh Perkasa Pit 1 Block A
terdapat jenis alat alat gali muat dan alat angkut untuk mendukung proses kegiatan
sesuai dengan keadaan material yang ada yaitu sebagai berikut:
30

a. Alat Gali Muat (Excavator)


1) Volvo EC480D

Sumber: Dokumentasi pribadi


Gambar 4. 4 Excavator Volvo EC480D

Excavator Volvo EC480D merupakan excavator kelas 40 ton yang


dilengkapi dengan engine D13F yang mampu menghasilkan daya output
engine 360 hp. Alat ini memiliki kapasitas bucket 1,77−3,8 m3 , dan dalam
perhitungan sehari-hari kapasitas bucket excavator Volvo EC480D ini adalah
28 BCM. Dioperasikan di PT. Rimau Tangguh Perkasa pada tahun 2020.

2) Sany SY500H

Sumber: Dokumentasi pribadi


Gambar 4. 5 Excavator Sany SY500H

Excavator Sany SY 500H merupakan salah satu unit terbaru di PT. Rimau
Tangguh Perkasa untuk mendukung kegiatan overburden removal dengan 2
fleet, mulai beroperasi pada tahun 2022.
31

b. Alat Angkut (ADT A40F)

Sumber: Technical specs - A40F Volvo


Gambar 4. 6 ADT Volvo A40F

Alat angkut yang digunakan pada kegiatan overburden removal di PT.


Rimau Tangguh Perkasa adalah jenis Articulated Dump Truck (ADT) seri A40F,
ADT ini digunakan sebagai alat angkut overburden sejak tahun 2021 untuk
mendukung keadaan ramp dan jenis material yang tergolong basah (lunak).

4.1.1.3 Efisiensi Waktu Kerja


Efisiensi kerja adalah perbandingan kerja antara jam kerja efektif terhadap
jam kerja yang tersedia. Jam kerja efektif adalah banyaknya jumlah jam kerja
yang benar-benar digunakan untuk kegiatan produksi.

Tabel 4.1 Waktu Kerja PT. Rimau Tangguh Perkasa.

Kegiatan Waktu Kerja (WIB) Waktu (Jam)


Waktu kerja 05.00-11.00 6
Waktu Istirahat 11.00-12.00 1
Waktu kerja 12.00-17.00 5
Waktu Kerja Tersedia 12
sumber: Hasil Pengamatan.

Jam kerja = (11 jam x 60) menit / hari = 660 menit/hari. Bedasarkan data yang
diperoleh hambatan kerja alat muat dan angkut sebagai berikut:
32

Tabel 4.2 Waktu Hambatan Alat Gali Muat dan Alat Angkut.

Jenis alat Excavato ADT


r (menit)
(menit)
Hambatan yang tidak dapat dihindari
Kerusakan alat 20 20
Isi fuel 18 15
Pengisian P2H 10 10
Safety Talk 15 15
Hujan 60 60
Slippery 30 30
Total I 153 150
Hambatan yang dapat dihindari
Terlambat awal shift 5 5
Istirahat lebih awal 5 5
Pergantian shif 20 20
Total II 30 30
TOTAL 183 180
sumber: Hasil Pengamatan.

a. Efisiensi Kerja Alat Gali Muat :

We Exc = WT-(Whd + Wtd)


= 660 – (153 + 30)
= 477 menit = 7,95 Jam
Sehingga dapat dihitung efisiensi kerja alat muat:
We
Ek exc = x 100 %
Wt
477
= x 100 %
660
= 72,27 %
b. Efisiensi Kerja Alat Angkut:

We Adt = WT-(Whd + Wtd)


= 660 – (150 + 30)
= 480 menit = 8 Jam
Sehingga dapat dihitung efisiensi kerja alat muat:
We
Ek Adt = x 100 %
Wt
480
= x 100 %
660
33

= 72,72 %

4.1.2 Perhitungan Cycle Time Alat Gali Muat Overburden Removal di PT.
Rimau Tangguh Perkasa.

Tabel 4.3 Hasil Cycle Time Alat Gali Muat

Cycle Time Alat Gali Muat


Fleet 1 Fleet 2
Nama unit Excavator Volvo Excavator Sany SY 500H
EC480D
Material Lumpur padat Top soil – sub soil
Kapasitas bucket 3
1,77−3,8 m (2,8 BCM)
3
2,2−3,1 m (2,8 BCM)
Jumlah alat angkut 5 unit 4 unit
dimuat
Jumlah pengisian per 4 bucket 5 bucket
vessel ADT
Jarak ke disposal 1100 m 800 m
Cycle time rata-rata 22.601 detik 20.464 detik
Sumber: Hasil Pengamatan.

Tabel 4.4 Hasil Cycle Time Alat Angkut

Cycle Time Alat Angkut


Fleet 1 Fleet 2
Nama unit ADT Volvo A40F ADT Volvo A40F
Material Lumpur padat Top soil – sub soil
Kapasitas vessel 14 BCM 14 BCM
Jumlah alat muat 1 unit 1 unit
Jumlah pengisian 4 bucket 5 bucket
Jarak ke disposal 1100 m 800 m
Cycle time rata-rata 804,4 detik (13,4 486,4 detik (8,1 menit)
menit)
Sumber: Hasil Pengamatan.
Tabel 4.4 Data perhitungan cycle time alat angkut fleet 2
34

4.1.3 Hasil Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut Overburden
Removal di PT. Rimau Tangguh Perkasa.
Produktivitas dapat diketahui dengan melakukan perhitungan kemampuan
produksi dan rangkaian waktu kerja yang terbagi menjadi alat gali muat dan alat
angkut. Pada hasil analisa ini terdapat 2 fleet yang akan diuraikan berdasarkan
kerja masing-masing unit nya.

4.1.3.1 Produktivitas Alat Gali Muat

Tabel 4.5 Produktivitas Alat Gali Muat


Produktivitas Alat Gali Muat
Fleet 1 Fleet 2
Nama unit Excavator Volvo Excavator Sany SY
EC480D 500H
Kapasitas bucket 2,8 BCM 2,8 BCM
Material Lumpur padat Top soil – sub soil
Jumlah pengisian (n) 4 bucket 5 bucket
Jarak ke disposal 1.010 m 800 m
Cycle time (CTm) 22,601 detik 20,464 detik
Fill factor 90% 90%
Swell factor 80% 80%
Efisiensi kerja 72,27 % 72,27 %
Produktivitas (Tanpa Delay 232,08 BCM/jam 256,35 BCM/jam
time)
Delay time 18,78 menit/jam 7,06 menit/jam
Produktivitas (Include Delay 159,87 BCM/jam 226,1 BCM/jam
time)
Sumber: Hasil Pengamatan.

Perhitungan delay time alat gali muat dalam 1 jam kerja


Fleet 1
Wtm per rittase = 70,48 detik
Jumlah rittase = 16 rittase
Wtm (1 jam) = 70,48 detik x 16 rittase
35

= 1.127 detik (18,78 menit)


Fleet 2
Wtm per rittase = 19,3 detik
Jumlah rittase = 22 rittase
Wtm (1 jam) = 19,3 detik x 22 rittase
= 424 detik (7,06 menit).

Perhitungan Produktivitas Excavator Volvo EC480D (Fleet 1)


Kb x Ff x sf x( 3600−Delay time)
Qm = x Ek %
CTm
2,8 x 0,9 x 0,8 x (3600−1.127)
= x 72,27 %
22,6
= 220,6 x 72,27 %
= 159,87 BCM/Jam
Perhitungan Produktivitas Excavator Sany SY500H (Fleet 2)
Kb x Ff x sf x( 3600−Delay time)
Qm = x Ek %
CTm
2,8 x 0,9 x 0,8 x (3600−424)
= x 72,27 %
20,46
= 312,94 x 72,27 %
= 226,16 BCM/Jam.

4.1.3.2 Produktivitas Alat Angkut


Tabel 4.6 Produktivitas Alat Gali Angkut

Produktivitas Alat Angkut


Fleet 1 Fleet 2
Nama unit ADT Volvo A40F ADT Volvo A40F
Kapasitas bucket muat 2,8 BCM 2,8 BCM
Material Lumpur padat Top soil – sub soil
Jumlah pengisian 5 bucket 5 bucket
Jarak ke disposal 505 m 400 m
Cycle time rata-rata 804,4 detik (13,4 menit) 486,4 detik (8,1 menit)
Fill factor 90% 90%
Swell factor 80% 80%
Efisiensi kerja 72,72 % 72,72 %
36

Produktivitas 32,8 BCM/jam 54,25 BCM/jam


Sumber: Hasil Pengamatan.

Perhitungan Produktivitas Alat Angkut ADT (Fleet 1)


n x Kb x Ff x sf x 3600
Qa = xEk %
CTa
5 x 2,8 x 0,9 x 0,8 x 3600
= x 72,72 %
804,4
= 45,11 x 72,72%
= 32,8 BCM/Jam

Perhitungan Produktivitas Alat Angkut ADT (Fleet 2)


n x Kb x Ff x sf x 3600
Qa = xEk %
CTa
5 x 2,8 x 0,9 x 0,8 x 3600
= x 72,72 %
486,4
= 74,6 x 72,72%
= 54,25 BCM/Jam
4.1.4 Hasil Match factor Alat Gali Muat dan Angkut di PT. Rimau Tangguh
Perkasa Pit 1 Block A.

Tabel 4.7 Analisis Match factor


Match factor
Fleet 1 Fleet 2
Nama unit muat Excavator Volvo EC480D Excavator Sany SY 500H
Nama unit angkut ADT Volvo A40F ADT Volvo A40F
Jumlah unit muat (Nm) 1 1
Jumlah unit angkut (Na) 5 4
Cycle time alat muat 22.601 detik 20.464 detik
Cycle time alat angkut 804,4 detik (13,4 menit) 486,4 detik (8,1 menit)
Jumlah pengisian satu vessel (n) 4 5
Match factor 0,702 detik 0,841 detik
Waktu tunggu alat muat 47,875 detik 19,3 detik
Sumber: Hasil Pengamatan.

1) Match factor Fleet 1


37

n x CTm x Na
MF fleet 1 =
CTa x Nm
4 x 22,6 x 5
MF fleet 1 =
804,4 x 1
MF fleet 1 = 0,702
Sehingga didapatkan nilai Match factor fleet 1 dari 5 unit ADT Volvo A40F dan
Excavator Volvo EC480 ialah 0,702
Hasil Match factor di atas memiliki nilai <1 sehingga bisa dijabarkan sebagai
berikut:
a. Produksi alat angkut lebih kecil dengan produksi alat muat.
b. Kecepatan alat muat tidak stabil.
c. Waktu tunggu alat angkut (Wta) = 0
804.4 x 1
d. Waktu tunggu alat muat (Wtm) ¿ −22.6 x 4
5
= 160,88 – 90,4
= 70,48 detik /rittase
e. Faktor kerja alat angkut (Fka) = 100%
f. Faktor kerja alat muat (Flm) = 70%

2) Match factor Fleet 2


n x CTm x Na
MF fleet 2 =
CTa x Nm
5 x 20,46 x 4
MF fleet 2 =
486,4 x 1
409,2
MF fleet 2 =
486,4
MF fleet 2 = 0,841
Sehingga didapatkan nilai Match factor dari 4 unit ADT Volvo A40F dan
Excavator Volvo EC480 yang digunakan di fleet 2 ialah 0,841
Hasil Match factor di atas memiliki nilai <1 sehingga bisa dijabarkan sebagai
berikut:
a. Produksi alat angkut lebih kecil dengan produksi alat muat.
b. Kecepatan alat muat tidak stabil.
c. Waktu tunggu alat angkut (Wta) = 0
38

486,4 x 1
d. Waktu tunggu alat muat (Wtm) ¿ −20,46 x 5
4
= 121,6 – 102,3
= 19,3 detik.
e. Faktor kerja alat angkut (Fka) = 100%
f. Faktor kerja alat muat (Flm) = 84%
39

Pembahasan

4.2.1 Aktivitas Penambangan


Kegiatan overburden removal merupakan proses penambangan untuk
dapat mengangkut batubara. Untuk mendukung kegiatan overburden removal PT.
Rimau Tangguh Perkasa memiliki 14 unit alat angkut jenis ADT Volvo A40F dan
2 Unit alat gali muat yaitu excavator volvo EC480D dan excavator Sany SY500H.
Efisiensi kerja alat memiliki nilai 72% Sebagian besar waktu yang
hambatan adalah akibat hujan turun, terhitung selama pengamatan di lapangan
hujan turun mengahasilkan actual rain 1 jam / hari.

4.2.2 Pembahasan Cycle time


Data cycle time didapatkan melalui pengumpulan data dengan mengamati
aktivitas excavator, meliputi waktu gali, waktu swing berisi, waktu tumpah,
hingga swing kosong.
Data cycle time alat angkut (ADT Volvo A40F) didapatkan dengan
menaiki unit tersebut, kemudian didalam unit dilakukan penghitungan aktivias
unit nya, meliputi manuver muat, muat, angkut, manuver tumpah, dumping dan
Kembali.

4.2.3 Pembahasan Produktivitas


Dari hasil pengamatan alat gali muat memiliki waktu tunggu untuk
menunggu alat angkut agar siap dimuati, waktu tunggu alat muat pada fleet 1
adalah 70,48 detik dan 19,3 detik pada fleet 2. Dalam perhitungan produktivitas
waktu tunggu ditotalkan hingga 1 jam penuh agar dapat dihasilkan nilai
produktvitas aktual unit tersebut , yaitu pada fleet 1 adalah 1.127 detik (18,78 menit)
dan pada fleet 2 adalah 424 detik (7,06 menit).
Excavator Volvo EC 480D menghasilkan produktivitas sebesar 159,87
BCM / Jam dengan jenis material lumpur padat dan Excavator Sany SY500H
menghasilkan produktivitas 226,1 BCM / jam dengan material yang di gali muat
adalah top soil dan memenuhi target yang ditentukan.\
40

Alat angkut pada fleet 1 menghasilkan produktivitas 32.8 BCM / jam


dengan 4 rittase dalam 1 jam dan jumlah pengisian 4 bucket atau sekitar 8,2 BCM
/ vessel dan Alat angkut pada fleet 2 menghasilkan produktivitas 54,25 BCM/jam
dengan 4 rittase dalam 1 jam dan jumlah pengisian 5 bucket atau sekitar 13,5
BCM/vessel.

4.2.4 Pembahasan Match Factor


Dari hasil perhitungan analisis match factor di atas , pada fleet 1 dan fleet
2 secara berurutan didapatkan nilai match factor 0,702 dan 0,841 dari keserasian 1
unit alat berat gali muat excavator Volvo EC480D dengan 5 unit alat angkut ADT
Volvo A40F dan 1 unit excavator Sany SY500H dengan 4 unit alat angkut ADT
Volvo A40F. Hal ini membuktikan adanya ketidakserasian dari kedua alat tersebut
yang ditunjukkan dari waktu tunggu muat sebesar 70,48 detik dan 19,3 detik
dalam menunggu alat angkut datang kembali untuk siap dimuati. Terbukti juga
dari perhitungan faktor kerja alat angkut yang memiliki presentasi 100% namun
faktor kerja alat muat hanya 70% dan 84%. Adanya waktu tunggu tersebut dapat
dimanfaatkan oleh excavator untuk waktu memperbaiki front kerja dan persiapan
pemuatan di trip selanjutnya.
Dari hasil analisis, ada beberapa tahapan solusi dalam meningkatkan nilai
match factor agar bernilai 1 diantaranya sebagai berikut:
a) Pengoptimalan Support Equipment.
Mengatur kinerja support equipment (motor grader, dozer dan excavator
general) untuk memperluas area manuver ADT, merapikan area disposal dan
merawat jalan dari front menuju disposal karena berpengaruh pada cyecle time
ADT.
b) Menambah kecepatan alat angkut.
Menambah kecepatan dari ADT A40F saat mengangkut material dari front
kerja menuju disposal. Kecepatan unit ADT yang beroperasi adalah rata-rata 8
km/jam dalam ke 12 km/jam
c) Menambah jumlah unit ADT
Pada fleet 1 jika ditambah 1 unit ADT maka nilai match factor akan naik dari
0,702 menjadi 0.84. Demikian waktu tunggu alat muat akan menurun.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan diatas, maka didapatkan kesimpulan


sebagai berikut:
1. Terdapat 3 jenis material pada PT. Rimau Tangguh Perkasa yaitu top soil, sub
soil dan lumpur padat, di loading menggunakan 2 unit alat gali muat yaitu
excavator Volvo EC480D dan excavator Sany SY500H kemudian di angkut
menuju disposal menggunakan unit ADT Volvo A40F. Dan memiliki efisiensi
kerja alat gali muat adalah 72,27% dan efisiensi kerja alat angkut 72,72%.
2. Cycle time alat gali muat excavator Volvo EC480D adalah 22,601 detik dan
excavator Sany SY500H adalah 20,464 detik.
3. Produktivitas alat gali muat excavator Volvo EC480D adalah sebesar 159,87
BCM / Jam dan excavator Sany SY500H adalah sebesar 226,1 BCM / jam.
4. Angka match factor yang di dapat berdasarkan penelitian dari fleet 1
menggunakan 1 unit excavator Volvo EC480D dengan 5 unit alat angkut ADT
Volvo A40F adalah 0,702 dan fleet 2 menggunakan 1 unit excavator Sany
SY500H dengan 4 unit alat angkut ADT Volvo A40F adalah 0,841.

40
41

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil pengamatan kerja praktek di
PT. Rimau Tangguh Perkasa adalah antara lain:
1. Continue maintance akses berdasarkan material yang ada serta menjaga
ketersediaan lebar akses.
2. Menjaga continuetas cycle time dengan standarisasi kecepatan alat muat, dan
menjaga grade akses sehingga cycle time dapat maksimal.
3. Menjaga nilai produktivitas alat gali muat dan meningkatkan produktivitas alat
angkut untuk dapat menghasilkan produktivitas yang maksimal.
4. Adanya penambahan 1 unit alat angkut pada setiap fleet untuk dapat
menghasilkan nilai keserasian yang sesuai.
42

DAFTAR PUSTAKA

Nujum, K., Isjudarto, A., Inung, A. A., Adnyano, A., Jurusan, M., Pertambangan,
T., Tinggi, S., Nasional, T., Com, K., & Jurusan, D. (n.d.). Keserasian
Kerja Alat Gali-Muat Dan Alat Angkut Pada Kegiatan Pengambilan
Lumpur Dan Tanah Pucuk Di Pt. Newmont Nusa Tenggara Kabupaten
Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Simanjuntak, Elina. Tunggul Franstomi Hutagaol. 2022. Pengamatan
Produktivitas Alat Mekanis Pada Aktivitas Pemindahan Overburden Dan
Batubara Di Pit Sjs Penambangan Banko Tengah Pt Bukit Asam (Persero)
Tbk Tanjung Enim. Institut Teknologi Sumateri: Lampung Selatan.
Putra Hizkia Deo Mahara Sajaya. Odorikus Geraldo Michel. 2022. Analisis Match
Factor Berdasarkan Cycle Time Pada Kegiatan Pengupasan Overburden
Menggunakan Alat Gali Muat Excavator Sany Sy500h Dan Alat Angkut
Dump Truck Quester Cwe280 Di Pt. Mahakarya Bangun Persada Site
Tamiang Desa Karang Langit, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten
Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Universitas Palangka Raya:
Palangka Raya.
Oemiati Nurnilam, Revisdah, Rahwati. 2020. Analisa Produktivitas Alat Gali
Muat Dan Alat Angkut Pada Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
(Overburden). Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palembang:
Palembang.
Nasuhi Muhamad, DKK. 2017. Optimalisasi dan Produktivitas Alat Gali-Muat
dan Alat Angkut pada Tambang Batu Granit PT Vitrama Properti di Desa
Air Mesu, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
Jurusan Teknik Pertambangan Univversitas Bangka Belitung: Bangka
Belitung.
Volvo crawler excavator 37.8 – 53.1 t 297-367 hp. EC380D, EC480D. Handbook.
Volvo articulated haulers 33.5-39t 447-476hp. A35, A40F. Handbook
Mariki, I. W. W., Arpilanoor, D., & Heldayanti. (2021). Analisa Produktivitas
Excavator Komatsi PC 2000 Pada Overburden Removal di PT. Jhonlin
Baratama. Scientific Journal of Mechanical Engineering Kinematika,
6(2), 107–118. https://doi.org/10.20527/sjmekinematika.v6i2.194.
Sokop. M, Arsjad, & Malingkas. G (2018). Analisa Perhitungan Produktivitas
Alat Berat Gali-Muat (Excavator) dan Alat Angkut (Dumb Truck) Pada
Pekerjaan Pematangan lahan Peruhamahan Residense Jordan Sea. Tekno,
16, 83-88.
43

Departemen Engineering. 2022. PT. Rimau Tangguh Perkasa.


Basuki. W, Oktavia. M, & Elfistoni. A. (2020). PERHITUNGAN KEBUTUHAN
UNIT DUMP TRUCK BERDASARKAN MATCH FACTOR DAN TEORI
ANTRIAN PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT.KAMALINDO
SOMPURNA KECAMATAN PELAWAN KABUPATEN SAROLANGUN
PROVINSI JAMBI. Mine Magazine, 1.
Efendi. H, Wiranto. P, & Mudianto. A. (n.d.). PERHITUNGAN KEBUTUHAN
ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN
PABRIK PRECAST DI SENTUL.
Anisari. R. (2012). KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK
KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN
PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN.
POROS TEKNIK, 4(Keserasian Alat Muat dan Angkut untuk Kecapaian
Target Produksi), 19–23.
Prodjosumarto, P., 1993, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Institut Teknologi
Bandung : Bandung.
Rochmanhadi, 1982, “Alat-Alat Berat dan Penggunaannya”, Badan Pekerjaan
Umum :Jakarta.
Suryaputra, A., 2009, “Kajian Teknis Produksi Alat Muat dan Alat Angkut pada
Kegiatan Pengupasan Tanah Penutup PT Marunda Graha Mineral di
Kecamatan Laung Tuhup, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah”,
Skripsi, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai