Disusun oleh:
Danutirta Chrisraftiano Rahardjo
NRP 04211940000125
Dosen Pembimbing
Dr. Indra Ranu Kusuma, ST, M.Sc.
NIP. 197903272003121001
1
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
Lembar Pengesahan
Disusun oleh :
NRP. 04211940000125
Nofia Maranata
Kata Pengantar
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktik satu PT.
YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA SEMARANG dan dapat menyusun
laporan resmi Kerja Praktik satu ini dengan baik gunamemenuhi kelengkapan
bukti belajar selama di tempat Kerja Praktik.
Laporan Kerja Praktek satu ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan
dari pihak – pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sebagai
bahan masukan untuk saya. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1) Bapak Beny Cahyono, S.T., M.T., Ph.D. selaku Ketua Departemen Teknik
Sistem Perkapalan FTK – ITS
2) Bapak Dr. Eddy Setyo K, S.T., M.Sc. selaku Koordinator Kerja Praktik
Departemen Teknik Sistem Perkapalan FTK – ITS
3) Bapak Dr. Indra Ranu Kusuma, ST, M.Sc. selaku dosen pembimbing
4) Bapak Nofia Maranata selaku Supervisor Kerja Praktik PT. Yasa Wahana
Tirta Samudera yang telah membimbing penulis selama Kerja Praktik dan
menguji pada tahap akhir
5) Seluruh Manager dan Staff PT. Yasa Wahana Tirta Samudera yang telah
memberikan ilmu dan informasi yang diberikan kepada penulis saat berada di
lapangan
6) Orang tua dan rekan – rekan yang selalu memberi dukungan kepada penulis
selama proses Kerja Praktik
iii
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI. .................................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN. ............................................................................................... 6
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................6
1.2. Tujuan. .................................................................................................................. 7
1.3. Manfaat. ................................................................................................................ 7
1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik. ....................................................... 7
1.5. Metode Penulisan. .................................................................................................. 8
4
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
3.2.6 NDT pada shaft ............................................................................................ 23
3.3 Propeller ................................................................................................................ 24
3.3.1 Jenis propeller .............................................................................................. 24
3.3.2 Pitch pada propeller ..................................................................................... 25
3.3.3 Balancing propeller ...................................................................................... 26
3.3.4 NDT pada propeller ..................................................................................... 26
3.4 Proses Docking dan Undocking ............................................................................. 27
3.4.1 Proses docking pada graving dock................................................................ 27
3.4.2 Proses undocking pada graving dock............................................................ 27
BAB IV PENUTUP ..........................................................................................................29
4.1 Kesimpulan. ................................................................................................................ 29
4.2 Saran ........................................................................................................................... 29
5
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, peran dunia industri sangat berkembang pesat. Salah satu contohnya adalah
industri galangan kapal yang sedang gencar-gencarnya dibangun di Indonesia. Industri
galangan kapal yang saat ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah guna meningkatkan
mutu dan produksi kapal dalam negeri tentunya membutuhkan tenaga kerja yang
berkompeten di bidangnya dan dapat bersaing dengan tenaga kerja asing.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya hadir sebagai salah satu institusi
pendidikan berbasis teknologi dan teknik menempatkan kegiatan Kerja Praktik di dalam
kurikulum pendidikan ITS dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kualitas
mahasiswa agar memenuhi kualfikasi sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI). Kesempatan melakukan kerja praktik diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan bagi setiap mahasiswa untuk mengetahui kondisi kerja di
lapangan, mengetahui perannya sebagai sumber daya manusia dalam daya dukung industri,
dan mengembangkan pola berpikir konstruktif yang dapat menyelesaikan masalah dengan
solusi sesuai dengan ilmu dan kemampuan yang dimilikinya.
Dengan latar belakang tersebut, mahasiswa Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS
bertekad untuk dapat mempelajari dan menggali ilmu dalam rangka mengasah kemampuan
di bidangnya dengan melaksanakan kerja praktik di dunia industri galangan kapal secara
langsung. Sehingga mahasiswa Departemen Teknik Sistem Perkapalan mendapatkan
wawasan terkait industri galangan kapal, memiliki kemampuan yang mumpuni di
bidangnya. Sehingga mahasiswa mempunyai bekal untuk terjun di dunia kerja serta turut
aktif dalam mengembangkan industri kemaritiman di Indonesia.
.
6
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
1.2. Tujuan
Adapun tujuan kami melakukan kerja praktik lapangan adalah sebagai berikut:
1. Peserta kerja praktik mempelajari dan memahami permesinan pada kapal yang meliputi:
• Mesin utama kapal (Main Engine).
• Sistem pendukung mesin utama kapal (Auxiliary Engine) misalnya genset atau boiler.
• Permesinan bantu (Auxiliary Machinery) seperti stearing gear, windlass, pompa-
pompa, dll. Serta memahami cara-cara pengoperasian, perawatan, dan perbaikan
(reparasi) pada masing-masing peralatan.
2. Memahami permasalahan teknis dalam proses fabrikasi (manufacturing) komponen
kapal, dan proses pengelasan komponen kapal.
3. Memahami proses teknis penyatuan (erection) kapal, outfitting instalasi pada kapal, dan
proses konstruksi kapal termasuk penggunaan permesinan perkakas seperti mesin bubut,
mesin frais, CNC, maupun mesin roll pelat.
4. Mempelajari dan memahami proses pemasangan pondasi mesin induk dan pemasangan
sistem perporosan.
5. Membekali mahasiswa dengan kemampuan dan teknis pemasangan propeller, balancing
propeller, proses pelurusan perporosan, dan proses pemasangan tangki-tangki pada kapal.
6. Mempelajari dan memahami satu sistem khusus aplikasi kapal.
7. Memahami manajemen dan industri dari galangan kapal.
1.3. Manfaat
Manfaat pelaksanaan kerja praktik di PT. Yasa Wahana Tirta Samudera adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Perguruan Tinggi
Kegiatan kerja praktik merupakan pelaksanaan dari kurikulum Institut Teknologi Sepuluh
Nopember sekaligus strategi bidang akademik Institut Teknologi Sepuluh Nopember
yang dikembangkan berdasarkan visi ilmiah, kebutuhan pasar, dan mengandung muatan
kemampuan technopreneurship.
2. Bagi Instansi Perusahaan
Mengetahui kemampuan mahasiswa yang kelak akan berkontribusi dalam perindustrian
Indonesia. Sehingga perusahaan dapat memantau dan mendapat kemudahan dalam
pelaksanaan rekrutmen tenaga kerja terampil.
3. Bagi Mahasiswa
Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam softskill maupun hardskill serta
kemampuan praktik yaitu meliputi kemampuan dalam pengoperasian permesinan
perkakas untuk fabrikasi kapal, kemampuan dalam proses pembuatan konstruksi kapal,
kemampuan permesinan kapal, kemampuan sistem pendingin, bahan bakar, perpipaan,
dan instalasi listrik, serta kemampuanteknis berkaitan dengan sistem perporosan
7
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
1.5. Metode Penulisan
Metode Penulisan yang digunakan pada penyusunan Laporan Kerja Praktik di PT. Yasa
Wahana Tirta Samudera adalah :
1. Metode observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan tentang
proses pengerjaan dan proses lainnya.
2. Metode wawancara, yaitu dengan mengadakan diskusi ataupun konsultasi dengan orang
di lapangan.
3. Metode bimbingan, yaitu pengajaran teori dan survey lapangan dari Supervisor pada
bidang terkait atau PIC bidang tersebut.
4. Metode evaluasi, yaitu dengan mengasistensikan hasil yang di dapat dengan Supervisor
pada bidang terkait atau PIC bidang tersebut.
8
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
BAB II
TENTANG PERUSAHAAN
Visi : Menjadi perusahaan galangan kapal yang berkualitas dan mampu bersaing
di pasar global
9
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
5. Memiliki dan memberikan kontribusi dalam pembangunan bagi
kemajuan perekonomian untuk bangsa dan negara.
6. Menjamin kehidupan yang lebih baik dan rasa aman dalam bekerja
melalui perhatian penuh pada keselamatan dan kesehatan kerja serta
berupaya untuk menghasilkan pekerjaan yang ramah lingkungan.
Subdivisi Facility
Subdivisi facility merupakan sebuah subdivisi dari departemen FSQ yang memiliki
tanggung jawab pada kelengkapan dan perawatan fasilitas galangan. Subdivisi ini
membawahi Supervisi Docking dan Supervisi Maintenance. Fasilitas utama, fasilitas
pendukung dan fasilitas kantor. Fasilitas utama seperti pompa dock, pintu dock,
kompresor, air bag, winch, slipway, graving dock, alat las dan fasilitas galangan
lainnya.
Subdivisi Safety
Subdivisi safety merupakan sebuah subdivisi dari departemen FSQ yang memiliki
tanggung jawab untuk menjamin keselamatan dan keamanan di area galangan.
Manajer subdivisi ini adalah Bu Gita.
Subdivisi Quality
Subdivisi quality merupakan sebuah subdivisi dari departemen FSQ yang memiliki
tanggung jawab untuk memastikan semua material, proses pekerjaan dan hasil
pekerjaan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) galangan dan juga
memastikan kualitas keseluruhan PT.YWTS. Manajer subdivisi ini adalah Bapak
Laksono Prabowo.
11
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
untuk membantu menaikkan dan menurunkan kapal. Dengan ukuran untuk Slipway D 93m x
25m dengan maksimal kapal 1200 T, sedangkan Slipway E memiliki Ukuran 64m x 20m
dengan maksimal kapan 700 T. Dengan ukuran airbag 1x12m; 1,5x12m; 1,8x12m; 1,8x20m.
Graving dock merupakan fasilitas galangan PT. YWTS untuk digunakan kapal untuk
berlabuh selain slipway. Sistem pada graving dock tidak dengan menaikkan kapal ke daratan,
namun dengan memasukkan kapal ke dalam graving dock, lalu menutup graving dock dan
menyurutkan air yang ada di dalamnya. Dengan ini dapat dilakukan inspeksi maupun perbaikan
pada lambung kapal layaknya pada slipway. PT. YWTS memiliki 1 graving dock yang terletak
di lingkungan unit 2. Graving dock tersebut memiliki kemampuan menampung kapal dengan
8000 DWT dengan dimensi graving dock dengan panjang 110 meter, lebar 20 meter dan
kedalaman 7 meter.
12
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
BAB III
ISI
3.1 Permesinan
4 Stroke Engine
Pada 4 stroke engine terdapat 4 tahap dalam satu siklus, yaitu:
1. Intake
Langkah ini merupakan saat dimana udara dimasukkan ke dalam ruang bakar melalui
saluran intake dengan gerakan piston bergerak ke bawah hingga mencapai posisi
TMB.
2. Compression
Langkah ini merupakan saat piston bergerak ke atas hingga posisi TMA, dan piston
akan memampatkan udara yang sudah dimasukkan ke dalam ruang bakar.
3. Combustion
Langkah ini merupakan saat bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar saat
udara yang ada terkompresi, hal ini akan menghasilkan pembakaran yang akan
mendorong piston ke bawah hingga posisi TMB.
4. Exhaust
Langkah ini merupakan saat piston bergerak ke atas kembali hingga posisi TMA dan
mendorong udara hasil pembakaran keluar melalui saluran exhaust.
3.1.3 Gearbox
Fungsi utama dari gearbox adalah untuk memanipulasi beban agar selaras dengan
kemampuan mesin untuk menggerakkan kapal dengan ratio tertentu. Selain itu berfungsi
untuk membalikkan arah putaran shaft. Letak gearbox berada di belakang Main Engine,
terdapat jenis gearbox yang dimana input gearbox langsung menempel dengan flywheel
14
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
Main Engine dan terdapat juga jenis gearbox yang menggunakan penghubung berupa Thrust
Shaft antara input gearbox dengan flywheel Main Engine
Gambar 2 Gearbox
Sistem transmisi dalam gearbox terbagi menjadi dua yaitu main gear
dan ratio gear. Pada main gear terdapat clockwise gear dan counter-clockwise
gear sebagai gigi pembalik. Sedangkan pada ratio gear, untuk ukurannya
disesuaikan dengan ratio yang diinginkan. Kemudian pada gearbox terdapat
clutch yang diatur oleh sebuah tuas untuk mengatur arah putaran dari driven
shaft yang dihasilkan oleh gearbox.
Sistem transmisi dimulai dari daya berasal flywheel yang
disambungkan dengan gearbox. Kemudian daya akan menggerakkan main
gear. Pada saat keadaan normal kedua clutch pada sisi clockwise dan counter-
clockwise belum terhubung dengan ratio gear. Setelah tuas ditarik pada salah
satu sisi, clutch akan menghubungkan ratio gear dengan gear yang terhubung
pada driven shaft.
15
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
2. Distribution
Sistem starting ini dengan meninjeksikan udara bertekanan ke silinder blok secara
bergantian. Udara bertekanan ini akan dibagi menggunakan sebuah alat bernama
distributor sesuai dengan firing position. Udara bertekanan ini berfungsi
menggerakkan piston dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB).
3. Electric Motor
Sistem starting ini menggunakan bantuan sebuah motor yang ditenagai oleh listrik.
Motor listrik ini akan berputar dengan tujuan menggerakkan flywheel pada main
engine.
Top Overhaul merupakan pengecekan yang dilakukan untuk mesin diesel ketika
mesin sudah bekerja selama 4000 jam, atau ketika intermediate survey (setiap 2,5 tahun
sekali) menurut BKI. Tujuan dari Top Overhaul adalah untuk perawatan, pembersihan, dan
pengukuran ulang untuk komponen pada cylinder head. Beberapa komponen yang
dilakukan pengecekan adalah sebagai berikut
- Cylinder Head
- Surface Cylinder Head
- Cylinder Head Cooling System
- Fuel Oil Injector
- Setting Exhaust Valve
- Setting Inlet Valve
- Safety Valve Set
- Indicator Valve Set
- Rocker Arm
- Rocker Arm Bush
- Rocker Arm and Valves, Lube Oil System
- Lube Oil Cooler
16
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
- Fresh Water Cooler
3.1.6 Alignment
Alignment merupakan suatu proses untuk meluruskan sambungan antara dua
komponen agar memiliki satu sumbu putar yang sama. Pada bagian sistem propulsi,
allingment dilakukan pada sambungan antara dua komponen yaitu:
Main engine dengan sterntube
Alignment jenis ini dilakukan dengan Main Engine sebagai patokan alignment
pada posisi docking kapal.
Alignment jenis ini dilakukan untuk melakukan perbaikan pada sterntube yang
sudah tidak lurus.
Alignment jenis ini menggunakan peralatan benang, kawat tipis, dan jangka
capit
Alignment yaitu pelurusan titik pusat suatu komponen terhadap komponen yang lainnya.
Proses ini dilakukan dengan bantuan alat dial indicator, alat ini untuk mengukur alligment
engine dengan shaft propeller maupun gearbox, yang di cek pada proses alignment ini adalah
sebagai berikut
Radial
Radial merupakan pengecekan kelurusan secara tinggi-rendahnya antara dua
komponen
Axial
Axial merupakan pengecekan kelurusan secara jauh-dekatnya antara dua komponen
Angular
Angular merupakan pengecekan kelurusan secara kemiringan antara dua komponen
17
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
Untuk mencapai posisi alignment perlu merubah posisi dari main engine, sedangkan
posisi dari shaft propeller menjadi acuan untuk proses alignment. Untuk mempertahankan
posisi Main Engine yang telah di alignment atau di adjust dapat menggunakan beberapa
metode:
1. Ganjalan Plat
Metode ini biasa disebut lena yang merupakan metode paling ekonomis untuk
mengatasi gap yang terdapat pada fondasi engine. Plat dipotong sesuai dengan fondasi
kemudian diselipkan untuk mempertahankan posisi alignment. Metode ini terbatas
menyesuaikan ketebalan plat yang tersedia
2. Chock Resin
Metode ini digunakan sebagai antisipasi terdapat gap yang tidak dapat diatasi dengan
ketebalan plat. Plat dipotong dan di bentuk menyerupai bendungan mengelilingi satu
titik fondasi. Tinggi bendungan disesuaikan dengan fondasi bawah engine. Setelah itu
resin dituangkan kedalam bendungan tersebut. Maksimal ketinggian resin adalah 50 mm
dari dasar.
18
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
3.2 Shaft
Gambar 8 Shaft
Pada bagian ujung tapper terdapat rumah pasak yang berfungsi sebagai pengunci
antar sambungan sehingga tidak terjadi selip pada tipe key propeller. Bentuk tapper ini
harus diuji melalui proses Contact Fitting. Pada tipe keyless propeller tidak terdapat
19
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
rumah pasak, tapper propeller dengan tapper shaft harus memiliki 100% contact fitting
kemudian dimasukkan dengan mekanisme hidrolis agar propeller terdorong masuk.
Contact Fitting ini dilakukan dengan memasang shaft dengan propeller beserta
Bonnette (bagian ujung propeller sebagai pengunci). Proses ini dilakukan dengan
menggunakan cairan Bluefit yang dioleskan ke shaft untuk menilai kesesuaian shaft
dengan propeller. Untuk menilai kesesuaian ini, cairan Bluefit akan menempel pada
bagian propeller. Presentase wilayah yang tercetak harus memenuhi standar tertentu.
Standart minimum adalah 80% bagian harus tercetak cairan Bluefit, sedangkan
maksimal adalah 95% bagian yang harus tercetak cairan Bluefit, selebihnya sangat
jarang terjadi.
Untuk rumah pasak yang sudah tidak bisa digunakan, dilakukan pembuatan
rumah pasak baru pada sisi yang lain. Rumah pasak yang sudah tidak digunakan
dapat dibiarkan saja atau dapat dilakukan proses penambalan menggunakan sejenis
lem besi bernama Belzona untuk kedalaman rendah.
Langkah melakukan contact fitting adalah sebagai berikut
1. Bagian konis propeller shaft diberikan cairan Bluefit dengan warna yang
mencolok
2. Propeller dimasukkan dan didorong ke shaft propeller, setelah itu propeller
dikeluarkan kembali
3. Pada konis shaft propeller diamati sejauh apakah cat Bluefit yang memudar
karena terkena kontak dengan propeller.
1. Pelumasan minyak
• Babbit Metal
Paduan babbitt metal digunakan karena faktor tahan panas dan daya tahan-nya.
Babbitt metal memiliki sifat lunak sehingga akan terjadi aus antara permukaan gesekan
dengan shaft dan menambah celah yang dapat digunakan untuk pelumas minyak.
20
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
• Thordon
Thordon memberikan masa pakai yang lama, tahan terhadap kondisi abrasif, dan
ketahanan tinggi terhadap beban dan getaran
Gambar 13 Thordon
21
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
• Cutless Bearing
Cutless mempunyai sifat koefisien gesek rendah, daya tahan yang baik terhadap
keausan, serta konstruksinya sederhana dan murah. Selain itu juga memberikan
ketahanan yang baik yang dapat meredam bunyi serta getaran dari shaft propeller
22
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
Seal ini berbentuk seperti tali yang terbuat dari fiber, carbon, maupun karet.
Pemasangan seal ini dengan cara memasang mengelilingi shaft propeller pada stern
tube.
EVK Seal
Seal jenis ini terbuat dari karet yang digunakan pada sterntube depan. EVK seal
dilengkapi dengan pegas stainless yang berfungsi sebagai penekan ke shaft propeller.
Dalam sebuah shaft propeller terdapat 2 EVK seal, dengan salah satunya berfungsi
sebagai spare part cadangan dan diletakkan di dekat flange sambungan shaft propeller
dengan intermadiate shaft.
3. Keadaan darurat
Compact seal digunakan saat keadaan darurat yang berfungsi menjaga kekedapan pada
kamar mesin saat repair sistem kekedapan utama. Seal tersebut akan diisi angin dan
mengembang kemudian dapat mencegah kebocoran oli ataupun air laut memasuki kamar
mesin, pada saat yang sama sistem kekedapan utama diganti.
23
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
3.2.5 Clearence
Clearance adalah celah antara bantalan dengan shaft pada stern tube bagian depan dan
belakang. Clearance dibutuhkan sebagai ruang main pada saat shaft berputar. Standard
toleransi clearance yang diperbolehkan oleh BKI (Vol 1 “Sea Going Ship”, Section 3,
Bagian B “Surveys for Maintenance of Class”, poin ke-10). Pengecekan clearence
dilakukan oleh Quality Control menggunakan alat ukur feeler gauge untuk tipe pelumasan
air laut, sedangkan alat ukur untuk tipe pelumasan oli adalah wear down gauge.
Penggunaan feeler gauge dilakukan dengan cara memasukkan ukuran feeler yang kira-
kira cocok dengan clearence, kemudian apabila masih longgar maka dapat menaikkan
nilai ukuran feeler dan apabila feeler tidak bisa masuk maka dapat menurunkan nilai
feeler.
Rumus perhitungan clearence berdasarkan rekomendasi dari BKI (Vol 1 “Sea Going
Ship”, Section 3, Bagian B “Surveys for Maintenance of Class”, poin ke-10), adalah
sebagai berikut
24
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
3.3 Propeller
3. Azimuth Propeller
Jenis propeller ini ditandai dengan adanya tangkai sebagai letak propeller. Azimuth
propeller memiliki shaft yang berbeda dengan shaft propeller pada umumnya. Shaft yang
digunakan sebagai transmisi daya pada azimuth propeller terdiri dari 3 shaft yaitu shaft input,
shaft vertical, dan shaft propeller yang disusun membentuk huruf “Z”.
26
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
Apabila terdapat keretakan maka cairan penetran berwarna merah akan muncul menyatu
dengan cairan develop berwarna putih
28
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
29
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan pengamatan, asistensi, wawancara, dan pengajaran yang penulis
dapatkan selama 1 bulan digalangan. Juga dengan membandingkan teori dan ilmu yang telah
dapatkan di Departemen Teknik Sistem Perkapalan dari laporan ini penulis dapat
menyimpulkan dari kegiatan Kerja Praktik I ini adalah :
Penulis memahami bagaimana alur koordinasi ketika terdapat order reparasi kapal.
Penulis memahami proses inspeksi dan reparasi secara khusus pada sistem propulsi
4.2. Saran
Saran yang diberikan penulis untuk galangan dan untuk pembaca setelah menjalani kerja praktik
yaitu:
Meningkatkan standard keselamatan kerja bagi para pekerja karena banyak ditemui pekerja
yang tidak menerapkan standard keselamatan kerja dan protokol kesehatan
Pembimbing kerja praktik lebih aktif lgi dalam mengajak mahasiswa untuk terjun langsung ke
lapangan bersamaan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan oleh pembimbing
Memilih operator selluer dengan sinya yang optimal apabila kerja praktik dilakukan
bersamaan dengan proses perkuliahan
30
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT. YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
SEMARANG
31