Diajukan Oleh :
Syaidatul Khairia (2004105010082)
Salwa Hafifah Siregar (2004105010036)
Asmar Ramadhan Harahap (2004105010072)
Syahrial Syukur Harahap (2004105010088)
i
PT PLN NUSANTARA POWER
UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN PEMBANGKITAN BELAWAN
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
DISUSUN OLEH
Mengetahui,
MANAGER PT NUSANTARA POWER
UNIT PELAKSANAA PENGENDALIAN PEMBANGKITAN BELAWAN
HARMANTO
NIP. 8107139Z
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas ridho dan hidayahnya, sehingga laporan
Kerja Praktik ini dapat diselesaikan. Laporan Kerja Praktik penulis di Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), PT PLN NUSANTARA POWER
UPDK BELAWAN Bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan Kerja
Praktik pada Program Studi Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala.
Penulis telah berupaya untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik,
tentunya tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak.
Pelaksanaan kegiatan Kerja Praktik ini berdampak baik dirasakan oleh penulis
mulai dari segi akdemik maupun pada bidang praktek lapangan yang tentunya tidak
dapat ditemukan penulis pada saat di perkuliahaan. Ilmu praktek dalam dunia kerja
perlu didapatkan oleh mahasiswa sebagai gambaran pada saat lulus kuliah dan
melanjut ke dunia pekerjaan sudah mengetahui sedikit banyaknya tentang dunia
pekerjaan terutama di instansi pemerintahan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penulisan laporan Kerja Praktik ini mulai dari
bantuan bimbingan, koreksi, saran, dana, dukungan moril kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis untuk dapat melaksanakan kegiatan Kerja Praktik.
2. Kedua Orang Tua dan Saudara-Saudara tercinta yang telah memberikan
dukungan penuh moril, doa, dan kasih sayang.
3. Bapak Dr. Tarmizi, S.T., M.Sc selaku ketua Jurusan Teknik Elektro dan
Komputer.
4. Ibu Dr. Ir. Melinda, S.T., M.Sc., IPU selaku Koordinator Program Studi S-
1Teknik Elektro.
5. Bapak Harmanto Selaku selaku Manager PT PLN UPDK Belawan.
6. Bapak Yudha Nurdin, S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing.
7. Bapak HERU PRASETYO, selaku Supervisor Bidang Pemeliharaan
Kontrol Instrumen atau HAR IC PLTGU di PT PLN (persero) UPDK
Belawan.
iii
8. Bapak Ganda Suaka, Bapak Safarudin Amri, Bang Doli Dores Sihombing,
Bang Alif, Bang Iqbal, Bang Rizal, Bang Juna, Dan yang lainnya yang telah
memberikan penjelasan, arahan, serta bantuan selama kerja praktik di PT
PLN (Persero) UPDK Belawan.
9. Serta pihak-pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu namanya, yang
telah membantu dan mendukung penulis secara langsung maupun tidak
langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karja praktik ini.
10. Teman-teman seperjuangan dan seluruh pihak yang telah membantu.
Semoga amal baik mereka mendapat balasan dari Allah SWT dengan
berlipat ganda. Disamping itu penulis juga meminta maaf atas segala sesuatu yang
penulis lakukan mulai dari tingkah laku, sikap, atau yang merasa dirugikan selama
mengikuti kegiatan Kerja Praktik kepada Dosen Pemimbimbing dan para Staf dan
Pegawai di PT PLN NUSANTARA POWER UPDK BELAWAN. Banyak juga
kesan yang menarik yang didapat dari awal mulai mengikuti program Kerja Praktik
sampai berakhirnya masa Kerja Praktik disana.
Perlu diketahui dalam penyusunan laporan Kerja Praktik ini masih banyak
kekurangan dari segi isi maupun dari segi penulisan. Sebab itu, Kritik dan saran
yang dapat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan ini
kedepannya. Semoga laporan Kerja Praktik ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihan yang berkepentingan.
iv
DAFTAR ISI
v
3.4.1 Pressure Switch ....................................................................................... 23
3.4.2 Limit Swich............................................................................................. 24
3.4.3 Proximity Switch .................................................................................... 25
3.4.4 Thermocouple ......................................................................................... 27
3.4.5 RTD......................................................................................................... 27
3.4.6 Pressure Transmitter ............................................................................... 29
3.4.7 DP Transmitter (Differential Pressure Transmitter) ............................... 31
3.4.8 PRINSIP KERJA PRESSURE TRANSMITTER .................................. 32
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ...................... 33
4.1 KEGIATAN PKL ................................................................................... 33
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 41
5.1 KESIMPULAN ....................................................................................... 41
5.2 SARAN ................................................................................................... 41
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Untuk mendapatkan pengalaman kerja, baik secara teoritis maupun
pengalaman praktis secara langsung selama kerja praktik di PT PLN
Nusantara Power UPDK Belawan.
b. Mengenal sistem kerja dan sistem organisasi perusahaan,serta memperluas
wawasan mahasiswa tentang dunia kerja, sehingga akan dihasilkan sarjana
Teknik Elektro yang mampu bekerja sebagai tenaga perencana, pelaksana,
pengaturan, dan pengendali, serta mampu mengantisipasi, merumuskan
1
dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam dunia kerja secara
sistematis.
c. Membina hubungan baik antara perguruan tinggi dan dunia kerja
khususnya antara Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Syiah Kuala dengan PT.PLN Nusantara Power.
2. Khusus
a. Menambah wawasan mengenai teknis dan operasional dalam bidang
sistem kelistrikan yang meliputi pemahaman tentang distribusi energi,
sistem tenaga, peralatan listrik, perlindungan jaringan, dan pengelolaan
beban.
b. Mampu mempelajari dan memahami operasi dan pemeliharaan peralatan
kelistrikan yang mencakup transformator, generator, saluran transmisi,
jaringan distribusi, peralatan proteksi, dan sistem pengendalian.
c. Mahasiswa mendapatkan pengalaman praktik sesuai dengan program studi
atau bidang peminatannya masing masing serta gambaran nyata tentang
lingkungan kerjanya, mulai dari tingkat bawah sampai dengan tingkat
yang tinggi.
d. Mahasiswa dapat mengetahui dan mencari metode penyelesaian jika ada
masalah masalah yang sering terjadi pada operasional di PT PLN
Nusantara Power UPDK Belawan.
e. Mencari data otentik kasus riil yang ada dilapangan untuk kemudian di
analisis sebagai inspirasi untuk seminar dan skripsi.
f. Memenuhi salah satu mata kuliah di jurusan Teknik Elektro FT USK yang
merupakan persyaratan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik.
2
c. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri baik
secara teoritis maupun praktis.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Mempererat Kerjasama antara perusahaan dengan Universitas Syiah
Kuala (USK), khususnya jurusan Teknik Elektro dan Komputer C
Program Studi Teknik Elektro.
3. Bagi Perusahaan
a. Merupakan bahan masukan/ususlan dalam meningkatkan perbaikan
sistem yang ada pada perusahaan.
b. Mengetahui keadaan perusahaan dari sudut pandang dunia akademis.
c. Memudahkan perusahaan dalam mencari sumber daya manusia yang
professional.
3
1.7 METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
Kerja Prakti ini dilaksanakan di Nusantara Power PLN UPDK Belawan. Karja
praktik ini dilaksanakan dalam tiga metode yang lazim digunakan, yaitu:
1. Metode Diskusi
Metode ini dilaksankan dengan diskusi antara mahasiswa dalam satu grup
kerja praktik dalam bentul tanya jawab berkenaan tentang penjelasan secara
garis besar mengenai sistem industri dan peralatan yang digunakan.
2. Metode Praktik Lapangan
Metode ini merupkan pengamatan secara langsung di lapangan tentang cara
kerja sistem Instrumentasi dan control.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, tujuan kerja praktik,
Batasan masalah, waktu dan tempat kerja praktik, ruang lingkup kerja praktik,
manfaat kerja praktik, metode yang digunakan dalam pelaksanaan dan penulisan
laporan kerja praktik, serta sistematika penulisan laporan kerja praktik.
4
BAB II
SEJARAH SINGKAT DAN STRUKTUR ORGANISASI PLN NUSANTAR
POWER UPDK BELAWAN
5
Tabel 2.1 Daya Terpasang UPDK Belawan
Kapasitas Terpasang
No Jenis Pembangkit Jumlah Unit
(MW)
1 PLTU 4 260
2 PLTG 5 626,3
3 PLTGU 2 270
Total 1156,3
PLTU unit 1 mulai beroperasi pada tanggal 30 Mei 1984 dan kemudian disusul
dengan PLTU unit 2 yang mulai beroperasi pada tanggal 14 November 1984.
Dimana dalam perjalannya operasi mengalami gangguan-gangguan serius sehingga
PLTU unit 2 stop untuk perbaikan dan perawatan (overhaul), karena kerusakan
mesin ditemui tidak memungkinkan tidak diperbaiki, maka diusulkan agar
rehabilitasi total, sehingga sejak tanggal 17 September 1988 PLTU harus
dioperasikan walaupun kondisinya tidak handal dengan kemampuan beban
maksimal 26 MW.
Pada tanggal 11 Juni 1991 ditandatangani kontrak untuk pekerja rehabilitasi
PLTU unit 1 dan 2 dengan Surat Perjanjian No. 081/PJPN/92201/M, sebagai awal
dimulainya pelaksanaan rehablitasi PLTU unit 2 sedangkan PLTU unit 1 dapat
beroperasi sementara sebelum rehabilitasi ada tanggal 2 Aguatus 1991 guna dalam
membantu dalam penyaluran listrik di kota Medan.
Pelaksanaan Pembangunakan pembangkit listrik terus dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat karena jumlah
populasi penduduk di Kota Medan yang semakin bertambah dan terjadilah
pemikiran-pemikiran untuk membuat pembangkit-pembangkit tenaga kombinasi
gas dan uap yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan listrik Sumatera Utara dan
Nangroe Aceh Darussalam.
Tahap pertama dilakukan pembangunan pembangkit PLTGU Blok 1 yang
terdiri dari 2 pembangkit gas turbin (GT 11 DAN GT 12) dan 1 pembangkit tenaga
uap (ST 10). Pembangunan pembangkit ini berhasil dikombinasikan dan beroperasi
mulai tanggal 5 November 1993.
6
Tahap kedua pada pertengahan tahun 1994 pembangunan PLTGU Blok II yang
terdiri dari dua unit instalasi tenaga gas turbin (GT 21 dan GT 22) dan satu unit
instalasi tenaga uap (ST 20) selesai dilaksanakan. Pada tanggal 11 Oktober 1994,
PLTG unit 21 (GT 21) mulai dioperasikan dalam siklus terbuka (open cycle) dan
tanggal 8 Desember 1994 PLTG unit 22 (GT 22) mulai dioperasikan. Instalasi
tenaga uap ST 20 pembangunannya terus dilakukan. Mulai tanggal 8 Agustus 1995
pembangkit tenaga kombinasi PLTGU dinyatakan bekerja dalam siklus tertutup
(close cycle). Berikut dapat dilihat data-data mulai operasinya mesin-mesin
pembangkit:
Pada bulan September 1998 Nusantara Power PLN UPDK Belawan menerima
unit-unit pembangkit dari PLN Sektor Glugur sebagai berikut :
PLN merupakan perusahaan tunggal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang pemasok kebutuhan listrik dalam negeri. PLN menjadi UPDK
7
yang vital bagi Negara karena berkaitan dengan penyediaan listrik yang sangat
dibutuhkan oleh semua masyarakat umum.
8
2.3 STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI
PLN NUSANTARA POWER UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN
PEMBANGKITAN BELAWAN
9
2.4 VISI
“Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1 Pilihan
Pelanggan Untuk Solusi Energi”
2.5 MISI
• Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
• Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
• Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
• Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
2.6 MOTO
“Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”
10
3. PLTU Unit 3 (65 MW) : 03 Juli 1989
4. PLTU Unit 4 (65 MW) : 08 September 1989
5. Gas Turbine 1.1 (117,5 MW) : 06 Juli 1988
6. Gas Turbine 1.2 (128,8 MW) : 25 November 1992
7. Steam Turbine 1.0 (140 MW) : 05 November 1993
8. Gas Turbine 2.1 (130 MW) : 11 Oktober 1994
9. Gas Turbine 2.2 (135 MW) : 08 Desember 1994
10. Steam Turbine 2.0 (162,5 MW) : 08 Agustus 1995
11. PLTG LOT 3 (120 MW) : 20 Februari 2010
Untuk dapat saling membantu dalam hal mensuplai daya listrik, maka PT PLN
(Persero) UPDK Belawan mengadakan sistem interkoneksi dengan beberapa
pembangkitan antara lain seperti:
1. Unit Pelaksana Pemeliharaan Pembangitan Medan.
2. Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya .
3. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Pekan Baru.
4. Unit Pelaksan Pengendalian Pembangkitan Pandan.
11
BAB III
PELAKSANAAN PKL
3.2 PLTG
3.2.1 Gambaran PLTG
PLTG adalah pembangkit listrik dengan prinsip pengubahan energi kalor
menjadi energi mekanik dan selanjutnya energi mekanik inilah yang akan
menggerakan generator yang akan menghasilkan energi listrik.
1. Generator
Generator merupakan bagian yang berfungsi mengubah energi mekanik
(putaran turbin) menjadi energi listrik (GGL). Dengan berputarnya poros
turbin yang seporos dengan poros generator ditambah sistem eksitasi
sehingga menghasilkan energi listrik (GGL). Tipe Generator di PLN UPDK
Belawan adalah TLRI 108/36 SIEMENS KWU. Tegangan Output dari
generator adalah 10,5 KV yang kemudian dinaikkan oleh trafo step-up
menjadi 150 KV
2. Compressor
Compressor merupakan bagian yang berfungsi mengkompressi udara
bakar (mensupplai) ke ruang bakar yang kemudian akan digunakan sebagai
12
udara pembakaran di Ruang bakar (Combustion Chamber). Udara luar yang
mempunyai tekanan + 1 Atm dan temperatur + 30 0C, akan dimampatkan
oleh compressor akibat berputarnya poros menjadi udara yang mempunyai
tekanan + 10 Bar dan temperatur + 300 0C.
4. Turbin Gas
Turbin merupakan unit yang mengubah energi panas (kalor) menjadi
energi mekanik. Terdiri dari 4 sudu gerak dan sudu diam. Temperatur pada
sudu tingkat I adalah + 1004 0C. Kemudian temperatur akan turun secara
bertahap dari tingkat ke tingkat pada sudu terakhir (tingkat IV) temperatur +
527 0C. Putaran poros turbine di PLTG UPDK Belawan adalah + 3000 rpm.
13
menurunkan efisiensi kerja generator itu sendiri. Maka diperlukan adanya
sistem yang mendinginkan Generator (Generator Cooling Sistem). Sistem
pendingin generator ada tiga jenis yaitu:
Air Cooling Sistem
Sistem pendingin generator dengan menggunakan udara sebagai media
pendinginnya.
Hydrogen Cooling Sistem
Sistem pendingin generator dengan menggunakan gas Hidrogen sebagai
media pendinginnya.
2. Sistem Minyak Pelumas dan perputaran Poros (Lube Oil and Turning Gear
Sistem)
Sistem yang melayani seluruh pelumasan bearing sehingga tidak
terjadi kerusakan poros dan bearing akibat gesekan yang terus menerus
selama unit PLTG beroperasi. Juga berfungsi sebagai kontrol turbin dan
turning gear.
Pada Sistem PLTG normalnya beroperasi secara kontinu sebagai
salah satu penyedia listrik kepada masyarakat, fungsi utamanya adalah
menghasilkan daya listrik, karena PLTG beroperasi secara kontinu (terus-
menerus) menyebabkan timbulnya efek yang tidak kita inginkan, misalnya
panas, gesekan, korosi, maupun keausan dari mesin PLTG itu sendiri.
Sistem pelumasan merupakan suatu persyaratan yang mutlak dan harus
tersedia secara normal. Hal ini dibutuhkan untuk menunjang sistem
operasi PLTG.
Sistem pelumasan mempunyai fungsi atau tugas antara lain adalah:
1. Sebagai pelumas bearing turbine dan semua bearing generator
pada kondisi operasi, start-up, stand-by, shut down dan stop dari
gas turbin.
2. Sebagai penggerak dari sistem Turning gear (Memutar poros
dengan putaran +120 rpm) untuk menjaga agar kondisi poros
tetap lurus.
3. Mengangkat poros (jacking oil ) pada saat sistem Turning gear
beroperasi
14
4. Sebagai pendingin bearing turbine dan bearing-bearing generator
5. Penyedia minyak pada sistem Control oil (MBX).
Kondisi minyak pelumas ini temperaturnya diset atau diatur dengan
nilai konstan sebelum masuk ke bearing.
Spesifikasi dari Minyak Pelumas:
Minyak Pelumas adalah minyak pelumas mineral dengan menambah
perlindungan (proteksi) untuk mencegah terjadinya korosi, oksidasi ,
busa-busa (gas), dan mencegah dari proses pembekuan dan mengatur
titik kekentalannya. Unsur yang paling penting dan harus dijaga adalah
kekentalan minyak pelumas dan udara bebas yang masuk.
15
Gambar 3.1 Siklus saluran bahan bakar minyak
b. Bahan Bakar Gas (Fuel Gas)
Selain minyak solar (HSD), bahan bakar yang juga digunakan pada
ruang pembakaran (Combustion chamber) adalah gas yang juga di
suplai dari PN Gas dengan tekanan 18 bar. Sebelum di alirkan ke ruang
pembakaran (Combustion chamber) gas ini harus melewati saluran
filter (saringan) yang berfungsi untuk menyaring gas dari kotoran-
kotoran yang dikhawatirkan dapat terbawa kedalam ruang bakar dan
dapat merusaknya. Penggunaan bahan bakar gas lebih baik dari bahan
bakar minyak, hal ini dikarenakan gas lebih mudah menyebabkan
terjadinya pembakaran dan panas yang dihasilkan lebih baik dari pada
minyak.
Pada saluran gas memakai katup bypass (Bypass Valve). Katup ini
berfungsi sebagai jalan pintas apabila regulator gas rusak, sedang
diperbaiki, atau pemeliharaan. Hal inilah yang memungkinkan suplai
gas tetap tersedia sehingga pembakaran pada ruang bakar tetap terjadi.
Dan turbin tidak perlu stop operasi disebabkan hal ini, dan keadaan unit
tetap terjaga.
Adapun siklus saluran gas sebelum akhirnya sampai pada ruang
pembakaran adalah sebagai berikut :
Gas Station PN Gas Free Filtrer Shut Off Vlv Regulator Vlv
Fire Filter Flow Meter ESV Control Vlv
Ball Vlv Fuel Gas Ruang Bakar.
16
c. Bahan bakar Minyak dan Gas (Mix Operation)
Sistem bahan bakar pada ruang bakar (Combustion chamber) juga
di rancang agar memungkinkan penggunaan solar dan gas sebagai
bahan bakar secara bersamaan atau yang lebih dikenal dengan “ Mix
Operation”.
17
gas buang yang dihasilkan Combustion Chamber yang terdapat pada
PLTG (sistem radiasi).
1. High Pressure Steam (HP Steam) yaitu uap panas dengan tekanan
tinggi.
2. Low Pressure Steam (LP Steam) yaitu uap panas dengan tekanan
rendah.
18
Belawan adalah 10,5 KV, yang kemudian dinaikkan oleh trafo step up menjadi
150 KV.
Terdapat dua (2) sistem air pendingin yang umumnya digunakan, yaitu :
19
air pendingin utama (CWP) dimana sebagian besar segmen
saringan berada dibawah permukaan air.
c. Pompa penyemprot saringan putar (Spray Water)
Merupakan pemasok air bertekanan yang dialirkan ke
penyemprot agar membersihkan saringan putar. Pompa ini
digunakan secara manual dan otomatis.
d. Pompa Pendingin utama (Cooling Water Pump)
Pompa pendingin utama berfungsi untuk mengalirkan air
pendingin utama ke kondensor dan pada beberapa sistem juga
memasok air ke auxialiary cooling water heat exchanger.
20
menggunakan dua buah pompa (make up water pump) untuk di
distribusikan ke kondensor.
Air yang diolah di WTP diambil dari raw water tank yang
merupakan hasil produksi dari Desalination Plant.
5. Desalination Plant.
Desalination Plant adalah suatu unit yang memproses air laut
menjadi air tawar dengan proses pemanasan, proses vacum, serta
penguapan. Pada proses destilasi air laut di panaskan kemudian uap yang
timbul akan di vacum dan didinginkan sehingga akan didapat air tawar
dengan konduktivitas yang diijinkan untuk diolah di WTP dan conductivity
< 20 MS.
Pada keadaan normalnya, air laut akan medidih pada suhu 100.5ºC
atau lebih pada tekanan 1 atm. Tetapi pada sistem Desalination Plant Pada
tekanan lebih rendah akan mendidih dan menguap dibawah 100ºC.
Penguapan air membutuhkan membutuhkan kalor penguapan dan kalor
penguapan ini akan terkandung dalam uap sebagai panas laten. Panas laten
ini akan dilepaskan apabila uap diembunkan dan dipakai sebagai pemanas
(preheat) air laut.
Sebagai media pemanas dalam operasional desalination plant
digunakan Steam (Uap panas) yang disuplai dari HRSG. Sebelum di
transfer kedalam desalination plant terlebih dahulu air laut di endapkan
kandungan lumpurnya di dalam basin sedimentasi.
Alasan mengapa pada PLTGU UPDK Belawan menggunakan air
laut yang selanjutnya akan diubah menjadi air tawar melalui proses
desalination plant adalah karena secara geografi PLTGU UPDK Belawan
terletak di tepi laut dan dengan menggunakan air laut maka suplai air yang
akan diubah menjadi air tawar sangat banyak. Air laut tidak dapat
digunakan langsung pada unit-unit PLTGU karena air laut bersifat korosif
yaitu dapat menimbulkan karat pada pipa-pipa saluran sehingga perlu
diubah menjadi air tawar. Sedangkan pipa-pipa yang di gunakan pada
proses desalination plant adalah pipa-pipa yang terbuat dari bahan
titanium. Alasan mengapa pipa-pipa pada proses desalination plant
21
menggunakan titanium adalah untuk menghindari terjadinya perkaratan
yang disebabkan oleh air laut.
Bagian – bagian utama dari desalination plant adalah :
a. Desuperheater
Desuperheater berfungsi untuk mengatur temperatur yang masuk
ke brine heater.
b. Evaporator
Evaporator berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
penguapan air laut yang dipanaskan di brine heater menjadi titik
– titik air yang kemudian dikumpulkan ke heater dan dinamakan
air destilasi ( destilate water), dimana tekanan evaporator ini
adalah -50 emHg.
c. Brine heater
Brine heater berfungsi untuk memanaskan air laut yang akan
diproses di evaporator. Brine heater ini dilengkapi dengan safety
valve yang berfungsi untuk mengamankan brine heater. Jika
tekanan di brine heater melebihi tekanan yang ditentukan maka
safety valve akan terbuka secara otomatis.
d. Condensate Pump
Condensate pump berfungsi untuk mempompakan air yang telah
terkondensasi di brine heater akibat dari terjadinya proses
kondensai dimana uap yang memanaskan air laut bersentuhan
dengan tubing (pipa-pipa kecil) air laut itu sendiri.
e. Anti-Scale
Anti-Scale merupakan suatu bahan kimia yang diinjeksikan ke
evaporator yang befungsi untuk mencegah terjadinya kerak-
kerak dalam ruang evaporator.
f. Anti-Foam
Anti-foam merupakan suatu bahan kimia yang diinjeksikan ke
evaporator yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
gelembung busa (gelembung air) pada evaporator.
g. Ejector
22
Ejector berfungsi untuk membuat vakum di evaporator dengan
sistem ventury tube yang bertujuan untuk mempercepat proses
proses pemakuman.
h. Brine Blowdown Pump
Brine Blowdown Pump berfungsi untuk memompakan air yang
tidak menguap di evaporator yang kemudian dibuang ke laut.
i. Destilate Pump
Destilate Pump berfungsi untuk memompakan air yang
dihasilkan evaporator yang dinamakan destilate water.
3.4 INSTRUMENT
3.4.1 Pressure Switch
Pressure switch merupakan peralatan pengaman yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya tekanan abnormal. Baik tekanan yang berlebihan (terlalu
tinggi) maupun tekanan kurang (terlalu rendah) dengan cara menutup aliran bila
pressure control gagal dalam mengontrol tekanan.
23
Gambar 3.3 Pressure switch
Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada
batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau
penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut.
Konstruksi dan simbol limit switch dapat dilihat seperti gambar di bawah.
24
Gambar 3.5 Konstruksi Limit switch
25
Gambar 3.7 Proximity sensor
26
3.4.4 Thermocouple
Thermocouple adalah salah satu jenis alat ukur temperatur yang
menggunakan prinsip termoelektris pada sebuah material. Alat ini tersusun atas dua
konduktor listrik dari material yang berbeda yang dirangkai membentuk sebuah
rangkaian listrik. Jika salah satu dari konduktor tersebut dijaga pada temperatur
yang lebih tinggi daripada konduktor lainnya sehingga ada diferensial temperatur,
maka akan timbul efek termoelektris yang menghasilkan tegangan listrik. Besar
tegangan listrik yang terbentuk tergantung dari jenis material konduktor yang
digunakan, serta besar perbedaan temperatur antara dua konduktor tersebut.
3.4.5 RTD
Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor
Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai
atau besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari
kawat platina, tembaga, atau nikel murni, yang memberikan nilai tahanan yang
terbatas untuk masing-masing temperatur di dalam kisaran suhunya. Semakin panas
benda tersebut, semakin besar atau semakin tinggi nilai tahanan listriknya, begitu
juga sebaliknya.
27
Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka resistansi elemen tersebut juga
akan meningkat. Dengan kata lain, kenaikan suhu logam yang menjadi elemen
resistor RTD berbanding lurus dengan resistansinya. Elemen RTD biasanya
ditentukan sesuai dengan resistansi mereka dalam Ohm pada nol derajat Celcius (0⁰
C). Spesifikasi RTD yang paling umum adalah 100 Ω (RTD PT100), yang berarti
bahwa pada suhu 0⁰ C, elemen RTD harus menunjukkan nilai resistansi 100 Ω.
Dalam praktiknya, arus listrik akan mengalir melalui elemen RTD (elemen
resistor) yang terletak pada tempat atau daerah yang mana suhunya akan diukur.
Nilai resistansi dari RTD kemudian diukur oleh instrument alat ukur, yang
kemudian memberikan hasil bacaan dalam suhu yang tepat. Pembacaan suhu ini
didasarkan pada karakteristik resistansi yang diketahui dari RTD.
Resistance Temperature Detector (RTD) yang banyak digunakan pada
industri adalah jenis Platinum Resistance Temperature Detector. Itu semua
ditetapkan oleh JIS C 1604 di Jepang.
Terdapat dua tipe dari RTD, tipe pertama adalah PT100 yang telah
disesuaikan dengan standar internasional, dan tipe kedua adalah JPT100 yang telah
disesuaikan dengan standar Jepang. Keduanya tidak dapat ditukar karena
perbandingan dari nilai tahanan pada 1000C dan 00C (R100/R0) adalah berbeda.
28
Gambar 3.10 Sensor RTD
29
Gambar 3.11 Pressure Transmitter
Bagian sensor pada pressure transmitter terdiri atas port inlet dan
diafragma/membran sebagai elemen penginderaan. Port inlet berfungsi untuk
menerima aliran fluida yang akan menekan membran. Dimana, membran sebagai
perangkat mekanis yang membaca perubahan tekanan yang menyentuh pada
permukaannya. Tekanan yang mengenai permukaan membran akan merubah sudut
cekungan (defleksi) di permukaannya dan diubah menjadi sinyal listrik. Yang
berfungsi merubah defleksi menjadi sinyal listrik adalah antara lain:
a. Strain Gauge
b. Differential Capacitance (kapasitansi diferensial)
c. Vibrating Wire (kawat vibrasi)
Sinyal listrik yang dihasilkan dari bagian penginderaan yang hanya dalam ukuran
milivolt harus diperkuat lagi pada range 0-5 V atau 0-10 V atau beberapa jenis di
konversi ke 4-20 mA untuk pengiriman ke instrument kontrol yang berbeda tempat.
30
Gambar 3.12 Bagian-bagian pada Pressure Transmitter
31
Gambar 3.13 Differential Pressure Transmitter
32
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
33
• Melakukan pengecekan dan perbaikan kabel listrik PLN UPDK
Belawan
34
• Perpindahan Mahasiswa PKL ke PLTGU Divisi instrument serta
memperkenalkan diri kepada staff dan penjelasan prinsip kerja secara
umum PLTGU PLN UPDK belawan
35
Hari 9 : Kamis, 27 Juli 2023
• Pemasangan DP transmiter di tangki demin
• Pemeriksaan motor pengerak valve pada HRSG
• Perkenalan Area PLTGU
36
Hari 14 : Kamis, 3 Agustus 2023
• Penjelasan cara kalibrasi pressure switch
• Perbaikan thermocouple
37
Hari 16 : Senin, 7 Agustus 2023
• Pemasangan pressure transmitter di kondensor
• Pemasangan DP pressure transmitter pada tangki row
38
Hari 17 : Selasa, 8 Agustus 2023
• Penyusunan laporan
• Pengecekan transmitter di GT 1.1
39
• Mendatangi ruang control panel untuk menetahui alur serata nilai dari
alat speed sensor, sensor vibrasi, dan transmitter
40
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. PT PLN (Persero) UPDK Belawan merupakan pemasok utama
kebutuhan listrik di Sumatra Utara, dapat mencapai 95% dari total
kebutuhan listrik.
2. Pada kondisi saat ini kapasitas daya terpasang tidak sebanding dengan
kebutuhan beban puncak sehingga apabila terjadi gangguan ataupun
perawatan pada salah satu pembangkit maka sebagian besar konsumen
akan mengalami pemadaman listrik.
5.2 SARAN
1. Kepada para peserta PKL agar mempersiapkan diri dengan bekal
pemahaman dari kuliah yang akan diterapkan dalam industri, agar
memudahkan dalam melakukan kerja praktik / praktik kerja lapangan
/magang di perusahaan.
41