Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

PENGGUNAAN TINDAK TUTUR DALAM BAHASA KAIDIPANG PADA DESA


BUROKO
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Metodologi Penelitian”

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Supriyadi, M.Pd

Oleh :
Sri Khusnul Khatimah
(311421097)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini. Proposal ini disusun sebagai bagian
dari upaya kami untuk mengembangkan dan memperkuat penggunaan tindak tutur dalam Bahasa
Kaidipang di Desa Buroko.

Desa Buroko merupakan sebuah desa yang kaya akan kebudayaan dan warisan budaya
yang unik. Salah satu aspek yang memperkaya kebudayaan Desa Buroko adalah Bahasa
Kaidipang, bahasa lokal yang digunakan oleh masyarakat setempat. Namun, dalam beberapa tahun
terakhir, penggunaan Bahasa Kaidipang telah mengalami penurunan yang signifikan akibat
pengaruh bahasa-bahasa luar dan perubahan pola komunikasi masyarakat.

Penulis ucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Supriyadi, M.Pd selaku dosen
pengampuh mata kuliah Metodologi Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia, kepada bapak Prof.
Dr. Karmin Baruadi M.Hum dan bapak Dr. Muslimin S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing
kegiatan kuliah lapangan. Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan proposal ini.
Terima kasih kepada masyarakat Desa Buroko yang telah berbagi pengetahuan dan pengalaman
mereka. Terima kasih juga kepada tim peneliti yang telah bekerja keras untuk mengumpulkan dan
menganalisis data.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan yang terdapat didalamya.
Penulis hanyalah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna karena sesungguhnya kesempurnaan
hanya milik Allah SWT. Penulis juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca
untuk menjadi bahan pertimbangan perbaikan proposal.

Gorontalo, 23 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Konteks Penelitian ..................................................................................................... 1


1.2. Fokus Penelitian......................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 2
1.5. Definisi Operasional .................................................................................................. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................. 4

2.1. Kajian Relevan Sebelumnya ....................................................................................... 4


2.2. Kajian Teori ............................................................................................................... 4

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 7

3.1. Pendekatan Penelitian ................................................................................................ 7


3.2. Jenis penelitian........................................................................................................... 7
3.3. Data dan Sumber Data ............................................................................................... 7
3.4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 8
3.5. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Konteks Penelitian

Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting keberadaannya. Setiap manusia tentunya
membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna sebagai interaksi dan alat bertutur dalam
kehidupan bermasyarakat. Kehadiran bahasa ditengah-tengah masyarakat sangat berguna sebagai
alat penghubung antar anggota masyarakat. Hal ini sejalan dengan dengan pendapat Badudu
(dalam Nurbiana, 2005:8) menjelaskan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau alat
komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan
pikiran, perasaan, dan keinginannya.

Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang bersifat arbirter (manasuka) digunakan dalam
masyarakat dalam rangka untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Berbahasa berarti menggunakan bahasa berdasarkan pengetahuan tentang adat atau sopan santun.

Bahasa merupakan suatu sistem simbol lisan yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat
bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama, berlandaskan pada budaya yang
mereka miliki bersama (Dardjowidjojo, 2005:16).

Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Bahasa tidak
hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan identitas dan budaya suatu komunitas.
Di Indonesia, terdapat beragam bahasa daerah yang menjadi bagian dari kekayaan budaya negara
ini. Salah satu bahasa daerah yang memiliki nilai historis dan kultural adalah Bahasa Kaidipang
yang digunakan oleh masyarakat Desa Buroko.

Desa Buroko merupakan sebuah desa yang terletak di daerah pedesaan yang kaya akan
tradisi dan kearifan lokal. Bahasa Kaidipang telah digunakan secara turun temurun oleh penduduk
desa ini sebagai alat komunikasi sehari-hari. Namun, dengan perkembangan zaman dan adanya
dominasi Bahasa Indonesia, penggunaan Bahasa Kaidipang di masyarakat mulai tergeser dan
terancam punah.

1
Untuk menjaga keberlangsungan Bahasa Kaidipang dan melestarikan warisan budaya Desa
Buroko, diperlukan upaya yang sistematis dan terarah. Penggunaan tindak tutur dalam Bahasa
Kaidipang menjadi salah satu langkah penting dalam mempertahankan keberadaan bahasa ini serta
menghidupkan kembali identitas budaya lokal.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti melakukan penelitian terhadap penggunaan tindak


tutur dalam bahasa kaidipang di Desa Boroko. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan bagi pembaca dan mengetahui bagaiman pengaruhnya terhadap bahasa
kaidipang.

1.2. Fokus Penelitian

Adapun fokus utama dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi penggunaan Bahasa Kaidipang di Desa Buroko saat ini?


2. Apa manfaat yang dapat diperoleh melalui penggunaan tindak tutur dalam Bahasa
Kaidipang di Desa Buroko?
1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mempertahankan dan menjaga keberlangsungan bahasa kaidipang sebagai warisan budaya


Desa Buroko. Dengan mengaktifkan penggunaan bahasa kaidipang dalam tindak tutur
sehari-hari.
2. Menghidupkan kembali penggunaan bahasa kaidipang, serta untuk memperkuat identitas
bahasa kaidipang Desa Buroko
1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada seluruh pihak-pihak tertentu sebagai
berikut.

a. Manfaat bagi Peneliti


Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pada ragam bahasa dan dapat
dijadikan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang sama.
b. Manfaat bagi Mahasiswa

2
Penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa agar bisa dijadikan sebagai bahan referensi
ketika melakukan penelitian yang sama.
c. Manfaat bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan mempeluas wawasan tentang ilmu
penggunaan bahasa pada pelajaran sosiolinguistik sehingga sudah ada bekal untuk
kedepannya.
d. Manfaat bagi Pembaca
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan para pembaca mengenai pengaruh bahasa
Indonesia terhadap penggunaan bahasa Kaidipang pada masyarakat di Desa Boroko.
1.5. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk memudahkan para pembaca dalam memahami istilah
yang ada pada penelitian. Istilah yang didefinisikan adalah sebagai berikut.
a. Penggunaan tindak tutur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tuturan yang
mengandung maksud atau paksaan ilokusi dan mempengaruhi lawan bicara atau
pendengarnya. Tindak tutur dapat berupa bunyi, kata, frasa, kalimat, atau tuturan yang
mempunyai maksud tertentu dan mempengaruhi pendengarnya.
b. Bahasa Kaidipang merupakan bahasa daerah dari masyarakat Kaidipang itu sendiri
termasuk di Desa Boroko yang sudah dilakukan penelitian.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Terhadap Penelitian yang Relevan Sebelumnya

Sebelum dirumuskannya penelitian ini, tentunya sudah ditelusuri secara mendalam tentang
tindak tutur. Namun, yang menjadi perbedaan adalah dari segi objek yang diteliti dan teori yang
digunakan. Penelitian yang relavan sebelumnya yang mengkaji tentang tindak tutur pernah
dilakukan oleh: Rominar Shiotang dengan judul penelitian “Aneka Tindak Tutur Interaksi Sosial
di Pasar Tradisional Aksara Medan” Tujuan penelitian ini merupakan mendeksripsikan tindak
tutur interaksi sosial di Pasar Tradisional Aksara Medan, mendeskripsikan aneka tindak tutur yang
terjadi dalam interaksi sosial di Pasar Tradisional Aksara Medan, Mendeskripsikan dan
menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak tutur interaksi sosial di Pasar
Tradisional Aksara Medan. Metode yang digunakan dalam penlitian ini adalah metode deskriptif
dan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini tindak tutur yang diperoleh dari peristiwa tutur
pedagang dan pembeli yang melakukan interaksi jual beli di Pasar Aksara Tradisional Medan. Alat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah manusia, alat rekam dan buku catatan. Tindak tutur
yang dipakai dalam interaksi sosial di pasar tradisional Aksara Medan yaitu tindak lokusi dan tidak
perlokusi. Tindak tutur yang paling dominan yang terdapat dalam interaksi sosial di pasar Aksara
Medan adalah tindak tutur direktif. Terdapat dalam interaksi sosial di pasar Aksara Medan. Ada 8
pola pasangan berdampingan/bersesuaian.

2.2. Kajian Teori


2.2.1 Hakikat Tindak Tutur

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa tindak tutur adalah segala tindak
yang dilakukan seseorang dalam berbicara. Richard (1995) mengemukakan bahwa tindak tutur
(dalam arti yang sempit sekarang) adalah istilah minimal dari pemakaian situasi tutur/peristiwa
tutur/tindak tutur. Ketika kita berbicara, kita melakukan tindakan-tindakan seperti memberi
laporan, membuat pernyataan-pernyataan, mengajukan pertanyaan, memberi peringatan, memberi
janji, menyetujui, menyesal dan meminta maaf. Pada bagian lain ia juga mengemukakan bahwa
tindak tutur dapat diberikan sebagai sesuatu yang sebenarnya kita lakukan ketika berbicara. Ketika
kita terlihat dalam percakapan, kita melakukan beberapa tindakan seperti: melaporkan,

4
menyatakan, memperingatkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, mengkritik, meminta
dan lain-lain. Suatu tindak tutur dapat didefinisikan sebagai unit terkecil aktivitas berbicara yang
dapat dikatakan memiliki fungsi.

Tindak tutur merupakan aksi (tindakan) dengan menggunakan bahasa (Djajasudarma,


1994:63). Bahasa digunakan pada hampir semua aktivitas. Kita menggunakan bahasa untuk
menyatakan informasi (permohonan informasi, memerintah, mengajukan, permohonan,
mengingatkan, bertaruh, menasehati, dan sebagainya). Kemudian tindak tutur (istilah
Kridalaksana penuturan atau speech act, speech event) adalah pengajaran kalimat untuk
menyatakan agar suatu maksud dari pembicara diketahui oleh pendengar (Kridalaksana,
1984:154). Richard (1995) mengemukakan bahwa tindak tutur (dalam arti yang sempit sekarang)
adalah istilah minimal dari pemakaian situasi tutur/peristiwa tutur/tindak tutur.

Ketika kita berbicara, kita melakukan tindakan-tindakan seperti memberi laporan,


membuat pernyataan-pernyataan, mengajukan pertanyaan, memberi peringatan, memberi janji,
menyetujui, menyesal dan meminta maaf. Pada bagian lain ia juga mengemukakan bahwa tindak
tutur dapat diberikan sebagai sesuatu yang sebenarnya kita lakukan ketika berbicara. Ketika kita
terlihat dalam percakapan, kita melakukan beberapa tindakan seperti : melaporkan, menyatakan,
memperingatkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, mengkritik, meminta dan lain-lain.
Suatu tindak tutur dapat didefinisikan sebagai unit terkecil aktivitas berbicara yang dapat dikatakan
memiliki fungsi.

2.2.2 Jenis Jenis Tindak Tutur


Kajian Austin merinci tindak tutur menjadi beberapa kelompok. Di antaranya adalah
sebagai berikut:
a. Representative (representatif): tindak tutur yang memeriksa suatu keadaan atau peristiwa:
Pernyataan, dugaan, laporan, pemerian. Tindak tutur ini dapat saja benar atau salah.
Misalnya: Ini namanya lumpia (padahal mestinya : risoles).
b. Commissive (komisif): tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melakukan sesuatu:
janji, sumpah, ancaman. Misalnya: Siapa saja yang ketahuan nyontek,langsung saya kasih
E.

5
c. Directive (direktif): tindak tutur yang dimaksudkan agar pendengarnya melakukan suatu
tindakan. Seperti minta tolong, perintah, menantang, mengundang. Misalnya: Harap
Tenang.
d. Declaration (deklarasi): tindak tutur yang dapat mendatangkan atau mengubah suatu
keadaan. Seperti pembabtisan, pengukuhan, keputusan. Misalnya : Saudara kami nyatakan
lulus menjadi doctor.
e. Expressive (ekspresif): tindak tutur yang menunjukkan keadaan psikologis atau sikap
penuturnya. Seperti member salam,minta atau memberi maaf, ucapan selamat, ucapan bela
sungkawa, memberi pujian. Misalnya: Maaf, pak, saya terlambat (Searle (1981).

2.2.3 Fungsi Tindak Tutur

Tindak tutur merupakan salah satu bentuk bahasa yang memiliki fungsi yang penting bagi
manusia, terutama fungsi komunikatif. Menurut Tarigan (2015), tindak tutur memiliki beberapa
fungsi, antara lain yaitu:

a. Fungsi Instrumental. Fungsi instrumental melayani pengelolaan lingkungan, menyebabkan


peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.
b. Fungsi Regulasi. Fungsi tuturan sebagai alat untuk mengaturkan tingkah laku orang.
Misalnya persetujuan, celaan, dan ketidaksetujuan.
c. Fungsi Representasional. Fungsi tuturan untuk membuat pernyataan-pernyataan,
menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan melaporkan, dengan
perkataan lain menggambarkan realitas yang sebenarnya, seperti yang dilihat seseorang.
d. Fungsi Interaksional. Fungsi tuturan dalam menjalin dan memantapkan hubungan antara
penutur dan petutur.
e. Fungsi Personal. Fungsi tuturan dalam mengekspresikan perasaan, emosi, pribadi, serta
reaksireaksi yang dalam.
f. Fungsi Heuristik. Fungsi heuristik digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan
mempelajari seluk beluk lingkungan dan seringkali disampaikan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang menuntut jawaban.
g. Fungsi Imajinatif. Fungsi tuturan dalam menciptakan sistem-sistem atau gagasan-gagasan
yang bersifat imajinatif.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedekatan deskriptif kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2002:3) yang menyatakan “metodologi
kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif yang
menggunakan data lisan suatu bahasa memerlukan informan. Pendekatan ini memungkinkan
peneliti untuk memahami pengalaman dan makna yang terkandung dalam penggunaan Bahasa
Kaidipang di Desa Buroko dengan cara mendalam dan kontekstual. Dengan kata lain, penelitian
ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.

3.2. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sejenis penelitian yang temuan-


temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Pendekatan
yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dalam bentuk mengumpulkan
data dengan tertulis atau lisan dari informan yang diteliti.

Pendekatan kualitatif menurut Kriek dan Miller dalam buku Moleong menjelaskan bahwa
pendekatan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang bergantung
pada pengamatan manusia dalam kawasannya dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasa dan peristilahannya.

3.3. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini bersifat primer, artinya sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara maupun hasil observasi dari suatu
objek. Data penelitian berupa adanya wawancara yang terjadi dan yang tercipta antara komunikasi
orang di Desa Boroko.

7
3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yakni ada lima teknik yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2018 : 224) yaitu, teknik simak libat cakap, teknik observasi, teknik rekam, teknik catat,
dan teknik dokumentasi.

a. Teknik Simak Libat Cakap


Pada tahap ini, peneliti menggunakan metode mendengarkan informan untuk
mendapatkan data, kemudian peneliti mencatat semua data yang didapatkan. Peneliti
juga berpartisipasi dalam mengarahkan pada hal-hal yang memerlukan informasi. Oleh
karena itu, peneliti akan mendapatkan gambaran langsung tentang bahasa yang
digunakan yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian.
b. Teknik Observasi
Observasi merupakan kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Dalam
melakukan observasi peneliti memilih suatu cara dengan pengambilan data melalui
pengamatan langsung terhadap situasi atau peristiwa yang ada di lapangan.
c. Teknik Rekam
Teknik rekam yang digunakan dalam penelitian ini adalah selain mencatat, peneliti juga
merekam percakapan yang terjadi diantara masyarakat Boroko yang sedang
berkomunikasi langsung dilingkungan sekitar. Sehingga peneliti dapat lebih mudah
memperoleh data terkait masalah yang terdapat dalam penelitian.
d. Teknik Catat
Pada tahap ini, peneliti mencatat semua data-data yang terekam pada saat terjadinya
komunikasi langsung antar masyarakat Boroko, sehingga peneliti dapat dengan mudah
memperoleh data yang lebih akurat.
e. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan
onformasi dalam bentuk dokumen dan keterangan yang dapat mendukung penelitian.
Perlu adanya dokumentasi untuk dapat membuktian bahwa peneliti benar-benar
melakukan penelitian. Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti menggunakan kamera
ponsel pribadi untuk mengumpulkan data yang lebih akurat.

8
3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dan memilih mana yang penting
serta mana yang perlu dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami (Sugiyono,
2007: 333-345). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif
yang digunakan peneliti sebagaimana yang dikemukakan Miles dan Hubberman (Sugiyono,
2007:204) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir adalah
penarikan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut.

a. Reduksi data
Reduksi data merupakan penyerderhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan
dan keabsahan data mentah menjadi informasi yang bermakna, sehingga memudahkan
penarikan kesimpulan.
b. Penyajian data
Penyajian data yang sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk naratif.
Penyajian penyajian data berupa sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis
dan mudah dipahami.
c. Kesimpulan dan Verifikasi Data
Menurut Sugiyono (2019), kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kemudian apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten
saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan
dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang belum pernah ada
(Sugiyono, 2019).

9
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Syukur Abd. (1993). Kajian tindak tutur. Surabaya: Usaha Nasional.

Arifiany, Nurinna dkk. (2016). Pemaknaan Tindak Tutur Direktif. Jurnal, Semarang: Universitas
Diponegoro

Sumarsono dan Partana, P. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda.

Tarigan, H.G. 2015. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Suatu Perkenalan Awal. Rineka Cipta.
Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai