PROPOSAL ARTIKEL
Oleh
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang. ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................5
A. Kajian Pustaka ............................................................................................5
B. Penelitian yang Relevan............................................................................16
C. Kerangka Berpikir.....................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................19
A. Jenis Penelitian ...........................................................................................19
B. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................19
C. Data dan Sumber Data ...............................................................................19
D. Analisis Data ..............................................................................................21
BAB IV RANCANGAN HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI ....................22
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23
JURNAL TARGET..............................................................................................28
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah tuturan tak luput dari dinamika kehidupan sebab sebuah ujaran
mempunyai tujuan tertentu mengenai makna yang akan disampaikan. Hal ini
maksud dan tujuan dalam tindak tutur sesuai dengan fungsi bahasa yaitu sebagai
alat untuk berkomunikasi (Aditia et al., 2022). Pemahaman penggunaan bahasa
yang komunikatif, mudah dipahami, dan mencapai sasaran yang diinginkan (Aci,
2019). Linguistik sebagai bidang yang mengkaji tentang kebahasaan (Magfira &
Syam, 2021). Dalam hal ini, studi pragmatik sangat penting untuk dipelajari sebab
pragmatik mempelajari tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik.
Pragmatik sebuah kajian mengenai hubungan antara bahasa dengan konteks
yang mendasari pemahaman bahasa. Pragmatik pada hakikatnya studi terhadap
semua hubungan antara bahasa dan konteks (Nuramila, 2019; Pradana et al.,
2022). Studi bagaimana bahasa itu digunakan untuk berkomunikasi.
(Rosnaningsih, 2021) juga mengungkapkan bahwa pada prinsipnya, konsep
pragmatik mencakup tiga kata kunci yakni studi, maksud, dan tuturan. Artinya,
studi mengacu pada linguistik. Maksud mengacu pada penutur dalam
keinginannya. Keinginannya tersebut dapat dibangun melalui makna tuturan
dengan informasi tambahan dalam konteks. Tuturan mengacu pada tindak tutur
tertentu (Rosnaningsih, 2021).
Pemilihan deiksis dan makna tindak tutur dalam webseries sebab keduanya
memegang peranan yang sangat penting. Peran yang sangat penting dalam
mendeskripsikan hubungan antara bahasa dan konteks dalam struktur bahasa itu
sendiri (Anjani & Amral, 2021). Meskipun ada beberapa kajian dari pragmatik
antara lain deiksis, implikatur, presuposisi, tindak tutur, dan aspek-aspek struktur
wacana (Mutiadi & Respati, 2019). Deiksis memiliki acuan yang berpindah-
pindah tergantung pada posisi penggunaanya baik dari penutur maupun lawan
1
2
tuturnya (Maemunah & Akbar, 2021). Deiksis membuat makna bahasa menjadi
lebih efektif sehingga tidak mengakibatkan kerancuan dan tidak menyebabkan
timbulnya persepsi yang berbeda-beda pada penerima bahasa (A. Safitri et al.,
2021).
Pada realitanya, banyak penggunaan deiksis yang menimbulkan kerancuan.
(Agung et al., 2021) mengungkapkan bahwa masih banyaknya miskonsepsi dalam
penggunaan deiksis yang hampir mirip, seperti ‘kami’ dan ‘kita’ yang seringkali
tertukar atau penggunaannya dianggap sama. Dalam (Tonapa et al., 2018)
menyatakan bahwa adanya kesalahan deiksis dikarenakan kesulitan memahami
mengenai deiksis.
Tindak tutur suatu tindakan untuk menyampaikan, memberikan informasi,
atau cara mempengaruhi mitra tutur agar mengerti. Tindak tutur ilokusi salah satu
tindak tutur yang paling penting dalam kajian dan berkaitan erat dengan tuturan
(Frandika & Idawati, 2020). Tindak tutur ilokusi berupa tindakan menyatakan,
berjanji, minta maaf, mengancam, meramalkan, memerintah, meminta, dan lain
sebagainya (Stambo & Ramadhan, 2019). Oleh karena itu, tindak tutur menjadi
sentral seseorang dalam berbahasa terutama dalam hal kesantunan.
Penelitian mengenai makna tuturan sudah pernah diteliti sebelumnya oleh
(Dulang, 2022; Nomleni, 2020; Padje, 2021). Namun, dalam penelitian tersebut
hanya menjelaskan makna tuturan dalam ritual suatu budaya tertentu dan
dipercayakan menggunakan bahan-bahan yang memiliki kekuatan mistis. Ada
pula penelitian (Adhiguna et al., 2019; Indrayanti et al., 2019; Rasa et al., 2019)
yang menganalisis tindak tutur ilokusi saja. Kemudian (Nurleli & Rahmawati,
2020; Rahayu & Utari, 2022; Wirawati & Solikhah, 2021) melakukan penelitian
tentang deiksis saja.
Kebaruan dalam penelitian ini yakni penelitian makna tindak tutur ilokusi
melalui penggunaan deiksis belum pernah dilakukan. Selain itu, webseries
Imperfect 2 memiliki keunikan tersendiri karena adanya keanekaragaman bahasa
yang digunakan para tokoh atau pemain. Dalam webseries ini, penikmat
3
disuguhkan beberapa ujaran atau penggunaan bahasa seperti bahasa daerah Sunda,
Papua, Betawi, bahasa gaul, bahkan kata-kata yang puitis sehingga perlu dianalisis
untuk mengetahui makna tindak tutur ilokusi melalui penggunaan deiksis
(Setyawan et al., 2022).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan deiksis dalam webseries Imperfect 2 Episode
1-3?
2. Bagaimanakah penggunaan deiksis tersebut mampu memperjelas tindak
tutur ilokusi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengklasifikasikan penggunaan deiksis dalam webseries Imperfect 2
Episode 1-3.
2. Mendeskripsikan penggunaan deiksis tersebut mampu memperjelas tindak
tutur ilokusi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat baik secara teoretis maupun manfaat
praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
berikut.
a. Menambah wawasan pengetahuan terkait bidang pragmatik khususnya
deiksis.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam
menggunakan deiksis yang benar.
2. Manfaat Praktis
4
A. Kajian Pustaka
Penelitian dalam webseries Imperfect 2 Episode 1-3 berlandaskan pada
teori, teori yang dipaparkan berkeitan dengan penelitian ini yakni sebagai
berikut.
1. Pragmatik
Istilah pragmatik pertama kali digunakan oleh ahli filsafat bernama
Charles Morris. Filosof ini memang memiliki ketertarikan besar terhadap
ilmu yang mempelajari sistem tanda (semiotik). Dalam semiotik ini,
beliau membedakan tiga konsep dasar yaitu sintaksis, semantik, dan
pragmatik (Magfira & Syam, 2021). Sintaksis mempelajari korelasi
formal antara tanda-tanda. Semantik mempelajari korelasi tanda dengan
objek. Pragmatik mengkaji korelasi antara tanda dengan penafsir
(interpreters). Tanda-tanda yang dimaksud tersebut ialah tanda-tanda
bahasa (Magfira & Syam, 2021).
Disiplin ilmu linguistik yang menggunakan konteks sebagai alat
utama untuk memahami makna adalah pragmatik. Menurut Levinson
pragmatics is the study of the relations between language and context
that are basic to an account of language understanding (Saifudin, 2019)
“Pragmatik ialah kajian tentang hubungan antara bahasa dan konteks
yang menjadi dasar pertimbangan untuk memahami bahasa”. Levinson
juga membuat beberapa konsep lain tentang pragmatik, yakni pragmatics
is the study of those relations between language and context that are
grammaticalized, or encoded in the structure of language (Saifudin,
2019). “Pragmatik ialah kajian tentang hubungan antara bahasa dan
konteks yang digramatikalisasi atau dikodekan di dalam struktur bahasa”.
5
6
deiksis yang berguna untuk merujuk sesuatu, baik itu orang, barang,
atau keadaan sosial yang terjadi di masyarakat (Aditia et al., 2022).
Deiksis ialah ungkapan yang terikat dengan konteksnya. Sebuah
bentuk bahasa bisa dikatakan deiksis apabila acuan/rujukan/referen
berpindah-pindah atau berganti-ganti pada siapa yang menjadi
pembicara dan bergantung pula pada saat dan tempat dituturkannya
kata itu (Effendi, 2020). Sejalan dengan itu, (Nafisah et al., 2020)
mendefinisikan deiksis sebagai kata acuan dari beberapa aspek pada
konteks tuturan yang memiliki makna penting. (Aditia et al., 2022;
Rosnaningsih, 2021) menambahkan bahwa deiksis menjadi salah satu
dari fenomena pragmatik yang membicarakan kaidah-kaidah
penunjukan, baik yang menunjukan waktu, tempat, orang, masyarakat
yang penentunya adalah konteks.
Deiksis dapat menimbulkan keteraturan dan keefektifan dalam
berbahasa. Oleh karena itu, makna yang ingin disampaikan menjadi
jelas, tidak rancu serta tidak menyebabkan salah paham atau
kekeliruan pada pembacanya (Rosnaningsih, 2021).
Fungsi deiksis merujuk kepada fungsi bahasa secara umum.
Fungsi bahasa tersebut meliputi fungsi konatif, ekspresif, puitik, fatis,
dan referensial (Febriyanto et al., 2022). Fungsi ekspresif merupakan
fungsi deiksis yang berkaitan dengan pribadi pembicara. Fungsi
konatif merupakan fungsi deiksis yang difokuskan pada mitra bicara
dan bertujuan memengaruhi mitra bicara untuk melakukan sesuatu.
Fungsi referensial merupakan fungsi deiksis yang merujuk kepada
sesuatu di luar pembicaraan antara penutur dan mitra tutur. Fungsi
fatis digunakan untuk memelihara kontak antara penutur dan mitra
tutur (Febriyanto et al., 2022).
3.2 Jenis-Jenis Deiksis
11
deiksis waktu yang digunakan yakni lusa, kemarin, tadi, nanti, esok. Deiksis
wacana menggunakan kata itu dan ini yang mengacu pada bagian-bagian
tertentu dalam wacana (anafora atau katafora). Kemudian, dalam penelitian
tersebut memiliki empat fungsi deiksis yaitu fungsi referensial, fungsi emotif,
fungsi konatif, fungsi fatis.
Pada penelitian (Arnoi & Ashadi, 2021) menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Hasil dalam penelitian tersebut that temporal deixis is the most
frequent words found (31 deictic words or 38%), personal deixis appears
with 27 deictic words (33%), discourse deixis (12 deictic words or 15%),
social deixis (6 deictic words or 8%), and spatial deixis (5 deictic words or
7%) consecutively.
Perbedaan dari penelitian-penelitian di atas yaitu pada sumber data. Pada
penelitian (Ayudia et al., 2021) menggunakan sumber data film Guru-Guru
Gokil. Kemudian pada penelitian (Imelda, 2020) menggunakan sumber data
novel Halimun Seberkas Cahaya di Tanah Dayak Karya Rina Tri Handayani.
Sedangkan, pada penelitian (Arnoi & Ashadi, 2021) menggunakan sumber
data Ardhito Pramono’s songs atau lagu Ardhito Pramono.
18
C. Kerangka Pikir
Webseries
Penggunaan deiksis
Memperjelas makna
tindak tutur ilokusi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan analisis
tinjauan pragmatik. Penelitian ini akan membahas mengenai penggunaan
bentuk deiksis dapat memperjelas makna tuturan yang disampaikan oleh
penutur. Kalimat-kalimat dalam tuturan juga menjadi objek yang penting
dalam penelitian ini sebab sebagai salah satu bentuk produksi makna dalam
merepresentasikan sesuatu.
B. Data dan Sumber Data
1. Data
Data suatu masalah yang akan dipecahkan melalui sebuah penelitian
yang nantinya akan muncul hasil dari pemecahan masalah tersebut. Data
dapat disebut objek penelitian yang dijadikan fokus penelitian (Hayati et
al., 2019). Fokus penelitian ini berupa kalimat-kalimat tuturan. Data dari
penelitian ini ialah kalimat-kalimat tuturan dalam webseries Imperfect 2
Episode 1-3 yang mengandung deiksis.
2. Sumber Data
Sumber data utama yang digunakan sebagai objek dari penelitian ini
berupa dialog antar tokoh dalam webseries Imperfect 2 Episode 1-3.
Sumber data dapat dikatakan sebagai sarana untuk mendapatkan data-data
yang berguna untuk diteliti. Sumber data berisikan masalah yang nantinya
akan dipecahkan. Adapun sumber data sekunder berupa buku-buku,
jurnal, dan artikel yang mengandung teori pragmatik (deiksis). Sumber
data sekunder dapat dikatakan sumber data penunjang lainnya (Aisyah et
al., 2022).
C. Teknik Pengumpulan Data
19
20
Rancangan hasil dan diskusi dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai
berikut.
1. Deiksis Persona
Bentuk deiksis yang ditemukan dalam webseries Imperfect 2 Episode 1-3
deiksis pertama tunggal. Bentuk deiksis pertama tunggal meliputi aku, saya,
gue. Bentuk deiksis persona pertama tunggal terdapat pada kutipan berikut.
(1) Prita: Mar, semalem lo begadang ya? Gue kencing tengah malem, masih
kebangun lo.
Maria: Tidak, itu bukan saya.
Kutipan di atas membuktikan bahwa terdapat deiksis persona pertama
tunggal dalam webseries Imperfect 2 berupa kata gue dan saya. Kata gue dan
saya pada kutipan tersebut digunakan dalam situasi sehari-hari sebab tokoh
Prita berasal dari Jakarta dan tokoh Maria berasal dari Papua.
2. Deiksis Persona mampu Memperjelas Tindak Tutur Ilokusi
Bentuk memperjelas tindak tutur ilokusi asertif melalui penggunaan
deiksis persona ditemukan dalam webseries Imperfect 2 Episode 1-3. Bentuk
tindak tutur ilokusi melalui penggunaan deiksis persona terdapat pada kutipan
berikut.
(2) Prita, jangan begitu. Dia paksa-paksa saya.
Kutipan di atas membuktikan bahwa tindak tutur ilokusi asertif
mempunyai maksud dan makna tuturan. Penutur menegaskan dan
menyatakan bahwa dia yang memaksa penutur tersebut. Kemudian tuturan
ilokusi tersebut diperjelas melalui penggunaan deiksis persona yaitu dia dan
saya.
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Aci, A. (2019). Analisis deiksis pada novel sang pemimpi karya andrea hirata.
Jurnal Ilmiah Saravati, 1(1), 1–15.
Adhiguna, I. M. P., Susrawan, I. N. A., & Erawan, D. G. B. (2019). Analisis
tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi dalam proses pembelajaran bahasa
indonesia di kelas xi mipa 7 sma n 7 denpasar tahun pelajaran 2018/2019.
Jurnal Bakti Saraswati, 08(02), 204–211.
Aditia, R., Ramadhanil Qudsi, Z., & Asep, P. Y. U. (2022). Penggunaan ragam
deiksis pada naskah drama yang berjudul “legenda keong mas". Tabasa:
Jurnal Bahasa Sastra Indonesia Dan Pengajarannya, 3(1), 58–71.
https://ejournal.uinsaid.ac.id/index.php/tabasa
Agung, E. N. K., Wijayawati, D., & Pujihastuti, E. (2021). Deiksis dalam pidato
pembina upacara di sd negeri sidorejo sebagai bahan ajar materi pidato kelas
ix (kajian pragmatik). Prawara: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia, 2(1), 24–31. https://doi.org/10.20884/1.jpbsi.2021.2.1.4315
Aisyah, F., Suparmin, & Wicaksana, M. F. (2022). Religiositas tokoh utama
dalam novel merindu cahaya de asmtel karya arumi e. dan implikasinya.
Jurnal Membaca Bahasa Dan Sastra Indoneisa, 7(2), 165–174.
Anjani, N., & Amral, S. (2021). Deiksis waktu dalam novel si anak badai karya
tere liye. Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,
5(2), 247–255.
Arnoi, K. N., & Ashadi. (2021). The analysis of deixis on ardhito pramono’s
songs (analisis deiksis pada lagu ardhito pramono). Kandai, 17(2), 204–216.
https://doi.org/10.26499/jk.v17i2.3202
Ayudia, A. M., Ramadhani, L., & Lubis, R. W. (2021). Deiksis dalam film guru-
guru gokil: analisis pragmatik. Linguistik: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 6(1),
20–34.
Dulang, A. (2022). Makna tuturan ritual doang koa pada kelompok etnik kedang
di kecamatan buyasuri kabupaten lembata. Jurnal Lazuardi, 5(1), 56–69.
Effendi, D. I. (2020). Analisis deiksis ruang pada dosen fkip universitas samudra
dalam perspektif komunikasi antarbudaya. Komunikologi Jurnal
Pengembangan Ilmu Komunikasi Dan Sosial, 4(1), 1–9.
Febriyanto, D., Widodo, M., & Rahayu, E. P. (2022). Penggunaan deiksis dalam
kisah negeri lain karya kahlil gibran. Suar Betang, 17(1), 13–23.
Fitriya, N. I., Rahmawati, N., & Arifin, A. S. (2021). Tindak tutur ilokusi pada
novel zainy barakat karya gamal al ghitani (kajian pragmatik). Journal of
Arabic Learning and Teaching, 10(2), 89–95.
Frandika, E., & Idawati. (2020). Tindak tutur ilokusi dalam film pendek “tilik
(2018).” Pena Literasi, 1(14), 62–69.
Hayati, S. N., Sugiyanto, Y., & Kusumaningsih, D. (2019). konjungsi dalam
mugimantep struktur teks laporan hasil observasi kurikulum 2013. Klitika:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1), 11–23.
24
Imelda, R. (2020). Deiksis dalam novel halimun seberkas cahaya di tanah dayak
karya rina tri handayani. Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya, 4(4),
634–641.
Indrayanti, N., Haryadi, & Baehaqie, I. (2019). Tindak tutur ilokusi dalam wacana
naskah drama deleilah tak ingin pulang dari pesta karya puthut e.a. Jurnal
Sastra Indonesia, 8(1), 62–67.
Maemunah, S., & Akbar, V. K. (2021). Analisis deiksis dalam kumpulan cerpen
senja, hujan, dan cerita yang telah usai karya boy candra. Jurnal
Metamorfosa, 9(2), 270–284.
Magfira, & Syam, A. (2021). Penggunaan deiksis tempat dan waktu dalam novel
serendipity karya erisca febriani. Senarai Bastra, 1(April), 11–20.
Manganggung, F., Iroth, S., & Monoarfa, S. (2022). Makna tuturan dalam tradisi
tulude masyarakat sangihe dan implikasinya bagi pembentukan karakter
siswa. Kompetensi: Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Seni, 2(9), 1638–1646.
Musthofa, D., & Utomo, A. P. Y. (2021). Kesantunan berbahasa indonesia dalam
tindak tutur ilokusi pada acara rosi (corona, media, dan kepanikan publik).
Metamorfosis: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pengajarannya, 14(1),
28–36.
Mutiadi, A. D., & Respati, D. A. (2019). Deiksis dalam novel “rahwana” karya
anand neelakantan. Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,
14(1), 28–32.
Nafisah, D., Muliastuti, L., & Nuruddin. (2020). Deiksis persona dalam buku ajar
bipa sahabatku indonesia tingkat b2. Indonesian Language Education and
Literature, 5(2), 160–170. https://doi.org/10.24235/ileal.v5i2.5336
Nomleni, M. A. (2020). Bentuk, fungsi, dan makna tuturan ritual kaus nono,
dalam perkawinan adat dawan. Lingko PBSI Jurnal Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia, 2(1), 31–62.
Nuramila. (2019). Tindak tutur bahasa indonesia dalam unggahan media sosial
instagram @liputan6 (kajian pragmatik). Jurnal Universitas Negeri
Makassar, 1(1), 1–15.
Nurleli, D. Y., & Rahmawati, L. E. (2020). Bentuk deiksis tempat dalam iklan
belanja online. Linguistik: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 5(1), 41–48.
Padje, G. R. H. (2021). Makna tuturan ritual hapo ana pada masyarakat desa matei
kecamatan sabu tengah, kabupaten sabu raijua. Jurnal Pendidikan Bahasa
Dan Sastra Indonesia Universitas Flores, 2(2), 34–44.
Pradana, G. A. K. K., Adnyani, K. E. K., & Sadyana, I. W. (2022). Penggunaan
deiksis dalam anime koe no katachi karya yoshitoki oima. Jurnal Penelitian
Dan Pengembangan Sains Dan Humaniora, 6(2), 300–305.
https://doi.org/10.23887/jppsh.v6i2.43950
Rahayu, A. A., & Utari, R. (2022). Deiksis ruang dan waktu pada film stand by
me doraemon 2 karya takashi yamazaki. Silampari Bisa: Junal Penelitian
Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, Dan Asing, 5(2), 226–238.
Rasa, M. P. D. B., Andayani, & Ulya, C. (2019). Analisis tindak tutur ilokusi
25
dalam dialog naskah drama peace karya putu wijaya dan relevansinya dengan
materi ajar sastra di sekolah menengah atas. Basastra, 7(1), 27–42.
Rosnaningsih, A. (2021). Penggunaan deiksis pada novel my lecturer my husband
karya gitlicious. Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia, 10(2), 85–94.
Safitri, A., Widiyono, Y., & Rochimansyah. (2021). Deiksis dalam novel sumi
karya tiwiek sa serta relevansinya sebagai bahan ajar pembelajaran bahasa
jawa di sma. Piwulang: Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa, 9(2), 147–156.
https://doi.org/10.15294/piwulang.v9i2.49827
Safitri, R. D., Mulyani, M., & Farikah. (2021). Teori tindak tutur dalam studi
pragmatik. Jurnal Kabastra, 1(1), 59–67.
Saifudin, A. (2019). Teori tindak tutur dalam studi linguistik pragmatik. LITE:
Jurnal Bahasa, Sastra Dan Budaya, 15(1–16).
Santiung, W. (2019). Kesantunan berbahasa dalam tuturan novel personifikasi
sastra dan filsafat. Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and
Science, 1(3), 1–11.
Sasmaya, F. D. D. D., Suyitno, I., & Sunoto. (2019). Fungsi tuturan motivatif guru
dalam pembelajaran di SMA. Jurnal Pendidikan, 4(1), 13–22.
Setiyaningsih, M., & Rahmawati, L. E. (2022). Relevansi tuturan ekspresif
webseries “sore: istri dari masa depan” terhadap pembelajaran bahasa
indonesia di sma. Deiksis, 14(3), 274–290.
https://doi.org/10.30998/deiksis.v14i3.12363
Setyawan, E., Suryanto, E., & Ridho W. S, D. (2022). Analisis deiksis dalam
cerpen “jangan tanyakan tentang mereka yang memotong lidahku” karya
faisal oddang. Briliant: Jurnal Riset Dan Konseptual, 7(1), 64–78.
https://doi.org/10.28926/briliant.v7i1.724
Stambo, R., & Ramadhan, S. (2019). Tindak tutur ilokusi pendakwah dalam
program damai indonesiaku di tv one. Basindo, 3(2), 250–260.
Tamitiadini, D., & Lutfianto, D. (2019). Representasi brand identity dalam
webseries sebagai alternatif media periklanan. Jurnal Semiotika, 13(1), 22–
42.
Tonapa, Y., Anwar, M., & R, M. (2018). Analisis kesalahan penggunaan deiksis
dalam karangan sederhana bahasa jerman. Jurnal Pendidikan Bahasa Asing
Dan Sastra, 2(1), 55–62.
Utomo, A. P. Y., Haryadi, Fahmy, Z., & Indramayu, A. (2019). Kesalahan bahasa
pada manuskrip artikel mahasiswa di jurnal sastra indonesia. Jurnal Sastra
Indonesia, 8(3), 234–241.
Wirawati, D., & Solikhah, I. Z. (2021). Deiksis pada slogan dalam instagram
@kominfomagelang dan kaitannya dengan bahan ajar teks slogan. Semantik,
10(2), 163–176. https://doi.org/10.22460/semantik.v10i2.163-176
Wote, O. S., Iroth, S., & Polii, I. J. (2022). Makna tuturan tradsi mane’e analisis
kearifan lokal bagi masyarakat kepulauan talaud. Kompetensi: Jurnal Ilmiah
Bahasa Dan Seni, 2(6), 1428–1436.
26
Yasinta, F. N., Wahyuni, T., & Kusumaningsih, D. (2019). Ilokusi dan oedipus
kompleks dalam novel wanita titisan surga karya yunisa priono. Klitika:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1), 24–34.
27
JURNAL TARGET
Jurnal Sinta 3
1. Jurnal Diksa
2. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (JP-BSI)
3. Jurnal Dialektika