Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
DIKSI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I
 ELLSAIYOS F44121046
 MUHAMMAD MLIK FAJAR F44121067
 RICARD FAMAY F44121019
 SYAHRUL KHAIRI F44121079
 ZEN F44121094

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU 2021

1
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis ucapkan pada Allah SWT. Karena atas seizinNyalah
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Ejaan Bahasa Indonesia”
ini. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Bahasa Indonesia pada
semester 2 di Fakultas Teknik Elektro Universitas Tadulako.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut
membantu dalam doa dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah memberikan tugas, petunjuk kepada penulis sehingga dapat termotivasi
dan dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada
rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................................2

1.3 tujuan.....................................................................................................................................2

BAB II.........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Diksi.................................................................................................................................3
2.2 Persyaratan Diksi................................................................................................................................3
2.2.1 Pilihan Kata Yang Sesuai Dengan Kaidah Kelompok Kata/Frase..................................................4

BAB II.........................................................................................................................................9

PENUTUP...................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................9
3.2 Kritik dan saran..................................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah
sampai tertinggi, yaitu kata, frase, klausa, kalimat. Ketika menulis dan berbicara,
kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata
- kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan
seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata – kata yang digunakan dalam
komunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan
menggunkan kata – kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah –
kaidah yang benar.
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau
diksi.
Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa
Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan
maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa,
paragraf, dan wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, penggunaan diksi
atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama
untuk menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan
kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah
kata dapat juga frase atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat
pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga
disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga
memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi
sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai
makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam
setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika
seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan
menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun
dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu
keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-
memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap
makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya
digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis
1
(jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca
mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya
bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Diksi (Pilihan Kata)


2. penerapan diksi (pilihan kata) dalam kalimat ragam formal
3. pembahagian Diksi (Pilihan Kata)

1.3 tujuan
1. Mengetahui pengertian makna kata, diksi, dan gaya bahasa, serta kata
kajian dan kata poluler.
2. Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diksi


Nama lain pilihan kata/memilih kata adalah diksi.Diksi berarti pilihan kata
yang tepat dan selaras (cocok penggunaannya ) untuk mengungkapkan gagasan
sehingga memperoleh efek tertntu (seperti yang diharapkan )” (KBBI : 1994 )
Harimurti (1984) dalam Kamus Linguistic,menyatakan bahwa diksi adalah
pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di
dalam umum ataupun dalam karang- mengarang.
Diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam karang-mengarang,hal
tulis menulis,serta tutur sapa.Untuk memilih kata dengan baik,setiap orang harus
mengetahui kekayaan bahasa yang bersangkutan.Penguasaan kosa kata ini sangat
menentukan ketika seseorang ingin menyampaikan pikirannya kepada orang
lain.Orang yang sedikit saja menguasai kosa kata akan mengalami kesulitan
menyampaikan pesan,ide,maupun pokok pikiran kepada orang lain.
Dengan membukan dan membaca KBBI kita dapat mengetahui arti kata
canggih, dampak, kendala. Demikian pula dengan kamus itu dapat membedakan
arti kata melihat, memandang, memantau.Walaupun kata-kata ini
bersinonim,perbedaan artinya tetap ada.Semua keterangan mengenai hal ini tentu
dapat kita peroleh dari kamus standart bahasa Indonesia untuk saat ini.

2.2 Persyaratan Diksi


Dalam memilih kata ,ada 2 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu
persyaratan ketepatan dan kesesuaian.Tepat artinya kata kata itu dapat
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Disamping itu
ungkapan juga harus dapat dipahami pembaca dengan tepat , artinya tafsiran
pembaca sama dengan penulis. Persyaratan kesesuaian menuntut kecocokan antara
kata-kata yang dipakai dengan kesempatan dan keadaan pembaca.

Untuk memenuhi kedua persyaratan diatas, maka perlu diperhatikan:

1) kaidah kelompok kata /frase


2) kaidah makna kata
3) kaidah lingkungan social
4) kaidah karang mengarang

Keempat kaidah ini saling berkaitan dan saling mendukung sehingga


karangan atau tutur yang disampaikan kepada pembaca/pendengar bernilai serta
berbobot.Karangan yang bernilai/berbobot artinya yang mengungkapkan pikiran,
pendapat serta pemikiran dengan baik, tidak rumit dan tidak berbelit , serta
menggunakan pilihan kata/diksi yang baik dan tepat.Pikiran/pendapat yang
3
dituangkan dalam pernyataan yang tidak didukung oleh pemilihan kata/diksi yang
yang baik, selalu mengaburkan maksud yang hendak disampaikan dan selalau
membosankan pembaca/pendengar.Oleh sebab itu, pilihan kata memengang
peranan penting dalam karang mengarang dan bertutur sapa.Pilihan kata/diksi
sangat menentukan untuk menyampaikan ide yang diinginkan si penulis ataupun
si pembicara.

2.2.1 Pilihan Kata Yang Sesuai Dengan Kaidah Kelompok Kata/Frase

Pilihan kata/diksi yang sesuai dengan kaidah keompok kata/frase , seharusnya


pilihan kata/diksi yang tepat, seksama, lazim, dan benar.Keempat syarat ini harus
diperhatikan dengan cermat ketika kiat ingin memilih kata dengan baik dan benar.

1) Tepat
Pengertian tepat adalah pemilihan kata dengan menempatkannya pada
kelompoknya.Unsur tepat ini memungkinkan pembentukan kelompok baru.Unsur
tepat ini berhubungan dengan unsur lainnya.
Contoh:
Makna kata lihat denagn kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata
pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata.Kelompok kata
pandangan mata memang tepat susunannya sedangkan kelompok kata lihatan mata
tidak tepat susunannya. Jadi walau kedua kata itu bersinonim tetapi tidak dapat
saling menggantikan. Dengan kata lain , kedua kata itu merupakan pasangan
tertentu/khusus yang menimbulkan pengertian yang tepat.
2) Seksama
Pengertian seksama adalah makna kata yang harus benar dan sesuai dengan
apa yang hendak disampaikan.Unsur seksama lebih ditekankan pada unsure
kelompok katanya.

Contoh:
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi merupakan kata kata yang
bersinonoim .Kita biasa mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak
pernah mengatakan kata hari agung, ahri akbar maupun hari tinggi.Unsur seksama
ini berhubungan dengan makna kata serta berpaud dengan pengertian sinonim,
homonym, antonym, polisemi, dan hipermini.Kata kata sinonim biasa pula
diktakan dengan kata kata yang sama artinya.Walaupun demikian, dalam
kenyataannya ,hampir tidak ada dua patah kata yang sama besar artinya sehingga
dapat saling menggantikan.Kita ambil contohnya kata hamper dengan kata
dekat.Kedua kata itu selalu dikatakan bersinonim.Bentuk dia menghampiri saya
dapat diganti dengan dia mendekati saya.Makna kedua kata itu sama saja.Dengan
pengertian lain bahwa kata menghampiri disana dapat diganti dengan
mendekati.Namun , bentuk hari hamper malam tidak dapat digantikan dengan hari
dekat malam.
3)Perbedaan dialek regional
4
Kata handuk yang bersinonim dengan tuala,kata selop yang bersinonim dengan
kata seliper,kata butuh bersinonim dengan kata perlu.
4)Pengaruh bahasa asing
Kata kolosal bersinonim dengan kata besar,kata aula bersinonim dengan kata
ruangan,kata realita yang bersinonim dengan kta kenyataan
5)Perbedaan dialek sosial
Kata suami bersinonim dengan kata laki,kata istri bersinonim dengan kata
bini,kata mati bersinonim dengan kata wafat.
6)Perbedaan ragam bahasa
Kata membuat bersinonim dengan kata mengubah,kata sisten bersinonim dengan
kata pembantu,kata tengah bersinonim dengan kata madya.
7)Perbedaan dialek temporal
Kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan,kata kempa bersinonim
dengan kata stempel,kata peri bersinonim dengan kata hantu.
Homonim ialah kata yang bentuknya sama,tetapi rtinya beda atu tidak sama.
Contoh:
antara buku yang berarti kitab dengan buku yang berarti ruas,antara kata bisa
berarti dapat dengan bisa yang berarti racun.Oleh karena itulah kata buku dan bisa
yang pertama brhomonim dengan kata buku dan bisa yang kedua.Demikian
pulalah sebaliknya,karena yang homonim itu bersifat dua arah.Homonim ini
terjadi karna dua hal , yakni:
Pertama kata yang homonim itu berasal dari bahasa yang berlainan.Umpamanya
kata bisa yang berarti racun berasal dari bahasa Melayu,sedangkan kata bisa yang
berarti dapat berasal dari bahasa Jawa.Kedua,kata kata hominim itu terjadi karna
hasil proses morfologi.Misalnya ,kata bentukan mengukur dapat berarti
mempergunakan alat kukur disamping itu ada pula kata bentukan mengukur dapat
berarti mempergunakan alat ukur.Kata ventukan mengukur yang pertama berasal
dari proses pengimbuhan me- pada kata dasar kukur (me + kukur = mengukur)
sedangkan kata bentukan mengukur yang kedua berasal dari proses pengimbuhan
me – pada kata dasar ukur ( me + ukur = mengukur )
Homonim dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu homofon dan
homograf..Hmofon adalah kata yang bunyinya sama,tetapi tulisan dan artinya
berbeda.Contohnya kata bank denagnkata bang.Kedua patahan kata ini
mempunyai bunyi persis sama,tetapi dituliskan dengan bentuk yang
berbeda.Homograf adalah kata yang tulisannya sama,tetapi benyinya berbeda dan
juga mknnya berbeda.
Kata antonim berasal dari kata yunani,yaitu aroma yang berarti nama an anti yang
berarti melawan.Jadi secara harafiah antonim adalah dua patah kata yang
maknanya hampir agak berlawanan.Dikatakan agak karna sifat berlawanan dari
dua patah kata yang berntonim itu sangat relatif.Memang da kata kata yang
tampaknya mutlak berlawanan seperti antara kata atas dan kata bawah.Namun ada
juga kata kata yang tidak mutlak berlawanan seperti antara kata panjang dan kata
pendek.
Oleh karna itu memilih kata harus dibedakan dengan baik dan cermat kata kata
5
yang berlawanan ini.Kata-kata yang berlawanan ini menurut ungkapan pikirannya
dibedakan menjadi dua bagian ,yaitu a) kontradiksi serta b)
kontras/kontrer.ikatakan kontradiksi apabila dua pertanyaan tidak mungkin sama
sama besar dan sama sama salah.Dengan kata lain,salah satu dari pertanyaan itu
dikatakan benar dan yang lainnya tidak benar.Jadi,di dalam kontradiksi hanya ada
satu pilihan yang benar.Umumnya, bentuk kontradisi ini dinyatakan dengan kata
bukan atau tidak.

Contoh:
Dua hari yang lalu adik memakan mangga itu.
Dua hari yang lalu adik tidak memakan mangga itu.
Kemudian dikatakan kontras apabila salah satu dari pernyataan mungkin benar
atau mungkin juga keda pernyataan itu salah.Oleh sebab itu, tidak mungkin kedua
pernyataan itu benar,tetapi salah satu mungkin benar atau dapat pula terjadi kedu
pernyataan tu salah.
Contoh:
Kata ayah,”itu sebuah kuini.”
Kata ayah,”itu sebuah kuini.”
Polisemi berarti sepatah kata mempunyai banyak arti atu mempunyai rti lebih dari
satu.Polisem dengan pengertian sepatah kata yang lebih dari satu ini timbul karna
sepatak kata yang asal-usulnya sama ini dipergunakan dalam bentuk yang
berbeda.Dalam polisemi dapat terjadi hal-hal seperti berikut

A.Sepatah kata dapat berarti lebih dari satu


Mislnya kata kepala yang berarti bagian atas tubuh manusia,tempat mata , hidung ,
dan tumbuhnya rambut tetapi dapat juga berarti orang yang menjadi pemimpin
dalam sebuah kantor.
B.Kata yang mempunyai arti petunjuk benda tertentu dipakai untuk memberi
keterangan benda lain.
Umpamanya bagian-bagian tubuh manusi seperti pinggang leher, kaki, serta
mulut.Kata kata tersebut digunakan untuk memberi keterangan untuk benda lain
dengan dasar perbandingan yang sama seperti terdapat pada pinggng perahu,,
leher botol , kaki meja, dan mulut sungai.Pinggang terdapat pada bagian tengah
bujur vertikal tubuh manusia dn kemudia pinggang perahu terdapat di tengah
bujur horizontal tbuh perahu. Perbandingan kata seperti itu temasuk dalam
metafora yaitu gaya perbandingan yang melukiskan suatu hal atau benda lainnya
erdasarkan adanya kesamaan sifat, keadaan, ataupun ciri ciri penandanya.

C.Sepatah kata konkret dapat pula dipergunakan untuk suatu pengertian abstrak.
Misalnya,kata-kata menyala, meluap, serta berkobar pada bentuk-bentuk berikut
ini.
Kemarahan abang menyala-nyala karna anak itu diam seribu bahasa
6
Keinginan adik meluap-luap untuk mengikuti acara pelantikan itu.
Semangat mahasiswa berkobar-kobar dalam menuntut penyelesaian masalah itu.
D.Kata yang sama berubah artinya karena berbeda indra yang menerimanya.gejala
seperti ini biasa disebut gejala sinstesia.
Misalnya kata pdas dan manis alam kalimat berikut ini
Kata-kata ayah si Amir sangat pedas untuk anak yang seusia seperti itu
Cabai itu sudah sangat tentu pedas apalagi dicmour denagn merica.
Rasa teh itu sangat manis karena diberikan gulu yang sangat banyak.

Hipermini adalah kata kata yang maknanya mencakup makna kata-kata lainnya.
Misalnya kata bunga melingkupi makna kata anggrek, mawar, kamboja. Kata
yang berhipermini selalu ersifat umum karena maknanya meliputi sejumlah makna
kata lainnya. Untuk itu dalam memilih kata, kita harus memiliki kecermatan dan
ketelitian agar kata-kata yang kita pilih itu maknanya tepat. Oleh sebab itu,
seandanya kita hendk mengatakan ‘mau membawa anggrek’ sebaiknya pilih kata
anggrek jangan kata bunga. Kalau kita memilih kata bunga pengertian yang
diterima orang lain yang kita ajak berkomunikasi menjadi ’mau membawa
dari,’bunga’ yang erupakan hipermini dari ‘mau membawa anggrek’.
Kebalikan hipermini yaitu hiponim.Hiponi adalah kata-kata yang maknanya
termasuk didalam makna kata kata lainnya.Misalnya, makna kata merah sudah
termasuk serta merupakan bagian di dalam makna kata warna.
8)Lazim
Maksud lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia.Kelompok
kata ataupun pengelompokan kata yang seperti itu memang sudah lazim dan
dibiasakan dalam bhasa Indonesia.
Oleh karna itu, didalam sebuah karangan janganlah dipergunakan ungkapan, frase
serta kata-kata yang belum menjadi milik Indonesia.Kata yang tidk azim dalam
bahasa Indonesia apabila dipergunakan juga dalam sebuah kalimat aan
membingungkan dan mengacaukan pengertian saja.
Contoh:
Kata makan dan santap bersinonim , Akan tetapi tidak dapat mengatakan anjing
bersantap sebagai sinonim anjing makan.Kedua kata ini mungkin tepat
pengelompokannya,tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan
pemakaiannya.
9)Benar
Yang dimaksud dengan benar adalah pilihan kata itu harus mempunyai bentuk
yang sesuai dengan kaidah–kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Kata-
kata yang kita pilih harus mematuhi aturan tata bahasa Indonesia.
Contoh:
Kata pengrusak dan pengrusak rumah,merubah dan merubah rencana, serta
penetrapan dan penetrapan teknologi adalah kata kata yang tidak benar atau kata
yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia.Seharusnya kata – kata ini
7
adalah perusak didalam bentuk perusak rumah, mengubah didalam bentuk
mengubah rencana, dan penerapan didalam bentuk enerapan teknologi.

8
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan


pangguna bahasa yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui,
menguasai dan penggunaan kata aktif dan efektif kepada pembaca dan
pendengarnya.
3.2 Kritik dan saran

a.Kritik
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya sering
kali masyarakat dihadapkan pada situasi dan kokondisi berbahasa yang tidak
mendukung.Maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah
tata bahasa Indnesia yang baik danbenar dalam komunikasinya sehari
hari,masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah.

b.Saran
Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya
mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata
(termasuk kata asing termasuk akronim), begitu juga dengan pemilihan kata
(diksi) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia,
pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai