Anda di halaman 1dari 47

PT PLN NUSANTARA POWER

UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN PEMBANGKITAN BELAWAN

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN


PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI PT PLN NUSANTARA POWER


UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN PEMBANGKITAN BELAWAN

Diajukan Oleh :
Syaidatul Khairia (2004105010082)
Salwa Hafifah Siregar (2004105010036)
Asmar Ramadhan Harahap (2004105010072)
Syahrial Syukur Harahap (2004105010088)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

17 JULI 2023 – 18 AGUSTUS 2023

PROGRAM PRAKTIK KERJA LAPANGAN


TAHUN 2023

i
PT PLN NUSANTARA POWER
UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN PEMBANGKITAN BELAWAN

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

DISUSUN OLEH

Syaidatul Khairia (2004105010082)


Salwa Hafifah Siregar (2004105010036)
Asmar Ramadhan Harahap (2004105010072)
Syahrial Syukur Harahap (2004105010088)

Menyetujui, Belawan, 18 Agustus 2023

MANAJER BAGIAN KEU & UMUM Mentor/Pembimbing


PT PLN (Persero) UPDK Belawan Supervisor HAR IC PLTGU

T. CHAIRIN NIZA HERU PRASETYO


NIP. 7393033A NIP. 9218757ZY

Mengetahui,
MANAGER PT NUSANTARA POWER
UNIT PELAKSANAA PENGENDALIAN PEMBANGKITAN BELAWAN

HARMANTO
NIP. 8107139Z

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas ridho dan hidayahnya, sehingga laporan
Kerja Praktik ini dapat diselesaikan. Laporan Kerja Praktik penulis di Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), PT PLN NUSANTARA POWER
UPDK BELAWAN Bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan Kerja
Praktik pada Program Studi Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala.
Penulis telah berupaya untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik,
tentunya tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak.
Pelaksanaan kegiatan Kerja Praktik ini berdampak baik dirasakan oleh penulis
mulai dari segi akdemik maupun pada bidang praktek lapangan yang tentunya tidak
dapat ditemukan penulis pada saat di perkuliahaan. Ilmu praktek dalam dunia kerja
perlu didapatkan oleh mahasiswa sebagai gambaran pada saat lulus kuliah dan
melanjut ke dunia pekerjaan sudah mengetahui sedikit banyaknya tentang dunia
pekerjaan terutama di instansi pemerintahan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penulisan laporan Kerja Praktik ini mulai dari
bantuan bimbingan, koreksi, saran, dana, dukungan moril kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis untuk dapat melaksanakan kegiatan Kerja Praktik.
2. Kedua Orang Tua dan Saudara-Saudara tercinta yang telah memberikan
dukungan penuh moril, doa, dan kasih sayang.
3. Bapak Dr. Tarmizi, S.T., M.Sc selaku ketua Jurusan Teknik Elektro dan
Komputer.
4. Ibu Dr. Ir. Melinda, S.T., M.Sc., IPU selaku Koordinator Program Studi S-
1Teknik Elektro.
5. Bapak Harmanto Selaku selaku Manager PT PLN UPDK Belawan.
6. Bapak Yudha Nurdin, S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing.
7. Bapak HERU PRASETYO, selaku Supervisor Bidang Pemeliharaan
Kontrol Instrumen atau HAR IC PLTGU di PT PLN (persero) UPDK
Belawan.

iii
8. Bapak Ganda Suaka, Bapak Safarudin Amri, Bang Doli Dores Sihombing,
Bang Alif, Bang Iqbal, Bang Rizal, Bang Juna, Dan yang lainnya yang telah
memberikan penjelasan, arahan, serta bantuan selama kerja praktik di PT
PLN (Persero) UPDK Belawan.
9. Serta pihak-pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu namanya, yang
telah membantu dan mendukung penulis secara langsung maupun tidak
langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karja praktik ini.
10. Teman-teman seperjuangan dan seluruh pihak yang telah membantu.

Semoga amal baik mereka mendapat balasan dari Allah SWT dengan
berlipat ganda. Disamping itu penulis juga meminta maaf atas segala sesuatu yang
penulis lakukan mulai dari tingkah laku, sikap, atau yang merasa dirugikan selama
mengikuti kegiatan Kerja Praktik kepada Dosen Pemimbimbing dan para Staf dan
Pegawai di PT PLN NUSANTARA POWER UPDK BELAWAN. Banyak juga
kesan yang menarik yang didapat dari awal mulai mengikuti program Kerja Praktik
sampai berakhirnya masa Kerja Praktik disana.
Perlu diketahui dalam penyusunan laporan Kerja Praktik ini masih banyak
kekurangan dari segi isi maupun dari segi penulisan. Sebab itu, Kritik dan saran
yang dapat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan ini
kedepannya. Semoga laporan Kerja Praktik ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihan yang berkepentingan.

Banda Aceh, 08 September 2022

Bakri Brades Lumban Gaol


Npm. 2004105010046

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii


KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTIK .............................................. 1
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTIK ................................................................... 1
1.3 MANFAAT KERJA PRAKTIK ............................................................... 2
1.4 BATASAN MASALAH ........................................................................... 3
1.5 WAKTU DAN TEMPAT KERJA PRAKTIK ......................................... 3
1.6 RUANG LINGKUP KERJA PRAKTIK .................................................. 3
1.7 METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK.................................... 4
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN ................................................................. 4
BAB II SEJARAH SINGKAT DAN STRUKTUR ORGANISASI PLN
NUSANTAR POWER UPDK BELAWAN .......................................... 5
2.1 PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................... 5
2.2 TATA LETAK PERUSAHAAN .............................................................. 8
2.3 STRUKTUR ORGANISASI .................................................................... 9
2.4 VISI ......................................................................................................... 10
2.5 MISI ........................................................................................................ 10
2.6 MOTO ..................................................................................................... 10
2.7 GAMBARAN UMUM KEGIATAN PROSES PRODUKSI PT PLN
(PERSERO) UPDK BELAWAN ........................................................... 10
BAB III PELAKSANAAN PKL ....................................................................... 12
3.1 GAMBARAN UMUM PLTGU ............................................................. 12
3.2 PLTG....................................................................................................... 12
3.2.1 Gambaran PLTG ..................................................................................... 12
3.2.2 Peralatan utama PLTG ............................................................................ 12
3.2.3 Peralatan Bantu PLTG ............................................................................ 13
3.3 STEAM TURBIN (ST) ........................................................................... 17
3.3.1 Gambaran Umum Steam Turbin. ............................................................ 17
3.3.2 Peralatan Utama Steam Turbin ............................................................... 17
3.3.3 Peralatan Bantu Steam Turbin ................................................................ 19
3.4 INSTRUMENT ....................................................................................... 23

v
3.4.1 Pressure Switch ....................................................................................... 23
3.4.2 Limit Swich............................................................................................. 24
3.4.3 Proximity Switch .................................................................................... 25
3.4.4 Thermocouple ......................................................................................... 27
3.4.5 RTD......................................................................................................... 27
3.4.6 Pressure Transmitter ............................................................................... 29
3.4.7 DP Transmitter (Differential Pressure Transmitter) ............................... 31
3.4.8 PRINSIP KERJA PRESSURE TRANSMITTER .................................. 32
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ...................... 33
4.1 KEGIATAN PKL ................................................................................... 33
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 41
5.1 KESIMPULAN ....................................................................................... 41
5.2 SARAN ................................................................................................... 41

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTIK


Untuk mengisi pembangunan bangsa diperlukan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang handal dan berkualitas. Sebagai salah satu Perguruan Tinggi,
Universitas Syiah Kuala (USK) berusaha memberikan sumbangan di dalam usaha
untuk mempersiapkan Mahasiswanya menjadi SDM yang siap untuk menghadapi
masa era globalisasi dan tantangan yang semakin berat dimasa depan.
Di dalam lembaga Pendidikan yang merupakan tempat untuk menempah SDM,
yang pada umumnya Pendidikan yang diberikan lebih memfokuskan kepada
pengetahuan yang bersifat teoritis. Pendidikan dan pengetahuan yang hanya bersifat
teoritis dirasakan sangat kurang sekali, walaupun ada simulasi seperti praktikum,
tetapi masih saja dirasakan sangat kurang sekali, walaupun ada simulasi seperti
praktikum, tetapi masih saja dirasakan pengetahuan teoritis yang dimiliki oleh
mahasisiwa belum dapat teraplikasikan secara nyata.
Karena itu harus ada wadah yang cukup memadai bagi mahasiswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang dimilikinya secara nyata. Untuk itu
diperlukan Kerjasama antara Lembaga Pendidikan dengan dunia industri agar dapat
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kerja praktik ini di
industri yang bersangkutan.

1.2 TUJUAN KERJA PRAKTIK


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerja praktik ini adalah
sebagai berikut :

1. Umum
a. Untuk mendapatkan pengalaman kerja, baik secara teoritis maupun
pengalaman praktis secara langsung selama kerja praktik di PT PLN
Nusantara Power UPDK Belawan.
b. Mengenal sistem kerja dan sistem organisasi perusahaan,serta memperluas
wawasan mahasiswa tentang dunia kerja, sehingga akan dihasilkan sarjana
Teknik Elektro yang mampu bekerja sebagai tenaga perencana, pelaksana,
pengaturan, dan pengendali, serta mampu mengantisipasi, merumuskan

1
dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam dunia kerja secara
sistematis.
c. Membina hubungan baik antara perguruan tinggi dan dunia kerja
khususnya antara Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Syiah Kuala dengan PT.PLN Nusantara Power.
2. Khusus
a. Menambah wawasan mengenai teknis dan operasional dalam bidang
sistem kelistrikan yang meliputi pemahaman tentang distribusi energi,
sistem tenaga, peralatan listrik, perlindungan jaringan, dan pengelolaan
beban.
b. Mampu mempelajari dan memahami operasi dan pemeliharaan peralatan
kelistrikan yang mencakup transformator, generator, saluran transmisi,
jaringan distribusi, peralatan proteksi, dan sistem pengendalian.
c. Mahasiswa mendapatkan pengalaman praktik sesuai dengan program studi
atau bidang peminatannya masing masing serta gambaran nyata tentang
lingkungan kerjanya, mulai dari tingkat bawah sampai dengan tingkat
yang tinggi.
d. Mahasiswa dapat mengetahui dan mencari metode penyelesaian jika ada
masalah masalah yang sering terjadi pada operasional di PT PLN
Nusantara Power UPDK Belawan.
e. Mencari data otentik kasus riil yang ada dilapangan untuk kemudian di
analisis sebagai inspirasi untuk seminar dan skripsi.
f. Memenuhi salah satu mata kuliah di jurusan Teknik Elektro FT USK yang
merupakan persyaratan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik.

1.3 MANFAAT KERJA PRAKTIK


1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat memahami berbagai industry kerja yang ada pada
perusahaan/industry.
b. Dapat membandingkan, menerapkan serta dapat mengembangkan ilmu
yang diperoleh selama kuliah dengan kerja lapangan.

2
c. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri baik
secara teoritis maupun praktis.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Mempererat Kerjasama antara perusahaan dengan Universitas Syiah
Kuala (USK), khususnya jurusan Teknik Elektro dan Komputer C
Program Studi Teknik Elektro.
3. Bagi Perusahaan
a. Merupakan bahan masukan/ususlan dalam meningkatkan perbaikan
sistem yang ada pada perusahaan.
b. Mengetahui keadaan perusahaan dari sudut pandang dunia akademis.
c. Memudahkan perusahaan dalam mencari sumber daya manusia yang
professional.

1.4 BATASAN MASALAH


Dalam industri pembangkit listrik yang terdapat di Nusantara Power PLN Unit
Induk Pembangkitan Sumatera Utara UPDK Belawan terdapat objek kerja yang
banyak dan luas. Oleh karena itu, Batasan masalah diperlukan agar mahasiswa lebih
fokus pada bidang yang dimiliki yaitu bidang Teknik Kendali, maka dalam kerja
prakti ini mahasiswa difokuskan pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
(PLTGU). Dalam hal ini mahasiswa dibimbing dan dilibatkan dalam mempelajari
sistem operasi, instrumentasi dan control pada PLTGU.

1.5 WAKTU DAN TEMPAT KERJA PRAKTIK


Kerja praktik ini penulis laksanakan mulai tanggal 17 Juli 2023 sampai dengan
18 Agustus 2023 di Nusantara Power PLN UNIT PELAKSANA
PENGENDALIAN PEMBANGKITAN BELAWAN.

1.6 RUANG LINGKUP KERJA PRAKTIK


Dikarenakan begitu luasnya bidang kerja pada Nusantar Power PLN UPDK
Belawan dan pelaksanaan praktik kerja lapangan disesuaikan dengan disiplin ilmu
yang penulis pelajari, maka praktik kerja lapangan ini dilaksanakan pada unit
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Nusantara Power PLN UPDK
Belawan Khususnya di bidang Instrumentasi dan Kontrol.

3
1.7 METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
Kerja Prakti ini dilaksanakan di Nusantara Power PLN UPDK Belawan. Karja
praktik ini dilaksanakan dalam tiga metode yang lazim digunakan, yaitu:
1. Metode Diskusi
Metode ini dilaksankan dengan diskusi antara mahasiswa dalam satu grup
kerja praktik dalam bentul tanya jawab berkenaan tentang penjelasan secara
garis besar mengenai sistem industri dan peralatan yang digunakan.
2. Metode Praktik Lapangan
Metode ini merupkan pengamatan secara langsung di lapangan tentang cara
kerja sistem Instrumentasi dan control.

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN


Untuk memudahkan penulisan laporan kerja praktik ini penulis membuat
sistematika penulisan sebgai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, tujuan kerja praktik,
Batasan masalah, waktu dan tempat kerja praktik, ruang lingkup kerja praktik,
manfaat kerja praktik, metode yang digunakan dalam pelaksanaan dan penulisan
laporan kerja praktik, serta sistematika penulisan laporan kerja praktik.

BAB II : SEJARAH SINGKAT DAN STRUKTUR ORGANISASI NUSANTARA


POWER PLN UPDK BELAWAN
Bab ini akan membicarakan tentang sejarah berdirinya Nusantar Power PLN
UPDK Belawan, lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan.

BAB III : PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK


Bab ini akan membahas gambaran secara teknik tentang apa yang dilakukan
mahasiswa saat menjalankan praktik kerja lapagan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini akan membahas kesimpulan tentang hasil kerja praktik lapangan
yang dilakukan.

4
BAB II
SEJARAH SINGKAT DAN STRUKTUR ORGANISASI PLN NUSANTAR
POWER UPDK BELAWAN

2.1 PROFIL PERUSAHAAN


PLTU dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera
Utara dengan kontraktor ENERGOINVEST dari Yugoslavia. Untuk menentukan
letak PLTU yang akan dibangun dilakukan studi/penelitian tempat. Penelitian
tempat yang dilakukan antara lain di Pulau Sicanang, Kampung Belawan II,
Kampung Belawan III, Muara Sungai II dan Pulau Naga Putri.
Berdasarkan hasil penelitian tempat tersebut, maka dipilihlah Pulau Sicanang
(+_ 24 KM dari Kota Medan) sebagai tempat berdirinya Nusantara Power PLN
UPDK Belawan.
Adapun didirikannya Nusantara Power PLN UPDK Belawan adalah sesuai
dengan Peraturan Pemerintah, SK Menteri Pertambangan dan Energi serta SK
Direksi PLN, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 (No. 25 Tahun 1972)


2. SK Direksi PLN No. 034/UIR/1976
3. Kontrak No. PJ. 005/PST/1977 SK
4. Direksi PLN No. 001/DIR/1978 Contract No. PJ. 040/M/PI/SU/1981-
1982
5. SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 226/KPTS/M/ Pertamben/
1983
6. SK Menteri Pertambangan dan Energi No.
1034/KPTS/M/Pertamben/1983

Untuk kelancaran dalam pembangunannya, maka pada tanggal 24 Juli 1983


dibentuklah sesuai dengan SK Direksi PLN No. 125/DIR/1983 dengan tugas pokok
mengoprasikan dan memelihara mesin pembangkit yang terdiri dari PLTU,PLTG
serta PLTGU sebagai unit pengolahan dan pengopasian.
Nusantara Power PLN UPDK Belawan merupakan pembangkit terbesar di
Sumatera Utara yang terdiri dari 4 unit PLTU, 5 unit PLTG dan 2 blok PLTGU.

5
Tabel 2.1 Daya Terpasang UPDK Belawan
Kapasitas Terpasang
No Jenis Pembangkit Jumlah Unit
(MW)
1 PLTU 4 260
2 PLTG 5 626,3
3 PLTGU 2 270
Total 1156,3

PLTU unit 1 mulai beroperasi pada tanggal 30 Mei 1984 dan kemudian disusul
dengan PLTU unit 2 yang mulai beroperasi pada tanggal 14 November 1984.
Dimana dalam perjalannya operasi mengalami gangguan-gangguan serius sehingga
PLTU unit 2 stop untuk perbaikan dan perawatan (overhaul), karena kerusakan
mesin ditemui tidak memungkinkan tidak diperbaiki, maka diusulkan agar
rehabilitasi total, sehingga sejak tanggal 17 September 1988 PLTU harus
dioperasikan walaupun kondisinya tidak handal dengan kemampuan beban
maksimal 26 MW.
Pada tanggal 11 Juni 1991 ditandatangani kontrak untuk pekerja rehabilitasi
PLTU unit 1 dan 2 dengan Surat Perjanjian No. 081/PJPN/92201/M, sebagai awal
dimulainya pelaksanaan rehablitasi PLTU unit 2 sedangkan PLTU unit 1 dapat
beroperasi sementara sebelum rehabilitasi ada tanggal 2 Aguatus 1991 guna dalam
membantu dalam penyaluran listrik di kota Medan.
Pelaksanaan Pembangunakan pembangkit listrik terus dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat karena jumlah
populasi penduduk di Kota Medan yang semakin bertambah dan terjadilah
pemikiran-pemikiran untuk membuat pembangkit-pembangkit tenaga kombinasi
gas dan uap yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan listrik Sumatera Utara dan
Nangroe Aceh Darussalam.
Tahap pertama dilakukan pembangunan pembangkit PLTGU Blok 1 yang
terdiri dari 2 pembangkit gas turbin (GT 11 DAN GT 12) dan 1 pembangkit tenaga
uap (ST 10). Pembangunan pembangkit ini berhasil dikombinasikan dan beroperasi
mulai tanggal 5 November 1993.

6
Tahap kedua pada pertengahan tahun 1994 pembangunan PLTGU Blok II yang
terdiri dari dua unit instalasi tenaga gas turbin (GT 21 dan GT 22) dan satu unit
instalasi tenaga uap (ST 20) selesai dilaksanakan. Pada tanggal 11 Oktober 1994,
PLTG unit 21 (GT 21) mulai dioperasikan dalam siklus terbuka (open cycle) dan
tanggal 8 Desember 1994 PLTG unit 22 (GT 22) mulai dioperasikan. Instalasi
tenaga uap ST 20 pembangunannya terus dilakukan. Mulai tanggal 8 Agustus 1995
pembangkit tenaga kombinasi PLTGU dinyatakan bekerja dalam siklus tertutup
(close cycle). Berikut dapat dilihat data-data mulai operasinya mesin-mesin
pembangkit:

Tabel 2.2 Tahun Operasi UPDK Belawan


Pembangkit Kapasitas Tahun Mulai Operasi
PLTU Unit 1 65 MW 14 November 1984
PLTU Unit 2 65 MW 30 Mei 1984
PLTU Unit 3 65 MW 03 Juli 1989
PLTU Unit 4 65 MW 08 September 1989
PLTG Unit 1.1 117,5 MW 05 November 1993
PLTG Unit 1.2 128,5 MW 05 November 1993
PLTG Unit 2.1 130 MW 11 Oktober 1994
PLTG Unit 2.2 149 MW 08 Agustus 1995
Steam Turbin 1.0 162,6 MW 05 November 1994
Steam Turbin 2.0 162,6 MW 11 Oktober 1995

Pada bulan September 1998 Nusantara Power PLN UPDK Belawan menerima
unit-unit pembangkit dari PLN Sektor Glugur sebagai berikut :

PLTG Paya Pasir (5 unit) : Kapasitas terpasang 90,482 MW


PLTG Glugur (2 unit) : Kapasitas terpasang 32,650 MW
PLTG Titi Kuning (6 unit) : Kapasitas terpasang 24,849 MW

PLN merupakan perusahaan tunggal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang pemasok kebutuhan listrik dalam negeri. PLN menjadi UPDK

7
yang vital bagi Negara karena berkaitan dengan penyediaan listrik yang sangat
dibutuhkan oleh semua masyarakat umum.

2.2 TATA LETAK PERUSAHAAN


Organisasi PT PLN (Persero) UPDK Belawan. berlokasi di sebuah pulau yang
bernama Naga Putri di Belawan. Tempatnya dikelilingi oleh laut dan dihubungkan
oleh sebuah jembatan. Lokasi ini dipilih karena pertimbangan sebagai berikut :
1. Uap yang dihasilkan boiler diperoleh dari air sumur (deep well) di
sekitarnya yang diubah terlebih dahulu menjadi air demin (air yang telah
mengalami treatment sehingga dihasilkan air murni).
2. Mudah mendapatkan air untuk sistem pendingin.

3. Jauh dari pemukiman penduduk.

4. Memudahkan kapal laut yang membawa bahan bakar pembangkit.

Berikut adalah gambar PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANAN


PENGENDALIAN PEMBANGKITAN BELAWAN. yang berada di Pulau Naga
Putri.

Gambar 2.1 Peta lokasi PLN Nusantara Power Belawan

8
2.3 STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR ORGANISASI
PLN NUSANTARA POWER UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN
PEMBANGKITAN BELAWAN

9
2.4 VISI
“Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1 Pilihan
Pelanggan Untuk Solusi Energi”

2.5 MISI
• Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
• Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
• Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
• Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.6 MOTO
“Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”

2.7 GAMBARAN UMUM KEGIATAN PROSES PRODUKSI PT PLN


(PERSERO) UPDK BELAWAN
PT PLN (Persero) UPDK Belawan adalah salah satu unit kerja di lingkungan
PT PLN (Persero) Unit Iduk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, yang dibentuk
sesuai dengan SK Direksi No. 125/Dir/1983 pada tanggal 24 Juni 1983 dengan
tugas pokok mengoperaskan dan memelihara mesin pembangkit.
PT PLN (Persero) UPDK Belawan saat ini mengoperasikan unit-unit
pembangkit dengan kapasitas terpasang sebesar 1.198,3 MW yang terdiri dari
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
Bahan bakar PLTU adalah MFO (Minyak Residu) sedangkan di PLTGU
adalah gas alam dan HSD. Bahan bakar MFO dan HSD diangkut melalui kapal
tanker sedangkan gas alam disalurkan melalui pipa gas dari PT PGN Pangkalan
Brandan.

PT PLN (Persero) UPDK Belawan mempunyai kapasitas total 1.198,3 MW


untuk unit berlokasi di Pulau Naga Putri terdiri dari :

1. PLTU Unit 1 (65 MW) : 14 November 1984


2. PLTU Unit 2 (65 MW) : 30 Mei 1984

10
3. PLTU Unit 3 (65 MW) : 03 Juli 1989
4. PLTU Unit 4 (65 MW) : 08 September 1989
5. Gas Turbine 1.1 (117,5 MW) : 06 Juli 1988
6. Gas Turbine 1.2 (128,8 MW) : 25 November 1992
7. Steam Turbine 1.0 (140 MW) : 05 November 1993
8. Gas Turbine 2.1 (130 MW) : 11 Oktober 1994
9. Gas Turbine 2.2 (135 MW) : 08 Desember 1994
10. Steam Turbine 2.0 (162,5 MW) : 08 Agustus 1995
11. PLTG LOT 3 (120 MW) : 20 Februari 2010

Untuk dapat saling membantu dalam hal mensuplai daya listrik, maka PT PLN
(Persero) UPDK Belawan mengadakan sistem interkoneksi dengan beberapa
pembangkitan antara lain seperti:
1. Unit Pelaksana Pemeliharaan Pembangitan Medan.
2. Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya .
3. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Pekan Baru.
4. Unit Pelaksan Pengendalian Pembangkitan Pandan.

11
BAB III
PELAKSANAAN PKL

3.1 GAMBARAN UMUM PLTGU


PLTGU atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap UPDK Belawan adalah
pembangkit listrik terbesar di wilayah Sumatera bagian Utara (Sumbagur).Produksi
listrik dari pembangkit ini juga digunakan sebagai pemasok listrik untuk daerah
Aceh dan Sebagian Pekan baru.
PLTGU adalah penggabungan (Combined) dari dua pembangkit listrik yaitu
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU), dimana fuel gas sisa pembakaran PLTG digunakan sebagai media
pemanas dalam HRSG untuk menghasilkan Uap kering bertekanan sebagai tenaga
gerak steam turbin.

3.2 PLTG
3.2.1 Gambaran PLTG
PLTG adalah pembangkit listrik dengan prinsip pengubahan energi kalor
menjadi energi mekanik dan selanjutnya energi mekanik inilah yang akan
menggerakan generator yang akan menghasilkan energi listrik.

3.2.2 Peralatan utama PLTG


Adapun peralatan utama PLTG adalah sebagai berikut :

1. Generator
Generator merupakan bagian yang berfungsi mengubah energi mekanik
(putaran turbin) menjadi energi listrik (GGL). Dengan berputarnya poros
turbin yang seporos dengan poros generator ditambah sistem eksitasi
sehingga menghasilkan energi listrik (GGL). Tipe Generator di PLN UPDK
Belawan adalah TLRI 108/36 SIEMENS KWU. Tegangan Output dari
generator adalah 10,5 KV yang kemudian dinaikkan oleh trafo step-up
menjadi 150 KV

2. Compressor
Compressor merupakan bagian yang berfungsi mengkompressi udara
bakar (mensupplai) ke ruang bakar yang kemudian akan digunakan sebagai

12
udara pembakaran di Ruang bakar (Combustion Chamber). Udara luar yang
mempunyai tekanan + 1 Atm dan temperatur + 30 0C, akan dimampatkan
oleh compressor akibat berputarnya poros menjadi udara yang mempunyai
tekanan + 10 Bar dan temperatur + 300 0C.

3. Ruang Bakar (Combustion Chamber)


Ruang bakar (Combustion Chamber) adalah bagian yang berfungsi
mengubah energi kimia (proses pembakaran) menjadi energi kalor (panas
yang dihasilkan proses pembakaran). Ruang bakar merupakan tempat
terjadinya proses pembakaran yang terdiri dari 8 buah burner,8 buah busi
(pemantik api) dan udara dari compressor. Temperatur pada ruang bakar ini
mencapai + 1050 0C dengan tekanan + 10 Bar. Ruang bakar (Combustion
Chamber) ini terpasang vertikal pada sisi kiri dan kanan dari sisi luar casing
turbine.

4. Turbin Gas
Turbin merupakan unit yang mengubah energi panas (kalor) menjadi
energi mekanik. Terdiri dari 4 sudu gerak dan sudu diam. Temperatur pada
sudu tingkat I adalah + 1004 0C. Kemudian temperatur akan turun secara
bertahap dari tingkat ke tingkat pada sudu terakhir (tingkat IV) temperatur +
527 0C. Putaran poros turbine di PLTG UPDK Belawan adalah + 3000 rpm.

5. Trafo Utama (Main Trafo)


Trafo utama (Main Trafo) pada PLTGU UPDK Belawan adalah trafo jenis
step-up Trafo ini berfungsi untuk menaikkan tegangan yang dihasilkan
oleh generator. Tegangan yang dihasilkan pada PLTG UPDK Belawan
adalah 10,5 KV, yang kemudian dinaikkan oleh trafo step up menjadi
150 KV.

3.2.3 Peralatan Bantu PLTG


Adapun peralatan bantu PLTG adalah sebagai berikut :

1. Pendingin Generator (Generator Cooling)


Generator dalam proses kerjanya selain menghasilkan energi listrik
juga menimbulkan efek panas yang tidak diinginkan sehingga dapat

13
menurunkan efisiensi kerja generator itu sendiri. Maka diperlukan adanya
sistem yang mendinginkan Generator (Generator Cooling Sistem). Sistem
pendingin generator ada tiga jenis yaitu:
Air Cooling Sistem
Sistem pendingin generator dengan menggunakan udara sebagai media
pendinginnya.
Hydrogen Cooling Sistem
Sistem pendingin generator dengan menggunakan gas Hidrogen sebagai
media pendinginnya.

2. Sistem Minyak Pelumas dan perputaran Poros (Lube Oil and Turning Gear
Sistem)
Sistem yang melayani seluruh pelumasan bearing sehingga tidak
terjadi kerusakan poros dan bearing akibat gesekan yang terus menerus
selama unit PLTG beroperasi. Juga berfungsi sebagai kontrol turbin dan
turning gear.
Pada Sistem PLTG normalnya beroperasi secara kontinu sebagai
salah satu penyedia listrik kepada masyarakat, fungsi utamanya adalah
menghasilkan daya listrik, karena PLTG beroperasi secara kontinu (terus-
menerus) menyebabkan timbulnya efek yang tidak kita inginkan, misalnya
panas, gesekan, korosi, maupun keausan dari mesin PLTG itu sendiri.
Sistem pelumasan merupakan suatu persyaratan yang mutlak dan harus
tersedia secara normal. Hal ini dibutuhkan untuk menunjang sistem
operasi PLTG.
Sistem pelumasan mempunyai fungsi atau tugas antara lain adalah:
1. Sebagai pelumas bearing turbine dan semua bearing generator
pada kondisi operasi, start-up, stand-by, shut down dan stop dari
gas turbin.
2. Sebagai penggerak dari sistem Turning gear (Memutar poros
dengan putaran +120 rpm) untuk menjaga agar kondisi poros
tetap lurus.
3. Mengangkat poros (jacking oil ) pada saat sistem Turning gear
beroperasi

14
4. Sebagai pendingin bearing turbine dan bearing-bearing generator
5. Penyedia minyak pada sistem Control oil (MBX).
Kondisi minyak pelumas ini temperaturnya diset atau diatur dengan
nilai konstan sebelum masuk ke bearing.
Spesifikasi dari Minyak Pelumas:
Minyak Pelumas adalah minyak pelumas mineral dengan menambah
perlindungan (proteksi) untuk mencegah terjadinya korosi, oksidasi ,
busa-busa (gas), dan mencegah dari proses pembekuan dan mengatur
titik kekentalannya. Unsur yang paling penting dan harus dijaga adalah
kekentalan minyak pelumas dan udara bebas yang masuk.

3. Sistem Bahan Bakar (Fuel sistem)


Pada PLTG terdapat ruang bakar (combustion chamber) yang
berfungsi sebagai tempat terjadinya pembakaran antara udara yang di
suplai dari kompressor dengan bahan bakar. Pembakaran tidak akan
mungkin akan terjadi pada ruang pembakaran tanpa adanya bahan bakar.
Sistem bahan bakar yang digunakan pada ruang bakar (Combustion
chamber) adalah sebagai berikut :

a. Bahan bakar minyak (Fuel Oil)


Minyak yang digunakan dalam ruang bakar adalah jenis solar. Solar
di suplai dari PERTAMINA yang disimpan dalam tangki minyak
berukuran besar. Selanjutnya solar ini di salurkan melalui pipa-pipa
menuju ruang bakar. Minyak yang disalurkan dalam ruang bakar tidak
langsung di semburkan tetapi harus diupayakan agar dapat mengalir
berupa percikan-percikan minyak agar proses pembakaran dapat terjadi
dengan baik.
Siklus saluran minyak sebelum akhirnya sampai pada ruang bakar
adalah sebagai berikut :

15
Gambar 3.1 Siklus saluran bahan bakar minyak
b. Bahan Bakar Gas (Fuel Gas)
Selain minyak solar (HSD), bahan bakar yang juga digunakan pada
ruang pembakaran (Combustion chamber) adalah gas yang juga di
suplai dari PN Gas dengan tekanan 18 bar. Sebelum di alirkan ke ruang
pembakaran (Combustion chamber) gas ini harus melewati saluran
filter (saringan) yang berfungsi untuk menyaring gas dari kotoran-
kotoran yang dikhawatirkan dapat terbawa kedalam ruang bakar dan
dapat merusaknya. Penggunaan bahan bakar gas lebih baik dari bahan
bakar minyak, hal ini dikarenakan gas lebih mudah menyebabkan
terjadinya pembakaran dan panas yang dihasilkan lebih baik dari pada
minyak.
Pada saluran gas memakai katup bypass (Bypass Valve). Katup ini
berfungsi sebagai jalan pintas apabila regulator gas rusak, sedang
diperbaiki, atau pemeliharaan. Hal inilah yang memungkinkan suplai
gas tetap tersedia sehingga pembakaran pada ruang bakar tetap terjadi.
Dan turbin tidak perlu stop operasi disebabkan hal ini, dan keadaan unit
tetap terjaga.
Adapun siklus saluran gas sebelum akhirnya sampai pada ruang
pembakaran adalah sebagai berikut :

Gas Station PN Gas Free Filtrer Shut Off Vlv Regulator Vlv
Fire Filter Flow Meter ESV Control Vlv
Ball Vlv Fuel Gas Ruang Bakar.

Gambar 3.2 Siklus Saluran Bahan bakar Gas

16
c. Bahan bakar Minyak dan Gas (Mix Operation)
Sistem bahan bakar pada ruang bakar (Combustion chamber) juga
di rancang agar memungkinkan penggunaan solar dan gas sebagai
bahan bakar secara bersamaan atau yang lebih dikenal dengan “ Mix
Operation”.

4. Sistem Pembakaran Awal (Ignition Sistem)


Ignition Sistem atau sistem pembakaran awal merupakan sarana
bantu yang digunakan pada PLTG khususnya pada ruang bakar. Sistem
pembakaran awal ini merupakan pemicu terjadinya pembakaran pada
ruang bakar. Setelah terjadinya pembakaran maka suplai bahan bakarnya
akan digantikan secara otomatis baik dengan minyak Solar (HSD) ataupun
Gas. Bahan bakar untuk Ignition Sistem adalah Gas Propane.

3.3 STEAM TURBIN (ST)


3.3.1 Gambaran Umum Steam Turbin.
Steam Turbin merupakan unit yang terdapat pada PLTGU yang menghasilkan
energi listrik dengan memanfaatkan uap panas yang dihasilkan dari pemanasan air
dalam boiler (HRSG) untuk memutar turbin HP (High Pressure), dan LP (Low
Pressure) pada ST. Adapun sumber panas (kalor) yang digunakan untuk
memanaskan air pada HRSG tersebut merupakan gas buang (flue gas) hasil
pembakaran udara pada combustion chamber yang terdapat pada PLTG.

3.3.2 Peralatan Utama Steam Turbin


Adapun peralatan utama Steam Turbin adalah sebagai berikut :

1. Heat Recovery Steam Generator (HRSG)


Pada Steam Turbin UPDK Belawan, biasanya HRSG (Heat
Recovery Steam Generator). Adapun sistem pemanasan pada HRSG (Heat
Recovery Steam Generator) adalah dengan menggunakan sisa gas buang
(flue gas) dari hasil pembakaran pada ruang bakar (Combustion Chamber)
yang terdapat pada PLTG. Sehingga dapat dikatakan pemanasan pada
HRSG (Heat Recovery Steam Generator) pada PLTGU UPDK Belawan
tidak menggunakan metode pemanasan langsung tetapi memanfaatkan sisa

17
gas buang yang dihasilkan Combustion Chamber yang terdapat pada
PLTG (sistem radiasi).

HRSG (Heat Recovery Steam Generator) pada PLTGU UPDK Belawan


terdiri dari dua bagian,yaitu :

1. High Pressure Steam (HP Steam) yaitu uap panas dengan tekanan
tinggi.
2. Low Pressure Steam (LP Steam) yaitu uap panas dengan tekanan
rendah.

Adapun tekanan yang dihasilkan HP Steam dan LP Steam masing-masing


adalah ±65 bar dan 7 bar. HP Steam digunakan untuk memutar HP turbin
sedangkan LP Steam digunakan untuk memutar LP turbin. Besar kecilnya
beban yang dihasilkan oleh Steam Turbine tergantung dari berapa besar
uap yang dihasilkan/diproduksi dari HRSG.
2. Turbin
Turbin merupakan bagian yang merubah energi panas (kalor) menjadi
energi mekanik. Energi panas (kalor) yang dimaksud adalah uap yang
dihasilkan oleh HRSG yang memanfaatkan sisa gas buang hasil
pembakaran pada combustion chamber yang masih bersuhu tinggi.
3. Generator
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik. Generator pada steam turbin ini
digerakkan dengan menggunakan uap panas (steam).
4. Condensor
Fungsi utama condensor adalah untuk mengkondensasi uap bekas dari
turbin menjadi air kondensat untuk dapat disirkulasikan kembali. Hal ini
dilakukan melalui proses pendinginan uap oleh air pendingin yang
mengalir dibagian dalam pipa-pipa kondensor.
5. Trafo Utama (Main Trafo)
Trafo ini berfungsi untuk menaikkan tegangan yang dikeluarkan atau
dihasilkan oleh generator. Tegangan yang dihasilkan pada Steam turbin UPDK

18
Belawan adalah 10,5 KV, yang kemudian dinaikkan oleh trafo step up menjadi
150 KV.

3.3.3 Peralatan Bantu Steam Turbin


Adapun peralatan bantu pada Steam Turbin adalah sebagai berikut :
1. Main Cooling Water Sistem (Sistem Air Pendingin Utama)
Air Pendingin Utama berfungsi untuk mengkondensasikan uap di
kondensor utama dan merupakan perangkat Steam Turbin yang penting
yaitu untuk mengubah uap menjadi air dengan perpindahan panasnya
melalui pipa-pipa. Karena uap yang dikondensasi sangat banyak, maka
jumlah aliran air pendinginnya-pun harus banyak.

Terdapat dua (2) sistem air pendingin yang umumnya digunakan, yaitu :

a. Sistem sekali lewat (once through).


Adalah sistem air pendingin yang keluar kondensor langsung
dibuang ke pembuangan, air pendingin pada sistem ini di
supply/diambil dari alam (air laut atau air danau).
b. Sistem resirkulasi.
Adalah sistem air pendingin yang keluar kondensor didinginkan
pada menara pendingin (Cooling water) di tampung dan digunakan
lagi untuk pendingin kondensornya. Air pendingin disini digunakan
berulang ulang. Sumber air untuk sistem pendingin resirkulasi ini
biasanya sumber air yang jumlahnya terbatas.

Komponen-komponen sistem air pendingin utama adalah :

a. Bar Screen / Trash Rack


Merupakan saringan kasar yang berfungsi untuk menyaring
benda benda berukuran sedang. Biasanya terbuat dari batang logam
pipih yang dirangkai sehingga membentuk semacam terali besi.
b. Saringan Putar (Traveling Bar Screen)
Berfungsi untuk menyaring semua benda sampai yang
berukuran kecil. Dipasang vertikal pada sisi masuk kanal pompa

19
air pendingin utama (CWP) dimana sebagian besar segmen
saringan berada dibawah permukaan air.
c. Pompa penyemprot saringan putar (Spray Water)
Merupakan pemasok air bertekanan yang dialirkan ke
penyemprot agar membersihkan saringan putar. Pompa ini
digunakan secara manual dan otomatis.
d. Pompa Pendingin utama (Cooling Water Pump)
Pompa pendingin utama berfungsi untuk mengalirkan air
pendingin utama ke kondensor dan pada beberapa sistem juga
memasok air ke auxialiary cooling water heat exchanger.

2. Close Cooling Water Sistem (Sistem Air Pendingin Secara Tertutup).


Sistem Air Pendingin Secara Tertutup menggunakan pompa. Sistem
ini berfungsi untuk mendinginkan dengan air pendingin. Air pendingin
(Air Demin) agar didinginkan dengan air laut yang disupply dari CWP
(Cooling Water Pump).
3. Lube oil and turning gear sistem (Sistem minyak pelumas dan perputaran
poros)
Sistem pelumasan merupakan sistem yang cukup vital pada Steam
Turbin. Sistem pelumasan ini berfungsi untuk melumasi bagian-bagian
yang bergesekan, dan juga untuk menyerap panas. Pada sebagian besar
sistem pelumasan juga termasuk kebutuhan minyak hidrolik baik sebagai
penggerak aktuator hidrolik (power oil) maupun sebagai minyak kendali
(control oil) pada sitem pengaturan (control valve). Pada turbin yang
menggerakkan generator, sistem pelumasan juga merupakan pasokan
cadangan minyak (back up oil) bagi sistem perapat poros generator (seal
oil sistem).
4. Sistem Air Penambah ke Kondensor.
Air penambah ke kondesor dihasilkan/diproduksi di WTP untuk
mendapatkan conductivity yang rendah (< 0,025 MS). Guna dari
conductivity yang rendah adalah agar pipa-pipa pada boiler tidak korosi,
dan dikondensor air penambah diambil di make up water tank dengan

20
menggunakan dua buah pompa (make up water pump) untuk di
distribusikan ke kondensor.
Air yang diolah di WTP diambil dari raw water tank yang
merupakan hasil produksi dari Desalination Plant.
5. Desalination Plant.
Desalination Plant adalah suatu unit yang memproses air laut
menjadi air tawar dengan proses pemanasan, proses vacum, serta
penguapan. Pada proses destilasi air laut di panaskan kemudian uap yang
timbul akan di vacum dan didinginkan sehingga akan didapat air tawar
dengan konduktivitas yang diijinkan untuk diolah di WTP dan conductivity
< 20 MS.
Pada keadaan normalnya, air laut akan medidih pada suhu 100.5ºC
atau lebih pada tekanan 1 atm. Tetapi pada sistem Desalination Plant Pada
tekanan lebih rendah akan mendidih dan menguap dibawah 100ºC.
Penguapan air membutuhkan membutuhkan kalor penguapan dan kalor
penguapan ini akan terkandung dalam uap sebagai panas laten. Panas laten
ini akan dilepaskan apabila uap diembunkan dan dipakai sebagai pemanas
(preheat) air laut.
Sebagai media pemanas dalam operasional desalination plant
digunakan Steam (Uap panas) yang disuplai dari HRSG. Sebelum di
transfer kedalam desalination plant terlebih dahulu air laut di endapkan
kandungan lumpurnya di dalam basin sedimentasi.
Alasan mengapa pada PLTGU UPDK Belawan menggunakan air
laut yang selanjutnya akan diubah menjadi air tawar melalui proses
desalination plant adalah karena secara geografi PLTGU UPDK Belawan
terletak di tepi laut dan dengan menggunakan air laut maka suplai air yang
akan diubah menjadi air tawar sangat banyak. Air laut tidak dapat
digunakan langsung pada unit-unit PLTGU karena air laut bersifat korosif
yaitu dapat menimbulkan karat pada pipa-pipa saluran sehingga perlu
diubah menjadi air tawar. Sedangkan pipa-pipa yang di gunakan pada
proses desalination plant adalah pipa-pipa yang terbuat dari bahan
titanium. Alasan mengapa pipa-pipa pada proses desalination plant

21
menggunakan titanium adalah untuk menghindari terjadinya perkaratan
yang disebabkan oleh air laut.
Bagian – bagian utama dari desalination plant adalah :

a. Desuperheater
Desuperheater berfungsi untuk mengatur temperatur yang masuk
ke brine heater.
b. Evaporator
Evaporator berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
penguapan air laut yang dipanaskan di brine heater menjadi titik
– titik air yang kemudian dikumpulkan ke heater dan dinamakan
air destilasi ( destilate water), dimana tekanan evaporator ini
adalah -50 emHg.
c. Brine heater
Brine heater berfungsi untuk memanaskan air laut yang akan
diproses di evaporator. Brine heater ini dilengkapi dengan safety
valve yang berfungsi untuk mengamankan brine heater. Jika
tekanan di brine heater melebihi tekanan yang ditentukan maka
safety valve akan terbuka secara otomatis.
d. Condensate Pump
Condensate pump berfungsi untuk mempompakan air yang telah
terkondensasi di brine heater akibat dari terjadinya proses
kondensai dimana uap yang memanaskan air laut bersentuhan
dengan tubing (pipa-pipa kecil) air laut itu sendiri.
e. Anti-Scale
Anti-Scale merupakan suatu bahan kimia yang diinjeksikan ke
evaporator yang befungsi untuk mencegah terjadinya kerak-
kerak dalam ruang evaporator.
f. Anti-Foam
Anti-foam merupakan suatu bahan kimia yang diinjeksikan ke
evaporator yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
gelembung busa (gelembung air) pada evaporator.
g. Ejector

22
Ejector berfungsi untuk membuat vakum di evaporator dengan
sistem ventury tube yang bertujuan untuk mempercepat proses
proses pemakuman.
h. Brine Blowdown Pump
Brine Blowdown Pump berfungsi untuk memompakan air yang
tidak menguap di evaporator yang kemudian dibuang ke laut.
i. Destilate Pump
Destilate Pump berfungsi untuk memompakan air yang
dihasilkan evaporator yang dinamakan destilate water.

6. Water Threatment Plant (WTP).


Suplai air untuk HRSG dan keperluan pemakain unit PLTGU
diperoleh dari air murni (demin water). Air murni diperoleh dari proses
pembuangan unsur mineral yang terkandung di dalam air hasil desalination
plant (demineralisasi) yang dihasilkan pada unit WTP (Water Threatment
Plant).
WTP adalah proses pemurnian air dari air tawar (Raw Water)
menjadi air murni (Demin Water) didalam mixbed sedangkan air tawar
(Raw Water) sendiri diproduksi dari unit Desalination Plant. Di dalam
mixbed air tawar yang akan diubah menjadi air murni perlu ditambahkan
zat kimia yang disebut resin anion dan resin kation yang merupakan
campuran dari HCl dan NaOH sehingga akan dihasilkan air murni dengan
konduktivitas yang rendah sehingga dapat dipakai pada unit-unit pada
PLTGU yang membutuhkan suplai air murni.

3.4 INSTRUMENT
3.4.1 Pressure Switch
Pressure switch merupakan peralatan pengaman yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya tekanan abnormal. Baik tekanan yang berlebihan (terlalu
tinggi) maupun tekanan kurang (terlalu rendah) dengan cara menutup aliran bila
pressure control gagal dalam mengontrol tekanan.

23
Gambar 3.3 Pressure switch

3.4.2 Limit Swich


Limit switch adalah saklar atau perangkat elektromekanis yang mempunyai
tuas aktuator sebagai pengubah posisi kontak terminal (dari Normally Open/NO ke
Close atau sebaliknya dari Normally Close/NC ke Open). Posisi kontak akan
berubah ketika tuas aktuator tersebut terdorong atau tertekan oleh suatu objek.

Gambar 3.4 Limit switch

Limit switch umumnya digunakan untuk :

• Memutuskan dan menghubungkan rangkaian menggunakan objek atau


benda lain.
• Menghidupkan daya yang besar, dengan sarana yang kecil.
• Sebagai sensor posisi atau kondisi suatu objek.

Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada
batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau
penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut.

Konstruksi dan simbol limit switch dapat dilihat seperti gambar di bawah.

24
Gambar 3.5 Konstruksi Limit switch

Gambar 3.6 Contoh limit switch yang digunakan di PLTGU

3.4.3 Proximity Switch


Proximity Switch atau Sensor Proximity adalah alat pendeteksi yang bekerja
berdasarkan jarak objek terhadap sensor. Karakteristik dari sensor ini adalah
mendeteksi objek benda dengan jarak yang cukup dekat, berkisar antara 1 mm
sampai beberapa centi meter saja sesuai tipe sensor yang digunakan. Proximity
Switch ini mempunyai tegangan kerja antara 10-30 Vdc dan ada juga yang
menggunakan tegangan 100-200VAC.

25
Gambar 3.7 Proximity sensor

Hampir di setiap mesin-mesin produksi sekarang ini menggunakan sensor


jenis ini, sebab selain praktis sensor ini termasuk sensor yang tahan terhadap
benturan ataupun goncangan, selain itu mudah pada saat melakukan perawatan
ataupun perbaikan penggantian.

Proximity Sensor terbagi dua macam, yaitu:


1. Proximity Inductive
Proximity Inductive berfungsi untuk mendeteksi objek besi/metal. Meskipun
terhalang oleh benda non-metal, sensor akan tetap dapat mendeteksi selama
dalam jarak (nilai) normal sensing atau jangkauannya. Jika sensor mendeteksi
adanya besi di area sensingnya, maka kondisi output sensor akan berubah
nilainya.
2. Proximity Capacitive
Proximity Capacitive akan mendeteksi semua objek yang ada dalam jarak
sensingnya baik metal maupun non-metal.
• Jarak Diteksi
Jarak diteksi adalah jarak dari posisi yang terbaca dan tidak terbaca
sensor untuk operasi kerjanya, ketika objek benda digerakkan oleh
metode Tertentu.

Gambar 3.8 Jarak diteksi sensor proximity

26
3.4.4 Thermocouple
Thermocouple adalah salah satu jenis alat ukur temperatur yang
menggunakan prinsip termoelektris pada sebuah material. Alat ini tersusun atas dua
konduktor listrik dari material yang berbeda yang dirangkai membentuk sebuah
rangkaian listrik. Jika salah satu dari konduktor tersebut dijaga pada temperatur
yang lebih tinggi daripada konduktor lainnya sehingga ada diferensial temperatur,
maka akan timbul efek termoelektris yang menghasilkan tegangan listrik. Besar
tegangan listrik yang terbentuk tergantung dari jenis material konduktor yang
digunakan, serta besar perbedaan temperatur antara dua konduktor tersebut.

Gambar 3.9 Jenis-jenis Thermocouple

Komponen utama dari thermocouple adalah dua jenis logam konduktor


listrik yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehingga pada saat salah satu
logam terkena sumber panas

3.4.5 RTD
Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor
Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai
atau besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari
kawat platina, tembaga, atau nikel murni, yang memberikan nilai tahanan yang
terbatas untuk masing-masing temperatur di dalam kisaran suhunya. Semakin panas
benda tersebut, semakin besar atau semakin tinggi nilai tahanan listriknya, begitu
juga sebaliknya.

27
Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka resistansi elemen tersebut juga
akan meningkat. Dengan kata lain, kenaikan suhu logam yang menjadi elemen
resistor RTD berbanding lurus dengan resistansinya. Elemen RTD biasanya
ditentukan sesuai dengan resistansi mereka dalam Ohm pada nol derajat Celcius (0⁰
C). Spesifikasi RTD yang paling umum adalah 100 Ω (RTD PT100), yang berarti
bahwa pada suhu 0⁰ C, elemen RTD harus menunjukkan nilai resistansi 100 Ω.
Dalam praktiknya, arus listrik akan mengalir melalui elemen RTD (elemen
resistor) yang terletak pada tempat atau daerah yang mana suhunya akan diukur.
Nilai resistansi dari RTD kemudian diukur oleh instrument alat ukur, yang
kemudian memberikan hasil bacaan dalam suhu yang tepat. Pembacaan suhu ini
didasarkan pada karakteristik resistansi yang diketahui dari RTD.
Resistance Temperature Detector (RTD) yang banyak digunakan pada
industri adalah jenis Platinum Resistance Temperature Detector. Itu semua
ditetapkan oleh JIS C 1604 di Jepang.

Terdapat dua tipe dari RTD, tipe pertama adalah PT100 yang telah
disesuaikan dengan standar internasional, dan tipe kedua adalah JPT100 yang telah
disesuaikan dengan standar Jepang. Keduanya tidak dapat ditukar karena
perbandingan dari nilai tahanan pada 1000C dan 00C (R100/R0) adalah berbeda.

Tabel 3.1 Tipe Platinum RTD

28
Gambar 3.10 Sensor RTD

Berdasarkan informasi yang kami dapatkan di lapangan, PLN UPDK


Belawan menggunakan thermo resistant. Thermo resistant tersebut digunakan pada
boiler dengan pengukuran range suhu lebih rendah dari pada thermo couple. PLN
Sicanang Belawan biasanya menggunakan thermo resistant tipe PT100.

3.4.6 Pressure Transmitter


Pressure transmitter merupakan salah satu alat instrument yang berfungsi
untuk mengukur dan membaca tekanan fluida (cair/gas) pada suatu proses. Tekanan
tersebut dihasilkan dari aliran fluida yang melalui pipa pada proses pembangkitan.
Pressure transmitter juga banyak digunakan dalam dunia industri untuk
menghasilkan sinyal pertanda bagi operator jika terjadi ketidak-normalan dalam
proses industri.
Tekanan fluida yang diterima oleh pressure transmitter akan ditampilkan
dalam bahasa elektrik, bisa dalam besaran arus (mA) maupun tegangan
(mV). Untuk besaran arus, rentang yang digunakan adalah 4 – 20 mA sedangkan
untuk rentang besaran tegangan ada yang berkisar 0 – 5 VDC dan ada juga 0 –
10 VDC.
Bagian-bagian pada pressure transmitter terbagi atas dua kelompok besar
yaitu elemen penginderaan/sensor yang terletak di bagian bawah dan bagian
elektronika yang berfungsi sebagai penampil (display) hasil pembacaan dalam
besaran arus ataupun tegangan.

29
Gambar 3.11 Pressure Transmitter

Bagian sensor pada pressure transmitter terdiri atas port inlet dan
diafragma/membran sebagai elemen penginderaan. Port inlet berfungsi untuk
menerima aliran fluida yang akan menekan membran. Dimana, membran sebagai
perangkat mekanis yang membaca perubahan tekanan yang menyentuh pada
permukaannya. Tekanan yang mengenai permukaan membran akan merubah sudut
cekungan (defleksi) di permukaannya dan diubah menjadi sinyal listrik. Yang
berfungsi merubah defleksi menjadi sinyal listrik adalah antara lain:

a. Strain Gauge
b. Differential Capacitance (kapasitansi diferensial)
c. Vibrating Wire (kawat vibrasi)

Sinyal listrik yang dihasilkan dari bagian penginderaan yang hanya dalam ukuran
milivolt harus diperkuat lagi pada range 0-5 V atau 0-10 V atau beberapa jenis di
konversi ke 4-20 mA untuk pengiriman ke instrument kontrol yang berbeda tempat.

30
Gambar 3.12 Bagian-bagian pada Pressure Transmitter

3.4.7 DP Transmitter (Differential Pressure Transmitter)


Differential pressure transmitter atau yang biasa disebut delta pressure
transmitter memiliki dua port masukan, high dan low. Dengan kedua port ini, delta
pressure transmitter dapat digunakan untuk berbagai aplikasi diantaranya adalah :
a. Kontrol pemantauan pompa-pompa,
b. Pemantauan penurunan tekanan pada valve,
c. Metering aliran minyak dan gas di darat, laut maupun bawah laut,
d. Pemantauan instalasi pengolahan limbah,
e. Pemantauan sistem sprinkler,
f. Pemantauan jarak jauh sistem pemanas untuk uap dan air dan
lainnya.

31
Gambar 3.13 Differential Pressure Transmitter

3.4.8 PRINSIP KERJA PRESSURE TRANSMITTER


Pressure transmitter dapat bekerja berkat dua bagian utamanya. Pada bagian
sensor terdapat port inlet yang berfungsi menerima masukan aliran fluida yang akan
diukur tekanannya. Aliran fluida yang masuk ini akan menekan bagian membran.
Tekanan tersebut akan mengakibatkan perubahan pada sudut cekungan (defleksi)
pada permukaan membran. Perubahan defleksi inilah yang akan diterjemahkan oleh
transducer menjadi bahasa listrik dan selanjutnya ditampilkan oleh display pada
bagian elektronika.
Perbedaan prinsip kerja terdapat pada delta pressure transmitter. Pada jenis
ini, terdapat dua port inlet (high dan low) yang masing-masing menerima tekanan
aliran fluida. Yang dihitung dan ditampilkan nantinya merupakan perbedaan
tekanan yang terukur pada kedua port inlet.

32
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 KEGIATAN PKL


Hari 1 : Senin, 17 Juli 2023
• Briefing mengenai peraturan yang berlaku di PLN UPDK belawan.
• Arahan mengenai penggunaan APD yang dilkukan oleh K3.

Hari 2 : Selasa, 18 Juli 2023


• Perkenalan Staf dibagian kelistrikan PLTU
• Perkenalan Area pembangkitan PLTU

Hari 3 : Rabu, 19 Juli 2023


• Briefing dengan staff Administrasi mengenai segala urusan dan
peraturan di PLN UPDK Belawan.
• Perkenalan alat dan sistem di PLTU

Hari 4 : Kamis, 20 Juli 2023


• Melakukan Pengajian di PLN UPDK Belawan
• Perkenalan alat dan sistem di PLTU serta fungsi dari masing-masing
alat yang ada di PLN UPDK Belawan

33
• Melakukan pengecekan dan perbaikan kabel listrik PLN UPDK
Belawan

• Bercengkrama Bersama staff kelistrikan PLTU PLN UPDK Belawan

Hari 5 : Jumat, 21 Juli 2023


• Melakukan senam pagi dengan para staff PLN UPDK Belawan
• Pengenalan alat Circuit Breaker (CB)

Hari 6 : Senin, 24 Juli 2023


• Perkenalan keseluruhan alat serta alur rangkaian PLTU sehingga
menghasilkan energi listrik

• Berdiskusi menegenai perpindahan mahasiswa PKL dari Divisi


kelistrikan PLTU ke Divisi instrument PLTGU UPDK Belawan

34
• Perpindahan Mahasiswa PKL ke PLTGU Divisi instrument serta
memperkenalkan diri kepada staff dan penjelasan prinsip kerja secara
umum PLTGU PLN UPDK belawan

Hari 7 : Selasa, 25 Juli 2023


• Penjelasan mengenai proses GT dan siklus Bryton

• Pemasangan Motor 3 fasa di adm valve yang dimana posisi motor


diletakkan pada HP

Hari 8 : Rabu, 26 Juli 2023


• Pengetesan hidrolik pada dumper

• Penjelasn kerja steam turbin

35
Hari 9 : Kamis, 27 Juli 2023
• Pemasangan DP transmiter di tangki demin
• Pemeriksaan motor pengerak valve pada HRSG
• Perkenalan Area PLTGU

Hari 10 ; Jumat, 28 Juli 2023


• Pemeriksaan aktuator di valve venting

Hari 11 : Senin, 31 Juli 2023


• Pemasangan aktuator di valve penting

Hari 12 : Selasa, 1 Agustus 2023


• Pengecekan DP Transmitter
• Perkenalan Ruang Monitor instrument PLTGU

Hari 13 : Rabu, 2 Agustus 2023


• Pengecekan aktuator di GT 2.1

36
Hari 14 : Kamis, 3 Agustus 2023
• Penjelasan cara kalibrasi pressure switch

• Perbaikan thermocouple

• Mencari input aktuator valve venting

Hari 15 : Jumat, 4 Agustus 2023


• Pemeriksaan input aktuator di valve venting (input open/close tidak
terbaca )
• Pemasangan motor di HRSG GT 1.2

37
Hari 16 : Senin, 7 Agustus 2023
• Pemasangan pressure transmitter di kondensor
• Pemasangan DP pressure transmitter pada tangki row

• Pemeriksaan dan kalibrasi sensor vibrasi di GT 1.2

• Penggantian limit switch pada aktuator


• Perbaikan input open/clcose di valve venting

38
Hari 17 : Selasa, 8 Agustus 2023
• Penyusunan laporan
• Pengecekan transmitter di GT 1.1

Hari 18 : Rabu 9 Agustus 2023


• Penyusunan laporan
• Mengambil data alat ukur transmitter

Hari 19 : Kamis, 10 Agustus 2023


• Penyusunan laporan serta pembuatan PPT

• Perbaikan Serta pengecekan Thermocouple

39
• Mendatangi ruang control panel untuk menetahui alur serata nilai dari
alat speed sensor, sensor vibrasi, dan transmitter

40
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. PT PLN (Persero) UPDK Belawan merupakan pemasok utama
kebutuhan listrik di Sumatra Utara, dapat mencapai 95% dari total
kebutuhan listrik.

2. Pada kondisi saat ini kapasitas daya terpasang tidak sebanding dengan
kebutuhan beban puncak sehingga apabila terjadi gangguan ataupun
perawatan pada salah satu pembangkit maka sebagian besar konsumen
akan mengalami pemadaman listrik.

3. Pemeliharaan atau maintenance adalah kombinasi dari berbagai


tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu aset dan memperbaikinya
agar selalu dalam keadaan siap pakai untuk melaksanakan produktivitas
secara efektif dan efisien sesuai dengan standar.

4. Kesadaran akan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan telah


terpupuk dengan baik di lingkungan kerja PT PLN (Persero) UPDK
Belawan.

5.2 SARAN
1. Kepada para peserta PKL agar mempersiapkan diri dengan bekal
pemahaman dari kuliah yang akan diterapkan dalam industri, agar
memudahkan dalam melakukan kerja praktik / praktik kerja lapangan
/magang di perusahaan.

2. Dari pihak perguruan tinggi diharapkan agar dapat mengawasi atau


memberi kunjungan ke tempat kerja praktek mahasiswa agar dapat
memonitoring sekaligus lebih memotivasi mahasiswa dalam
melaksanakan kerja praktek di dunia usaha dan industri.

41

Anda mungkin juga menyukai