VEMMI SAGITA
DISUSUN
OLEH:
ALICIA MARGARETA
203010202010
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satuan seperti kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan baik
secara lisan maupun tulis. Terdapat banyak sekali definisi bahasa dan definisi
tulis yang terstruktur untuk membentuk satuan yang lebih besar, seperti
morfem, kata dan kalimat, yang diterjemahkan dari bahasa Inggris: “the system
segala aspek makna yang tidak tercakup dalam teori semantik. Maksudnya,
makna setelah dikurangi semantik. Makna yang digeluti cabang ilmu bahasa
makna yang digeluti oleh cabang ilmu bahasa pragmatik yang terkait konteks
bahasa lain ketika sedang memakai bahasa tertentu, contohnya ketika sedang
lain seperti bahasa asing. Campur kode merupakan pemakaian dua bahasa atau
bahasa yang lain secara konsisten. Campur kode terjadi apabila di dalam
1983: 76).
dilakukan oleh penutur bukan semata-mata karena alasan situasi pada saat
kebahasaan. Campur kode digunakan bersama tanpa alasan dan biasanya terjadi
dalam situasi santai. Kalau dalam situasi formal juga dapat terjadi campur kode,
biasanya karena ketiadaan ungkapan yang harus digunakan dalam bahasa yang
sedang dipakai (Chaer, 2003: 74). Seseorang yang melakukan campur kode
mempunyai latar belakang tertentu, yaitu adanya kontak bahasa dan adanya
medium yang sedang berkembang di web TV. Salah satu contoh web TV yang
sedang populer di dunia nyata saat ini ialah Video dan YouTube. Setiap
jika dibandingkan dengan sinetron dan novel. Untuk sampai pada episode
ceritanya (Marseli, 1996). Sedangkan novel ialah cerita suatu yang dikemas
dalam bentuk prosa dengan ukuran yang luas dan memiliki alur cerita yang
Kaget Nikah adalah serial web Indonesia yang disutradarai oleh Vemmy
Sagita dan diproduksi oleh max picture. Serial ini dibintangi oleh Aurora
Ribero, Kevin Julio, Steffi Zamora, dan Fero Walandouw. Serial ini
ditayangkan perdana pada 23 Desember 2021 di WeTV dan iflix. Web series
Faktor terjadinya fenomena campur kode pada dialog tokoh utama di web
series ini adalah dikarenakan adanya bahasa yang disajikan oleh tokoh utama
ialah berupa campur kode baik dari segi kata, frasa, maupun klausa, yang mula-
tetapi, bahasa daerah tidak disebut dalam tuturan dialog pada web series ini.
Alasan peneliti memilih campur kode dalam web series Kaget Nikah
series Kaget Nikah ini sangat menarik karena saat tokoh-tokoh bertutur dengan
mitra tuturnya terdapat banyak wujud campur kode dalam bentuk kata, frasa,
dan klausa.
Maka dari itu, peneliti berupaya untuk meneliti wujud campur kode dalam
bentuk kata, frasa, dan klausa dan faktor-faktor penyebab terjadinya campur
kode pada tokoh utama dalam web series Kaget Nikah, karena sepengetahuan
peneliti campur kode dalam web series Kaget Nikah belum pernah diteliti, maka
dari itu peneliti tertarik untuk menelitinya. Berdasarkan analisis maka akan
dilakukan penelitian dengan aspek sosiolinguistik agar kajian ini fokus pada
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana wujud campur kode terdapat pada web series Kaget Nikah karya
Vemmi Sagita?
2. Apa saja faktor penyebab terjadinya campur kode dalam web series Kaget
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan wujud campur kode pada web series Kaget Nikah
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoretis
Secara teoretis penelitian ini menambah kajian teori campur kode yang
terjadi pada dialog lisan tokoh utama pada web series Kaget Nikah yang
2. Kegunaan Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian
campur kode.
peneliti mengenai campur kode yang terjadi pada tokoh utama pada web
sosiolinguistik selanjutnya.
E. Definisi Istilah
3. Campur kode merupakan pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling
secara konsisten.
medium yang sedang berkembang di web TV. Salah satu contoh web TV
yang sedang populer di dunia nyata saat ini ialah Video dan YouTube.
pada episode ceritanya (Marseli, 1996). Sedangkan novel ialah cerita suatu
yang dikemas dalam bentuk prosa dengan ukuran yang luas dan memiliki
KAJIAN PUSTAKA
A. Sosiolinguistik
kemasyarakatan, khususnya perbedaan atau variasi yang terdapat dalam bahasa yang
pemakaian (register). Variasi-variasi bahasa dari segi penutur yaitu idiolek, dialek,
dialek, kronoleg, dan sosiolek. Variasi bahasa yang berkenaan dengan tingkat,
golongan, dan status lunturnya (Chaer dan Agustina dalam Setyanto, 2016) membagi
terdiri dari dua unsur sosial dan linguistik. Unsur Sosio adalah sakar dengan sosial,
fungsi kemasyarakatan. Sedangkan unsur linguistik yaitu ilmu yang mempelajari atau
unsur itu titik oleh sebab itu, sosiolinguistik ialah studio atau pembahasan dari bahasa
sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat
dan kebudayaan tertentu titik dalam hubungan ini pernyataan hari Harimurti.
antara perilaku bahasa dan perilaku sosial. Perilaku bahasa dan perilaku sosial akan
tampak pada pemberian pola-pola pemakai bahasa dalam budaya tertentu, yang
Jadi kesimpulan dari pernyataan menurut para ahli diatas adalah sosiolinguistik
mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan penutur atau pemakai bahasa di dalam
masyarakat. Dari sinilah kita mengetahui perkembangan bahasa atau perubahan bahasa
sebagai akibat perkembangan masyarakat. Melalui bahasa dapat pula kita pergunakan
sosial kemasyarakatannya.
B. Campur Kode
Menurut pendapat Nababan (Dewantara, 2015: 32) campur kode dapat terjadi
karena beberapa faktor penyebab, di antaranya yaitu sebagai berikut: (1) Penutur dan
mitra tutur sedang berkomunikasi dalam situasi informal (santai), (2) Pembicara atau
untuk mencari pananan kata atau ekspresi dalam suatu bahasa. (5) Hubungan suatu
penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa ke bahasa yang lain untuk memperluas
gaya bahasa atau ragam bahasa. Menurut Chaer (2010:114), campur kode adalah
sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi dan
otonomiannya. Kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu hanyalah
berfungsi atau otonomian sebagai sebuah kode. Menurut Chaer (2010:115) mengutip
pendapat Thelander, campur kode adalah suatu peristiwa tutur klausa-klausa maupun
frasa-frasa yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses,
hybrid pharases), dan masing-masing klausa atau frasa itu tidak lagi mendukung
adalah berupa kata dasar, frase, serta klausa yang semuanya merupakan unsur yang
terdapat dalam analisis sintaksis, yaitu analisis tentang hubungan antara tanda-tanda
linguistik dengan hal-hal yang ditandainya atau analisis tentang makna atau arti
dalam bahasa. Kata dasar adalah kata yang belum mendapat tambahan yang berupa
imbuhan (afiks) yang termasuk jenis morfem bebas. Menurut Alwi, dkk (2003:36),
bahasa Indonesia memiliki empat kategori sintaksis utama; (1) verba atau kata kerja,
(2) nomina atau kata benda, (3) adjektiva atau kata sifat, (4) adverbia atau kata
keterangan.
Jadi dapat disimpulkan dari pendapat para ahli diatas, bahwa campur kode
merupakan penggunaan bahasa yang satu dengan bahasa yang lain atau pencampuran
bahasa tetapi tetap dalam konteksnya. Adapun penyebab terjadinya campur kode ini
salah satunya adalah karena berkomunikasi dalam keadaan informal. Adapun bentuk
dari campur kode ini terdiri dari kata, frasa dan klausa.
Percakapan:
Papah : Aku akan atur lagi siar kita yang selalu tertunda itu.
Mamah: Serius kamu, beneran bisa ninggalin semua, kita liburan? Hah?
Analisis:
Dalam percakapan tersebut menggunakan wujud data dalam tatanan kata. "Serius"
merupakan kata yang diambil dari bahasa Inggris jika diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia berarti "sungguh/beneran". Jenis campur kode yang ditemukan
dalam data ini adalah campur kode keluar (outer code mixing) merupakan campur
kode yang menyerap unsur dari bahasa asing. Penyebab terjadinya campur kode
tersebut adalah karena percakapan dalam situasi informal atau santai, serta kebiasaan
pengucapan kata sehari-hari.
Simpulan sementara:
Jadi simpulan sementara dari analisis di atas adalah bahwa percakapan yang
diucapkan merupakan bentuk dari campur kode dalam tataran kata. Dilihat dari
percakapan antara tokoh dan penyebab terjadinya campur kode tersebut adalah
karena situasi saat berkomunikasi yang informal serta kebiasaan dalam pengucapan
kata di kehidupan sehari-hari.
2. Campur kode berupa frasa
"Yes baby"
Percakapan:
Lalita: yang gue tahu adalah di usia itu, kita udah bisa ulang tahun tanpa orang tua
berempat di luar negeri
Analisis:
Dalam percakapan tersebut menggunakan wujud data dalam tataran frasa. "Yes
baby", atau "iya sayang". Hal tersebut menjelaskan bahwa penutur menjawab
pertanyaan dari lawan tuturnya dengan mengiyakan dan dengan menggunakan
bahasa yang santai, sehingga terjadilah campur kode. Jenis campur kode yang
ditemukan dalam data ini merupakan campur kode keluar (outer code mixing) yang
di mana campur kode ini menyerap unsur-unsur globalisasi. Dan penyebab
terjadinya campur kode ini dikarenakan penutur melakukan percakapan dalam
situasi informal.
Simpulan sementara:
Simple sementara dari data di atas adalah percakapan yang diucapkan merupakan
bentuk dari campur kode dalam tataran frasa. Dilihat dari percakapan yang dilakukan
antar tokoh. Penyebab dari terjadinya campur kode ini adalah karena dalam bertutur
penutur dan lawan tutur sedang dalam situasi informal.
Percakapan:
Kenapa? Karena usia itu adalah usia di mana wanita sudah bisa menikah.
Yang gue tahu adalah di usia itu kita udah bisa ulang tahun tanpa orang tua.
Analisis:
Dalam percakapan tersebut menggunakan wujud data pada tataran klausa. " No, i'm
sorry but no way". Merupakan yang diambil dari bahasa Inggris jika diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia berarti "tidak, saya minta maaf tapi tidak mungkin". Jenis
campur kode yang ditemukan pada data ini adalah campur kode keluar (outer code
mixing) yang merupakan campur kode yang menyerap unsur-unsur bahasa asing.
Penyebab terjadinya campur Koda tersebut adalah penutur dan mitra tutur sedang
berkomunikasi dalam situasi informal (santai).
Simpulan sementara:
Jadi simpulan dari analisis di atas bahwa wujud data yang dituturkan pada tataran
klausa yang diambil dari bahasa asing. Dilihat dari dialog yang dituturkan oleh tokoh
ketika bertutur dengan mitra tuturnya sedangkan penyebab dari terjadinya campur
kode tersebut ialah karena dalam berkomunikasi sedang dalam situasi informal.
kode dibagi menjadi tiga jenis. Bagian-bagian tersebut diuraikan oleh (Jendra, 2001)
sebagai berikut.
1) Campur Kode ke Luar (Outer Code Mixing)
Campur kode keluar (outer code mixing) merupakan campur kode yang menyerap
Campur kode ke dalam (inner code mixing) seorang penutur lebih banyak menyisipkan
unsur-unsur bahasa Daerah. Misalnya, dalam peristiwa campur kode tuturan bahasa
Campur kode campuran merupakan campur kode yang di dalamnya (klausa atau
bahkan kalimat) telah menyerap unsur bahasa Daerah dan bahkanbahasa Asing.
Campur kode adalah penyisipan suatu bahasa ke dalam bahasa lain yang lebih
dominan dalam suatu wacana. Ada berbagai faktor terjadinya campur kode. Kata-kata
1) Faktor Peranan
Peranan atau rangkaian perilaku maupun status sosial, pendidikan, serta golongan
dari peserta bicara atau penutur bahasa berpengaruh bagi penutur. Faktor ini menjadi
bagian penting terjadinya campur kode pada penutur karena adanya status sosial,
berpengaruh.
2) Faktor Ragam
Ragam ditentukan oleh bahasa yang digunakan oleh penutur pada waktu melakukan
Tampak pada peristiwa campur kode yang menandai sikap dan hubungan penutur
terhadap orang lain, dan hubungan orang lain terhadapnya termasuk faktor ini. Jendra
(1991: 134—135) mengatakan “setiap peristiwa wicara (speech event) yang mungkin
terja̶di atas beberapa tindak tutur (speech act) akan melibatkan unsur: pembicara dan
pembicara lainnya (penutur dan petutur), media bahasa yang digunakan, dan tujuan
pembicaraan”. Jendra (1991) ketiga faktor penyebab itu dapat dibagi lagi menjadi
4) Faktor Penutur
bahasa karena mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Seorang penutur juga
terkadang melakukan campur kode antara bahasa yang satu ke bahasa yang lain
5) Faktor Bahasa
Proses belajar mengajar media yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa
bahasa lain sehingga terjadi campur kode. Misalnya, dalam memberi penjelasan
dengan istilah-istilah atau kata dari bahasa daerah maupun bahasa asing yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahasa dari satu bahasa ke bahasa yang lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam
bahasa. Wujud campur kode yang terdapat dalam analisis campur kode pada web series
Kaget Nikah karya Vemmi Sagita adalah terdapat tiga wujud yaitu wujud campur kode
dalam tataran kata, wujud campur kode dalam tataran frasa, dan wujud campur kode
dalam tataran klausa. Sedangkan jenis campur kode yang terjadi dalam penelitian ini
adalah outer code mixing atau campur kode keluar, yaitu menyerap unsur-unsur bahasa
asing.
2. Penyebab terjadinya campur kode dalam penelitian ini salah satunya adalah karena
pada saat bertutur sedang dalam situasi informal. Dan juga terdapat beberapa faktor
sebagai penyebab terjadinya campur kode yaitu, 1) Faktor peranan, 2) Faktor ragam,
Adapun untuk saran dari penelitian ini adalah diharapkan kepada peneliti selanjutnya
agar bisa melanjutkan penelitian dengan mencari objek penelitian yang lain dan bisa
lebih baik dan berbeda dari penelitian sebelumnya. Sebaiknya mencari objek ataupun
Yanti, Beni. 2019. A. Pengertian Pragmatik. Studi Naskah Bahasa Arab, 35.
Alawiyah, A. 2016. Alih Kode dan Campur Kode dalam Acara Talk Show Just Alvin
di Metro TV dan Implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA,
17.
Bogdan, Robert C, dan Biklen Kopp Sari. 1982. Qualitative Reserch for Education: An
introduction to Theory and Methods, Allyn and Bacon, Inc: Boston London.
Susmita, N. 2015. Alih kode dan campur kode dalam pembelajaran bahasa Indonesia
di SMP Negeri 12 Kerinci. Jurnal Penelitian Universitas Jambi: Seri
Humaniora, 17(2), 43500.
Sriwahyuni, Niluh Putu. 2023. Analisis campur kode pewara podcast pada kanal
YouTube makna talks. Skripsi.
Mustikawati, D. A. (2016). Alih kode dan campur kode antara penjual dan pembeli
(Analisis pembelajaran berbahasa melalui studi sosiolinguistik). Jurnal
Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, 2(2), 23-32.
Usop, L. S., Perdana, I., Poerwadi, P., Diman, P., & Linarto, L. (2021). Campur Kode
Dalam Iklan Penawaran Barang di Forum Jual Beli Online Facebook Kota
Palangka Raya (Kajian Sosiolinguistik). ENGGANG: Jurnal Pendidikan,
Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 2(1), 18-31.
Aviah, N., Kuswardono, S., & Qutni, D. (2019). Alih kode, campur kode dan
perubahan makna pada integrasi bahasa Arab dalam bahasa Indonesia di film
†œSang Kiaiâ€(analisis sosiolinguistik). Lisanul Arab: Journal of Arabic
Learning and Teaching, 8(2), 135-139.
Siwi, G. W., & Rosalina, S. (2022). Alih Kode dan Campur Kode pada Peristiwa Tutur
di Masyarakat Desa Cibuaya, Kabupaten Karawang: Kajian
Sosiolinguistik. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(1), 1417-1425.