Disusun Oleh:
Sepia Delen Pahira D1101191035
Tommy Jan
Kabag Enginering PT. SSM
2
KATA PENGANTAR
i
UCAPAN TERIMAKASIH
ii
DAFTAR ISI
iii
4.1.1Tahapan proses kominusi di PT. Serinding Sumber Makmur ............... 14
BAB V PENUTUP................................................................................................ 28
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kerja praktek ini adalah :
2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3
tahun 2020 adalah sebesar : Overburden : 38.723 Bcm, dan Ore : 51.000
ton.
PT.SSM
4
Untuk mengetahui kondisi geologi seluruh area Serinding, maka telah
dilakukan pemetaan geologi regional. Setiap lokasi out crop dicatat lokasinya,
kemudian dicatat lithologi, alterasi dan struktur. Sebagian besar outcrop
diambil samplenya, untuk diphoto dan disimpan di perpustakaan. Untuk
beberapa sample yang menarik, dilakukan pengambilan sample dan dikirim
ke laboratorium untuk dilakukan pengecekan akan unsur emas (Au), perak
(Ag), tembaga (Cu), (timbal) Pb, (zink) Zn, (arsenik) As dan (antimon) Sb.
Pemetaan geologi telah dilakukan di daerah penelitian. Pemetaan relative
lebih mudah dilakukan karena maraknya perkebunan kelapa sawit dan
lebarnya sungai. Sebagian besar wilayah Serinding adalah daerah
perkebunan kelapa sawit. Areal perkebunan kelapa sawit yang luas dengan
jalanan off road masih memungkinkan untuk penggunaan mobil 4 wheel drive
atau motor cross. Singkapan di sungai mudah dilihat dengan menggunakan
perahu bermesin motor.
5
dicirikan dengan tonjolan tonjolan feldspar yang kasar. Di sekeliling
batuan granit ini ditemukan banyak laterite bauksit. Apakah ada hubungan
antara kuarsa granit dengan pembentukan granite masih menjadi tanda
tanya.
6
b. Volcanic Kerabai tidak teralterasi:
- batuan relative fresh tidak teralterasi
- beberapa terletak di dekat kontak dengan batuan granit
- Ini sebagai tanda usia volcanic lebih tua dari granite
- Diperkirakan berumur kapur
c. Dyke rhyolite, dyke monzodiorite, dyke andesite, dan basalt dyke
- Batuan ini memotong volcanic kerabai dan memotong mineralisasi
- Batuan ini juga memotong granite Sukadana
- Dyke ini diperkirakan jauh lebih muda dari formasi Sukadana dan
formasi Kerabai
- Diperkirakan berumur tersier
7
2.4 Geologi Serinding
Batuan didominasi oleh tuff, tuff crystal, tuff lapilli dan tuff
breccia. Batuan yang termineralisasi berasosiasi dengan batuan tuff
crystal. Batuan mengalami silicificasi mencapai tingkatan strong
perpasive silicification. Batuan host rock crystal tuff, umumnya
8
porphyritic. Feldpar crystal umumnya plagioklas. Beberapa batuan
matrixnya adalah ortoclas . Hal ini ditandai dengan hadirnya warna
pink. Ketika mengalami alterasi silika, plagioclas banyak yang hilang
atau hancur, membentuk vuggy texture. Diperkirakan pada tahap
awal mineralisasi, cairan silica yang mengubah kristal tuff bersifat
sangat asam (high sulphidation).
Pada tahapan mineralisasi berikutnya batuan diterobos oleh
chalcedonic silica yang berwarna coklat, abu abu atau putih. Chalcedonic
white, gray dan black silika umumnya bedded atau berlapis. Chalcedonic
silika ditemukan pula berupa fracture filling atau mengisi ruang ruang akibat
crystal tuff yang terpecah ( hydrothermal breccia).
Pada beberapa batuan core, terlihat adanya pyrite veinlets yang
memotong chalcedonic quartz. Pyrite veinlets bervariasi dari 0.2mm sampai
1mm. Pyrite juga hadir sebagai massive sulphide (pyrite) yang ketebalannya
bisa mencapai 10cm. Pyrite juga hadir sebagai flooding pyrite.
9
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Kominusi
1. Ukuran bijih dari tambang, biasanya ukuran bijih dari tambang dalam
bentuk bongkah sehingga berkaitan erat dengan pemilihan primary
crusher dan proses screening.
10
2. Keadaan bijih, pada bijih yang lengket akan mempengaruhi pemilihan
mill/crusher. Kesediaan air, hal ini penting khususnya untuk proses
basah.
3. Proses-proses berikutnya basah atau kering.
4. Korosi pada lining (bahan pelapis pada dinding dalam mill)
5. Reaksi material dengan air
1). Hopper
2). Vibrating feeder
3). Jaw crusher
4). Belt conveyor
5). Magnetig separator
6). Cone HST
7). Cone HPT
8). Vibrating screening
11
3.3 Agglomerasi
1). Grizzly
2). Hopper
3). Feeder
4). Main conveyor
5). Drum agglo
6). Conveyor disscharge
- Alat berat support dalam proses agglomerasi
1). Dua unit excavator Sumitomo PC 200
2). Satu unit wheel loader
3.4 Hambatan-hambatan
Hambatan operasi dibagi menjadi dua yaitu hambatan karena factor alat
dan hambatan karena factor manusia. Hambatan ini akan menyebakan
banyaknya kehilangan waktu operasi.
Hambatan ini adalah hambatan yang berasal dari faktor alat. Hambatan
ini terjadi karena alat mengalami kerusakan atau gangguan sehingga
12
diperlukan perbaikan dan alat terpaksa harus berhenti beroperasi.
Adapun hambatan yang termasuk kedalam jenis hambatan mekanis
yaitu penanganan kerusakan alat, servis, pengecekan alat dan antrian
alat muat dan angkut
13
BAB IV
DESKRIPSI HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Diagram alir proses kominusi PT. Serinding Sumber Makmur
14
Dari gambar di atas material sebelum di crusher dikumpulkan
terlebih dahulu di ROM pad, ROM pad adalah tempat pengumpulan
material sebelum di crusher, kemudian material dimasukkan kedalam
hopper crusher menggunakan Excavator PC 200, material akan melewati
vibrating feeder I. Pada vibrating feeder I material akan dipisah, yang sudah
berukuran kecil atau standar stockpile akan di bawa oleh conveyor VII
menuju COS ( Crushed ore stockpile) dan material yang masih bongkahan
akan dikecilkan lagi oleh Jaw Crusher hingga ukuran 12 cm, setelah
dikecilkan di Jaw Crusher material akan dibawa oleh Conveyor I dan II
menuju hopper lalu ke vibrating feeder di cone crusher HST , di Cone
Crusher HST material akan dikecilkan lagi menjadi ukuran 5-4 cm.
15
4.2 Fungsi Alat
4.2.1 Hopper
16
tinggi feeder 1.04 cm dan dinding feeder 1.20 cm .
4.2.3 Jaw crusher
17
Belt conveyor adalah ban berjalan yang berfungsi untuk
mengangkut material ke tahap selanjutnya.
18
4.2.6 Cone HST
19
4.2.8 Vibrating screening
20
4.2.10 Grizzly
21
4.2.12 Conveyor Feeder
22
Gambar 4.15 panel kontrol agglo
4.3 Hasil kegiatan
23
- Efektivitas waktu kerja crusher
𝑊𝑒
E= 𝑊𝑡 x 100%
We = 5,75 jam
Wt = 8 jam
5,75
E= x 100%
8
= 71,8 %
We = 3,16 jam
Wt = 8 jam
3,16
E= x 100%
8
=39,5 %
We = 3,3 jam
Wt = 8
3,3
E= x 100%
8
= 41%
We = 5,91
Wt = 8
24
5,91
E= x 100%
8
= 73,8%
We = 2,5 jam
Wt = 8 jam
2,5
E= x 100%
8
= 31,2%
We = 2,3 jam
Wt = 8 jam
2,3
E= x 100%
8
= 28,7%
We = 3,3 jam
Wt = 8 jam
3,3
E= 100%
8
= 41, 2%
25
Tabel 4.2.2 produksi agglo
= 73,9%
= 12,5%
= 37,5%
4.3.3 Faktor-faktor penghambat produksi alat crusher
- Cuaca
Cuaca hujan menjadi salah satu penghambat produksi crusher di PT.Serinding
Sumber Makmur, jika hujan turun maka alat crusher tidak bisa berproduksi,
hal tersebut dilakukan agar menghindari terjadinya penumpukan material
pada hopper dan feeder karena terkena air hujan.
26
- Material
Material juga menjadi salah satu faktor penghambat produksi crusher,
karena persediaan material batuan yang tidak banyak, material lebih
banyak mengandung lumpur (clay) yang menyebabkan material
menumpuk pada feeder dan hopper, sehingga menghambat waktu produksi
dan membuat alat crusher minim digunakan karena tidak adanya material
batuan.
- Ketersediaan alat berat support
Tidak tersedianya excavator untuk feeding material ke hopper crusher juga
menjadi penghambat tidak berproduksinya crusher. Karena keterbatasan
alat menyebabkan excavator untuk feeding material crusher di operasikan
ke proses penambangan lainnya yang lebih di prioritaskan.
4.3.4 Faktor-faktor penghambat produksi agglomerator
- Semen
Habisnya stok semen seringkali menjadi penyebab terhambatnya produksi
agglo, karena proses pengiriman semen banyak kendala di perjalanan.
- Cleaning dan maintenence
Proses cleaning dan maintenence harian lumayan memakan waktu, sehingga
produksi agglo menjadi tertunda.
- Kerusakan komponen alat agglo
Rusaknya salah satu komponen agglo seperti robeknya konveyor dan
rusaknya kabel di panel agglo menyebabkan agglo tidak dapat berproduksi.
27
BAB V
PENUTUP
4.4 Kesimpulan
4.5 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
HAKIM, R. N. (2020). Jurnal Himasapta. Jurnal Himasapta.
29
LAMPIRAN
A. ROMPAD
B. CRUSHING PLANT
C. AGGLOMERATOR
30
D. MAINTENANCE CONE HPT
31